BAB IX ORIENTASI ORGANISASI PEMERINTAHAN

advertisement
BAB IX
ORIENTASI ORGANISASI PEMERINTAHAN DAN MANAJEMEN
PADA MASA TRANSISI
1. Orientasi Organisasi Pemerintahan dan Menejemen Masa Transisi
Pada masa ini orientasi organisasi dan manajemen pemerintahan
cenderung diarahkan pada pemberdayaan masyarakat. Hal ini ditandai dengan ikut
dilibatkannya semua komponen masyarakat (wilayah political society, civil society
dan economic society) kedalam pembangunan.
Pada wilayah political society, kelibatan ini terlihat pada keterbukaan
partisipasi dari masyarakat dan menurunnya derajat intervensi negara dalam
menentukan pilihan-pilihan politik, contohnya organisasi yang ada saat ini tidak
didominasi oleh negara dan cencerung mengakomidasi kepentingan masyarakat.
Hal ini diwakili oleh kemunculan partai-partai politk di masa transisi.
Pada wilayah civil society, terlihat pada usaha negara untuk melakukan
partisipasi aktif dengan bergabung pada voluntary sector. Pola kerja sama
pemerintah dengan voluntary sector terasa sangat kental dalam penyaluran
program-progran JPS.
Pada wilayah ecomomic society, partisipasi aktif masyarakat terlihat pada
pola
pengembangan
mengkonstruksikan
manajerial
hubungan,
Public-Private
dimana
pemerintah
Partnership.
sebagai
Model
ini
penyelenggara
pelayanan publik berperan sebagai fasilitator. Peran pemerintah sebatas pada
peran administrasi dan regulasi. Dengan demikian sektor swasta dapat berperan
secara maksimal.
2. Karakter Organisasi dan Manajemen Pemerintahan Masa Transisi
a. Less Government
Pada masa transisi peran pemerintah diminimalkan, artinya pemerintah
hanya mengambil bagian-bagian yang belum diambil sektor swasta, bahkan
ada beberapa peran pemerintah yang digantikan oleh sektor swasta maupun
sektor voluntary.
b. Strong Legislaif
Lembaga legislatif cenderung mengalami penguatan, baik di pusat
maupun di daerah. Di pusat kekuasaan fenomena ini ditandai dengan sejumlah
peristiwa, seperti pembentukan berbagai pansus, penggunaan hak penyelidikan
oleh DPR, dan diajukannya memorandum DPR. Di daerah, proses penguatan
legislatif dimulai dengan adanya proses rekonstruksi organisasi pemerintahan
daerah, dimana sebelumnya DPRD merupakan bagian dan pemenintahan
daerah secara kelembagaan, kemudian diubah menjadi lembaga legislatif
daerah yang posisinya terpisah dari eksekutif daerah.
Download