i JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas yaitu FakultasTeknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di UniversitasSatya Negara Indonesia (USNI). Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau mitra bestari. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatandariJurnal USNI sebelumnya. AlamatPenerbit / Redaksi LembagaPenelitiandanPengabdianpadaMasyarakat (LPPM) UniversitasSatya Negara Indonesia Jl. ArteriPondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 – Indonesia Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963 Homepage : http://www.usni.ac.id E-mail : [email protected] FrekuensiTerbit 2 kali setahun :Junidan Desember Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19 Vol. 7 No. 2 Desember2014 ISSN : 1979-5246 JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA Pelindung Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd (Rektor) PenanggungJawab Dr. YusrianiSaptaDewi, MSi (Ketua LPPM) Penasehat Prof. Dr. Ir. Supriyono EkoWardoyo, M.Aq DewanRedaksi Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng Dr. Ir. Mustahal, M.Sc Dr. YusrianiSaptaDewi, M.Si Dr. Ir. UripRahmani, M.Si Dr. Meifida Ilyas, SE, M.Si Ir. Nunung Nurhayati, M.Si MitraBestari Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM) Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI) Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (BalaiRiset DKP) Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI) PenyuntingPelaksana Istiqomah Sumadikarta, ST. M.Kom Supriadi, ST. iii DAFTAR ISI Game Simulasi Perilaku Hewan Gajah Berbasis Konsep Agent Cerdas. Zulkifli 1-12 Deskripsi Kejadian Diare Pada Balita Di KampungRawaAren Wilayah KerjaPuskesmasAren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota BekasiPropinsiJawa Barat Tahun 2014 13-19 Warsono dan Yusriani Sapta Dewi Manajemen Stratejik Pada Pesantrendan Madrasah Satiri 20-28 LiterasiIklan, HindariPerilaku Konsumtif Remaja(KajianKomunikasi Massa-Literasi Media) 29-35 Sandra Olifia ReklamasiPengolahanLimbahDetergenDenganMenggunakanSistemPenyaringanBioball Dan KarbonAktif 36-44 Nurhayati dan Fakly Yohardin Pengaruh Faktor-Faktor KualitasPelayananTerhadapKepuasanPasienRawatInapRumah Sakit Premier BintaroTangerang Selatan 45-54 Aprizal dan Lucy Nancy Simatupang PemanfaatanAlgoritmaLuhnUntukUjiValidasiKartuKredit FaizalZuli 55-58 AnalisisSemiotikaIklan IPhone 4S di KatalogIBox Bertha Komala Sinambela dan Yoyon Syachromi 59-65 Perancangan Sistem Digital Fax Management PadaBagianIklanHarianKompas SuyarsodanAgungPriambodo Rancangan Aplikasi Evaluasi Kinerja Karyawan Dengan Penerapan Algoritma K-Mean WachyuHari Haji dan Muhammad Rizky 66-71 72-79 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19 DESKRIPSI KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KAMPUNG RAWA AREN WILAYAH KERJA PUSKESMAS AREN JAYA KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 Warsono dan Yusriani Sapta Dewi Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Satya Negara Indonesia [email protected] Abstrak Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada balita wilayah kerja puskesmas Aren jaya Kota Bekasi Timur. Perilaku hidup bersih dan sehat itu sendiri meliputi, memberi ASI eklusif kepada bayi, mencuci dan merebus peralatan makan, tidak memberi makanan instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan kuku bayi, dan membersihkan pekarangan rumah dari kotoran baik itu dari daun-daun pepohonan ataupun dari kotoran hewan. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek Penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya yang mempunyai balita dan pernah mengalami kejadian diare pada periode Januari – April 2014. Dengan sampel sebanyak 60 responden dengan uji statistic menggunakan uji Koefisien Koerlasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada balita yaitu sebesar 41% dalam artian sebesar 59% dipengaruhi oleh factor lain seperti factor sanitasi, sosial, ekonomi dan budaya. Kata kunci : Kejadian diare, balita dan perilaku hidup bersih masyarakat Abstact Diarrheal disease is still a major problem in society that are difficult to overcome. From year to year, diarrhea remains one of the diseases that cause mortality and malnutrition in children. The purpose of this study was to determine the relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in children under five work areas aren health center glorious East Bekasi. Clean and healthy living behavior itself covers, exclusive breastfeeding to the baby, wash and boil tableware, do not give instant baby food, health check every month, clean the baby's nails, and cleaning the yard of dirt either from the leaves of the trees or from animal waste. The research method used is observational design with cross sectional approach. The research subject is a housewife who lives in Puskesmas Aren Jaya and toddlers who have never experienced the incidence of diarrhea in the period January to April 2014 with a sample of 60 respondents with statistical tests using Cooefisien correlations test. The results showed that there is a relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in children under five by 41% in terms of 59% is influenced by other factors such as sanitation factors, social, economic Keywords: The incidence of diarrhea, toddlers and hygienic behavior of society PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak (World Helath Organization (WHO, 2009). Di Negara berkembang anak-anak balita mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat kejadian lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup dihabiskan untuk diare (Soebagyo, 2008). Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia baik lakilaki maupun perempuan, tetapi penyakit diare 13 dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi dan balita. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh terutama balita bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi (Depkes RI, 2010). Di Negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian (Depkes RI, 2010). Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat, pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita (Depkes RI, 2006). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor agent penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan menjadi faktor dominan, sementara faktor lingkungan yang paling dominan yaitu kondisi lingkungan yang tidak mendukung kesehatan masyarakat diantaranya sarana pembuangan sampah. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar bakteri penyebab diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Depkes RI, 2005). B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara perilaku hidup bersih dengan kejadian diare pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Kampung Rawa Aren? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat terhadap kejadian penyakit diare pada balita di Kampung Rawa Aren Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi Tahun 2014. 2. Mengetahui gambaran perilaku masyarakat di Kampung Rawa Aren Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi Tahun 2014. TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih Perilaku hidup bersih adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan caracara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007). Ada lima hal utama dalam membiasakan hidup bersih dan sehat pada kehidupan sehari-hari di antaranya 1)mencuci tangan yang benar pada saat sebelum makan atau minum, sebelum menyiapkan atau memegang makanan, setelah buang air 2) penggunaan jamban yang sehat untuk keperluan buang air besar; 3) memanfaatkan air bersih yang sehat dapat mencegah penularan; 4) pengolahan makanan atau minum yang bersih dan sehat, termasuk pemberian air susu ibu dapat mencegah penularan penyakit; 5) Penanganan sampah yang sehat dapat mencegah penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan (Ananto, 2006) B. Kejadian Diare Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007). Menurut WHO (2008), diare didefinisikan sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam. Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi dua, yaitu diare akut (< 2 minggu) dan diare kronik (≥ 2 minggu) (Widoyono, 2008). Diare disebabkan oleh bakteri yang tertelan, utamanya dari kotoran manusia (tinja). Ini terjadi karena pembuangan tinja yang tidak aman, kebersihan yang kurang dan kurangnya persediaan air minum yang bersih untuk anak-anak yang sudah tidak diberi ASI. Anak-anak yang diberi ASI eksklusif pada enam bulan pertama dan mendapat imunisasi pada waktunya lebih jarang yang terkena diare. Risiko terbesar diare adalah dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi, seorang dapat kehilangan lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama, yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya. Keduanya sangat penting untuk proses fisiologis normal. Kehilangan dua elektrolit utama ini dapat menyebabkan bayi/ balita rewel atau terjadi Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19 gangguan irama jantung maupun pendarahan otak. Kondisi dehidrasi lebih berat pada balita dan anak daripada orang dewasa. Sedangkan klasifikasi dehidrasi menurut WHO (1985) dibagi dalam 3 tahapan yaitu : 1) Dehidrasi ringan, yakni apabila cairan tubuh yang hilang sebesar 3-5% dan tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya pada anak yaitu bibir kering, terlihat agak lesu, haus dan agak rewel; 2). Dehidrasi sedang, apabila cairan tubuh yang hilang sebesar 6-10% tandanya ditemukan dua atau lebih gejala seperti gelisah, kehausan, mata cekung dan kulit keriput; 3). Dehidrasi berat, apabila cairan tubuh yang hilang lebih dari 10% ditandai dengan buang air terus menerus dan cair, muntah secara terus menerus, kesadaran menurun, dan kadang-kadang disertai kejang-kejang dan panas. Menurut Widoyono (2008) diare dapat disebabkan oleh a). Virus: Rotavirus. b). Bakteri: Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio cholerae.c). Parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan Cryptosporidium. d). makanan (makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran mentah dan kurang matang). e).Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein. f).Alergi: makanan, susu sapi. g) Imunodefisiensi. Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui jalur fekal oral yang terjadi karena a). Melalui air yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat disimpan di rumah. b). Melalui tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi, mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare biasanya menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4 sampai 6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar. Faktor yang dapat meningkatkan penyakit dan lamanya diare antara lain tidak memberikan ASI sampai dua tahun, kurang gizi, campak, immunodefisiensi, dan secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita. Penyakit diare juga merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila factor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare. Akibat penularan penyakit diare berdasarkan orang (umur) sekitar 80% kematian diare tersebut terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun. Data Tahun 2004 menunjukkan bahwa dari sekitar 125 juta anak usia 0-11 bulan, dan 450 juta anak usia 1-4 tahun yang tinggal di Negara berkembang, total episode diare pada balita sekitar 1,4 milyar kali per tahun. Dari jumlah tersebut total episode diare pada bayi usia di bawah 0-11 bulan sebanyak 475 juta dan anak usia 1-4 tahun sekitar 925 juta kali per tahun (Amiruddin, 2007). Cara pencegahan diare yang benar dan efektiv untuk balita di antaranya adalah a). Meningkatkan penggunaan ASI (Air Susu Ibu) karena Asi merupakan makanan paling baik utnuk bayi karena terdiri atas komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi selain itu sifat ASI steril dibandingkan dengan susu formula atau cairan lain, yang harus disiapkan dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang kotor, menghindarkan anak dari bakteri atau organism lain yang akan menyebabkan diare. b). Memperbaiki makanan pendamping ASI c). Pemberian Imunisasi campak karena diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu pemberiana imunisasi campak harus segera dilakukan sebelum anak berumur 9 bulan d).Penggunaan jamban yang benar e). Pembuangan kotoran yang tepat termasuk tinja anak-anak dan bayi yang benar. Banyak orang yang beranggapan bahwa tinja bayi tidak berbahaya, hal ini tidak benar karena tinja bayi juga dapat menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang dengan benar f). Mencuci tangan; Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makan mempunyai dampak positif dalam penurunan kejadian diare. Banyak penyakit, terutama diare dapat dicegah bila terbiasa menjaga kebersihan dan 15 kesehatan lingkungan diantaranya buang air besar di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air sesudah buang air besar, membersihkan tinja anak, membuang sampah di tempat yang benar dan mempersiapkan makanan dan minuman anak balita dengan baik dan benar, anak-anak sering memasukkan tangan kedalam mulutnya, jadi penting untuk sering mambasuh tangan anak terutama sesudah mereka bermain di tempat yang kotor atau bersama binatang. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian B. Populasi dan Sampling Subjek penelitian ini adalah rumah tangga yang di dalamnya terdapat balita dan pernah menderita diare di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota Bekasi. Sampling dalam penelitian ini ditentukan secara Purposive random sampling yaitu : 1. Ibu rumah tangga yang mempunyai anak balita dan pernah menderita diare. 2. Merupakan rumah yang berdomisili (tinggal menetap) dan memiliki rumah di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota Bekasi. 3. Bersedia menjadi subjek penelitian atau menjadi responden. C. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada sebagian rumah yang mempunyai balita dan pernah menderita diare di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota Bekasi pada bulan Januari s.d Februari 2014. D. Sampel 1. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Multistage Random Sampling yang berarti pemilihan daerah khusus dan sampelnya harus rumah tangga yang didalamnya ada balita yang pernah mengalami kejadian diare (http://en.wikipedia.org/wiki/Multistage_s ampling). 2. Jumlah sampel 60 ibu rumah tangga E. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku masyarakat yang bisa menyebabkan terjadinya diare pada Balita. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota Bekasi. F. Kerangka Berfikir 1. Hubungan antara perilaku pemberian ASI eklusif dengan kejadian diare Pemberian ASI yang dianjurkan adalah ASI eklusif selama 6 bulan yang diartikan bahwa bayi hanya mendapatkan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain termasuk air putih (Matondang, dkk, 2008). Idealnya bayi yang diberi ASI eklusif tidak terkena diare karena ASI merupakan makanan alami yang ideal bagi bayi dan sesuai dengan kondisi system pencernaan bayi yang belum teratur sehingga tidak menyebabkan alergi pada bayi. ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang mempunyai suhu udara panas (Hendarto dan Pringgadini, 2008) 2. Hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare Mencuci tangan dengan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jarijemari menggunakan air bersih dan sabun untuk menjadi bersih, selain itu juga salah satu upaya untuk pencegahan penyakit diare. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung maupun kontak tidak langsung (dengan media langsung seperti handunk dan peralatan makan). Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19 3. 4. 5. Hubungan antara perilaku tersedianya tempat sampah dengan kejadian diare Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Pengelolaan sampah yang tidak baik adalah satu penyebab terjadinya penyakit diare. Vektor penyakit yang hinggap di permukaan sampah terbuka akan membawa bibit penyakit jika kemudian hinggap pada sumber makanan. Hubungan perilaku masyarakat membersihkan pekarangan rumah dari kotoran hewan dengan kejadian diare. Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman sendiri baik itu dari kotoran daun-daunan maupun dari kotoran hewan seperti ayam, kucing liar dan anjing. Terciptanya pekarangan yang kumuh memudahkan vektor penyakit bersarang dan menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, penyakit kulit, kolera dan lain sebagainya jika kontak dengan sumber pangan. Hubungan antara perilaku masyarakat dalam kebersihan balita dengan kejadian diare. Beberapa penyebab diare pada balita antara lain: a.Tidak melakukan pemberian ASI Eklusif, b).Bayi / balita bermain ditempat yang kotor / peralatan mainnya kotor, c).Proses mencuci peralatan bayi/ balita tidak baik, d).Kuku bayi/ balita yang kotor atau jarang dibersihkan, e).Tidak membuang air besar di WC, f).Pakaian yang dipakai balita kotor G. Analisis Data Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih masyarakat dengan kejadian diare digunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment 𝒓𝒙𝒚 = 𝐧∑𝐱𝐲 − (∑𝐱). (∑𝐲) √{𝐧∑𝐱 𝟐 − (∑𝐱)𝟐 }{𝐧∑𝐲 𝟐 − (∑𝐲)2 } ∑x ∑y = Perilaku Masyarakat = Kejadian diare HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan umur, 35 % berumur rata-rata antara 20-35 tahun. 51 % tidak bekerja di kantor. Anak balita (bawah lima tahun) yang diamati, 49 % berumur antara 6 bulan sampai 1 tahun 6 bulan. Jenis kelamin balita, 52 % berjenis kelamin perempuan dan 48 % berjenis kelamin laki-laki. B. Deskripsi Perilaku. 1. Pemberian ASI eklusif pada balita diketahui bahwa responden memberi ASI Eklusif pada bayi sebanyak 52% dan disusul kemudian sebanyak 30% yaitu kadang-kadang dan sebanyak 18% tidak memberi ASI Eklusif pada bayi. 2. Perilaku Mencuci dan Merebus Peralatan Makan balita diketahui bahwa responden mencuci dan merebus peralatan balita sebanyak 52% kadang-kadang disusul kemudian sebanyak 25% tidak mencuci dan merebus peralatan balita dan 25% mencuci dan merebus peralatan makan balita. 3. Pemberian makanan instan diketahui responden yang memberi makanan instan kepada balita yaitu sebanyak 38%, kemudian tidak memberi makanan instan kepada balita yaitu sebanyak 51% dan kadang-kadang memberi makanan instan yaitu sebanyak 11%. 4. Perilaku tentang kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan diketahui bahwa paling banyak responden mencuci tangan sebelum dan sesudah makan yaitu sebanyak 90% dan disusul kemudian kadang-kadang mencuci tangan yaitu sebanyak 10%. 5. Pemeriksaan kesehatan balita ke Puskesmas 17 diketahui bahwa responden kadangkadang melakukan pemeriksaan balita yaitu 52% disusul kemudian 28% yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan balita dan sebanyak 20% tidak melakukan pemeriksaan kesehatan balita. 6. Kebiasaan Ibu dan balita membersihkan kuku diketahui bahwa paling banyak responden melakukan kebiasaan membersihkan kuku yaitu kadang-kadang atau 74%, disusul kemudian 26% melakukan kebiasaan membersihkan kuku. 7. Kepemilikan tempat sampah diketahui bahwa responden 100% memiliki tempat sampah. 8. Pekarangan yang sering dikotori hewan ternak diketahui bahwa pekarangan paling banyak dikotori hewan ternak yaitu 61% dan pekarangan tidak dikotori hewan ternak sebanyak 39%. 9. Kebiasaan membersihkan pekarangan rumah diketahui bahwa sebanyak 87% responden melakukan kebiasaan membersihkan pekarangan rumah, dan sebanyak 13% responden tidak melakukan kebiasaan membersihkan pekarangan rumah. 10. Jarak rumah dengan tempat pembuangan sampah sementara diketahui bahwa responden yang memiliki jarak rumah dengan pembuangan sampah sementara lebih dari 10 meter yaitu sebanyak 85% dan yang kurang dari 10 meter sebanyak 15%. C. Hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Rawa Aren Kecamatan Bekasi Tahun 2014 Pengujian secara statistik antara variabel perilaku hidup bersih masyarakat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kecamatan Bekasi Timur pada tahun 2014 menghasilkan koefisien kolerasi (r) sebesar – 0,63786. Artinya semakin baik perilaku masyarakat dalam kebersihan peorangan maupun balita maka semakin kecil risiko akan terjadinya penyakit diare. Pengaruh perilaku masyarakat hidup bersih terhadap kejadian diare dinyatakan dengan R (Determinasi) sama (R) 0,41 atau sebesar 41 %. Artinya pengaruh lain sebesar 59% adalah pengaruh parameter lain yang dapat mempengaruhi kejadian diare tetapi dalam penelitian ini tidak ikut diteliti misal faktor sanitasi, social, ekonomi, budaya dan lain-lain. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara perilaku hidup bersih dengan kejadian diare pada balita. 2. Besarnya pengaruh perilaku hidup bersih dengan kejadian diare yaitu 41% SARAN 1. Diharapkan bagi instansi kesehatan puskesmas untuk dapat mengupayakan peningkatan program penyehatan lingkungan permukiman. 2. Diharapkan kepada rseponden meningkatkan tindakan pencegahan terjadinya diare dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan balita. 3. Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalah yang sama, namun dengan variabel yang lain dalam hubungan kejadian diare pada balita, seperti sanitasi lingkungan, sarana air bersih dan faktor budaya. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Amiruddin R.2007. Current Issue Kematian Anak (Penyakit Diare), Makassar :Universitas Hasanuddin, Anonim. 1985. World Health Organization, The Management of Diarrhea and Used of Oral Rehidration Therapy, Genewa. Anonim. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Dep. Kes R.I Wijoyo Yosef , Diare Pahami Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta, Mei 2013 Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hendarto, A & Pringgadini, K,. 2008. Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Matondang,C.S., Munatsir,Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In: Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI,. pp: 189-202 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19 7. 8. 9. 10. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku . Jakarta : Rineka Cipta. http://www.slideshare.net/irenesusilo 18/booklet-phbs-rumah-tangga (09 Mei 2014) Soebagyo,B. 2008. Diare Akut Pada Anak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan Pemberantasannya, Surabaya : Erlangga. 19