Untitled - Portal Kopertis Wilayah III

advertisement
i
JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA
merupakan Jurnal Ilmiah yang
menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian atau
aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan bidang
yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat Fakultas yaitu
FakultasTeknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ekonomi dan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana publikasi dan
ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di UniversitasSatya Negara
Indonesia (USNI).
Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih
lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada
halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca
pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau
mitra bestari.
Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan
Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara
Indonesia merupakan peningkatandariJurnal USNI sebelumnya.
AlamatPenerbit / Redaksi
LembagaPenelitiandanPengabdianpadaMasyarakat (LPPM)
UniversitasSatya Negara Indonesia
Jl. ArteriPondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240 – Indonesia
Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963
Homepage : http://www.usni.ac.id
E-mail : [email protected]
FrekuensiTerbit
2 kali setahun :Junidan Desember
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19
Vol. 7 No. 2 Desember2014
ISSN : 1979-5246
JURNAL ILMIAH
SATYA NEGARA INDONESIA
Pelindung
Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd
(Rektor)
PenanggungJawab
Dr. YusrianiSaptaDewi, MSi
(Ketua LPPM)
Penasehat
Prof. Dr. Ir. Supriyono EkoWardoyo, M.Aq
DewanRedaksi
Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D
Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng
Dr. Ir. Mustahal, M.Sc
Dr. YusrianiSaptaDewi, M.Si
Dr. Ir. UripRahmani, M.Si
Dr. Meifida Ilyas, SE, M.Si
Ir. Nunung Nurhayati, M.Si
MitraBestari
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)
Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)
Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (BalaiRiset DKP)
Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)
PenyuntingPelaksana
Istiqomah Sumadikarta, ST. M.Kom
Supriadi, ST.
iii
DAFTAR ISI
Game Simulasi Perilaku Hewan Gajah Berbasis Konsep Agent Cerdas.
Zulkifli
1-12
Deskripsi Kejadian Diare Pada Balita Di KampungRawaAren Wilayah KerjaPuskesmasAren
Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota BekasiPropinsiJawa Barat Tahun 2014
13-19
Warsono dan Yusriani Sapta Dewi
Manajemen Stratejik Pada Pesantrendan Madrasah
Satiri
20-28
LiterasiIklan, HindariPerilaku Konsumtif Remaja(KajianKomunikasi Massa-Literasi Media) 29-35
Sandra Olifia
ReklamasiPengolahanLimbahDetergenDenganMenggunakanSistemPenyaringanBioball
Dan KarbonAktif
36-44
Nurhayati dan Fakly Yohardin
Pengaruh Faktor-Faktor KualitasPelayananTerhadapKepuasanPasienRawatInapRumah
Sakit Premier BintaroTangerang Selatan
45-54
Aprizal dan Lucy Nancy Simatupang
PemanfaatanAlgoritmaLuhnUntukUjiValidasiKartuKredit
FaizalZuli
55-58
AnalisisSemiotikaIklan IPhone 4S di KatalogIBox
Bertha Komala Sinambela dan Yoyon Syachromi
59-65
Perancangan Sistem Digital Fax Management PadaBagianIklanHarianKompas
SuyarsodanAgungPriambodo
Rancangan Aplikasi Evaluasi Kinerja Karyawan Dengan Penerapan Algoritma K-Mean
WachyuHari Haji dan Muhammad Rizky
66-71
72-79
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19
DESKRIPSI KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KAMPUNG RAWA AREN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS AREN JAYA
KECAMATAN BEKASI TIMUR KOTA BEKASI
PROPINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
Warsono dan Yusriani Sapta Dewi
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Satya Negara Indonesia
[email protected]
Abstrak
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari
tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada
balita wilayah kerja puskesmas Aren jaya Kota Bekasi Timur. Perilaku hidup bersih dan sehat itu sendiri
meliputi, memberi ASI eklusif kepada bayi, mencuci dan merebus peralatan makan, tidak memberi makanan
instan kepada bayi, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya, membersihkan kuku bayi, dan membersihkan
pekarangan rumah dari kotoran baik itu dari daun-daun pepohonan ataupun dari kotoran hewan. Metode
penelitian yang digunakan yaitu rancangan Observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Subjek Penelitian
ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya yang mempunyai balita dan
pernah mengalami kejadian diare pada periode Januari – April 2014. Dengan sampel sebanyak 60 responden
dengan uji statistic menggunakan uji Koefisien Koerlasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara perilaku masyarakat dengan kejadian diare pada balita yaitu sebesar 41% dalam artian sebesar 59%
dipengaruhi oleh factor lain seperti factor sanitasi, sosial, ekonomi dan budaya.
Kata kunci
: Kejadian diare, balita dan perilaku hidup bersih masyarakat
Abstact
Diarrheal disease is still a major problem in society that are difficult to overcome. From year to year, diarrhea
remains one of the diseases that cause mortality and malnutrition in children. The purpose of this study was to
determine the relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in children under five work
areas aren health center glorious East Bekasi. Clean and healthy living behavior itself covers, exclusive
breastfeeding to the baby, wash and boil tableware, do not give instant baby food, health check every month,
clean the baby's nails, and cleaning the yard of dirt either from the leaves of the trees or from animal waste. The
research method used is observational design with cross sectional approach. The research subject is a housewife
who lives in Puskesmas Aren Jaya and toddlers who have never experienced the incidence of diarrhea in the
period January to April 2014 with a sample of 60 respondents with statistical tests using Cooefisien correlations
test. The results showed that there is a relationship between people's behavior with the incidence of diarrhea in
children under five by 41% in terms of 59% is influenced by other factors such as sanitation factors, social,
economic
Keywords: The incidence of diarrhea, toddlers and hygienic behavior of society
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah
utama kesehatan masyarakat yang sulit untuk
ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap
menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan
mortalitas dan malnutrisi pada anak (World Helath
Organization
(WHO,
2009).
Di
Negara
berkembang anak-anak balita mengalami rata-rata
3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa
tempat kejadian lebih dari 9 kali kejadian diare per
tahun atau hampir 15-20% waktu hidup dihabiskan
untuk diare (Soebagyo, 2008). Penyakit diare
adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi
hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan
bisa menyerang seluruh kelompok usia baik lakilaki maupun perempuan, tetapi penyakit diare
13
dengan tingkat dehidrasi berat dengan angka
kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi
dan balita. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak
ditangani secara serius karena tubuh terutama
balita bila terjadi diare sangat mudah terkena
dehidrasi (Depkes RI, 2010).
Di Negara berkembang termasuk Indonesia
anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per
tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian
sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian
(Depkes RI, 2010). Angka kesakitan diare di
Indonesia dari tahun ketahun cenderung
meningkat, pada tahun 2006 jumlah kasus diare
sebanyak 10.980
penderita
dengan
jumlah
kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan
diperkirakan angka kejadian diare pada balita
berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian
sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita
(Depkes RI, 2006).
Banyak faktor yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat menjadi faktor pendorong
terjadinya diare, terdiri dari faktor agent penjamu,
lingkungan dan perilaku. Faktor perilaku
masyarakat yang kurang menjaga kebersihan
menjadi faktor dominan, sementara faktor
lingkungan yang paling dominan yaitu kondisi
lingkungan yang tidak mendukung kesehatan
masyarakat diantaranya sarana pembuangan
sampah. Apabila faktor lingkungan tidak sehat
karena tercemar bakteri penyebab diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak
sehat pula, maka penularan diare dengan mudah
dapat terjadi (Depkes RI, 2005).
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara perilaku hidup
bersih dengan kejadian diare pada balita di
Wilayah kerja Puskesmas Kampung Rawa Aren?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara perilaku
masyarakat terhadap kejadian penyakit
diare pada balita di Kampung Rawa Aren
Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya
Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi
Tahun 2014.
2. Mengetahui
gambaran
perilaku
masyarakat di Kampung Rawa Aren
Wilayah Kerja Puskesmas Aren Jaya
Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi
Tahun 2014.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Hidup Bersih
Perilaku hidup bersih adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan
masyarakat
(empowerment).
Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, dan dapat menerapkan caracara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).
Ada lima hal utama dalam membiasakan
hidup bersih dan sehat pada kehidupan sehari-hari
di antaranya 1)mencuci tangan yang benar pada
saat sebelum makan atau minum, sebelum
menyiapkan atau memegang makanan, setelah
buang air 2) penggunaan jamban yang sehat untuk
keperluan buang air besar; 3) memanfaatkan air
bersih yang sehat dapat mencegah penularan; 4)
pengolahan makanan atau minum yang bersih dan
sehat, termasuk pemberian air susu ibu dapat
mencegah penularan penyakit; 5) Penanganan
sampah yang sehat dapat mencegah penyebaran
penyakit dan pencemaran lingkungan (Ananto,
2006)
B. Kejadian Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa
darah atau lendir (Suraatmaja, 2007). Menurut
WHO (2008), diare didefinisikan sebagai berak
cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam.
Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi
dua, yaitu diare akut (< 2 minggu) dan diare kronik
(≥ 2 minggu) (Widoyono, 2008). Diare disebabkan
oleh bakteri yang tertelan, utamanya dari kotoran
manusia (tinja). Ini terjadi karena pembuangan
tinja yang tidak aman, kebersihan yang kurang dan
kurangnya persediaan air minum yang bersih untuk
anak-anak yang sudah tidak diberi ASI. Anak-anak
yang diberi ASI eksklusif pada enam bulan
pertama dan mendapat imunisasi pada waktunya
lebih jarang yang terkena diare.
Risiko terbesar diare adalah dehidrasi.
Jika terjadi dehidrasi, seorang dapat kehilangan
lima liter air setiap hari beserta elektrolit utama,
yaitu natrium dan kalium yang berada didalamnya.
Keduanya sangat penting untuk proses fisiologis
normal. Kehilangan dua elektrolit utama ini dapat
menyebabkan bayi/ balita rewel atau terjadi
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19
gangguan irama jantung maupun pendarahan otak.
Kondisi dehidrasi lebih berat pada balita dan anak
daripada orang dewasa. Sedangkan klasifikasi
dehidrasi menurut WHO (1985) dibagi dalam 3
tahapan yaitu : 1) Dehidrasi ringan, yakni apabila
cairan tubuh yang hilang sebesar 3-5% dan tidak
ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya
pada anak yaitu bibir kering, terlihat agak lesu,
haus dan agak rewel; 2). Dehidrasi sedang, apabila
cairan tubuh yang hilang sebesar 6-10% tandanya
ditemukan dua atau lebih gejala seperti gelisah,
kehausan, mata cekung dan kulit keriput; 3).
Dehidrasi berat, apabila cairan tubuh yang hilang
lebih dari 10% ditandai dengan buang air terus
menerus dan cair, muntah secara terus menerus,
kesadaran menurun, dan kadang-kadang disertai
kejang-kejang dan panas.
Menurut Widoyono (2008) diare dapat
disebabkan oleh a). Virus: Rotavirus. b). Bakteri:
Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio
cholerae.c). Parasit: Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia dan Cryptosporidium. d).
makanan (makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, sayuran mentah dan kurang
matang). e).Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan
protein. f).Alergi: makanan, susu sapi. g)
Imunodefisiensi. Penyakit diare sebagian besar
disebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri.
Penularan penyakit diare melalui jalur fekal oral
yang terjadi karena a). Melalui air yang sudah
tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar
selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau
tercemar pada saat disimpan di rumah. b). Melalui
tinja yang terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi,
mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar.
Penyebaran kuman yang menyebabkan
diare biasanya menyebar melalui makanan atau
minuman yang tercemar tinja dan atau kontak
langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku
yang dapat menyebabkan penyebaran kuman
enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare,
antara lain tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu)
secara penuh 4 sampai 6 bulan pada pertama
kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, menggunakan
air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan
dengan sabun sesudah buang air besar atau sesudah
membuang tinja anak atau sebelum makan atau
menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan
benar.
Faktor yang dapat meningkatkan
penyakit dan lamanya diare antara lain tidak
memberikan ASI sampai dua tahun, kurang gizi,
campak,
immunodefisiensi,
dan
secara
proporsional diare lebih banyak terjadi pada
golongan balita. Penyakit diare juga merupakan
salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua
faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan
berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila
factor lingkungan tidak sehat karena tercemar
kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku
yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan
minuman, maka dapat menimbulkan kejadian
diare.
Akibat
penularan
penyakit
diare
berdasarkan orang (umur) sekitar 80% kematian
diare tersebut terjadi pada anak di bawah usia 2
tahun. Data Tahun 2004 menunjukkan bahwa dari
sekitar 125 juta anak usia 0-11 bulan, dan 450 juta
anak usia 1-4 tahun yang tinggal di Negara
berkembang, total episode diare pada balita sekitar
1,4 milyar kali per tahun. Dari jumlah tersebut total
episode diare pada bayi usia di bawah 0-11 bulan
sebanyak 475 juta dan anak usia 1-4 tahun sekitar
925 juta kali per tahun (Amiruddin, 2007).
Cara pencegahan diare yang benar dan
efektiv untuk balita di antaranya adalah a).
Meningkatkan penggunaan ASI (Air Susu Ibu)
karena Asi merupakan makanan paling baik utnuk
bayi karena terdiri atas komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang
untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi
selain itu sifat ASI steril dibandingkan dengan susu
formula atau cairan lain, yang harus disiapkan
dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi
dalam botol yang kotor, menghindarkan anak dari
bakteri atau organism lain yang akan menyebabkan
diare. b). Memperbaiki makanan pendamping ASI
c). Pemberian Imunisasi campak karena diare
sering timbul menyertai campak sehingga
pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah
diare. Oleh karena itu pemberiana imunisasi
campak harus segera dilakukan sebelum anak
berumur 9 bulan d).Penggunaan jamban yang benar
e). Pembuangan kotoran yang tepat termasuk tinja
anak-anak dan bayi yang benar. Banyak orang
yang beranggapan bahwa tinja bayi tidak
berbahaya, hal ini tidak benar karena tinja bayi
juga dapat menularkan penyakit pada anak-anak
dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang dengan
benar f). Mencuci tangan; Kebiasaan yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah
mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,
terutama setelah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makan
mempunyai dampak positif dalam penurunan
kejadian diare. Banyak penyakit, terutama diare
dapat dicegah bila terbiasa menjaga kebersihan dan
15
kesehatan lingkungan diantaranya buang air besar
di jamban, mencuci tangan dengan sabun dan air
sesudah buang air besar, membersihkan tinja anak,
membuang sampah di tempat yang benar dan
mempersiapkan makanan dan minuman anak balita
dengan baik dan benar, anak-anak sering
memasukkan tangan kedalam mulutnya, jadi
penting untuk sering mambasuh tangan anak
terutama sesudah mereka bermain di tempat yang
kotor atau bersama binatang.
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dalam
bentuk survey yang bersifat observasional
dengan metode pendekatan cross-sectional,
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan
pengamatan sesaat atau dalam suatu periode
waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya
dilakukan satu kali pengamatan selama
penelitian
B. Populasi dan Sampling
Subjek penelitian ini adalah rumah tangga
yang di dalamnya terdapat balita dan pernah
menderita diare di wilayah kerja Puskesmas
Aren Jaya Kota Bekasi.
Sampling dalam penelitian ini ditentukan
secara Purposive random sampling yaitu :
1. Ibu rumah tangga yang mempunyai
anak balita dan pernah menderita
diare.
2. Merupakan rumah yang berdomisili
(tinggal menetap) dan memiliki
rumah di wilayah kerja Puskesmas
Aren Jaya Kota Bekasi.
3. Bersedia menjadi subjek penelitian
atau menjadi responden.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada sebagian
rumah yang mempunyai balita dan pernah
menderita diare di wilayah kerja Puskesmas
Aren Jaya Kota Bekasi pada bulan Januari s.d
Februari 2014.
D. Sampel
1.
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan
Multistage
Random
Sampling yang berarti pemilihan daerah
khusus dan sampelnya harus rumah
tangga yang didalamnya ada balita yang
pernah
mengalami
kejadian
diare
(http://en.wikipedia.org/wiki/Multistage_s
ampling).
2. Jumlah sampel 60 ibu rumah tangga
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel,
yaitu:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
perilaku masyarakat yang bisa
menyebabkan terjadinya diare pada Balita.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kejadian diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Aren Jaya Kota
Bekasi.
F. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara perilaku pemberian
ASI eklusif dengan kejadian diare
Pemberian ASI yang dianjurkan adalah
ASI eklusif selama 6 bulan yang diartikan
bahwa bayi hanya mendapatkan ASI saja
tanpa tambahan makanan dan minuman
lain termasuk air putih (Matondang, dkk,
2008). Idealnya bayi yang diberi ASI
eklusif tidak terkena diare karena ASI
merupakan makanan alami yang ideal
bagi bayi dan sesuai dengan kondisi
system pencernaan bayi yang belum
teratur sehingga tidak menyebabkan alergi
pada bayi.
ASI mengandung sebagian besar air
sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi
yang mendapat cukup ASI tidak perlu lagi
mendapat tambahan air walaupun berada
di tempat yang mempunyai suhu udara
panas (Hendarto dan Pringgadini, 2008)
2. Hubungan antara perilaku mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun
dengan kejadian diare
Mencuci tangan dengan menggunakan
sabun adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jarijemari menggunakan air bersih dan sabun
untuk menjadi bersih, selain itu juga salah
satu upaya untuk pencegahan penyakit
diare. Hal ini dilakukan karena tangan
seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan pathogen
berpindah dari satu orang ke orang lain,
baik dengan kontak langsung maupun
kontak tidak langsung (dengan media
langsung seperti handunk dan peralatan
makan).
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19
3.
4.
5.
Hubungan antara perilaku tersedianya
tempat sampah dengan kejadian diare
Menurut definisi WHO, sampah adalah
sesuatu yang digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi, atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2007). Pengelolaan
sampah yang tidak baik adalah satu
penyebab terjadinya penyakit diare.
Vektor penyakit yang hinggap di
permukaan
sampah
terbuka
akan
membawa bibit penyakit jika kemudian
hinggap pada sumber makanan.
Hubungan
perilaku
masyarakat
membersihkan pekarangan rumah dari
kotoran hewan dengan kejadian diare.
Kebersihan adalah upaya manusia untuk
memelihara diri dan lingkungan dari
segala yang kotor. Kebersihan lingkungan
dimulai dari menjaga kebersihan halaman
sendiri baik itu dari kotoran daun-daunan
maupun dari kotoran hewan seperti ayam,
kucing liar dan anjing. Terciptanya
pekarangan yang kumuh memudahkan
vektor
penyakit
bersarang
dan
menyebabkan berbagai penyakit seperti
diare, penyakit kulit, kolera dan lain
sebagainya jika kontak dengan sumber
pangan.
Hubungan antara perilaku masyarakat
dalam kebersihan balita dengan
kejadian diare.
Beberapa penyebab diare pada balita
antara lain:
a.Tidak melakukan pemberian ASI
Eklusif, b).Bayi / balita bermain ditempat
yang kotor / peralatan mainnya kotor,
c).Proses mencuci peralatan bayi/ balita
tidak baik, d).Kuku bayi/ balita yang kotor
atau
jarang
dibersihkan,
e).Tidak
membuang air besar di WC, f).Pakaian
yang dipakai balita kotor
G. Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup
bersih masyarakat dengan kejadian diare
digunakan rumus Koefisien Korelasi Product
Moment
𝒓𝒙𝒚
=
𝐧∑𝐱𝐲 − (∑𝐱). (∑𝐲)
√{𝐧∑𝐱 𝟐 − (∑𝐱)𝟐 }{𝐧∑𝐲 𝟐 − (∑𝐲)2 }
∑x
∑y
= Perilaku Masyarakat
= Kejadian diare
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur, 35
% berumur rata-rata antara 20-35 tahun. 51 %
tidak bekerja di kantor. Anak balita (bawah
lima tahun) yang diamati, 49 % berumur antara
6 bulan sampai 1 tahun 6 bulan. Jenis kelamin
balita, 52 % berjenis kelamin perempuan dan
48 % berjenis kelamin laki-laki.
B. Deskripsi Perilaku.
1. Pemberian ASI eklusif pada balita
diketahui bahwa responden memberi ASI
Eklusif pada bayi sebanyak 52% dan
disusul kemudian sebanyak 30% yaitu
kadang-kadang dan sebanyak 18% tidak
memberi ASI Eklusif pada bayi.
2. Perilaku Mencuci dan Merebus Peralatan
Makan balita
diketahui bahwa responden mencuci dan
merebus peralatan balita sebanyak 52%
kadang-kadang
disusul
kemudian
sebanyak 25% tidak mencuci dan merebus
peralatan balita dan 25% mencuci dan
merebus peralatan makan balita.
3. Pemberian makanan instan
diketahui responden yang memberi
makanan instan kepada balita yaitu
sebanyak 38%, kemudian tidak memberi
makanan instan kepada balita yaitu
sebanyak 51% dan kadang-kadang
memberi makanan instan yaitu sebanyak
11%.
4. Perilaku tentang kebiasaan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan
diketahui bahwa paling banyak responden
mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan yaitu sebanyak 90% dan disusul
kemudian kadang-kadang mencuci tangan
yaitu sebanyak 10%.
5. Pemeriksaan
kesehatan
balita
ke
Puskesmas
17
diketahui bahwa responden kadangkadang melakukan pemeriksaan balita
yaitu 52% disusul kemudian 28% yaitu
melakukan pemeriksaan kesehatan balita
dan sebanyak 20% tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan balita.
6. Kebiasaan Ibu dan balita membersihkan
kuku
diketahui bahwa paling banyak responden
melakukan kebiasaan membersihkan kuku
yaitu kadang-kadang atau 74%, disusul
kemudian 26% melakukan kebiasaan
membersihkan kuku.
7. Kepemilikan tempat sampah
diketahui bahwa responden 100%
memiliki tempat sampah.
8. Pekarangan yang sering dikotori hewan
ternak
diketahui bahwa pekarangan paling
banyak dikotori hewan ternak yaitu 61%
dan pekarangan tidak dikotori hewan
ternak sebanyak 39%.
9. Kebiasaan membersihkan pekarangan
rumah
diketahui bahwa sebanyak 87% responden
melakukan kebiasaan membersihkan
pekarangan rumah, dan sebanyak 13%
responden tidak melakukan kebiasaan
membersihkan pekarangan rumah.
10. Jarak rumah dengan tempat pembuangan
sampah sementara
diketahui bahwa responden yang memiliki
jarak rumah dengan pembuangan sampah
sementara lebih dari 10 meter yaitu
sebanyak 85% dan yang kurang dari 10
meter sebanyak 15%.
C. Hubungan antara perilaku masyarakat
dengan kejadian diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Rawa Aren
Kecamatan Bekasi Tahun 2014
Pengujian secara statistik antara variabel
perilaku hidup bersih masyarakat dengan
kejadian diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Aren Jaya Kecamatan
Bekasi
Timur pada tahun 2014 menghasilkan koefisien
kolerasi (r) sebesar – 0,63786. Artinya semakin
baik perilaku masyarakat dalam kebersihan
peorangan maupun balita maka semakin kecil
risiko akan terjadinya penyakit diare. Pengaruh
perilaku masyarakat hidup bersih terhadap
kejadian diare dinyatakan dengan R
(Determinasi) sama (R) 0,41 atau sebesar 41 %.
Artinya pengaruh lain sebesar 59% adalah
pengaruh parameter lain yang dapat
mempengaruhi kejadian diare tetapi dalam
penelitian ini tidak ikut diteliti misal faktor
sanitasi, social, ekonomi, budaya dan lain-lain.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara perilaku hidup bersih
dengan kejadian diare pada balita.
2. Besarnya pengaruh perilaku hidup bersih
dengan kejadian diare yaitu 41%
SARAN
1. Diharapkan bagi
instansi kesehatan
puskesmas untuk dapat mengupayakan
peningkatan
program
penyehatan
lingkungan permukiman.
2. Diharapkan
kepada
rseponden
meningkatkan
tindakan
pencegahan
terjadinya diare dengan menjaga kebersihan
lingkungan dan kebersihan balita.
3. Mengadakan
penelitian lebih lanjut
mengenai permasalah yang sama, namun
dengan variabel yang lain dalam hubungan
kejadian diare pada balita, seperti sanitasi
lingkungan, sarana air bersih dan faktor
budaya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Amiruddin R.2007. Current Issue
Kematian Anak (Penyakit Diare),
Makassar :Universitas Hasanuddin,
Anonim. 1985. World Health
Organization, The Management of
Diarrhea and Used of Oral
Rehidration Therapy, Genewa.
Anonim.
2002.
Pedoman
Pemberantasan Penyakit Diare.
Jakarta: Dep. Kes R.I Wijoyo Yosef ,
Diare Pahami Penyakit dan Obatnya.
Yogyakarta, Mei 2013
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar
Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hendarto, A & Pringgadini, K,. 2008.
Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Matondang,C.S., Munatsir,Z.,
Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi
Air Susu Ibu. In: Akib A.A.P.,
Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku
Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI,. pp:
189-202
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.7, No.2 Desember 2014 Hal.: 13-19
7.
8.
9.
10.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Prilaku . Jakarta :
Rineka Cipta.
http://www.slideshare.net/irenesusilo
18/booklet-phbs-rumah-tangga
(09
Mei 2014)
Soebagyo,B. 2008. Diare Akut Pada
Anak. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret Press
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis
Epidemiologi,
Penularan,
Pencegahan Dan Pemberantasannya,
Surabaya : Erlangga.
19
Download