BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Bisnis Dalam kegiatan bisnis, mutlak diperlukan suatu model agar bisnis tersebut dapat berjalan. Model tersebut menentukan bagaimana cara dan nilai apa saja yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun jasa yang ditawarkan. Contoh model yang sederhana adalah perusahaan membeli suatu komoditas (merchandise), kemudian dijual kembali dan mendapatkan laba. Model yang lain adalah perusahaan jasa penyiaran televisi. Perusahaan tersebut menggunakan model berbentuk pemberian informasi secara cuma-cuma ke publik (free broadcasting), namun perusahaan ini mendapatkan pemasukan dari pihak yang ingin informasinya disebarluaskan, sehingga perusahaan jasa penyiaran televisi sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya sebagai salah satu media periklanan. Model-model tersebut tidak hanya menjadi model yang utama digunakan dalam suatu kegiatan bisnis, melainkan dapat juga menjadi model tambahan untuk mempertahankan bisnis tersebut atau hanya untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Amazon.com sebagai contoh, pada awalnya merupakan suatu bisnis secara on-line yang hanya melakukan penjualan produk berupa buku. Untuk menghasilkan pendapatan tambahan, Amazon.com menerapkan model tambahan dengan melakukan penjualan produk selain buku. Model-model tersebutlah merupakan Model Bisnis. 7 8 Menurut Timmers (2000, p31) Model Bisnis didefinisikan sebagai arsitektur dari produk, jasa dan arus informasi, dan sumber-sumber pendapatan serta keuntungan untuk penyedia (supplier) dan pengguna (customers). Menurut Turban (2004, p11) Model Bisnis adalah suatu metode dalam melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan untuk mempertahankan keberadaan perusahaannya. Pengertian dari Model Bisnis yang paling dasar adalah suatu metode yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis agar menghasilkan pendapatan sehingga dapat mempertahankan bisnisnya. 2.2 Pengertian Internet Sebelum tahun 1970, penyebaran informasi dilakukan melalui media cetak (surat kabar, majalah, buku, atau brosur). Proses ini membatasi bentuk informasi yang ingin disampaikan yang hanya berupa teks dan gambar, memerlukan biaya yang cukup besar dalam percetakan dan pengiriman, dan sangat memakan waktu penyampaian informasi tersebut yang tergantung pada lokasi tujuan. Penyebaran informasi melalui Internet mulai digunakan pada tahun 1970. Dengan perkembangan Internet yang pesat, saat ini penyebaran informasi tidak hanya berupa dokumen yang memuat teks dan gambar, bahkan melalui dokumen dalam bentuk multimedia (perpaduan grafik, animasi, suara dan video). Menurut Greenlaw dan Hepp (2002, p98), Internet merupakan suatu sistem komunikasi yang sangat luas yang menyediakan layanan universal sehingga memungkinkan beberapa komputer dapat berkomunikasi. Internet terdiri dari kumpulan jaringan yang terhubung melalui router. Internet juga merupakan 9 jaringan informasi yang mengubah cara manusia untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan membagi komunikasi yang dapat menjangkau seluruh dunia. Awalnya Internet mempunyai 4 aplikasi utama, yaitu E-mail, News, Remote Login, dan File Transfer. Pada awal tahun 1990, Internet mempunyai 5 aplikasi utama, dengan tambahan aplikasi WWW (World Wide Web). a. E-mail Merupakan suatu aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengirim dan menerima surat elektronik (electronic mail). Aplikasi E-mail mengirimkan surat elektronik melalui Internet. Surat tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, video, program dan sebagainya. b. News Newsgroups merupakan suatu tempat atau forum yang berhubungan dengan suatu topik tertentu untuk melakukan penyampaian atau pertukaran pesan. Tiap Newsgroups mempunyai etika, gaya, dan kostum tersendiri dalam menyampaikan suatu topik baik bersifat teknik maupun non-teknik diantaranya komputer, ilmiah, hiburan, politik, dan sebagainya. c. Remote Login Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat log on dengan komputer yang terhubung dengan Internet. Untuk dapat terhubung dengan komputer yang terhubung dengan Internet, para pengguna Internet harus mengetahui account dari komputer tersebut. 10 d. File Transfer Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat meminta data dari satu komputer atau memperbanyak (copy) data dari satu komputer ke komputer lainnya. e. World Wide Web (WWW) WWW merupakan suatu kumpulan informasi pada beberapa server komputer yang terhubung satu sama lain secara online dalam jaringan Internet. WWW mencakup dua hal penting, yaitu Web Browser dan Web Server. Kedua hal ini bekerja dengan sistem client-server. • Web Browser Web Browser merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk menjelajahi halaman web (webpage) serta informasi yang terdapat pada WWW. Web Browser harus menunjuk alamat dari sebuah atau bagian dari informasi pada Internet yang disebut dengan URL (Uniform Resource Locator). Web Browser berkomunikasi dengan Web Server dengan menggunakan protokol yang terdapat pada WWW, seperti HTTP (Hyper Text Transfer Protocol), FTP (File Transfer Protocol). • Web Server Web Server merupakan suatu aplikasi untuk melayani request dari client (Web Browser) dengan memberikan suatu respon. Sebagai contoh, request dari client berupa HTTP request, Web Server merespon HTTP request dengan HTTP response yang biasanya merupakan sebuah halaman web. Web Server adalah sebagai information storage, karena 11 dalam sebuah Web Server tersimpan webpage, script, multimedia files maupun program. 2.3 Konsep Jaringan Menurut Tanenbaum (1996, p2), jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu tugas. Sedangkan menurut Norton & Kearns (1999, p5), jaringan merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan komputer yang tersebar dan penggunanya untuk berkomunikasi dan berbagi sumber daya. Local Area Network (LAN) adalah kumpulan komputer dalam sebuah jaringan yang meliputi area terbatas. Ciri-ciri LAN yaitu: • Meliputi sebuah lokasi fisik terbatas (ruangan atau gedung). • Dapat berupa peer jaringan ataupun client-server. • Memiliki transfer data berkecepatan tinggi. • Dikontrol oleh administrasi lokal (local administrator). Wide Area Network (WAN) adalah merupakan jaringan yang meliputi area yang luas (antar kota bahkan antar negara). Ciri-ciri WAN : • Meliputi wilayah yang luas (antar kota bahkan antar negara). • Menghubungkan jaringan dengan layanan-layanan yang diperlukan seperti layanan E-mail, WWW (World Wide Web), File Transfer dan E-commerce Service. 12 2.4 Wireless LAN (WLAN) WLAN (Wireless LAN) adalah merupakan jaringan LAN yang bersifat tanpa kabel (wireless) yaitu menghubungkan dua atau lebih komputer tanpa menggunakan kabel. WLAN menggunakan spread spectrum yaitu teknologi modulasi yang menggunakan gelombang radio untuk menghubungkan komunikasi antar komputer yang terhubung dalam suatu area yang terbatas. Keuntungan daripada WLAN adalah : 2.5 • Dapat mencakup area yang luas (Convenience). • Bersifat mobilitas (Mobility). • Meningkatkan produktivitas (Productivity). • Mudah diterapkan pada area yang diinginkan (Deployment). • User mudah terhubung pada jaringan (Expandability). • Menghemat biaya (Cost). Wireless Router Router merupakan peralatan yang digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda. Selain sebagai penghubung dua jaringan yang berbeda, router juga digunakan untuk menentukan jalur terbaik penyampaian sebuah paket dalam jaringan. Wireless Router adalah merupakan router yang dapat membuat point to point dan point to multipoint wireless links untuk menghubungkan ke dalam suatu jaringan tanpa perlu menggunakan kabel (wireless). 13 Wireless Router berbeda dengan Access Points yang menghubungkan wireless clients dan jaringan LAN dengan kabel (wired). Wireless Router sangat efektif digunakan untuk menyediakan akses dalam cakupan yang luas. (Muller 2003, p53) 2.6 Public Switched Telephony Network (PSTN) PSTN merupakan suatu jaringan telepon konvensional. Sistem telepon terdiri atas sebuah unit telepon, yang terdiri dari unit penerima suara (receiver) dan unit pengirim suara (transceiver). Sistem telepon ini mampu menyediakan komunikasi suara secara dua arah (full-duplex). Mekanisme switching ini terbagi menjadi dua, yaitu circuit-switched dan packet-switched. Pada mekanisme switching ini, memungkinkan seseorang untuk men-dial atau memanggil pihak yang ingin dituju. Jaringan telepon PSTN menggunakan mekanisme circuit-switched. Jaringan circuit-switched adalah jaringan yang mempunyai saluran terdedikasi yang dialokasikan hanya untuk satu host saja selama transmisi data (percakapan) sehingga jalur tersebut tidak dapat digunakan oleh host lain selama belum didealokasikan. Antara unit telepon yang satu dengan unit telepon yang lainnya yang berdekatan tersambung ke suatu stasiun lokal. Selanjutnya stasiun-stasiun lokal tersebut tersambung ke stasiun utama. Dengan adanya mekanisme switching maka koneksi telepon dapat terjadi pada stasiun lokal yang sama atau melalui sambungan ke stasiun lokal lainnya sesuai dengan jalur yang ditentukan dengan mekanisme switching tersebut. 14 2.7 IP Telephony / Voice over IP (VoIP) Voice over Internet Protocol (VoIP) sebagai sebuah kategori pada hardware dan software yang memungkinkan orang menggunakan Internet sebagai media pengirimannya untuk melakukan panggilan telepon dengan mengirimkan data suara dalam paket melalui IP berbeda dengan jaringan telepon konvensional yang media pengirimannya melalui Public Switched Telephony Network (PSTN). Voice over IP (VoIP) atau juga sering disebut IP Telephony merupakan suatu aplikasi transmisi suara yang menggunakan IP datagram sebagai media pengiriman data beserta suara. Dengan menggunakan VoIP akan menjadikan biaya percakapan jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan Public Switched Telephone Network (PSTN), karena menggunakan Internet sebagai media pengirimannya. Selain itu, dengan VoIP juga menyediakan berbagai layanan seperti call forwarding, call waiting, voicemail, conference calls, dan caller ID. (Douglas 2004, p499) VoIP yang sederhana adalah dua buah komputer terhubung dengan Internet dapat berkomunikasi melalui suara. Untuk dapat menggunakan VoIP, suatu komputer harus terhubung Internet, mempunyai speaker sebagai media penerima suara, microphone sebagai media pengirim suara, dan dengan dukungan perangkat lunak khusus seperti Skype, kedua pengguna komputer dapat berkomunikasi melalui suara dengan menggunakan VoIP. Pada perkembangannya, VoIP tidak lagi hanya dapat melakukan komunikasi dari komputer ke komputer, namun dapat juga melakukan komunikasi dari pesawat telepon yang terhubung VoIP, dan melakukan 15 komunikasi ke pesawat telepon. Sistem VoIP secara sederhana dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Sistem sederhana VoIP 2.8 Session Initiation Protocol (SIP) SIP merupakan standar yang diciptakan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) yaitu komunitas para ahli jaringan yang menentukan cara kerja dari Internet dan protokol-protokol yang bekerja dalam Internet, dan juga menjelaskan sebuah standar komunikasi. SIP atau IETF RFC 2543 adalah sebuah signaling protocol berbasis teks standar untuk memulai dan mengatur sesi komunikasi multimedia dengan dua atau lebih peserta. Dalam bahasa yang lebih teknis, SIP diartikan sebagai protokol berbasis client-server yang ditransmisikan melalui TCP atau UDP, tetapi biasanya implementasi SIP menggunakan UDP karena kemudahan dan kecepatannya. (Douskalis 2000, p69). 16 2.9 Media Gateway Media Gateway berfungsi seperti switch atau IP gateway yang mengubah satu tipe format data dari suatu jaringan menjadi format data yang diperlukan oleh jaringan yang lain. Media Gateway membatasi kanal dari suatu circuit-switched dan streaming media dari suatu packet-switched. Data input dapat berupa data audio, data video, atau data real-time multipoint communication, dimana Media Gateway dapat mengendalikan secara bersamaan. Pengendali Media Gateway (The Media Gateway Controller) sering disebut juga sebagai softswitch. 2.10 Pemasaran 2.10.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut McLeod (2001, p449), pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan. Menurut Rangkuti (2002, p48), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan 17 manajerial. Akibat dari faktor-faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas. 2.10.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p18), manajemen pemasaran adalah didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran dengan pembeli sasaran yang menguntungkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. (Kotler 2002, p9). Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan menciptakan tujuan perusahaan. 2.10.3 Riset Pemasaran Riset pemasaran (marketing research) adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan masalah, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian (Rangkuti 2002, p1). Tujuan riset pemasaran adalah: 18 • Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan kenyataan yang ada secara obyektif. • Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). “Find it and tell it like it is”. 2.10.4 Bauran Pemasaran Angipora (2002, p24) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai suatu perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Menurut Kotler (2002, p18), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut McLeod (2001, p449), alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran, yaitu: 1. Produk (product) Adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau suatu gagasan. 2. Harga (price) Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk produk itu. 19 3. Promosi (promotion) Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk, termasuk periklanan dan penjualan langsung. 4. Tempat (place) Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran distribusi. 2.10.5 Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p8-17), konsep pemasaran inti teridiri dari : 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan. Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah menjadi permintaan (demands). 2. Produk dan jasa Produk (products) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata, produk meliputi jasa, yang merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat pada kepemilikan apapun. 3. Nilai, kepuasan dan mutu Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk, 20 dengan biaya yang dikeluarkan (cost) untuk memperoleh produk tersebut. Kepuasan pelanggan (cutomer satisfaction) bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Kepuasan pelanggan berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total quality management) adalah suatu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus-menerus. 4. Pertukaran , transaksi, dan hubungan Pertukaran (exchange) adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti. Transaksi (transaction) adalah suatu perdagangan yang melibatkan paling sedikit dua bentuk nilai, persetujuan mengenai kondisi, persetujuan mengenai waktu dan persetujuan mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar mengenai hubungan pemasaran (relationship marketing). Hubungan pemasaran yaitu proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan. 5. Pasar Pasar (markets) adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk. 6. Pemasaran Pemasaran (marketers) berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan akan keinginan. 21 2.10.6 Proses Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p67), proses pemasaran adalah proses yang (1) menganalisis peluang pemasaran; (2) menyeleksi pasar sasaran; (3) mengembangkan bauran pemasaran; dan (4) mengatur usaha pemasaran. Rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam membantu pencapaian seluruh tujuan strategis. Konsumen sasaran berada dibagian tengah. Perusahaan mengindentifikasi seluruh pasar, membaginya ke dalam segment yang lebih kecil, memilih segment yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian dalam pelayanan serta pemuasan segment ini. Perusahaan merancang bauran pemasaran yang disusun oleh faktor-faktor dibawah kendalinya produk, harga, lokasi, dan promosi. Untuk mendapatkan bauran pemasaran yang terbaik dan dapat melaksanakannya, perusahaan turut serta dalam analisis pemasaran, perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melakukan pengamatan dan penyesuaian terhadap lingkungan pemasaran. 2.11 Product Life Cycle Konsep yang paling penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan produk adalah hipotesa tentang product life cycle (siklus kehidupan produk). Oleh Roland Polli dan Victor Cook dinyatakan bahwa produk mengalami tahap-tahap perkenalan, pertumbuhan dan kemunduran dalam siklus kehidupannya. 22 Pada kenyataannya dapat terjadi bahwa masing-masing tahap dalam siklus kehidupan produk itu menjadi lebih pendek karena para pesaing segera mengikuti jejak perusahaan dengan meniru produknya. Atau dapat pula dengan memperkenalkan merk mereka pada harga yang rendah. Hal ini dapat menyebabkan turunnya marjin keuntungan dan market share bagi perusahaan (penemu produk baru). Jika pemasaran produk baru itu dipandang kurang menguntungkan / cenderung menurun terus, maka perusahaan dapat mengembangkan lebih banyak produk baru supaya posisi pasarnya dapat dipertahankan. Gambar 2.2 Siklus umum produk 2.12 Pembedaan Produk (Product Differentiation) Product differentiation atau pembedaan produk merupakan dasar bagi penjual dalam menentukan motif-motif pembelian selektif. Menurut Chamberlin, kelompok barang itu berbeda jika terdapat faktor-faktor penting yang dapat 23 membedakan barang dari penjual lainnya. Faktor-faktor tersebut sangat penting karena dapat menimbulkan selera yang berbeda-beda pada para pembeli. Pembedaan produk ini dilakukan sebagai upaya mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Untuk dapat menciptakan pembedaan yang kukuh haruslah berkonsentrasi pada 3 dimensi pembedaan (differentiation) yaitu konten (what to offer), konteks (how to offer), infrastruktur (enabler). 2.13 Analisa Kelayakan Investasi Analisis biaya manfaat adalah proses membandingkan perkiraan biaya, dan manfaat dengan cara mengevaluasi suatu sistem yang diusulkan (Alter 1999, p404). Analisis biaya manfaat digunakan untuk menganalisa kelayakan dari suatu investasi. Dengan menggunakan analisis biaya manfaat maka dapat diperhatikan berapa biaya dan manfaat yang akan dikeluarkan atau diterima atas sistem yang diusulkan. Perbandingan yang dilakukan yaitu membandingkan manfaat dengan biaya yang dikeluarkan, semakin besar manfaat yang akan diterima dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan maka sistem itu mungkin untuk diimplementasikan dan semakin besar biaya yang akan dikeluarkan, dibandingkan, dan diimplementasikan. Analisis biaya manfaat dapat digunakan dalam 2 cara : 1. Sebagai alat perencana yang akan membantu dalam mengambil keputusan apakah suatu sistem layak atau tidak untuk diimplementasikan pada suatu organisasi. 24 2. Sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan. a. Payback Period Payback period adalah jangka waktu dalam tahun yang diperlukan perusahaan untuk membayar kembali modal suatu investasi untuk produk baru. Dalam membuat penilaian produk baru dengan payback period, manajemen dapat mengatur proyek-proyek berdasarkan lamanya payback period. Semakin pendek payback period-nya maka semakin cepat perusahaan dapat meningkatkan labanya. Payback Period = Investment Profit b. Return On Investment Return on investment adalah perbandingan dari pemasukan per tahun terhadap dana investasi, dengan demikian, memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi. ROI = 2.14 Income × 100% Investment Populasi dan Sampel Penelitian Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. 25 Ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian sampel, diantaranya adalah sebagai berikut : • Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi atau populasinya relatif banyak. • Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak. • Menghemat waktu, biaya, dan tenaga. • Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah obyektif dan representatif. Oleh karena itu, pengambilan yang sistematik diperlukan tiga keputusan sebagai berikut : 1. Unit pengambilan sampel. 2. Ukuran sampel. 3. Prosedur pengambilan sampel. Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara “benar” dari populasi, sehingga dapat digunakan sebagai “wakil” yang sah dari populasi tersebut. Ada 2 metode penarikan sampel : 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: 26 a. Simple Random Sampling Dikatakan simple karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Jumlah yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. d. Cluster Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diketahui atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. 27 2. Non Probability Sampling a. Sampling Sistematik Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalkan anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. b. Sampling Kuota Teknik ini untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, melakukan penelitian pendapat masyarakat terhadap produk industri tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. c. Sampling Aksidental Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 28 d. Sampling Purposive Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada teknik ini unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel didasarkan pada tujuan penelitian. Teknik ini disebut juga teknik Judgemental (peneliti yang menentukan sendiri besar sampelnya). e. Sampling Jenuh Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball Sampling Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. 2.15 Jenis dan Sumber Data Penelitian Data penelitian pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Data Subyek Data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang yang menjadi subyek penelitian. 2. Data Fisik Data penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik. 29 3. Data Dokumenter Data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, memo dan lain sebagainya. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data penelitian terdiri atas : 1. Data Primer Data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. 2. Data Sekunder Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. 2.16 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dibagi 3, yaitu : 1. Metode wawancara Menurut Donald R. Cooper dan William Emory, metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah semua jenis informasi abstrak dapat dikumpulkan hanya dengan bertanya kepada orang lain, dapat secara langsung mempelajari opini dan sikap orang lain hanya dengan bertanya, informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau seringkali hanya tersedia bila ditanyakan kepada orang-orang yang mengingat peristiwa-peristiwa tersebut. Kekurangannya antara lain mutu informasi sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden 30 untuk bekerjasama, orang-orang tertentu pada waktu tertentu gagal melihat manfaat dalam berpartisipasi mereka juga takut diwawancarai karena beberapa alasan pribadi atau mereka memandang topik yang sedang diteliti terlalu sensitif. Ada delapan pedoman dalam menyusun wawancara: a. Pikirkan sasaran survei. b. Pikirkan bagaimana wawancara dilakukan. c. Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden. d. Pikirkan kata pengantar. e. Pikirkan urutan pertanyaan yang tepat. f. Pikirkan tipe pertanyaannya. g. Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan. h. Pikirkan bagaimana data akan diolah. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon. a. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini 31 pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai ketrampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara. b. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematik dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Contoh : Bagaimana pendapat Bapak atau Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani? 2. Kuesioner (Angket) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau Internet. 32 Dalam hubungannya dengan leluasa tidaknya responden untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, maka terdapat beberapa jenis pertanyaan : • Pertanyaan tertutup atau berstruktur, kemungkinan jawaban sudah ditentukan lebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain. • Pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur, kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu dan responden bebas untuk memberikan jawaban yang lain. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam kuesioner. • Kombinasi tertutup dan terbuka, jawabannya sudah ditentukan tetapi disusul dengan pertanyaan terbuka. • Pertanyaan semi terbuka, pada pertanyaan ini, jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. 3. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka 33 observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. a. Observasi Berperanserta (Participant Observation) Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam suatu perusahaan misalnya, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. b. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent. Misalkan dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang, barangbarang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu. Peneliti mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat simpulan tentang perilaku pembeli dan barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli. Pengumpulan data dengan metode ini tidak akan mendapatkan data yang 34 mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis. c. Observasi Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematik, tentang apa yang akan diminati dan dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket observasi dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi. Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan bidang pemasaran melalui pengamatan, maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. d. Observasi Tidak Terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematik tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam suatu pameran produk industri dari berbagi negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat simpulan. 35 2.17 Pengolahan Data Penelitian Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah. Data atau angka atau ringkasan dapat berupa frekuensi, jumlah, proporsi, presentase, rata-rata dan sebagainya. Tujuan dari pengolahan data adalah mendapatkan data statistik yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan secara agregat atau kelompok bukan satu per satu secara individu. 2.18 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametrik dan statistik nonparametrik. 1. Statistik Deskriptif dan Inferensial Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah 36 terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat simpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampel) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat simpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat simpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. 37 Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas) adalah teknis statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini disebut statistik probabilitas karena simpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknis analisis yang digunakan. Misalkan uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan tabel F. Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen, suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansinya 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasi dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat digeneralisasi. 38 2. Statistik Parametrik dan Nonparametrik Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik. Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi itu meliputi : rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma), dan varians (σ2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : rata-rata (x bar), simpangan baku (s), dan varians (s2). Jadi parameter populasi yang berupa µ diuji melalui X garis, selanjutnya σ diuji melalui s, dan σ2 diuji melalui s2. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel. Penggunaan statistik parametrik dan nonparametrik tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas. Statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik nonparametrik sering disebut “distribusi free”(bebas distribusi). Statistik parametrik mempunyai kekuatan lebih daripada statistik nonparametrik, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistik parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis 39 data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal ordinal. Dalam statistika dibedakan adanya 4 macam skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menganalisis data, yaitu : 1. Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : 1. Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. 2. Sangat positif, positif, netral, negatif, sangat negatif. 3. Sangat baik, kurang baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak baik. 40 Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi nilai, misalnya: 1. Sangat setuju / sangat positif diberi nilai 5 2. Setuju / positif diberi nilai 4 3. Ragu – ragu / netral 3 4. Tidak setuju / negatif 2 5. Sangat tidak setuju / sangat negatif 1 2. Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”; dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 1,2,3,4,5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. 3. Semantic Deferential Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinu yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di bagian kiri 41 garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. 4. Rating Scale Skala pengukuran dimana data yang diperoleh semuanya adalah angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.