6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian hipertensi Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang bersifat sistemik alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi permanen yang disebut hipertensi (Lingga, 2012). Tekanan darah tinggi adalah mereka yang mempunyai tekanan darah normal yaitu bila tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80 mmHg. Di atas dari batasan tersebut sudah termasuk dalam kategori prehipertensi dan atau hipertensi (Susilo dan Wulandari, 2010). Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya (Vita Health,2005). Dari pengertian diatas Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat secara kronis. http://repository.unimus.ac.id 7 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi Menurut (Vita Health,2005). Beberapa faktor berikut sering berperan dalam kasus-kasus hipertensi,yaitu faktor keturunan,faktor obesitas,faktor stres,faktor pola makan dan faktor merokok. a. Faktor keturunan Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi. b. Faktor obesitas Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibanding dengan orang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya terkena hipertensi. Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Di perkirakan sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah orang dewasa yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya adalah jika berat badan seseorang bertambah, volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah juga bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karen! semakin besar bebannya, semakhn berat juga kerja jantung Dalam memompah darah http://repository.unimus.ac.id 8 keseluruh tubuh. Kdmungkinan lain adalah dari faktor produksi insulin, yakni suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas untuk mengatur kadar gula darah. Jika berat badan rertambah, terdapat kecenderungan pengeluaran insulin yang bertambah. Dengan bertambah"nya inrulin, penyerapan natrium dalam ginjal akan berkurang. Dengan bervambahnya natrium dalam tubuh, volume cairan dalam tubuh juga akán bertambah. Semakin banyak cairan termasuk darah yang ditahan, tekanan darah akan semakin tinggi.Untuk mengetahui seseorang itu termasuk memiliki berat badan belebih atau tidak, yaitu dengan cara menghitung BMI (Body Masa Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :Berat Badan (Kilogram) dibagi tinggi badan (meter). c. Faktor Stres Hubungan stress dengan hipertensi melalui aktivitas saraf simpatis, dalam kondisi stress adrenalin ka dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga siap untuk bereaksi.Menurut Sue Hichlift dalam Vita Health, (2005), Stres adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun emosional. Bila seseorang terus menerus dalam keadaan ini, maka tekanan darah akan tetap meningkat. Tanda-tanda stres antara lain : denyut jantung meningkat, kekuatan otot, terutama sekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah http://repository.unimus.ac.id 9 meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit, tidak tenang, dan tidak mampu menyelesaikan masalah. d. Faktor rokok Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung. Selain itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah. kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih cepat. (Vita Health, 2005). e. Faktor pola makan yang salah Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang tinggi seperti monosodium glutamat (MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat menahan air (retensi) sehinggameningkatkan jumlah volume darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal pada dinding pembuluh darah, dan natrium akan terkelupas sehingga akibatnya menyumbat pembuluh darah (Vita Health, 2005). http://repository.unimus.ac.id 10 3. Etiologi hipertensi Menurut (Nanda Nic-Noc 2013 ) Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan. a. Hipertensi primer Disebut juga penyebabnya. hipertensi Faktor idiopatik yang karena tidak mempengaruhinya diketahui yaitu : genetic,lingkungan,hiperaktifitas saraf simpatis system rennin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,merokok,alcohol dan polisitemia. b. Hipertensi sekunder Penyebab yaitu : penggunaan estrogen,penyakit ginjal,sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada : http://repository.unimus.ac.id 11 a. Elastisitas dinding aorta menurun b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan penurunnya kontraksi dan volumenya. d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini tejadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigen. e. Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer. Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan yaitu No Kategori Sistolik Diastolik (mmHg) (mmHg) 1 Optimal <120 <80 2 Normal 120-129 80-84 3 High Normal 130-139 85-89 4 Hipertensi Grade 1 (ringan) 140-159 90-99 Grade 2 (sedang) 160-179 100-109 Grade 3 (berat) 180-209 100-119 >210 >120 Grade 4 (sangat berat) http://repository.unimus.ac.id 12 4. Patofisologi hipertensi Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor,pada medulla diotak .Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini , neuron preganglion melepaskan asetilkolin,yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,kelenjar adrenal juga dirangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiostensin I yang kemudian diubah menjadi angiostensin II,suatu vasoknstriktor http://repository.unimus.ac.id 13 kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan pengkatan volume intra vaskuler, semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis ,hilangnya alastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,yang apada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah . Konsekuensinya ,aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh jantung (volume sekuncup) , mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth ,2002) 5. Manifestasi Klinis hipertensi Menurut (Nanda Nic-Noc 2013 ) Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : a. Tanda dan gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah ,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. http://repository.unimus.ac.id 14 b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kellahan .Dalam kenyataannya ini merupakan gejala lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang yang menderita hipertensi yaitu : a. Mengeluh sakit kepala,pusing b. Lemas,kelelahan c. Sesak nafas d. Gelisah e. Mual f. Muntah g. Epistaksis h. Kesadaran menurun 6. Komplikasi hipertensi a. Menurut muwarni A (2011) komplikasi yang akan terjadi adalah sebagai berikut 1) Pada ginjal akan terjadi hematuri,kencing sedikit. 2) Pada otak akan menyebabkan stroke 3) Pada mata akan menyebabkan retinapati hipertensi 4) Pada jantungakan menyebabkan terjadi pembesran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung,dan infark. http://repository.unimus.ac.id 15 b. Menurut Dewi R (2011) orang yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi berpotensi penyakit penyakitstoke ,serangan jantung,gagal ginjal,kebutaan,payah jantung. 7. Pemeriksaan penunjang a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia. b. Pemeriksaan Retina c. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal. d. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. e. Urinalisa : untuk mengetahui protein dalam urin ,darah dan glukosa f. dan CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati g. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. Untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri h. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan ginjal. i. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung. http://repository.unimus.ac.id 16 j. Pemeriksaan : ronogram,pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin. 8. Penatalaksanaan hipertensi Menurut Susilo. Y (2011) pengobatan pada hipertensi bertujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas dan mengontrol tekanan darah .Dalam pengobatan hipertensi ada 2 cara yaitu pengobatan nonfarmakologik (perubahan gaya hidup) dan pengobatan farmakologik. a. Pengobatan nonfarmakologik 1) Perubahan gaya hidup Gaya hidup yang baik dan sehat merupakan upaya untuk menghindari terjangkitnya hipertensi ataupun timbulnya komplikasi. 2) Diet hipertensi Mengurangi konsumsi garam,konsumsi kecap , MSG 3) Upaya menghilangkan atau menghindari stress dapat dalakukan seperti : meditasi ,yoga ,hipnotis yang dapat mengontrol sistem saraf otonomdan menurunkan hipertensi. 4) Berat badan yang berlebihan atau obesitas merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi,sehingga upaya penurunan BB pada obesitas sangat penting. Disamping http://repository.unimus.ac.id 17 itu upaya penurunan BB juga dapat meningkatkan efektivitas pengobatan farmakaologis. 5) Hidroterspi Rendam kaki air hangat Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancer, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh . (lalage 2015) b. Pengobstsn farmakologi 1) Deuretik Adalah obat yang memperabanyak kencing , mempertinggi pengeluaran garam (NaCl). Dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun, dan efek hipotensifnya kurang kuat.obat yang banyak beredar adalah spironolactone, HTC,chiortalidone,dan indopanide. 2) Alfa-blocker Adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan vasodilatasi parifer serta turunannya tekanan darah.Karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat. Obat yang http://repository.unimus.ac.id 18 termasuk dalam jenis alfa blocker adalah prazosin dan terazosin. 3) Beta-blocker Mekanisme kerja obat Beta-blocer belum diketahui, dengan pasti. Diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi jantung. Obat yang terkenaln dari jenis beta blocker adalah propanolol, antenolol, pindolol, dan sebagainya. 4) Obat yang bekerja sentral. Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan noradrenalin sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifer dan turunannya tekanan darah. Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek hipotensi ortostatik. Obat yang tersmasuk dalam jenis ini adalah clonidine, guanfacine, dan metildopa. 5) Vasodilator Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole sehingga daya tahan tubuh opembuluh perifer berkurang dan terkanan darah menurun. Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazinedan. http://repository.unimus.ac.id 19 6) Antagonis Kalsium Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat poemasuikan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan tekanan darah .obat jenis ini adalah nifepidin dan verapalin. 7) Penghambat ACE Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan ceara menghambat Angiotension converting enxem yang berdaya vasiokonstriksi kuat. Obat jenis ini yang popular adalah captopril. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Aktivitas/ Istirahat 1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. 2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. b. Sirkulasi 1) Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. 2) Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, http://repository.unimus.ac.id 20 distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda. c. Integritas Ego 1) Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan. 2) Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. d. Eliminasi Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu). e. Makanan/cairan 1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic 2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria. f. Neurosensori 1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan http://repository.unimus.ac.id 21 menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis). g. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan. h. Nyeri/ ketidaknyaman Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala. i. Pernafasan 1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. 2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis. i. Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural. (Doengoes, Marilynn E 2000) 2. Diagnosa keperawatan a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan http://repository.unimus.ac.id afterload, 22 vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral c. Potensi perubahan perfusi jaringan : ,ginjal,jantung berhubungan dengan serebral gangguan sirkulasi. d. Kurangnya kurangnya pengetahuan berhubungan dengan informasi tentang proses penyakit dan perawtan diri. 3. Intervensi a. Diagnosa Keperawatan 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload , vasokontriksi,iskemia miokard, hipertropi ventricular. Tujuan : Afterload tidak meningkat , tidak terjadi vasokontriksi, tidak terjadi iskemia miokard. Kriteria hasil : Klien berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja jantung, mempertahankan TD dalam rentan individu yang dapat diterima , memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien. Intervensi : http://repository.unimus.ac.id 23 1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat. 2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer. 3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. 4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler. 5) Catat edema umum. 6) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas. 7) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi 8) Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan 9) Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher 10) Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan 11) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah 12) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi http://repository.unimus.ac.id 24 13) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi. b. Diagnosa keperawatan 2 Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman Intervensi : 1) Pertahankan tirah baring,lingkungan yang tenang,sedikit penerangan. 2) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan 3) Batasi aktivitas 4) Hindari merokok atau menggunakan penggunaan nikotin 5) Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan 6) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres air es ,posisi nyaman,tehnik relaksasi,bimbingan imajinasi ,hindari konstipasi. 7) Hidroterapi rendam kaki air hangat c. Diagnosa keperawatan 3 Potensi perubahan perfusi jaringan : serebral ,ginjal,jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi http://repository.unimus.ac.id 25 Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu Kriteria Hasil: Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,pusing,nilai-nilai laboraturium dalam batas normal , Haluaran urin 30 ml/menit , Tanda tanda vital stabil Intervensi : 1) Pertahankan tirah baring tinggikan kepala tempat tidur. 2) Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia. 3) Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan. 4) Amati adanya hipotensi mendadak. 5) Ukur masukan dan pengeluaran 6) Pantau elektrolit,BUN,kreatinin sesuai pesanan 7) Ambulasi sesuai kemampuan;hindari kelelahan. 8) Rendam kaki air hangat d. Diagnosa keperawatan 4 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawtan diri. Tujuan : Pasien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi dengan Kriteria Hasil : http://repository.unimus.ac.id 26 1) Pasien mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan penatalaksanaan perawatan dini 2) Melaporkan pemakaian –obatan obat sesuai pesanan. Intervensi 1) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur. 2) Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang ,tidak penuh dengan stress. 3) Diskusikan tentang obat-obatan : nama dosis waktu pemberian,tujuan dan efek sampaing atau efek toksik. 4) Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter. 5) Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala ,pusing,pingsan,mual dan muntah. 6) Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil 7) Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat. 8) Diskusikan perlunya diet rendah kalori ,rendah natrium sesuai pesanan. http://repository.unimus.ac.id 27 9) Jelaskan pentingnya mempertahankan pemasukan cairan yang ,pembatasan tepat,jumlah seperti kopi yang diperbolehkan yang mengandung kafein,the serta alcohol. 10) Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan. (Asuhan keperawatan penyakit dalam padila 2013) C. Konsep Evidence Based Nursing Practice 1. Pengertian rendam kaki air hangat Menurut jurnal perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan rendam air hangat di puskesmas Antara Tamalanrea Makassar ,Rendam kaki air hangat adalah adalah salah satu terapi hipertensi yang bermanfaat untuk mendilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah . Rendam kaki menggunakan air hangat merupakan proses merangsang saraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan berfungsi mendilatasi pembuluh darah serta melancarkan peredaran darah. Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan adalah efek hidrostatik dan hidrodinamik. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh .Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancer, yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan http://repository.unimus.ac.id 28 menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh (Hembing,2000) Merendam bagian tubuh ke dalam air hangat dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot. Merendam juga dapat disertai dengan pembungkusan bagian tubuh dengan balutan dan membasahanya dengan larutan hangat (perry & Potter, 2005) 2. Manfaat rendam kaki air hangat Menurut Guyton 2006 dalam jurnal efektifitas terapi rendam kaki menggunakan air hangat dan senam lansia terhadap tekanan darah di uresos pucang gading semarang .Rendam kaki menggunakan air hangat akan merangsang saraf yang terdapat pada kaki untuk merangsang baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karoktikus. Dilatasi arteriol menurunkan tekanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah menumpuk pda vena sehingga mengurangi aliran balik vena, dan dengan demikian menurunkan curah jantung . Implus aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioaselerator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya kontraktilitas jantung. http://repository.unimus.ac.id 29 Menurut lalage, 2015 secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancer, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh . Menurut Bat jun. M.T. 2015 pada jurnal perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan rendam air hangat di puskesmas Antara Tamalanrea Makassar, Dimana air hangat secara konduksi terjadi perpindahan panas/hangat dari air hangat ke dalam tubuh tubuh akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat melancarkan peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan ateri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan implus yang dibawa serabut sraf yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusuu semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan merangsang ventrikel untuk segera berkontraksi. Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum terbuka.Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel harus melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi http://repository.unimus.ac.id 30 ventrikel mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh darah ,aliran darah akan lancer sehingga akan mudah mendorong darah masuk ke jantung sehingga menurunkan tekanan sistoliknya . Pada tekanan diastolic keadaan relaksasi ventricular isovolemik saat ventrikel berelaksasi, tekanan didalam ventrikel turun drastic,aliran darah lancer dengan adanya pelebaran pembuluh darah sehingga akan menurunkan tekanan diastolik. Maka dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara terapi rendam kaki air hangat dengan penurunan tekanan darah siastolik dan diastolic. Menurut umah. K, 2014 Rendam kaki air hangat akan merangsang saraf yang terdapat pada telapak kaki untuk merangsang baroreseptor merupakan reflex utama dalam menentukan control regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan sinus karoktikus. Pada saat tekanan darah arteri meningkat dan arteri meregang , reseptor- reseptor ini dengan cepat mengirim implusnya ke pusat vasomotor mengakibatkan vasodilatasi,vena dan perubahan tekanan.Dilatasi arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah menumpuk pda vena sehingga mengurangi aliran balik vena dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Implus aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis http://repository.unimus.ac.id 31 (kardioselator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya kontraktilitas jantung. Perubahan tekanan darah setelah dilakukan rendam kaki air hangat disebabkan karena manfaat dari rendam kaki air hangat yaitu mendilatasi pembuluh adrah , melancarkan peredaran darah . 3. Cara kerja rendam kaki air hangat Nurul Solechah dalam jurnal Pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di puskesmas bahu , Melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum melakukan stetoskop dan sphygmomanometer , menyiapkan lembar obserfasi yang berisi nomor,nama ,umur,jenis kelamin, alamat, pekerjaan, tekanan darah pretest, kriteria hipertensi dan tekanan darah post test. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan , tahap pelaksanaan dan tahap akhir.Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan , peneliti menyediakan alat dan bahan untuk pelaksanaan intervensi terapi rendam kaki dengan air hangat , seperti baskom besar, air hangat 39-400 C, thermometer air ,timer, handuk kecil, pemeriksaan tekanan darah, surat persetujuan menjadi responden,dan lembar observasi penelitian pada lembar observasi , peneliti melakukan intervensi menggunakan suhu 39-400 C , air dalam baskom dengan tinggi 15 cm, selama 15 menit. Respondem dalam posisi duduk , pengisian di lembar observasi intervensi rendam kaki air hangat dan http://repository.unimus.ac.id 32 pemeriksaan darah (post test) dilakuakn sebanyak 3x dengan waktu yang sama . Menurut Ilkafah dalam jurnal yang berjudul perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan terapi rendam air hangat di puskesmas Antara Tamalanrea Makassar, Kelompok akan diberikan perlakuan (kelompok pertama terapi rendam kaki air hangat dengan suhu 35-400 C selama 15 menit tiap pagi dan sore hari selama 2 minggu, kelompok kedua diberikan obat captropil dengan dosisi 2,5 mg dua kali sehari selama 2 minggu ). Hasil perubahan tekanan darah kedua kelompok tersebut yang akan diperbandingkan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja puskesmas antara .Setelah dilakukan rendam kaki air hangat di dalam baskom/ember yang diisi air hangat dengan suhu 390 C dalam waktu 14 menit setiap pagi dan sore selama 2 minggu berturut-turut. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan , tahap pelaksanaan dan tahap akhir.Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan , Peneliti membagi respond menjadi 2 kelompok 10 orang mengkonsumsi obat captopril dan 10 yang lain melakukan rendam kaki air hangat, peneliti menyediakan alat dan bahan untuk pelaksanaan intervensi terapi rendam kaki dengan air hangat , seperti baskom atau ember, air hangat 35-400 C, thermometer air ,timer, handuk kecil, pemeriksaan tekanan darah, surat persetujuan menjadi http://repository.unimus.ac.id 33 responden,dan lembar observasi penelitian pada lembar observasi , peneliti melakukan intervensi menggunakan suhu 35-400 C , air dalam baskom dengan tinggi 15 cm, selama 15 menit. Respondem dalam posisi duduk , pengisian di lembar observasi intervensi rendam kaki air hangat dan pemeriksaan tekanan darah (post test) dilakuakn sebanyak 3x. Selanjutnya kelompok mengkonsumsi obat captropil . http://repository.unimus.ac.id yang lain