peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran aqidah akhlaq

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAQ DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING / CTL)
PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH
MUHAMMADIYAH BUMIAYU
KAJORAN MAGELANG
TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
SITI NURZAIDAH
NIM : 11409109
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2011
i
Dra. Hj. S. Marfuah, M.Pd
Dosen STAIN Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lampiran
: 1 Eksemplar
Kepada :
Hal
: Naskah Skripsi
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Siti Nurzaidah
di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Nama
: SITI NURZAIDAH
NIM
: 11409109
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Penerapan Metode Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching And Learninng/CTL) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Pada Siswa
Kelas V
MI Muhammadiyah Bumiayu
Sudah dapat diajukan dalam Sidang Munaqosah Skripsi.
Demikian surat ini harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 14 September 2011
Pembimbing
Dra. Hj. S. MARFUAH, M.Pd
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING / CTL) PADA SISWA KELAS V MADRASAH
IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH BUMIAYU KAJORAN MAGELANG
TAHUN 2011
DISUSUN OLEH
SITI NURZAIDAH
NIM : 11409109
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: SITI NURZAIDAH
NIM
: 11409109
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yang menyatakan
SITI NURZAIDAH
NIM : 11409109
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
         
 
Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat
yang
dipercayakan
mengetahui. (Q.S Al Anfaal : 27)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku.
2. Suami dan anak-anakku tercinta.
3. Adik-adikku tersayang.
4. Saudara-saudara, teman-teman seperjuangaku.
5. Almamaterku.
v
kepadamu,
sedang
kamu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah
Akhlaq Dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL)
Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran
Magelang Tahun 2011.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa keberhasilan dan selesainya skripsi ini
karena adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormati :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Hj. S. Marfu’ah, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta pengarahan selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Djoko Sutopo, selaku Ketua Program Ekstensi.
4. Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Bumiayu yang telah memberikan ijin
penelitian.
5. Bapak, Ibu Guru MI Muhammadiyah Bumiayu yang telah membantu sehingga
penelitian dapat berjalan dengan lancar.
6. Bapak, Ibu, Suami tercinta Puji Sugianto serta keluarga yang telah memberikan
ketulusan do’a, yang tak pernah lelah memberikan semangat, sarana dan selalu
menamani dan selalu ada kapanpun kubutuhkan. It’s so important for me.
7. Anak-anakku tercinta Muhammad Irsyad Nawawi dan Muhammad Dany
Maulana yang telah memberikan ketulusan doa dan motivasi.
8. Teman-teman kelas 09 F S1 PAI STAIN Salatiga.
vi
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan, semangat, serta bantuan selama penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 September 2011
Penulis
SITI NURZAIDAH
NIM : 11409109
vii
ABSTRAK
SITI NURZAIDAH : Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah
Akhlaq Dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning
/ CTL) Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu
Kajoran Magelang Tahun 2011. Skripsi, Salatiga : Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga, 2011.
Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa dan Pendekatan Kontekstual
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui pendekatan CTL
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan efektif diterapkan pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq dikelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian adalah
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu, Kecamatan Kajoran,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang berjumlah 18 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2010/2011.
Pada kondisi awal banyak siswa yang termasuk belum tuntas belajar dengan
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 17 siswa atau 94% dari
keseluruhan jumlah populasi/ kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I jumlah
siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan mencapai 72% hingga tersisa
22% atau 4 siswa yang belum tuntas. Selanjutnya tindakan pada siklus II memberi
hasil yang diharapkan dimana tidak ada lagi siswa mendapat nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dan dengan kata lain seluruh siswa telah tuntas belajar.
Penerapan prinsip pembelajaran CTL menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih
menyenangkan karena siswa aktif menggali materi tidak sekedar mentransfer ilmu
dari guru dengan duduk diam dan mendengarkan di kelas. Berdasarkan pengamatan
pada saat penelitian diperoleh hasil pengamatan bahwa siswa menjadi lebih tertarik
untuk belajar dan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok mengalami
perubahan kearah lebih positif sehingga prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Sebelum tindakan, rata-rata nilai siswa sebesar 56,44, kemudian setelah
di beri tindakan pada siklus II menunjukkan rata-rata 76,72, dan pada siklus II
menunjukkan rata-rata 84,11. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
5
C. Batasan Masalah .............................................................................
5
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................
6
G. Manfaat Penelitian ..........................................................................
7
H. Definisi Operasional .......................................................................
8
I. Metode Penelitian ...........................................................................
9
J. Sistematika Penulisan .....................................................................
14
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................
16
A. Hasil Belajar ...................................................................................
16
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq .........................................................
23
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ..........................................
26
D. Karakteristik Siswa Kelas V SD / MI.............................................
34
ix
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN .......................................................
39
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...........................................................
39
B. Deskripsi Subyek Penelitian ...........................................................
39
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .......................................................
41
D. Deskripsi Pelaksanan Siklus II .......................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................
56
A. Hasil Penelitian ...............................................................................
56
B. Pembahasan ...................................................................................
69
PENUTUP ............................................................................................
78
A. Kesimpulan .....................................................................................
78
B. Saran ...............................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
80
BAB V
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Daftar Inisial Nama Subyek .............................................................
40
Tabel 4.1
Hasil Observasi Pra Tindakan .........................................................
57
Tabel 4.2
Tes Hasil Belajar Pra Tindakan .......................................................
58
Tabel 4.3
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1..............................................
59
Tabel 4.4
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 ...........................................
61
Tabel 4.5
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2..............................................
62
Tabel 4.6
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2 ...........................................
63
Tabel 4.7
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 ............................................
64
Tabel 4.8
Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1 ..........................................
66
Tabel 4.9
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2 ............................................
67
Tabel 4.10 Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2 ..........................................
68
Tabel 4.11 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ..............
71
Tabel 4.12 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
72
Tabel 4.13 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
74
Tabel 4.14 Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa ...............
75
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Model Spiral ....................................................................................
9
Gambar 4.1 Peningkatan Kegiatan Siswa Siklus I ..............................................
73
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................
74
Gambar 4.3 Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus II ................................
76
Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ....................................................
77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup ...........................................................................................
Nota Dinas Pembimbing .......................................................................................
Permohonan Ijin Penelitian ...................................................................................
Surat Keterangan dari Sekolah ..............................................................................
Catatan Revisi ......................................................................................................
Lembar Observasi .................................................................................................
Silabus Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq ................................................................
Soal Tes Pra Tindakan ..........................................................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............................................
Soal Evaluasi Siklus I ...........................................................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............................................
Soal Evaluasi Siklus II ..........................................................................................
Foto-foto Kegiatan ................................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tuntutan dunia pendidikan saat ini telah banyak berubah sehingga perlu
untuk menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah. Sudah menjadi
paradigma lama bahwa tugas guru adalah mengajar dan mendidik siswa dengan
muatan-muatan informasi dan pengetahuan dimana pikiran seorang anak
dianggap sebagai kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretancoretan dari guru.
Tampaknya perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses
belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seharusnya kegiatan
mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa, sehingga siswa tidak selalu
belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi
tuntutan-tuntutan mengejar nilai yang tinggi.
Guru merupakan komponen dalam pembelajaran yang berinteraksi
langsung dengan siswa. Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
terciptanya proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan. Menurut Ratna Wilis Dahar (1988 : 117) guru
hendaknya menentukan konsep-konsep yang akan diajarkan pada siswa, tingkattingkat konsep yang diharapkan dari siswa, dan metode mengajar yang akan
digunakan.
1
Pada umumnya para pendidik cenderung merasa aman menggunakan
metode pembelajaran yang sudah ada atau telah biasa digunakan, sehingga
enggan
melakukan
kreatifitas
dalam
pembelajaran.
Proses
pelaksanaan
pembelajaran di kelas akan dapat berjalan dengan baik jika dilakukan dengan
metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat akan turut
menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Beberapa pendidik pada saat ini mungkin sudah banyak yang
meninggalkan paradigma pendidikan lama, namun tidak jarang proses
pembelajaran yang terjadi dalam kelas terlihat pasif, dimana siswa hanya duduk,
diam, mendengar, mencatat, dan menghafal. Hanya beberapa siswa saja yang
aktif di kelas, sementara siswa lain hanya menjadi penonton saja, siswa kurang
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dan suasana dalam pembelajaran juga
kurang menarik, sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
Pendidikan Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian
integaral dari pendidikan agama, memang bukan satu-satunya fakta yang
menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi
secara substansial mata pelajaran Aqidah Akhlaq memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (Tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang
terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, sehingga
menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas
2
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam
kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat melanjutkan
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan guru
mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menarik
dan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memilih metode pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan
kemampuan siswa.
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru masih mengalami
kesulitan dalam menentukan dan menerapkan strategi pengajaran yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
sangat kurang dan akibat yang lebih fatal adalah tidak biasa mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Data yang diperoleh Nilai Ulangan Harian Pelajaran Aqidah Akhlaq kelas
V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Tahun Ajaran 2010/2011, rata-rata nilai
pelajaran Aqidah Akhlaq 6,2 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Pelajaran Aqidah Akhlaq yang ditetapkan sekolah yaitu 7, hal tersebut
menunjukkan bahwa prestasi belajar Aqidah Akhlaq masih rendah.
Berdasarkan gambaran pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlaq di MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran sebagaimana diuraikan di atas, maka dengan
penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning / CTL) dengan menggunakan metode diskusi dapat dijadikan salah satu
3
alternatif guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran. Kontekstual dirasa merupakan pendekatan
pembelajaran yang paling sesuai karena pembelajaran dan pengajaran kontekstual
melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka
mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks dalam kehidupan dengan cara
menghubungkan subyek-subyek akademik konteks dalam kehidupan keseharian
mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka.
Kontekstual tidak mengajar untuk mengesampingkan cara-cara pengajaran
yang lain. Kontekstual ditawarkan sebagai sebuah pendekatan holistik terhadap
pendidikan yang dapat digunakan oleh semua siswa baik yang sangat cerdas
maupun siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kontekstual ditawarkan sebagai
satu strategi yang sangat menarik diantara banyak metode pembelajaran lainnya.
Keampuhan kontekstual terletak pada kesempatan yang diberikan kepada semua
siswa untuk mengembangkan harapan mereka, untuk mengembangkan bakat
mereka, dan mengetahui informasi terbaru serta menjadi anggota sebuah
masyarakat demokrasi yang cakap. Kontekstual bekerja seperti cara kerja alam,
kesesuaiannya dengan cara alam adalah alasan yang mendasar yang menyebabkan
sistem kontekstual memiliki kekuatan yang luar biasa untuk meningkatkan kinerja
dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kondisi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian
(Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek
pembelajaran di kelas (Suharsimi Arikunto, dkk, 2007 : 58). Dengan judul
4
“Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) Pada Siswa
Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diperoleh indentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Hasil belajar Aqidah Akhlaq siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu
masih rendah.
2. Minat belajar siswa masih rendah.
3. Partisipasi siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq masih rendah
4. Suasana dalam pembelajaran yang digunakan selama ini kurang menarik.
5. Guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan metode pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Mengingat permasalahan yang cukup kompleks karena keterbatasan
peneliti, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identiifikasi dan batasan masalah di atas, maka dalam
penelitian ini dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :
5
1. Bagaimana metode pembelajaran Aqidah Akhlaq di MI Muhammadiyah
Bumiayu Kajoran setelah diterapkannya pendekatan kontekstual?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu Kajoran?
3. Bagaimana efektifitas Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
meningkatkan
prestasi
belajar
Aqidah
Akhlaq
pada
kelas
V
MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran Aqidah Akhlaq pada MI
Muhammadiyah
Bumiayu
Kajoran
setelah
diterapkannya
pendekatan
kontekstual.
2. Untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Kontekstual
/ Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu
Kajoran.
3. Untuk mengetahui apakah Pendekatan Kontekstual / Contextual Teaching and
Learning (CTL) efektif di terapkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu
Kajoran.
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat diajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut :
6
“Pendekatan pembelajaran kontekstual pada proses pembelajaran Aqidah Akhlaq
aka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu
Kajoran Magelang Jawa Tengah”.
Indikator keberhasilan tindakan dan penelitian ini dapat diamati apabila
subyek penelitian terjadi perubahan. Perubahan tersebut berupa peningkatan hasil
belajar yang dicapai setelah dilakukan tindakan berupa pemberian layanan
pembelajaran klasikal.
Keberhasilan dalam penelitian ini apabila terjadi perubahan prosentase mencapai
50%. Perubahan jika diperoleh setelah siswa telah mendapatkan layanan
pembelajaran pada setiap siklusnya.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Memperoleh masukan mengenai variasi metode pembelajaran dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa.
Bermanfaat bagi guru dan teman sejawat sebagai pembanding bila akan
melakukan penelitian kelas.
2. Siswa
Dapat memahami materi pelajaran dengan mudah sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar.
Dapat mengikuti pembelajaran degan lebih menyenangkan, lebih aktif dan
konstruktif.
7
H. Definisi Operasional
a. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran yang lazimnya ditujukan dengan nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru, sementara Aqidah Akhlaq
adalah suatu pelajaran yang berupaya secara sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlaq mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan
penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Jadi prestasi belajar Aqidah AKhlaq
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan mata pelajaran Aqidah
Akhlaq yang ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
b. Pembelajaran kontekstual atau CTL meruakan prosedur pendidikan yang
bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang
mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan
mereka sendiri dalam lingkungan sosial budaya masyarakat, yaitu mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
8
I. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dalah tindakan kelas
dengan menggunakan model Kemmis dan MC Toggart yang terdiri dari dua
siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat tahap tindakan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam suatu spiral
yang saling terkait. Desain penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
sebegai berikut :
Keterangan :
Siklus I
: 1. Perencanaan I
2. Tindakan I
3. Observasi I
4. Refleksi I
Siklus II
: 1. Revisi Rencana I
2. Tindakan II
3. Observasi II
4. Refleksi II
Gambar 1.1 Model Spiral Kemmis dan Tanggart
Komponen yang terdapat pada model tersebut pada dasarnya dalam
satu perangkat atau untaian dan sering disebut juga dengan siklus terdiri dari
empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
9
Siklus Pertama adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi (Tim Pudi Dikdasmen, 2007 : 7).
2. Lokasi dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Muhammadiyah Bumiayu yang
terletak di daerah Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Tengah
pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
b. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang yang kesemuanya berjumlah
18 siswa.
3. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model putaran spiral dari Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus
menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi dalam satu spiral yang saling terkait.
a. Rencana
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi
yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen
dan guru yang bersangkutan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
10
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai hasil
belajar siswa.
3) Menyusun lembar angket untuk siswa. Lembar angket itu untuk
mempermudah peneliti mengetahui bagaiman respon siswa terhadap
kegiatan pembelajaran.
4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam setiap pembelajaran, yaitu lembar kerja siswa (LKS).
5) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan
pada akhir pembelajaran dan tes yang diberikan pada akhir siklus. Soal
tes
disusun
oleh
peneliti
dengan
pertimbangan
guru
yang
bersangkutan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
panduan
perencanaan yang telah dibuat dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel
dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang memungkinkan untuk
harus diubah. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengajarkan materi
kepada siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. sedangkan
peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran di kelas.
c. Tahap Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung bagaimana proess
pembelajaran siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
11
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis dari proses pelaksanaan
pembelajaran dan mencari permasalahan yang muncul saat pembelajaran
dan apa yang perlu diperbaiki untuk tindakan selanjutnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diartikan sebagai cara yang dipakai
dalam pengumpulan data seperti, tes, angket, observasi, wawancara, skala
bertingkat ataupun dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 1992 : 185). Dalam
penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yaitu :
1) Wawancara
Nara sumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah kolaborator
yaitu teman guru sejawat. Interview dengan kolaborator dilaksanakan
untuk mengidentifikasi masalah apa yang terdapat selama pembelajaran
serta untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan diterapkan
sebagai revisi bagi penelitian selanjutnya.
2) Dokumentasi
Untuk mengetahui nilai mata pelajaran Aqidah Akhlaq kelas V MI
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran, sebelum persiapan tindakan kelas
sehingga dapat mengetahui kelompok kemampuan siswa.
3) Tes
Soal yang telah dibuat diberikan kepada siswa kemudian diselesaikan
secara individu.
12
4) Observasi
Observasi atau pengumpulan dilakukan oleh peneliti dengan cara
melakukan
pengamatan
dan
pencatatan
mengenai
pelaksanaan
pembelajaran dikelas serta partisipasi yang ditunjukkan siswa pada saat
proses kegiatan belajar mengejar berlangsung tanpa menganggu kegiatan
pembelajaran.
Observasi
dilakukan
dengan
menggunakan
lembar
observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode
(Arikunto, 2006 : 149). instrumen sebagai alat pengambil data harus dapat
memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Lembar Observasi
Berdasarkan aspek-aspek hasil belajar yang telah dibahas sebelumnya,
maka hasil kerja siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi :
a) Mengajukan pertanyaan jika ada hal-hal yang belum jelas.
b) Menjawab pertanyaan yang diajukan.
c) Mencatat hasil pelajaran.
d) Mengerjakan tugas dalam diskusi.
e) Presentasi.
f) Mengerjakan tes secara individu.
g) Menyimpulkan materi pembelajaran di akhir pertemuan.
13
2) Tes Hasil Belajar
Soal tes yang telah dibuat diberikan pada siswa kemudian diselesaikan
secara individu. Tes diberikan pada tiap akhir pertemuan.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Penelitian ini menggunakan analisis data
statistic deskriptif yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data-data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2003 : 208). Peneliti menganggap
metode analisis yang paling tepat untuk memecahkan permasalahan yang
diteliti dengan metode analisis deskriptif komparatif dimana teknik ini
memaparkan perbandingan pencapaian hasil penelitian tiap siklus dengan
tolok ukur yang digunakan berupa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
J. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian tindakan kelas ini penulis menyusun sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Indentifikasi
Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Hipotesis Tindakan dan Indokator Keberhasilan, Manfaat Penelitian,
Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
14
BAB II Kajian Pustaka terdiri dari
: Hasil Belajar, Pembelajaran Aqidah
Akhlaq, Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Karakteristik Siswa
Kelas V SD/MI.
BAB III Pelaksanaan Penelitian terdiri dari : Dekripsi Lokasi Penelitian,
Deskripsi Subyek Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari : Hasil Penelitian dan
Pembahasan.
BAB V Penutup terdiri dari , Kesimpulan dan Saran
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih tinggi, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Ngalim
Purwanto, 1990 : 85).
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang (Nana Sudjana, 1998 : 17)
Pada ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan “Belajar
adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan “ (Oemar Hamalik, 1990 : 21).
Belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan (Slameto, 2003 : 2)
Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh
sejumlah ilmu pengetahuan (Syaiful Bahri Jamarah, 2002 : 10)
16
Aliran Refleksiologi yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dikutip oleh
Lilik Sriyanti (2003) dalam bukunya psikologi pendidikan memandang belajar
sebagai usaha untuk membentuk refleksi-refleksi baru.
Berdasarkan pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa seseorang
dikatakan telah belajar sesuatu kalau padanya terjadi perubahan, misal dari
tidak tahu menjadi tahu, tidak dapat menggunakan kalkulator menjadi mahir
menggunakannya, dan tidak tahu sopan santun menjadi seseorang yang sangat
sopan santun dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Keberhasilan belajar ditentukan oleh beberapa faktor.
Dalam hal ini Lilik Sriyanti dalam bukunya Psikologi Pendidikan, 2003
mengatakan bahwa belajar ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah :
1. Faktor Intern (Dalam)
Faktor yang berasal dari anak itu sendiri. Faktor ini dibagi menjadi dua
yaitu :
a. Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini meliputi : Tingkat intelegensi, minat belajar,
motivasi, kematangan, konsentrasi, perhatian dan kepribadian.
b. Faktor Fisik
Aspek fisik yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar antara
lain : Kesehatan, penyakit kronis, cacat fisik, gangguan panca
indera, kelelahan.
17
2. Faktor Eksternal (Luas)
Faktor yang berasal dari luar diri anak, yang meliputi : Keadaan
keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat.
2. Pembelajaran
Karakteristik interaksi belajar mengajar dalam pendekatan proses
belajar mengajar meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan pembelajaran.
-
Mengajar adalah upaya penyampaian pengetahuan kepada peserta didik,
pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menggunakan metode imposis dengan cara
menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2007 : 25).
-
Pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya proses
belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses mengalami
sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses pembelajaran (Udin
Saripun Winoto Putro dkk, 1995 : 4).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan (Agus Suprijono, 2009 : 5)
Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa tehadap
sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, yang diukur dengan
berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan
sasaran belajar yang dikutip Christina Demaja dalam Tim Pundi Dikdasmen
(2007 : 32). Menurut Djamarah hasil belajar adalah perubahan yang terjadi
18
akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Menurut
Saodih (2004 : 102 – 103) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi
atau pemakaran kecapakan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang, penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku dalam bentuk peguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir
maupun keterampilan motorik. Sedangkan Sudjana (1996 :22) mendefinisikan
hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menemukan
pengamatan belajarnya.
Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah
Bloom yang dikutip oleh Hamid Hasan dan Asmawi Zainul (1992 : 23 – 27)
yaitu :
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan berfikir yang terdiri dari
enam jenjang ranah kognitif yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berhubungan dengan minat, perhatian, sikap, emosi,
penghargaan, proses internalisasi dan pembentukan karakteristik diri.
Ranah afektif terdiri dari lima jenjang yakni penerimaan, penanganan,
penghargaan, pengorganisasin dan penjatidirian.
3. Ranah Psikomotoris
Ranah psikomotor berhubung dengan kemampuan gerak atau manipulasi
yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis. Kemampuan gerak atau
19
manipulasi tersebut dikendalikan oleh kematangan psikologis. Jadi
kemampuan tersebut adalah kemampuan yang dapat dipelajari. Ada enam
jenjang ranah psikomotoris, yakni gerakan reflex, gerakan badan yang
mendasari, kemampuan persepsi, kemampuan fisik, keterampilan gerakan
dan komunikasi yang beraturan.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Rumini dkk yang dikutip oleh Tim Pudi Dikdasmen (2007 : 33-34)
menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor,
yaitu :
1) Faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar
Faktor yang terdapat di dalam diri individu dikelompokkan menjadi :
a) Faktor psikis, antara lain kognitif, afektif, psikomotor campuran,
kepribadian.
b) Faktor fisik, antara lain indera, anggota badan, tubuh, kelenjar,
syaraf-syaraf dan organ dalam tubuh.
Faktor psikis dan fisik ini keadaannya ada yang ditentukan oleh
faktor keturunan, ada yang faktor lingkungan dan ada pula yang
ditentukan oleh faktor keturunan maupun lingkungan.
2) Faktor yang berasal dari luar individu
Dengan demikian guru harus memperhatikan perbedaan individu
dalam memberi pelajaran kepada mereka, supaya dapat menangani
20
sesuai dengan kondisi peserta didiknya untuk menunjang keberhasilan
belajar. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta
didik, satu dengan yang lainnya sangat berbeda.
Jadi yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah :
1) Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2) Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Pengajaran Intruksional
Khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun
kelompok.
4. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah satu cara/jalan yang harus dilalui dalam
mengajar (Slameto, 2006 : 65). Metode adalah cara yang didalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Mansyur, 1995 : 107).
Menurut pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan
bahan pelajaran dalam mencapai tujuan.
Macam-macam metode mengajar :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah interaksi melalui penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya dalam pelaksanaan
ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat
21
pembantu. Tetapi alat utama untuk berhubungan dengan para siswa adalah
bahasa lesan. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan
dengan teliti serta mencatat pokok pentian yang dikemukakan oleh guru.
b. Metode Tanya Jawab.
Yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk
pertanyaan, dapat diajukan oleh guru atau siswa dan demikian pula
jawaban dapat diberikan oleh guru atau siswa.
c. Metode Diskusi
Yaitu
percakapan
ilmiah
yang
berisikan
pertukaran
pendapat,
memunculkan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh
beberapa orang yang bergabung di dalam kelompok untuk mencari
kebenaran.
Kelebihan Metode Diskusi menurut Syah Darwin (2007 : 143 – 144)
1. Mendorong partisipasi dan kreatifitas siswa untuk memberikan
sumbangan
pemikiran
terhadap
permasalahan
yang
sedang
didiskusikan.
2. Mengembangkan sikap toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis
dan menghargai pendapat orang lain.
3. Membiasakan siswa untuk bermusyawarah dalam mengambil suatu
keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Siswa belajar mematuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam
diskusi.
5. Memperluas wawasan dan cakrawala berpikir siswa.
22
d. Metode CTL (Contextual Teaching and Learning)
Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka (Sanjaya yang dikutip Sa’ud, 2008 : 162).
Dan masih banyak lagi metode pembelajaran yang tidak dipaparkan disini.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian
integral dari Pendidikan Agama adalah suatu upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlaq mulia
dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman dan kebiasaan.
1. Fungsi
a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
pengembangan
akhlaq
mulia
peserta
didik
seoptimal
mungkin,
melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam
keluarga.
23
c. Penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan
bekal Aqidah Akhlaq.
d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya asing yang dihadapinya sehari-hari.
f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlaq serta
sistem fungsionalnya.
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlaq pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tujuan
Mata pelajaran Aqidah Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya
yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlaq Islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat
kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(Dirjen Pendidikan Islam,
2006 : 23).
3. Ruang Lingkup
Pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan
pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar peserta
24
didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan
dan pembiasaan berakhlaq Islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan
landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk jenjang
pendidikan berikutnya.
Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlaq meliputi :
1. Aspek Keimanan
Aspek keimanan ini meliputi sub-sub aspek : Iman kepada Allah SWT,
dengan alasan pembuktian yang sederhana, meyakinkan rukun iman
kepada malaikat, meyakini rukun iman kepada kitab-kitab Allah serta
memahami dan meyakini rukun iman kepada Rasul-rasul Allah, iman
kepada hari akhir, iman kepada Qadha dan Qadar Allah.
2. Aspek Akhlaq
Aspek Akhlaq yang meliputi : Akhlaq di rumah, akhlaq di Madrasah,
akhlaq di perjalanan, akhlaq dalam keadaan bersin, menguap dan
meludah, akhlaq dalam bergaul dengan orang yang lebih lemah, akhlaq
dalam membantu dan menerima tamu.
Perilaku akhlaq pribadi / karakter pribadi yang terpuji meliputi : rajin,
ramah, pemaaf, jujur, lemah lembut, berterima kasih, dan dermawan.
Akhlaq dalam bertetangga, akhlaq dalam alam sekitar, akhlaq dalam
beribadah, akhlaq dalam berbicara, melafalkan dan membiasakan Kalimah
Tayibah, akhlaq terhadap orang yang sakit, syukur nikmat.
Perilaku akhlaq / karekter pribadi yang terpuji meliputi : teliti, rendah
hati, qona’ah, persaudaraan dan persatuan, tanggung jawab, berani
25
menegakkan kebenaran, taat kepada Allah dan menghindari akhaq
tercela.
3. Aspek Keteladanan
Aspek kisah keteladanan yang meliputi : keteladanan Nabi
Muhammad SAW. Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Yusuf AS, kisah
Masyitah dan Ashabul Kahfi dan I’tibar dari kisah Raja Namrudz dan
Fir’aun (Dirjen Pendidikan Islam, 2006 : 24).
C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
1. Deskripsi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Menurut Sanjaya yang dikutip Sa’ud (2008 : 162) Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Menurut Suprijono Agus (2009 : 80) pembelajaran kontekstual
merupakan prosedur penelitian yang bertujuan membantu peserta didik
memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya masyarakat. Menurut Sardiman (2007 : 222)
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi
26
ajar dengan situasi dunia nyata si siswa, yang dapat mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya
dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Menurut Nanang Hanafiyah (2009 : 67) Contextual Teaching and
Learning merupakan suatu proses pembelajaran holistik untuk membelajarkan
peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna (meaning full)
yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan
lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.
Dari berbagai devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar
yang membantu guru atau pengajar mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Sa’ud (2008 : 163-164) terdapat lima karakteristik penting
dalam menggunakan proses pembelajara kontekstual yaitu :
1) Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari
pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang
akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki
keterkaitan satu sama lain.
27
2) Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan
menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif,
artinya
pembelajaran
dimulai
dengan
cara
mempelajari
secara
keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan
untuk dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara
meminta
tanggapan
dari
orang
lain
tentang pengetahuan
yang
diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu
dikembangkan.
4) Mempraktekkan
pengetahuan
dan
pengalaman
tersebut,
artinya
pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan
dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5) Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini
dilakukan
sebagai
umpan
balik
untuk
proses
perbaikan
dan
penyempurnaan strategi.
3. Faktor-Faktor yang dipertimbangkan dalam pembelajaran kontekstual
Menurut Nanang Nanafiyah (2009 : 72-73) Ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan dalam metode Contextual Teaching and Learning
adalah :
1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental
(Developmentally Appropiate) peserta didik.
28
2. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung (Interdependent
learning group).
3. Mepertimbangkan keberagaman peserta didik (Diversity of students).
4. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (Self
regulated learning) dengan cara dengan tiga karakteristik umumnya, yaitu
kesadaran berpikir, penggunaan strategi, dan motivasi berkelanjutan.
5. Memperhatikan multi-intelegensi (Multiple intelli-gences).
6. Menggunakan teknik bertanya (Quistioning) dalam rangka meningkatkan
peserta didik dalam pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.
7. Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih
bermakna jika diberi kesempatan untuk belajar menemukan, dan
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan
dan
keterampilan
baru
(Contructivism).
8. Memfasilitasi kegiatan penemuan (Inquiry), supaya peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri.
9. Mengembangkan rasa ingin tahu (Curiusity) di kalangan peserta didik
melalui pengajuan pertanyaan (Questioning).
10. Menciptakan
masyarakat
belajar
(Learning
community)
dengan
membangun kerjasama di antara peserta didik.
11. Memodelkan (Modeling) sesuatu agar peserta didik dapat beridentifikasi
dan berimitasi dalam rangka memperoleh pengetahuan dan keterampilan
baru.
29
12. Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah
dipelajari.
13. Menerapkan penilaian autentik (Authentic assessment).
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kontekstual
Menurut Sa’ud (2008 : 173-174) Tahapan model pembelajaran
kontekstual meliputi empat tahapan, yaitu : invitasi, eksplorasi, penjelasan dan
solusi, dan pengambilan tindakan.
Tahapan invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang dibahas, bila guru perlu memancing dengan
memberikan pertanyaan problematik tentang fenomena kehidupan sehari-hari
melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang
mereka miliki. Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan
mengikutsertakan pemahamannya tentang konsep tersebut.
Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan
menemukan
konsep
melalui
pengumpulan,
pengorganisasian
penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru.
Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan berdiskusi tentang masalah
yang ia bahas. Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa
keingintahuan siswa tentang fenomena kehidupan lingkungan sekelilingnya.
Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasanpenjelasan solusi yang didasarkan pada hasil obervasinya ditambah dengan
30
penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model,
membuat rangkuman dan ringkasan.
Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan
gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara
individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
5. Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
Menurut Agus Suprijono (2009 : 85) ada tujuh aspek dalam
pembelajaran kontekstual yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
kontekstual yaitu :
1) Teori Kontruktivisme
Teori atau aliran ini merupakan landasan berpikir bagi pendekatan
kontekstual (CTL). Pengetahuan riil bagi para siswa adalah sesuatu yang
dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri.
2) Menemukan (Inkuiri)
Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah atau kunci
inkuiri meliputi :
a) Merumuskan masalah.
b) Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku,
mengumpulkan informasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan,
gambar, tabel dan sebagainya.
31
d) Menyajikan, mengkomunikasikan hasil karyanya di depan guru, teman
atau audien yang lain.
3) Bertanya
Pengetahuan yang dimiliki seorang, umumnya tidak lepas dari aktivitas
bertanya, bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam CTL.
Dalam proses pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk :
a) Menggali informasi.
b) Mengecek pemahaman siswa.
c) Membangkitkan respon para siswa.
d) Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa.
e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa.
f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru.
g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa.
h) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Pengembangan
learning
community,
akan
senantiasa
mendorong
terjadinya proses komunikasi multi arah. Masing-masing pihak yang
melakukan kegiatan belajar dapat menjadi sumber belajar.
5) Permodelan
Komponen CTL yang lain adalah permodelan dalam pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu, perlu ada model yang bisa ditiru.
Dalam pembelajaran dengan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model
dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
32
6) Refleksi
Refleksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran CTL. Refleksi
adalah cara berpikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu.
Dalam refleksi ini siswa mengedepankan apa-apa yang baru saja dipelajari
sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau
revisi dari pengetahuan sebelumnya.
7) Penilaian yang Autentik
Penilaian adalah proses pengumpulan data yang memberikan gambaran
perkembangan balajar siswa. Ciri-ciri penilaian autentik adalah :
a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.
b) Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif.
c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta.
d) Berkesinambungan.
e) Terintegrasi.
f) Dapat digunakan sebagai feed back.
D. Karakteristik Siswa Kelas V SD / MI
Syamsu Yusuf (2007 : 18) mengungkapkan bahwa fase anak sekolah (usia
sekolah dasar) adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan Intelektual
Pada usia MI (6 – 12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
33
intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis dan
menghitung).
b. Perkembangan Bahasa
Usia MI ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal
dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada masa awal ini, anak
sudah menguasai sekitar 2.500 kata dan pada masa akhir (usia 11 – 12 tahun)
telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata.
c. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada anak-anak MI ditandai dengan adanya perluasan
hubungan, disamping dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru
dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak
hubungan sosialnya telah bertambah luas.
d. Perkembangan Emosi
Anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.
Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan
(pembiasaan).
e. Perkembangan Moral
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau tuntutan
dari orang tua atau lingkungan sosialnya.
f. Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Periode Sekolah Dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama
sebagai kelanjutan periode sebelumnya.
34
Karakteristik anak usia MI secara umum sebagaimana dikemukakan Basset,
Jacka, dan Logan (dalam Mulyani S, 1998 / 1999 : 12 – 13) sebagai berikut :
a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan
dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri.
b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira / riang.
c. Mereka
suka
mengatur
dirinya
untuk
menangani
berbagai
hal,
mengekplorasikan suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru.
d. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi
sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak
kegagalan-kegagalan.
e. Mereka belajar secara efektif ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi.
f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar
anak-anak lainnya.
Pembagian masa perkembangan anak-anak, umur anak MI pada umumnya
berkisar antara 6 – 13 tahun. Masa kelas rendah, antara 6/7 tahun – 9/10 tahun
biasanya duduk dikelas I, II, III sedangkan masa kelas tinggi, antara umur 9/10
tahun – 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas IV, V, VI.
Berdasarkan pembagian masa perkembangan di atas, anak-anak kelas IV
MI tergolong pada masa-masa kelas tinggi, pada masa ini fantasi anak mulai
berkurang. Ciri-ciri pada masa kelas tinggi MI atau pentahapan perkembangan
kognitif menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Singgih D Gunarsa (1990 : 161 –
162) adalah sebagai berikut :
35
Tahap
I
Masa
Sensori –
Umur
Kekhususan
0 – 2,0 Thn
Perkembangan skema melalui
refleks-refleks untuk
Motor
mengetahui dunianya.
Mencapai kemampuan dalam
mempersepsikan ketetapan
dalam obyek
II
Pra-Operasional
2,0 – 7,0
Penggunaan simbol dan
Thn
penyusunan tanggapan
internal, misalnya dalam
permainan bahasa dan
peniruan
III
Konkret
Operasional
7,0 – 11,0
Mencapai kemampuan untuk
Thn
berpikir sistematis terhadap
hal-hal atau obyek-obyek yang
konkrit. Mencapai
kemampuan
mengkonservasikan.
IV
Forma Operasional
11,0 -
Mencapai kemampuan untuk
Dewasa
berpikir sistematis terhadap
hal-hal yang abstrak dan
hipoteis
Tahapan-tahapan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V MI
termasuk tahap III pada masa konkret operasional. Dikatakan konkret karena jalan
pikiran atau kelampuan berpikirnya terbatas pada hal-hal yang dialami secara
langsung.
36
E. Kerangka Pikir
Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaqnya yang
terpuji,
melalui
pemberian
dan
pemupukan
pengetahuan,
penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq Islam,
sehingga menjadi manusia yang terus berkembang dan meningkat kualitas
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlaq mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Dirjen Pendidikan Islam,
2006 : 23).
Tetapi
kenyataan
di
lapangan
menunjukkan
bahwa
selama
ini
pembelajaran Aqidah Akhlaq di kelas lebih didominasi oleh kegiatan guru dengan
metode ceramah dan pemberian tugas kepada siswa sedangkan siswa lebih
banyak dalam menyimak penjelasan guru, mencatat hal-hal yang penting dan
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Siswa tidak diberi berkesempatan untuk
aktif mencari pemahamannya sendiri mengenai materi yang diajarkan.
Pembelajaran
Aqidah
Akhlaq
dengan
menggunakan
pendekatan
kontekstual dapat dijadikan alternatif strategi belajar yang lebih memberdayakan
siswa. Pendekatan CTL ini sangat cocok untuk menyampaikan pelajaran, karena
pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
anatra materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
37
Dengan pendekatan CTL, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung secara alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Jadi dalam hal ini strategi dan proses pembelajaran lebih dipentingkan.
Pembelajaran kontekstual pada intinya membuat siswa akan belajar
dengan baik dan menyenangkan apabila yang mereka pelajari berhubungan
dengan apa yang mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa
terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah.
Dengan demikian, melalui penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran
Aqidah Akhlaq diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam sehingga pada akhirnya siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
lebih baik.
38
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di MI Muhammadiyah Bumiayu yang berlokasi di
Desa Bumiayu, Kajoran, Magelang, Jawa Tengah. MI Muhammadiyah Bumiayu
memiliki fasilitas dan sumber belajar antara lain : memiliki 6 Ruang Kelas, 1
Ruang Kepala Sekolah, 1 Ruang Guru, 1 Ruang Perpustakaan, 3 WC, 6 Unit
sarana cuci tangan, 1 Ruang Komputer dan 1 Ruang untuk gudang.
Jumlah siswa MI Muhammadiyah Bumiayu pada Tahun Ajaran
2010/2011 berjumlah 102 siswa dengan perincian : Kelas 1 = 16 siswa, Kelas II =
15 siswa, Kelas III = 20 siswa, Kelas IV = 16 siswa, Kelas V = 18 siswa, Kelas
VI = 17 siswa.
MI Muhammadiyah Bumiayu didukung oleh guru berjumlah 8 orang.
Pembelajaran masih dilakukan secara klasikal dimana 1 orang mengajar kelas
kecuali mata pelajaran Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan mata pelajaran
Pendidikan Jasmani dan kesehatan yang diampu guru mapel. Hampir semua
pengajar yang ada memiliki pengalaman yang cukup lama dan mempunyai latar
belakang pendidikan S1 dan D II.
B. Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 18
orang siswa dengan perincian jumlah siswa laki-laki 12 dan jumlah perempuan 6.
Adapun inisial nama-nama subyek penelitian adalah sebagai berikut :
39
TABEL 3.1
Daftar Inisial Nama Subyek
NO
INISIAL SUBYEK
1
DB
2
AS
3
MN
4
FM
5
MM
6
RM
7
VA
8
LA
9
ML
10
NP
11
DS
12
MH
13
LH
14
MF
15
RU
16
SH
17
MY
18
DP
Siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu pada umumnya lahir dari
keluarga sederhana yang status ekonominya rata-rata rendah, dimana pekerjaan
orang tua adalah petani, buruh, wiraswasta. Latar belakang ekonomi siswa yang
rata-rata rendah itu tentu saja mempengaruhi tingkat belajar siswa di sekolah.
40
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Penelitian Siklus I yaitu penerapan tindakan berupa kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata
pelajaran Aqidah Akhlaq dengan kompetensi Dasar membiasakan diri untuk
menghindari sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun. Guru menerapkan
rancangan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan peneliti
mengamati perubahan hasil belajar pada siswa.
Penerapan siklus I dapat dibuat dengan bagan sebagai berikut :
Siswa kelas V  Pembelajaran Aqidah Akhlaq denngan pendekatan
kontekstual  peningkatan hasil belajar siswa
Bagan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Siswa kelas V MI sebagai subyek penelitian yang akan diberi tindakan.
2. Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan kontekstual
dimana siswa diajak untuk melakukan berbagai macam kegiatan belajar
yang mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata
yang mereka hadapi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Dalam setiap
pertemuan, kegiatan pembelajaran lebih diorientasikan pada peran aktif siswa
dalam belajar. Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan yang
telah dibuat dengan mengacu pada model pembelajaran kontekstual sebagai
alternatif pemecahan masalah pembelajaran yang dirasakan guru.
41
Siklus I Pertemuan ke I
Pertemuan ke I dilaksanakan pada hari Rabu 04 Mei 2011. Pada
pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan model
pembelajaran kontekstual, guru membuka pelajaran dengan menggunakan
apersepso dan dengan bahan ini siswa diminta untuk menyiapkan buku
catatan dan buku paket pada materi yang diajarkan. Sebelum guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, terlebih dahulu menjelaskan kepada
siswa tentang model pembelajaran yang akan diterapkan, kemudian
menyampaikan tata cara siswa melakukan kegiatan dalam pembelajaran
tersebut.
Agar siswa tertarik dengan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan, guru menyampaikan makna dari penerapan model pembelajaran
kontekstual bagi siswa. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami mengenai model
pembelajaran yang alan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran
dengan jenis dan dalam bahasa yang mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya
menjelaskan materi pembelajaran tentang membiasakan diri untuk dihindari
sifat kikir dan serakah melalui kisah Qorun. Kemudian siswa dibagi menjadi 3
kelompok. Pembagian kelompok dibagi oleh guru berdasarkan urutan absen,
kemudian dengan bimbingan guru siswa mengerjakan tugas secara kelompok
dengan waktu yang telah ditentukan.
42
Pada pertemuan pertama ini siswa diminta untuk menyebutkan
pengertian kikir dan serakah serta mencari beberapa contoh sikap kikir dan
serakah dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk membahas
hasil diskusi kelompok, selanjutnya siswa bersara guru membahas hasil
diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas.
Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memaparkan seluruh hasil
kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas
materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru memberikan
soal evaluasi dan dikerjakan secara individu. Selanjutnya guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti tentang materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan
guru ini hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan tanpa
ditunjuk guru. Setelah waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah pertemuan pertama selesai, peneliti dan guru melakukan
refleksi kecil guna menentukan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
kedua. Berdasarkan apa yang dicapai pada pertemuan I dimana siswa masih
malu untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Sedikit siswa
yang mencatat materi pelajaran, dan pada saat mengerjakan tugas kelompok
dan presentasi tidak semua siswa aktif, masih banyak siswa yang bercanda
dengan teman yang lainnya dan pada saat mengerjakan tes individu banyak
siswa yang bertanya kepada guru mengenai jawabannya dan ada beberapa
43
siswa yang saling mencontek. Kemudian siswa juga kesulitan untuk dapat
mengambil kesimpulan dan nilai yang dicapai masih kurang baik.
Siklus I Pertemuan ke 2
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu, 11 Mei 2011.
Sebagaimana pada pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini guru juga
membuka pelajaran dengan apersepsi dengan memberikan pertanyaanpertanyaan singkat mengenai materi yang telah ajarkan sebelumnya. Pada
kegiatan ini banyak siswa yang menjawab pertanyaan dengan inisiatif sendiri
dan dengan jawaban yang benar dan ada beberapa siswa yang menjawab
pertanyaan dengan ditunjuk guru terlebih dahulu, tetapi jawaban yang
dikemukakan masih kurang benar. Kemudian siswa diminta untuk
menyiapkan buku catatan dan buku paket pada materi yang diajarkan.
Pada kegiatan inti secara jelas guru menyampaikan tujuan dan
pembahasan materi untuk hari ini. Pada pertemuan kedua ini, guru
menjelaskan materi pembelajaran tentang sifat kikir dan serakah yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa berminat dalam mengikuti
pembelajaran. Guru menyuruh siswa untuk bergabung dengan kelompoknya
masing-masing yang sudah dibagi pada pertemuan pertama. Kemudian
masing-masing kelompok berdiskusi tentang akibat bersikap kikir dan
serakah. Pada kegiatan ini siswa sudah cukup aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok walaupun ada beberapa siswa yang tidak ikut mengerjakan.
Kemudian tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk presentasi
44
membahas hasil diskusi kelompok, dan kelompok lain menanggapi hasil
diskusi kelompok yang maju kedepan.
Dalam diskusi ini, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan
atas apa yang dipresentasikan teman kelompok lain. Ada beberapa siswa yang
bertanya dan berpendapat atas inisiatif sendiri, tatapi pada umumnya siswa
bertanya dan berpendapat atas perintah dari guru.
Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil kegiatannya, siswa
dipersilahkan untuk kembali duduk dibangku masing-masing. Selanjutnya
siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan
bertanya apabila ada yang belum jelas mengenai diskusi kelompok.
Selanjutnya pada kegiatan penutup guru memaparkan seluruh hasil
kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas
materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru memberikan
soal evaluasi dan dikerjakan secara individu, pada saat siswa mengerjakan tes
sedikit siswa yang bertanya kepada guru dan hanya beberapa siswa yang
mencontek jawaban teman. Selanjutnya guru juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang
materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan guru ini banyak siswa
yang mengajukan pertanyaan mengenai hasil diskusi kemudian guru
menjelaskan dan menjawab beberapa pertanyaan siswa tersebut. Setelah
waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
45
3. Observasi
a) Siklus I Pertemuan 1
Peneliti melakukan observasi dari awal kegiatan pembelajaran
sampai akhir pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengamati
pembelajaran yang dilakukan siswa dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq.
Awal pembelajaran pertemuan pertama siswa terlihat cemas dan
bingung karena belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru. Beberapa siswa cenderung bermain dan
mengobrol dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung
sehingga
pembelajaran
sedikit
terganggu.
Walaupun
demikian
pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan lancar.
b) Siklus I Pertemuan 2
Pada awal pertemuan kedua, siswa mulai terlihat antusias dan
termotivasi mengikuti pembelajaran. Pada pertemun kedua, kegiatan
belajar siswa dikategorikan sudah cukup baik.
4. Refleksi Siklus I
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq pokok bahasan menghindari akhlaq tercela,
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual ternyata belum
memberikan hasil yang optimal meskipun sudah terjadi peningkatan hasil
belajar siswa.
46
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat senang dan
cukup
antusias
mengikuti
pembelajaran.
Sehingga
hal
in
idapat
mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa.
Permasalahan yang timbul selama proses pembelajaran adalah
sebagian besar siswa masih enggan dan malu untuk mengungkapkan ide
mereka. Selain ini, dari sisi guru kurang siap dalam melaksanakan pendekatan
pembelajaran kontekstual, terlihat dari guru masih kewalahan dalam mengatur
daan membimbing siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan
oleh peneliti terhadap siswa. Nampak terlihat bahwa sebagian besar siswa
kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran dengan masih adanya
beberapa siswa yang suka bermain-main sendiri atau mengobrol dengan siswa
yang
lainnya
sehingga
guru
harus
sering
mengingatkan
supaya
memperhatikan. Hal ini dapat mempengaruhi nilai siswa, sehingga pada siklus
I nilai siswa masih belum memuaskan.
Berdasarkan permasalahan diatas yang merupakan faktor penghambat,
maka diperlukan adanya beberapa hal yang direvisi dalam siklus I yaitu :
a. Guru
lebih
siap
dalam
melaksanakan
pendekatan
pembelajaran
kontekstual, sehingga siswa lebih tertarik dan serius dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Siswa hendaknya dilibatkan dalam proses pembentukan kelompok.
Dari analisis dan refleksi diatas, maka peneliti merasa masih
diperlukan tindakan lanjutan untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat
dalam siklus I untuk dapat meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar
47
siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Siklus II adalah modifikasi
rancangan pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus I.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II merupakan
hasil revisi dan modivikasi dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus
I. Proses pembelajaran Aqidah Akhlaq pada siklus II pada dasarnya sama
dengan siklus I hanya pendekatan pembelajaran kontekstual pada siklus II
ditambah dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan
pembelajaran kontekstual sehingga siswa lebih tertarik dan serius dalam
mengikuti pembelajaran dan siswa hendaknya dilibatkan dalam proses
pembentukan kelompok.
Rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut :
Siswa kelas V  Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan
kontekstual dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan
pembelajaran kontekstual, serta melibatkan siswa dalam proses pembentukan
kelompok dengan permainan  meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan bagan tersebut, proses pembelajaran dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Siswa kelas V MI sebagai subyek penelitian yang diberi tindakan.
b) Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan penerapan pendekatan kontekstual
dengan guru lebih siap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
48
kontekstual, serta melibatkan siswa dalam proses pembentukan kelompok
dengan menggunakan permainan.
c) Setelah guru lebih diap dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
kontekstual pada tindakan II diharapkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
Siklus II pertemuaan 1
Pelaksanaan siklus kedua pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal
18 Mei 2011, materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah cara
menghindari sikap kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
juga pada pertemuan sebelumnya guru terlebih dahulu memulai pelajaran
dengan apersepsi dengan tujuan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti
pelajaran. Disamping memberikan pertanyaan-pertanyaan rinngan, guru juga
memberikan sedikit uraian mengenai materi yang akan dibahas dengan
melalui ceramah.
Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias karena guru memberikan
contoh yang cukup menaraik berkaitan dengan fakta-fakta yang ada dalam
kehidupan nyata. Pada kegiatan awal ini sebagian besar siswa menjawab
pertanyaan guru dengan inisiatif sendiri.
Selanjutnya seperti pembelajaran pada siklus I, pada kegiatan inti guru
menyampaikan tujuan dan pembelajaran dengan jenis dan dalam bahasa yang
mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran
tentang menghindari akhlaq tercela dengan lebih menarik lagi.
49
Kemudian siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Penentuan anggota
kelompok pada pertemuan ini dilakukan dengan sedikir permainan
menggunakan kartu yang sudah diberi nama merah, kuning, hijau. Selanjutnya
kartu dibagikan kepada siswa secara acak dan siswa yang mendapatkan kartu
berttuliskan merah menjadi kelompok 1, siswa yang mendapatkan kartu
bertuliskan kuning menjadi kelompok 2, siswa yang mendapatkan kartu
bertuliskan hijau menjadi kelompok 3.
Setelah kelompok terbentuk, siswa kemudian berkumpul dalam
kelompoknya masing-masing, selanjutnya tiap kelompok disuruh berdiskusi
tentang cara-cara menghindari sikap kikir dan serakah dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk
membahas hasil diskusi kelompok, dan kelompok menanggapi hasil diskusi
kelompok yang maju kedepan. Selanjutnya siswa besama guru membahas
hasil diskusi dan siswa diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum
jelas.
Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memaparkan seluruh hasil
kegiatan pembelajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan atas
materi yang dipelajari pada pertemuan hari ini. Selanjutnya guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti tentang materi yang dibahas. Pada kesempatan yang diberikan
guru ini hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan tanpa
ditunjuk guru. Setelah waktu yang disediakan habis, guru kemudian menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
50
Pada siklus II pertemuan I siswa sudah aktif. hampir sebagian siswa
mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mencatata materi
pelajaran dengan inisiatif sendiri tanpa diperintah oleh guru. Walaupun ada
beberapa siswa yang masih diperintah dan aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok walaupun ada 1, 2 anak yang tidak ikut mengerjakan. Pada saat
presentasi juga berjalan lancer, pada saat mengerjakan tes individu siswa tidak
saling mencontek dengan teman yang lainnya dan hamper semua siswa
menyimpulkan materi pelajaran.
Siklus II Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu tanggal 25 Mei 2011.
Sebagaimana pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan kedua ini juga
diawali dengan apersepsi, dengan tujuan untuk menarik minat siswa dalam
mengikuti pelajaran. Disamping memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan,
guru juga memberikan sedikit uraian mengenai materi yang akan dibahas
dengan melalui ceramah. Pada kegiatan ini siswa terlihat antusias karena guru
memberikan contoh yang menarik berkaitan dengan fakta-fakta yang ada
dalam kehidupan nyata. Pada kegiatan awal ini hampir semua siswa
menjawab pertanyaan guru dengan inisiatif sendiri.
Selanjutnya seperti pembelajaran yang lalu, pada kegiatan inti, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jenis dan dalam bahasa yang
mudah dipahami siswa. Guru selanjutnya menjelaskan materi pembelajaran
tentang menghindari akhlaq tercela dengan lebih menarik lagi dan pada
51
pertemuan ini tiap anggota kelompok masih sama seperti pada pertemuan
pertama.
Kemudian siswa berkumpul dalam kelompoknya masing-masing.
Siswa diberi tugas untuk membaca kisah Qorun kemudian menyebutkan sifatsifat tercela Qorun. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membuat
laporan menganai hasil yang dicapai selama waktu yang ditentukan.
Selanjutnya tiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk membahas hasil
diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok
yang maju kedepan.
Selanjutnya siswa bersama guru membahas hasil diskusi dan siswa
diberi kesempatan bertanya apabila ada yang belum jelas.
Selanjutnya pada kegiatan penutup, guru memamaprkan seluruh hasil
kegiatan pembelajajaran dan bersama siswa guru memberikan kesimpulan
atas materi yang dipelajari apda pertemuan hari ini. Selanjutnya guru
memberikan soal evaluasi dan dikerjakan secara individu. Selanjutnya guru
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti tentang materi yang dibahas kemudian guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pada kegiatan pembelajaran hari ini, telah cukup terlihat adanya proses
pembelajaran yang hidup, dimana hampir sebagian besar siswa ikut
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dimana hampir sebagian besar
siswa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan semua siswa
mencatat materi pelajaran dengan inisiatif sendiri tanpa diperintah oleh guru.
52
Pada saat siswa mengerjakan tugas sebagian besar siswa melakukannya
sendiri tanpa bertanya pada guru dan bertanya teman lain, dan semua siswa
aktif dalam mengerjakan tugas kelompok. Pada presentasi juga hampir semua
siswa aktif dfalam menjawab dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
Pada saat mengerjakan tes individu siswa tidak saling mencontek dengan
teman yang lain dan hampir semua siswa menyimpulkan materi pelajaran.
3. Observasi
a) Siklus II Pertemuan 1
Pada Siklus II ini, peneliti juga melakukan observasi dan tes hasil
belajar dari awal sampai akhir pembelajaran untuk mengamati proses
pembelajaran siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada siklus II pertemuan pertama siswa sudah nampak antusias
dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
terlihat dari kemauan siswa untuk terlibat secara lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar siswa juga sudah meningkat.
b) Siklus II Pertemuan 2
Pada siklus II pertemuan kedua ini siswa sudah nampak sangat
antusias
dan
memiliki
motivasi
yang
tinggi
dalam
mengikuti
pembelajaran. Hal ini terlihat dari kemauan siswa untuk terlibat secara
lebih
aktif
dalam
menyelesaikan
tugas
yang
sudah
menjadi
tanggungjawabya, dan hasil belajar siswa juga sudah sangat meningkat.
Pada siklus II pertemuan 1 dan 2 siswa sudah Nampak sangat
antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran
53
dengan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hal ini terlihat
dari kemauan siswa untuk terlibat secara lebih aktif dalam menyelesaikan
tugas yang sudah menjadi tanggung jawabnya dan hasil belajar siswa
sudah sangat meningkat.
4. Refleksi Siklus II
Setelah melakukan pembelajaran dari siklus I hingga siklus II hasil
refleksi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah
Akhlaq dengan pokok menghindari akhlaq tercela melalui pendekatan CTL
sudah menunjukkan hasil yang memuaskan, dilihat dari nilai yang diperoleh
siswa dari siklus I hingga siklus II meningkat.
Peningkatan keaktifan siswa juga terlihat dalam kegiatan pembelajaran
dan antusias mereka dalam diskusi kelompok. Hal tersebut menunjukkan
adanya respon positif dari siswa dalam mengikuti pembelajaran Aqidah
Akhlaq dengan menerapkan pendekatan CTL.
Hasil tes siswa dari sebelum tindakan dengan nilai rata-rata 56,44
kemudian peneliti mengadakan tindakan pada siklus I dengan perolehan nilai
rata-rata 76,72, kemudian dilanjutkan lagi siklus II, dengan perolehan nilai
rata-rata 84,11. Peningkatan skor rata-rata tersebut dapat dilihat pada grafik.
Prestasi belajar setiap diadakannya tindakan menjadi meningkat.
Penerapan pendekatan CTL untuk siswa kelas V MI Muhammadiyah Bumiayu
Kajoran Magelang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dibuktikan bahwa :
54
1. Prestasi belajar siswa kelas V dalam pembelajran Aqidah Akhlaq
meningkat, hal ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata-rata
setiap siswa pada tiap tes.
2. Pelaksanaan pembelajran membawa dampak baik bagi siswa, karena
dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan CTL ini siwa
belajar memecahkan masalah, belajar berpikir kritis terhadap masalah
yang ada dikehidupan sehari-hari, melatih keterampialan siswa, melatih
kerja sama, dan menanamkan sikap saling menghargai sesama teman.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang meliputi
nilai post test dan keaktifan siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pada
pembelajaran Aqidah Akhlaq materi menghindari akhlak tercela ini dicapai
setelah pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan metode
diskusi.
1. Hasil Pra Tindakan
Sebelum peneliti memberi tindakan terhadap subyek, peneliti terlebih
dahulu mengdakan observasi awal dan tes awal. untuk mendapatkan data awal
mengenai tingkah hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. kegiatan ini
meliputi wawancara pada guru dan pengamatan langsung saat proses
pembelajaram.
Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
kelas V memang masih rendah. hal ini bisa dilihat dari ulangan harian yang
diberikan guru kelas V. Dari hasil wawancara didapat juga informasi bahwa
sebenarnya guru juga pernah menggunakan metode belajar ceramah dan tanya
jawab. namun metode ini tetap kurang dapat membuat sisa meningkatkan
hasil belajarnya dalam proses pembelajaran.
selama mengadakan penjajakan awal, penelliti mengamati proses
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru. disini peneliti melihat proses
56
pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan metode ceramah dan
Tanya jawab, dalam belajar aktif ada juga siswa yang terlihat mengantuk atau
berbicara dengan teman lainnya.
Sebelum penelitian dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
TABEL 4.1
Hasil Observasi Pra Tindakan
Kegiatan Belajar
Menga
jukan
pertan
yaan
Menja
wab
Pertan
yaan
Mencatat
Materi
Pelajaran
Menger
jakan
Tugas
Persen
tasi
Menger
jakan tes
individu
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
DB
0
1
2
1
0
1
1
6
AS
1
1
2
0
1
1
1
7
MN
1
1
0
2
0
2
1
7
FM
2
2
2
2
2
2
2
14
MM
1
1
2
2
1
1
1
9
RM
3
2
3
3
3
2
2
18
VA
2
2
3
2
2
2
2
15
LA
2
1
2
1
1
1
1
9
ML
2
1
2
1
2
1
1
10
NP
1
1
2
1
1
1
1
8
DS
1
2
2
1
1
1
2
10
MH
1
2
2
2
1
2
2
12
LH
2
1
2
1
1
2
1
10
MF
2
1
2
1
2
2
2
12
RU
3
2
3
3
3
2
2
18
SH
1
1
2
1
1
1
1
8
MY
0
1
2
0
0
2
1
6
DP
1
1
2
2
1
2
1
10
Skor
26
24
37
26
23
28
25
189
Mean
1,44
1,33
2,06
1,44
1,28
1,56
1,39
10,50
Inisial
Subyek
57
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil observasi mencapai skor 189
(10,50) Dengan perincian mengajulan pertanyaan jumlah skor 26 (1,44)
Menjawab pertanyaan jumlah skor 24 (1,33) mencatat materi pelajaran jumlah
skor 37 (2,06) mengerjakan tugas jumlah skor 26 (1,44) Presentasi jumlah
skor 23 (1,28) Mengerjakan tes individu jumlah skor 28(1,56) Menyimpulkan
materi pelajaran jumlah skor 25 (1,39) sehingga dikategorikan pembelajaran
masih belum berhasil.
TABEL 4.2
Tes Hasil Belajar Pra Tindakan
NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL BELAJAR
1
DB
40
2
AS
50
3
MN
50
4
FM
65
5
MM
60
6
RM
70
7
VA
60
8
LA
55
9
ML
60
10
NP
50
11
DS
60
12
MH
60
13
LH
60
14
MF
65
15
RU
66
16
SH
50
17
MY
45
18
DP
50
JUMLAH SKOR
1.016
RATA-RATA
56,44
58
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah,
karena jumlah skor total hasil belajar siswa adalah 1.016 dengan nilai rata-rata
56,44.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian tindakan kelas yang berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Bumiayu Kajoran Magelang Siklus I diperoleh hasil sebagai
berikut :
a) Siklus I Pertemuan 1
1) Hasil Observasi
TABEL 4.3
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1
Kegiatan Belajar
Menga
jukan
pertan
yaan
Menja
wab
Pertan
yaan
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
DB
2
2
2
1
0
1
1
9
AS
2
2
2
2
1
2
1
12
MN
2
2
2
2
1
2
1
12
FM
3
2
3
3
2
3
2
18
MM
2
2
2
2
1
2
2
13
RM
3
3
4
3
3
3
3
22
VA
3
2
3
2
2
3
2
17
LA
2
2
2
2
1
2
1
12
ML
2
2
2
2
2
2
1
13
NP
2
2
2
2
1
2
1
12
DS
2
2
2
2
1
2
2
13
MH
2
2
2
2
1
2
2
13
LH
2
1
2
2
1
2
2
13
Inisial
Subyek
Mencatat Menger
Menger
Persen
Materi
jakan
jakan tes
tasi
Pelajaran Tugas
individu
59
Kegiatan Belajar
Menga
jukan
pertan
yaan
Menja
wab
Pertan
yaan
MF
2
1
2
2
2
RU
3
2
3
3
SH
2
1
2
MY
2
1
DP
2
Skor
Mean
Inisial
Subyek
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
2
2
14
3
2
2
18
2
1
1
1
11
2
2
0
1
1
10
1
2
2
1
1
1
11
40
38
41
38
23
35
28
243
2,22
2,11
2,28
2,11
1,28
1,94
1,56
13,50
Mencatat Menger
Menger
Persen
Materi
jakan
jakan tes
tasi
Pelajaran Tugas
individu
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan I ini
kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil
belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap pembelajaran yaitu
hasil observasi mencapai skor 243 (13,50) dengan perincian
mengajukan pertanyaan jumlah skor 40 (2,22) menjawab pertanyan
jumlah skor 28 (2,11) mencatat materi pelajaran jumlah skor 41(2,18)
Mengerjakan tugas jumlah skor 38 (2,11) presentasi jumlah skor 23
(1,28) mengerjakan tes idividu jumlah skor 35 (1,94) menyimpulkan
materi pelajaran jumlah skor 28 (1,56).
2) Tes Hasil Belajar
Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran.
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
Secara lengkap hasil belajar siswa pada pertemuan 1 ini dapat
dililhat pada tabel berikut :
60
TABEL 4.4
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1
NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL
BELAJAR
1
DB
60
2
AS
67
3
MN
60
4
FM
80
5
MM
73
6
RM
93
7
VA
80
8
LA
66
9
ML
70
10
NP
60
11
DS
73
12
MH
73
13
LH
70
14
MF
80
15
RU
90
16
SH
60
17
MY
60
18
DP
60
JUMLAH SKOR
1.275
RATA-RATA
70,83
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan 1
ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
mengalami peningkatan dari hasil belajar pre test, dengan pencapaian
jumlah skor adalah 1,275 dengan nilai rata- rata 70,83.
61
b) Siklus I Pertemuan 2
1) Hasil Observasi
TABEL 4.5
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2
Kegiatan Belajar
Inisial
Subyek
Menga
jukan
pertan
yaan
Menja
wab
Pertan
yaan
DB
AS
MN
FM
MM
RM
VA
LA
ML
NP
DS
MH
LH
MF
RU
SH
MY
DP
Skor
Mean
2
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
50
2,78
2
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
5
3
3
3
3
2
3
51
2,83
Mencatat Menger
Menger
Persen
Materi
jakan
jakan tes
tasi
Pelajaran Tugas
individu
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
55
3,06
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
52
2,89
2
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
52
2,89
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
59
3,28
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
55
3,06
16
21
18
22
21
27
22
21
21
19
21
21
21
22
23
20
17
21
374
20,78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertemuan 2 ini, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil belajar
telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan pembelajaran
yaitu hasil observasi mencapai skor total 374 (20,78), dengan
62
perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 50 (2,78) menjawab
pertanyaan jumlah skor 51 (2,2,83) mencatat materi pelajaran jumlah
skor 55 (3,06) mengerjakan tugas jumlah skor 52 (2,89) presentasi
jumlah skor 52 (2,89) mengerjakan tes individu jumlah skor 59 (3,28)
menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 55 (3,06).
2) Tes Hasil Belajar
Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran,
tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
Secara lengkap hasil belajar siswa pada pertemuan 2 ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL 4.6
Tes Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2
NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL
BELAJAR
1
DB
65
2
AS
73
3
MN
67
4
FM
80
5
MM
80
6
RM
95
7
VA
80
8
LA
75
9
ML
80
10
NP
75
11
DS
70
12
MH
80
63
13
LH
80
14
MF
87
15
RU
90
16
SH
67
17
MY
64
18
DP
73
JUMLAH SKOR
1.381
RATA-RATA
76,72
Dari tabel di atas dapat dillihat bahwa ada siklus I
pertemuan 2 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan, dengan pencapaian
jumlah skor adalah 1.381 dengan nilai rata-rata 76,72.
3. Hasil Penelitian Siklus II
a) Siklus II Pertemuan 1
Hasil observasi pada siklus Ii ini dapat dilihat pada table berikut :
1) Hasil Observasi
TABEL 4.7
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1
Kegiatan Belajar
Inisial
Subyek
Menga
jukan
pertan
yaan
Menjawab Mencatat Menger
Menger
Persen
Pertan
Materi
jakan
jakan tes
tasi
yaan
Pelajaran Tugas
individu
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
DB
3
3
3
3
3
3
3
21
AS
3
3
3
3
3
3
3
21
MN
3
3
3
3
3
3
3
21
FM
3
4
4
4
3
4
4
26
MM
3
3
3
4
3
4
3
23
64
Kegiatan Belajar
Inisial
Subyek
Menga
jukan
pertan
yaan
Menjawab Mencatat Menger
Menger
Persen
Pertan
Materi
jakan
jakan tes
tasi
yaan
Pelajaran Tugas
individu
Menyim
pulkan
materi
pelajaran
Skor
total
RM
3
4
4
4
4
4
4
27
VA
3
4
4
4
3
4
4
26
LA
3
3
3
3
3
3
3
21
ML
2
4
4
3
4
4
3
24
NP
3
3
3
3
3
3
3
21
DS
2
3
4
3
3
4
4
24
MH
3
3
3
4
3
4
3
23
LH
3
3
3
4
4
4
4
25
MF
3
4
4
3
3
4
4
26
RU
3
4
4
4
3
4
4
26
SH
3
3
3
3
3
3
3
21
MY
3
3
3
3
3
3
3
21
DP
3
3
3
3
3
3
3
21
Skor
54
60
61
61
57
62
63
418
Mean
3,00
3,33
3,39
3,39
3,17
3,44
3,50
23,22
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan 1 ini,
kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan hasil
belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan
pembelajaran yaitu hasil observasi mencapai skor total 418 (23,22)
dengan perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 54 (3,00)
menjawab pertanyaan jumlah skor 60 (3,33) Mencatat matei pelajaran
jumlah skor 61 (3,39) mengerjakan tugas jumlah skor 61 (3,39)
presentasi jumlah skor 57 (3,17 mengerjakan tes individu jumlah skor
62 (3,44) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor 63 (3,50).
65
2) Tes Hasil Belajar
Peneliti melakukan tes hasil belajar pada akhir pembelajaran.
Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui meningkatnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
Hasil belajar siswa pada pertemuan pertama ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
TABEL 4.8
Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1
NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL
BELAJAR
1
DB
75
2
AS
77
3
MN
75
4
FM
83
5
MM
80
6
RM
96
7
VA
85
8
LA
80
9
ML
80
10
NP
75
11
DS
80
12
MH
80
13
LH
80
14
MF
86
15
RU
91
16
SH
73
17
MY
73
18
DP
75
JUMLAH SKOR
1.444
RATA-RATA
80,22
66
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II Pertemuan
1 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq
mengalami peningkatan yang cukup banyak, dengan pencapaian
jumlah skor adalah 1.444 Dengan nilai rata- rata 80,22.
3) Siklus II Pertemuan 2
i)
Hasil Observasi
TABEL 4.9
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2
Kegiatan Belajar
Inisial
Subyek
Menga
jukan
pertan
yaan
Menja Menca
Menyim
Menger
Menger
wab
tat
Persen
pulkan
jakan
jakan tes
Pertan Materi
tasi
materi
Tugas
individu
yaan Pelajaran
pelajaran
Skor
total
DB
3
3
4
3
3
3
3
22
AS
3
4
4
4
4
4
4
27
MN
3
3
4
4
3
4
3
24
FM
4
4
4
4
4
4
4
28
MM
3
4
4
4
4
4
4
27
RM
4
4
4
4
4
4
4
28
VA
3
4
4
4
4
4
4
27
LA
3
3
4
4
4
4
4
16
ML
3
4
4
4
4
4
4
17
NP
3
3
4
4
4
4
4
26
DS
4
4
4
4
4
4
4
28
MH
3
4
4
4
4
4
4
27
LH
3
4
4
4
4
4
4
27
MF
4
4
4
4
4
4
4
28
RU
4
4
4
4
4
4
4
28
SH
3
3
4
4
3
4
4
24
MY
3
3
4
3
3
3
3
22
DP
4
4
4
3
4
4
3
26
Skor
60
66
72
69
67
70
68
472
Mean
3,33
3,67
4,00
3,83
3,72
3,89
3,78
26,22
67
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pertemuan 2 ini,
kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa untuk menentukan
hasil belajar telah terjadi peningkatan skor pada tiap-tiap kegiatan
pembelajaran yaitu hasil obervasi mencapai skor total 472 (26,22)
dengan perincian mengajukan pertanyaan jumlah skor 60 (3,33)
menjawab pertanyaan jumlah skor 66 (3,67) mencatat materi
pelajaran jumlah skor 72 (4,00) Mengerjakan tugas jumlah skor 69
(3,83) presentasi jumlah skor 67 (3,72) mengerjakan tes individu
jumlah skor 70 (3,89 ) menyimpulkan materi pelajaran jumlah skor
68 (3,78).
ii) Tes Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada pertemuan pertama ini dapat
dilihat pada tabel berikut :
TABEL 4.10
Tes Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 2
NO
INISIAL SUBYEK
TES HASIL
BELAJAR
1
DB
77
2
AS
80
3
MN
80
4
FM
87
5
MM
83
6
RM
97
7
VA
87
8
LA
80
9
ML
85
10
NP
80
68
11
DS
85
12
MH
85
13
LH
87
14
MF
93
15
RU
93
16
SH
80
17
MY
75
18
DP
80
JUMLAH SKOR
1.514
RATA-RATA
84,11
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus II
pertemuan 2 ini, hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
Aqidah Akhlaq mengalami peningkatan yang cukup banyak,
dengan pencapaian jumlah skor adalah 1.514 dengan nilai ratarata 84,11.
B. Pembahasan
Pemberian tindakan dalam penelitian ini dilaksanakn sebanyak dua siklus.
Tiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan
adalah menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq
Penelitian ini memfokuskan pada pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan strategi
pendekatan CTL, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Komponen
pembelajaran CTL meliputi kontruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, penilaian autentik, dan refleksi. Hasil penelitian tindakan pada siklus
I dan siklus II pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pendekatan CTL
69
menunjukkan hasil yang tinggi. Dillihat dari nilai tes siswa, prestasi belajar siswa
mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II.
Pada siklus pertama, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
belum begitu terlihat, siswa masih enggan menanggapi tanya jawab dari guru dan
belum berani bertanya tentang materi yang disampaikan oleh guru. Interaksi
antara guru dan siswa belum begitu baik sehingga susasana kelas menjadi agak
tegang, pada siklus I pertemuan pertama, siswa tidak mau mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka. Baru pada pertemuan kedua setelah ditunjuk oleh guru, siswa
mau mempresentasikan hasil pekerjaan mereka didepan kelas. Siswa masih
terlihat malu dan masih mengobrol sendiri saat temannya membaca hasil diskusi,
perilaku siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran ternyata memperngaruhi
hasil prestasi belajar mereka.
Pada siklus II keaktifan siswa mulai terlihat. Siswa mau menanggapi tanya
jawab dari guru dan mau bertanya tentang materi yang belum jelas kepada guru.
Pada siklus dua ini siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena
guru memberikan reward kepada kelompok yang menang. Interaksi guru dan
siswa juga lebih baik dari siklus sebelumnya karena guru dan siswa merasa tidak
asing lagi dengan pembelajaran dengan pendekatan CTL. Keaktifan siswa yang
meningkat ternyata mempengaruhi hasil belajar mereka, hal tersebut dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil prestasi belajar siswa pada siklus II
bahkan semua siswa nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi siswa dalam penelitian ini diketahui
70
melalui hasil tes siswa pada siklus I dan Siklus II. Perolehan nilai rata-rata siswa
setelah dilaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pendekatan Modeling
CTL mengalami peningkatan dilihat dari nilai Post Test siswa pada siklus I dan II,
yaitu dari 76,72 menjadi 84,22 bahkan 100 % dari jumlah siswa sudah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 7,00.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu, Kajoran, Magelang. Adapun peningkatan
hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dalam tabeltabel berikut ini :
TABEL 4.11
Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan
Pembelajaran Siswa
No
Jenis Kegiatan Pembelajaran
Pra Tindakan
Pertemuan II
1
Mengajukan pertanyaan
1,44 (26)
2,22 50)
2
Menjawab pertanyaan
1,33 (24)
2,83 (51)
3
Mencatat materi pelajaran
2,06 (37)
3,06 (55)
5
Mengerjakan tugas
1,44 (26)
2,89 (52)
6
Presentasi
1,28 (23)
2,89 (52)
7
Mengerjakan tes individu
1,56 (28)
3,28 (59)
8
Menyimpulkan materi pelajaran
1,39 (25)
3,06 (55)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan skor total kegiatan
pembelajaran siswa untuk menentukan hasil belajar siswa, mulai pra tindakan
71
sampai dengan tindakan/ pertemuan kedua, dengan peningkatan yang bervariasi
untuk tiap-tiap kegiatan pembelajaran.
Berikut ini adalah tabel peningkatan hasil belajar siswa siklus I
TABEL 4.12
Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa
Jenis Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
II
1
DB
Pra
Tindakan
40
2
AS
50
73
3
MN
50
67
4
FM
65
80
5
MM
60
80
6
RM
70
95
7
VA
60
80
8
LA
55
75
9
ML
60
80
10
NP
50
75
11
DS
60
70
12
MH
60
80
13
LH
60
80
14
MF
65
87
15
RU
66
90
16
SH
50
67
17
MY
45
64
18
DP
50
73
JUMLAH SKOR
1.016
1.381
RATA-RATA
56,44
76,72
No
Keterangan :
Pra tindakan skor total 1.016 dengan rata-rata 56,44
Siklus I pertemuan ke 2 skor total 1.381 dengan rata-rata 76,72.
72
65
GAMBAR 4.1
Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus I
70
59
60
55
55
52
51
50
52
50
40
30
37
26
28
26
24
23
20
10
0
Pra Tindakan
73
Pertemuan II
25
GAMBAR 4.2
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I
1,600
1,381
1,400
1,275
1,200
1,016
1,000
800
600
400
200
0
Pra Tindakan
Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2
Series1
Berikut ini adalah tabel peningkatan pembelajaran siswa siklus II :
TABEL 4.13
Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa
No
Jenis Kegiatan
Siklus I
Pertemuan 2
Siklus II
Pertemuan 2
1
Mengajukan Pertanyaan
2,27 (50)
3,33 (60)
2
Menjawab Pertanyaan
2,83 (51)
3,67 (66)
3
Memcatat materi pelajaran
3,06 (55)
4,00 (72)
4
Mengerjakan tugas
2,89 (52)
3,83 (69)
5
Presentasi
2,89 (52)
3,72 (67)
6
Mengerjakan tes individu
3,28 (59)
3,89 (70)
7
Menyimpulkan materi pelajaran
3,06 (55)
3,78 (68)
74
TABEL 4.14
Tabel Kenaikan Nilai Rata-Rata Kegiatan Pembelajaran Siswa
1
Jenis Kegiatan
Pembelajaran
DB
2
AS
76
80
3
MN
67
80
4
FM
80
87
5
MM
80
83
6
RM
95
97
7
VA
80
87
8
LA
75
80
9
ML
80
85
10
NP
75
80
11
DS
70
85
12
MH
80
85
13
LH
80
87
14
MF
87
93
15
RU
90
93
16
SH
67
80
17
MY
64
75
18
DP
73
80
JUMLAH SKOR
1.381
1.514
RATA-RATA
76,72
84,11
No
Siklus I
Siklus II
65
77
Hasil nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II meningkat. Nilai rata-rata
hasil dari siklus I menunjukkan angka 76,72 Kemudian diadakannya siklus II
terjadi peningkatan belajar menjadi 84,11. Untuk lebih memperjelas peningkatan
hasil belajar telah disajikan grafik dibawah ini.
75
GAMBAR 4.3
Peningkatan Kegiatan Belajar Siswa Siklus II
80
72
70
69
70
60
59
60
55
50
68
67
66
55
52
51
52
50
40
30
20
10
0
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 2
76
GAMBAR 4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
1,600
1,514
1,444
1,381
1,400
1,275
1,200
1,016
1,000
800
600
400
200
0
Pra Tindakan
Siklus I
Pertemuan ke I
Siklus I
Pertemuan ke 2
Siklus II
Pertemuan ke I
Keterangan :
1. Pra Tindakan total 1.016 Dengan nilai rata-rata 56,44
2. Siklus I Pertemuan ke 1 total 1.275 Dengan rata-rata 70,83
3. Siklus I Pertemuan ke 2 total 1.381 Dengan rata-rata 76.72
4. Siklus II Pertemuan ke 1 total 1.444 Dengan rata-rata 80,22
5. Siklus II Pertemuan ke 2 total 1.514 Dengan rata-rata 84,11
77
Siklus II
Pertemuan ke 2
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diambil kesimpulan :
1. Sebelum dilaksanakan dengan metode pembelajaran CTL guru dalam
menyampaikan materi pada pelajaran Aqidah Akhlaq masih menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, serta pemberian tugas secara dominan
sehingga tidak menarik minat siswa bahwa siswa cepat merasa bosan dan
kurang termotivasi, akibatnya hasil belajarnya rata-rata hanya mencapai
56,44. Tetapi setelah diterapkannya prinsip pembelajaran CTL siswa belajar
menjadi lebih menarik dan menyenangkan dan siswa menjadi lebih giat
belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya CTL dalam pembelajaranAqidah
Akhlaq dapat meningkat. Hal ini dapat diketahui melalui tes siswa pada siklus
I dan Siklus II. Perolehan nilai rata-rata siswa setelah dilaksanakan setelah
pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan CTL mengalami peningkatan dilihat dari
nilai post test siswa pada siklus II pertemuan I dan II yaitu 76,72 menjadi
84,11 bahkan 100% dari sejumlah siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 7,00.
3. Efektivitas CTL dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah Bumiayu pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq
sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari belajar siswa Kriteria Ketuntasan
78
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Aqidah Akhlaq adalah 7,00 artinya
siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut memperoleh nilai 7,00 bila
dilihat dari hasil belajar siswa akan tampak bahwa dari kondisi ada awal
beberapa siswa yang termasuk belum tuntas belajar dengan nilai dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 17 siswa atau 94 % dari
keseluruhan jumlah populasi. Kemudian setelah diberi tindakan pada siklus I
jumlah siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan mencapai 72%
Hingga tersisa 22% Atau 4 Siswa yang belum tuntas. Selanjutnya tindakan
pada siklus II memberi hasil yang diahrapkan dimana tidak ada lagi siswa
yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan
dengan kata lain seluruh siswa telah tuntas belajar.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, penelitian menyarankan :
1. Sebagai guru diharap agar dapat melaksanakan pembelajaran CTL dalam
pembelajaran dikelas sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2. Pendekatan CTL agar tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran Aqidah
Akhlaq bisa diterapkannya untuk mata pelajaran lain.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Dahar, Ratna Wilis (1998). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Depdikbud
Darein, Syah (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Jakarta : Agung Persada Press
Departemen Agama RI (2006). Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Dirjen
Pendidikan Islam.
Departemen Pendidikan Nasional (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.
Hamalik, Oemar (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung :
PT. Rineka Aditama
Purwanto, Ngalim (1997. Psikologi Pendidikan Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Sa’ud, Udin Saefudin (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafinfo Persada.
Slamet (2006). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sriyati, Lilik (2003). Psikologi Pendidikan Salatiga. Salatiga Press.
Sudjana, Nana (1998). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar mengajar.
Bandung : Sinar baru.
Sugiyono (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, Nana Saodah (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung
: PT Remaja Romlakarya
80
Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning. Jakarta : Pustaka Pelajar.
Tim Pudi Dikdasmen Lemlit UNY (2007). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Yogyakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Universitas
Negeri Yogyakarta
81
Download