pengaruh pemberian air kelapa terhadap tingkat konsentrasi wasit

advertisement
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 339-342
1
Taufik Awaluddin Muharom,2 Setiawan , 3Leonardo Lubis
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA TERHADAP
TINGKAT KONSENTRASI WASIT PSSI JAWA BARAT
1
Taufik Awaluddin Muharom,2 Setiawan , 3Leonardo Lubis
1
Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga, Pascasarjana Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjajaran
2
Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran
3
Ortopedi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran
Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Jalan Prof. Eijkman No.38 Bandung
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan air kelapa terhadap konsentrasi wasit saat
memimpin pertandingan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental crossover single blind
study terhadap 15 orang wasit sepakbola berusia 20-25 tahun yang diberi asupan air kelapa, dan
placebo. Wasit dibagi menjadi 2 kelompok dan mendapat asupan cairan yang berbeda di tiap hari
tes yang berbeda. Sebelum menjalani tes wasit dilihat status hidrasinya dan dipastikan tidak
mengalami dehidrasi pada awal pengetesan. Kemudian wasit diberi asupan cairan terlebih dahulu
selanjutnya melakukan latihan aerobik selama 90 menit dan diselingi istirahat selama 15 menit
setelah menit 45. Setelah itu dilakukan tes konsentrasi di menit 45 dan menit 90. Hasil analisis
dengan uji Anova menunjukkan konsentrasi setelah pemberian air kelapa dan placebo pada menit
ke 45 ( 50.47 vs 48.5) dan pada menit ke 90 ( 49.80 vs 49.8). Simpulan dari penelitian ini adalah
rehidrasi dengan air kelapa dapat menjaga konsentrasi wasit yang lebih baik dibandingkan placebo
pada menit 45 dan konsentrasi yang sama baiknya dengan placebo pada menit ke 90.
Kata kunci: air kelapa, konsentrasi, wasit
PENDAHULUAN
Dalam suatu pertandingan sepak bola
diperlukan
wasit
untuk
memimpin
pertandingan. Berdasarkan beberapa kasus
di Sepak bola Indonesia banyak kerusuhan
yang dimulai dari wasit yang tidak tepat
dalam menilai suatu kejadian dilapangan.
Hal
tersebut
dikarenakan
wasit
mengalami hilangnya konsentrasi dalam
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Dalam pola geraknya, seorang wasit selalu
mengikuti arah gerak pemain dan bola
selama pertandingan. Sehingga seorang
wasit akan mengalami pengeluaran keringat
yang
cukup
banyak
yang
dapat
menyebabkan dehidrasi. Kehilangan cairan
dari tubuh wasit sebanyak 3% dari total
berat badan dan kurang optimalnya
kebugaran
jasmani
wasit
akan
mempercepat timbulnya kelelahan. Faktor
lain yang mempengaruhi banyaknya
pengeluaran keringat dari tubuh wasit dapat
pula disebabkan pada saat pertandingan
dilaksanakan
di
stadion
yang
lingkungannya cukup panas. Wasit yang
memimpin pertandingan tersebut dapat
kehilangan 2 liter cairan tubuh selama 90
menit. Wasit yang mengalami dehidrasi
tersebut kemungkinan dapat menyebabkan
penurunan kondisi fisik dan mental wasit
yang memimpin pertandingan.
339
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
339-342
1
Taufik Awaluddin Muharom,2 Setiawan , 3Leonardo Lubis
Secara normal otak memerlukan glukosa
dan oksigen untuk menghasilkan energi
melalui glukosa dan siklus kreb. Glukosa
merupakan sumber energi utama otak,
kecepatan metabolisme glukosa di otak
adalah 30 µmol/100g otak/menit atau 5
mg/100 g otak/menit. Sedangkan kecepatan
metabolisme oksigen di otak adalah 165
µmol/100g otak/menit atau 3,5 ml/1000 g
otak/menit. Metabolisme glukosa terjadi
pada mitokondria dan menghasilkan
senyawa fosfat yang berenergi tinggi yaitu
ATP. Dengan kecepatan metabolisme
energi dalan otak yang relatif cepat maka
otak sangat rentan mengalami gangguan
suplai glukosa dan oksigen sehingga akan
mengganggu konsentrasi. Oleh karena itu,
otak memerlukan asupan glukosa dan
oksigen melalui aliran darah secara
konstan. Akan tetapi pemberian minuman
sport drink dapat mengganggu fungsi
short-term memory otak. Sport drink
merupakan salah satu sumber glukosa
dengan Glycemic Index (GI) yang tinggi.
Mengonsumsi sport drink dengan GI yang
tinggi akan menyebabkan lonjakan glukosa
dalam darah. Glukosa cenderung disuplai
ke organ yang sensitif dengan reseptor
insulin seperti ke otot dan hati, sehingga
transport glukosa menuju otak akan
terganggu. Sehingga penggunaan sport
drink untuk seorang wasit kemungkinan
dapat menyebabkan penurunan konsentrasi
dan kecepatan reaksi.
Oleh karena itu perlu dipertimbangkan
asupan cairan lain sebagai pengganti sport
drink. Mengamati kondisi alami indonesia
yang banyak tumbuh pohon kelapa, untuk
mengganti kehilangan cairan dari tubuh
wasit kemungkinan dapat diberikan
minuman air kelapa yang memiliki
kandungan elektrolit yang alami. Air kelapa
mengandung natrium, kalium, kalsium,
protein dan glukosa yang alami dengan
kadar yang tidak berlebihan. Selain itu air
kelapa memiliki indeks rehidrasi yang lebih
baik dibandingkan asupan cairan lainnya.
METODE
Penelitian ini dilakukan di lapangan berupa
experiment single blind study serta
dilanjutkan dengan pemeriksaan darah di
laboratorium. Design penelitian ini
menggunakan cross over design. Design
penelitian ini pre dan post test design.
Subjek penelitian dipilih dari populasi
Wasit PSSI Jawa Barat. Populasi target
diambil
dari
populasi
keseluruhan
menggunakan total sampling yang memiliki
lisensi C perwasitan PSSI. Subjek
penelitian berumur 20-30 tahun. Penentuan
subyek penelitian dalam penelitian ini
antara lain: kebugaran fisik dengan kategori
cukup dan bersedia mengikuti program
penelitian. Berdasarkan kriteria subyek
penelitian yang memenuhi persyaratan,
maka dalam penelitian ini ditentukan
subyek penelitian sebanyak 45 orang.
Data yang terkumpul dari hasil pengukuran
dianalisis dengan statistik taraf signifikansi
5% uji statistik yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji Anova (p<0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada dua
kelompok wasit PSSI Jawa Barat yang
masing masing diberikan asupan cairan
yang berbeda yaitu air kelapa dan Placebo
(air
mineral).
Hasil
pengukuran
menunjukan pemberian air kelapa terhadap
konsentrasi pada menit ke-45 lebih baik
dibandingkan dengan menit ke-90 setelah
pemberian air kelapa. Ditemukan pula tidak
ada perbedaan pengaruh pemberian air
340
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
339-342
1
Taufik Awaluddin Muharom,2 Setiawan , 3Leonardo Lubis
kelapa pada menit ke-90 dengan sebelum
diberi asupan air kelapa (pre test).
Hasil tersebut dapat di lihat pada tabel.1
Tabel .1
Pengaruh air kelapa terhadap
konsentrasi wasit PSSI Jawa Barat
pada menit 45, dan menit 90
Air kelapa
Konsentrasi
Pre
45
menit
90
menit
Mean
SD
49.3538
3.63836
50.4769
4.76028
49.8000
4.49981
pvalue
0.802
Pengaruh air kelapa terhadap tingkat
konsentrasi wasit juga dapat di lihat di
Gambar.1
52
51
50
49
48
47
46
air kelapa
air mineral
sebelum 45 menit 90 menit
latihan
menghasilkan energi selama melakukan
aktivitas fisik melalui siklus kreb.
Metabolisme
glukosa
terjadi
pada
mitokondria dan menghasilkan senyawa
fosfat yang berenergi tinggi yaitu ATP.
Kecepatan metabolisme glukosa di otak
adalah 30 µmol/100gram otak/menit atau 5
mg/100 g otak/menit. Dengan kecepatan
metabolisme energi dalam otak yang relatif
cepat maka otak memerlukan sumber
energi yang tersedia secara konstan salah
satunya dengan asupan air kelapa. 13,21
Selain
itu
hasil
penelitian
menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh
pemberian air kelapa dengan Placebo
asupan air mineral sebagai kontrol pada
menit ke-90 menunjukkan pemberian air
kelapa sama baiknya dengan pemberian
Placebo (air mineral) dalam meningkatkan
konsentrasi (49.80 vs 49.84) dengan nilai Δ
= (-0.6 vs + 1.3). Berdasarkan uraian diatas
hal ini dimungkinkan sampai menit ke-90
kadar glukosa darah pada wasit yang diberi
asupan air kelapa relatif sama dengan
placebo karena glukosa sudah dikonsumsi
secara konstan hingga menit ke 90.
KESIMPULAN
Dari
hasil
penelitian
ini
menunjukkan pemberian air kelapa lebih
baik dalam meningkatkan konsentrasi pada
menit ke-45 disebabkan kadar fruktosa
pada air kelapa
relatif lebih banyak
dibandingkan dengan yang terdapat dalam
placebo. Secara fisiologis otak memerlukan
glukosa yang secara biokimia berasal dari
perubahan fruktosa menjadi glukosa.
Glukosa akan dimetabolisme
untuk
341
Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
339-342
1
Taufik Awaluddin Muharom,2 Setiawan , 3Leonardo Lubis
DAFTAR PUSTAKA
Silva D. (2003) Dehydration of football referees during a match. Br J Sports Med.;37:502–
506.
FIFA. Regulation on the organisation of refereeing in FIFA Member Associations.
2010;10-11.
Shenoy. S. (2013) Concurrent validity of the non-exercise based VO2max prediction
equation using percentage body fat as a variable in asian Indian adults. Smartt
Journal.;3:6-13.
Bahri. S.(2012) Penanganan rehidrasi setelah olahraga dengan air kelapa (Cocos nucifera
L.), air kelapa ditambah gula putih, minuman suplemen, dan air putih. Jurnal
matematika & sains.;17.
Pruna G.J. (2014) Effect of acute L-Alanyl-L-Glutamine and electrolyte ingestion on
cognitive function and reaction time following endurance exercise. European journal
of sport science.;4:8-12.
Stasiule. L. (2014) Deep mineral water accelerates recovery after dehydrating aerobic
exercise: a randomized, double-blind, placebo-controlled crossover study. Journal of
the international society of sport nutrition. ;10-14.
Streitbu¨ rger. (2012) DP. Investigating Structural Brain Changes of Dehydration Using
Voxel-Based Morphometry. Plos One. ;7:6-9.
Purba, A. (2014) Penerapan Faal Olahraga untuk Prestasi Atlet, Asupan Gizi Atlet,
Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Pekan Olahraga Daerah-XII.
Robert KM, Daryl KG, Victor WR. (2012) Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Guyton AC. (2009) Fisiologi Kedokteran, text book of medical physiologi edisi 9,Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Giriwijoyo. (2013) Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung. Rosda.;196-200.
Goulet, E. D. (2012) Dehydration and endurance performance in competitive athletes.
Nutrition Reviews.
Douglas S Kalman, Feldman. S, Diane R K, and Bloomer. R.J. (2012) Comparison of
coconut water and a carbohydrate-electrolyte sport drink on measures of hydration
and physical performance in exercise-trained men. ;9;2-10.
Lee J.KW. (2014) Effects of a carbohydrate-electrolyte solution on cognitive performance
following exercise-induced hyperthermia in humans. Journal of the international
society of sport nutrition.
Pranatahadi. (2012) Fisiologi latihan. Universitas Negeri Yogyakarta.; hlm 20-22.
Irawan. M.A.(2007) Cairan Tubuh, Elektrolit, dan Mineral. Sport Science Brief.;4-7.
Syafriani, R. (2014) Pengaruh air kelapa (cocos Nucifera L.) varietas genjah salak terhadap
kadar glukosa dan asam laktat darah, tekanan darah, dan jantung. Institut Teknologi
Bandung. ;24-30.
342
Download