BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
tugas akhir, batasan masalah, serta sistematika penulisan yang digunakan dalam
laporan tugas akhir.
1.1
Latar Belakang
Pusat Audit Teknologi (PAT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) merupakan lembaga yang memiliki kewenangan dalam mengelola audit
teknologi secara nasional. Pengelolaan yang dimaksud mencakup pengelolaan
sumber daya manusia auditor dan pelaksanaan audit teknologi di Indonesia.
Berdasakan naskah akademis Sistem Nasional Audit Teknologi (SNAT),
kedepannya PAT BPPT mengelola para auditor teknologi untuk melaksanakan
permintaan audit teknologi di seluruh Indonesia.
Naskah akademis SNAT mengakomodir peraturan audit teknologi
mencakup sertifikasi auditor teknologi dan skema kelembagaan. Sertifikasi profesi
auditor teknologi bertujuan untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia
auditor di Indonesia. Auditor itu sendiri bersumber dari kalangan praktisi maupun
akademisi yang telah mendapatkan sertifikat profesi auditor teknologi. Skema
kelembagaan dalam SNAT dipersiapkan untuk mengelola sertifikasi profesi auditor
yang diberi nama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP), Tempat Ujian
Kompetensi (TUK), Dewan Sertifikasi Audit Teknologi (DSAT) dan lembaga yang
melayani permintaan audit teknologi di daerah yang diberi nama Lembaga Pemberi
Jasa (LPJ). Skema lembaga ini mengakibatkan lembaga tersebar di daerah.
Sertifikasi profesi auditor teknologi terdiri dari keikutsertaan diklat di LPP, ujian
kompetensi di TUK dan pengajuan sertifikat jenjang di DSAT. Melalui serangkaian
sertifikasi profesi, secara resmi seorang auditor dapat melaksanakan kegiatan audit
teknologi dibawah naungan LPJ.
Kendala yang dihadapi PAT BPPT ketika auditor teknologi tersebar di
berbagai tempat yakni diperlukannya sebuah sistem untuk mengelola auditor
teknologi secara terpusat. Kemudian untuk kepentingan kenaikan jenjang seperti
I-1
pendaftaran keikutsertaan calon dalam sertifikasi profesi, kedepannya lembaga
pengelola dan auditor teknologi tidak berada pada satu tempat. Sehingga informasi
terkait mekanisme pendaftaran tersebut harus dapat diakses secara nasional. Selain
itu lembaga yang melayani sertifikasi juga diwajibkan oleh PAT BPPT untuk
mengarsipkan dan mendokumentasikan setiap kegiatan yang dikelola. Apabila
aktivitas pengisian data dan melengkapi berkas pendaftaran dilakukan dengan
pengisian formulir, maka akan timbul penyimpanan berkas yang cukup banyak
dalam bentuk hardfile. Selain itu LPJ sebagai lembaga yang melayani permintaan
audit teknologi membutuhkan sistem pengelolaan auditor ketika sedang
mendelegasikan auditor teknologi kedalam suatu kegiatan audit teknologi yang
sedang dikelola. Sehingga aktivitas yang mendukung pengelolaan data pendaftaran
dan informasi auditor secara terpusat sangatlah dibutuhkan.
Menurut Langer (2008), aktivitas dalam mengelola informasi yang
berhubungan dengan data dapat mengimplementasikan sistem informasi.
Kemudian apabila sistem informasi yang dirancang tersebut terautomasi, hal
tersebut
dapat
meningkatkan
performansi
pengambil
keputusan
karena
menghilangkan aktivitas monitoring data (Yetgin, Jenses, & Shaft, 2014). Dengan
demikian berbagai masalah terkait pengelolaan auditor teknologi dapat diselesaikan
melalui pengembangan sistem informasi. Kebutuhan akan dibangunnya sistem
informasi semakin tinggi mengingat kedepannya lembaga pendukung SNAT dan
auditor teknologi tersebar di seluruh indonesia. Selain itu dengan adanya
mekanisme sertifikasi membuat jumlah auditor teknologi akan semakin bertambah.
Diharapkan dengan adanya pengembangan sistem informasi pengelolaan auditor
teknologi dapat mempermudah peran pihak-pihak yang terlibat dalam SNAT.
Ketika merancang sebuah sistem, penting dilakukan pemilihan metode
pengembangan dalam artian luas (Karlsson, 2009). Menurut Watkins (2009),
metode pengembangan sistem informasi yang ada saat ini dapat dikategorikan
kedalam metode classic dan metode agile. Metode agile berhasil menggantikan
eksistensi metode classic karena lebih cepat merespon perubahan spesifikasi selama
tahap pengembangan (Koch, 2005). Menurut Watkins (2009), metode yang
dikelompokkan kedalam metode agile diantaranya metode Rapid Application
I-2
Development (RAD), Extreme Programming, Dynamic Systems Development
Method (DSDM), Scrum dan Rational Unified Process (RUP).
Pengembangan
sistem
informasi
manajemen
pada
penelitian
ini
menggunakan metode Guidelines for Rapid APPLication Engineering (GRAPPLE).
Alasan dipilihnya metode ini karena GRAPPLE menggunakan kerangka
pengembangan metode RAD (Slobodan, 2008). Keunggulan dari metode RAD
yakni pengembangan sistem dapat dilakukan dengan waktu relatif singkat dan biaya
rendah (Watkins, 2009). Selain itu menurut Schmuller (2004), GRAPPLE juga
menggunakan destilasi kerangka proses metode RUP. Kerangka metode proses
RUP mengadopsi pengembangan iteratif yang menggunakan diagram Unified
Modeling Language (UML). Manfaat lain dari penggunaan kerangka metode RUP
yakni memberikan petunjuk bagi pengembang dalam mengembangkan user
interface dengan bentuk pengujian yang sederhana (Watkins, 2009).
Schmuller (2004) mengemukanan bahwa metode GRAPPLE merupakan
metode pengembangan sistem yang setiap tahapannya terdiri dari beberapa
tindakan, dan setiap tindakannya menghasilkan produk berupa diagram UML.
UML merupakan bahasa pemodelan yang memungkinkan pengembang sistem
untuk menuliskan pandangan terkait cara kerja sistem pada standar yang mudah
dipahami. Kemudian dengan diagram UML, pengembang diberi kemudahan dalam
menerjemahkan bentuk diagram menjadi pengkodean (Fernandez et al., 2011).
Selain itu diagram UML memiliki kepresisian dalam menerjemahkan rancangan
hingga tahap arsitektur dan desain (Murray & Clark, 2015).
Dengan demikian pada penelitian ini akan mengkaji lebih lanjut mengenai
analisis rancangan sistem yang digunakan sebagai dasar pengembangan sistem
informasi menggunakan metode GRAPPLE dengan tool UML sebagai pendekatan
dalam merancang Sistem Informasi Manajemen.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yang akan diangkat pada laporan tugas akhir ini, yakni bagaimana menyusun
rancangan sistem yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan sistem
I-3
informasi manajemen untuk pengelolaan auditor teknologi pendukung Sistem
Nasional Audit Teknologi.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.
Mengidentifikasi kebutuhan sistem informasi manajemen untuk
pengelolaan auditor teknologi di PAT BPPT.
2.
Menghasilkan output berupa desain rancangan sebagai acuan
pengembangan sistem informasi pendukung SNAT di PAT BPPT.
1.4
Batasan Masalah
Agar pembahasan dapat lebih spesifik dan terarah tanpa mengurangi esensi
tujuan yang ingin dicapai maka, batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Metodologi penelitian yang digunakan fokus pada empat dari lima
segmen yang terdapat pada metode GRAPPLE, diantaranya segmen
requirement gathering, analysis, design dan development. Sedangkan
pada segmen deployment akan dilakukan oleh pihak PAT BPPT.
2. Perancangan sistem informasi manajemen pengelolaan auditor
teknologi hanya difokuskan untuk mendukung aktivitas pendaftaran
auditor pada skema sertifikasi dan aktivitas pendelegasian auditor oleh
layanan jasa audit.
1.5
Asumsi
Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah proses bisnis pengelolaan
auditor teknologi pada naskah akademis SNAT sudah baku sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan dalam merancang sistem informasi manajemen.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada laporan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
I-4
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama memuat latar belakang masalah yang diangkat dalam
penelitian. Selanjutnya dijelaskan perumusan masalah yang akan
diselesaikan, tujuan, manfaat, batasan masalah yang digunakan serta
sistematika penulisan yang menjelaskan kerangka penulisan dalam
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab kedua memuat tinjauan umum instansi serta landasan teori yang
menunjang dalam penelitian ini. Landasan teori yang digunakan
bersumber dari internet, naskah akademis SNAT, beberapa buku dan
artikel ilmiah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ketiga berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum,
yaitu gambaran terstruktur tahap demi tahap proses penyelesaian
masalah
yang
digambarkan
dalam
bentuk
flowchart
beserta
penjelasannya.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab keempat berisi data-data yang diperlukan untuk pengolahan data
penelitian berupa informasi dan proses bisnis terkait SNAT.
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab kelima berisi uraian analisis dan intepretasi hasil berdasarkan
pengolahan data yang telah dilakukan seperti analisis terkait implikasi
rancangan terhadap SNAT serta analisis hasil verifikasi rancangan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab keenam berisi kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian serta
saran-saran yang diperlukan untuk kemajuan penelitian berikutnya.
I-5
Download