pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan motivasi

advertisement
PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN
MOTIVASI MELAKUKAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT) DI DESA BANGUN KECAMATAN PUNGGING
KABUPATEN MOJOKERTO
VALENTINE VAULYA
1211010039
Subject :Pengetahuan, Kanker Serviks, Motivasi, IVA, Wanita Usia Subur yang
sudah menikah
Description
Pada masyarakat khususnya wanita usia subur merasa malu dan takut untuk
melakuan pemeriksaan IVA. Sehingga berakibat pada adanya penyakit kanker
serviks yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kanker serviks
dengan motivasi melakukan IVA.
Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional menggunakan
pendekatan Cross Sectional.Variabel independennya adalah pengetahuan ibu
tentang kanker serviks.Variabel dependennya adalah motivasi ibu melakukan
IVA. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-17 april 2015. Populasi dalam
penelitian berjumlah 582 orang dan sampel pada penelitian ini sebanyak85 orang
yang diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan data yaitu dengan cara
editing, coding, scoring, Tabulating dan menggunakan uji komparasi dengan
teknik wilcoxon sign rank test, kemudian ditampilkan dalam bentuk distribusi
frekuensi.
Hampir setengahnya pengetahuan responden tentang IVA adalah kurang
sebanyak 32 responden (37.6%).Sebagian besar motivasi responden untuk
melakukan IVA adalah sedang yaitu sebanyak 44 responden (51,8%). Ada
hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan motivasi
melakukan IVA di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.
Hasil uji wilcosxon yang dilakukan untuk mengetahuai adanya korelasi
antara 2 variabel diperoleh hasil tingkat signifikan mencapai 0,000 < α 0,05
artinya H1 diterima dan Ho ditolak.
Penelitian ini hendaknya menjadi tambahan wawasan dan pengetahuan pada
masyarakat agar lebih mengerti tentang IVA dan kanker serviks. Serta bidan
mampu memberikan pelayanan pada masyarakat khususnya bagi ibu yang belum
mengetahui IVA dan bahayanya kanker serviksyaitu dengan cara memberikan
penyuluhan atau konseling.
Abstract
In the community, especially women in productive age feel ashamed and
afraid to do Visual Inspection with Acetic Acit (VIA).So that itresulting inthe
existence ofcervical cancer thatcauseof death inwomenof theworld. This study
purposed to determine the relationship of mother's knowledge about cervical
cancer with motivation to do Visual Inspection with Acetic Acid (VIA).
This research used a correlational analytical method using cross sectional
approach. The independent variable was the mother's knowledge about cervical
cancer. The dependent variable was the motivation mother to do VIA. This
research was conducted on 13-17 April 2015. Number of population was 582
people and number of sample in this study as many as 85 people were taken using
cluster random sampling technique. Data collected using questionnaires, data
processed through editing, coding, scoring, Tabulating and using comparison test
with Wilcoxon signed rank test techniques, then presented in the form of a
frequency distribution.
Almost half of respondent’s knowledge about VIA was less which as many
as 32 respondents (37.6%). Most of the respondents motivation to do an VIA was
moderate which as many as 44 respondents (51.8%). There was a relationship
between mother's knowledge about cervical cancer with motivation do VIA in
Bangun, Pungging, Mojokerto.
Wilcosxon test results conducted for knowing correlation between the two
variables which obtained significant results reached the level of 0,000 <α 0,05
which meant H1 was accepted and H0 was rejected.
This study should be additional insight and knowledge to the public to better
understand of VIA and cervical cancer. And midwives are able to provide services
to the community, especially for mothers who do not know the VIA and the
dangers of cervical cancer is by providing education or counseling.
Keywords: Knowledge, Cervical Cancer, Motivation, VIA
Contributor
: 1. Farida Yuliani, M.Kes
2. Erfiani Mail, SST
: 18 Juni 2015
: Laporan Penelitian
:: Open Documen
:
Date
Type Material
Identifier
Right
Summary
Latar Belakang
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di
dunia.Kanker servik disebut juga "silent killer" karena perkembangan kanker ini
sangat sulit dideteksi.Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan
waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga
kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas
di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di
dunia. Fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya pada wanita usia subur
yaitu adanya rasa malu dan takut untuk melakuan pemeriksaan IVA(Inspeksi
Visual Asam Asetat). Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
informasi pada ibu (wanita usia subur) mengenai kanker serviks dan proses
pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) yang berakibat pada rendahnya
kunjungan klien dalam pemeriksaan IVA.
Dari data Badan Kesehatan Dunia diketahui terdapat 493.243 jiwa
pertahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian sebanyak
273.505 jiwa pertahun. Kanker serviks sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, dan
displasia umumnya terdeteksi 10 tahun sebelum berkembang menjadi kanker.
(Emilia, dkk, 2010). Di dunia, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat
kanker serviks, sedangkan di Indonesia setiap 1 jam.( Intan Kumalasari dkk,
2012). Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
mempunyai jumlah kasus kanker serviks yang tinggi. Sebanyak 11,25 % wanita di
Jawa Timur menderita kanker ini. Bahkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, kasus kanker serviks terjadi di 29 kabupaten dan 8 kota di
Jawa Timur pada tahun 2011 dengan jumlah total 1.844 kasus. Dari hasil studi
pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 7 maret 2015 dapat diketahui
bahwa di desa bangun 15-20 orang wanita usia subur yang sudah menikah sudah
melakukan pemeríksaan IVA(Inspeksi Visual Asam Asetat).
Penyebab dari kanker ini adalah virus yang dikenal sebagai Human
Papilloma Virus (HPV) yaitu sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat 100
tipe HPV dimana sebagian besar tidak bahaya, tidak menimbulkan gejala yang
terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada
kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Perkembangan HPV ke arah kanker serviks
pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya.HPV tipe resiko rendah atau
tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker.Tipe HPV yang
beresiko rendah hampir tidak beresiko tapi dapat menimbulkan Genetalia Warts
(penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh
dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami,
namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat
mengarah pada kanker serviks. Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi
penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang
mengkonsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya.
Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat
dan dapat mengusir virus HPV (Sudibyo,2011).
Kanker serviks tidak memperlihatkan tanda dan gejala awal yang jelas,
tetapi bisa disembuhkan bila ditemukan secara dini dengan melakukan screening
IVA (Suryati dkk, 2009).Untuk mendeteksi secara dini kanker serviks petugas
kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan reflet tentang kanker serviks atau
dengan memberikan pemeriksaan IVA gratis agar ibu termotivasi untuk
melakukan IVA.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional menggunakan
pendekatan Cross Sectional.Variabel independennya adalah pengetahuan ibu
tentang kanker serviks.Variabel dependennya adalah motivasi ibu melakukan
IVA.Populasi dalam penelitian berjumlah 582 orang dan sampel pada penelitian
ini sebanyak85 orang yang diambil dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling.Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan data yaitu
dengan cara editing, coding, scoring, Tabulating dan menggunakan uji komparasi
dengan teknik wilcoxon sign rank test.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Dapat diketahui bahwa hampir setengahnya pengetahuan responden
tentang kanker serviks adalah kurang sebanyak 32 responden (37.6%).
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang,
semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health
Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007).
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa responden masih
mempunyai pengetahuan kurang tentang kanker serviks, hal ini dikarenakan tidak
adanya program penyuluhan tentang kanker serviks sehingga masyarakat tidak
mengetahui apa itú kanker serviks, faktor yang menyebakan terjadinya kanker
serviks, gejala dari kanker serviks, pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks dan cara pencegahannya. Agar masyarakat lebih mengetahui tentang
kanker serviks sebagai tenaga kesehatan mengupayakan pemberian informasi yang
dilakukan melalui penyuluhan atau konseling, karena selama ini banyak
masyarakat khususnya para ibu tidak tahu tentang kanker serviks, sehingga mereka
melakukan pemeriksaan jika penyakitnya sudah parah.hal ini dapat dipengaruhi
oleh kurangnya informasi tentang kanker serviks. Adapun pada penelitian ini
diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah mendapatkan informasi
tentang kanker serviks sebanyak 55 orang (64,7%) dengan pengetahuan cukup
tentang Kanker serviks sebanyak 22 orang (25,9%)
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediateimpact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa
pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru
bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
Dapat diketahui bahwa sebagian besar motivasi responden untuk melakukan
IVA adalah sedang yaitu sebanyak 44 responden (51,8%).
Woodworth (dalam Sobur, 2009) mengartikan motivasi sebagai suatu set
yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
Menurut Bahri (dalam Romadona, 2007) motivasi adalah gejala psikologik dalam
diri seseorang sadar atau tidak sadar dalam melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu. Sedangkan pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan dengan cara
melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam
asetat 3-5%. Bila setelah pulasan asam asetat 3-5% ada perubahan warna, yaitu
tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra-kanker serviks
(Suryati dkk,2009).IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher
rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Pemeriksaan IVA merupakan
pemeriksaan skrining alternatif dari papsmear karena biasanya murah, praktis,
sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi (Marmi,2013).
Motivasi responden untuk melakukan IVA dipengaruhi oleh pengetahuanya
tentang kanker serviks, dengan pengetahuan yang baik maka seharusnya
responden termotivasi untuk melakukan IVA. Sebaiknya pihak keluarga
memberikan dorongan pada ibu untuk sering memeriksakan kesehatanya, hal ini
berkaitan dengan kurangnya motivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan IVA,
karena mereka tidak tahu dan tidak pernah mendapatkan informasi tentang IVA,
sehingga mereka enggan melakukan pemeriksaan IVA. Selain itu motivasi ini
juga dipengaruhi oleh kurangnya sosialisasi dari bidan atau tenaga kesehatan
kepada masyarakat. Sehingga banyak masyarakat yang beranggapan bahwa
melakukan IVA itu membutuhkan biaya yang mahal padahal bidan tersebut sudah
memberikan pemeriksaan secara gratis hanya dengan membawa foto copy KTP
namun warga masyarakat banyak yang tidak mengetahui hal itu.
Tabulasi silang hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks
dengan motivasi melakukan IVA diperoleh hasil bahwapada responden dengan
pengetahuan kurang sebanyak 32 orang (37,6%) mempunyai motivasi lemah
sebanyak 22 orang (25,9%) sementara responden yang mempunyai pengetahuan
baik sebanyak 24 orang (28,2%) telah mempunyai motivasi untuk melakukan IVA
dengan motivasi sedang sebanyak 20 orang 23,5%). Berdasarkan hasil uji yang
dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh hasil tingkat signifikan
mencapai 0,000 < α 0,05 artinya H1 diterima dan H0 ditolak menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan motivasi
melakukan IVA di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto.
Pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi anggapan seseorang atau
respon seseorang, sehingga seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu
hal. Sementara perilaku yang dilakukan dengan penuh motivasi tidak akan
menghasilkan
kekhawatiran,
kesangsian,
apabila
tidak
tercapai
kebutuhannya.motivasimerupakan gejala psikologik dalam diri seseorang sadar
atau tidak sadar dalam melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.pemeriksaan IVA belum begitu dikenal oleh masyarakat, hanya orangorang tertentu saja yang melakukanya, untuk itu bidan atau tenaga kesehatan
hendaklah mensosialisasikan melalui penyuluhan pada masyarakat berkaitan
dengan pemeriksaan IVA.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas melalui penelitian pengetahuan ibu
tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan IVA dapat disimpulkan bahwa
:
1. Hampir setengahnya pengetahuan responden tentang kanker serviks adalah
kurang sebanyak 32 responden (37.6%).
2. Sebagian besar motivasi responden untuk melakukan IVA adalah sedang
yaitu sebanyak 44 responden (51,8%)
3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker serviks dengan
motivasi melakukan IVA di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten
Mojokerto. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan menggunakan uji
wilcoxon diperoleh hasil tingkat signifikan mencapai 0,000 < α 0,05
Rekomendasi
1.
2.
3.
4.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini hendaknya menjadi tambahan wawasan bagi peneliti
dalam mengaplikasikan semua ilmu yang telah diperoleh melalui bangku
kuliah.
Bagi Institusi Pendidikan
Melalui hasil penelitian ini institusi pendidikan dapat memberikan materi
perkuliahan pada mahasiswa berkaitan dengan IVA dan kanker serviks,
sebagai upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
kesehatan.
Bagi Profesi Kebidanan
Melalui hasil penelitian ini diharapkan bidan mampu memberikan
pelayanan melalui penyuluhan atau konseling pada masyarakat khususnya
bagi ibu yang belum mengetahui tentang IVA dan bahayanya kanker
serviks.Serta bidan mampu bersosialisasi dengan masyarakat agar
masyarakat termotivasi untuk melakukan IVA.
Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini hendaknya menjadi tambahan wawasan dan
pengetahuan pada masyarakat agar lebih mengerti tentang IVA dan kanker
serviks.
Alamat Correspondensi
Email : [email protected]
No. Hp
: 085733124984
Alamat
: Dsn. Belahan, Ds. Randubango, Kec. Mojosari, Kab. Mojokerto
Download