KONSEP DASAR SISTEM PERANCANGAN PEMAFAATAN SOLAR CELL SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK ALAT PERLINDUNGAN HAMA 1 Gito Beri Prabu Mulya, S.T1*, Ir. NH Kresna, M.T.1, Ir. Yani Ridal, M.T1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] ABSTRAK Solar cell adalah sebuah alat modul yang dapat mengkoversikan energi cahaya matahari menjadi listrik. Dalam perkembangan teknologi solar cell telah digunakan sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yang bisa diterapkan pada perancangan pemafaatan solar sell sebagai sumber energi untuk alat perlindungan hama pertanian. Alat ini digunakan untuk mencegah hama yang aktivitas hidupnya dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis bagi manusia akibat kehilangan hasil pada tanaman yang sengaja dibudidayakan. Pada zaman moderen ini kita bisa memakai teknologi untuk merancang sesuatu alat yang ramah lingkungan sebagai pengusir hama, hama di sini salah satunya ialah hama babi dan kera. Alat ini mengunakan mikrokontroler ATMmega8 sebagai otak dari sistem pengendalinya dengan memakai solar cell 20WP untuk penyerap matahari energi alat yang akan disimpan pada accu. Sistem alat ini bekerja apabila kawat sebagai sensor yang dipasang di tepi sawah tersentuh oleh hama, maka kawat tadi mengirim sinyal ke mikrokontroler lalu memerintahkan buzzer berbunyi untuk megusir hama yang akan masuk ke sawah. Kata Kunci : Sumber energi solar cell 20WP, Alat perlindungan hama pertanian. 1. PENDAHULUAN binatang yang dianggap dapat mengganggu atau 1.1 Latar Belakang merusak tanaman dengan memakan bagian Gangguan hama pada tanaman merupakan tanaman yang disukainya. Pada pengendalian salah satu kendala yang cukup rumit dalam usaha hama secara biologi, kimiawi, mekanis dapat pertanian. Keberadaan hama merupakan faktor dilakukan secara terpadu, yaitu memadukan cara yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman biologis, kimiawi, mekanis, secara berimbang. dan pembentukan hasil. Serangan pada tanaman Pengendalian secara terpadu ini dikenal dengan bisa datang secara mendadak dan dapat bersifat nama eksplosif (meluas), sehingga bisa merusak tanaman Pengendalian hama terpadu sangat baik dilakukan dalam waktu yang relatif singkat bahkan bisa karena dapat memberikan dampak positif, dari segi menyebabkan gagal panen.Pemberantasan hama pengendalian hama maupun terhadap lingkungan. secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena Pengendalian hama secara kimiawi memang lebih perkembangannya yang sangat cepat dan sulit efektif dibandingkan dengan pengendalian secara dikontrol. biologis pengendalian maupun hama secara terpadu mekanis. (PHT). Tetapi Serangan hama dapat dikurangi apabila pengendalian hama secara kimiawi ini bisa dilakukan pengamatan yang cukup baik mulai dari menimbulkan efek samping terhadap lingkungan, penanaman Untuk yakni pencemaran lingkungan yang berdampak mengurangi jumlah hama yang merusak hasil terhadap unsur-unsur biologis, yaitu musnahnya panen, kita bisa mencari solusi dari cara manual ke organisme lain yang bukan sasaran, misalnya teknologi yang lebih canggih. Hama adalah hewan-hewan predator atau hewan-hewan yang sampai waktu panen. dapat membantu penyerbukan. Konsep 2. TINJAUAN PUSTAKA pengendalian hama terpadu lebih efektif dan Pada penelitian ini penulis mencari acuan materi efisien, serta memberikan dampak negatif yang buku dan pada riset-riset sebelumnya, seperti yang sekecil mungkin terhadap lingkungan hidup. Oleh tercantum dibawah ini : karena itu perlu didukung dengan teknologi ramah 1. Ricky Ardi Yosua Sidauruk, (2011). lingkungan, yang bisa memberikan Keuntungan “Implementasi mikrokontroler ATMega8535 lain dari penerapan konsep pengendalian hama. berbasis sensor ultrasonic untuk proteksi Konsep ini harus didukung dari teknologi yang keamanan terpadu”. Menjelaskan tentang berfungsi untuk membantu petani dalam kegiatan pentingnya keamanan yang efektif dan efesien. pertanian dan perkebunan supaya terhindar dari Maka hama dan hemat biaya. diaplikasikan 1.2 Tujuan Penelitian semakin tingginya tingkat kejahatan saat ini mikrokontroler ATMega8535 sebagai keamanan. yang Kerena Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan terutama pencurian dan perampokan di saat skripsi rumah kosong ditingakan pehuninya. ini adalah untuk merencanakan, merancang dan membuat alat perlindungan 2. M. Helmi F. A. P, (2007). “Pemafaatan hama pertanian sebagai upaya pemberantasan energi hama sebagai babi dan kera dalam pertanian. matahari mengunakan altenative untuk solar cell mengerakan Diharapkan alat yang dirancang ini dapat konveyor”. Membahas tentang energi surya berguna dan dapat diterapkan didalam suatu sebagai aplikasi yang nyata. ketersediannya 1.3 Batasan Masalah sumber energi tidak terbarukan tebatas. yang Untuk mendapatkan energi listrik yang berasal dari Agar ruang lingkup permasalahan tidak matahari diperlukan panel surya sehingga terlalu luas dan mengambang maka penulis energi cahaya dari matahari dapat berubah membuat batasan-batasan masalah sebagai berikut menjadi energi listrik. : 3. 1. 2. 3. 4. Ades Lora Pratama, (2013). cahaya matahari Perancangan alat ini mengunakan “Perancangan penjejak solar cell sebagai sumber energi untuk berbasis alat. optimalisasi daya keluaran solar cell”. Dalam Pengukuran meliputi arus, tegangan penelitian DC pada alat dan mengukur tingkat pengoptilisasian kebisingan pada buzzer. menyentuh permukaan solar cell dengan Perancangan alat perlindungan hama memafaatkan sensor light dependent resistor pertanian berbasis mikrokontroler. (LDR) untuk mendeteksi datangnya sinar Rancangan alat ini untuk hama babi matahari. dan kera. 4. Asep Mubarok, (2005). “pendeteksi rotasi mikrokontroler mengunakan ini sebagai membahas sinar matahari gyroscope upaya tentang yang berbasis mikrokontroler ATMega8535”. Menjelaskan 2 dalam suatu sistim navigasi dibutuhkan 4. Perencanaan perangkat keras dan ketepatan dalam penentuan keberadaan dan perangkat lunak pengerakan suatu benda. Salah satu yang penting dalam pendeteksi rotasi. sistim navigasi Sensor adalah gyroscope fisik pada benda melakukan dimulai dari perencanaan perancangan komponen dan software memiliki kelebiahan yaitu tidak menyentuh dengan Penulis serta yang akan dipakai, perancangan kontruksi dan bergerak. rangkaian pendukung lainnya. ATMega8535 untuk mendeteksi sudut rotasi 5. Pembuatan perangkat keras dan mengunakan gyroscope sebagai sensor. perangkat lunak 3. METODOLOGI PENELITIAN Setelah tahap perencanaan selesai, Dalam penyusunan dan penulisan skripsi maka alat mulai dibuat sesuai dengan ini penulis melakukan identifikasi masalah hama hasil pada petani, pengumpulan bahan dan materi dari perangkat lain yang meliputi tampilan berbagai sumber, serta diskusi dan bimbingan bentuk. perancangan. Begitu juga sehingga menunjang proses perancangan serta 6. Pengujian alat realisasi secara baik. Untuk lebih jelasnya Dalam tahap ini alat akan diuji apakah urutan metode sesuai penelitian alat ini adalah sebagai berikut : dengan kriteria yang kesimpulan dan dikehendaki. 1. Identifikasi masalah. 7. Pengambilan 2. pengumpulan data Penulis penulisan laporan mempelajari prinsip kerja Pengambilan kesimpulan berdasarkan Perancangan pemafaatan solar cell pada hasil pengujian sistem yang telah sebagai sumber energi untuk alat dilakukan pada alat yang dibuat. perlindungan hama pertanian, cara kerja, dan pengoperasian, pemograman pengendalian serta 4. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Setelah sistem ini di perlu dilakukan teori-teori berbagai pengujian untuk mengetahui cara pendukung perancangan. kerja perangkat dan menganalisa tingkat 3. Diskusi dan bimbingan reabilitas, Penulis mendapatkan arahan dan bimbingan dari pembimbing serta diskusi dengan nara sumber lain yang memiliki pemahaman lebih mengenai perancangan alat ini. kelemahan dan keterbatasan spesifikasi fungsi dari aplikasi yang telah dibuat. Selain itu pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana pengkondisian sistem agar aplikasi ini dapat dipakai dengan optimal. 3 4.1. Spesifikasi Pengujian Untuk mempermudah pengujian maka terlebih dahulu dibuat blok diagaram pengujian yaitu terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.2 Pengujian catu daya 12VDC Gambar 4.3 Pengujian catu daya 5VDC Hasil dari pengujian tegangan dari rangkaian catu daya, didapatkan keluaran seperti pada tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Hasil percobaan pengujian rangkaian catu daya 12VDC Menit ke Gambar 4.1 Blok diagram pengujian 4.1.1 Pengujian Catu Daya 1 2 3 4 5 Tegangan Yang Hasil Error Pengukuran Persen diinginkan (Volt) (E %) 12 11,75 11,74 11,74 11,74 11,74 2,08% 2,16% 2,16% 2,16% 2,16% Pengujian dilakukan untuk melihat hasil tegangan yang keluar dari baterai yang dibutuhkan Tabel 4.2 Hasil percobaan pengujian rangkaian catu untuk kontroler dan buzzer. Untuk catu daya daya 5VDC 12VDC mengunakan sumber dari baterai dan catu daya 5VDC mengunakan IC LM7805. Diharapkan Menit tegangan keluaran dapat menghasilkan tegangan ke yang stabil. Pengujian catu daya bisa dilihat pada gambar 4.2 s/d 4.3 dibawah ini : 1 2 3 4 5 Tegangan Yang Hasil Error Pengukuran Persen diinginkan (Volt) (E %) 5V 4,95 4,95 4,95 4,95 4,95 1% 1% 1% 1% 1% 4 8 10 9 Berdasarkan tabel 4.1 di atas untuk catu daya 12V didapat hasil error tegangan terbesar senilai (2,16%) hal ini terjadi kerena baterai 4,93 mengalami penurunan tegangan sebesar 11,74 GND 15 16 17 18 19 pada menit kedua sampai kelima. Pada tabel 4.2 untuk tegangan 5V didapat hasil error (1%). Toleransi ini masih bisa diabaikan kerena tidak Gambar 4.5 Pengujian Port I/O B pada ATMega8 melebihi nilai toleransi (10%), sehingga catu daya Adapun penjelasan dari gambar 4.5 diatas ini masih bisa digunakan sebagai imput tegangan sebagai berikut : langkah pertama yang akan kita pada sistim ini. lakukan adalah positif voltmeter diletakan pada 4.2.2 kaki pin 9 atmega8 sedangkan negatif voltmeter Pengujian Port I/O Mikrokontroller ATmega8 diletakan pada kaki pin 8 atmega8 yaitu pada GND Pengukuran menggunakan multimeter (ground). Sedangkan untuk melakukan pengujian bertujuan untuk mengetahui nilai tegangan pada kaki pin 10,15,16,17,18, dan 19 ulangi pada langkah seperti diatas. masing-masing port pada mikrokontroller. 8 1 Multimeter 4,93 VDC GND 4,93 23 24 25 26 27 28 GND Pin 7 Pin 8 Mikrokontroler Atmega8 Gambar 4.4 Pengujian Port I/O pada ATMega8 dengan mengunakan multimeter Adapun penjelasan dari gambar 4.4 diatas sebagai berikut : langkah pertama yang akan kita lakukan adalah positif vollmeter diletakan pada kaki 7 atmega8 yaitu VCC, sedangkan negatif voltmeter diletakan pada kaki 8 Atmega8 yaitu pada GND (ground). Dari hasil pengujian gambar 4.4 dapat diketahui dapat diketahui bahwa Gambar 4.6 Pengujian Port I/O C pada ATMega8 Adapun penjelasan dari gambar 4.6 diatas sebagai berikut : langkah pertama yang akan kita lakukan adalah positif voltmeter diletakan pada kaki pin 1 atmega8 sedangkan negatif voltmeter diletakan pada kaki pin 8 atmega8 yaitu pada GND (ground). Sedangkan untuk melakukan pengujian pada kaki pin 23,24,25,26,27, dan 28 ulangi langkah seperti diatas. tegangan kerja mikrokontroler atmega8 4,93 Volt DC. 5 13 12 11 6 5 4 3 2 pada tabel, sehingga dapat ditentukan tegangan rata port tersebut : 4.93 V GND Gambar 4.7 Pengujian Port I/O D pada ATMega8 Adapun penjelasan dari gambar 4.7 diatas sebagai berikut : langkah pertama yang akan kita rata-rata = V 1 V 2 ... Vn n PortB 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 8 = 4,93 Volt PortC lakukan adalah positif voltmeter diletakan pada kaki pin 2 atmega8 sedangkan negatif voltmeter diletakan pada kaki pin 8 atmega8 yaitu pada GND (ground). Sedangkan untuk melakukan pengujian pada kaki pin 3,4,5,6,11,12 dan 13 ulangi langkah seperti diatas. Hasil pengujian port pada mikrokontroller ATmega8 dapat dilihat pada tabel 4.4 s/d tabel 4.6. Tabel 4.4 Hasil pengukuran Port I/O B 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 7 = 4,93 Volt PortD 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 4,93 8 = 4,93 Volt Setelah dilakukan perhitungan sesuai gambar rangkaian 4.5, 4.6, 4,7 diatas, maka di dapat disimpulkan hasil dari perhitungan tegangan rata-rata pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil perhitungan tegangan rata-rata pada port mikrokontroller Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Port I/O C Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Port I/O D Port B Port C Port D 4,93 V 4,93 V 4,93 V Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dijelaskan bahwa tegangan rata-rata dari masingmasing port pada mikrokontroler adalah 4,93 Volt. Bedasarkan datasheet range tegangan yang masuk dari sumber ke mikrokontroler sebesar 2,7 sampai pengukuran 5,5 Volt DC. Seandainya diberi tegangan dibawah menggunakan multimeter seperti yang tercatat 2,7 Volt maka mikrokontroler tersebut tidak akan Berdasarkan hasil 6 bekerja. Kalau tegangannya melebihi 5,5 Volt Tabel 4.8 Hasil pengujian Automatic Charger maka akan terjadi kerusakan atau panas pada mikrokontroler. Pengujian ini yang dilakukan pada mikrokontroler atmega8 dan nilai yang keluar hasilnya sebesar 4,93 Volt DC berada pada rating tegangan kerja mikrokontroler atmega8 (lampiran, datasheet atmega8) Berdasarkan tabel hasil pengujian Automatic Charger tegangan input 20 Volt yang 4.4.3 Pengujian Rangkaian Automatic Charger Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui rangkaian automatic charger mampu mengisi baterai ketika baterai mencapai batas pengisian maksimal. Berikut ini pengujian automatic charger berasal dari solar sell 20 WP yang dijemur pada cahaya matahari pada saat pengujian alat. Pada tegangan output charger benilai 13.21 Volt didapat dengan cara pengukuran kabel positif multimeter dihubungkan ke terminal positif automatic charger pada terminal charger dan kaki negatif multimeter pada gambar 4.8. dihubungkan ke terminal negatif automatic charger Solar cell 20 WP pada terminal charger sedangkan untuk data 12,9 volt didapat dengan cara pengukuran kabel positif multimeter Multimeter dihubungkan ke terminal positif automatic charger yang terhubung ke baterai dan Charger regulator kaki negatif multimeter dihubungkan ke terminal Multimeter GND negatif automatic charger yang terhubung ke baterai. Vdc=13,21 Accu 12 Vdc 3,5 Ah Multimeter 4.4.4 Pengujian Pada Kawat Pada pengujian perancangan pemafaatan solar GND Vdc=12,3 cell sebagai sumber energi untuk alat pengusir hama pertanian ini, kita membutuhkan kawat Gambar 4.8 Pengujian automatic charger Pengujian dilakukan dengan memberikan sumber tegangan yang berasar dari solar cell yang selanjutnya dihubungkan kepada input charger. Lalu mengukur tegangan output terminal charger sebagai sensor konvensional untuk mendeteksi hama yang masuk ke ladang atau kesawah. Adapun bentuk hubungan kawat pada alat seperti terlihat pada gambar gambar 4.9. dan tegangan output yang terhubung ke baterai dengan mengunakan multimeter. Hasil pengujian rangkaian automatic charger terdapat pada tabel 4.8. 7 tingkat kebisingan buzzer tersebut. Bentuk pengukuran bisa dilihat pada gambar 4.10. Gambar 4.9 Kawat pada sawah (a) dan rangkaian pengendali sensor (b) Pengujian ini sensor konversional memakai sebuah kawat yang diletakan pada prototipe sawah yang akan dihubungkan kepada alat. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.9. Gambar 4.10 Pengujian kebisingan suara dari buzzer Pengujian ini sumber ke buzzer diturunkan beberapa tahap tegangan dengan mengunakan power supply variabel untuk mengetahui tingkat kebisingan kedua buah buzzer tersebut. Hasil Tabel 4.9 Hasil pengujian sensor (Kawat) pengujian dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil pengujian intesitas bunyi Pada tabel 4.9 kita bisa menganalisa sensor tersebut dengan menyentuh kawat. Apabila kawat disentuh maka buzzer berbunyi dan apabila kawat tidak tersentuh maka buzzer tidak berbunyi. 4.4.5 Pengujian intesitas bunyi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Dari hasil pengujian intesitas bunyi pada tingkat kebisingan buzzer dengan satuan dB tabel 4.10 terlihat nilai kekuatan bunyi buzzer dengan dengan sebesar 81dB, ini di akibatkan oleh tegangan yang Untuk masuk sebesar 4V. Pada saat tegangan 10V dan mengetahui tingkat kebisingan suara dari buzzer, 12V buzzer mengeluarkan bunyi 92 dB, ini di kita mengunakan suatu aplikasi di android yang akibatkan namanya Sound Meter. Aplikasi ini bisa membaca maksimal tegangan mengunakan power berubah-ubah supply variabel. bazzer telah mengeluarkan bunyi tingkat kebisingan, sehingga kita bisa mengetahui 8 4.4.6 Pengujian tegangan dan arus pada saat pengisiaan baterai 5. KESIMPULAN Dari hasil perancanaan pemafaatan solar Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa lama solar cell 20 Wp mengisi baterai. cell sebagai sumber energi untuk alat perlindungan hama pertanian maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan pembahasan di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Matahari adalah sumber daya yang berlimpah, maka kita bisa memafaatkan solar cell 20 Wp dengan tegangan 12 Volt DC sebagai sumber daya listrik untuk alat ini. Gambar 4.11 Pengujian tegangan dan arus pada saat pengisiaan baterai 2. Dalam perencanaan ini kita memakai mikrokontroler Atmega8 sebagai Pada pengujian ini dilakukan dalam siklus satu hari pada jam 08.00 WIB sampai baterai pengontol alat ini 3. Maksimalnya daya yang mampu penuh. Dengan mengamati tegangan dan arus pada dihasilkan oleh modul solar cell sangat saat pengisian baterai yang dihasilkan solar cell bergantung dari besarnya intesitas cahaya saat 10 menit sekali mengunakan multimeter. matahari yang diterima oleh permukaan modul solar cell. Tabel 4.11 Hasil tegangan dan arus pada saat pengisiaan baterai 4. .Alat ini memakai accu 12 volt DC dengan kapasitas 3,5 Ah sebagai penyimpan penyimpan sumber energi dari solar cell. 5. Dengan mengunakan 2 unit buzzer 12 Volt DC mendapatkan kekuatan 92 dB 6. Daftar Pustaka Sebelum pengisian baterai, tegangan baterai pada pukul delapan sebesar 5,45 volt. Dan baterai terisi penuh pada pukul 09:10 dengan kapasitas baterai sebesar 12,03 Volt. 1. M. Helmi F. A. P , “Pemanfaatan Energi Matahari Menggunakan Solar Cell Sebagai Energi Alternatif Untuk Menggerakkan Konveyor” Teknik Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. 2007. 2. Widodo Wahyu, “Perancangan Sistem Hibrid Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dengan Jala-Jala Listrik Pln Untuk Rumah Perkotaan” Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti. 2008. 3. Nasution Evikarimah, “Optimalisasi Alat Pengering Ikan Dengan Cahaya Matahari Dan Elemen Pemanas Mengunakan 9 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mikrokontroler” Teknik Elektro Universitas Bung Hatta 2011. Ades Lora Pratama, “Perancangan Penjejak Cahaya Matahari Berbasis Mikrokontroler “ Universitas Bung Hatta 2013. Needle, Mchael., 1989, Teknologi Instalsi Listrik, Edisi Ketiga, Penerbit Erlanga, Jakarta. Jokartono, Sumis, 1987, Elektonika Praktis, Penerbit Pt. Elex Media Komputindo, Jakarta. Widyatmo, Arianto, Belajar Microprosesor-Microkontroler Melalui Komputer Pc, Elekmedia Komputindo, Jakarta 1999. Https://Www.Google.Co.Id/Search?Q=Pan el+Surya+50 Https://Www.Google.Co.Id/Search?Q=Mi krocontroler+Atmega8 Https://Www.Google.Co.Id/Search?Q=Ic+ Regulator+Lm+7805 10