Healthy, Vol.1, No.1, Juni 2012 - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

advertisement
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
ADMINISTRATION PERIODE OF PRC TRANSFUSION
TOWARD TO HEMOGLOBIN VALUES
Sumiati1, Endang Sri P. Ningsih2, Nurhikmah3
ABSTRACT
Background: PRC transfusion is conducted to increase hemoglobin values. Transfusion can
also bring acute or slow effect, the risk of bacterial proliferation even loss of function of
blood products when blood products are removed from storage. Deadline PRC transfusion
starts from 30 minutes to four hours after the blood is removed from the blood pack in the
refrigerator.
Objective: This research is conducted to find out the relationship of administration periode of
PRC transfusion with hemoglobin values of patients who received PRC transfusions in Nilam
Ward BLUD RS dr H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Methods: This research used analytic survey method with prospective research approach.
Sample for this research were 22 patients with purposive sampling technique. Data were
analyzed using Pearson Correlation, normality test data with the test Shapiro-Wilk Normality
test and the Skewness Ratio with reliability degree 95%.
Results: Wilcoxon test analysis showed that there was no relationship between administration
periode of PRC transfusion with hemoglobin valuess in patients receiving transfusions PRC
in Space Nilam BLUD dr H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (p> 0,05) or (p = 0,142).
Key Words: Administration Periode of PRC Transfusion, Hemoglobin Values.
1
BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin
2
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
131
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
WAKTU PEMASANGAN TRANSFUSI PRC TERHADAP
PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
Sumiati1, Endang Sri P. Ningsih2, Nurhikmah3
INTISARI
Latar Belakang: Transfusi PRC ditujukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
Transfusi juga dapat membawa akibat akut atau lambat, risiko proliferasi bakteri bahkan
kehilangan fungsi produk darah ketika produk darah dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
Batas waktu transfusi PRC dimulai dari 30 menit sampai empat jam sesudah kantong darah
dikeluarkan dari dalam lemari pendingin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu pemasangan transfusi
dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang mendapatkan transfusi PRC di
Ruang Nilam BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analytic survey dengan arah penelitian
Prosfective. Sampel penelitian ini berjumlah sebanyak 22 pasien dengan tehnik pengambilan
sampel purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Correlation, uji
normalitas data dengan uji Normality Shapiro-Wilk dan Skewness Ratio dengan derajat
kepercayaan 95%.
Hasil: Analisis statistik uji Pearson Correlation menunjukkan tidak ada hubungan antara
waktu pemasangan transfusi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada pasien yang
mendapatkan transfusi PRC di Ruang Nilam BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin (p>0.05) atau (p= 0.142).
Kata Kunci: Waktu Pemasangan Transfusi, Peningkatan Kadar Hemoglobin.
1
BLUD RS. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
PENDAHULUAN
Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin
2
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
132
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
PENDAHULUAN
World Health Organitation (WHO)
menyebutkan bahwa, di seluruh dunia
dalam 10 tahun terakhir pemberian
transfusi darah meningkat sampai 4,5 kali.
Sebagian besar transfusi darah (65%)
diberikan pada kasus kecelakaan dan
operasi pembedahan. Tingginya pemberian
transfusi darah karena kasus kecelakaan
dan operasi pembedahan seiring dengan
banyaknya kasus bencana alam dan
kecelakaan masal yang terjadi di dunia.
Berdasarkan data Palang Merah Indonesia
(PMI), di Indonesia pemberian transfusi
darah meningkat dari 20% menjadi 35%
dalam 10 tahun terakhir. Adapun jenis
transfusi darah berdasarkan isi atau
kandungan dalam darah yang diberikan
sebagian besar adalah jenis Whole Blood
Cells (WBC) sebesar 35%, kemudian
Packed Red Cells (PRC) sebesar 30%,
transfusi trombosit sebesar 20%, dan
transfusi Fresh Frozen Plasma (FFP)
sebesar 15% (Fahron, 2009 dalam Dewi,
2013).
Data dari Rekam Medik BLUD RS Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun
2012 penggunaan transfusi PRC sebanyak
1583 kantong. Sedangkan penggunaan
transfusi PRC di Ruang Penyakit Dalam
(Nilam) tahun 2013 cukup tinggi, pada
triwulan I (Januari-Maret) sebanyak 203
kantong, pada triwulan II (April-Juni)
sebanyak 225 kantong dan pada triwulan
III (Juli-September) sebanyak 221 kantong,
walaupun mengalami penurunan tetapi
penurunannya tidak signifikan.
Pada pelaksanaan transfusi di Ruang Nilam
(Penyakit Dalam) BLUD RS Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin pemasangan
transfusi PRC dimulai 1 jam sesudah
kantong darah dikeluarkan dari dalam
lemari pendingin dan diakhiri dalam waktu
lebih dari 4 jam sedangkan menurut WHO
(2004) waktu transfusi PRC dimulai dari
waktu 30 menit sesudah kantong darah
dikeluarkan dari dalam lemari pendingin
dan diakhiri dalam waktu empat (4) jam.
BLUD RS Dr. H .Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin memang sudah memiliki SOP
mengenai pemasangan transfusi darah
tetapi dalam SOP tersebut belum ada
penjelasan berapa lama batasan waktu
pemasangan transfusi.
Berdasarkan data di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan waktu pemasangan
transfusi dengan peningkatan kadar
hemoglobin
pada
pasien
yang
mendapatkan transfusi PRC di ruang
penyakit dalam (Nilam) BLUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Perumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada hubungan antara waktu
pemasangan transfusi dengan peningkatan
kadar hemoglobin pada pasien yang
mendapatkan transfusi PRC di ruang
penyakit dalam (Nilam) BLUD dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Tujuan penelitian secara umum adalah
untuk menganalisa hubungan antara waktu
pemasangan transfusi dengan peningkatan
kadar hemoglobin pada pasien yang
mendapatkan transfusi PRC di ruang
penyakit dalam (Nilam) BLUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, adapun
secara khusus, yaitu mengidentifikasi ratarata waktu pemasangan transfusi PRC,
mengidentifikasi rata-rata kadar Hb
sebelum dan sesudah transfusi PRC,
mengidentifikasi rata-rata kenaikan kadar
hemoglobin
pada
pasien
sesudah
mendapatkan
transfusi
PRC
dan
menganalisis hubungan waktu pemasangan
transfusi terhadap peningkatan kadar
hemoglobin
pada
pasien
yang
mendapatkan transfusi PRC.
Manfaat penelitian secara teoritis, dapat
memberikan
masukkan
bagi
pengembangan
teori-teori
yang
berhubungan dengan waktu pemasangan
transfusi dengan peningkatan kadar
hemoglobin, secara praktis, menambah
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
133
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
pengetahuan perawat dalam melakukan
tindakan pemasangan transfusi untuk
meningkatkan hasil yang optimal, bagi
pihak rumah sakit dapat dijadikan dasar
dalam membuat SOP pemberian transfusi
yang secara langung berdampak pada
usaha
meminimalkan
penggunaan
transfusi, sehingga biaya kesehatan
menjadi lebih efisien.
Penelitian waktu penghangatan darah yang
berhubungan dengan peningkatan kadar
hemoglobin memang sudah pernah
dilaksanakan, akan tetapi penelitian waktu
pemasangan transfusi yang berhubungan
dengan peningkatan kadar hemoglobin
pada pasien yang mendapatkan transfusi
PRC di ruang penyakit dalam (Nilam)
BLUD dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin belum pernah dilaksankan.
Faktor yang mempengaruhi Hemoglobin
antara lain masukan makanan yang tidak
adekuat
yang
dapat
menyebabkan
ketidakseimbangan zat besi yang tersedia
karena persediaan cadangan besi menjadi
kritis maka eritropoesis menjadi abnormal
dan mengakibatkan ukuran eritrosit
berkurang, konsentrasi hemoglobin dalam
eritrosit berkurang, dan kadar hemoglobin
dan packed cell volume turun dengan
terjadinya defisiensi besi. Selain masukan
nutrisi usia juga dapat mempengaruhi Hb
dimana pada usia pertengahan atau lanjut
dapat terjadi anemia pernisiosa addison
yang dapat menyebabkan pembentukan
keseimbangan vitamin B12 negatif yang
lambat dan kekurangan cadangan dan
Kelainan maturasi inti dalam sel dengan
kecepatan pertumbuhan yang tinggi,
khususnya eritroblas (Child, 2010).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey
analitik dengan arah penelitian Prospektif.
Populasinya adalah seluruh pasien yang
mendapatkan transfusi PRC di ruang
penyakit dalam (Nilam) BLUD RS Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin .
Sampelnya adalah seluruh populasi yang
memenuhi kriteria inklusi untuk dijadikan
sampel yaitu sebanyak 22 kasus dengan
tehnik pengambilan sampel purposive
sampling. Uji statistik yang digunakan
adalah Pearson Correlation dengan
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
data dengan uji Normality Shapiro-Wilk
dan Ratio Skewness.
HASIL
a. Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur
Tabel 1. Distribusi umur responden
No
Umur
Jumlah
1
20-34 tahun
(dewasa
awal)
41-60 tahun
(dewasa
madya)
7
Persen
(%)
31,80
15
68,20
22
100,00
2
Total
Berdasarkan
Tabel
1
di
atas
menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden berada pada usia dewasa
tengah, yaitu sebanyak 15 orang
(68,2%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Tabel 2. Distribusi responden menurut
jenis kelamin
No
1
2
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Jumlah
15
7
22
Persen
(%)
31,8
68,2
100,00
Berdasarkan
Tabel
2
di
atas
menunjukkan lebih dari setengah
responden berjenis kelamin perempuan,
yaitu sebanyak 15 orang (68,2%)
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
134
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
c. Distribusi Responden Menurut Penyakit
yang Diderita
Tabel 3. Distribusi responden menurut
penyakit yang diderita responden
No
1
2
Perkembangan
Bahasa
Berisiko
perdarahan
Tidak berisiko
perdarahan
Total
10
Persen
(%)
45,50
12
54,50
22
100,00
Jumlah
Berdasarkan
tabel
3,
di
atas
menunjukkan bahwa hampir setengah
dari responden dengan diagnosa medis
berisiko mengalami perdarahan, yaitu
sebanyak 10 orang (45,5%).
Tabel 5 di atas total responden sebanyak
22 responden, pemeriksaan kadar Hb ratarata (mean) kadar Hb awal yaitu 8,7 gr/dl.
Sedangkan nilai rata-rata (mean) kadar Hb
akhir adalah 9,3 gr/dl. Dan pada kenaikan
Hb (selisih Hb awal dan akhir) nilai ratarata kenaikan kadar Hb 1,386364 gr/dl.
f. Distribusi Data Waktu Pemasangan
Transfusi dan Kenaikan Hb
Tabel 5. Distribusi data waktu
pemasangan transfusi dan kenaikan Hb
Kenaikan HB
Kenaikan
Hb
1
Lama
transfusi
-.324
N
Waktu transfusi
22
-.324
.142
1
N
.142
22
Nilai p
(>0,05)
d. Distribusi Waktu Pemasangan Transfusi
Tabel 4. Distribusi Waktu Pemasangan
Transfusi
Jenis Data
Waktu
pemasangan
transfusi
N
Minimal
Maksimal
Mean
22
95,50
menit
488,00
menit
262,8977
menit
Berdasarkan Tabel 4 di atas dari 22
responden, waktu pemasangan transfusi
yang tercepat yaitu 95,50 menit, waktu
pemasangan yang yang terlambat yaitu
488 menit dan nilai rata-rata waktu
pemasangan transfusi yaitu 262,8977
menit (4 jam 38 menit).
e. Distribusi data Hb Pre Transfusi dan
Kenaikan Hb
Tabel 5. Data Hb Pre Transfusi, Post
Transfusi dan Kenaikan Hb
Jenis Data
Hb Pre
transfusi
Hb
Post
transfusi
Kenaikan
Hb
N
22
Minimal
3,0
Maksimal
9,2
Mean
8,7
22
3,7
10,5
9,3
22
0,3
2,9
1,386364
Berdasarkan tabel 4, Hasil analisa bivariat
pada tabel 6 diatas dengan menggunakan
uji Pearson Correlation secara statistik
hasil analisis menunjukkan nilai (P>0,05)
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho diterima atau tidak ada hubungan
antara waktu pemasangan transfusi dengan
peningkatan Hb.
PEMBAHASAN
Penelitian ini terlihat rata-rata kenaikan Hb
setelah diberikan trnsfusi PRC adalah
1,386364 gr/dl. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Pearson Correlation
dengan nilai sig 0,142 dengan nilai sig
tersebut
dapat
disimpulkan
nilai
probabilitas lebih besar dari nilai p= 0,05
yang berarti Ho diterima artinya tidak ada
hubungan antara waktu pemasangan
transfusi dengan peningkatan kadar Hb.
Tidak ada hubungan pada kedua vaiabel ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor yang
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
135
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
mempengaruhi hasil peningkatan kadar Hb
pasien transfusi diantaranya:
a. Faktor
eksternal
seperti
lama
penyimpanan dan penghangatan darah.
Hal ini berkaitan dengan batasan waktu
pemasangan tansfusi menurut WHO
(2004) dimulai dari waktu 30 menit
sesudah kantong darah dikeluarkan dari
tempat penyimpanan dan diakhiri
dalam waktu 4 jam, hal tersebut karena
adanya risiko proliferasi bakteri atau
kehilangan fungsi pada produk darah
begitu
produk
darah
tersebut
dikeluarkan dari tempat penyimpanan.
Menurut Bakta (2006) sel darah merah
yang terkandung di dalam darah PRC
akan mengalami penurunan daya
survival eritrosit dan pecahnya eritrosit
di dalam darah PRC akibat proses
penghangatan yang terlalu lama. Dalam
hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2013), dengan
judul penelitian Hubungan Waktu
Penghangatan Darah dengan Kenaikan
Kadar Hemoglobin pada Pasien Post
Transfusi PRC yang mana hasil dari
penelitian tersebut ada hubungan antara
lama penghangatan darah dengan
peningkatan kadar Hb (p= 0,01).
b. Faktor internal seperti penyakit yang
diderita dan usia responden.
Penelitian ini diketahui bahwa hampir
setengah dari responden dengan
diagnosa medis berisiko mengalami
perdarahan, yaitu sebanyak 10 orang
(45,5%) hal ini tentu mempengaruhi
hasil peningkatan kadar Hb pasien
transfusi. Selain itu menurut Child
(2010) usia berpengaruh terhadap
kejadian maupun pengobatan anemia,
pada usia pertengahan atau lanjut dapat
terjadi anemia pernisiosa addison yang
dapat menyebabkan pembentukan
keseimbangan vitamin B12 negatif
yang lambat dan kekurangan cadangan
serta kelainan maturasi inti dalam sel
dengan kecepatan pertumbuhan yang
tinggi, khususnya eritroblas. Dalam
penelitian ini didapatkan lebih dari
setengah responden berada pada usia
dewasa tengah, yaitu sebanyak 15
orang (68,2%). Hal ini terkait dengan
penelitian Rizkiawati (2012) tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kadar hemoglobin darah pada tukang
becak di pasar Mranggen Demak, yang
mana hasil penelitian tersebut yaitu
umur
dan
kebiasaan
merokok
merupakan
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kadar Hb darah
pada tukang becak di pasar mranggen
(p= 0,036).
SIMPULAN
Hasil penelitian tentang hubungan waktu
pemasangan transfusi dengan peningkatan
hemoglobin
pada
pasien
yang
mendapatkan transfusi PRC di Ruang
Penyakit Dalam (Nilam) BLUD RS Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Rata-rata waktu pemasangan transfusi
PRC di Ruang Penyakit Dalam (Nilam)
BLUD RS Dr. H .Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin adalah 262,8977 menit.
b. Rata-rata kadar HB sebelum transfusi
adalah 6,67 gr/dl dan rata-rata kadar
HB sesudah transfusi adalah 8,064
gr/dl.
c. Rata-rata kenaikan kadar hemoglobin
pada pasien sesudah mendapatkan
transfusi PRC adalah 1,386364 gr/dl.
d. Tidak ada hubungan antara waktu
pemasangan
transfusi
dengan
peningkatan HB dengan (P=0,142).
DAFTAR RUJUKAN
Bakta, I.M. (2006). Hematologi Klinik.
Ringkas. Jakarta: EGC.
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
136
Caring, Vol.1, No.2, Maret 2015
Cahyono. (2008). Transfusi Darah yang
Aman. Jakarta: Ethical Digest.
Chairlan., Lestari, E. (2011). Pedoman
Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Child, J.A, Lyndon, S. Ed. (2010). Buku
Saku
Hematologi
Klinik.
Tangerang:
Binarupa
Aksara
Publisher.
Dahlan, M.S. (2009). Statistik untuk
Kedokteran
dan
Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, T.T. (2013). Hubungan Lama
Penghangatan
Darah
dengan
Kenaikan Hemoglobin pada Pasien
Post Transfusi PRC di Ruang Kelas
BLUD RS Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya. Skripsi, Sekolah
Tinggi
Ilmu
Kesehatan
Muhammadiyah Banjarmasin.
Handayani, W., Haribowo, A.S. (2008).
Buku Ajar Keperawatan pada Klien
dengan
Gangguan
Sistem
Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika.
Komite Transfusi BLUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin. (2012).
Laporan Tahunan Transfusi Darah.
Banjarmasin: BLUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
Kusnanto, (2004). Pengantar Profesi dan
Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Latief.
(2007).
Transfusi
dalam
Pembedahan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Rizkiawati, A. (2012). Faktor-Faktor yang
Berhubungan
dengan
Kadar
Hemoglobin dalam Darah pada
Tukang Becak di Pasar Mranggen
Demak. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Sadikin, M. (2001). Biokimia Darah.
Jakarta: Widya Medika.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian
Kesehatan Penuntun Praktis Bagi
Pemula. Jogjakarta: Mitra Cendikia
Press.
Sastroasmoro, S. Ismail, S. (2008). Dasardasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke-3. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Sudoyo, A.W. (2009). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Lima. Jilid
II. Jakarta: Internal Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam.
Sugiyono. (2011).
Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutedjo, A. Y. (2008). Buku Saku
Mengenal Penyakit Melalui Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Edisi
Revisi. Yogyakarta: Amara Books.
Tarwoto., Wartonah. (2008). Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Trans Info
Media.
WHO. Alih Bahasa Hartono, A. (2004).
Penggunaan Klinis Darah. Jakarta:
EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Waktu Pemasangan Transfusi PRC terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
137
Download