KONSEP NEGARA MENURUT ALI ABD AL

advertisement
KONSEP NEGARA
MENURUT ALI ABD AL-RAZIQ
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam pada Jurusan Siyasah
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Oleh :
Ade Juarsih
203 309 776
Bandung
2008 M/ 1429 H
ABTRAK
ADE JUARSIH : konsep Negara menurut Ali Abd al Raziq
Pada tahun 1888 ditimur tengah telah muncul pergolakan politik yang
diwarnai masuknya faham nasionalisme yang cenderung sekuler kedunia Islam.
Faham ini membuka lebar perdebatan panjang dikalangan para pemikir politik
Islam. Pemikiran mengenai hubungan agama dan negara atau agama dan politik
Ali Abd al Raziq berbeda dengan para pemikir politik dan ahli ketatanegaraan
lainnya. Ia memisahkan agama dan negra sehingga banyak para pemikir politik
dan cendikiawan yang menentang pemikiran beliau. Pemikiran Ali Abd al Raziq
yang tertuang dalam bukunya membahas seputar agama dan negara sehingga ia di
asingkan dan di pecat dari jabatanya sebagai Hakim Mahkammah di negara Mesir.
Tujuan penelitian ini untuk lebih mengetahui tentang(1) unsur negara
menurut Ali Abd al Raziq(2) hakekat negara(3) negara yang ideal menurut Ali
Abd al Raziq.
Kerangka pemikiran yang di gunakan adalah perkembangan di kalangan para
pemikir politik islam dan di pengaruhi peradaban barat. Karena pada waktu itu
terjadi perang dunia satu di wilayah muslim. Disamping itu hubungan perbedaan
agama dan negara dipengaruhi oleh pemikiran yang berbeda-beda di kalangan
para pemikir politik islam.
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis yaitu suatu metode yang
dipaki untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini
pula dipakai teknik book survey mengingat penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif. Adapun data yang di teliti di kelompokkan pada data primer dan
sekunder. Data perimernya ialah mengenai khilafah dan pemerintahan dalam
islam karangan Ali Abd al Raziq sedangaka data sekundernya ialah bagian-bagian
tertentu dari buku-buku lain yang dapat menunjang dalam penelitian ini, ditambah
laporan-laporan serta artikel-artikal yang ada hubunganya dengan penulisan
skripsi ini. Pengelolaan data di lakukan dengan cara membaca, menelaah,
memisahkan, mengelompokan, lalu menganalisanya sesuai dengan pendekatan di
atas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa(1) negara merupakan suatu tatanan
kehidupan untuk bermasyarakat dan berorganisasi maka dari itu dalam suatu
pemerintahan atau bernegara di perlukan unsur-unsur negara (2) pada hakekatnya
negara merupakan sebuah organisasi yang terorganisir dengan baik(3) negara
yang ideal adalah negara yang berasaskan humanisme universal dimana neghara
itu memperjuangkan kedaulatan rakyat yaitu demokrasi dan keadilan sosial.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan masalah ....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Kerangka Pemikiran ................................................................
4
E. Metode penelitian ....................................................................
12
BAB II SEKILAS PROFIL ALI ABD AL RAZIQ...............................
14
A. Riwayat Hidup Ali Abd al Raziq .............................................
14
B. Latar Belakang dan Setting Sosial Ali Abd al Raziq ...............
17
C. Pengaruh Pemikiran Ali Abd al Raziq .....................................
24
D. Karya-karya Monumental Ali Abd al Raziq ............................
25
BAB III ALI ABD AL RAZIQ DAN KONSEP NEGARA ..................
31
A. Pengertian Negara Menurut Ali Abd al Raziq ........................
31
B. Unsur-Unsur Negara Menurut Ali Abd al Raziq .....................
34
C. Hakekat Negara Menurut Ali Abd al Raziq .............................
64
D. Negara yang Ideal Menurut Ali Abd al Raziq .........................
65
BAB 1V KESIMPULAN .........................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
70
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Para pemikir politik Islam senantiasa mengunakan Al-Qur’an sebagai
dasar hukum pertama dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya tentang
konsep-konsep politiknya yang mereka kemukakan. Itu terjadi karena al-Qur’an
adalah landasan pokok hukum Islam yang bersifat global, yang mencakup seluruh
aspek dan lapangan kehidupan, baik segi akidah, ibadah dan muamalah. Al-qur’an
dan al-sunah merupakan sumber pokok yang telah di sepakati oleh para ulama,
sedangkan sumber hukum lain seperti ijma, qiyas, istisan, marslah mursalah dan
yang lainnya masih di pertentangkan dalam penggunaannya. (A. Djazuli,
1991:58).
Perkembangan pemahaman untuk menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
setiap aspek semakin berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pegetahuan
,teknologi dan perubahan social yang terjadi. Hal ini tidak terlepas dari situasi dan
kondisi yang berlangsung. Nilai-nilai yang di terapkan tersebut merupakan suatu
kekuatan yang dinamis dan kreatif. Karena sesuai dengan sosio kultur dan sosio
politik yang sedang terjadi saat itu (Taufik Adnan Amal, 1989 : 33)
Salah satu perkembangan pemahaman yang sampai saat ini terjadi topik
hangat adalah penegasan dari sebuah konsepsi mengenai sistem politik Islam,
yang dalam ini adalah pencarian tentang konsep negara. Masalah ini kian makin
komplek karena tatkala konsep negara bangsa ( nation state ) yang berasal dari
barat berpengaruh di praktekan dalam lingkungan Islam.
1
Konsep tentang negara telah menjadi perhatian para pemikir politik dan
filosof muslim sejak klasik sampai modern dalam pencarian mereka tentang
konsep Negara yang ideal bagi masyarakat tak terkecuali pemikir Islam. Pemikir
dan pencarian konsep tentang negara adalah ijtihad politik dalam rangka
menemukan nilai-nilai Islam dalam konsep sistem politik yang sedang
berlangsung. Hal ini di maksudkan untuk : (1) menemukan identitas Islam tentang
negara (aspek teoritis dan formal) ini berdasarkan asumsi bahwa Islam memiliki
konsep tertentu tentang negara (2) melakukan idealisasi dari persepsi Islam
tentang negara dan menawarkan prinsif-prinsif dasar tentang etika dan moralitas.
Dalam konsep pemikiran politik ada tiga hubungan negara dan Agama :
yaitu terdapat.
1. Agama dan negara tidak bisa di pisahkan (menekankan paradigma
integralistik):
2. Agama dan negara berhubungan secara simbiotik :
3. Sekuralistik (agama dan negara di tempatkan secara terpisah):
Ketiga paradigma tersebut yang muncul dari pendekatan dan pemahaman
yang berbeda, menampilkan pola pemikiran yang berbeda pula. Namun kendati
dalam pemahaman dan pendekatan berbeda ketiganya mempunyai tujuan yang
sama, yaitu menemukan rekonsiliasi antara idealitas agama dan realitas politik.
Rekonsiliasi antara cita-cita agama dan realitas politik menjadi tugas
utama para pemikir politik Islam. Hal ini merupakan tuntunan karena hubungan
antara negara dan Agama sering memunculkan dalam kenyataan sejarah sering
menampilkan fenomena kesenjangan dan pertentangan. Fenomena ini bersumber
pada dua sebab yaitu : terdapat perbedaan konsepsi antara agama dan politik yang
menimbulkan kesukaran pemaduan dalam praktek-praktek dan terdapat
penyimpangan praktek politik dari etika dan moralitas agama.
Dalam usaha dan penerapan etika dan moralitas agama terhadap politik
sangatlah beragam. Para pemikir politik Islam berupaya dengan berbagai
pendekatan. Sedangkan menurut Ali Abdul Raziq tentang konsep negara ialah
sekuler yaitu : kejayaan dan kemakmuran dunia islam dapat terwujud bukan
dengan kembali keajaran Islam yang lama dan bukan dengan mengadakan
reformasi atau pembaharuan ajaran Islam tetapi dengan perubahan total yang
bernapaskan sekuleristik, bahwa negara yang diperlukan oleh umat manusia
bukanlah negara agama melainkan negara duniawi. Dengan kata lain negara yang
di perlukan oleh umat Islam bukan negara agama melainkan negara duniawi atau
negara sekuler jadi Ali Abdul Raziq memisahkan agama dan negara atau politik
karena itu konsep negara menurut dia lebih cenderung pada sekuler atau
leberalisme yang lebih mementingkan agama :negara sekulerlistik yang
mengurusi agama jadi dia lebih pada liberalisme.
Sekularisme Ali Abdul Razik yang lebih menekankan totalitas ajarannya.
Merupakan pemikiran politik yang sangat patut untuk di kaji lebih lanjut untuk
mengetahui letak kekuatan dan kelemahan argumentasi yang di kemukakan oleh
pemikir politik Islam tersebut.
Untuk itulah penulis merasa perlu untuk lebih mengetahui kerangka acuan
atau argumentasi dalam upaya mewujudkan kerangka ideal masyarakat yang di
lakukan oleh pemikir tersebut.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja unsur-unsur negara menurut Ali Abdul Al-Raziq?
2.
Bagaimana hakekat negara menurut Ali Abd AL- Raziq?
3.
Bagaimana negara ideal menurut Ali Abd Al-Raziq?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah
sebagai mana berikut:
1.
Untuk megetahui unsur-unsur negara menurut Ali Abd Al- Raziq?
2.
Untuk megetahui hakekat negara menurut Ali Abd Al-Raziq ?
3.
Untuk mengetahui negara yang ideal menurut Ali Abd Al - Raziq
D. Kerangka Pemikiran
Konsep Negara merupakan cita-cita politik yang luas dan juga integral
hal ini berkaitan dengan keselamatan, tujuan utama kemaslahatan secara
menyeluruh. dalam al Qur’an banyak menyuruh pedoman bagi manusia dalm
hidup bermsyarakat dan bernegara di antaranya, ialah prinsip- prinsip yang di
perhatikan dalam hidup bermasyarakat sepertinya toleransi, persamaan hak
kebebasan beragama dan lain-lain.
Pencarian konsep negara
tersebut yang tidak terlepas dari kehidupan
manusia itu sendiri serta lingkungan dimana konsep tersebut munculnya
mengantarkan pada perlunya suatu lembaga tersebut di kenal dengan negara ,
yang mempuyai konsep dan bentuk pemerintahan tertentu. Pemahaman sederhana
tentang negara ialah; suatu organisai dimana sekelompok orang menempatinya
serta ada batas-batas wilayah tertentu (teritorial) dengan mengakui adanya
pemerintahan yang tertib dan terjamin keselamatannya serta adanya seorang
peminpin. (Wiryono, 1989: 2).
Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada
individu dari pada kelompok yang merupakan bagian dari pada masyarakat
merupakan suatu kelompok manusia yang hidup bekerja sama untuk mencapai
keinginan – keingian bersama atau mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup di
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. (Azumardi
Azra, 2000:42).
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik adalah organisasi
pokok dari kekuasan politik. negara adalah agency (alat) dari masyarakat yang
mempunyai kekuasaan untuk memertibkan gejala – gejala kekuasaan dalam
masyarakat. Manusia hidup dengan suasana kerja sama, sekaligus suasana
antagonistic dan penuh pertentangan. negara adalah organisasi dalam suatu
wilayah dapat memaksakan kekuasanya secara sah terhadap semua golongan
kekuasan lainya dan yang dapat menetapkan tujuan –tujuanya dari kehidupan
bersama itu. negara menetapkan cara – cara dan batas –batas sampai dimana
kekuasaan dapat di gunakan dalam kehidupan bersama itu, baik dalam individu
dan golongan atau asosiasi, maupun oleh negara sendiri. Dengan demikaian ia
dapat mengintegrasikan dan membingbing kegiatan –kegiatan social dari
penduduknya kearah tujuan bersama. Dalam rangka ini dapat di katakan bahwa
negara memiliki dua tugas yaitu: (1) mengendalikan dan mengatur gejala – gejala
kekuasaan yang social, yakni yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak
menjadi
antagonisme
yang
membahayakan
(2)
mengorganisir
dan
mengintegrasikan manusia dan golongan –golongan kearah yang tercapai tujuan –
tujuan dari masyarakat seluruhnya. negara menentukan bagaimana kegiatan
asosiasi-sosiasi kemasyarakatan di sesuaikan satu sama lain dan di arahkan
kepada tujuan nasional.
Pengendalian ini di lakukan pada system hukum dan dengan perantara
pemerintah beserta segala alat-alat perlengakapnya . kekuasaan negara
mempunyai organisai yang paling kuat dan teratur ; maka dari itu semua golongan
atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan, harus dapat menempatkan diri
dalam rangka ini (Miriam Budiarjo2005 :38-39).
Dalam sistem pemerintahan di atas, juga dapat di lihat dalam pemerintahan
massa nabi Muhammad, lahirnya sebuah kota atau negara maka akan timbul siapa
yang akan menjadi pemimpin atau yang mengelola negara yang mengurus segala
masalah rakyatnya. Di mananegara madinah kita biasa lihat Rosululluoh
memimpin Negara madinah dan mengatur masyarakat yang ada di Madinah
supaya terdapat kemaslahatan, dalam kontek Islam, konsep pengaturan manusia
dalam menjalankan kehidupanya di kenal dalam istilah khilafah atau imamah
yang di dalamnya terdapat seorang iman yang memimpin atau yang mengatur tata
aturan yang berasal dari wahyu dan terealisasikan dalam kontek perilaku Rosul.
Menurut para ulama sangatlah penting dalam pemerintahan itu adanya
seorang imam karena manusia memerlukan seorang yang memimpin yang
sepadan dengan Rosullulah di tengah-tengah kaum mukminin. Ia memiliki
kekuasaan yang menyeluruh untuk di taati secara sempurna, memiliki wewenang
mereka mengurus Negara dengan baik atau mengatur konsitusi yang ada dan
membuat pemerintahan yang peraktis, sehingga masyarakat harus mematuhi
semua peraturan yang ada dan kebijakan-kebijkan peminpin negara tersebut.
Mereka mesti taat lahir batin sebab taat pada pemimpin berarti taat pada
Allah dan membagkang pada pemimpin berarti berarti tidak taat pada Allah jadi
mentaati peminpin dan perintahnya adalah suatu kewajiban seorang muslim, dan
seseorang tidak di sebut sempurna tampa keislamannya seseorang tidak diakui
menjadi imamah. (Ali Abdul Raziq, 1985: 6-7).
Secara luas khilafah pada prinsipnya mengurus umat sesuai dengan
ketentuan prinsi-prinsip umum syariah untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.
Dengan demikian pihak yang saling membutuhkan merupakan satu kesatuan yang
utuh yaitu:
1.
Pihak yang memegang kekuasaan atau mengurus, mengatur, membuat
kebijakan-kebijakn dan mengadakan kehidupan manusia
2.
Pihak yang di atur dan dilayani yaitu masyarakat
Pemikiran tentang kondisi umat manusia yang saling membutuhkan
merupakan awal dari munculnya pemikiran-pemikiran yang melahirkan konsep
tentang sistem pemerintahan dari para ulama klasik. al Farabi seorang tokoh
filsafat besar Islam mengemukakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan
alami untuk bermasyarakat atau bernegara, karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang lain. Adapun tujuan hidup bermasyarakat
menurutnya tidak semata mata untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, tetap juga
untuk melengkapi kebutuhan bermasyarakat dan kebahagian tidak saja di dunia ini
Dari kecenderungan manusia untuk bermaysarakat, lahirlah berbagai
macam masyarakat yang sempurna dan tidak sempurna. Menurut pemikiran al
Farabi yang pertama : berpendapat bahwa manusia tidak sama satu sama lain, di
sebabkan oleh banyak factor, antara lain faktor iklim dan lingkungan tempat
mereka hidup, di wilayah yang amat panas, dingin dan sedang dan juga Faktor
makanan. Maka akan kebiasaan. Oleh karena itu tidak sebagaimana Plato, al
Farabi tidak melepaskan untuk mewujudkan persamaan, kesatuan dan
keseragaman di antar umat manusia .(Munawir , 1990:63).
Konsep Ibnu Taimiyah mengenai negara di dasarkan pada akal dan hadits.
Argumen pemikiran Ibnu Taimiyah terletak pada kebutuhan universal semua
manusia untuk bergabung, bekerja sama untuk menikmati berbagai manfaat
kepeminpinan apakah mereka menganut agama atau tidak. Argumen pemikiran itu
juga di perkuat dengan landasan dari al Qur’an dan as Sunnah Nabi, ia
mengajukan semua Sunah atau hadist Nabi yang menekankan harus adanya
kepemimpinan dan pemerintahan Taimiyah dalam karyanya mengatakan sebagai
konsitusi umum untuk negara yang berisikan tentang kenegaraan seperti halnya
Plato dan Ariestoteles, ia berpendapat bahwa manusia makhluk social, namun al
Mawardi memasukan agama dalam segi politik, negara itu memerlukan enam
sendi utama yaitu : penguasaan yang berwibawa, kesuburan tanah yang
berkesinambungan, dan harapan kelangsungan hidup, karena unsur keagamaan di
masukan kedalam politik maka menurut al-Mawardi pemimpin negara
mempunyai dua fungsi sekaligus sebagai pemimpin agama dan di lain pihak
sebagai pemimpin politik.
Dan adanya hadis yang menekankan adanya pemimpin politik yang patuh
pada aturan –aturan mereka sebagai kewajiban agama. Sedangkan bentuk
pemerintahan agaknya tidak banyak menyatakan perhatian Ibnu Taimiyah. dan
ada bukunya yang membahas kenegaran yaitu Asiyasah Asariyah (pemerintahan
menurut syariat ).buku itu tidak menyinggung tentang konstitusi negara Islam
buku ini membahas tentang urgensi kekuasaan dalam menerapkan syariat dan
kewajiban untuk mematuhi pada pemimpin secara ringkasnya fungsi yang paling
penting adalah negara Islam adalah orang yang melaksanakan syariat baik para
pemimpin politik maupun ulamanya dan mengurus undang-undang bukan
pekerjaan umarah maupun ulama sebab al-Qur’an dan as-sunnah telah
menjelaskan(khalid Ibrahim Jidan, 1995:65-67).
Selain para pemikir klasik, ulama pada massa modern memberikan
kontribusi pemikiran tentang khazanah pemikiran politik Islam, yang dalam hal
ini antara lain al Maududi dengan paradigma intelektualnya, menyatakan bahwa
agama dan negara tidak dapat di pisahkan, karena wilayah agama meliputi
wilayah politik atau negara .negara. merupakan lembaga politikdan agama
sekaligus. Fundamentalisme merupakan menekankan pada totalitasnya agama,
yakni islam meliputi seluruh aspek kehidupan. pemisahan antara agama dan politi
merupakan tatanan kemasyarakatan tidak lebih dan tidak ada yang kurang(AlMaududi,1967:243)
Dengan demikian Islam sebagai agama yang pari purna dan menyentuh
seluruh aspek kehidupan. Di dalamnya termasuk kehidupan politik, dalam arti di
dalam islam ada system politik. Dalam pandangan al-maududi, negara islam
haruslah berdasarkan syariat dan didasarkan pada empat perinsip dasar, yaitu
mengakui kedaulatan Tuhan menerima otoritas nabi Muhammad , memiliki status
wakil tuhan dan menerapkan musyawarah(Al-Maududi, 1967: 165).
Dalam argumenyan Ali abdul raziq berbeda dengan para pemikir politik
lain ia berpendapat konsep negara adalah:
Pertama kejayaan dan kemakmuran dunia Islam dapat terwujud kembali
dengan ajaran kembali pada ajaran Islam yang lama dan bukan dengan
mengadakan reformasi atau pembaharuan ajaran Islam akan tetapi mengadakan
perubahan total yang bernapaskan liberal dan sekuler yang berkiblat ke Barat.
Kedua dari awal sejarahnya Islam dan Negara selalu terpisah umat Islam
sadar terhadap suatu perinsip yang sekarang ini telah di akui secara universal
bahwa sistem politik dan agama itu selalu terpisah dan konstitusi (peraturan )
negara itu di dasarkan atas dasar praktis.
Dalam hal ini Ali Abdul Raziq mengakui bahwa umat Islam pemerintah,
tetapi hal ini bukan kewajiban syar’i bukan nas perintah agama dan pemerintahan
itu bukan karena khalifah pemerintahan itu untuk mengatur dan mengurus
masyarakat dan memelihara umat islam dan tidak di campur adukan dengan
agama jadi Ali Abdul Raziq berpendapat bahwa pemerintahan berdasarkan
kebutuhan dan pertimbangan jadi ia berpendapat agama dan politik atau negara itu
harus di pisah maka ia tokoh islam yang controversial dan karena itu buku yang di
tulis bertentangan dengan pemikir politik islam lain(Ali Abdul Raziq,1985: 1-6).
Sedangkan menurut Al Mawardi situasi politik di dunia Islam pada massa
al-Mawardi yakni menjelang abad X sampai pertengahan abad 1X M. tidak lebih
baik pada massa al - Farabi, dan bahkan lebih parah semula Bagdad merupakan
otak peradaban dan poros negara Islam pada massa hidupnya al-Mawardi sama
dengan al-Farabi perkembangan teori politik yang serba sempurna sehingga tidak
mungkin di laksanakan oleh umat manusia ayang bukan malaikat maka pada
dasarnya teori politik dia berdasarkan kenyataan yang ada dan kemudian secara
realistic menawarkan perbaikan atau reformasi. (Munawir, 1990:62).
Dan pada dasarnya agama dan negara
satu sejarah yang berbeda
hakikatnya adalah kabar gembira dan perintah (basyran wa nadzira) dalam surat
al Baqarah 119, sedangkan negara adalah kekuatan yang memaksa tapi saling
mempengaruhi satu sama lain agama dan negara dapat bertemu ketika berduanya
di lembagakan dalam partai, suatu gejala yang dapat di Indonesia yang
berdasarkan pancasila jadi agama dan negara tidak biasa di pisahkan harus sejajar
dengannya karena satu sama lain saling mempengaruhi banyak keterkaitan antara
agama dan negara. (Kuntowijoyo, 1991:191-192)
E. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini di lakukan dengan mengunakan langkah –langkah sebagai
berikut:
1.
Metode Penelitian
Metode yang di gunakan dalan penelitian ini ialah metode analisis dengan
mengunakan data kualitatif, yaitu metode yang di gunakan dalam penelitian
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi.
2.
Sumber Data
Sumber data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data perimer adalah Al Islam Wa Ushul Al
hukmi karangan Ali Abdul Raziq , khalifah dan Pemerintahan dalam Islam
dan data sekundernya adalah bagian tertentu buku-buku dan kitab-kitab
,artikel yang ada referensi dengan penelitian itu, Islam dan Tata Negara
karangan Munawir, Identitas Politik Umat Islam karangan kuntowijoyo,
Fiqi Siyasah karangan A dzajzuli Teori Politik Islam karangan khalid
Ibrahim Sistem - Sistem Politik karangan al Maududi dan yang lainya.
3.
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang
berhubungan dengan masalah sebagai berikut:
1.
data –data pemikiran tentang pemikiran Ali Abdul Raziq mengenai
konsep negara
2.
data –data tentang dalil-dalil yang di gunakan oleh Ali Abdul Raziq
dalam landasan yang mengemukan pendapatnya.
4.
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah book survey yaitu
dengan mengumpulkan data yang bersifat kualitatif dengan jalan mencari dan
mengumpulkan data perimer maupun sekunder
5.
Analisis Data
Data yang terkumpul oleh penulis akan di analisis dengan mengunakan
pendekatan teknik analisis isi.
Dalam pelaksanaannya, penganalisisan dilakukuan deang langkah
langkah sebagai berikut:
1.
Menelaah semua data yang terkumpul dari berbagai sumber baik secara
perimer maupun sekunder
2.
Mengelompokan semua data dari satuan sesuai dengan masalah yang di
teliti
3.
Menghubungkan data dengan teori yang sudah di kemukakan dalam
kerangkan pemikiran
4.
Menapsirkan data dan menarik kesimpulan dari data yang di analisis
dengan memperhatikan rumusan masalah dan kaidah – kaidah yang
berlaku dalam penelitian.
BAB II
SEKILAS PROFIL ALI ADB RAZIQ
A. Riwayat hidup Ali Abd al Raziq
Ali Abd Al -Raziq nama lengkapmya syeikh Ali Abd al - RAziq salah
satu seorang keluarga yang terkenal yang berdiam di as’Said yang termasuk
wilayah al Mania, suatu keluarga hartawan dengan tanah – tanah pertanian yang
luas atau meminjam istilah yang berlaku sekarang ini , keluarga feodal ayahnya
yang bernama Hasan Pasha atau Abdul Raziq Pasha Sr, adalah seorang pembesar
yang terpandang di daerah pinggiran dan Ali Abd Raziq di lahir di pedalaman
propinsi Menia pada tahun 1888 ia keluarga feodal yang aktif dalam kegiatan
politik. ayah yang berkicinpung dalam dunia politik bahkan ia pernah menjadi
wakil ketua Partai Rakyat ( Hizbu al- Ummah ) pada tahun 1907. setelah revolusi
tahun 1919, al Asharar al- Dusturiyah partai ini adalah partai kelanjutan Hizbu al
Ashrar al Ummah yang mempunyai dukungan yang rapat dengan Inggris. Pendiri
partai ini antara lain ialah Hassan (Hasan kecil pasha) Ali Abd al Raziq saudara
Ali Syaikh Abd al Raziq. Hasan saudara Ali ini menjadi pejabat pada Kantor
Dewan sultan Hasan Husein yang merupakan agen Inggris pada massa perang
dunia I . hassan terbunuh ketikaia keluar dari Rapat Dewan Kantor di partai surat
kabar pada partai tersebut pada bulan oktober tahun 1922 Ali mempunyai seorang
kakak yang bernama Mustofa.
Pendidikan Ali Abd al Raziq ia penganut Abduh meskipun ia tidak sempat
belajar banyak secara langsung darinya, oleh karena pada Abduh wafat pada tahun
1905 Ali baru berusia tujuh belas tahun kemudian dia belajar di Al- Azhar pada
umur masih amat muda sepuluh tahun ia mempelajari hukum pada Seyikh
Ahmmad Abu Thatwah, sahabat Abduh, Khatwah sebagai Iman Abduh adalah
murid Jamal al Din al –Afgani, Ali selama satu tahun atau dua tahun mengikuti
perkuliahan di al janni ‘ah al- Mishiyyah (kini menjadi Jami’ah al Qahriyah di
antara dosen asing di universitas itulah Prof Santillana yang memberikan
perkuliahan sejarah filsafat setelah Ali Abd al Raziq memperoleh izasah
Aumyyah dari Al Azhar tahun 1911 ia mulai mengajar di universitas tapi itu tak
lama pada bagian kedua tahun 1912 ia berangkat ke Inggris untuk belajar di
unversitas Oxford, disitu ia banyak mempelajari ilmu ekonomi dan politik juga
banyak membaca dan mempelajari ide- ide Barat sehingga pikiran dia banyak
terpengaruh oleh pikiran Barat.
Guru –guru yang Ali Abd al Raziq ia terpengaruh oleh pandangan Abduh
bahwa dalam Islam tidak ada kekuasaan agama dan bahwa semua rakyat Mesir
mempunyai tanggung jawab yang sama dan mempunyai ha-hak yang sama baik
dalam bidang politik, ekonomi dan di muka hukum tampa mempertimbangkan
perbedaan agama dankeyakinan seperti yang tertera dalam Partai nasionalime
Mesir yang di rumuskan dan sifatnya yang reseptif dan akomodatif terhadap
peradaban barat. Maka dari kalangan sementara sahabat murid dan pengikut
Abduh berkembang lah kecenderungan ke arah nasionalisme Ali Abd al Raziq
pun sama dengan Abduh atau faham sekularisme yang memang telah
berkembang. Di kalangan cendikiawan
mesir dan yang telah mengeyam
pendidikan barat yaitu Ali Abd al Raziq penganut Muhammad Abduh mungkian
ia tidak pernah belajar banyak karena pada tahun 1905 Abduh wafat dan ali
masih kecil
pada waktu itu tapi ia mempelajari karya –karya Abduh dan
kemudian ia berguru pada teman abduh yaitu pada Syeikh Ahmmad Abu Khatwah
dan guru lainnya ialah Prof Santillana.
Pengalaman Ali Abd al Raziq Pada tahun 1915 ia mau kembali dari
Inggris ke Mesir setelah ia kembali kemudian ia di angkat menjadi hakim
mahkammah sar’iyyah dalam kedudukan ia sebagai hak kemudian ia mengadakan
penelitian dan hasilnya bukunya yang berjudul al Islam wa Ushul al Hukm karena
buku itu ia dikutuk dan di kucil kan oleh majlis uulama Al-Azhar kemudian ia di
berhentikan dari jabatanya sebagai hakim dan di larang nenduduki jabatan dalam
pemerintahan.
Abdul Raziq kakak Ali Abd al Raziq yang pernah menjabat menteri wakaf
dan setelah itu menerima gelar Pasya. Akan tetapi ia lebih menyuakai ilmu
kelembagaan ketimbang politik dan memperoleh setatus sosial yang terhormat di
mata bangsa mesir dan di akhir hayatnya diangkat atau di tunjuk sebagai Syeikh al
Azhar sementara itu Syeik Ali Abd al Raziq di tunjuk pula sebagi menteri wakaf
untuk menggantikan kakak itu dan di beri gelar Pasya juga. kemudian dia di pilih
menjadi anggota lembaga bahasa (Majma al-Lugawi)serta pada jabatan lain dan
pada tahun 1966 bulan september ia meninggal dunia.
Peristiwa yang paling penting
yang terjadi dalam kehidupnya, yang
menjadikan namanya demikian termasyuhur adalah penerbitan bukunya itu yang
dalam pendahuluan ia mengemukakan bahwa untuk menyusun bukunya itu ia
telah menghabiskan waktu beberapa tahun lamanya dan karya itu baru rampung
pada bulan april 1925. dengan demikan buku itu terbit pda pertengahan bulan itu
pula dan pada. Sampulnya tertera judul yang berbunyi al Islam wa Ushul al
Hukmu lalu di bawah judul itu kita dapat baca sub judul yang berbunyi Raths Fi
al Khilafah wal Al- Hukummah al – Islam dan baru sesudah itu di ikuti oleh
kalimat yag berbunyi Ali Abd al Raziq ulama Al Azhar universitay dan hakim
mahkammah syar’ah
B. Latar Belakang Sosial Ali Abd al Raziq
1. Latar Belakang Sosial Politik Ali Abd al Raziq
Pada massa itu pertumbuhan dan pemikiran Ali Abd al Raziq terpengaruh
oleh anggota keluarganya yang rapat dengan orang inggris dan pokok pemikiran
yang ada fakta keadaan pada waktu itu dan situasi politik Ali Abd al Raziq bahwa
pada waktu itu kondisi politik saat itu sangat genting terjadinya perang dunia
kesatu I yang di kumandangkan pada bulan juli 1914 yang kemudian yang di ikuti
oleh mahklimat Turki yang saat itu merupakan negara kehalifahan yang
menyatakan perang kenegara Inggris akhir oktober tahun 1914 dan tampa alasan
yang di benarkan oleh undang-undang inggris lalu menduduki Mesir dan pada saat
itu mesir sesuai dengan undang-undang internasional merupakan bagian
kekhalifahan Turki Usmani yakni negara kekhalifahan Islam. Dan merupakan
ikatan keagamaan yang historis bangsa Mesir mengakui kekuasaan politik dan
sepiritual khalifah Turky yang mengakui kekuatan khalifa yaitu kekuasaan umat
Islam yang berpusat di Istambul dan ketika perang Turki dan Inggris pecah maka
pusat pemerintahan Inggris pindah kenegara Mesir dan pada puncaknya
kekeritisan masyarakat Mesir dalam bentuk nasionalisme membenci mereka dan
tidak mau mengakui kekuasaannya sedangkan pada saat yang sama hubungan
mesir dengan Turki sesama muslimnya di segenap penjara ikut terpengaruh pula.
Pusat pemerintahan Inggris di Mesir berada di ujung tanduk pada saat itu
pada tahun1914 dan sampai massa- massa perang sesudahnya 1915-1917
mayoritas penduduk Mesir sangat tidak menyukai Inggris dan selalu
mengharapkan kekalahan Inggris dan pada saat itun dan pada saat yang sama
wajib membuktikan ketundukan terhadap kekhalifahan dan persaudaraanya
terhadap sesama muslim dengan mendukung Turky dalan perang itu, dan berharap
negara ini bisa mengalahkan Inggris. Sesudah memaklumkan perang Turky segera
mempersiapkan pasukan besar yang ditunjukan pada mesir gumga menyerbu
Inggris dan mengusir mereka dari negeri ini. Saat urt, cadive Mesir yang syah
yang berada di Istanbul, dan akan kembali ke Mesir bersama pasukan besar itu
guna menghancurkan tentara inggris. Sementara itu para tokoh partai nasionalis
Mesir, datang pula beersama pasukan itu guna mengobarkan semangat bangsa
Mesir menantang penjajah saat itu Turky merupakan sekutu Jerman yang kuat itu
melawan Inggris ajadi para panglima perang Jerman ikut pula memimpin pasukan
itu dengan demikian ancaman paling besar yang dihadapi Inggris waktu itu
serbuan pasukan turky yang didukung oleh para pemimpin Mesir. Kekhawatiran
penguasa penjajah terbukanya kesempatan bagi bangsa Mesir untuk memberontak
terhadap Inggris dan bergabung dengan pasukan Turky itu. Kekhawatiran serupa
ini sudah berjalan sepanjang tahun 1915-1916 dan sebagian besar tahun 1917.
sementara itu Jerman memperoleh kemenangan besar di medan pertempuran
Eropa.
Saat itu khalifah Turky telah memaklumkan perang suci terhadap Inggris
dan sekutunya, dan mengobarkan semangat seluruh umat Islam agar memberontak
kepada musuh-musuh mereka yang menyerang kekhalifahan Islam. Perang dan
pemberontakan terhadap kaum penjajah itu mereka nyatakan sebagai kewajiban
agama atas mereka.
Politik Inggris selama bertahun-tahun sebelum perang yaitu untuk
memisahkan Mesir dari Turky dan memtuskan hubungan keduanya sehingga
dengan denikian Inggris sendirilah yang menguasai Mesir dan membentuk corak
pemerintahannya
yang
akhirnya
untuk
mengabungkan
Mesir
kedalam
kekuasaannya yang dijadikan negara jajahan semasa emperium yang sangat besar
akan tetapi semua ini belum dapat direalisasikan sebelum perang oleh sebab itu
ketika perang pecah Inggris berpeluang dan bermaksud memenggal hubungan
antara Mesir dengan Turky. Dan secara sempurna memisahkan hubungan
terhadap mesir 18 Desember 1914 lalu merompak seluruh hak-hak bangsa mesir
dan Turky. Namun hak kekhalifahan dan hak kekuasaan atas Mesir yang terdapat
dalam diri keagamaan yang tak mungkin dilenyapkan oleh penjajah. Bahaya yang
mengeram didalamnya terus ada sepanjang berkecamuknya perang Dunia 1. dan
bahkan intensitasnya makin meninggi dengan kedatangan pasukan Turky yang
menorobos lewat gunung sinai untuk menghancur luluhkan pasukan Inggris.
Dan yang menjadi melatar belakangi pemikiran Syeh Abdul al Raziq
dalam bukunya yaitu yang bertujuan menghancurkan kekhalifahan dan
meruntuhkan azas-azas keagamaannya menurutnya khalifah bukanlah ajaran
Islam dan tidak pula memiliki azas keagamaan. Bahkan lebih dari itu Islam
terbebas dari kekhalifahan dan kekhilafahan selamanya merupakn keburukan bagi
kaum muslimin jadi tidak bisa tidak mesti dihapuskan dan tidak diketahui
eksistensinya ; tidak ada khalifah dan kekhilafahan apapun tidak ada jihad dan
perang itulah yang ingin ia katakan dan kemukakan dan mazhab yang di
yakininya . kalau lah kondisi-kondisi pada saat itu tidak ikut mendukung terhadap
pemikiran Ali Abd Al al Raziq niscaya ia telah memberikan gagasan-gagasan itu
secara lisan dalam berbagai pertemuan atau ceramah-ceramah aliran politik ini
sepenuhnya dengan tujuan politik ini dan keinginan penguasa Inggris.
Dan di tengah-tengah kondisi serupa ini dan muncullah buku syeikh ali
abd al raziq yang bertujuan meruntuhkan kekhilafahan dari asanya bahkan bahkan
tidak di akui eksistensinya serta menghimbau agar umat Islam mencapkannya.
Semua itu bertepatan dengan adanya gerakan-gerakan yang muncul secara wajar
di seluruh penjuru dunia Islam yang berupaya menghidupkan kekhilapahan dalam
bentuknya yang baru yang di harapkan memelihara persatuan dan perjuangan atau
kepentingan bersama dengan demikian seruan Syeikh Ali Abd al Raziq dalam
bukunya itu tak lain bertujuan mendukung penjaah Inggris atau politik Inggris
yakni kolonialisme yang memusuh Islam yang ini merupakan pandangan –
pandangan yang bertentang dengan gerakan –gerakan Islam yang muncul secara
wajar dari keagamaan atau kenasonalimean yang sejalan dan berkembang pada
massa penjajahan mesir dan sejarah dan massa depan bangsa Mesir.
2. Setting Sosial Politik Ali Abd al Raziq
Pada zaman Ali Abd al Raziq yaitu dengan persoalan khilafah yang telah
di hapuskan
Mustafa Kamal pada tahun 1924. tindakan turki ini menimbulkan
kehebohan dunia Islam. Karena sistem khilafah di anggap ajaran dasar dan oleh
karena itu penghapusan bertentangan dengan Islam.
Ali Abd Raziq pun menpunyai pendapat beda ia menjelaskan dalam
bukunya (islam dan ketatanegaraan) menurut pendapatnya sistem pemerintahan
tidak di singgung –singgung oleh al Qur’an dan hadist. Oleh karena itu dalam
ajaran Islam tidak terdapat ketentuan tentang corak negara. Nabi Muhammad
SAW. hanya mempunyai kerosulan dan dalam missi beliau tidak termasuk
pemerintahan negara.
Sistem khilafah yang timbul sebagai perkembangan yang seharusnya dari
sejarah Islam. Nabi meninggal Dunia dan dengan wafatnya beliau mesti ada yang
menggatikan beliau dalam mengurusi ummat. Dengan demikian abu bakar muncul
sebagai khalifah akan menggatikan beliau. Abu Bakar sebenarnya tidak
mempunyai keagamaan beliau kepala negara dan bukan kepala agama. Begitu
juga Umar,Ustman dan Ali.
Corak pemikiran dan bentuk negara. Bukan soal agama tetapi soal duniawi
dan di serahkan kepada akal manusia untuk menentukannya. Oleh karena itu
tindakan mustafa kamal dalam mnghapuskan khalifah dari sistem kerajaan
Usmani bukanlah suatu tindakan yang bertentangan ajaran Islam.
Dan pendapat liberal Ali Abd al Raziq mendapat kritik dan tantangan keras
dari berbagai golangan umat Islam yang ada pada waktu ummat Islam yang ada pada
waktu itu. Rasyid Ridha, murid yang terdekat
dengan Muhammad abduh.
Mempertahankan sistem khalifah dan mendapatkan pendapat Ali Abd al Raziq itu
akan memperlemah ummat Islam.(Harun Nasution.1996: 84-85).
Sedangkan para pemikir- pemikir politik datang sesudah al Mawardi
umumnya mengikuti teori Al Mawardi di tersebut. Perbedaan kecil memang terdapat
juga tetapi Ali Abd al Raziq adalah pemikir yang paling banyak menyimpang dari
garis al Mawardi itu bukan hanya melakukan yang berlawanan Ali Abd al Raziq
dalam buku al Islam wal Ushul al Hukmu. banyak tapi hanya ada seorang tokoh
Islam yang dapat menyamai penyimpamgan Mustafa Kamal. Tokoh ulama.
Pandangan Ali Abd al Raziq banyak yang kontroversi padanya yang amat
menbinggungkan dan tidak mudah untuk menjawab. Dan semua ini terpengaruh
para ulama dan kaum muslimin yang selalu berusaha memelihara ajaran Islam dan
kesatuan
mereka.
sehingga
membankitkan
kemarahan
mereka
terhadap
pengarangnya kendatipun demikian interrestasi parsial terhadap enigma ini atau
menjawab sebagian dari tujuan akhir pandangan-pandangan ada dalam buku ini
bertujuan menghancurkan ummat Islam atau menyerukan perluluhlantahkan, maka
ia berhasil membuktikan.
Sementara itu Ali Abd al Raziq dan keluarga besarnya yang sejalan dengan
kolonialisme dan pelaksanan garis kebijaksannaanya. Dan persesuaian antara Syeikh
Ali Abd al Raziq dengan politik Inggris yang sama-sama berusaha untuk
menhancurkan kekhilafahan Turky. Akan tetapi Syeikh Ali Abd al Raziq
menghabiskan kekhilafahan mulai dari asanya, meretas cabangnya dengan meroboh
datangnya ia menyerang kekhilafahan sejak dari pertumbuhan pertama dalm Islam.
Justru yang terbukti pandangan dan fakta sejarah, dan pandangan Syeikh
Ali Abd al – Raziq betul-betul sesuai dengan tujuan politik Ali Abd al Raziq
dengan penjajahan inggris dan zionis. Inggris bermahksud menghancurkan
kekhilafahan, demikian pula Syeikh Ali Abd al Raziq, dan itu lah tujuan esensial
seluruh isi bukunya itu.
Inggris
bermaksud
menghapuskan
kekhilafahan
menguasai
Mesir
mengontrol garis politik, sedangkan buku Syeikh Ali Abd al Raziq pun mengacu
kesana musuh – musuh Islam propagandis –propagandis kolonial selamanya dan
sejarah islam mengikis sejarah, dan buku Syeik buku Ali Abd al Raziq pun
dengan ungkapan–ungkapan yang sadis menetapkan hal yang serupa. Kaum
penjajah pada umumnya dan zionisme khususnya, selalu berusaha menjauhkan
Islam dari politik dan memisahkan hubungan agama dengan negara .
Penjajah selalu berusaha melenyepkan kekuatan islam, kewajiban jihad
perang dan mempertahankan diri: dan semua iulah yang menjadi pokok bahasan dan
tujuan buku Syeikh Ali Abd al Raziq ia mengatakan bahkan berusaha mati-matian
membuktikan bahwa Islam tidak memiliki kaitan apapun dengan politik negara.
Bahkan terdapat hubungannya dengan masalah-masalah ke duniawian. Ini
jelas jangkauan yang paling jauh yang ingin di realisasikan oleh kaum penjajah
dan zionalisme musuh-musuh islam itu guna mempermudah langkah-langkah
menghancurkan kaum muslimin, menjarah negeri mereka dan merompok habis
seluruh
kekayaan.
dan
kaum
muslimin
tidak
perlu
jihad,
berperang,
mempertahankan diri dan terjun dalam medan politik sebab bukan semua itu
termasuk persoalan keduniawian.
Maka dari itu pemikiran Ali Abd al Raziq semasa hidupnya dengan
terjadinya peran dunia I dan kondisi sosial politiknya itu yang dapat terpengaruh
oleh penjajahan Inggris dan Turki .
C. Pengaruh Pemikiran Ali Abd al Raziq
Kecenderungan pandangan Ali Abd al Raziq dengan kecenderungan
Ahmmad Lutfi Asyid seorang pemikir politk Hizbu al - Ummah terdapat kesamaan
di lihat dari prinsip –prinsip dan tujuan partai hal ini pun persis sama dengan tujuan
politik Inggris maka dari itu dapat di ambil kesimpulan bahwa pandangan –
pandangan Ali Abd Al Raziq di pengaruhi oleh Ingris terbukti selain itu bahwa ia dari
keluarganya termasuk pendukung Inggris dalam merealisaikan dari tujuan
kolonialisme nya . inggris sejak awal semula bertujuan memporak porandakan
persatuan ummat Islam dan memancing perhatian negara –negara Islam agar mereka
tertuju pada persoalan tertentu sehingga satu dengan yang lainya mudah dapat
dikuasai selain itu politik Ali Abd Al Raziq di pengaruhi oleh panatisme terhadap
partai politik yaitu partai Hizbi Al Ahrar Al Dusturiyyin (liberal konstitusional )
Partai politik ini muncul sesudah perang dunia satu di Mesir mencatat bahwa partai
ini merupakan kelanjutan partai Hizbu al Ummah (Partai Rakyat) partai Hizbu alAhrar al - Dusturiyin di bentuk atas dukungan Inggris dan perundang-undang Lord
Allenby gubernur jenderal Inggris di Mesir, partai ini di bangun atas dasar perinsipperinsip persahabtan dan kerja sama dengan Inggris serta melaksanakan garis
politiknya dan seluruh keluarga Ali Abd Al Raziq keluar dari partai politik Hizbu
Alummah dan masuk pada partai politik hizbu Al Ahrar Al- Dustruyyin.
Dan bahkan menjadi pendukung utama Inggris dan pengakuan terhadap
kekuasaan inggris dalam bentk yang baru seperti itu tidak memiliki pengaruh
apapun terhadap lahirnya kesamaan antar pandangan Syeik Ali Abd Al Raziq
pendukung utama partai Al - Dusturiyyin dengan kecenderungan politik Inggris.
D. Karya-karya Monumental Ali Abd al Raziq
Dalam karya monumental yang ini dan tulisannya di bagi dalam tiga
bagian dalam uraian pertama di uraikan tentan definisi khilafah dan lenbagalembaga khilafah beserta ciri-ciri khsususnya kemudia dipertanyakan tentang
anggapan bahwa mendirikan pemerintahan dengan pola khilafah itu merupakan
keharusan (agama)dan akhirnya di kemukakan baik dari segi agama maupun dari
segi rasio pola pemerintahan itu tidak perlu. Dalam bagian kedua kemudian di
uraikan tentang pemerintahan dan Islam , tentang perbedaan utama dan misi
kenabian dengan pemerintahan dan akhirnya di beri kesimpulan bahwa risalah
kenabian itu bukan pemerintahan dan bahwa agama itu bukan negara. Dalam
bagia ketiga dan terakhir di uraikan tentang khilafah atau lembaga khalifah dalam
pemerintahan Islam dalam lembaran sejarah. Dalam hal ini Ali Abd al Raziq
berusaha membedakan antara yang Islam dan mana yang bukan dan mana negara
Arab mana yang khilafah Islamiayah dan Negara Arab , serta mana yang agama
dan mana yang politik dalam usaha mencari jawaban tentang ada dan tidak adanya
sistem pemerintahan dalam Islam, pembahasan tentang karya tulis Ali Abd al
Raziq itu batasi pada bagian pertama dan kedua saja meskipun bagian ketiga juga
cukup menarik karena pada dasarnya Ali Abd al Raziq membedakan negara
dengan agama dan memisahkan antara agama dan negara.
Alur argumentasi Ali Abd al Raziq dalam bagian pertama dalam bukunya
cukup lancar dan segaris dengan logika, dan di tentangnya dalam bagian itu terbatas
pada pendapat bahwa mendirikan khilafah itu merupakan suatu keharusan (agama).
Tapi tidak semulus itu argumentasi pada alur argumentasi pada bagian kedua dari
buku itu. Satu catatan kecil, tampaknya Ali Abd al Raziq kurang akurat dalam
memahami buah pikiran politik Barat. Dia mengemukan tentang asal sumber
kekuasan kepala negara terdapat dua aliran pertama: Aliran Thomas Hobbes yang
menyatakan bahwa kekuasaan raja datang dari tuhan atau mandat ilahi
Sedangkan yang kedua : Aliran Jhon Loeck yang menyatakan bahwa
kekuasaan raja itu datang dari rakyat melalui konrak sosial pemahaman tersebut
jelas salah, oleh karena Thomas Hobbes justru menolak bahwa kekuasaan raja itu
berasal dari tuhan memang menurut Hobbes kekuasaan raja itu absolut atau
mutlak dan tidak bertanggung jawab pada siapapun, tetapi haknya yang absolut itu
di dapatkanya melalui kontrak sosial. Hanya saja menurut Hobbes teori kontrak
sosial menurut Alin dengan versi jhon lloekc. Kontrak sosialnya Jhon Loekc itu
merupakan kontrak antara raja dan rakyat dan dari kontrak tersebut timbul
kewajiban pada dua pihak atas dasar timbal balik. Rakyat menyerahkan mereka
termasuk kebebasan mereka kepada raja serta sumpah setianya padanya untuk
mematuhinya.
Sebagai imbalan raja janji menjanjikan bimbingan dan perlindungan serta
pengelolan negara sebaik –baiknya sedangkan kontrak sosial versi Hobbes adalah
suatu kontrak antara rakyat sesama rakyat sepakat untuk mengangkat seseorang
menjadi raja
yang kemudian kepadanya menyerahkan haknya pada raja dengan
imbalan memimpim dan melindungi karena raja bukan salah satu pihak dari
kontrak tersebut dia tidak terikat oleh perjanjian itu. Kekuasaannya absolut dan
tidak harus mempertanggung jawakan kepadanya atau rakyat.
Hampir pada bagian keduan dari bukunya Ali Abd al Raziq menyimpulkan
uraianya dengan menyatakan bahwa menurut dia :
Nabi besar Muhammad Nabi Muhammad SAW adalah semata-mata utusan
Allah untuk mendakwahkan agama murni tampa mendirkan negara. Nabi tidak
mempunyai kekuasaandunia , negara atau pun pemerintahan, nabi tidak
mendirikan kerajaan atau politik atau sesuatu yang mirip dengan kerajan, dia
adalah nabi seperti hal nya para nabi sebelumnya. Dia Bukan raja, bukan pendiri
negara dan bukan pula mengajak ummat untuk mendirikan duniawi
Kesimpulan di atas merupakan inti paham politik Ali Abd al Raziq tetapi
berbeda dari uraiannya dalam bagian pertama yang lancar dan sejalan dengan
logika, alur argumentasi yang kedua sebelum sampai kesimpulan tesebut
mengandung cukup banyak kelemahan di antaranya :
Yang Pertama : Ali Abd al Raziq mengakui bahwa Nabi dahulu
melakukan :Banyak hal yang lazim di lakukan oleh raja dan kepala negara, seperti
mengadili sengketa, menjatuhkan pidana , menyatakan perang mengangkat perang
ekpedisi militerserta berbagai macam di wilayah-wilayah yang baru di taklukan
serta hakim dan penaggung jawab pengumpulan zakat atau pungutan lain. Tetapi
menurut dia penyelegaraan pemerintahan pada zaman nabi itu tidak mengikuti
suatu pola tertentu atau baku dan tidak sempurna. Khusus dalan wilayah wilayah
tertentu baru Nabi mengangkat pejabat-pejabat untuk jangka waktu tertentu.Lain
dari pejabat secara ad hoc itu mungkin kedengaran yang aneh, Ali Abd al Raziq
mengukan bahwa pada zaman Nabi tidak terdapat sistem pengelolaan keuangan
dan kepolisian “sebagai mana lazimnya suatu negara “kita sependapat bahwa
deselenggarakan tugas-tugas pemerntahan dengan cara yang sangat sederhana
tampa mengikuti pola tertentu dan maju tidak berarti bahwa tidak berarti bahwa
tidak ada pemerintahan pada waktu itu tidak ada kosistensi Ali Abd al Raziq
makin kentara uraiannya pada bagian ketiga dari bukunya dimana dia menyatakan
bahwa negara yang di kepalai oleh Abu Bakar sepeninggal Nabi merupakan suatu
negara baru dan suatu organisai politik padahal cara-cara penelolaan negara pada
zaman pemerntahan Abu Bakar belum banyak berbeda dari pada waktu Nabi yang
memerintah.
Lagi pula ucapan Ali Abd al Raziq mengutip ucapan Abu Bakar bahwa :
Dalam memerintah dia hanyan mengikuti saja yang (dahulu) di lakukan nabi,
dan bahwa dia tiadk menperkenalkan cara-cara yang baru.
Perubahan yang berarti baru mulai di lakukan pada zaman khalifah Umar
Bin Khatab termasuk perkembangan Baitul Mal atau pembendaharan negara dan
pemberian tunjangan tentang tetap.
Yang Kedua : Dalam kesimpulannya di atas Ali Abd al Raziq menyatakan
bahwa Muhammad adalah nabi bukan semata hanya para nabi sebelumnya
sedangkan di halaman lain dia menyatakan bahwa walaupun sebagian besar dari
para nabi sebelum Muhaammad adalah Nabi –Nabi semata tetapi terdapat juga
nabi –nabi yang pada waktu yang sama juga menjadi raja atau kepala negara. Lain
dari pada itu untuk mendukung pendapat tentang pemisahan antara agama dan
negara, Ali Abd Al - Raziq juga mengutip ucapan yang terkenal dari Isa Al Masih : berikan kepada kaisar ap saja hak kaisar dan berikan pada tuhan apa hak
tuhan : tetapi tampaknya dia lupa bahwa petunjuk itu di berikan pada waktu itu
ummat penganut Isa al masih merupakan rakyat terjajah di bawah dominasi
penguasa asing dan penganut kepercayan yang berbeda.
Yang Ketiga: Ali Abd al Raziq mengutip puluhan ayat al Qur’an yang
menyatakan bahwa tugas nabi terbatas pada berdakwah dan umat manusia agar
mencari keselamatan duniawi dan ukrawi dengan menerima Islam. Memang benar
Islam menhormati kebebasan beragama. Tetapi seperti yang kita ketahui bersama,
sekali seseorang menerima ajakan nabi dan masuk Islam maka atasnay berlakukan
sekumpulan hukum dan peraturan yang mengatur hak dan kewajibannya dalam
hak dengan tuhan dan dalam hubugannya dengan sesama muslim dan sesama
hidup , sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat dan anggota ikatan politik
yang lebih luas. Untuk menjamin berlakunya sebuan aturan itu yang dalam Islam
di sebut syariah yang bersumberkan wahyu tuhan di perlukan penguasa yang
memiliki kekuasaan untuk memaksakan peraturan tersebut atau mereka yang
hendak menolaknya itu yang dahulu yang di lakukan oleh Nabi, dan yang lazinnya
di lakukan atas tugas dan wewenang kepala Negara. Singkatnnya menurut Islam
Islam semua orang ternasuk nabi sendiri, harus menghormati kebasan orang lain
untuk memilih agama. Tetapi sekali seseoran memilih Islam maka atas berlaku
syariah Islam yang sebaguian dari pelaksanannya memerlukan campur tangan
penguasa
yang berhak memaksakan pendapatnya dan menjatuhkan sangksi
sebangai mana lazinya kepala negara :dan dalam periode nabi di madinah dulu
nabilah penguasa yang di maksud itu . sementara itu Ali Abd Raziq juga
meperlihatkan kesulitan dalam hal bagaimana memberikan kebenaran pada
pemeritahan Al-qu’an kepad nabi upaya melakukan jihad fi sabilliah yang di artikan
perang di jalan Allah itu oleh karena jihad dapat atau atau bahkan sering di artikan
perang dijalan fisabillilah menurut Ali Abd al Raziq.
Yang Keempat : Alasan lain yang dikemukakan oleh Ali Abd al Raziq
ialah sabda nabi :kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian “tetapi seperti yang
kita ketahui bersama bahwa ungkapan itu di berikan oleh nabi setelah nasihatnya
kepada seorang petani tentang tenik pembudidayaan pohon kurma tetapi
mengakibatkanya pohon itu tidak berbuah memang dalam bidang teknik murni
agama tidak hendak mencampuri. Tetapi kira nya Islam ikut mengatur kehidupan
keduniaan antar sesama muslim dan sesama makhluk di mana terdapat aspek
moral dan etika.
BAB III
ALI ABD AL RAZIQ DAN KONSEP NEGARA
A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu entinitas suatu yang ada atau suatu kenyataan yang
bersifat politik dan yuridis yang terdiri dari suatu masyarakat manusia yang
merupakan suatu golongan yang bebas dalam suatu daerah bersama yang kompak
(bersatu padu dan yang tunduk pada suatu penguasa yang tertinggi).
Jika kita menganalisa maka pengertian itu lebih lanjut maka ada tiga bagian yang
menarik yaitu:
1. Ada suatu corak yang hakiki dari pada suatu negara bahwa di dalamnya ada
suatu
organisasi yang mempunyai kekuasaan dan wibawa yang memilihara
serta mempertahankan hukum dengan ala-alat yang ada.
2. Suatu corak hakiki dari pada suatu negara bahwa ada suatu daerah yang ada
padannya yang mempunyai batas wilayah yang bisa di tunjukan yang jelas
dan di dalam daerah itu berlakunya kuasa dan wibawannya.
3. Suatu corak yang hakiki bahwa ada di dalamnya suatu masyarakat yang
tinggal di daerah itu dan mengakui serta adanya kekuasaan.
Maka dari itu negara adalah suatu organisasi masyarakat tertentu dan
mempunyai undang-undang tersendiri ( Fuad Mohd Fachruddin ,1986:17)
Sedangkan menurut pemikir Barat pengertian negara adalah :
Negara menurut Imanuel Kan berpendapat bahwa negara adalah suatu keharusan
karena Negara harus menjamin terlaksananya kepentingan umum. Jadi Negara
31
harus menjamin setiap warga negara untuk bebas di lingkungan hukum : artinya
kebebasan dalam batas normal yang telah di tentukan untuk di tetapkan oleh
undang-undang karena undang undang itu adalah penjaminan umum dari rakyat.
Sedangkan menurut kranenburg Negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang di ciptakan oleh sekelompok manusia yang mempunyai kesadaran untuk
mendirikan suatu Negara atau organisasi dengan tujuan untuk memelihara
kepentingan umum tersebut. Hal ini berarti yang paling penting atau yang paling
primer adalah bangasa untuk sekelompok manusia tersebut. Sedangkan Negara
hanyalah sekunder karena adanya Negara atas dasar sekelompok manusia yang di
sebut bangsa itu.
Pandangan krannenburg tersebut berdasarkan alasan bahwa pada zaman
modern ini terdapat formasi-formasi kerja sama dengan internasional antara
bangsa –bangsa misalnya PBB. Kendatipun yang bersarikat adalah negara-negara
united natiins juga tidak di sebut united states. Namun demikian alas an ini ada
ayang keberatan bahwa istilah-istilah tersebut masih mempunyai pengertian yang
pasti sehingga tdak di pakai untuk formasi-formasi yang baru.
Sedangkan menurut Logeman berpadat bahwa bahwa negara adalah
organisasi kekuatan yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia yang
kemudian di sebut bangsa jadi yang pertama negara itu di sebut sebagai organisasi
itu memiliki kewibawaan (Gezab) yang mengandung pengertian dapat
melaksanakan kehendaknya kepada semua orang yang di liputi oleh organisasi
itu. Organisasai negara berbeda dengan organisasi lain karena ia memiliki gejab
itu. Dan perbedaan para sarjana itu disebabkan oleh perbedaana mengenai bangsa.
Istilah-istilah bangsa yang digunakan kranen brug yang dimaksud bangasa dalam
arti etnologis misalnya bangsa Jawa, Sunda, Dayak, sedangkan istilah bangsa
yang digunakan Logemen yang dimaksud adalah rakyat (Max Boli Sabon SH dkk
1992: 69-70).
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq tidak menjelaskan tentang pengertian
negara tapi kita dapat mengutip peryataan Muhammad Tafsir dalam bukunya
karangan Ali Abd al Raziq yaitu : negara yang mementingkan agama dalam
negara ini agama di pentingkan negara hanya urusan dunuawi tidak menyangkut
urusan berkepentingan. (Ali Abd al Raziq 1925: V-VI).
Negara yang sekuler yang mementingkan agama:
Kita dapat melihat hubungan antara Negara dan agama pada berbagai negara
terdapat empat macam, yaitu:
a. Negara yang anti agama contohnya ialah negara komunis negara ini anti
agama sebab ajaran pokok komunis antara lain ialah perlunya dianut
pandangan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat. Jadi harus di
basmi program partai komunis Uni Sovyet menyatakan antara lain:
bahwa untuk secara teratur mengadakan propaganda ateis.
b. Negara sekuler menghendaki pemisahan sama sekali antara negara dari
agama: Negara tideak mengurusi agama dan agama tidak mengurusi
negara. Didalam negara model kedua ini tidak ada uang negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan atau kepentungan agama
contohnya: Amerika Serikat.
c. Negara sekuler yang mementingkan negara dalam model ini agama di
pentingkan dipelihara dan dikembangkan. Hal itu dilakukan negara
melihat berkembangnya agama akan memperkuat negara: Negara
berkepentingan pada agama, tegasnya agama berguna bagi negara dan
agama pun berkepentingan pada negara yang kuat kan memperkuat
agam contohnya Negara Indonesia.
d. Negara agama yaitu negara yang berdasarkan syariat Islam contohnya
negara Islam Pakistan sebagaimana yang dimaksud oleh Al-Maududi
dalam bukunya Islamic Law and Constitution ( Ali Abd Al Raziq 1925:
vi).
B. Unsur-Unsur Negara
Ada beberapa unsur yang terdapat dan terperinci sebagai berikut:
a. Dasar dan Tujuan Negara
Ali Abd al Raziq tidak begitu banyak menguraikan tentang dasar negara
namun dari itu kita dapat melihat pendapat para pemikir politik lain yaitu untuk
mengetahui secara detail tentang dasar negara. Maka kita terlebih dahulu harus di
awali dengan penelusuran kata-kata negar tersebut. Secara riteral istilah negara
merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state(bahasa inggris
)staat(bahas belanda )yang berarti keadaan yang tegak dan teap atau yang
memiliki sifat-sifat yang tegap dan tetap.
Jadi menurut istilah negara berhungan dengankedudukan persekutuan
hidup manusia juga sama dengan istilah sedangkan secara bahasa negara yaitu
sebuah organisasi tertinggi di antara satu kelompak masyarakat yang mempunyai
cita-cita untuk besatu hidup di dalam daerah tertentu dan mempunyai
kedaulatan(Azumadi Azra, 2003:41)
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq tidak menyebutkan tentang tujuan Negara
itu apa tapi pada tujuan ali abd al raziq sama dengan yang lain untuk menciptakan
rakyat yang bahagia dan kita dapat merunut pendapat para ahli tujuan Negara
adalah memungkinkan rakyatnya bahagia “berkembang serta meyelenggarakan
daya ciptanya sebebas mungkin(the freest possible depelopment and the creative
self-e pression of its members)sedangkan menurut Harold J Laski” menciptakan
dimana rakyatnya dapat mencapai atau terkabulnyamya keinginan-keinginan
secara maksimal “(condition under whict the members of state may attain the
maksimum reation of those satisfaction of heir desires).
Sedangkn tujuan negara Indonesia pun berbeda tujuan negaranya
tercantum dalam undang-undang dasar 1945 ialah: untuk membentuk suatu
pemerintahan Indonesia yang melindungi segeap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah
darah
Indonesia
dan
untuk
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadialan social “dengan
berdasarkan kepada:ketuhanan yang maha esa, kemnusian yang adil dan beradab
dan kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawarahan
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia(Miriam Budiarjo, 2005:46).
Dan Ali Abdul Raziq pun berbeda dengan dengan tujuan Negara AlMaudud tujuan Negara islam yang dapat di bentuk berdasarkan landasan AlQur’an dan As-sunnah juga telah di berikan tuhan al qur’an menyatakanbahwa:
“sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rosul kami dengan membawa
mizijat-muzijat yang gamblang dan telah kami turunkan pula kita-kitab
syari’ah dan keadilan besama mereka agar masyarakat manusia dapat berdiri
seutuhnya. Oleh sebab itu kami telah ciptakan besi untuk di jalankan senjata
hebat juga untuk keperlun lainnya bagi manusia, supaya Allah mengetahui
siapa yang membantunya untuk menegakaan agama Allah dengan
menganyang musuh-musuhnya dan sekaligus Rosul-Rosulnya sekalipun
mereka telah tiada” (Qs 57:25).
Dan dalam hal ini berarti tujuan Negara yang paling utama suatu Negara
Islam adalah untuk menegakan dan melaksanakan dengan segenap sumber daya
kekuasaannya yang terorganisasikan sejalan dengan program reformasi yang telah
di tunjukan islam demi tegaknya kehidupan yang lebih layak untuk perbaikan
umat manusia hanya menegapkan perdamaian, melindungi batas-batas wilayah
Negara , hanya berusaha dan bukan pula merupakan cirri khas yang membedakan
Negara Islam dari Negara-negara non islam. Perbedaan terletak pada kenyataan
bahwa Negara telah mengunakan atau masyarakat mempraktekan kebajikankebajikan yang di perintahkan islam untuk di anut manusia membasmi serta
mendabrak dengan kkekuatan penuh dengan kejahatan yang ingin di basmi Islam
oleh manusia(Al Maududi,1998:225)
b. Bentuk Negara
Bentuk-bentuk negara yaitu melukiskan dasar-dasar negara susunan serta
tata tertib suatu negara yang berhubungan dengan organisasi tertinggi dalan suatu
negara itu dan kedudukan masing-masing organisasi itu dalam kekuasaan.
Sebenarnya pemikiran mengenai bentuk-bentuk pemerintahan sudah tua
sekali umurnya kalau kita teliti lembaran sejarah, maka orang-orang Yunani kuno
dengan tokoh-tokohnya seperti Plato dan Aristoteles telah menyelidiki persoalan
tersebut secara mendalam pada permulaanya dike nai dua klasifikasi tradisional
dari bentuk-bentuk pemerintahannya yaitu:
1. Klasifikasi tri: bagian: tri partille callsification
2. Klasifikasi dwi bagian : bi partite classification
Sebagian besar orang-orang telah melepaskan diri dari kedua klasifikasi
tradisional itu dengan mengemukakan cara-cara klasifikasi yang lain. Plato
mengemukakan cara-cara pembagian atas tiga system tetapi membedakan antara
jenis yang baik dan yang buruk.
Aristoteles dan Mentesqiue (1699-1785) dalam bukunya Le Espprit Des
dalam buku bentuk negarnya itu terdapat empat macam bentuk pemeritahan:
(1) Monarki,
(2) Republik,
(3) Kekaisaran,
(4) Federasi
Empat macam bentuk pemerintahan ini didasarkan atas asas khusus yaitu:
Republik didasarkan kebaikan Negara. Sedangkan demokrasi didasarkan atas
dasar cinta tanah air dan persamaan. Monarki atas dasar kepentingan atas dasar
diri sendiri atau turun temurun. Kekaisaran didasarkan atas dasar kehormatan
sedangkan Federasi didasarkan atas asas kehormatan. Klasifikasi tradisional ini
dari bentuk penerintahan atas tri bagian dan dwi bagian kenyatannya pada waktu
sekarang tidak dapat mencakup pada bagian-bagian pemerintahan baru ini di
sebabkan oleh karena perkembangan oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang
stuktur pemerintahan lebih lagi dalam abad ke 20 ini diman terdapat banyak
sekali bentuk pemerintahn modern (Dra Soelistyati Ismail 1984:129- 130).
Pegertian masing-masing bentuk Negara:
1. Republik
Dengan bentuk republic di maksudkan pemerintahan dimana seluruh
rakyat (demokrasi) atau sebagian dari rakyat aristokrasi memegang kekuasaan
tertinggi.
Di tokohi oleh Mac Iver dapat di katakana bahwa setiap warga Negara yang
tidak di kepalai oleh seorang raja dan mempunyai system pemerintahan untuk
jabatan tertentu, bagai manapun terbatasnya pemerintahan republic dalam artian
lain seperti negara romawi kuno yang mempunyai rajanya dan di perintah oleh
segolongan kecil yang kuat adalh suatu republic.
Menurut Mac Iver lebih baik republic di ambil dari kata yang khusus ialah
hanya bagi-bagi Negara demokrasi saja. Perbedaan pemerintahan demokrasi
terbatas dengan republic ialah bahwa dalam demokrasi republic kepala negara
tidak mendapatkan haknya karena keturunan akan tetapi karena di pilih oleh
pemerintah demokrasi republic masih dapat di bedakan menjadi dua atas dasar
fungsi dari kepala negara (presiden) yang di pilih yaitu:
Presiden hanya mempunyai fungsi upacara, di dirikan atas partai-partai
merupakan
suatu simbol saja
Presiden tidak hanya sebagai simbol saja akan tetapi memimpin secara
langsung pemerintahannya. Kepala negara disini adalah presiden
merangkap perdana menteri contohnya Amerika Serikat perisiden adalah
presiden di pilih tidak oleh badan eksekutuif tapi oleh rakyat sendiri oleh
karena itu presiden di sini berdiri sendiri terpisah dari badan legislative.
Republic ini terdapat dua tambahan demokrasi dan aristokrasi republic
yaitu diman seluruh rakyat (demokrasi) atau sebgian rakyat (aristokrasi)
memegang kekuasaan tertnggi.
Aristokrasi berasal dari kata ‘aristol’ artinya bangsawan atau cendikiawan
‘kren’ berarti kekuasaan : jadi aristokrasi yaitu bentuk pemerintahan di mana
kekuasaan negara berpusat pada beberapa orang yang berusaha mewujudkan
kekuasaan kesejahteraan umumn yaitu orang-orang yang
dianggap baik,
dempokrasi sebagai bentuk merosot dari pality berasal dari kata Demos artinya
rakyat kratein berarti kekuasaan ada di tangan rakyat dan presiden di pilih oleh
rakyat dan untuk rakyat (Wawan Abas1982: 104).
Republik ini ada lawanan dengan monarki istilah republic di tetrapkan
kepada pemerintahan yang di kepalai oleh seorang monarki dan betapapun
terbatasnya mempunyai sedikit banyak system pemilihan bagi jabatan-jabatan
politik. Republic diartikan sebagai pemerintah perwakilan (representative
gavermennt) dan demokrasi diartikan sebagai system dimana masyarakat turut
sserta secara langsung dalam pemerintahan “demokrasi” murni yaitu masyrakat
benar-benar memerintah hampir tidak pernah terdapat juga jaya Negara Kota
Yunani kuno lebih –lebih lagi pada pemerintahan modern dewasa ini (Drs. Bayu
Suryaningrat, 1992: 89)
Republic terdapat terdapat dua bagian yaitu absolute dan demokratik
1. Republic absolute adalah suatu bentuk pemerintahan yang mengatas namakan
rakyat pada kenyatanya kekuasaannya hanya dilakukan oleh penguasa
tertinggi di dalam Negara jadi kekuasaan Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif
berada pada satu tangan. bentuk pemerintahan yang demikian ini sebenarnya
tidak dapat badannya dalam bentuk pemerintahan monarki absolute badannya
dalam bentuk pemerintahan absolut tahta kekuasaan tidak bisa dapat di
berikan pada anak tapi dalam monarki absolut dapat di wariskan pada anak
atau turun temurun.
2. Republic Demokratik
Republic demokratik adalah suatu bentuk pemerintahan diman rakyat
mempunyai kedaulatan tertinggi sehingga kekuatan Eksekutif ,Yudikatif dan
Legislatif berada pada rakyat dan di jalankan oleh rakyat secara langsung atau
tidak langsung melalui wakil-wakil rakyat .
Pengaturan pembagian kekuasaan di dalam Negara di atur dalam undangundang. Diatur dan dibuat oleh rakyat sehingga hal-hal ini yang menyangkut
kepentingan rakyat tercantum dalam undang-undang.
Di dalam republic demokratik yang religius mengakui adanya kekuasaan
tuhan di atas kedaulatan rakyat, mengingat rakyat adalah makhluk tuhan dan
negara terdiri dari unsure-unsur dari pad rakyat pemerintahan yang berasal dari
rakyat dan wilayah semua berasal dari tuhan. Oleh Karena itu di dalam republic
religiis agama selalu di mulaikan sebagai sarana untuk berkomunikasi kepada
tuhan serta berisi bingbingan untuk menegakan keadilan di muka bumi ini.
2
Monarcki
Bentuk pemerintahan di mana hanya satu orang yang memegang kekuasaan
akan tetapi dalam melaksanakan pemerintahannya ia memerintah menurut
undang-undang yang telah di tentukan.
Monarki berasal dari kata”yunani” monos yang berarti satu dan
‘’archein’yang berarti menguasai atau memerintah atau kerajan adalah bentuk
pemerintahan di man seluruh kekuasaan di pegang oleh seorang yang berusaha
untuk mewujudkan kesejahteraan umum(F Isjawara,1999:187)
Monarki dalam golongan ini yang di maksud oleh max iver ialah:
pemerintahan oleh satu orang dengan kekuasaan yang sangat luas atau absolut
pada bentuk terburuk monarki ini di kenal dengan system pergantian yang bersifat
turun temurun. Disamping itu kita dapati dalam system ini suatu tanda bahwa raja
dan kerabatnya merupakan suatu lapisan masyarakat yang terpisah dari yang
lainnya. Oleh karena itu raja dan kerabat di sekitarnya mempunyai dan di lengkapi
dengan berbagai macam hak yang istimewa (hak perorgatif) yang melekat pada
diri mereka.
Sedangkan monarki terbatas ini termasuk dalam system demokrasi oleh
karena itu dalam pemerintahan monarki terbatas ini pemerintahan (raja)
menjalakan pada pemerintahan dengan kekuasaan terbatas. Pembatasan ini hanya
tidak di batasi oleh kekuasaan golongan kecil yang sedang berkuasa dan
memerintah untuk rakyat yang di perintah tanda utama monarki terbatas ini
sehingga di masukan dalam golongan pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan
bahwa raja dalam pemerintahan ini tidak lngsung mencampuri keputusan politik.
Keputusan-keputusan itu di buat oleh wakil-wakil rakyat yang di pilih
yaitu rakyat yang di perintah dengan demikian raja tidak memerintah tapi hanya
berfungsi sebagai symbol kesatuan dan kepala kehormatan yang berdiri di luar
arena politik beda pemerintahan monarki terbatas beda dengan pemerintahan
demokrasi lainnya hanya terletak pada kedudukan dan cara pergantian raja dan
mengenai pengantian raja di dasarkan atas hak dan turun temurun. Dalam
monarki terbatas terdapat kesatuan (1984: 32-33).
Dalam perkembangnya monarki dapat di bedakan antar lain:
1. Monarki Absolute Atau Kerajan Mutlak
Raja sebagai kepala negar memegang seluruh kekuasaan Negara baik
eksekutif yudikatif maupun legislative monarki absolute biasanya di fahami faham
teorasi yaitu raja di anggap sebagai penjelmaan tuhan atau tuhan di bumi
contohnya: monarki absolute ialah lauis xiv yang dikenal dengan semboyan
kenegaraan ‘l’etat c- nest mol atau (Negara itu saya)
Kelemahan bentuk monarki absolut ini adalah:
Rakyat tidak memiliki apapun walau dirinya sendiri oleh karena itu rakya
milik raja yang dapat di perlakukan sewenang-wenang.
Seluruh kekayan dalam Negara merupakan milik raj yang dapat di
wariskan pada keturnannya.
Kerajan itu pada mulanya memiliki kekuatan yang besar selanjutnya
hanya memiliki kuatan yang kecil.
Kerajaan kecil itu mudah di adudombakan oleh kerajaan yang lebih besar
Kerajaan absolute selalu di topang oleh angkatan perang
Rakyat tidak mempunyai social control untuk membela haknya
2. Monarki Konstitusional
Suatu kerajaan dimana kekuasaan raja di batasi oleh undang-undang tujuan
melindungi rakyat dari kesewenag-wenang raja. Kejadian ini di awali di Inggris
dengan Bill Of Rights yang di buat utusan kerajaan kecil agar raja Inggris tidak
melakukan pemunutan pajak tampa undang-undang. Hal ini di maksudkan agar
kerajaan kecil mampuh mengurusi sendiri sehingga pendapatanya sendiri dapat
membangun kerajaan nya sesuai dengan kehendak rajanya sendiri oleh karena itu
raja Inggris sampai sekarang di Inggris parlemen terdiri dari dua kamar.
c. House Of Comon (Dewan Rakyat )
b. House Of Lord (Dewan Bangsawan)
(. Dedy Ismatulloh , A.A Sahid Gatara : 2006: 114).
3. Federasi Atau Federal
Bentuk pemerintahan atas di dasarkan kesewenang-wenangan pemerintahan
di pegang oleh satu orang yang memerintah tampa undang-undang dan tampa
peraturan.
Sistem federasi merupakan pengabungan Negara –Negara bagian menjadi
satu tampa meninggalkan atau menghapuskan cirri khas masing-masing bagian
dari federasi terdapat sejumlah Negara bagian yang sepakat bergabung menjadi
serikat dengan sejumlah tugas dan kewenagan tertentu. Negara-negara bagian itu
menyerahkan sejumlah tugasnya dan kewenagan untuk di selengarakan untuk
suatu pemerintahan pederal sedangkan urusan lain menjadi tetap urusan Negara
bagian.
Pada dasarnya pada Negara kesatuan ada satu negara dengan suatu
negara. Apabilan di dalam suatu Negara terdapat sejumlah pemerintahan local
yang otonom maka tugas dan kewenangan untuk mengurus rumah tangga sendiri(
otonomi) berasal dari pemerintahan pusat .jika di dalam Negara federasi
pemerintah Negara bagian bukan bawahan dan tidak bertanggung jawab pada
pemerintahan federal maka dalam Negara kesatuan pemerintahan local tunduk dan
patuh dan bertanggung jawab pada pemerintahan pusat(Ramlan Subakti , 1992:
169).
Dengan penggolongan tersebut seperti di atas kita dapat mengadakan
penggolongan terhadap bentuk-bentuk pemerinthan dari semua negara yang ada.
Bentuk Negara federasi merupakan bentuk Negara dictator sosialis dalam
pemerintahan dictator ini, nampaknya hanya seseorang yang mempunyai
kekuasaan absolute akan tetapi seperti raja yang absolute hanya seorang yang dari
kerabat yang berkuasa demikian juga dictator ia hanya lah salah seorang dari
segolongan orang yang sudah berkuasa perbedaanya dengan monarki absolute itu
ialah bahwa pad mnarki absolute soal pergantian sudah di atur secar tetap yaitu
atas dasar keturunan sdangkan pada pemerintahan kediktatoran mengenai
pengantian tidak ada ada ketentuan yang pasti .
Praktek menunjukan gantinya dalam pemerintahan diktatoran sering di
gunakan suatu alat propaganda yang mengagungkan autoriti dari dictator tersebut
akan tetapi dari segala sesuatu dapat tampak juga tergantungnya seorang dictator
pada segolongan kecil orang yang menguasai kediktatoran itu.
Sedangkan dalam pemerintahan yaitu sosialis terjadinya campur tangan
pemerinthan dalam lapangan ekonomi dengan jalan menguasai alat-alat produksi
itu ada bermacam-macam varesinya. Ada yang ada terbatas , tetapi juga ada yang
sangat luas. Campur tangan yang agak terbatas maka pemerintahan sosialis itu
masih
memberikan
kemungkinan
kepada
pihak
partikelir
untuk
turut
menentukandan berusaha dalam produksi dan dirtribusi termasuk perdangan
kebutuhan-kebutuhan primer dari para konsumen sedangkan campur tangan yang
sangat luas berusaha pemerintah sepenuhnya menguasai banyak produksi maupun
distribusi.
Pemerintahan federal mempunyai perbedaan dengan pemerintahan
kesatuan dalam hal apapun pemerintahan federal tidak mempunyai satu pusat dari
segala kewibawaan dari imam alur datangnya kekuasaan semua keputusankeputusan politik. dalam Negara pemerintahan federasi masing-masing anggota
tetap sebagai Negara dalam abahwa Negara-negara bagian ini masih memiliki
hak-hak wewenang kedaulatan tertentu, oleh karena itu di USA tiap Negara
bagian mempunyai mahkammah peradilan sendiri, hokum pidana sendiri yang
merupakn lembaga tertinggi di negara bagian tersebut. Dalam pemerintahan
federasi di kenal sebagai kewarga negaraan rangkap, kewarga negaraan serikat
sebagi keseluruhan dan kewarga negaran bagian. Kewarga negaran membedakan
persatuan dalam serikat itu dari pad persekutuan atau konfederasi antar beberapa
negara saja sedangkan kewarga negaraan. Bagian menyebabkan perbedaan antar
yang satu dengan yang lain dengan negara serikat dari pada wewenang dalam
Negara kesatuan, luas kewibawaan pemerintahan federasi berbeda di AS (USA)
pemerintahan pusat, pemerintahan nasional dapat hanya di jadikan kekuasaan
yang di serahkan kepada ketentuan-ketentuan selebihnya untuk bertindak dalam
setiap hal yangtidak secara khusus di serahkan pada pemerintahan federasi.
Demikian menyebabkan struktur pemerintahan federasi sangat komlek
untuk memelihara keseimbangan hubungan antar pemerintahan pusat atau federasi
dan pemerintahan negara bagian. Pada waktu sekarang konfedensi yang lebih
nampak kearah sentralisasi walaupun formalnya masing-masing Negara masih
memiliki kekuasaan semula.
Pada pemerintahan kesatuan ada satu tempat kewibawan pusat satusatunya dari man segala keputusan politik bersumber, satu-satunya pendukung
kedaulatan Negara yang hendak di realisasikan dalam perbuatangnya (140).
Sedangkan Mac Iver Negara di katakana mempunyai pemerintahan
nasional apabila hasil atau bangsalah yang menjadi dasar kewibawaan politik atau
kedaulatan negara dan apabila kekuatan bangsa dan kebesaran bangsa menjadi
tujuan politik yang utama, untuk dapat menjadi suatu bangsa. Maka penduduk
harus mempunyai kesadarn akan kesatuan di antar mereka, kesadran kesatuan
yang akhirnyabersama-sama duduk dalam satu Negara pemerintahan nasional
tambah dalam zaman modern kira-kira semenjak abad ke 18.
Tugas –tugas pemerintahan federasi
Melindungi seluruh warga
Mensejahterakan masyarakat
Melindungi hak asasi manusia
Tugas-Tugas Negara Bagian
Menyelengarakan keamanan
Ketertiban dan
Keadilan untuk wilayah Negara
Kebaikan Negara federasi:
1. Setiap
negara
bagian
memiliki
kekuasaan
untuk
melaksanakan
pemerintahan sendiri secara real dan luas karena setiap warga Negara
bagian mempunyai sumber-sumber pendapat sendiri yang di gunakan
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
2. Setiap gubernur bagian mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
mewujudkan cita-cita negar bagian itu keinginan rakyat bagian ialah
segala bidang kehidupan yang menyangkut polesesbud. Karena mereka
selalu berusaha mempertahankan kemerdekaan dari Negara-negara bagian
lain
3. Hukumnya yang terlindungi secara efektif mengingat segala usaha yang
menegakkan HAM bukan hanya pemerintah Negara bagian tapi juga
pemerintah federasi, itulah ada sebabnya ada waktu penolakan mahasiswa
kulit hitam di University Alabama maka tentara federasi di kerahkan untuk
masuk melakukan pengumuman
4. Partai politik di setiap Negara bagian dapat berkembang dengan baik
tampa ada pembantahan dari pemerintah federasi sehingga partai tersebut
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan demokrasi
5. Setiap warga Negara bagian hanya terikat oleh konstitusi federasi maka di
setiap Negara berjalan rule of loe diman terdapat supremy of low equality
before the low protection of humon rights
6. Di setiap Negara bagian kebebasan pers dapat di wujudkan karena di
setiap Negara bagian telah terdapat keamana dan ketertiban juga
kesejahteraan sehingga berita apaun yang di sebarkan masyarakat tidak
bersifaf emosional melainkan bersifat rasional
Kelemahan bentuk Negara federasi
1. Untuk negara Maritim maka negara harus menpunyai angkatan perang
yang kuat hal ini tentu memakan anggaran belanja yang tidak sedikit
mengurangi dana pembangunan
2. Mudah terjadi pemisahan negara bagian menjadi suatu negara yang
merdeka sendiri yang dapat mengakibatkan perang
3. Antar gubernur di negara bagian federasi Maritn dapat terjadi perebutan
wilayah terhadap kepulauan-keoulauan kecil yang mengandung banyak
sumber alam yang dapat dijadikan sumberpendapatan Negara bagian . hal
ini tentu saja akan mengaacu persaingan kekuasaan yang punxcaknya
terjadi perang antar negar bagian
4. Di sebabkan adanya kekuasan yang besar dari gubernur untuk mengatur
Negara bagian masing-masing maka di negara Maritm hal ini sangat
membahayakan sejumlah penduduk di setiap pulau tidak merata sehingga
pemerintah federasi tidak dapat memaksa untuk melakukan trnmigrasi
antar pulau. Hal ini di lihat dari ketahana social(23-26)
4.Bentuk Negara kekaisaran
Bentuk negara kekaisaran sama dengan bentuk negara monarki karena
bentuk negara kekaisaran menganut monarki yaitu kepala negara turun temurun
berdasarkan kerajaan contohnya negara jepang.
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq menurut dia bentuk negara yant dia anut
yaitu republic karena reblik lebih cocok karena dia pernah mendirikan partaipartai politik dan dia lebih cenderung pada leberalisme atau sekekulerisme.
c. Sistem Pemerintahan
a.Khilafah
Khilafah secara bahasa merupakan kata bentuk dari mashdar “takhallafa”
seseorang dikatakan mengikuti (takhallafa) jika ia berada di belakang orang lain
dan mengantikan tempatnya. Seseorang di sebut menggatikan tempat orang lain
apabila melaksanakan fungsi yang di berikan orang itu kepadanya, baik bersamasama orang itu maupun sesudahnya. Firman Allah:
“Dan kami hendaki benar-benar kami jadikan sebagai gantimu di muka
bumi malaikat yang turun temurun “(QS az- Zukhruf’43:60)
Khilafah adalah pengganti orang lain baik karena absennya orangyang di
gantikan itu karena meninggal dunia, ketidak mampuan atau pula alasan lain
sedangkan bentuk jama dari khalifah adalah khalaif dan khulafa ‘untuk khalif
sementara itu khalifah berarti as Sulthan al A’zham (kekuasam paling besar atau
paling tinggi.
Adapun menurut istilah yang berlku di kalangan kaum muslimin adalah
imamah (pemimpin), yakni kepemimpinan yang menyeluruh dalam persoalan
yang berkenaan dengan masalah keagamaan dan duniawi sebagai penggati fungsi
Rosululloh SAW. Mendekati definisi ini adalah apayang di katakana oleh Al
Baidhawi: bahwa immah adalah peryataan yang berkenaan dengan pengganti
fungsi Rosululloh oleh seseorang untuk menjalankan undang-undang syari’ah dan
melestarikan ajaran –ajaran agama dalam satu garis yang mesti di ikuti oleh
ummat.
Menurut pandangan para ulama sementara khalifah adalah penggati fungsi
Rosulluloh
saw
yang
di
saat
hidupnya
menangani
masalah-masalah
keagamaanyang di terimanya dari dzat yang maha tinggi, yang memperoleh
limpahan wewenang itu dari Alloh swt sebagaiman wewenang penyampaian dan
ajakan pada seluruh umat manusia untuk mengikuti seluruh ajaranya.
Muhammad saw yang menjadi rosul –nya telah pula memilihnya sebagai
orang yang bertugas memelihara pelaksanaan ajaran agama dan dan mengurus
politik keduniawian.
Maka ketika Rosululloh di panggil kehadiart nya para khalifah pun
menjadi penggatinya dalam memelihara kelstarian ajaran agama dan urusan
politik itu.
Untuk melaksanakan fungsi itu pun di sebut khalifah dan imam karena di
sepadankan dengan kedudukan seorang imam shalat dalam hal kepeminpinan dan
harus di ikuti. Akan hal sebutan khalifah muncul dari kedudukannya yang
mengantikan kedudukan Rosulullah saw bagi ummat.
Kedudukan khalifah di kalangan ummat sepdan dengan kedudukan
Rosululloh di tengah-tengah kaum mukminim.ia memiliki kekuasaan yang
menyeluruh dan memiliki hak untuk di taati secara sempurna, memilki hak dan
wewenag untuk mengurus persoalan agama mereka dengan demikian ia harus
melaksanakan fungsinya di tengah-tengah mereka dalam btas-batas yang tela di
tentukan oleh agama.
Mereka meti patuh dan taat “lahir dan batin “sebabtaat pada pemimpin
berarti
taat
pada
Allah
dan
membangkang
kepada
pemimpin
berarti
membangkang kepada Allah pula.
Jadi mengikuti petunjuk imam dan mentaati perintahnya adalah suatu
kewajiban, yang tampak itu imam seseorang tidak bisa di sebut sempurna dan
tampaitu oula keislamamnya seseorang tidak dapat di akui.
(Ali Abd al Raziq, 1925: 1-7)
b. Kesultanan
kesultanan adalah seseorang yang memimpin atau kepala Negara atau
pengganti Rosul dari Alloh bagi Negara mereka yang di anugrahkan pada hamba
dan barang siapa sebagai “bayangan “ Alloh dan penggati Rosulluloh saw, maka
wilayah kekuasaan bersifat obssolut dan universal dan kekuasaannya universal
kekuasaan Allah dan Rosulnya dan untuk mengawasi seluruh ummat manusia,
termasuk harta dan kekayaan mereka.
Dialah satu-satunya yang memegang kekuasaan untuk memerintah dan
melarang. Hanya ditangnanyalah kendali umat dan pengaturan persoalan yang
berkeanaan dengan baik dan buruk mereka, serta seluruh wilayah kekuasaan yang
berada diluar dirinya merupakan kepanjangan kekuasaannya, seluruh fungsi yang
berada dibawahnya harus tunduk kepada kekuasaannya, dan seluruh kebijakan
keagamaan dan duniawi merupakan bagian dari fungsinya itu sebabnya yang
mencakup fungsi yang menyeluruh.
Ini seakan merupakan imam agung (Al-Iamam Al-Kabir) sumber bagi
segalanya, semua yang ada ini memancarkan dan berada kekuasaannya akibat
adanya teori kekuasaan yang universal yang di berlakukan pada seluruh medan
kehidupan keagamaan dan diniawi dalam pelaksanaan hokum syari’atnya yang
bersifat menyeluruh pula.
Kekuasaan seorang sultan tidak boleh ada yang menandingi dan selain dia
tidak boleh ada seorang pun yang memegang kekuasaan untuk mengatur kaum
muslimin, kecuali wilayah kekuasaan yang merupakan kepanjang kekuasan yang
diberikan wewenangnya dengan demikian seluruh aparat Negara dan semua orang
yang memegang kekuasaan mengatur urusan kaum muslin. Keagamaan dan
duniawi baik ia seorang perdana menteri, hakim, gubernur maupun bendaharawa,
semuanya hanya wakil-wakil delegasi-delegasinya.
( Ali Abd al Raziq, 1925:7-8).
Negara kesultanan yang masih berada dalam lingkungan Negara Pakistan
harus sejajar dengan propinsi, kita jangan memeri kkelonggran terhadap
kekuasaan zalim atau semizalim kepada siapapun dan dalam bentuk apapun,,
dimana saja neggara islam, jadi di dalam undang-undang harus tercantum pasalpasal khusus mengenai jenis dan para pemerintahan Negara-negara yang akan di
setarakan dengan statusnya sebagai propinsi.(Al-Maududi 1998:350).
c. Presidentil
Presiden adalah peminpin Negara yang harus di hormati dan di taati oleh
peraturan presiden di pilih oleh rakyat dan di jadiakn peminpim untuk meminpin
dalam Negara.
Ciri-ciri Pemerintahan Presiden
1. kepeminpian dalam melaksanakan kebijaksanaan (administrsi) lebih jelas
pada presiden yakni di tangan presiden dari pada dalam cabinet
parlimenter, tetapi siapa yang bertanggung jawab dalam kebijakan lebih
jel;as pada cabinet parlimenter di bandingkan dengan cabinet presiden
2. Kebijakan yang bersifat khomperatif jarang di buat Karena legislatif dan
eksekutuf mempunyai kedudukan yang terpisah (seseorang tidak
mempunyai sifat ganda). Ikatan partai yang longgar kemungkinan
keduanya badan ini di dominasikan oleh partai yang berbeda.
3. Jabatan kepala pemerintahan dan kepala Negara berada pada satu tangan
4. Legislative bukan tenpat kaderisasi bagi jabatan- jabatan eksekutuf yang di
isi dari berbagai sumber yang termasuk legislatif
.
Uraian berikutnya yang berkaitan dengan fungsi presiden pada system
cabinet presiden fungsi seorang presiden mencakup yang sangat luas:
1. Sebagai
kepala
Negara
ia
melaksanakan
seremonialmewakili bangsa-bangsa
fungsi
simbolis
dan
2. Sebagai kepala eksekutif ia memimpin kabiet dan birokrasi dalam
melaksanakan kebijakan umum
3. Sebagai kepala legislative ia mengajukan rancangan-rancangan undangundang kepada badan perwakilan rakyat dan berusaha menyakinkan pada
wakil rakyat untuk menerima rancangan kebijakannya
4. Sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata
5. Sebagai pemimpin dalam perumusan dan pelaksanan kebijakan luar negeri
6. Sebagai pemimipin partai
(Ramlan Subakti, 171- 172)
d.Sistem Pemerintahan Periode Nabi
Pemerintahan Nabi saw, dalam pemerintahan Nabi melimpahkan pada
Umar, Ibn Al-Khatab, Ali, Mu’Adzdan Abu Musa dalam system pemerintahan
pada masa periode Nabi.
Sejarah pemerintahan pada massa periode rosululloh saw, maka pada masa
nabi tak perlu di ragukan lagi bahwa pelaksaan hokum dalam pegertian
pemerintahan sudah ada sejak jaman dulu pada masssa nabi sebagai mana telah
terdapat dari orang-orang Arab dan bangsa-bangsa lain pra-Islam, berbagai kasus
di ajukan kepada Nabi saw untuk di selesaikan persolannya, dan beliau
diantaranya pernah berkata :anda sekaian mengajukan persoalan ada persoalan
yang ada perselisihan pada saya agar say itu. Dan barang siapa yang merebut hak
saudaranya (yang menjadi lawan dalam perkaranya itu)sesudah saya putuskan
perkaranya itu, maka ia berarti mengambil potongan api neraka oleh sebab itu
jangan sekali-kali anda mengambil hak saudranya itu ( Ali Abd al Raziq 1925: 85)
Berikut ini riwayat yang di nukil dari Ali bin Burhannuddin al-Hallabi
yang menyebutkan bahwasanya, Rosulluloh saw mengirim Ali ke Yamam dengan
satu pasukan ia taklukan Hamadan dan waktu satu hari, kemenangnya di beritakan
kepada Nabi, yang begitu mendengarnya langsung berkata (sejahteralah Hamadan
“kemenagan itu pula di susul dengan masuk Islam penduduk Yaman. Itu adalah
pasukan pertama sedangkan pasukan yang kedua yang juga di pimpinpin oleh
Ali).
Pemerintahan pada massa Nabi membutuhkan kosistensi pemikiran dan
pemecahan yang mendalam terhadap hadits-hadits dan riwayat yang secara
langsung berkaiatan dengan topic ini. Semua itu mendorong kita untuk melakukan
kajian yang bersifat konpherensif terhadap system pemerintahan Isalm periode ini
dan bagaimana pengaturan Negara Islam bila memang wilayah-wilayah di
anugrahkan Allah kepada Nabinya itu boleh kita sebut sebagai “Negara” alkerajaan ada pada waktu itu.
Hubungan fungsi-fungsi pemerintahan dengan bidang-bidang lain yang
tampa itu suatu Negara
tidak mungkin terbentuk dengan sempurna deangan
semisal fungsi-fungsi yang berkenaan dengan keuangan dan pengawasan(bidang
keuangan) keaman jiwa dan harta (kepolisian) serta bidang-bidang lain minimal
harus di penuhi oleh apa yang di sebut sebagai suatu pemerintahn niscaya kita
memperoleh kepastian bahwa. Data yang berkenaan dengan fungsi-fungsi seperti
ini pada periade nabi tidak memberikan gambaran yang jelas pada kita yang
memungkinkan kita dapat mengutif atau menyatakan bahwa nabi pada massa itu
menang sudah ada suatu system pemerintahan (Ali Abd al Raziq1925: 69 71)
d.Prinsif Dasar Kekuasaan Negara Menurut Ali Abd Al Raziq
1. Kekuasaan syara ( kedaulatan Tuhan )
Manusia menurut fitrahnya itu adalah di takdirkan untuk berkuasa, jadi
setiap individu mempunyai kekuasan atas dirinya. Kekeasan ini tidak boleh di
rampas oleh siapapun juga mengigat kekuasaan untuk menentukan tujuan dirinya
.kalau sudah lenyap berarti maka berarti ia itu ada dalam perbudakan individu atau
orang lain karena sebagai manusia medeka human dignity derazat atau harkat
martabat manusia mempunyai kekuasaan yang ada pada dirinya adalah untu
mempertahankan dan memelihara dirinya human dignity masing-masing.
Oleh karena itu kekuasaa dalam Negara tidak bersumber pad negar atau
penguasa tertinggi atas penguasa negar atau dictator monarch. Absolute
melainkan bersumberpada individu dalam masyarakat atau bersumber kepada
rakyat.
Dengan demikian yang harus memegang supreme kekuasan atas Negara
baik kekuasaan logis yudikatif bahkan untuk memperkasa human dignity rakyat
melainkan untuk memjujung tingginya. Karena rakyat sebagai pemegang yang
suci dari pad kekuasaan yang berhak menentukan kekuasan itu adalah tuhan.
Kekuasan yang ada pada setiap individu adalah kekuasaan yangada pada
tuhan itu sebenarnya kekuasan yang di berikan oleh tuhan kepada manusia sebagai
khalifah atau penguasa di muka bumi untuk mengatur kehidupan nya .
Kekuasaan ini adalah kekuasasn kehadiratulloh atau nuraniah oleh karena
itu setiap penyimpangan dari pada kekuasaan rakyat. Sama dengan menentang
kodratnya sendiri atau atau menentang alam kodrat atau nurani atau menentang
alam adalah sama dengan menentang tuhan.
Dalam fahan ini kekuasan dalam masyarakat atau negara berasal dari
tuhan. Tuhan yang memegang supremasi kekuasan atas Negara (baik legislative
,eksekutif maupun yudikatif)oleh karena itu segala perbuatan para penguasa
dalam negara harus sesuai dengn peraturan undang-undang tuhan merupakan
suatu dosa besar. agar supaya Negara medapatkan karunia tuhan maka Negara
haurs di perintah olh wakil-wakil tuhan di dunia. Negara yang di perintah oleh
wakil tuhan menurut undang-undang tuhan, menurut Thomas Aquino civitus del
sedangkan negara yang tidak di atur oleh undang-undang tuhan di sebut civitas
diabalis- Negara setan (kerajaan setan) ( Drs Sukarna , 1981 :3)
2. Kekuasaan di Tangan Rakyat (demokrasi)
Pengertian tentang demokrasi dapat di lihat dari tinjauan bahasa
(etmologis)dan istilah (terminologis) secara etologi demokrasi terdiri dari dua kata
yang berasal dari bahasa yunani demosyang berarti rakyat sedangkan crots yang
berarti kekuasaan jadi demokrasi adalah keadaan Negara dimana system
pemerintahannya kedaulatan ad di tangan rakyat kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan ada di tangan rakyat ,rakyat kuasa , pemerintah rakyat dan kuasa oleh
rakyat.
Menurut Hendry B menyatakan bahwa demokrasi sebagai system politik
merupakan suatu sietm yang menunjukan bahwa kebijakan umumdi tentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil –wakil yang di awasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihanpemilihan berkala yang di dasrkan atas prinsip kesamaan politik dan di
selenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik sedangkan affan
gafar (2000) memakai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normative (demokrasi normative) dan empirit adalah demakrasi yang secara ideal
hendak di lakukan oleh sebuah Negara, sedangkan demokrasi empiric demokrasi
dalam perwujudannya pada dunia politik priktis.
Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat
dan bernegara mengadung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan
ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupanya, termasuk dalam nilai
kebijakan bernegara Karen kebijakan tersebut akan menentukan kebijakn untuk
rakyat .
Bahwa hakikatnay demokrasi sebagai suatu system bermasyrakat dan
bernegara serta pemerintah memberikan penekana pada keberadan kekuasaan di
tangan rakyat baik dalam penyelengaraan Negara maupun kekuasaan pemerintah
ada di tangan rakyat.
Norma-norma yang menjadi pandangan hidup demokrasi:
Pentingnya kesadarn akan pluralisme. Tidak sekedar pengakuan pasif akan
kenyatan masyarakat yang majemuk
Musyawarah.
Saling memberi syata internalisasi makna dan semangat musyawarah
menghendaki atau mengharuskan,
Pertimbangan moral
Pemupukan yang jujur dan sehat
Pemenuhan segi-segi ekonomi
Kerja samantar warga masyrakat dan sikap mempercayai itikad baik
masing-masing
pandangan hidup demokratis harus di jadikasn unsure yang menyatu
dalam pendidikan
( Azumardy Azra, 2003:110-115)
Kekuasan yang ada di tangan rakyat suatu pemerinthan yang ada di tangan
rakyat oleh rakyat untuk rakyat atau gavermennt of the people by the people and
for the people berlainan dengan kediktatoran oleh karena itu dalam demokrasi ,
rakyat yang membuat undang-undang yang tidak melindungi kepentingan rakyat
bukan untuk undang-undanh yang tidak melindungi kepentingan rakyat, baik
politik ,social ekonomi dan kebudayaan harus dig anti dengan undang-undang
yang sesuai dengankehedak rakyat, undang-undang harus sama dan membangun
dengan suara rakyat atau the low must be the veoci of the people dan
pemerintahan harus mendapatkan persetujuan rakyat atau the gavermannt must
be the consent of the people.
Pada dasarnya Ali Abd al Raziq dalam prinsif dasar kekuasaan Negara
menurut dia adalah demokrasi karena masyarkat yang akan memilih pemimpin
mereka dan kekuasaanya ada di tangan rakyat tidak ada di tangan tuhan. Karena
Negara hanya urusan duniawi saja tidak menyangkut urusan agama. Jadi hanya
rakyatlah
yang
mempunyai
kekuasaan
yang
absolut
pemimpin
hanya
melaksanakan tugas-tugas yang di amanatkan oleh rakyat karena Negara
kebutuhan duniawi jadi menurut Ali Abd al Raziq demokrasilah yang paling
pantas untuk prinsip dasar kekuasaan.
Stuktur Kekuasaan Negara
Dalam buku Ali Abd al Raziq tidak menyatakan tentang suktur kekuasaan
negara mungkin Ali Abd al Raziq mengabaikan tentang stuktur kekuasaan tiadak
mengupas, kurang prinsip mengenai pemerintahan dan tidak tertarik terhadap
stuktur kekuasan negara mungkin ali abd al raziq dalam mengartikan Negara
hanya secara global tidak terperinci atau hanya universal beda dengan para ulam
lainnya mereka menjelaskan tentang stuktur kekuasaan Negara misalnya:
Imam Al Mawardi ia menyatakan dan mengupas tentang stuktur kekuasan
dari mulai yang tertinggi yaitu kepala Negara dia di angkat untuk menjadi
seorang imam atau kepala Negara yang di angkat oleh masyarakat dan status
wajibnya seorang imamah,jika imamah pemimpin ) telah di ketahui sebagai man
yang wajib bagi umat manusia untuk mengangkat seorang imam oleh syariat
islam maka status wajib imamah (pemimpin0 adalah fardu kifayah seperti jihad.
Dan mencari ilmu, artinya peminpin telah di jalankan oleh orang yang berhak
mejalankannya, maka peminpin tel;ah tergugur dari oran lain. Jadi status hokum
seorang peminpin adalah wajib atau fardhu kipayah maka apabial tidak ada orang
yang tidak menjalankan tugas imam maka harus ada dua pihak:
1. Dewan pemilihan yang bertugas memilih imam (khalifah)bagi umat
2. Dewam imam (khalifah yang berhak mengangkat salah seorang di antara
mereka sebagai imam
Selain dua pihak di atasempunyai dosa atau keterlambatan pengangkatan
(imam jika kedua belah pihak di atas mendapat keistimewaan untuk mengangkat
imam)maka dari keduanya wajib memiliki criteria-kriteria yang legal.
Yang kedua : adanya pengangkatan menteri untuk membantu peminpin atau
kepala Negara menteri disini terbagi dua macam yang pertama :menteri tafwidhi
atau plenipotentlary (dengan mandate penuh)yang kedua :menteri tanfizi
(pelaksana )menteri tanfidzi ialah menteri yang di angkat oleh seorang imam
untuk melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan pendapatnya dan ijtihadnya
sendiri pengangkatan menteri itu sah dan tidak ada salahnya sedangkan menteri
tanfidzi (pelaksana)ia adalah bertugas melaksanakan tugas-tugas tersebut.ia lebih
mirip sebagai mediator dan tidak berhak mengangkat pejabat lainnya untuk
melaksanakn tugas-tugasnya ia hanya perwakilan saja., menteri tanfidzi tidak
memerlukan pengangkatan namun hanya memberikan pemberitahuannya.
Yang ketiga: adanya pengangkatan gubernur seseorang yang di angkat oleh
seorang kepala negara untuk menerima jabatan untuk menjadi peminpin salah satu
propinsi maka jabatanya terbagi dua bagian yang besifat umum adalah(a)
pengangkatan atas dasar sukarela (b)penguasa atas dasar terpaksa. Jadi
pengangkatan
gubernur
dengan
akad
atas
dasar
sukarela
(gubernur
Mustafa)mempunyai tugas tertentu dan otoritas tertentu pula.pengakatan ialah
imam menyerahakan keeminpinan satu propinsi, untuk mengayomi masyarakat
yang ada di dalanya kepadda seseorang.dan criteria yang harus di miliki
gubernurtidak jauh berbeda dengan menteri tanfidzi perbedaan keduanya hanya
otoritas gubernur proinsi lebih sempit jika di bandingkan dengan seorang menteri
namun keduanya tidak saling membelakangi adanya kesamaan di antara keduanya
dalam criteria yang harus di miliki.
Yang keempat: adanya pengangkatan seorang panglima perang di proyeksikan
untuk melawan orang-orang yang memberontak.jabatan Panglima perang terbagi
pada dua bagian(a) jabatan yang terbatas hanya mengatur pasukan dan meminpin
perang ssyarat-syarat yang terkait seperti gubernur khusus kekuasaanya terbatas
hanya untuk mengatur perang (b)ia deserahi untuk nenagani yang terkait deangan
perang seperti membagi harta rampasan dan membuat perdamaian dalam hal ini
kriterianya sama dengan gubernur.
Yang kelima:adanya pegangkatan seorang hakim dan mereka harus memiliki
syarat-syarat tertentu.jika seseorang diangakat menjadi seorang hakim dan
keputusan di terapkan dan harus mempunyai syrat tesebut.laki-laki, harus
mempunyai pengetahuan, merdeka, islam, adil, sehat pendengaran dan
penglihatan,. Agar dengan pendengaran dan penglihatan ia bias menetapkan
hokum dan ia mengetahui hokum-hukum syariat ilmu-ilmi dasar(ushul0dan
cabang-cang furu. Dalamkekuasan ia di beriakan hak untuk menentukan hokum
yang berlaku dan menjatuhkan hokum yang bersalah dan menegakan hukum yang
adil.
Yang keemam:adanya jabatan wali pidana tugas wali pidana mengajak wali
pidana kepada keadilan dengan menakuti-nakuti mereka dan melarang piha yang
berperkara dari saling memusuhi dengan mengancam mereka .ia diberi kekuasaan
untuk menjatuhkan sanksi.
Yang ketujuh: pengangkatan seorang nakib(kepala)bernasab mulia jabatan nakib
ini sengaja di bentuk untuk melidungi orang-orang yang bernasabterhormat dari
orang-orang yang tidak selevel dengan nasab mereka dan tidak sejajar dengan
nasab mereka agar mereka di cintai dan di perintah mereka di realisir.
Yang kedelapan : adanya pengangkatan seorang iman salat dan di angkat oleh
seorang kepala Negara untuk mengatur mesjid-mesjid yang ada di sekitar wilayah
Negara dan di ber kekuasaan untuk mengatur sepenuhnya.
Sembilan :di angkatnya seorang oleh seorang khalifah untuk mengatur zakat dan
meminta pada masyarakay yang mamuh untuk mensedekahkan sebagian hartanya
dan terus membagikannya pada orang yang tidak mampuh.
Sedangkan menurut Al Maududi stuktur kekuasaan negara di awali dengan
didirikanya lembaga-lembaga pemerintahaan seperti legislative dan fungsi
legislatif untuk penengah dan pemberi fatwa, bahwa jelas suatu negara yang di
dirikan dengan dasar kedaulatan tuhan tidak dapat melakukan leegilasi yang
bertolak belakang deangan al qur’an dan sunnah ,s sekalipun consensus rakyat
menentukan yang keduanya sedangkan eksekutif ialah untuk menegakan
pedoman-pedoman tuhan yang di sampaikam melalui al-qur’an dan as sunnah
serta untuk menyiapkan masyarakat agar mengakui pedoman-pedoman ini untuk
di jalankan kehidupan mereka sehari-hari,dan yudikatifuntuk menegakan
negaranya sesuai dengan kehidupan abadinya , Rosulullah saw. Sendirlah yang
menjadi hakim pertama egara tersebut. Dan beliau melaksanakan fungsi ini
dengan selaras dengan hokum tuha. Orang-orang yang melanjutkan tidak
memiliki arternatif lain kecuali mendasarkan keputusan mereka pada hukum tuhan
sebagaimana yang telah di sampaikan kepada mereka oleh Rosulullah.(Al
Maududi,1998: 244)
C Hakekat Negara Menurut Ali Abd al Raziq
Pada hakekatnya negara menurut ali abd al raziq merupakan sekumpulan
manusia atau sekelompok manusia yang di butuhkan untuk mengatur kehidupan
sehari-hari supaya lebih teratur dan terdapat fungsi hakekat negara adalah sebagai
berikut.
a. sifatnya , memaksa yangf berarti bahwa negara mempunyai
kekuasaan untuk memakia kekerasan fisik secara legal. Untuk
mengefektifitaskanya sifat negara memiliki alat-alat seperti polisi
dan tentara. Harold j laski berpendapat bahwa sifat dari hakekat
dari negara dari negra terletak dari kekuasaan memaksa kaidahkaidah yang melekat pada setiap orang yang hidup dalam
lingkungan pembatasanya: misalnya negara dapat memaksa
pemakai jalan untuk mematuhi pertaturan lalu lintas.
b. Sifat monopoli yang artinya bahwa negara mempunyai monopoli
dalam menetapkan tujuan bersama itu, negara dapat melarang suatu
organisasi politik tertentu berkembang atau menyebar di wilayah
tertentu.
c. Sifat mencakup semua yang berarti bahwa seluruh peraturan
perundang-undang dalan sutau wilayah negara untuk semua orang
yang terlibat di dalamnya tampa kecuali. Hal ini berarti semua
orang dan semua anggota negara harus taat dan patuh pada
peraturan perundang-undang yang berlaku. Misalnya negara yang
memerintah semua orang untuk tidak mencuri atau membunuh dan
negara akan menghukum orang yang melangggar perintahnya.
D.Negara yang Ideal Menurut Ali Abd al Raziq
Negara yang ideal menurut ali abd al raziq ialah negara yang berasaskan
humanisme universal yang memperjuangkan rakyatnya, demokrasi dan keadilan
sosial dalam pemikiran Ali Abd al Raziq pandangannya yang sekuler tampa
segan dan lantangnya mendeklarasikan suatu negara bagi kaum muslimin dan non
muslim yang hidup di negara itu. Negara yang bersasakan humanisme universal
dan sistem demokrasi di tunjang oleh rakyat yang berdaulat dalam rangka
mencapai kemajuan dan keadilan sosial tampa melibatkan agama.
Sesungguhnya negara didekralarasikan oleh Ali Abd al Raziq jauh dari
tuntunan Allah SWT. Pada dasarnya tidak beda dengan undang-undang 45 yang
sekuler. Walaupun di janji-janjikan muluk seperti melaksanakan sistem
demokrasi, tidak totaliter, berdiri sendiri mengembangkan kepribadiannya secara
bebas tampa aturan agama boleh aktif dalam politik, ekonomi, budaya dan
mengembangkan usaha-usaha lain kemanusiaan.
Karena organ untuk melayani masyarakat yang mendorng kemajemukan.
Negara yang mendorong kediktatoran dan totalisme karena berlaeanan dengan
martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum. Negara dan
individu menjungjung tinggi masyarakat madani dan mengawasi kekuasaan,
dimana pihak berkuasa mempunyai tangung jawab.
Aristoteles
menyatakan
negara
yang
ideal
adalah
negar
ayang
memanusiakan manusi. sistem pemerintahan yang di tawarkan Aristoteles untuk
mewujudkan negarayang memanusiakan manusia adalah monarki(kerajaan) dalam
sistem pemerintahan monarki ini Aristoteles menghendaki yang menjadi
pemimpin negara adalah seorang raja. Rajalah yang paling ideal untuk meminpin
karena mempunyai kebajikan yang berada di atas hukum.
Dalam kenyataan sangat sulit menemukan orang yang sangat unggul
dalam kebajikan dan kearifan yang merupakan kualitas seorang filsuf raja. Jadi
sistem yang di tawarkan Aristoteles itu mustahil.
Sistem pemerintahan yang sangat hebat dari sistem yang di tawarkan
Aristoteles terbentuk saat negara Madinah di bawah pimpimnan nabi saw.negara
madinah dengan piagam Madinah yang merupakan aturan hidup yang di gali
dalam al Qur’an dan assunnah adalah cikal bakal berdirinya daulah islamyang
berkuasa selama kurang lebih 14 abad dengan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat yang terpenuhi dengan baik.
Dalam sistem pemerintahan yang di bentuk oleh nabi di lanjutkan pada
massa khalifah ada empat pilar utama negara yang pertama: kekuasan banyak di
tangan banyak orang ( demokrasi) kedua : di tangan Allah ( syariah ) yang ketiga :
kekuasaan hanya ada di tangan satu orang yang keempat : yang berhak dan
mengesahkan dan mengadopsi aturan dalam al Qur’an dan khalifah hanya
khalifah.
Dan kita dapat membandingkan antara Ali Abd al Raziq dengan orang
muslin apa yang di cita-citakan oleh kaum muslimin dalam membangun Daulah
Islam Rosulullah yaitu daulah yang memiliki stuktur masyarakat muslim dan non
muslim di dalam satu kekuasan pemerintahan Islam di mana Allah yang berdaulat.
Yang menerapkan musyawarah dan menjalankan hukum-hukum islam dengan
adil dalam naungan daulah islamiyah rosulullah dengan undang-undang Madinah,
yang berdasarkan akidah islam yang mengenal
nasionalitas, kebangsaan,
kesukuan dan ras dengan tujuan untuk beribadah dan takwa kepada Allah swt.
Dimana dalam undang-undang madinah telah terrjamin dalam hal yang
terbaik dengan hak asasi manusia, persatuan seagama, persatuan segenap warga
negara, golongan minoritas, tugas warga negara melindungi warga negara lain.
BAB 1V
KESIMPULAN
Berdasar kan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Maka kita dapat
menarik kesimpulan :
a. unsur negara menurut Ali Abd al Raziq adalah negara merupakan
suatu tatanan kehidupan untk bermasyarakat atau sekelompok
manusia untuk berorganisasi, maka terdapat dalam negara beberapa
unsur tentang negara(1) dasar dan tujuan negara (2) bentuk-bentuk
negara (3) sistem pemerintahan yang harus ada dalam suatu nagara
(4) prinsip dasar kekuasan yang harus dimiliki dalan suatu negara
(5) stuktur kekuasaan negara dari kepala negara samapi prat
kebawahnya.
b. Hakekat negara menurut Ali Abd al Raziq adalah merupakan
sekumpulan manusia atau sekelompok yang di butuhkan dalam
suatu organisasi yang baik untuk mengatur kehidupanya supaya
lebih teratur dan terdapat tentang sifat dan hakekat negara (!)
sifatnya memaksa yaitu negara mempunyai kekuasaan untuk
memakai secara fisik secara legal (2) sifat monopoli yaitu negara
mempunyai kekuasaan untuk tujuan bersama (3) sifat mencakup
semua yaitu seluruh peraturan perundang-undangan dalam suatu
negara berlaku untuk semua orang yang tyerlibat di dalanya tampa
kecuali.
68
c. Negara yang ideal menurut Ali Abd al Raziq adalah negara yang
berasaskan
humanisme
universal
yang
memperjuangkan
kedaulatan rakyat demokrasi dan keadilan sosial. Dalam pemikiran
dan pandangan Ali Abd al Raziq yang sekuler denagn segan dan
lantangnya menyatakan bahwa negara hanya urusan duniawi saja
tidak ada sangkut pautnya dengan agama berbeda dengan negara
ideal menurut Nabi Muhammadsaw. Bahwa negara adalah daulah
Islamiyah yang merupakan aturannya di ambil dari al Qur’an dan
sunnah dan aturan perundang-undangnya telah terjamin dalam
semua aspek kehidupan manusia dan itu tetrcantum dalam piagam
madinahdi massa Rosulullah.
DAFTAR PUSTAKA
A Dzajuli.
1990.Ruang dan Lingkup Siyasah. Bandung: IAIN
A Dzajuli.
2003. Fiqih Siyasah. Bandung: Prenada Media
Adnan amal taufik.
1989. Islam dan Tangtangan Moderitas. Bandung: Mizan
Ali Abd al Raziq.
1925. Al Islam Al Ushul Al Hukmu. Mesir: Math Ba’ah.
Ali Abd al Raziq.
1925. Khilafah dan Pemerintahan Dalam Islam. Mesir Math Ba’ah
Al Maududi.
1775. Sistem-Sistem Politik Islam. Bandung: Mizan
Al Maududi.
2006. Al Ahkam Al Sulthoniyyah. Bandung: Darul Falah
Al Bana Gamal.
2006. Relasi Agama dan Negara. Jakarta : Mata Air Publishing
Azra Azyumardi.
2002. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat
Madani. Jakarta: ICCE Syarif Hidayatullah.
Bayu Suryaninrat.
1992. Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Rineka Cipta
Dedy Ismatullah dan A.A.Sahid Gatara
20006. Ilmu Negara Muthir. Bandung: Pustaka Atabir
Dhiya ad-Din ar- Rais
1985. Islam dan Khilafah. Bandung: Pustaka
F Isjawara.
1986. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Putra A Bardin
70
Fuad Pachrudin.
Pemikiran Politik Islam. Bandung: Pedoman Ilmu Jaya
Harun Nasutioa
1982. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: PT Bulan Bintang
Ibrahim Jidan Khalid.
1995. Teori Politik Islam. Surabaya: Risalah Gusti
Kuntowijoyo.
1991. Identitas Politik Islam. Bandung: Mizan
Miriam Bidiarjo.
1992. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia
Muhammad Ali .
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani
Sazjali Munawir.
1992. Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI
Sumardi Subrata.
1983. Metode Penelitian. Jakarta: Grapindo Persada
Soban Bolli Max.
1992. Ilmu Negara. Jakarta: PT Gramedia
Sukarna.
1994. Pengantar Ilmu Negara. Bandung.: Mundur Maju
Sukarna.
1993. Kekuasaan Kediktatoran dan Demokrasi. Bandung: Alummni
Offset
Soelistyawati Ismail Gani.
1982.Pengantar Ilmu Politik. Jakarta:Ghalia Indonesia
Ramdai wahyu.
2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: insan Mandiri
Ramlan subakti.
1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Wadiasana
Indonesia
Zaenal Mutaqin.
2004. Bahasa Indonesia. Bandung: Insan Mandiri
Download