faktor resiko yang tidak dapat diubah yang berhubungan dengan

advertisement
FAKTOR RESIKO YANG TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS)
DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS
PERIODE JANUARI – DESEMBER 2014
Maria Yunita Indriarini.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.M.B.
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner diperkirakan 30% menjadi penyebab kematian di seluruh dunia, dan
penyebab kematian utama di Indonesia. Terjadi peningkatan kejadian ACS di RS. Santo Borromeus
Bandung, pada tahun 2012 sebanyak 198 kasus, tahun 2013 menjadi 227 kasus. Penyakit Jantung
koroner mempunyai banyak faktor resiko, diantaranya adalah faktor resiko yang tidak dapat diubah
yaitu : ras, jenis kelamin, usia dan genetic. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor resiko yang
tidak dapat diubah yang berhubungan dengan kejadian ACS di RS. Santo Borromeus periode Januari –
Desember 2014. Metode penelitian yang digunakan survey analitik, dengan desain cross sectional.
Pengambilan sampel secara total sampling, didapatkan 222 responden, dengan menggunakan daftar
tilik terhadap faktor resiko kejadian ACS dan uji analisis menggunakan uji Chi – Square. Hasil
penelitian didapatkan faktor resiko yang tidak dapat diubah yang berhubungan dengan kejadian ACS
adalah usia (p=0.038). Faktor resiko yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin (p = 0.100) dan
faktor keturunan (p= 0.701). Perlu dilakukan penelitian lanjutan utk mengetahui hubungan antara
faktor resiko lainnya dengan kejadian penyakit jantung koroner khususnya pada usia muda dan
mengambil jumlah sampel penelitian yg lebih besar, dengan desain penelitian yang berbeda (kohort)
dengan pendekatan case control.
Kata Kunci : ACS, faktor resiko, penyakit jantung koroner.
PENDAHULUAN
Yuliani, 2014 menyampaikan bahwa Penyakit
Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung
yang terutama disebabkan karena penyempitan
arteri koroner akibat proses atherosclerosis
atau spasme atau karena kedua-duanya.
Zahrawardani, 2013 menyatakan bahwa
penyakit jantung koroner telah menjadi
penyebab kematian utama di Indonesia.
American Heart Association (AHA) dalam
Stroke Statistic 2010, mengatakan bahwa
setiap 25 detik, terdapat satu orang yang
mengalami penyakit jantung koroner, dan
setiap menit terjadi satu kematian koroner
yang disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011
pada tahun 2015, memperkirakan kematian
penyakit jantung dan pembuluh darah
meningkat menjadi 20 juta.
AHA, 2015 menyatakan bahwa Di Amerika
serikat diperkirakan satu dari tujuh kematian,
disebabkan karena penyakit jantung serta
penyakit jantung ini menjadi penyebab utama
kematian
pada
wanita
dibandingkan
disebabkan karena seluruh kanker. Penyakit
jantung
koroner
tidak saja
menjadi
permasalahan di Negara Amerika, namun juga
bagi Negara berkembang, penyakit jantung
koroner menjadi penyebab kematian dan
disabilitas yang menghabiskan biaya yang
banyak dibandingkan penyakit yang lain
(WHO, 2015). Data dari Balitbangkes,
Kemenkes 2014 menyebutkan bahwa 10
penyebab kematian tertinggi di Indonesia
didapatkan data dari 41.590 kematian di
Indonesia pada periode Januari – Desember
2014, baik untuk laki-laki maupun perempuan,
didapatkan penyakit jantung dan pembuluh
darah menempati urutan ke-2 setelah stroke.
62
Indrawati (2014) menyampaikan bahwa
berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia
(WHO) tahun 2008 untuk wilayah Asia
Tenggara ditemukan 3,5 juta kematian
penyakit kardiovaskular, 52% diantaranya
disebabkan oleh penyakit infark miokard.
Faktor resiko sangat berperan penting untuk
terjadinya penyakit jantung koroner. Apabila
faktor risiko dapat diketahui, maka akan lebih
mudah
untuk
dilakukannya
tindakan
pencegahan. Faktor resiko di bagi menjadi
modifiable,
yang
dapat diubah
dan
nonmodifiable, yang tidak dapat diubah.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Gambaran Usia
GAMBARAN USIA (n = 222)
7%
93%
≥ 45 tahun
˂ 45 tahun
Jumlah penderita penyakit jantung di RS.
Santo Borromeus pada tahun 2012 sebanyak
381 penderita, 198 orang diantaranya adalah
dengan ACS, sedangkan pada tahun 2013
sebanyak
440
penderita, 227 orang
diantaranya adalah dengan ACS. Sedangkan
pada tahun 2014 sebanyak 441 penderita, dan
222 orang diantaranya dengan ACS.
METODE
Penelitian ini dilakukan di bagian Rekam
Medik rawat inap RS. Santo Borromeus
Bandung. Sampel adalah seluruh rekam medic
pasien yang terdata di rekam medic rawat inap
periode Januari – Desember 2014 yang
terdiagnosa ACS, dengan menggunakan tehnik
total sampling, didapatkan 222 sampel.
Penelitian ini bersifat analitik, dengan desain
cross sectional. Data yang dikumpulkan
meliputi data sekunder yang diambil dari data
rekam medic dengan menggunakan daftar
tilik. Analisis yang digunakan adalah analisis
Univariat, dan analisis Bivariat dengan uji
Chi-square. Seluruh proses pengolahan dan
analisis
data
menggunakan
system
komputerisasi. Variabel dependen adalah
kejadian ACS, dan variabel independen adalah
faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi,
meliputi : usia, jenis kelamin, dan keturunan,
Gambar 1. Distribusi sampel berdasarkan
usia
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa
dari 222 sampel penelitian, pasien yang
berusia ≥ 45 tahun sebanyak 206 pasien (93%)
dan pasien yang berusia ˂ 45 tahun sebanyak
16 pasien (7%).
Gambaran Jenis Kelamin
Gambar 2. Distribusi sampel berdasarkan
jenis kelamin
Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa
dari 222 sampel penelitian, ada 176 pasien
berjenis kelamin pria (79,3%) dan 46 pasien
berjenis kelamin wanita (20,7%).
63
Gambaran keturunan
Jenis
Ke lamin
Pria
Wanita
Ke turunan
Tidak
Ya
99
19
45
8
77
27
35
12
176
46
80
20
0.100
46
72
21
32
37
67
17
30
83
139
38
62
0.701
* Bermakna pada p ˂ 0.05
Gambar 3. Distribusi Sampel Berdasarkan
Faktor Keturunan
Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui bahwa
dari 222 sampel penelitian, ada 83 pasien yang
tidak memiliki faktor keturunan (37,4%) dan
139 pasien yang memiliki faktor keturunan
(62,6%).
Gambaran Kejadian ACS
GAMBARAN KEJADIAN ACS
(n = 222)
47%
(104)
53%
(118)
STEMI
NSTE
Gambar 4. Distribusi Sampel Berdasarkan
Kejadian ACS
Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui bahwa
dari 222 sampel penelitian, ada 104 pasien
yang mengalami STEMI (47%) dan 118
pasien yang mengalami NSTE-ACS (53%).
Analisis Bivariat
Tabel 1. Hubungan faktor resiko yang tidak
dapat dimodifikasi (Nonmodifiable) yang
berhubungan dengan kejadian ACS
Faktor
Resiko
Usia
≥ 45
thn
˂ 45
thn
STEMI
f
%
Ke jadian ACS
NSTE-ACS
f
%
10
5
101
3
13
47
6
46
1
TOTAL
f
%
206
16
93
7
Berdasarkan uji statistic pada table 1,
didapatkan nilai p ˃ 0.05 pada faktor jenis
kelamin (p=0.100), dan keturunan (p=0.701),
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
jenis kelamin, dan keturunan dengan kejadian
ACS. Sedangkan nilai p˂0.05 terdapat pada
faktor usia (p= 0.038), sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan faktor usia dengan
kejadian ACS.
Pembahasan
Hasil uji statistik penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Zahrawardani
(2013) yang menunjukkan adanya hubungan
antara usia dengan kejadian Penyakit Jantung
Koroner (p = 0,019). Hal ini berbeda dengan
hasil penelitian Yuliani, (2014) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara usia dengan kejadian PJK (p = 0,342).
Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan
oleh Sorrentino MJ dalam Cholesterol
reduction to prevent CAD yang dikutip oleh
Yuliani, (2014), bahwa risiko PJK terjadi pada
pria yang berusia ≥ 55 tahun dan pada wanita
berusia ≥ 45 tahun yang berlaku jika onset
menopause normal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Lemone &
Burke (2008), yang menyatakan bahwa usia
merupakan faktor resiko yang tidak dapat
diubah, lebih dari 50% serangan jantung
berusia 65 tahun keatas, hal ini sesuai dengan
hasil penelitian dimana pasien yang berusia ≥
45 tahun sebanyak 206 pasien (93%).
Hasil uji statistik penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Zahrawardani
(2013) yang menunjukkan tidak adanya
hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian Penyakit Jantung Koroner (p =
0,293).
Nilai p
0.038*
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
Yuliani, (2014) yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan kejadian PJK (p = 0,000).
64
Pada laki-laki morbiditas akibat PJK adalah
dua kali lebih besar daripada wanita dan
terjadi hampir 10 tahun lebih dini
dibandingkan dengan wanita. Hal ini terkait
dengan adanya Estrogen endogen yang bersifat
protektif pada wanita.
3.
4.
5.
Hasil penelitian ini berbeda dengan Lemone &
Burke (2008), yang menyatakan bahwa
seorang pria yang memiliki riwayat keluarga
CHD, maka akan beresiko terkena serangan
pada usia yang lebih muda dari usia 55 tahun,
sedangkan pada wanita akan beresiko
terserang kurang dari usia 65 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 139 pasien
memiliki faktor keturunan (62,6%), namun
hasil uji statistic tidak ada hubungan dengan
ACS (p=0,701).
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan faktor resiko : Usia (p=0.038)
dengan kejadian ACS di RS Santo Borromeus
periode Januari-Desember 2014. Tidak
terdapat hubungan antara faktor resiko : Jenis
kelamin, dan keturunan, dengan kejadian
ACS di RS Santo Borromeus periode JanuariDesember 2014.
Perlu dilakukan pencatatan rekam medis
pasien yang lebih lengkap terkait dengan
faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya
gangguan pada sistem Kardiovascular, agar
dapat dilakukan penelitian menggunakan data
sekunder dengan rentang waktu yang lebih
lama. Selain itu perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui hubungan antara
faktor resiko lainnya dengan kejadian penyakit
jantung koroner khususnya pada usia muda
dengan mengambil jumlah sampel penelitian
yang lebih besar, dan desain penelitian yang
berbeda (kohort) melalui pendekatan case
control.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.
Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta :
Jakarta.
Dahlan. M.S (2008). Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat Dilengkapi
Aplikasi dengan Menggunakan SPSS.
Seri Evidence Based Medicine 1. Edisi 3.
Salemba Medika : Jakarta.
13.
14.
Dharma., K.K (2011). Metodologi
Penelitian
Keperawatan.
Panduan
melaksanakan dan menerapkan hasil
penelitian. Trans Info Media : Jakarta.
Hastono. S.P. (2007). Analisis Data
Kesehatan. FKM-UI. Diktat.
Hidayat, A.A. (2007). Metode Penelitian
Keperawatan dan Tehnik Analisis Data.
Salemba Medika : Jakarta.
Ignatavicius Donna. D & Workman.M.L
(2013). Medical Surgical Nursing :
Patient centered collaborative care , 7
Edition. Elsevier Saunders : Missouri.
Indrawati. L (2014). Hubungan Antara
Pengetahuan, Sikap, Persepsi, Motivasi,
Dukungan
Keluarga
Dan Sumber
Informasi Pasien Penyakit Jantung
Koroner Dengan Tindakan Pencegahan
Sekunder Faktor Risiko (Studi Kasus Di
Rspad Gatot Soebroto Jakarta). Dalam
http://download.portalgaruda.org. diakses
tgl 25/11-2015.
Lemone
& Burke (2008),Medical
Surgical Nursing,Critical Thinking in
Client Care. Fourth Edition, Pearson
Prentice hall : New Jersey
Lewis S.L, Dirksen S.R, Heitkemper
M.M,
Bucher
L.(2014).
Clinical
Companion To Medical Surgical Nursing,
Assessment and Management of Clinical
Problems, Ninth Edition, Elsevier Mosby
: St. Louis Missouri.
Nefyanti.A.A, Furqon. M, Iskandar. A
(2014). Analisis Faktor Risiko Penyakit
Jantung
Koroner
Pada
Usia Muda Di Rsud Abdul Wahab
Sjahranie
Samarinda.
Dalam
http://fk.unmul.ac.id/?p=jd&j=15. Diakses
tanggal 25/11-2015.
Notoatmodjo,S
(2010).
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta.
Pratiknya. A.W. (2010). Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Rosmiati. M (2012). Analisis faktor-faktor
risiko terhadap kejadian penyakit Jantung
Koroner pada wanita lanjut usia di
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta. Dalam http://lib.ui.ac.id. Diakses
tgl 25/11-2015.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2010).
Dasar-Dasar
Metodologi
Penelitian
Klinis. Sagung Seto : Jakarta.
65
15. Smith. N.E & Timby. B.K. (2014).
Introductory Medical Surgical Nursing,
11 Edition. Lippincott Williams &
Wilkins : Philadelphia.
16. Supriyono, Mamad (2008) Faktor-Faktor
Risiko Kejadian Penyakit Jantung
Koroner (PJK) Pada Kelompok Usia < 45
Tahun. (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi
Semarang dan RS Telogorejo Semarang).
dalam
http://eprints.undip.ac.id/6324/.diakses
tgl25/11-2015.
17. Yuliani. F, Oenzil. F, Iryani. D (2014).
Hubungan Berbagai Faktor Risiko
Terhadap Kejadian Penyakit Jantung
Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe
2.
Dalam
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/
article/view/22. diakses tanggal 25 / 112015.
18. Zahrawardani, Herlambang, Anggraheny
(2013). Analisis Faktor Risiko Kejadian
Penyakit Jantung Koroner di RSUP Dr.
Kariadi
Semarang.
Dalam
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedok
teran/article/viewFile/1341/1396. Diakses
tgl tgl25/11-2015.
66
Download