7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Model Bisnis Dalam kegiatan bisnis

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Model Bisnis
Dalam kegiatan bisnis, mutlak diperlukan suatu model agar bisnis tersebut
dapat berjalan. Model tersebut menentukan bagaimana cara dan nilai apa saja
yang ditambahkan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produk maupun
jasa yang ditawarkan. Contoh model yang sederhana adalah perusahaan membeli
suatu komoditas (merchandise), kemudian dijual kembali dan mendapatkan laba.
Model yang lain adalah perusahaan jasa penyiaran televisi. Perusahaan tersebut
menggunakan model berbentuk pemberian informasi secara cuma-cuma ke
publik (free broadcasting), namun perusahaan ini mendapatkan pemasukan dari
pihak yang ingin informasinya disebarluaskan, sehingga perusahaan jasa
penyiaran televisi sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya sebagai
salah satu media periklanan. Model-model tersebut tidak hanya menjadi model
yang utama digunakan dalam suatu kegiatan bisnis, melainkan dapat juga
menjadi model tambahan untuk mempertahankan bisnis tersebut atau hanya
untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Amazon.com sebagai contoh, pada
awalnya merupakan suatu bisnis secara on-line yang hanya melakukan penjualan
produk berupa buku. Untuk menghasilkan pendapatan tambahan, Amazon.com
menerapkan model tambahan dengan melakukan penjualan produk selain buku.
Model-model tersebutlah merupakan Model Bisnis.
7
8
Menurut Timmers (2000, p31) Model Bisnis didefinisikan sebagai
arsitektur dari produk, jasa dan arus informasi, dan sumber-sumber pendapatan
serta keuntungan untuk penyedia (supplier) dan pengguna (customers).
Menurut Turban (2004, p11) Model Bisnis adalah suatu metode dalam
melakukan bisnis agar perusahaan dapat menghasilkan pendapatan untuk
mempertahankan keberadaan perusahaannya.
Pengertian dari Model Bisnis yang paling dasar adalah suatu metode yang
digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis agar menghasilkan
pendapatan sehingga dapat mempertahankan bisnisnya.
2.2
Pengertian Internet
Sebelum tahun 1970, penyebaran informasi dilakukan melalui media cetak
(surat kabar, majalah, buku, atau brosur). Proses ini membatasi bentuk informasi
yang ingin disampaikan yang hanya berupa teks dan gambar, memerlukan biaya
yang cukup besar dalam percetakan dan pengiriman, dan sangat memakan waktu
penyampaian informasi tersebut yang tergantung pada lokasi tujuan.
Penyebaran informasi melalui Internet mulai digunakan pada tahun 1970.
Dengan perkembangan Internet yang pesat, saat ini penyebaran informasi tidak
hanya berupa dokumen yang memuat teks dan gambar, bahkan melalui dokumen
dalam bentuk multimedia (perpaduan grafik, animasi, suara dan video).
Menurut Greenlaw dan Hepp (2002, p98), Internet merupakan suatu sistem
komunikasi yang sangat luas yang menyediakan layanan universal sehingga
memungkinkan beberapa komputer dapat berkomunikasi. Internet terdiri dari
kumpulan jaringan yang terhubung melalui router. Internet juga merupakan
9
jaringan informasi yang mengubah cara manusia untuk berkomunikasi,
berinteraksi, dan membagi komunikasi yang dapat menjangkau seluruh dunia.
Awalnya Internet mempunyai 4 aplikasi utama, yaitu E-mail, News,
Remote Login, dan File Transfer. Pada awal tahun 1990, Internet mempunyai 5
aplikasi utama, dengan tambahan aplikasi WWW (World Wide Web).
a. E-mail
Merupakan suatu aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat,
mengirim dan menerima surat elektronik (electronic mail). Aplikasi E-mail
mengirimkan surat elektronik melalui Internet. Surat tersebut dapat berupa
teks, gambar, suara, video, program dan sebagainya.
b. News
Newsgroups merupakan suatu tempat atau forum yang berhubungan dengan
suatu topik tertentu untuk melakukan penyampaian atau pertukaran pesan.
Tiap Newsgroups mempunyai etika, gaya, dan kostum tersendiri dalam
menyampaikan suatu topik baik bersifat teknik maupun non-teknik
diantaranya komputer, ilmiah, hiburan, politik, dan sebagainya.
c. Remote Login
Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat log on
dengan komputer yang terhubung dengan Internet. Untuk dapat terhubung
dengan komputer yang terhubung dengan Internet, para pengguna Internet
harus mengetahui account dari komputer tersebut.
10
d. File Transfer
Dengan menggunakan suatu program, para pengguna Internet dapat meminta
data dari satu komputer atau memperbanyak (copy) data dari satu komputer
ke komputer lainnya.
e. World Wide Web (WWW)
WWW merupakan suatu kumpulan informasi pada beberapa server komputer
yang terhubung satu sama lain secara online dalam jaringan Internet. WWW
mencakup dua hal penting, yaitu Web Browser dan Web Server. Kedua hal
ini bekerja dengan sistem client-server.
•
Web Browser
Web Browser merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk
menjelajahi halaman web (webpage) serta informasi yang terdapat pada
WWW. Web Browser harus menunjuk alamat dari sebuah atau bagian
dari informasi pada Internet yang disebut dengan URL (Uniform
Resource Locator). Web Browser berkomunikasi dengan Web Server
dengan menggunakan protokol yang terdapat pada WWW, seperti HTTP
(Hyper Text Transfer Protocol), FTP (File Transfer Protocol).
•
Web Server
Web Server merupakan suatu aplikasi untuk melayani request dari client
(Web Browser) dengan memberikan suatu respon. Sebagai contoh,
request dari client berupa HTTP request, Web Server merespon HTTP
request dengan HTTP response yang biasanya merupakan sebuah
halaman web. Web Server adalah sebagai information storage, karena
11
dalam sebuah Web Server tersimpan webpage, script, multimedia files
maupun program.
2.3
Konsep Jaringan
Menurut
Tanenbaum
(1996,
p2),
jaringan
komputer
merupakan
sekumpulan komputer yang saling berhubungan untuk melaksanakan suatu
tugas.
Sedangkan menurut Norton & Kearns (1999, p5), jaringan merupakan
suatu mekanisme yang memungkinkan komputer yang tersebar dan penggunanya
untuk berkomunikasi dan berbagi sumber daya.
Local Area Network (LAN) adalah kumpulan komputer dalam sebuah
jaringan yang meliputi area terbatas. Ciri-ciri LAN yaitu:
•
Meliputi sebuah lokasi fisik terbatas (ruangan atau gedung).
•
Dapat berupa peer jaringan ataupun client-server.
•
Memiliki transfer data berkecepatan tinggi.
•
Dikontrol oleh administrasi lokal (local administrator).
Wide Area Network (WAN) adalah merupakan jaringan yang meliputi area
yang luas (antar kota bahkan antar negara). Ciri-ciri WAN :
•
Meliputi wilayah yang luas (antar kota bahkan antar negara).
•
Menghubungkan jaringan dengan layanan-layanan yang diperlukan seperti
layanan E-mail, WWW (World Wide Web), File Transfer dan E-commerce
Service.
12
2.4
Wireless LAN (WLAN)
WLAN (Wireless LAN) adalah merupakan jaringan LAN yang bersifat
tanpa kabel (wireless) yaitu menghubungkan dua atau lebih komputer tanpa
menggunakan kabel.
WLAN menggunakan spread spectrum yaitu teknologi modulasi yang
menggunakan gelombang radio untuk menghubungkan komunikasi antar
komputer yang terhubung dalam suatu area yang terbatas.
Keuntungan daripada WLAN adalah :
2.5
•
Dapat mencakup area yang luas (Convenience).
•
Bersifat mobilitas (Mobility).
•
Meningkatkan produktivitas (Productivity).
•
Mudah diterapkan pada area yang diinginkan (Deployment).
•
User mudah terhubung pada jaringan (Expandability).
•
Menghemat biaya (Cost).
Wireless Router
Router merupakan peralatan yang digunakan untuk menghubungkan dua
jaringan yang berbeda. Selain sebagai penghubung dua jaringan yang berbeda,
router juga digunakan untuk menentukan jalur terbaik penyampaian sebuah
paket dalam jaringan.
Wireless Router adalah merupakan router yang dapat membuat point to
point dan point to multipoint wireless links untuk menghubungkan ke dalam
suatu jaringan tanpa perlu menggunakan kabel (wireless).
13
Wireless Router berbeda dengan Access Points yang menghubungkan
wireless clients dan jaringan LAN dengan kabel (wired). Wireless Router sangat
efektif digunakan untuk menyediakan akses dalam cakupan yang luas. (Muller
2003, p53)
2.6
Public Switched Telephony Network (PSTN)
PSTN merupakan suatu jaringan telepon konvensional. Sistem telepon
terdiri atas sebuah unit telepon, yang terdiri dari unit penerima suara (receiver)
dan unit pengirim suara (transceiver). Sistem telepon ini mampu menyediakan
komunikasi suara secara dua arah (full-duplex).
Mekanisme switching ini terbagi menjadi dua, yaitu circuit-switched dan
packet-switched. Pada mekanisme switching ini, memungkinkan seseorang untuk
men-dial atau memanggil pihak yang ingin dituju. Jaringan telepon PSTN
menggunakan mekanisme circuit-switched. Jaringan circuit-switched adalah
jaringan yang mempunyai saluran terdedikasi yang dialokasikan hanya untuk
satu host saja selama transmisi data (percakapan) sehingga jalur tersebut tidak
dapat digunakan oleh host lain selama belum didealokasikan. Antara unit telepon
yang satu dengan unit telepon yang lainnya yang berdekatan tersambung ke
suatu stasiun lokal. Selanjutnya stasiun-stasiun lokal tersebut tersambung ke
stasiun utama.
Dengan adanya mekanisme switching maka koneksi telepon dapat terjadi
pada stasiun lokal yang sama atau melalui sambungan ke stasiun lokal lainnya
sesuai dengan jalur yang ditentukan dengan mekanisme switching tersebut.
14
2.7
IP Telephony / Voice over IP (VoIP)
Voice over Internet Protocol (VoIP) sebagai sebuah kategori pada
hardware dan software yang memungkinkan orang menggunakan Internet
sebagai media pengirimannya untuk melakukan panggilan telepon dengan
mengirimkan data suara dalam paket melalui IP berbeda dengan jaringan telepon
konvensional yang media pengirimannya melalui Public Switched Telephony
Network (PSTN).
Voice over IP (VoIP) atau juga sering disebut IP Telephony merupakan
suatu aplikasi transmisi suara yang menggunakan IP datagram sebagai media
pengiriman data beserta suara. Dengan menggunakan VoIP akan menjadikan
biaya percakapan jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan Public
Switched Telephone Network (PSTN), karena menggunakan Internet sebagai
media pengirimannya. Selain itu, dengan VoIP juga menyediakan berbagai
layanan seperti call forwarding, call waiting, voicemail, conference calls, dan
caller ID. (Douglas 2004, p499)
VoIP yang sederhana adalah dua buah komputer terhubung dengan Internet
dapat berkomunikasi melalui suara. Untuk dapat menggunakan VoIP, suatu
komputer harus terhubung Internet, mempunyai speaker sebagai media penerima
suara, microphone sebagai media pengirim suara, dan dengan dukungan
perangkat lunak khusus seperti Skype, kedua pengguna komputer dapat
berkomunikasi melalui suara dengan menggunakan VoIP.
Pada perkembangannya, VoIP tidak lagi hanya dapat melakukan
komunikasi dari komputer ke komputer, namun dapat juga melakukan
komunikasi dari pesawat telepon yang terhubung VoIP, dan melakukan
15
komunikasi ke pesawat telepon. Sistem VoIP secara sederhana dapat
digambarkan seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Sistem sederhana VoIP
2.8
Session Initiation Protocol (SIP)
SIP merupakan standar yang diciptakan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF) yaitu komunitas para ahli jaringan yang menentukan cara kerja
dari Internet dan protokol-protokol yang bekerja dalam Internet, dan juga
menjelaskan sebuah standar komunikasi.
SIP atau IETF RFC 2543 adalah sebuah signaling protocol berbasis teks
standar untuk memulai dan mengatur sesi komunikasi multimedia dengan dua
atau lebih peserta.
Dalam bahasa yang lebih teknis, SIP diartikan sebagai protokol berbasis
client-server yang ditransmisikan melalui TCP atau UDP, tetapi biasanya
implementasi SIP menggunakan UDP karena kemudahan dan kecepatannya.
(Douskalis 2000, p69).
16
2.9
Media Gateway
Media Gateway berfungsi seperti switch atau IP gateway yang mengubah
satu tipe format data dari suatu jaringan menjadi format data yang diperlukan
oleh jaringan yang lain.
Media Gateway membatasi kanal dari suatu circuit-switched dan streaming
media dari suatu packet-switched. Data input dapat berupa data audio, data
video, atau data real-time multipoint communication, dimana Media Gateway
dapat mengendalikan secara bersamaan.
Pengendali Media Gateway (The Media Gateway Controller) sering
disebut juga sebagai softswitch.
2.10
Pemasaran
2.10.1 Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2002, p9), pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut McLeod (2001, p449), pemasaran terdiri dari kegiatan perorangan
dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang
memuaskan dalam hubungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian,
promosi, dan penentuan harga barang, jasa dan gagasan.
Menurut Rangkuti (2002, p48), pemasaran adalah suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan
17
manajerial. Akibat dari faktor-faktor tersebut adalah masing-masing individu
maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki komoditas.
2.10.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p18), manajemen pemasaran adalah
didefinisikan sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara
pertukaran
dengan
pembeli
sasaran
yang
menguntungkan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan barang dan jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
organisasi. (Kotler 2002, p9).
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran
adalah suatu proses analisis perencanaan dan implementasi yang mempunyai
tujuan menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan
menciptakan tujuan perusahaan.
2.10.3 Riset Pemasaran
Riset pemasaran (marketing research) adalah kegiatan penelitian di bidang
pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah,
tujuan masalah, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil
penelitian (Rangkuti 2002, p1). Tujuan riset pemasaran adalah:
18
•
Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan kenyataan
yang ada secara obyektif.
•
Bebas dari pengaruh keinginan pribadi (political biases). “Find it and tell it
like it is”.
2.10.4 Bauran Pemasaran
Angipora (2002, p24) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai suatu
perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan
untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (2002, p18), bauran pemasaran adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran.
Menurut McLeod (2001, p449), alat-alat tersebut diklasifikasikan menjadi
empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran, yaitu:
1. Produk (product)
Adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhannya. Produk dapat berupa barang fisik, berbagai jenis jasa, atau
suatu gagasan.
2. Harga (price)
Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar
oleh pelanggan untuk produk itu.
19
3. Promosi (promotion)
Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan
produk, termasuk periklanan dan penjualan langsung.
4. Tempat (place)
Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik
kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
2.10.5 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p8-17), konsep pemasaran inti
teridiri dari :
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
Kebutuhan manusia (needs) adalah pernyataan dari perasaan kekurangan.
Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan
kepribadian seseorang. Ketika didukung oleh daya beli, keinginan berubah
menjadi permintaan (demands).
2. Produk dan jasa
Produk (products) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Selain barang nyata,
produk meliputi jasa, yang merupakan aktivitas atau manfaat yang
ditawarkan untuk dijual, yang pada dasarnya tidak nyata dan tidak berakibat
pada kepemilikan apapun.
3. Nilai, kepuasan dan mutu
Nilai pelanggan (customer value) merupakan selisih antara nilai yang
diperoleh pelanggan dengan memiliki dan menggunakan suatu produk,
20
dengan biaya yang dikeluarkan (cost) untuk memperoleh produk tersebut.
Kepuasan pelanggan (cutomer satisfaction) bergantung pada perkiraan
kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli.
Kepuasan pelanggan berkaitan dengan kualitas. Manajemen mutu total (total
quality management) adalah suatu program yang dirancang untuk
memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus-menerus.
4. Pertukaran , transaksi, dan hubungan
Pertukaran (exchange) adalah suatu tindakan untuk memperoleh obyek yang
diharapkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai pengganti.
Transaksi (transaction) adalah suatu perdagangan yang melibatkan paling
sedikit dua bentuk nilai, persetujuan mengenai kondisi, persetujuan mengenai
waktu dan persetujuan mengenai tempat. Transaksi pemasaran merupakan
bagian dari gagasan yang lebih besar mengenai hubungan pemasaran
(relationship marketing). Hubungan pemasaran yaitu proses menciptakan,
memelihara, dan meningkatkan hubungan timbal balik dengan pelanggan dan
pihak lain yang berkepentingan.
5. Pasar
Pasar (markets) adalah seperangkat pembeli aktual dan potensial dari sebuah
produk.
6. Pemasaran
Pemasaran (marketers) berarti mengelola pasar untuk menghasilkan
pertukaran dan hubungan dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan
kebutuhan akan keinginan.
21
2.10.6 Proses Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p67), proses pemasaran adalah
proses yang (1) menganalisis peluang pemasaran; (2) menyeleksi pasar sasaran;
(3) mengembangkan bauran pemasaran; dan (4) mengatur usaha pemasaran.
Rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam
membantu pencapaian seluruh tujuan strategis.
Konsumen sasaran berada dibagian tengah. Perusahaan mengindentifikasi
seluruh pasar, membaginya ke dalam segment yang lebih kecil, memilih segment
yang paling menjanjikan, dan memusatkan perhatian dalam pelayanan serta
pemuasan segment ini. Perusahaan merancang bauran pemasaran yang disusun
oleh faktor-faktor dibawah kendalinya produk, harga, lokasi, dan promosi. Untuk
mendapatkan bauran pemasaran yang terbaik dan dapat melaksanakannya,
perusahaan turut serta dalam analisis pemasaran, perencanaan, implementasi,
dan pengawasan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, perusahaan melakukan
pengamatan dan penyesuaian terhadap lingkungan pemasaran.
2.11
Product Life Cycle
Konsep yang paling penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan
pengembangan produk adalah hipotesa tentang product life cycle (siklus
kehidupan produk). Oleh Roland Polli dan Victor Cook dinyatakan bahwa
produk mengalami tahap-tahap perkenalan, pertumbuhan dan kemunduran dalam
siklus kehidupannya.
22
Pada kenyataannya dapat terjadi bahwa masing-masing tahap dalam siklus
kehidupan produk itu menjadi lebih pendek karena para pesaing segera
mengikuti jejak perusahaan dengan meniru produknya. Atau dapat pula dengan
memperkenalkan merk mereka pada harga yang rendah. Hal ini dapat
menyebabkan turunnya marjin keuntungan dan market share bagi perusahaan
(penemu produk baru). Jika pemasaran produk baru itu dipandang kurang
menguntungkan
/
cenderung
menurun
terus,
maka
perusahaan
dapat
mengembangkan lebih banyak produk baru supaya posisi pasarnya dapat
dipertahankan.
Gambar 2.2 Siklus umum produk
2.12
Pembedaan Produk (Product Differentiation)
Product differentiation atau pembedaan produk merupakan dasar bagi
penjual dalam menentukan motif-motif pembelian selektif. Menurut Chamberlin,
kelompok barang itu berbeda jika terdapat faktor-faktor penting yang dapat
23
membedakan barang dari penjual lainnya. Faktor-faktor tersebut sangat penting
karena dapat menimbulkan selera yang berbeda-beda pada para pembeli.
Pembedaan produk ini dilakukan sebagai upaya mengintegrasikan konten,
konteks, dan infrastruktur produk dan layanan yang ditawarkan kepada
pelanggan. Untuk dapat menciptakan pembedaan yang kukuh haruslah
berkonsentrasi pada 3 dimensi pembedaan (differentiation) yaitu konten (what to
offer), konteks (how to offer), infrastruktur (enabler).
2.13
Analisa Kelayakan Investasi
Analisis biaya manfaat adalah proses membandingkan perkiraan biaya, dan
manfaat dengan cara mengevaluasi suatu sistem yang diusulkan (Alter 1999,
p404). Analisis biaya manfaat digunakan untuk menganalisa kelayakan dari
suatu investasi. Dengan menggunakan analisis biaya manfaat maka dapat
diperhatikan berapa biaya dan manfaat yang akan dikeluarkan atau diterima atas
sistem yang diusulkan. Perbandingan yang dilakukan yaitu membandingkan
manfaat dengan biaya yang dikeluarkan, semakin besar manfaat yang akan
diterima dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan maka sistem itu
mungkin untuk diimplementasikan dan semakin besar biaya yang akan
dikeluarkan, dibandingkan, dan diimplementasikan.
Analisis biaya manfaat dapat digunakan dalam 2 cara :
1. Sebagai alat perencana yang akan membantu dalam mengambil keputusan
apakah suatu sistem layak atau tidak untuk diimplementasikan pada suatu
organisasi.
24
2. Sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
a. Payback Period
Payback period adalah jangka waktu dalam tahun yang diperlukan
perusahaan untuk membayar kembali modal suatu investasi untuk produk
baru. Dalam membuat penilaian produk baru dengan payback period,
manajemen dapat mengatur proyek-proyek berdasarkan lamanya payback
period. Semakin pendek payback period-nya maka semakin cepat
perusahaan dapat meningkatkan labanya.
Payback Period =
Investment
Profit
b. Return On Investment
Return on investment adalah perbandingan dari pemasukan per tahun
terhadap dana investasi, dengan demikian, memberikan indikasi profitabilitas
suatu investasi.
ROI =
2.14
Income
× 100%
Investment
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti. Sedangkan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang
dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasinya.
25
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian
sampel, diantaranya adalah sebagai berikut :
•
Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi atau
populasinya relatif banyak.
•
Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak.
•
Menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
•
Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam.
Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah obyektif dan
representatif. Oleh karena itu, pengambilan yang sistematik diperlukan tiga
keputusan sebagai berikut :
1. Unit pengambilan sampel.
2. Ukuran sampel.
3. Prosedur pengambilan sampel.
Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih dan mengambil sampel secara “benar” dari populasi, sehingga dapat
digunakan sebagai “wakil” yang sah dari populasi tersebut. Ada 2 metode
penarikan sampel :
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi:
26
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata. Jumlah yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diketahui atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
27
2. Non Probability Sampling
a. Sampling Sistematik
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut. Misalkan anggota populasi yang terdiri dari
100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai
dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai
sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
b. Sampling Kuota
Teknik ini untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciriciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh,
melakukan penelitian pendapat masyarakat terhadap produk industri
tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan
data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian
dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang
ditentukan.
c. Sampling Aksidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
28
d. Sampling Purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada teknik ini
unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel didasarkan pada tujuan
penelitian. Teknik ini disebut juga teknik Judgemental (peneliti yang
menentukan sendiri besar sampelnya).
e. Sampling Jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua
orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin
banyak.
2.15
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data penelitian pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Data Subyek
Data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari
seseorang yang menjadi subyek penelitian.
2. Data Fisik
Data penelitian yang berupa obyek atau benda-benda fisik.
29
3. Data Dokumenter
Data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, memo dan lain
sebagainya.
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data
penelitian terdiri atas :
1. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
2. Data Sekunder
Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara.
2.16
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dibagi 3, yaitu :
1. Metode wawancara
Menurut Donald R. Cooper dan William Emory, metode ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode ini adalah semua jenis
informasi abstrak dapat dikumpulkan hanya dengan bertanya kepada orang
lain, dapat secara langsung mempelajari opini dan sikap orang lain hanya
dengan bertanya, informasi tentang peristiwa-peristiwa masa lampau
seringkali hanya tersedia bila ditanyakan kepada orang-orang yang
mengingat peristiwa-peristiwa tersebut. Kekurangannya antara lain mutu
informasi sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden
30
untuk bekerjasama, orang-orang tertentu pada waktu tertentu gagal melihat
manfaat dalam berpartisipasi mereka juga takut diwawancarai karena
beberapa alasan pribadi atau mereka memandang topik yang sedang diteliti
terlalu sensitif.
Ada delapan pedoman dalam menyusun wawancara:
a. Pikirkan sasaran survei.
b. Pikirkan bagaimana wawancara dilakukan.
c. Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden.
d. Pikirkan kata pengantar.
e. Pikirkan urutan pertanyaan yang tepat.
f. Pikirkan tipe pertanyaannya.
g. Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan.
h. Pikirkan bagaimana data akan diolah.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan
wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama
dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini
31
pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai
ketrampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon
pewawancara.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematik dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.
Contoh : Bagaimana pendapat Bapak atau Ibu terhadap kebijakan
pemerintah tentang impor gula saat ini? Dan bagaimana dampaknya
terhadap pedagang dan petani?
2. Kuesioner (Angket)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau Internet.
32
Dalam hubungannya dengan leluasa tidaknya responden untuk memberikan
jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, maka terdapat beberapa jenis
pertanyaan :
•
Pertanyaan tertutup atau berstruktur, kemungkinan jawaban sudah
ditentukan lebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan untuk
memberikan jawaban lain.
•
Pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur, kemungkinan jawaban tidak
ditentukan lebih dahulu dan responden bebas untuk memberikan jawaban
yang lain. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam kuesioner.
•
Kombinasi tertutup dan terbuka, jawabannya sudah ditentukan tetapi
disusul dengan pertanyaan terbuka.
•
Pertanyaan semi terbuka, pada pertanyaan ini, jawabannya sudah
tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Dari segi proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
participant observation (observasi berperan serta) dan non participant
observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka
33
observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan
observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
Dalam suatu perusahaan misalnya, peneliti dapat berperan sebagai
karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu
karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisor
dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.
b. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independent. Misalkan dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat
mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang, barangbarang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu. Peneliti mencatat,
menganalisis dan selanjutnya dapat membuat simpulan tentang perilaku
pembeli dan barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli.
Pengumpulan data dengan metode ini tidak akan mendapatkan data yang
34
mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai
dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
c. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematik, tentang apa yang akan diminati dan dimana tempatnya. Jadi
observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur atau angket observasi
dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja
karyawan bidang pemasaran melalui pengamatan, maka peneliti dapat
menilai setiap perilaku dengan menggunakan instrumen yang digunakan
untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
d. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematik tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Dalam suatu pameran produk industri dari berbagi negara, peneliti belum
tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan
analisis dan kemudian dibuat simpulan.
35
2.17
Pengolahan Data Penelitian
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh
data atau angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah. Data atau angka
atau ringkasan dapat berupa frekuensi, jumlah, proporsi, presentase, rata-rata dan
sebagainya. Tujuan dari pengolahan data adalah mendapatkan data statistik yang
dapat digunakan untuk menjawab persoalan secara agregat atau kelompok bukan
satu per satu secara individu.
2.18
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak
merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam
penelitian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial
meliputi statistik parametrik dan statistik nonparametrik.
1. Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
36
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat simpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada
populasi (tanpa diambil sampel) jelas akan menggunakan statistik deskriptif
dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel, maka
analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial.
Statistik
deskriptif
dapat
digunakan
bila
peneliti
hanya
ingin
mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat simpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin
membuat simpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang
digunakan adalah statistik inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan
mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi,
melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan
dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Hanya perlu
diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi atau membandingkan dua
rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikansinya. Jadi secara teknis dapat
diketahui bahwa, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak
ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi,
sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
37
Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas) adalah teknis statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik
pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas karena simpulan yang diberlakukan
untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang
(probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan
untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran
(kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang
kesalahan 5% maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka
taraf kepercayaan 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut
dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis
akan lebih praktis bila didasarkan pada tabel sesuai teknis analisis yang
digunakan. Misalkan uji-t akan digunakan tabel-t, uji F digunakan tabel F.
Pada setiap tabel sudah disediakan untuk taraf signifikansi berapa persen,
suatu hasil analisis dapat digeneralisasikan. Dapat diberikan contoh misalnya
dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk
signifikansinya 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat
berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi. Jadi
signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasi dengan kesalahan
tertentu.
Ada
hubungan
signifikan
berarti
hubungan
itu
dapat
digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikan berarti perbedaan itu dapat
digeneralisasi.
38
2. Statistik Parametrik dan Nonparametrik
Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.
Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter
populasi itu meliputi : rata-rata dengan notasi µ (mu), simpangan baku σ
(sigma), dan varians (σ2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : rata-rata
(x bar), simpangan baku (s), dan varians (s2). Jadi parameter populasi yang
berupa µ diuji melalui X garis, selanjutnya σ diuji melalui s, dan σ2 diuji
melalui s2. Dalam statistik, pengujian parameter melalui statistik (data
sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian
yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel.
Penggunaan statistik parametrik dan nonparametrik tergantung pada asumsi
dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametrik memerlukan
terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah
satu tes mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi
linieritas. Statistik nonparametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi,
misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu statistik nonparametrik sering disebut “distribusi free”(bebas
distribusi). Statistik parametrik mempunyai kekuatan lebih daripada statistik
nonparametrik, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang
dianalisis. Statistik parametrik kebanyakan digunakan untuk menganalisis
39
data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametrik kebanyakan
digunakan untuk menganalisis data nominal ordinal.
Dalam statistika dibedakan adanya 4 macam skala pengukuran yang dapat
digunakan untuk menganalisis data, yaitu :
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata antara lain :
1. Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2. Sangat positif, positif, netral, negatif, sangat negatif.
3. Sangat baik, kurang baik, cukup baik, tidak baik, sangat tidak baik.
40
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi nilai,
misalnya:
1. Sangat setuju / sangat positif diberi nilai
5
2. Setuju / positif diberi nilai
4
3. Ragu – ragu / netral
3
4. Tidak setuju / negatif
2
5. Sangat tidak setuju / sangat negatif
1
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu
“ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”; dan
lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala Likert terdapat 1,2,3,4,5
interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka
pada dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau
“tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila
ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang dinyatakan.
3. Semantic Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential dikembangkan
oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam
satu garis kontinu yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian
kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di bagian kiri
41
garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
4. Rating Scale
Skala pengukuran dimana data yang diperoleh semuanya adalah angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab,
senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, pernah atau tidak
pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale,
responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang
telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang
telah disediakan. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak
terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi
responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses
kegiatan dan lain-lain.
Download