BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Aksi penyelundupan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (narkoba) merupakan salah satu bentuk tindak kejahatan transnasional. Amerika Serikat, menurut data CIA (2013), merupakan salah satu target utama dari sindikat internasional penyelundupan narkoba. Jika dilihat dari sisi geografis, letak Amerika Serikat berdekatan dengan Amerika Selatan dan mayoritas dari negara-negara di kawasan tersebut merupakan produsen bahan baku dalam pembuatan narkoba. Salah satu contohnya adalah Kolombia. Negara ini memproduksi tanaman koka, yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan narkoba1) jenis kokain, bahkan Kolombia termasuk negara produsen kokain terbesar di dunia. Hasil pengolahan tanaman koka yang telah diproses menjadi kokain kemudian didistribusikan oleh para kartel narkoba Kolombia ke Amerika Serikat, bahkan Amerika Serikat termasuk sebagai negara tujuan utama bagi kartel-kartel narkoba Kolombia. Pada tahun 1999, tercatat bahwa Amerika Serikat menjadi pasar kokain terbesar di dunia. Penyitaan narkoba jenis kokain terus ditingkatkan di Amerika Serikat, dan mayoritas hasil sitaan kokain 1) Untuk selanjutnya dalam penelitian ini istilah narkoba akan mengacu pada narkoba jenis kokain. 1 2 tersebut berasal dari Kolombia (World Drugs Report, 2001). Kondisi bahwa Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama penyelundupan narkoba dari Kolombia membuat Amerika Serikat memutuskan untuk menjalin sebuah kerjasama untuk memberantas penyelundupan tersebut. Kerjasama ini meliputi pemberian bantuan oleh Amerika Serikat dalam mendukung sebuah program pembangunan Kolombia yang bernama Plan Colombia. Menurut Acevedo et al., (2008), Plan Colombia yang bertujuan untuk mengakhiri adanya konflik bersenjata berkepanjangan, menghentikan aksi kartel-kartel narkoba, serta mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi di Kolombia, memiliki 10 elemen dalam pelaksanaannya, yaitu: 1. Strategi Ekonomi 2. Strategi Ekonomi dan Fiskal 3. Strategi Militer 4. Strategi Hukum dan HAM 5. Strategi Perlawanan Terhadap Narkoba 6. Strategi Pembangunan Alternatif 7. Strategi Partisipasi Sosial 8. Strategi Pengembangan SDM 9. Strategi Perdamaian 10. Strategi Internasional 3 Justin Delacour (2000) dalam Plan Colombia: Rhetoric, Reality, and the Press menjelaskan bahwa selain bertujuan untuk mendukung program pembangunan Kolombia, bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat bertujuan untuk memaksimalkan aksi pemberantasan terhadap penyelundupan narkoba Kolombia. Amerika Serikat berharap dengan memberikan bantuan terhadap Kolombia, implementasi Plan Colombia dapat dimaksimalkan sehingga berdampak pada penurunan intensitas penyelundupan kokain dari Kolombia ke Amerika Serikat. I.2. Rumusan Masalah Peneliti melihat suatu permasalahan yang menarik untuk diteliti lebih lanjut dari penjabaran singkat pada latar belakang. Permasalahan ini berkaitan dengan adanya keterlibatan Amerika Serikat dalam implementasi Plan Colombia yang berlangsung dari tahun 1999 hingga tahun 2005. Kemudian peneliti menetapkan sebuah research question, atau pertanyaan penelitian berupa apakah bentuk kerjasama Amerika Serikat dalam implementasi Plan Colombia dari tahun 1999 hingga tahun 2005. 4 I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kerjasama yang terjalin antara Amerika Serikat dengan Kolombia. Kerjasama ini berkaitan dengan upaya kedua negara dalam memaksimalkan pemberantasan kejahatan transnasional berupa penyelundupan narkoba. Kemudian melalui sebuah program pembangunan bernama Plan Colombia, kerjasama antara Amerika Serikat dengan Kolombia berlangsung selama enam tahun, yaitu dari tahun 1999 hingga tahun 2005. I.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memahami bentuk kerjasama yang dilakukan oleh dua negara dalam menangani kejahatan lintas negara. Pada penelitian ini kejahatan lintas negara terfokus pada penyelundupan narkoba. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan kajian lebih lanjut bagi civitas akademika yang sedang mendalami studi politik luar negeri, khususnya politik luar negeri Amerika Serikat. I.5. Tinjauan Pustaka Adanya keterlibatan Amerika Serikat dengan memberikan bantuan terhadap negara-negara di kawasan Amerika Selatan dalam memberantas penyelundupan 5 narkoba sebagai salah satu dari implementasi kebijakan luar negeri War on Drugs, merupakan sebuah isu yang cukup menarik perhatian para akademisi. Hal ini menyebabkan beberapa akademisi tertarik untuk mengkaji lebih dalam terkait pemberian bantuan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara di kawasan Amerika Selatan dari berbagai macam perspektif. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rilis Dwiantari pada tahun 2010. Dwiantari menjabarkan latar belakang Amerika Serikat menerapkan kebijakan luar negeri War on Drugs terhadap Kolombia yang juga disertai dengan pemberian dana bantuan terhadap Kolombia. Dwiantari (2010) melihat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemberian dana bantuan oleh Amerika Serikat tersebut, yaitu adanya faktor internal dan faktor eksternal. Secara umum jika dilihat dari faktor internal, Amerika Serikat merasa keamanan nasional negara terancam akibat adanya pasokan narkoba dari Kolombia yang berakibat pada rusaknya generasi penerus bangsa. Sedangkan dari faktor eksternal, Kolombia merupakan salah satu negara produsen narkoba terbesar di dunia yang, secara geografis, dekat dengan Amerika Serikat. Dwiantari (2010) menekankan penelitiannya dengan konsep keamanan nasional pada bidang pertahanan dan keamanan Amerika Serikat. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiantari (2010) memiliki kemiripan dengan peneliti terkait bentuk kerjasama Amerika Serikat. Kemiripan tersebut terletak pada penjabaran bahwa Amerika Serikat melakukan kerjasama dengan Kolombia, khususnya dalam hal pemberantasan tindak kejahatan transnasional berupa penyelundupan narkoba. Kemudian kemiripan juga ada pada pembahasan Amerika 6 Serikat yang memberikan bantuan terhadap Kolombia demi memaksimalkan pemberantasan narkoba Kolombia. Dwiantari (2010) memiliki fokus penelitian pada latar belakang mengapa Amerika Serikat turut berkontribusi dalam implementasi Plan Colombia dengan konsep keamanan nasional. Sementara dalam penelitian ini membahas tentang adanya keterlibatan Amerika Serikat dalam implementasi Plan Colombia dengan fokus pembahasannya terletak pada bentuk kerjasama Amerika Serikat dengan Kolombia dalam Plan Colombia. Kerangka dasar pemikiran dalam penelitian ini adalah teori kerjasama internasional sebagai pisau analisis utama dan didukung dengan konsep kejahatan transnasional serta keamanan nasional Amerika Serikat. Seorang akademisi lainnya, yaitu Pradiazty Ayu Inayah Putri pada tahun 2011 juga mengkaji tentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat, War on Drugs, yang diterapkan pada Meksiko melalui program Merida Initiative. Program ini merupakan wujud kerjasama keamanan antara Amerika Serikat dengan Meksiko dalam upaya kedua negara dalam memberantas penyelundupan narkoba. Kerjasama tersebut meliputi pelatihan militer, intelejensi, serta pemberian peralatan perang untuk menghadapi kartel-kartel narkoba Meksiko. Namun dengan adanya kerjasama tersebut timbul suatu permasalahan baru yaitu, keamanan masyarakat Meksiko terancam oleh meningkatnya intensitas perang, baik antar kartel narkoba maupun antara kartel narkoba dengan pasukan militer Meksiko. Penelitian Putri (2011) difokuskan pada keamanan nasional Meksiko yang banyak dipengaruhi oleh kerjasama berikut bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat pada tahun 2008. 7 Selain menggambarkan serangkaian implikasi yang diterima oleh Meksiko akibat menjalani kerjasama keamanan dengan Amerika Serikat, penelitian Putri (2011) juga menjelaskan bentuk-bentuk perlawanan Pemerintah Meksiko terhadap kartel-kartel narkoba yang semakin meluas, serta dijelaskan pula mengenai berbagai faktor yang menjadikan para mafia kartel narkoba aktor siginifikan di Meksiko. Hasil penelitian Putri (2011) ini menunjukkan bahwa sejak Merida Initiative berlangsung, masyarakat Meksiko justru mendapat ancaman tambahan akibat intensifnya perang yang terjadi dalam menghadapi kartel-kartel narkoba. Tingginya intensitas perang untuk melawan kartel-kartel narkoba menyebabkan alokasi dana dari pemerintah lebih terfokus kepada pengadaan sarana dan prasarana perang tersebut, sehingga sektor-sektor lainnya menjadi terbengkalai. Selanjutnya, Putri (2011) mendapatkan fakta ironis dalam penelitiannya bahwa terdapat kartel narkoba yang bernama La Familia yang dengan tegas menyatakan bahwa mereka melakukan perdagangan narkoba dengan salah satu tujuannya adalah untuk membiayai perlawanan terhadap Pemerintah Meksiko sebagai wujud pembelaan terhadap petani ganja di salah satu wilayah Meksiko. Tindakan ini bahkan mendapat dukungan dari sebagian masyarakat Meksiko. Terdapat kemiripan dalam penelitian oleh Putri (2011) dengan apa yang dibahas pada penelitian tentang keterlibatan Amerika Serikat dalam Plan Colombia pada tahun 1999 hingga 2005 ini, yaitu Amerika Serikat melakukan kerjasama dengan salah satu negara di kawasan Amerika Selatan demi memaksimalkan 8 kebijakan luar negeri War on Drugs, yang dalam penelitian Putri (2011) adalah Meksiko. Namun fokus pada penelitian Putri (2011) terletak pada implikasi dari kerjasama keamanan antara Amerika Serikat dengan Meksiko terhadap masyarakat Meksiko. Kemudian bentuk kerjasama yang dijabarkan adalah cenderung pada kerjasama keamanan yang mengedepankan militer sebagai instrumen utama. Demikian juga dengan kerangka pemikiran yang digunakan, Putri (2011) menggunakan konsep keamanan nasional sebagai pisau utama analisis. Sementara, peneliti membahas kerjasama antara Amerika Serikat dengan Kolombia yang juga menggunakan militer sebagai salah satu instrumen penting dalam kerjasama namun tidak terlepas dari kerjasama sosial dan ekonomi. Kemudian, berbeda dengan penelitian Putri (2011), penelitian ini menggunakan teori kerjasama internasional dengan didukung konsep kejahatan transnasional dan keamanan nasional Amerika Serikat. I.6. Kerangka Dasar Pemikiran Penelitian ini dilanjutkan dengan tinjauan berdasarkan konsep transnational crime atau kejahatan transnasional. Kejahatan transnasional pada dasarnya adalah tindak kejahatan dengan jangkauan hingga melewati batas negara (Simanungkalit, 2011). Menurut data UNODC (2006) Terdapat delapan bentuk dari kejahatan transnasional, yaitu: 9 1. Perdagangan narkoba 2. Perdagangan manusia 3. Penyelundupan imigran 4. Penyelundupan senjata ilegal 5. Perdagangan sumber daya alam 6. Perdagangan satwa liar 7. Penjualan obat-obatan palsu 8. Kejahatan melalui jaringan komputer Pada penelitian ini kejahatan transnasional terfokus pada bentuk perdagangan narkoba. Aksi perdagangan narkoba dari Kolombia ke Amerika Serikat merupakan tindak kejahatan transnasional dengan intensitas tinggi. Sebagai target utama penyelundupan narkoba jenis kokain dari Kolombia, Amerika Serikat menetapkan epidemi tersebut sebagai musuh utama bagi masyarakat (Bagley, 2008). Selain menggunakan konsep kejahatan transnasional, penelitian ini dikaji dengan menggunakan teori kerjasama internasional. Salah satunya adalah yang dipaparkan oleh Kalevi J. Holsti. Kerjasama menurut Holsti (1995) pada bukunya yang berjudul Politik Internasional: Kerangka Untuk Analisis, adalah sejumlah pemerintah negara saling mendiskusikan penyelesaian suatu masalah terkait masalah 10 nasional, regional, maupun global yang kemudian diakhiri dengan adanya persetujuan atas sebuah perjanjian atau pemahaman tertentu. Hal tersebut adalah sebuah hasil yang diasumsikan saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat. Selanjutnya, kerjasama internasional dapat didefinisikan sebagai persepsi bahwa terbentuknya sebuah produk kebijakan dari suatu negara, yang oleh negara lain diasumsikan sejalan dengan kepentingan maupun nilai-nilai tertentu dalam negaranya, dapat menjembatani kesepakatan atas serangkaian perjanjian dari negara-negara yang memiliki kesamaan tersebut, dan tentunya terkait dengan pemanfaatan keselarasan kepentingan masing-masing negara (Holsti, 1995: 209 – 214). Kerjasama internasional, menurut Barret (1998), dapat diwujudkan ketika serangkaian perencanaan kerjasama antara negara-negara yang terlibat telah memenuhi rasionalitas secara individu dan kolektif. Rasionalitas individu mengacu pada kesukarelaan negara untuk terlibat dalam suatu proses pembentukan kerjasama, dan rasionalitas kolektif mengacu pada upaya aktor masing-masing negara dalam memaksimalkan keuntungan serta potensi yang didapat dari pelaksanaan kerjasama tersebut. Kemudian terdapat dua pilar kerjasama internasional, yaitu keseimbangan kerjasama internasional dapat bertahan dengan adanya strategi resiprositas yang terjadi secara berkelanjutan dan efisiensi kerjasama internasional terjadi ketika jumlah negara yang terlibat ada pada jumlah minimal. Kerjasama yang terjalin antara Amerika Serikat dengan Kolombia terkait upaya kedua negara dalam memberantas sindikat internasional perdagangan narkoba sesuai dengan teori kerjasama 11 internasional yang dipaparkan oleh Holsti (1995) dan Barret (1998). Amerika Serikat dan Kolombia memiliki tujuan untuk memberantas kokain, persamaan tujuan tersebut menjadi rasionalitas kolektif dari kedua negara. Kemudian Amerika Serikat melihat adanya peluang untuk meminimalisir penyelundupan kokain melalui Plan Colombia, peluang tersebut merupakan rasionalitas Amerika Serikat. Pada sisi lainnya, Kolombia memerlukan bantuan dari Amerika Serikat untuk menjalankan Plan Colombia secara maksimal, hal tersebut merupakan rasionalitas Kolombia untuk menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat. Pada kerjasama internasional ini Amerika Serikat berperan sebagai negara pemberi bantuan dan Kolombia berada pada posisi negara penerima bantuan. Adanya perbadaan posisi tersebut menandakan bahwa terdapat hubungan patron-client dari kerjasama internasional antara Amerika Serikat dengan Kolombia. Patron-client adalah sebuah kerangka kerjasama yang melibatkan adanya asas resiprokal antara aktor yang berperan sebagai patron dan aktor yang berperan sebagai client. Kemudian dalam hubungan patron-client terdapat kewajiban antara patron sebagai aktor yang memiliki otoritas berdasarkan kekuasaan pada beberapa aspek seperti aspek ekonomi dan sosial dengan client sebagai aktor yang diuntungkan dari tindakan mendukung serta mematuhi patron (Gonzales-Acosta, 2007). Sebagai negara yang memberikan bantuan, Amerika Serikat merupakan negara patron atau induk, sedangkan sebagai negara penerima bantuan, Kolombia berada di posisi client atau relasi. Selanjutnya kerjasama internasional antara Pemerintah Amerika Serikat 12 dengan Pemerintah Kolombia akan dijabarkan secara lebih mendalam dengan melihat hubungan patron-client dalam kerjasama tersebut. Menurut Soherwordi (2011) terdapat lima jenis hubungan patron-client, yaitu: A. Progressive decline, ikatan patron-client antara kedua negara yang melakukan kerjasama semakin melemah karena adanya perubahan kepentingan dan kemudian menjadi saling berbeda persepsi satu sama lain. B. Sudden cessation, ikatan patron-client antara kedua negara dapat seketika berakhir karena adanya perbedaan kepentingan. C. Estranged client, ikatan patron-client antara kedua negara berlangsung dengan baik, dengan situasi bahwa negara yang berperan sebagai patron pada kerjasama tersebut tidak otoriter terhadap rekan negaranya yang menjadi client. D. Role reversal, hubungan patron-client perlahan mengalami pertukaran posisi, dengan kata lain negara yang semula berperan sebagai patron bergeser menjadi client dan sebaliknya. Pada jenis ini hubungan kerjasama antara kedua negara pada umumnya berlangsung dalam jangka relatif pendek. E. Sustainable equality, hubungan patron-client mengalami fenomena melemahnya negara yang semula berperan sebagai patron dan menguatnya negara yang berperan sebagai menjadi client, namun kondisi kerjasama tetap seimbang antar kedua negara. Kedua negara akan tetap menjalankan 13 kerjasama jika kepentingan masing-masing negara tetap sejalan dan hubungan ini berlangsung secara berkelanjutan. Terdapat beberapa karakteristik dalam hubungan kerjasama berupa patronclient. Menurut Carney dalam Soherwordi (2011) hubungan kerjasama patron-client memiliki tiga karakteristik utama, yaitu: 1. Perbedaan kapabilitas militer antara negara-negara yang terlibat dalam kerjasama 2. Negara yang bertindak sebagai relasi dalam kerjasama memiliki peranan penting bagi negara yang bertindak sebagai induk kerjasama 3. Aspek penting dari hubungan patron-client melibatkan persepsi mengenai hubungan tersebut oleh berbagai pihak lain Ketiga karakterisitik tersebut menandakan adanya perbedaan kekuasaan antara dua negara serta dominasi bangsa yang lebih kuat terhadap bangsa yang dianggap lebih lemah (Soherwordi, 2011). Hal tersebut sesuai dengan kerjasama internasional yang dilakukan oleh Amerika Serikat dengan Kolombia. Sesuai dengan karakteristik pertama dalam hubungan patron-client, kekuatan militer Amerika Serikat berbeda dengan kekuatan militer Kolombia. Perbedaan ini dapat dilihat dari kemampuan Amerika Serikat dalam memberikan bantuan militer kepada Kolombia sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap pelaksanaan Plan Colombia, dan 14 bantuan militer yang diberikan antara lain seperti pelatihan militer serta penyediaan persenjataan (Plan Colombia Progress Report, 2006). Sementara di sisi lain, sebelum Plan Colombia mulai dilaksanakan, kondisi militer Kolombia dapat dikategorikan sebagai militer yang lemah dan pasukan militer Kolombia tidak sanggup menghadapi ancaman dari kelompok radikal seperti Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia (FARC) serta kartel-kartel narkoba (CRS Report for Congress, 2001). Kondisi tersebut membuat Kolombia sangat membutuhkan bantuan militer dari Amerika Serikat sebagai induk kerjasama dalam pelaksanaan Plan Colombia. Kolombia yang merupakan negara client tentunya, sesuai dengan karakteristik kedua dalam hubungan patron-client, turut memiliki peranan penting bagi Amerika Serikat. Kolombia, dengan kondisi bahwa Kolombia merupakan salah satu negara produsen kokain, mengalami kendala dalam melakukan pemberantasan permasalahan narkoba dan kendala yang dihadapi oleh Kolombia memiliki kerterkaitan dengan lemahnya pertahanan Kolombia dalam menghadapi kartel-kartel narkoba, (UNODC, 2006). Amerika Serikat melihat bahwa kendala yang dialami oleh Kolombia dapat diatasi melalui pemberian bantuan asing, sehingga menjadi penting bagi Amerika untuk melakukan kerjasama internasional dengan Kolombia. Melalui kerjasama internasional tersebut, maka upaya Kolombia akan lebih maksimal dalam memberantas narkoba, dan akan berdampak pada penurunan tingkat penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat. 15 Kerjasama internasional yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Kolombia turut menimbulkan persepsi dari pihak lain diluar negara pelaku kerjasama. Adanya reaksi dari pihak selain kedua negara tersebut sesuai dengan karakteristik ketiga dalam hubungan patron-client. Scott (2003) menjelaskan bahwa persepsi ini berasal dari negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa, negara-negara tersebut mengkritik bahwa adanya keterlibatan Amerika Serikat dalam Plan Colombia adalah untuk melancarkan kepentingan Amerika Serikat atas Kolombia dengan menggunakan pendekatan militer. Kritik dari Uni Eropa tersebut muncul ketika fokus utama Plan Colombia yang pada awalnya adalah mempromosikan perdamaian Kolombia mulai bergeser menjadi pemberantasan narkoba. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan konsep national security atau keamanan nasional. Keamanan nasional pada penelitian ini difokuskan pada konsep keamanan nasional Amerika Serikat. Keamanan nasional Amerika Serikat menurut Sarkesian et al., (2008) adalah kemampuan institusi-institusi nasional Amerika Serikat dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap gangguan bagi masyarakat. Pada kaitannya dengan penelitian ini adalah keamanan nasional Amerika Serikat mendapat ancaman dari bahaya narkoba yang diselundupkan dari Kolombia. 16 I.7. Metode Penelitian Penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut John T. Ishiyama dan Marijke Breuning (2013), metode penelitian deskriptif kualitatif merupakan proses penelitian yang disertai dengan adanya konstruksi gambaran kompleks dan menyeluruh terkait suatu fenomena tertentu. Penelitian dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif tentang isu-isu sosial dari berbagai sudut pandang. Bentuk keterlibatan Amerika Serikat dalam Plan Colombia dijabarkan secara spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2012), data sekunder adalah sekumpulan data yang didapatkan oleh peneliti berdasarkan hasil pengolahan pihak lain. Selanjutnya data-data untuk penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen resmi terkait dengan bahasan pada penelitian yang didapatkan oleh peneliti melalui metode studi dokumentasi. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan serangkaian data resmi dari dokumen yang ada, khususnya adalah yang berhubungan dengan pemaparan teori kerjasama internasional, hubungan patron-client, kejahatan transnasional, keamanan nasional Amerika Serikat, dan Plan Colombia. Data-data tersebut dikumpulkan melalui media cetak maupun elektronik serta portal resmi, seperti portal resmi milik CIA dan UNODC. Dalam studi dokumentasi ini data-data tersebut digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan gambaran situasi yang terjadi antara Amerika Serikat dan Kolombia sehubungan dengan upaya kedua negara untuk 17 meminimalisir peredaran narkoba. Selanjutnya peneliti mengumpulkan data lengkap mengenai keterlibatan Amerika Serikat dalam Plan Colombia pada tahun 1999 hingga tahun 2005. Data-data yang telah terkumpul dianalisis lebih mendalam oleh peneliti untuk kemudian disusun secara sistematis dalam penelitian ini agar mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Unit analisis dalam penelitian ini ada pada peranan Pemerintah Amerika Serikat terkait keterlibatannya dalam Plan Colombia. Pemerintah Amerika Serikat melakukan kerjasama internasional dengan Pemerintah Kolombia melalui implementasi Plan Colombia. Penelitian ini menjabarkan secara spesifik mengenai bentuk kerjasama internasional antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Kolombia dalam implementasi Plan Colombia sejak tahun 1999 hingga tahun 2005. I.8. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini, secara sistematis dibagi dalam empat bab yaitu: BAB I. Pendahuluan Pada BAB I peneliti menjelaskan mengenai latar belakang judul penelitian, rumusan permasalahan yang dijawab pada rangkaian bab selanjutnya, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan penjabaran tinjauan pustaka dari hasil penelitian oleh para peneliti terdahulu terkait dengan topik yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini. Selanjutnya adalah penjelasan umum mengenai teori dan konsep-konsep yang digunakan untuk menganalisa keterlibatan 18 Amerika Serikat dalam Plan Colombia. Penjelasan umum tersebut bertujuan untuk mendapatkan sebuah gambaran umum penelitian, kemudian bab ini ditutup dengan penjelasan metode penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. EPIDEMI KOKAIN DARI KOLOMBIA KE AMERIKA SERIKAT Pada BAB II peneliti menjelaskan tentang penyelundupan narkoba khususnya dari Kolombia ke Amerika Serikat dibahas secara spesifik. Kemudian dilanjutkan dengan dampak yang dialami Amerika Serikat akibat penyelundupan tersebut. Penjabaran ini dilengkapi dengan grafik-grafik untuk mempermudah pemahaman terhadap bagaimana narkoba menjadi masalah yang krusial bagi Amerika Serikat. Kemudian dijelaskan juga bagaimana epidemi narkoba dari Kolombia berdampak negatif sehingga Amerika Serikat berupaya untuk melakukan kerjasama dengan Kolombia demi memberantas penyelundupan narkoba. Pada bagian akhir dalam bab ini dibahas bagaimana demi memaksimalkan upaya pemberantasan narkoba, Amerika Serikat memutuskan untuk melakukan kerjasama internasional dengan Kolombia melalui implementasi Plan Colombia. 19 BAB III. KETERLIBATAN COLOMBIA AMERIKA SEBAGAI SERIKAT BENTUK DALAM PLAN PEMBERANTASAN PERDAGANGAN NARKOBA KOLOMBIA TAHUN 1999 – 2005 Pada BAB III dijelaskan jawaban dari pertanyaan penelitian ini, yaitu bentuk kerjasama Amerika Serikat yang terjadi dalam implementasi Plan Colombia dari tahun 1999 hingga tahun 2005. Sebelum masuk pada jawaban dari pertanyaan penelitian, bab ini diawali dengan keseluruhan tentang Plan Colombia. Kemudian dilanjutkan dengan rincian bentuk kerjasama Amerika Serikat dalam Plan Colombia pada tahun 1999 hingga tahun 2005. Pemaparan dalam bab ini dijelaskan dengan spesifik mengenai segala upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam membantu implementasi Plan Colombia. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang keterkaitan antara teori dan konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti dengan jawaban pertanyaan penelitian. Fokusnya terletak pada penjabaran bentuk kerjasama internasional dengan melihat hubungan patron-client antara Amerika dengan Kolombia. BAB IV. Penutup Sebagai penutup, BAB IV diisi dengan penulisan kesimpulan dari apa yang sudah dijabarkan oleh peneliti pada ketiga bab sebelumnya. Kemudian kesimpulan dalam bab ini memenuhi manfaat penelitian yang telah disebutkan dalam penulisan BAB I. Dalam penulisan kesimpulan, peneliti tidak mencetuskan hal baru selain apa 20 yang sudah dibahas pada ketigabab sebelumnya, namun pada bab ini dapat memberikan gambaran, atau ide, atau gagasan baru yang mungkin dapat memberi inspirasi dalam penelitian berikutnya.