Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Kelas Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Ika Yuli Ayuningrum*)Puji Pranowowati, SKM., M.Kes**)Masruroh, S. SiT., M.Kes ***) Mahasiswa Program Studi D IV Kebidanan*) Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dan Artikel Penelitian**) Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi***) ABSTRAK Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s). Upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui pemberdayaan ibu hamil, keluarga dan masyarakat dimana setiap ibu hamil seharusnya dapat mengenal tingkat risiko kehamilannya, yaitu dengan kelas ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Metode penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Februari 2015 dengan populasi seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 orang. Uji hipotesis yang digunakan pada variabel pekerjaan dengan kunjungan kelas ibu hamil adalah Chi Square, variabel tingkat pengetahuan, pendidikan dan motivasi dengan kunjungan kelas ibu hamil menggunakan Fisher Exact, serta variabel dukungan keluarga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji didapatkan ada hubungan pengetahuan (p value = 0,005), pekerjaan(p value = 0,017) dan motivasi (p value = 0,0001) dengan kunjungan kelas ibu hamil. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p value = 0,313) dan dukungan keluarga (p value = 0,185) dengan kunjungan kelas ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil dengan cara melakukan promosi kesehatan atau penyuluhan tentang manfaat kelas ibu hamil dan memberikan undangan untuk ibu-ibu hamil untu datang ke kelas ibu hamil. Kata kunci : pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, motivasi, dukungan keluarga dan kunjungan kelas ibu hamil Daftar pustaka : 53 pustaka (2002-2013) 1 Ngudi Waluyo School of Health Ungaran Diploma IV of Midwifery Study Program Final Assignment, March 2015 Ika Yuli Ayuningrum (030113a041) The Factors Associated with Attending Pregnancy Class at the Working Area of Sumwno Health Center Semarang Regency (xvi + 92 pages + 15 tables + 2 figures + 45 appendices) ABSTRACT The maternal mortality rate is a target in achieving the Millennium Development Goals (MDG’s). The effort to accelerate the reduction of maternal and infant mortality rates through empowering the pregnant women, families and the community in which every pregnant woman should be able to recognize the riskS of pregnancy by attending pregnancy class. The purpose of this study is to find the factors associated with attending pregnancy class at Sumowono Health Center Semarang Regency. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. This study had been conducted in February 2015. The population in this study was all pregnant women at the working area of Sumowono Health Center Semarang Regency. The data sampling used the purposive sampling technique. The samples in this study were 42 respondents. The Chi Square test was used to examine the hypothesis on the variable of occupation with attending pregnancy class. The Fisher Exact was used to examine the variables of knowledge, education and motivation with attending pregnancy class, also KolmogorovSmirnov was used to examine the variable of family support. The result of this study indicates that there was a correlation between knowledge (p value of 0,005), occupation (p value of 0,017) and motivation (p value of 0,0001) with attending pregnancy class. There was no correlation between education (p value of 0,313) and family support (p value of 0,185) with attending pregnancy class. The result of this study indicates that health workers are expected to increase the pregnant women’s motivation to attend the pregnancy class by encouraging the health promotion and counseling program about the benefits of pregnancy class. Health workers are expected to give the invitation letter for pregnant women to attending the pregnancy class. Keywords Bibliographies : The factors associated with attending pregnancy class : 53 (2002-2013) 2 PENDAHULUAN Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu (Maryunani, 2013). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 hingga triwulan III terdapat 515 kasus AKI (Dinkes Jateng, 2013). Kabupaten Semarang pada tahun 2013 AKI sebesar 120,22/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kabupaten Semarang, 2013). Terdapat 1 kasus kematian ibu hamil pada tahun 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan keluarga dilaksanakan dengan pemberdayaan ibu hamil, keluarga dan masyarakat melalui program yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4– 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Didalam kelas ibu hamil ini ibuibu hamil akan belajar bersama, diskusi, dan bertukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Kemenkes RI, 2011). Ibu hamil yang melakukan maupun tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil merupakan suatu bentuk perilaku. Perilaku melakukan dan tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007), bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Puskesmas Sumowono merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Semarang yang telah melaksanakan program kegiatan kelas ibu hamil di wilayahnya. Menurut penuturan bidan Puskesmas Sumowono, bahwa pelaksanaan kelas ibu hamil memang telah dijalankan di masingmasing desa. Akan tetapi Masih banyak ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono yang belum memanfaatkan fasilitas kelas ibu hamil ini secara optimal. Studi pendahuluan terhadap 10 responden ibu hamil, didapatkan hasil sebagai berikut : sebanyak 7 (70%) ibu hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil dan sebanyak 3 (30%) ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil. Karakteristik pendidikan dari 7 responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil, sejumlah 5 responden memiliki latar belakang pendidikan dasar dan 2 responden memiliki latar belakang pendidikan menengah. Sebanyak 6 responden adalah ibu bekerja. Berdasarkan uraian masalah tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2015 3 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III pada bulan Februari 2015 di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan kriteria inklusi, yaitu ibu hamil yang tinggal di desa yang menyelenggarakan kelas ibu hamil secara aktif, meliputi Desa Sumowono, Desa Lanjan, Desa Bumen, Desa Kemawi dan Desa Candigaron. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu hamil. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Distribusi frekuensi usia responden Usia (tahun) F (%) <20 6 14,2 20-35 34 81,0 >35 2 4,8 Total 42 100,0 Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulangtahun (Wawan dan Dewi, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang adalah ibu hamil yang berusia 20-35 tahun, yaitu sebanyak 34 orang (81,0%). Usia 20-35 tahun adalah usia seorang wanita telah dikatakan dewasa dan matang baik secara mental dan fisik termasuk organ reproduksi untuk hamil dan melahirkan, namun peneliti masih menemukan responden yang berusia < 20 tahun dan usia > 35 tahun. Responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 6 orang (14,3%) dan responden yang berusia > 35 tahun sebanyak 2 orang (4,8%). b. Distribusi frekuensi jumlah kehamilan Jumlah Kehamilan F (%) Primigravida 24 57,1 Multigravida 18 42,9 Total 42 100,0 Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 42 responden ibu hamil trimester III, sebanyak 24 orang (57,1%) merupakan ibu hamil primigravida dan sebanyak 18 orang (42,9%) adalah ibu hamil multigravida. Menurut Prawirohardjo (2010), pada kehamilan pertama umumnya ibu hamil akan lebih memperhatikan kondisi kehamilannya. Ibu yang hamil pertama kali, pemeriksaan kehamilan merupakan suatu hal yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang tinggi dalam memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan. Sebaliknya, semakin banyak ibu memiliki riwayat melahirkan, kunjungan pemeriksaan kesehatan menjadi berkurang karena ia menganggap memiliki pengalaman yang cukup sehingga kurang termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya. Demikian halnya dengan kunjungan kelas ibu hamil. 4 2. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan Pendidikan F (%) Pendidikan dasar 28 66,7 Pendidikan menengah 14 33,3 & tinggi Total 42 100,0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), yaitu sebesar 28 orang (66,7%). Menurut Langefielt dalam Walgito (2004), semakin tinggi tingkat pendidikan maka cara pandang orang tersebut terhadap segala sesuatu di kehidupan masyarakat akan lebih luas. Semakin dewasa seseorang maka sikapnya terhadap sesuatu yang menganggapnya bermanfaat akan lebih rasional. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap cara berfikir, bertindak, dan dalam pengambilan keputusan seseorang dalam menggunakan pelayanan kesehatan termasuk kunjungan kelas ibu hamil. 3. Distribusi frekuensi pekerjaan Pekerjaan F (%) Tidak bekerja 26 61,9 Bekerja 16 38,1 Total 42 100,0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu hamil tidak bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak 27 orang (64,3%). Mayoritas ibu hamil dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga. Ibu hamil yang tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan pergi ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya termasuk juga dalam melakukan kunjungan kelas ibu hami. Ibu hamil yang bekerja, pekerjaan memberikan kesibukan serta jam kerja yang sudah ditentukan oleh tempat dimana ia bekerja. 4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang kelas ibu hamil Tingkat pengetahuan F (%) Kurang & cukup 14 33,3 Baik 28 66,7 Total 42 100,0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kelas ibu hamil, yaitu sebesar 28 orang (66,7%). Sebagian besar responden mengetahui dengan baik tentang pengertian dan manfaat dari kelas ibu hamil. Hal ini ditunjukkan dari hasil prosentase tiap item pertanyaan dalam kuesioner tentang indikator pengertian dan manfaat kelas ibu hamil yang dicapai sebesar 90-100%. Sementara itu, responden masih banyak yang belum mengetahui dengan benar item-item pertanyaan dengan indikator jumlah kunjungan kelas ibu hamil (57,0% dan 64,0%). 5. Distribusi frekuensi motivasi Motivasi F (%) Kurang 14 33,3 Kuat 28 66,7 Total 42 100,0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang (66,7%) ibu hamil memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Menurut Chasanah dan Ratifah (2013), bahwa pemahaman ibu hamil yang baik 5 tentang kehamilan akan menyebabkan ibu hamil memiliki sebuah motivasi untuk melakukan sesuatu yang bersifat positif dan bermanfaat. Berdasarkan hasil tabulasi data motivasi dari kuesioner yang diisi oleh responden didapatkan bahwa sebagian besar motivasi responden untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil berasal dari adanya faktor kebutuhan dan faktor lingkungan. 6. Distribusi frekuensi dukungan keluarga Dukungan keluarga F (%) Kurang mendukung 32 76,2 Mendukung 10 23,8 Total 42 100,0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden kurang mendapatkan dukungan keluarga untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu sebanyak 32 orang (72,6%). Penyebab kurangnya dukungan keluarga yang rendah karena terdapat indikatorindikator yang terpenuhi. Dalam penelitian ini, bentuk dukungan keluarga yang paling rendah tampak pada hasil pengisian kuesioner oleh responden yaitu bentuk dukungan instrumental. Dukungan instrumental dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 55,0% ibu hamil datang ke pelayanan kesehatan untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil yang diantar oleh suami/keluarga. Sebanyak 31,0% responden menyatakan bahwa dari suami/keluarga pernah mengikuti kelas ibu hamil. 7. Distribusi frekuensi kunjungan kelas ibu hamil Kunjungan kelas ibu F (%) hamil Tidak melakukan 14 33,3 kunjungan Melakukan kunjungan 28 66,7 Total 42 100,0 Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagian besar ibu hamil melakukan kunjungan kelas ibu hamil yaitu sebanyak 28 orang (66,7%). Pelaksanan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono diselenggarakan setiap sebulan sekali. Setiap pertemuan kunjungan kelas ibu hamil dihadiri oleh semua ibu hamil dengan beragam usia kehamilan. Kegiatan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono dilakukan dengan pemberian materi tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) oleh bidan. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kunjungan kelas ibu hamil Tingkat pengetahuan Kurang & cukup Baik Total Kunjungan kelas ibu hamil Tidak Melakumelakukan kan kunjungan kunjungan F % F % 9 64,3 5 35,7 Total F 14 % 100,0 5 17,9 23 82,1 28 100,0 14 33,3 28 66,7 42 100,0 Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dengan Fisher Exact didapatkan nilai p=0,005 yang lebih kecil dari 0,05, berarti ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. 6 p value 0,005 Dalam penelitian ini, responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kelas ibu hamil sebanyak 28 orang (66,7%). Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan cukup, yaitu 14 orang (33,3%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang, lebih banyak yang tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 9 orang (64,3%) dibandingkan dengan yang melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 5 orang (35,7%). Selain itu, responden dengan pengetahuan baik lebih banyak yang melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu sebanyak 23 orang (82,1%). Hal ini sesuai dengan teori Bloom dalam Notoatmodjo (2007), bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa arti atau manfaat hal tersebut bagi dirinya. Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kelas ibu hamil, mereka memiliki suatu pemikiran yang benar dan tepat tentang manfaat kelas ibu hamil sehingga mempengaruhi mereka untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. 2. Hubungan tingkat pendidikan dengan kunjungan kelas ibu hamil Tingkat pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah & tinggi Total Kunjungan kelas ibu hamil Tidak Melakumelakukan kan kunjungan kunjungan F % F % 11 39,3 17 60,7 Total F 28 % 100,0 3 21,4 11 78,6 14 100,0 14 33,3 28 66,7 42 100,0 Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square dengan Fisher Exact didapatkan p value sebesar 0,313. Nilai p value > 0,05 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Sebagian besar responden ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Sumowono memiliki tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), yaitu sebanyak 28 orang (66,7%). Responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah dan tinggi (SMA dan sarjana) sebanyak 14 orang (33,3%). Meskipun sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan dasar, lebih banyak responden yang melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 17 orang (60,7%), sedangkan responden yang tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil sebanyak 11 orang (39,3%). Sama halnya dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah dan tinggi juga lebih banyak yang melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu sebanyak 11 orang (78,6%) dan yang tidak melakukan kunjungan 7 p value 0,313 kelas ibu hamil sebanyak 3 orang (21,4%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dengan tingkat dasar, menengah maupun tinggi sama-sama berpeluang melakukan atau tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Pendidikan yang tinggi tidak selalu berpengaruh terhadap perilaku yang positif termasuk dalam hal kunjungan kelas ibu hamil. Begitu juga sebaliknya, pendidikan yang rendah tidak selalu berpengaruh terhadap perilaku yang negatif. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa ada kemungkinan lain yang berhubungan dengan kunjungan kelas ibu hamil selain pendidikan, seperti usia dan pekerjaan. Responden dengan pendidikan tinggi memiliki pekerjaan sehingga ketidakhadirannya untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil disebabkan jadwal kelas ibu hamil dilaksanakan pagi hari dimana pada saat tersebut adalah jam kerja. Jika dilihat dari data yang diperoleh, sebagian besar responden berada kelompok usia 20-35 tahun. Kelompok usia 2035 tahun merupakan usia yang dapat dikatakan telah dewasa dan matang baik secara mental dan fisik. Menurut Rohmah (2010), bahwa kesiapan ibu hamil dalam mengikuti pelayanan antenatal sesuai dengan perubahan yang terjadi akibat proses bertambahnya usia dan interaksi dengan latarbelakang pengalaman. Rentang usia tertentu baik untuk menjalankan peran pengasuhan dan mengikuti pelayanan antenatal, apabila terlalu muda atau terlalu tua mungkin tidak dapat menjalankan peran tersebut secara optimal. Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sarminah (2002), yang menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan antenatal dengan hasil uji statistik p = 0,710 3. Hubungan pekerjaan dengan kunjungan kelas ibu hamil Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Total Kunjungan kelas ibu hamil Tidak Melakukan melakukan kunjungan kunjungan F % F % 5 18,5 22 81,5 9 28 60,0 66,7 5 14 40,0 33,3 Total F 27 % 100,0 15 42 100,0 100,0 Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan p value sebesar 0,017 yang lebih kecil dari 0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan ibu hamil dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Priani (2012), menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan adalah terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah responden yang tidak bekerja sebanyak 27 orang (64,3%) dan yang bekerja sebanyak 15 orang (35,7%). Responden yang bekerja lebih banyak yang tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 9 orang (60,0%). Responden yang bekerja dan tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil dikarenakan pelaksanaan kelas 8 p value 0,017 ibu hamil pada waktu pagi sehingga tidak dapat meluangkan waktu untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Akan tetapi, dalam penelitian ini juga ditemukan responden yang bekerja dan melakukan kunjungan kelas ibu hamil sejumlah 6 orang (40,0%). Pekerjaan yang dimiliki responden tersebut adalah wiraswasta, petani dan pedagang. Jenis pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan yang tidak terikat waktu dalam menjalankan kegiatannya sehingga responden masih dapat meluangkan waktu untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Responden yang tidak bekerja sebagian besar melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 22 orang (81,5%). Responden yang tidak bekerja namun tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil sebanyak 5 orang (18,5%) menyatakan penyebabnya dikarenakan tidak tahu tentang kelas ibu hamil, lokasi yang jauh, dan kendala transportasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan ini sesui dengan teori bahwa pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku, dalam hal ini adalah kunjungan kelas ibu hamil. 4. Hubungan motivasi dengan kunjungan kelas ibu hamil. Motivasi Kurang Kuat Total Kunjungan kelas ibu hamil Tidak Melakukan melakukan kunjungan kunjungan F % F % 13 92,9 1 7,1 1 3,6 27 96,4 14 33,3 28 66,7 Total F 14 28 42 % 100,0 100,0 100,0 p value 0,0001 Berdasarkan hasil uji Chi Square dengan Fisher Exact didapatkan p value sebesar 0,0001 yang lebih kecil dari 0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Sebagian besar responden memiliki yang motivasi kuat, yaitu sebanyak 28 orang (66,7%) dan responden dengan motivasi kurang sebanyak 14 orang (33,3%). Responden dengan motivasi kuat sebagian besar melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 27 orang (96,4%) dan sebanyak 1 orang (3,6%) tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Responden dengan motivasi kurang cenderung tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Terdapat orang (92,9%) tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil, sedangkan hanya 1 orang (7,1%) melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Dalam penelitian ini, motivasi ibu hamil melakukan kunjungan kelas ibu hamil sebagian besar berasal karena faktor kebutuhan dan lingkungan. Hal ini ditunjukkan dalam kuesioner bahwa berdasarkan faktor kebutuhan dapat dilihat sebanyak 67% responden menyatakan merasa ingin mendapat informasi yang bermanfaat dalam menjaga kehamilan, sebanyak 83% responden merasa perlu untuk mengikuti kelas ibu hamil, dan sebanyak 79% responden menyatakan ingin melahirkan dengan lancar, sehat dan selamat. Faktor lingkungan ditunjukkan dari sebanyak 40% responden melakukan kunjungan kelas ibu hamil karena merasa diberi 9 undangan oleh bidan, dan sebanyak 31% disebabkan karena ajakan ibu-ibu hamil lain di lingkungannya yang juga melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Motivasi inilah yang mendorong responden sehingga menimbulkan suatu bentuk perilaku yaitu melakukan kunjungan kelas ibu hamil. 5. Hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan kelas ibu hamil Dukungan keluarga Kurang mendukung Mendukung Total Kunjungan kelas ibu hamil Tidak Melakukan melakukan kunjungan kunjungan F % F % 14 43,8 18 56,2 0 14 0,0 33,3 10 28 100,0 66,7 Total F 32 % 100,0 10 42 100,0 100,0 p value 0,185 Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan p value sebesar 0,185 yang lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden ibu hamil, sebanyak 32 orang (76,2%) kurang mendapat dukungan keluarga, sedangkan sebanyak 10 orang (23,8%) mendapatkan dukungan keluarga untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Dari 32 responden yang kurang mendapat dukungan keluarga, sebanyak 18 orang (56,2%) melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 14 orang (43,8%). Responden yang mendapat dukungan keluarga seluruhnya melakukan kunjungan kelas ibu hamil, yaitu 10 orang (100,0%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan keluarga maupun tidak mendapatkan dukungan keluarga sama-sama berpeluang melakukan kunjungan kelas ibu hamil atau tidak melakukan kunjungan kelas ibu hamil. Hal ini menandakan ada faktor lain selain dukungan keluarga yang berhubungan dengan kunjungan kelas ibu hamil, seperti usia, jumlah kehamilan dan pekerjaan. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 15 orang dari 18 responden yang kurang mendapat dukungan keluarga dan melakukan kunjungan kelas ibu hamil berada pada kelompok usia 20-35 tahun, 12 orang diantaranya adalah ibu hamil primigravida dan 13 orang tidak bekerja. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kunjungan kelas ibu hamil. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2014), bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap frekuensi kunjungan antenatal care (p value = 1,00). PENUTUP KESIMPULAN 1. Sebagian besar responden ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang dalam kelompok usia 2035 tahun, yaitu sebanyak 34 orang (81%), sebanyak 24 orang (57,1%) 10 adalah ibu hamil primigravida, sebanyak 28 orang (66,7%) memiliki tingkat pengetahuan baik, sebanyak 28 orang (66,7%) memiliki tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), sebanyak 26 orang (61,9%) tidak bekerja (ibu rumah tangga), sebanyak 28 orang (66,7%) memiliki motivasi kuat, sebanyak 32 orang (76,2%) kurang mendapat dukungan keluarga, dan sebanyak 28 orang (66,7%) melakukan kunjungan kelas ibu hamil. 2. Ada hubungan pengetahuan (p 0,005), pekerjaan (p 0,017), dan motivasi (p 0,0001) dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. 3. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p 0,313) dan dukungan keluarga (p 0,185) dengan kunjungan kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. SARAN 1. Bagi masyarakat (ibu hamil) Ibu hamil diharapkan aktif melakukan kunjungan kelas ibu hamil sehingga ibu hamil dapat memperoleh informasi yang tepat tentang perawatan kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi yang baik. 2. Bagi Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Diharapkan Puskesmas Sumowono dapat melakukan upaya promosi kesehatan dan penyuluhan tentang kelas ibu hamil. 3. Bagi tenaga kesehatan (bidan) Memberikan informasi, memberitahukan dan mengingatkan jadwal kelas ibu hamil dengan memberikan undangan kepada ibuibu hamil untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang kunjungan kelas ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Data KIA Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. (2013). Laporan KIA Depkes. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta Dewi, Mutiara Sari. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Pada Komunitas Ibu Slum Area Kelurahan Selapajang Jaya Kota Tangerang. Skripsi. Jakarta : FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (http://repository.uinjkt.ac.id/dspa ce/bitstream/ 123456789/25612/1/MUTIARA %20SARI%20DEWI%20%20fkik.pdf) diakses 24 Februari 2015 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2013). Buku Saku Kesehatan Triwulan III Tahun 2013 (http://www.dinkesjatengprov.go.i d/dokumen/SDK/ MIBANGKES/BUKU%20SAKU %20TW%203%20TH%202013% 20FINAL-PDF.pdf) diakses 25 November 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan KIA Kementrian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 Maryunani, Anik dan Eka Puspita. (2013). Buku Saku Program Perencanaan Persalinan & 11 Pencegahan Komplikasi (P4K). Jakarta: Trans Info Media Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Priani, Ika Fauziah. (2012). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care Di Puskesmas Cimanggis Kota Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan. Jakarta : Universitas Indonesia (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/ 20308827-S%2043115-Faktorfaktor-full%20text.pdf) diakses 17 Februari 2015 Sarminah. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care Di Provinsi Papua Tahun 2010. Skripsi. Jakarta : FKM UI (lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20 296280-S-Sarminah.pdf) diakses 17 Februari 2015 Wawan, A. dan Dewi M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika 12