PEMBUATAI\I PESTISIDA BIOLOGIS Oleh : Dr.Ilernayantir M.Si Fekultas Biologi Unsod Jl dr' Suparno 63 Purwokerto 53122 I. PENDAHIILUAI\I Selain faktor pemupukan, faktor lain yang mempunyai peran besar dalam kontibusinya terhadap proses degradasi lahan maupun ekosistem secara luas adalah aktivitas penyemprotan pestisida sintetik yang bersifat racun dan sulit terurai. Dalam aplikasinya, para petani melakukan penyemprotan pada tanaman menggunakan pestisida sintetik untuk membunuh hama maupun penyakit yang mengganggu tanaman budidayanya, namun pada kenyataannya, tidak semua hama dan penyakit dapat diatasi secara tuntas. Akibat yang ditimbulkan adalah hama maupun penyakit yang tidak mati, akan menurunkan generasi yang tahan lama (resisten) terhadap jenis pestisida yang disemprotkan. Selanjutnya untuk mengatasi hama dan penyakit yang semakin kebal tersebut, para petani meningkatkan dosis penyempfotannya sampai berlipat gand4 meskipun untuk mendapatkan pestisida, petani harus mengeluarkan biaya yang mahal. Hal tersebut akan terus berulang selama petani masih membudidayakan tanaman dan akan menyebabkan munculnya generasi hama yang sangat kebal atau resisten. Jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus, pada akhirnya petani juga yang akan terkena dampaknya. Dampak aktivitas penyemprotan menggunakan pestisida sintetik tidak hanya akan memacu terbentuknya generasi hama yang kebaVresisten, tetapi juga dapat menyebabkan matinya berbagai organisme penyubur tanah. Akibatnya, semakin laina tanah akan semakin kritis dan tidak produktif. Penggunaan pestisida sintetik juga dapat membunuh organisme maupur mikroorganismee predator alami hama maupun penyakit tanaman. Jika banyak organisme dan mikroorganismee predator alami hama dan penyakit tanaman yang ikut mati, maka rantai makanan dalam ekosistem tersebut akan terputus, akibatnya munculah hama dan penyakit baru bio.unsoed.ac.id dalam ekosistem tersebut ( ledakan hama ) dan pencemaran ekosistem. pencemaran ekosistem oleh penggunaan pestisida sintetik dapat terjadi melalui berbagai sarana perantara antara lain l.Ikut : terbawa aliran air bawah tanah yang selanjutnya terdistribusi ke dalam sungai dan sumur-sumur penduduk' 2. Mengikuti aliran jaring-jaring, makanan dalam bentuk hasil produk pertanian maupun ikutannYa. 3. Melalui udara dan akan terhirup oleh manusia' makhluk Jika ekosistem sudah tercemal, maka manusia sebagai salah satu muncul dalam hidup juga akan terkena dampak pencemaran tersebut. Akibatnya kanker' bentuk berbagai penyakit seperti Parkinson, obesitas dan penyakit pertanian Mengingat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari sistem upaya perbaikan secara konvensional (an-organik) tersebut, maka perlu dilakukan pertanian sistem budidaya. Salah satunya adalah dengan cara mengubah sistem Sistem konvensional menuju sistem pertanian terpadu berbasis Agrobioteknologi' pertanian tersebut merupakan sistem pertanian yang memanfaatkan bahan-bahan produkalami yang diproses dengan metode biologis sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan ramah lingkungan' 2. PEMBUATAN PESTISIDA BIOLOGIS (BIO-PESTISIDA / BIOSIDA) 2,1. Pembuatan bio-aktifdari sekam padi a. Bahan Sekam padi, sabut kelapa dan tempurung kelapa b. Alat Instalasi penyulingan seperti terlihat pada gambar berikut bio.unsoed.ac.id : Cara membuat a. Ke dalam drum diisi tempurung dan sabut kelapa, kemudian dibakar sampai api menyala. b. Setelah api menyala/membentuk bara api, sedikit demi sedikit sekam dimasukkan ke dalam daun sampai dengan tutup yang telah dilengkapi dengan pipa besi (lihat gambar) c. Asap yang keluar lewat pipa dilewatkan tempat pendingin uap/asap yang telah berubah menjadi tetesan dan air ditampung dalam botol penampung, 2.2. Pembuatan ekstrak bahan aktif Tanaman a. Bahan b. Daunlkulit/biji tanaman mimba atau kulit jengkol Air Alat Panci, kompor dan jerigen. c. Cara membuat - Timbang daunlkulit/biji tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) atau kulit jengkol seberat 2 kg. - Rebus dalam panci dengan air I liter sampai mendidih 15 menit, dan didinginkan - Air rebusan diambil dan ditampung dalam botol atau jerigen. 2.3. Pembuatan pestisida dari daun pepaya Daun papaya sebanyak I kg dipotong kecil-kecil lalu diblender dan dicampur dengan 10 liter air, 2 sendok makan minyak tanah dan 50 g deterjen dan didiamkan semalam. Selanjutnya disaring dan siap dipakai untuk menyemprot ke tanaman yang terserang hama. 2.4. Pembuatan pestisida dari bawang putih Diambil 100 g bawang putih, ditumbuk halus atau diblender kemudian bio.unsoed.ac.id ditambah 0,5 liter air. Ditambahkan 10 g deterjen dan 2 sendok makan minyak goreng. Setelah dicampur sampai homogen, bahan siap untuk dipakai. 2.5. Pembuatan pestisida dari ekstrak jahe Rhizome jahe sebanyak lebih kurang 2 kg dihaluskan sampai menjadi past4 kemudian dicampur dengan 30 liter air dan diaduk-aduk hingga merata dan disaring. Selanjutnya, diberi sabun cab 4 ml untuk setiap liter larutan rhizome jahe. Satu hektar lahan memerlukan I0 kg jahe. 2.6. Pembuatan Biosida / Pestisida Biologis Diambil cairan bioaktif dari pembakaran sekam padi, masukkan ke dalam botol / jerigen. Tambahkan ke dalamnya cairan ekstrak bahan aktif tanaman (poin 2.2 c), campur sampai rata dengan cara dikocok * kocok. Simpan di tempat yang gelap dan jauh dari jangkauan anak-anak, biosida siap digunakan. KESIMPULAN Pembuatan biosida merupakan salah satu upaya altematif yang perlu dicoba untuk menanggulangi pencemaran pestisida di lingkungan. Biosida merupakan pestisida yang dibuat dari bahan alam yang ramah lingkungan, sehingga pemakaiannya aman dan tidak merusak lingkungan' DAFTAR PUSTAKA Pujiastuti, U., T. Watryuni dan B. Honorita, 2A1.3. Petunjuk teknis pembuatan pestisida nabati. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Subiyakto, 2004. Ekstrak biji mimba sebagai pestisida nabati. Potensi kendala dan pengembangannya. PerspeVifS(2) : 1 08-1 16. Suwatryuono, U, 20 1 1 . Biopestisida. ISBN 97 8-97 9'002'413 -7 . { bio.unsoed.ac.id 4