model pembelajaran mendengarkan dengan menggunakan metode

advertisement
MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMP
NEGERI 1 BANYURESMI KABUPATEN GARUT
MAKALAH
OLEH:
DEDE SUPRIATNA
NIM.10.21.1055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
SILIWANGI BANDUNG
2012
MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
QUANTUM LEARNING MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMP
NEGERI 1 BANYURESMI KABUPATEN GARUT
Dede Supriatna
NIM.10.21.1055
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Skripsi ini berisi uji coba penulis dalam pembelajaran Mendengarkan menggunakan metode quantum laerning melalui teknik
mencatat peta pikiran. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis terhadap proses pembelajaran Mendengarkan di
sekolah-sekolah yang cenderung membosankan dan tidak menggairahkan, karena penggunaan metode dan teknik pembelajaran
Mendengarkan yang kurang tepat serta teknik mencatat tradisonal yang kurang efektif. Hal itu terbukti dengan masih
banyaknya siswa yang belum mampu memahami makna dan menangkap informasi dari materi yang disimaknya. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) apakah metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat
efektif digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun
pelajaran 2011/2012?; 2) bagaimanakah respons siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut tahun pelajaran
2011/2012 terhadap penerapan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran pada pembelajaran Mendengarkan?. Oleh
sebab itu, tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu: 1) untuk mengetahui efektif tidaknya metode quantum learning
melalui teknik peta pikiran digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa kelas DC SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten
Garut tahun pelajaran 2011/2012; 2) untuk mengetahui respons siswa kelas DC SMP Negeri 2 Kadungora Kabupaten Garut
tahun pelajaran 2011/2012 terhadap penerapan metode quantum learning melalui teknik peta pikiran pada pembelajaran
Mendengarkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seuruh siswa kelas IX SMP Negeri 2 Kadungora. Sedangkan, yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IXC sebagai kelas eksperimen sebanyak 28 orang dan siswa kelas IXD sebagai kelas kontrol
sebanyak 28 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain
penelitian nonequivalent group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan berupa angket, observasi, wawancara, dan
tes. Penganalisisan data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas varians, dan uji t.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh simpulan bahwa metode quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran Mendengarkan. Terbukti dari perbandingan rata-rata hasil pascates dua kelas sampel
yang menunjukkan hasil uji signifikansi t hitung 3,50 > t tabel 2,67. Selain itu, berdasarkan observasi penulis selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, siswa sangat tertarik terhadap metode quantum learning melalui teknik peta pikiran yang
diujicobakan. Hal itu, terlihat dari antusiasme mereka ketika membuat peta pikiran.
Kata Kunci : Mendengarkan / Quantum Learning
PENDAHULUAN
Pembinaan keterampilan berbahasa harus
mencakup empat aspek keterampilan berbahasa,
yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat keterampilan itu mutlak harus
dikuasai oleh semua siswa atau seluruh pemakai
bahasa, baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi.
Oleh karena itu, proses pembelajaran bahasa di
sekolah harus menerapkan keempat keterampilan
berbahasa tersebut.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang menjadi bahan pembelajaran di sekolah adalah
keterampilan mendengarkan. Mendengarkan dalam
kegiatan berbahasa sama pentingnya dengan
keterampilan
berbahasa
lainnya.
Bahkan,
mendengarkan merupakan kegiatan yang paling
sering digunakan oleh manusia dibandingkan dengan
kegiatan membaca, berbicara, dan menulis. Dalam
kegiatan mendengarkan, para siswa diharapkan
mampu memperoleh informasi, menangkap isi, dan
memahami bahasa lisan yang diterimanya melalui
kegiatan mendengarkan.
Untuk
mencapai
tuntutan
tersebut,
kurikulum, guru, peserta didik, metode, dan
lingkungan
pendidikan
harus
menunjang
keberhasilan pembelajaran bahasa. Kurikulum bahasa
harus mampu menyediakan alternatif sistem
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas
dan kreativitas pelaku pendidikan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Pemilihan dan penerapan
sistem pembelajaran bahasa harus benar-benar
dilakukan secara tepat agar dapat mencapai tujuan
sesuai dengan yang diharapkan. Selain hal itu, guru
harus mampu memilih serta merencanakan metode
dan teknik pembelajaran bahasa sesuai dengan bahan
ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Buku pelajaran dan lingkungan juga harus dapat
menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah.
Pengerian Metode Quantum Learning
"Metode Quantum Learning" ialah kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Jadi, metode
quantum learning dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran yang digunakan penulis untuk
diujicobakan dalam pembelajaran mendengarkan.
"Teknik Peta Pikiran" adalah teknik pemanfaatan
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual
dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan
(Bobby DePorter, 1999 : 53). Jadi, teknik peta
pikiran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara guru mengajar di dalam kelas dengan meminta
siswa untuk dapat menggunakan kedua belahan
otaknya yaitu otak kiri dan otak kanan terhadap
materi bacaan. Teknik peta pikiran dapat digunakan
dengan
cara
siswa
mendengarkan
dialog
interaktif melalui rekaman seraya menuliskan katakata kunci disertai penambahan ilustrasi dan simbol.
KAJIAN TEORITIS DAN METODE
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk
kegiatan yang dipilih oleh seorang guru dalam usaha
mengefekiifkan pengajarannya. Dalam hal ini, Udin
S.Winarta Putra dan Tita Rocita (1997: 4)
berpendapat bahwa :
Pengertian Mendengarkan
"Mendengarkan" adalah suatu proses
pembelajaran kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ajaran atau bahasa lisan (Tarigan,
1994 : 28). Jadi, mendengarkan adalah kegiatan
menangkap dan menerima informasi atau pesan
disertai adanya proses berpikir untuk mamaknai
maksud pembicara.
Pengertian Uji Coba
"Uji coba" terdiri atas kata "uji" dan "coba",
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) tertulis
bahwa kata 'uji' diartikan sebagai percobaan untuk
mengetahui mutu sesuatu. Sedangkan kata 'coba'
adalah pengujian sesuatu sebelum dipakai atau
dilakukan. Sehingga uji coba bisa diartikan kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui mutu sesuatu,
sebelum ia digunakan atau dipakai dalam aplikasi
senyatanya. Jika hal tersebut dikaitkan dengan
pembelajaran, maka uji coba merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui mutu dari hasil
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Uji coba
dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui mutu dari penerapan metode
quantum learning melalui teknik peta pikiran dalam
pembelajaran mendengarkan.
Model Pembelajaran
Pembelajaran
adalah
sarana
untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar dalam arti
perubahan prilaku individu melalui proses
mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan
proses belajar mengajar. Tidak semua proses belajar
terjadi karena ada proses pembelajaran seperti belajar
dari pengalama sendiri.
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu bahan yang
dipilih oleh guru dalam mengajar, dengan tujuan
memberikan
pengalaman-pengalaman
tertentu,
sehingga siswa dapat menangkap kesan yang lebih
mendalam tentang inti pelajaran yang di berikan.
Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis
menggunakan metode kuasi eksperimen karena
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu
untuk mengetahui keefektivan metode dan teknik
pembelajaran yang diujicobakan.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nonequivalent group pretest-posttest
design.
Dalam desain penelitian inL pengaruh
perlakuan diperhitungkan melalui perbedaan hasil tes
akhir antara kelompok A dan B. Apabila tes awal
kedua kategori tidak berbeda secara nyata maka
pengukuran pengaruh perlakuan dapat diketahui
melalui perbandingan nilai gain (selisih antara nilai
tes akhir dan tes awal pada masing-masing
kelompok).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Persiapan Pembelajaran
Langkah pertama yang penulis lakukan
sebelum
melaksanakan
penelitian
adalah
mempersiapkan pembelajaran. Persiapan pembelajaran
nierupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
penelitian, karena dapat menunjang keberhasilan suatu
pembelajaran. Selain itu, tujuan penulis melakukan
persiapan pembelajaran yaitu agar penelitian menjadi
lebih efektif, efisien, dan menjadi lebih terarah dalam
pelaksanaannya kelak.
Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan
penelitian
yang
penulis
laksanakan di kelas IX C sebagai kelas eksperimen
pada jam pelajaran pertama dan kedua serta di kelas
IX D sebagai kelas kontrol pada jam pelajaran ketiga
dan keempat. Penelitian selanjutnya dilaksanakan di
kelas IX D pada jam pelajaran pertama dan kedua serta
di kelas IX C pada jam pelajaran ketiga dan keempat.
Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi
3 tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan,
sebelum melaksanakan pembelajaran penulis
terlebih
dahulu
menyapa
siswa
dengan
mengucapkan salam, berdoa, mengecek kehadiran
siswa, dan memperkenalkan diri secara singkat agar
mereka merasa tidak asing. Selanjutnya, penulis
menyampaikan maksud dan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai, kemudian mengadakan apersepsi.
Kegiatan berikutnya yaitu penulis mengadakan rates
kemampuan Mendengarkan siswa sebelum diadakan
pembelajaran.
Prates ini dilaksanakan di kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Tes yang diberikan berupa tes
Mendengarkan dialog interaktif dalam bentuk
rekaman, kemudian siswa menuliskan hal-hal penting
dalam
dialog
yang
telah
disimak
dan
menyimpulkannya dalam beberapa paragraf. Setelah
itu, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti
pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran di kelas
eksperimen diisi dengan penjelasan materi. Materi yang
penulis sampaikan
yaitu tentang pengertian
Mendengarkan, tujuan Mendengarkan, tahap-tahap
Mendengarkan, faktor-faktor yang memengaruhi
proses kegiatan Mendengarkan, faktor pendukung
kegiatan Mendengarkan yang baik, pengertian peta
pikiran, langkah-langkah membuat peta pikiran, dan
manfaat peta pikiran. Selain itu, penulis juga
menunjukkan beberapa contoh bentuk peta pikiran,
tujuannya agar siswa lebih mudah memahaminya.
Setelah pemberian materi, penulis membagikan kertas
kosong dan menugasi siswa berlatih membuat peta
pikiran dari dialog yang telah disimak. Penulis
memperdengarkan rekaman dialog sebanyak 3 kali. Pada
putaran pertama, siswa ditugasi Mendengarkan secara
keseluruhan. Pada kegiatan Mendengarkan yang kedua,
siswa mencatat kata-kata kunci dalam bentuk peta
pikiran. Selanjutnya, pada putaran terakhir siswa
melengkapi peta pikirannya dengan gambar, simbol,
atau ilustrasi lainnya.
Kegiatan inti di kelas kontrol hampir sama
dengan kegiatan inti di kelas eksperimen. Namun, di
kelas kontrol penulis tidak menyampaikan materi
mengenai peta pikiran. Selain itu, pada kegiatan
Mendengarkan rekaman siswa di kelas kontrol tidak
ditugasi menuliskan kata-kata kunci dengan peta
pikiran, melainkan hanya dengan catatan biasa saja.
Tahap pembelajaran terakhir yaitu. kegiatan
penutup.
Pada
kegiatan
ini,
penulis membagikan kertas kosong kepada siswa di
kedua
kelas
sampel
tersebut
dan menugasi siswa Mendengarkan rekaman yang akan
diperdengarkan.
Setelah
itu,
penulis memperdengarkan rekaman dialog sebanyak 3
kali.
Siswa
Mendengarkan
dialog tersebut dan menuliskan pokok-pokok penting
dalam
dialog.
Selanjutnya,
siswa melakukan diskusi untuk membahas pokokpokok
penting
yang
terdapat
dalam dialog.
Analisis dan Pembahasan Hasil Angket
Penulis menggunakan angket sebagai data
penunjang dalam penelitian ini. Angket yang penulis
sebar sebanyak 56 eksemplar sesuai dengan jumlah
sample penelitian yaitu 28 eksemplar di kelas
eksperimen dan 28 eksemplar di kelas kontrol. Angket
tersebut terdiri atas 10 butir pertanyaan yang harus
dijawab oleh siswa beserta alternatif jawabannya.
Setelah penulis mendapatkan data hasil angket,
penulis
mengolah
data
tersebut
dengan
menghitungnya dalam persentase (%). Adapun rumus
penghitungannya adalah sebagai berikut ini.
Persentase
Alternatif
Jawaban
=
Frekwensi jawaban
 100%
Jumlah siswa
Analisis dan Pembahasan Hasil Observasi
Observasi dilakukan oleh penulis selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Penulis
mengamati kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran Mendengarkan menggunakan metode
quantum learning melalui teknik peta pikiran. Pada
dasarnya, seluruh siswa Mendengarkan rekaman
dialog yang penulis putar. Setelah itu, siswa
mencatat kata-kata kuncinya dalam peta pikiran.
Hasil pekerjaan mereka sangat beragam, dengan
bentuk dan simbol-simbol yang menarik sesuai
dengan keinginan dan kreativitas mereka. Hal itu
menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik pada
teknik tersebut.
Analisis dan Pembahasan Hasil Wawancara
Selain angket dan observasi, penulis juga
mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Indonesia
di sekolah yang menjadi tempat penelitian. Di SMP
Negeri 1 Banyuresmi terdapat 5 orang guru bahasa
Indonesia. Namun dalam penelitian ini, penulis
mewawancarai 3 orang guru bahasa Indonesia, yaitu
Ibu Nita Laela, S.Pd. (Guru I), Bapak Saman Rudiat,
S.Pd. (Guru II), dan Ibu Maemunah, S.Pd. (Guru III).
Pembahasan Hasil Prates dan Pascates di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Dari hasil penghitungan nilai prates dan
pascates di kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata
hasil pascates pembelajaran Mendengarkan di kelas
eksperimen yang menggunakan metode quantum
learning melalui teknik peta pikiran lebih unggul
dibandingkan dengan hasil pascates di kelas kontrol
yang menggunakan metode konvensional dengan
teknik mencatat biasa. Dengan kata lain, bahwa
hipotesis yang diajukan penulis yaitu metode quantum
learning melalui teknik peta pikiran efektif digunakan
pada pembelajaran Mendengarkan terbukti atau dapat
diterima.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perolehan
nilai rata-rata prates sebesar 50,25 di kelas eksperimen
dan 49 di kelas kontrol, serta nilai rata-rata pascates
sebesar 82,21 di kelas eksperimen dan 71,79 di kelas
kontrol. Uji coba metode quantum learning melalui
teknik
peta
pikiran
dalam
pembelajaran
Mendengarkan
tekah
berhasil
meningkatkan
kerhampuan siswa. Hal ini terbukti dengan hasil
pengujian signifikansi perbandingan dua rata-rata
hasil pascates pada taraf signifikansi 0,1%, diperoleh t
hitung = 3,50 > t tabel = 2,6
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
laksanakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1
Banyuresmi mengenai uji coba pembelajaran
Mendengarkan menggunakan metode quantum
learning melalui teknik peta pikiran, dimana penelitian
ini dilakukan pada dua kelas sampel yaitu di kelas TX C
sebagai kelas eksperimen dan di kelas IX D sebagai
kelas kontrol dapat diambil kesimpulan seperti berikut
ini.
Pertama, dari data hasil analisis angket yang
diberikan kepada 56 siswa, pada dasarnya siswa-siswa
kelas TX di SMP Negeri 1 Banyuresmi menyenangi
mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun, mereka
memiliki
kesulitan
dalam
pembelajaran
Mendengarkan. Hal itu disebabkan karena metode
dan teknik pembelajaran Mendengarkan yang kurang
tepat. Setelah dilakukan pembelajaran Mendengarkan
dengan menggunakan metode quantum learning melalui
teknik peta pikiran mereka sangat terbantu. Selain
itu, mereka sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran, karena menurut mereka metode dan
teknik tersebut membantu memudahkan, memahami,
dan mengingat bahan simakkan.
Kedua, hasil observasi kegiatan siswa selama
proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa sangat
menyenangi belajar Mendengarkan menggunakan
quantum learning melalui teknik peta pikiran. Hal itu
terlihat ketika pembelajaran berlangsung semua siswa
mengikuti kegiatan Mendengarkan dari awal sampai
akhir dengan bersemangat. Siswa juga terlihat sangat
tertarik dan antusias pada saat berlatih membuat peta
pikiran.
Ketiga, hasil wawancara penulis dengan tiga
orang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Banyuresmi menunjukkan bahwa mereka
selama ini masih mengalami kesulitan dalam
mengajarkan Mendengarkan. Kesulitan tersebut
terletak pada pemilihan metode serta teknik
pebelajaran, bahan ajar yang kurang, dan media
pembelajaran yang kurang tersedia. Dengan
penelitian yang penulis lakukan, para guru tersebut
sangat tertarik sekali untuk mencoba menerapkan
teknik peta pikiran.
Keempat, kemampuan Mendengarkan siswa
mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya rata-rata nilai prates kelas eksperiman
50,25 menjadi 82,21 pada pascates. Apalagi jika
dibandingkan dengan rata-rata nilai prates kelas
kontrol 49 menjadi 71,79 pada pascates, tentu saja
dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan
siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada
peningkatan kemampuan siswa di kelas kontrol.
Berdasarkan peningkatan pada nilai pascates di kelas
eksperimen tersebut, menunjukkan bahwa metode
quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran Mendengarkan.
Simpulan tersebut secara langsung dapat menjawab
hipotesis saya yang berbunyi "metode quantum
learning melalui teknik peta pikiran sangat efektif
digunakan pada pembelajaran Mendengarkan siswa
kelas DC SMP Negeri 1 Banyuresmi".
Kelima, berdasarkan perhitungan uji t dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata
nilai prates dengan pascates kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dua
rata-rata nilai prates kelas sperimen dan kelas
kontrol pada taraf signifikansi 0,1%, diperoleh thitung =
0,4 ttabel = 2,67, dengan kata lain kemampuan awal
kedua kelas sampel relatif sama atau tidak ada
perbedaan. Berbeda dengan hasil uji t dua ratarata nilai pascates kelas eksperimen dan kelas
kontrol
pada
taraf
signifikansi
0,1%,
menunjukkan bahwa thitung = 3,50 > ttabel = 2,67,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
berbedaan yang signifikan antara hasil pascates kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Artinya, metode
quantum learning melalui teknik peta pikiran sangat
efektif
digunakan
pada
pembelajaran
Mendengarkan siswa kelas IX SMP Negeri 1
Banyuresmi Kabupaten Garut .
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta:
Universitas Terbuka. \nindyarini, A. et al.
(2008). Bahasa Indonesia untuk SMP dan
MTs Kelas IX.
Surabaya: PT Jepe Press Media Utama.
Buzan, T. (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Depdiknas.
Depdikbud. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. (1994).
Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Bahasan dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Depdikbud. (1993).
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia yang
Disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia. DePorter,
B. dan Mike H. (1999). Quantum Learning:
Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa,
DePorter, B., Readon, M., and Nourie, S.S.
(2001). Quantum Teaching. Bandung:
Mizan. Djojosubroto, K. dan Sumaryati. (2000).
Prinsip-prinsip Penelitian Bahasa dan
Sastra. Bandung: Nuansa.
Hatimah, T. et al. (2007). Penelitian Pendidikan.
Bandung: UPI Press.
Hidayat K. dan lim R. (1990). Perencanaan
Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:
Nuansa.
Mudjiono dan Dimyati.(2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rhineka
Cipta. 'rawiradilaga, D.S. (2007). Prinsip-prinsip
Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Putra, Y.P. (2008). Memori dan Pembelajaran Efetif.
Bandung: Yrama Widya. liduwan, M.B.A.
(2008). Belajar Mudah Penelitian untuk
Gnru-Karyawan dan
Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Subana, M. dan
Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian
Imiah. Bandung:
Pustaka Setia. Subyakto, S.U. dan Nababan. (1993).
Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sudjana, N. (1996). Model Statistik Bandung:
Tarsito. Suharsimi, A. (1996). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, D. (1991).
Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia
I. Jakarta:
Depdikbud.
Tarigan, D. (1986). Keterampilan Menyimak. Jakarta:
Karunika. Tarigan, H.G. (1987). Menyimak
(sebagai suatu Keterampilan Berbahasa).
Bandung: Angkasa. Tarigan,
H.G.
(1994).
Membaca Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. Wena, M. (2009).
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.
Jakarta: Bumi Aksara.
Download