peningkatan prestasi belajar ips materi alat transportasi melalui

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
MATERI ALAT TRANSPORTASI MELALUI METODE
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
PADA SISWA KELAS IV SD N DUREN 01
KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Afrizan Gusmayoni
NIM : 11510077
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
i
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sang Juaraadalahbukandia yang takpernahkalah, tetapidia yang memilikisemangat
yang takterkalahkan.”
“Setiapkamumerasaberuntung, makapercayalahdoaibumutelah di dengarTuhan.”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkankepada:
1. Ayahandatercinta,
Sugiyonodanibundatersayang,
NinikAmini
yang
telahmendoakan,
memberidukungandanmotivasisehinggaskripsiinibisaterselesaikandenganbaik.
2. Kakakku ( Mas RandikaIksanidanMbak Molina CaturNugraheni) yang
telahmendoakankudanmensupportdalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kekasih tercinta MiggiAisyahSafitriyang telah memberikan motivasi
dalampengerjaan skripsi ini.
4. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010.
5. Temen-temen SSC(Student Sport Club)
6. Segenap guru dankaryawan SDN Duren 01 KecamatanBandungan
7. Saudara-saudaraku seiman dan setakwa yang telah memberi doa agar mendapat
ilmu yang bermafaat.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar sarjana.SholawatsertasalamselaluterlimpahkankepadaNabi
Muhammad SAW, nabi yang menjadisuritauladanbagiseluruhumat Islam.
Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada:
1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekanFakultastarbiyahdanilmukeguruan IAIN
Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si. selaku Kajur PGMI yang telah memberikan
kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.
4. Bapak
Rasimin,
M.
PdI.,M.Pd.selakupembimbingskripsiyang
penuh
kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan,
dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.
5. Bapak Trimakno Mathias, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Duren 01.
6. Ibu Tri Sumarni, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV di SDN Duren 01.
7. Dewan Guru dan karyawan SDN Duren 01.
8. Siswa-siswi kelas IV SDN Duren 01.
9. Teman-teman STAIN Salatigaangkatan 2010, teman teman tarbiyah senasib
seperjuangan.
v
vi
ABSTRAK
Gusmayoni, Afrizan. 11510077. 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS
MateriAlatTransportasiMelaluiMetode Contextual Teaching And Learning
PadaSiswaKelas IV SDN Duren 01 KecamatanBandunganKabupaten
Semarang
TahunPelajaran
2014/2015.Skripsi.FakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan.JurusanPendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri.Pembimbing:
Rasimin, M. PdI., M.Pd,
Kata kunci: MetodeContextual Teaching and Learning, PrestasiBelajardanIPS
Guru memegangperanansentraldalam proses belajarmengajar yang
dituntutuntukmenguasaiberbagai model pembelajaran, danharusmenyesuaikan model
pembelajarandengankarakteristikmateripelajarandanarahtujuan
yang
hendakdicapaidaripokokbahasanmateri
yang
akandisampaikan.Apakahpenggunaanmetode Contextual Teaching and Learning
dapatmeningkatkanprestasibelajar IPS materialattransportasipadasiswakelas IV SDN
Duren
01
KecamatanBandunganKabupaten
Semarang
TahunPelajaran
2014/2015.Untukmenigkatkanprestasibelajar
IPS
materialattransportasimelaluimetode
Contextual
Teaching
and
Learning
padasiswakelas IV SDN Duren 01 KecamataanBandunganKabupaten Semarang
TahunPelajaran
2014/2015.PenelitianinimenggunakanPenelitianTindakanKelas
(PTK)
yang
dilakukanmelaluisiklus.Tiapsiklusterdiridariempattahapyaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi.
Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenggunaanmetode
Contextual
Teaching
And
Learningdapatmeningkatkanprestasibelajarsiswa.Inidapatdilihatdarihasilpadasiklus I
rata-rata prestasisiswa 63,24denganjumlahsiswa yang tuntasbelajarsebanyak 14siswa
(41,18%) darikeseluruhansiswa, padasiklus II mencapai71,33denganjumlahsiswa
yang
tuntasbelajar
20siswa(58,83%),danpadasiklus
III
mencapai
86,18denganjumlahsiswa yang tuntasbelajar 31siswa(91,18%).
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................
v
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL............................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
7
D. HipotesisTindakan ..........................................................................
7
E. Manfaat Penelitian ..........................................................................
8
F. DefinisiOperasional ........................................................................
8
G. MetodePenelitian ............................................................................
10
H. SistematikaPenulisan ......................................................................
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. HasilBelajar IPS ..............................................................................
18
B. MetodeContextual Teaching and Learning.....................................
24
viii
1.
PengertianmetodeContextual Teaching and Learning ..............
2.
Kelebihandankekuranganmetode
Contextual Teaching and Learning ...........................................
.24
26
C. PengaruhHasilBelajarDenganMetode
Contextual Teaching and Learning ................................................. .
28
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SubyekPenelitian ............................................................................
30
B. DeskripsiPenelitianprasiklus ..........................................................
37
C. DeskripsiPelaksanaanSiklus I..........................................................
41
D. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ........................................................
47
E. DeskripsiPelaksanaanSiklus III .......................................................
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DeskripsiHasilPenelitianPersiklus...................................................
56
B. PembahasanHasilLaporan ...............................................................
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
72
B. Saran ...............................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
TABEL
1.1
Halaman
SkemaPenelitiantindakanKelas ............................................................
12
3.1 TenagaPengajardanKaryawan SDN Duren 01 ....................................
34
3.2
Subjekpenelitian ..................................................................................
35
4.1
NilaiSiswaPraSiklus .............................................................................
57
4.2
NilaiSiswaSiklus I ...............................................................................
60
4.3
NilaiSiswaSiklus II ..............................................................................
63
4.4
NilaiSiswaSiklus III ............................................................................
66
4.5
Data PeningkatanJumlahSiswa Yang Mencapai KKM per Siklus.......
69
4.6
KetuntasanSiswa Dari PraSiklus-siklus III ..........................................
70
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia terlahir tanpa memiliki
pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian ia tumbuh dan berkambang
menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai benyak hal. Itu terjadi karena ia
belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan
Allah SWT kepadanya.
Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan
kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Derajat orang seperti itu
digambarkan oleh Allah lebih rendah dibanding binatang. Hal ini sesuai dengan
firman Allah berikut ini :
     
      
       
   


      
 
Artinya : Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
1
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. al-A’raf, 7:179).
Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di sekolah
yang menginginkan pembelajaran yang bisa menumbuhkan semangat siswa untuk
belajar. Suatu pembelajaran tentunya juga mempunyai tujuan khusus yang hendak
dicapai sesuai dengan target yang diinginkan. Dengan adanya tujuan ini akan
menumbuhkan sikap yang akan menjadi pegangan guru dalam proses pembelajaran
tersebut.
Menurut Ahmadi dan Widodo (2004:127) menyebutkan bahwa belajar
merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya
berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.
Belajar bukan sekedar pengalaman, tetapi suatu proses, dan bukan suatu hasil. Belajar
2
berlangsung secara aktif dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Sebagai
pendidik, dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai berbagai
macam model pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus bisa sejeli mungkin untuk
menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran dan arah
tujuan yang hendak dicapai dari pokok bahasan materi yang akan disampaikan.
Sebab, penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan menjadi kendala
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Prestasi belajar yang dicapai oleh para pelajar menggambarkan hasil usaha
yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan
belajar mereka. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
dari dalam diri mereka seperti, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, fisik dan psikis, serta kemampuan yang dimilikinya. Kedua, faktor
yang datangnya dari luar dirinya, yaitu faktor lingkungan. Salah satu lingkungan
belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas
pengajaran yang dikelola oleh guru ( Direktorat pembinaan Pendidikan Agama Islam,
2001:26).
Sebagaimana telah diketahui, bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
strategi pembelajaran yang dipergunakan oleh guru di dalam kelas. Maka, setiap guru
3
hendaknya menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan materi yang
akan disampaikan dan dianggap paling efektif. Selain itu, guru juga dituntut untuk
memiliki kemampuan menggunakan berbagai strategi atau mengkombinasikan
beberapa strategi yang relevan serta dituntut untuk dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Dengan suasana
pembelajaran yang seperti itu, diharapkan siswa akan termotivasi untuk lebih giat
belajar, bersemangat dalam belajar, aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dari seluruh mata pelajaran yang ada.
SDN Duren 01 Kecamata Bandungan Kabupaten Semarang sebagai sekolah
yang menerapkan KTSP (kuriulum satuan tingkat pendidikan). Secara umum
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SDN Duren 01 masih monoton, di mana
dalam kegiatan pembelajaran materi bersumber pada buku paket dan LKS (Lembar
Kerja Siswa), menyebabkan minimnya informasi dan pengetahuan siswa akan materi
dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 4 oktober 2014 pada mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran 65%
menggunakan metode ceramah, 25% diskusi, dan 10% penugasan. Dari prosentasi
tersebut dapat dikatakan dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan
pembelajaran konvensional, dimana siswa cenderung pasif sehingga siswa terkesan
hanya mendapatkan pengetahuan saja atau lebih bersifat kognitif. Pembelajaran
terkesan hanya mengembangkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja,
4
sedangkan ranah afektif dan psikomotorik kurang begitu diperhatikan dalam proses
belajar mengajar. Proses pembelajaran yang seperti itu berlangsung hampir setiap
hari. Siswa diminta mendengarkan penjelasan materi dari guru, kemudian siswa
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi secara terus menerus pada
setiap mata pelajaran. Sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, dan sering bermain
sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menjadikan SDN Duren 01
menarik untuk dijadikan tempat berlangsungnya penelitian bagi penulis.
Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah (SMP, SMA/SMK).
Pendidikan IPS mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu dan berbuat sendiri.
Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami apa yang
dilakukannya, sehingga dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai kehidupan sosial dimasyarakat. Setelah siswa memahami apa
yang telah dipelajari, dan diharapkan peserta didik mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Melihat betapa pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial bagi kehidupan dan
keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan tempat dimana para peserta didik
tinggal, maka dari itu guru mempunyai kewajiban dalam menyampaikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang dipelajari oleh siswa di sekolah. Salah satu cara untuk
menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah dengan cara
5
menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan
bagi siswa, sehingga ia akan tertarik untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang menyangkut materi-materi
yang terjadi di masyarakat tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja
melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Dengan membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh
siswa dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah
memahami konsep belajar. Dengan metode Contextual Teaching and Learning, siswa
akan bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa
semata. Metode Contextual Teaching and Learning merupakan metode yang
dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan
bermakna. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah
memahami konsep suatu materi dan nantinya siswa diharapkan dapat menggunakan
daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan dan pengembangan metode
Contextual Teaching and Learning yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, dan persepsi siswa mengenai
metode tersebut dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian ”
Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Alat Transportasi Melalui Metode
Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS materi alat transportasi pada siswa kelas IV SDN Duren 01
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
IPS materi alat transportasi menggunakan metode contextual teaching and learning
pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan
masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63).
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui metode Contexstual
Teaching And Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat
transportasi pada siswa kelas 4 SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Tahun
Pelajaran 2014/2015”.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritik
Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada
umumnya serta menambah wawasan pengetahuan bagi pengajar khususnya guru
di SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan dapat
meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik terhadap siswa dan mengenai
penggunaan
berbagai
strategi
pembelajaran
yang
tepat
dalam
proses
pembelajaran.
2. Secara Praktis
a. Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Contexstual teaching and
learning
c. Dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada
pembelajaran IPS.
F. Definisi Operasional
8
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai judul di atas, maka
dijelaskan di bawah ini:
1. Metode Contextual Teaching and Learning
Nurhadi mengemukakan bahwa metode Contextual Teaching and
Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2009:41).
Metode Contextual Teaching and Learning yang di pakai pada penelitian
ini adalah metode Contextual Teaching and Learning yang bersifat mengkaitkan.
2.
IPS
Menurut Rasimin (2012:35) "Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir".
Dapat diartikan, IPS atau PS adalah Ilmu yang mengkaji tentang
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan isu sosial kewarganegaraan manusia
yang dialaminya sejak lahir. Pembelajaran IPS akan terus berkembang seiring
berjalannya waktu dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami
perubahan.
9
3. Materi Alat Transportasi
Alat transportasi adalah alat yang digunakan untuk memindahkan barang atau
manusia dari satu tempat ke tempat lainnya dan alatnya digerakkan oleh manusia
atau mesin.
4. Siswa
Menurut poerwadarminta (2011:1134), siswa atau pelajar adalah
komponen masukan dalam sistem pendidikan. Yang dimaksud siswa disini adalah
siswa pada SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atalu
Classroom Action Research. Wihardit (2010: 1.4) mengatakan bahwa: "Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru"
sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat."
Menurut Suyadi (2010:18) bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan".
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh guru dalam
10
kegiatan belajar, dengan tujuan memperbaiki kinerja meningkatkan prestasi siswa.
Pemilihan jenis penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan
memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Contextual
Teaching and Learning.
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilalukan pada seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Duren
01 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari
siswa lakilaki dan
siswa
perempuan.
Dasar pertimbangan pemilihan subjek ini, pada mata pelajaran IPS kelas
IV terdapat materi tentang alat transportasi.
b. Lokasi penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Duren 01 Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester II (kedua) dengan beberapa siklus,
setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit)
dan masing-masing siklus dilaksanakan tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan 21
Maret 2015.
11
3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu
penelitian tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini dilakukan melalui beberapa
siklus untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran IPS melalui metode CTL (contextual teaching and learning). Setiap
siklus meliputi empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
Antara siklus satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hubungan
tersebut bila digambarkan seperti pada gambar berikut :
Tabel. 1.1
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Arikunto dalam Suyadi, 2013: 50)
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Sikluss II
Pengamatan
12
Pelaksanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Sikluss III
Refleksi
Pengamatan
a.
Perencanaan
PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang
selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan
perencanaan secara matang dan teliti.
Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu
identifikasi masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada
masing-masing
kegiatan
terdapat
sub-sub
kegiatan
yang
sebaiknya
dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di
kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai
dengan rencangan tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini
akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar
hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.
13
c. Observation (pengamatan)
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof.
Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yag
dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain observasi
adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran.
d. Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi
adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan.
Refleksi sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti
seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya.
e. Siklus-siklus Dalam PTK
Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari
perencanaan persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hal ini,
yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapantahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah
kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
4. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
ini adalah:
14
a. Peneliti sendiri (participant observation), dengan membuat desain tindakan,
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati
proses pembelajaran bersama kolabolator
b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang
menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun jenis tes yang
digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah tindakan siklus I
c. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman
observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan
fokus penelitian. Disamping itu observer mendokumentasikan dengan fotofoto serta mencatat proses pembelajaran sebagai bahan dalam melakukan
perbaikan atau refleksi.
5. Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh
guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik
dokumentasi, data, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi.
15
b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan
untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan.
Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar.
c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam
proses pembelajaran berupa foto.
6. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi dalam
setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa.
Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator sebagai pijakan
untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi
bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa persentase
yaitu sebagai berikut:
P=
Ket:
× 100%
P = Persentase
X = Jumlah siswa yang tuntas
Xi = Jumlah seluruh siswa
16
H. Sistematika Penulisan
Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas
dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I Yaitu pendahuluan, yang didalamnya berisi delapan sub pokok
bahasan, antara lain: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian,
tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan teori berisi pengertian hasil belajar mata pelajaran IPS
materi alat transportasi dengan metode CTL (contextual teaching and learning),
pengertian IPS, pengertian CTL, Prinsip komponen CTL, langkah-langkah
menggunakan metode CTL (contextual teaching and learning), kelebihan dan
kekurangan metode CTL dengan pembelajaran tradisional, kaitan tentang antara
prestasi belajar IPS dengan metode CTL.
BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama
tentang subjek penelitian yang meliputi tempat (di mana penelitian dilakukan,
sekolah, kelas), waktu (jadwal perbaikan per siklus), mata pelajaran , dan
karakteristik siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang).
Subbab kedua berisi tentang prosedur tiap-tiap siklus perbaikan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua subbab.
Subbab pertama tentang deskripsi per siklus yang meliputi data Hasil pengamatan
17
(observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. Subbab kedua
tentang pembahasan.
BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar IPS
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyati & Mujiono (2002: 3) mengatakan bahwa "hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar''.
Adapula yang berpendapat lain seperti Anni dkh dalam bukunya Supardi
(20l3: 22) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar".
Sedangkan menurut Susanto (20l3: 5) mengatakan bahwa "hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar''.
Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti simpulkan batrwa hasil
belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak
stetlah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Suryabrata (2009: 23) dalam bukunya Sriyanti, keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang sedang
belajar.dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor yang
19
berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial
dan faktor sosial.
1) Faktor Non Sosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca,
alat, gedung, dan sejenisnya.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor
yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran orang
dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga hubungan antar personil
sekolah dan sebagainya.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
1) Faktor Fisiologis
Dalam hal ini berarti kondisi fisik yang terdapat dari dalam diri
individu. Faktor Fisiologis terdiri dari:
20
a) Keadaan Tonus Jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri
individu sangat mempengaruhi hasil belajar. keadaan tonus jasmani
secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik
individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka
akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam
keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil
belajar.
b) Keadaan Fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah kedaan fungsi
jasmani tertentu terutama yang terkait dengan panca indra yang ada
dari dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang
masuknya pengetahuan dalam diri individu.
3. Pengertian Mata Pelajaran IPS
Berdasarkan Standar Kompetensi Deprtemen Agama RI (2004: 77)
berpendapat bahwa "Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang
mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan".
Ada juga yang berpendapat seperti Ahmadi (2009: 3) dalam bukunya juga
berpendapat lain tentang IPS yang mengatakan bahwa "Ilmu Pengetahuan Sosial
21
adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran
sosial".
Ada juga yang berpendapat lain seperti Nurdin (2005: 22) yang
mengatakan bahwa "Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran
yang diajarkan di sekolalu mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah".
Dari beberapa pengertian tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
di atas dapat penulis simpulkan bahwa Ilmu Pengetatruan Sosial adalah mata
pelajaran
yang mengkaji tentang perpaduan tentang ilmu
Sosial dan
Kewarganegaraan yang diajarkan dari pendidikan tingkat dasar sampai
pendidikan tingkat menengah.
4. Fungsi dan tujuan Mata Pembelajaran IPS di SD dan MI
Menurut Fajar (2005: 110) dalam bukunya mengatakan fungsi dan tujuan
mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Mata Pelajaran IPS
Fungsi mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SD dan MI adalah untuk
mengembangkan pengetahuan nilai, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
b. Tujuan Mata Pelajaran IPS
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
22
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Meningkatkan
kemampuan
bekerjasama
dan
berkompetisi
dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD dan MI
a. Sistem sosial dan budaya.
b. Manusia, tempat, dan lingkungan.
c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
d. Waktu, berkelanjutan, dan perubahan.
e. Sistem berbangsa dan bernegara.
6. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SD dan MI
Standar kompetensi mata pelajaran adalah kompetensi yang harus dikuasai
siswa setelah melalui proses pembelajaran Pengetahuan Sosial, antaralain:
Kelas I : Memahami identitas diri dan keluarga dalam rangka berinteraksi di
lingkungan rumah.
Kelas II : Kemampuan menerapkan hak dan kewajibaru sikap saling
menghormati, dan hidup hemat dalam keluarga serta memelihara
lingkungan.
23
Kelas III : Kemampuan memahami:
1.
Kronologis peristiwa penting dalam keluarga.
2.
Kedudukan dan peran.
3.
Aturan dan kerjasama di lingkungan.
4.
Kegiatan dalam pemenuhan hak dan kewajiban sebagai
individu dalam masyarakat.
5.
Kenampakan lingkungan.
Kelas IV : Kemampuan memahami:
1. Keragaman suku bangsa dan budaya.
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
3. Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat.
4. Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban
warganegara
Kelas V : kemampuan memahami :
1. Keragaman kenampakan alam, sosial, budaya dan kegiatan
ekonomi di Indonesia.
2. Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu Budha, Islam,
sampai masa kemerdekaan.
3. Wawasan nusantara, penduduk dan pemerintahan serta kerja
keras para tokoh kemerdekaan.
24
Kelas VI : kemampuan memahami :
1.
Peran
masyarakat
sebagai
potensi
bangsa
dalam
mempertahankan kemerdekaan.
2. Kegiatan ekonomi negara Indonesia dan Negara tetangga.
3. Kenampakan alam dunia.
4. Kedudukan
masyarakat
sebagai
potensi
bangsa
dalam
melaksanakan hak asasi manusia dan nilai -nilai pancasila.
B. Metode Contextual Teaching and Learning
1. Pengertian Metode Contextual Teaching and Learning
Menurut Nurhadi (dalam Muslich, 2009:41) mengemukakan bahwa
pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari. langkah-langkah metode CTL(contextual
teaching and learning).
Secara garis besar langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran
Contekstual adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal

Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
25

Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang
akan diajarkan.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan
diajarkan.

Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.
2) Kegiatan inti

Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan masalah yang diajukan guru,
guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja sama.

Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas.

Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa
membahas cara penyelesaian masalah yang tepat.

Guru mengadakan refleksi dengan menanyai kepada siswa tentang hal-hal
yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan
pesan selama mengikuti pembelajaran.
3) Kegiatan akhir

Guru dan siswa membuat kesimpulan cara membedakan alat transportasi
sederhana dan modern.

Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian guru
bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas sekaligus dapat
memberikan nilai pada lembar tugas.
26
2. kelebihan dan kekurangan metode Contextual Teaching and Learning
Strategi ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:
a) Dengan metode Contextual Teaching and Learning guru bisa mengontrol
urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang diajarkan.
b) Metode Contextual Teaching and Learning yang menekankan kepada aspek
kognitif.
c) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar,
tetapi siswa juga beraktivitas.
d) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
e) Meningkatkan kerja sama, kepekaan dan toleransi.
f) Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan
pengalaman sendiri.
g) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif.
h) Menambah motivasi dan percaya diri.
i) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman
sekelasnya.
j) Mudah diterapkan dan tidak mahal
Sedangkan Kekurangan metode Contextual Teaching and Learning:
a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode Contextual
Teaching and Learning, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.
27
Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersamasama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan
belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dn keluasan
pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah
instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan
membimbing yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai
dengan apa yang diterapkan semula.
c) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka dapat menciptakan situasi
kelas yang kurang kondusif.
C. Pengaruh hasil belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari
gejala-gejala yang terjadi di lingkungan sekitar secara nyata sehingga dalam
pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi konsep pengetahuan
28
secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa usia SD/MI yang belum begitu
mampu menerima konsep pengetahuan secara abstrak.
Namun pada kenyataanya pembelajaran IPS tidak selalu diajarkan secara
kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini disebabkan antara lain
karena keterbatasan media, metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar.
Guru terkadang sulit untuk menentukan media yang diperlukan atau sulit menemukan
cara memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak
diajarkan.
Disinilah pendekatan Contekstual Teaching and Learning mampu memberi
peran dalam pembelajaran IPS. Karena CTL memberikan penekanan pada aspek
pengalaman langsung pada siswa saat belajar. CTL menghubungkan materi yang
diajarkan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa
dan bukan gambaran atau angan-angan saja. Pendekatan ini memungkinkan siswa
untuk menemukan sendiri sedikit demi sedikit pengetahuan itu baik melalui bertanya,
belajar dalam kelompok, mengalami secara langsung dan menerapkannya. Sehingga
pengetahuan itu lebih mudah untuk difahami dan lebih membekas karena dialami
langsung oleh peserta didik. Berbeda jika memberikan pengetahuan pada anak usia
SD/MI tentang pengetahuan yang mempelajari hal-hal nyata seperti Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) hanya diajarkan dengan konsep abstrak tentu tidak akan
memberikan hasil secara maksimal.
29
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat dan waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Duren 01
kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2014/2015, dan kegiatan pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 9 Januari
2015 sampai dengan tanggal 21 Maret 2015.
Sekolah Dasar Negeri Duren 01 terletak di wilayah pedesaan.
Kemampuan siswa bervariasi, ada yang merniliki kecerdasan tinggi, sedang
maupun rendah. Rata-rata pendidikan orang tua siswa adalah tamatan SD dan
SLTP. Sedangkan mata pencaharian orang tua mereka sebagian besar adalah
sebagai petani. Dan kebanyakan petani itu bukan lahan miliknya sendiri yang
digarap, melainkan lahan milik orang lain, jadi bisa dikatakan pekerjaan
mereka adalah buruh tani.
Waktu perbaikan pembelajaran :
a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2015
b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2015
c. Siklus III dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015
30
2. Keadaan sekolah secara Umum
Sekolahan SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan mempunyai
Visi, Misi, dan Tujuan, yaitu :
a. Visi SD Negeri Duren 01
“ Terciptanya manusia yang bertaqwa, terampil, cerdas dan
berkualitas.”
b. Misi SD Negeri Duren 01
1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama
yang dianutnya untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi siswa.
3) Mengembangkan budaya untuk meningkatkan prestasi siswa.
4) Menciptakan suasana yang kondusif sehingga semu kegiatan dapat
dilaksanakan dengan intensif.
5) Melestarikan dan mengambangkan olahraga, ketrampilan, seni dan
budaya dengan kegiatan ekstrakulikuler sehingga menjadi siswa yang
terampil di dalam bidangnya.
6) Mengutamakan kerjasama dalam memecahkan masalah.
7) Member tambahan pelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa.
c. Tujuan SD Negeri Duren 01
1) Semua lulus ujian sekolah dan diterima di SLTP.
31
2) Mengoptimalkan
proses
pembelajaran
dengan
pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning),
antara lain CTL (contextual teaching and learning), PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), serta
layanan bimbingan dan konseling.
3) Meraih kejuaraan dalam bidang dalam bidang akademik dan non
akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten.
4) Memperoleh kejuaraan olimpiade Sains dan Matematika tingkat
kecamatan maupun kabupaten.
5) Melestarikan budaya daerah melalui mulok Bahasa Daerah dengan
indicator 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks.
6) Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan hidup di sekitarnya.
7) Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan
Pramuka.
8) Meraih kejuaraan olahraga dalam beberapa cabang di tingkat
kabupaten.
9) Memiliki jiwa toleransi anatar umat beragama dan melasanakan
ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
32
d. Strategi SD Negeri Duren 01
1) Melaksanakan tata tertib dan jadwal pelajaran yang telah disusun dan
sesuai dengan kuriulum.
2) Mengadakan dan mengerjakan administrasi kelas dengan benar dan
sesuai dengan kebutuhan.
3) Memprogramkan kegiatan sekolah maupun kelas dalam kurun waktu
jangka pendek, menengah, dan panjang.
4) Memberdayakan kegiatan KKKS, KKG, KKGPAI, dan KKGO.
5) Mengadakan study banding ke sekolah yang lebih maju dalam
kegiatan ekstra kulikuler.
6) Mempersiapkan materi bahasan untuk dijadikan tugas siswa dalam
kegiatan kurikuler.
7) Member penghargaan bagi siswa dan guru yang berprestasi.
8) Meningkatkan kesejahteraan bagi pengabdi Pendidikan.
9) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah, masyarakat,
dan pemerintah setempat.
10) Menciptakan kekeluargaan atau situasi kondusif yang Nampak di
lingkungan tempat kedinasan.
11) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan asri.
12) Menciptakan norma-norma asusila dalam memantapkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
33
3. Data Guru SD Negeri Duren 01
Tabel 3.1
Tenaga pengajar dan karyawan SDN Duren 01
Tugas
No
Nama / NIP
Tugas tambahan
Ket
mengajar
1.
Trimakno Mathias, S.Pd
MONV
NIP. 1961121211982011010
2.
Sri Iswati, Ama Pd
Guru Kelas II
Standar Pendidik
Guru Kelas III
Standar
NIP. 195906151983042007
3.
Sukarmi, S.Pd.SD
NIP. 196106021983042003
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
4.
Mulyanto, S.Pd
Guru Kelas VI
Standar
NIP. 1966031019920131009
Kelulusan
5.
Tri Sumarni, S.Pd.SD
Guru Kelas IV
Standar Isi,
NIP. 196711081992032005
Koperasi
6.
Sri Hastutiningsih, S.Pd.SD
Guru Kelas V
Bendahara
NIP. 197105142006042016
BOS
34
Kepala Sekolah
7.
Mardani Cahyono, S.Pd
Guru
Mapel
NIP. -
Bahasa Inggris
Mengampu
SDN Harjosari
Bawen
8.
Ois Dian Tri Kusumawati
Guru Kelas I
Standar
NIP. Proses
9.
Ari Prasetya
Tata Usaha
Standar
NIP.Pengelolaan
10.
Devita Dwi Anugraheni, Ama Pustakawati
Standar Penilaian dan
Pust
Standar Sarana dan
NIP.Prasarana
11.
Imam Chusdhoni
Guru
NIP.-
Olahraga
Mapel Standar
Sarana dan Prasarana
12.
13.
Afrizan Gusmayoni
Guru PAI dan Keagamaan
NIP._
BTQ
Suminto
Penjaga
NIP. 19620216198702
Sekolah
4. Data Siswa
Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 yang dijadikan subyek
penelitian adalah 34 anak terdiri dari 16 laki-laki, dan 18 perempuan.
35
di
Tabel 3.2
Subjek Penelitian
No
Nama Siswa
Jenis kelamin
1.
Deva Aksin Mahendra
L
2.
Rian Aksana
L
3.
Rintis Wahyu Melani
P
4.
Aryadhana Farensa Putra
L
5.
Endang Rahayu Ningsih
P
6.
Khoirul Anam
L
7.
Yuli Riski Setiawan
L
8.
Andri Setiawan
L
9.
Amru Hadaya Saputra
L
10.
Ade Fachry Fatullah
L
11.
Agum Ayuning Jayana
P
12.
Dinta Betriani
P
13.
Dony Prasetyo
L
36
14.
Diva Putri Febrianti
P
15.
Hayu Diah Puspita
P
16.
Ikbal Shokhaffudin
L
17.
Khusnul Alkarina
P
18.
Lifani Khoirun Niami
P
19.
Lathifah nur Saidah
P
20.
Nabila Puspita Rahayu
P
21.
Nekha Nanda Maula
P
22.
Oktaviano Surya Pradana
L
23.
Puput Ratih Olivia
P
24.
Ridhan Khana Maulana
L
25.
Rio Ferdiyano
L
26.
Riska Dea Ananta
P
27.
Risky Latif alfalaq
L
28.
Selvia Intan Aryanti
P
37
29.
Sofi Selvi Soraya
P
30.
Septa Aditya Mahfudin
L
31.
Vrendy Setiawan
L
32.
Wulan Cahyaningrum Al Nunik
P
33.
Yunita Sari
P
34.
Anggun Maia Riswanda
P
B. Deskripsi penelitian pra siklus
Dalam penelitian ini sebelum menerapkan pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL) pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang
dilaksanakan pada minggu kedua bulan Januari 2015 yang dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra siklus
dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2015 dengan kompetensi dasar
“Mendiskripsikan Alat transportasi sederhana dan modern”. Tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat
RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan Alat transportasi sederhana
38
dan modern” dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and
Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan
pendekatan CTL.
b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Sabtu tanggal
10 Januari 2015.
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan alat
transportasi sederhana dan modern.
d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
e. Membuat Instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS pokok bahasan alat transportasi sederhana dan modern.
Dengan kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produk,
komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
f. Menyiapkan alat pembelajaran
g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan
di kelas.
39
2. Pelaksanaan
a. Pra pembelajaran
1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang akan berlangsung.
2) Guru menyiapkan lembar RPP
3) Menyiapkan lembar tes formatif
b. Kegiatan Awal (5 menit)
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa
3) Absensi
4) Apersepsi
c. Kegiatan Inti (50 menit)
1) Eksplorasi
a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui
pemahaman awal siswa.
b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal
yang dimilikinya.
2) Elaborasi
a) Guru menyampaikan materi tentang alat transportasi.
b) Siswa diminta memperhatikan dengan seksama penjelasan guru.
40
c) Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang materi yang
sedang dipelajari.
3) Konfirmasi
a) Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada
yang belum dipahami.
c) Guru mengadakan post test
d. Kegiatan akhir (5 menit)
a) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran.
b) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
c) Berdoa bersama-sama.
d) Menutup dengan salam.
3. Pengamatan atau observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :
a. Memperhatikan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sedang
berlangsung.
41
b. Memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangannya untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil hal, yaitu hasil
pengamatan dari situasi kelas/pembelajaran dan hasil post test. Adapun
refleksi dari proses pembelajaran pra siklus yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang
belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan.
b. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena
sangat monoton.
c. Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan
melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu
teman yang lain.
C. Deskripsi Pelaksanaan siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari tiga tahapan yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus pertama dilaksanakan
pada
minggu
ketiga
bulan
Januari
42
2015
dengan
kompetensi
dasar
“Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat
RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana
dan modern”. Peneliti menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and
Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran
IPS kelas IV
b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 13
Januari 2015.
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I
d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
e. Membuat instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS materi alat transportasi.
43
f. Menyiapkan alat pelajaran
g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan
di kelas.
2. Tindakan
a. Pra pembelajaran
1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang akan berlangsung.
2) Menyiapkan lembar RPP.
3) Menyiapkan lembar tes fomatif
b. Kegiatan awal (5menit)
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa
3) Absensi
4) Guru mengadakan pre test
5) Apersepsi
c. Kegiatan inti (50 menit)
1) Eksplorasi
a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui
pemahaman awal siswa.
44
b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal
yang dimilikinya.
2) Elaborasi
a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi sederhana.
b) Guru menjelaskan cara kerja alat transportasi sederhana.
c) Guru bersama siswa menyebutkan alat transportasi sederhana.
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing
kelompok.
f) Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa alat transportasi
sederhana yang ada di lingkungan sekitar.
g) Siswa
diminta
mendiskusikan
hasil
pengamatan
dan
menyimpulkannya.
h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.
3) Konfirmasi
a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila
terjadi kesalahan.
45
b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada
yang belum difahami.
c) Guru mengadakan post test.
d. Kegiatan akhir (15 menit)
1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran.
2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3) Berdoa bersama-sama.
4) Menutup dengan salam
3. Pengamatan dan observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, yaitu :
1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasipeserta didik saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
2) Guru kolaborator menggunakan lembar pengamatanyang telah disiapkan
untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti untuk acuan perbaikan pada siklus berikutnya.
46
4. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu
hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan atau
peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti
dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
a. Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan hasil pre test namun masih belum maksimal.
b. Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak yang
merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas.
c. Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama dengan
kelompoknya.
Meskipun demikian pembelajaran ini telah mulai menunjukkan
perubahanatau peningkatan dalam beberapa hal yaitu :
a. Wawasan dan pemahaman siswa tentang belajar mulai berubah. Siswa
mulai mengerti bahwa belajar tidak selamanya harus menggunakan buku
dan berada dalam kelas.
b. Siswa lebih aktif bertanya tentang hal-hal yang belum difahami.
Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test sudah
mengalami peningkatan namun masih belum maksimal. Oleh karena itu
penulis pada siklus ke II akan lebih memperhatikan dan memperbaiki dengan :
47
a. Berupaya meningkatkan keaktifan siswa agar lebih maksimal dalam
memahami pelajaran.
b. Membantu menciptakan suasana yang nyaman dalam masing-masing
kelompok.
D. Deskripsi pelaksanaan siklus II
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan
pada minggu pertama bulan Februari 2015 dengan kompetensi dasar
“Mendiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat
RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana
dan modern”. menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning
(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
a. Merencanakan
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata
pelajaran IPS kelas IV.
b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari selasa tanggal 3
Maret 2015.
48
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III.
d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
e. Membuat instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS materi alat transportasi.
f. Menyiapkan alat pembelajaran.
g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan
di kelas.
2. Tindakan
a. Pra pembelajaran
1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pelajaran yang akan disampaikan.
2) Menyiapkan lembar RPP
3) Menyiapkan lembar test formatif
b. Kegiatan awal (15 menit)
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa
3) Guru mengabsen siswa
49
4) Guru mengadakan pre-test
5) Apersepsi
b. Kegiatan inti (50 menit)
1) Eksplorasi
a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi modern untuk
mengetahui pemahaman awal siswa.
b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan
awal yang dimiliki.
2) Elaborasi
a) Guru menjelaskan alat transportasi sederhana
b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi
sederhana
c) Guru bersama siswa menyebutkan cirri-ciri alat transportasi
sederhana.
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
e) Guru member pengarahan tentang tugas masing-masing kelompok
f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi sederhana
yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
g) Siswa
diminta
mendiskusikan
menyimpulkannya.
50
hasil
pengamatan
dan
h) Setelah berdiskusi, salah satu perwakilan siswa maju untuk
membacakan hasil diskusinya didepan teman-temannya.
3) Konfirmasi
a) Guru bersama kelompok lain mengoreksi dan mengkonfirmasi bila
terjadi kesalahan.
b) Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada yang belum di pahami.
c) Guru mengadakan post test
c. Kegiatan akhir (15 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Menyampaikan judul materi yang akan di pelajari pada pertemuan
berikutnya.
3) Berdoa bersama-sama.
4) Menutup dengan salam.
3. Pengamatan dan observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, yaitu :
1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi peserta didik saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
2) Guru kolaborator menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan
untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti untuk acuan perbaikan pada siklus berikutnya.
51
4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus kedua ini, penulis
menemukan peningkatan yang sudah baik pada pembelajaran IPS dengan
pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang sebagai berikut :
a. Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test.
b. Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada
peningkatan.
c. Tumbuh keberanian berpendapat.
d. Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat.
e. Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab.
Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam
berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL
masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada
pembelajaran berikutnya yaitu :
a. Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di
luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan
siswa.
b. Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan
pengamatan seperti yang yang diharapkan namun justru melakukan hal-hal
yang tidak semestinya dilakukan seperti bermain, bercanda, dan duduk.
52
E. Deskripsi pelaksanaan siklus III
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan
pada
hari
selasa
tanggal
3
Maret
2015
dengan
kompetensi
dasar
“Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapa atau
langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat
RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana
dan modern” menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning
(CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi :
a. Merencanakan
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata
pelaaran IPA kelas V.
b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Selasa tanggal 3
Maret 2015.
c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III.
d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
e. Membuat instrumen penelitian yaitu :
1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
53
instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS materi alat transportasi.
f. Menyiapkan alat pembelajaran.
g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan
di kelas.
2. Tindakan
a. Pra pembelajaran
1) Guru mengondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan yang
akan berlangsung.
2) Menyiapkan lembar RPP
3) Menyiapkan lembar tes formatif
b. Kegiatan awal (15 menit)
1) Guru mengucap salam
2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa
3) Absensi
4) Guru mengadakan pre test.
5) Apersepsi
c. Kegiatan inti (50 menit)
1) Eksplorasi
54
a) Guru bertanya jawab mengenai alat trasnportasi modern untuk
mengetahui pemahaman awal siswa.
b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal
yang dimilikinya.
2) Elaborasi
a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi modern.
b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi
modern.
c) Guru bersama siswa menjelaskan ciri-ciri alat transportasi
sederhana dan alat transportasi modern.
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing
kelompok.
f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi modern
yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
g) Siswa
diminta
mendiskusikan
hasil
pengamatan
dan
menyimpulkannya.
c) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.
3) Konfirmasi
a) Guru bersama kelompok lain mengoreksi hasil diskusi dari
kelompok lain.
55
b) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang
belum pahami.
c) Guru mengadakan post tes.
d. Kegiatan akhir (5 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari selanjutnya.
3) Berdoa bersama-sama.
4) Menutup dengan salam.
3. Pengamatan dan observasi
Dari pengamatan yang dilakukan guru kolaborator dengan lembar
pengamatan, pada siklus ini terjadi peningkatan prestasi siswa yang sangat
baik. Kini siswa juga sudah mulai terbuka wawasannya bahwa belajar tidak
selamanya berada dalam kelas dan bersumber dari buku saja. Siswa kini juga
faham bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan CTL yang
berlangsung sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan
siswa aktif juga gembira dalam mengikuti pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati prestasi
belajar pada siklus III sudah jauh lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya
56
karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran aktif diluar
kelas dengan pendekatan CTL dengan baik. Selain itu hasil observasi serta
hasil nilai yang di dapat juga menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik.
Siswa terlihat lebih senang dan menikmati proses pembelajaran karena
pembelajaran semacam ini merupakan cara belajar yang baru dan
menyenangkan bagi mereka. Pada siklus III ini, guru dan siswa aktif dalam
peran masing-masing. Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus III ini
meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal. Refleksi pada siklus III
yaitu didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Hasil penelitian ini menguraikan tentang peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Alat
transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 tahun pelajaran 2014/2015
dapat diketahui dengan melihat peningkatan prestasi belajar yang dialami peserta
didik setelah melakukan pembelajaran dengan strategi CTL (contexstual teaching
and learning) selama tiga siklus pertemuan. Hal itu dibuktikan dengan nilai hasil
evaluasi belajar peserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklus
pertemuan. Selain itu ada beberapa aspek yang diamati baik dari kegiatan guru,
kegiatan siswa, dan kegiatan selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya
dapat dilihat pada deskripsi siklus berikut ini.
1. Pra siklus
Sebelum digunakannya pendekatan Contekstual Teaching and
Learning
(CTL)
dalam
pembelajaran,
penyampaian
materi
hanya
menggunakan metode ceramah saja. Dari data yang diperoleh saat
melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL didapatkan
nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan pendekatan. Nilai
dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan
58
pendekatan CTL untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan
adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas IV SDN Duren 01
pada mata pelajaran IPS adalah 70.
Pembelajaran pra siklus dilakukan hanya dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan pendekatanContekstual Teaching and
Learning (CTL). Dari pembelajaran tersebut diperoleh data pada tabel berikut
:
Tabel 4.1
Nilai Siswa Pra Siklus
No
Nama siswa
Nilai
Keterangan
1
Deva Aksin Mahendra
20
Tidak tuntas
2
Rian Aksana
35
Tidak tuntas
3
Rintis Wahyu Melani
50
Tidak tuntas
4
Aryadhana Farensa Putra
50
Tidak tuntas
5
Endang Rahayu Ningsih
60
Tidak tuntas
6
Khoirul Anam
50
Tidak tuntas
7
Yuli Riski Setiawan
25
Tidak tuntas
8
Andri Setiawan
65
Tuntas
59
9
Amru Hadaya Saputra
60
Tidak tuntas
10
Ade Fachry Fatullah
60
Tidak tuntas
11
Agum Ayuning Jayana
65
Tuntas
12
Dinta Betriani
65
Tuntas
13
Dony Prasetyo
40
Tidak tuntas
14
Diva Putri Febrianti
75
Tuntas
15
Hayu Diah Puspita
70
Tidak tuntas
16
Ikbal Shokhaffudin
60
Tidak tuntas
17
Khusnul Alkarina
70
Tuntas
18
Lifani Khoirun Niami
35
Tidak tuntas
19
Lathifah nur Saidah
80
Tuntas
20
Nabila Puspita Rahayu
50
Tidak tuntas
21
Nekha Nanda Maula
40
Tidak tuntas
22
Oktaviano Surya Pradana
30
Tidak tuntas
23
Puput Ratih Olivia
45
Tidak tuntas
60
24
Ridhan Khana Maulana
80
Tuntas
25
Rio Ferdiyano
20
Tidak tuntas
26
Riska Dea Ananta
45
Tidak tuntas
27
Risky Latif alfalaq
45
Tidak tuntas
28
Selvia Intan Aryanti
30
Tidak tuntas
29
Sofi Selvi Soraya
45
Tidak tuntas
30
Septa Aditya Mahfudin
55
Tidak tuntas
31
Vrendy Setiawan
45
Tidak tuntas
32
Wulan Cahyaningrum A.
75
Tuntas
33
Yunita Sari
40
Tidak tuntas
34
Anggun Maia Riswanda
45
Tidak tuntas
Jumlah
1725
Rata-rata
50,74
Dari data yang tersaji dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 6 siswa atau 17,64 %. Dan yang
61
belum tuntas sebanyak 28 siswa atau 82,36% dari jumlah siswa yang ada di
kelas IV SDN Duren 01. Nilai rata-rata kelasnya adalah.50,74.
a. Refleksi
Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,yaitu
hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan nilai post
test terhadap nilai pre test.Dan refleksi dari pra siklus ini adalah sebagai
berikut:
1) Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa
yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan.
2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena
sangat monoton.
3) Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan
melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau
mengganggu teman yan lain.
2. Siklus 1
Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan
pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran
dilakukan diluar kelas dengan mengamati alat transportasi, tidak hanya dari
buku dan berada di dalam kelas tetapi belajar secara langsung dari lingkungan
sekitar sekolahan.
62
Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut:
Table 4.2
Nilai siswa siklus 1
Nilai
No
Nama
Pre test
Ket
Post test
Ket
1
Deva Aksin Mahendra
30
Tidak
30
Tidak
2
Rian Aksana
45
Tidak
50
Tidak
3
Rintis Wahyu Melani
50
Tidak
60
Tidak
4
Aryadhana Farensa Putra
55
Tidak
70
Tuntas
5
Endang Rahayu Ningsih
60
Tidak
70
Tuntas
6
Khoirul Anam
60
Tidak
85
Tuntas
7
Yuli Riski Setiawan
35
Tidak
35
Tidak
8
Andri Setiawan
70
Tuntas
100
Tuntas
9
Amru Hadaya Saputra
65
Tidak
80
Tuntas
10
Ade Fachry Fatullah
65
Tidak
100
Tuntas
11
Agum Ayuning Jayana
65
Tidak
85
Tuntas
63
12
Dinta Betriani
65
Tidak
70
Tuntas
13
Dony Prasetyo
40
Tidak
60
Tidak
14
Diva Putri Febrianti
75
Tuntas
85
Tuntas
15
Hayu Diah Puspita
70
Tuntas
85
Tuntas
16
Ikbal Shokhaffudin
60
Tidak
65
Tidak
17
Khusnul Alkarina
70
Tuntas
75
Tuntas
18
Lifani Khoirun Niami
40
Tidak
50
Tidak
19
Lathifah nur Saidah
80
Tuntas
100
Tuntas
20
Nabila Puspita Rahayu
50
Tidak
50
Tidak
21
Nekha Nanda Maula
40
Tidak
40
Tidak
22
Oktaviano Surya Pradana
40
Tidak
60
Tidak
23
Puput Ratih Olivia
45
Tidak
45
Tidak
24
Ridhan Khana Maulana
80
Tuntas
100
Tuntas
25
Rio Ferdiyano
25
Tidak
25
Tidak
26
Riska Dea Ananta
50
Tidak
50
Tidak
64
27
Risky Latif alfalaq
55
Tidak
55
Tidak
28
Selvia Intan Aryanti
35
Tidak
35
Tidak
29
Sofi Selvi Soraya
45
Tidak
45
Tidak
30
Septa Aditya Mahfudin
55
Tidak
60
Tidak
31
Vrendy Setiawan
45
Tidak
45
Tidak
32
Wulan Cahyaningrum Al 75
Tuntas
100
Tuntas
Nunik
33
Yunita Sari
40
Tidak
40
Tidak
34
Anggun Maia Riswanda
45
Tidak
45
Tidak
Jumlah
1825
2150
Nilai rata-rata
53,68
63,24
Jumlah siswa yang tuntas
7 siswa / 20,59%
14 siswa / 41,18%
Peningkatan yang terjadi
7 siswa / 20,59%
Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa pada nilai post test
siswa yang telah tuntas meningkat jika dibanding saat pre test. Siswa yang
tuntas sebanyak 7 Siswa atau 20,59%, meningkat 7 siswa / 20,59% dibanding
65
saat pre test dan siswa yang belum tuntas sebanyak 20 atau 58,83%. Rata-rata
kelas pada post test adalah 63,24, naik 9,56 dari rata-rata kelas saat pre test.
a. Refleksi
Penerapan media permainan pada siklus I masih sangat kurang
menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam
pembelajaran.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
terhadap
situasi
pembelajaranpada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan
pembelajaran sebagai berikut:
1) Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan namun masih
belum maksimal.
2) Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak
yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas.
3) Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama
dengan kelompoknya.
3. Siklus II
pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan CTL
peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan
memancing siswa untuk membuka wawasan dan aktif serta memfasilitasi agar
suasana dalam kelompok menjadi menyenangkan.
66
Dari instrument soal didapat nilai sebagai berikut:
Table 4.3
Nilai siswa siklus II
Nilai
No
Nama
Pre test
Ket
Post test
Ket
1
Deva Aksin Mahendra
20
Tidak
40
Tidak
2
Rian Aksana
40
Tidak
60
Tidak
3
Rintis Wahyu Melani
55
Tidak
70
Tuntas
4
Aryadhana Farensa Putra
55
Tidak
75
Tuntas
5
Endang Rahayu Ningsih
40
Tidak
70
Tuntas
6
Khoirul Anam
60
Tidak
85
Tuntas
7
Yuli Riski Setiawan
30
Tidak
55
Tidak
8
Andri Setiawan
75
Tuntas
100
Tuntas
9
Amru Hadaya Saputra
60
Tidak
90
Tuntas
10
Ade Fachry Fatullah
80
Tuntas
100
Tuntas
11
Agum Ayuning Jayana
55
Tidak
85
Tuntas
67
12
Dinta Betriani
45
Tidak
80
Tuntas
13
Dony Prasetyo
40
Tidak
70
Tuntas
14
Diva Putri Febrianti
75
Tuntas
100
Tuntas
15
Hayu Diah Puspita
70
Tuntas
90
Tuntas
16
Ikbal Shokhaffudin
60
Tidak
65
Tidak
17
Khusnul Alkarina
70
Tuntas
85
Tuntas
18
Lifani Khoirun Niami
40
Tidak
60
Tidak
19
Lathifah nur Saidah
85
Tuntas
100
Tuntas
20
Nabila Puspita Rahayu
50
Tidak
50
Tidak
21
Nekha Nanda Maula
40
Tidak
40
Tidak
22
Oktaviano Surya Pradana
50
Tidak
75
Tuntas
23
Puput Ratih Olivia
50
Tidak
50
Tidak
24
Ridhan Khana Maulana
85
Tuntas
100
Tuntas
25
Rio Ferdiyano
35
Tidak
35
Tidak
26
Riska Dea Ananta
55
Tidak
75
Tuntas
68
27
Risky Latif alfalaq
60
Tidak
85
Tuntas
28
Selvia Intan Aryanti
45
Tidak
50
Tidak
29
Sofi Selvi Soraya
45
Tidak
45
Tidak
30
Septa Aditya Mahfudin
55
Tidak
70
Tuntas
31
Vrendy Setiawan
45
Tidak
65
Tidak
32
Wulan Cahyaningrum Al 75
Tuntas
100
Tuntas
Nunik
33
Yunita Sari
40
Tidak
40
Tidak
34
Anggun Maia Riswanda
55
Tidak
65
Tidak
Jumlah
1840
2425
Nilai rata-rata
54,12
71,33
Jumlah siswa yang tuntas
8 siswa / 23,53%
20 siswa / 58,83%
Peningkatan yang terjadi
12 siswa / 35,30%
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
peningkatan lagi . Meskipun masih ada 26 orang siswa atau 76,48% yang
belum tuntas pada pre test namun pada post test kelulusannya telah mencapai
69
20 orang siswa / 58,83% meningkat 12 orang siswa / 35,30 %. Nilai rata-rata
kelasnya adalah 71,33 atau naik 17,21 dari pre tes.
a. Refleksi
Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat dan telah
cukup memperhatikan pembelajaran. Tidak hanya dari faktor pendekatan
saja yang mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa akan
tetapi faktor individual siswa juga sangat berpengaruh.
Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti
menemukan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren
01 sebagai berikut:
1) Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test.
2) Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada
peningkatan.
3) Tumbuh keberanian berpendapat.
4) Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat.
5) Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab.
Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam
berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL
masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada
pembelajaran berikutnya yaitu :
70
1) Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar
aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan
mengkondisikan siswa.
2) Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak
melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan, namun
justru mereka melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan.
Seperti bermain, bercanda, dan duduk melihat temannya saja.
4. Siklus III
Untuk nilai yang didapat pada siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4
Nilai Siswa Siklus III
Nilai
No
Nama
Pre test
Ket
Post test
Ket
1
Deva Aksin Mahendra
40
Tidak
40
Tidak
2
Rian Aksana
60
Tidak
80
Tuntas
3
Rintis Wahyu Melani
70
Tuntas
80
Tuntas
4
Aryadhana Farensa Putra
75
Tuntas
90
Tuntas
5
Endang Rahayu Ningsih
70
Tuntas
85
Tuntas
71
6
Khoirul Anam
90
Tuntas
100
Tuntas
7
Yuli Riski Setiawan
45
Tidak
55
Tidak
8
Andri Setiawan
100
Tuntas
100
Tuntas
9
Amru Hadaya Saputra
100
Tuntas
100
Tuntas
10
Ade Fachry Fatullah
100
Tuntas
100
Tuntas
11
Agum Ayuning Jayana
85
Tuntas
95
Tuntas
12
Dinta Betriani
80
Tuntas
90
Tuntas
13
Dony Prasetyo
70
Tuntas
85
Tuntas
14
Diva Putri Febrianti
100
Tuntas
100
Tuntas
15
Hayu Diah Puspita
100
Tuntas
100
Tuntas
16
Ikbal Shokhaffudin
70
Tuntas
85
Tuntas
17
Khusnul Alkarina
85
Tuntas
100
Tuntas
18
Lifani Khoirun Niami
60
Tidak
80
Tuntas
19
Lathifah nur Saidah
100
Tuntas
100
Tuntas
20
Nabila Puspita Rahayu
60
Tidak
80
Tuntas
72
21
Nekha Nanda Maula
60
Tidak
85
Tuntas
22
Oktaviano Surya Pradana
75
Tuntas
85
Tuntas
23
Puput Ratih Olivia
50
Tidak
80
Tuntas
24
Ridhan Khana Maulana
100
Tuntas
100
Tuntas
25
Rio Ferdiyano
45
Tidak
55
Tidak
26
Riska Dea Ananta
80
Tuntas
95
Tuntas
27
Risky Latif alfalaq
90
Tuntas
100
Tuntas
28
Selvia Intan Aryanti
50
Tidak
70
Tuntas
29
Sofi Selvi Soraya
55
Tidak
80
Tuntas
30
Septa Aditya Mahfudin
80
Tuntas
90
Tuntas
31
Vrendy Setiawan
75
Tuntas
90
Tuntas
32
Wulan Cahyaningrum Al 100
Tuntas
100
Tuntas
Nunik
33
Yunita Sari
40
Tidak
70
Tuntas
34
Anggun Maia Riswanda
65
Tidak
85
Tuntas
73
Jumlah
2525
2930
Nilai rata-rata
74,27
86,18
Jumlah siswa yang tuntas
22 siswa / 64,71% 31 siswa / 91,18%
Peningkatan yang terjadi
9 siswa / 26,48%
Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan baik jauh lebih meningkat. Rata-rata kelas
mengalami peningkatan sebesar 11,91 dari pre test yaitu 74,27. Siswa yang
mendapatkan nilai pada interval 100 juga meningkat. Ada 11 siswa yang
mendapat nilai 100. Peningkatan kelulusan sebanyak 9 siswa / 26,48 %.
Namun sayangnya, masih ada siswa yang belum bisa tuntas KKM 70 yaitu
sebanyak 3
Siswa atau 8,83%. Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi
standar ideal ketuntasan belajar karena sudah mencapai rata-rata diatas 85%.
Adapun 3 siswa yang belum tuntas menurut pengamatan guru kolaborator
memang kurang memiliki motivasi dan perhatian dalam mengikuti
pembelajaran dan kurang aktif saat pembelajaran berlangsung.
a. Refleksi
Nilai yang diperoleh pada siklus III lebih meningkat dibandingkan
dengan siklus-siklus sebelumnya. Pada siklus III ini hanya 3 siswa yang
belum dapat mencapai ketuntasan KKM. Refleksi pada siklus III yaitu
74
didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS karena
semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan
hasil yang baik. Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam
meningkatkan prestasi belajar IPS melalui pendekatan Contekstual
Teaching and Learning (CTL)
pada siswa kelas IV SDN Duren 01
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
B. Pembahasan Hasil Laporan
Dari paparan hasil penelitian dari siklus satu sampai pada siklus ke tiga
diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini :
Tabel 4.5
Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus
P r e
Kegiata n
j u m l a h
s i s w a
t e s t
P o s t
t e s t
Peningkatan
prosentase
J u m l a h
s i s w a
prosentase
Jumlah
siswa
prosentase
Siklus I
7 siswa
20,59%
14 siswa
41,18%
7 siswa
20,59%
Si k l us I I
8 siswa
23,53%
20 siswa
58,83%
12 siswa
35,30%
Siklus III
22 siswa
64,71%
31 siswa
91,18%
9 siswa
26,48%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan dari
pre test ke post test sebanyak 7 siswa/ 20,59%, siklus II peningkatan dari pre test
ke post test sebanyak 12 siswa/ 35,30%, dan pada Siklus III peningkatan dari pre
test ke post test sebanyak 9 siswa/ 26,48%.
75
Sedangkan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus ke tiga (nilai
post test) diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini:
Tabel 4.6
Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III
100
90
80
70
60
Siklus III
50
Siklus II
40
Siklus I
30
Pra Siklus
20
10
0
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Dari hasil nilai ketuntasan diatas dapat dijelaskan pada pra siklus
17,64% siswa yang tuntas. Pada siklus I meningkat menjadi 41,18% siswa
yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 58,83%. Dan pada
siklus III ketuntasan siswa mencapai 91,18%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa mulai dari pra siklus sampai siklus III siswa mengalami
peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi karena
76
motivasi siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL).
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis, dapat disimpulkan bahwa metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) terbukti dapat meningkatkan prestasi
belajar IPS materi alat transportasi siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, Dengan dibuktikan
pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 6 siswa atau17,64%.
Pada siklus I dicapai persentase ketuntasan 7 siswa atau 20,59% yang mendapat
nilai di atas KKM 70 saat pre test menjadi 14 siswa atau 41,18% saat post test
terjadi kenaikan sebesar 20,59%. Pada siklus II dicapai persentase ketuntasan
dengan nilai KKM 70 saat pre test sebanyak 8 siswa atau 23,53%, saat post test
menjadi sebanyak 20 siswa atau 58,83% ada kenaikan sebanyak 17,65% dari
siklus I. Pada siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar siswa yang
mendapat nilai KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 64,71% saat pre test menjadi 31
siswa atau 91,18% saat post test meningkat sebanyak 32,35% dari siklus II. Jadi
dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan ketuntasan dari 6 siswa atau
17,64% menjadi 31 siswa atau 91,18% naik sebesar 25 siswa atau73,53% dari
jumlah siswa. Persentase didapat dari nilai siswa yang telah memenuhi
Ketuntasan Kriteria Minimum ( KKM ) yaitu 70 untuk mata pelajaran IPS.
78
B. Saran
Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa, maka yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Guru
Guru selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan
profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan media, metode
ataupun pendekatan yang akan digunakan dalam mengajar. Karena dengan
penggunaan media, metode atau pendekatan yang sesuai dan inovatif membuat
siswa tidak lekas bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu
persiapan lain juga harus dipersiapkan dengan baik seperti pembuatanRPP,
RH, Silabus dan lain-lain. Jika persiapan sudah matang maka pembelajaran
akan lebih baik dan lebih mengena pada sasaran dan mendapatkan hasil yang
maksimal. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan prestasi, motivasi,
perhatian dan keaktifan siswa.
2. Sekolah
Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepala
sekolah dan komite sebaiknya meningkatkan pembinaan, pemantauan, dan
pengarahan pada guru-guru. Dengan pembinaan yang diberikan diharapkan
menjadi dorongan agar dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada
siswa didik.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Ahmadi, Abt. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.
Departemen Agama RI. 2011. Al- Qur’an dan Terjemahnya, Depok : Cahaya Qur’an.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. Metodologi
Pendidikan
Agama
Islam.
Jakarta:
Direktorat
Jenderal
Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam.
Fajar Arnie . 2002. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, H. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. cet. 4. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Quantum Teaching.
Ciputat.
Poerwadarminta W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.
80
Rasimin.2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. STAIN.Salatiga
Press. Salatiga.
Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga. STAIN
Salatiga Press.
Suyadi. 2010. Panduan Peneletian Tindakan Kelas. Diva Press. Jogjakarta.
Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio. STAIN Salatiga Press. Salatiga.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kencana.
Jakarta.
Uno dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Bumi Aksara. Jakarta.
Wihardit, I. W . 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.
81
1
1
1
2
LAMPIRAN 12. DOKUMENTASI
Kegiatan Awal Pembelajaran
Siswa Belajar pada Kelompok Masing-Masing
1
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Ketua kelompok sedang membantu anggotanya
Siswa sedang bekerja dengan kelompoknya
2
Siswa sedang bekerja dengan kelompoknya
Siswa sedang mengerjakan soal tes
3
LAMPIRAN
Soal pre-tes
A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA SALAH SATU JAWABAN YANG
BENAR!
1. Di bawah ini, yang bukan termasuk ciri-ciri teknologi transportasi tradisional
adalah ....
a. perawatan mudah
b. harus ada tempat khusus
c. tidak menimbulkan polusi
d. waktu tempuh lama
2. Hewan yang biasanya digunakan untuk menarik delman adalah . . . .
a. kuda
c. ikan
b. ayam
d. burung
3. Tiga contoh alat transportasi darat....
a. becak, sepeda, delman
b. gerobak, rakit, balon udara
c. kano, delman, sepeda
d. becak, kapal layar, rakit
4. Alat yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dari satu tempat
ke tempat yang lain disebut . . .
a. Alat telekomunikasi
c. alat transportasi
b. Alat komunikasi
d. alat evakuasi
5. Kelebihan teknologi transporasi masa lalu adalah . .
a. bebas polusi
c. boros tenaga listrik
b. sulit membuatnya
d. mahal harganya
6. Contoh alat transportasi laut tradisional ....
a. Kapal laut
c. perahu motor
b. Kapal selam
d. perahu layar
4
7. Berilah contoh alat transportasi masa lalu ....
a. pesawat
c. sepeda motor
b. kereta api
d. delman
8. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang dan digerakkan oleh
tenaga manusia adalah ....
a. gerobak
c. kano
b. truck
d. balon udara
9. Berikut ini merupakan alat transportasi air adalah . . .
a. sepeda
c. becak
b. perahu
d. pesawat
10. Salah satu kelebihan alat transportasi masa kini adalah . . .
a. Mudah dibuat
c. lebih cepat sampai
b. Murah
d. tidak membutuhkan tempat khusus
B. ESAY
1. Kendaraan roda dua yang dikayuh seseorang adalah…..
2. Sepeda termasuk alat transportasi darat pada masa . . .
3. Rakit merupakan alat transportasi masa lalu yang dijalankan di. . .
4. Arus air dimanfaatkan rakit untuk . . .
5. Transportasi darat yang menggunakan jalan khusus adalah . . .
6. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah. . . . . jalannya
7. Hewan yag digunakan untuk menarik delman adalah . . .
8. Alat transportasi yang digerakkan oleh mesin disebut alat transportasi . . .
9. Tempat tinggal landas pesawat disebut . . .
10. Kapal laut berhenti di……
5
KUNCI JAWABAN PRE-TES
A. PILIHAN GANDA
1. B
2. A
3. A
4. C
5. A
6. D
7. D
8. A
9. B
10. C
B. ESAI
1. Sepeda
2. Lalu
3. Air/sungai
4. Bergerak
5. Kereta api
6. Lambat
7. Kuda
8. Masa kini
9. Bandara
10. Pelabuhan
6
LAMPIRAN
SOAL SIKLUS 1
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT
1. Di bawah ini, yang bukan termasuk ciri-ciri teknologi transportasi tradisional
adalah ....
a. perawatan mudah
b. harus ada tempat khusus
c. tidak menimbulkan polusi
d. waktu tempuh lama
2. Di bawah ini, yang termasuk transportasi laut sederhana ialah ....
a. Kapal laut
c. perahu motor
b. Kapal selam
d. perahu layar
3. Hewan yang biasanya digunakan untuk menarik delman adalah . . . .
a. kuda
c. ikan
b. ayam
d. burung
4. Orang yang pertama kali menciptakan balon udara adalah....
a. Orville
c. Wright
b. Boden powel
d. Montgolfier
5. Rakit termasuk jenis alat transportasi . . .
a. Terkini
c. masa kini
b. masalalu
d. modern
6. Berikut yang termasuk alat transportasi laut ....
a. sepeda
c. delman
b. becak
d. kapal layar
7
7.
Tiga contoh alat transportasi darat....
a. becak, sepeda, delman
b. gerobak, rakit, balon udara
c. kano, delman, sepeda
d. becak, kapal layar, rakit
8. Kelebihan teknologi masalalu di antaranya adalah ....
a. bebas polusi
c. boros tenaga listrik
b. sulit membuatnya
d. mahal harganya
9. Segala sesuatu yang digunakan sebagai alat angkut disebut sarana ....
a. komunikasi
b. transportasi
c. konsumsi
d. produksi
10. Alat transportasi yang tidak menimbulkan polusi adalah alat transportasi . . . .
a. masamuda
c. masakini
b. masatua
d. masalalu
B. ESAY
1. Jenis kapal yang menggunakan tenaga angin adalah ....
2. Kendaraan roda dua yang dikayuh seseorang adalah…..
3. Hewan penggerak pedati ....
4. Kendaraan yang memiliki cirri khas beroda tiga adalah . . .
5. Alat yang digunakan untuk mengangkut barang pada masalalu adalah ....
6. Sepeda termasuk alat transportasi darat pada . . .
7. Tidak menimbulkan polusi adalah kelebihan alat transportasi . . .
8. Rakit merupakan alat transportasi masalalu yang dijalankan di. . .
9. Alat transportasi yang terbuat dari susunan benda yang datar untuk perjalanan
diatas air adalah ....
10. Penggerak gerobak adalah menggunakan tenaga ....
8
KUNCI JAWABANSIKLUS I
A. PILIHAN GANDA
1. B
2. D
3. A
4. D
5. B
6. D
7. A
8. A
9. B
10. D
B. ESAI
1. Kapal layar
2. Sepeda
3. Sapi
4. Becak
5. Gerobak
6. Masa lalu
7. Masa lalu
8. Air
9. Rakit
10. Manusia
9
LAMPIRAN
SOAL SIKLUS 2
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT
1. Contoh alat transportasi masa kini tertera dibawah ini, kecuali ....
a. mobil
c. kapal layar
b. helikopter
d. kapal selam
2. Berikut termasuk alat transportasi air adalah ....
a. sepeda motor
c. kapal feri
b. truk
d. pesawat tempur
3. Penggerak kereta api listrik adalah ....
a. listrik
c. minyak bumi
b. solar
d. batu bara
4. Sebelum naik pesawat, kita harus membeli ....
a. perangko
c. tiket
b. wesel
d. karcis
5. Pesawat, adalah alat transportasi yang digerakkan menggunakan tenaga . .
a. mesin
c. hewan
b. mansia
d. air
6. Tempat berhentinya kereta api adalah . . . .
a. halte
c. pasar
b. bandara
d. stasiun
7. Tiga contoh alat transportasi pada masa kini adalah . . . .
a. Pesawat, kereta api, kano
b. Kereta kuda, kereta kuda, kereta kencana
c. Mobil, sepeda motor, becak
d. Truck, mobil, bus
10
8. Kapal yang dapat berjalan di bawah maupun di atas permukaan laut adalah . . .
.
9.
a. sampan
c. kapal selam
b. kapal feri
d. kapal tanker
Orang yang mengendarai pesawat adalah. . . .
a. masinis
c. supir
b. pilot
d. nahkoda
10. Pelabuhan yang ada di Semarang adalah ....
a. pelabuhan tanjung perak
b. pelabuhan tanjung emas
c. pelabuhan tanjung priok
d. pelabuhan merak
B. ESAY
1. Alat transportasi yang oleh seorang nahkoda adalah . . .
2. Alat transportasi yang digerakkan oleh mesin disebut alat transportasi . . .
3. Tempat tinggal landas pesawat disebut . . .
4. Jika ingin berpergian jauh lewat jalur udara, pada saat ini kita bisa
menggunakan . . .
5. Alat transportasi yang memiliki jalur tersendiri bernama “ril”, adalah. . .
6. Jenis kapal yang digunakan orang untuk menyeberangi pulau dan membawa
penumpang manusia disebut ....
7. Jenis kapal yang biasanya dibuat lomba balap kapal laut, dan biasanya
memiliki kecepatan yang tinggi, disebut ....
8. Kapal laut berhenti di……
9. Alat transportasi yang memiliki dua roda dan digerakkan oleh mesin adalah
....
10. Sepeda motor pertama kali di temukan oleh ....
11
KUNCI JAWABAN SIKLUS II
A. PILIHAN GANDA
1. C
2. C
3. A
4. C
5. A
6. D
7. D
8. C
9. B
10. B
B. ESAI
1. Kapal laut
2. Masa kini
3. Bandara
4. Pesawat
5. Kereta api
6. Kapal feri
7. Speedboat
8. Pelabuhan
9. Sepeda motor
10. Ernest dan Pierre michaux
12
LAMPIRAN
SOAL SIKLUS 3
A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT
1. Alat yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dari satu
tempat ke tempat yang lain disebut . . .
c. Alat telekomunikasi
c. alat transportasi
d. Alat komunikasi
d. alat evakuasi
2. Kelebihan teknologi transporasi masa lalu adalah . .
c. bebas polusi
c. boros tenaga listrik
d. sulit membuatnya
d. mahal harganya
3. Hewan yang dipakai untuk menarik delman adalah . . .
a. Kerbau
c. kambing
b. Kuda
d. singa
4. Berilah contoh alat transportasi masa lalu ....
c. pesawat
c. sepeda motor
d. kereta api
d. delman
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang dan digerakkan
oleh tenaga manusia adalah ....
a. gerobak
c. kano
b. truck
d. balon udara
6. Berikut ini merupakan alat transportasi air adalah . . .
c. sepeda
c. becak
d. perahu
d. pesawat
7. Alat transportasi masa lalu tidak membutuhkan tempat khusus,itu merupakan .
. . alat transportasi masa lalu
a. keuntungan
c. mempersulit
b. kerugian
d. kekurangan
13
8. Salah satu kelebihan alat transportasi masa kini adalah . . .
c. Mudah dibuat
c. lebih cepat sampai
d. Murah
d. tidak membutuhkan tempat khusus
9. Berikut bukan termasuk cirri-ciri teknologi transportasi tradisional adalah . . .
.
a. Perawatan mudah
c. tidak menimbulkan polusi
b. Harus ada tempat khusus
d. waktu tempuh lama
10. Contoh alat transportasi laut tradisional ....
c. Kapal laut
c. perahu motor
d. Kapal selam
d. perahu layar
B. ESAY
1.
Arus air dimanfaatkan rakit untuk . . .
2. Transportasi darat yang menggunakan jalan khusus adalah . . .
3. Salah satu keuntungan alat transportasi masa lalu adalah tidak menimbulkan
polusi, karena digunakan menggunakan tenaga
. . . . . . .dan. . . . .
4. Nama alat transportasi mesin yang beroda tiga adalah . . .
5.
Alat transportasi air ini terbuat dari bambu atau pelepah pisang atau sesuatu
yang dapat mengapung adalah. . . .
6. Pada masa lalu alat transportasi air masih memanfaatkan tenaga . . . .
7. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah. . . . . jalannya
8. Hewan yag digunakan untuk menarik delman adalah . . .
9. Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang dari pulau satu ke pulau
yang lain adalah kapal. . .
10. Terminal adalah tempat berhentinya . . .
14
KUNCI JAWABAN SIKLUS III
A. PILIHAN GANDA
1. C
2. A
3. B
4. D
5. A
6. B
7. A
8. C
9. B
10. D
B. ESAI
1. Bergerak
2. Kereta api
3. Manusia dan hewan
4. Bemo
5. Rakit
6. Angin /manusia
7. Lambat
8. Kuda
9. Feri
10. Bus/Angkot
15
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS I
Sekolah
: SDN Duren 01
Mate Pelajaran
: IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas/Semester
: IV/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari
: Selasa, 13 Januari 2015
A. Standar Kompetensi
1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemampuan teknologi
lingkungan / kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, transportasi serta
pengalaman menggunakannya.
C. Indikator
1. Menjelaskan tentang ciri-ciri alat transportasi pada masalalu.
2. Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi masalalu.
16
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan tentang cirri-ciri alat transportasi pada
masalalu.
2. Siswa dapat menceritakan pengalaman menggunakan teknologi
transportasi.
E. Karakter yang diharapkan
Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif,
dan gemar membaca.
F. Materi Pembelajaran
a. Transportasi darat pada masalalu
Transportasi darat pada masalalu tidak bermesin dan jumlahnya
sedikit. Berikut beberapa jenis transportasi darat masalalu.
1) Gerobak
Gerobak adalah alat yang berupa kotak besar beroda dua, tiga
atau empat untuk mengangkut sesuatu (barang, sayur, dan sebagainya)
yang ditarik atau didorong oleh manusia.
17
2) Delman
Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda
dua atau empat. Yang tidak menggunakan mesin, tetapi menggunakan
kuda
sebagai
penggantinya.
Variasi
alat
transportasi
yang
menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana
dan kereta kuda.
3) Sepeda
Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, yang
mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang
digerakkan kaki untuk menjalankannya.
4) Becak
Becak adalah kendaraan roda tiga yang dikayuh oleh seorang
supir untuk menjalankannya dan supir becak berada di belakang
penumpang.
b. Transportasi perairan pada masa lalu
1) Rakit
Rakit adalah susunan benda mengapung yang datar untuk
perjalanan diatas air dan merupakan rancangan perahu yang paling
dasar. Rakit dijaga mengapung menggunakan gabungan bahan ringan
seperti kayu, tong tertutup, maupun ruang air dipompa. Rakit
trandisional atau primitive dibuat dari bahan kayu atau buluh.
18
2) Kapal layar
Kapal
layar
menggunakan layar
adalah
kapal
yang
digerakkan
dengan
yang memanfaatkan tenaga angin untuk
pendorongnya. Konstruksi kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan
cukup lamadigunakan sebagai tulang punggung pelayaran.
3) Kano
Kano adalah sebuah perahu kecil dan sempit, yang biasanya
digerakkan dengan tenaga manusia, tetapi juga lazim diberi layar.
Kano biasanya lancip pada kedua ujungnya dan terbuka di bagian
atasnya, namun bagian ini dapat di beri tutup.
c. Teknologi transportasi udara pada masalalu
Salah satu contoh transportasi udara pada masalalu adalah balon
udara. Balon udara adalah teknologi penerbangan pertama oleh manusia,
ditemukan oleh Montgolfier bersaudara di Annonay,Prancis pada 1783.
Balon udara ini dapat terbang karena diberi udara panas. Udara panas itu
berasal dari hidrogen yang di bakar. Kalau pemanas dinyalakan, balon
akan naik. Kalau udara didalam balon menjadi dingin, balon akan turun.
Sekarang gas hidrogen tidak dipakai lagi pada balon udara karena mudah
terbakar. Sebagai gantinya, orang menggunakan gas helim yang tidak
mudah terbakar.
19
G. Metode pembelajaran
1. Metode CTL (contextual teaching and learning)
2. Penugasan
H. Alat dan sumber belajar
1. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas 4 hal, 39-43
2. BSE ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas IV
3. Papan tulis
4. Kapur
5. Alat tulis
6. Sepeda
7. Gerobak
8. Replika becak
9. Rakit dari pohon pisang
10. Balon udara (replika terbuat dari plastik)
11. Replika kapal layar
I. Langkah-langkah pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa
20
3. Guru mengabsen siswa
4. Guru mengadakan pre test
5. Apersepsi
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui
pemahaman awal siswa.
b) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan
awal yang dimilikinya.
2. Elaborasi
a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi sederhana.
b) Guru bersama siswa menyebutkan alat transportasi sederhana.
c) Gruu membagi siswa menjadi 5 kelompok.
d) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing
kelompok.
e) Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa alat transportasi
sederhana yang ada di lingkungan sekitar sekolahan.
f) Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan
menyimpulkan apa yang sudah di amati.
21
g) Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju menjelaskan hasil
pengamatan tentang alat transportasi pada masalalu yang ada di
lingkungan sekolah.
3. Konfirmasi
a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila
terjadi kesalahan..
b) Guru meberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, apabila ada
yang belum dipahami.
c) Guru mengadakan post test.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa.
4. Guru menutup dengan salam
J. Penilaian
Prosedur : pos tes
Teknik
: tes tertulis
Pedoman penilaian:
22
23
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS 2
Sekolah
: SDN Duren 01
Mate Pelajaran
: IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas/Semester
: IV/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari
: Sabtu, 7 Februari 2015
A. Standar Kompetensi
1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi
lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakan.
C. Indikator
1.
Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi pada masa kini/modern.
2. Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan:
1.
Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi modern
2. Siswa dapat menjelaskan pengamalan menggunakan alat transportasi modern.
24
E. Karakter yang diharapkan
Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar
membaca.
F. Materi Pelajaran
a. Alat transportasi darat pada masakini
Transportasi darat pada masakini kebanyakan sudah bermesin dan kita
dapat mudah menemukannya karena jumlah dan ragamnya sangat banyak.
Berikut ini beberapa contoh teknologi transportasi darat pada masakini:
1) Sepeda Motor
Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang menggunakan
sebuah mesin. Sepeda motor itu di buat oleh Ernest dan Pierre Michaux
tahun 1805. Sepeda motor yang ada sekarang jauh lebih cepat dan modern.
Sekarang, kita dapat menemukan berbagai merek dan jenis sepeda motor.
2) Mobil
Mobil
adalah kendaraan beroda
empat
atau lebih
yang
menggunakan mesin sendiri. Pengoperasian mobil disebut menyetir.
Mobil yang ada sekarang jauh lebih cepat dan modern. Karena, sekarang
sudah banyak merk dan jenis mobil.
3) Truk
Truk adalah sebuah kendaraan untuk mengangkut barang, disebut
juga sebagai mobil barang. Dalam bentuk yang kecil mobil barang disebut
25
sebagai pickup, sedangkan bentuk besar dengan tiga sumbu, satu di depan
dan tandem belakang disebut sebagai truk tronton, sedangkan digunakan
untuk mengangkut peti kemas dalam bentuk tempelan disebut truk trailer.
4) Bus
Bus adalah kendaraan roda empat atau lebih yang dijalankan oleh
mesin dan digunakan untuk mengangkut penumpang yang lebih banyak
dibandingkan dengan mobil.
5) Kereta api
Kereta api adalah kendaraan bermesin yang terdiri dari lokomotif
dan gerbong-gerbong. Lokomotiflah yang menarik gerbong. Kereta api
digunakan sebagai angkutan orang ataupun barang. Dengan kereta api,
perjalanan jauh bisa dilakukan dengan nyaman. Kereta api dibuat untuk
memenuhi kebutuhan transportasi darat yang cepat. Karena kereta api
mempunyai jalur sendiri, maka pengguna kereta api tidak perlu takut
terkena macet. Kereta api ini tidak berenti disembarang tempat, harus
berhenti di stasiun. Dahulu kereta api digerakkan dengan tenaga uap.
Sekarang sudah ada kereta api listrik.
b. Transportasi perairan pada masa kini
1) Kapal laut
Kapal laut adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di
laut, seperti halnya dengan sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal
26
biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.
Biasanya kapal laut bisa membawa perahu, tetapi perahu tidak dapat
membawa kapal lau. Jadi biasanya ukuran kapal laut itu besar.
Kapal laut dapat membawa kita dari satu tempat ketempat lain,
dari sutu pulau ke pulau lain. Biaya naik kapal laut lebih murah
dibandingkan
naik
pesawat
terbang.
Orang-orang
yang
ingin
menyeberangi laut menggunakan jasa kapal penyeberangan yaitu kapal
feri. Kapal berlabuh di pelabuhan. Contoh pelabuhan yang ada di
Indonesia adalah pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Pelabuhan
Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, dan lainlain.
2) Kapal selam
Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air,
umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Selain
digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk
ilmu pengetahuan laut, air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang
tidak sesuai untuk penyelam manusia.
3) Speedboat
Speedboat adalah sebuah perahu atau kapal yang dilengkapi oles
mesin yang gunanya untuk memutar baling-baling kapal. Speedboat ini
27
sering digunakan dalam lomba adu balap kapal. Geraknya sangat cepat,
dan biasanya juga di gunakan untuk tujuan alat transportasi wisata.
c. Teknologi transportasi udara pada masa kini
1) Pesawat terbang
Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Wright
bersaudara (Wright brother), Orville ( 19 Agustus 1871-30 Januari
1948) dan Wilbur ( 16 April 1867-30 Mei 1912) adalah dua orang
Amerika yang dicatat sebagai penemu pesawat terbangkarena mereka
berhasil membangun pesawat terbang yang pertama kali berhasil di
terbangkan dan dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17 Desember
1903.
Dengan pesawat terbang, perjalanan jarak jauh dapat ditempuh
dalam waktu yang sangat singkat. Oleh sebab itu, biaya naik pesawat
terbang lebih mahal dibandingkan dengan biaya melalui perjalanan darat
ataupun laut. Pesawat terbang dapat tinggal landas di Bandar udara.
Contoh Bandar udara yang ada di Indonesia adalah Bandara Adi Sucipto
di Jogjakarta, Bandara Adi Sumarmo di Surakarta, Bandara SukarnoHatta di Jakarta, dan lain-lain.
2) Helikopter
Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara dan
bersayap putar yang digerakkan oleh mesin. Sesuai dengan namanya,
28
helikopter merupakan pesawat sayap berputar yang dapat bergerak naik
turun secara vertical dan bermanuver di udara.
G. Metode Pelajaran
1. Contexstual teaching and learning (CTL)
2. Penugasan
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas 4 hal, 39-43
2. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD/MI
3. Papan tulis
4. Kapur
5. Alat tulis
6. Sepeda motor
7. Mobil
8. Truk
9. Replika kereta api
10. Replika pesawat udara
11. Replika kapal laut
12. Replika helikopter
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1.
Guru bersama siswa berdo’a
29
2. Guru mengucapkan salam
3. Guru mengabsen siswa
4. Guru mengadakan pretest
5. Apersepsi
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi secara garis besar
b) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2. Elaborasi
a) Guru menjelaskan alat transportasi modern.
b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi
modern.
c) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya
perubahan dari alat transportasi sederhana menjadi alat transportasi
modern.
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing
kelompok.
f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi yang ada di
lingkungan sekitar sekolah.
30
g) Siswa
diminta
untuk
mendiskusikan
hasil
pengamatan
dan
menyimpulkan.
h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusi di depan teman-temannya.
3. Konfirmasi
a) Guru dan kelompok lain mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi
kesalahan.
b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
c) Guru mengadakan post test.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin berdoa
4. Guru menutup dengan salam
J. Penilaian
Prosedur : pos tes
Teknik
: tes tertulis
Pedoman penilaian:
31
32
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS 3
Sekolah
: SDN Duren 01
Mata Pelajaran
: IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Kelas/Semester
: IV/II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari
: Selasa, 3 Maret 2015
A. Standar Kompetensi
1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemampuan teknologi
lingkungan / kota dan provinsi
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakan.
C. Indikator
1. Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masalalu.
2. Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masakini.
3. Menjelaskan keuntungan alat transportasi masalalu.
4. Menjelaskan kerugian alat transportasi masalalu.
33
5. Menjelaskan keuntungan alat transportasi masakini.
6. Menjelaskan kerugian alat transportasi masakini
.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan:
3. Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masalalu.
4. Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masakini.
5. Siswa dapat menjelaskan keuntungan alat transportasi masalalu.
6. Siswa dapat menjelaskan kerugian alat transportasi masalalu.
7. Siswa dapat menjelaskan keuntungan alat transportasi masakini.
8. Siswa dapat menjelaskan kerugian alat transportasi masakini.
E. Karakter yang diharapkan
Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar
membaca.
F. Materi Pelajaran
a. Ciri-ciri alat transportasi masalalu
1) Digerakkan oleh tenaga manusia ( gerobak, sepeda, becak, rakit, kano)
2) Digerakkan oleh hewan ( delman, kereta kuda, pedati)
3) Digerakkan oleh angin ( kapal layar)
4) Digerakkan oleh udara panas ( balon udara)
34
b. Cirri-ciri alat transportasi masakini
1) Digerakkan oleh mesin
2) Konstruksi lebih rumit
3) Memiliki beragam fasilitas dan keunggulan
c. Keuntungan dan kerugian alat transportasi pada masalalu
1) Keuntungan :
-
Tidak berpolusi ( udara tetap bersih )
-
Mudah didapat
-
Tidak perlu tempat khusus
-
Kontruksinya lebih simple
-
Suku cadang gampang/murah
-
Tidak menimbulkan kebisingan
-
Jarang terjadi kecelakaan
2) Kerugian alat transportasi masalalu :
-
Cepat rusak
-
Jalannya lambat
-
Sulit untuk melakukan perjalanan jauh
-
Tidak memiliki fasilitas didalamnya.
-
Tidak dapat memuat muatan yang banyak sekaligus
d. Keuntungan dan kerugian alat transportasi masakini
1) Keuntungan alat transportasi masakini :
-
Jalannya cepat
35
-
Mempunyai fasilitas didalamnya
-
Merupakan hasil perkembangan dunia teknologi
-
Mempersingkat waktu perjalanan
-
Mudah didapat
-
Dapat digunakan untuk melakukan perjalanan jauh
-
Dapat memuat muatan yang banyak sekaligus.
2) Kerugian alat transportasi masakini :
-
Kontruksi rumit
-
Sperpart/ suku cadang mahal dan sulit
-
Membutuhkan tempat khusus
-
Mengeluarkan polusi
-
Membuat kebisingan
-
Sering terjadi kecelakaan besar yang dapat menimbulkan kematian.
G. Metode Pelajaran
1. Contexstual teaching and learning ( CTL )
2. Penugasan
H. Alat dan Sumber Belajar
1. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas IV hal, 39-43
2. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD/MI
3. Sepeda motor
36
4. Sepeda
5. Gerobak
6. Mobil bak
7. Papan tulis
8. Kapur
9. Alat tulis
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1.
Guru bersama siswa berdo’a
2. Guru mengucapkan salam
3. Guru mengabsen siswa
4. Guru melakukan pre test.
5. Apersepsi
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi secara garis besar
b) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
2. Elaborasi
37
a) Guru menjelaskan alat transportasi masalalu dan alat transportasi
masakini.
b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi
masakini dan masalalu.
c) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya
perubahan dari alat transportasi sederhana menjadi alat transportasi
masalalu dan masakini.
d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.
e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing
kelompok.
f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi yang ada di
lingkungan sekitar sekolah.
g) Siswa
diminta
untuk
mendiskusikan
hasil
pengamatan
dan
menyimpulkan.
h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk
membacakan hasil diskusi di depan teman-temannya.
3. Konfirmasi
a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada
yang belum dipahami.
c) Guru mengadakan post test.
38
c. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin berdoa
4. Guru menutup dengan salam
J. Penilaian
Prosedur : pos tes
Teknik
: tes tertulis
Pedoman penilaian: Setiap jawaban benar pada ronde pertama mendapatkan skor :
10 = 10 x 10 = 100
39
40
Download