VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK Cut Poetri Keumala Sari Abstrak Skripsi ini berjudul “Verba yang Berkaitan dengan Aktivitas Mulut: Kajian Morfosemantik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses morfemis pembentukkan kata yang berkaitan dengan mulut dan mendeskripsikan makna kata yang berkaitan dengan mulut setelah mengalami proses morfemis. Analisis proses morfemis dan makna dilihat berdasarkan afiks yang melekat pada bentuk dasar yang membentuk kelas kata verba dan makna pada bentuk dasar setelah mengalami proses morfemis. Kata kunci: Morfosemantik, Verba Pendahuluan Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa sangat berperan penting untuk melancarkan komunikasi juga untuk bersosialisasi dengan masyarakat luas. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain dengan mudah. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat penting di negara ini. Karena seperti kita ketahui Indonesia memiliki banyak bahasa daerah atau bahasa ibu yang sangat banyak sehingga dengan adanya bahasa Indonesia semuruh masyarakat Indonesia dapat berkomunikasi. Di dalam bahasa Indonesia terdapat ilmu yang mempelajari sistem-sistem yang membentuk bahasa tersebut. Ilmu yang mempelajari tentang bahasa Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Indonesia, lulus tanggal 31 Mei 2012. 1 disebut Linguistik. Kushartanti (2007: 13) mengatakan, “secara singkat, dapat dikatakan bahwa linguistik mempunyai manfaat teoretis bagi orang yang mempelajari bahasa secara mendalam. Bagi yang lain, linguistik mempunyai manfaat praktis.” Penelitian tentang bahasa dapat dilakukan dengan berbagai macam ilmu linguistik. Pada makalah ini penelitian akan dilakukan dengan kajian morfologi dan semantik yang merupakan cabang ilmu yang ada pada linguistik. Chaer (2008: 3) mengatakan, “secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti `bentuk` dan kata logi yang berarti `ilmu`. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti `ilmu mengenai bentuk.” Kajian morfologi yang akan digunakan adalah analisis tentang afiksasi dan reduplikasi. Ramlan (1985: 55) mengatakan, “pengimbuhan atau afiksasi adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata atau pokok kata, yang sanggup melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.” Pengimbuhan hanya dapat dilakukan oleh kelas terbuka. Menurut Chaer (2008; 65) “kelas-kelas terbuka adalah kelas yang keanggotaannya dapat bertambah atau berkurang sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial buadaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa.” Yang termasuk kelas terbuka adalah katakata yang termasuk dalam kelas verba, nomina, dan ajektiva. Reduplikasi menurut Samsuri (1994: 191) adalah “pengulangan yang merupakan pula suatu proses yang banyak sekali terdapat pada bahasa-bahasa di dunia ini.” Penelitian ini akan dibatasi dengan kajian pada kelas kata verba agar penelitian ini lebih fokus dan tidak terlalu luas pembahasannya. Pengertian verba menurut Kridalaksana (2008: 254) adalah “kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam 2 bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata seperti sangat, lebih, dsb.; mis. datang naik, bekerja, dsb.” Imbuhan yang dapat digabungkan pada kelas kata verba di antaranya adalah prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks berkan, sufiks –kan, sufiks –i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks me-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks ke-, konfiks ke-an. Semantik menurut Kridalaksana (2008: 216) adalah “1. Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara; 2. Sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya.” Pada penelitian ini penulis menggunakan kajian Semantik Leksikal dan Semantik Gramatikal. Kridalaksana (2008: 217) mengatakan semantik leksikal adalah “penyelidikan makna unsur-unsur kosakata suatu bahasa pada umumnya”. Semantik gramatikal adalah “penyelidikan makna bahasa dengan menekankan hubungan-hubungan dengan pelbagai tataran gramatikal.” Pembahasan Verba yang berkaitan dengan mulut yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tujuh bagian, yaitu verba yang berkaitan dengan mengeluarkan suara dari mulut: bicara, teriak, nyanyi, siul, dan batuk, verba yang berkaitan dengan bicara: diskusi, gumam, bisisk, dan komentar, verba yang berkaitan dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut: makan, minum, telan, dan sedak, verba yang berkaitan dengan mengeluarkan sesuatu dari mulut: muntah, ludah, dan iler, verba yang berkaitan dengan aktivitas menggunakan gigi: gigit, kunyah, dan gertak, verba yang berkaitan dengan aktivitas menggunakan lidah: jilat, dan verba yang berkaitan dengan aktivitas menggunakan bibir: cium, senyum, kulum isap, sedot, cibir, nganga, dan senyum. Di akhir tiap uraian disertai dengan tabel untuk memperjelas narasi pada tiap data. Data yang dicantumkan dalam penelitian ini hanya data yang diperoleh dari sumber data. Namun pada 3 jurnal ini hanya empat bagian yang tertera sebagai contoh dan masing-masing bagian hanya satu contoh yang akan dianalisis. Berikut ini adalah analisisnya: Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarkan Suara dari Mulut Verba yang berkaitan dengan mulut terbagi menjadi lima bagian, yaitu bicara, teriak, nyanyi, siul, dan batuk. Berikut ini adalah contoh dari salah satu analisisnya: Kata Dasar Bicara Makna leksikal kata bicara adalah n akal budi; pikiran; (2) n cak perundingan; (3) v beperkara; berurusan; (4) n kl pertimbangan pikiran; pendapat; (5) v cak berbahasa; berkata; (6) a sedang dipakai untuk bercakap (dalam telepon); (7) Jk a cak tanggung, tentu (pasti). Kata dasar bicara merupakan bentuk dasar nonverba. Namun setelah mengalami proses afiksasi, bentuk dasar bicara berubah menjadi kategori verba. Afiks pembentuk verba yang dapat melekat pada kata dasar bicara hanya dapat dilakukan afiks me-kan dan ber-. Berikut ini adalah analisisnya: a. Membicarakan (1) Hari ini atau besok saya akan ketemu dengan pimpinan bank untuk membicarakan lebih dalam mengenai sistem pengamanan. (K/22/01/2010) Makna leksikal pada kata membicarakan adalah v (1) mempercakapkan; memperkatakan; merundingkan; (2) ark memesan. Makna gramatikal pada kata membicarakan adalah membuat sebuah pembicaraan atau sebuah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih 4 untuk merundingkan sesuatu. Proses afiksasi pada kata membicarakan adalah kombinasi afiks yaitu, prefiks me- dan sufiks –kan. Prefiks me- pada kata membicarakan berbentuk mem- karena bentuk dasarnya dimulai dengan fonem |b|. b. Berbicara (2) iPhone bantu pasien stroke berbicara. (MI/08/04/2011) Makna leksikal v (1) berkata; bercakap; berbahasa; (2) melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb); (3) berunding; merundingkan; (4) ki digunakan untuk (membunuh, melukai). Makna gramatikal yang terdapat pada kata berbicara adalah menghasilkan atau mengeluarkan kata-kata. Proses afiksasi pada kata berbicara adalah prefiksasi dengan prefiks ber-. Tabel 3.1 Afiksasi Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarkan Suara dari Mulut Klasif Proses Morfologi ikasi Afiksasi Verba yang me- di- me- di- me- di-i ber- ter- keBerka kan kan i itan Meng eluark an Suara dari 5 Mulut Bicara √ √ Tabel 3.2 Makna Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarkan Suara dari Mulut Klasifikasi Verba yang Makna Berkaitan Mengeluarkan Suara dari Mulut Membicarakan leksikal gramatikal v (1) mempercakapkan; memperkatakan; merundingkan; (2) ark memesan. membuat sebuah pembicaraan atau sebuah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk merundingkan sesuatu. Berbicara v (1) berkata; bercakap; menghasilkan atau berbahasa; (2) melahirkan mengeluarkan kata-kata. pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb); (3) berunding; merundingkan; (4) ki digunakan untuk (membunuh, melukai). Verba yang Berkaitan dengan Bicara Verba yang berkaitan dengan bicara dibagi menjadi empat bagian, yaitu diskusi, gumam, bisisk, dan komentar. Berikut ini salah satu contoh analisisnya: Kata dasar Diskusi Makna leksikal kata diskusi adalah n pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Kata dasar diskusi merupakan bentuk dasar nonverba. Namun setelah diimbuhkan atau mengalami proses afiksasi, bentuk dasar diskusi 6 berubah menjadi kelas kata verba. Tidak semua afiks dapat membentuk verba. Afiks pembentuk verba yang dapat melekat pada kata dasar diskusi hanya dapat dilakukan afiks ber-. Berikut ini adalah analisisnya: a. Berdiskusi (3) Ia juga berdiskusi mengungkapkan dengan Ketua dirinya Umum sering pula DPP PPP Suryadharma Ali dan Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, serta pendiri Partai Nasdem Surya Paloh. (MI/20/01/2012) Makna leksikal kata berdiskusi adalah v mengadakan diskusi; bertukar pikiran. Makna gramatikal pada kata berdiskusi adalah saling mengungkapkan pendapat atau bertukar pikiran yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Proses afiksasi pada kata berdiskusi adalah prefiksasi dengan prefiks ber-. Tabel 3.3 Afiksasi Verba yang Berkaitan dengan Bicara Klasif Proses Morfologi ikasi Afiksasi Verba yang me- di- me- di- meBerka kan kan i itan denga n Bicar a Diskusi Tabel 3.4 Makna Verba yang Berkaitan dengan Bicara Klasifikasi Verba yang Makna Berkaitan dengan Bicara 7 di-i ber- √ ter- ke- leksikal Berdiskusi v mengadakan diskusi; bertukar pikiran. Gramatikal saling mengungkapkan pendapat atau bertukar pikiran yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Verba yang Berkaitan dengan Memasukkan Sesuatu ke Dalam Mulut Verba yang berkaitan dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut dibagi menjadi empat, yaitu makan, minum, telan, dan sedak. Berikut adalah salah satu contoh analisisinya: Kata Dasar Makan Makna leksikal kata makan adalah v memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya; (2) v memasukkan sesuatu ke dalam mulut, kemudian mengunyah dan menelannya; (3) v memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan mengunyah-ngunyahnya; (4) v memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan menelannya; (5) v mengisap; (6) v memakai; memerlukan; menghabiskan (waktu, biaya, dsb); (7) v menyerang, mematikan, mengambil (dalam permainan catur); (8) v bekerja sebagaimana mestinya (tentang rem, gigi roda, dsb); (9) v melukai; (10) v mengenai; menembus; (11) v memperoleh sesuatu; mencapai sesuatu. Kata dasar makan merupakan bentuk dasar verba. Setelah mengalami proses afiksasi, bentuk dasar makan yang sudah tergolong kelas kata verba dapat membentuk kata-kata baru yang juga berkalas kata verba. Afiks pembentuk verba yang dapat melekat pada kata dasar makan hanya dapat dilakukan afiks me-, me-i, me-kan dan ter-. Berikut ini adalah analisisnya: a. Memakan 8 (4) Ribuan penderita asma mengantre untuk dapat memakan ikan sarden hidup yang diolesi campuran bumbu masala untuk menyembuhkan penyakit mereka. (K/14/06/2011) Makna leksikal kata memakan adalah v makan (biasanya mengandung arti lebih aktif). Makna gramatkal yang terdapat pada kata memakan adalah memasukkan makanan atau benda lainnya ke dalam mulut kemudian menelannya. Kata memakan proses yang terjadi adalah prefiksasi dengan prefiks me-. b. Memakani (5) Kera memakani buah dan sayuran petani di perkebunan warga. (MI/23/10/2010) Makna leksikal kata memakani adalah v (1) memberi pakan (untuk binatang); (2) memakan berkali-kali atau banyak. Kata memakani memiliki makna gramatikal memasukkan makanan berulang-ulang kali atau memakan banyak makanan. Memakani mengalami proses yaitu kombinasi afiks prefiks me- dan sufiks -i. c. Memakankan 9 (6) Resep ini juga cukup mujarab untuk bayi yang terkena BAB, tapi jangan memakankan buah pepaya pada si bayi, cukup ibunya yang memakan pepaya dan si bayi melalui ASI atau penyusuan akan menerima pengobatan tersebut. (bakritomaiwa- nusantara.blogspot.com/07/02/2012) Makna leksikal kata memakankan adalah v (1) membiarkan supaya dimakan; (2) memberi sesuatu supaya dimakan; (3) memakan untuk.Makna gramatikal kata memaknkan adalah memberikan makanan atau sesuatu agar dimakan oleh subjek yang dituju. Kata memakankan mengalami proses yaitu kombinasi afiks prefiks me- dan sufiks –kan. d. Termakan (7) Jika termakan racun, gajah akan minum sebanyakbanyaknya untuk menetralisir itu. (MI/07/03/2012) Makna leksikal kata termakan adalah v (1) sudah dimakan; (2) dapat dimakan; (3) tidak sengaja dimakan; (4) ki dirusakkan; dihabiskan; (5) ki dipengaruhi; (6) ki terserap; masuk; (7) ki dikenai, dilukai, dsb. Makna gramatikal kata termakan adalah sesuatu yang dimakan secara tidak sengaja. Kata termakan juga bisa diartikan sesuatu yang dapat dimakan. Pada kata termakan peroses yang terjadi adalah prefiksasi dengan prefiks ter-. Tabel 3.5 Afiksasi Verba yang Berkaitan dengan Memasukkan Sesuatu ke Dalam Mulut Klasif Proses Morfologi ikasi Afiksasi Verba 10 yang Berka itan denga n Mem asukk an Seuat u ke Dala m Mulut Makan me- √ di- mekan √ dikan mei di-i ber- √ ter- kean √ Tabel 3.6 Makna Verba yang Berkaitan dengan Memasukkan Sesuatu ke Dalam Mulut Klasifikasi Verba yang Makna Berkaitan dengan leksikal gramatikal Memasukkan Seuatu ke Dalam Mulut Memakan v makan (biasanya memasukkan makanan mengandung arti lebih atau benda lainnya ke aktif). dalam mulut kemudian menelannya. Memakani v (1) memberi pakan memasukkan makanan (untuk binatang); (2) berulang-ulang kali atau memakan berkali-kali atau memakan banyak banyak. makanan. Memakankan v (1) membiarkan supaya memberikan makanan dimakan; (2) memberi atau sesuatu agar dimakan sesuatu supaya dimakan; oleh subjek yang dituju. (3) memakan untuk. Termakan v (1) sudah dimakan; (2) sesuatu yang dimakan dapat dimakan; (3) tidak secara tidak sengaja. Kata sengaja dimakan; (4) ki termakan juga bisa dirusakkan; dihabiskan; (5) diartikan sesuatu yang ki dipengaruhi; (6) ki dapat dimakan. terserap; masuk; (7) ki dikenai, dilukai, dsb. Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarkan Sesuatu dari Mulut Verba yang berkaitan dengan mengeluarkan sesuatu dari mulut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu muntah, ludah, dan iler. Berikut ini adalah analisisnya: 11 Kata Dasar Muntah Makna leksikal kata muntah adalah v keluar kembali makanan (minuman dsb) yg telah masuk ke dl mulut atau perut; (2) n barang yg dimuntahkan; muntahan; (3) v cak luntur (tentang warna); (4) v ki lepas dari. Kata dasar muntah merupakan bentuk dasar verba. Setelah mengalami proses afiksasi, bentuk dasar muntah yang sudah tergolong kelas kata verba dapat membentuk kata-kata baru yang juga berkalas kata verba. Afiks pembentuk verba yang dapat melekat pada kata dasar muntah hanya dapat dilakukan afiks me-i, me-kan dan di-kan. Berikut ini adalah analisisnya: a. Memuntahi Kata memuntahi tidak ditemukan pemakaiannya dalam masyarakat. Makna leksikal kata muntahi adalah v muntah sehingga mengenai sesuatu. Kata memuntahi memiliki makna gramatikal mengeluarkan muntah sehingga mengenai sesuatu yang ada di sekitarnya. Memuntahi mengalami proses yaitu kombinasi afiks prefiks me- dan sufiks -i. b. Memuntahkan (8) Aku terbiasa memuntahkan kembali makananku. (MI/09/03/2011) Makna leksikal kata memuntahkan adalah v (1) mengeluarkan apaapa yang sudah masuk ke dalam perut (mulut); (2) ki mengeluarkan banyak-banyak; (3) ki mengeluarkan segala yang terkandung dalam hatinya; melampiaskan.Makna gramatikal pada kata memuntahkan adalah 12 mengeluarkan kembali apa yang sudah dimakan. Kata memuntahkan mengalami proses yaitu kombinasi afiks prefiks me- dan sufiks –kan. c. Dimuntahkan (9) Ada juga cara diet unik dengan mengunyah makanan hingga 32 kali hingga halus kemudian sisa makanan di mulut dimuntahkan. (MI/10/05/2011) Makna leksikal kata dimuntahkan adalah v dikeluarkan apa-apa yang sudah masuk ke dalam perut. Makna gramatikal kata dimuntahkan adalah dimuntahkan apa yang masuk ke dalam perut karena berbagai hal. Kata dimuntahkan adalah bentuk pasif kata memuntahkan. Pada kata dimuntahkan proses yang terjadi adalah kombinasi afiks prefiks di- dan sufiks –kan. Tabel 3.7 Afiksasi Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarka Sesuatu dari Mulut Klasif Proses Morfologi ikasi Afiksasi Verba yang me- di- me- di- me- di-i ber- ter- keBerka kan kan i itan denga n Meng eluark an Sesua tu dari Mulut Muntah √ √ √ 13 Tabel 3.8 Makna Verba yang Berkaitan dengan Mengeluarka Sesuatu dari Mulut Klasifikasi Verba yang Makna Berkaitan dengan Mengeluarkan Sesuatu dari Mulut leksikal Memuntahkan Dimuntahkan Memuntahi gramatikal v (1) mengeluarkan apaapa yang sudah masuk ke dalam perut (mulut); (2) ki mengeluarkan banyakbanyak; (3) ki mengeluarkan segala yang terkandung dalam hatinya; melampiaskan. v dikeluarkan apa-apa yang sudah masuk ke dalam perut. mengeluarkan kembali apa yang sudah dimakan. v muntah sehingga mengeluarkan muntah mengenai sesuatu. sehingga mengenai dimuntahkan apa yang masuk ke dalam perut karena berbagai hal. sesuatu yang ada di sekitarnya. Simpulan 1. Proses morfemis pada verba yang berkaitan dengan mulut banyak yang mengalami kombinasi afiks. Kombinasi afiks yang banyak dilakukan adalah kombinasi afiks me-kan pada kata membicarakan, memakankan, memuntahkan. Kombinasi afiks me-i pada kata memakani, memuntahi. Afiks pembentuk verba yang banyak melekat pada verba yang berkaitan dengan mulut adalah prefiks ber- pada kata berbicara,berdiskusi. Prefiks me- pada kata memakan. Prefiks ter- pada kata termakan. 14 2. Makna kata yang berkaitan dengan mulut setelah mengalami proses morfemis adalah sebagai berikut. a. Makna pada kombinasi afiks me-kan yang banyak terjadi adalah memiliki makna menjadikan dan melakukan untuk. b. Makna pada kombinasi afiks me-i yang banyak terjadi adalah berulang kali, melakukan kegiatan pada sesuatu atau seseorang, dan memberi. c. Makna pada prefiks ber- yang banyak terjadi adalah melakukan kegiatan dan mengeluarkan atau menghasilkan. d. Makna pada prefiks me- yang banyak terjadi adalah melakukan kegiatan, mengeluarkan suara, dan membuat. e. Makna pada prefiks ter- yang banyak terjadi adalah sanggup dilakukan, tidak sengaja, dan sudah terjadi. Makna pada konfiks ke-an yang banyak terjadi adalah terkena, menderita, mengalami. f. Makna pada kombinasi afiks di-kan yang banyak terjadi adalah menjadikan dalam suatu bentuk. Daftar Sumber: Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 1. Bandung: PT Refika Aditama. Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2. Bandung: PT Refika Aditama. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 15