ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus PT Astra International Tbk) Oleh : Mauliyah Nurhayati *) Agus Widarko **) Afi Rahmat Slamet ***) ABSTRACT This study was conducted to assess the financial performance from year to year, using the financial statements of the balance sheet and profit / loss for the period 2009 to 2013, this study is descriptive type. The data used in this study is secondary data. The analytical method used is the analysis of Financial Ratios. Based on the survey results revealed that the liquidity ratio and current ratio especially activity ratio is below the industry average. Solvency ratio, in particular Debt to Total Assets Ratio of the year 2009-2013 the company condition is above average in the industry so that is good enough to use their assets and make it easier to obtain a loan company. Debt to capital (debt to equity ratio) is above the industry average. NPM in particular profitability ratios, ROA and ROE are also above the industry average. This shows that the company's financial performance is quite good. Keywords: financial statements, financial ratios and financial performance 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya bertujuan untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Kinerja perusahaan menjadi gambaran yang dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja menunjukkan sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan di dalam menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan PT Astra International Tbk? JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 81 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis apakah analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Astra International Tbk. 1.4 Konstribusi Penelitian Bagi Perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam usaha memperbaiki keuangan pada bidang manajemen keuangan serta dapat digunakan sebagai bahan dalam membuat keputusan dan kebijakan perusahaan. Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan informasi atau referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 2. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Warga (2006) dengan judul “Analisa Laporan Keuangan Dan Indikator Kebangkrutan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Serta Kelangsungan Pada PT. Mayora Indah Tbk Beserta Anak Perusahaan (Periode 2001-2005)”. Dari hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja dan laporan posisi keuangan PT Mayora Indah Tbk tahun 2001 sampai 2005 dapat dikatakan masih cukup baik ditengah gejolak ekonomi yang tidak stabil pada periode yang bersangkutan. Dimana dilihat dari rasio likuiditas dan rasio manajemen utangnya,perusahaan mampu dalam hal pelunasan kewajibannya; untuk rasio manajemen aktiva, perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien; untuk rasio profitabilitasnya, perusahaan mengalami penurunan. Untuk analisa indikator kebangkrutan, hasil yang diperoleh pada tahun 2001 sampai dengan 2005, perusahaan masuk dalam wilayah abuabu. Dengan demikian, perusahaan diharapkan dapat berbenah diri dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, dan dapat segera melakukan perbaikan agar memperoleh hasil yang lebih baik ditahun mendatang. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Classyane, Jamaluddin (2010) dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Serba Mulia Auto Yamaha 3S Di Balikpapan”. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas pada tahun 2010 dan 2011. Kinerja keuangan berdasarkan rasio likuiditas apabila dilihat dari Current Ratio tahun 2010 sebesar 173,48% sedangkan pada tahun 2011 sebesar 205,47%. Pada tahun 2011 current ratio mengalami kenaikan sebesar 31,99% dibanding 2010. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah aktiva lancar sebesar 15,90%, sedangkan kewajiban lancar tidak mengalami perubahan yang signifikan, dimana kewajiban lancar tahun 2011 sebesar 0,39%. Sedangkan Quick Ratio pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang sangat drastis yaitu sebesar 93,61% dibanding pada tahun 2010. Kinerja keuangan berdasarkan rasio solvabilitas dilihat dari Total Debt to Total Asset Ratio mengalami kenaikan sebesar 8,75%. Debt to Equity Ratio pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 38,44% dari tahun 2010. Kinerja keuangan dilihat dari rasio aktivitas dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan. Dilihat dari Inventory Turnover pada tahun 2011 meningkat 2,62 kali dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 Fixed Turnover mengalami peningkatan 12,38 kali dibanding tahun 2010. Pada Asset Turnover tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,13 kali. Kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Dilihat dari Gross 82 | JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 Profit Margin pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,04% dari tahun 2010. Pada tahun 2011 Return on Equity mengalami penurunan sebesar 6,27%. Menurut Maith (2013) Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan.Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah satunya adalah analisis rasio. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk ditinjau dari analisis rasio keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan pengukuran rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Data dan informasi penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.Berdasarkan rasio likuiditas setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga keadaan perusahaan dikategorikan dalam keadaan baik (liquid). Dari rasio solvabilitas menunjukkan bahwa modal perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan tidak baik (insolvable). Ditinjau dengan rasio aktivitas menujukkan peningkatan di setiap tahunnya sehingga keadaan perusahaan dikatakan dalam keadaan baik.Berdasarkan rasio profitabilitas menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun sehingga dapat dikatakan keadaan perusahaan berada pada posisi yang baik. 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Kusnadi, dkk (2000:32) adalah suatu daftar keuangan yang dibuat pada akhir periode yang berasal dari catatan aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal. Kasmir (2010:67) menyatakan jenis-jenis Laporan Keuangan adalah: 1. Neraca Menurut Kasmir (2010:67) Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. 2. Laporan Laba/Rugi Menurut Kasmir (2010:81) Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Kasmir (2010:87) tujuan pembuatan dan disusunnya laporan keuangan adalah: 1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu tertentu. Menurut Kasmir (2010:106), beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu: 1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana datadata yang diambil dari data masa lalu. 2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu saja. 3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran dan pertimbangan tertentu. JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 83 4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. 5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya. 2.2.2 Analisis Laporan Keuangan analisis laporan keuangan menurut Harahap (2006:190) adalah menguraikan pospos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang sangat tepat. Menurut Kasmir (2010:92) ada beberapa tujuan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dari analisis laporan keuangan adalah : 1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang dicapai untuk beberapa periode. 2) Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3) Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki. 2.2.3 Kinerja Keuangan Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. 2.2.4 Analisis Rasio Keuangan Menurut Usman (2003) Analisis rasio keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran perkembangan finansial dan posisi finansial perusahaan. a. Jenis-jenis rasio keuangan 1. Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2010:110), Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. a) current ratio b) c) 2. Rasio Solvabilitas atau leverage ratio Menurut Kasmir (2010:112) rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. a. Rasio hutang terhadap total aktiva (Debt to assets ratio) b. 84 | Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 3. Rasio Aktivitas Menurut Kasmir (2010:113) Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. a. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) b. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2010:115) Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. a. Net Profit Margin b. Hasil Pengembalian Aktiva (ROA) c. Hasil Pengembalian Ekuitas (ROE) b. Pembanding Rasio Keuangan Data pembanding yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1) Angka-angka yang ada dalam tiap komponen laporan keuangan, misalnya total aktiva lancar, total aktiva dengan total utang, atau tingkat penjualan dengan laba dan seterusnya. 2) Angka-angka yang ada dalam tiap jenis laporan keuangan, misalnya total aktiva dineraca dengan penjualan di laporan laba rugi. 3) Tahun masing-masing laporan keuangan untuk beberapa periode, misalnya tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2007 dan tahun 2008. 4) Target rasio yang telah dianggarkan dan ditetapkan perusahaan sebagai pedoman pencapaian tujuan. 5) Standar industri yang digunakan untuk industri yang sama, misalnya tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk dunia perbankan, atau % laba atas penjualan tertentu. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian deskriptif analytis. Dengan memfokuskan pada laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009 sampai tahun 2013 Dianalisis dengan menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan PT Astra International Tbk dengan akhir tahun pembukuan pada tanggal 31 Desember 2009 ,2010, 2011,2012 dan 2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 85 3.2 Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah obyek yang dijadikan penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Oleh sebab itu maka obyek dalam penelitian adalah PT Astra International Tbk. 3.3 Definisi Operasional Variabel 1. Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2010) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio), Yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Adapun rumusnya yaitu: 2. Rasio Solvabilitas Menurut Kasmir (2010) Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam penelitian ini menggunakan dua perhitungan rasio yakni : a) Rasio hutang terhadap total aktiva (Debt to Assets Ratio). Adapun rumusnya yaitu : b) Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Adapun rumusnya yaitu : 3. Rasio Aktivitas Menurut Kasmir (2010) Rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam penelitian ini menggunakan dua perhitungan rasio yakni: a) Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode.Adapun rumusnya yaitu: b) 4. 86 | Perputaran Aktiva (Assets Turnover) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.Adapun rumusnya yaitu: Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2010) Rasio ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga perhitungan rasio yaitu: a) Net Profit Margin Perhitungan rasio profitabilitas dengan menggunakan Net Profit Margin dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan pendapatan bersih. JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 b) Hasil Pengambilan Aktiva (ROA) Merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Adapun rumusnya yaitu: c) 5. Hasil Pengambilan Ekuitas (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur laba bersih (net income) sesudah pajak dengan modal sendiri. Adapun rumusnya yaitu: Kinerja Keuangan Mengukur kinerja keuangan perusahaan perlu dilibatkan analisis laporan keuangan dan kebijakan yang dibuat manajer yang nantinya hasil dari pengukuran kinerja itu akan mencerminkan keputusan strategis, operasi dan pembiayaan. Merupakan suatu cara untuk menyajikan dan mengungkapkan kondisi keuangan, prestasi usaha perusahaan yang meliputi Laporan Keuangan, Laporan Laba Rugi, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas. Menurut Kasmir (2010:119), Rasio lancar diperoleh dengan cara membagi jumlah aktiva lancar dengan jumlah kewajiban yang harus dibayar dalam kurun waktu satu tahun, tingkat current ratio 200% sudah dianggap baik. Menurut Kasmir (2010:123), jika rata-rata industry 35%, maka debt ratio perusahaan diatas rata-rata industry sehingga mempermudah perusahaan untuk memperoleh pinjaman, sebaliknya jika kondisi dibawah rata-rata industry, akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Jika rata-rata industry 80% maka debt to equity ratio semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jira terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. 3.4 Model Penelitian Laporan Keuangan : Rasio Likuiditas Rasio Solvabilitas Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas Kinerja Keuangan Gambar 1 Model Penelitian 3.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah tersedia di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Mengambil data sekunder yang berupa laporan keuangan yang terdiri dari JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 87 neraca dan laporan laba rugi tahun 2009 sampai tahun 2013. Sedang pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Dokumentasi. 3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian a) Rasio Likuiditas 1) Current Ratio Tabel 1 Hasil Perhitungan Current Ratio Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Aktiva Lancar (Rp) a 36,595 46,843 65,978 75,799 88,352 62,713.4 Utang Lancar (Rp) b 26,735 36,482 48,371 54,178 71,139 47,381.0 Current Ratio a : b x 100% 136.88% 128.40% 136.40% 139.91% 124.20% 133.16% Naik/turun (%) (8.48) 8,0 3.51 (15.71) Sumber : data yang diolah Berdasarkan data diatas Rasio lancar menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendeknya. Standar yang sering digunakan menurut Kasmir (2010) untuk mengukur rasio ini minimal 200%. Hal ini dimaksudkan jika terjadi sesuatu maka perusahaan bisa segera memenuhi seluruh kewajibannya dalam jangka pendek. Hasil perhitungan nilai rata-rata current ratio 133.16% dengan standar 200 persen, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya kurang baik dan memiliki posisi yang kurang aman bagi kreditur jangka pendek. Dengan maksud lain, kemampuan perusahaan ini masih sangat jauh dari standar minimum. Aktiva lancar perusahaan kurang mampu menutupi hutang lancarnya (kurang likuid). 2) Rasio Solvabilitas 1) Rasio hutang terhadap total aktiva (Debt to assets ratio) Tabel 2 Hasil Perhitungan Debt to Assets Ratio Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Total Kewajiban (Rp) A 40,006 54,168 77,683 92,460 107,806 74,424.6 Total Aktiva (Rp) B 88,938 112,857 153,521 182,274 213,994 150,433.4 DR a : b x 100% 44.98% 48.00% 50.60% 50.56% 50.38% 48.90% Sumber : data yang diolah Debt to assets ratio menunjukkan banyaknya aktiva yang dibiayai dari pinjaman (hutang). Pada umunya nilai standar debt to assets ratio menurut Kasmir adalah 35%. Rasio rata-rata yang diperoleh pada analisis debt to assets ratio sebesar 48.90% maka kondisi perusahaan ini diatas rata-rata industry sehingga dalam mempergunakan aktivanya cukup baik dan mempermudah perusahaan untuk memperoleh pinjaman, 88 | JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 sebaliknya jika kondisi dibawah rata-rata industry, akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman. 2) Debt to Equity Ratio Tabel 3 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Tahun 2009-2013 Tahun Total Hutang (Rp) A 40,006 54,168 77,683 92,460 107,806 74,424.6 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata c. Modal Sendiri (Rp) B 39,894 58,689 75,838 89,814 106,188 74,084.6 DER a : b x 100% 100.28% 92.30% 102.43% 102.95% 101.52% 99.90% Sumber : data yang diolah Dari data diatas hasil dari perhitungan debt to equity ratio Jika ratarata industry rasio ini menurut Kasmir (2010) sebesar 80% maka rata-rata yang diperoleh pada analisis debt to assets ratio sebesar 99.90% berada diatas rata-rata industry. Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio Aktivitas 1. Receivable Turnover Tabel 4 Hasil Perhitungan Receivable Turnover Tahun 2009-2013 Tahun Penerimaan penjualan (Rp) A 98,526 129,038 162,564 188,053 193,880 154412.2 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Rata-rata piutang (Rp) B 28,238 33,424 44,525 60,551 72,134 47774.0 RTO a : b x 1kali 3.49 3.86 3.65 3.11 2.69 3.36 Sumber : data yang diolah Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan hutang yang dimiliki. Jika rata-rata industry rasio ini menurut Kasmir 10kali maka hasil perhitungan diatas rata-rata receivable turnover pada tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebesar 3,36 kali berada dibawah rata-rata industry, ini menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam piutang perusahaan selama lima tahun kurang baik. Karena berkaitan dengan penjualan kredit jangka waktu pembayaran. 2. Total Assets Turnover Tabel 5 Hasil Perhitungan Total Assets Turnover Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Penjualan (Rp) A 98,526 129,038 162,564 188,053 193,880 154,412.20 Total Aktiva (Rp) B 88,938 112,857 153,521 182,274 213,994 150,433.40 TATO a : b x 1kali 1.11 1.14 1.06 1.03 0.91 1.05 Sumber : data yang diolah JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 89 d. Dari hasil perhitungan data diatas bahwa standart Total assets turnover yang paling baik menurut teori Kasmir jika rata-rata industry 2 kali. Total assets turnover perusahaan ini dibawah industry karena ratarata industry sebesar 1.05 masih berada dibawah rata-rata industry, hal ini menunjukkan kurang efisiennya perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan volume penjualan. Rasio Profitabilitas 1) Net Profit Margin Tabel 6 Hasil Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Ratarata laba bersih (Rp) a 10,040 17,004 21,077 22,742 22,297 pendapatan bersih (Rp) b 98,526 129,038 162,564 188,053 193,880 NPM a : b x 100% 10.19% 13.18% 12.97% 12.09% 11.50% 18,632.0 154,412.2 11.99% Sumber : data yang diolah Hasil perhitungan Net Profit Margin pada tabel diatas diketahui bahwa Net Profit Margin diatas rata-rata industry sebesar 11.99% karena rata-rata industry rasio ini sebesar 10%. Hal ini menunjukkan cukup baiknya perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. 2) Hasil Pengambilan Aktiva (ROA) Tabel 7 Hasil Perhitungan Return On Assets Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Laba bersih (Rp) A 10,040 17,004 21,077 22,742 22,297 18,632.0 Total Aktiva (Rp) B 88,938 112,857 153,521 182,274 213,994 150,433.3 ROA a : b x 100% 11.29% 15.07% 13.73% 12.44% 10.42% 12.59% Sumber : data yang diolah Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Return On Asset (ROA) adalah sebesar 12,59% yang berarti berada diatas ratarata industry. Hal ini berarti kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan baik dan sesuai dengan ekspektasinya. 3) Hasil Pengambilan Ekuitas (ROE) Tabel 8 Hasil Perhitungan Return On Equity Tahun 2009-2013 Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Laba bersih (Rp) A 10,040 17,004 21,077 22,742 22,297 18,632.0 Modal sendiri (Rp) B 39,894 58,689 75,838 89,814 106,188 74,084.6 ROE a : b x 100% 25.17% 28.97% 27.79% 25.32% 21.00% 25.65% Sumber : data yang diolah 90 | JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 Berdasarkan data diatas hasil dari perhitungan return on equity berada diatas rata-rata industry sebesar 25.65%. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia cukup efisien, sehingga hal ini akan mempengaruhi investor dalam modal yang diinvestasikan mempunyai tingkat pengembalian yang cukup. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan PT Astra International Tbk maka simpulan yang diperoleh sebagai berikut: Dilihat dari aspek rasio likuiditas, khususnya current ratio perusahaan pada tahun 2009 sampai tahun 2013 berada dibawah rata-rata industry, hal ini menunjukkan kurang baiknya jaminan atas hutang jangka pendek dan begitu juga dengan posisi likuiditasnya. Ditinjau dari aspek rasio solvabilitas, khususnya Debt to Total Asset Ratio dari tahun 2009-2013 kondisi perusahaan ini diatas rata-rata industry sehingga dalam mempergunakan aktivanya cukup baik dan mempermudah perusahaan untuk memperoleh pinjaman. Hutang terhadap Modal (Debt to equity ratio) sebesar 99.90% berada diatas rata-rata industry. Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan Ditinjau dari aspek rasio aktivitas, khususnya Perputaran piutang (Receivable turnover) berada dibawah rata-rata industry, ini menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam piutang perusahaan selama lima tahun kurang baik. Karena berkaitan dengan penjualan kredit jangka waktu pembayaran. Total Asset Turnover berada dibawah rata-rata industry, hal ini menunjukkan kurang efisiennya perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan volume penjualan. Net Profit Margin (NPM) berada diatas rata-rata industry sebesar 11.99% hal ini menunjukkan cukup baiknya perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Return on Assets (ROA) berarti berada diatas rata-rata industry. Hal ini berarti kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan baik dan sesuai dengan ekspektasinya. Return on Equity (ROE) berada diatas rata-rata industry sebesar 25.65%. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia cukup efisien, sehingga hal ini akan mempengaruhi investor dalam modal yang diinvestasikan mempunyai tingkat pengembalian yang cukup. 5.2 Keterbatasan Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1. Variabel dalam penelitian ini hanya terbatas pada Rasio keuangan dan Kinerja keuangan. 2. Penelitian ini hanya membatasi empat alat analisis diantaranya analisis rasio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari neraca dan laporan laba rugi PT Astra International Tbk selama lima tahun yaitu tahun 2009-2013. 5.3 Saran a. Untuk peneliti selanjutnya bisa menambahkan lebih dari empat alat analisis dengan menambahkan data laporan keuangan selain neraca dan laporan laba rugi misalnya laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dengan beberapa periode. JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014 | 91 b. Untuk memperbaiki penelitian sebelumnya, sebaiknya peneliti yang akan datang menambahkan beberapa perusahaan untuk melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rhineka Cipta. Atiq, Ali R. 2003. “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Acuan Sistem Informasi Manajemen Untuk Mengembangkan Perusahaan Melalui Perencanaan Strategi Manajemen Yang Efektif”. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Brigham, Eugenedan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta: Salemba Empat. Classyane, Jamaluddin. 2010. Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Serba Mulia Auto Yamaha 3S Di Balikpapan. Harahap, S Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 1-5, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kusnadi, 2000. Akuntansi Keuangan Menengah, Malang: Penerbit Universitas Brawijaya. Maith, Andres Hendri 2013.Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Munawir, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty. Sugiyono, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Supomo, Bambang & Nur Indriantoro, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi I. Yogyakarta: penerbit BPFE Yogyakarta. Syamsuddin, Lukman. 2004. Manajemen keuangan Perusahaan. Cetakan keempat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Usman, Bahtiar. 2003. Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Bank-bank Di Indonesia. Media Riset & Manajemen.Vol 3. No 1. Warga,MustikaPoetri, 2006. Analisa Laporan Keuangan & Indikator Kebangkrutan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Serta Kelangsungan Pada PT Mayora Indah Tbk Beserta Anak Perusahaan. *) Mauliyah Nurhayati adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma **) Agus Widarko adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma ***) Afi Rahmat Slamet adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma 92 | JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014