1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu instrumen ekonomi, pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun lingkungan non ekonomi. Pengaruh ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal (Nunung, 2009). Tanggal 14 Maret 2014, Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berayun kencang, pagi hari terperosok, tapi siang dan sore malah melejit padahal hari itu bursa saham Asia sedang dilanda sentimen negatif. Ada apa? rupanya ada "Jokowi Effect" di pasar modal. Analisis dan pelaku pasar meyakini, bullish market hari itu dipicu kabar ditetapkannya Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) (Investor April 2014 XVI/250). Pengaruh lingkungan non ekonomi, walaupun tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari 1 2 aktivitas bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti berbagai isu mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, serta peristiwa-peristiwa politik kerap kali menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Makin pentingnya peran bursa saham dalam kegiatan ekonomi, membuat bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa disekitarnya, baik berkaitan atau tidak berkaitan secara langsung dengan isu ekonomi. Peristiwa-peristiwa politik, seperti adanya pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), pergantian pemerintahan, pengumuman kabinet menteri, kerusuhan politik, peperangan dan peristiwa lainnya sangat mempengaruhi harga dan volume perdagangan di bursa efek karena peristiwaperistiwa politik berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Selain itu peristiwa politik juga menyebabkan tingkat kepercayaan yang negatif dari para investor, sehingga adanya peristiwa politik yang mengancam stabilitas negara cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar. Gejolak kehidupan politik, secara langsung maupun tidak langsung, memiliki pengaruh terhadap kondisi ekonomi di sebuah negara. Perubahan di dalam lembaga legislatif maupun di dalam lembaga eksekutif, sebagai bagian dari peristiwa politik, dapat mempengaruhi kondisi ekonomi negara. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi suatu negara akan dipengaruhi oleh kebijakankebijakan yang ditentukan baik oleh lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif. Perubahan dalam kedua lembaga tersebut terjadi melalui Pemilihan 3 Umum (Pemilu), Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Calon Legislatif (Caleg), penyusunan kabinet baru serta reshuffle kabinet. (Nunung 2009). Kegiatan bursa efek terutama di bursa saham, sebagai bagian dari aktivitas ekonomi tidak luput dari pengaruh gejolak politik tersebut. Peristiwa politik memang tidak mengintervensi bursa saham secara langsung, namun peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal dan digunakan oleh para pelaku ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas di bursa efek. Untuk melihat pengaruh pemilihan presiden terhadap abnormal return saham, dapat dilakukan uji kandungan informasi, uji ini termasuk dalam bentuk studi peristiwa (event study) yaitu merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu dipublikasikan peristiwa sebagai (event) suatu yang informasinya pengumuman. Apabila digunakan untuk informasi yang dipublikasikan tersebut mengandung informasi, maka pasar akan berpengaruh pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Reaksi tersebut ditunjukan dengan adanya perubahan pada harga likuiditas saham di pasar modal. Dewi Umaeroh (2014) yang melakukan penelitian pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) untuk melihat reaksi pasar terhadap peristiwa pemilihan presiden tanggal 09 Juli 2014 dari pengujian beda rata-rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa diperoleh hasil 4 bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dengan kata lain pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa pemilihan presiden pada saham di Jakarta Islamic Index. Tidak terjadinya reaksi pasar menandakan bahwa pemilu tanggal 09 Juli 2014 tidak dipergunakan para investor dalam membuat keputusan investasi. Nunung Nurhaeni (2009) melakukan penelitian pada saham LQ 45 mengenai dampak pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di BEI menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atas peristiwa sebelum dan sesudah pemilihan umum legislatif. Nilai rata-rata aktivitas volume perdagangan saham yang dihasilkan menunjukan adanya peningkatan rata-rata volume perdagangan saham yang disebabkan karena para investor investor beramai-ramai melakukan profit tacking sehingga mempengaruhi terjadinya perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan sebelum dan sesudah pemilu legislatif 2009. Berdasarkan fenomena yang terjadi dan mengetahui mengenai sejauh mana pengaruh dari pemilihan presiden terhadap volume perdagangan, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian yang akan diberi judul: “Pengaruh Pemilihan Presiden 09 Juli 2014 terhadap Abnormal Return saham di BEI (Uji kasus pada index saham LQ 45)”. 5 B. Perumusan Masalah Fenomena bisnis yang terjadi pada tanggal 04 Juli 2014 sampai dengan tanggal 14 Juli 2014 sebagai dampak dari peristiwa pemilihan presiden merupakan sesuatu hal yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan indeks LQ45, dimana menurut Jogiyanto (2013:130) bahwa saham LQ-45 merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan dan memiliki tingkat likuiditas tinggi serta kapitalisasi pasar tertinggi, sehingga reaksi pasar yang terjadi akibat peristiwa pemilihan presiden dapat terlihat jelas dan akurat. Peristiwa pemilihan umum legislatif maupun eksekutif berkemungkinan mempengaruhi pasar modal dan kondisi pasar modal Indonesia mengindikasikan belum efisien dalam bentuk setengah kuat. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada sebelum dan setelah pemilihan presiden 09 Juli 2014? C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis ada tidaknya perbedaan rata-rata abnormal return pada sebelum dan setelah pemilihan presiden 09 Juli 2014. 6 2. Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan akan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: a. Kontribusi Praktik Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu mengenai peristiwa politik terhadap investasi perekonomian di Indonesia serta dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. b. Kontribusi Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1) Bagi pelaku pasar, sebagai masukan guna menambah wawasan atau sebagai bahan penelitian lebih lanjut mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu perisitiwa politik. 2) Bagi investor memberikan informasi apabila terjadi peristiwa politik, para pelaku pasar agar secara tepat memilah dan menganalisis informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk melakukan aksi jual dan lebih bersikap rasional dalam pengambilan keputusan.