1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan pertumbuhan, mendapat perhatian besar dari negara-negara maju pada umumnya dan negara-negara berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Dalam perekonomian tertutup, tanpa akses ke tabungan asing, investasi dibiayai hanya dari tabungan domestik. Namun dalam negara dengan perekonomian terbuka, investasi dibiayai baik melalui tabungan domestik maupun aliran modal asing, termasuk FDI. Investasi dalam bentuk FDI memungkinkan negara yang menerima aliran dana tersebut mencapai tingkat investasi melebihi kapasitas untuk menyimpan. Dampak dari FDI adalah munculnya perusahaan multinasional dalam negara penerima dana tersebut. Rezim kebijakan perdagangan merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi FDI ke banyak di negara-negara tuan rumah. Dalam keputusan investor asing, rezim kebijakan perdagangan memainkan peran yang menentukan. Sejumlah penelitian seperti yang dilakukan oleh Bhagwati (sebagaimana dikutip dalam Atique, 2004) telah menyelidiki pentingnya rezim perdagangan menguntungkan negara tuan rumah dalam hal pertumbuhan ekonomi dan kegiatan ekonomi. Premis utama dari penelitian ini adalah bahwa negara-negara yang menerapkan rezim perdagangan promosi ekspor akan 2 menerima dana FDI lebih banyak daripada negara yang menerapka kebijakan substitusi impor. Alasan utama yang membuat dampak dari kebijakan perdagangan yang berbeda pada negara-negara yang menerapkan rezim perdagangan yang berbeda adalah bahwa negara-negara yang menerapkan kebijakan substitusi impor (import substitution) hanya mempunyai sasaran pasar domestik yang berasal dari konsumen sedangkan negara-negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor (export promotion) memiliki sasaran pasar internasional yang berasal dari konsumen. Karena hal tersebutlah negara-negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor menarik lebih banyak investasi asing dibandingkan dengan negara-negara yang menerapkan kebijakan substitusi impor. Sejak awal tahun 1986 telah terjadi reformasi perdagangan di Indonesia, dimana pada awalnya menerapkan kebijakan substitusi impor menjadi promosi ekspor (Tambunan dan Priyanto, 1995). Kebijakan perdagangan di Indonesia bergerak menuju keterbukaan, kontrol pemerintah terhadap perdagangan lebih sedikit, kemudian turunnya tingkat tarif. 3 Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1980-2012 Pertumbuhan ekonomi Tahun 1980-2012 15 10 5 -5 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 0 Pertumbuhan ekonomi (persentase) -10 -15 Sumber: data worldbank diolah Grafik diatas menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara rata-rata mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 1980 hingga 2012, meskipun pada tahun 1998 sempat mengalami penurunan yang drastis karena disebabkan krisis ekonomi yang kemudian kembali merangkak naik terjadi pada saat itu, namun pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami penurunan dimana hal ini disebabkan oleh adanya krisis finansial global yang dimulai pada akhir tahun 2008. Akan tetap, karena semakin baiknya pondasi ekonomi dan keuangan di Indonesia, krisis tersebut tidak menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi pada negaranegara lain di Asia Tenggara sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan kembali. 4 Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang terjadi hingga saat ini kurang didukung dengan ketidakmerataan pembangunan yang terjadi di setiap daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan luasnya wilayah Indonesia sehingga membutuhkan biaya yang besar untuk melaksanakan pembangunan di setiap daerah. Oleh karena itu, Untuk menyediakan dana pembangunan dan menggerakan perekonomian nasional, maka Pemerintah harus berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri dan juga mencari sumber pembiayaan luar negeri sebagai pelengkap agar pembangunan dapat terlaksana dengan maksimal. Grafik 1.2 Perkembangan GCF dan GDP di Indonesia Tahun 1980-2012 Perkembangan GDP dan GCF Tahun 1980-2012 3000 2500 2000 GDP riil (dalam trilliun rupiah) 1500 1000 GCF rill (dalam trilliun rupiah) 500 2010 2007 2004 2001 1998 1995 1992 1989 1986 1983 1980 0 Sumber: data worldbank diolah Grafik diatas menunjukkan bahwa perkembangan GCF dan GDP di Indonesia memiliki trend yang serupa dimana secara rata-rata mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 1980, meskipun pada tahun 19971998 sempat mengalami penurunan yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang 5 terjadi pada saat itu, namun pada tahun selanjutnya GCF dan GDP di Indonesia mengalami peningkatan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan modal bruto merupakan komponen penting dalam pembentukan GDP. Meskipun pada perekonomian tertutup investasi hanya dibiayai melalui tabungan domestik saja, akan tetapi negara pada perekonomian terbuka investasi tidak hanya dibiayai baik melalui tabungan domestik, namun juga dibiayai aliran modal asing termasuk FDI. Investasi dalam bentuk FDI memungkinkan negara yang menerima aliran dana tersebut mencapai tingkat investasi melebihi kapasitas untuk menyimpan. Grafik 1.3 Perkembangan Jumlah Stok FDI yang masuk di Indonesia Tahun 19802012 Perkembangan FDI Tahun 1980-2012 1400 1200 1000 800 fdi (dalam trilliun rupiah) 600 400 200 1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 0 Sumber: data worldbank diolah 6 Grafik diatas menunjukkan bahwa perkembangan FDI dari tahun 1980 sampai dengan 2012, dimana secara rata-rata mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 1980 hingga 2012. Pada tahun 1980 hingga 1985 jumlah FDI yang masuk ke Indonesia cukup rendah kemudian mulai tahun 1986 hingga 2012 jumlah FDI yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan, meskipun pada tahun 1998 sampai 2012 sempat mengalami penurunan yang tajam dikarenakan krisis ekonomi yang terjadi pada saat itu dan juga disebabkan jatuhnya pemerintahan Suharto sehingga Indonesia belum mampu sepenuhnya menciptakan iklim berusaha/berinvestasi yang kondusif. Meskipun sempat mengalami penurunan namun pada tahun selanjutnya jumlah FDI yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa sejak menerapkan kebijakan promosi ekspor jumlah dana FDI yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan. Foreign Direct Investment (FDI) adalah salah satu cara yang sering dikaitkan dengan transfer teknologi. Balasubramanyam, et al (1996) menemukan FDI adalah salah satu bentuk investasi internasional yang paling mendorong difusi teknologi. Peranan potensial FDI terhadap proses pertumbuhan ekonomi sebagai difusi teknologi didukung oleh Model Pertumbuhan Solow dan pembuktian empiris dari Easterly and Levine (2001) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang ditentukan oleh kemajuan teknologi dan bukan semata-mata faktor akumulasi saja. Namun, tidak semua penelitian empiris mendukung hipotesis bahwa FDI memainkan peranan yang positif dalam proses transfer teknologi dan mendorong 7 pertumbuhan ekonomi. Banyak penelitian lainnya menunjukkan bahwa perkembangan teknologi cenderung terkonsentrasi di daerah tertentu dan perpindahan antar negara berjalan secara lambat. Abramovitz (1986) menunjukkan bahwa perpindahan teknologi sebagai pengaruh dari FDI ke negara berkembang juga tergantung dari kemampuan ”kapabilitas sosial” untuk menyerap teknologi canggih. Kesimpulan Abramovitz didukung oleh Borenztein, et al (1998), Aitken and Harison (1999). Keller (1996) membuat model ekonometrika yang menarik antara hubungan pertumbuhan teknologi dengan pertumbuhan human capital. Ternyata pertumbuhan human capital tidak selalu sejalan dengan pertumbuhan teknologi. Human capital ternyata bukan satu-satunya faktor yang determinan dalam proses penyerapan teknologi. Balasubramanyam, et al (1996) membuktikan bahwa ukuran pengaruh teknologi tergantung dengan jumlah perusahaan domestik yang diproteksi oleh Pemerintah. Pattilo, et al (2002) mengatakan bahwa Stabilitas Makroekonomi dapat menarik FDI. Berdasarkan itu semua dapat dikatakan bahwa hubungan antara FDI dengan pertumbuhan ekonomi sangat kompleks. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan Roy dan Van den Berg (2006) menyatakan bahwa pengukuran FDI terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari investasi dalam negeri, investasi luar negeri, faktor perdagangan (ekspor), pertumbuhan tenaga kerja, pertumbuhan upah, dan pertumbuhan produk domestik bruto per kapita. 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penelitian ini dibatasi oleh kerangka acuan permasalahan yang akan dibahas dengan pertanyaan masalah sebagai berikut: 1. Indonesia masih kekurangan modal dalam melaksanakan pembangunan sehingga diperlukan aliran FDI yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2. Pembangunan di Indonesia belom merata, sehingga masih butuh tambahan modal dari luar negeri untuk menutupi ketidakmerataan tersebut. 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh stok modal FDI yang masuk ke Indonesia dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 2. Bagaimanakah pengaruh kebijakan perdagangan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 3. Apakah faktor-faktor determinan lainnya seperti: a. Angkatan kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. b. Pembentukan modal bruto mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 9 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk menjawab pertanyaan masalah yang telah dipaparkan diatas. Dimana tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh jumlah stok modal FDI yang masuk ke Indonesia dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh kebijakan perdagangan yang diterapkan di Indonesia dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor determinan lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti: a. Angkatan kerja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. b. Pembentukan modal bruto mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.