BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu aspek yang perlu diperhatikan ketika terdapat sebuah bangunan dengan kapasitas penghuni yang besar adalah ketersediaan air. Jumlah penghuni yang ada pada bangunan tersebut sangat menentukan berapa banyak volume air yang dibutuhkan untuk beberapa kegiatan di dalam bangunan itu sendiri. Jika air yang dikonsumsi dalam jumlah yang besar, maka volume air limbah yang dihasilkan pada bangunan tersebut juga semakin besar. Air limbah dari sebuah bangunan berupa limbah cair domestik yang harus diolah dan dibuang di badan air. Air limbah tersebut diolah karena dapat digunakan lagi untuk bangunan tersebut, sedangkan air yang akan dibuang ke lingkungan atau badan sungai hendaknya bebas dari bau tidak sedap dan juga zat – zat yang berbahaya. Di negara berkembang seperti Indonesia, pengelolaan air baik dari segi konsumsi maupun limbah kurang diperhatikan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dana dan kompetisi dengan sektor pembangunan yang lain, sehingga pengelolaan air limbah biasanya menempati prioritas yang rendah. Beberapa kasus di negara maju, konsep pengelolaan air limbah biasanya mempunyai karakter seperti menggunakan banyak air yaitu mengolah dan dikumpulkan secara tersentralisasi, memerlukan investasi yang besar, tenaga kerja yang terampil, kondisi sosial ekonomi yang stabil, dan pengolahan air limbah yang efektif [1]. Dari uraian tersebut tentu tidak bisa langsung diterapkan di negara berkembang, melainkan mengambil beberapa bagian yang penting dan bisa diterapkan kemudian dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan [1]. Dengan begitu diharapkan terdapat sebuah teknologi penghematan sumber daya air dan pengolahan air limbah yang berpeluang untuk dimanfaatkan kembali. Air tanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Peranan air tanah semakin lama semakin penting karena air 1 2 tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak, seperti air minum, rumah tangga, industri, irigasi, pertambangan, perkotaan dan lainnya, serta sudah menjadi komoditi ekonomis bahkan dibeberapa tempat sudah menjadi komoditi strategis. Diperkirakan 70% kebutuhan air bersih penduduk dan 90% kebutuhan air industri berasal dari air tanah. Namun tidak banyak yang menyadari bahwa air tanah yang kita pijak semakin lama semakin menurun. Salah satu penyebabnya adalah penyedotan air tanah secara berlebihan. Tingginya laju pembangunan kota metropolitan, banyaknya sumur bor, dan pemompaan dalam skala besar menjadi salah satu penyebab mempercepat penurunan permukaan tanah [2]. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa pendirian bangunan baru dengan skala besar seperti apartemen dan hotel harus bijak dalam pemakaian sumber air bersih dan sudah seharusnya dilakukan upaya dalam optimalisasi penggunaan dan pengolahan air. Hasil yang diharapkan yaitu terdapat suatu teknologi pengolahan air limbah sesuai dengan standar yang sudah ada. Pada penelitian kali ini, akan dilakukan analisis mengenai penghematan konsumsi air pada bangunan hotel. Kegiatan utama yaitu meninjau keadaan mulai dari kondisi bangunan yang sudah ada sampai dengan lahan yang belum termanfaatkan, dan merancang desain pengolahan air yang sesuai untuk bangunan tersebut. Perancangan yang dilakukan yaitu memanfaatkan hasil dari komsumsi air (Greywater) yang ada di bangunan tersebut, dan dimanfaatkan kembali sesuai dengan kebutuhan di dalam bangunan yang membutuhkan kualitas air yang rendah. Perancangan yang dilakukan akan disesuaikan dengan parameter green building yaitu Greenship rating tools untuk existing building. Pemilihan untuk gedung baru ini dikarenakan pada bangunan tersebut tidak mengacu pada konsep green ketika pertama kali didirikan, sehingga yang perlu dilakukan adalah perancangan baru yang tidak banyak merubah kondisi bangunan dan disesuaikan dengan keadaan bangunan yang sudah ada. Perancangan ini nanti akan mengacu pada kriteria yang ada pada kategori water conservation dengan kode WAC yang ada di petunjuk teknis [3]. Penelitian ini menggunakan Hotel Novotel sebagai studi kasus dengan menggunakan data 3 yang ada pada bangunan tersebut maupun beberapa asumsi yang disesuaikan dengan standar. Penelitian ini diharapkan menghasilkan potensi greywater dan desain perancangan yang sesuai dengan bangunan tersebut yang memenuhi beberapa poin sesuai dengan parameter standar. I.2 Perumusan Masalah Pada hotel ini air limbah hasil kegiatan ditampung dan diolah kemudian dibuang ke lingkungan, sehingga tidak termanfaatkan. Pada perancangan kali ini akan memanfaatkan limbah cair untuk dimanfaatkan kembali yang akan disesuaikan dengan parameter green building yaitu Greenship rating tools untuk existing building. Studi kasus yang diambil yaitu Hotel Novotel dimana bangunan yang sudah didirikan tersebut diharapkan dapat dimodifikasi dengan menyesuaikan keadaan yang sudah ada, sehingga tidak banyak merubah bangunan yang asli. I.3 Batasan Masalah Berikut adalah batasan masalah untuk penelitian ini, 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi kasus di Hotel Novotel Yogyakarta. 2. Penelitan ini membahas perancangan yang disesuaikan Greenship rating tools untuk existing building . Upaya optimalisasi pada bangunan tersebut juga mengacu pada konsep green. 3. Data yang digunakan adalah data yang ada di Hotel Novotel Yogyakarta tersebut dan juga beberapa asumsi yang disesuaikan dengan SNI-70652005. 4. Hasil greywater akan digunakan hanya untuk kebutuhan flushing toilet. 5. Analisis pada kerja pompa tidak memperhitungkan kerugian minor 6. Tidak ada perhitugan untuk keuntungan ekonomi, melainkan hanya keuntungan semu estimasi biaya sistem instalasi secara keseluruhan sesuai skenario yang telah dibuat. 4 I.4 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengurangan konsumsi air bersih dengan menggunakan sumber deep well. 2. Mengetahui volume greywater untuk memenuhi kebutuhan flushing toilet. 3. Melakukan perancangan yaitu Greywater Ground Tank (GWGT), Greywater Roof Tank (GWRT), dan Greywater Teatment Plant (GWTP). 4. Mengetahui daya pompa dari GWGT menuju GWRT. 5. Mengetahui keuntungan semu penggunaan greywater ketika hotel menggunakan sumber air dari PDAM, deep well maupun dari campuran keduanya. 6. Mengetahui estimasi biaya perancangan yang dikeluarkan. 7. Membuat rekomendasi berupa petunjuk teknis (guideline) konservasi air untuk perhotelan yang mengacu pada greenship rating tools. I.5 Manfaat Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat: 1. Memperkenalkan teknologi penghematan air yang berkonsep green dan telah disesuaikan dengan Greenship rating tools untuk existing building. 2. Melakukan penghematan air dengan mengurangi konsumsi air bersih untuk keperluan bangunan tersebut, sehingga bisa menggunakan sumber yang tepat untuk penggunaan yang tepat. 3. Memberikan rekomendasi yang sesuai dengan keadaan bangunan tentang teknologi pengelolaan air limbah yang dapat digunakan kembali dan diterapkan oleh hotel.