1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang makin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan eksistensinya sesuai dengan konsep going concern. Kemampuan berkembangnya suatu industri dan kemampuan industri tersebut dalam mempertahankan eksistensinya di dunia bisnis sangat berkaitan erat dengan kemampuannya dalam menghasilkan laba. Laba merupakan selisih antara pendapatan perusahaan dengan biaya yang harus dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk. Maksimalisasi laba dapat dicapai melalui peningkatan penjualan produk perusahaan dan efisiensi biaya. Pada sebagian besar perusahaan industri, biaya produksi merupakan biaya yang paling besar pembebanannya sehingga perlu direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Biaya produksi diperhitungkan berdasarkan pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan suatu laporan harga pokok produksi yang selanjutnya diolah pihak manajemen dan pada akhirnya akan merumuskan suatu keputusan harga jual dengan harapan dapat memenuhi tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan laba. Biaya produksi merupakan jumlah dari tiga unsur 1 2 biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Carter 2002:13). Biaya produksi yang terjadi dalam mengolah produk jadi harus dapat ikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Pengendalian berusaha untuk memonitor pelaksanaan dalam mencapai tujuan spesifik yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan serta membuat koreksi-koreksi atau penyesuaian-penyesuaian secara optimal. Pengendalian biaya produksi diperlukan agar efisiensi biaya produksi dapat dicapai sehingga laba optimalyang menjadi tujuan utama perusahaan dapat diperoleh. Pencapaian efisiensi biaya produksi dilakukan dengan meminimalkan semua biaya yang timbul dari awal pelaksanaan proses sampai selesainya proses produksi. Proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur mulai dari mengolah bahan baku sampai menjadi produk jadi yang siap untuk dijual melalui beberapa tahapan yaitu pengadaan (procurement), produksi (production), penyimpanan produk selesai (warehousing of finish goods) dan penjualan produk selesai (selling of finish product). Pada kegiatan tersebut (mengolah bahan baku menjadi produk jadi) akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung dan barang atau jasa lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik. Untuk mengefektifkan pengukuran kinerja atau pengendalian biaya produksi digunakan analisis varian, yaitu membandingkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya 3 dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu (Kholmi dan Yuningsih 2004:141). Menurut Daljono (2001:212), penggunaan sistem biaya standar selain mencatat biaya menurut standar juga mencatat biaya sesungguhnya yang terjadi. Kedua biaya tersebut diperbandingkan sehingga akan diperoleh selisih (varians) antara biaya sesungguhnya dan biaya menurut standar, di mana selisih (varians) biaya yang terjadi dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk pengendalian biaya. Pengendalian biaya akan semakin baik apabila selisih (varians) biaya antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya yang terjadi semakin kecil atau mendekati nol. Biaya yang ditentukan di muka dipakai sebagai pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Selisih yang dihasilkan, baik menguntungkan (favorable) maupun tidak menguntungkan (unfavorable), menunjukkan bahwa apa yang telah ditetapkan perusahaan ternyata tidak berjalan dengan semestinya. Biaya standar juga digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui dan menganalisis penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, saat biaya-biaya yang timbul tidak sesuai dengan yang dianggarkan oleh perusahaan. Semakin besarnya selisih (varians) yang terjadi merupakan indikasi bahwa pengendalian biaya PT. Repronina kurang baik, sedangkan menurut teori pengendalian biaya akan semakin baik apabila selisih (varians) biaya antara biaya standar dengan realisasinya semakin kecil atau mendekati nol. 4 Kesenjangan antara teori dengan fakta yang terjadi akan menimbulkan masalah, sehingga hal tersebut perlu diselidiki. Dengan penerapan biaya standar dan analisis varian biaya produksi pada perusahaan, dapat diketahui bahwa terjadi penyimpangan- penyimpangan yang cukup material pada biaya bahan baku langsung, jam tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Analisis varian biaya produksi menunjukkan adanya beberapa permasalahan yang timbul dalam perusahaan, antara lain pemborosan pada bahan baku langsung, sering terjadi kerusakan pada bahan baku, dan jam kerja aktual yang melebihi jam kerja standar yang ditetapkan. Dengan diterapkannya biaya standar dan analisis varian biaya produksi, diharapkan perusahaan mendapatkan biaya produksi yang lebih efisien dari sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka laporan akhir ini diberi judul “Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Efisiensi Biaya Produksi pada PT. Repronina”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah : 1.Bagaimanakah selisih biaya produksi dan apa penyebab selisih biaya produksi pada PT. Repronina ? 2. Apakah selisih biaya produksi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian efisiensi biaya produksi ? 5 C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1. Untuk mengetahui selisih biaya produksi dan apa penyebab selisih biaya produksi pada PT. Repronina. 2. Untuk mengetahui apakah selisih biaya produksi dapat dijadikan sebagai alat pengendalian efisiensi biaya produksi ? D. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari aspek pengembangan ilmu yang diharapkan memberi wawasan yang lebih dalam dan empiris. Selain itu dapat dijadikan landasan untuk penelitian lebih lanjut. Sedangkan dari aspek praktis dapat diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Sebagai bahan yang dapat menjadi sumbangan pemikiran berupa saran maupun masukan mengenai pengendalian efisiensi biaya produksi. 2. Bagi Penulis Terutama dapat menambah wawasan dan memperoleh gambaran mengenai teori yang selama ini penulis peroleh dengan praktiknya pada perusahaan, serta untuk menempuh syarat dalam menempuh Sidang Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 6 3. Bagi pihak pengambil keputusan lainnya Merupakan bahan bacaan yang dapat berguna sebagai informasi dan pengetahuan bagi rekan – rekan mahasiswa ataupun pihak umum khususnya tentang analisis selisih pengendalian efisiensi biaya produksi. biaya produksi sebagai alat