1 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Kelas Ibu

advertisement
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Kelas Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang
Ika Yuli Ayuningrum*)Puji Pranowowati, SKM., M.Kes**)Masruroh, S. SiT., M.Kes ***)
Mahasiswa Program Studi D IV Kebidanan*) Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dan
Artikel Penelitian**) Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi***)
ABSTRAK
Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam upaya pencapaian Millenium
Development Goals (MDG’s). Upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui
pemberdayaan ibu hamil, keluarga dan masyarakat dimana setiap ibu hamil seharusnya dapat
mengenal tingkat risiko kehamilannya, yaitu dengan kelas ibu hamil. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan kelas ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Februari 2015 dengan populasi seluruh
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Tehnik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42
orang.
Uji hipotesis yang digunakan pada variabel pekerjaan dengan kunjungan kelas ibu
hamil adalah Chi Square, variabel tingkat pengetahuan, pendidikan dan motivasi dengan
kunjungan kelas ibu hamil menggunakan Fisher Exact, serta variabel dukungan keluarga
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji didapatkan ada hubungan pengetahuan (p
value = 0,005), pekerjaan(p value = 0,017) dan motivasi (p value = 0,0001) dengan kunjungan
kelas ibu hamil. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p value = 0,313) dan dukungan
keluarga (p value = 0,185) dengan kunjungan kelas ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan kelas ibu hamil dengan cara melakukan
promosi kesehatan atau penyuluhan tentang manfaat kelas ibu hamil dan memberikan
undangan untuk ibu-ibu hamil untu datang ke kelas ibu hamil.
Kata kunci
: pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, motivasi, dukungan keluarga dan
kunjungan kelas ibu hamil
Daftar pustaka : 53 pustaka (2002-2013)
1
Ngudi Waluyo School of Health Ungaran
Diploma IV of Midwifery Study Program
Final Assignment, March 2015
Ika Yuli Ayuningrum (030113a041)
The Factors Associated with Attending Pregnancy Class at the Working Area of
Sumwno Health Center Semarang Regency
(xvi + 92 pages + 15 tables + 2 figures + 45 appendices)
ABSTRACT
The maternal mortality rate is a target in achieving the Millennium Development
Goals (MDG’s). The effort to accelerate the reduction of maternal and infant mortality rates
through empowering the pregnant women, families and the community in which every
pregnant woman should be able to recognize the riskS of pregnancy by attending pregnancy
class. The purpose of this study is to find the factors associated with attending pregnancy class
at Sumowono Health Center Semarang Regency.
This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. This study had
been conducted in February 2015. The population in this study was all pregnant women at the
working area of Sumowono Health Center Semarang Regency. The data sampling used the
purposive sampling technique. The samples in this study were 42 respondents.
The Chi Square test was used to examine the hypothesis on the variable of occupation
with attending pregnancy class. The Fisher Exact was used to examine the variables of
knowledge, education and motivation with attending pregnancy class, also KolmogorovSmirnov was used to examine the variable of family support. The result of this study indicates
that there was a correlation between knowledge (p value of 0,005), occupation (p value of
0,017) and motivation (p value of 0,0001) with attending pregnancy class. There was no
correlation between education (p value of 0,313) and family support (p value of 0,185) with
attending pregnancy class.
The result of this study indicates that health workers are expected to increase the
pregnant women’s motivation to attend the pregnancy class by encouraging the health
promotion and counseling program about the benefits of pregnancy class. Health workers are
expected to give the invitation letter for pregnant women to attending the pregnancy class.
Keywords
Bibliographies
: The factors associated with attending pregnancy class
: 53 (2002-2013)
2
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu merupakan
salah satu target dalam upaya
pencapaian Millenium Development
Goals
(MDG’s)
dan
tujuan
pembangunan kesehatan, peningkatan
pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan
yaitu dengan menurunkan angka
kematian ibu (Maryunani, 2013).
Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia
sebesar
359/100.000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
hingga triwulan III terdapat 515 kasus
AKI (Dinkes Jateng, 2013). Kabupaten
Semarang pada tahun 2013 AKI sebesar
120,22/100.000
kelahiran
hidup
(Dinkes Kabupaten Semarang, 2013).
Terdapat 1 kasus kematian ibu hamil
pada tahun 2014 di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang.
Upaya percepatan penurunan
kematian ibu dan bayi melalui
peningkatan
pengetahuan
dan
perubahan perilaku ibu dan keluarga
dilaksanakan dengan pemberdayaan ibu
hamil, keluarga dan masyarakat melalui
program yang diselenggarakan oleh
Kementerian
Kesehatan,
yaitu
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Kelas ibu
hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu
hamil dengan umur kehamilan antara 4–
36 minggu (menjelang persalinan)
dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Didalam kelas ibu hamil ini ibuibu hamil akan belajar bersama, diskusi,
dan bertukar pengalaman tentang
kesehatan ibu dan anak (KIA) secara
menyeluruh dan sistematis serta dapat
dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan (Kemenkes RI,
2011).
Ibu hamil yang melakukan
maupun tidak melakukan kunjungan
kelas ibu hamil merupakan suatu bentuk
perilaku. Perilaku melakukan dan tidak
melakukan kunjungan kelas ibu hamil
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Lawrence Green dalam
Notoatmodjo (2007), bahwa perilaku
dipengaruhi oleh faktor predisposisi,
faktor
pendukung,
dan
faktor
pendorong.
Puskesmas
Sumowono
merupakan salah satu puskesmas di
Kabupaten Semarang yang telah
melaksanakan program kegiatan kelas
ibu hamil di wilayahnya. Menurut
penuturan bidan Puskesmas Sumowono,
bahwa pelaksanaan kelas ibu hamil
memang telah dijalankan di masingmasing desa. Akan tetapi Masih banyak
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono yang belum memanfaatkan
fasilitas kelas ibu hamil ini secara
optimal.
Studi pendahuluan terhadap 10
responden ibu hamil, didapatkan hasil
sebagai berikut : sebanyak 7 (70%) ibu
hamil tidak mengikuti kelas ibu hamil
dan sebanyak 3 (30%) ibu hamil
mengikuti kelas ibu hamil. Karakteristik
pendidikan dari 7 responden yang tidak
mengikuti kelas ibu hamil, sejumlah 5
responden memiliki latar belakang
pendidikan dasar dan 2 responden
memiliki latar belakang pendidikan
menengah. Sebanyak 6 responden
adalah ibu bekerja.
Berdasarkan
uraian
masalah
tersebut peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan
kunjungan kelas ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menggunakan
desain
penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan
pendekatan cross sectional. Penelitian
dilaksanakan pada Bulan Februari 2015
3
di wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang.
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil trimester III
pada bulan Februari 2015 di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling dengan kriteria
inklusi, yaitu ibu hamil yang tinggal di
desa yang menyelenggarakan kelas ibu
hamil secara aktif, meliputi Desa
Sumowono, Desa Lanjan, Desa Bumen,
Desa Kemawi dan Desa Candigaron.
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria
dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu
hamil.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik responden
a. Distribusi
frekuensi
usia
responden
Usia (tahun)
F
(%)
<20
6
14,2
20-35
34
81,0
>35
2
4,8
Total
42
100,0
Usia adalah umur individu
yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulangtahun (Wawan dan Dewi,
2010).
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian
besar responden ibu hamil
trimester III di wilayah kerja
Puskesmas
Sumowono
Kabupaten Semarang adalah
ibu hamil yang berusia 20-35
tahun, yaitu sebanyak 34 orang
(81,0%).
Usia 20-35 tahun adalah
usia seorang wanita telah
dikatakan dewasa dan matang
baik secara mental dan fisik
termasuk organ reproduksi
untuk hamil dan melahirkan,
namun
peneliti
masih
menemukan responden yang
berusia < 20 tahun dan usia >
35 tahun. Responden yang
berusia < 20 tahun sebanyak 6
orang (14,3%) dan responden
yang berusia > 35 tahun
sebanyak 2 orang (4,8%).
b. Distribusi frekuensi jumlah
kehamilan
Jumlah Kehamilan
F
(%)
Primigravida
24
57,1
Multigravida
18
42,9
Total
42
100,0
Berdasarkan
hasil
penelitian bahwa dari 42
responden ibu hamil trimester
III, sebanyak 24 orang (57,1%)
merupakan
ibu
hamil
primigravida dan sebanyak 18
orang (42,9%) adalah ibu
hamil multigravida. Menurut
Prawirohardjo (2010), pada
kehamilan pertama umumnya
ibu
hamil
akan
lebih
memperhatikan
kondisi
kehamilannya. Ibu yang hamil
pertama kali, pemeriksaan
kehamilan merupakan suatu
hal yang baru sehingga ibu
memiliki motivasi yang tinggi
dalam
memeriksakan
kehamilannya di pelayanan
kesehatan.
Sebaliknya,
semakin banyak ibu memiliki
riwayat melahirkan, kunjungan
pemeriksaan
kesehatan
menjadi berkurang karena ia
menganggap
memiliki
pengalaman
yang
cukup
sehingga kurang termotivasi
untuk
memeriksakan
kehamilannya.
Demikian
halnya dengan kunjungan kelas
ibu hamil.
4
2. Distribusi
frekuensi
tingkat
pendidikan
Pendidikan
F
(%)
Pendidikan dasar
28
66,7
Pendidikan menengah 14
33,3
& tinggi
Total
42
100,0
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat pendidikan dasar
(SD dan SMP), yaitu sebesar 28
orang
(66,7%).
Menurut
Langefielt dalam Walgito (2004),
semakin tinggi tingkat pendidikan
maka cara pandang orang tersebut
terhadap segala sesuatu di
kehidupan masyarakat akan lebih
luas. Semakin dewasa seseorang
maka sikapnya terhadap sesuatu
yang menganggapnya bermanfaat
akan lebih rasional. Pendidikan
sangat berpengaruh terhadap cara
berfikir, bertindak, dan dalam
pengambilan keputusan seseorang
dalam menggunakan pelayanan
kesehatan termasuk kunjungan
kelas ibu hamil.
3. Distribusi frekuensi pekerjaan
Pekerjaan
F
(%)
Tidak bekerja
26
61,9
Bekerja
16
38,1
Total
42
100,0
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
ibu hamil tidak bekerja (ibu
rumah tangga) sebanyak 27 orang
(64,3%). Mayoritas ibu hamil
dalam penelitian ini adalah ibu
rumah tangga. Ibu hamil yang
tidak bekerja memiliki waktu
yang
lebih
banyak
untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
dan pergi ke pelayanan kesehatan
untuk
memeriksakan
kehamilannya termasuk juga
dalam melakukan kunjungan
kelas ibu hami. Ibu hamil yang
bekerja, pekerjaan memberikan
kesibukan serta jam kerja yang
sudah ditentukan oleh tempat
dimana ia bekerja.
4. Distribusi
frekuensi
tingkat
pengetahuan tentang kelas ibu
hamil
Tingkat pengetahuan
F
(%)
Kurang & cukup
14
33,3
Baik
28
66,7
Total
42
100,0
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan
baik tentang kelas ibu hamil, yaitu
sebesar 28 orang (66,7%).
Sebagian
besar
responden
mengetahui dengan baik tentang
pengertian dan manfaat dari kelas
ibu hamil. Hal ini ditunjukkan
dari hasil prosentase tiap item
pertanyaan
dalam
kuesioner
tentang indikator pengertian dan
manfaat kelas ibu hamil yang
dicapai
sebesar
90-100%.
Sementara itu, responden masih
banyak yang belum mengetahui
dengan
benar
item-item
pertanyaan dengan indikator
jumlah kunjungan kelas ibu hamil
(57,0% dan 64,0%).
5. Distribusi frekuensi motivasi
Motivasi
F
(%)
Kurang
14
33,3
Kuat
28
66,7
Total
42
100,0
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 28 orang
(66,7%) ibu hamil memiliki
motivasi yang kuat untuk
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil. Menurut Chasanah dan
Ratifah
(2013),
bahwa
pemahaman ibu hamil yang baik
5
tentang
kehamilan
akan
menyebabkan ibu hamil memiliki
sebuah motivasi untuk melakukan
sesuatu yang bersifat positif dan
bermanfaat. Berdasarkan hasil
tabulasi data motivasi dari
kuesioner
yang diisi
oleh
responden didapatkan bahwa
sebagian
besar
motivasi
responden
untuk
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil berasal
dari adanya faktor kebutuhan dan
faktor lingkungan.
6. Distribusi frekuensi dukungan
keluarga
Dukungan keluarga
F
(%)
Kurang mendukung
32
76,2
Mendukung
10
23,8
Total
42
100,0
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar responden
kurang mendapatkan dukungan
keluarga
untuk
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
sebanyak 32 orang (72,6%).
Penyebab
kurangnya
dukungan keluarga yang rendah
karena
terdapat
indikatorindikator yang terpenuhi. Dalam
penelitian ini, bentuk dukungan
keluarga yang paling rendah
tampak pada hasil pengisian
kuesioner oleh responden yaitu
bentuk dukungan instrumental.
Dukungan
instrumental
dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa sebanyak 55,0% ibu hamil
datang ke pelayanan kesehatan
untuk melakukan kunjungan kelas
ibu hamil yang diantar oleh
suami/keluarga. Sebanyak 31,0%
responden menyatakan bahwa
dari
suami/keluarga
pernah
mengikuti kelas ibu hamil.
7. Distribusi frekuensi kunjungan
kelas ibu hamil
Kunjungan kelas ibu
F
(%)
hamil
Tidak melakukan
14
33,3
kunjungan
Melakukan kunjungan
28
66,7
Total
42 100,0
Berdasarkan hasil penelitian,
bahwa sebagian besar ibu hamil
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil yaitu sebanyak 28 orang
(66,7%). Pelaksanan kelas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono
diselenggarakan
setiap sebulan sekali. Setiap
pertemuan kunjungan kelas ibu
hamil dihadiri oleh semua ibu
hamil dengan beragam usia
kehamilan. Kegiatan kelas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono dilakukan dengan
pemberian
materi
tentang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
oleh bidan.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan tingkat pengetahuan
dengan kunjungan kelas ibu hamil
Tingkat
pengetahuan
Kurang
& cukup
Baik
Total
Kunjungan kelas ibu
hamil
Tidak
Melakumelakukan
kan
kunjungan
kunjungan
F
%
F
%
9 64,3
5
35,7
Total
F
14
%
100,0
5
17,9
23
82,1
28
100,0
14
33,3
28
66,7
42
100,0
Berdasarkan hasil uji statistik
Chi Square dengan Fisher Exact
didapatkan nilai p=0,005 yang
lebih kecil dari 0,05, berarti ada
hubungan tingkat pengetahuan
dengan kunjungan kelas ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
6
p
value
0,005
Dalam
penelitian
ini,
responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang kelas
ibu hamil sebanyak 28 orang
(66,7%). Jumlah ini lebih banyak
dibandingkan dengan responden
yang
memiliki
tingkat
pengetahuan kurang dan cukup,
yaitu 14 orang (33,3%). Hasil
penelitian juga menunjukkan
bahwa responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang, lebih
banyak yang tidak melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
9 orang (64,3%) dibandingkan
dengan
yang
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
5 orang (35,7%). Selain itu,
responden dengan pengetahuan
baik
lebih
banyak
yang
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil, yaitu sebanyak 23 orang
(82,1%).
Hal ini sesuai dengan teori
Bloom
dalam
Notoatmodjo
(2007), bahwa sebelum seseorang
mengadopsi perilaku, ia harus
mengetahui terlebih dahulu apa
arti atau manfaat hal tersebut bagi
dirinya. Seseorang yang memiliki
tingkat pengetahuan baik tentang
kelas ibu hamil, mereka memiliki
suatu pemikiran yang benar dan
tepat tentang manfaat kelas ibu
hamil sehingga mempengaruhi
mereka
untuk
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil.
2. Hubungan tingkat pendidikan
dengan kunjungan kelas ibu hamil
Tingkat
pendidikan
Pendidikan
dasar
Pendidikan
menengah
& tinggi
Total
Kunjungan kelas ibu
hamil
Tidak
Melakumelakukan
kan
kunjungan
kunjungan
F
%
F
%
11 39,3
17 60,7
Total
F
28
%
100,0
3
21,4
11
78,6
14
100,0
14
33,3
28
66,7
42
100,0
Berdasarkan hasil uji statistik
Chi Square dengan Fisher Exact
didapatkan p value sebesar 0,313.
Nilai p value >
0,05 yang
menunjukkan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu
hamil dengan kunjungan kelas ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
Sebagian besar responden ibu
hamil trimester III di wilayah
kerja Puskesmas Sumowono
memiliki tingkat pendidikan dasar
(SD dan SMP), yaitu sebanyak 28
orang (66,7%). Responden yang
memiliki tingkat pendidikan
menengah dan tinggi (SMA dan
sarjana) sebanyak 14 orang
(33,3%). Meskipun sebagian
besar responden memiliki tingkat
pendidikan dasar, lebih banyak
responden
yang
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
17 orang (60,7%), sedangkan
responden yang tidak melakukan
kunjungan kelas ibu hamil
sebanyak 11 orang (39,3%). Sama
halnya dengan responden yang
memiliki tingkat pendidikan
menengah dan tinggi juga lebih
banyak
yang
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
sebanyak 11 orang (78,6%) dan
yang tidak melakukan kunjungan
7
p
value
0,313
kelas ibu hamil sebanyak 3 orang
(21,4%).
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa responden
dengan tingkat dasar, menengah
maupun
tinggi
sama-sama
berpeluang melakukan atau tidak
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil. Pendidikan yang tinggi
tidak selalu berpengaruh terhadap
perilaku yang positif termasuk
dalam hal kunjungan kelas ibu
hamil. Begitu juga sebaliknya,
pendidikan yang rendah tidak
selalu
berpengaruh
terhadap
perilaku yang negatif.
Berdasarkan uraian tersebut
menunjukkan
bahwa
ada
kemungkinan
lain
yang
berhubungan dengan kunjungan
kelas ibu hamil selain pendidikan,
seperti usia dan pekerjaan.
Responden dengan pendidikan
tinggi
memiliki
pekerjaan
sehingga ketidakhadirannya untuk
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil disebabkan jadwal kelas ibu
hamil dilaksanakan pagi hari
dimana pada saat tersebut adalah
jam kerja. Jika dilihat dari data
yang diperoleh, sebagian besar
responden berada kelompok usia
20-35 tahun. Kelompok usia 2035 tahun merupakan usia yang
dapat dikatakan telah dewasa dan
matang baik secara mental dan
fisik. Menurut Rohmah (2010),
bahwa kesiapan ibu hamil dalam
mengikuti pelayanan antenatal
sesuai dengan perubahan yang
terjadi
akibat
proses
bertambahnya usia dan interaksi
dengan latarbelakang pengalaman.
Rentang usia tertentu baik untuk
menjalankan peran pengasuhan
dan
mengikuti
pelayanan
antenatal, apabila terlalu muda
atau terlalu tua mungkin tidak
dapat menjalankan peran tersebut
secara optimal. Hasil penelitian
ini sependapat dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh
Sarminah
(2002),
yang
menunjukkan tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu
dengan
kunjungan
antenatal
dengan hasil uji statistik p = 0,710
3. Hubungan pekerjaan dengan
kunjungan kelas ibu hamil
Pekerjaan
Tidak
bekerja
Bekerja
Total
Kunjungan kelas ibu hamil
Tidak
Melakukan
melakukan
kunjungan
kunjungan
F
%
F
%
5
18,5
22
81,5
9
28
60,0
66,7
5
14
40,0
33,3
Total
F
27
%
100,0
15
42
100,0
100,0
Berdasarkan hasil uji Chi
Square didapatkan p value
sebesar 0,017 yang lebih kecil
dari
0,05,
hal
tersebut
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan pekerjaan ibu hamil
dengan kunjungan kelas ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan oleh Priani (2012),
menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi ibu
hamil
tidak
melakukan
pemeriksaan kehamilan adalah
terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Hasil
penelitian
ini
didapatkan jumlah responden
yang tidak bekerja sebanyak 27
orang (64,3%) dan yang bekerja
sebanyak 15 orang (35,7%).
Responden yang bekerja lebih
banyak yang tidak melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
9 orang (60,0%). Responden yang
bekerja dan tidak melakukan
kunjungan kelas ibu hamil
dikarenakan pelaksanaan kelas
8
p
value
0,017
ibu hamil pada waktu pagi
sehingga tidak dapat meluangkan
waktu
untuk
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil. Akan
tetapi, dalam penelitian ini juga
ditemukan
responden
yang
bekerja dan melakukan kunjungan
kelas ibu hamil sejumlah 6 orang
(40,0%). Pekerjaan yang dimiliki
responden
tersebut
adalah
wiraswasta, petani dan pedagang.
Jenis pekerjaan ini termasuk jenis
pekerjaan yang tidak terikat
waktu
dalam
menjalankan
kegiatannya sehingga responden
masih dapat meluangkan waktu
untuk melakukan kunjungan kelas
ibu hamil.
Responden
yang
tidak
bekerja sebagian besar melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
22 orang (81,5%). Responden
yang tidak bekerja namun tidak
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil sebanyak 5 orang (18,5%)
menyatakan
penyebabnya
dikarenakan tidak tahu tentang
kelas ibu hamil, lokasi yang jauh,
dan kendala transportasi. Hasil
penelitian yang telah dilakukan
ini sesui dengan teori bahwa
pekerjaan merupakan salah satu
faktor
yang
mempengaruhi
perilaku, dalam hal ini adalah
kunjungan kelas ibu hamil.
4. Hubungan
motivasi
dengan
kunjungan kelas ibu hamil.
Motivasi
Kurang
Kuat
Total
Kunjungan kelas ibu hamil
Tidak
Melakukan
melakukan
kunjungan
kunjungan
F
%
F
%
13
92,9
1
7,1
1
3,6
27
96,4
14
33,3
28
66,7
Total
F
14
28
42
%
100,0
100,0
100,0
p value
0,0001
Berdasarkan hasil uji Chi
Square dengan Fisher Exact
didapatkan p value sebesar 0,0001
yang lebih kecil dari 0,05, hal
tersebut menunjukkan bahwa ada
hubungan motivasi ibu hamil
dengan kunjungan kelas ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
Sebagian besar responden
memiliki yang motivasi kuat,
yaitu sebanyak 28 orang (66,7%)
dan responden dengan motivasi
kurang sebanyak 14 orang
(33,3%). Responden dengan
motivasi kuat sebagian besar
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil, yaitu 27 orang (96,4%) dan
sebanyak 1 orang (3,6%) tidak
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil.
Responden
dengan
motivasi kurang cenderung tidak
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil. Terdapat orang (92,9%)
tidak melakukan kunjungan kelas
ibu hamil, sedangkan hanya 1
orang
(7,1%)
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil.
Dalam
penelitian
ini,
motivasi ibu hamil melakukan
kunjungan kelas ibu hamil
sebagian besar berasal karena
faktor kebutuhan dan lingkungan.
Hal ini ditunjukkan dalam
kuesioner bahwa berdasarkan
faktor kebutuhan dapat dilihat
sebanyak
67%
responden
menyatakan
merasa
ingin
mendapat
informasi
yang
bermanfaat
dalam
menjaga
kehamilan,
sebanyak
83%
responden merasa perlu untuk
mengikuti kelas ibu hamil, dan
sebanyak
79%
responden
menyatakan ingin melahirkan
dengan lancar, sehat dan selamat.
Faktor lingkungan ditunjukkan
dari sebanyak 40% responden
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil karena merasa diberi
9
undangan oleh bidan, dan
sebanyak 31% disebabkan karena
ajakan ibu-ibu hamil lain di
lingkungannya
yang
juga
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil. Motivasi inilah yang
mendorong responden sehingga
menimbulkan
suatu
bentuk
perilaku
yaitu
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil.
5. Hubungan dukungan keluarga
dengan kunjungan kelas ibu hamil
Dukungan
keluarga
Kurang
mendukung
Mendukung
Total
Kunjungan kelas ibu
hamil
Tidak
Melakukan
melakukan kunjungan
kunjungan
F
%
F
%
14 43,8 18
56,2
0
14
0,0
33,3
10
28
100,0
66,7
Total
F
32
%
100,0
10
42
100,0
100,0
p
value
0,185
Berdasarkan
hasil
uji
Kolmogorov-Smirnov didapatkan
p value sebesar 0,185 yang lebih
besar dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan dukungan keluarga
dengan kunjungan kelas ibu hamil
di wilayah kerja Puskesmas
Sumowono Kabupaten Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 42 responden ibu
hamil, sebanyak 32 orang (76,2%)
kurang
mendapat
dukungan
keluarga, sedangkan sebanyak 10
orang (23,8%) mendapatkan
dukungan
keluarga
untuk
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil. Dari 32 responden yang
kurang
mendapat
dukungan
keluarga, sebanyak 18 orang
(56,2%) melakukan kunjungan
kelas ibu hamil. Jumlah ini lebih
banyak dibandingkan dengan
responden yang tidak melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
14 orang (43,8%). Responden
yang
mendapat
dukungan
keluarga seluruhnya melakukan
kunjungan kelas ibu hamil, yaitu
10 orang (100,0%).
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, menunjukkan bahwa
responden yang mendapatkan
dukungan keluarga maupun tidak
mendapatkan dukungan keluarga
sama-sama berpeluang melakukan
kunjungan kelas ibu hamil atau
tidak melakukan kunjungan kelas
ibu hamil.
Hal ini menandakan ada
faktor lain selain dukungan
keluarga
yang
berhubungan
dengan kunjungan kelas ibu hamil,
seperti usia, jumlah kehamilan
dan pekerjaan. Berdasarkan data
yang diperoleh, sebanyak 15
orang dari 18 responden yang
kurang
mendapat
dukungan
keluarga
dan
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil berada
pada kelompok usia 20-35 tahun,
12 orang diantaranya adalah ibu
hamil primigravida dan 13 orang
tidak bekerja.
Hasil penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan dukungan
keluarga dengan kunjungan kelas
ibu hamil. Hal ini sependapat
dengan penelitian yang dilakukan
Dewi (2014), bahwa tidak ada
hubungan
antara
dukungan
keluarga
terhadap
frekuensi
kunjungan antenatal care (p value
= 1,00).
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sebagian besar responden ibu hamil
trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang dalam kelompok usia 2035 tahun, yaitu sebanyak 34 orang
(81%), sebanyak 24 orang (57,1%)
10
adalah ibu hamil primigravida,
sebanyak
28
orang
(66,7%)
memiliki tingkat pengetahuan baik,
sebanyak 28 orang (66,7%) memiliki
tingkat pendidikan dasar (SD dan
SMP), sebanyak 26 orang (61,9%)
tidak bekerja (ibu rumah tangga),
sebanyak 28 orang (66,7%) memiliki
motivasi kuat, sebanyak 32 orang
(76,2%) kurang mendapat dukungan
keluarga, dan sebanyak 28 orang
(66,7%) melakukan kunjungan kelas
ibu hamil.
2. Ada hubungan pengetahuan (p
0,005), pekerjaan (p 0,017), dan
motivasi
(p
0,0001)
dengan
kunjungan kelas ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang.
3. Tidak
ada
hubungan
tingkat
pendidikan (p 0,313) dan dukungan
keluarga (p 0,185) dengan kunjungan
kelas ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Sumowono Kabupaten
Semarang.
SARAN
1. Bagi masyarakat (ibu hamil)
Ibu
hamil
diharapkan
aktif
melakukan kunjungan kelas ibu
hamil sehingga ibu hamil dapat
memperoleh informasi yang tepat
tentang
perawatan
kehamilan,
persalinan, nifas dan perawatan bayi
yang baik.
2. Bagi
Puskesmas
Sumowono
Kabupaten Semarang
Diharapkan Puskesmas Sumowono
dapat melakukan upaya promosi
kesehatan dan penyuluhan tentang
kelas ibu hamil.
3. Bagi tenaga kesehatan (bidan)
Memberikan
informasi,
memberitahukan dan mengingatkan
jadwal kelas ibu hamil dengan
memberikan undangan kepada ibuibu
hamil
untuk
melakukan
kunjungan kelas ibu hamil.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian yang
lebih mendalam tentang kunjungan
kelas ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Data KIA Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang. (2013).
Laporan KIA
Depkes. (2007). Pedoman Pelayanan
Antenatal. Jakarta
Dewi, Mutiara Sari. (2014). Hubungan
Dukungan Keluarga Terhadap
Frekuensi Kunjungan Antenatal
Care Pada Komunitas Ibu Slum
Area Kelurahan Selapajang Jaya
Kota Tangerang. Skripsi. Jakarta :
FK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspa
ce/bitstream/
123456789/25612/1/MUTIARA
%20SARI%20DEWI%20%20fkik.pdf) diakses 24 Februari
2015
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
(2013). Buku Saku Kesehatan
Triwulan
III
Tahun
2013
(http://www.dinkesjatengprov.go.i
d/dokumen/SDK/
MIBANGKES/BUKU%20SAKU
%20TW%203%20TH%202013%
20FINAL-PDF.pdf) diakses 25
November 2014
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
(2013).
Profil
Kesehatan
Kabupaten Semarang
Kementrian Kesehatan RI. (2011).
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil. Jakarta : Direktorat
Jenderal Bina Gizi Dan KIA
Kementrian Kesehatan RI. (2014).
Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013
Maryunani, Anik dan Eka Puspita.
(2013). Buku Saku Program
Perencanaan
Persalinan
&
11
Pencegahan Komplikasi (P4K).
Jakarta: Trans Info Media
Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2007).
Perilaku Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Priani, Ika Fauziah. (2012). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Keteraturan
Ibu
Hamil
Melakukan Antenatal Care Di
Puskesmas
Cimanggis
Kota
Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu
Keperawatan.
Jakarta
:
Universitas
Indonesia
(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/
20308827-S%2043115-Faktorfaktor-full%20text.pdf) diakses 17
Februari 2015
Sarminah. (2010). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kunjungan
Antenatal Care Di Provinsi
Papua Tahun 2010. Skripsi.
Jakarta
:
FKM
UI
(lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20
296280-S-Sarminah.pdf) diakses
17 Februari 2015
Wawan, A. dan Dewi M. (2010). Teori
& Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, Dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
12
Download