Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 ANALISIS UTANG LUAR NEGERI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Salawati Ulfa1*, T. Zulham2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail: [email protected] 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, e-mail: [email protected] Abstract This research aimed to analyze impact of GrossDomestic Bruto on foreign debt and causality relationship between investment and economic growth. Analysing methods used in this research are Ordinary Least Square (OLS) and Granger Causality Test by using time series yearly data from 2000 to 2014. The first result indicate that gross domestic product have a significant positive on foreign debt. The estimation describe that the forecasting of foreign debt has increased with increases in gross domestic product. The second result showed that showed economic growth has a direct influence on investment but otherwise not. It can be concluded that there is a one-way relationship between economic growth and investment. Based on this research, the government should have a good management on using foreign debt and considering it when taking foreign loans. Improve the bureaucracy by giving investment incentivesin order to investors are willing to invest in Indonesia. Futhermore, encouraging economic growth in order to have a positive growth as targeted. Keywords: Foreign Debt, Gross Domestic Bruto, Investment, Economic Growth Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produk domestik bruto terhadap utang luar negeri dan hubungan kausalitas antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dan Granger Causality dengan menggunakan data time series dari tahun 2000 sampai tahun 2014. Hasil penelitian ini pertama menunjukkan produk domestik bruto berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang luar negeri. Estimasi tersebut menggambarkan peramalan utang luar negeri mengalami peningkatan seiring peningkatan produk domestk bruto. Hasil penelitian kedua menunjukkan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap investasi tetapi sebaliknya tidak. Disimpulkan terdapat hubungan satu arah antara pertumbuhan ekonomi dan investasi. Berdasarkan penelitian ini, pemerintah harus mempunyai manajemen yang baik dalam penggunaan utang dan mempertimbangkan ketika mengambil pinjaman luar negeri ditahuntahun berikutnya. Memperbaiki birokrasi dalam hal kemudahan investasi, agar para investor bersedia masuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi untuk terus tumbuh positif sesuai yang ditargetkan. Kata Kunci: Utang Luar Negeri, Produk Domestik Bruto, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi 144 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 PENDAHULUAN Utang luar negeri (ULN) atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Refleksi dari kisah sukses Marshall Plan pada tahun 1940, sukses secara empiris itu menjadi dasar bahwa pemindahan sumberdaya dapat pula dilakukan dari negaranegara maju ke negara-negara berkembang yang biasanya mengalami kekurangan modal untuk menggerakan mesin ekonominya (Rachbini, 1991:62). Utang luar negeri (foreign debt) adalah variabel yang bisa saja mendorong perekonomian sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi. Mendorong perekonomian maksudnya, jika hutang-hutang tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan investasi dibidang pembangunan yang pada akhirnya dapat mendorong suatu perekonomian, sedangkan menghambat pertumbuhan apabila utang-utang tersebut tidak dipergunakan secara maksimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan atas penanggung jawab utang-utang itu sendiri. Pada tahun 2007 ULN yaitu 84.067 juta USD dan produk domestik bruto yaitu Rp 1.964.327,3 miliar. Utang luar negeri dan produk domestik bruto meningkat setiap tahunnya, seperti pada Gambar di bawah ini: 3000000 2500000 3000000 2500000 2000000 2000000 1500000 1500000 1000000 1000000 500000 500000 0 02007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Utang Luar Negeri Indonesia (Juta USD) Utang Luar Negeri Indonesia (Juta USD) Produk Domestik Bruto Indonesia (Miliar Rupiah) Produk Domestik Bruto Indonesia (Miliar Rupiah) Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan utang luar negeri dan produk domestik bruto yang terus meningkat setiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 utang luar luar negeri sebesar 89.599 juta USD dan Produk domestik bruto Rp 2.082.456,1 miliar dan terus meningkat yaitu pada tahun 2012 utang luar negeri mencapai 252.364 juta USD dan produk domestik bruto mencapai Rp 2.618.938,4 miliar lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Utang luar negeri terus meningkat karena pemerintah tidak bisa mencukupi kebutuhan perekonomian. Dan PDB yang terus meningkat didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat, investasi pemerintah maupun swasta. Rachmadi (2013:13) menyatakan bahwa Utang Luar Negeri Indonesia mampu mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Sektor-sektor ekonomi yang menyerap utang luar negeri cukup tinggi, terbukti menunjukkan pertumbuhan PDB yang terus meningkat. Atmadja (2000) menyatakan dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah 145 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 jatuh (inflasi). Utang luar negeri sama halnya seperti modal pembangunan. Utang luar negeri dapat meningkatkan kegiatan investasi agar kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi. Dalam perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Indikator dalam menilai perekonomian tersebut tercermin pada pertumbuhan PDB. Perkembangan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2000 investasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Namun pada tahun 2001 investasi mengalami penurunan yang juga direspon oleh penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti pada Gambar di bawah ini: 200000 7 6 150000 5 4 100000 3 2 50000 1 0 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Investasi (miliar Rupiah) Pertumbuhan ekonomi (persen) Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia (Diolah) Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000 investasi sebesar 188.101,8 miliar Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen. Kemudian ditahun 2001 investasi mulai turun sebesar 94.548,52 miliar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi juga menurun sebesar 3,5 persen. Tetapi tinggi rendahnya investasi tidak selalu diikuti oleh tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena tingginya risiko investasi akibat masih adanya gangguan keamanan, ketidakpastian penegakan hukum, dan perselisihan perburuhan. Adapun pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh belum terpecahkannya berbagai permasalahan mendasar di dalam negeri yang kemudian diperberat oleh dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global terhadap penurunan kinerja ekspor Indonesia. Seperti yang kita lihat, bahwa investasi sering kali mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun disisi lain pertumbuhan ekonomi juga ikut mempengaruhi investasi. Menurut Sukirno (1994: 10) pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka setiap sektor perekonomian harus berproduksi lebih cepat dan banyak dari tahun sebelumnya. Ukuran kemajuan perekonomian dalam suatu negara akan selalu dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara tersebut. Tak terkecuali untuk negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Pertumbuhan ekonomi akan selalu menjadi pusat perhatian. 146 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 TINJAUAN PUSTAKA Utang Luar Negeri Utang luar negeri adalah sebagian dari total utang suata negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain atau lembaga keuangan internasional. Indonesia merupakan salah satu negara dunia ketiga. Sebelum terjadinya krisis moneter di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal tersebut sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dicadangkan oleh pemerintah pada waktu itu, yang menempatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai target prioritas pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak akhir tahun 1970-an selalu positif, serta tingkat pendapatan per kapita yang relatif rendah, menyebabkan target pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tersebut tidak cukup dibiayai dengan modal sendiri, tetapi harus ditunjang dengan menggunakan bantuan modal asing. Pemerintah yang pada awalnya menjadi motor utama pembangunan terus menambah utang luar negerinya agar dapat digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi nasional guna mencapai target tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut, tanpa disertai dengan peningkatan kemampuan untuk memobilisasi modal di dalam negeri. Hal ini menandakan adanya korelasi yang positif antara keberhasilan pembangunan ekonomi pada tingkat makro dan peningkatan jumlah utang luar negeri pemerintah (growth with indebtedness) (Atmadja, 2000). Pertumbuhan Ekonomi Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat (Sukirno, 2006: 423). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2010: 429) antara lain: tanah dan kekayaan alam lainnya; jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja; barang-barang modal dan tingkat teknologi; sistem sosial dan sikap masyarakat; luas pasar sebagai sumber pertumbuhan. Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan: total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw, 2000:124). 147 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 Investasi Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satu diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan sahamnya kebursa efek yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan (Soliha & Taswan, 2002: 168). Kerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1: ProdukDomestikBruto Pertumbuhan Ekonomi UtangLuar Negeri Investasi Gambar 1. Kerangka Pemikiran Ket : : Variabel terikat : Variabel bebas Berdasarkan kerangka pemikiran di atas menjelasakan bagaimana pengaruh PDB terhadap utang luar negeri di Indonesia dan hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi di Indonesia. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga PDB berpengaruh negatif terhadap utang luar negeri dan diduga ada hubungan kausalitas dua arah antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan data dokumentasi lainnya yang relevan dengan topik permasalahan penelitian ini. Data yang dikumpulkan antara lain data perkembangan PDB, utang luar negeri, pertumbuhan ekonomi dan investasi di Indonesia periode 2000-2014. Model dan Analisi Data Untuk mengetahui hasil penelitian ini, digunakan perhitungan analisis linear berganda (Gujarati, 2001: 95) dengan formula sebagai berikut : 𝑌= 𝛽# + 𝛽$ 𝑋$ +..+ 𝑒( ............................................... (3.1) 148 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 Dalam penelitian ini, model diatas ditransformasikan sebagai berikut: ULN = 𝛽# + 𝛽$ 𝑃𝐷𝐵+𝑒( ........................................... (3.2) Dimana : ULN = Utang Luar Negeri 𝛽# = Konstanta 𝛽$ = Koefisien regresi PDB = ProdukDomestikBruto 𝑒( = Standar error Untuk melihat hubungan kausalitas antara Investasi (I) dengan Pertumbuhan Ekonomi (PE) digunakan analisis Granger Causality seperti berikut (Ady, 2015) dalam (Gujarati, 1995: 620) : PEt = ; (<$ a( It-i + ; ?<$ b> PEt-j +δt ……………..…(3.3) A It = A (<$ c( It-i + ?<$ d? PEt-j + λt ……………......(3.4) keterangan: Diasumsikan bahwa δt dan λt tidak berkorelasi PE = Pertumbuhan Ekonomi PEt-j = lag dari pertumbuhan ekonomi I = Investasi It-I = lag dari investasi Salah satu kelemahan dalam Granger Causality adalah penentuan panjang lag. Dalam penelitian ini, dipakai panjang lag 2. HASIL PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Normalitas Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil Tabel 1 menjelaskan model uji normalitas dengan Jarque Bera Normality Test menyimpulkan probabilitasnya normal karena p-value> 0,05. Tabel 1. Uji Normalitas Jarque-Berra P-Value 3.025 0,220 Sumber: Hasil Eviews (2016) Hasil uji normalitas pada Tabel 4.1 diperoleh p-value Jarque Berra (JB) sebesar 0,220. Nilai P-value Jarque Berra (JB) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian ini terdistribusi secara normal. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi. Uji autokorelasi dilihat dari Durbin-Watson dengan hasil pengujiannya yaitu sebesar 0.5761 dengan 0.927 (dl) – 1.324 (du). Terdapat pelanggaran asumsi klasik yakni nilai dw < dl (0.5761 < 0.927). Kesimpulan yang diambil adalah H# ditolak dan HC diterima. Hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini terdapat korelasi (positive autocorrelation). Namun 149 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 pelanggaran asumsi dapat diabaikan karena murni hubungan antar waktu tetapi hasil estimasi regresi tidak BLUE (Best Linear Unbias Estimator) melainkan LUE (Linear Unbias Estimator). Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya peyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat agar tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroscedasticity Test p-value ABS(E) GLEJSER TEST 0,4459 Sumber: Hasil Eviews (2016) Dalam penelitian ini, nilai heteroskedastisitasnya dilihat berdasarkan nilai p-value lebih besar dari 0,05 pada pengujian yang memiliki nilai p-value 0,4459 (44,59 persen) maka, H# diterima dan HC ditolak. Dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Hasil Regresi Pengaruh produk domestik bruto terhadap utang luar negeri Untuk mengetahui pengaruh produk domestik bruto (PDB) terhadap utang luar negeri (ULN) maka dapat diteliti dengan menggunakan model analisis kuadrat terkecil yang diproses dengan menggunakan Eviews. Berdasarkan model analisis tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan seperti Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Regresi Produk Domestik Bruto terhadap Utang Luar Negeri Estimated Standard Variabel T-Ratio P-Value Coefficient Error PDB 0.156373 0.015548 10.5745 0,000* Konstanta -174558.6 32455.54. 0,001 5.378392 2 R = 0.8861 TTabel = 2,160 Adj. R2 = 0.8873 Fhitung = 101.1523 D-W = 0.5761 Sumber: Hasil Eviews, 2016 (diolah). **signifikansi level 0,10 *signifikansi level 0,05 Maka persamaan linear hasil regresi di atas adalah: ULN = -174558.6 + 0.156373 (PDB) Berdasarkan nilai koefisien regresi di atas, pengaruh dari variabel PDB terhadap utang luar negeri antara lain sebagai berikut: 1. R square (R2) sebesar 0,8861 artinya 88,61 persen utang luar negeri dapat dijelaskan oleh perubahan dalan variabel produk domestik bruto. Sedangkan sisanya 11,39 persen dijelaskan oleh faktor lain di luar model. 2. Konstanta (β0) sebesar -174558,6 artinya apabila variabel PDB dianggap konstant (tetap) atau nol (0) dengan asumsi cateris paribus, maka tetap melakukan utang luar negeri sebesar 174558.6 juta USD. 3. Koefisien (β1) sebesar 0.156373 menjelaskan apabila terjadi kenaikan PDB sebesar 1 triliun Rupiah maka utang luar negeri akan mengalami penambahan sebesar 15,6373 juta USD dengan asumsi variabel independen lain dianggap tetap. Dengan nilai p-value 0,000 lebih 150 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 kecil dari 0,05, maka variabel PDB berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang luar negeri. Hubungan Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Granger Causality Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hipotesis Ho granger causality adalah tidak terdapat hubungan sebab akibat (dua arah) dari variabel x terhadap y mau sebaliknya dengan nilai p-value > 0,05. Apabila salah satu variabel x terhadap y dan sebaliknya terdapat pengaruh maka disimpulkan hanya terdapat satu arah. Pada penelitian ini metode granger causality yang diproses dengan Eviews. Maka diperoleh hasil granger causality dengan lag 2 pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Granger causality Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Pairwise Granger Causality Tests Sample: 2000 2014 Lags: 2 Null Hypothesis: I does not Granger Cause PE PE does not Granger Cause I Obs F-Statistic Prob. 13 14.6778 0.0021 1.39681 0.3018 Sumber : Hasil Output Eviews, 2016 Tabel 4 di atas merupakan hasil output yang diolah menggunakan Eviews dengan metode granger causality. Pada hasil tersebut dijelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi (PE) terhadap investasi (I) dengan observasi 13 dan lag 2, nilai F-statistik sebesar 14,6778 (prob 0,0021). Sedangkan pengaruh investasi terhadap petumbuhan ekonomi memiliki nilai F-statistik 1,39681 (prob 0,3018). Kesimpulan yang dapat diambil pada masing-masing granger ialah pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh (granger cause) terhadap investasi dengan prob 0,0021< 0,05 tetapi investasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (prob 0,3018 >0,05). Oleh karena itu, terdapat hubungan satu arah yakni pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap investasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Produk domestik bruto berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang luar negeri. Apabila terjadi kenaikan PDB sebesar 1 triliun Rupiah maka utang luar negeri akan mengalami penambahan sebesar 15,6373 juta USD dengan asumsi variabel independen lain dianggap tetap. 2. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan searah dengan investasi, dimana ketika pertumbuhan ekonomi meningkat maka investasi juga meningkat. Tetapi investasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, terdapat hubungan satu arah yakni pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap investasi. 151 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut: 1. Pemerintah harus mempunyai manajemen yang baik dalam penggunaan utang luar negeri dan mempunyai pertimbangan yang baik ketika mengambil pinjaman luar negeri ditahuntahun berikutnya. 2. Memperbaiki birokrasi dalam hal kemudahan investasi, agar para investor bersedia masuk menanamkan modalnya di Indonesia. 3. Pemerintah sebaiknya melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi untuk terus tumbuh positif sesuai dengan yang telah ditargetkan melalui kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif. DAFTAR PUSTAKA Ady, Lumadya.(2015). “Kausalitas Utang Luar Negeri, Tabungan Domestik Dan Pertumbuhan Ekonomi”.Jurnal Riset dan Manajemen, 15 (01), 1-12. Atmadja, A. S. (2000). Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan dan Dampaknya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 02 (01), 83-94. Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Mankiw, N. G. (2000). Pengantar Ekonomi Jilid dua. Jakarta: Erlangga. Rachbini, D. J. (1991). Konsukuensi Utang Luar Negeri (Vol. 9). Prisma. Rachmadi, A. L. (2013). "Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Studi Kasus Tahun 2001-2011)".Jurnal Ilmiah . Soliha, E., & Taswan. (2002). "Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya". Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 9 (2), 168-169. Sukirno, S. (1994). Makro Ekonomi Edisi Ke dua. Jakarta: Erlangga. Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi ke tiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sukirno, S. (2006). Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 152