IPA - repository@UPI

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan
kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana
alam semesta ini berjalan dengan segala keteraturannya. Salah satu bagian dari
IPA adalah Fisika. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana
fenomena-fenomena alam dapat terjadi. Hal ini menjadi suatu hal yang dapat
membuat manusia tertarik untuk mempelajari fisika lebih dalam lagi, karena
dengan mempelajari fisika manusia akan dapat mengetahui bagaimana suatu
fenomena dapat terjadi, apa rahasia dibalik terjadinya hal tersebut.
Mempelajari fisika sebagai bagian dari IPA sudah dimulai saat manusia
masuk sekolah dasar. Disini siswa diperkenalkan IPA terlebih dahulu, yang
mencakup fisika, biologi, dan kimia didalamnya. Selanjutnya pada tingkat SMP,
disini fisika mulai diperkenalkan sebagai bagian dari IPA yang mulai dipelajari
terpisah oleh siswa dan termasuk kedalam IPA Terpadu. Pada tingkat SMP siswa
mulai mempelajari fisika lebih dalam dibandingkan saat di sekolah dasar. Pada
tingkat SMP siswa mendapatkan konsep fisika yang harus benar-benar siswa
kuasai sebagai bekal untuk mempelajari fisika pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi lagi di tingkat SMA. Sehingga pemahaman dan penguasaan konsep fisika
pada tingkat SMP sangat penting. Proses pemahaman dan penguasaan konsep
fisika sebaiknya tidak dilakukan dengan menghafal rumus dan teori. Akan tetapi
kebanyakan siswa cenderung belajar fisika dengan cara menghafal saja, tanpa
mempelajari lebih lanjut untuk menguasai konsepnya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Thomas F. Staton yang menyatakan bahwa :
Kebanyakan di antara ahli-ahli psikologi dan guru-guru memandang belajar
itu sebagai kelakuan yang berubah. Definisi yang praktis ini mengadakan
pemisahan pengertian yang tegas antara pengertian proses belajar dan kegiatan
yang semata-mata bersifat hafalan. Mempelajari, dalam arti memahami faktafakta sama sekali berlainan daripada menghafal fakta-fakta. Banyak pengajar
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
kurang sepenuhnya menyadari perbedaan tersebut. Suatu program pengajaran
seharusnya memungkinkan terciptanya suatu lingkungan yang memberi peluang
untuk berlangsungnya proses belajar yang efektif.
Dari kutipan di atas, jelas terlihat bahwa saat ini metode belajar yang
diterapkan di sekolah secara tidak langsung membuat siswa hanya menghafal apa
yang guru sampaikan saja. Fisika sebagai bagian ilmu pengetahuan alam yang
sudah diperkenalkan dari semenjak sekolah dasar dan berisi fakta-fakta tentang
alam semesta, hanya dihafalkan saja oleh siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa
hanya melihat fisika sebagai ilmu hafalan rumus-rumus yang tidak berkaitan
dengan alam semesta. Dengan hanya menghafal saja, hasil yang diharapkan dari
pembelajaran fisika menjadi tidak maksimal
Di SMP siswa sudah mulai diperkenalkan dengan materi IPA yang lebih
kompleks dari SD. Pada tingkat SMP, IPA disini adalah IPA terpadu yang mana
terdapat beberapa bagian ilmu, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi. Pembelajaran
IPA di tingkat SMP sendiri memiliki tujuan diantaranya :
1. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep,
dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
Dari kedua tujuan pembelajaran IPA pada tingkat SMP diatas, secara
singkatnya siswa diharapkan dapat memahami bagaimana IPA untuk dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apabila hal ini dapat dicapai
oleh siswa maka hasil belajar IPA dapat tercapai dengan baik, begitupun dengan
fisika yang merupakan bagian dari IPA. Menurut Sumoharjo (Soemantri ,2011)
menyatakan bahwa :
Hasil belajar merupakan suatu indikator dari perubahan yang terjadi pada diri
siswa setelah mengalami proses belajar dimana untuk mengungkapnya
biasanya menggunakan suatu alat penilaian yang ditetapkan sekolah oleh guru.
Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar merupakan nilai yang
diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Selain itu dari tujuan dari pembelajaran IPA diatas tidak hanya
menekankan pada hasil belajar pada ranah kognitif yang harus tercapai dengan
baik, tapi juga diharapkan terbentuk sikap-sikap yang baik dari pembelajaran
tersebut. Fisika yang merupakan bagian dari IPA sangat berperan dalam mencapai
tujuan pembelajaran IPA diatas. Dengan pembelajaran eksperimen dalam fisika
layaknya seorang ilmuwan, diharapkan siswa dapat mengembangkan sikapnya
menjadi lebih baik.
IPA sangat erat kaitannya dengan seorang ilmuwan yang melakukan
eksperimen dengan prinsip kerja ilmiah. Dalam bekerja ilmiah seorang ilmuwan
harus memiliki sikap-sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang
diharapkan muncul dan terbentuk dari hasil proses pembelajaran IPA dan diikuti
dengan metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan saat melakukan suatu
eksperimen. Sikap ilmiah pun diharapkan dapat tumbuh pada sikap siswa dengan
dilaksanakannya suatu pembelajaran eksperimen di dalam kelas.
Sedangkan
menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada
dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka
melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain
kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan
suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.”
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006, yang menyatakan
bahwa :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka pembelajaran IPA
seharusnya merupakan proses penemuan fakta, konsep, dan prinsip, kemudian
siswa memahami dan menguasainya, kemudian diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, untuk dapat menghasilkan hasil dari belajar fisika yang baik dan
sesuai tujuan tersebut, selain itu dalam prosesnya diharapkan pula berkembang
sikap-sikap ilmiah dalam diri siswa. Akan tetapi setelah dilakukan analisis
terhadap hasil angket pada studi pendahuluan terhadap siswa SMP di Bandung
untuk kelas VIII, diperoleh informasi bahwa :
1. Siswa SMP kelas VIII 82,86 % kurang menyukai proses pembelajaran fisika
yang cenderung ceramah saja, karena sekitar 68,57% lebih menyukai
pembelajaran fisika dengan eksperimen. Akibatnya mereka cenderung
menghafal dalam mempelajari fisika.
2. Nilai rata-rata UTS fisika pada semester satu untuk keseluruhan kelas VIII
tergolong rendah, yaitu 5,2 masih sangat jauh di bawah KKM yaitu7,0. Hal ini
menunjukan hasil belajar fisikanya masih rendah.
3. Sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa SMP kelas VIII diantaranya tanggung
jawab, dan disiplin, sedangkan sikap ilmiah yang masih belum dimiliki siswa
SMP kelas VIII adalah rasa ingin tahu, teliti, kerja sama, berpikir kritis, jujur,
dan objektif.
Dari hasil studi pendahuluan tersebut maka dapat diambil kesimpulan
bahwa siswa cenderung kurang menyukai proses pembelajaran fisika, karena
dalam proses pembelajarannya hanya ceramah saja, sehingga mereka dalam
mempelajarinya hanya menghafal saja, dan akibatnya sikap ilmiah yang
diharapkan muncul pada siswapun tidak ada. Dari hasil observasi yang sama juga
terdapat pemecahan masalah yang dapat digunakan, yaitu dari hasil bahwa siswa
SMP lebih suka mempelajari fisika lewat eksperimen atau demonstrasi dengan
persentase 68,57 % dibandingkan hanya mendengarkan saja. Maka dari itu solusi
dari masalah pada hasil belajar fisika yang rendah dan menumbuhkan sikap ilmiah
adalah dengan melakukan metode eksperimen pada pembelajaran.
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Dari kutipan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2006, yang menyatakan
bahwa IPA merupakan proses penemuan sesuatu. Sehingga dalam proses
pembelajaran langkah awalnya adalah bagaimana siswa dapat melakukan metodemetode ilmiah diikuti sikap ilmiah sebagai proses penemuan fakta, konsep, dan
teori dalam IPA.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81)
menyatakan bahwa :
Metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains,
karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa
diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur
kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Berdasarkan kutipan di atas maka metode eksperimen pada proses
pembelajaran fisika sangatlah tepat. Selain itu fisika merupakan ilmu alam yang
harus disertai dengan suatu eksperimen dalam proses pembelajarannya. Melalui
metode eksperimen ini siswa akan menemukan konsep-konsep fisika sendiri,
sehingga diharapkan hasil belajar fisikanya akan lebih baik. Dengan metode
eksperimen ini pun pembelajaran akan bermakna karena siswa terlibat langsung
dalam proses penemuan konsepnya. Dengan melakukan suatu eksperimen berarti
siswa melakukan langkah-langkah metode ilmiah pada prosesnya, dengan
demikian diharapkan dapat muncul pula sikap ilmiah pada diri siswa tersebut,
sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Selain itu IPA yang merupakan
proses dari penemuan pun diharapkan dapat dilakukan oleh siswa dengan metode
eksperimen ini. Melalui penerapan metode ini pula diharapkan siswa menjadi
lebih tertarik untuk mempelajari fisika. Siswa pun bukan hanya menghafal saja
materi fisika, tetapi telah menemukan materi fisika lewat eksperimen yang ia
lakukan sendiri.
Dalam prosesnya nanti siswa dihadapkan pada suatu permasalahan
eksperimen yang guru belum selesaikan, untuk kemudian siswa berhipotesis
mengenai hasil eksperimen tersebut, dan membuktikannya. Sehingga metode
eksperimen ini diikuti oleh metode diskusi, dimana “Metode diskusi adalah cara
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas
dan dipecahkan bersama.” (Syaiful Bahri, 2006:87)
Kedua
metode
pembelajaran
ini
digabungkan
menjadi
metode
Experimenting and Disscussion (ED). Langkah-langkah Metode Experimenting
and Discussion (ED) pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Guru mengawali pertemuan dengan melakukan percobaan di depan kelas.
b. Siswa diminta untuk memprediksi hasil percobaan dan mencatatnya.
c. Siswa memberikan penjelasan dari prediksi hasil percobaan dan siswa
dikelompokkan berdasarkan prediksinya.
d. Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan prediksinya.
e. Siswa mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasil percobaan.
f. Siswa menyusun laporan percobaan.
g. Siswa mempresentasikan laporan percobaan, kemudian berdiskusi antar
kelompok.
Metode Experimenting and Disscussion (ED) ini pernah diterapkan di
suatu sekolah menengah atas di Kroasia selama satu semester penuh di siswa
tingkat akhir. Dari hasil penerapan metode tersebut, terdapat perubahan pada
sikap dan keyakinan siswa. Diharapkan metode ini juga dapat berpengaruh positif
terhadap hasil belajar ranah kognitif dan pembentukan sikap ilmiah siswa SMP di
Indonesia. Sehingga dari uraian latar belakang di atas penulis mengambil judul
pada penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Metode Experimenting and
Discussion (ED) dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Fisika dan Sikap
Ilmiah Siswa SMP ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan pada
penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh metode penerapan Experimenting and
Disscussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap
ilmiah siswa SMP.
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan
berikut :
1. Apakah dengan penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam
pembelajaran di kelas eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar fisika
menjadi lebih baik dibandingkan dengan kelas konvensional ?
2. Bagaimanakah pengaruh penerapan metode Experimenting and Disscussion
(ED) dalam pembelajaran terhadap pembentukan sikap ilmiah siswa ?
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini agar masalah yang akan diteliti tidak meluas, maka
dibatasi seperti berikut ini :
1. Hasil belajar pada ranah kognitif meliputi aspek C1-C4 taksonomi Bloom yang
dilihat dengan hasil tes berupa pilihan ganda 20 soal.
2. Pembentukan sikap ilmiah dilihat dengan angket yang siswa isi sendiri.
Adapun sikap ilmiah yang akan dilihat pembentukannya mengacu pada teori
sikap ilmiah Harlen, yang difokuskan pada sikap ingin tahu, sikap
bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap
ketekunan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh penerapan Experimenting and Disscussion (ED) dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa.
Sedangkan tujuan khususnya adalah :
1. Mengetahui bagaimana pengaruh penerapan metode Experimenting and
Disscussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar fisika
dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional
2. Mengetahui bagaimana pengaruh metode penerapan Experimenting and
Disscussion (ED) dalam pembelajaran terhadap pembentukan sikap ilmiah
siswa.
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis harap ada beberapa kegunaan, yaitu :
1. Bagi peneliti dapat mengetahui permasalahan apa yang dialami siswa SMP
dalam belajar fisika dan solusi metode pembelajarannya.
2. Bagi guru bidang studi dapat dijadikan alternatif solusi untuk memecahkan
masalah hasil belajar fisika yang rendah dan sikap ilmiah siswa yang kurang
berkembang.
3. Bagi siswa yang menjadi sampel penelitian sendiri akan berguna pada hasil
belajar fisika dan juga sikap ilmiah mereka.
4. Bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian, diharapkan dengan penelitian
ini dapat menjadi inspirasi bagi penelitian selanjutnya
F. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu ;
a. Variabel bebas
: metode Experimenting and Disscussion
b. Variabel terikat
: hasil belajar dan sikap ilmiah.
G. Definisi Operasional
1. Metode Experimenting and Discussion (ED) merupakan suatu metode
pembelajaran yang menggabungkan metode experimenting dan metode
discussion. Langkah metode ED yaitu guru mengawali pertemuan dengan
melakukan percobaan di depan kelas kemudian siswa diminta untuk
memprediksi hasil percobaan dan mencatatnya. Setelah itu, siswa diminta
untuk memberikan penjelasan dari prediksinya kemudian dikelompokkan
berdasarkan prediksinya. Untuk membuktikan prediksinya, siswa melakukan
percobaan. Setelah percobaan selesai, siswa menyusun laporan percobaan dan
mempresentasikan laporan percobaan. Pada saat mempresentasikan laporan
percobaan diharapkan terjadi diskusi antar kelompok. Instrumen metode
Experimenting and Discussion (ED) menggunakan format lembar observasi
keterlaksanaan metode Experimenting and Discussion (ED).
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
2. Hasil belajar adalah pencapaian siswa dari suatu proses pembelajaran yang
telah mereka ikuti. Sehingga pencapaian disini baik berupa pengetahuan siswa
(kognitif), sikap yang muncul dan berkembang (afektif), dan juga keterampilan
gerak tubuh (psikomotorik). Untuk ranah kognitif dikenal dikenal Taksonomi
Bloom. Taksonomi Bloom ada enam tingkatan C (Cognitif), yaitu dari C1-C6,
dimana C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan)., C4 (analisis), C5
(sintesis), dan C6 (evaluasi). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dilihat
yaitu pada ranah kognitif meliputi aspek dari C1-C4, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan analisis.
3. Sikap ilmiah adalah sikap-sikap yang diharapkan muncul dan terbentuk dari
hasil proses pembelajaran IPA atau sains dan diikuti dengan metode ilmiah.
Sikap ilmiah ini diukur dengan menggunakan angket sikap ilmiah yang berupa
pernyataan yang mencerminkan sikap siswa mengenai sikap ilmiah yang
mereka miliki. Meliputi sikap ingin tahu, sikap bekerjasama, sikap refleksi
kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap ketekunan.
H. Hipotesis Penelitian
H0 : Penerapan metode Experimenting and Discussion (ED) dalam pembelajaran
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar fisika
siswa dengan kata lain tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar fisika
siswa secara signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan
penerapan metode Experimenting and Discussion (ED) dengan siswa yang
mendapat pembelajaran konvensional. (μ1 = μ2)
H1 : Penerapan metode Experimenting and Discussion (ED) dalam pembelajaran
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa
dengan kata lain penerapan metode Experimenting and Discussion (ED) dalam
pembelajaran secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa
dibanding dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. (μ1 > μ2)
Dewi Elyani Nurjannah, 2013
Pengaruh Penerapan Metode Experimenting And Discussion (Ed) Dalam Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Smp
universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download