- Repository Unimus

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari arteri yang
bersifat sistemik alias berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu
lama. Hipertensi tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses yang
cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol untuk periode
tertentu akan menyebabkan tekanan darah tinggi permanen yang disebut
hipertensi (Lingga, 2012).
Tekanan darah tinggi adalah mereka yang mempunyai tekanan
darah normal yaitu bila tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80
mmHg. Di atas dari batasan tersebut sudah termasuk dalam kategori prehipertensi dan atau hipertensi (Susilo dan Wulandari, 2010).
Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit darah tinggi
adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai kejaringan
tubuh yang membutuhkannya (Vita Health,2005).
Dari pengertian diatas Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah meningkat secara kronis.
http://repository.unimus.ac.id
7
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
Menurut (Vita Health,2005). Beberapa faktor berikut sering
berperan dalam kasus-kasus hipertensi,yaitu faktor keturunan,faktor
obesitas,faktor stres,faktor pola makan dan faktor merokok.
a. Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih
besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar
monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi.
b. Faktor obesitas
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan
adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi.
Dibanding dengan orang kurus, orang yang gemuk lebih besar
peluangnya terkena hipertensi. Kegemukan merupakan ciri khas
dari populasi hipertensi. Di perkirakan sebanyak 70% kasus baru
penyakit hipertensi adalah orang dewasa yang berat badannya
sedang bertambah. Dugaannya adalah jika berat badan seseorang
bertambah, volume darah akan bertambah pula, sehingga beban
jantung untuk memompah darah juga bertambah. Sering kali
kenaikan volume darah dan beban pada tubuh yang bertambah
berhubungan dengan hipertensi, karen! semakin besar bebannya,
semakhn berat juga kerja jantung Dalam memompah darah
http://repository.unimus.ac.id
8
keseluruh tubuh. Kdmungkinan lain adalah dari faktor produksi
insulin, yakni suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas untuk
mengatur kadar gula darah. Jika berat badan rertambah, terdapat
kecenderungan pengeluaran insulin yang bertambah. Dengan
bertambah"nya inrulin, penyerapan natrium dalam ginjal akan
berkurang. Dengan bervambahnya natrium dalam tubuh, volume
cairan dalam tubuh juga akán bertambah. Semakin banyak cairan
termasuk darah yang ditahan, tekanan darah akan semakin
tinggi.Untuk mengetahui seseorang itu termasuk memiliki berat
badan belebih atau tidak, yaitu dengan cara menghitung BMI (Body
Masa Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :Berat
Badan (Kilogram) dibagi tinggi badan (meter).
c. Faktor Stres
Hubungan
stress
dengan
hipertensi
melalui aktivitas saraf
simpatis, dalam kondisi stress adrenalin ka dalam aliran darah,
sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga siap untuk
bereaksi.Menurut Sue Hichlift dalam Vita Health, (2005), Stres
adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun
emosional. Bila seseorang terus menerus dalam keadaan ini, maka
tekanan darah akan tetap meningkat. Tanda-tanda stres antara lain :
denyut jantung meningkat, kekuatan otot, terutama sekitar bahu dan
leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah
http://repository.unimus.ac.id
9
meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit, tidak tenang, dan
tidak mampu menyelesaikan masalah.
d. Faktor rokok
Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung. Selain
itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah.
kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan
kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih
cepat. (Vita Health, 2005).
e. Faktor pola makan yang salah
Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta bumbu
penyedap dalam jumlah yang tinggi seperti monosodium glutamat
(MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena mengandung
natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat menahan air
(retensi) sehinggameningkatkan jumlah volume darah, akibatnya
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan
darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan
menggumpal pada dinding pembuluh darah, dan natrium akan
terkelupas sehingga akibatnya menyumbat pembuluh darah (Vita
Health, 2005).
http://repository.unimus.ac.id
10
3. Etiologi hipertensi
Menurut (Nanda Nic-Noc 2013 ) Berdasarkan penyebabnya hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer
Disebut
juga
penyebabnya.
hipertensi
Faktor
idiopatik
yang
karena
tidak
mempengaruhinya
diketahui
yaitu
:
genetic,lingkungan,hiperaktifitas saraf simpatis system rennin.
Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor
yang
meningkatkan
resiko
:
obesitas,merokok,alcohol
dan
polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen,penyakit ginjal,sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan/atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
http://repository.unimus.ac.id
11
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan penurunnya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini tejadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigen.
e. Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokan yaitu
No
Kategori
Sistolik
Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
1
Optimal
<120
<80
2
Normal
120-129
80-84
3
High Normal
130-139
85-89
4
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140-159
90-99
Grade 2 (sedang)
160-179
100-109
Grade 3 (berat)
180-209
100-119
>210
>120
Grade 4 (sangat berat)
http://repository.unimus.ac.id
12
4. Patofisologi hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor,pada medulla diotak .Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui
system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini , neuron
preganglion melepaskan asetilkolin,yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai
factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi,kelenjar adrenal juga
dirangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid darah. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiostensin I
yang kemudian diubah menjadi angiostensin II,suatu vasoknstriktor
http://repository.unimus.ac.id
13
kuat,yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan pengkatan volume intra vaskuler, semua factor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan
fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi aterosklerosis ,hilangnya alastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,yang apada
gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah . Konsekuensinya ,aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa
oleh jantung (volume sekuncup) , mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth ,2002)
5. Manifestasi Klinis hipertensi
Menurut (Nanda Nic-Noc 2013 ) Tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi :
a. Tanda dan gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah ,selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
http://repository.unimus.ac.id
14
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kellahan .Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala lazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala,pusing
b. Lemas,kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
6. Komplikasi hipertensi
a. Menurut muwarni A (2011) komplikasi yang akan terjadi adalah
sebagai berikut
1) Pada ginjal akan terjadi hematuri,kencing sedikit.
2) Pada otak akan menyebabkan stroke
3) Pada mata akan menyebabkan retinapati hipertensi
4) Pada jantungakan menyebabkan terjadi pembesran
ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung,dan infark.
http://repository.unimus.ac.id
15
b. Menurut Dewi R (2011) orang yang mengidap penyakit tekanan
darah
tinggi
berpotensi
penyakit
penyakitstoke
,serangan
jantung,gagal ginjal,kebutaan,payah jantung.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor
resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
b. Pemeriksaan Retina
c. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
d. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi)
dapatdiakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
e. Urinalisa : untuk mengetahui protein dalam urin ,darah dan
glukosa
f. dan CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
g. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi. Untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
h. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
i. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung.
http://repository.unimus.ac.id
16
j. Pemeriksaan : ronogram,pielogram intravena arteriogram
renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar
urin.
8. Penatalaksanaan hipertensi
Menurut Susilo. Y (2011) pengobatan pada hipertensi bertujuan
mengurangi morbiditas dan mortalitas dan mengontrol tekanan
darah .Dalam pengobatan hipertensi ada 2 cara yaitu
pengobatan nonfarmakologik (perubahan gaya hidup) dan
pengobatan farmakologik.
a. Pengobatan nonfarmakologik
1) Perubahan gaya hidup
Gaya hidup yang baik dan sehat merupakan upaya untuk
menghindari terjangkitnya hipertensi ataupun timbulnya
komplikasi.
2) Diet hipertensi
Mengurangi konsumsi garam,konsumsi kecap , MSG
3) Upaya menghilangkan atau menghindari stress dapat
dalakukan seperti : meditasi ,yoga ,hipnotis yang dapat
mengontrol
sistem
saraf
otonomdan
menurunkan
hipertensi.
4) Berat badan yang berlebihan atau obesitas merupakan
faktor resiko terjadinya hipertensi,sehingga upaya
penurunan BB pada obesitas sangat penting. Disamping
http://repository.unimus.ac.id
17
itu upaya penurunan BB juga dapat meningkatkan
efektivitas pengobatan farmakaologis.
5) Hidroterspi Rendam kaki air hangat
Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis
bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah
dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi
lancer, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta
faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan
otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh .
(lalage 2015)
b. Pengobstsn farmakologi
1) Deuretik
Adalah
obat
yang
memperabanyak
kencing
,
mempertinggi pengeluaran garam (NaCl). Dengan
turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun,
dan efek hipotensifnya kurang kuat.obat yang banyak
beredar adalah spironolactone, HTC,chiortalidone,dan
indopanide.
2) Alfa-blocker
Adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan
menyebabkan vasodilatasi parifer serta turunannya
tekanan
darah.Karena
efek
hipotensinya
ringan
sedangkan efek sampingnya agak kuat. Obat yang
http://repository.unimus.ac.id
18
termasuk dalam jenis alfa blocker adalah prazosin dan
terazosin.
3) Beta-blocker
Mekanisme kerja obat Beta-blocer belum diketahui,
dengan pasti. Diduga kerjanya berdasarkan beta
blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan
frekuensi jantung. Obat yang terkenaln dari jenis beta
blocker adalah propanolol, antenolol, pindolol, dan
sebagainya.
4) Obat yang bekerja sentral.
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan
noradrenalin sehingga menurunkan aktivitas saraf
adrenergic perifer dan turunannya tekanan darah.
Penggunaan obat ini perlu memperhatikan efek
hipotensi ortostatik. Obat yang tersmasuk dalam jenis
ini adalah clonidine, guanfacine, dan metildopa.
5) Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan
dinding arteriole sehingga daya tahan tubuh opembuluh
perifer berkurang dan terkanan darah menurun. Obat
yang termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazinedan.
http://repository.unimus.ac.id
19
6) Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat
poemasuikan ion kalsium ke dalam sel otot polos
pembuluh dengan efek vasodilatasi dan tekanan darah
.obat jenis ini adalah nifepidin dan verapalin.
7) Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah
dengan ceara menghambat Angiotension converting
enxem yang berdaya vasiokonstriksi kuat. Obat jenis ini
yang popular adalah captopril.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala
:Riwayat
Hipertensi,
aterosklerosis,
penyakit
jantung koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode
palpitasi.
2) Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular,
http://repository.unimus.ac.id
20
distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/
bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor
stress multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan
dengan pekerjaan.
2) Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan
continue perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup
makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol, mual,
muntah
dan
perubahan
BB
akhir
akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya
edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu,
sakit kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan
http://repository.unimus.ac.id
21
menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam)
Gangguan
penglihatan
(diplobia,
penglihatan
kabur,epistakis).
g. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi,
pola/isi bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan
genggaman tangan.
h. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakitkepala.
i. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk
dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyinafas tambahan (krakties/mengi),
sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi
postural.
(Doengoes, Marilynn E 2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan
dengan
peningkatan
http://repository.unimus.ac.id
afterload,
22
vasokonstriksi,
iskemia
miokard,
hipertropi
ventricular
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral
c. Potensi
perubahan
perfusi
jaringan
:
,ginjal,jantung berhubungan dengan
serebral
gangguan
sirkulasi.
d. Kurangnya
kurangnya
pengetahuan
berhubungan
dengan
informasi tentang proses penyakit dan
perawtan diri.
3. Intervensi
a. Diagnosa Keperawatan 1 :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d
peningkatan afterload , vasokontriksi,iskemia miokard,
hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat , tidak terjadi
vasokontriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria hasil : Klien berpartisipasi dalam aktifitas yang
menurunkan
tekanan
darah/beban
kerja
jantung,
mempertahankan TD dalam rentan individu yang dapat
diterima , memperlihatkan norma dan frekwensi jantung
stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
http://repository.unimus.ac.id
23
1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan
manset dan tehnik yang tepat.
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan
perifer.
3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa
pengisian kapiler.
5) Catat edema umum.
6) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi
aktivitas.
7) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat
ditemapt tidur/kursi
8) Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
9) Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan
punggung dan leher
10) Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi,
aktivitas pengalihan
11) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol
tekanan darah
12) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai
indikasi
http://repository.unimus.ac.id
24
13) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai
indikasi.
b. Diagnosa keperawatan 2
Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat
Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit
kepala dan tampak nyaman
Intervensi :
1) Pertahankan
tirah
baring,lingkungan
yang
tenang,sedikit penerangan.
2) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3) Batasi aktivitas
4) Hindari merokok atau menggunakan penggunaan
nikotin
5) Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
6) Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi
seperti kompres air es ,posisi nyaman,tehnik
relaksasi,bimbingan imajinasi ,hindari konstipasi.
7) Hidroterapi rendam kaki air hangat
c. Diagnosa keperawatan 3
Potensi
perubahan
perfusi
jaringan
:
serebral
,ginjal,jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi
http://repository.unimus.ac.id
25
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu
Kriteria
Hasil:
Pasien
mendemonstrasikan
perfusi
jaringan yang membaik seperti ditunjukan dengan : TD
dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit
kepala,pusing,nilai-nilai laboraturium dalam batas normal
, Haluaran urin 30 ml/menit , Tanda tanda vital stabil
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring tinggikan kepala tempat
tidur.
2) Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan;
tidur duduk dengan pemantau tekanan arteri jika
tersedia.
3) Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
4) Amati adanya hipotensi mendadak.
5) Ukur masukan dan pengeluaran
6) Pantau elektrolit,BUN,kreatinin sesuai pesanan
7) Ambulasi sesuai kemampuan;hindari kelelahan.
8) Rendam kaki air hangat
d. Diagnosa keperawatan 4
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses penyakit dan perawtan diri.
Tujuan : Pasien terpenuhi dalam informasi tentang
hipertensi dengan Kriteria Hasil :
http://repository.unimus.ac.id
26
1) Pasien
mengungkapkan
pengetahuan
dan
keterampilan penatalaksanaan perawatan dini
2) Melaporkan
pemakaian
–obatan
obat
sesuai
pesanan.
Intervensi
1) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan
dan prosedur.
2) Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang ,tidak
penuh dengan stress.
3) Diskusikan tentang obat-obatan : nama dosis waktu
pemberian,tujuan dan efek sampaing atau efek toksik.
4) Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas
tanpa pemeriksaan dokter.
5) Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit
untuk
dilaporkan
dokter
:
sakit
kepala
,pusing,pingsan,mual dan muntah.
6) Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan
stabil
7) Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan
mengangkat berat.
8) Diskusikan perlunya diet rendah kalori ,rendah
natrium sesuai pesanan.
http://repository.unimus.ac.id
27
9) Jelaskan pentingnya mempertahankan pemasukan
cairan
yang
,pembatasan
tepat,jumlah
seperti
kopi
yang
diperbolehkan
yang
mengandung
kafein,the serta alcohol.
10) Jelaskan
perlunya
menghindari
konstipasi
dan
penahanan.
(Asuhan keperawatan penyakit dalam padila 2013)
C. Konsep Evidence Based Nursing Practice
1. Pengertian rendam kaki air hangat
Menurut jurnal perbedaan penurunan tekanan darah lansia
dengan obat anti hipertensi dan rendam air hangat di puskesmas
Antara Tamalanrea Makassar ,Rendam kaki air hangat adalah adalah
salah satu terapi hipertensi
yang bermanfaat untuk mendilatasi
pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah .
Rendam kaki menggunakan air hangat merupakan proses
merangsang saraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan berfungsi
mendilatasi pembuluh darah serta melancarkan peredaran darah.
Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan adalah efek
hidrostatik dan hidrodinamik. Secara ilmiah air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh .Pertama berdampak pada pembuluh
darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancer,
yang kedua adalah faktor pembebanan di dalam air yang akan
http://repository.unimus.ac.id
28
menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi tubuh
(Hembing,2000)
Merendam
bagian
tubuh
ke
dalam
air
hangat
dapat
meningkatkan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi
otot. Merendam juga dapat disertai dengan pembungkusan bagian
tubuh dengan balutan dan membasahanya dengan larutan hangat
(perry & Potter, 2005)
2. Manfaat rendam kaki air hangat
Menurut Guyton 2006 dalam jurnal efektifitas terapi rendam
kaki menggunakan air hangat dan senam lansia terhadap tekanan
darah
di
uresos
pucang
gading
semarang
.Rendam
kaki
menggunakan air hangat akan merangsang saraf yang terdapat pada
kaki untuk merangsang baroreseptor menerima rangsangan dari
peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta dan sinus
karoktikus. Dilatasi arteriol menurunkan tekanan perifer dan dilatasi
vena menyebabkan darah menumpuk pda vena sehingga mengurangi
aliran balik vena, dan dengan demikian menurunkan curah jantung .
Implus aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan
merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat
simpatis (kardioaselerator) sehingga menyebabkan penurunan
denyut jantung dan daya kontraktilitas jantung.
http://repository.unimus.ac.id
29
Menurut lalage, 2015 secara ilmiah air hangat mempunyai
dampak fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh
darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancer,
menstabilkan aliran darah dan kerja jantung serta faktor pembebanan
didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh .
Menurut Bat jun. M.T. 2015 pada jurnal perbedaan penurunan
tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan rendam air
hangat di puskesmas Antara Tamalanrea Makassar, Dimana air
hangat secara konduksi terjadi perpindahan panas/hangat dari air
hangat ke dalam tubuh tubuh akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat
melancarkan peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan
ateri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan
menyampaikan implus yang dibawa serabut sraf yang membawa
isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada
otak perihal tekanan darah, volume darah dan kebutuhan khusuu
semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan
merangsang tekanan sistolik yaitu regangan otot ventrikel akan
merangsang ventrikel untuk segera berkontraksi.
Pada awal kontraksi, katup aorta dan katup semilunar belum
terbuka.Untuk membuka katup aorta, tekanan di dalam ventrikel
harus melebihi tekanan katup aorta. Keadaan dimana kontraksi
http://repository.unimus.ac.id
30
ventrikel mulai terjadi sehingga dengan adanya pelebaran pembuluh
darah ,aliran darah akan lancer sehingga akan mudah mendorong
darah masuk ke jantung sehingga menurunkan tekanan sistoliknya .
Pada tekanan diastolic keadaan relaksasi ventricular isovolemik saat
ventrikel berelaksasi, tekanan didalam ventrikel turun drastic,aliran
darah lancer dengan adanya pelebaran pembuluh darah sehingga
akan menurunkan tekanan diastolik. Maka dinyatakan ada hubungan
yang signifikan antara terapi rendam kaki air hangat dengan
penurunan tekanan darah siastolik dan diastolic.
Menurut umah. K, 2014 Rendam kaki air hangat akan
merangsang saraf yang terdapat pada telapak kaki untuk merangsang
baroreseptor merupakan reflex utama dalam menentukan control
regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah Baroreseptor
menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan tekanan yang
berlokasi di arkus aorta dan sinus karoktikus. Pada saat tekanan
darah arteri meningkat dan arteri meregang , reseptor- reseptor ini
dengan
cepat
mengirim
implusnya
ke
pusat
vasomotor
mengakibatkan vasodilatasi,vena dan perubahan tekanan.Dilatasi
arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan
darah menumpuk pda vena sehingga mengurangi aliran balik vena
dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Implus aferen
suatu baroreseptor yang mencapai jantung akan merangsang
aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat simpatis
http://repository.unimus.ac.id
31
(kardioselator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung
dan daya kontraktilitas jantung. Perubahan tekanan darah setelah
dilakukan rendam kaki air hangat disebabkan karena manfaat dari
rendam kaki air hangat yaitu mendilatasi pembuluh adrah ,
melancarkan peredaran darah .
3. Cara kerja rendam kaki air hangat
Nurul Solechah dalam
jurnal Pengaruh terapi rendam kaki
dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
dengan hipertensi di puskesmas bahu , Melakukan pemeriksaan
tekanan
darah
sebelum
melakukan
stetoskop
dan
sphygmomanometer , menyiapkan lembar obserfasi yang berisi
nomor,nama ,umur,jenis kelamin, alamat, pekerjaan, tekanan darah
pretest, kriteria hipertensi dan tekanan darah post test.
Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan , tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan ,
peneliti menyediakan alat dan bahan untuk pelaksanaan intervensi
terapi rendam kaki dengan air hangat , seperti baskom besar, air
hangat 39-400 C, thermometer air ,timer, handuk kecil, pemeriksaan
tekanan darah, surat persetujuan
menjadi responden,dan lembar
observasi penelitian pada lembar observasi , peneliti melakukan
intervensi menggunakan suhu 39-400 C , air dalam baskom dengan
tinggi 15 cm, selama 15 menit. Respondem dalam posisi duduk ,
pengisian di lembar observasi intervensi rendam kaki air hangat dan
http://repository.unimus.ac.id
32
pemeriksaan darah (post test) dilakuakn sebanyak 3x dengan waktu
yang sama .
Menurut Ilkafah dalam jurnal yang berjudul perbedaan
penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan
terapi rendam air hangat di puskesmas Antara Tamalanrea Makassar,
Kelompok akan diberikan perlakuan
(kelompok pertama terapi
rendam kaki air hangat dengan suhu 35-400 C selama 15 menit tiap
pagi dan sore hari selama 2 minggu, kelompok kedua diberikan obat
captropil dengan dosisi 2,5 mg dua kali sehari selama 2 minggu ).
Hasil perubahan tekanan darah kedua kelompok tersebut yang akan
diperbandingkan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
yang mengalami hipertensi di wilayah kerja puskesmas antara
.Setelah dilakukan rendam kaki air hangat di dalam baskom/ember
yang diisi air hangat dengan suhu 390 C dalam waktu 14 menit
setiap pagi dan sore selama 2 minggu berturut-turut.
Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan , tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.Sebelum masuk ke tahap pelaksanaan ,
Peneliti membagi respond menjadi 2 kelompok 10 orang
mengkonsumsi obat captopril dan 10 yang lain melakukan rendam
kaki air hangat, peneliti menyediakan alat dan bahan untuk
pelaksanaan intervensi terapi rendam kaki dengan air hangat , seperti
baskom atau ember, air hangat 35-400 C, thermometer air ,timer,
handuk kecil, pemeriksaan tekanan darah, surat persetujuan menjadi
http://repository.unimus.ac.id
33
responden,dan lembar observasi penelitian pada lembar observasi ,
peneliti melakukan intervensi menggunakan suhu 35-400 C , air
dalam baskom dengan tinggi 15 cm, selama 15 menit. Respondem
dalam posisi duduk , pengisian di lembar observasi intervensi
rendam kaki air hangat dan pemeriksaan tekanan darah (post test)
dilakuakn
sebanyak
3x.
Selanjutnya
kelompok
mengkonsumsi obat captropil .
http://repository.unimus.ac.id
yang
lain
Download