efektivitas penggunaan herbisida kontak terhadap gulma campuran

advertisement
1
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK
TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI
Oleh
NUR AYSAH
NIM. 080500129
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2011
2
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK
TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI
Oleh
NUR AYSAH
NIM. 080500129
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2011
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul karya Ilmiah
: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK
TERHADAP GULM A CAMPURAN PADA TANAMAN
KOPI
Nama
: Nur Aysah
NIM
: 080500129
Program Studi
Jurusan
: Budidaya Tanaman Perkebunan
: Manajemen Pertanian
Menyetujui :
Pembimbing,
Penguji,
Daryono, SP
NIP. 19800202 200812 1 002
Rusmini SP, MP
NIP. 19811130 200812 2 002
Menyetujui,
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Politeknik Pertanian Negeri Sama rinda
Ir. Syarifuddin, MP
NIP. 19650706 200112 1 001
Lulus ujian tanggal 12 Agustus 2011
Ir. Hasanuddin, MP
NIP. 19630805 198903 1 005
4
ABSTRAK
NUR AYSAH, Efektivitas penggunaan herbisida kontak (Gramoxone) terhadap
gulma campuran pada tanaman kopi (Coffea Sp) (di bawah bimbingan (Daryono)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan
herbisida kontak (Gramoxone) terhadap gulma campuran serta cara
pengendaliannya.
Penelitian ini dilaksanakan di kebun Percontohan Budidaya Tanaman
Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Kegiatan ini dilakukan
selama 30 hari dimulai dari tanggal 1 Februari sampai 30 Februari 2011,
terhitung dari persiapan alat dan bahan serta pengambilan data awal hingga
pengambilan data terakhir.
Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan yang mana masing- masing perlakuan
terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari (P1 ) penyemprotan herbisida
gramoxone dengan konsentrasi 45 cc/10 liter air, (P2 ) penyemprotan herbisida
gramoxone dengan konsentras 55 cc/10 liter air dan (P3 ) penyemprotan herbisida
gramoxone dengan konsentras 65 cc/10 liter air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyemprotan herbisida gramoxone
dengan perlakuan (P1 ) efektif mematikan gulma teki dan (P3 ) efektif mematikan
gulma berdaun lebar.
Rata-rata persentase tertinggi tingkat kematian gulma penyemprotan
herbisida gramoxone pada perlakuan (P1 ) dicapai hasil 38,64% dan (P3 ) dicapai
hasil 56,96%.
5
RIWAYAT HIDUP
NUR AYSAH, lahir pada tanggal 25 Maret 1988 di Desa Manuk
Bungkul merupakan anak ke-3 dari 6 bersaudara dari pasangan
Bapak Suherman dan Ibu Nur Hayati.
Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 lulus pada tahun
2002, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 1 Sembakung lulus pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan Tinggi
dimulai pada tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian.
Pada tanggal 01 Maret sampai denga n tanggal 30 April 2011 mengikuti
kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Anugerah Urea Sakti, Kecamatan
Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahma t dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian tentang efektivitas penggunaan herbisida kontak terhadap gulma
campuran pada tanaman kopi hingga tersusunnya laporan ini.
Keberhasilan dan kelancaran dalam penyusunan karya ilmiah
ini juga
tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan doa kepada penulis
selama ini
2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan
4. Bapak Daryono, SP selaku dosen pembimbing
5. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen penguji
6. Staf pengajar Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan ya ng telah
membimbing peneliti selama menempuh pendidikan
7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maup un dari segi
pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun pembaca.
Penulis,
Samarinda, 12 agustus 2011
7
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
v
I.
PENDAHULUAN ...................................................................... ..
1
II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ ..
A. Tinjauan Umum Gulma ............................................................
B. Tinjauan Umum Herbisida .......................................................
C. Identifikasi Jenis Gulma ..........................................................
D. Penyebaran Gulma Pada Tanaman Kopi .................................
3
3
4
5
6
III.
METODE PENELITIAN ......................................................... ..
A. Tempat Dan Waktu ................................................................
B. Alat Dan Bahan........................................................................
C. Prosedur Penelitian...................................................................
D. Perlakuan..................................................................................
E. Pengambilan Data ....................................................................
F. Pengolahan Data.......................................................................
7
7
7
7
8
8
9
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. ..
A. Hasil..........................................................................................
B. Pembahasan..............................................................................
10
10
13
V.
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran ........................................................................................
15
15
15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
16
.................................................................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
17
8
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Tingkat Kematian Gulma Dengan Penyemprotan
Herbisida ..............................................................................................
10
2. Persentase Tingkat Kematian Gulma ..................................................
19
9
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Grafik Persentase Tingkat Kematian Gulma
Penyemprotan Herbisida .....................................................................
12
10
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1.
Perse
ntase Tingkat Kematian Gulma …………………………….................
19
2. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian ………………………...………..
20
3. Pembuatan Petak Perlakuan …………………………………...………
21
4. Petak Perlakuan ……………………………………………………….
21
5. Pencampuran Herbisida dengan Air ………………….………….........
22
6. Tingkat Kematian Gulma Teki dengan Konsentrasi Penyemprotan
45 cc/10 Liter Air (P1 ) …………………………………………............
22
7. Tingkat Kematian Gulma Daun Sempit dengan Konsentrasi
Penyemprotan 50 cc/10 Liter Air (P2 ) …………………………............
23
8. Tingkat Kematian Gulma Daun Lebar dengan Konsentrasi
Penyemprotan 65 cc/10 Liter Air (P3 ) …………………………...........
23
11
I. PENDAHULUAN
Secara garis besar gulma adalah vegetasi yang tumbuh pada tempat
yang tidak dikehendaki, karena
gulma
dapat
mengganggu
tanaman
pokok/utama. Perkembangan pertanian dewasa ini menunjukkan kemajuan
yang semakin pesat. Namun bersamaan denga n itu banyak segi yang secara
langsung ataupun tak langsung dapat memacu pertumbuhan gulma,
penggunaan
bahan-bahan
kimia
berupa
herbisida.
Berarti
dengan
meningkatnya intensifikasi pertanian maka masalah gulma tidaklah semakin
ringan, tetapi justru semakin berat. Keadaan suhu yang relatif tinggi, cahaya
matahari melimpah, dan curah hujan yang cukup di daerah tropis, juga
mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah
dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perairan, dan lahan
non pertanian lainnya Sukman, (2004).
Menurut Najiyati, dkk (2008), Untuk meningkatkan produksi kopi di
Indonesia, pemeliharaan budidaya harus ditingkatkan, salah satu upaya tersebut
yaitu dengan
menggunakan
herbisida
kontak
yang
berfungsi
untuk
mengendalikan gulma campuran pada tanaman kopi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk me ngetahui efektivitas
penggunaan herbisida kontak terhadap gulma camp uran pada tanaman kopi
serta cara pengendaliannya.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu agar dapat memberikan
informasi kepada petani kopi tentang herbisida kontak yang dapat digunakan
12
untuk mengendalikan gulma campuran pada semua tanaman khususnya pada
tanaman kopi.
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan herbisida kontak dan
sistemik yaitu :
Kelebihan menggunakan herbisida kontak adalah cepat mematikan gulma yang
mengganggu tanaman, harganya mudah terjangkau dan didapat, sedangkan
kekurangannya sistem kerja herbisida ini tidak bertahan lama
sehingga
pertumbuhan gulma cepat tumbuh kembali.
Kelebihan menggunakan herbisida sistemik adalah proses kematian gulmanya
agak lama dan hasil pertumbuhan gulma untuk tumbuh kembali juga lama,
sedangkan kekurangannya dengan sistem sistemik ini tidak dapat melakukan
penyemprotan pada gulma yang tumbuh pada umur tanaman muda.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Gulma
Perkembangbiakan
gulma
ditinjau
dari
segi
mekanisme
perkembangannya adalah sangat efisien, dan bila diperhatikan jauh lebih
efisien dari tanaman budidaya yang diusahakan. Para ahli telah berusaha
mengendalikan
gulma
tersebut,
namun
masih
tetap
efisien
perkembangbiakannya. Hal ini dikarenakan sifat efisiensi telah didapat dari
seleksi alam dan adanya penyesuaian ekologis.
Menurut Sukman (2004), herbisida merupakan alat ya ng canggih
dalam pengendalian gulma, serta memberikan keuntungan lebih dalam
pemakaia nnya.
Adapun keuntungan tersebut yang diberikan oleh herbisida adalah
sebagai berikut :
1. Dapat mengendalikan gulma sebelum mengganggu tanaman induk.
2. Dapat mencegah kerusakan perakaran tanaman
3. Lebih efektif membunuh gulma tahunan dan semak belukar
4. Dapat menaikkan hasil panen tanaman dibandingkan dengan perlakuan
penyiangan biasa.
Adapun kerugian yang diakibatkan gulma terhadap tanaman kopi
yaitu :
a. Menurunkan produksi tanaman kopi akibat bersaing dalam pengambilan
unsur hara, air dan sinar matahari.
14
b. Menurunkan mutu hasil akibat kontaminasi dengan bagian-bagian gulma.
c. Menjadi inang bagi hama dan patogen yang menyerang tanaman.
d. Dapat meningkatkan biaya usaha tani dalam perawatan kopi.
Manfaat gulma disamping merugikan juga memberikan manfaat bagi
manusia, terutama bila kepentingan manusai terhadap tumbuhan tersebut
bersifat subyektif. Adapun manfaat gulma adalah sebagai berikut:
1. Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik.
2. Mencegah atau mengurangi timbulnya erosi.
3. Bahan penutup tanah dalam bentuk mulsa atau serasah.
B. Tinjauan Umum Herbisida
Pengendalian gulma secara kimia ialah pengendalian gulma dengan
menggunakan bahan kimia yang dapat menekan atau bahkan mematikan
gulma. Bahan kimia itu disebut herbisida dimana herbi berarti gulma dan
sida berarti membunuh. Jadi herbisida ialah zat kimia yang dapat mematikan
gulma. Pengendalian dengan cara kimia membutuhkan alat penyebar
herbisida serta pengetahuan tentang herbisida itu sendiri, agar pengendalian
yang dilakukan dapat berhasil. Kebanyakan herbisida akan lebih efektif pada
gulma daun lebar, bila besar konsentrasi herbisida yang digunakan tepat saat
pemberian yang dibutuhkan dan sesuai dengan waktu pemberian Sukman,
(2004).
Secara garis besar ada 2 jenis herbisida, berdasarkan cara kerjanya
yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak adalah
herbisida yang sistem kerjanya langsung berpengaruh terhadap tubuh
15
tanaman yang terkena kemudian dapat ditranslokasikan. Sedangkan herbisida
sistemik adalah herbisida yang sistem kerjanya melalui akar dan bereaksi
agak lambat. Translokasi merupakan pergerakan herbisida dalam tubuh
tanaman dapat lewat pembuluh batang (xylem) dan pembuluh daun (floem).
Adapun sala h satu dari herbisida kontak yaitu herbisida gramoxone.
Herbisida gramoxone merupakan herbisida purna tumbuh yang bersifat
kontak dan berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua (Moenandir,
2003).
Adapun fungsi dari herbisida gramoxone adalah sebagai berikut :
a. Mengendalikan gulma teki.
b. Mengendalikan gulma daun sempit.
c. Mengendalikan gulma daun lebar.
Sedangkan bahan aktif yang terkandung dalam herbisida gramoxone
yaitu parakuat diklorida 276 g dan ion parakuat 200 g.
C. Identifikasi Jenis Gulma
Menurut Suk man, (2004) Adapun gulma yang umumnya terdapat
pada lahan perkebunan tanaman kopi yaitu sebagai berikut :
a. Teki (Sedges)
Teki-tekian mempunyai batang berbentuk segitiga, tidak berongga
yaitu Cyperus rotundus L. Daun berbentuk garis dan mengelompok dekat
pangkal batang. Teki-tekian ini biasa tumbuh di tempat terbuka atau
terlindung.
16
b. Gulma Daun Sempit (Tight-Leaved Weeds)
Axnopus compresses mempunyai bentuk daun sempit panjang dan
pinggirnya berbulu halus. Berkembang biak dengan biji dan stek batang
serta tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung. Adapun gulma daun
sempit yang terdapat pada tanaman kopi yang berumur 2 tahun yaitu
Axnopus compresses Paspalum comersonnilamk, daunnya berbentuk
garis, berbulu pada pertemuan helai daun dan berkembang biak dengan
biji serta anakan. Serta dapat tumbuh dimana- mana.
c. Gulma Daun Lebar (Broad-Leaved Weeds)
Memiliki tunas dan serta bagian batangnya terbentuk sebagai
bagian terbuka yang sensitif terhadap perlakuan kimia yaitu Boreria alata.
D. Penyebaran Gulma Pada Tanaman Kopi
Umumnya lokasi atau bagian lahan yang ditumbuhi gulma pada
tanaman kopi berada di sekitar gawangan tanaman. Adapun pengendaliannya
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara manual, kimia dan mekanis.
a. Manual
: Menggunakan parang atau dicabut dengan tangan.
b. Kimia
: Menggunakan penyemprotan dengan bahan kimia
(herbis ida).
c. Mekanis
: Menggunakan mesin/alat pemotong rumput.
Adapun cara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara kimia.
Selain itu herbisida gramoxone efektif mematikan gulma daun lebar jenis
Boreria alata dan gulma teki jenis Cyperus rotundus.
17
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percontohan Budidaya Tanaman
Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
2. Waktu
Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah selama 30 hari,
dimulai pada tanggal 1 Februari 2011 sampai 30 Februari 2011, terhitung
dari persiapan alat dan bahan hingga pengamatan data terakhir, serta
pengolahan data.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan : Solo Sprayer, Ember, Alat tulis menulis, Tali rapia,
Meteran, Parang, Label, Kamera, dan Gelas ukur.
2. Bahan
Bahan yang digunakan : Herbisida (Gramoxone), Air.
C. Prosedur penelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan areal
Areal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gawangan
dari tanaman kopi. Dengan aplikasi penyemprotan secara bersamaan
18
dalam sehari, dan selama 10 hari pengambilan data secara berturut-turut,
dalam 1 petak diperkirakan tingkat kematian gulma 100 %.
2. Pemberian patok kayu yang berukuran ± 1 meter untuk batas tiap petak
lalu patok ditancapkan ke tanah sedalam ± 5-10 cm.
3. Kemudian ujung patok diikat dengan tali rapia dan ditarik lurus sepanjang
10 meter dan lebar 2 meter sebanyak 3 petak dan tiap perlakuan masingmasing dibagi 5 petak di dalamnya.
4. Melakukan penyemprotan pada tiap petak dengan konsentrasi yang telah
ditentukan untuk tiap perlakuan. Penyemprotan ini di lakukan pada pagi
hari antara jam 9-10 ke atas tergantung cuaca panas.
D. Perlakuan
Perlakuan dalam penelitian menggunakan herbisida gramoxone
yang terdiri dari 3 bagian yaitu petak jadi ulangan sebanyak 5 petak
ulangan.
1. P1 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 45 cc/10 liter air.
2. P2 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 55 cc/10 liter air.
3. P3 : Herbisida gramoxone dengan konsentrasi 65 cc/10 liter air.
Penelitian ini dengan ulangan 5 kali yaitu diambil dari 5 petak dan diamati
selama 10 hari.
E. Pengambilan Data
Pengambilan data melalui perhitungan persentase layu, kering hingga
matinya gulma campuran, yang terdapat dalam petak penelitian untuk
penyemprotan dengan konsentrasi berbeda.
19
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F. Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan rataan sederhana, untuk mengetahui
rata-rata persentase matinya gulma campuran yang diamati pada tiap
perlakuan dalam penelitian Nugroho, (1995).
x
?x
n
= Rata-rata hitung
n
= Banyaknya data
x
= Variasi yang diteliti
?
= Jumlah
x
=
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Tingkat Kematian Gulma Pada Tiap Perlakuan
Berdasarkan Lampiran (1), hasil pengamatan penggunaan herbisida
kontak (Gramoxone) terhadap gulma campuran pada tanaman kopi umur 2
tahun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Tingkat Kematian Gulma Setelah Penyemprotan Dengan
Herbisida Gramoxone (%).
Hari Pengamatan
Perlakuan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
P1
5
10,4
16,4
22,2
28,6
35,8
47,6
57,8
72,8
89,8
P2
10
11,6
13,2
16
24,2
31,8
40,8
50,4
64
83,8
P3
15
24,2
30,6
43,6
52
62,6
71,8
80,8
90,6
98,4
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa
perlakuan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 65 cc/10 liter air
(P3 ) diduga lebih efektif dengan rata-rata tingkat kematian yang lebih tinggi
98,4
%
dibandingkan
dengan
perlakuan
penyemprotan
herbisida
gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air ( P1 ) rata-rata tingkat kematian
89,8 % dan dengan penyemprotan herbisida gramoxone konsentrasi 55
cc/10 liter air (P2 ) rata-rata tingkat kematian gulma campuran 83,8 %
Untuk
perbandingan
penyemprotan
herbisida
gramoxone
konsentrasi 45 cc/10 liter air (P1 ) dan penyemprotan herbisida gramoxone
konsentrasi 65 cc/10 liter air (P3 ) menunjukkan bahwa penyemprotan
21
herbisida gramoxone konsentrasi 45 cc/10 liter air (P1 ) lebih efektif
menekan perkembangan gulma teki jenis Cyperus rondutus dengan ratarata tingkat kematian gulma 89,8 % sedangkan (P3 ) penyemprotan herbisida
gramoxone konsentrasi 65 cc/10 liter air efektif menekan perkembangan
gulma daun lebar jenis Boreria Alata dengan rata-rata tingkat kematian
gulma 98,4 %.
Jadi pengendalian gulma yang kurang efektif untuk mematikan
gulma ditunjukkan pada perlakuan (P2 ) penyemprotan herbisida gramoxone
konsentrasi 55 cc/10 liter air dengan rata-rata tingkat kematian 83,8 %. Hal
ini diduga karena adanya jenis gulma yang berbeda. Adapun gulma yang
terdapat
dalam
petak
(P2 )
yaitu
gulma
daun
sempit
jenis
Axnopus compresses.
2. Daya Berantas Herbisida Gramoxone
Untuk daya berantas herbisida dapat diketahui melalui pengamatan
terhadap tubuh atau bagian gulma dari daun, batang dan akar tanaman. Dari
hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa perlakuan penyemprotan gulma
campuran dengan herbisida gramoxone menggunakan konsentrasi 65 cc/10
liter air (P3 ), efektif mengendalikan gulma daun lebar jenis Boreria alata,
dengan daya berantas sampai ke tingkat akar pada hari ke 10 dibandingkan
dengan penyemprotan gulma campuran herbisida gramoxone konsentrasi
45 cc/10 liter air (P1 ) dan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida
gramoxone menggunakan konsentrasi 55 cc/10 liter air (P2 ).
22
Perbedaan persentase kematian gulma untuk masing- masing
perlakuan dengan perbandingan penyemprotan herbisida gramoxone (P1 ),
(P2 ), dan (P3 ) dapat terlihat dengan jelas seperti pada grafik berikut :
Gambar 1. Grafik garis persentase tingkat kematian gulma
penyemprotan herbisida gramoxone.
23
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan penyemprotan herbisida gramoxone terhadap
tingkat kematian gulma pada tiap perlakuan menunjukkan bahwa nilai
rata-rata penyemprotan gulma campuran herbisida gramoxone konsentrasi 45
cc/10 liter air (P1 ) 89,8 % lebih efektif mengendalikan gulma teki jenis
Cyperus rondutus dan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida
gramoxone menggunakan konsentrasi 65 cc/10 liter air (P3 ) 98,4 % lebih
efektif mengendalikan gulma berdaun lebar jenis Boreria alata dibandingkan
dengan penyemprotan gulma campuran dengan herbisida gramoxone
menggunakan konsentrasi 55 cc/10 liter air (P2 ) 83,8 %. Hal ini terjadi karena
efek residu gramoxone bereaksi terhadap zat kimia yang terkandung dalam
herbisida gramoxone, dan gulma daun sempit jenis Tight-Leaved Weeds
kematiannya lama dan hampir dikatakan tidak mati karena akar gulma tersebut
kuat.
Herbisida ini dapat mengubah dan berpengaruh terhadap gulma.
Penyerapan herbisida oleh jaringan tumbuhan tergantung jumlah kutikula yang
ada pada permukaan daun (Syawal, 2005).
Menurut Sukman (2004), herbisida gramoxone dapat menghambat
pembentukan klorofil dan menghambat proses fotosintesis. Oleh sebab itu
apabila konsentrasi yang ditentukan tepat waktu, tepat dosis dan tepat sasaran
akan mematikan gulma secara cepat dan maksimal.
24
Pengendalian gulma secara kimia dapat bereaksi terhadap gulma
apabila terjadi perubahan lingkungan, iklim dan tanggapan gulma terhadap
perlakuan za t kimia terhadap herbisida yang digunakan (Moenandir, 2003).
Peranan lingkungan dan cara aplikasi dapat menunjang keberhasilan
tingkat kematian gulma. Peranan lingkungan (cahaya, suhu, air, tanah dan
angin) dapat mempengaruhi herbisida. Contohnya, letak herbisida berubah
terhadap gulma, maka herbisida akan berubah sifatnya. Cara aplikasi juga
penting dalam penentuan keberhasilan pengendalian gulma seperti aplikasi
yang mengurangi kontak dengan tanaman budidaya dan memperbanyak
kontak dengan gulma Sukman, (2004).
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Herbisida gramoxone efektif mengendalikan gulma berdaun lebar jenis
Boreria alata dan gulma teki jenis Cyperus rotundus.
2. Penyemprotan pengendalian gulma campuran herbisida gramoxone dengan
konsentrasi 45 cc/10 liter air (P1 ) efektif mengendalikan gulma teki jenis
Cyperus rotundus.
3. Pengendalian gulma campuran dengan herbisida gramoxone dengan
konsentrasi 65 cc/10 liter air (P3 ) efektif mengendalikan gulma daun lebar
jenis Boreria alata.
4. Untuk penggunaan herbisida harus tepat sasaran, tepat waktu dan tepat
konsentrasi agar kematian gulma dapat maksimal.
B. Saran
1. Sebaiknya jika mengendalikan gulma menggunakan herbisida harus lebih
memperhatikan cara aplikasi serta faktor lingkungan.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi
yang lebih rendah.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bercocok tanam kopi. Kanisius. Jakarta.
. 2006. Gramoxone. PT. Syngenta Indonesia.
Moenandir, J. 2003. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers.
Jakarta.
Najiyati, S dan Danarti. 2008. Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nugroho. 1995. Rumus-rumus Statistik Serta Penerapannya. CV. Rajawali.
Jakarta.
Syawal. 2005. Pengaruh Herbisida Terhadap Perkembangan Gulma. Penerbit
CV. Rajawali. Jakarta.
Sukman Y. 2004. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Penerbit CV. Rajawali.
Jakarta.
27
LAMPIRAN
28
2m
2m
2m
U
10 m
10 m
P1
10 m
P2
Ket : Lebar = 2 m
Panjang = 10 m
Konsentrasi = P1 = 45 cc / 10 liter air
P2= 55 cc / 10 liter air
P3 = 65 cc / 10 liter air
P3
29
Lampiran 1. Persentase Tingkat Kematian Gulma
Perlakuan
P1 .(1)
P1 .(2)
P1 .(3)
P1 .(4)
P1 .(5)
Jumlah
I
5
5
5
5
5
25
Rata-Rata
5
Perlakuan
P2 .(1)
P2 .(2)
P2 .(3)
P2 .(4)
P2 .(5)
Jumlah
Rata-Rata
Perlakuan
P3 .(1)
P3 .(2)
P3 .(3)
P3 .(4)
P3 .(5)
Jumlah
Rata-Rata
I
10
10
10
10
10
50
10
I
15
15
15
15
15
75
15
II
7
8
10
12
15
52
Persentase Tingkat Kematian Gulma (%)
III
IV
V
VI VII VIII IX
13
17
23
30
41
50
67
14
19
26
33
46
55
75
15
21
28
35
48
57
70
19
26
31
39
50
61
75
21
28
35
42
53
66
77
82 111 143 179 238 289 364
X
87
90
89
90
93
449
10,4 16,4 22,2 28,6 35,8 47,6 57,8 72,8 89,8
Persentase Tingkat Kematian Gulma (%)
II
III
IV
V
VI VII VIII IX
X
12
14
15
25
32
41
52
65
85
11
12
14
18
22
35
42
55
75
13
15
20
27
35
43
53
70
90
11
13
15
28
37
45
55
67
87
11
12
16
23
33
40
50
63
82
58
66
80 121 159 204 252 320 419
11,6 13,2 16 24,2 31,8 40,8 50,4 64 83,8
Persentase Tingkat Kematian Gulma (%)
II
III
IV
V
VI VII VIII IX
X
27
33
46
52
65
73
83
93 100
24
35
50
65
76
82
89
97 100
25
30
45
50
63
70
80
90 100
22
28
38
44
52
66
75
85
97
23
27
39
49
57
68
77
88
95
121 153 218 260 313 359 404 453 492
24,2 30,6 43,6 52 62,6 71,8 80,8 90,6 98,4
30
Lampira n 2. Persiapan Alat Dan Bahan Penelitian
31
Lampiran 3. Pembuatan Petak Perlakuan
Lampiran 4. Petak Perlakua n
32
Lampiran 5. Pencampuran Herbisida dengan Air
Lampiran 6. Dokumentasi Penyemprotan
Lampiran 6. Tingkat Kematian Gulma Teki dengan Konsentrasi Penyemprotan
45 cc/10 Liter Air (P1 )
33
Lampiran 7. Tingkat Kematian Gulma Daun Sempit dengan Konsentrasi
Penyemprotan 55 cc/10 Liter Air (P2 )
Lampiran 8. Tingkat Kematian Gulma Daun Lebar dengan Konsentrasi
Penyemprotan 65 cc/10 Liter Air (P3 )
Download