KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA - USU-IR

advertisement
KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA
DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis, Jacq)
DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II
TESIS
Oleh
WINSTON ANDAR TAMBUNAN
057002004/TNH
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HUBUNGANNYA
DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis, Jacq)
DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pertanian
Dalam Program Studi Ilmu Tanah
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
WINSTON ANDAR TAMBUNAN
057002004/TNH
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
: KAJIAN SIFAT DAN KIMIA TANAH
HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq)
DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II
: Winston Andar Tambunan
: 057002004/TNH
: Ilmu Tanah
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Menyetujui
Komisi Pembimbing,
(Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD.)
Ketua
(Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP.)
Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc.)
(Dr. Ir. Edy Sigit Sutarta, MS.)
Anggota
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B, MSc.)
Telah lulus : 27 Maret 2008
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal 27 Maret 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
Anggota
: Prof. Ir. Zulkifli Nasution, MSc, PhD.
: Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP.
Dr. Ir. Edi Sigit Sutarta, MS.
Dr. Ir. Abdul Rauf, MP
Dr. Ir. Rosmayati, MS.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK
WINSTON ANDAR TAMBUNAN, 2008. KAJIAN SIFAT FISIK KIMIA TANAH
HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis,
Jacq) DI KEBUN KWALA SAWIT PTPN II. Di bawah bimbingan Prof. Ir. Zulkifli
Nasution, MSc, PhD. Sebagai ketua, Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP. dan Dr. Ir. Edy
Sigit Sutarta, MSc. masing – masing sebagai anggota.
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kebun Kwala Sawit adalah Typic
Paleudult yang mengandung Karbon (C) tergolong sedang di lapisan atas dan
tergolong rendah dilapisan bawah. Kandungan Nitrogen (N) agak rendah pada
seluruh lapisan, begitu juga Fosfor (P) tergolong rendah, pH tanahnya masam,
Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa tergolong rendah di seluruh lapisan.
Kelas kesesuaian aktual pada tanah ini adalah S3 (agak sesuai), tetapi dengan
perbaikan faktor pembatas tersebut kesesuaian lahan dapat ditingkatkan menjadi S2
(sesuai).
Meskipun upaya aplikasi pupuk sesuai rekomendasi PPKS Medan telah
dilakukan untuk mengaktualisasikan potensi produksi sesuai dengan standar produksi
kelas lahan, tetapi produksi yang diharapkan tidak tercapai. Fenomena ini
menimbulkan pertanyaan yang memerlukan kajian yang diharapkan dapat
menjelaskan hambatan dan upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan untuk
menjadi pertimbangan dalam peningkatan produksi kelapa sawit.
Untuk memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan suatu penelitian yang
bertujuan untuk mengkaji sejauh mana sifat fisik dan kimia tanah Typic Paleudult
hubungannya dengan produksi kelapa sawit di Kebun Kwala Sawit PTPN II.
Parameter yang diamati adalah mencakup sifat kimia (pH, C/N, P tersedia, K
tukar, Ca tukar, Mg tukar, Na tukar, KTK dan Kejenuhan Basa), sifat fisik (Tekstur
tanah, Bulk Density, Partikle Density dan Total Ruang Pori)
Hasil penelitian sifat kimia dan sifat fisik tanah menunjukkan reaksi pH
tanah tergolong sangat rendah sampai rendah (4.2–5.5), C/N tergolong sangat rendah
sampai sedang (0.17 – 9.4), kandungan P tergolong sedang sampai tinggi (18.25 –
56.68 ppm), Kation Ca+2 tergolong sangat rendah sampai rendah (1.22l–4.88 me/100
g), Mg+2 tergolong tinggi sampai sangat tinggi (0.84 – 3.35 me/100 g), Na+ tergolong
rendah sampai sedang (0.22 – 0.48 me/100 g), dan K+ tergolong sangat rendah
sampai rendah (0.12 – 0.31 me/100 g). KTK tergolong sedang (12.50 – 23.60
me/100g), KB tergolong sangat rendah sampai rendah (10.70 – 69.03 %), tekstur
tanah dengan fraksi liat tinggi,nilai BD dan PD relatif tinggi.
Sifat fisik tanah menunjukkan tekstur tanah di lokasi penelitian merupakan
tanah dengan kandungani liat tinggi. Fraksi Liat, Pasir, BD, PD dan TRP masingmasing menekan produksi tandan per pokok kelapa sawit. Karekteristik sifat kimia
tanah C/N dan KTK pada tanah Typic Paleudult di kebun Kwala Sawit masingmasing menekan produksi tandan per pokok kelapa sawit.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah yang secara bersama-sama
menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar,
Bulk Density dan Total Ruang Pori.
Produksi tandan per pokok kelapa sawit di Afdeling III, kebun Kwala Sawit,
PTPN II dibawah rata-rata produksi menurut standart produksi berdasarkan kelas
lahan rata-rata satu siklus (25 tahun) adalah 9.9 tandan per pokok, realisasinya adalah
6.1–6.5 tandan per pokok
Kata kunci : Tipic Paleudult, Kelapa Sawit, Karakteristik Tanah, Tandan Per Pokok.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
ABSTRACT
WINSTON ANDAR TAMBUNAN, 2008. The Study of Relationship among Soil
characteristics with Palm oil (Elaeis guineensis Jacq) in Kwala Sawit Estate,
PT. Perkebunan Nusantara II (under leadership of Zulkifli Nasution as Chairman, is
Hamidah Hanum, Edy Sigit Sutarta as members).
Generally, the kind of soil is Typic Paleudult in the Kwala Sawit Estate
which contain Carbon (C) classified is average for upper stratum and low for lower
stratum. The contain of Nitrogen (N) is rather low for or stratum, and also Fosfor (P)
is low, and its soil pH is acid. The actual compatibility class on this soil can be
increase become S2 (appropriate).
Despite the effort of fertilizer applicationagree whit the recommendation of
IOPRI Medan have been done to actulaize the production potential accordance with
prodaction standard of soil class, but the prodaction which expected are not reached.
The phenomena appears questios that required a study, where it is expected could be
axplain the obstruction and improvement efforts that could be done possibly to be
consideration and escalation of plam oil production.
To finish the problems, we need to done a reseach that its purposse to
investigate how far the reaction of physical and chemistry characteristic of soil
Typic Paleudult with palms oil production in Kwala Sawit Estate, PT.Perkebunan
Nusantara II.
Parameter which is wacthed is chemistry and physical characteristic (pH,
C/N, P ready, K change, Ca change, Mg change, Na Change, KTK and KB), physical
caracteristic (Soil Texture, Bulk Density, Particle Density and TRP).
The research results of chemistry and physical characteristic of soil show the
reaction soil pH is classified very low to low (4.2 – 5.5), C/N is very low to average
(0.17-9.4), contain of P is average to high (18.25 - 56.68 ppm), Kation Ca+2 is very
low to low (1.22 – 4.88 me/100g), K+ is very low to low (0.12 – 0.31 me/100g). KTK
is average (12.5 - 23.6 me/100g), KB is very low to low (10.7 – 69.0 % ), soil
texsture whit high clay fraction, BD and PD is high relative.
Soil physical characteristic shows soil texture in the research location is soil
whit high clay fraction. Clay fraction, Sand, BD, PD and TRP individually repress the
bunch production per tree of palm oil. Individually C/N and KTK soil of Typic
Paleudult at Kwala Sawit Estate repress the bunch production per tree of palm oil.
Physical and chemistry characteristic of soil together determine the bunch
production per tree of the palm oil is C/N, P ready, Na Change, BD and TRP.
The baunch production per tree of palm oil in the Afdeling III, Kwala Sawit
Estate, PT. Perkebunan Nusantara II is under production average according to
productions standard based on soil class average in one cycle ( 25 years) is 9.9
bunches per tree and its realization is per tree.
Key Word : Tipic Paleudult, Palm Oil, Soil Characteristics, Bunches Per Tree.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, dimana Berkat Rahmat dan Kasihnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Dengan selesainya tulisan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc. Ph.D, selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah membimbing penulis dalam penelitian, penulisan tesis ini dan
sekaligus yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk dapat
mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Sekolah Pascasarjana USU
Medan.
2. Bapak Dr. Ir. Edy Sigit Sutarta, MS dan Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, selaku
Anggota Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penelitian,
penulisan dan penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan Ibu Dr. Ir. Rosmayati, MS, selaku Dosen
Penguji dan yang telah memberikan masukan kepada penulis untuk melengkapi
tulisan pada tesis.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Tanah dan Agronomi, dan Ibu Dr. Ir. Hamidah Hanum, MP, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Tanah yang telah begitu banyak membantu penulis dalam
pelayanan pengajaran dan dalam penyelesaian tesis ini.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
5. Ibu Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.
6. Bapak Ir. Suwandi, selaku Direktur Utama dan Bapak Ir. Masdin Sipayung selaku
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum pada saat itu, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Pascasarjana di
Sekolah Pascasarjana USU.
7. Bapak Bhatara Muda Nasution, Ir. Johanes Sijabat, Ir. Berani Purba, Ir. Tambah
Karo-karo, MM dan Bapak Drs. Naif Ali Dahbul, selaku Direksi PTP. Nusantara
(Persero) II yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan Pendidikan Program Pascasarjana.
8. Bapak Ir. Riza Ketaren, MBA, QIA, yang senantiasa memberikan motivasi
kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
9. Bapak Drs. H. Zulfan Effendi, MBA, yang senatiasa memberikan motivasi dan
nasehat kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
10. Bapak Ir. W. Purnomohadi, yang senantiasa memberikan motivasi dan nasehat
kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
11. Bapak Ir. Suparman Ketaren, selaku Manajer Kebun Kwala Sawit dimana penulis
melaksanakan penelitian.
12. Bapak Ir. Andi Purnama, M.Sc, beserta Staf dan Karyawan BPTD Medan dimana
penulis melaksanakan Analisa Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah.
13. Ibu Mertua T. Pakpahan yang senantiasa berdoa dan memberikan motivasi kepada
penulis hingga selesainya tesis ini.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
14. Istriku tercinta Magda J. Simanjuntak dan ke empat anak-anakku tercinta yakni
Willy A. Tambunan, Maria M. Tambunan, Margareth R. Tambunan dan Elisabeth
Tambunan, yang dengan penuh kesabaran dan ketabahan menghadapi suka
maupun duka dalam menghadapi perjuangan ini.
15. Bereku Mojokerto Nainggolan, SE yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian penulisan tesis ini.
16. Sobatku Ir. Hajad Dharmawan, MP, Ir. Ukurtha Perangin-angin, MP, Ir. Lince
Romauli, MP dan Ir. Titir Butar-butar, MP. yang telah banyak membatu penulis
dalam penyelesaian tesis ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.
Medan, Pebruari 2008
Penulis.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Dengan segenap kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis berupa
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kwala Sawit, PTP Nusantara ( Persero )
II, yang berada di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, yang dimulai
dari bulan Oktober 2007 dan selesai bulan Desember 2007. Dengan menggunakan
metode regresi, tesis ini menyajikan suatu kajian sifat fisik dan kimia tanah
hubungannya dengan produksi Kelapa Sawit, sehingga dapat diharapkan menjadi
masukan yang bermafaat bagi perusahaan dalam upaya peninggkatan produktivitas
tanaman Kelapa Sawit.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis berharap hal tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk terus
maju dalam menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan.
Harapan penulis semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi PT. Perkebunan
Nusantara ( Persero ) II dan para pekebun yang membudidayakan kelapa sawit.
Medan, Pebruari 2008
Winston Andar Tambunan
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Winston Andar Tambunan, dilahirkan pada tanggal 6 Januari 1961 di Laras,
Simalungun, Sumatera Utara, merupakan anak kedelapan dari sebelas bersaudara dari
Bapak St. BH. Tambunan ( Alm ) dan Ibu PR. Baruara ( Alm ). Telah menikah
dengan, istri bernama Magda J. Simanjuntak, BA dan telah dikaruniai 4 orang anak
yaitu Willy A. Tambunan (lk), Maria M. Tambunan (pr), Margareth R. Tambunan
(pr) dan Elisabeth Tambunan. Bapak mertua St. R. Simanjuntak ( Alm ) dan Ibu
Mertua St. T. Pakpahan.
Tamat Sekolah Dasar Negeri No. 4 Laras pada tahun 1975, tamat SMP
Kristen Bandung tahun 1977, tamat SMA Kristen Bandung tahun 1980. Tercatat
sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Jurusan Agronomi di Universitas Gadjah
Mada tahun 1981 dan lulus pada tahun 1987. Pada tanggal 31 Agustus 2005 tercatat
sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Tanah, Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Semenjak tahun 1989 hingga saat ini, penulis bekerja di PTP. Nusantara
( Persero ) II sebagai Karyawan Pimpinan, penulis sekarang bertugas di Bagian
Satuan Pengawasan Intern PTP Nusantara ( Persero ) II, Tanjung Morawa.
Medan,
Pebruari 2008
Penulis,
Winston Andar Tambunan
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................
i
ABSTRACT..........................................................................................
iii
UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................
iv
KATA PENGANTAR.........................................................................
vii
RIWAYAT HIDUP.............................................................................
viii
DAFTAR ISI........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................
xiv
PENDAHULUAN................................................................................
1
Latar Belakang.................................................................................
1
Perumusan Masalah.........................................................................
2
Tujuan Penelitian………………………………………………….
3
Hipotesis…………………………………………………………..
3
Kegunaan Penelitian………………………………………………
4
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..
5
Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia……………………………….
5
Syarat Tumbuh……………………………………………………
7
Iklim………………………………………………………………
7
Tanah..............................................................................................
9
BAHAN DAN METODE PENELITIAN.........................................
17
Tempat dan Waktu.........................................................................
17
Bahan dan Alat...............................................................................
17
Metode Penelitian..........................................................................
17
Pelaksanaan Penelitian...................................................................
18
Analisis Data..................................................................................
22
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
23
Hasil Penelitian......................................................................................
23
Hubungan Reaksi Tanah ( pH Tanah ) dengan Kedalalam horizon........
24
Hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon.................................
25
Hubungan P Tersedia Tanah dengan kedalaman horizon......................
26
Hubungan Kation – Kation Tukar dengan kedalaman horizon...............
27
Hubungan Kapasitas Tukar Kation dengan kedalaman horizon.............
28
Hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon.........................
29
Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan kedalaman horizon ........................
30
Tekstur Tanah..........................................................................................
30
Hubungan Persentase Pasir dengan kedalaman horizon..........................
31
Hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon................
32
Hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon................................
32
Hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon............................
33
Hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon .........................
34
Produksi…………………………………………………………............
34
Hubungan antara pH Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok...........
36
Hubungan antara C/N dengan Produksi Tandan per Pokok....................
37
Hubungan antara P Ters. Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok....
38
Hubungan antara K Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok.............
38
Hubungan antara Ca Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........
39
Hubungan antara Mg Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........
40
Hubungan antara Na Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok...........
40
Hubungan antara KTK dengan Produksi Tandan per Pokok..................
41
Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan Produksi Tandan per Pokok..
42
Hubungan antara Fraksi Pasir dengan Produksi Tandan per Pokok.........
43
Hubungan antara Fraksi Liat dengan Produksi Tandan per Pokok..........
43
Hubungan antara Bulk Density dengan Produksi Tandan per Pokok.....
44
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan antara Particle Density dengan Produksi Tandan per Pokok....
45
Hubungan antara Total Ruang Pori dengan Produksi Tandan per Pokok...
45
Pembahasan ……………………………………………………................
47
KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….................
54
Kesimpulan...................................................................................................
54
Saran..............................................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... .............
56
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Teks
Halaman
1. Luas areal Perkebunan Kelapa Sawit menurut Propinsi
Tahun 2000 – 2005 (ha)................................................................................
..
2. Hasil analisis contoh tanah Afdeling III, kebun Kwala Sawit PTPN II.......
23
3. Keeratan hubungan pH tanah dengan kedalaman horizon............................
24
4. Keeratan hubungan C/N tanah dengan kedalaman horizon..........................
25
5. Keeratan hubungan P tersedia tanah dengan kedalaman horizon..................
26
6. Keeratan hubungan Kation-kation dapat tukar dengan kedalaman horizon..
27
7. Keeratan hubungan KTK dengan kedalaman horizon...................................
28
8. Keeratan hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon.................
29
9. Sifat Fisik tanah.............................................................................................
30
10. Keeratan hubungan persentase Pasir dengan kedalaman horizon..................
31
11. Keeratan hubungan persentase Liat dengan kedalaman horizon....................
32
12. Keeratan hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon......................
32
13. Keeratan hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon..................
33
14 Keeratan hubungan TRP dengan kedalaman horizon.....................................
34
15. Matriks Korelasi Antar Berbagai Peubah Amatan………………….............
47
7
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
Halaman
1. Contoh letak pembuatan profil tanah..............................................................
19
2. Produksi rata – rata tandan per pokok pada blok pengamatan
selama 25 tahun............................................................................................
35
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No
Teks
Halaman
1. Peta Afdeling...................................................................................................
60
2. Profil Tanah blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29..................................
61
3. Data produksi per blok pengamatan tahun 1983 s.d 2006..............................
64
4. Rekapitulasi data produksi Kelapa Sawit blok K23, L23, L29,
M19, M23 dan M29.........................................................................................
67
5. Data produksi TM Kelapa Sawit tahun tanam 1980 pengamatan
Tahun 1983 s.d 2006.......................................................................................
67
6. Data curah hujan Afdeling III Kebun Kwala Sawit PTP N 2.........................
68
7. Realisasi Pemupukan TT 1980, Afd. III, Keb.Kwala Sawit PTPN-II.............
69
8. Standart Produksi berdasarkan kelas lahan.....................................................
70
9. Kriteria hasil analisis tanah untuk Kelapa Sawit..............................................
70
10. Hasil Analisis karakteristik tanah dengan produksi tandan
per pokok......................................................................................................... 71
11. Hasil analisis regresi linier karakteristik tanah dengan produksi
tandan per pokok.............................................................................................. 74
12. Hasil analisis regresi quadratik tanah dengan produksi tandan
per pokok......................................................................................................... 74
13. Hasil analisis regresi berganda tandan per pokok dengan karakteristik tanah.. 75
14. Perhitungan faktor koreksi untuk setiap lapisan tanah (Sys, 1985)................. 76
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah Ultisol pada areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia sebagian besar
bertopografi datar hingga bergelombang dan sebagian kecil bergelombang hingga
berbukit. Proses pembentukan tanahnya berasal dari proses pelapukan yang sangat
intensif karena berlangsung pada daerah tropika dan sub tropika yang bersuhu panas
dan bercurah hujan tinggi. Pencucian basa-basa yang berlangsung sangat intensif
pada rezim temperature mesik, iso mesik mengakibatkan tanah bersifat masam dan
miskin unsur hara (Koedadiri, A.D.,W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta, 1999).
Potensi bahan tanaman sampai saat ini sudah dianggap optimal dengan
perkataan lain jika diusahakan pada lahan yang sesuai dan dengan sistem pengelolaan
yang optimal maka produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai. Potensi lahan
ditentukan oleh sifat fisik, kimia juga meliputi topografi dan vegetasi, sedangkan
pengelolaan kebun meliputi seluruh aspek kultur teknis. Hakim, dkk. (1986)
menyatakan sifat fisik dan kimia tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi tanaman.
Para praktisi perkebunan selalu beranggapan bahwa produksi yang tinggi pasti
akan diraih jika ada hujan dan aplikasi pupuk sesuai rekomendasi telah dilakukan
tetapi mengabaikan faktor kesuburan fisik (konservasi tanah dan air) dan kimia tanah.
Meskipun pemupukan terus dilakukan namun hasilnya cenderung tidak berdampak
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
terhadap peningkatan produktivitas aktual tanaman sesuai dengan potensi produksi
yang diharapkan.
Menurut Adiwiganda (2005), jenis tanah yang umum terdapat di kebun Kwala
Sawit adalah Typic Paleudult (podsolik kuning fraksi liat tinggi), yang mengandung
karbon (C) tergolong sedang (2,20%) di lapisan atas dan tergolong rendah di lapisan
bawah (0,39–0,82%). Kandungan Nitrogen (N) agak rendah (0,05–0,17%)
pada
seluruh lapisan begitu juga fosfor (P) tergolong rendah (2–4 ppm), pH tanahnya
masam (pH 4,0–4,4), kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa tergolong rendah di
seluruh lapisan. Kelas kesesuaian aktual pada tanah ini adalah S3 (agak sesuai), tetapi
dengan upaya perbaikan faktor pembatas tersebut kesesuaian lahan dapat ditingkatkan
menjadi S2 (sesuai).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui
sejauhmana sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi produksi kelapa sawit di kebun
Kwala Sawit PTPN II dan upaya-upaya apa yang mungkin dapat dilakukan
selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit sehingga
produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai (Tabel Lampiran 6).
Perumusan Masalah
Realisasi produksi kelapa sawit di areal tanaman menghasilkan yang
diusahakan di kebun Kwala Sawit PTPN II secara umum masih dibawah potensi
produksi yang mampu dihasilkan oleh tanaman tersebut (Tabel Lampiran 1, 2, 3).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Banyak faktor yang mempengaruhi perolehan produksi diantaranya iklim, tanah,
kultur teknis, bahan tanaman, manusia dan lain-lain.
Upaya aplikasi pupuk sesuai rekomendasi PPKS Medan telah dilakukan
(Tabel Lampiran 5) untuk meraih produksi sesuai dengan standar produksi (Tabel
Lampiran 6), tetapi produksi tersebut belum tercapai sehingga menimbulkan persepsi
yang berbeda dalam menyikapi penyebab belum tercapainya produksi tersebut. Untuk
memecahkan masalah tersebut perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui sejauh
mana sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi perolehan produksi kelapa sawit di
kebun Kwala Sawit PTPN II. Bertolak dari kenyataan tersebut penulis mencoba
melakukan suatu penelitian dalam hal ini yang diteliti adalah faktor tanah, melalui
kajian terhadap sifat fisik dan kimia tanah dan hubungannya dengan produksi kelapa
sawit.
Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji sifat fisik dan kimia tanah Typic Paleudult hubungannya
dengan produksi kelapa sawit di kebun Kwala Sawit PTPN II.
Hipotesis
Sifat fisik dan kimia tanah mempengaruhi produktivitas tanaman kelapa sawit
di kebun Kwala Sawit PTPN II.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat
bagi PTPN II, maupun pihak-pihak yang memerlukannya untuk meningkatkan
produktivitas tanah dan tanaman kelapa sawit.
2. Sebagai bahan penulisan tesis dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
Magister Pertanian di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia
Kelapa Sawit telah diusahakan sebagai tanaman komersial di berbagai belahan
bumi, terutama di daerah tropis yang berada di kawasan antara 10O LU dan 10O LS,
seperti pantai barat Afrika, wilayah-wilayah tropis Amerika Latin, Pasifik Selatan dan
Asia Tenggara. Luas areal kelapa sawit di Indonesia terus meningkat dan pada tahun
1999 luas areal kelapa sawit diperkirakan mencapai 2,96 juta ha, yang tersebar di
propinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi dan Irian Jaya (Harahap, dkk. 2000).
Kelapa Sawit masuk di Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun
Raya Bogor. Kebun Kelapa Sawit pertama dibuka pada tahun 1911 di Tanah Itam
Ulu oleh Maskapai Oliepalmen Cultuur dan di Pulau Raja oleh Maskapai Huilleries
de Sumatera-RCMA, kemudian oleh Seumadam Cultuur Mij, Sungai Liput Cultuur
Mij, Mapoli, Tanjung Genteng oleh Palmbomen Cultuur Mij, Medang Ara Cultur
Mij, Deli Muda oleh Huilleries de Deli dan lain-lain. Sampai tahun 1915 baru
mencakup areal seluas 2.715 ha, ditanam bersama dengan kultura lain seperti Kopi,
Kelapa, Karet dan Tembakau. Pada tahun 1916, ada 16 perusahaan di Sumatera
Utara dan 3 di Pulau Jawa.
Pada tahun 1920, sudah ada 25 perusahaan yang
menanam Kelapa Sawit di Sumatera Timur, 8 di Aceh dan 1 di Sumatera Selatan
yaitu di Taba Pingin dekat Lubuk Linggau (Lubis, 1992).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pada tahun 1916 terdapat perkebunan kelapa sawit seluas 1.272 ha di
Sumatera Utara (Sumatera Timur) dan Aceh dengan produksi 576 ton minyak sawit.
Pada tahun 1938 menjadi 92.307 ha dengan produksi 220.702 ton minyak sawit dan
42.965 ton inti sawit. Setelah perang dunia II berakhir pada tahun 1945, turun
menjadi 73.621 ha.
Indonesia mempunyai kedudukan utama sebagai produsen
minyak sawit dunia pada tahun 1938 yang melulu dari Sumatera yaitu minyak
kelapa sawit 220.702 ton, Afrika 205.988 ton dan Malaysia hanya 55.247 ton
(Sianturi, 1990).
Tanaman kelapa sawit telah dikembangkan secara luas di Indonesia baik di
kawasan Barat Indonesia maupun di kawasan Timur Indonesia.
Daerah-daerah
pengembangan tersebut memiliki kondisi iklim dan tanah dengan tingkat keragaman
yang tinggi. Perkembangan produktivitas aktual dari beberapa kebun di Indonesia
yang mewakili beberapa wilayah pengembangan kelapa sawit menunjukkan bahwa
produktivitas tanaman kelapa sawit pada umumnya masih rendah dibandingkan
produktivitas potensial lahannya (Harahap, dkk. 2000).
Keberhasilan pengusahaan kelapa sawit berkaitan erat dengan tingkat
produksi yang dapat dicapai. Tingkat produksi yang dapat dicapai ditentukan oleh
potensi genetik bahan tanaman, potensi lahan dan tingkat pengelolaan pertanaman.
Potensi bahan tanaman sampai saat ini sudah dianggap optimal, dengan perkataan
lain jika diusahakan pada lahan yang sesuai dan dengan sistem pengelolaan yang
optimal maka produksi aktual yang diharapkan dapat tercapai (Siregar, dkk. 1997).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Menurut Propinsi Tahun 2000 – 2005 ( ha )
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Propinsi
NAD
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
SUMATERA
Jawa Barat
Banten
JAWA
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
KALIMANTAN
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
SULAWESI
Papua
TOTAL
2000
218.493
785.732
229.575
805.646
406.315
557.849
91
60.899
97.445
3.162.045
12.350
6.304
18.654
363.269
196.801
120.694
128.256
809.020
33.593
73.375
13.285
120.253
48.105
4.158.077
2001
252.114
869.074
266.389
1.047.644
422.503
496.950
89.225
66.730
119.803
3.630.432
6.251
14.080
20.331
389.007
217.666
129.673
144.567
880.913
40.976
77.182
13.285
131.443
50.137
4.713.256
2002
257.684
886.612
270.047
1.246.106
529.209
516.928
90.065
70.409
131.362
3.898.422
6.251
16.983
23.234
406.372
221.034
138.634
191.146
957.186
47.029
83.084
13.285
143.398
52.817
5.075.057
2003
258.195
896.234
278.780
1.301.464
452.968
541.932
91.417
73.910
136.955
4.031.855
6.251
17.205
23.456
415.821
222.034
139.634
192.146
969.635
48.066
84.384
13.285
145.735
68.490
5.239.171
2004
260.267
905.505
283.061
1.402.918
463.723
557.932
92.161
76.493
143.303
4.185.364
6.251
18.462
24.713
425.231
223.514
143.186
213.117
1.005.049
50.786
86.975
13.285
151.046
76.485
5.442.657
2005
261.311
910.188
285.235
1.457.509
469.288
566.168
92.536
77.830
146.625
4.266.721
6.251
19.137
25.388
430.043
218.823
145.007
224.747
1.018.620
52.223
88.310
13.285
153.818
80.949
5.597.718
Sumber : - Statistik Kelapa Sawit 2004 (diolah)
- Pembangunan Kelapa Sawit 2006 , GAPKI (diolah)
- Visi Data Riset 2005 (diolah).
Syarat Tumbuh
Iklim
Kelapa Sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar
Lintang Utara–Selatan 12O pada ketinggian 0–500 m di atas permukaan laut. Jumlah
curah hujan yang baik adalah 2.000–2.500 mm/thn, tidak terdapat defisit air dan
hujan agak merata sepanjang tahun. Hal ini bukan berarti kurang dari 2.000 mm
tidak baik, karena kebutuhan efektif hanya 1.300–1.500 mm. Terpenting adalah tidak
terdapat defisit air 250 mm. Lebih dari 2.500 mm juga bukan tidak baik asal saja
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
jumlah hari hujan setahun tidak terlalu banyak misalnya lebih dari 180 hari
(Lubis, 1992).
Curah hujan 60 mm/bulan ditetapkan sebagai batas minimum untuk bulan
kering dan ini sesuai dengan kebutuhan minimal curah hujan bulanan untuk kelapa
sawit. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pertumbuhan kelapa sawit akan
terganggu dan mengakibatkan dampak penurunan
produksi bila selama 3 bulan
berturut-turut menerima curah hujan < 60 mm/bulan atau dengan defisit air berkisar
300–500 mm (Siregar, dkk., 1997).
Menurut Lubis (1992), defisit air yang tinggi menyebabkan produksi turun
drastis dan baru normal pada tahun ketiga dan keempat karena merusak bunga
sebelum anthesis dan pada bunga yang telah anthesis menyebabkan kegagalan
matang tandan. Defisit air tahunan diklasifikasikan atas beberapa kelas pada budidaya
Kelapa Sawit. IRHO menyusun klasifikasi sebagai berikut : 0–150 mm optimum,
150–250 mm favourable, 250–350 mm intermediate, 350–400 mm limited, 400–500
mm marginal dan > 500 mm unfavourable.
Suhu yang tetap tinggi terdapat pada elevasi dekat dengan permukaan laut.
Jadi daerah pertanaman yang ideal adalah dataran rendah hingga 200 m di atas
permukaan laut, tetapi masih cukup baik hingga tinggi 400 m di atas permukaan laut.
Hingga 600 m diatas permukaan laut masih dapat tumbuh dengan laju pertumbuhan
yang lambat dan produksi yang lebih rendah. Tetapi lebih dari 600 m diatas
permukaan laut tidak dianjurkan untuk tanaman kelapa sawit (Sianturi, 1990).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Lubis (1992) menyatakan, temperatur yang optimal 24–28 OC dan tertinggi
32 OC. Kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5–7 jam/hari. Kelembaban ratarata yang tinggi akan merangsang perkembangan penyakit. Ketinggian yang optimal
adalah 0–400 m, pada ketinggian yang lebih pertumbuhan akan terhambat dan
produksi lebih rendah. Kecepatan angin 5–6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan, angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman yang baru
doyong atau miring.
Menurut Sianturi (1990) variasi suhu yang baik,
jangan terlalu tinggi.
Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu dingin bisa
membuat tandan bunga mengalami aborsi serta tidak menyebar merata sepanjang
tahun.
Suhu harian bervariasi antara 4,8O C dan 11,2O C, tetapi 50% adalah
bervariasi sempit antara 8O–10O C. Perkebunan kelapa sawit yang ideal adalah pada
daerah dengan variasi suhu harian sempit.
Suhu rata-rata minimum 22O C dan
maksimum 32O C. Suhu absolut maksimum 38O C dan minimum 8O C. Bila suhu
tersebut terjadi dalam waktu singkat tidak akan mematikan.
Tanah
Tanah merupakan salah satu komponen dasar dalam pembangunan
perkebunan kelapa sawit. Pemahaman mengenai karakteristik tanah di perkebunan
kelapa sawit sangat diperlukan sebagai dasar dalam menentukan tindakan kultur
teknis yang akan dilakukan dalam rangka menjamin kesinambungan produktivitas
lahan (Rahutomo, dkk. 2001).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pertumbuhan tanaman tidak hanya bergantung pada tersedianya unsur hara
yang cukup dan seimbang, tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik dan kimia
tanah yang baik. Pentingnya sifat-sifat fisik dan kimia tanah yang baik dalam
menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak disadari karena kesuburan tanah selalu
dititik beratkan hanya pada kesuburan kimianya (Rohlini dan Soeprapto,1989).
Tanah dikatakan subur apabila fase padat mengandung cukup unsur hara
tersedia dan cukup air serta udara bagi pertumbuhan tanaman. Apabila ruang-ruang
pori yang terdapat diantara partikel-partikel padat menyebar sedemikian rupa
sehingga dapat menyediakan air yang cukup untuk pertumbuan tanaman dan pada
waktu yang bersamaan memungkinkan aerasi yang cukup pada akar, maka tanah itu
dinilai mempunyai hubungan air dan udara yang cocok. Banyaknya unsur hara di
dalam tanah tidak menjamin tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi
tinggi, tetapi tergantung juga dari hubungan air dan udara yang memungkinkan
tanaman dapat mempergunakan unsur hara tersedia secara efisien, perkembangan
akar lebih intensif dan proses biologi dan kimia berlangsung baik pada kondisi
optimum (Hasibuan, 1981).
Hillel (1980) menyatakan bahwa, kesesuaian menyeluruh suatu tanah sebagai
medium pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada keberadaan dan jumlah
nutrisi kimia dan adanya toksisitas, tetapi juga atas keadaan dan mobilitas air dan
udara dan atas sifat-sifat mekanis tanah serta rejim temperaturnya. Tanah harus remah
dan cukup gembur untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
tanpa gangguan mekanis. Singkatnya untuk kesuburan kimia, tanah harus memiliki
kesuburan fisik.
Lahan di perkebunan kelapa sawit didominasi oleh tanah-tanah marginal.
Tanah-tanah marginal di perkebunan kelapa sawit berkembang di daerah dengan
curah hujan tinggi dan distribusinya merata sepanjang tahun dan telah mengalami
proses pencucian yang sangat intensif. Tanah tersebut memiliki karakteristik fisika
dan kimia sehingga tingkat kesuburan tanahnya rendah dan kurang menguntungkan
untuk pertumbuhan tanaman. Tanah tersebut berkembang dari bahan induk yang
terbentuk pada zaman geologi tersier yang tersebar di daerah pengembangan kelapa
sawit di Indonesia yaitu di Kalimantan, Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Aceh, Irian
Jaya dan sebagian kecil Sumatera Utara (Koedadiri dan Winarna, 1999).
Kelapa Sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik,
Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol dan Alluvial. Sifat fisik
tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah solum tebal 80 cm. Solum tebal
akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi
penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur ringan, dikehendaki memiliki
pasir 20–60%, debu 10–40% dan liat 20–50%. Perkembangan struktur baik,
konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang.
Terdapat hubungan yang positif antara sifat fisik tanah, permeabilitas, ruang
pori total, pori drainase dan kerapatan bongkah (Martoyo, 1992). Semakin baik sifat
fisik tanah semakin baik pula pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Makin
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
mudah akar menembus tanah biasanya pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
akan semakin cepat dan akan memberikan hasil yang tinggi.
Tekstur dan struktur tanah adalah ciri fisik tanah yang sangat berhubungan.
Kedua faktor ini dijadikan parameter kesuburan tanah, karena menentukan
kemampuan tanah tersebut dalam menyediakan unsur hara. Tanah bertekstur kasar
memiliki kemampuan yang kecil sekali dalam menyimpan dan menyediakan unsur
hara, sebaliknya tanah yang mengandung liat yang cukup lebih akan mampu
menyimpan dan menyediakan unsur hara. Tanah bertekstur liat berpasir, lempung
berliat dan liat berpasir tergolong tekstur yang baik untuk kelapa sawit (Adiwiganda,
1998). Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan,
kemudahan olah, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah-daerah geografis
tertentu (Hakim, dkk, 1986). Terjadinya peningkatan sejumlah liat didalam sub soil
ternyata dapat meningkatkan persediaan air dan unsur hara pada zona tersebut
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan sistem
granuler atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tanah-tanah dengan struktur pejal (massive). Tanah dengan tekstur pasir banyak
mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 1993).
Kerapatan lindak (Bulk Density) menunjukkan perbandingan antara berat
tanah kering dengan volume total (padat dan pori-pori). Dengan demikian kerapatan
lindak selalu lebih kecil dibandingkan dengan kerapatan partikel (Particle Density).
Kerapatan lindak dipengaruhi oleh struktur tanah seperti kelonggaran tanah atau
kepadatan tanah, akibat dari sifat mengembang dan mengerut yang dipengaruhi oleh
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
kadar liat dan kelembaban. Bahkan pada tanah yang ekstrim padat kerapatan lindak
masih lebih kecil dari kerapatan partikel, karena partikel tanah tidak dapat terikat
sempurna dan tanah adalah tubuh yang poreous yang tidak pernah sepenuhnya tidak
berlubang (Hillel, 1980).
Menurut Hardjowigeno (1993) guna menentukan kerapatan lindak adalah
untuk : 1) Deteksi adanya lapisan padas dan tingkat kepadatannya, semakin memadas
maka semakin tinggi kerapatan lindaknya, 2) Menentukan adanya kandungan abu
volkan dan batu apung yang cukup tinggi. Tanah dengan kandungan abu volkan/batu
apung yang tingggi mempunyai kerapatan lindak yang rendah dengan nilai 0,85 g/cm³
3) Evaluasi terhadap kemungkinan akar menembus tanah. Pada tanah-tanah dengan
kerapatan lindak tinggi akar tanaman tidak dapat menembus lapisan tanah tersebut.
4) Evaluasi
perubahan volume tanah karena proses pembentukan tanah, akibat
penambahan dan pencucian dari horizon-horizon tertentu.
Produksi optimum suatu tanaman dapat dicapai dengan pemupukan dan
usaha- usaha perbaikan sifat fisik tanah. Akan tetapi pemupukan tidak akan berhasil
dan menguntungkan sebelum usaha-usaha pencegahan erosi, perbaikan keadaan air
dan udara, usaha-usaha pemeliharaan bahan organik tanah, perbaikan tanah-tanah
yang telah rusak, atau perbaikan drainase telah dilakukan (Arsyad, 2000).
Keragaman sifat tanah secara alamiah adalah akibat dari faktor dan proses
pembentukannya mulai dari bahan induk berkembang menjadi tanah pada berbagai
kondisi lahan. Sehubungan dengan tingginya keragaman tanah tersebut maka
informasi yang lebih objektif tentang kesuburan tanah sangat diperlukan untuk lebih
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
mengarahkan pengelolaan tanahnya. Tanah yang subur akan memiliki nilai status
kesuburan yang tinggi, sehingga upaya pemeliharaannya akan dapat dilakukan secara
mudah, sedangkan pada tanah kurus nilai kesuburannya yang rendah
akan
memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif (Adiwiganda, 1998).
Sifat kimia tanah
pH 4,0–6,0
namun
yang
terbaik adalah
Kandungan unsur hara tinggi, C/N mendekati 10 dengan
5–5,5.
C: 1% dan N: 0,1%
(Lubis, 1992). Di Indonesia status kesuburan tanah di areal pengembangan kelapa
sawit dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu: status tinggi, agak tinggi, sedang,
agak rendah dan rendah.
Menurut Adiwiganda dkk. (1991), hubungan tingkat
kesuburan tanah dengan produktivitasnya meliputi: 1) tingkat kesuburan agak tinggi
sampai tinggi yang meliputi tanah-tanah Hapludand, Haplaquand dan Andaquept
dengan tingkat produktivitas > 24 ton TBS/ha/thn; 2) tingkat kesuburan sedang yang
meliputi tanah-tanah Eutropept, Dystropept, Hapludult dan Tropopsamment, dengan
tingkat produktivitas 21–24 ton TBS/ha/thn; 3) tingkat kesuburan agak rendah yang
meliputi tanah-tanah Haplohumult, Haplaquult dan Tropofluvent dengan tingkat
produktivitas 18–21 ton TBS/ha/thn; 4) tingkat kesuburan rendah yang meliputi
tanah-tanah Paleaquult, Paleudult, Palehumult dan Kandiudult serta tanah gambut
dengan tingkat produktivitas < 18 ton TBS/ha/thn (Harahap, dkk. 2000).
Produktivitas tanaman kelapa sawit ditentukan oleh karakteristik lahan yang
berbeda pada setiap wilayah pengembangannya. Belum tercapainya produktivitas
tersebut berhubungan erat dengan kondisi iklim wilayah yang berfluktuasi musiman
dan perlakuan kultur teknis tanaman kelapa sawit yang belum optimal. Beberapa
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
faktor lahan selain iklim, yang menentukan kelas kesesuaian lahan meliputi:
ketinggian tempat diatas permukaan laut, topografi dan karakteristik tanah.
Pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit berbeda-beda pada setiap jenis
tanah sebagai akibat perbedaan sifat fisik dan kimia tanah (Harahap, dkk. 2000).
Kadar hara tanah di kebun wilayah Sumatera menunjukkan bahwa secara
umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak rendah. Kemasaman (pH)
tanah berkisar 4,7–5,5 yang tergolong agak rendah. Kadar karbon (C-organik) tanah
lapisan atas berkisar 1–4,4 yang tergolong rendah hingga sedang, selanjutnya pada
lapisan bawah berada dibawah 2% berkisar 0,15–1,45% yang tergolong rendah.
Ratio C/N lapisan atas berkisar 10,50–20,40 yang tergolong sedang hingga tinggi,
selanjutnya pada lapisan bawah berkisar 5,7–10,75 yang tergolong agak rendah
hingga sedang.
1–3 ppm.
Kandungan P tersedia umumnya adalah sangat rendah berkisar
Kation tertukarkan K, Na, Ca, dan Mg juga tergolong rendah.
Perimbangan hara K, Ca dan Mg dapat ditukar di dalam tanah yang optimum untuk
kelapa sawit mengikuti pola Ca > Mg > K, dimana hara K, Ca dan Mg
masing–
masing menempati 10%, 60% Ca dan 30% Mg dari jumlah ketiga kation tersebut.
Kebijakan pemupukan akan mengakibatkan nisbah Mg/K dan Ca/K lebih kecil
dari kondisi optimum, sehingga tanaman kelapa sawit berpotensi mengalami
defisiensi Mg dan terganggunya perkembangan perakaran aktif kelapa sawit.
Kejenuhan Al tergolong sedang hingga tinggi berkisar 7,47–70,0 %. KTK umumnya
tergolong rendah hingga sedang berkisar 2,68–27,41 me/100 g dan KB tergolong
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
rendah berkisar 3–34%.
Secara umum tingkat kesuburan tanah kebun wilayah
Sumatera sedikit lebih baik dibanding tanah kebun wilayah Kalimantan
(Koedadiri, dkk. 1999).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada areal tanaman menghasilkan tahun tanam 1980
di Afdeling III kebun Kwala Sawit PTPN II yang berlokasi di kecamatan Batang
Serangan Kabupaten Langkat dengan ketinggian 25–100 m dpl. Subgrup tanah pada
areal yang diteliti didominasi oleh Typic Paleudults (Adiwiganda, 1998). Analisis
tanah dilakukan di Laboratorium BPTD PTPN II Medan. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2007.
Bahan dan Alat
Sampel tanah yang diambil dari blok K-23, L-23, L-29, M-19, M-23 dan M-29
tahun tanam 1980. Peralatan dan bahan yang digunakan di lapangan meliputi:
cangkul, sekop, bor tanah, pisau, meteran, ring sampler dan alat tulis menulis.
Peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium meliputi: ring sampler,
timbangan listrik, oven pengering, hidrometer, natrium pyrofosfat, asam sulfat, beker
glass, tabung erlenmeyer, dan lain-lain yang berhubungan dengan analisis
laboratorium.
Metode Penelitian
Penelitian meliputi 3 taraf yaitu blok dengan produktivitas tinggi, sedang dan
rendah masing-masing sebanyak 2 blok, sehingga keseluruhannya menggunakan
6 blok/unit penelitian. Pembuatan profil tanah pada blok yang terpilih ditetapkan
berdasarkan penentuan secara sistematis.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi variabel sifat fisik
dan kimia tanah, antara lain: Tekstur, Bulk Density, Total Ruang Pori, pH, C/N,
P-tersedia, KTK, Kejenuhan Basa, K, Ca, Mg dan Na. Pengamatan ini bertujuan
untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap produksi tandan per
pokok kelapa sawit di Kebun Kwala Sawit. Data agronomi untuk tanaman kelapa
sawit meliputi data produksi per blok dan curah hujan. Data tersebut diperoleh
dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dari Afdeling Kebun Kwala Sawit.
Pelaksanaan Penelitian
Areal yang dipilih secara relatif seragam, misalnya seragam dalam hal tanah,
topografi, umur tanaman maupun pertumbuhan tanamannya. Dari Afdeling yang
diamati ditentukan lokasi pengamatan sebanyak 6 blok/unit. Pengamatan sifat fisik
dan kimia tanah dilakukan dengan membuat profil tanah di gawangan mati pada
setiap blok pengamatan dengan ukuran 1,5 x 2 m.
Pengambilan contoh tanah
dilakukan secara vertikal sesuai dengan horizon tanah, kemudian dianalisis di
laboratorium.
Untuk pengamatan sifat fisik dan kimia tanah maka diperlukan dua macam
contoh tanah, 1) contoh tanah tak terganggu (undisturbed soil sample), diambil pada
setiap kedalaman bidang pengamatan dengan menggunakan ring sampler, yang akan
digunakan untuk menetapkan Bulk Density , Particle Density dan Total Ruang Pori,
2) contoh tanah biasa (disturbed soil sample), diambil pada setiap bidang
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
pengamatan, yang akan digunakan untuk analisis Tekstur, pH, C- C/N, P-tersedia, K,
Ca, Mg, Na, KTK, dan Kejenuhan Basa.
Faktor koreksi untuk setiap lapisan (horizon) tanah mengacu pada (Sys, 1985)
adalah 2.0, 1.75, 1.5, 1.0, 0.75, 0.5 dan 0.25. Setiap hasil analisis dikalikan dengan
faktor tersebut dengan kedalaman 25 cm.
Profil Pengamatan
Kelapa sawit
Pasar pikul
Gawangan mati
Gambar 1. Contoh letak pembuatan profil tanah.
1. Pengambilan Contoh Tanah Utuh
Pengambilan contoh tanah ini untuk menganalisis permeabilitas tanah, kerapatan
lindak,
porositas tanah.
Pengambilan contoh tanah ini dengan menggunakan
ring sampler dengan cara:
a. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil, kemudian letakkan ring
sampler tegak pada lapisan tanah tersebut. Nomor yang terdapat pada ring
sampler jangan terbalik.
b. Gali tanah di sekeliling ring sampler dengan alat sekop
c. Sayat tanah dengan pisau sampai hampir mendekati ring sampler
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
d. Tekan ring sampler sampai tiga perempat bagiannya masuk ke dalam tanah
e. Letakkan ring sampler lain diatas ring sampler pertama, kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah ring sampler ini masuk kedalam tanah kira-kira 1 cm.
f. Ring sampler beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop.
g. Pisahkan ring sampler kedua dengan hati-hati dan potonglah tanah kelebihan
yang ada pada bagian atas dan bawah ring sampler sampai rata sekali.
h. Tutup ring sampler dengan tutup plastik. Sampel diambil pada saat keadaan
kapasitas lapang. Jika terlalu kering dianjurkankan agar disiram dengan air yang
cukup
2. Penetapan Tekstur Tanah
a. Timbang 25 g tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh,
kemudian masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
b. Tambahkan 50 ml larutan Natrium Pyrofosfat dan biarkan selama satu malam.
c. Goncang selama 10 menit dengan shaker dan pindahkan secara kwantitas ke
dalam gelas ukur 500 ml dan tambahkan air sampai tanda garis.
d. Kocok kira-kira 20 kali sebelum pembacaan, masukkan hydometer ke dalam gelas
ukur dengan perlahan-lahan. Pembacaan pertama dilakukan selama 40 detik dari
saat pengocokan lalu dibiarkan tenang.
e. Setelah 3 jam masukkan lagi hydrometer untuk pembacaan kedua dan tentukan
tekstur dengan segitiga USDA.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
3.
Penetapan Kerapatan Lindak
(Particle Density)
(Bulk Density) dan Total Ruang Pori
a. Timbang contoh tanah dengan ring sampler-nya (x gram)
b. Keringkan pada suhu 1050 C selama 6 jam atau hingga beratnya konstan
c. Tetapkan kadar airnya
d. Timbang ring sampler yang telah kosong
e. Ukur diameter dan tinggi setiap ring sampler untuk menghitung volume
f. Berdasarkan ukuran diatas maka ditetapkan kerapatan lindak dan porositas
4. Penetapan Kandungan Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah adalah hasil peruraian tubuh bekas jasad hidup
(tumbuhan dan hewan), sehingga menunjukkan perbedaan dalam ukuran, bangun,
komposisi dan watak fisika-kimia dari aslinya dan telah menyatu dengan jarah-jarah
penyusun tanah lainnya. Penetapan kandungan bahan organik tanah dilakukan dengan
metode Walkley dan Black.
5. Penetapan N
Dilakukan dengan metode Kjehdal
6. pH tanah
Dilakukan dengan metode Elektrimeter dengan menggunakan pH meter.
7. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Dilakukan dengan metode ekstraksi 1 N NH4Oac pH 7.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
8. P tersedia
Dilakukan dengan metode Bray II.
Analisis Data
Untuk melihat hubungan antara sifat fisik dan kimia tanah dengan produksi
Kelapa Sawit dikaji dengan analisis regresi sederhana, dengan bentuk persamaan :
Ŷ = a + bX
Dimana ; Ŷ
a
b
X
: variabel terikat (produksi tandan/pokok kelapa sawit)
: intersep dari garis pada sumbu Y
: koefisien regresi linier
: Variabel bebas (Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah).
Selanjutnya untuk mengkaji sumbangan karekteristik tanah secara bersamasama dalam menentukan produksi tandan per pokok kelapa sawit maka dilakukan
analisis regresi berganda dalam bentuk persamaan matematis yaitu :
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bkXk
Dimana
:
Ŷ
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
: Produksi tandan per pokok
: intersep dari garis pada sumbu Y
: koefisien regresi linier
: pH
: C/N (%)
: P Tersedia (ppm)
: K Tukar (me/100g)
: Ca Tukar (me/100g)
: Mg tukar (me/100g)
: Na tukar (me/100g)
: KTK (me/100g)
: Kejenuhan Basa (%)
: Pasir (%)
: Liat (%)
: Bulk Density (g/cm3)
: Particle Density (g/cm3)
: Total Ruang Pori (%)
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah yang dilaksanakan di
laboratorium BPTD Medan, PTPN II dikemukakan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Contoh Tanah Afdeling III, Kebun Kwala Sawit, PTPN II.
Susunan Kation ( Exch )
Bahan Organik
No. Blok Kedalaman pH
(cm)
1 K 23
2 L 23
3 L 29
4 M 19
5 M 23
6 M 29
0 - 20
P2O5
Tersedia
% C % N C / N ( ppm )
me / 100 g
K
Ca
Mg
Tekstur
Kejenuhan
Basah ( % )
Na KTK
(%)
Pasir Debu Liat
BD
PD
Kelas Tekstur Tanah (
USDA)
(g/cm3) (g/cm3)
TRP
(%)
4.40 1.44 0.20 7.20 49.80 0.16 1.22 0.84 0.24 14.5
16.92
2
48 50
LIAT BERDEBU
1.14
2.46
53.66
20 - 75
4.40 0.03 0.18 0.17 48.15 0.17 2.85 1.25 0.25 17.5
25.77
6
20 74
LIAT
1.38
2.46
43.90
75 - 200
4.70 0.03 0.13 0.23 54.92 0.12 1.63 0.84 0.23 17.5
16.08
5
28 67
LIAT
1.36
2.61
47.89
0 - 13
4.50 0.87 0.22 3.95 40.28 0.19 1.63 0.84 0.24 18.6
15.63
2
36 62
LIAT
1.02
2.36
56.78
13 - 34
4.60 0.63 0.12 5.25 46.52 0.16 1.22 0.84 0.23 17.5
13.97
2
28 70
LIAT
1.21
2.75
56.00
34 - 109
4.40 0.60 0.15 4.00 56.68 0.22 1.22 0.84 0.25 21.5
11.74
4
30 66
LIAT
1.31
2.63
49.81
109 - 180 4.50 0.06 0.13 0.46 53.18 0.30 2.03 1.67 0.27 19.6
21.64
18 26 56
LIAT
1.33
2.68
50.37
4.20 1.26 0.22 5.73 34.39 0.26 1.63 0.84 0.22 17.5
16.82
8
38 54
LIAT
1.03
2.17
52.53
0 - 14
14 - 51
4.30 0.27 0.16 1.69 46.52 0.14 1.63 0.84 0.25 17.5
16.31
4
23 73
LIAT
1.08
2.44
55.74
51 - 175
4.40 0.21 0.18 1.17 46.52 0.21 1.22 0.84 0.25 23.6
10.70
2
26 72
LIAT
1.18
2.50
52.80
0 - 20
4.40 1.10 0.16 6.88 41.80 0.31 3.25 2.51 0.48 12.5
52.27
2
36 62
LIAT
1.14
2.52
54.76
20 - 172
5.50 0.18 0.18 1.00 49.80 0.14 4.88 3.35 0.28 12.5
69.03
3
38 59
LIAT
1.39
2.5
44.40
0 - 11
5.00 0.95 0.19
18.47
6
36 58
LIAT
1.03
2.61
52.01
11 - 36
5
47.50 0.16 1.63 0.84 0.24 15.5
4.70 0.53 0.19 2.79 50.66 0.33 1.63 0.84 0.24 15.5
19.56
4
36 60
LIAT
1.11
2.44
54.51
36 - 110 4.30 0.42 0.12 3.5 51.47 0.12 1.22 0.84 0.27 18.6
13.21
6
34 60
LIAT
1.21
2.56
52.73
110 - 150 4.40 0.59 0.22 2.68 50.66 0.22 1.22 0.84 0.24 13.5
18.63
6
36 58
LIAT
1.20
2.61
54.02
4.80 1.13 0.13 9.42 19.41 0.13 1.22 0.84 0.24 12.5
19.39
4
40 56
LIAT
1.21
2.33
48.07
15 - 95
4.70 0.24 0.13 1.85 18.25 0.53 1.63 1.26 0.26 20.6
17.91
4
36 60
LIAT
1.24
2.54
51.18
95 - 175
4.60 0.06 0.15 0.40 26.62 0.40 2.03 0.84 0.24 17.5
20.01
6
36 58
LIAT
1.41
2.64
46.59
0 - 15
Untuk mengkaji pengaruh masing – masing sifat fisik dan kimia tanah
terhadap kedalaman profil tanah dibuat suatu model regresi sederhana.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Model persamaan regresi diperoleh melalui pengolahan data computer program SPSS
12. Melalui pengolahan data diperoleh koefisen regresi dari masing – masing variabel
terhadap kedalaman profil tanah dan hubungan sifat fisik dan kimia tanah dan
hubungannya dengan produksi tandan per pokok kelapa sawit.
Hubungan Reaksi Tanah (pH Tanah) dengan kedalaman horizon
Tabel 3. Keeratan hubungan pH Tanah dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
(cm)
pH
0 - 20
4.40
20 - 75
4.40
75 - 200
4.70
0 - 13
4.50
13 - 34
4.60
34 - 109
4.40
109 - 180
4.50
0 - 14
4.20
14 - 51
4.30
51 - 175
4.40
0 - 20
4.40
20 - 172
5.50
0 - 11
5.00
11 - 36
4.70
36 - 110
4.30
110 - 150
4.40
0 - 15
4.80
15 - 95
4.70
95 - 175
4.60
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 4.2 + 0.15 d
0.86
0.75
Ŷ = 4.55 - 0.02 d
0.31
0.10
Ŷ = 4.1 + 0.1 d
1.00
1.00
Ŷ = 3.3 + 1.1 d
1.00
1.00
Ŷ = 5.15 - 0.22 d
0.90
0.81
Ŷ =
1.00
1.00
4.9 - 0.1 d
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
sawit (Tabel Lampiran 7) keenam profil menunjukkan reaksi tanah (pH) yang sangat
rendah sampai rendah (4.20–5.50), dengan nilai yang relatif semakin besar menurut
kedalaman tanah. Menurut Tan (1991) adanya pencucian intensif kation –kation basa
yang terjadi dari lapisan atas ke lapisan lebih dalam akan meninggalkan kation–kation
H+ dan Al3+ di lapisan atas yang sangat berperan dalam kemasaman tanah.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon
Tabel 4. Keeratan hubungan C/N Tanah dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
(cm)
Bahan Organik
C/N
0 - 20
7.20
20 - 75
0.17
75 - 200
0.23
0 - 13
3.95
13 - 34
5.25
34 - 109
4.00
109 - 180
0.46
0 - 14
5.73
14 - 51
1.69
51 - 175
1.17
0 - 20
6.88
20 - 172
1.00
0 - 11
5.00
11 - 36
2.79
36 - 110
3.50
110 - 150
2.68
0 - 15
9.42
15 - 95
1.85
95 - 175
0.40
Persamaan Regresi
Ŷ = 9.50 - 3.48 d
Ŷ = 6.34 - 1.17 d
Ŷ = 7.42
- 2.28 d
r
R²
0.86
0.72
0.74
0.53
0.91
0.83
Ŷ = 12.76 - 5.88 d
1.00
1.00
Ŷ = 5.05 - 0.62 d
0.75
0.57
Ŷ = 12.91 - 4.51 d
0.92
0.86
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
sawit (Tabel Lampiran 7), kandungan C/N tanah termasuk dalam kategori sangat
rendah sampai sedang (0.17–9.42). Keenam profil tanah menunjukkan persentase
C/N yang relatip semakin kecil menurut kedalaman tanah.
Nilai C/N sangat rendah menunjukkan bahwa bahan organik di lokasi
penelitian mempunyai tingkat pelapukan yang sudah lanjut.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan P Tersedia Tanah dengan kedalaman horizon
Tabel 5. Keeratan hubungan P tersedia tanah dengan kedalaman horizon..
No
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
(cm)
P Tersedia (
ppm )
0 - 20
49.80
20 - 75
48.15
75 - 200
54.92
0 - 13
40.28
13 - 34
46.52
34 - 109
56.68
109 - 180
53.18
0 - 14
34.39
14 - 51
46.52
51 - 175
46.52
0 - 20
41.80
20 - 172
49.80
0 - 11
47.50
11 - 36
50.66
36 - 110
51.47
110 - 150
50.66
0 - 15
19.41
15 - 95
18.25
95 - 175
26.62
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 45.84 + 2.56 d
0.72
0.53
Ŷ = 36.95 + 4.88 d
0.86
0.75
Ŷ = 30.34 + 6.06 d
0.86
0.75
Ŷ = 33.8 + 8 d
1.00
1.00
Ŷ = 47.47 + 1.03 d
0.76
0.58
Ŷ = 14.22 + 3.60 d
0.79
0.63
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
sawit (Tabel Lampiran 7), kandungan P dalam tanah termasuk sedang sampai tinggi
(18.25–56.68 ppm). Kandungan P di dalam tanah pada keenam profil relatif semakin
besar pada setiap kedalaman. Tingginya kandungan P di dalam tanah tetapi tidak
dapat diserap tanaman, hal ini terutama disebabkan oleh pH tanah yang sangat rendah
dan diikuti oleh terjadinya fikssasi P oleh ion – ion Al, Fe, Ca yang akan membentuk
senyawa tidak larut (Hakim, dkk, 1986 ).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Kation – kation Dapat Tukar dengan kedalaman horizon
Tabel 6. Keeratan hubungan Kation – kation dapat tukar dengan kedalaman horizon.
Susunan Kation ( Exch )
No.
Blok
Kedalaman
(cm)
1
2
3
K 23
L 23
L 29
4
M 19
5
M 23
6
M 29
Persamaan Regresi
me / 100 gr
K
Ca
Mg
r
R²
Na
0 - 20
0.16
1.22
0.84
0.24
Ŷ = 0.19 - 0.02 d
0.75
0.57
20 - 75
0.17
2.85
1.25
0.25
75 - 200
0.12
1.63
0.84
0.23
Ŷ = 1.49 + 0.20 d
Ŷ = 0.97
Ŷ = 0.25 - 0.005 d
0.24
0
0.50
0.06
0
0.25
0 - 13
0.19
1.63
0.84
0.24
Ŷ = - 1.23 + 0.84 d
0.77
0.60
13 - 34
0.16
1.22
0.84
0.23
Ŷ = 1.22 + 0.12 d
0.40
0.16
0.60
34 - 109
0.22
1.22
0.84
0.25
Ŷ = 0.42 + 0.24 d
0.77
109 - 180
0.30
2.03
1.67
0.27
Ŷ = 0.22 + 0.01 d
0.83
0.69
0 - 14
0.26
1.63
0.84
0.22
Ŷ = 0.25 - 0.02 d
0.41
0.17
Ŷ = 1.90 - 0.20 d
0.87
0.75
14 - 51
0.14
1.63
0.84
0.25
51 - 175
0.21
1.22
0.84
0.25
0 - 20
0.31
3.25
2.51
0.48
20 - 172
0.14
4.88
3.35
0.28
0 - 11
0.16
1.63
0.84
0.24
Ŷ = 0.21 - 0.003 d
11 - 36
0.33
1.63
0.84
0.24
Ŷ = 1.83 - 0.18 d
36 - 110
0.12
1.22
0.84
0.27
Ŷ = 0.84
110 - 150
0 - 15
15 - 95
0.22
0.13
0.53
1.22
1.22
1.63
0.84
0.84
1.26
0.24
0.24
0.26
95 - 175
0.40
2.03
0.84
0.24
Ŷ
Ŷ
Ŷ
Ŷ
Ŷ
Ŷ = 0.84
Ŷ
Ŷ
Ŷ
Ŷ
Ŷ
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
0.21 + 0.01 d
0.48 - 0.02 d
1.62 + 1.63 d
1.67 + 0.84 d
0.68 - 0.2 d
0.24 + 0.003 d
0.01 + 0.14 d
0.81 + 0.40 d
0.98
0.246
0
0
0.86
1.00
1.00
1.00
1.00
0.75
1.00
1.00
1.00
1.00
0.004
0.002
0.89
0.80
0
0
0.26
0.66
0.99
0
0
0.07
0.44
0.99
0
0
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
Ssawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa seluruh kompleks adsorbsi
didominasi oleh Ca+2, kemudian diikuti oleh Mg+2, Na+ dan K+. Kation Ca+2 termasuk
sangat rendah sampai rendah (1.22–4.88 me/100g). Mg+2 termasuk tinggi sampai
sangat tinggi (0.84–3.35 me/100g). Na+ termasuk rendah sampai sedang (0.22–0.48
me/100g). K+ sangat rendah sampai rendah (0.12–0.31 me/100g).
Rendahnya kation Ca+2 , Na+ dan K+ disebabkan Ca+2 , Na+ dan K+ mudah
tercuci oleh air perkolasi dan dilepaskan ke dalam horizon tanah. Rendahnya
kandungan kation – kation dapat tukar tersebut didalam tanah (Ca+2, Na+ dan K+)
karena
tanah
tersebut
didominasi
oleh
koloid
liat
beraktivitas
rendah
(Adiwiganda,dkk, 1996).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Kapasitas Tukar Kation (KTK ) dengan kedalaman horizon
Tabel 7. Keeratan hubungan Kapasitas Tukar Kation dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
Blok
K 23
L 23
L 29
4
M 19
5
M 23
6
M 29
Kedalaman
(cm)
0 - 20
20 - 75
75 - 200
0 - 13
13 - 34
34 - 109
109 - 180
0 - 14
14 - 51
51 - 175
0 - 20
20 - 172
0 - 11
11 - 36
36 - 110
110 - 150
0 - 15
15 - 95
95 - 175
KTK
( me/100g)
14.50
17.50
17.50
18.60
17.50
21.50
19.60
17.50
17.50
23.60
12.50
12.50
15.50
15.50
18.60
13.50
12.50
20.60
17.50
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 13.5 + 1.5 0 d
0.86
0.75
Ŷ = 17.55 + 0.70 d
0.52
0.28
Ŷ = 13.43 + 3.05 d
0.86
0.75
0
0
Ŷ = 16.5 - 0.29 d
0.17
0.03
Ŷ = 11.86 + 2.5 d
0.60
0.37
Ŷ = 12.5
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
sawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa KTK tanah termasuk sedang
(12.50–23.60 me/100g).
Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan tanah untuk menyerap dan
mempertukarkan kation–kation oleh muatan negatip, yang pada tanah terutama
berasal dari koloid humus dan mineral liat (Hakim, dkk, 1986). Tabel 7
memperlihatkan KTK tanah pada keenam profil adalah sedang dengan pola distribusi
cendrung meningkat ke horizon bawah.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon
Tabel 8. Keeratan hubungan Kejenuhan Basa dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
Blok
K 23
L 23
L 29
4
M 19
5
M 23
6
M 29
Kedalaman
(cm)
0 - 20
20 - 75
75 - 200
0 - 13
13 - 34
34 - 109
109 - 180
0 - 14
14 - 51
51 - 175
0 - 20
20 - 172
0 - 11
11 - 36
36 - 110
110 - 150
0 - 15
15 - 95
95 - 175
Kejenuhan
Basa ( % )
16.92
25.77
16.08
15.63
13.97
11.74
21.64
16.82
16.31
10.70
52.27
69.03
18.47
19.56
13.21
18.63
19.39
17.91
20.01
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 20.43 + 0.42 d
0.07
0.01
Ŷ = 11.79 + 1.58 d
0.47
0.23
Ŷ = 20.73 - 3.06 d
0.90
0.81
Ŷ = 35.51 + 16.76 d
1.00
1.00
Ŷ = 18.93 - 0.58 d
0.26
0.07
Ŷ = 24.38 - 4.11 d
0.93
0.87
Berdasarkan PPKS Medan (1992) kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa
sawit (Tabel Lampiran 7), dapat dilihat bahwa kejenuhan basa termasuk sangat
rendah sampai rendah (10.70–69.03 %), dengan pola distribusi yang bervariasi
menurut kedalaman tanah. Kejenuhan basa yang sangat rendah ini diperoleh dari
kation –kation tukar dan kapasitas tukar kation (KTK) yang masuk dalam kriteria
sedang.
Kejenuhan basa yang rendah akibat pH yang rendah, menurut Druif (1938)
rendahnya pH karena bahan induknya clay stone yang bersifat masam serta tanahnya
mudah mengalami pencucian. Menurut Hakim,dkk, (1986), kejenuhan basa
merupakan salah satu parameter kesuburan tanah hal ini berarti keenam profil
memiliki kesuburan yang rendah.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan kedalaman horizon
Tabel 9. Sifat Fisik Tanah.
No
1
2
3
4
5
6
Tekstur
Blok Kedalaman
(%)
(cm)
Pasir Debu Liat
K 23
0 - 20
2
48
50
20 - 75
6
20
74
75 - 200
5
28
67
L 23
0 - 13
2
36
62
13 - 34
2
28
70
34 - 109
4
30
66
109 - 180 18
26
56
L 29
0 - 14
8
38
54
14 - 51
4
23
73
51 - 175
2
26
72
M 19
0 - 20
2
36
62
20 - 172
3
38
59
M 23
0 - 11
6
36
58
11 - 36
4
36
60
36 - 110
6
34
60
110 - 150
6
36
58
M 29
0 - 15
4
40
56
15 - 95
4
36
60
95 - 175
6
36
58
Kelas Tekstur Tanah
(USDA)
LIAT BERDEBU
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
LIAT
BD
PD
(g/cm3) (g/cm3)
1.14
1.38
1.36
1.02
1.21
1.31
1.33
1.03
1.08
1.18
1.14
1.39
1.03
1.11
1.21
1.20
1.21
1.24
1.41
2.46
2.46
2.61
2.36
2.75
2.63
2.68
2.17
2.44
2.50
2.52
2.5
2.61
2.44
2.56
2.61
2.33
2.54
2.64
TRP
(%)
53.66
43.90
47.89
56.78
56.00
49.81
50.37
52.53
55.74
52.80
54.76
44.40
52.01
54.51
52.73
54.02
48.07
51.18
46.59
Morfologi
Tekstur
sl
sl
sl
sicl
cl
cl
cll
sicl
cl
cl
sicl
sicl
sl
cl
cl
cl
sicl
sicl
cl
Struktur Konsistensi
sedang
keras
sedang
keras
sedang
keras
sedang
teguh
kuat
teguh
kuat
teguh
kuat
teguh
sedang
teguh
kuat
teguh
kuat
teguh
sedang
teguh
sedang
teguh
sedang mudah lepas
kuat
teguh
sedang mudah pecah
kuat
teguh
sedang
teguh
sedang
teguh
kuat
teguh
Tekstur Tanah
Penyebaran besar butir dan penggolongan tekstur keenam profil disajikan
pada Tabel 9. Pola penyebaran fraksi pasir, debu dan liat bervariasi berdasarkan
kedalaman, secara relatif kandungan liat dan debu di keenam profil lebih banyak dari
fraksi pasir sehinggah tekstur didominasi oleh liat . Tekstur tanah menggambarkan
sebaran besar butir tanah yang ditentukan antara lain dengan metode hidrometer
Bouyoucos yang didasarkan pada kecepatan jatuhnya patikel-partikel tanah di dalam
suspensi yang mengikuti hukum Stokes. Dengan cara itu akan diketahui jumlah fraksi
liat, begitu juga fraksi debu. Sedangkan fraksi pasir diperoleh dari selisih fraksi liat
dan debu dengan fraksi total.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Persentase Pasir dengan kedalaman horizon
Tabel 10. Keeratan hubungan Persentase Pasir Tanah dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
Pasir
(cm)
(%)
0 - 20
20 - 75
2
6
75 - 200
5
0 - 13
2
13 - 34
2
34 - 109
4
109 - 180
18
0 - 14
8
14 - 51
4
51 - 175
0 - 20
2
2
20 - 172
3
0 - 11
6
11 - 36
4
36 - 110
6
110 - 150
6
0 - 15
4
15 - 95
95 - 175
4
6
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 1.33 + 1.5 d
0.72
0.52
Ŷ = -6 + 5 d
0.83
0.69
Ŷ = 10.66 + 3 d
0.97
0.96
Ŷ = 1+ d
1.00
1.00
Ŷ = 5 + 0.2 d
0.24
0.06
Ŷ = 2.66 + d
0.86
0.75
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori – pori makro
disebut lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori–pori
meso (agak poreus) sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai
pori–
pori mikro (tidak poreus). Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk
berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi, tetapi makin mudah
pula air untuk hilang dari tanah, dan sebaliknya. Dari Tabel 10 terlihat bahwa
persentase Pasir pada setiap kedalaman adalah linier positip, artinya semakin dalam
horizon kandungan pasir semakin tinggi.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon
Tabel 11. Keeratan hubungan Persentase Liat Tanah dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
Blok
K 23
L 23
L 29
4
M 19
5
M 23
6
M 29
Kedalaman
(cm)
0 - 20
20 - 75
Liat
(%)
50
74
75 - 200
0 - 13
13 - 34
34 - 109
109 - 180
0 - 14
14 - 51
51 - 175
0 - 20
20 - 172
0 - 11
11 - 36
36 - 110
110 - 150
0 - 15
15 - 95
95 - 175
67
62
70
66
56
54
73
72
62
59
58
60
60
58
56
60
58
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 46.6 + 8.5 d
0.68
0.47
Ŷ = 68 - 2.2 d
0.46
0.22
Ŷ = 48.33 + 9 d
0.83
0.70
Ŷ = 65.3 d
1.00
1.00
0
0
0.50
0.25
Ŷ = 59
Ŷ = 56 + d
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, debu dan
liat. Dari Tabel 11 terlihat bahwa persentase liat pada setiap kedalaman horizon tanah
bervariasi.
Hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon
Tabel 12. Keeratan hubungan Bulk Density dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
Blok
K 23
L 23
L 29
4
M 19
5
M 23
6
M 29
Kedalaman
(cm)
0 - 20
20 - 75
BD
(g/cm3)
1.14
1.38
75 - 200
0 - 13
13 - 34
34 - 109
109 - 180
0 - 14
14 - 51
51 - 175
0 - 20
20 - 172
0 - 11
11 - 36
36 - 110
110 - 150
0 - 15
15 - 95
95 - 175
1.36
1.02
1.21
1.31
1.33
1.03
1.08
1.18
1.14
1.39
1.03
1.11
1.21
1.20
1.21
1.24
1.41
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 1.07 + 0.11 d
0.82
0.68
Ŷ = 0.96 + 0.10 d
0.93
0.88
Ŷ = 0.94 + 0.07 d
0.97
0.96
Ŷ = 0.89 + 0.25 d
1.00
1.00
Ŷ = 0.98 + 0.06 d
0.92
0.86
Ŷ = 0.108 + 0.10 d
0.92
0.85
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Kerapatan lindak (Bulk Density) adalah bobot isi tanah kondisi lapangan yang
dikeringovenkan per satuan volume tanah. Tanah lapisan permukaan yang kaya
bahan organik dan gembur mempunyai kerapatan lindak lebih rendah dari lapisan
bawah yang pejal dengan kandungan humus rendah. Dari Tabel 12 terlihat bahwa
kerapatan lindak tanah semakin besar pada setiap kedalaman.
Hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon
Tabel 13 . Keeratan hubungan Particle Density dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
PD
(cm)
(g/cm3)
0 - 20
20 - 75
2.46
2.46
75 - 200
2.61
0 - 13
2.36
13 - 34
2.75
34 - 109
2.63
109 - 180
2.68
0 - 14
2.17
14 - 51
2.44
51 - 175
2.50
0 - 20
2.52
20 - 172
2.50
0 - 11
2.61
11 - 36
2.44
36 - 110
2.56
110 - 150
2.61
0 - 15
2.33
15 - 95
2.54
95 - 175
2.64
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 2.36 + 0.07 d
0.87
0.76
Ŷ = 2.39 + 0.08 d
0.63
0.40
Ŷ = 2.04 + 0.16 d
0.82
0.68
Ŷ = 2.54 - 0.02 d
1.00
1.00
Ŷ = 2.52 + 0.01 d
0.17
0.03
Ŷ = 2.19 + 0.15 d
0.97
0.95
Particle Density merupakan suatu ukuran kerapatan partikel tanah dan
kerapatan massa merupakan ukuran kerapatan dari tanah tersebut dimana tanah itu
berada secara alami termasuk ruang porinya. Dari Tabel 13 terlihat bahwa Particle
Density semakin besar untuk setiap kedalaman.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon
Tabel 14. Keeratan hubungan Total Ruang Pori dengan kedalaman horizon.
No.
1
2
3
4
5
6
Blok
K 23
L 23
L 29
M 19
M 23
M 29
Kedalaman
TRP
(cm)
(%)
0 - 20
20 - 75
53.66
43.90
75 - 200
47.89
0 - 13
56.78
13 - 34
56.00
34 - 109
49.81
109 - 180
50.37
0 - 14
52.53
14 - 51
55.74
51 - 175
52.80
0 - 20
54.76
20 - 172
44.40
0 - 11
52.01
11 - 36
54.51
36 - 110
52.73
110 - 150
54.02
0 - 15
48.07
15 - 95
51.18
95 - 175
46.59
Persamaan Regresi
r
R²
Ŷ = 54.25 - 2.88 d
0.58
0.34
Ŷ = 59.59 - 2.54 d
0.89
0.80
Ŷ = 53.42 + 0.13 d
0.07
0.005
Ŷ = 65.12 - 10.36 d
1.00
1.00
Ŷ = 52.25 + 0.42 d
0.46
0.22
Ŷ = 50.09 - 0.74 d
0.30
0.09
Porositas adalah proporsi ruang pori total yang terdapat dalam satuan volume
tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator dranase
dan aerase tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk keluar tanah secara leluasa. Dari Tabel 14
terlihat bahwa nilai TRP relatif semakin kecil pada setiap kedalaman horizon.
Produksi
Pengamatan di lapangan, meskipun lokasi blok tanaman yang diamati relatif
seragam namun produksi tandan per pokok yang dihasilkan memiliki sebaran yang
berbeda. Realisasi produksi pada lokasi pengamatan (Tabel Lampiran 1 dan 2) masih
di bawah potensi produksi yang mampu dihasilkan (Tabel Lampiran 6). Produksi
rata – rata tertinggi dijumpai pada blok M19 yaitu 6.59 tandan per pokok, sedangkan
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
produksi rata–rata terendah dijumpai pada blok K23 yaitu 6.16 tandan per pokok,
dalam satu siklus (25 tahun). Data produksi rata–rata tertinggi dan terendah pada blok
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Produksi Per Blok
7.00
6.00
5.00
Tandan Per Pokok
4.00
3.00
6.16
6.38
6.59
6.29
6.27
6.44
2.00
1.00
K 23
L 23
L 29
M 19
Blok
M 23
M 29
Produksi Tdn/Pkk
Gambar 2. Produksi rata – rata tandan per pokok pada blok pengamatan selama 25
tahun.
Dari hasil analisis laboratorium sifat fisik dan kimia tanah yang dilaksanakan
di laboratorium BPTD Medan, PTPN II yang dikemukakan pada Tabel 2, maka untuk
melihat hubungan sifat fisik dan kimia tanah dengan produksi tandan per pokok
Kelapa Sawit dikalikan dengan faktor koreksi untuk setiap lapisan (kedalaman) tanah
mengacu pada (Sys,1985) adalah 2.0, 1.75, 1.5, 1.25, 1.0, 0.75, 0.5 dan 0.25.
Setiap hasil analisis dikalikan dengan faktor tersebut dengan kedalaman 25 cm
(Lampiran 12).
Hasil analisis contoh tanah Afdeling III, kebun Kwala Sawit, PTPN II setelah
dikalikan dengan faktor koreksi dikemukakan pada Tabel 15.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel 15. Hasil Analisis Contoh Tanah Afdeling III, Kebun Kwala Sawit PTPN II
Bahan Organik
No. Blok
pH
%C
%N
P2O5
Tersedia
C / N ( ppm )
Susunan Kation ( Exch )
Tekstur
Kejenuhan
Basa ( % )
me / 100 g
Kelas Tekstur Tanah (
USDA)
(%)
BD
PD
( TRP )
(%)
K
Ca
Mg
Na
KTK
(g/cm3)
(g/cm3)
1
K23
5.50
0.66
0.21
3.19
62.40
0.18
2.25
1.17
0.29
20.06
19.45
5
18
77
LIAT
1.57
3.07
59.66
2
L23
5.30
0.68
0.18
3.86
59.98
0.25
1.65
1.12
0.29
23.22
14.24
6
17
77
LIAT
1.46
3.11
62.33
3
L29
5.64
0.54
0.23
2.34
58.04
0.24
1.92
1.10
0.32
25.90
13.84
5
4
91
LIAT
1.45
3.16
70.59
4
M19
6.33
0.42
0.21
1.99
57.71
0.21
5.47
3.81
0.38
14.93
66.07
3
26
71
LIAT
1.60
2.99
55.34
5
M23
6.97
0.80
0.24
3.38
72.97
0.29
2.02
1.21
0.37
23.89
16.29
8
6
86
LIAT
1.66
3.67
77.00
6
M29
6.25
0.45
0.18
2.47
27.85
0.57
2.24
1.42
0.33
24.46
18.65
6
16
78
LIAT
1.71
3.38
65.76
Pasir Debu Liat
Hubungan antara pH Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok
Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah,
karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah tersebut. Hasil analisa
hubungan antara pH tanah dengan produksi tandan per pokok tertera pada Gambar 3.
TDN/PKK
Observed
6.60
Linear
Ŷ = 5.992 + 0.060 pH
R2 = 0.064
r = 0.25
6.50
6.40
6.30
6.20
6.10
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
pH
Gambar 3. Hubungan antara pH tanah terhadap produksi tandan per pokok
Dari Gambar 3 terlihat bahwa hubungan antara pH tanah dengan jumlah
tandan per pokok tanaman kelapa sawit adalah linier positip. Jika pH tanah meningkat
maka produksi tandan per pokok akan semakin besar.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan antara C/N dengan Produksi Tandan Per Pokok
Hasil analisa C/N tanah hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per
pokok tertera pada Gambar 4.
TDN/PKK
Observed
6.60
Linear
6.50
Ŷ = 6.678 – 0.112 C/N
R2 = 0.287
r = 0.53
6.40
6.30
6.20
6.10
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
C/N
Gambar 4. Hubungan antara C/N terhadap produksi tandan per pokok.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa nisbah C/N mempengaruhi jumlah tandan per
pokok tanaman kelapa sawit secara linier negatip, artinya semakin kecil nisbah C/N
tanah menyebabkan semakin meningkatnya jumlah tandan per pokok Kelapa Sawit.
Nisbah C/N dipengaruhi oleh iklim seperti curah hujan dan suhu, disamping
dipengaruhi juga oleh C/N dalam tanaman dan jasad mikro itu sendiri (Hakim, dkk,
1986). Nisbah C/N yang rendah menandakan proses nitrifikasi berlangsung dengan
baik. Nisbah C/N yang rendah menandakan proses dekomposisi bahan organik sudah
berlangsung
lama/lanjut
yang
dilakukan
oleh
mikroorganisme
tanah
(Brady, 1984), serta menghasilkan ion–ion seperti : O2, H2, NH4+, PO4- 3 dan SO4-2
yang berguna bagi pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman serta pada
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
akhirnya berfungsi juga untuk meningkatkan jumlah tandan per pokok tanaman
kelapa sawit.
Hubungan antara P Tersedia Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa P tersedia tanah hubungannya dengan produksi rata – rata
tandan per pokok tertera pada Gambar 5.
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
Ŷ = 6.58 – 0.004 P
R2 = 0.17
r = 0.41
6.50
6.40
6.30
6.20
6.10
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
P TERSEDIA
Gambar 5. Hubungan antara P tersedia tanah terhadap jumlah tandan per pokok.
Pada Gambar 5 terlihat bahwa hubungan antara P tersedia tanah dengan
jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit adalah linier negatip. Jika kandungan
P tersedia di dalam tanah semakin tinggi maka semakin rendah jumlah produksi
tandan per pokok kelapa sawit.
Hubungan antara K Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa K tukar hubungannya dengan produksi rata–rata tandan per
pokok tertera pada Gambar 6.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 6.273 + 0.284 K
R2 = 0.072
r = 0.268
6.40
6.30
6.20
6.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
K tukar
Gambar 6. Hubungan antara K tukar terhadap jumlah tandan per pokok.
Pada Gambar 6 hubungan antara K tukar adalah linier positip, artinya makin
tinggi kandungan K tukar dalam tanah makin meningkat produksi tandan per pokok
kelapa sawit.
Hubungan antara Ca Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa Ca tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per
pokok tertera pada Gambar 7.
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 6.156 + 0.077 Ca
R2 = 0.533
r = 0.730
6.40
6.30
6.20
6.10
2.00
3.00
4.00
5.00
Ca TUKAR
Gambar 7. Hubungan antara Ca tukar terhadap produksi tandan per pokok.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pada Gambar 7 hubungan antara Ca tukar dengan produksi tandan per pokok
adalah linier positip, artinya makin tinggi kandungan Ca tukar dalam
tanah
menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.
Unsur hara Ca merupakan salah satu unsur yang banyak terkandung di dalam
tandan kelapa sawit, jadi peningkatan kandungan Ca akan meningkatkan produksi
tandan per pokok kelapa sawit (Ng, 1972).
Hubungan antara Mg Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa Mg tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per
pokok tertera pada Gambar 8.
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 6.171 + 0.112 Mg
R2 = 0.639
r = 0.799
6.40
6.30
6.20
6.10
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
Mg TUKAR
Gambar 8. Hubungan antara Mg tukar dengan produksi rata – rata tandan per pokok.
Pada Gambar 8 hubungan antara Mg tukar dengan produksi tandan per pokok
adalah linier positip, artinya semakin tinggi kandungan Mg di dalam tanah
menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.
Hubungan antara Na Tukar dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa Na tukar hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per
pokok tertera pada Gambar 9.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 5.650 + 2.135 Na
R2 = 0.30
r = 0.54
6.40
6.30
6.20
6.10
0.28
0.30
0.32
0.34
0.36
0.38
Na TUKAR
Gambar 9. Hubungan antara Na tukar dengan produksi rata – rata tandan per pokok.
Pada Gambar 9 hubungan antara Na tukar dengan produksi tandan per pokok
adalah linier positip, artinya semakin tinggi kandungan Na di dalam tanah
menyebabkan makin meningkatnya produksi tandan per pokok kelapa sawit.
Hubungan antara KTK dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa KTK hubungannya dengan produksi rata – rata tandan per pokok
kelapa sawit tertera pada Gambar 10.
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
Ŷ = 6.75 – 0.02 KTK
R2 = 0.24
r = 0.48
6.50
6.40
6.30
6.20
6.10
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
24.00
26.00
KTK
Gambar 10. Hubungan antara KTK dengan produksi rata – rata tandan per pokok.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pada Gambar 10 hubungan antara KTK dengan produksi tandan per pokok
kelapa sawit adalah linier negatif, artinya semakin tinggi KTK tanah menyebabkan
makin rendah jumlah produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.
Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan Produksi Tandan per Pokok
Hasil analisa Kejenuhan Basa hubungannya dengan produksi rata – rata
tandan per pokok tertera pada Gambar 11.
TDN/PKK
Observed
6.60
Linear
6.50
Ŷ = 6.219 + 0.005 KB
R2 = 0.556
r = 0.74
6.40
6.30
6.20
6.10
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
KB
Gambar 11. Hubungan antara Kejenuhan Basa dengan produksi rata – rata tandan
per pokok
Pada Gambar 11 hubungan antara Kejenuhan Basa dengan produksi tandan
per pokok adalah linier positip, artinya semakin tinggi persentase kejenuhan basa
makin meningkat produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan antara Fraksi Pasir dengan Produksi Tandan per Pokok
TDN/PPK
Observed
Linear
6.60
6.50
6.40
Ŷ = 6.61- 0.05 Pasir
R2 = 0.25
r = 0.50
6.30
6.20
6.10
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
PASIR
Gambar 12. Pengaruh fraksi pasir tanah terhadap produksi rata – rata tandan per
pokok Kelapa Sawit
Dari Gambar 12 terlihat bahwa kandungan fraksi pasir didalam tanah
mempengaruhi produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit secara linier negatip,
artinya makin tinggi kandungan pasir didalam tanah menyebabkan makin rendahnya
produksi tandan per pokok tanaman kelapa sawit.
Hubungan antara Fraksi Liat dengan Produksi Tandan per Pokok
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
6.40
Ŷ = 7.28 – 0.012 Liat
R2 = 0.31
r = 0.55
6.30
6.20
6.10
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
95.00
LIAT
Gambar 13.
Pengaruh fraksi liat tanah terhadap produksi rata–rata tandan per
pokok tanaman Kelapa Sawit
Pada Gambar 13 terlihat bahwa kandungan fraksi liat tanah mempengaruhi
produksi rata – rata tandan per pokok kelapa sawit secara linier negatif, artinya makin
tinggi kandungan fraksi liat tanah menyebabkan makin menurunnya jumlah tandan
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
per pokok kelapa sawit. Kandungan fraksi liat tanah yang semakin tinggi maka tanah
relatif menjadi semakin tidak poroeus. Tanah yang tidak poroeus menyebabkan akar
sulit untuk berpenetrasi , makin sulit air dan udara bersirkulasi dan juga menyebabkan
gerakan air ke bagian tanah bawah terhambat. Hanafiah (2007) menyatakan bahwa
dominasi fraksi liat akan menyebabkan terbentuknya banyak pori-pori mikro,
sehingga daya pegang terhadap air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang
masuk pori-pori segera terperangkap dan udara sulit masuk.
Hubungan antara Bulk Density dengan Produksi Tandan per Pokok
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 5.88 + 0.29 BD
R2 = 0.04
r = 0.21
6.40
6.30
6.20
6.10
1.45
1.50
1.55
1.60
1.70
1.75
BD
Gambar 14. Pengaruh Bulk Density (BD) terhadap produksi rata – rata tandan per
pokok
Pada Gambar 14 terlihat bahwa hubungan bulk density tanah mempengaruhi
produksi tandan per pokok secara linier positip, artinya semakin besar bulk density
(BD) tanah maka semakin bertambah jumlah produksi tandan per pokok kelapa
sawit.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Hubungan antara Particle Density dengan Produksi Tandan per Pokok
TDN/PKK
Observed
6.60
Linear
6.50
Ŷ = 6.84 – 0.15 PD
R2 = 0.06
r = 0.25
6.40
6.30
6.20
6.10
2.90
3.00
3.10
3.20
3.30
3.40
3.50
3.60
3.70
PD
Gambar 15. Pengaruh Particle Density (PD) terhadap produksi rata – rata tandan per
pokok Kelapa Sawit
Pada Gambar 15 terlihat bahwa hubungan Particle density tanah
mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya semakin besar
Particle density tanah maka semakin berkurang jumlah produksi tandan per pokok
kelapa sawit
Hubungan antara Total Ruang Pori (TRP) dengan Produksi Tandan per Pokok
TDN/PKK
Observed
Linear
6.60
6.50
Ŷ = 6.91 – 0.01 TRP
R2 = 0.20
r = 0.44
6.40
6.30
6.20
6.10
55.00
60.00
65.00
70.00
75.00
80.00
TRP
Gambar 16. Pengaruh TRP terhadap produksi rata – rata tandan per pokok tanaman
Kelapa Sawit
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Pada Gambar 16 terlihat bahwa hubungan total ruang pori tanah
mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya semakin besar
total ruang pori tanah maka semakin berkurang jumlah produksi tandan per pokok
kelapa sawit. Semakin tidak poreus tanah maka produksi tandan per pokok akan
menurun.
Analisis Regresi Berganda Hubungan Karekteristik Tanah dengan Produksi
Tandan per Pokok Kelapa Sawit
Untuk mengkaji pengaruh masing – masing sifat fisik dan kimia tanah
terhadap produksi tandan per pokok kelapa sawit maka dibuat suatu model persamaan
regresi berganda yang menggambarkan bahwa perolehan produksi tandan per pokok
merupakan fungsi beberapa sifat fisik dan kimia tanah. Model persamaan ini
diperoleh melalui pengolahan data komputer program SPSS 12 dengan metode
Backward. Metode Backward menganalisis variabel dari belakang, artinya semua
variabel dianalisis kemudian dilanjutkan analisis variabel–variabel bebasnya, lalu
variabel yang tidak berpengaruh dibuang.
Hubungan Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per Pokok
Persamaan regresi berganda hubungan karekteristik tanah dengan produksi
(Lampiran 9) dari blok yang dianalisis adalah :
Ŷ = 7.063 + 0.142 C/N – 0.011 P Tersedia + 6.002 Na Tukar – 1.154 BD – 0.010 TRP.
r = 1.0
R2 = 1.0
Sifat fisik dan kimia tanah yang berperan dalam menentukan produksi tandan per
pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar, Kerapatan Lindak (BD) dan
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Total Ruang Pori dengan koefisien determinasi 100 %. Berarti produksi tandan per
pokok kelapa sawit ditentukan oleh sifat fisik dan kimia yang
masuk dalam
persamaan regresi tersebut diatas.
Pembahasan
Hubungan antara sifat tanah dengan produksi rata–rata tandan per pokok, serta
hubungan antara berbagai peubah amatan sifat dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah
ini.
Tabel 16. Matriks Korelasi Antar Berbagai Peubah Amatan
pH
C/N
P ter
K
Ca
Mg
Na
KTK
KB
BD
PD
TRP
pH
C/N
P ter
K
Ca
Mg
Na
KTK
KB
BD
PD
-
0.26
-
0.08
0.53
-
0.30
0.44
0.98
-
0.28
0.84
0.02
0.43
-
0.28
0.88
0.33
0.18
0.99
-
0.95
0.43
0.51
0.43
0.52
0.68
-
0.03
0.62
0.16
0.66
0.89
0.87
0.39
-
0.25
0.85
0.35
0.43
0.99
0.99
0.48
0.98
-
0.71
0.38
0.83
0.65
0.73
0.89
0.58
0.19
0.74
-
0.85
0.52
0.98
0.79
0.49
0.63
0.55
0.52
0.47
0.69
-
TRP Tdn/Pkk
0.49
0.50
0.73
0.82
0.58
0.58
0.38
0.77
0.65
0.48
0.82
-
0.25
0.53
0.41
0.27
0.73
0.80
0.54
0.48
0.74
0.21
0.25
0.44
Dari Tabel 16 terlihat bahwa hubungan yang paling kuat antara produksi
tandan per pokok dengan sifat karakteristik tanah adalah Mg (r = 0.80), KB
(r = 0.74), Ca (r = 0.73), Na (r = 0.54) dan C/N (r = 0.53), sedangkan matriks
korelasi antar berbagai peubah amatan masing-masing adalah pH dengan Na
(r = 0.95), pH dengan PD (r = 0.85) dan pH dengan BD (r = 0.71); C/N dengan Mg
(r = 0.88), C/N dengan KB (r = 0.85), C/N dengan Ca (r = 0.84) dan C/N dengan
KTK (r = 0.62); P ters. dengan K (r = 0.98), P ters. dengan PD (r = 0.98) dan P ters.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
dengan TRP (r = 0.73); K dengan TRP (r = 0.82), K dengan PD (r = 0.79), K dengan
KTK (r = 0.66) dan K dengan BD (r = 0.65); Ca dengan Mg (r = 0.99), Ca dengan
KB (r = 0.99), Ca dengan KTK (r = 0.89) dan Ca dengan BD (r = 0.73); Mg dengan
KB (r = 0.99), Mg dengan BD (r = 0.89) dan Mg dengan KTK (r = 0.87); KB dengan
BD (r = 0.74) dan KB dengan TRP (r = 0.65) dan KB dengan TRP (r = 0.65);
BD dengan PD (r = 0.69) serta PD dengan TRP (r = 0.82).
Menurut Gomez dan Gomez (1995) koefisien korelasi (r) adalah derajat yang
menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara dua atau lebih variabel independen
dan dependen. Sedangkan koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi
(R2) yang disebutnya sebagai koefisien penentu yang menunjukkan besarnya variasi
yang terjadi pada peubah respon (dependen) dapat dijelaskan melalui variasi yang ada
dalam varibel prediktor (independen), sedang sisanya (bila ada) dijelaskan oleh faktor
lain di luar variabel prediktor.
Meskipun tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki toleransi
yang tinggi terhadap pH tanah, misalnya dapat tumbuh di lahan gambut ternyata dari
persamaan regresi (Gambar 3) menunjukkan bahwa keasaman (pH) tanah memiliki
hubungan yang positip dengan produksi tandan per pokok. Dari hasil pengamatan
menunjukkan pH tanah pada lokasi penelitian berada pada kisaran yang sangat rendah
sampai rendah dengan nilai 4.20–5.50 (Tabel 2). Dengan meningkatnya pH tanah
diduga akan menyebabkan meningkatnya ketersediaan unsur–unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi tandan per
pokok kelapa sawit. Tan (1992) menyatakan bahwa pH tanah berpengaruh terhadap
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman melalui pengaruhnya terhadap kelarutan
dan ketersediaan hara tanaman seperti perubahan konsentrasi hara P. Keasamaan
(pH) tanah juga berpengaruh terhadap laju dekomposisi mineral tanah, bahan organik
dan juga pembentukan mineral lempung.
Kandungan C/N tanah termasuk dalam kategori sangat rendah dengan nilai
1.99–3.86 (Tabel 2). Keenam profil tanah menunjukkan C/N yang relatip semakin
kecil menurut kedalaman tanah. Nilai C/N sangat rendah menunjukkan bahwa bahan
organik dilokasi penelitian mempunyai tingkat pelapukan yang sudah lanjut.
Kandungan bahan organik (Tabel 15) persen C dan N juga sangat rendah yakni
masing-masing 0.42-0.80 % dan 0.18-0.24 % ini menggambarkan tingkat pelapukan
tanah sudah lanjut sehinggah ketersediaan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman
juga tidak tersedia secara optimal yang pada akhirnya mempengaruhi produksi tandan
per pokok kelapa sawit juga tidak optimal.
Kandungan P dalam tanah termasuk sedang sampai tinggi dengan nilai
18.25–56.68 ppm (Tabel 2, Tabel Lampiran 7). Kandungan P di dalam tanah pada
keenam profil relatif semakin besar pada setiap kedalaman. Tingginya kandungan P
di dalam tanah tetapi tidak dapat diserap oleh akar tanaman, hal ini terutama
disebabkan sebagai akibat dari besarnya BD, PD tanah sehingga unsur hara yang ada
tidak dapat di serap oleh akar tanaman karena tanah padat.
Dari Tabel 6 dan Tabel Lampiran 7, dilihat bahwa seluruh kompleks adsorbsi
didominasi oleh Ca+2, kemudian diikuti oleh Mg+2, Na+ dan K+. Kation Ca+2 termasuk
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
sangat rendah sampai rendah (1.22–4.88 me/100g). Mg+2 termasuk tinggi sampai
sangat tinggi (0.84–3.35 me/100g). Na+ termasuk rendah sampai sedang (0.22–0.48
me/100g). K+ sangat rendah sampai rendah (0.12–0.31 me/100g),
Kation K+, Ca2+ dan Mg2+ bersifat antagonisme satu sama lain, sehingga
diperlukan perimbangan hara tertentu untuk meminimalkan sifat antagonisme ketiga
kation tersebut. Bear dan Toth (1948) mengusulkan untuk pertama kalinya
perimbangan K, Ca dan Mg yang optimim di dalam tanah yang dikenal dengan istilah
” Basic Cation Saturation Ratio Consept ”. Dikemukakan bahwa komposisi kation
didalam tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah 5 % K+, 65 % Ca2+, 10 %
Mg+2 dan 20 % H+.
Selanjutnya Jadin dalam Wesel (1980) mengemukakan bahwa nisbah
K/Ca/Mg yang optimum untuk tanaman Kakao di pantai gading adalah sebesar
8/64/28. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pH tanah dan jumlah kation K, Ca, Mg
yang berbeda, ternyata pertumbuhan tanaman Kakao yang sehat dengan produktivitas
tinggi dijumpai tetap pada nisbah K/Ca/Mg sebesar 8/68/24.
Sugiyono dan Poeloengan (1998), mengusulkan kriteria status K, Ca, Mg
dapat dipertukarkan tergolong rendah, sedang dan tinggi berdasarkan KB < 25 %,
25–50 % dan > 50 % serta nisbah K/Ca/Mg yang optimum untuk kelapa sawit
sebesar 10/60/30.
Dari Tabel 7 dan Tabel Lampiran 7, dapat dilihat bahwa KTK tanah termasuk
sedang (12.50–23.60 me/100g). Kapasitas tukar kation menunjukkan kemampuan
tanah untuk menyerap dan mempertukarkan kation – kation oleh muatan negatip,
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
yang pada tanah terutama berasal dari koloid humus dan mineral liat (Hakim, dkk,
1986). Tabel 6 memperlihatkan KTK tanah pada keenam profil adalah sedang dengan
pola distribusi cendrung meningkat ke horizon bawah. Dari Tabel 15 dan Gambar 10
serta Tabel Lampiran 7 bahwasannya semakin tinggi KTK tanah di lokasi penelitian
menyebabkan makin rendah jumlah produksi tandan per pokok kelapa sawit, hal ini
di duga karena kandungan bahan organik (% C dan % N) sangat rendah yakni
masing-masing 0.42-0.80 % dan 0.18-0.24 %. Sesuai dengan yang dilaporkan
Hardjowigeno (1993) nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh tingkat pelapukan
tanah, kandungan bahan organik tanah dan jumlah kation basa dalam larutan tanah.
Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih tinggi,
demikian pula tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai dan tanahtanah dengan tingkat pelapukan lanjut mempunyai nilai KTK rendah.
Dari Tabel 8 dan Tabel Lampiran 7 dilihat bahwa Kejenuhan Basa termasuk
sangat rendah sampai rendah (10.70–69.03 %), dengan pola distribusi yang bervariasi
menurut kedalaman tanah. Kejenuhan basa yang sangat rendah ini diperoleh dari
kation–kation tukar yang sedang dan kapasitas tukar kation yang sedang.
Kejenuhan basa yang rendah akibat pH yang rendah, menurut Druif (1938)
rendahnya pH karena bahan induknya clay stone yang bersifat masam serta tanahnya
mudah mengalami pencucian. Menurut Hakim, dkk, (1986), kejenuhan basa
merupakan salah satu parameter kesuburan tanah hal ini berarti keenam profil
memiliki kesuburan yang rendah.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi utama tanah sebagai media tumbuh
adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi kedalam tanah secara
horizontal dan vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi tergantung pada ruang
pori–pori yang terbentuk antara partikel–partikel tanah (tekstur dan struktur). Tekstur
tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Hakim, dkk, 1986).
Meskipun peningkatan kandungan liat diperlukan bagi tanaman kelapa sawit untuk
mengoptimalkan kerapatan lindak tanah untuk kokoh tegaknya batang tanaman,
namum keberadaaan fraksi liat saja tidak cukup untuk menyediakan unsur hara dan
proses pertukaran kation tanpa di dukung oleh peningkatan kandungan bahan organik.
Bahkan dengan semakin tinggi kandungan liat cenderung menyebabkan pH tanah
menjadi lebih masam. Dengan penambahan bahan organik akan
memperbaiki
porositas tanah, pH tanah, KTK, P tersedia dan air tersedia yang berperan penting
bagi perkembangan perakaran tanaman.
Dari Tabel 11 dan Tabel Lampiran 7 ternyata semakin tinggi kandungan Liat
maka perkembangan produksi tandan per pokok menjadi berkurang, hal ini dapat
dipahami karena makin tinggi liat maka tanah relatif menjadi semakin tidak poroeus.
Tanah yang tidak poroeus menyebabkan akar sulit untuk berpenetrasi, makin sulit air
dan udara bersirkulasi dan juga menyebabkan gerakan air ke bagian tanah bawah
terhambat. Hanafiah (2007) menyatakan bahwa dominasi fraksi liat akan
menyebabkan terbentuknya banyak pori – pori mikro, sehingga daya pegang terhadap
air sangat kuat. Kondisi ini menyebabkan air yang masuk ke pori–pori segera
terperangkap dan udara sulit masuk. Pada kondisi lapangan sebagian besar ruang pori
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
terisi air, sehingga pori–pori mikro ini disebut juga pori kapiler. Meskipun
ketersediaan air dan nutrisi baik, ketersediaan udara yang menjadi faktor pembatas
pertumbuhan dan perkembangan mikrobia.
Pada Gambar 14 terlihat bahwa hubungan kerapatan lindak (bulk density)
tanah mempengaruhi produksi tandan per pokok secara linier negatip, artinya
semakin besar bulk density (BD) tanah maka semakin berkurang jumlah produksi
tandan per pokok Kelapa Sawit. Tanah dengan
kerapatan lindak yang tinggi
merupakan tanah pada yang berpengaruh menurunkan ketersediaan air tanah,
pertukaran udara di dalam tanah dan kapasitas infiltrasi.
Meningkatnya kerapatan lindak tanah yang dianalisis dapat disebabkan oleh
aktivitas manusia, ternak di masa lalu hingga saat ini. Selama satu siklus (25 tahun)
bahkan lebih, aktivitas panen dan pemeliharaan terus berlangsung demikian pula
pengembalaan ternak pada jumlah dan lama waktu tertentu. Dengan meningkatnya
kerapatan lindak menyebabkan turunya total volume pori – pori tanah yang
mengakibatkan kurangnya oksigen dalam tanah (Rahmianna, 1988).
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tekstur tanah di Kebun Kwala Sawit merupakan tanah dengan kandungan liat
tinggi. Kandungan liat, pasir, bulk density, particle density dan Total Ruang Pori
pada tanah Typic Paleudult di kebun Kwala Sawit masing-masing menekan
produksi tandan per pokok kelapa sawit.
2. Karakteristik tanah di Kebun Kwala Sawit menurut kedalaman yaitu pH sangat
rendah sampai rendah (4.20-5.50) dengan nilai relatif semakin besar menurut
kedalaman, C/N sangat rendah sampai rendah (0.17-9.42) dengan nilai relatif
semakin kecil menurut kedalaman, P tersedia sedang sampai tinggi (18.25-56.68
ppm) dengan nilai relatif semakin besar menurut kedalaman, Ca sangat rendah
sampai rendah (1.22-2.88 me/100g), Mg tinggi sampai tinggi (0.84-3.35
me/100g), Na rendah sampai sedang (0.22-0.48 me/100g), K sangat rendah
sampai rendah (0.12-0.31 me/100g), KTK termasuk sedang (12.50-23.60
me/100g), KB sangat rendah sampai rendah (10.70-69.03 %), BD (1.02-1.41
g/cm3), PD (2.17-2.75 g/cm3) dan TRP (43.90-56.78 %).
3. Karakteristik tanah yang mempengaruhi produksi tandan per pokok kelapa sawit
masing-masing adalah Mg, KB, Ca dan C/N.
4. Karakteristik sifat fisik dan kimia tanah yang secara bersama - sama menentukan
produksi tandan per pokok kelapa sawit adalah C/N, P tersedia, Na tukar, Bulk
Density dan Total Ruang Pori.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Saran
1. Realisasi produksi tandan per pokok tahun tanam 1980 yang diperoleh saat ini
merupakan hasil interaksi berbagai faktor produksi di masa lalu dan masa kini,
upaya untuk mengaktualisasikan potensi produksi seyogianya dapat dilakukan
meliputi perbaikan sifat fisik dan kimia tanah antara lain dengan penanaman
tanaman baru dengan model lobang besar, perbaikan manajemen pemupukan dan
dengan cara pemanfaatan limbah PKS (land application) berupa tankos dan
limbah cair. Penanaman dengan model lobang besar mengakibatkan kondisi sifat
fisik tanah disekitar akar tanaman lebih baik, perakaran menjadi lebih
berkembang, sedangkan land application mengakibatkan ketersediaan air tanah
tetap terjaga terutama di musim kemarau dan kandungan bahan organik tanah
akan meningkat.
2. Penanaman tanaman penutup tanah kacangan sangat diperlukan pada areal
tanaman baru untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah Tipic
Paleudult.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Adiwiganda, R. 2005. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan. Hal. 27-29.
R. 1998. Pedoman Klasifikasi Kesuburan Tanah di Areal Perkebunan
Kelapa Sawit. Warta PPKS Vol. 6 No. 2. Medan. Hal. 63 – 69.
________ R., P.Purba, F.Chaniago, Z. Pulungan, T. Hutomo. 1995. Pedoman
Penilaian Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Medan.
Akiyat, R.A. Lubis dan Adlin U. Lubis. 1983. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Mutu Tandan Kelapa Sawit di Lapangan. Pedoman Teknis No.
70/PT/PPM/83, Marihat, P. Siantar, Indonesia.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. 290 hal.
Baver, L.D., W. H. Gardner., W. R. Gardner. 1972. Soil Physic. 4 th edition. Wiley
Eastern Limited New Delhi. Bangalore. Bombay. 498p.
Beek, K.J. and J. Bennema. 1972. Land evaluation for agriculture land use planning,
and ecological methodology. Vol. 24. Agric. University.
Buckman, H.O. dan Nyle C. Brady. 1982.
Jakarta. 721 hal.
Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara,
Corley, R.H.P., J.J. Hardon and B.J. Wood. Oil Palm Research. 1976. Elsevier
Scientific Publishing Company, Amsterdam. Page 3 – 18.
Darmosarkoro, I.Y. Harahap, E. Syamsuddin. 2002. Kultur Teknis pada Tanaman
Kelapa Sawit pada Kondisi Kekeringan dan Upaya Penanggulangannya.
Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi I. PPKS – Medan. Hal 235 – 253.
Darusman, L.K. 1989. Kimia Fisik Tanah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dirjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Ilmu Hayat IPB, Bogor. 142 hal.
Endang S., T.L. Tobing dan C. Hutahuruk. 1982. Persiapan Lahan dan Pembukaan
Areal untuk Tanaman Kelapa Sawit. Pedoman Teknis No. 58/PT/PPM/82,
Marihat,P. Siantar, Indonesia.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Forh, H.D, 1995. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Edisi ke Tujuh.Gadjah Muda University
Press. Yogyakarta. 782 hal.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
360 hal.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, Go Ban Hong dan
H.H Bailey. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Hal.
46 – 137.
Harahap, E.M. 2006. Kumpulan Bahan Kuliah Fisika Tanah (tidak dipublikasikan).
Sekolah Pascasarjana USU, Medan.
________ 1999.
Perkembangan Akar Tanaman Kelapa Sawit pada Tanah
Terdegradasi di Sosa Tapanuli Selatan Sumut (tidak dipublikasikan).
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Harahap, I.Y., Winarna dan Edy S. Sutarta. 2000. Produktivitas Tanaman Kelapa
Sawit Tinjauan Dari Aspek Tanah Dan Iklim. Pertemuan Teknis Kelapa
Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Hal
II.1 – 18.
Hardjowigeno, S. 1994. Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Pertanian, Daerah
Rekreasi dan Bangunan. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
_______. 1993. Klassifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
_______. 1987. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Hal 12-28.
Hasibuan, B.E. 1981. Fisika Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UISU,
Medan. 82 hal.
Hillel, D. 1996. Introduction to Soil Physics. Department of Plant and Soil
Sciences, University of Massachusetts, Armhest, Massachusetts.
_______ 1980. Fundamentals of Soil Physics. Department of Plant and Soil
Sciences University of Massachusetts Amherst, Massachusetts. Academic
Press, New York. 413 p.
Katyal, J. C. 2000. Organic matter maintenance: Mainstay of soil quality. Journal of
the Indian Society of Soil Science. 48:4:Dec. 2000.704-716.
Kim, H. Tan. 1998. Principle of soil chemistry. 3 rd edition. Marcel Dekker Inc. New
York. 521p.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Koedadiri, A.D., W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta. 1999. Potensi dan Pengelolaan
Tanah Ultisol pada Beberapa Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia.
PPKS Medan. Hal. 1 – 24.
_____________. dan Winarna. 1999. Kesesuaian Lahan dan Produktivitas Tanah
Typic Paleudult, Psammentic Paleudult dan Tropohumods untuk Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis, Jacq.). Warta PPKS Vol. 7 No. 2. Medan. Hal. 61
– 67.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat – Bandar Kuala.
Martoyo, K. 1992. Kajian Sifat Fisik Tanah Podsolik untuk Tanaman Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis, Jacq) di Sumatera Utara (tidak dipublikasikan). Program
Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
_______. 2001. Peranan Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol pada Penyebaran Akar
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Warta PPKS Vol. 9 No. 3.
Medan. Hal. 103 – 110.
Ng. S. K. 1972. The Oil Palm, its Culture, Manuring and Ultilisation. International
PotashInstitute, Switzerland. Pp 61 – 93.
Pahan, I. 2007.
Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Penebar Swadaya, Jakarta. 411 hal.
Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, E.S. Sutarta. Permasalahan
Pemupukan pada Perkebunan Kelapa Sawit. 2000. Lahan dan Pemupukan
Kelapa Sawit Edisi I. PPKS Medan. Hal 71.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Rahmianna, A.A. 1998. Peran Soil Strenght dalam Proses Munculnya Kecambah
keatas Permukaan Tanah. Prosiding Seminar Nasional dan Pertemuan
Tahunan Komda HITI. BPTKU, Malang. Hal. 430.
Rohlini dan Soeprapto Soekodarmodjo. 1989. Pengaruh Pemberian Bahan Organik,
Kapur dan Ferrisulfat terhadap Beberapa Sifat Fisik Tanah Kaitannya dengan
Pertumbuhan Tanaman pada Lahan Kritis. Berkala Penelitian Pascasarjana
UGM No.2 (1B), Yogyakarta. Hal 185 – 195.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
S. Rahutomo dan E.S. Sutarta. 2001. Kendala Budidaya Kelapa Sawit pada Tanah
Sulfat Masam. Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit: Vol. 9 (1). PPKS Medan.
Reganold, J.P., L.F. Elliot, and Y.L. Unger. 1987. Long-term effects of organic and
conventional farming on soil erotion Nature 330(26):370-372.
Shukla, M.K., R. Lal, J. Underwood and M. Ebinger. 2004. Physical and
Hydrological Characteristics of Reclaimed Minesoils in Southeastern Ohio.
Shukla.9{at}osu.edu Soil Science Society of America Journal 68: 1352-1359.
Madison – USA.
Sianturi, H.S.D. 1990. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Fakultas Pertanian
Siregar, H.H., Rachmat Adiwiganda dan Z. Poeloengan. 1997.
Pedoman
Pewilayahan Agroklimat Komoditas Kelapa Sawit. Warta PPKS Vol. 5 No.3.
Medan. Hal. 109
Soil Survey Staff. 1998. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi Kedua Bahasa Indonesia,
1999. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Sri Adiningsih 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Departemen Pertanian.
Sugiyono dan Z. Poeloengan. 1988. Kriteria Hara K, Ca, Mg Dapat Dipertukarkan
Untuk Tanaman Kelapa Sawit. Warta PPKS 6 (3) 115-120.
Suprayogo, D., Kurniatun Hairiah, Nurheni Wijayanto, Sunaryo dan Meine van
Noordwijk. 2003. Peran Agroforestry pada Skala Plot: Analisis Komponen
Agroforestri sebagai Kunci Keberhasilan atau Kegagalan Pemanfaatan Lahan.
[email protected].
Sutarta, E.S., S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan Unsur
Hara dan Sumber Hara pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Lahan dan
Pempukan Kelapa Sawit. PPKS – Medan. Hal. 81 – 92.
SYS, C. 1985. Land Evaluation. Part II. State University of Ghent Belgium. 247 pp.
Tan, K.H. 1992. Dasar-Dasar Kimia tanah. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tisdalle, J.M. and J.M. Oades. 1982. Organic matter and water stable aggregates in
soils. J.Soil Sci. 33:141-163.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1.
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
GAMBAR LAMPIRAN
Gambar Lampiran 2. Profil Tanah Blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29.
K23
L23
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
L29
M19
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M23
M29
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
TABEL LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Data produksi per blok pengamatan Tahun 1983 s.d 2006
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
K 23
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rata - rata
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
L 23
Rata - rata
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Luas
( Ha )
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
Jumlah
pokok
1,900
1,875
2,875
2,950
3,065
3,060
2,827
2,447
2,300
2,525
2,525
2,600
2,600
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
2,581
61,940
Jumlah
Tandan
7,022
23,640
26,013
23,110
18,858
16,966
21,057
20,720
18,096
18,215
16,951
17,450
13,159
14,374
16,388
13,948
14,858
15,223
12,815
11,796
12,103
11,812
9,903
7,095
381,572
Luas
( Ha )
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
24.51
Jumlah
pokok
1,863
1,838
2,819
2,892
2,705
2,696
1,922
1,933
2,255
2,476
2,476
2,549
2,549
2,433
2,433
2,396
2,396
2,396
2,396
2,396
2,396
2,396
2,396
2,396
57,403
Jumlah
Tandan
6,885
23,172
25,507
22,656
17,385
16,137
19,946
20,840
17,742
17,861
16,622
17,110
12,901
14,221
14,213
12,953
14,222
12,984
12,290
11,542
11,539
11,183
9,357
6,901
366,169
Tdn/Pkk
3.70
12.61
9.05
7.83
6.15
5.54
7.45
8.47
7.87
7.21
6.71
6.71
5.06
5.57
6.35
5.40
5.76
5.90
4.97
4.57
4.69
4.58
3.84
2.75
6.16
Tdn/Pkk
3.70
12.61
9.05
7.83
6.43
5.99
10.38
10.78
7.87
7.21
6.71
6.71
5.06
5.85
5.84
5.41
5.94
5.42
5.13
4.82
4.82
4.67
3.91
2.88
6.38
Berat TBS
Kg
21,860
123,250
202,200
192,870
177,062
178,815
250,483
281,801
282,570
294,440
300,750
340,820
268,540
277,995
297,319
253,647
271,785
282,900
243,911
230,970
238,020
251,120
204,960
137,600
5,605,688
Ton/Ha
Kg/Tdn
per Tahun
0.87
3.11
4.93
5.21
8.09
7.77
7.71
8.35
7.08
9.39
7.15
10.54
10.02
11.90
11.27
13.60
11.30
15.62
11.78
16.16
12.03
17.74
13.63
19.53
10.74
20.41
11.12
19.34
11.89
18.14
10.15
18.19
10.87
18.29
11.32
18.58
9.76
19.03
9.24
19.58
9.52
19.67
10.04
21.26
8.20
20.70
5.50
19.39
9.34
14.69
Berat TBS
Kg
21,440
120,810
198,270
189,080
167,357
167,166
243,814
289,628
277,040
288,720
294,910
334,180
263,280
277,183
275,989
236,146
260,172
239,720
234,528
231,700
229,960
238,550
196,160
136,460
5,412,263
Ton/Ha
Kg/Tdn
per Tahun
0.87
3.11
4.93
5.21
8.09
7.77
7.71
8.35
6.83
9.63
6.82
10.36
9.95
12.22
11.82
13.90
11.30
15.61
11.78
16.16
12.03
17.74
13.63
19.53
10.74
20.41
11.31
19.49
11.26
19.42
9.63
18.23
10.61
18.29
9.78
18.46
9.57
19.08
9.45
20.07
9.38
19.93
9.73
21.33
8.00
20.96
5.57
19.77
9.20
14.78
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
L 29
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rata - rata
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
M 19 1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rata - rata
Luas
( Ha )
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
20.27
Jumlah
pokok
1,540
1,520
2,331
2,392
2,462
2,395
1,830
1,830
1,865
2,047
2,047
2,108
2,108
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
2,207
50,752
Jumlah
Tdn/Pkk
Tandan
5,692
3.70
19,163
12.61
21,091
9.05
18,739
7.83
15,219
6.18
14,924
6.23
18,010
9.84
18,814
10.28
14,674
7.87
14,767
7.21
13,742
6.71
14,150
6.71
10,669
5.06
11,503
5.21
14,180
6.43
11,996
5.44
13,093
5.93
12,861
5.83
11,069
5.02
10,249
4.64
10,182
4.61
10,013
4.54
8,359
3.79
5,980
2.71
319,139
6.29
Berat TBS
Ton/Ha
Kg/Tdn
Kg
per Tahun
17,720
0.87
3.11
99,910
4.93
5.21
163,940
8.09
7.77
156,390
7.72
8.35
141,640
6.99
9.31
153,481
7.57
10.28
213,559
10.54
11.86
205,412
10.13
10.92
229,130
11.30
15.61
238,710
11.78
16.17
243,810
12.03
17.74
276,370
13.63
19.53
217,730
10.74
20.41
224,753
11.09
19.54
271,555
13.40
19.15
217,739
10.74
18.15
239,499
11.82
18.29
237,836
11.73
18.49
211,389
10.43
19.10
199,640
9.85
19.48
199,600
9.85
19.60
212,560
10.49
21.23
171,890
8.48
20.56
114,370
5.64
19.13
4,658,633
9.58
14.60
Luas
( Ha )
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
20.95
Jumlah
pokok
1,571
2,409
2,472
2,565
2,317
1,552
1,554
1,927
2,116
2,116
2,179
2,179
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
2,215
49,322
Jumlah
Tdn/Pkk
Tandan
19,806
12.61
21,797
9.05
19,365
7.83
15,669
6.11
15,233
6.57
21,203
13.66
19,699
12.68
15,162
7.87
15,264
7.21
14,205
6.71
14,630
6.71
11,030
5.06
11,606
5.24
14,490
6.54
11,911
5.38
13,138
5.93
12,970
5.86
10,950
4.94
10,197
4.60
11,588
5.23
10,106
4.56
8,585
3.88
6,187
2.79
324,791
6.59
Berat TBS
Ton/Ha
Kg/Tdn
Kg
per Tahun
103,260
4.93
5.21
169,430
8.09
7.77
161,620
7.71
8.35
148,698
7.10
9.49
159,064
7.59
10.44
234,596
11.20
11.06
257,473
12.29
13.07
236,750
11.30
15.61
246,740
11.78
16.16
252,030
12.03
17.74
285,740
13.64
19.53
225,090
10.74
20.41
218,326
10.42
18.81
258,951
12.36
17.87
216,028
10.31
18.14
240,174
11.46
18.28
241,525
11.53
18.62
208,540
9.95
19.04
197,820
9.44
19.40
227,600
10.86
19.64
215,180
10.27
21.29
177,520
8.47
20.68
120,240
5.74
19.43
4,802,395
9.55
14.79
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
M 23
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rata - rata
Tahun
Tanam
1980
Blok Tahun
M 29
Rata - rata
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Luas
( Ha )
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
25.89
Jumlah
pokok
1,942
2,977
3,055
3,039
3,025
2,327
2,327
2,382
2,615
2,615
2,693
2,693
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
2,891
63,491
Jumlah
Tandan
24,483
26,936
23,932
19,801
18,380
22,513
24,055
18,742
18,864
17,555
18,080
13,630
15,045
17,169
15,545
12,173
15,413
14,778
13,836
13,937
13,441
11,320
8,317
397,945
Luas
( Ha )
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
24.90
Jumlah
pokok
1,867
2,863
2,938
2,938
2,863
2,146
2,146
2,291
2,515
2,515
2,590
2,590
2,691
2,691
2,659
2,659
2,659
2,659
2,659
2,659
2,659
2,659
2,659
59,575
Jumlah
Tandan
23,537
25,905
23,016
18,174
16,670
27,592
22,844
18,026
18,143
16,884
17,390
13,109
14,975
16,406
14,249
15,585
13,599
13,340
12,375
12,320
12,073
10,117
7,213
383,542
Tdn/Pkk
12.61
9.05
7.83
6.52
6.08
9.67
10.34
7.87
7.21
6.71
6.71
5.06
5.20
5.94
5.38
4.21
5.33
5.11
4.79
4.82
4.65
3.92
2.88
6.27
Tdn/Pkk
12.61
9.05
7.83
6.19
5.82
12.86
10.64
7.87
7.21
6.71
6.71
5.06
5.56
6.10
5.36
5.86
5.11
5.02
4.65
4.63
4.54
3.80
2.71
6.44
Berat TBS
Ton/Ha
Kg
per Tahun
127,640
4.93
209,380
8.09
199,730
7.71
185,581
7.17
196,555
7.59
287,869
11.12
328,441
12.69
292,650
11.30
304,930
11.78
311,460
12.03
353,130
13.64
278,150
10.74
297,245
11.48
327,846
12.66
281,835
10.89
315,153
12.17
284,436
10.99
283,195
10.94
274,900
10.62
277,950
10.74
286,930
11.08
235,300
9.09
161,320
6.23
6,101,626
9.82
Berat TBS
Kg
122,710
201,360
192,090
163,567
165,730
331,107
285,560
281,470
293,280
299,560
339,650
267,520
298,421
311,508
257,925
284,616
250,894
255,194
240,660
241,470
255,760
208,770
138,050
5,686,872
Ton/Ha
per Tahun
4.93
8.09
7.71
6.57
6.66
13.30
11.47
11.30
11.78
12.03
13.64
10.74
11.98
12.51
10.36
11.43
10.08
10.25
9.67
9.70
10.27
8.38
5.54
9.52
Kg/Tdn
5.21
7.77
8.35
9.37
10.69
12.79
13.65
15.61
16.16
17.74
19.53
20.41
19.76
19.10
18.13
25.89
18.45
19.16
19.87
19.94
21.35
20.79
19.40
15.33
Kg/Tdn
5.21
7.77
8.35
9.00
9.94
12.00
12.50
15.61
16.16
17.74
19.53
20.41
19.93
18.99
18.10
18.26
18.45
19.13
19.45
19.60
21.18
20.64
19.14
14.83
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 2. Rekafitulasi data produksi Kelapa Sawit
Blok K23, L23, L29, M19, M23 dan M29
Tahun
Tanam
Blok
1980
K 23
Luas
( Ha )
Jumlah
pokok
Jumlah
Tandan
25.00
61,940
381,572
6.16
5,605,688
9.34
14.69
L 23
24.51
57,403
366,169
6.38
5,412,263
9.20
14.78
L 29
20.27
50,752
319,139
6.29
4,658,633
9.58
14.60
M 19
20.95
49,322
324,791
6.59
4,802,395
9.55
14.79
M 23
25.89
63,491
397,945
6.27
6,101,626
9.82
15.33
M 29
24.90
59,575
383,542
6.44
5,686,872
9.52
14.83
Tdn/Pkk
Berat TBS
Ton/Ha
Kg
per Tahun
Kg/Tdn
Tabel Lampiran 3. Data produksi TM Kelapa Sawit tahun tanam 1980
pengamatan tahun 1983. s d 2006
Tahun
Tanam
1983 1980
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Rata - rata
Tahun
Luas
( Ha )
281.85
415.22
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
534.67
12,459.81
Jumlah
pokok
21,343
31,033
54,234
63,010
63,010
61,362
45,943
45,943
49,203
54,274
54,278
55,709
55,709
56,570
56,289
56,251
56,210
56,252
56,246
56,246
56,130
56,130
56,120
56,000
1,273,495
Jumlah
Tdn/Pkk
Tandan
78,883
3.70
391,243
12.61
490,717
9.05
493,613
7.83
399,274
6.34
374,528
6.10
374,172
8.14
456,592
9.94
287,130
5.84
391,520
7.21
364,383
6.71
351,478
6.31
281,962
5.06
308,573
5.45
350,497
6.23
301,805
5.37
333,313
5.93
318,706
5.67
281,908
5.01
260,420
4.63
263,766
4.70
257,449
4.59
216,696
3.86
156,314
2.79
7,784,942
6.11
Berat TBS
Ton/Ha
Kg
per Tahun
245,600
0.87
2,039,820
4.91
3,814,380
7.13
4,119,640
7.71
3,778,820
7.07
3,913,280
7.32
5,672,590
10.61
6,235,700
11.66
6,044,950
11.31
6,328,870
11.84
6,464,970
12.09
6,864,820
12.84
5,754,130
10.76
5,957,680
11.14
6,511,710
12.18
5,475,190
10.24
6,096,960
11.40
5,955,020
11.14
5,379,630
10.06
5,090,800
9.52
5,192,540
9.71
5,471,920
10.23
4,488,500
8.39
3,029,260
5.67
119,926,780
9.63
Kg/Tdn
3.11
5.21
7.77
8.35
9.46
10.45
15.16
13.66
21.05
16.16
17.74
19.53
20.41
19.31
18.58
18.14
18.29
18.68
19.08
19.55
19.69
21.25
20.71
19.38
15.40
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 4. Data curah hujan Afdeling III Kebun Kwala Sawit
PTP.Nusantara II ( Persero )
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
2006
MM
HH
95
4
83
4
180
5
480
7
412
8
300
7
210
5
200
6
300
8
260
8
120
4
170
7
2,810
73
2005
MM
HH
360
8
38
2
55
2
30
1
248
10
205
6
171
5
251
8
275
7
427
9
270
6
500
9
2,830
73
2004
MM
HH
77
4
315
8
75
3
48
2
170
5
163
4
0
0
227
5
875
12
530
9
58
4
102
5
2,640
61
2003
MM
HH
227
11
256
7
300
10
249
5
120
3
244
6
248
8
135
4
430
11
340
10
276
6
180
6
3,005
87
2002
MM
HH
117
5
70
2
113
4
158
7
159
4
171
9
34
2
80
4
501
15
275
11
155
7
184
5
2,017
75
2001
MM
HH
298
7
74
4
449
13
145
5
435
7
147
6
154
7
294
10
536
12
655
13
450
8
473
10
4,110
102
2000
MM
HH
107
6
95
8
436
17
189
11
320
13
258
9
168
9
393
11
368
11
603
15
448
11
65
5
3,450
126
1999
MM
HH
126
12
257
16
357
18
591
24
438
17
386
13
265
15
356
13
531
18
558
12
116
9
555
18
4,536
185
1998
MM
HH
36
3
24
3
112
8
8
2
124
10
345
14
342
14
514
17
291
15
701
19
768
17
454
13
3,719
135
1997
MM
HH
251
6
89
6
301
14
165
7
44
3
273
10
303
9
213
13
334
14
264
13
293
10
250
11
2,780
116
1996
MM
HH
117
5
143
5
116
6
293
9
534
15
221
11
175
10
391
12
333
17
282
16
321
19
390
19
3,316
144
1995
MM
HH
151
8
81
4
319
10
246
9
197
6
345
10
393
15
239
12
426
10
543
15
543
17
285
16
3,768
132
1994
MM
HH
173
5
383
9
293
7
233
4
420
11
331
3
328
5
447
9
763
14
382
10
750
15
182
5
4,685
97
1993
MM
HH
78
10
107
9
155
10
207
8
286
5
107
6
402
8
435
10
386
10
508
12
210
10
595
16
3,476
114
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 5. Realisasi Pemupukan Tahun Tanam 1980, Afdeling III, Kebun
Kwala Sawit PTP.NUSANTARA -II (Persero)
1987
63,010
157,525
94,515
47,258
126,020
425,318
6.75
1988
61,362
128,860
36,817
92,043
153,405
411,125
6.70
1989
45,943
97,629
5,740
27,566
64,320
96,480
291,735
6.35
1990
45,943
114,858
22,971
21,441
45,943
103,372
308,585
6.72
1991
49,203
123,007
61,504
98,406
282,917
5.75
1992
54,278
108,556
54,278
54,278
108,556
325,668
6.00
TAHUN
JLH POKOK
UREA
ZA
RP
TSP
KIESCRITE
DOLOMIT
MOP
JUMLAH
DOSIS Kg/Pkk
1994
55,709
139,272
55,709
27,854
55,709
278,544
5.00
1995
55,709
125,345
41,782
26,200
97,490
290,817
5.22
1996
56,570
113,140
28,285
-
1997
56,289
140,723
28,145
84,433
253,301
4.50
1998
56,251
126,565
140,627
42,188
309,380
5.50
1999
56,210
140,525
84,315
28,105
84,315
337,260
6.00
J E N IS P U P U K
J E N IS P U P U K
TAHUN
JLH POKOK
UREA
ZA
RP
TSP
KIESCRITE
DOLOMIT
MOP
JUMLAH
DOSIS Kg/Pkk
84,855
226,280
4.00
1993
54,278
135,695
67,847
27,139
54,278
284,959
5.25
Ket
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 6. Standart produksi berdasarkan kelas lahan
Standar Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Kelas Lahan pada Umur 3 s/d 25 tahun yang dibuat oleh PPKS
UMUR
THN
TON/HA
KELAS S-I
TDN/PHN
KG/TDN
TON/HA
KELAS S-2
TDN/PHN
KG/TDN
TON/HA
KELAS S-3
TDN/PHN
KG/TDN
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
9,0
15,0
18,0
21,1
26,0
30,0
31,0
31,0
31,0
31,0
31,0
30,0
27,9
27,1
26,0
24,9
24,1
23,1
21,9
19,8
18,9
18,1
17,1
21,6
19,2
18,5
16,2
16,0
15,3
14,0
12,9
12,2
11,6
11,3
10,3
9,3
8,5
8,0
7,4
6,7
6,2
5,8
5,1
4,8
4,4
4,1
3,2
6,0
7,5
10,0
12,5
15,1
17,0
18,5
19,6
20,5
21,5
22,5
23,0
24,5
25,0
26,0
27,5
28,5
29,0
30,0
30,5
31,9
32,4
7,3
13,5
16,0
18,5
23,0
25,5
28,0
28,0
28,0
28,0
28,0
27,0
26,0
25,5
24,5
23,5
22,5
21,5
21,0
19,0
18,0
17,0
16,0
18,1
17,6
17,3
15,1
15,0
14,9
13,1
12,3
11,0
11,0
10,8
10,1
9,2
8,5
7,8
7,2
6,6
5,9
5,6
5,0
4,6
4,2
3,8
3,1
5,9
7,1
9,4
11,8
13,2
16,5
17,5
18,5
19,5
20,0
20,5
21,8
23,1
24,1
25,2
26,4
27,8
28,6
29,4
30,1
31,0
32,0
6,2
12,0
14,5
17,0
22,0
24,5
26,0
26,0
26,0
26,0
26,0
25,0
24,5
23,5
22,0
21,0
20,0
19,0
18,0
17,0
16,0
15,0
14,0
15,9
17,4
16,6
15,4
15,7
14,8
12,9
12,5
11,5
10,8
10,3
9,6
9,1
8,3
7,4
6,7
6,0
5,5
5,1
4,6
4,2
3,8
3,6
3,0
5,3
6,7
8,5
10,8
12,7
15,5
16,0
17,4
18,5
19,5
20,0
20,6
21,8
23,0
24,2
25,5
26,6
27,4
28,4
29,4
30,4
31,2
RATA2
24,0
10,8
20,9
22,0
10,2
20,1
20,0
9,9
19,2
Sumber : M. Rachmat Adiwiganda, dkk. (1995); A.D. Koedadiri, W. Darmosarkoro dan E.S. Sutarta (1999)
Tabel Lampiran 7. Kriteria hasil analisis tanah untuk kelapa sawit
Kelas
Analisis
pH H20
C
%
N
%
C/N
P-tersedia
P2O5 total
K2O total
K-dd
Na-dd
Mg-dd
Ca-dd
KTK
KB
DHL
Kejenuhan Al
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
<
Sangat
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
Tinggi
4,5
1,0
0,10
5,0
8
0,030
0,010
0,20
0,10
0,20
2,00
5,00
20
4,00
15,00
4,6 – 5,5
1,1 – 2,0
0,11 – 0,20
5,1 – 8,0
9 – 15
0,031 – 0,060
0,011 – 0,020
0,21 – 0,40
0,11 – 0,30
0,21 – 0,30
2,01 – 5,00
5,01 – 12,00
21 – 40
4,01 – 8,00
15,01 25,00
5,6 – 6,5
2,1 – 3,0
0,21 – 0,30
8,1 – 12,0
16 – 25
0,061 – 0,080
0,021 – 0,040
0,41 – 0,80
0,31 – 0,70
0,31 – 0,50
5,01 – 10,00
12,01 – 25,00
41 – 60
8,01 – 10,00
25,01 – 50,00
6,6 – 7,5
3,1 – 5,0
0,31 – 0,50
12,1 – 17,0
26 – 36
0,081 – 0,100
0,041 – 0,060
0,81 – 1,00
0,71 – 1,00
0,51 – 1,00
10,01 – 20,00
25,01 – 40,00
61 – 80
10,01 – 15,00
50,01 – 75,00
> 7,5
> 5,0
> 0,50
> 17,0
> 0,37
> 0,101
> 0,061
> 1,00
> 1,00
> 1,00
> 20,01
> 40,01
> 81
> 15,01
> 75,00
Sumber : PPKS ( 1992 )
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel lampiran 8.
Hasil Analisis Karekteristik Tanah dengan Produksi Tandan per
Pokok
Model Summary
Model
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
R
0.254(a)
0.536(a)
0.416(a)
0.269(a)
0.730(a)
0.799(a)
0.547(a)
0.486(a)
0.746(a)
0.499(a)
0.555(a)
0.208(a)
0.255(a)
0.446(a)
R Square
0.064
0.287
0.173
0.072
0.533
0.639
0.300
0.236
0.556
0.249
0.308
0.043
0.065
0.199
Adjusted R Square
-0.17
0.109
-0.034
-0.159
0.416
0.548
0.125
0.045
0.445
0.061
0.134
-0.196
-0.169
-0.001
Std. Error of the Estimate
0.16226
0.14166
0.15256
0.16155
0.11463
0.10082
0.14037
0.14663
0.11178
0.14537
0.13958
0.16408
0.16219
0.1501
ANOVA(b)
Model
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
0.007
0.105
0.113
0.032
0.08
0.113
0.019
0.093
0.113
0.008
0.104
0.113
0.06
0.053
0.113
0.072
0.041
0.113
0.034
0.079
0.113
0.027
0.086
0.113
0.063
0.05
0.113
df
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
Mean Square
0.007
0.026
F
0.275
Sig.
.628(a)
0.032
0.02
1.609
.273(a)
0.019
0.023
0.836
.412(a)
0.008
0.026
0.312
.606(a)
0.06
0.013
4.565
.099(a)
0.072
0.01
7.073
.056(a)
0.034
0.02
1.712
.261(a)
0.027
0.022
1.235
.329(a)
0.063
0.012
5.007
.089(a)
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Model
10
11
12
13
14
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
0.028
0.085
0.113
0.035
0.078
0.113
0.005
0.108
0.113
0.007
0.105
0.113
0.022
0.09
0.113
df
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
1
4
5
Mean Square
0.028
0.021
F
Sig.
1.326
.314(a)
0.035
0.019
1.777
.253(a)
0.005
0.027
0.181
.693(a)
0.007
0.026
0.278
.626(a)
0.022
0.023
0.996
.375(a)
b Dependent Variable: PRODUKSI TDN/PKK
Coefficients(a)
Model
1
2
3
4
5
6
7
8
(Constant)
pH
(Constant)
C/N
(Constant)
P TERSEDIA
(Constant)
K tukar
(Constant)
Ca TUKAR
(Constant)
Mg TUKAR
(Constant)
Na TUKAR
(Constant)
KTK
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
5.993
0.695
0.06
0.115
6.678
0.261
-0.112
0.089
6.588
0.262
-0.004
0.005
6.273
0.161
0.284
0.508
6.156
0.104
0.077
0.036
6.171
0.08
0.112
0.042
5.65
0.542
2.135
1.632
6.757
0.367
-0.018
0.016
Standardized
Coefficients
Beta
0.254
-0.536
-0.416
0.269
0.73
0.799
0.547
-0.486
t
8.628
0.524
25.6
-1.268
25.103
-0.914
38.84
0.559
59.097
2.137
76.786
2.659
10.434
1.308
18.424
-1.111
Sig.
0.001
0.628
0
0.273
0
0.412
0
0.606
0
0.099
0
0.056
0
0.261
0
0.329
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Model
9
10
11
12
13
14
(Constant)
KB
(Constant)
PASIR
(Constant)
LIAT
(Constant)
BD
(Constant)
PD
(Constant)
TRP
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
6.219
0.076
0.005
0.002
6.606
0.226
-0.046
0.04
7.278
0.695
-0.012
0.009
5.886
1.104
0.298
0.7
6.845
0.931
-0.152
0.287
6.914
0.563
-0.009
0.009
Standardized
Coefficients
Beta
0.746
-0.499
-0.555
0.208
-0.255
-0.446
t
81.832
2.238
29.285
-1.151
10.474
-1.333
5.33
0.425
7.356
-0.528
12.275
-0.998
Sig.
0
0.089
0
0.314
0
0.253
0.006
0.693
0.002
0.626
0
0.375
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linier Karekteristik Tanah dengan
Produksi Tandan per Pokok.
Sifat Fisik dan kimia tanah
pH
C/N
P Tersedia
K Tukar
Ca Tukar
Mg Tukar
Na Tukar
KTK
KB
Pasir
Liat
BD
PD
TRP
Rsq
d.f.
0.064
4
0.287
4
0.173
4
4
0.072
4
0.533
4
0.639
4
0.300
4
0.236
4
0.556
4
0.249
4
0.308
4
0.043
4
0.065
4
0.199
F
0.27
1.61
0.84
0.31
4.57
7.07
1.71
1.23
5.01
1.33
1.78
0.18
0.28
1.00
Sigf
0.628
0.273
0.412
0.606
0.099
0.056
0.261
0.329
0.089
0.314
0.253
0.693
0.626
0.375
b0
5.9926
6.6776
6.5880
6.2726
6.1561
6.1714
5.6504
6.7571
6.2190
6.6056
7.2781
5.8864
6.8447
6.9137
b1
0.0604
-0.1123
-0.0041
0.2842
0.0767
0.1121
2.1351
-0.0182
0.0055
-0.0456
-0.0115
0.2975
-0.1516
-0.0086
Tabel Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Quadratik Tanah dengan Produksi
Tandan per Pokok.
Sifat Fisik dan kimia tanah
pH
C/N
P Tersedia
K Tukar
Ca Tukar
Mg Tukar
Na Tukar
KTK
KB
Pasir
Liat
BD
PD
TRP
Rsq
d.f.
0.347
3
0.776
3
0.228
3
0.072
3
3
0.625
3
0.697
0.304
3
3
0.557
0.610
3
3
0.399
0.544
3
0.051
3
3
0.082
0.254
3
F
0.80
5.21
0.44
0.12
2.50
3.46
0.65
1.89
2.35
1.00
1.79
0.08
0.13
0.51
Sigf
0.527
0.106
0.679
0.893
0.229
0.166
0.581
0.295
0.244
0.466
0.308
0.9250
0.8800
0.6450
b0
-3.7308
9.0653
6.2421
6.2771
6.7827
5.5892
6.7952
9.5393
6.5558
7.1306
18.4685
10.0684
11.5170
9.8110
b1
3.2705
-1.8366
0.0120
0.2563
-0.3547
0.7534
-4.7966
-0.3051
-0.0203
-0.2518
-0.2882
-5.0446
-2.9678
-0.0970
b2
-0.2625
0.2956
-0.0002
0.0358
0.0584
-0.1288
10.3752
0.0071
0.0003
0.0187
0.0017
1.6997
0.4219
0.0007
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Lampiran 11. Hasil Analisis Regresi Berganda Tandan per Pokok dengan
Karekteristik Tanah
Variables Entered/Removed(b)
Model
Variables Entered
1
TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar(a)
a Tolerance = .000 limits reached.
b Dependent Variable: tdn/pkk
Model Summary
Variables
Removed
.
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
1.000(a)
1.000
1.000
a Predictors: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar
ANOVA(b)
Method
Enter
Std. Error of the Estimate
.
Sum of
Squares
df
Mean Square
Regression
.113
5
.023
Residual
.000
0
.
Total
.113
5
a Predictors: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar
b Dependent Variable: tdn/pkk
Coefficients(a)
Model
1
Model
1
(Constant)
C/N
P ter
Na tukar
BD
TRP
a Dependent Variable: tdn/pkk
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
7.063
.000
.142
.000
-.011
.000
6.002
.000
-1.154
.000
-.010
.000
F
Sig.
.
Standardized
Coefficients
Beta
.(a)
t
Sig.
.
.678
-1.072
1.539
-.806
-.543
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Excluded Variables(b)
Model
1
Beta In
t
Sig.
Partial
Correlation
pH
.(a)
.
.
K tukar
.(a)
.
.
Ca tukar
.(a)
.
.
Mg tukar
.(a)
.
.
KTK
.(a)
.
.
KB
.(a)
.
.
Pasir
.(a)
.
.
Liat
.(a)
.
.
PD
.(a)
.
.
a Predictors in the Model: (Constant), TRP, BD, C/N, P ter, Na tukar
b Dependent Variable: tdn/pkk
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Collinearity
Statistics
Tolerance
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Tabel Lampiran 12.Perhitungan faktor koreksi untuk setiap lapisan tanah.(Sys. 1985).
K23
K23
variabel koreksi
x 1 2.00
pH
hasil
koreksi
C%
hasil
Lapisan
4.40
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
8.80
1 0-20
x 1
2.00
1.44
2.88
1 0-20
x
2
2.00
4.40
8.80
1 20-25
x
2
2.00
1.44
2.88
1 20-25
x
3
1.75
4.40
7.70
2 25-50
x
3
1.75
0.03
0.05
2 25-50
x
4
1.50
4.40
6.60
2 50-75
x
4
1.50
0.03
0.05
2 50-75
x
5
1.25
4.70
5.88
3 75-100
x
5
1.25
0.03
0.04
3 75-100
x
6
1.00
4.70
4.70
3 100-125
x
6
1.00
0.03
0.03
3 100-125
Kedalaman (cm)
x
7
0.75
4.70
3.53
3 125-150
x
7
0.75
0.03
0.02
3 125-150
x
8
0.50
4.70
2.35
3 150-175
x
8
0.50
0.03
0.02
3 150-175
X 9 0.25
4.70
Rata -rata
SUM
1.18
49.53
3 175-200
5.50
0.03
0.01
5.97
3 175-200
0.66
K23
X 9
Rata -rata
0.25
SUM
K23
variabel koreksi P2O5
x 1 2.00 49.80
hasil
99.60
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
1 0-20
x 1
koreksi
N%
hasil
Lapisan
Kedalaman (cm)
2.00
0.20
0.40
1 0-20
x
2
2.00
49.80
99.60
1 20-25
x
2
2.00
0.20
0.40
1 20-25
x
3
1.75
48.15
84.26
2 25-50
x
3
1.75
0.18
0.32
2 25-50
x
4
1.50
48.15
72.23
2 50-75
x
4
1.50
0.18
0.27
2 50-75
x
5
1.25
54.90
68.63
3 75-100
x
5
1.25
0.13
0.16
3 75-100
x
6
1.00
54.90
54.90
3 100-125
x
6
1.00
0.13
0.13
3 100-125
x
7
0.75
54.90
41.18
3 125-150
x
7
0.75
0.13
0.10
3 125-150
x
8
0.50
54.90
27.45
3 150-175
x
8
X 9 0.25 54.90
Rata -rata
SUM
13.73
561.56
3 175-200
62.40
K23
X 9
Rata -rata
0.50
0.13
0.07
3 150-175
0.25
0.13
0.03
1.87
3 175-200
0.21
SUM
K23
variabel koreksi
x 1 2.00
K
hasil
0.16
0.32
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
1 0-20
x 1
koreksi
Ca
hasil
Lapisan
Kedalaman (cm)
2.00
1.22
2.44
1 0-20
x
2
2.00
0.16
0.32
1 20-25
x
2
2.00
1.22
2.44
1 20-25
x
3
1.75
0.17
0.30
2 25-50
x
3
1.75
2.85
4.99
2 25-50
x
4
1.50
0.17
0.26
2 50-75
x
4
1.50
2.85
4.28
2 50-75
x
5
1.25
0.12
0.15
3 75-100
x
5
1.25
1.63
2.04
3 75-100
x
6
1.00
0.12
0.12
3 100-125
x
6
1.00
1.63
1.63
3 100-125
x
7
0.75
0.12
0.09
3 125-150
x
7
0.75
1.63
1.22
3 125-150
x
8
0.50
0.12
0.06
3 150-175
x
8
X 9 0.25
0.12
Rata -rata
SUM
0.03
1.64
3 175-200
0.18
X 9
Rata -rata
0.50
1.63
0.82
3 150-175
0.25
1.63
0.41
20.26
3 175-200
2.25
SUM
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
K23
K23
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan
Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.84
1.68
1 0-20
x
1
2.00
0.24
0.48
1 0-20
x
2
2.00
0.84
1.68
1 20-25
x
2
2.00
0.24
0.48
1 20-25
x
3
1.75
1.25
2.19
2 25-50
x
3
1.75
0.25
0.44
2 25-50
x
4
1.50
1.25
1.88
2 50-75
x
4
1.50
0.25
0.38
2 50-75
x
5
1.25
0.84
1.05
3 75-100
x
5
1.25
0.23
0.29
3 75-100
x
6
1.00
0.84
0.84
3 100-125
x
6
1.00
0.23
0.23
3 100-125
x
7
0.75
0.84
0.63
3 125-150
x
7
0.75
0.23
0.17
3 125-150
x
8
0.50
0.84
0.42
3 150-175
x
8
0.50
0.23
0.12
3 150-175
X 9 0.25 0.84
Rata -rata
SUM
0.21
10.57
3 175-200
1.17
0.25
0.23
0.06
2.64
3 175-200
0.29
K23
X 9
Rata -rata
SUM
K23
variabel koreksi
KTK
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
pasir%
x
1
2.00
14.50
29.00
1 0-20
x
1
2.00
2.00
x
2
2.00
14.50
29.00
1 20-25
x
2
2.00
x
3
1.75
17.50
30.63
2 25-50
x
3
1.75
x
4
1.50
17.50
26.25
2 50-75
x
4
x
5
1.25
17.50
21.88
3 75-100
x
5
hasil
Lapisan
Kedalaman (cm)
4.00
1 0-20
2.00
4.00
1 20-25
6.00
10.50
2 25-50
1.50
6.00
9.00
2 50-75
1.25
5.00
6.25
3 75-100
x
6
1.00
17.50
17.50
3 100-125
x
6
1.00
5.00
5.00
3 100-125
x
7
0.75
17.50
13.13
3 125-150
x
7
0.75
5.00
3.75
3 125-150
x
8
0.50
17.50
8.75
3 150-175
x
8
0.50
5.00
2.50
3 150-175
X 9 0.25 17.50
Rata -rata
SUM
4.38
180.50
3 175-200
20.06
0.25
5.00
1.25
46.25
3 175-200
5.14
K23
X 9
Rata -rata
SUM
K23
variabel koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
50.00
100.00
1 0-20
x
1
2.00
1.14
2.28
1 0-20
x
2
2.00
50.00
100.00
1 20-25
x
2
2.00
1.14
2.28
1 20-25
x
3
1.75
74.00
129.50
2 25-50
x
3
1.75
1.38
2.42
2 25-50
x
4
1.50
74.00
111.00
2 50-75
x
4
1.50
1.38
2.07
2 50-75
x
5
1.25
67.00
83.75
3 75-100
x
5
1.25
1.36
1.70
3 75-100
x
6
1.00
67.00
67.00
3 100-125
x
6
1.00
1.36
1.36
3 100-125
x
7
0.75
67.00
50.25
3 125-150
x
7
0.75
1.36
1.02
3 125-150
x
8
0.50
67.00
33.50
3 150-175
x
8
0.50
1.36
0.68
3 150-175
X 9 0.25 67.00
Rata -rata
SUM
16.75
691.75
3 175-200
76.86
0.25
1.36
0.34
14.15
3 175-200
1.57
X 9
Rata -rata
SUM
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
K23
K23
variabel koreksi
PD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
koreksi
TRP
hasil
Lapisan
Kedalaman (cm)
x
1
2.00
2.46
4.92
1 0-20
x
1
2.00
53.66
107.32
x
2
2.00
2.46
4.92
1 20-25
x
2
2.00
53.66
107.32
1 20-25
x
3
1.75
2.46
4.31
2 25-50
x
3
1.75
43.90
76.83
2 25-50
x
4
1.50
2.46
3.69
2 50-75
x
4
1.50
43.90
65.85
2 50-75
x
5
1.25
2.61
3.26
3 75-100
x
5
1.25
47.89
59.86
3 75-100
x
6
1.00
2.61
2.61
3 100-125
x
6
1.00
47.89
47.89
3 100-125
x
7
0.75
2.61
1.96
3 125-150
x
7
0.75
47.89
35.92
3 125-150
x
8
0.50
2.61
1.31
3 150-175
x
8
0.50
47.89
23.95
3 150-175
X 9 0.25
2.61
Rata -rata
SUM
0.65
27.62
3 175-200
3.07
47.89
11.97
536.90
3 175-200
59.66
L23
X 9
Rata -rata
0.25
SUM
1 0-20
L23
variabel koreksi
pH
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
koreksi
C%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
4.50
9.00
1 0-13
x
1
2.00
0.87
1.74
1 0-13
x
2
2.00
4.60
9.20
2 13-25
x
2
2.00
0.63
1.26
2 13-25
x
3
1.75
4.60
8.05
2 25-34
x
3
1.75
0.63
1.10
2 25-34
x
4
1.75
4.40
7.70
3 34-50
x
4
1.75
0.60
1.05
3 34-50
x
5
1.50
4.40
6.60
3 50-75
x
5
1.50
0.60
0.90
3 50-75
x
6
1.25
4.40
5.50
3 75-100
x
6
1.25
0.60
0.75
3 75-100
x
7
1.00
4.40
4.40
3 100-109
x
7
1.00
0.60
0.60
3 100-109
x
8
0.75
4.50
3.38
4 109-125
x
8
0.75
0.06
0.05
4 109-125
x
9
0.50
4.50
2.25
4 125-150
x
9
0.50
0.06
0.03
4 125-150
x 10
0.25
4.50
1.13
4 150-175
x
10
x 11 0.25
4.50
Rata -rata
SUM
1.13
58.33
4 175-180
5.30
L23
0.25
0.06
0.02
4 150-175
0.25
0.06
0.02
7.51
4 175-180
0.68
SUM
L23
variabel koreksi
x
x 11
Rata -rata
1
2.00
P2O5
40.28
hasil
80.56
Lapisan Kedalaman (cm) variabel
1 0-13
x
1
koreksi
N%
2.00
0.22
hasil
0.44
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-13
x
2
2.00
46.52
93.04
2 13-25
x
2
2.00
0.12
0.24
2 13-25
x
3
1.75
46.52
81.41
2 25-34
x
3
1.75
0.12
0.21
2 25-34
x
4
1.75
56.68
99.19
3 34-50
x
4
1.75
0.15
0.26
3 34-50
x
5
1.50
56.68
85.02
3 50-75
x
5
1.50
0.15
0.23
3 50-75
x
6
1.25
56.68
70.85
3 75-100
x
6
1.25
0.15
0.19
3 75-100
x
7
1.00
56.68
56.68
3 100-109
x
7
1.00
0.15
0.15
3 100-109
x
8
0.75
53.18
39.89
4 109-125
x
8
0.75
0.13
0.10
4 109-125
x
9
0.50
53.18
26.59
4 125-150
x
9
0.50
0.13
0.07
4 125-150
x 10
0.25
53.18
13.30
4 150-175
x
10
0.25
0.13
0.03
4 150-175
x 11 0.25 53.18
Rata -rata
SUM
13.30
659.82
4 175-180
59.98
0.13
0.03
1.94
4 175-180
0.18
x 11
Rata -rata
0.25
SUM
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
L23
L23
variabel koreksi
K
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
Ca
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.19
0.38
1 0-13
x
1
2.00
1.63
3.26
1 0-13
x
2
2.00
0.16
0.32
2 13-25
x
2
2.00
1.22
2.44
2 13-25
x
3
1.75
0.16
0.28
2 25-34
x
3
1.75
1.22
2.14
2 25-34
x
4
1.75
0.22
0.39
3 34-50
x
4
1.75
1.22
2.14
3 34-50
x
5
1.50
0.22
0.33
3 50-75
x
5
1.50
1.22
1.83
3 50-75
x
6
1.25
0.22
0.28
3 75-100
x
6
1.25
1.22
1.53
3 75-100
x
7
1.00
0.22
0.22
3 100-109
x
7
1.00
1.22
1.22
3 100-109
x
8
0.75
0.30
0.23
4 109-125
x
8
0.75
2.03
1.52
4 109-125
x
9
0.50
0.30
0.15
4 125-150
x
9
0.50
2.03
1.02
4 125-150
x
10
0.25
0.30
0.08
4 150-175
x
10
0.25
2.03
0.51
4 150-175
0.25
0.30
SUM
0.08
2.72
4 175-180
0.25
0.25
2.03
SUM
0.51
18.10
4 175-180
1.65
x 11
Rata -rata
L23
x 11
Rata -rata
L23
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.84
1.68
1 0-13
x
1
2.00
0.24
0.48
1 0-13
x
2
2.00
0.84
1.68
2 13-25
x
2
2.00
0.23
0.46
2 13-25
x
3
1.75
0.84
1.47
2 25-34
x
3
1.75
0.23
0.40
2 25-34
x
4
1.75
0.84
1.47
3 34-50
x
4
1.75
0.25
0.44
3 34-50
x
5
1.50
0.84
1.26
3 50-75
x
5
1.50
0.25
0.38
3 50-75
x
6
1.25
0.84
1.05
3 75-100
x
6
1.25
0.25
0.31
3 75-100
x
7
1.00
0.84
0.84
3 100-109
x
7
1.00
0.25
0.25
3 100-109
x
8
0.75
1.67
1.25
4 109-125
x
8
0.75
0.27
0.20
4 109-125
x
9
0.50
1.67
0.84
4 125-150
x
9
0.50
0.27
0.14
4 125-150
x
10
0.25
1.67
0.42
4 150-175
x
10
0.25
0.27
0.07
4 150-175
0.25
1.67
SUM
0.42
12.37
4 175-180
1.12
0.25
0.27
SUM
0.07
3.19
4 175-180
0.29
x 11
Rata -rata
L23
x 11
Rata -rata
L23
variabel koreksi
KTK
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi pasir%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
18.60
37.20
1 0-13
x
1
2.00
2.00
4.00
1 0-13
x
2
2.00
17.50
35.00
2 13-25
x
2
2.00
2.00
4.00
2 13-25
x
3
1.75
17.50
30.63
2 25-34
x
3
1.75
2.00
3.50
2 25-34
x
4
1.75
21.50
37.63
3 34-50
x
4
1.75
4.00
7.00
3 34-50
x
5
1.50
21.50
32.25
3 50-75
x
5
1.50
4.00
6.00
3 50-75
x
6
1.25
21.50
26.88
3 75-100
x
6
1.25
4.00
5.00
3 75-100
x
7
1.00
21.50
21.50
3 100-109
x
7
1.00
4.00
4.00
3 100-109
x
8
0.75
19.60
14.70
4 109-125
x
8
0.75
18.00
13.50
4 109-125
x
9
0.50
19.60
9.80
4 125-150
x
9
0.50
18.00
9.00
4 125-150
x
10
0.25
19.60
4.90
4 150-175
x
10
0.25
18.00
4.50
4 150-175
0.25
19.60
SUM
4.90
255.38
4 175-180
23.22
0.25
18.00
SUM
4.50
65.00
4 175-180
5.91 RATA2
x 11
Rata -rata
x 11
Rata -rata
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
L23
L23
variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) ariabel
koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
1.02
2.04
1 0-13
x
1
2.00
62.00
124.00
1 0-13
x
2
2.00
1.21
2.42
2 13-25
x
2
2.00
70.00
140.00
2 13-25
x
3
1.75
1.21
2.12
2 25-34
x
3
1.75
70.00
122.50
2 25-34
x
4
1.75
1.31
2.29
3 34-50
x
4
1.75
66.00
115.50
3 34-50
x
5
1.50
1.31
1.97
3 50-75
x
5
1.50
66.00
99.00
3 50-75
x
6
1.25
1.31
1.64
3 75-100
x
6
1.25
66.00
82.50
3 75-100
x
7
1.00
1.31
1.31
3 100-109
x
7
1.00
66.00
66.00
3 100-109
x
8
0.75
1.33
1.00
4 109-125
x
8
0.75
56.00
42.00
4 109-125
x
9
0.50
1.33
0.67
4 125-150
x
9
0.50
56.00
28.00
4 125-150
x
10
x
10
x 11
Rata - rata
0.25
1.33
0.33
4 150-175
0.25
1.33
SUM
0.33
16.11
4 175-180
1.46
L23
0.25
56.00
14.00
4 150-175
0.25
56.00
SUM
14.00
847.50
4 175-180
77.05
L23
variabel koreksi
x
x 11
Rata - rata
1
2.00
PD
2.36
hasil
4.72
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-13
variabel koreksi
x
1
2.00
TRP
hasil
56.78
113.56
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-13
x
2
2.00
2.75
5.50
2 13-25
x
2
2.00
56.00
112.00
2 13-25
x
3
1.75
2.75
4.81
2 25-34
x
3
1.75
56.00
98.00
2 25-34
x
4
1.75
2.63
4.60
3 34-50
x
4
1.75
49.81
87.17
3 34-50
x
5
1.50
2.63
3.95
3 50-75
x
5
1.50
49.81
74.72
3 50-75
x
6
1.25
2.63
3.29
3 75-100
x
6
1.25
49.81
62.26
3 75-100
x
7
1.00
2.63
2.63
3 100-109
x
7
1.00
49.81
49.81
3 100-109
x
8
0.75
2.68
2.01
4 109-125
x
8
0.75
50.37
37.78
4 109-125
x
9
0.50
2.68
1.34
4 125-150
x
9
0.50
50.37
25.19
4 125-150
x
10
0.25
2.68
0.67
4 150-175
x
10
0.25
50.37
12.59
4 150-175
0.25
2.68
SUM
0.67
34.19
4 175-180
3.11
0.25
50.37
SUM
12.59
685.66
4 175-180
62.33
x 11
Rata - rata
L29
L29
variabel koreksi
x
x 11
Rata- rata
1
2.00
pH
4.20
hasil
8.40
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-14
variabel koreksi
x
1
2.00
C%
1.26
hasil
2.52
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-14
x
2
2.00
4.30
8.60
2 14-25
x
2
2.00
0.27
0.54
2 14-25
x
3
1.75
4.30
7.53
2 25-50
x
3
1.75
0.27
0.47
2 25-50
x
4
1.50
4.30
6.45
2 50-51
x
4
1.50
0.27
0.41
2 50-51
x
5
1.50
4.40
6.60
3 51-75
x
5
1.50
0.21
0.32
3 51-75
x
6
1.25
4.40
5.50
3 75-100
x
6
1.25
0.21
0.26
3 75-100
x
7
1.00
4.40
4.40
3 100-125
x
7
1.00
0.21
0.21
3 100-125
x
8
0.75
4.40
3.30
3 125-150
x
8
0.75
0.21
0.16
3 125-150
0.50
4.40
sum
2.20
50.78
3 150-175
5.64
0.50
0.21
sum
0.11
4.88
3 150-175
0.54
x
9
Rata- rata
x
9
Rata- rata
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
L29
L29
variabel koreksi
P2O5
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
N%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
34.39
68.78
1 0-14
x
1
2.00
0.22
0.44
1 0-14
x
2
2.00
46.52
93.04
2 14-25
x
2
2.00
0.16
0.32
2 14-25
x
3
1.75
46.52
81.41
2 25-50
x
3
1.75
0.16
0.28
2 25-50
x
4
1.50
46.52
69.78
2 50-51
x
4
1.50
0.16
0.24
2 50-51
x
5
1.50
46.52
69.78
3 51-75
x
5
1.50
0.18
0.27
3 51-75
x
6
1.25
46.52
58.15
3 75-100
x
6
1.25
0.18
0.23
3 75-100
x
7
1.00
46.52
46.52
3 100-125
x
7
1.00
0.18
0.18
3 100-125
x
8
0.75
46.52
34.89
3 125-150
x
8
0.75
0.18
0.14
3 125-150
x
9
0.50
46.52
23.26
3 150-175
x
9
0.50
0.18
0.09
3 150-175
Rata- rata
sum
522.35
58.04
L29
Rata- rata
sum
2.09
0.23
L29
variabel koreksi
K
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Ca
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.26
0.52
1 0-14
x
1
2.00
1.63
3.26
1 0-14
x
2
2.00
0.14
0.28
2 14-25
x
2
2.00
1.63
3.26
2 14-25
x
3
1.75
0.14
0.25
2 25-50
x
3
1.75
1.63
2.85
2 25-50
x
4
1.50
0.14
0.21
2 50-51
x
4
1.50
1.63
2.45
2 50-51
x
5
1.50
0.21
0.32
3 51-75
x
5
1.50
1.22
1.83
3 51-75
x
6
1.25
0.21
0.26
3 75-100
x
6
1.25
1.22
1.53
3 75-100
x
7
1.00
0.21
0.21
3 100-125
x
7
1.00
1.22
1.22
3 100-125
x
8
0.75
0.21
0.16
3 125-150
x
8
0.75
1.22
0.92
3 125-150
x
9
0.50
0.21
0.11
3 150-175
x
9
0.50
1.22
0.61
3 150-175
Rata-rata
sum
2.20
0.24
L29
Rata-rata
sum
17.31
1.92
L29
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.84
1.68
1 0-14
x
1
2.00
0.22
0.44
1 0-14
x
2
2.00
0.84
1.68
2 14-25
x
2
2.00
0.25
0.50
2 14-25
x
3
1.75
0.84
1.47
2 25-50
x
3
1.75
0.25
0.44
2 25-50
x
4
1.50
0.84
1.26
2 50-51
x
4
1.50
0.25
0.38
2 50-51
x
5
1.50
0.84
1.26
3 51-75
x
5
1.50
0.25
0.38
3 51-75
x
6
1.25
0.84
1.05
3 75-100
x
6
1.25
0.25
0.31
3 75-100
x
7
1.00
0.84
0.84
3 100-125
x
7
1.00
0.25
0.25
3 100-125
x
8
0.75
0.84
0.63
3 125-150
x
8
0.75
0.25
0.19
3 125-150
x
9
0.50
0.84
0.42
3 150-175
x
9
0.50
0.25
0.13
3 150-175
Rata-rata
sum
9.87
1.10
Rata-rata
sum
2.88
0.32
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
L29
L29
variabel koreksi
KTK
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
17.50
35.00
1 0-14
x
1
2.00
8.00
16.00
1 0-14
x
2
2.00
17.50
35.00
2 14-25
x
2
2.00
4.00
8.00
2 14-25
x
3
1.75
17.50
30.63
2 25-50
x
3
1.75
4.00
7.00
2 25-50
x
4
1.50
17.50
26.25
2 50-51
x
4
1.50
4.00
6.00
2 50-51
x
5
1.50
23.60
35.40
3 51-75
x
5
1.50
2.00
3.00
3 51-75
x
6
1.25
23.60
29.50
3 75-100
x
6
1.25
2.00
2.50
3 75-100
x
7
1.00
23.60
23.60
3 100-125
x
7
1.00
2.00
2.00
3 100-125
x
8
0.75
23.60
17.70
3 125-150
x
8
0.75
2.00
1.50
3 125-150
x
9
Rata-rata
0.50
23.60
sum
11.80
233.08
3 150-175
25.90
x
9
Rata-rata
0.50
2.00
sum
1.00
46.00
3 150-175
5.11
L29
L29
variabel koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
54.00
108.00
1 0-14
x
1
2.00
1.03
2.06
1 0-14
x
2
2.00
73.00
146.00
2 14-25
x
2
2.00
1.08
2.16
2 14-25
x
3
1.75
73.00
127.75
2 25-50
x
3
1.75
1.08
1.89
2 25-50
x
4
1.50
73.00
109.50
2 50-51
x
4
1.50
1.08
1.62
2 50-51
x
5
1.50
72.00
108.00
3 51-75
x
5
1.50
1.18
1.77
3 51-75
x
6
1.25
72.00
90.00
3 75-100
x
6
1.25
1.18
1.48
3 75-100
x
7
1.00
72.00
72.00
3 100-125
x
7
1.00
1.18
1.18
3 100-125
x
8
0.75
72.00
54.00
3 125-150
x
8
0.75
1.18
0.89
3 125-150
x
9
Rata-rata
0.50
72.00
sum
36.00
815.25
3 150-175
90.58
x
9
Rata-rata
0.50
1.18
sum
0.59
13.04
3 150-175
1.45
PD
hasil
L29
L29
variabel koreksi
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
TRP
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
2.17
4.34
1 0-14
x
1
2.00
52.53
105.06
1 0-14
x
2
2.00
2.44
4.88
2 14-25
x
2
2.00
55.74
111.48
2 14-25
x
3
1.75
2.44
4.27
2 25-50
x
3
1.75
55.74
97.55
2 25-50
x
4
1.50
2.44
3.66
2 50-51
x
4
1.50
55.74
83.61
2 50-51
x
5
1.50
2.50
3.75
3 51-75
x
5
1.50
52.80
79.20
3 51-75
x
6
1.25
2.50
3.13
3 75-100
x
6
1.25
52.80
66.00
3 75-100
x
7
1.00
2.50
2.50
3 100-125
x
7
1.00
52.80
52.80
3 100-125
x
8
0.75
2.50
1.88
3 125-150
x
8
0.75
52.80
39.60
3 125-150
x
9
Rata-rata
0.50
2.50
sum
1.25
28.40
3 150-175
3.16
x
9
Rata-rata
0.50
52.80
sum
26.40
635.30
3 150-175
70.59
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M19
M19
variabel koreksi
pH
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
C%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
4.40
8.80
1 0-20
x
1
2.00
1.10
2.20
1 0-20
x
2
2.00
5.50
11.00
2 20-25
x
2
2.00
0.18
0.36
2 20-25
x
3
1.75
5.50
9.63
2 25-50
x
3
1.75
0.18
0.32
2 25-50
x
4
1.50
5.50
8.25
2 50-75
x
4
1.50
0.18
0.27
2 50-75
x
5
1.25
5.50
6.88
2 75-100
x
5
1.25
0.18
0.23
2 75-100
x
6
1.00
5.50
5.50
2 100-125
x
6
1.00
0.18
0.18
2 100-125
x
7
0.75
5.50
4.13
2 125-150
x
7
0.75
0.18
0.14
2 125-150
x
8
0.50
5.50
2.75
2 150-172
x
8
0.50
0.18
0.09
2 150-172
x
9
0.50
x
9
0.50
0.18
0.09
Rata-rata
5.50
SUM
2.75
56.93
2 172-175
6.33
M19
Rata-rata
SUM
3.78
2 172-175
0.42
M19
variabel koreksi P2O5
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
N%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
41.80
83.60
1 0-20
x
1
2.00
0.16
0.32
1 0-20
x
2
2.00
49.80
99.60
2 20-25
x
2
2.00
0.18
0.36
2 20-25
x
3
1.75
49.80
87.15
2 25-50
x
3
1.75
0.18
0.32
2 25-50
x
4
1.50
49.80
74.70
2 50-75
x
4
1.50
0.18
0.27
2 50-75
x
5
1.25
49.80
62.25
2 75-100
x
5
1.25
0.18
0.23
2 75-100
x
6
1.00
49.80
49.80
2 100-125
x
6
1.00
0.18
0.18
2 100-125
x
7
0.75
49.80
37.35
2 125-150
x
7
0.75
0.18
0.14
2 125-150
x
8
0.50
49.80
24.90
2 150-172
x
8
0.50
0.18
0.09
2 150-172
x
9
0.50
49.80
24.90
2 172-175
x
9
0.50
0.18
0.09
2 172-175
Rata-rata
SUM
519.35
57.71
M19
Rata-rata
SUM
1.90
0.21
M19
variabel koreksi
K
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
Ca
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.31
0.62
1 0-20
x
1
2.00
3.25
6.50
1 0-20
x
2
2.00
0.14
0.28
2 20-25
x
2
2.00
4.88
9.76
2 20-25
x
3
1.75
0.14
0.25
2 25-50
x
3
1.75
4.88
8.54
2 25-50
x
4
1.50
0.14
0.21
2 50-75
x
4
1.50
4.88
7.32
2 50-75
x
5
1.25
0.14
0.18
2 75-100
x
5
1.25
4.88
6.10
2 75-100
x
6
1.00
0.14
0.14
2 100-125
x
6
1.00
4.88
4.88
2 100-125
x
7
0.75
0.14
0.11
2 125-150
x
7
0.75
4.88
3.66
2 125-150
x
8
0.50
0.14
0.07
2 150-172
x
8
0.50
4.88
2.44
2 150-172
x
9
0.50
x
9
0.50
Rata-rata
0.14
SUM
0.07
1.85
2 172-175
0.21
Rata-rata
4.88
SUM
2.44
49.20
2 172-175
5.47
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M19
M19
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
2.51
5.02
1 0-20
x
1
2.00
0.48
0.96
1 0-20
x
2
2.00
3.35
6.70
2 20-25
x
2
2.00
0.28
0.56
2 20-25
x
3
1.75
3.35
5.86
2 25-50
x
3
1.75
0.28
0.49
2 25-50
x
4
1.50
3.35
5.03
2 50-75
x
4
1.50
0.28
0.42
2 50-75
x
5
1.25
3.35
4.19
2 75-100
x
5
1.25
0.28
0.35
2 75-100
x
6
1.00
3.35
3.35
2 100-125
x
6
1.00
0.28
0.28
2 100-125
x
7
0.75
3.35
2.51
2 125-150
x
7
0.75
0.28
0.21
2 125-150
x
8
0.50
3.35
1.68
2 150-172
x
8
0.50
0.28
0.14
2 150-172
x
9
0.50
x
9
0.50
0.28
0.14
Rata-rata
3.35
SUM
1.68
34.33
2 172-175
3.81
M19
SUM
3.41
2 172-175
0.38
M19
variabel koreksi
x
Rata-rata
1
2.00
KTK
12.50
hasil
25.00
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-20
variabel koreksi pasir%
x
1
2.00
2.00
hasil
4.00
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-20
x
2
2.00
12.50
25.00
2 20-25
x
2
2.00
3.00
6.00
2 20-25
x
3
1.75
12.50
21.88
2 25-50
x
3
1.75
3.00
5.25
2 25-50
x
4
1.50
12.50
18.75
2 50-75
x
4
1.50
3.00
4.50
2 50-75
x
5
1.25
12.50
15.63
2 75-100
x
5
1.25
3.00
3.75
2 75-100
x
6
1.00
12.50
12.50
2 100-125
x
6
1.00
3.00
3.00
2 100-125
x
7
0.75
12.50
9.38
2 125-150
x
7
0.75
3.00
2.25
2 125-150
x
8
0.50
12.50
6.25
2 150-172
x
8
0.50
3.00
1.50
2 150-172
x
9
0.50
12.50
6.25
2 172-175
x
9
0.50
3.00
1.50
2 172-175
Rata-rata
SUM
134.38
14.93
M19
Rata-rata
SUM
30.25
3.36
M19
variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
1.14
2.28
1 0-20
x
1
2.00
62.00
124.00
1 0-20
x
2
2.00
1.39
2.78
2 20-25
x
2
2.00
59.00
118.00
2 20-25
x
3
1.75
1.39
2.43
2 25-50
x
3
1.75
59.00
103.25
2 25-50
x
4
1.50
1.39
2.09
2 50-75
x
4
1.50
59.00
88.50
2 50-75
x
5
1.25
1.39
1.74
2 75-100
x
5
1.25
59.00
73.75
2 75-100
x
6
1.00
1.39
1.39
2 100-125
x
6
1.00
59.00
59.00
2 100-125
x
7
0.75
1.39
1.04
2 125-150
x
7
0.75
59.00
44.25
2 125-150
x
8
0.50
1.39
0.70
2 150-172
x
8
0.50
59.00
29.50
2 150-172
x
9
0.50
x
9
0.50
Rata - rata
1.39
SUM
0.70
14.44
2 172-175
1.60
Rata-rata
59.00
SUM
29.50
640.25
2 172-175
71.14
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M19
M19
variabel koreksi
x
1
2.00
PD
2.52
hasil
5.04
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-20
variabel koreksi
x
1
2.00
TRP
hasil
54.76
109.52
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-20
x
2
2.00
2.50
5.00
2 20-25
x
2
2.00
44.40
88.80
2 20-25
x
3
1.75
2.50
4.38
2 25-50
x
3
1.75
44.40
77.70
2 25-50
x
4
1.50
2.50
3.75
2 50-75
x
4
1.50
44.40
66.60
2 50-75
x
5
1.25
2.50
3.13
2 75-100
x
5
1.25
44.40
55.50
2 75-100
x
6
1.00
2.50
2.50
2 100-125
x
6
1.00
44.40
44.40
2 100-125
x
7
0.75
2.50
1.88
2 125-150
x
7
0.75
44.40
33.30
2 125-150
x
8
0.50
2.50
1.25
2 150-172
x
8
0.50
44.40
22.20
2 150-172
x 9 0.50
2.50
Rata - rata
SUM
1.25
26.92
2 172-175
2.99
x 9 0.50 44.40
Rata - rata
SUM
22.20
498.02
2 172-175
55.34
M23
M23
variabel koreksi
pH
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
x
1
2.00
C
0.95
hasil
1.90
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
5.00
10.00
1 0-11
1 0-11
x
2
2.00
5.70
11.40
2 11-25
x
2
2.00
0.53
1.06
2 11-25
x
3
1.75
5.70
9.98
2 25-36
x
3
1.75
0.53
0.93
2 25-36
x
4
1.75
4.30
7.53
3 36-50
x
4
1.75
0.42
0.74
3 36-50
x
5
1.50
4.30
6.45
3 50-75
x
5
1.50
0.42
0.63
3 50-75
x
6
1.25
4.30
5.38
3 75-100
x
6
1.25
0.42
0.53
3 75-100
x
7
1.00
4.30
4.30
3 100-110
x
7
1.00
0.42
0.42
3 100-110
x
8
1.00
4.40
4.40
4 110-125
x
8
1.00
0.59
0.59
4 110-125
x 9 0.75
4.40
Rata - rata
SUM
3.30
62.73
4 125-150
6.97
x 9 0.75
0.59
Rata - rata
SUM
0.44
7.23
4 125-150
0.80
M23
M23
variabel koreksi P2O5
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
variabel koreksi
N%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
47.50
95.00
1 0-11
x
1
2.00
0.19
0.38
1 0-11
x
2
2.00
50.66
101.32
2 11-25
x
2
2.00
0.19
0.38
2 11-25
x
3
1.75
50.66
88.66
2 25-36
x
3
1.75
0.19
0.33
2 25-36
x
4
1.75
51.47
90.07
3 36-50
x
4
1.75
0.12
0.21
3 36-50
x
5
1.50
51.47
77.21
3 50-75
x
5
1.50
0.12
0.18
3 50-75
x
6
1.25
51.47
64.34
3 75-100
x
6
1.25
0.12
0.15
3 75-100
x
7
1.00
51.47
51.47
3 100-110
x
7
1.00
0.12
0.12
3 100-110
x
8
1.00
50.66
50.66
4 110-125
x
8
1.00
0.22
0.22
4 110-125
x 9 0.75 50.66
Rata - rata
SUM
38.00
656.72
4 125-150
72.97
x 9 0.75
0.22
Rata - rata
SUM
0.17
2.14
4 125-150
0.24
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M23
M23
variabel koreksi
K
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Ca
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.16
0.32
1 0-11
x
1
2.00
1.63
3.26
1 0-11
x
2
2.00
0.33
0.66
2 11-25
x
2
2.00
1.63
3.26
2 11-25
x
3
1.75
0.33
0.58
2 25-36
x
3
1.75
1.63
2.85
2 25-36
x
4
1.75
0.12
0.21
3 36-50
x
4
1.75
1.22
2.14
3 36-50
x
5
1.50
0.12
0.18
3 50-75
x
5
1.50
1.22
1.83
3 50-75
x
6
1.25
0.12
0.15
3 75-100
x
6
1.25
1.22
1.53
3 75-100
x
7
1.00
0.12
0.12
3 100-110
x
7
1.00
1.22
1.22
3 100-110
x
8
1.00
0.22
0.22
4 110-125
x
8
1.00
1.22
1.22
4 110-125
x 9 0.75
0.22
Rata - rata
SUM
0.17
2.60
4 125-150
0.29
x 9 0.75
1.22
Rata - rata
SUM
0.92
18.22
4 125-150
2.02
M23
M23
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.84
1.68
1 0-11
x
1
2.00
0.24
0.48
1 0-11
x
2
2.00
0.84
1.68
2 11-25
x
2
2.00
0.24
0.48
2 11-25
x
3
1.75
0.84
1.47
2 25-36
x
3
1.75
0.24
0.42
2 25-36
x
4
1.75
0.84
1.47
3 36-50
x
4
1.75
0.27
0.47
3 36-50
x
5
1.50
0.84
1.26
3 50-75
x
5
1.50
0.27
0.41
3 50-75
x
6
1.25
0.84
1.05
3 75-100
x
6
1.25
0.27
0.34
3 75-100
x
7
1.00
0.84
0.84
3 100-110
x
7
1.00
0.27
0.27
3 100-110
x
8
1.00
0.84
0.84
4 110-125
x
8
1.00
0.24
0.24
4 110-125
x 9 0.75
0.84
Rata - rata
SUM
0.63
10.92
4 125-150
1.21
x 9 0.75
0.24
Rata - rata
SUM
0.18
3.29
4 125-150
0.37
M23
M23
variabel koreksi
KTK
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
15.50
31.00
1 0-11
x
1
2.00
6.00
12.00
1 0-11
x
2
2.00
15.50
31.00
2 11-25
x
2
2.00
4.00
8.00
2 11-25
x
3
1.75
15.50
27.13
2 25-36
x
3
1.75
4.00
7.00
2 25-36
x
4
1.75
18.60
32.55
3 36-50
x
4
1.75
6.00
10.50
3 36-50
x
5
1.50
18.60
27.90
3 50-75
x
5
1.50
6.00
9.00
3 50-75
x
6
1.25
18.60
23.25
3 75-100
x
6
1.25
6.00
7.50
3 75-100
x
7
1.00
18.60
18.60
3 100-110
x
7
1.00
6.00
6.00
3 100-110
x
8
1.00
13.50
13.50
4 110-125
x
8
1.00
6.00
6.00
4 110-125
x 9 0.75 13.50
Rata-rata
SUM
10.13
215.05
4 125-150
23.89
x 9
Rata-rata
0.75
6.00
SUM
4.50
70.50
4 125-150
7.83
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M23
M23
variabel koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
58.00
116.00
1 0-11
x
1
2.00
1.03
2.06
1 0-11
x
2
2.00
60.00
120.00
2 11-25
x
2
2.00
1.11
2.22
2 11-25
x
3
1.75
60.00
105.00
2 25-36
x
3
1.75
1.11
1.94
2 25-36
x
4
1.75
60.00
105.00
3 36-50
x
4
1.75
1.21
2.12
3 36-50
x
5
1.50
60.00
90.00
3 50-75
x
5
1.50
1.21
1.82
3 50-75
x
6
1.25
60.00
75.00
3 75-100
x
6
1.25
1.21
1.51
3 75-100
x
7
1.00
60.00
60.00
3 100-110
x
7
1.00
1.21
1.21
3 100-110
x
8
1.00
58.00
58.00
4 110-125
x
8
1.00
1.20
1.20
4 110-125
x 9 0.75 58.00
Rata-rata
SUM
43.50
772.50
4 125-150
85.83
x 9
Rata-rata
0.75
1.20
SUM
0.90
14.98
4 125-150
1.66
M23
M23
variabel koreksi
PD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
TRP
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
2.61
5.22
1 0-11
x
1
2.00
52.01
104.02
1 0-11
x
2
2.00
2.44
4.88
2 11-25
x
2
2.00
54.51
109.02
2 11-25
x
3
1.75
2.44
4.27
2 25-36
x
3
1.75
54.51
95.39
2 25-36
x
4
1.75
2.56
4.48
3 36-50
x
4
1.75
52.73
92.28
3 36-50
x
5
1.50
2.56
3.84
3 50-75
x
5
1.50
52.73
79.10
3 50-75
x
6
1.25
2.56
3.20
3 75-100
x
6
1.25
52.73
65.91
3 75-100
x
7
1.00
2.56
2.56
3 100-110
x
7
1.00
52.73
52.73
3 100-110
x
8
1.00
2.61
2.61
4 110-125
x
8
1.00
54.02
54.02
4 110-125
x 9 0.75
2.61
Rata-rata
SUM
1.96
33.02
4 125-150
3.67
x 9
Rata-rata
0.75
54.02
SUM
40.52
692.98
4 125-150
77.00
C%
hasil
M29
M29
variabel koreksi
pH
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
4.80
9.60
1 0-15
x
1
2.00
1.13
2.26
1 0-15
x
2
2.00
4.70
9.40
2 15-25
x
2
2.00
0.24
0.48
2 15-25
x
3
1.75
4.70
8.23
2 25-50
x
3
1.75
0.24
0.42
2 25-50
x
4
1.50
4.70
7.05
2 50-75
x
4
1.50
0.24
0.36
2 50-75
x
5
1.25
4.70
5.88
2 75-95
x
5
1.25
0.24
0.30
2 75-95
x
6
1.25
4.60
5.75
3 95-100
x
6
1.25
0.06
0.08
3 95-100
x
7
1.00
4.60
4.60
3 100-125
x
7
1.00
0.06
0.06
3 100-125
x
8
0.75
4.60
3.45
3 125-150
x
8
0.75
0.06
0.05
3 125-150
x 9 0.50
4.60
Rata - rata
sum
2.30
56.25
3 150-175
6.25
x 9 0.50 0.06
Rata - rata
sum
0.03
4.03
3 150-175
0.45
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M29
M29
variabel koreksi P2O5
x
1
2.00
19.41
hasil
38.82
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
1 0-15
x
1
2.00
N%
0.13
hasil
0.26
Lapisan Kedalaman (cm)
1 0-15
x
2
2.00
18.25
36.50
2 15-25
x
2
2.00
0.13
0.26
2 15-25
x
3
1.75
18.25
31.94
2 25-50
x
3
1.75
0.13
0.23
2 25-50
x
4
1.50
18.25
27.38
2 50-75
x
4
1.50
0.13
0.20
2 50-75
x
5
1.25
18.25
22.81
2 75-95
x
5
1.25
0.13
0.16
2 75-95
x
6
1.25
26.62
33.28
3 95-100
x
6
1.25
0.15
0.19
3 95-100
x
7
1.00
26.62
26.62
3 100-125
x
7
1.00
0.15
0.15
3 100-125
x
8
0.75
26.62
19.97
3 125-150
x
8
0.75
0.15
0.11
3 125-150
x 9 0.50 26.62
Rata - rata
sum
13.31
250.62
3 150-175
27.85
x 9 0.50
0.15
Rata - rata
sum
0.08
1.63
3 150-175
0.18
M29
M29
variabel koreksi
K
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Ca
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.13
0.26
1 0-15
x
1
2.00
1.22
2.44
1 0-15
x
2
2.00
0.53
1.06
2 15-25
x
2
2.00
1.63
3.26
2 15-25
x
3
1.75
0.53
0.93
2 25-50
x
3
1.75
1.63
2.85
2 25-50
x
4
1.50
0.53
0.80
2 50-75
x
4
1.50
1.63
2.45
2 50-75
x
5
1.25
0.53
0.66
2 75-95
x
5
1.25
1.63
2.04
2 75-95
x
6
1.25
0.40
0.50
3 95-100
x
6
1.25
2.03
2.54
3 95-100
x
7
1.00
0.40
0.40
3 100-125
x
7
1.00
2.03
2.03
3 100-125
x
8
0.75
0.40
0.30
3 125-150
x
8
0.75
2.03
1.52
3 125-150
x 9 0.50
0.40
Rata - rata
sum
0.20
5.11
3 150-175
0.57
x 9 0.50
2.03
Rata - rata
sum
1.02
20.14
3 150-175
2.24
M29
M29
variabel koreksi
Mg
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Na
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
0.84
1.68
1 0-15
x
1
2.00
0.24
0.48
1 0-15
x
2
2.00
1.26
2.52
2 15-25
x
2
2.00
0.26
0.52
2 15-25
x
3
1.75
1.26
2.21
2 25-50
x
3
1.75
0.26
0.46
2 25-50
x
4
1.50
1.26
1.89
2 50-75
x
4
1.50
0.26
0.39
2 50-75
x
5
1.25
1.26
1.58
2 75-95
x
5
1.25
0.26
0.33
2 75-95
x
6
1.25
0.84
1.05
3 95-100
x
6
1.25
0.24
0.30
3 95-100
x
7
1.00
0.84
0.84
3 100-125
x
7
1.00
0.24
0.24
3 100-125
x
8
0.75
0.84
0.63
3 125-150
x
8
0.75
0.24
0.18
3 125-150
x 9 0.50
0.84
Rata - rata
sum
0.42
12.81
3 150-175
1.42
x 9 0.50
0.24
Rata - rata
sum
0.12
3.01
3 150-175
0.33
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
M29
M29
variabel koreksi
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi pasir%
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
KTK
hasil
x
1
2.00
12.50
25.00
1 0-15
x 1
2.00
4.00
8.00
1 0-15
x
2
2.00
20.60
41.20
2 15-25
x 2
2.00
4.00
8.00
2 15-25
x
3
1.75
20.60
36.05
2 25-50
x 3
1.75
4.00
7.00
2 25-50
x
4
1.50
20.60
30.90
2 50-75
x 4
1.50
4.00
6.00
2 50-75
x
5
1.25
20.60
25.75
2 75-95
x 5
1.25
4.00
5.00
2 75-95
x
6
1.25
17.50
21.88
3 95-100
x 6
1.25
6.00
7.50
3 95-100
x
7
1.00
17.50
17.50
3 100-125
x 7
1.00
6.00
6.00
3 100-125
x
8
0.75
17.50
13.13
3 125-150
x 8
0.75
6.00
4.50
3 125-150
x 9 0.50 17.50
Rata - rata
sum
8.75
220.15
3 150-175
24.46
x 9 0.50
6.00
Rata - rata
sum
3.00
55.00
3 150-175
6.11
M29
M29
variabel koreksi
BD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
Liat
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
1.21
2.42
1 0-15
x 1
2.00
56.00
112.00
1 0-15
x
2
2.00
1.24
2.48
2 15-25
x 2
2.00
60.00
120.00
2 15-25
x
3
1.75
1.24
2.17
2 25-50
x 3
1.75
60.00
105.00
2 25-50
x
4
1.50
1.24
1.86
2 50-75
x 4
1.50
60.00
90.00
2 50-75
x
5
1.25
1.24
1.55
2 75-95
x 5
1.25
60.00
75.00
2 75-95
x
6
1.25
1.41
1.76
3 95-100
x 6
1.25
58.00
72.50
3 95-100
x
7
1.00
1.41
1.41
3 100-125
x 7
1.00
58.00
58.00
3 100-125
x
8
0.75
1.41
1.06
3 125-150
x 8
0.75
58.00
43.50
3 125-150
x 9 0.50
1.41
Rata - rata
sum
0.71
15.42
3 150-175
1.71
x 9 0.50 58.00
Rata - rata
sum
29.00
705.00
3 150-175
78.33
M29
M29
variabel koreksi
PD
hasil
Lapisan Kedalaman (cm) variabel koreksi
TRP
hasil
Lapisan Kedalaman (cm)
x
1
2.00
2.33
4.66
1 0-15
x 1
2.00
48.07
96.14
1 0-15
x
2
2.00
2.54
5.08
2 15-25
x 2
2.00
51.18
102.36
2 15-25
x
3
1.75
2.54
4.45
2 25-50
x 3
1.75
51.18
89.57
2 25-50
x
4
1.50
2.54
3.81
2 50-75
x 4
1.50
51.18
76.77
2 50-75
x
5
1.25
2.54
3.18
2 75-95
x 5
1.25
51.18
63.98
2 75-95
x
6
1.25
2.64
3.30
3 95-100
x 6
1.25
46.59
58.24
3 95-100
x
7
1.00
2.64
2.64
3 100-125
x 7
1.00
46.59
46.59
3 100-125
x
8
0.75
2.64
1.98
3 125-150
x 8
0.75
46.59
34.94
3 125-150
x 9 0.50
2.64
Rata - rata
sum
1.32
30.41
3 150-175
3.38
x 9 0.50 46.59
Rata - rata
sum
23.30
591.88
3 150-175
65.76
Winston Andar Tambunan : Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah Hubungannya dengan Produksi Kelapa Sawit, 2008
USU e-Repository © 2008
Download