PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI ALAT TRANSPORTASI MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD N DUREN 01 KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: Afrizan Gusmayoni NIM : 11510077 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015 i i ii iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Sang Juaraadalahbukandia yang takpernahkalah, tetapidia yang memilikisemangat yang takterkalahkan.” “Setiapkamumerasaberuntung, makapercayalahdoaibumutelah di dengarTuhan.” PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur yang mendalam skripsi ini kupersembahkankepada: 1. Ayahandatercinta, Sugiyonodanibundatersayang, NinikAmini yang telahmendoakan, memberidukungandanmotivasisehinggaskripsiinibisaterselesaikandenganbaik. 2. Kakakku ( Mas RandikaIksanidanMbak Molina CaturNugraheni) yang telahmendoakankudanmensupportdalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kekasih tercinta MiggiAisyahSafitriyang telah memberikan motivasi dalampengerjaan skripsi ini. 4. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2010. 5. Temen-temen SSC(Student Sport Club) 6. Segenap guru dankaryawan SDN Duren 01 KecamatanBandungan 7. Saudara-saudaraku seiman dan setakwa yang telah memberi doa agar mendapat ilmu yang bermafaat. iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana.SholawatsertasalamselaluterlimpahkankepadaNabi Muhammad SAW, nabi yang menjadisuritauladanbagiseluruhumat Islam. Penulisan skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada: 1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M, Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekanFakultastarbiyahdanilmukeguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si. selaku Kajur PGMI yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya. 4. Bapak Rasimin, M. PdI.,M.Pd.selakupembimbingskripsiyang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya. 5. Bapak Trimakno Mathias, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Duren 01. 6. Ibu Tri Sumarni, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV di SDN Duren 01. 7. Dewan Guru dan karyawan SDN Duren 01. 8. Siswa-siswi kelas IV SDN Duren 01. 9. Teman-teman STAIN Salatigaangkatan 2010, teman teman tarbiyah senasib seperjuangan. v vi ABSTRAK Gusmayoni, Afrizan. 11510077. 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS MateriAlatTransportasiMelaluiMetode Contextual Teaching And Learning PadaSiswaKelas IV SDN Duren 01 KecamatanBandunganKabupaten Semarang TahunPelajaran 2014/2015.Skripsi.FakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan.JurusanPendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri.Pembimbing: Rasimin, M. PdI., M.Pd, Kata kunci: MetodeContextual Teaching and Learning, PrestasiBelajardanIPS Guru memegangperanansentraldalam proses belajarmengajar yang dituntutuntukmenguasaiberbagai model pembelajaran, danharusmenyesuaikan model pembelajarandengankarakteristikmateripelajarandanarahtujuan yang hendakdicapaidaripokokbahasanmateri yang akandisampaikan.Apakahpenggunaanmetode Contextual Teaching and Learning dapatmeningkatkanprestasibelajar IPS materialattransportasipadasiswakelas IV SDN Duren 01 KecamatanBandunganKabupaten Semarang TahunPelajaran 2014/2015.Untukmenigkatkanprestasibelajar IPS materialattransportasimelaluimetode Contextual Teaching and Learning padasiswakelas IV SDN Duren 01 KecamataanBandunganKabupaten Semarang TahunPelajaran 2014/2015.PenelitianinimenggunakanPenelitianTindakanKelas (PTK) yang dilakukanmelaluisiklus.Tiapsiklusterdiridariempattahapyaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi. Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwapenggunaanmetode Contextual Teaching And Learningdapatmeningkatkanprestasibelajarsiswa.Inidapatdilihatdarihasilpadasiklus I rata-rata prestasisiswa 63,24denganjumlahsiswa yang tuntasbelajarsebanyak 14siswa (41,18%) darikeseluruhansiswa, padasiklus II mencapai71,33denganjumlahsiswa yang tuntasbelajar 20siswa(58,83%),danpadasiklus III mencapai 86,18denganjumlahsiswa yang tuntasbelajar 31siswa(91,18%). vii DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 D. HipotesisTindakan .......................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8 F. DefinisiOperasional ........................................................................ 8 G. MetodePenelitian ............................................................................ 10 H. SistematikaPenulisan ...................................................................... 16 BAB II LANDASAN TEORI A. HasilBelajar IPS .............................................................................. 18 B. MetodeContextual Teaching and Learning..................................... 24 viii 1. PengertianmetodeContextual Teaching and Learning .............. 2. Kelebihandankekuranganmetode Contextual Teaching and Learning ........................................... .24 26 C. PengaruhHasilBelajarDenganMetode Contextual Teaching and Learning ................................................. . 28 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. SubyekPenelitian ............................................................................ 30 B. DeskripsiPenelitianprasiklus .......................................................... 37 C. DeskripsiPelaksanaanSiklus I.......................................................... 41 D. DeskripsiPelaksanaanSiklus II ........................................................ 47 E. DeskripsiPelaksanaanSiklus III ....................................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiHasilPenelitianPersiklus................................................... 56 B. PembahasanHasilLaporan ............................................................... 69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 72 B. Saran ............................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ix DAFTAR TABEL TABEL 1.1 Halaman SkemaPenelitiantindakanKelas ............................................................ 12 3.1 TenagaPengajardanKaryawan SDN Duren 01 .................................... 34 3.2 Subjekpenelitian .................................................................................. 35 4.1 NilaiSiswaPraSiklus ............................................................................. 57 4.2 NilaiSiswaSiklus I ............................................................................... 60 4.3 NilaiSiswaSiklus II .............................................................................. 63 4.4 NilaiSiswaSiklus III ............................................................................ 66 4.5 Data PeningkatanJumlahSiswa Yang Mencapai KKM per Siklus....... 69 4.6 KetuntasanSiswa Dari PraSiklus-siklus III .......................................... 70 x BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia terlahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian ia tumbuh dan berkambang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai benyak hal. Itu terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya. Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Derajat orang seperti itu digambarkan oleh Allah lebih rendah dibanding binatang. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini : Artinya : Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat 1 (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. al-A’raf, 7:179). Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di sekolah yang menginginkan pembelajaran yang bisa menumbuhkan semangat siswa untuk belajar. Suatu pembelajaran tentunya juga mempunyai tujuan khusus yang hendak dicapai sesuai dengan target yang diinginkan. Dengan adanya tujuan ini akan menumbuhkan sikap yang akan menjadi pegangan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Ahmadi dan Widodo (2004:127) menyebutkan bahwa belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan sekedar pengalaman, tetapi suatu proses, dan bukan suatu hasil. Belajar 2 berlangsung secara aktif dan intregatif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik, dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menguasai berbagai macam model pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus bisa sejeli mungkin untuk menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik materi pelajaran dan arah tujuan yang hendak dicapai dari pokok bahasan materi yang akan disampaikan. Sebab, penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Prestasi belajar yang dicapai oleh para pelajar menggambarkan hasil usaha yang dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan belajar mereka. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri mereka seperti, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, fisik dan psikis, serta kemampuan yang dimilikinya. Kedua, faktor yang datangnya dari luar dirinya, yaitu faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru ( Direktorat pembinaan Pendidikan Agama Islam, 2001:26). Sebagaimana telah diketahui, bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang dipergunakan oleh guru di dalam kelas. Maka, setiap guru 3 hendaknya menentukan strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dianggap paling efektif. Selain itu, guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan berbagai strategi atau mengkombinasikan beberapa strategi yang relevan serta dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang seperti itu, diharapkan siswa akan termotivasi untuk lebih giat belajar, bersemangat dalam belajar, aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dari seluruh mata pelajaran yang ada. SDN Duren 01 Kecamata Bandungan Kabupaten Semarang sebagai sekolah yang menerapkan KTSP (kuriulum satuan tingkat pendidikan). Secara umum pembelajaran ilmu pengetahuan sosial di SDN Duren 01 masih monoton, di mana dalam kegiatan pembelajaran materi bersumber pada buku paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa), menyebabkan minimnya informasi dan pengetahuan siswa akan materi dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan pada tanggal 4 oktober 2014 pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran 65% menggunakan metode ceramah, 25% diskusi, dan 10% penugasan. Dari prosentasi tersebut dapat dikatakan dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan pembelajaran konvensional, dimana siswa cenderung pasif sehingga siswa terkesan hanya mendapatkan pengetahuan saja atau lebih bersifat kognitif. Pembelajaran terkesan hanya mengembangkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja, 4 sedangkan ranah afektif dan psikomotorik kurang begitu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang seperti itu berlangsung hampir setiap hari. Siswa diminta mendengarkan penjelasan materi dari guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi secara terus menerus pada setiap mata pelajaran. Sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, dan sering bermain sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Hal inilah yang menjadikan SDN Duren 01 menarik untuk dijadikan tempat berlangsungnya penelitian bagi penulis. Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai dengan Sekolah Menengah (SMP, SMA/SMK). Pendidikan IPS mengarahkan peserta didik untuk mencari tahu dan berbuat sendiri. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah untuk memahami apa yang dilakukannya, sehingga dapat membantu dalam memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kehidupan sosial dimasyarakat. Setelah siswa memahami apa yang telah dipelajari, dan diharapkan peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melihat betapa pentingnya Ilmu Pengetahuan Sosial bagi kehidupan dan keterkaitan yang sangat erat dengan lingkungan tempat dimana para peserta didik tinggal, maka dari itu guru mempunyai kewajiban dalam menyampaikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang dipelajari oleh siswa di sekolah. Salah satu cara untuk menyampaikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah dengan cara 5 menggunakan berbagai strategi pembelajaran agar pembelajaran tidak membosankan bagi siswa, sehingga ia akan tertarik untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang menyangkut materi-materi yang terjadi di masyarakat tentu tidak hanya sekedar teori yang disampaikan saja melainkan mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan mudah memahami konsep belajar. Dengan metode Contextual Teaching and Learning, siswa akan bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa semata. Metode Contextual Teaching and Learning merupakan metode yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Dengan siswa diajak bekerja dan mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan dan pengembangan metode Contextual Teaching and Learning yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, dan persepsi siswa mengenai metode tersebut dalam proses belajar mengajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian ” Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi Alat Transportasi Melalui Metode Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”. 6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi menggunakan metode contextual teaching and learning pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui metode Contexstual Teaching And Learning dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi pada siswa kelas 4 SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Tahun Pelajaran 2014/2015”. 7 E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritik Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya serta menambah wawasan pengetahuan bagi pengajar khususnya guru di SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan dapat meningkatkan kualitas mengajar yang lebih baik terhadap siswa dan mengenai penggunaan berbagai strategi pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. 2. Secara Praktis a. Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Contexstual teaching and learning c. Dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPS. F. Definisi Operasional 8 Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai judul di atas, maka dijelaskan di bawah ini: 1. Metode Contextual Teaching and Learning Nurhadi mengemukakan bahwa metode Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2009:41). Metode Contextual Teaching and Learning yang di pakai pada penelitian ini adalah metode Contextual Teaching and Learning yang bersifat mengkaitkan. 2. IPS Menurut Rasimin (2012:35) "Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir". Dapat diartikan, IPS atau PS adalah Ilmu yang mengkaji tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan isu sosial kewarganegaraan manusia yang dialaminya sejak lahir. Pembelajaran IPS akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan. 9 3. Materi Alat Transportasi Alat transportasi adalah alat yang digunakan untuk memindahkan barang atau manusia dari satu tempat ke tempat lainnya dan alatnya digerakkan oleh manusia atau mesin. 4. Siswa Menurut poerwadarminta (2011:1134), siswa atau pelajar adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan. Yang dimaksud siswa disini adalah siswa pada SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atalu Classroom Action Research. Wihardit (2010: 1.4) mengatakan bahwa: "Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru" sehingga hasil kerja siswa menjadi meningkat." Menurut Suyadi (2010:18) bahwa "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan". Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh guru dalam 10 kegiatan belajar, dengan tujuan memperbaiki kinerja meningkatkan prestasi siswa. Pemilihan jenis penelitian ini karena untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning. 2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian ini dilalukan pada seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Duren 01 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari siswa lakilaki dan siswa perempuan. Dasar pertimbangan pemilihan subjek ini, pada mata pelajaran IPS kelas IV terdapat materi tentang alat transportasi. b. Lokasi penelitian Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. c. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester II (kedua) dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan masing-masing siklus dilaksanakan tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan 21 Maret 2015. 11 3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui metode CTL (contextual teaching and learning). Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Antara siklus satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hubungan tersebut bila digambarkan seperti pada gambar berikut : Tabel. 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto dalam Suyadi, 2013: 50) Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Sikluss II Pengamatan 12 Pelaksanaan Perencanaan Pelaksanaan Sikluss III Refleksi Pengamatan a. Perencanaan PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah yang lain yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah merumuskan masalah dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap perencanaan. b. Pelaksanaan Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencangan tetapi harus terkesan alamiah dan tidak rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula. 13 c. Observation (pengamatan) Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi dalam bukunya Suyadi (2010: 63) menyatakan bahwa observasi yag dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan data. Dengan kata lain observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. d. Refleksi Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi. Reflaksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah "memantul". Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik kelemahan dan kekurangannya. e. Siklus-siklus Dalam PTK Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus-siklus dalam PTK adalah suatu putaran penuh tahapantahapan dalam PTK sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 4. Instrument Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah: 14 a. Peneliti sendiri (participant observation), dengan membuat desain tindakan, merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengamati proses pembelajaran bersama kolabolator b. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi. Adapun jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah tindakan siklus I c. Lembar observasi, alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi berisikan indikator yang didesain berdasarkan fokus penelitian. Disamping itu observer mendokumentasikan dengan fotofoto serta mencatat proses pembelajaran sebagai bahan dalam melakukan perbaikan atau refleksi. 5. Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, data, dan observasi. Lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut: a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemantik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Nawawi,1990 :100). Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. 15 b. Tes, bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Teknik ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategi turnamen belajar yang dikembangkan. Instrument yang digunakan berupa soal tes hasil belajar. c. Dokumentasi, diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto. 6. Analisis Data Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi dan hasil prestasi belajar siswa. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Penelitian ini juga mengguanakan analisis deskriptif berupa persentase yaitu sebagai berikut: P= Ket: × 100% P = Persentase X = Jumlah siswa yang tuntas Xi = Jumlah seluruh siswa 16 H. Sistematika Penulisan Sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I Yaitu pendahuluan, yang didalamnya berisi delapan sub pokok bahasan, antara lain: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Landasan teori berisi pengertian hasil belajar mata pelajaran IPS materi alat transportasi dengan metode CTL (contextual teaching and learning), pengertian IPS, pengertian CTL, Prinsip komponen CTL, langkah-langkah menggunakan metode CTL (contextual teaching and learning), kelebihan dan kekurangan metode CTL dengan pembelajaran tradisional, kaitan tentang antara prestasi belajar IPS dengan metode CTL. BAB III Pelaksanaan Penelitian yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama tentang subjek penelitian yang meliputi tempat (di mana penelitian dilakukan, sekolah, kelas), waktu (jadwal perbaikan per siklus), mata pelajaran , dan karakteristik siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang). Subbab kedua berisi tentang prosedur tiap-tiap siklus perbaikan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari dua subbab. Subbab pertama tentang deskripsi per siklus yang meliputi data Hasil pengamatan 17 (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. Subbab kedua tentang pembahasan. BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan saran. 18 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar IPS 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut Dimyati & Mujiono (2002: 3) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar''. Adapula yang berpendapat lain seperti Anni dkh dalam bukunya Supardi (20l3: 22) mengatakan bahwa "hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar". Sedangkan menurut Susanto (20l3: 5) mengatakan bahwa "hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar''. Dari beberapa definisi di atas, dapat peneliti simpulkan batrwa hasil belajar adalah tingkat kemampuan yang diperoleh serta perubahan perilaku anak stetlah melalui aktivitas belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. 2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Suryabrata (2009: 23) dalam bukunya Sriyanti, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. a. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang sedang belajar.dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor yang 19 berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial. 1) Faktor Non Sosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya. 2) Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga hubungan antar personil sekolah dan sebagainya. b. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. 1) Faktor Fisiologis Dalam hal ini berarti kondisi fisik yang terdapat dari dalam diri individu. Faktor Fisiologis terdiri dari: 20 a) Keadaan Tonus Jasmani pada umumnya Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar. b) Keadaan Fungsi-fungsi jasmani tertentu Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah kedaan fungsi jasmani tertentu terutama yang terkait dengan panca indra yang ada dari dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. 3. Pengertian Mata Pelajaran IPS Berdasarkan Standar Kompetensi Deprtemen Agama RI (2004: 77) berpendapat bahwa "Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan". Ada juga yang berpendapat seperti Ahmadi (2009: 3) dalam bukunya juga berpendapat lain tentang IPS yang mengatakan bahwa "Ilmu Pengetahuan Sosial 21 adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial". Ada juga yang berpendapat lain seperti Nurdin (2005: 22) yang mengatakan bahwa "Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolalu mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah". Dari beberapa pengertian tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di atas dapat penulis simpulkan bahwa Ilmu Pengetatruan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perpaduan tentang ilmu Sosial dan Kewarganegaraan yang diajarkan dari pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan tingkat menengah. 4. Fungsi dan tujuan Mata Pembelajaran IPS di SD dan MI Menurut Fajar (2005: 110) dalam bukunya mengatakan fungsi dan tujuan mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah sebagai berikut : a. Fungsi Mata Pelajaran IPS Fungsi mata pelajaran Pengetahuan Sosial di SD dan MI adalah untuk mengembangkan pengetahuan nilai, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. b. Tujuan Mata Pelajaran IPS 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. 22 2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial. 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. 5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS di SD dan MI a. Sistem sosial dan budaya. b. Manusia, tempat, dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. d. Waktu, berkelanjutan, dan perubahan. e. Sistem berbangsa dan bernegara. 6. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS di SD dan MI Standar kompetensi mata pelajaran adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses pembelajaran Pengetahuan Sosial, antaralain: Kelas I : Memahami identitas diri dan keluarga dalam rangka berinteraksi di lingkungan rumah. Kelas II : Kemampuan menerapkan hak dan kewajibaru sikap saling menghormati, dan hidup hemat dalam keluarga serta memelihara lingkungan. 23 Kelas III : Kemampuan memahami: 1. Kronologis peristiwa penting dalam keluarga. 2. Kedudukan dan peran. 3. Aturan dan kerjasama di lingkungan. 4. Kegiatan dalam pemenuhan hak dan kewajiban sebagai individu dalam masyarakat. 5. Kenampakan lingkungan. Kelas IV : Kemampuan memahami: 1. Keragaman suku bangsa dan budaya. 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi. 3. Menghargai berbagai peninggalan di lingkungan setempat. 4. Sikap kepahlawanan dan patriotisme serta hak dan kewajiban warganegara Kelas V : kemampuan memahami : 1. Keragaman kenampakan alam, sosial, budaya dan kegiatan ekonomi di Indonesia. 2. Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu Budha, Islam, sampai masa kemerdekaan. 3. Wawasan nusantara, penduduk dan pemerintahan serta kerja keras para tokoh kemerdekaan. 24 Kelas VI : kemampuan memahami : 1. Peran masyarakat sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan. 2. Kegiatan ekonomi negara Indonesia dan Negara tetangga. 3. Kenampakan alam dunia. 4. Kedudukan masyarakat sebagai potensi bangsa dalam melaksanakan hak asasi manusia dan nilai -nilai pancasila. B. Metode Contextual Teaching and Learning 1. Pengertian Metode Contextual Teaching and Learning Menurut Nurhadi (dalam Muslich, 2009:41) mengemukakan bahwa pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. langkah-langkah metode CTL(contextual teaching and learning). Secara garis besar langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran Contekstual adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. 25 Apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan diajarkan. Penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar. 2) Kegiatan inti Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan masalah yang diajukan guru, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja sama. Siswa wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas. Dengan mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab, guru dan siswa membahas cara penyelesaian masalah yang tepat. Guru mengadakan refleksi dengan menanyai kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran. 3) Kegiatan akhir Guru dan siswa membuat kesimpulan cara membedakan alat transportasi sederhana dan modern. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa menukarkan lembar tugas satu dengan yang lain, kemudian guru bersama siswa membahas penyelesaian lembar tugas sekaligus dapat memberikan nilai pada lembar tugas. 26 2. kelebihan dan kekurangan metode Contextual Teaching and Learning Strategi ini mempunyai kelebihan sebagai berikut: a) Dengan metode Contextual Teaching and Learning guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasi bahan pelajaran yang diajarkan. b) Metode Contextual Teaching and Learning yang menekankan kepada aspek kognitif. c) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi siswa juga beraktivitas. d) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar. e) Meningkatkan kerja sama, kepekaan dan toleransi. f) Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan pengalaman sendiri. g) Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif. h) Menambah motivasi dan percaya diri. i) Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi teman-teman sekelasnya. j) Mudah diterapkan dan tidak mahal Sedangkan Kekurangan metode Contextual Teaching and Learning: a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode Contextual Teaching and Learning, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. 27 Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersamasama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dn keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan membimbing yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. c) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas, maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif. C. Pengaruh hasil belajar dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di lingkungan sekitar secara nyata sehingga dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi konsep pengetahuan 28 secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan secara abstrak. Namun pada kenyataanya pembelajaran IPS tidak selalu diajarkan secara kongkrit dan hanya bersifat pengetahuan abstrak. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan media, metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menentukan media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan. Disinilah pendekatan Contekstual Teaching and Learning mampu memberi peran dalam pembelajaran IPS. Karena CTL memberikan penekanan pada aspek pengalaman langsung pada siswa saat belajar. CTL menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa dan bukan gambaran atau angan-angan saja. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri sedikit demi sedikit pengetahuan itu baik melalui bertanya, belajar dalam kelompok, mengalami secara langsung dan menerapkannya. Sehingga pengetahuan itu lebih mudah untuk difahami dan lebih membekas karena dialami langsung oleh peserta didik. Berbeda jika memberikan pengetahuan pada anak usia SD/MI tentang pengetahuan yang mempelajari hal-hal nyata seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hanya diajarkan dengan konsep abstrak tentu tidak akan memberikan hasil secara maksimal. 29 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Tempat dan waktu Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Duren 01 kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015, dan kegiatan pelaksanaan dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2015 sampai dengan tanggal 21 Maret 2015. Sekolah Dasar Negeri Duren 01 terletak di wilayah pedesaan. Kemampuan siswa bervariasi, ada yang merniliki kecerdasan tinggi, sedang maupun rendah. Rata-rata pendidikan orang tua siswa adalah tamatan SD dan SLTP. Sedangkan mata pencaharian orang tua mereka sebagian besar adalah sebagai petani. Dan kebanyakan petani itu bukan lahan miliknya sendiri yang digarap, melainkan lahan milik orang lain, jadi bisa dikatakan pekerjaan mereka adalah buruh tani. Waktu perbaikan pembelajaran : a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Januari 2015 b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2015 c. Siklus III dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015 30 2. Keadaan sekolah secara Umum Sekolahan SD Negeri Duren 01 Kecamatan Bandungan mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan, yaitu : a. Visi SD Negeri Duren 01 “ Terciptanya manusia yang bertaqwa, terampil, cerdas dan berkualitas.” b. Misi SD Negeri Duren 01 1) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianutnya untuk membentuk manusia yang berbudi pekerti. 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi siswa. 3) Mengembangkan budaya untuk meningkatkan prestasi siswa. 4) Menciptakan suasana yang kondusif sehingga semu kegiatan dapat dilaksanakan dengan intensif. 5) Melestarikan dan mengambangkan olahraga, ketrampilan, seni dan budaya dengan kegiatan ekstrakulikuler sehingga menjadi siswa yang terampil di dalam bidangnya. 6) Mengutamakan kerjasama dalam memecahkan masalah. 7) Member tambahan pelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa. c. Tujuan SD Negeri Duren 01 1) Semua lulus ujian sekolah dan diterima di SLTP. 31 2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), antara lain CTL (contextual teaching and learning), PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), serta layanan bimbingan dan konseling. 3) Meraih kejuaraan dalam bidang dalam bidang akademik dan non akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten. 4) Memperoleh kejuaraan olimpiade Sains dan Matematika tingkat kecamatan maupun kabupaten. 5) Melestarikan budaya daerah melalui mulok Bahasa Daerah dengan indicator 85% siswa mampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks. 6) Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya. 7) Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan Pramuka. 8) Meraih kejuaraan olahraga dalam beberapa cabang di tingkat kabupaten. 9) Memiliki jiwa toleransi anatar umat beragama dan melasanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. 32 d. Strategi SD Negeri Duren 01 1) Melaksanakan tata tertib dan jadwal pelajaran yang telah disusun dan sesuai dengan kuriulum. 2) Mengadakan dan mengerjakan administrasi kelas dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan. 3) Memprogramkan kegiatan sekolah maupun kelas dalam kurun waktu jangka pendek, menengah, dan panjang. 4) Memberdayakan kegiatan KKKS, KKG, KKGPAI, dan KKGO. 5) Mengadakan study banding ke sekolah yang lebih maju dalam kegiatan ekstra kulikuler. 6) Mempersiapkan materi bahasan untuk dijadikan tugas siswa dalam kegiatan kurikuler. 7) Member penghargaan bagi siswa dan guru yang berprestasi. 8) Meningkatkan kesejahteraan bagi pengabdi Pendidikan. 9) Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah setempat. 10) Menciptakan kekeluargaan atau situasi kondusif yang Nampak di lingkungan tempat kedinasan. 11) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan asri. 12) Menciptakan norma-norma asusila dalam memantapkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 33 3. Data Guru SD Negeri Duren 01 Tabel 3.1 Tenaga pengajar dan karyawan SDN Duren 01 Tugas No Nama / NIP Tugas tambahan Ket mengajar 1. Trimakno Mathias, S.Pd MONV NIP. 1961121211982011010 2. Sri Iswati, Ama Pd Guru Kelas II Standar Pendidik Guru Kelas III Standar NIP. 195906151983042007 3. Sukarmi, S.Pd.SD NIP. 196106021983042003 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4. Mulyanto, S.Pd Guru Kelas VI Standar NIP. 1966031019920131009 Kelulusan 5. Tri Sumarni, S.Pd.SD Guru Kelas IV Standar Isi, NIP. 196711081992032005 Koperasi 6. Sri Hastutiningsih, S.Pd.SD Guru Kelas V Bendahara NIP. 197105142006042016 BOS 34 Kepala Sekolah 7. Mardani Cahyono, S.Pd Guru Mapel NIP. - Bahasa Inggris Mengampu SDN Harjosari Bawen 8. Ois Dian Tri Kusumawati Guru Kelas I Standar NIP. Proses 9. Ari Prasetya Tata Usaha Standar NIP.Pengelolaan 10. Devita Dwi Anugraheni, Ama Pustakawati Standar Penilaian dan Pust Standar Sarana dan NIP.Prasarana 11. Imam Chusdhoni Guru NIP.- Olahraga Mapel Standar Sarana dan Prasarana 12. 13. Afrizan Gusmayoni Guru PAI dan Keagamaan NIP._ BTQ Suminto Penjaga NIP. 19620216198702 Sekolah 4. Data Siswa Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 yang dijadikan subyek penelitian adalah 34 anak terdiri dari 16 laki-laki, dan 18 perempuan. 35 di Tabel 3.2 Subjek Penelitian No Nama Siswa Jenis kelamin 1. Deva Aksin Mahendra L 2. Rian Aksana L 3. Rintis Wahyu Melani P 4. Aryadhana Farensa Putra L 5. Endang Rahayu Ningsih P 6. Khoirul Anam L 7. Yuli Riski Setiawan L 8. Andri Setiawan L 9. Amru Hadaya Saputra L 10. Ade Fachry Fatullah L 11. Agum Ayuning Jayana P 12. Dinta Betriani P 13. Dony Prasetyo L 36 14. Diva Putri Febrianti P 15. Hayu Diah Puspita P 16. Ikbal Shokhaffudin L 17. Khusnul Alkarina P 18. Lifani Khoirun Niami P 19. Lathifah nur Saidah P 20. Nabila Puspita Rahayu P 21. Nekha Nanda Maula P 22. Oktaviano Surya Pradana L 23. Puput Ratih Olivia P 24. Ridhan Khana Maulana L 25. Rio Ferdiyano L 26. Riska Dea Ananta P 27. Risky Latif alfalaq L 28. Selvia Intan Aryanti P 37 29. Sofi Selvi Soraya P 30. Septa Aditya Mahfudin L 31. Vrendy Setiawan L 32. Wulan Cahyaningrum Al Nunik P 33. Yunita Sari P 34. Anggun Maia Riswanda P B. Deskripsi penelitian pra siklus Dalam penelitian ini sebelum menerapkan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada minggu kedua bulan Januari 2015 yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra siklus dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2015 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan Alat transportasi sederhana dan modern”. Tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan Alat transportasi sederhana 38 dan modern” dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan pendekatan CTL. b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Sabtu tanggal 10 Januari 2015. c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan alat transportasi sederhana dan modern. d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat Instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan alat transportasi sederhana dan modern. Dengan kompetensi dasar Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. f. Menyiapkan alat pembelajaran g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 39 2. Pelaksanaan a. Pra pembelajaran 1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. 2) Guru menyiapkan lembar RPP 3) Menyiapkan lembar tes formatif b. Kegiatan Awal (5 menit) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa 3) Absensi 4) Apersepsi c. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Eksplorasi a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui pemahaman awal siswa. b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya. 2) Elaborasi a) Guru menyampaikan materi tentang alat transportasi. b) Siswa diminta memperhatikan dengan seksama penjelasan guru. 40 c) Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang materi yang sedang dipelajari. 3) Konfirmasi a) Guru dan siswa mengoreksi hasil pekerjaan siswa. b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum dipahami. c) Guru mengadakan post test d. Kegiatan akhir (5 menit) a) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. b) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. c) Berdoa bersama-sama. d) Menutup dengan salam. 3. Pengamatan atau observasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu : a. Memperhatikan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 41 b. Memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. 4. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil hal, yaitu hasil pengamatan dari situasi kelas/pembelajaran dan hasil post test. Adapun refleksi dari proses pembelajaran pra siklus yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a. Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan. b. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena sangat monoton. c. Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu teman yang lain. C. Deskripsi Pelaksanaan siklus I Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari tiga tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus pertama dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Januari 42 2015 dengan kompetensi dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Peneliti menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS kelas IV b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 13 Januari 2015. c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi alat transportasi. 43 f. Menyiapkan alat pelajaran g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran 1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. 2) Menyiapkan lembar RPP. 3) Menyiapkan lembar tes fomatif b. Kegiatan awal (5menit) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru meminta ketua kelas memimpin berdoa 3) Absensi 4) Guru mengadakan pre test 5) Apersepsi c. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui pemahaman awal siswa. 44 b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya. 2) Elaborasi a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi sederhana. b) Guru menjelaskan cara kerja alat transportasi sederhana. c) Guru bersama siswa menyebutkan alat transportasi sederhana. d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. f) Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa alat transportasi sederhana yang ada di lingkungan sekitar. g) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya. h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. 3) Konfirmasi a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. 45 b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami. c) Guru mengadakan post test. d. Kegiatan akhir (15 menit) 1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. 2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama. 4) Menutup dengan salam 3. Pengamatan dan observasi Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu : 1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasipeserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 2) Guru kolaborator menggunakan lembar pengamatanyang telah disiapkan untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk acuan perbaikan pada siklus berikutnya. 46 4. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut : a. Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pre test namun masih belum maksimal. b. Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas. c. Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama dengan kelompoknya. Meskipun demikian pembelajaran ini telah mulai menunjukkan perubahanatau peningkatan dalam beberapa hal yaitu : a. Wawasan dan pemahaman siswa tentang belajar mulai berubah. Siswa mulai mengerti bahwa belajar tidak selamanya harus menggunakan buku dan berada dalam kelas. b. Siswa lebih aktif bertanya tentang hal-hal yang belum difahami. Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test sudah mengalami peningkatan namun masih belum maksimal. Oleh karena itu penulis pada siklus ke II akan lebih memperhatikan dan memperbaiki dengan : 47 a. Berupaya meningkatkan keaktifan siswa agar lebih maksimal dalam memahami pelajaran. b. Membantu menciptakan suasana yang nyaman dalam masing-masing kelompok. D. Deskripsi pelaksanaan siklus II Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari 2015 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPS kelas IV. b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari selasa tanggal 3 Maret 2015. 48 c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi alat transportasi. f. Menyiapkan alat pembelajaran. g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran 1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pelajaran yang akan disampaikan. 2) Menyiapkan lembar RPP 3) Menyiapkan lembar test formatif b. Kegiatan awal (15 menit) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 3) Guru mengabsen siswa 49 4) Guru mengadakan pre-test 5) Apersepsi b. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi modern untuk mengetahui pemahaman awal siswa. b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki. 2) Elaborasi a) Guru menjelaskan alat transportasi sederhana b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi sederhana c) Guru bersama siswa menyebutkan cirri-ciri alat transportasi sederhana. d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok e) Guru member pengarahan tentang tugas masing-masing kelompok f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi sederhana yang ada di lingkungan sekitar sekolah. g) Siswa diminta mendiskusikan menyimpulkannya. 50 hasil pengamatan dan h) Setelah berdiskusi, salah satu perwakilan siswa maju untuk membacakan hasil diskusinya didepan teman-temannya. 3) Konfirmasi a) Guru bersama kelompok lain mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. b) Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum di pahami. c) Guru mengadakan post test c. Kegiatan akhir (15 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2) Menyampaikan judul materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya. 3) Berdoa bersama-sama. 4) Menutup dengan salam. 3. Pengamatan dan observasi Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu : 1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 2) Guru kolaborator menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk acuan perbaikan pada siklus berikutnya. 51 4. Refleksi Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus kedua ini, penulis menemukan peningkatan yang sudah baik pada pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai berikut : a. Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test. b. Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada peningkatan. c. Tumbuh keberanian berpendapat. d. Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat. e. Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab. Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu : a. Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa. b. Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan namun justru melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan seperti bermain, bercanda, dan duduk. 52 E. Deskripsi pelaksanaan siklus III Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3 Maret 2015 dengan kompetensi dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern”. Adapun tahapa atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Menndiskripsikan alat transportasi sederhana dan modern” menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Adapun tahap perencanaan meliputi : a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelaaran IPA kelas V. b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2015. c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu : 1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai 53 instrumen karena prestasi belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. 2) Tes formatif sebagai alat pengukur prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi alat transportasi. f. Menyiapkan alat pembelajaran. g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas. 2. Tindakan a. Pra pembelajaran 1) Guru mengondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan yang akan berlangsung. 2) Menyiapkan lembar RPP 3) Menyiapkan lembar tes formatif b. Kegiatan awal (15 menit) 1) Guru mengucap salam 2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 3) Absensi 4) Guru mengadakan pre test. 5) Apersepsi c. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi 54 a) Guru bertanya jawab mengenai alat trasnportasi modern untuk mengetahui pemahaman awal siswa. b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya. 2) Elaborasi a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi modern. b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi modern. c) Guru bersama siswa menjelaskan ciri-ciri alat transportasi sederhana dan alat transportasi modern. d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi modern yang ada di lingkungan sekitar sekolah. g) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya. c) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. 3) Konfirmasi a) Guru bersama kelompok lain mengoreksi hasil diskusi dari kelompok lain. 55 b) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum pahami. c) Guru mengadakan post tes. d. Kegiatan akhir (5 menit) 1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2) Menyampaikan pokok materi yang akan di pelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama. 4) Menutup dengan salam. 3. Pengamatan dan observasi Dari pengamatan yang dilakukan guru kolaborator dengan lembar pengamatan, pada siklus ini terjadi peningkatan prestasi siswa yang sangat baik. Kini siswa juga sudah mulai terbuka wawasannya bahwa belajar tidak selamanya berada dalam kelas dan bersumber dari buku saja. Siswa kini juga faham bagaimana proses pembelajaran dengan pendekatan CTL yang berlangsung sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif juga gembira dalam mengikuti pembelajaran. 4. Refleksi Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati prestasi belajar pada siklus III sudah jauh lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya 56 karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran aktif diluar kelas dengan pendekatan CTL dengan baik. Selain itu hasil observasi serta hasil nilai yang di dapat juga menunjukkan perubahan hasil yang sangat baik. Siswa terlihat lebih senang dan menikmati proses pembelajaran karena pembelajaran semacam ini merupakan cara belajar yang baru dan menyenangkan bagi mereka. Pada siklus III ini, guru dan siswa aktif dalam peran masing-masing. Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus III ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal. Refleksi pada siklus III yaitu didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus Hasil penelitian ini menguraikan tentang peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Alat transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Duren 01 tahun pelajaran 2014/2015 dapat diketahui dengan melihat peningkatan prestasi belajar yang dialami peserta didik setelah melakukan pembelajaran dengan strategi CTL (contexstual teaching and learning) selama tiga siklus pertemuan. Hal itu dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar peserta didik yang mengalami peningkatan pada setiap siklus pertemuan. Selain itu ada beberapa aspek yang diamati baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, dan kegiatan selama proses pembelajaran. Uraian selengkapnya dapat dilihat pada deskripsi siklus berikut ini. 1. Pra siklus Sebelum digunakannya pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran, penyampaian materi hanya menggunakan metode ceramah saja. Dari data yang diperoleh saat melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pendekatan CTL didapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan pendekatan. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan 58 pendekatan CTL untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas IV SDN Duren 01 pada mata pelajaran IPS adalah 70. Pembelajaran pra siklus dilakukan hanya dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan pendekatanContekstual Teaching and Learning (CTL). Dari pembelajaran tersebut diperoleh data pada tabel berikut : Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus No Nama siswa Nilai Keterangan 1 Deva Aksin Mahendra 20 Tidak tuntas 2 Rian Aksana 35 Tidak tuntas 3 Rintis Wahyu Melani 50 Tidak tuntas 4 Aryadhana Farensa Putra 50 Tidak tuntas 5 Endang Rahayu Ningsih 60 Tidak tuntas 6 Khoirul Anam 50 Tidak tuntas 7 Yuli Riski Setiawan 25 Tidak tuntas 8 Andri Setiawan 65 Tuntas 59 9 Amru Hadaya Saputra 60 Tidak tuntas 10 Ade Fachry Fatullah 60 Tidak tuntas 11 Agum Ayuning Jayana 65 Tuntas 12 Dinta Betriani 65 Tuntas 13 Dony Prasetyo 40 Tidak tuntas 14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas 15 Hayu Diah Puspita 70 Tidak tuntas 16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak tuntas 17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas 18 Lifani Khoirun Niami 35 Tidak tuntas 19 Lathifah nur Saidah 80 Tuntas 20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak tuntas 21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak tuntas 22 Oktaviano Surya Pradana 30 Tidak tuntas 23 Puput Ratih Olivia 45 Tidak tuntas 60 24 Ridhan Khana Maulana 80 Tuntas 25 Rio Ferdiyano 20 Tidak tuntas 26 Riska Dea Ananta 45 Tidak tuntas 27 Risky Latif alfalaq 45 Tidak tuntas 28 Selvia Intan Aryanti 30 Tidak tuntas 29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak tuntas 30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak tuntas 31 Vrendy Setiawan 45 Tidak tuntas 32 Wulan Cahyaningrum A. 75 Tuntas 33 Yunita Sari 40 Tidak tuntas 34 Anggun Maia Riswanda 45 Tidak tuntas Jumlah 1725 Rata-rata 50,74 Dari data yang tersaji dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 6 siswa atau 17,64 %. Dan yang 61 belum tuntas sebanyak 28 siswa atau 82,36% dari jumlah siswa yang ada di kelas IV SDN Duren 01. Nilai rata-rata kelasnya adalah.50,74. a. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test.Dan refleksi dari pra siklus ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan. 2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena sangat monoton. 3) Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu teman yan lain. 2. Siklus 1 Pada siklus I peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran dilakukan diluar kelas dengan mengamati alat transportasi, tidak hanya dari buku dan berada di dalam kelas tetapi belajar secara langsung dari lingkungan sekitar sekolahan. 62 Dari instrumen soal test didapatkan nilai sebagai berikut: Table 4.2 Nilai siswa siklus 1 Nilai No Nama Pre test Ket Post test Ket 1 Deva Aksin Mahendra 30 Tidak 30 Tidak 2 Rian Aksana 45 Tidak 50 Tidak 3 Rintis Wahyu Melani 50 Tidak 60 Tidak 4 Aryadhana Farensa Putra 55 Tidak 70 Tuntas 5 Endang Rahayu Ningsih 60 Tidak 70 Tuntas 6 Khoirul Anam 60 Tidak 85 Tuntas 7 Yuli Riski Setiawan 35 Tidak 35 Tidak 8 Andri Setiawan 70 Tuntas 100 Tuntas 9 Amru Hadaya Saputra 65 Tidak 80 Tuntas 10 Ade Fachry Fatullah 65 Tidak 100 Tuntas 11 Agum Ayuning Jayana 65 Tidak 85 Tuntas 63 12 Dinta Betriani 65 Tidak 70 Tuntas 13 Dony Prasetyo 40 Tidak 60 Tidak 14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas 85 Tuntas 15 Hayu Diah Puspita 70 Tuntas 85 Tuntas 16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak 65 Tidak 17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas 75 Tuntas 18 Lifani Khoirun Niami 40 Tidak 50 Tidak 19 Lathifah nur Saidah 80 Tuntas 100 Tuntas 20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak 50 Tidak 21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak 40 Tidak 22 Oktaviano Surya Pradana 40 Tidak 60 Tidak 23 Puput Ratih Olivia 45 Tidak 45 Tidak 24 Ridhan Khana Maulana 80 Tuntas 100 Tuntas 25 Rio Ferdiyano 25 Tidak 25 Tidak 26 Riska Dea Ananta 50 Tidak 50 Tidak 64 27 Risky Latif alfalaq 55 Tidak 55 Tidak 28 Selvia Intan Aryanti 35 Tidak 35 Tidak 29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak 45 Tidak 30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak 60 Tidak 31 Vrendy Setiawan 45 Tidak 45 Tidak 32 Wulan Cahyaningrum Al 75 Tuntas 100 Tuntas Nunik 33 Yunita Sari 40 Tidak 40 Tidak 34 Anggun Maia Riswanda 45 Tidak 45 Tidak Jumlah 1825 2150 Nilai rata-rata 53,68 63,24 Jumlah siswa yang tuntas 7 siswa / 20,59% 14 siswa / 41,18% Peningkatan yang terjadi 7 siswa / 20,59% Dari data nilai di atas dapat disimpulkan bahwa pada nilai post test siswa yang telah tuntas meningkat jika dibanding saat pre test. Siswa yang tuntas sebanyak 7 Siswa atau 20,59%, meningkat 7 siswa / 20,59% dibanding 65 saat pre test dan siswa yang belum tuntas sebanyak 20 atau 58,83%. Rata-rata kelas pada post test adalah 63,24, naik 9,56 dari rata-rata kelas saat pre test. a. Refleksi Penerapan media permainan pada siklus I masih sangat kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut dikarenakan tidak fokusnya siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaranpada siklus I ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: 1) Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan namun masih belum maksimal. 2) Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas. 3) Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama dengan kelompoknya. 3. Siklus II pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan CTL peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan memancing siswa untuk membuka wawasan dan aktif serta memfasilitasi agar suasana dalam kelompok menjadi menyenangkan. 66 Dari instrument soal didapat nilai sebagai berikut: Table 4.3 Nilai siswa siklus II Nilai No Nama Pre test Ket Post test Ket 1 Deva Aksin Mahendra 20 Tidak 40 Tidak 2 Rian Aksana 40 Tidak 60 Tidak 3 Rintis Wahyu Melani 55 Tidak 70 Tuntas 4 Aryadhana Farensa Putra 55 Tidak 75 Tuntas 5 Endang Rahayu Ningsih 40 Tidak 70 Tuntas 6 Khoirul Anam 60 Tidak 85 Tuntas 7 Yuli Riski Setiawan 30 Tidak 55 Tidak 8 Andri Setiawan 75 Tuntas 100 Tuntas 9 Amru Hadaya Saputra 60 Tidak 90 Tuntas 10 Ade Fachry Fatullah 80 Tuntas 100 Tuntas 11 Agum Ayuning Jayana 55 Tidak 85 Tuntas 67 12 Dinta Betriani 45 Tidak 80 Tuntas 13 Dony Prasetyo 40 Tidak 70 Tuntas 14 Diva Putri Febrianti 75 Tuntas 100 Tuntas 15 Hayu Diah Puspita 70 Tuntas 90 Tuntas 16 Ikbal Shokhaffudin 60 Tidak 65 Tidak 17 Khusnul Alkarina 70 Tuntas 85 Tuntas 18 Lifani Khoirun Niami 40 Tidak 60 Tidak 19 Lathifah nur Saidah 85 Tuntas 100 Tuntas 20 Nabila Puspita Rahayu 50 Tidak 50 Tidak 21 Nekha Nanda Maula 40 Tidak 40 Tidak 22 Oktaviano Surya Pradana 50 Tidak 75 Tuntas 23 Puput Ratih Olivia 50 Tidak 50 Tidak 24 Ridhan Khana Maulana 85 Tuntas 100 Tuntas 25 Rio Ferdiyano 35 Tidak 35 Tidak 26 Riska Dea Ananta 55 Tidak 75 Tuntas 68 27 Risky Latif alfalaq 60 Tidak 85 Tuntas 28 Selvia Intan Aryanti 45 Tidak 50 Tidak 29 Sofi Selvi Soraya 45 Tidak 45 Tidak 30 Septa Aditya Mahfudin 55 Tidak 70 Tuntas 31 Vrendy Setiawan 45 Tidak 65 Tidak 32 Wulan Cahyaningrum Al 75 Tuntas 100 Tuntas Nunik 33 Yunita Sari 40 Tidak 40 Tidak 34 Anggun Maia Riswanda 55 Tidak 65 Tidak Jumlah 1840 2425 Nilai rata-rata 54,12 71,33 Jumlah siswa yang tuntas 8 siswa / 23,53% 20 siswa / 58,83% Peningkatan yang terjadi 12 siswa / 35,30% Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan lagi . Meskipun masih ada 26 orang siswa atau 76,48% yang belum tuntas pada pre test namun pada post test kelulusannya telah mencapai 69 20 orang siswa / 58,83% meningkat 12 orang siswa / 35,30 %. Nilai rata-rata kelasnya adalah 71,33 atau naik 17,21 dari pre tes. a. Refleksi Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat dan telah cukup memperhatikan pembelajaran. Tidak hanya dari faktor pendekatan saja yang mempengaruhi tingkat motivasi dan hasil belajar siswa akan tetapi faktor individual siswa juga sangat berpengaruh. Berdasarkan pengamatan pembelajaran pada siklus II ini, peneliti menemukan peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Duren 01 sebagai berikut: 1) Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test. 2) Pemahaman siswa dalam belajar IPS dengan pendekatan CTL ada peningkatan. 3) Tumbuh keberanian berpendapat. 4) Perhatian siswa dalam pembelajaran IPS juga meningkat. 5) Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab. Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPS dengan pendekatan CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu : 70 1) Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa. 2) Ada beberapa siswa yang ketika belajar aktif di luar kelas tidak melakukan pengamatan seperti yang yang diharapkan, namun justru mereka melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan. Seperti bermain, bercanda, dan duduk melihat temannya saja. 4. Siklus III Untuk nilai yang didapat pada siklus III adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus III Nilai No Nama Pre test Ket Post test Ket 1 Deva Aksin Mahendra 40 Tidak 40 Tidak 2 Rian Aksana 60 Tidak 80 Tuntas 3 Rintis Wahyu Melani 70 Tuntas 80 Tuntas 4 Aryadhana Farensa Putra 75 Tuntas 90 Tuntas 5 Endang Rahayu Ningsih 70 Tuntas 85 Tuntas 71 6 Khoirul Anam 90 Tuntas 100 Tuntas 7 Yuli Riski Setiawan 45 Tidak 55 Tidak 8 Andri Setiawan 100 Tuntas 100 Tuntas 9 Amru Hadaya Saputra 100 Tuntas 100 Tuntas 10 Ade Fachry Fatullah 100 Tuntas 100 Tuntas 11 Agum Ayuning Jayana 85 Tuntas 95 Tuntas 12 Dinta Betriani 80 Tuntas 90 Tuntas 13 Dony Prasetyo 70 Tuntas 85 Tuntas 14 Diva Putri Febrianti 100 Tuntas 100 Tuntas 15 Hayu Diah Puspita 100 Tuntas 100 Tuntas 16 Ikbal Shokhaffudin 70 Tuntas 85 Tuntas 17 Khusnul Alkarina 85 Tuntas 100 Tuntas 18 Lifani Khoirun Niami 60 Tidak 80 Tuntas 19 Lathifah nur Saidah 100 Tuntas 100 Tuntas 20 Nabila Puspita Rahayu 60 Tidak 80 Tuntas 72 21 Nekha Nanda Maula 60 Tidak 85 Tuntas 22 Oktaviano Surya Pradana 75 Tuntas 85 Tuntas 23 Puput Ratih Olivia 50 Tidak 80 Tuntas 24 Ridhan Khana Maulana 100 Tuntas 100 Tuntas 25 Rio Ferdiyano 45 Tidak 55 Tidak 26 Riska Dea Ananta 80 Tuntas 95 Tuntas 27 Risky Latif alfalaq 90 Tuntas 100 Tuntas 28 Selvia Intan Aryanti 50 Tidak 70 Tuntas 29 Sofi Selvi Soraya 55 Tidak 80 Tuntas 30 Septa Aditya Mahfudin 80 Tuntas 90 Tuntas 31 Vrendy Setiawan 75 Tuntas 90 Tuntas 32 Wulan Cahyaningrum Al 100 Tuntas 100 Tuntas Nunik 33 Yunita Sari 40 Tidak 70 Tuntas 34 Anggun Maia Riswanda 65 Tidak 85 Tuntas 73 Jumlah 2525 2930 Nilai rata-rata 74,27 86,18 Jumlah siswa yang tuntas 22 siswa / 64,71% 31 siswa / 91,18% Peningkatan yang terjadi 9 siswa / 26,48% Dari data nilai siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik jauh lebih meningkat. Rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 11,91 dari pre test yaitu 74,27. Siswa yang mendapatkan nilai pada interval 100 juga meningkat. Ada 11 siswa yang mendapat nilai 100. Peningkatan kelulusan sebanyak 9 siswa / 26,48 %. Namun sayangnya, masih ada siswa yang belum bisa tuntas KKM 70 yaitu sebanyak 3 Siswa atau 8,83%. Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar karena sudah mencapai rata-rata diatas 85%. Adapun 3 siswa yang belum tuntas menurut pengamatan guru kolaborator memang kurang memiliki motivasi dan perhatian dalam mengikuti pembelajaran dan kurang aktif saat pembelajaran berlangsung. a. Refleksi Nilai yang diperoleh pada siklus III lebih meningkat dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya. Pada siklus III ini hanya 3 siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan KKM. Refleksi pada siklus III yaitu 74 didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS karena semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik. Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar IPS melalui pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. B. Pembahasan Hasil Laporan Dari paparan hasil penelitian dari siklus satu sampai pada siklus ke tiga diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini : Tabel 4.5 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus P r e Kegiata n j u m l a h s i s w a t e s t P o s t t e s t Peningkatan prosentase J u m l a h s i s w a prosentase Jumlah siswa prosentase Siklus I 7 siswa 20,59% 14 siswa 41,18% 7 siswa 20,59% Si k l us I I 8 siswa 23,53% 20 siswa 58,83% 12 siswa 35,30% Siklus III 22 siswa 64,71% 31 siswa 91,18% 9 siswa 26,48% Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 7 siswa/ 20,59%, siklus II peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 12 siswa/ 35,30%, dan pada Siklus III peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 9 siswa/ 26,48%. 75 Sedangkan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus ke tiga (nilai post test) diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan di bawah ini: Tabel 4.6 Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III 100 90 80 70 60 Siklus III 50 Siklus II 40 Siklus I 30 Pra Siklus 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III Dari hasil nilai ketuntasan diatas dapat dijelaskan pada pra siklus 17,64% siswa yang tuntas. Pada siklus I meningkat menjadi 41,18% siswa yang tuntas. Pada siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 58,83%. Dan pada siklus III ketuntasan siswa mencapai 91,18%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari pra siklus sampai siklus III siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi karena 76 motivasi siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). 77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan temuan dan analisis, dapat disimpulkan bahwa metode Contextual Teaching and Learning (CTL) terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi alat transportasi siswa kelas IV SDN Duren 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015, Dengan dibuktikan pada pra siklus siswa yang tuntas dalam KKM 70 sebanyak 6 siswa atau17,64%. Pada siklus I dicapai persentase ketuntasan 7 siswa atau 20,59% yang mendapat nilai di atas KKM 70 saat pre test menjadi 14 siswa atau 41,18% saat post test terjadi kenaikan sebesar 20,59%. Pada siklus II dicapai persentase ketuntasan dengan nilai KKM 70 saat pre test sebanyak 8 siswa atau 23,53%, saat post test menjadi sebanyak 20 siswa atau 58,83% ada kenaikan sebanyak 17,65% dari siklus I. Pada siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar siswa yang mendapat nilai KKM 70 sebanyak 22 siswa atau 64,71% saat pre test menjadi 31 siswa atau 91,18% saat post test meningkat sebanyak 32,35% dari siklus II. Jadi dari pra siklus sampai dengan siklus III ada kenaikan ketuntasan dari 6 siswa atau 17,64% menjadi 31 siswa atau 91,18% naik sebesar 25 siswa atau73,53% dari jumlah siswa. Persentase didapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan Kriteria Minimum ( KKM ) yaitu 70 untuk mata pelajaran IPS. 78 B. Saran Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa, maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Guru Guru selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan media, metode ataupun pendekatan yang akan digunakan dalam mengajar. Karena dengan penggunaan media, metode atau pendekatan yang sesuai dan inovatif membuat siswa tidak lekas bosan dengan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu persiapan lain juga harus dipersiapkan dengan baik seperti pembuatanRPP, RH, Silabus dan lain-lain. Jika persiapan sudah matang maka pembelajaran akan lebih baik dan lebih mengena pada sasaran dan mendapatkan hasil yang maksimal. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan prestasi, motivasi, perhatian dan keaktifan siswa. 2. Sekolah Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepala sekolah dan komite sebaiknya meningkatkan pembinaan, pemantauan, dan pengarahan pada guru-guru. Dengan pembinaan yang diberikan diharapkan menjadi dorongan agar dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada siswa didik. 79 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Ahmadi, Abt. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. Departemen Agama RI. 2011. Al- Qur’an dan Terjemahnya, Depok : Cahaya Qur’an. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 2001. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Fajar Arnie . 2002. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nawawi, H. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. cet. 4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurdin, Syafruddin. 2005. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Quantum Teaching. Ciputat. Poerwadarminta W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 80 Rasimin.2012. Pembelajaran IPS Teori, Aplikasi dan Evaluasi. STAIN.Salatiga Press. Salatiga. Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga. STAIN Salatiga Press. Suyadi. 2010. Panduan Peneletian Tindakan Kelas. Diva Press. Jogjakarta. Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio. STAIN Salatiga Press. Salatiga. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kencana. Jakarta. Uno dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Bumi Aksara. Jakarta. Wihardit, I. W . 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta. 81 1 1 1 2 LAMPIRAN 12. DOKUMENTASI Kegiatan Awal Pembelajaran Siswa Belajar pada Kelompok Masing-Masing 1 LAMPIRAN DOKUMENTASI Ketua kelompok sedang membantu anggotanya Siswa sedang bekerja dengan kelompoknya 2 Siswa sedang bekerja dengan kelompoknya Siswa sedang mengerjakan soal tes 3 LAMPIRAN Soal pre-tes A. BERILAH TANDA SILANG (X) PADA SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR! 1. Di bawah ini, yang bukan termasuk ciri-ciri teknologi transportasi tradisional adalah .... a. perawatan mudah b. harus ada tempat khusus c. tidak menimbulkan polusi d. waktu tempuh lama 2. Hewan yang biasanya digunakan untuk menarik delman adalah . . . . a. kuda c. ikan b. ayam d. burung 3. Tiga contoh alat transportasi darat.... a. becak, sepeda, delman b. gerobak, rakit, balon udara c. kano, delman, sepeda d. becak, kapal layar, rakit 4. Alat yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain disebut . . . a. Alat telekomunikasi c. alat transportasi b. Alat komunikasi d. alat evakuasi 5. Kelebihan teknologi transporasi masa lalu adalah . . a. bebas polusi c. boros tenaga listrik b. sulit membuatnya d. mahal harganya 6. Contoh alat transportasi laut tradisional .... a. Kapal laut c. perahu motor b. Kapal selam d. perahu layar 4 7. Berilah contoh alat transportasi masa lalu .... a. pesawat c. sepeda motor b. kereta api d. delman 8. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang dan digerakkan oleh tenaga manusia adalah .... a. gerobak c. kano b. truck d. balon udara 9. Berikut ini merupakan alat transportasi air adalah . . . a. sepeda c. becak b. perahu d. pesawat 10. Salah satu kelebihan alat transportasi masa kini adalah . . . a. Mudah dibuat c. lebih cepat sampai b. Murah d. tidak membutuhkan tempat khusus B. ESAY 1. Kendaraan roda dua yang dikayuh seseorang adalah….. 2. Sepeda termasuk alat transportasi darat pada masa . . . 3. Rakit merupakan alat transportasi masa lalu yang dijalankan di. . . 4. Arus air dimanfaatkan rakit untuk . . . 5. Transportasi darat yang menggunakan jalan khusus adalah . . . 6. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah. . . . . jalannya 7. Hewan yag digunakan untuk menarik delman adalah . . . 8. Alat transportasi yang digerakkan oleh mesin disebut alat transportasi . . . 9. Tempat tinggal landas pesawat disebut . . . 10. Kapal laut berhenti di…… 5 KUNCI JAWABAN PRE-TES A. PILIHAN GANDA 1. B 2. A 3. A 4. C 5. A 6. D 7. D 8. A 9. B 10. C B. ESAI 1. Sepeda 2. Lalu 3. Air/sungai 4. Bergerak 5. Kereta api 6. Lambat 7. Kuda 8. Masa kini 9. Bandara 10. Pelabuhan 6 LAMPIRAN SOAL SIKLUS 1 A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT 1. Di bawah ini, yang bukan termasuk ciri-ciri teknologi transportasi tradisional adalah .... a. perawatan mudah b. harus ada tempat khusus c. tidak menimbulkan polusi d. waktu tempuh lama 2. Di bawah ini, yang termasuk transportasi laut sederhana ialah .... a. Kapal laut c. perahu motor b. Kapal selam d. perahu layar 3. Hewan yang biasanya digunakan untuk menarik delman adalah . . . . a. kuda c. ikan b. ayam d. burung 4. Orang yang pertama kali menciptakan balon udara adalah.... a. Orville c. Wright b. Boden powel d. Montgolfier 5. Rakit termasuk jenis alat transportasi . . . a. Terkini c. masa kini b. masalalu d. modern 6. Berikut yang termasuk alat transportasi laut .... a. sepeda c. delman b. becak d. kapal layar 7 7. Tiga contoh alat transportasi darat.... a. becak, sepeda, delman b. gerobak, rakit, balon udara c. kano, delman, sepeda d. becak, kapal layar, rakit 8. Kelebihan teknologi masalalu di antaranya adalah .... a. bebas polusi c. boros tenaga listrik b. sulit membuatnya d. mahal harganya 9. Segala sesuatu yang digunakan sebagai alat angkut disebut sarana .... a. komunikasi b. transportasi c. konsumsi d. produksi 10. Alat transportasi yang tidak menimbulkan polusi adalah alat transportasi . . . . a. masamuda c. masakini b. masatua d. masalalu B. ESAY 1. Jenis kapal yang menggunakan tenaga angin adalah .... 2. Kendaraan roda dua yang dikayuh seseorang adalah….. 3. Hewan penggerak pedati .... 4. Kendaraan yang memiliki cirri khas beroda tiga adalah . . . 5. Alat yang digunakan untuk mengangkut barang pada masalalu adalah .... 6. Sepeda termasuk alat transportasi darat pada . . . 7. Tidak menimbulkan polusi adalah kelebihan alat transportasi . . . 8. Rakit merupakan alat transportasi masalalu yang dijalankan di. . . 9. Alat transportasi yang terbuat dari susunan benda yang datar untuk perjalanan diatas air adalah .... 10. Penggerak gerobak adalah menggunakan tenaga .... 8 KUNCI JAWABANSIKLUS I A. PILIHAN GANDA 1. B 2. D 3. A 4. D 5. B 6. D 7. A 8. A 9. B 10. D B. ESAI 1. Kapal layar 2. Sepeda 3. Sapi 4. Becak 5. Gerobak 6. Masa lalu 7. Masa lalu 8. Air 9. Rakit 10. Manusia 9 LAMPIRAN SOAL SIKLUS 2 A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT 1. Contoh alat transportasi masa kini tertera dibawah ini, kecuali .... a. mobil c. kapal layar b. helikopter d. kapal selam 2. Berikut termasuk alat transportasi air adalah .... a. sepeda motor c. kapal feri b. truk d. pesawat tempur 3. Penggerak kereta api listrik adalah .... a. listrik c. minyak bumi b. solar d. batu bara 4. Sebelum naik pesawat, kita harus membeli .... a. perangko c. tiket b. wesel d. karcis 5. Pesawat, adalah alat transportasi yang digerakkan menggunakan tenaga . . a. mesin c. hewan b. mansia d. air 6. Tempat berhentinya kereta api adalah . . . . a. halte c. pasar b. bandara d. stasiun 7. Tiga contoh alat transportasi pada masa kini adalah . . . . a. Pesawat, kereta api, kano b. Kereta kuda, kereta kuda, kereta kencana c. Mobil, sepeda motor, becak d. Truck, mobil, bus 10 8. Kapal yang dapat berjalan di bawah maupun di atas permukaan laut adalah . . . . 9. a. sampan c. kapal selam b. kapal feri d. kapal tanker Orang yang mengendarai pesawat adalah. . . . a. masinis c. supir b. pilot d. nahkoda 10. Pelabuhan yang ada di Semarang adalah .... a. pelabuhan tanjung perak b. pelabuhan tanjung emas c. pelabuhan tanjung priok d. pelabuhan merak B. ESAY 1. Alat transportasi yang oleh seorang nahkoda adalah . . . 2. Alat transportasi yang digerakkan oleh mesin disebut alat transportasi . . . 3. Tempat tinggal landas pesawat disebut . . . 4. Jika ingin berpergian jauh lewat jalur udara, pada saat ini kita bisa menggunakan . . . 5. Alat transportasi yang memiliki jalur tersendiri bernama “ril”, adalah. . . 6. Jenis kapal yang digunakan orang untuk menyeberangi pulau dan membawa penumpang manusia disebut .... 7. Jenis kapal yang biasanya dibuat lomba balap kapal laut, dan biasanya memiliki kecepatan yang tinggi, disebut .... 8. Kapal laut berhenti di…… 9. Alat transportasi yang memiliki dua roda dan digerakkan oleh mesin adalah .... 10. Sepeda motor pertama kali di temukan oleh .... 11 KUNCI JAWABAN SIKLUS II A. PILIHAN GANDA 1. C 2. C 3. A 4. C 5. A 6. D 7. D 8. C 9. B 10. B B. ESAI 1. Kapal laut 2. Masa kini 3. Bandara 4. Pesawat 5. Kereta api 6. Kapal feri 7. Speedboat 8. Pelabuhan 9. Sepeda motor 10. Ernest dan Pierre michaux 12 LAMPIRAN SOAL SIKLUS 3 A. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG TEPAT 1. Alat yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain disebut . . . c. Alat telekomunikasi c. alat transportasi d. Alat komunikasi d. alat evakuasi 2. Kelebihan teknologi transporasi masa lalu adalah . . c. bebas polusi c. boros tenaga listrik d. sulit membuatnya d. mahal harganya 3. Hewan yang dipakai untuk menarik delman adalah . . . a. Kerbau c. kambing b. Kuda d. singa 4. Berilah contoh alat transportasi masa lalu .... c. pesawat c. sepeda motor d. kereta api d. delman 5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang dan digerakkan oleh tenaga manusia adalah .... a. gerobak c. kano b. truck d. balon udara 6. Berikut ini merupakan alat transportasi air adalah . . . c. sepeda c. becak d. perahu d. pesawat 7. Alat transportasi masa lalu tidak membutuhkan tempat khusus,itu merupakan . . . alat transportasi masa lalu a. keuntungan c. mempersulit b. kerugian d. kekurangan 13 8. Salah satu kelebihan alat transportasi masa kini adalah . . . c. Mudah dibuat c. lebih cepat sampai d. Murah d. tidak membutuhkan tempat khusus 9. Berikut bukan termasuk cirri-ciri teknologi transportasi tradisional adalah . . . . a. Perawatan mudah c. tidak menimbulkan polusi b. Harus ada tempat khusus d. waktu tempuh lama 10. Contoh alat transportasi laut tradisional .... c. Kapal laut c. perahu motor d. Kapal selam d. perahu layar B. ESAY 1. Arus air dimanfaatkan rakit untuk . . . 2. Transportasi darat yang menggunakan jalan khusus adalah . . . 3. Salah satu keuntungan alat transportasi masa lalu adalah tidak menimbulkan polusi, karena digunakan menggunakan tenaga . . . . . . .dan. . . . . 4. Nama alat transportasi mesin yang beroda tiga adalah . . . 5. Alat transportasi air ini terbuat dari bambu atau pelepah pisang atau sesuatu yang dapat mengapung adalah. . . . 6. Pada masa lalu alat transportasi air masih memanfaatkan tenaga . . . . 7. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah. . . . . jalannya 8. Hewan yag digunakan untuk menarik delman adalah . . . 9. Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang dari pulau satu ke pulau yang lain adalah kapal. . . 10. Terminal adalah tempat berhentinya . . . 14 KUNCI JAWABAN SIKLUS III A. PILIHAN GANDA 1. C 2. A 3. B 4. D 5. A 6. B 7. A 8. C 9. B 10. D B. ESAI 1. Bergerak 2. Kereta api 3. Manusia dan hewan 4. Bemo 5. Rakit 6. Angin /manusia 7. Lambat 8. Kuda 9. Feri 10. Bus/Angkot 15 Lampiran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Sekolah : SDN Duren 01 Mate Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : IV/II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari : Selasa, 13 Januari 2015 A. Standar Kompetensi 1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemampuan teknologi lingkungan / kota dan provinsi. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, transportasi serta pengalaman menggunakannya. C. Indikator 1. Menjelaskan tentang ciri-ciri alat transportasi pada masalalu. 2. Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi masalalu. 16 D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan: 1. Siswa dapat menjelaskan tentang cirri-ciri alat transportasi pada masalalu. 2. Siswa dapat menceritakan pengalaman menggunakan teknologi transportasi. E. Karakter yang diharapkan Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar membaca. F. Materi Pembelajaran a. Transportasi darat pada masalalu Transportasi darat pada masalalu tidak bermesin dan jumlahnya sedikit. Berikut beberapa jenis transportasi darat masalalu. 1) Gerobak Gerobak adalah alat yang berupa kotak besar beroda dua, tiga atau empat untuk mengangkut sesuatu (barang, sayur, dan sebagainya) yang ditarik atau didorong oleh manusia. 17 2) Delman Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua atau empat. Yang tidak menggunakan mesin, tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda. 3) Sepeda Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya. 4) Becak Becak adalah kendaraan roda tiga yang dikayuh oleh seorang supir untuk menjalankannya dan supir becak berada di belakang penumpang. b. Transportasi perairan pada masa lalu 1) Rakit Rakit adalah susunan benda mengapung yang datar untuk perjalanan diatas air dan merupakan rancangan perahu yang paling dasar. Rakit dijaga mengapung menggunakan gabungan bahan ringan seperti kayu, tong tertutup, maupun ruang air dipompa. Rakit trandisional atau primitive dibuat dari bahan kayu atau buluh. 18 2) Kapal layar Kapal layar menggunakan layar adalah kapal yang digerakkan dengan yang memanfaatkan tenaga angin untuk pendorongnya. Konstruksi kapal ini umumnya terbuat dari kayu dan cukup lamadigunakan sebagai tulang punggung pelayaran. 3) Kano Kano adalah sebuah perahu kecil dan sempit, yang biasanya digerakkan dengan tenaga manusia, tetapi juga lazim diberi layar. Kano biasanya lancip pada kedua ujungnya dan terbuka di bagian atasnya, namun bagian ini dapat di beri tutup. c. Teknologi transportasi udara pada masalalu Salah satu contoh transportasi udara pada masalalu adalah balon udara. Balon udara adalah teknologi penerbangan pertama oleh manusia, ditemukan oleh Montgolfier bersaudara di Annonay,Prancis pada 1783. Balon udara ini dapat terbang karena diberi udara panas. Udara panas itu berasal dari hidrogen yang di bakar. Kalau pemanas dinyalakan, balon akan naik. Kalau udara didalam balon menjadi dingin, balon akan turun. Sekarang gas hidrogen tidak dipakai lagi pada balon udara karena mudah terbakar. Sebagai gantinya, orang menggunakan gas helim yang tidak mudah terbakar. 19 G. Metode pembelajaran 1. Metode CTL (contextual teaching and learning) 2. Penugasan H. Alat dan sumber belajar 1. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas 4 hal, 39-43 2. BSE ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas IV 3. Papan tulis 4. Kapur 5. Alat tulis 6. Sepeda 7. Gerobak 8. Replika becak 9. Rakit dari pohon pisang 10. Balon udara (replika terbuat dari plastik) 11. Replika kapal layar I. Langkah-langkah pembelajaran a. Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 20 3. Guru mengabsen siswa 4. Guru mengadakan pre test 5. Apersepsi a) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a) Guru bertanya jawab mengenai alat transportasi untuk mengetahui pemahaman awal siswa. b) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya. 2. Elaborasi a) Guru menjelaskan tentang alat transportasi sederhana. b) Guru bersama siswa menyebutkan alat transportasi sederhana. c) Gruu membagi siswa menjadi 5 kelompok. d) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. e) Guru mengajak siswa untuk mengamati beberapa alat transportasi sederhana yang ada di lingkungan sekitar sekolahan. f) Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkan apa yang sudah di amati. 21 g) Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju menjelaskan hasil pengamatan tentang alat transportasi pada masalalu yang ada di lingkungan sekolah. 3. Konfirmasi a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan.. b) Guru meberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, apabila ada yang belum dipahami. c) Guru mengadakan post test. c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran 2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 3. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa. 4. Guru menutup dengan salam J. Penilaian Prosedur : pos tes Teknik : tes tertulis Pedoman penilaian: 22 23 LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2 Sekolah : SDN Duren 01 Mate Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : IV/II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari : Sabtu, 7 Februari 2015 A. Standar Kompetensi 1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakan. C. Indikator 1. Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi pada masa kini/modern. 2. Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan: 1. Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi modern 2. Siswa dapat menjelaskan pengamalan menggunakan alat transportasi modern. 24 E. Karakter yang diharapkan Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar membaca. F. Materi Pelajaran a. Alat transportasi darat pada masakini Transportasi darat pada masakini kebanyakan sudah bermesin dan kita dapat mudah menemukannya karena jumlah dan ragamnya sangat banyak. Berikut ini beberapa contoh teknologi transportasi darat pada masakini: 1) Sepeda Motor Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang menggunakan sebuah mesin. Sepeda motor itu di buat oleh Ernest dan Pierre Michaux tahun 1805. Sepeda motor yang ada sekarang jauh lebih cepat dan modern. Sekarang, kita dapat menemukan berbagai merek dan jenis sepeda motor. 2) Mobil Mobil adalah kendaraan beroda empat atau lebih yang menggunakan mesin sendiri. Pengoperasian mobil disebut menyetir. Mobil yang ada sekarang jauh lebih cepat dan modern. Karena, sekarang sudah banyak merk dan jenis mobil. 3) Truk Truk adalah sebuah kendaraan untuk mengangkut barang, disebut juga sebagai mobil barang. Dalam bentuk yang kecil mobil barang disebut 25 sebagai pickup, sedangkan bentuk besar dengan tiga sumbu, satu di depan dan tandem belakang disebut sebagai truk tronton, sedangkan digunakan untuk mengangkut peti kemas dalam bentuk tempelan disebut truk trailer. 4) Bus Bus adalah kendaraan roda empat atau lebih yang dijalankan oleh mesin dan digunakan untuk mengangkut penumpang yang lebih banyak dibandingkan dengan mobil. 5) Kereta api Kereta api adalah kendaraan bermesin yang terdiri dari lokomotif dan gerbong-gerbong. Lokomotiflah yang menarik gerbong. Kereta api digunakan sebagai angkutan orang ataupun barang. Dengan kereta api, perjalanan jauh bisa dilakukan dengan nyaman. Kereta api dibuat untuk memenuhi kebutuhan transportasi darat yang cepat. Karena kereta api mempunyai jalur sendiri, maka pengguna kereta api tidak perlu takut terkena macet. Kereta api ini tidak berenti disembarang tempat, harus berhenti di stasiun. Dahulu kereta api digerakkan dengan tenaga uap. Sekarang sudah ada kereta api listrik. b. Transportasi perairan pada masa kini 1) Kapal laut Kapal laut adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut, seperti halnya dengan sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal 26 biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Biasanya kapal laut bisa membawa perahu, tetapi perahu tidak dapat membawa kapal lau. Jadi biasanya ukuran kapal laut itu besar. Kapal laut dapat membawa kita dari satu tempat ketempat lain, dari sutu pulau ke pulau lain. Biaya naik kapal laut lebih murah dibandingkan naik pesawat terbang. Orang-orang yang ingin menyeberangi laut menggunakan jasa kapal penyeberangan yaitu kapal feri. Kapal berlabuh di pelabuhan. Contoh pelabuhan yang ada di Indonesia adalah pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, dan lainlain. 2) Kapal selam Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut, air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia. 3) Speedboat Speedboat adalah sebuah perahu atau kapal yang dilengkapi oles mesin yang gunanya untuk memutar baling-baling kapal. Speedboat ini 27 sering digunakan dalam lomba adu balap kapal. Geraknya sangat cepat, dan biasanya juga di gunakan untuk tujuan alat transportasi wisata. c. Teknologi transportasi udara pada masa kini 1) Pesawat terbang Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan dapat terbang dengan tenaga sendiri. Wright bersaudara (Wright brother), Orville ( 19 Agustus 1871-30 Januari 1948) dan Wilbur ( 16 April 1867-30 Mei 1912) adalah dua orang Amerika yang dicatat sebagai penemu pesawat terbangkarena mereka berhasil membangun pesawat terbang yang pertama kali berhasil di terbangkan dan dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17 Desember 1903. Dengan pesawat terbang, perjalanan jarak jauh dapat ditempuh dalam waktu yang sangat singkat. Oleh sebab itu, biaya naik pesawat terbang lebih mahal dibandingkan dengan biaya melalui perjalanan darat ataupun laut. Pesawat terbang dapat tinggal landas di Bandar udara. Contoh Bandar udara yang ada di Indonesia adalah Bandara Adi Sucipto di Jogjakarta, Bandara Adi Sumarmo di Surakarta, Bandara SukarnoHatta di Jakarta, dan lain-lain. 2) Helikopter Helikopter adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara dan bersayap putar yang digerakkan oleh mesin. Sesuai dengan namanya, 28 helikopter merupakan pesawat sayap berputar yang dapat bergerak naik turun secara vertical dan bermanuver di udara. G. Metode Pelajaran 1. Contexstual teaching and learning (CTL) 2. Penugasan H. Alat dan Sumber Belajar 1. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas 4 hal, 39-43 2. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD/MI 3. Papan tulis 4. Kapur 5. Alat tulis 6. Sepeda motor 7. Mobil 8. Truk 9. Replika kereta api 10. Replika pesawat udara 11. Replika kapal laut 12. Replika helikopter I. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1. Guru bersama siswa berdo’a 29 2. Guru mengucapkan salam 3. Guru mengabsen siswa 4. Guru mengadakan pretest 5. Apersepsi a) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a) Guru menjelaskan materi secara garis besar b) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 2. Elaborasi a) Guru menjelaskan alat transportasi modern. b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi modern. c) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya perubahan dari alat transportasi sederhana menjadi alat transportasi modern. d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi yang ada di lingkungan sekitar sekolah. 30 g) Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkan. h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusi di depan teman-temannya. 3. Konfirmasi a) Guru dan kelompok lain mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan. b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami. c) Guru mengadakan post test. c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin berdoa 4. Guru menutup dengan salam J. Penilaian Prosedur : pos tes Teknik : tes tertulis Pedoman penilaian: 31 32 LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 3 Sekolah : SDN Duren 01 Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas/Semester : IV/II Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari : Selasa, 3 Maret 2015 A. Standar Kompetensi 1. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemampuan teknologi lingkungan / kota dan provinsi B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengenal perkembangan teknologi produk, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakan. C. Indikator 1. Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masalalu. 2. Menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masakini. 3. Menjelaskan keuntungan alat transportasi masalalu. 4. Menjelaskan kerugian alat transportasi masalalu. 33 5. Menjelaskan keuntungan alat transportasi masakini. 6. Menjelaskan kerugian alat transportasi masakini . D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan: 3. Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masalalu. 4. Siswa dapat menjelaskan cirri-ciri alat transportasi masakini. 5. Siswa dapat menjelaskan keuntungan alat transportasi masalalu. 6. Siswa dapat menjelaskan kerugian alat transportasi masalalu. 7. Siswa dapat menjelaskan keuntungan alat transportasi masakini. 8. Siswa dapat menjelaskan kerugian alat transportasi masakini. E. Karakter yang diharapkan Rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, kerja keras, disiplin, kreatif, dan gemar membaca. F. Materi Pelajaran a. Ciri-ciri alat transportasi masalalu 1) Digerakkan oleh tenaga manusia ( gerobak, sepeda, becak, rakit, kano) 2) Digerakkan oleh hewan ( delman, kereta kuda, pedati) 3) Digerakkan oleh angin ( kapal layar) 4) Digerakkan oleh udara panas ( balon udara) 34 b. Cirri-ciri alat transportasi masakini 1) Digerakkan oleh mesin 2) Konstruksi lebih rumit 3) Memiliki beragam fasilitas dan keunggulan c. Keuntungan dan kerugian alat transportasi pada masalalu 1) Keuntungan : - Tidak berpolusi ( udara tetap bersih ) - Mudah didapat - Tidak perlu tempat khusus - Kontruksinya lebih simple - Suku cadang gampang/murah - Tidak menimbulkan kebisingan - Jarang terjadi kecelakaan 2) Kerugian alat transportasi masalalu : - Cepat rusak - Jalannya lambat - Sulit untuk melakukan perjalanan jauh - Tidak memiliki fasilitas didalamnya. - Tidak dapat memuat muatan yang banyak sekaligus d. Keuntungan dan kerugian alat transportasi masakini 1) Keuntungan alat transportasi masakini : - Jalannya cepat 35 - Mempunyai fasilitas didalamnya - Merupakan hasil perkembangan dunia teknologi - Mempersingkat waktu perjalanan - Mudah didapat - Dapat digunakan untuk melakukan perjalanan jauh - Dapat memuat muatan yang banyak sekaligus. 2) Kerugian alat transportasi masakini : - Kontruksi rumit - Sperpart/ suku cadang mahal dan sulit - Membutuhkan tempat khusus - Mengeluarkan polusi - Membuat kebisingan - Sering terjadi kecelakaan besar yang dapat menimbulkan kematian. G. Metode Pelajaran 1. Contexstual teaching and learning ( CTL ) 2. Penugasan H. Alat dan Sumber Belajar 1. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI kelas IV hal, 39-43 2. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD/MI 3. Sepeda motor 36 4. Sepeda 5. Gerobak 6. Mobil bak 7. Papan tulis 8. Kapur 9. Alat tulis I. Langkah-Langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1. Guru bersama siswa berdo’a 2. Guru mengucapkan salam 3. Guru mengabsen siswa 4. Guru melakukan pre test. 5. Apersepsi a) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Tanya jawab seputar materi yang akan dipelajari b. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi a) Guru menjelaskan materi secara garis besar b) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 2. Elaborasi 37 a) Guru menjelaskan alat transportasi masalalu dan alat transportasi masakini. b) Guru bersama siswa menyebutkan macam-macam alat transportasi masakini dan masalalu. c) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya perubahan dari alat transportasi sederhana menjadi alat transportasi masalalu dan masakini. d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. e) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok. f) Guru mengajak siswa untuk mengamati alat transportasi yang ada di lingkungan sekitar sekolah. g) Siswa diminta untuk mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkan. h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusi di depan teman-temannya. 3. Konfirmasi a) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dipahami. c) Guru mengadakan post test. 38 c. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin berdoa 4. Guru menutup dengan salam J. Penilaian Prosedur : pos tes Teknik : tes tertulis Pedoman penilaian: Setiap jawaban benar pada ronde pertama mendapatkan skor : 10 = 10 x 10 = 100 39 40