gambaran pelayanan kunjungan bayi di wilayah kerja puskesmas

advertisement
GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
Ida Fitriya*), Purbowati,S.Gz.,M.Gizi **), dr. H. Adil Zulkarnain, Sp. OG (K)***)
*)
Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran**) Staf Pengajar
Program Studi Gizi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran***) Staf Pengajar Program Studi D-IV
Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK
Pelayanan kunjungan bayi adalah pelayanan kesehatan terhadap bayi minimal 4 kali,
yaitu pada umur 29 hari – 2 bulan, 3 – 5 bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar.
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui gambaran pelayanan kunjungan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif, dengan menggunakan pendekatan Cross
sectional. Variabel yang digunakan adalah pelayanan kunjungan bayi yang meliputi
pemantauan pertumbuhan, imunisasi, SDIDTK, dan vitamin A di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi yaitu
sebesar 52 responden. Sumber data dalam penelitian ini berupa kohort bayi dan laporan
rekapitulasi SDIDTK yang diperoleh berdasarkan laporan dari bidan, dengan teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar penimbangan bayi dilaksanakan
secara lengkap, yaitu 43 bayi (82,7%), dan yang dilaksanakan kurang lengkap yaitu 9 bayi
(17,3%); Sebagian besar imunisasi bayi dilaksanakan secara lengkap, yaitu 48 bayi (92,3%),
dan yang dilaksanakan tidak lengkap yaitu 4 bayi (7,7%); Pemberian vitamin A telah
dilaksanakan kepada semua bayi (100,0%). Pelaksanaan SDIDTK, dilaksanakan secara
lengkap, yaitu 14 bayi (26,9%), dan sebagian besar pelaksanaan SDIDTK masih kurang
lengkap yaitu 38 bayi (73,1%); pelayanan kunjungan bayi sebagian besar dilaksanakan secara
kurang tepat, yaitu 39 bayi (75,0%), dan yang sudah tepat yaitu 13 bayi (25,0%).
Diharapkan untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) khususnya bidan untuk lebih
memperhatikan kegiatan pelaksanaan SDIDTK, secara tepat dan hendaknya meningkatkan
lagi penyuluhan kepada kader – kader tentang pentingnya pelayanan kunjungan bayi.
Kata kunci
: Penimbangan, Imunisasi, Vitamin A, Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK), Pelayanan kunjungan bayi
Daftar Pustaka : 25 Pustaka (2003 – 2014)
1 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
THE DESCRIPTION OF BABY CARE VISIT AT SUMOWONO
HEALTH CENTER SEMARANG DISTRICT
ABSTRACT
Baby care visit means that a baby care health at least for 4 times, at the age of 29 days
until 2 months, 3-5 months, 6-8 months and 9-12 months according to the standards. The
purpose of this study was to find the description of baby care visit at Sumowono Health
Center Semarang Regency.
This was a descriptive study with cross sectional approach. The variables in this study
were the baby care visits covering of weighing, immunizations, SDIDTK, and Vitamin A at
the working area of Sumowono Health Center Semarang Regency. The source of data in this
study was cohort of babies obtained from the report of the midwives. The data collecting used
documentation and rekapitulation SDIDTK. The data sampling used total sampling technique
by taking all of population as many as 52 respondents and data analysis in this study used the
univariate analysis.
The results of this study indicated that the weighing of babies were implemented
completely in 43 infants (82.7%), and less complete in 9 babies (17.3%); The immunizations
of the babies were mostly implemented completely in 48 babies (92.3%), and incompletely in
4 babies (7.7%); The administering of Vitamin A had been implemented to all babies
(100.0%). The implementation of SDIDTK was completely implemented in 14 babies
(26.9%), and most of babies had less complete SDIDTK in 38 babies (73.1%); baby visits
were properly carried in 39 babies (75.0%), and 13 babies (25.0%) had proper visits.
For the health workers, especially midwives should improve the activity of SDIDTK
and they are expected to improve education to cadres about the importance of baby care
visits.
Keywords
: Weighing, Immunization, Vitamin A, Stimulation Detection and Early
Intervention of Growing Development (SDIDTK), Baby care visit
Bibliographies : 25 (2003 – 2014)
2 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
PENDAHULUAN
bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai
standar (KemenKes RI, 2014).
Pelayanan ini terdiri dari pelayanan
pemantauan pertumbuhan, pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio
1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi, dan pemberian vitamin A
pada bayi (KemenKes RI, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang
didapatkan bahwa cakupan kunjungan bayi
di Kabupaten Semarang tahun 2012
sebesar 87,10% sedangkan pada tahun
2013
sebesar
84,33%
mengalami
penurunan sebesar 2,77%, hal ini
tergolong masih rendah dibandingkan
target Standar Pelayanan Minimal (SPM)
tahun 2013 Kabupaten Semarang yaitu
sebesar 98,10%. Kabupaten Semarang
terdiri dari 26 Puskesmas dan cakupan
kunjungan bayi yang paling rendah yaitu
di Puskesmas Sumowono sebesar 52,90%.
(Dinkes Kabupaten Semarang, 2013).
Studi pendahuluan dilakukan pada
tanggal 17 Oktober 2014. Peneliti
mengambil sampel 10 ibu bayi dengan
usia bayi 12 bulan, dilihat dari data
kunjungan bayi yang meliputi 4 indikator
diantaranya
yaitu
pemantauan
pertumbuhan,
pemberian
imunisasi,
pelaksanaan SDIDTK, dan pemberian
vitamin A. Data pemantauan pertumbuhan
bayi ada 8 bayi sudah lengkap dan 2 bayi
belum lengkap. Data pemberian imunisasi
ada 9 bayi yang sudah diimunisasi dengan
lengkap dan 1 bayi imunisasinya belum
lengkap dikarenakan bayi tersebut sedang
sakit sehingga imunisasinya ditunda
sampai bayinya sehat. Data SDIDTK dari
data 10 bayi didapatkan bahwa 2 bayi yang
dilakukan pelayanan SDIDTK sedangkan
8 bayi tidak dilakukan pelayanan
SDIDTK. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab kurang optimalnya
bidan dalam pelaksanaan SDIDTK antara
lain, beban kerja bidan yang overload,
format
penilaian
menyebabkan
keengganan petugas dalam melaksanakan
Angka kematian bayi (infant
mortality rate) merupakan salah satu aspek
penting dalam menggambarkan tingkat
pembangunan sumber daya manusia di
sebuah Negara, juga merupakan salah satu
indikator yang paling sensitif dalam
menentukan derajat kesehatan suatu
daerah. Setiap tahunnya 12 juta anak di
dunia meninggal sebelum mencapai usia
lima tahun dan seluruh kematian tersebut
70% diantaranya meninggal karena
pneumonia, diare, campak dan malnutrisi
(Depkes RI, 2009).
Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Semarang tahun 2013 sebesar
11,95 per 1000 kelahiran hidup (KH).
Angka ini lebih rendah dibandingkan
dengan Angka Kematian Bayi tahun 2012
sebesar 13,20 per 1000 KH. Hal ini
disebabkan meningkatnya deteksi dini
pada ibu hamil, kompetensi bidan dalam
penatalaksanaan bayi resiko tinggi, sistem
rujukan dan tindakanya pra rujukan
semakin baik yang berpengaruh pada
menurunnya AKB tahun 2013.
Lebih dari 1,4 juta anak di dunia
meninggal setiap tahun karena berbagai
penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah
dengan imunisasi. Anak yang telah diberi
imunisasi akan terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya tersebut, yang dapat
menimbulkan kecacatan atau kematian
(KemenKes RI, 2014).
Kekurangan Vitamin A telah terjadi
secara luas di beberapa negara, dan anak
sering meninggal karena diare, dan
campak. Diare dan campak dapat
menguras vitamin A dari tubuh anak.
Cakupan pemberian vitamin A pada balita
usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013
mencapai 83,9% (KemenKes RI, 2014).
Pelayanan kesehatan pada bayi
ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai
dengan 11 bulan dengan memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan minimal 4
kali, yaitu pada 29 hari – 2 bulan, 3 – 5
3 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
SDIDTK. Data vitamin A dari 10 bayi
dengan usia 12 bulan semua sudah
mendapatkan vitamin A dari pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan fenomena tersebut,
peneliti ingin mengetahui lebih lanjut
tentang Gambaran Pelayanan Kunjungan
Bayi di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan dokumentasi. Dokumentasi
merupakan metode pengumpulan data
dengan cara mengambil data yang berasal
dari dokumen asli, diperlukan beberapa
alat bantu pendukung pengamatan ini yaitu
Chek list (Arikunto, 2010).
Alat
pengumpul
data
yang
digunakan
peneliti
yaitu
dengan
menggunakan lembar dokumentasi.
Analisis Data
Desain Penelitian
Jenis dan rancangan penelitian ini
merupakan
penelitian
deskriptif.
Pendekatan menggunakan Cross sectional
yaitu peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada suatu saat (point
time approach) (Notoatmodjo, 2012).
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi yang dimaksud pada
penelitian ini adalah data seluruh bayi
umur 12 bulan pada bulan Januari 2015 di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
sejumlah 52 bayi.
Sampel dan Teknik Sampling
Dalam
penelitian
ini
teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah total sampling
yaitu teknik
penentuan sampel dengan mengambil
seluruh anggota populasi yaitu sebesar 52
(Sugiyono, 2010).
Pengumpulan Data
Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini
berupa kohort bayi yang didapatkan dari
laporan bidan desa, laporan rekapitulasi
hasil kegiatan SDIDTK bayi dan
wawancara langsung kepada bidan dan ibu
bayi.
Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis univariat. Variabel
yang akan dianalisis adalah data pelayanan
kunjungan bayi dalam penelitian ini
meliputi data pemantauan pertumbuhan,
imunisasi, SDIDTK, dan vitamin A.
HASIL PENELITIAN
Kunjungan Bayi
Tabel
4.6
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Kunjungan Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas
Sumowono
Kabupaten
Semarang, 2015
Kunjungan
Bayi
Kurang
aktif
Aktif
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
11
41
21,2
78,8
52
100
Berdasarkan tabel 4.6, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, yang melaksanakan
kunjungan bayi secara aktif yaitu sejumlah
41 bayi (78,8%), dan sebagian besar
melaksanakan kunjungan secara kurang
aktif, yaitu sejumlah 11 bayi (21,2%).
4 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Bayi
Tabel 4.1 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pemantauan
Pertumbuhan Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, 2015
Penimbangan
Bayi
Kurang
Lengkap
Lengkap
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
9
43
17,3
82,7
52
100
Berdasarkan tabel 4.1, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
pemantuan
pertumbuhan
bayi
dilaksanakan secara lengkap, yaitu
sejumlah 43 bayi (82,7%), sedangkan yang
dalam kategori kurang lengkap sejumlah 9
bayi (17,3%).
Pelaksanaan Imunisasi Bayi
Tabel 4.2 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pelaksanaan
Imunisasi Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, 2015
Pelaksanaan
Imunisasi
Tidak
Lengkap
Lengkap
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
4
48
7,7
92,3
52
100
Berdasarkan tabel 4.2, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
imunisasi bayi dilaksanakan secara
lengkap, yaitu sejumlah 48 bayi (92,3%),
sedangkan yang dilaksanakan secara tidak
lengkap sejumlah 4 bayi (7,7%).
Pemberian Vitamin A pada Bayi
Tabel 4.3 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pemberian
Vitamin A pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas
Sumowono
Semarang, 2015
Pemberian
Vitamin A
Belum
Diberikan
Sudah
Diberikan
Jumlah
Kabupaten
Frekuensi
Persentase (%)
0
52
0,0
100,0
52
100,0
Berdasarkan tabel 4.2, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, pemberian vitamin
A telah dilaksanakan pada semua bayi
(100,0%).
Pelaksanaan SDIDTK
Tabel 4.4 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pelaksanaan
SDIDTK pada Bayi di
Wilayah Kerja Puskesmas
Sumowono
Kabupaten
Semarang, 2015
Pelaksanaan
SDIDTK
Kurang
Lengkap
Lengkap
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
38
14
73,1
26,9
52
100
Berdasarkan tabel 4.4, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten
Semarang,
pelaksanaan
SDIDTK dilaksanakan secara lengkap
hanya sejumlah 14 bayi (26,9%), dan
sebagian besar dilaksanakan secara kurang
lengkap, yaitu sejumlah 38 bayi (73,1%).
Pelayanan Kunjungan Bayi
Tabel 4.5 Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pelayanan
Kunjungan Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, 2015
Pelayanan
Kunjungan
Bayi
Kurang
Tepat
Tepat
Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
39
13
75,0
25,0
52
100
5 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
Berdasarkan tabel 4.5, dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, yang melaksanakan
kunjungan bayi secara tepat yaitu sejumlah
13 bayi (25,0%), dan sebagian besar
melaksanakan kunjungan secara kurang
tepat, yaitu sejumlah 39 bayi (75,0%).
PEMBAHASAN
Kunjungan Bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
melaksanakan kunjungan secara aktif,
yaitu sejumlah 41 bayi (78,8%), sedangkan
kunjungan bayi yang dilaksanakan kurang
aktif, yaitu sejumlah 11 bayi (21,2%).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
pelayanan
kunjungan bayi sudah baik, hal tersebut
karena dari ibu yang selalu membawa
bayinya ke posyandu atau bidan secara
rutin tiap bulannya. Selain itu, kurang
aktifnya kunjungan bayi ke pelayanan
kesehatan terutama untuk bayi yang belum
mendapatkan
pelayanan
seperti
penimbangan, imunisasi dan SDIDTK,
karena pada saat ada jadwal posyandu
yang dilakukan secara rutin tiap bulannya
beberapa ibu bayi tidak dapat berkunjung
ke posyandu hal itu dikarenakan pada saat
ada jadwal posyandu ibu sedang bekerja
sehingga bayinya tidak dapat dipantau
pertumbuhannya. Sedangkan bayi yang
belum mendapatkan imunisasi secara
lengkap dikarenakan pada saat jadwal
imunisasi bayi tersebut sedang sakit.
Pemantauan tumbuh kembang bayi dengan
sangat diperlukan bagi bayi untuk
mengetahui adanya kelainan tumbuh
kembang secara dini, sedangkan di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
SDIDTK tidak dilakukan kepada bayi
yang datang karena ke pelayanan
kesehatan hanya mendapatkan pelayanan
yang lain seperti bayi datang hanya
ditimbang, diimunisasi, serta mendapatkan
vitamin A.
Pelaksanaan Pemantauan Pertumbuhan
Bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
penimbangan bayi dilaksanakan secara
lengkap, yaitu sejumlah 43 bayi (82,7%),
sedangkan yang kurang lengkap sejumlah
9 bayi (17,3%).
Sebagian
besar
penimbangan
dilakukan secara lengkap hal ini karena ibu
yang
tidak
bekerja,
sedangkan
penimbangan bayi yang masih belum
lengkap dikarenakan ibu yang bekerja, ibu
yang bekerja jarang membawa anaknya ke
posyandu maupun ke bidan disebabkan
karena jadwal posyandu yang bertepatan
dengan jam kerja.
Sesuai dengan (DepKes RI, 2009)
Pemantauan pertumbuhan balita yang
merupakan salah satu kegiatan utama
perbaikan gizi, menitik beratkan pada
upaya pencegahan dan peningkatan gizi
balita.
Selain
dilakukan
penilaian
pertumbuhan secara teratur melalui
penimbangan juga dilakukan penilaian
hasil penimbangan dengan KMS.
Walaupun didapatkan sebagian besar
sudah
baik
dalam
pelaksanaan
penimbangan,
tetapi
harus
selalu
memberikan penyuluhan kepada ibu,
sesuai dengan hasil pencatatan di buku
Kohort bayi/ KMS.
Pelaksanaan Imunisasi bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
imunisasi bayi dilaksanakan secara
lengkap, yaitu sejumlah 48 bayi (92,3%),
sedangkan yang dilaksanakan secara tidak
lengkap yaitu sejumlah 4 bayi (7,7%).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara umum bayi yang sudah
6 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
melaksanakan
imunisasi
lengkap
dikarenakan petugas kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono yang aktif
seperti akrab dengan masyarakat dengan
menunjukkan
perhatian
kepada
masyarakat. Ibu bayi juga berperan aktif
dalam kegiatan imunisasi, dengan adanya
kesadaran ibu bayi untuk membawa
bayinya ke tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan imunisasi sesuai
dengan jadwal
maka
bayi
akan
mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Bayi yang belum mendapatkan imunisasi
secara lengkap hal tersebut dikarenakan
sewaktu jadwal pelaksanaan imunisasi
bayi sedang sakit.
Sesuai dengan (Depkes, 2006),
bahwa petugas yang memiliki sikap yang
baik seperti halnya akrab dengan
masyarakat menunjukkan perhatian pada
kegiatan
masyarakat
dan
mampu
mendekati para tokoh masyarakat, maka
akan sangat membantu daya tarik
masyarakat berperan serta dalam kegiatan
pelaksanaan imunisasi bayi.
Pemberian Vitamin A pada Bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang dalam pelayanan
kunjungan bayi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemberian vitamin A pada
bayi termasuk kategori
baik hal ini
dibuktikan dengan 100% bayi yang sudah
diberi vitamin A dengan tepat.
Pelaksanaan pemberian vitamin A
sudah dalam kategori baik hal tersebut
dikarenakan partisipasi dari masyarakat
dalam mengasuh bayi yang tinggi dan
petugas kesehatan serta kader - kader yang
aktif dan baik dalam membantu
melaksanakan kegiatan pemberian vitamin
A, di wilayah kerja Puskesmas Sumowono
tersebut kegiatan pemberian vitamin A
diberikan pada bayi saat posyandu
berlangsung, dari bidan melalui kader –
kader disetiap posyandu dan diberikan
secara serentak pada bulan Februari dan
Agustus.
Pelaksanaan SDIDTK
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten
Semarang,
pelaksanaan
SDIDTK sebagian besar dilaksanakan
secara kurang lengkap, yaitu sejumlah 38
bayi
(73,1%),
sedangkan
yang
dilaksanakan secara lengkap hanya
sejumlah 14 bayi (26,9%).
Pelaksanaan
SDIDTK
kurang
lengkap karena beberapa faktor yaitu dari
tenaga kesehatan yang kurang aktif
terhadap pelaksanaan SDIDTK terhadap
bayi, di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono
beberapa
bidan
tidak
melakukan pemantauan tumbuh kembang
bayi dengan menilai SDIDTK sehingga
bayi yang datang untuk mendapatkan
pelayanan bayi hanya ditimbang dan
mendapatkan imunisasi saja tanpa
dilakukan Stimulasi Deteksi Intervensi
Dini Tumbuh Kembang bayi. Faktor lain
yaitu fasilitas pendukung pelaksanaan
SDIDTK di puskesmas yang belum
memenuhi standar pelayanan untuk
program SDIDTK. Selain itu faktor dari
ibu bayi juga mempengaruhi terlaksananya
pelaksanaan SDIDTK, hal tersebut
dikarenakan karena ibu kurang mengetahui
dan
memahami
akan
pentingnya
pelaksanaan SDIDTK.
Diharapkan
petugas
kesehatan
khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang untuk
lebih aktif dalam memberikan asuhan yang
bemutu tinggi, komprehensif pada bayi
dan balita sehat 1 bulan sampai 5 tahun
khususnya pelaksanaan SDIDTK.
Upaya pemerintah diharapkan dapat
mendukung
pelaksanaan
kegiatan
SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas,
sehingga seluruh bayi di wilayah kerja
Puskesmas
dapat
terjangkau
oleh
pelayanan SDIDTK dan diharapkan
tumbuh kembang anak menjadi optimal.
7 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
Pelayanan Kunjungan Bayi
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa dari 52 responden bayi di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang, sebagian besar
melaksanakan pelayanan kunjungan secara
kurang tepat, yaitu sejumlah 39 bayi
(75,0%), sedangkan pelayanan kunjungan
bayi yang dilaksanakan secara tepat, yaitu
sejumlah 13 bayi (25,0).
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara umum pelayanan kunjungan
bayi di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono kurang tepat sebagian besar
karena faktor dari pelaksanaan SDIDTK
pada bayi yang masih kurang aktif dalam
pelaksanaanya. Masih kurang aktifnya
dalam pelaksanaan kegiatan SDIDTK
dipengaruhi oleh faktor dari tenaga
kesehatan khususnya bidan, dari beberapa
bidan ada yang tidak melaksanakan
kegiatan SDIDTK pada bayi, selain itu
pelayanan kunjungan bayi dikatakan
kurang tepat jika terdapat salah satu dari 4
indikator tersebut tidak dilaksanakan
sehingga pelayanan kunjungan bayi
tersebut dalam kategori kurang tepat.
Diharapkan para petugas kesehatan
khususnya bidan di wilayah kerja
Puskesmas Sumowono untuk lebih
meningkatkan
kegiatan
pelaksanaan
SDIDTK pada bayi.
KESIMPULAN
Sehingga Sebagian besar kunjungan
bayi aktif, yaitu sejumlah 41 bayi (78,8%),
dan yang kurang aktif berjumlah 11 bayi
(21,2%). Sebagian besar penimbangan
bayi dilaksanakan secara lengkap, yaitu
sejumlah 43 bayi (82,7%),
dan
penimbangan yang dilaksanakan secara
kurang lengkap sejumlah 9 bayi (17,3%).
Sebagian
besar
imunisasi
bayi
dilaksanakan secara lengkap, yaitu
sejumlah 48 bayi (92,3%), dan yang
dilaksanakan tidak lengkap sejumlah 4
bayi (7,7%). Pemberian vitamin A telah
dilaksanakan kepada semua bayi (100,0%).
Pelaksanaan SDIDTK sebagian besar
dilaksanakan secara kurang lengkap, yaitu
sejumlah 38 bayi (73,1%), dan yang sudah
dilaksanakan secara lengkap hanya
berjumlah 14 bayi (26,9%). Sebagian besar
bayi mendapatkan pelayanan kunjungan
secara kurang tepat, yaitu sejumlah 39 bayi
(75,0%), dan yang sudah tepat berjumlah
13 bayi (25,0%).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur
Penelitian. Yogyakarta: Rineka
Cipta
DepKes RI. (2006). Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Jakarta:
Bakti Husada
______ . (2009). Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Jakarta:
Bakti Husada
DinKes Kab. Semarang. (2013). Profil
Kesehatan kabupaten Semarang.
Ungaran:
Dinas
kesehatan
kabupaten Semarang
KemenKes RI. (2014). Profil Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Bakti Husada
Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2012).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, Cetakan ke -10.
Bandung: Alfabeta
8 Gambaran Pelayanan Kunjungan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang
Download