EFISIENSI PEMUPUKAN P PADA LAHAN SAWAH PASIR PANTAI SELATAN YOGYAKARTA YANG DIBERI ZEOLIT DENGAN INDIKATOR TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) Efficiency of P Fertilizer at Sandy Paddy Soil of South Yogyakarta That were Added Zeolite with Rice (Oryza sativa L.) as Plant Indicator 1 2 Sri Hartati , Mulud Suhardjo dan Catur Gunawan Podo Winarno3 1 Staf Pengajar Jurusan Ilmu Tanah FP‐UNS 2 Staf BPTP Propinsi Yogyakarta 3 Alumni Mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah FP‐UNS ABSTRACT The aim of this research were to study the efficiency of P fertilizer at sandy paddy soil of South Yogyakarta that were added zeolite with rice as plant indicator and to know treatment combination which give the highest yield of rice plant (Oryza sativa L.). This research were conducted in February 2007 to June 2007at paddy soil in Siliran V, Karangsewu, Galur, Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. This research are field experiment. The experiment design are used Split Plot Design, as a main plot was zeolit, i.e. no zeolit and 750 kg.ha‐1 zeolite. Sub plot consist of five levels of P fertilizer, i.e. 0, 50, 100, 150, 200 kg.ha‐1 SP36. Each treatment was three replicated so there is 30 treatment plot. Data analyzed with F test, Kruskal‐Wallis test, DMRT 5% and Correlation test. The result from this research shows that added 750 kg.ha‐1 zeolit are not significant for efficiency of P absorption and Agronomic Efficiency Index. The added of SP36 fertilizer has increased significant highly efficiency of P absorption on SP36 dosage 200 kg.ha‐1 is 168.49 or can increase 127.87% in comparison with control. Interaction between 750 kg.ha‐1 zeolit and SP36 dosage 100 kg.ha‐1 (Z1P2) has highly Agronomic Efficiency Index (234.3). Interaction between zeolit and P fertilizer has not significant increased rice yield, but treatment interaction between 750 kg.ha‐1 zeolit and SP36 dosage 100 kg.ha‐1 give the highest highly unhulled paddy crop (23.61 g.plant‐1) and the highest weight 1000 unhulled paddy crop (24.33 g). Keyword : P efficiency, zeolit, rice plant Korespondensi: [email protected] PENDAHULUAN masih dihadapkan pada beberapa kendala Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini yang belum banyak terpecahkan secara meningkat secara cepat sehingga jumlah praktikal dan ekonomis. bahan makanan terutama beras yang Salah satu permasalahan dalam sistem diperlukan juga makin besar tetapi luas lahan produksi padi sawah adalah rendahnya pertanian produktif semakin berkurang. Oleh efisiensi produksi yang diakibatkan terutama karena itu, lahan pertanian yang produktif oleh pemberian pupuk anorganik terutama harus diperluas terutama lahan persawahan. SP‐36 yang berlebihan sehingga melebihi Lahan pasir merupakan salah satu kelayakan ekonomis (Bachrein, 2001). Hal tumpuan harapan penting untuk pengadaan tersebut dikarenakan belum adanya dosis pangan nasional di Indonesia. Kedudukannya pupuk yang tepat untuk lahan sawah pasir menjadi sangat penting karena lahan tersebut pantai. tersebar cukup luas. Tanah di sepanjang lahan Permasalahan diatas dipengaruhi oleh pantai belum dimanfaatkan secara optimal kondisi lahan pasir pantai yang terdapat di untuk pertanian karena usahatani di lahan ini daerah Kulonprogo merupakan gumuk‐gumuk Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 21 Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al. pasir (sand dunes) dan cekungan‐cekungan kecil (swales) yang karakteristik lahannya adalah tanah bertekstur pasir, struktur berbutir tunggal, daya simpan lengasnya rendah, permeabilitas dan drainase sangat cepat, status kesuburannya rendah, evaporasi tinggi dan tiupan angin laut kencang (Partoyo, 2005). Menurut Sudihardjo (2001), berdasarkan kriteria CSR/FAO (1983) kesesuaian aktual lahan pasir pantai Selatan DIY termasuk kelas Tidak Sesuai atau Sesuai Marginal untuk komoditas tanaman pangan dan sayuran. Akan tetapi beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan perbaikan hasil dari perlakuan‐perlakuan yang dilakukan terhadap tanah, meskipun belum mantap. Untuk budidaya tanaman padi di lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta tersebut para petani setempat menggunakan dosis pupuk Urea 450 kg/ha, SP‐36 250 kg/ha, KCl 350 kg/ha (Jupri, Komunikasi pribadi). Pemberian pupuk sebesar itu termasuk tidak efisien bila dibandingkan hasil penelitian Sudihardjo (2001) yang juga dilakukan lahan pantai pasir Selatan Yogyakarta, yaitu dengan dosis pupuk Urea 125 kg/ha, SP‐36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha ditambah zeolit 450 kg/ha dengan tanaman indikator bawang merah diperoleh hasil maksimal yaitu 20‐23 ton/ha sedangkan pada kontrol (tanpa zeolit) hanya 14‐16 ton/ha. Meskipun kebutuhan hara pada tanaman padi dengan bawang merah sangat berbeda tetapi dengan selisih dosis pupuk yang sangat besar tersebut bisa diambil kesimpulan pemupukan padi sawah di lahan pasir pantai Selatan Yogyakarta masih belum efisien. Secara garis besar, zeolit mempunyai fungsi yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) (100‐300 me/100g‐sangat tinggi), meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah, sebagai penyerap air (Sudihardjo, 2001), mengontrol kelembaban tanah (Las, 2006) dan meningkatkan efisiensi pemupukan 22 anorganik. Sehingga jika zeolit digunakan dalam usaha pertanian dapat meningkatkan efisiensi pemupukan anorganik sekitar 30 % dari dosis yang diberikan (Harjono, 2004), yang sekaligus penyedia unsur hara seperti N, P, dan K, Ca, Mg, Na, dll dengan pelepasan secara lambat (slow release fertilizer) sehingga dapat dimanfaatkan oleh perakaran tanaman secara lebih efisien (Bachrein, 2001). Oleh sebab itu, perlu adanya kombinasi antara pupuk P dan zeolit agar kebutuhan P tanaman padi pada lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta ini terpenuhi secara efisien. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari‐Juni 2007 di Lahan Sawah Pasir Pantai Selatan Yogyakarta dengan jenis tanah Typic Ustipsamments yang berlokasi di Desa Siliran V, Kelurahan Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ketinggian 3 mdpl. Analisis kimia dilaksanakan di Puslitanak Bogor dan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Sampel tanah pewakil, zeolit, benih padi IR‐64, campuran sekam dan pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk SP‐36, pupuk KCl, kiemikalia untuk analisis di laboratorium Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Cangkul, timbangan, oven, tali plastik, meteran, plastik tempat sampel, alat‐alat untuk analisis laboratorium. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RPT (Rancangan Petak Terbagi). Faktor‐faktornya adalah sebagai petak utama (mainplot) yaitu tanpa penambahan zeolit (Z0) dan penambahan zeolit (Z1). Sebagai anak petak (sub plot) terdiri dari 5 macam yaitu P0 (tanpa pupuk SP36), P1 (SP36 50 kg/ha), P2 (SP36 100 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al. kg/ha), P3 (SP36 150 kg/ha) serta P4 (SP36 200 kg/ha). Untuk tiap‐tiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 30 petak kombinasi perlakuan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dilakukan dilakukan uji F 1% dan 5% jika data normal atau Kruskal‐Wallis jika data tidak normal. Apabila ada beda nyata, dilanjutkan dengan DMRT 5% jika data dengan sebaran normal atau Uji Mood Median jika sebaran data tidak normal untuk membandingkan antar kombinasi perlakuan. Untuk menentukan nilai efisiensi P menggunakan dua cara yaitu 1. Serapan hara P (Ihsan, 2003), dengan menggunakan rumus: 100% 2. Indeks Efisiensi P Agronomi/ IEA (Bationo, 1986; Velck dan Mokwunye, 1988 op cit. Krishna, 2002), dengan rumus : 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Sebelum Perlakuan Hasil analisis awal terhadap sifat‐sifat kimia lahan sawah pasir pantai Selatan Yogyakarta disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Analisis Tanah Sebelum Perlakuan No. Variabel Satuan Hasil Harkat Pengamatan ‐ 1. pH H2O 6,5 Agak Masam ‐ 2. pH KCl 5,0 ‐ ppm P2O5 4.235 Sangat Tinggi 3. P total ppm P2O5 4. P tersedia 25 Sedang % 5. C organik 0,44 Sangat Rendah % 6. N total 0,04 Rendah me/100g 0,20 Sangat Rendah 7. KTK Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Uji Tanah Balai Penelitian Tanah 2006. Keterangan : Pengharkatan PPT (1983) Berdasarkan Tabel 1 hasil analisis tanah sebelum perlakuan data diketahui bahwa secara kimiawi, kesuburan tanah sawah pasir pantai yang digunakan untuk penelitian termasuk kategori sangat rendah sampai sedang. Menurut Winarso (2005), fosfor (P) banyak tersedia atau larut pada range pH 5,5 hingga 7. Dilihat dari pH aktualnya 6,5 yang tergolong agak masam maka bentuk ion fosfat pada kondisi lebih masam didominasi bentuk orthofosfor primer (H2PO4‐). Dan juga diperoleh pH potensialnya sebesar 5,0 yang artinya banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalarn larutan yaitu 10‐ 5 gmol/l. Diketahui bahwa P tersedia awal lahan pasir pantai yang termasuk sedang (25 ppm Menurut Sulistiyani (2001), P2O5). ketersediaan P didalam tanah akan berbanding lurus dengan ukuran butir fraksi tanah. Semakin kecil ukuran butir fraksi tanah, maka ketersediaan P dalam tanah akan semakin menurun dan sebaliknya pada tanah‐ tanah yang bertekstur lebih kasar (pasiran) ketersediaan P meningkat. Oleh sebab itu, pada analisis tanah awal diperoleh P total yang sangat tinggi yaitu sebesar 4.235 ppm P2O5. Kandungan unsur hara N total dalam tanah yang rendah (0,04%) berhubungan dengan sangat rendahnya kandungan bahan organik dalam tanah (0,757%). Sedangkan kandungan bahan organik yang sangat rendah disebabkan karena kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar (Syukur, 2005). Hal ini ditunjukkan oleh nilai C/N yang rendah yaitu 1:11. Pada Tabel 1 diperoleh nilai KTK lahan sawah pasir pantai ini 0,2 me/100g yang berarti sangat rendah. Hal ini karena pada tanah yang berteksur kasar, jumlah koloid relatif kecil demikian koloid organiknya, sehingga nilai KTK relatif lebih kecil daripada tanah yang bertekstur halus (Hakim et al.,1986). Pengaruh Perlakuan terhadap Efisiensi Serapan P Berdasarkan analisis ragam terhadap efisiensi serapan P diketahui bahwa Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 23 Efisiensi P Pemupukan P P pada Lahan.... Hartati et a al. pemberiian zeolit seerta interaksi antara zeo olit dan pupuk P mempu unyai pengarruh tidak nyaata P mempunyyai sedang pemberian pupuk P pengaruh nyata. Beerdasarkan Gambar 1 menyatakan bahwa kontrol k (dosis SP36 0 kgg/ha) berbeda nyata teerhadap P1 d dan P4 (dosis SP36 50 dan 200 kg/h ha) dan berb beda tidak n nyata terhadap pada dosis P2 dan P3 (dosis SP36 100 dan 150 Diperoleh effisiensi serap pan P terendah kg/ha). D pada peerlakuan P2 (dosis pup puk SP36 100 kg/ha) yaitu y 73,94% % dan diperoleh efisien nsi serapan P tertinggi pada perlaakuan P4 atau pemberiian pupuk SP36 200 kg/ha yaiitu sebesar 168,49%. Seehingga denggan pemberian p P dapat meningkatkan dosis pemupukan efisiensi serapan P seebesar 127,8 87%. Menurut Estiatyy et al., (2006), pada awal umbuhan sampai umur 2 minggu se etelah pertu tanam m unsur hara dalam m tanah dijerap d seme entara oleh zeolit sehingga mengu urangi kehilangan unsu ur‐unsur dalaam tanah. Unsur p tersebut dilepaskan ke embali hara yang dijerap melaalui mekanissme slow release seh hingga dapaat diserap taanaman unttuk meningkkatkan pertu umbuhan tan naman. Penggaruh Perlakuan terhaadap Sifat Kimia Tanaah Reakksi tanah ataau pH tanah Berdasarkaan analisis raagam terhadap pH H2O dapat diketaahui bahwa pemberian zeolit, z berian pupuk P dan interaksi antara a pemb pemb berian zeolitt dan pupukk P menunjukkan penggaruh tidak n nyata. Gambarr 1. Pengaruh SP36 terh hadap efisien nsi serapan P uji korelasi dapat diketah hui Beerdasarkan u bahwa efisiensi serrapan P beerkorelasi errat dengan tinggi tanaaman (r=0,6 648) dan juga berkorellasi erat dengan beraat brangkasan kering (rr=0,843). Penurunan efisiensi serapan P menyyebabkan peenurunan tinggi tanaman dan beraat brangkasaan kering pada tanah yang diberi zeolit diband ding dengan n tanpa dibeeri P e efisiensi terrsebut terlih hat zeolit. Penurunan pada efiisiensi serap pan P kontro ol (Gambar 1) menjadi negatif yaitu ‐7,65%. Hal terseb but dikarenaakan pada perlakuan penambahan zeolit 75 50 kg/ha daan tanpa pu upuk P (Z1P P0) terjadi penjerapan p P dari tanaah oleh zeo olit sehinggaa P yang diseerap tanaman lebih rendah dari pada kontrol (Z0 0P0) yang P ttanah awalnya tidak teerjerap karena tidak diberi zeolit. Gambar 2. Pen ngaruh Pemberian Zeolit dan Dossis pupuk SP36 terhadap pH H20 Dari Gambar 2 diperoleeh pH H2O ssekitar 5 (m masam), hal ini dikareenakan pengaruh kemaasaman poteensial pada tanah awal (p pH KCl 5,0). Kemasaman n potensial pada tanah awal terse ebut menyumbangkan H+ ke tanah sehin ngga kemassaman aktualnya meniingkat dari aagak masam m (pH H2O 6,5 5) menjadi m masam (pH H H2O 5). Nilaai pH tertingggi diperoleh pada kontrrol (Z0P0) yaitu 5,27. H Hal ini disebaabkan padaa kontrol tidak diberi masukan perlaakuan apap pun tetapi ju uga masih tterjadi penurunan karen na pengarruh kemassaman pottensial terse ebut. 24 Sains Tan nah – Jurnal Ilm miah Ilmu Tan nah dan Agrokklimatologi 5((I)2008 Efisiensi Pemupuka an P pada Lah han.... Hartati et al. Kapasitas tukar kkation (KTK) Kapasitas Tukar Kation adalah kemaampuan tanah untuk mengikat dan mempertukarkan n kation padaa permukaan nnya. Berdasarkaan analisis ragam dapat d diketahui bahwa pemberian zeolit, pemb berian pupuk P dan inteeraksi antara pemberian zeolit dan pupuk P menunjukkan m n pengaruh yang tidak nyata. Tetaapi bila dilihat dari Gaambar diatas pada kontrol (Z0P0) diperoleh KTK puk P sebessar 2,78 mee% dan yangg diberi pup 200kgg/ha tanpaa diberi zeeolit (Z0P4) KTK sebessar 3,66 me%. Sedanggkan pada tanah t yang diberi zeeolit saja tanpa t pupu uk P s 3,0 04 me%. Hal H in diperroleh KTK sebesar berarrti zeolit dap pat meningkaatkan KTK seebesar 9,35 me%. Tanah h yang diberii zeolit dan p pupuk 00 kg/ha (Z1P4) dipero oleh KTK seebesar P 20 4,087 7 me% atau u meningkat 46,76 me% % bila diban ndingkan kon ntrol dan sebesar 34,21 me% bila d dibanding deengan tanah yang diberi zeolit saja (Z1P0). Hassil tersebut sesuai pend dapat hardjo (2001 1), di bidang pertanian bahan b Sudih pemb benah tanah h (zeolit) mempunyai m f fungsi utam ma yaitu meeningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Hal ini karena zzeolit memp punyai keran ngka dasar tetrahedral t d SiO4, dimana dari ion Si S 4+ di alam biasanya dittukar dengaan ion Al3+ untuk mem mbentuk teetrahedral AlO4‐. Muattan negatif tersebut din netralkan deengan adanyya kation Alkali, dimanaa kation tersebut dapatt bergerak bebas b di dalam struktur dan dapatt dipertukarkkan (Estiaty, 2005). Gamb bar 3. Penggaruh Pemb berian Zeolit dan Dosiis pupuk SP36 terh hadap Kapaasitas Tukar Kation nah P tersedia tan Berdasaarkan analisiis ragam terrhadap P te ersedia dapaat diketahui bahwa pe emberian ze eolit, pemberian pupuk P P dan interakksi antara pe emberian zeeolit dan pu upuk P menunjukkan pe engaruh yang y tidak nyata terhadap t ke etersediaan P. Hal ini disebabkan dalam pe elapukan zeeolit membeebaskan P ke k dalam larutan tanah h meskipun n jumlahnyaa sedikit, daan juga sanggat tingginyaa kandungan P total paada tanah aw wal (4.235 pp pm P2O5). Fosfor tersedia tanah yang terendah t paada perlaku uan tanpa zeolit (Z0P P2) yaitu se ebesar 181,0 05 ppm dan yang tertin nggi pada pe erlakuan peenambahan zeolit (Z1P P2) yaitu se ebesar 266,58 ppm. Hal ini mem mbuktikan baahwa sebagiian besar daari pupuk P terserap olleh zeolit. Gambar 4. Pengaruh Pemberian Zeolitt dan Dosis pupuk SSP36 terhadaap P Tersediaa Tanah engaruh Pe erlakuan teerhadap Paarameter Pe Hasil Tanaman Padi Se erapan P t Berdasaarkan analissis ragam terhadap se erapan P dikketahui bahw wa pemberian zeolit se erta interakksi antara zzeolit dan pupuk P mempunyai m p pengaruh tidak nyata terhadap t se erapan P, sedang peemberian pupuk p P mempunyai p m pengaruh nyaata. Berdasaarkan Gamb bar 5 bahw wa pada pe erlakuan P0 (kontrol) beerbeda nyataa dengan P4 4 (200 kg//ha) dan berbeda tidaak nyata te erhadap P1, P2 dan P3 (dosis SP36 6 50, 100 daan 150 kg/haa). Berdasaarkan Gambaar 5 dapat diketahui d baahwa serapan P tertin nggi dihasilkkan pada Sains Tanah – Jurna al Ilmiah Ilmu u Tanah dan Agroklimatolog gi 5(I)2008 25 Efisiensi P Pemupukan P P pada Lahan.... Hartati et a al. penambahan 200 kgg/ha SP36 (P4 4) yaitu 0,0385 mg/tanaaman dan yaang terendaah pada P0 (0 kg/ha) yaitu y 0,0162 2 mg/tanam man. Sehinggga diperoleeh peningkatan serap pan P yaiitu sebesar 137,65%. Haal tersebut kkarena dengan 36 ini dap pat pemberiian dosis pupuk SP3 menamb bah serapan P sehin ngga P yang diberikan ke dalam tanah dapat diserap oleh tanaman n secara op ptimal. Men nurut Winarrso (2005), pengaruh kekurangan n air (strees) p serapan P tanaman daapat dikuran ngi terhadap dengan p pemberian d dosis P yang tinggi. Gambar 5. Pengaruh h SP36 terhad dap Serapan P Tinggi taanaman padi Beerdasarkan analisis raggam terhadap tinggi tanaman dapat d diketahui bahw wa nyai pengaruh pemberiian pupuk P mempun sangat nyata n terhadap tinggi tanaman t paadi sedang pemberian n zeolit seerta interaksi d pupuk P mempunyyai pemberiian zeolit dan pengaruh tidak nyata terh hadap tingggi n. tanaman Beerdasarkan Gambar 6 menyatakan bahwa pada p perlakuan P0 (kon ntrol) berbeda nyata teerhadap P1, P2, P3 dan P P4 (dosis SP36 50, 100 0, 150 dan 200 kg/haa). Sedangkan perlakuaan P4 (dosis SP36 200 kg/ha) berbeda nyata deengan P1 daan P2 (dosiss SP36 50 dan 100kg/ha) serta berb beda tidak n nyata terhadap P3 (dosiss SP36 150 kkg/ha). Beerdasarkan Gambar G 6 daapat diketah hui bahwa tinggi tanam man padi tertinggi t pada perlakuaan P4 yaitu 84,23 cm dan yang terendah h pada P0 yaitu 67,57 cm, sehinggga penambahan pupukk SP36 200 0 kg/ha dap pat 26 meniingkatkan tinggi tanamaan sebesar 24,65 %. Hal H tersebutt karena deengan pemb berian pupu uk P dapat menambah h ketersediaaan P sehin ngga P yangg diberikan ke dalam tanah dapaat diserap oleh o tanaman secara op ptimal untuk pertumbuhan. Hal tersebut sesuai s denggan fungsi un nsur P di dalaam tanaman n yaitu untuk pembeelahan seel, mendorong pertu umbuhan daan perkemb bangan akar akan berperan penting dalam pengisapan n air pun zat‐zat m makanan. maup Gambar 6. Pengaaruh Pupuk SP36 terh hadap Tinggi Tanaman Paadi n kering Berat brangkasan Berdasarkaan analisis ragam terh hadap beratt brangkasan n kering dap pat dilihat bahwa b pemb berian zeoliit serta inteeraksi pemb berian zeolitt dan pupuk P mempunyyai pengaruh h tidak nyataa. Sedangkkan pembeerian pupu uk P mem mpunyai penggaruh nyata. Gambar 7. Pengaaruh Pupuk SP36 terh hadap Berat Brangkasan n Kering Tanaman Padi Berdasarkaan Gambar 7 7 dapat dike etahui bahw wa berat brangkasan kerring tertinggii pada perlaakuan P4 (200 kg/h ha) yaitu 20,26 g/rum mpun dan yang terendah pada P0 (0 Sains Tan nah – Jurnal Ilm miah Ilmu Tan nah dan Agrokklimatologi 5((I)2008 kg/haa) yaitu 6,,50 g/rumpun. Hal tersebut terjad di karena peemberian P dapat d menambah keterrsediaan P sehingga s P yang y diberikaan ke dalam m tanah daapat diserap p oleh tanaman secarra optimal. Fosfor yan ng diserap oleh tanam man akan terdapat pada seluruh sel hidup tanam man, sehingga dapat meranggsang pemb belahan sel.. Tanaman yang kebuttuhan akan unsur haran nya tercukup pi maka tanaman m p pertumbuhan n dan tersebut akan mengalami perkeembangan yaang optimal. ng panen pe er rumpun Beratt gabah kerin Berdasarkaan analisis ragam terh hadap beratt gabah kering k paneen per rum mpun menu unjukkan baahwa pemb berian pupu uk P, zeolitt serta interraksi antara pemberian zeolit pengaruh tidak dan pupuk P mempunyai m P secara maandiri nyataa. Pemberiaan pupuk P meningkatkan haasil tanaman n, hal ini diduga suplaai P selain diambil darri pupuk P yang diberrikan juga berasal darri P total tanah t dimana dari an nalisis awal tanah P total olong sangatt tinggi (4.23 35 ppm) seh hingga tergo penambahan dosis d P hanya sedikit meningkatkan haasil berat gab bah kering p panen per ru umpun. Dari Gambar 9 dapat diketahui hasil padi meningkat terus dengaan meningkkatnya nambahan zeolit dosis pupuk P pada pen nyak 750 kg/ha (Z1) meskipun seban penin ngkatan haasilnya tidaak nyata. Dari penin ngkatan tersebut diperoleh hasil terrtinggi pada penambah han zeolit dan d dosis pupuk p 61 (g). SP36 100 kg/ha (Z1P2) yaitu ssebesar 23,6 ndeks Hasil tertinggi ini didukung oleh in mi pada Gambar 9. efisieensi agronom Dilihat darri Gambar 9 diperoleh in ndeks efisieensi agonom mi tertinggi pada perlaakuan Z1P2 (penambah han zeolit dan d dosis pupuk p SP36 100 kg/ha) yaitu sebeesar 234,3. Pada bar 4.9 daan 4.10 sama‐sama terjadi Gamb penurunan hasil pada perlakuan Z1P3 3 dan han zeolit dan d dosis pupuk p Z1P4 (penambah SP36 150 dan 200 kg/ha)). Penurunaan ini Berat Gabah Per Rumpun (g) Efisiensi Pemupuka an P pada Lah han.... Hartati et al. 30.00 20.00 10.00 0.00 0 50 100 150 200 Z0 21 10.2 12.11 11.15 11.97 12.53 Z1 98 11.9 16.13 23.61 12.08 12.71 Dosis Pemup pukan SP36 (kg/ha)) Gambar 8. Pengaruh Peerlakuan terhadap t Beerat Gabah Kering Panen Per Rumpun Gambar 9. Pengaruh Peerlakuan terhadap t deks Efisienssi Agonomi Ind diiduga bahwaa pemberian n dosis pupu uk P yang tinggi menyeb babkan ketid dakseimbanggan unsur m sehingga p penambahan dosis ini haara di dalam tid dak akan meeningkatkan hasil. Hal in ni sejalan de engan pen ndapat Harrdjowigeno (2003), baahwa agar tanaman dapat tumb buh dan be erproduksi dengan b baik perlu adanya ke eseimbangan n jumlah u unsur hara.. Terlalu baanyak unsur P dalam tanah h dapat menyebabkan m n kekuranggan Cu dan d Zn. Taanaman membutuhkkan Zn sebagai pe embentuk hormon h tum mbuh, pemb bentukan prrotein dan pematangan n biji, sedan ngkan Cu se ebagai pen nyusun enzim, pemb bentukan klorofil dan m metabolisme karbohidrat.. Berat 1000 biji Dari analisis a ragaam dapat diketahui d baahwa pembeerian zeolit, pemberian pupuk P daan interaksii antara peemberian ze eolit dan pu upuk P men nunjukkan peengaruh tidaak nyata. Hal ini diseebabkan taanaman mengalami ologis selam ma fase vege etatif dan gaangguan fisio Sains Tanah – Jurna al Ilmiah Ilmu u Tanah dan Agroklimatolog gi 5(I)2008 27 Efisiensi P Pemupukan P P pada Lahan.... Hartati et a al. generatif, dimana lahan mengalami hu cukup tin nggi. Menurrut kekeringgan dan suh Haerudd din Taslim ett al., cit. Ali et al., (2004 4), bahwa komponen hasil dipeengaruhi oleh perti berat 1000 buttir, faktor genetis sep mlah anakan dan fakttor panjang malai, jum lingkunggan sepertii jarak taanam, radiaasi sehinggaa kadang‐kad dang sifat geenetis terseb but tidak muncul karena faktor linggkungan tidak sesuai. Gambarr 10. Pengaru uh Perlaku uan terhadap Berat 1000 Biji Tanaaman Padi wa Dari Gambar 10 dapat dikketahui bahw 1 biji tertinggi dicapai d pada berat 1000 pemberiian dosis zeeolit 750 kgg/ha dan 100 kg/ha pupuk p SP36 (Z1P2) sebesar 24,33 g. Sedang terendah pada p tanpa penambahan zeolit daan pemberiaan 150 kg/ha pupuk SP36 (Z0P3) sebesar 21 1,70 g atau mengalami peningkaatan berat gabah 1000 0 biji sebessar 12,12%. Hal tersebu ut karena zeeolit ini mulai menyediakan unsurr hara sepeerti P dan K dengan pelepasan seecara lambatt (slow relea ase fertilizerr) sehingga dapat dimanfaatkan oleh perakaraan secara leb bih efisien. KESIMPU ULAN DAN SSARAN Kesimpu ulan 1. Pem mberian zeo olit 750 kg/ha tidak berp pengaruh nyyata dalam meningkatkan efisiensi serapan P dan In ndeks Efisien nsi Agro onomi. 2. Pem mberian Pupu uk P mempunyai pengaruh nyatta dalam meningkatkan efisien nsi serapan P denggan peningkkatan sebessar nding tanpa pemberian 127,,87% diban Pupu uk P. 28 3. Interaksi anntara pembeerian zeolitt dan pupuk P mem p mpunyai pen ngaruh tidak nyata dalam d menin ngkatkan hasil tanaman padi, nteraksi pem tetapi pada i t mberian zeolit 750 kg/ha k dan dosis d pupuk SP36 100 kg/ha (Z1P2) dapaat memberikan hasil gabah g tertinggi t seb besar 23,61 g/rumpun, berat 1000 1 biji tertinggi sebeesar 24,33 g g dan Indeks Efisieensi Agonom mi (IEA) terrtinggi yaitu sebesar y r 234,3. Saran n 1. Perlu P dilakukan penelittian pada musim m tanam t yang ke dua dengan dosis zeolit dan d pupuk P yang sam ma atau berbeda sehingga s d dapat dikeetahui interaksi perlakuan ya p ng baik dalam mempenggaruhi n padi. hasil tanama h 2. Faktor F iklim sangaat menen ntukan pertumbuhan p n tanaman se elama oleh karen percobaan, p na itu sebaaiknya masa m tanam m disesuaikaan dengan iklim terutama t curah hujan p perlu diperhaatikan agar a ketika terjadi fase‐fase tan naman membutuhka m an banyak air, keterse ediaan . air tercukupi a DAFT TAR PUSTAK KA Ali, U., U Rusdianssyah Dan SSadaruddin. 2004. Pertumbuhaan Dan Hassil Tanaman Padi Pada Lahan Sawah Tad dah Hujan Akibat A Umur Bibitt Dan Jaraak Tanam Yang Berbeda. Ju urnal Budida aya Pertania an Vol 10(2):104‐11 12. Bachrein, S. 2001. 2 Penin ngkatan Efi fisiensi Pemupukan Dengan Pen nggunaan Mineral M Zeolit Pada a Padi Sawa ah Berpeng gairan. http://jabarr.litbang.deptan.go.id (29 Desember 2006). Maruya dan S. D. Estiaty, L. M., Suwardi, I. M Fatimah. 2006. Pengaaruh Zeolit dan dang Terhadap Residu Unsur Pupuk Kand Hara. Jurnall Zeolit Indo onesia. Vol.51):37‐ 44. d K. Estiaty, L.M., D. Fatimah, D.. Suerman dan Alamsyah. 2005. 2 Zeolit Alam Se ebagai Bahan Pen ncampur P Pupuk Kan ndang, Sains Tan nah – Jurnal Ilm miah Ilmu Tan nah dan Agrokklimatologi 5((I)2008 Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al. Kelebihan dan Kekurangnnya. Jurnal Zeolit, Vol.4, No.1, Maret 2005 : 1‐9. Krishna, K. R. 2002. Soil Fertility and Crop Production. Science Publisher Inc. USA. Las, T. 2006. Potensi Zeolit Untuk Mengolah Limbah Industri Dan Radioaktif. http://www.batan.go.id/pltr/index.php?o ption=com_content&task=view&id=40&It emid=48. (Didownload Pada Tanggal 26 September 2006). Partoyo. 2005. Analisa Indeks Kualitas Tanah Pertanian Di Lajhan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. http://72.14.235.104/searc?q=cache:DU1 CPV8MOasJ:agrisci.ugmac.id/vol12_2/6.1 40‐151.Indeks%2520Kualitas%2520 Kualitas%2520KualitasTanah%2520Samas ‐Partoyo%2520UPN.pdf+Analisis+i ndeks+kualitas+tanah+pertanian+di+laha n+pasir+pantai&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd =3. (Didownload Pada Tanggal 26 September 2006). Sudihardjo, A.M. 2001. Budidaya Tanaman Bawang Merah Di Lahan Beting Pasir Pantai Selatan Yogyakarta Untuk Mendukung Pengebangan Wilayah. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian Untuk Mendukung Pengembangan Wilayah. Prosiding Seminar Teknologi Pertanian Untuk Mendukung Agribisnis Dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah Dan Ketahanan Pangan. BPTP Yogyakarta. Sulistiyani, D.P. 2001. Hubungan Lama Penggunaan Pupuk P Pada Lahan Sawah Dengan Ketersediaan Dan Bentuk P Tanah. J.Agrista. Vol.5(1):23‐29. Syukur, A. 2005. Penyerapan Boron Oleh Tanaman Jagung Di Tanah Pasir Pantai Bugel Dalam Kaitannya Dengan Tingkat Frekuensi Penyiraman Dan Pemberian Bahan Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 5 (2)(2005) p: 20‐26. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakarta. Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008 29 Efisiensi Pemupukan P pada Lahan.... Hartati et al. 30 Sains Tanah – Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 5(I)2008