peran media sosial dalam pemasaran pada produk

advertisement
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN
PADA PRODUK CHOCOFAZA
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peran Media Sosial
dalam Pemasaran pada Produk Chocofaza adalah benar karya saya dengan arahan
dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2016
Irawati Qolbuniah Hasanah
NIM H34120024
ABSTRAK
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH. Peran Media Sosial dalam Pemasaran
pada Produk Chocofaza. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI.
Perkembangan internet menyebabkan komunikasi menjadi lebih mudah.
Media sosial tidak hanya sebagai alat komunikasi antar individu, namun juga
sudah menjadi bagian penting dari strategi pemasaran dalam bisnis. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis media sosial yang digunakan dalam
pemasaran, menganalisis peran media sosial dalam pemasaran, dan menganalisis
kinerja e-services melalui media sosial menurut persepsi konsumen. Penelitian ini
difokuskan studi kasus pada Chocofaza sebagai salah satu usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM). Data yang diperoleh dari 95 responden dengan metode
purposive sampling dan dianalisis secara kuantitatif menggunakan tabulasi
sederhana. Hasil analisis menunjukan bahwa media sosial yang efektif dalam
pemasaran adalah Facebook dan Instagram. Media sosial berperan dalam
mengkomunikasikan bauran pemasaran serta dapat memperluas pasar. Selain itu,
kinerja e-services yang ditawarkan Chocofaza pada media sosial menurut
penilaian konsumen berada pada kategori baik.
Kata kunci: atribut e-service, media sosial, pemasaran, peran
ABSTRACT
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH. The Role of Social Media in Marketing of
Chocofaza
Product.
Supervised
by
NUNUNG
KUSNADI.
The development of the internet affects easier to communication. Social
media is not only a communication tool for individual, but also an important part
of marketing strategies in business. The aims of this study were to identify type of
social media used in marketing, to analyze the role of social media in marketing,
and to analyze performance atribute of e-services which were offered on social
media according to consumer perception. This study is focused on a case study in
Chocofaza as a small and medium enterprises (SMEs). Data were collected from
95 respondents selected purposively and analyzed by quantitative method with
simple tabulation. The results showed that social media that is effective in
marketing is Facebook and Instagram. Social media had a role and benefit in
communicate the marketing mix and expand the market. Additionally, the
performanced atribute of e-services that offered on social media of Chocofaza has
been good.
Keywords: atribute of e-services, social media, marketing, role
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMASARAN
PADA PRODUK CHOCOFAZA
IRAWATI QOLBUNIAH HASANAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2016 ini ialah
pemasaran, dengan judul Peran Media Sosial dalam Pemasaran pada Produk
Chocofaza. Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Nunung Kusnadi, MS selaku
dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan arahan dalam proses
penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Kak Aldi
selaku pemilik dan manajer Chocofaza, Rininta selaku bagian marketing
Chocofaza serta seluruh responden yang telah membantu selama pengumpulan
data. Terima kasih atas doa dan kasih sayangnya, kepada orangtua yang menjadi
motivasi utama saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada
sahabat dan teman-teman yang selalu menemani selama penelitian, dalam suka
dan duka, serta memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas
akhir ini. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Bogor, September 2016
Irawati Qolbuniah Hasanah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
xii
xii
xii
1
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Media Sosial yang Digunakan dalam Pemasaran
4
4
Peran Media Sosial dalam Pemasaran
4
Perilaku Konsumen Era Internet
5
Kualitas Atribut Electronic Services
5
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
6
12
14
14
Jenis dan Sumber Data
14
Metode Penentuan Responden
14
Metode Pengumpulan Data
15
Metode Pengolahan dan Analisis Data
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Media Sosial yang Digunakan Chocofaza dalam Pemasaran
16
16
Peran Media Sosial dalam Pemasaran Chocofaza
18
Kinerja Atribut E-Services pada Media Sosial Chocofaza
23
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
24
25
26
29
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Penggunaan internet dalam sektor bisnis
Persentase jenis situs belanja online
Pertumbuhan usaha mikro di Bogor menurut kelompok usaha tahun 2015
Jenis media sosial dan pemanfaatan fiturnya dalam pemasaran
Chocofaza
Jenis media sosial Chocofaza yang digunakan sebagai sumber informasi
produk menurut jumlah konsumen
Informasi yang diperhatikan pada jenis media sosial menurut jumlah
konsumen yang mengakses
Sebaran wilayah konsumen Chocofaza
Rata-rata jarak (kilometer) wilayah konsumen dari lokasi usaha
Chocofaza
Komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan menurut konsumen
pada jenis media sosial
Manfaat media sosial dalam membeli Chocofaza menurut konsumen
Rata-rata penilaian konsumen terhadap kinerja atribut e-services
Chocofaza
1
1
2
17
18
19
20
20
21
22
24
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Operasional
13
DAFTAR LAMPIRAN
1 Istilah-istilah yang digunakan dalam media sosial
2 Ilustrasi peta jarak konsumen di Samarinda, Kalimantan Timur dari
lokasi usaha Chocofaza di Parung, Kabupaten Bogor
3 Tampilan halaman utama Facebook Chocofaza
4 Tampilan gambar produk pada Facebook Chocofaza
5 Tampilan utama Instagram Chocofaza
6 Tampilan gambar produk pada Instagram Chocofaza
7 Daftar usaha mikro bidang kuliner di Bogor yang menggunakan media
sosial
29
29
30
30
31
31
32
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Salah satu perkembangan
internet ditandai dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia. Menurut hasil
survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan ada
peningkatan pengguna internet pada tahun 2015 sebesar 29.91 persen dari tahun
sebelumnya sebanyak 107 000 000 menjadi 139 000 000 pengguna.
Saat ini internet tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi. Menurut
APJII (2014), sebanyak 34 persen penggunaan internet dilakukan untuk mencari
informasi mengenai produk barang atau jasa. Selain itu, internet juga dapat
digunakan dalam berbagai kegiatan sektor bisnis. Hasil survey APJII (2013)
mengenai penggunaan internet dalam sektor bisnis, menunjukkan bahwa industri
pengolahan, hotel, dan restoran menggunakan internet dalam kegiatan bisnisnya.
Dapat dilihat penggunaan internet di dalam sektor bisnis pada Tabel 1.
Tabel 1 Penggunaan internet dalam sektor bisnis
Kegiatan Utama
Industri Pengolahan
Hotel
Restoran/rumah makan
Penggunaan (%)
68.90
71.06
57.77
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Iinternet Indonesia (2013)
Salah satu media berbasis internet, adalah media sosial. Media sosial
digunakan untuk kegiatan komunikasi dan berbagi informasi antar individu.
Namun, saat ini media sosial tidak hanya digunakan sebagai media komunikasi
antar individu, tetapi telah menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran
bisnis. Bagi perusahaan, media sosial dapat dijadikan sebagai media untuk
memasarkan produknya.
Terdapat beberapa jenis situs internet yang banyak digunakan sebagai media
berbelanja online. Tabel 2 menunjukkan bahwa salah satu situs internet yang
banyak digunakan untuk berbelanja online adalah jejaring sosial atau yang sering
disebut dengan media sosial. Hal tersebut mengindikasikan bahwa banyak pelaku
usaha memasarkan produknya melalui media sosial.
Tabel 2 Persentase jenis situs belanja online
Jenis Situs
Toko online
Jejaring sosial
Forum jual beli
Website
Komunitas online
Messenger
Persentase (%)
50.3
43.1
27.0
11.6
9.7
8.8
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014)
2
Jika dilihat dari sisi bisnis, media sosial adalah salah satu media yang efektif
untuk memasarkan produk kepada konsumen. Pemasaran melalui media sosial
dapat membantu perusahaan dalam memperluas pasar untuk memperoleh
konsumen dan pelanggan. Selain itu, biaya pemasaran melalui media sosial relatif
lebih murah dibandingkan dengan media konvensional yang dianggap terlalu
mahal bagi pelaku usaha, khususnya skala usaha mikro.
Tabel 3 menunjukan jumlah usaha mikro bidang kuliner di Bogor pada
tahun 2015 sebanyak 6 429 unit. Jumlah tersebut meningkat sebesar 32.8 persen
dari tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi indikator bahwa semakin tingginya
persaingan antar pelaku usaha kuliner di Bogor. Peningkatan jumlah usaha mikro
di Bogor menurut kelompok usaha dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Pertumbuhan usaha mikro di Bogor menurut kelompok usaha tahun 2015
Kelompok usaha
Industri
Jasa
Makanan/Kuliner
Perdagangan
Perikanan
Pertanian
Peternakan
Tekstil
Lainnya
Total
Jumlah usaha mikro
Persentase pertumbuhan (%)
72
1 256
6 429
7 039
115
80
101
105
947
16 144
0.4
6.4
32.8
35.9
0.6
0.4
0.5
0.5
4.8
100
Sumber : Dinas UMKM Bogor (2015)
Pertumbuhan usaha kuliner tersebut mendorong pelaku usaha melakukan
pemasaran yang efektif dan efisien. Pemasaran yang dilakukan harus dapat
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai bagi konsumen (Kotler
dan Keller 2009). Sehingga, untuk menghadapi persaingan tersebut, cukup banyak
pelaku usaha yang menggunakan media sosial sebagai media pemasaran
produknya. Berdasarkan informasi, sebanyak 1041 usaha kuliner di Bogor
menggunakan media sosial sebagai media untuk memasarkan produknya.
Perumusan Masalah
Chocofaza adalah salah satu usaha kuliner berskala mikro yang berada di
Bogor. Chocofaza memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media
pemasaran produknya. Informasi awal dari pengelola Chocofaza, media sosial
yang saat ini digunakan oleh Chocoofaza di antaranya adalah facebook,
instagram, twitter, whatsapp, line, dan blackberry messenger. Penggunaan media
sosial tersebut dalam pemasaran relatif lebih mudah serta biaya yang dikeluarkan
untuk pemasaran tidak banyak. Menurut informasi awal dari pengelola, jumlah
1
Sumber berdasarkan hasil survey pada facebook dan instagram
3
pengakses facebook Chocofaza hingga saat ini sebanyak 12 249 orang. Sedangkan
jumlah pengakses instagram Chocofaza hingga saat ini sebanyak 5 566 orang.
Selain itu, pertemanan pada media sosial whatsapp sebanyak 250 orang,
blackberry messenger 1 765 orang, dan line sebanyak 500 orang.
Pemanfaatan media sosial oleh pelaku usaha sebagai media pemasaran,
mendorong Chocofaza untuk gencar memasarkan produknya melalui media sosial.
Penggunaan media sosial tersebut bertujuan untuk menarik lebih banyak
konsumen Chocofaza serta mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan
kepada konsumen. Tujuan komunikasi tersebut untuk membangun koneksi dan
relasi yang luas dengan para konsumen. Berdasarkan informasi awal, produk
Chocofaza telah dapat dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Padahal, jika
dilihat dari skala usahanya Chocofaza masih berada pada skala usaha mikro.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasaran melalui
media sosial. Salah satunya adalah kualitas atribut e-services bagi konsumen.
Kualitas atribut e-services yang diberikan kepada konsumen ditujukan agar dapat
menarik konsumen untuk membeli serta merekomendasikan produk pada orang
lain. Oleh karena itu, menarik untuk dipelajari mengenai pemasaran melalui
media sosial yang dilakukan oleh Chocofaza. Penelitian ini sangat penting untuk
mengkaji jenis media sosial apa yang digunakan Chocofaza dalam pemasaran?
Apa peran media sosial dalam pemasaran produk? Serta apa kelemahannya?
Selain itu, atribut e-services apa yang memperoleh penilaian baik dari konsumen?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi jenis media sosial yang digunakan dalam pemasaran
Chocofaza.
2. Menganalisis peran media sosial dalam pemasaran produk Chocofaza.
3. Menganalisis kinerja atribut e-services pada media sosial Chocofaza.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
berkepentingan :
1. Bagi pihak pelaku UMKM dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan startegi pemasaran melalui media sosial untuk
menjangkau pasar yang lebih luas.
2. Bagi pengelola Chocofaza, sebagai bahan masukan atau informasi
mengenai peran serta kelemahan pemasaran melalui media sosial.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi dan
referensi mengenai peran pemasaran melalui media sosial.
4
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis peran media sosial dalam
pemasaran Chocofaza. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang
mengakses media sosial Chocofaza sebagai media informasi. Berkaitan dengan
hal tersebut, penelitian ini juga akan melihat penilaian konsumen terhadap atribut
e-services pada media sosial Chocofaza.
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Media Sosial yang Digunakan dalam Pemasaran
Teknologi informasi yang saat ini semakin canggih, memudahkan banyak
orang untuk bertukar informasi melalui internet. Salah satu media berbasis
internet adalah media sosial. Saat ini media sosial dijadikan sebagai salah satu
alternatif media untuk mempromosikan produk pada sebuah usaha. Media sosial
yang efektif dan banyak digunakan oleh pelaku usaha mikro dalam
mempromosikan produknya adalah Facebook, Twitter, dan Instagram (Mardika
2015). Namun, ada juga usaha mikro yang hanya menggunakan media sosial
Instagram untuk pemasaran produknya (Kurniawan 2015). Selain itu, ada juga
pelaku usaha yang menggunakan website atau blog untuk menampilkan dan
memperkenalkan profil perusahaan, serta menggunakan email, Black Berry
Messanger (BBM), dan WhatsApp sebagai media komunikasi personal antara
perusahaan dengan konsumen (Priambada 2015).
Peran Media Sosial dalam Pemasaran
Pemanfaatan media sosial sebagai media promosi ternyata tidak hanya
dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Saat ini, media sosial sebagai
media promosi dimanfaatkan juga oleh para pelaku usaha mikro dalam
mempromosikan produknya guna meningkatkan jumlah penjualan. Social media
marketing adalah cara baru dalam memasarkan suatu produk. Social media
marketing berbeda dengan pemasaran secara tradisional, karena dalam pemasaran
melalui media sosial diperlukan perhatian yang lebih dalam membangun strategi
pemasaran. Social media marketing digunakan untuk membangun relasi dan juga
komunikasi dengan para konsumen (Erdogmus dan Cicek 2012).
Aspek unik dari media sosial dan mengenai popularitas yang besar
mengenai media sosial tersebut telah mampu merevolusi kegiatan pemasaran,
seperti iklan dan promosi. Media sosial tersebut telah mentransformasi internet
dari platform untuk informasi menjadi platform untuk mempengaruhi (Hanna,
Rohn, Crittenden 2011). Selain itu, keunikan media sosial adalah dapat diakses
dan dibangun di mana saja dengan menggunakan koneksi internet. Sehingga hal
tersbut dapat menjadi pertimbangan bagi pemasar, pengiklan, dan pembuat konten
online sebagai dasar dari komunikasi kepada konsumen. Kelebihan lain sosial
media marketing adalah biaya pemasaran yang rendah, dapat membangun forum
5
sosial, komunikasi interaktif antara penjual dan pembeli, dapat menjangkau target,
serta dapat memberikan pelayanan untuk konsumen. (Nadaraja dan Yazdanifard
2013).
Perilaku Konsumen Era Internet
Perkembangan internet menyebabkan perubahan pada perilaku pembelian
produk oleh individu. Sebelum melakukan pembelian, sebagian besar indvidu
memperoleh informasi mengenai pembelian dari forum, website perusahaan, atau
akun Facebook. Selain itu, sebagian besar alasan konsumen membeli produk
secara online adalah transaksinya mudah serta barang siap dikirim sampai ke
rumah (Ioanas dan Stoica 2014).
Persantese menunjukan bahwa sebagian besar pengguna internet
menggunakan internet sebagai alat untuk mencari informasi mengenai produk
yang akan mereka beli di internet. Informasi produk yang paling sering dicari
melalui internet meliputi peralatan elektronik, hiburan, serta wisata. Hal tersebut
didasarkan pada kemudahan untuk mencari serta persepsi bahwa internet adalah
platform yang efektif untuk mencari informasi mengenai produk yang mereka
inginkan. Informasi serta ulasan pada media sosial juga dianggap kredibel dan
terpercaya dalam menyampaikan suatu informasi. Ulasan pada media sosial juga
dapat mendorong atau bahkan menghalangi mereka untuk membeli produk (Yesa
dan Yogesh 2014). Forbes dan Vespoli (2013) juga menunjukan hal yang sama,
bahwa pembelian melalui internet berdasarkan juga pada rekomendasi atau ulasan
banyak orang pada media sosial sebagai pertimbangan untuk membeli suatu
produk. Dari kedua penelitian tersebut menunjukan bahwa perilaku konsumen
pada era internet saat ini telah berubah. Hal tersebut terlihat dari kecenderung
konsumen yang menginginkan kemudahan mencari informasi, bertransaksi, serta
membeli produk setelah membaca ulasan positif pada media sosial.
Perbedaan perilaku konsumen juga dapat terlihat dari perilaku pasca
pembelian. Informasi yang diperoleh melalui media sosial dapat mempengaruhi
sikap konsumen mengenai pernyataan puas atau tidak puas pada produk yang
telah dibelinya, serta penyampaian pernyataan tersebut dapat dilakukan melalui
media sosial (Mangold dan Faulds 2009).
Kualitas Atribut Electronic Services
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam social media marketing adalah
kualitas layanan elektronik (electronic service), yaitu desain, reliabilitas,
ketanggapan, kepercayaan, serta personalisasi (Lee dan Lin 2005). Selain itu hal
yang harus diperhatikan adalah konten yang disampaikan relevan, adanya konten
yang populer, frekuensi updates mengenai konten, ada informasi yang dapat
menguntungkan konsumen, serta perangkat yang dapat digunakan untuk
mengakses media sosial dan tampilan aplikasi dari media sosial tersebut harus
mampu menarik perhatian konsumen. Atribut-atribut tersebut diduga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian. Namun, atribut yang paling
berpengaruh adalah relevansi konten, informasi yang menguntungkan, serta
6
perangkat yang dapat digunakan untuk mengakses media sosial (Erdogmus dan
Cicek 2012).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi konsumen secara online adalah
keuntungan yang diperoleh, kepercayaan, risiko yang dirasakan, serta informasi
yang kompatibel (Leerapong dan Mardjo 2013). Komentar atau ulasan positif atau
negatif yang tersebar dari mulut ke mulut melalui media sosial (electronic word of
mouth) juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelianuy (Sharma dan Rehman 2012).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, media sosial yang efektif digunakan
dalam pemasaran produk adalah facebook dan instagram. Media sosial berperan
dalam pemasaran, yaitu sebagai media komunikasi pemasaran yang memiliki
keunikan serta perbedaan dari media konvensional, yaitu mampu menjangkau
banyak orang tanpa batasan waktu dan tempat. Media sosial dapat membantu
perusahaan, khususnya perusahaan berskala mikro untuk mencapai target pasar
serta memperluas pasarnya. Adanya internet, khususnya media sosial, mengubah
perilaku konsumen dalam hal keputusan pembelian, mulai dari mencari informasi,
menentukan produk pilihan, hingga pasca pembelian. Sehingga, dengan adanya
perbedaan dan keunikan tersebut, perlu diperhatikan kualitas layanan elektronik
yang berpengaruh pada perilaku tersebut, misalnya kepercayaan, ketanggapan,
desain atau tampilan, kemudahan akses, risiko, informasi yang relevan, serta
faktor lainnya.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Internet Marketing (E-Marketing)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) internet marketing merupakan
bentuk usaha dari perusahaan untuk memasarkan produk dan jasanya serta
membangun hubungan dengan pelanggan melalui media internet. Bentuk
pemasaran ini pada dasarnya merupakan situs publik yang sangat besar di jaringan
komputer dengan berbagai tipe yang berbeda dan berasal dari berbagai negara di
seluruh dunia satu sama lainnya ke dalam suatu wadah informasi yang sangat
besar. Kotler dan Armstrong (2004) e-marketing adalah sisi pemasaran dari ecommerce, yang terdiri dari kerja perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu,
mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet.
Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen
dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi
proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa
kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain. Sedangkan
menurut Strauss dan Frost (2011) e-marketing adalah penggunaan data dan
aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi,
promosi, dan penetapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan individu dan organisasi. Bagian dari e-marketing adalah social media
marketing, menurut Zarrella (2010) social media marketing adalah teknologi web
baru yang memudahkan untuk membuat suatu pemasaran, dengan
7
mendistribusikan konten perusahaan. Pengiklan tidak perlu membayar mahal
untuk mempublikasikan pesan mereka.
Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa “Pasar tidak lagi seperti dulu.”
Pemasar harus memerhatikan dan merespon sejumlah perkembangan yang
signifikan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Teknologi informasi jaringan. Revolusi digital telah menciptakan Era
Informasi. Era Industri dicirikan oleh produksi massal dan konsumsi
massal, toko-toko penuh dengan barang, iklan di mana-mana, dan diskon
yang agresif. Era informasi menjanjikan tingkat produksi yang lebih
akurat, komunikasi yang lebih tepat sasaran, dan penetapan harga yang
relevan.
2. Globalisasi. Kemajuan teknologi dalam transportasi, pengiriman barang,
dan komunikasi telah mempermudah perusahaan dalam memasarkan
produknya ke negara lain, dan juga mempermudah konsumen untuk
membeli produk dan jasa dari pemasar di negara lain.
3. Ragam barang dan jasa yang lebih banyak. Pembeli dapat memesan barang
secara online dari mana saja dan menghindari tawaran lokal yang terbatas.
4. Sejumlah besar informasi mudah diperoleh. Orang dapat membaca surat
kabar apapun dalam bahasa apapun di mana pun di dunia ini. mereka dapat
mengakses ensiklopdeia kamus, dan informasi lain yang tidak terhitung
secara online.
5. Pemasar dapat menggunakan internet sebagai saluran informasi dan
penjualan yang kuat, memperluas jangkauan geografis mereka untuk
memberi informasi kepada pelanggan dan mempromosikan bisnis serta
produk mereka di seluruh dunia.
6. Perusahaan dapat menjangkau pelanggan yang sedang bepergian dengan
mobile marketing.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) salah satu konsep utama dalam
pemasaran adalah merencanakan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran
pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran dikelompokkan
menjadi empat P, yaitu:
1. Product (Produk), yaitu kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran.
2. Price (Harga), yaitu jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk.
3. Place (Tempat/Distribusi) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat
produk tersedia bagi pelanggan sasaran.
4. Promotion (Promosi) berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk
dan membujuk pelanggan membelinya.
Namun, menurut Dominici (2009) internet telah mengubah cara menjual
produk. Konsumen menggunakan internet untuk membeli produk secara online
sehingga perusahaan perlu strategi online
untuk memperoleh dan
mempertahankan pelanggan. E-marketing mix adalah hal baru untuk pemasaran
online. Berikut e-marketing mix secara online:
8
1. E-Product, produk barang atau jasa yang ditawarkan melalui internet,
sehingga fakta secara online memperlihatkan produk yang dibeli. Pembeli
dapat mengetahui tentang fitur produk, tanpa asumsi dari orang lain.
2. E-Price, harga yang harus dibayar oleh konsumen untuk suatu produk.
Namun, strategi harga pada internet sangat kompetitif. Kemudahan konsumen
dalam mencari harga terbaik membuat perusahaan harus membuat strategi
harga dengan tepat, selain itu pembayaran harga juga semakin mudah dengan
adanya mobile banking.
3. E-Place, salah satu perubahan terbesar untuk bauran pemasaran adalah
pembelian online. Konsumen dapat membeli langsung dari produsen sehingga
dapat memotong pengecer. Tantangan bagi pengecer online adalah untuk
memastikan bahwa produk dikirimkan ke konsumen dalam waktu yang wajar.
Lokasi penting dalam strategi perusahaan, lokasi online dapat merujuk ke
mana link ditempatkan pada situs yang lain.
4. E-Promotion, berbeda dengan promosi secara tradisional, promosi melalui
internet dapat dilakukan dengan mudah dengan menempatkan banner pada
halaman web, mengirim e-mail langsung, serta mengirim e-leaflet kepada
ratusan bahkan ribuan responden.
Bauran promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran
pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh
perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari
perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi untuk menjangkau
target audience (Hasan 2009).
Berdasarkan Durianto et.al (2003). dalam bauran promosi dikenal lima cara
komunikasi yang utama, yaitu:
1. Advertising (Periklanan), yaitu semua bentuk penyajian non personal.
promosi. dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu
perusahaan.
2. Sales Promotion (Promosi Penjualan), yaitu berbagai bentuk insentif jangka
pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli
suatu produk atau jasa.
3. Public Relation (Hubungan masyarakat dan publisitas), yaitu berbagai macam
program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra
perusahaan atau merek sebuah produk.
4. Personal Selling (Penjualan secara pribadi), yaitu interaksi langsung dengan
satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung), yaitu penggunaan surat, telepon,
faksimili, email, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan
komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari
pelanggan dan calon pelanggan.
Jenis Media Sosial
Menurut Kerin et al. (2013) media sosial adalah perpaduan yang unik dari
teknologi dan interaksi sosial untuk menciptakan nilai pribadi bagi pengguna.
Media sosial online digunakan sebagai media untuk berbagi dan mengirimkan
komentar, foto, dan video. Selain itu, media sosial juga sering disertai dengan
proses umpan balik untuk mengidentifikasi topik yang populer dibicarakan.
9
Sehingga, media sosial melibatkan percakapan secara online antar orang dengan
topik yang sama dan dibangun atas pemikiran pribadi dan pengalaman.
Perusahaan juga mengacu pada media sosial sebagai “media konsumen”.
Beberapa jenis media sosial di antaranya adalah sebagai berikut:
Instagram
Instagram adalah jaringan berbagi foto yang bebas, dimana pengguna
Instagram dapat saling berbagi gambar dan video singkat dengan pengguna lain
(Instagram 2014). Kelebihan Instagram menurut Jenn Herman (2013) adalah
media sosial masa depan yang dapat digunakan sebagai perantara terutama untuk
bisnis. Selain itu, Instagram adalah media yang populer untuk bisnis dan
merupakan strategi marketing yang baik untuk setiap bisnis online. Hal tersebut
karena Instagram mendukung pemasaran secara visual. Sehingga, melalui
Instagram produk yang akan dijual harus ditampilkan agar dapat menarik
konsumen. Menurut Marko (2016) instagram memiliki beberapa kelebihan, yaitu
memudahkan pengguna untuk memposting gambar atau video melalui
smartphone, dapat terintegrasi dengan media sosial lainnya seperti facebook,
twitter, tumblr, dan flickr. Selain itu, memiliki kelebihan visual yang baik untuk
mempromosikan brand suatu produk, adanya konten hashtag memudahkan orang
lain untuk menemukan suatu produk.
Namun, instagram juga memiliki beberapa kekurangan. Menurut Marko
(2016) kekurangan instagram adalah bila gambar yang ditampilkan jelek, maka
orang tidak akan memperhatikan gambar tersebut dan tidak akan membaca
deskripsi mengenai gambar. Selain itu, instagram hanya dapat diakses melalui
IPhone dan Android, instagram sulit untuk menentukan target pasar lokal
dibandingkan dengan facebook atau twitter.
Facebook
Facebook adalah platform untuk berbagi informasi, pengalaman, serta
momen atau kejadian yang terjadi (Facebook 2011). Sama seperti Instagram,
media sosial ini memiliki fasilitas untuk berbagi teks, gambar, video. Facebook
memiliki beberapa kelebihan, yaitu facebook bebas diakses, facebook memperluas
jaringan, facebook dapat dijadikan sebagai media untuk bisnis, serta facebook
sebagai sumber berita dan informasi. Namun facebook juga memiliki kelemahan,
yaitu privasi pengguna dapat terpublikasi, serta mudah membuat gambar yang
tidak sesuai dengan aslinya.
Whatsapp
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone, jika dilihat dari
fungsinya WhatsApp hampir sama dengan aplikasi SMS (short messages) yang
biasa dipergunakan pada ponsel. Namun, WhatsApp tidak menggunakan pulsa,
melainkan data internet. Pada aplikasi ini tidak ada batasan panjang atau pendek
karakter huruf yang akan dikirm. Keunikan aplikasi WhatsApp adalah
menggunakan sistem pengenalan kontak, verifikasi, serta pengiriman pesan tetap
dilakukan menggunakan nomor ponsel yang terdaftar. Kelebihan media sosial
Whatsapp adalah kemudahan mengirim pesan, dapat berbagi foto, lokasi, audio,
dan video secara personal, serta biaya yang dikeluarkan untuk berkomunikasi
dengan orang lain tidak mahal. Namun, kekurangannya adalah hanya dapat
10
digunakan pada smartphone dan Iphone, serta foto profil dan nomor handphone
pada whatsapp dapat dilihat orang lain, baik yang dikenal ataupun tidak dikenal.
Blackberry Messenger
Blackberry messenger adalah salah satu aplikasi obrolan yang digunakan
untuk berkomunikasi serta terhubung dengan orang yang dikenal. Karena,
Blackberry Messenger bersifat privat chat. Beberapa fitur yang ada pada
Blackberry Messenger adalah fitur BBM chat, fitur chat ini untuk mengirim dan
menerima pesan yang dapat berupa teks, video, suara dan gambar. Fitur PIN BB,
PIN BB merupakan kode digit identifikasi pada aplikasi BBM, yang masingmasing memiliki 1 PIN unik yang berbeda satu sama lainnya. Agar bisa terhubung
satu dengan yang lainnya maka pengguna harus memasukan PIN ini untuk
menambahkan kontak. Fitur BBM Group, fitur ini menyediakan fasilitas untuk
sharing foto, jadwal, dan multi-chat chat dengan kapasitas 30 member untuk satu
grup. Fitur Personal Message, fitur ini digunakan sebagai fasilitas untuk dapat
mengganti foto, membuat status, dan beberapa hal lainnya. Namun, BBM juga
memiliki kekurangan, yaitu pesan hanya dapat disampaikan kepada orang yang
memiliki PIN BMM dan hanya berada dalam pertemanan BBM.
Peran Media Sosial dalam Pemasaran
Menurut Ardhi (2013) media sosial memiliki keunggulan dalam hal
promosi. Keunggulannya adalah media sosial memberikan cakupan yang lebih
luas karena media ini menggunakan fasilitas online dan bisa terhubung dengan
siapapun. Hal ini menjadikan media sosial adalah salah satu media yang cukup
efektif dalam berpromosi. Kelemahan dari media sosial adalah tidak mengenal
dengan baik siapa audience sebenarnya dan seberapa besar potensial audience
menjadi target promosi yang tepat.
Teori lain menyatakan perbandingan antara social media marketing dengan
pemasaran tradisional. Kerin et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat persamaan
dan perbedaan antara pemasaran melalui media sosial dan tradisional yang
berdampak pada strategi pemasaran perusahaan, seperti yang dijelaskan di bawah
ini:
1. Kemampuan untuk menjangkau publik lebih besar dan mendalam.
Kedua jenis media dapar dirancang untuk mencapai pasar secara massal atau
segmen khusus.
2. Biaya dan akses
Pesan dan iklan melalui media tradisional seperti koran atau televisi secara
umum mengeluarkan biaya yang mahal serta memiliki akses yang terbatas
untuk menjangkau individu. Sebaliknya, pesan melalui media sosial secara
umum dapat diakses dimana saja dengan menggunakan smartphone,
computer, dan tablet dan dengan biaya yang murah.
3. Pelatihan dan jumlah orang
Pemasaran secara tradisional, memerlukan keterampilan khusus dan pelatihan
yang sering melibatkan tim. Sebaliknya, penyampaian pesan melalui media
sosial hanya membutuhkan sedikit kemampuan, sehingga secara praktis setiap
orang dapat menyampaikan pesan yang didalamnya berupa teks atau gambar.
11
4. Waktu penyampaian informasi
Media tradisional membutuhkan waktu yang lama untuk menyampaikan
informasi. Sedangkan jika menggunakan media sosial, setiap individu yang
menggunakan media sosial dapat menerima pesan secara instan.
5. Tampilan
Media tradisional yang telah dibuat dan dipubilkasikan, seperti majalah,
koran, dan iklan di tv tidak dapat diubah tampilannya. Sebagai contoh,
majalah yang telah dicetak dan didistribusikan tidak dapat diubah. Namun,
media sosial online dapat diubah lebih mudah berdasarkan pada komentar
atau penyuntingan.
6. Kredibilitas dan otoritas sosial
Pada media tradisional, individu atau organisasi dapat membangun dirinya
sendiri sebagai “ahli” di bidang mereka, sehingga dapat dikatakan sebagai
orang yang berpengaruh dalam bidang tersebut. Namun, dalam media sosial,
pengirim pesan dapat berpartisipasi hanya dengan bergabung di dalam
percakapan. Sehingga harapan bahwa kualitas pesan yang dibangun kredibel
dengan penerima pesan.
Perilaku Konsumen Generasi Internet
Perkembangan teknologi internet telah melahirkan generasi yang memiliki
perilaku berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Menurut Suryani
(2013) generasi yang lahir pada tahun 1980 hingga 1990-an memliki perilaku
sebagai berikut:
1. Cenderung berorientasi pada hasil
2. Cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh rekan sebayanya daripada oleh
orang yang memiliki posisi formal dalam masyarakat.
3. Kecenderungan berperilaku konsumtif dalam pembelian.
4. Menyukai kebebasan dan mengekspresikan diri.
5. Cenderung banyak menuntut sehingga cenderung memprioritaskan pada halhal yang dapat menyenangkan dirinya.
6. Percaya diri dan optimis.
7. Lebih menyukai komunikasi melalui teks dan jejaring sosial.
Kualitas Atribut Electronic Services
Lee dan Lin (2005) dalam Suryani (2013) mengusulkan model dimensi
kualitas e-services, yaitu:
1. Desain
Kualitas website merupakan faktor penting bagi toko online. Website yang
bermutu adalah yang dalam desainnya memudahkan interaksi dengan
konsumen. Desain dengan tampilan yang menarik juga merupakan daya
tarik penting yang akan mempengaruhi pembelian melalui internet.
2. Reliabilitas
Reliabilitas dinilai dari kemampuan website dalam memberikan informasi
dan ketepatan dalam pengisian, respon yang tepat dan cepat, menjaga
informasi personal secara aman. Faktor reliabilitas menjadi hal yang
sangat penting dari sisi konsumen, karena akan mempengaruhi kenyaman,
dan rasa aman atas pembelian yang dilakukan.
3. Ketanggapan
12
Konsumen yang melakukan pembelian online mengharapkan pihak
toko/perusahaan cepat tanggap jika ada masalah-masalah yang
disampaikan oleh konsumen.
4. Kepercayaan
Kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan konsumen untuk menerima
kerentanan dari berbelanja online dalam memenuhi harapannya. Jika
konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam berbelanja
tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja
online pada masa yang akan datang.
5. Personalisasi
Personalisasi mencakup layanan yang memungkinkan konsumen
memperoleh perhatian dan berdialog dengan perusahaan.
Kerangka Pemikiran Operasional
Penggunaan internet sebagai bagian dari masyarakat pada era teknologi
informasi modern saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya pengguna internet di Indonesia. Pemanfaatan internet
khususnya media sosial digunakan sebagai sarana untuk bertukar informasi.
Perkembangan internet juga mengubah perilaku individu dalam membeli suatu
produk. Konsumen menginginkan berbelanja praktis tanpa harus pergi ke toko.
Kemudahan saling bertukar informasi serta perubahan individu dalam membeli
produk tersebut menjadi sebuah peluang bagi para pelaku usaha.
Selain sebagai media komunikasi antar individu, media sosial telah menjadi
bagian yang sangat penting dalam strategi pemasaran suatu usaha. Media sosial
merupakan salah satu media yang efektif untuk memasarkan produk, sehingga
dapat memperluas pasar. Misalnya para pelaku usaha dapat melakukan
komunikasi melalui media sosial dengan konsumen. Sehingga informasi yang
disampaikan oleh pemasar mengenai produknya dapat sampai kepada konsumen.
Saat ini, media sosial sebagai media pemasaran tidak hanya digunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang telah memiliki brand terkenal. Namun, juga
digunakan oleh perusahaan dengan skala usaha mikro. Salah satu usaha mikro
yang menggunakan media sosial dalam pemasaran adalah Chocofaza. Sehingga,
hal ini menarik untuk diteliti, karena melihat dari skala usaha yang masih mikro,
Chocofaza dapat memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya.
Penelitian mengenai peran media sosial dalam pemasaran pada produk
Chocofaza, terlebih dahulu dapat dilihat melalui identifikasi media sosial yang
digunakan oleh Chocofaza dalam kegiatan pemasaran. Identifikasi tersebut
berdasarkan pada media sosial yang paling sering digunakan (diupdate) oleh
Chocofaza dalam pemasaran produknya. Informasi mengenai sosial media yang
sering digunakan diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Chocofaza. Selain
itu, penggunaan media sosial Chocofaza dalam pemasaran dapat dilihat dari sisi
konsumen yang mengakses media sosial Chocofaza sebagai media untuk
memperoleh informasi produk Chocofaza.
Selanjutnya dianalisis peran media sosial dalam pemasaran produk
Chocofaza. Analisis ini dilakukan melalui tabulasi sederhana, berdasarkan pada
konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini. Tujuan terakhir
13
penelitian ini adalah mengukur kinerja atribut e-services yang dilakukan
Chocofaza pada media sosial yang digunakannya. Analisis ini beradasarkan pada
penilaian konsumen terhadap kinerja atribut e-services Chocofaza pada media
sosialnya. Sehingga, dari hasil penelitian terdapat implikasi manajerial bagi
Chocofaza. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka pemikiran
operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
-
Perkembangan internet
Perkembangan usaha mikro bidang kuliner, persaingan meningkat
Perlu media yang efektif dalam pemasaran
Chocofaza menggunakan media sosial sebagai media pemasaran
Identifikasi media sosial
yang digunakan dalam
pemasaran
Jenis media
sosial yang
digunakan
Peran media
sosial dalam
pemasaran
Fitur
media
sosial
Kinerja
atribut
Electronic Services
-
Reliabilitas konten
Kepercayaan
Ketanggapan
Popularitas
Desain
Penilaian berdasarkan
persepsi konsumen
Tabulasi
sederhana
Pembobotan pada setiap
penilaian konsumen.
Kategori kinerja:
- 20-60 kinerja kurang
baik
- 61-100 kinerja baik
Implikasi manajerial penggunaan media sosial dalam
pemasaran
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
14
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha kuliner, yaitu minuman cokelat bubuk
dengan merek Chocofaza yang berlokasi di Parung, Bogor. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa
Chocofaza menggunakan media sosial online sebagai salah satu media pemasaran.
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2016.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada pihak Chocofaza
terkait penggunaan media sosial sebagai salah satu media pemasaran produknya.
Selain itu data primer diperoleh melalui kuesioner online yang disebar kepada
konsumen. Data sekunder diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan topik
penelitian, yaitu dari internet, buku, penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistik,
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, serta instansi-instansi terkait
lainnya.
Metode Penentuan Responden
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap anggota populasi tidak
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suliyanto 2009).
Pemillihan responden secara purposive untuk mengetahui gambaran umum usaha
adalah pemilik (owner) Chocofaza. Selain itu, prosedur pengambilan sampel
konsumen dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama
menggunakan metode convenience sampling, yaitu teknik memilih sampel secara
spontanitas atau siapa saja yang dapat mewakili. Metode ini dipilih dengan
pertimbangan kemudahan, ketersediaan, dan kenyamanan memperoleh informasi
dari responden yang menjadi sampel. Hal tersebut dilakukan karena pengisian
kuesioner dilakukan secara online, sehingga siapa saja dapat melakukan akses
pada kuesioner online tersebut. Tahap selanjutnya adalah dilakukan seleksi bagi
responden yang mengakses kuesioner online tersebut, sehingga metode pemilihan
responden menjadi purposive dengan dua kriteria, yaitu responden adalah
konsumen yang pernah membeli produk minuman cokelat Chocofaza serta
mengakases media sosial Chocofaza. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 95 orang.
15
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pihak Chocofaza.
Selain itu, dilakukan juga penyebaran kuesioner yang disebar kepada konsumen
melalui kuesioner online berupa link. Pembuatan kuesioner online menggunakan
aplikasi google drive, dimulai tahap penyusunan pertanyaan hingga penyebaran
alamat url atau link kuesioner online yang disebarkan kepada calon responden.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis
kuantitatif.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui jenis media sosial yang
digunakan dalam pemasaran produk Chocofazaa dan peran media sosial dalam
pemasaran. Hasil dari kuesioner disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana
dengan pengelompokan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh kemudian
dilihat berdasarkan jumlah responden pada jawaban yang sama. Jumlah terbesar
dari setiap hasil merupakan indikator dominan dari masing-masing variabel yang
dianalisis. Analisis ini dipilih karena mampu mendeskripsikan dan
menggambarkan jenis media sosial yang digunakan Chocofaza serta peran media
sosial dalam pemasaran produk Chocofaza.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengukur kinerja atribut e-services
yang dilakukan Chocofaza pada akun media sosialnya. Analisis dilakukan dengan
cara pembobotan pada setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Hasil
pembobotan diukur berdasarkan kriteria penilaian. Berikut rumus pembobotan
menurut Durianto et,al. (2003), kriteria penilaian untuk e-services pada media
sosial.
Rumus pembobotan:
Rata-rata pembobotan =
Penentuan skoring pada kriteria objektif:
Interval (I)
=
= 40%
Skor tertinggi
Skor terendah
= 100%
= 20%
=
16
Range (R)
Kategori (K)
= Skor tertinggi - skor terendah = 80%
= 2 (Kinerja kurang baik dan kinerja baik)
Kriteria penilaian =
-
Skor tertinggi – interval = 100%-40% = 60%
Kinerja kurang baik
Kinerja baik
.
= 20 -60%
= 61-100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Media Sosial yang Digunakan Chocofaza dalam Pemasaran
Pemasaran dan penjualan produk melalui media sosial, menjadi salah satu
strategi pemasaran yang dilakukan oleh Chocofaza untuk memperluas pasar. Hal
tersebut juga didasari bahwa saat ini banyak konsumen yang menginginkan
belanja secara praktis tanpa harus pergi ke toko langsung. Perilaku tersebut terjadi
seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang memberikan kemudahan
bagi konsumen untuk memperoleh suatu produk. Banyaknya konsumen yang
menggunakan media sosial juga mendukung terjadinya proses pemasaran dan
penjualan Chocofaza secara online. Pemasaran dan penjualan dengan cara ini
selain dapat menguntungkan Chocofaza, juga menguntungkan konsumen dalam
proses membeli produk Chocofaza menjadi lebih mudah.
Sejak awal, Chocofaza telah menggunakan media sosial online sebagai salah
satu media untuk memperkenalkan produknya kepada publik. Media sosial
pertama yang digunakan Chocofaza untuk memasarkan produknya adalah
facebook. Melalui facebook, Chocofaza dapat dikenal oleh banyak orang terutama
oleh mahasiswa IPB. Pemasaran produk tersebut dilakukan melalui forum
pengusaha mahasiswa IPB. Forum tersebut memfasilitasi Chocofaza untuk
mempromosikan produknya kepada banyak orang.
Seiring dengan banyaknya media sosial baru yang dapat dimanfaatkan untuk
pemasaran, saat ini beberapa media sosial yang digunakan oleh Chocofaza yaitu
facebook, instagram, twitter, blackberry messenger, line, dan whatsapp. Fungsi
setiap media sosial tersebut dalam memasarkan produk Chocofaza berbeda-beda.
Karena, setiap jenis media sosial yang digunakan memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Penggunaan media sosial disesuaikan dengan
fitur yang dimiliki oleh setiap jenis media sosial tersebut. Perbedaan fitur dan
pemanfaatan setiap fitur pada jenis media sosial yang digunakan Chocofaza dalam
pemasaran dapat dilihat pada Tabel 4.
17
Tabel 4 Jenis media sosial dan pemanfaatan fiturnya dalam pemasaran Chocofaza
Jenis Media Sosial
Facebook
Instagram
Fitur
Foto
Text
Video
Komentar
Fan page
Foto
Caption
Video
Komentar
Blackberry
Messenger
Whatsapp
Line
Broadcast
Personal Chat
Personal Chat
Personal Chat
Manfaat
Menampilkan gambar mengenai produk
Mendeskripsikan produk
Menampilkan produk dengan gerakan dan audio
Ruang tanya jawab antara Chocofaza dengan calon
konsumen atau konsumen
Membuat grup
Menampilkan gambar mengenai produk
Mendeskripsikan produk
Menampilkan produk dengan gerakan dan audio
Ruang tanya jawab antara Chocofaza dengan calon
konsumen atau konsumen
Menyebarkan informasi produk kepada banyak orang
secara personal dengan waktu yang bersamaan
Komunikasi personal
Komunikasi personal
Komunikasi personal
Konten yang ditampilkan serta fungsi pada setiap media sosial tersebut
berbeda sesuai dengan fitur yang dimiliki. Misalnya pada media sosial facebook
dan instagram. Fitur yang mendukung dalam pemasaran adalah teks, gambar, dan
video. Sehingga fitur tersebut mendukung Chocofaza untuk dapat
menginformasikan produk lebih detail. Sehingga facebook dan instagram adalah
media sosial yang efektif sebagai media pemasaran. Sedangkan untuk komunikasi
personal dengan konsumen, misalnya pemesanan, konfirmasi pembayaran, hingga
konfirmasi produk yang sudah sampai ke konsumen, media sosial yang digunakan
adalah blackberry messenger, line, dan whatsapp. Chocofaza juga mempunyai
website yang digunakan sebagai media pemasaran. Namun, website tersebut
jarang diperbarui untuk menyampaikan informasi kepada publik. Sehingga
informasi yang disampaikan melalui website masih sedikit.
Hingga saat ini, berdasarkan pada fitur yang mendukung dalam pemasaran
produk Chocofaza, media sosial yang paling aktif dan efektif digunakan untuk
menginformasikan produk pada publik adalah facebook dan instagram. Pada akun
media sosial tersebut, Chocofaza aktif melakukan update (memperbarui
informasi) sebanyak tiga kali dalam sehari dengan mengupload gambar produk
disertai dengan quotes dan deskripsi tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk terus
dapat memberikan informasi mengenai produk. Isi informasi yang disampaikan
melalui media sosial tersebut adalah varian produk, harga produk, keunggulan
produk, diskon, cara memesan, cara membayar, serta sistem pengiriman.
Sedangkan media sosial yang aktif digunakan untuk komunikasi personal
dengan konsumen atau calon konsumen adalah line, whatsapp, dan blackberry
messenger. Fitur yang terdapat pada media sosial tersebut mendukung Chocofaza
melakukan komunikasi lebih personal dengan konsumen atau calon konsumen,
mulai dari tanya jawab mengenai produk, pemesanan produk, konfirmasi
pembayaran, hingga konfirmasi produk yang sudah sampai ke konsumen.
Selain itu, media sosial yang aktif digunakan Chocofaza dalam pemasaran
dapat dilihat dari sisi konsumen yang mengakses media sosial Chocofaza.
Berdasarkan pada konsumen Chocofaza, dapat dilihat pola penggunaan jenis
media sosial Chocofaza oleh konsumen. Pola tersebut dilihat menurut penggunaan
media sosial yang dijadikan sebagai sumber informasi mengenai Chocofaza.
18
Jumlah konsumen menurut jenis media sosial Chocofaza yang menjadi sumber
informasi dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jenis media sosial Chocofaza yang digunakan sebagai sumber informasi produk
menurut jumlah pengguna
Jenis Media Sosial
Instagram
Facebook
Lainnya
Total
Jumlah pengguna
n
60
32
3
95
%
63.2
33.7
3.2
100
Sebagian besar konsumen memanfaatkan media sosial Instagram media
untuk memperoleh informasi mengenai Chocofaza. Hal tersebut berkaitan dengan
fitur yang dimiliki Instagram yang mendukung tampilan teks, gambar, bahkan
video, untuk menyampaikan informasi. Sehingga konten tersebut dapat menarik
responden untuk mengetahui informasi mengenai produk. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa instagram efektif untuk dapat menyampaikan pesan dari
pemasar kepada konsumen. Melalui media sosial tersebut, pesan lebih mudah
disampaikan dengan jelas serta dapat diakses oleh banyak orang.
Peran Media Sosial dalam Pemasaran Chocofaza
Media sosial mempunyai peran dan manfaat dalam pemasaran produk
Chocofaza sebagai salah satu usaha yang masih berskala mikro. Salah satu konsep
pemasaran yang utama adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran bertujuan
untuk mendapatkan respon dari konsumen ataupun dari calon konsumen. Bauran
pemasaran yang paling sederhana adalah 4P (product, price, place, dan
promotion). Pada media internet, bauran pemasaran tersebut dikenal dengan emarketing mix 4 e-Ps. Melalui media sosial, Chocofaza dapat menyampaikan
bauran pemasarannya sebagai informasi bagi konsumen dan calon konsumen
mengenai produk. Bauran pemasaran yang disampaikan adalah produk, harga,
promosi, serta distribusi produk.
Melalui media sosial, Chocofaza dapat membangun komunikasi pemasaran
antara Chocofaza dengan konsumen. Komunikasi tersebut bertujuan untuk
membangun hubungan dengan konsumen, sehingga dapat menambah nilai
pemasaran bagi konsumen. Adanya komunikasi antara Chocofaza dengan
konsumen, membuat konsumen memperhatikan bauran pemasaran lektronik yang
dibuat dan ditawarkan Chocofaza kepada konsumen. Pada Tabel 6 menunjukkan
bauran pemasaran yang paling banyak menjadi perhatian konsumen.
19
Tabel 6 Informasi yang diperhatikan pada jenis media sosial menurut jumlah konsumen
yang mengkases
Informasi
Produk
Harga
Promosi
Instagram
Facebook
n
%
n
%
29 30.5
19
20.0
19 20.0
8
8.4
12 12.6
5
5.3
Total (%)
Lainnya
n
%
3
3.2
0
0
0
0
Total (%)
53.7
28.4
17.9
100
Pada tabel 6 menunjukkan bahwa informasi mengenai bauran produk adalah
yang paling banyak menjadi perhatian konsumen mengenai Chocofaza. Atribut
bauran produk yang ditawarkan kepada konsumen dan diinformasikan melalui
media sosial yaitu varian rasa, kemasan, petunjuk atau saran penyajian,
komposisi, legalitas produk, serta jaminan mutu.
Konsep bauran pemasaran secara electronic ini mendukung strategi eproduct untuk dapat disampaikan kepada konsumen ataupun calon konsumen.
Melalui media sosial, Chocofaza menyampaikan atribut produk secara detail.
Sehingga konsumen dapat melihat dan menilai atribut tersebut lebih mudah, lalu
membandingkan produk dengan produk lain yang sejenis. Sehingga informasi
atribut produk pada media sosial dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelian
produk oleh konsumen.
Banyaknya konsumen yang fokus pada informasi bauran produk sebagai
informasi yang paling menjadi perhatian konsumen, juga berkaitan dengan fitur
yang terdapat pada facebook dan instagram. Fitur pada kedua media sosial
tersebut mendukung gambar dan video yang dapat menampilkan produk lebih
detail. Sehingga, produk yang ditawarkan diinfomasikan melalui gambar untuk
dapat menarik konsumen dan calon konsumen.
Informasi bauran harga berada pada urutan kedua sebagai informasi yang
menjadi perhatian konsumen. Atribut harga yang disampaikan melalui media
sosial adalah harga setiap ukuran dan bentuk kemasan produk. Karena, informasi
mengenai harga produk menjadi informasi yang penting bagi konsumen atau
calon konsumen untuk membeli produk. Melalui media sosial, konsumen dapat
membandingkan harga produk sejenis dengan mudah. Sehingga, menyampaikan
bauran harga menjadi strategi yang sangat penting bagi Chocofaza dalam meraih
pasar. Bauran pemasaran lain yang dapat disampaikan melalui media sosial adalah
bauran promotion (promosi), namun informasi mengenai bauran promosi melalui
media sosial tidak terlalu menarik bagi konsumen atau calon konsumen, karena
konsumen Chocofaza lebih tertarik pada atribut produk yang berbeda atau
memiliki keunikan dengan produk lainnya.
Bauran pemasaran lainnya adalah place (distribusi) produk hingga sampai
kepada konsumen. Media sosial berperan dalam memperluas pasar bagi
Chocofaza. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan lokasi geografis konsumen
Chocofaza yang tersebar di berbagai wilayah pada Tabel 7.
20
Tabel 7 Sebaran wilayah konsumen Chocofaza
Jumlah Konsumen
n
%
5
5.3
38
40.0
52
54.7
95
100
Wilayah
Kota Bogor
Kabupaten Bogor
Luar Bogor
Total
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa konsumen Chocofaza banyak berdomisili
di luar Bogor. Lokasi konsumen tersebut menunjukkan bahwa produk Chocofaza
dapat didistribusikan kepada konsumen yang berada di luar lokasi usaha
Chocofaza yang berada di Parung, Kabupaten Bogor. Hal tersebut juga berkaitan
dengan media sosial yang dapat diakses oleh banyak orang tanpa terbatas oleh
tempat. Selain itu, sebaran lokasi wilayah konsumen Chocofaza dapat dilihat
berdasarkan pada rata-rata jarak konsumen dari lokasi usaha Chocofaza, terdapat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Rata-rata jarak (kilometer) wilayah konsumen dari lokasi usaha Chocofaza
Wilayah
Kota Bogor
Kabupaten Bogor
Luar Bogor
n
5
38
52
Rata-rata Jarak (km)
33.42
31.62
438.22
Tabel 8 menunjukkan jarak konsumen dari lokasi usaha Chocofaza.
Berdasarkan jarak tersebut, media sosial berperan dalam memasarkan produk
secara lebih luas ke berbagai daerah, serta menjangkau konsumen yang berada
jauh dari lokasi usaha Chocofaza yang berada di Parung, Kabupaten Bogor. Hal
tersebut menunjukan bahwa media sosial berperan untuk memperluas pasar bagi
Chocofaza. Penerapan bauran place (distribusi) produk Chocofaza kepada
konsumen tidak terbatas oleh lokasi dan jarak. Konsumen yang berada jauh dari
lokasi usaha dapat memperoleh produk dengan sistem pengiriman produk ke
lokasi konsumen berada. Pendistribusian produk Chocofaza juga tidak terbatas
oleh waktu. Konsumen kapan saja dapat memesan produk, lalu melakukan
transaksi pembayaran, hingga akhirnya barang dapat diterima oleh konsumen.
pada penelitian ini, lokasi konsumen yang berjarak paling jauh dari lokasi usaha
yaitu berada di Samarinda, Kalimantan Timur, diilustrasikan pada Lampiran 2.
Salah satu konsep pemasaran dalam bauran promosi, adalah pengendalian
komunikasi untuk menjangkau target pasar. Komunikasi pemasaran ini dilakukan
Chocofaza melalui media sosial yang digunakan. Chocofaza melakukan beberapa
cara komunikasi pemasaran, yaitu advertising dan direct marketing. Kedua cara
tersebut merupakan salah satu strategi dalam bauran promosi yang dilakukan
Chocofaza melalui media sosial kepada publik. Pada Tabel 9 dapat dilihat
komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan konsumen Chocofaza.
21
Tabel 9 Komunikasi pemasaran yang paling diperhatikan menurut konsumen pada jenis media
sosial yang digunakan
Cara komunikasi
promosi
Advertising
Direct Marketing
bauran
Instagram
Facebook
Lainnya
n
n
n
2
1
%
53
55.8
7
7.4
Total (%)
28
4
%
29.4
4.2
%
2.1
1.1
Total (%)
87.3
12.7
100
Berdasarkan pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa konsumen dapat menerima
komunikasi bauran promosi yang disampaikan Chocofaza melalui media sosial.
Sebagian besar responden menerima komunikasi pemasaran produk dengan cara
advertising (periklanan), cara ini dilakukan Chocofaza dengan memperbarui
informasi mengenai produk atau dalam istilah media sosial dikenal dengan nama
update atau posting. Chocofaza memperbarui informasi melalui gambar produk
yang dibuat menarik, agar calon konsumen tertarik pada produk. Gambar produk
yang diperbarui disertai dengan catatan yang ditulis secara menarik sesuai dengan
gambar yang diupload. Cara komunikasi bauran promosi dengan advertising,
berbeda dengan periklanan secara konvensional yang mengharuskan perusahaan
untuk membayar biaya iklan yang cukup besar. Update informasi melalui media
sosial tidak mengeluarkan biaya yang besar bahkan bebas biaya. Karena
periklanan melalui media sosial, khususnya facebook dan instagram sebagai
media yang efektif digunakan, hanya memerlukan data internet. Komunikasi cara
ini efektif untuk menyebarkan informasi mengenai produk lebih luas, namun
dengan biaya yang relatif kecil.
Selanjutnya adalah promosi dengan direct marketing, yaitu komunikasi
yang dilakukan secara personal kepada konsumen atau calon konsumen dengan
cara pesan langsung dari Chocofaza. Cara tersebut dilakukan agar mendapatkan
tanggapan langsung dari mereka. Mengirim pesan secara langsung dapat
dilakukan dengan menggunaka fitur direct message yang etrdapat pada media
sosial facebook, instagra, whatsapp, line, dan blackberry messenger. Cara
komunikasi bauran promosi dengan direct marketing melalui media sosial kurang
menarik bagi konsumen hal tersebut juga terkait dengan fitur pada facebook dan
instagram yang lebih menarik dengan menampilkan teks, gambar, serta video
dibandingkan dengan pesan secara personal. Sehingga kebanyakan konsumen
lebih tertarik pada cara advertising.
Secara umum dalam konsep pemasaran, media sosial berperan dalam
strategi pemasaran yang ditawarkan oleh Chocofaza. Terutama bauran pemasaran
produk, harga, promosi, dan distribusi. Keempat bauran pemasaran tersebut dapat
disampaikan Chocofaza kepada konsumen. Hal tersebut dapat membantu
Chocofaza untuk mencapai target konsumen serta memperluas pasarnya dalam
industri minuman cokelat bubuk instan. Terlihat dari respon konsumen terhadap
bauran pemasaran Chocofaza, terutama dalam distribusi produk kepada konsumen
yang tidak terbatas oleh lokasi dan jarak antara produsen dengan konsumen.
Selain berperan dalam strategi pemasaran, media sosial juga memberikan
manfaat untuk pemasar maupun konsumen. Bagi Chocofaza, manfaat dari media
sosial dalam pemasaran produknya adalah memudahkan Chocofaza untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan konsumen, media sosial efektif untuk
22
memasarkan produk, memudahkan Chocofaza untuk mengetahui konsumen atau
pelanggannya, menghemat biaya pemasaran, memudahkan Chocofaza untuk
melakukan evaluasi. Selain dilihat dari sisi pemasar, manfaat media sosial dilihat
dari sisi konsumen, berdasarkan pada persepsi konsumen terhadap pemasaran
yang dilakukan Chocofaza. Dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Manfaat media sosial dalam membeli Chocofaza menurut konsumen pada media
sosial
Manfaat
Efisien waktu
Mudah mencari informasi
Transaksi mudah
Fleksibel
Kualitas informasi terpercaya
Instagram
n
%
29
30.5
46
48.4
20
21.1
25
26.3
34
35.8
Facebook
n
18
25
12
14
19
%
18.9
26.3
12.6
14.7
20.0
Lainnya
n
2
3
1
2
1
%
2.1
3.2
1.1
2.1
1.1
Manfaat media sosial yang dirasakan konsumen dalam membeli produk
Chocofaza adalah efisien waktu, mudah mencari informasi, mudah bertransaksi,
fleksibel, serta kualitas informasi yang disampaikan terpercaya. Berdasarkan tabel
tersebut, manfaat yang dirasakan oleh kebanyakan konsumen Chocofaza melalui
media sosial adalah mudah mencari informasi mengenai produk. Karena pada
dasarnya media sosial adalah media informasi bagi publik, sehingga informasi
mengenai produk mudah dicari konsumen melalui media sosial Chocofaza.
Konsumen dapat mencari berbagai informasi, mulai varian rasa, harga, cara
membeli, hingga informasi mengenai promosi produk.
Manfaat lain dari media sosial adalah kualitas informasi yang disampaikan
melalui media sosial dapat dipercaya. Konsumen Chocofaza merasa yakin dan
percaya dengan informasi produk yang disampaikan pada media sosial Chocofaza.
Karena informasi yang disampaikan disertai dengan gambar produk, deskripsi
produk, kontak personal yang dapat dihubungi, serta adanya bukti produk yang
dijual dan dipasarkan. Sehingga kualitas informasi yang disampaikan terpercaya.
Sedangkan manfaat efisien waktu dilihat berdasarkan pada proses berbelanja
secara online yang cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama. Transaksi
pembelian dan pembayaran yang dilakukan dalam proses jual beli juga lebih
mudah, karena dapa dilakukan dimana dan kapan saja. Selain itu, media sosial
lebih fleksibel dalam berbelanja, karena berkaitan dengan ketersediaan waktu
konsumen untuk berbelanja. Sehingga, konsumen tidak perlu datang dan
berbelanja langsung ke lokasi usaha Chocofaza.
Manfaat yang dirasakan oleh konsumen juga berkaitan dengan perilaku
konsumen yang saat ini mengalami perubahan. Berdasarkan Suryani (2013),
beberapa perilaku konsumen pada era internet saat ini cenderung berorientasi pada
hasil, berperilaku konsumtif, serta menyukai komunikasi melalui teks dan jejaring
sosial. Sama halnya seperti konsumen Chocofaza yang mencari informasi produk
melalui media sosial, menginginkan kemudahan dalam berbelanja dan
memperoleh produk tanpa harus pergi langsung ke tempat Chocofaza.
23
Kelemahan Media Sosial dalam Pemasaran
Selain memiliki peran dan manfaat dalam pemasaran, media sosial juga
memiliki kelemahan dalam hal pemasaran. Kelemahan pemasaran melalui media
sosial dapat dilihat dari sisi pemasar dan juga dari sisi konsumen sebagai media
berbelanja online. Jika dilihat dari sisi pemasar (Chocofaza), kelemahan media
adalah risiko terjadinya plagiarisme. Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab
yang mengatasnamakan suatu produk, karena hak cipta dan privasi gambar produk
pada media sosial kurang terjamin. Kelemahan lainnya adalah jika pemasaran
produk melalui media sosial tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan citra
yang tidak baik bagi Chocofaza. Selain itu, terkadang adanya perbedaan persepsi
antara informasi yang disampaikan oleh pihak Chocofaza dengan yang diterima
konsumen.
Sedangkan jika dilihat dari sisi konsumen, sebagian besar responden pernah
mengalami pengalaman mengecewakan dalam berbelanja online. Sebanyak 78
responden atau 82.1 persen pernah mengalami kekecewaan berbelanja online. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa pemasaran melalui media sosial juga memiliki
kelemahan. Kekecewaan yang dialami responden dalam pembelian secara online
cukup beragam. Sebanyak 92.3 persen dari 78 responden yang mengalami
kekecewaan membeli online adalah fisik produk yang diterima berbeda dengan
gambar yang ditampilkan pada media sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pemasaran melalui media sosial, konsumen tidak dapat melihat produk secara
langsung sebelum membeli. Selain ketidaksesuaian produk, sebanyak 6.4 persen
responden pernah mengalami keterlambatan produk yang sampai hingga ke
tangan mereka. Sedangkan 1.3 persen responden pernah mengalami penipuan saat
berbelanja online. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pada media sosial rentan
terjadi penipuan, karena tidak adanya jaminan produk hingga dapat diterima oleh
konsumen. Selain itu, karena kebanyakan toko online tidak memiliki toko offline
konsumen akan berisiko terkena penipuan oleh penjual yang tidak bertanggung
jawab.
Bagi pihak pemasar, hal tersebut menjadi suatu tantangan dalam pemasaran.
Pihak pemasar, khususnya Chocofaza harus dapat memberikan kepercayaan
penuh kepada konsumen mengenai produk yang dipasarkan. Karena setiap orang
dapat mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial. Hal tersebut akan
menimbulkan feedback negatif bagi pemasar. Pada penelitian ini, sebesar 43.6
persen responden yang pernah mengalami kekecewaan belanja online akan
melakukan komplain kepada pihak pemasar melalui media sosial. Selain itu,
sebanyak 37.2 persen responden tidak akan membeli ulang produk kepada
pemasar yang sama.
Kinerja Atribut E-Services pada Media Sosial Chocofaza
Salah satu konsep dalam pemasaran media sosial, atau yang disebut
dengan social media marketing adalah kualitas atribut electronic services.
Pelayanan yang diberikan pada konsumen dalam pemasaran melalui media sosial
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pemasar. Pada penelitian ini,
kinerja atribut e-services diukur berdasarkan penilaian konsumen pada media
sosial Chocofaza yang ditunjukkan pada Tabel 11.
24
Tabel 11 Rata-rata penilaian konsumen terhadap kinerja atribut E-Services
Chocofaza
Atribut E-Services
Rata-rata penilaian
Reliabilitas Konten
Kepercayaan
Ketanggapan
Popularitas
Desain
76.4
78.0
78.4
70.9
80.7
Berdasarkan pada atribut kualitas e-services yang dilakukan oleh
Chocofaza, desain adalah atribut yang dinilai paling tinggi oleh konsumen.
Karena desain yang baik akan dapat menarik konsumen. Media sosial
memfasilitasi fitur yang mendukung untuk menampilkan produk agar terlihat
lebih menarik. Fitur media sosial dapat memberikan informasi lebih jelas melalui
teks, gambar, audio, dan video. Atribut lain yang dinilai tinggi oleh konsumen
adalah ketanggapan. Hal tersebut karena media sosial menyediakan wadah
komunikasi timbal balik yang efektif antara Chocofaza dengan konsumen.
Melalui media sosial, Chocofaza responsif terhadap keluhan yang disampaikan
konsumen.
Atribut kepercayaan dan reliabilitas juga menjadi atribut yang mendapatkan
penilaian cukup dari konsumen. Kedua atribut tersebut menunjukkan bahwa
reliabilitas dan kepercayaan sangat penting dibangun oleh pemasar kepada
konsumen. Sehingga, calon konsumen yang akan membeli produk tidak
meragukan produk yang dipasarkan melalui media sosial. Sedangkan atribut eservices yang mendapatkan penilaian terendah berdasarkan persepsi konsumen
adalah popularitas. Popularitas pada media sosial meliputi ulasan atau electronic
word of mouth (E-WOM) mengenai Chocofaza pada media sosial, serta frekuensi
update informasi yang dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Chocofaza
belum menjadi produk yang menjadi topik pembicaraan populer di media sosial.
Kinerja tersebut menunjukkan bahwa konsumen dapat menerima informasi
dan komunikasi pemasaran yang disampaikan oleh Chocofaza melalui media
sosialnya. Sehingga, hal tersebut menunjukan bahwa kinerja atribut e-services
yang dilakukan Chocofaza melalui media sosial telah mencapai penilaian baik
bagi konsumen. Kinerja e-services yang baik sangat diperlukan dalam pemasaran
melalui media sosial, hal tersebut bertujuan untuk membangun komunikasi dan
relasi yang baik dengan konsumen.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diambil simpulan bahwa media
sosial yang efektif digunakan sebagai media pemasaran oleh pelaku usaha
khususnya Chocofaza adalah facebook dan instagram. Berdasarkan pada fitur
25
yang dimiliki masing-masing media sosial, Chocofaza menggunakan facebook
dan instagram sehingga produk dapat ditampilkan dan dipublikasikan dengan
tampilan yang lebih menarik. Sebagai salah satu media berbasis internet, media
sosial berperan dalam mengkomunikasikan bauran pemasaran Chocofaza kepada
konsumen. Bauran pemasaran yang ditawarkan Chocofaza melalui media sosial
meliputi product, price, promotion, dan place. Melalui media sosial, bauran
promotion dapat dikomunikasikan dengan cara advertising dan direct marketing.
Pada bauran place (distribusi), Chocofaza dapat didistribusikan kepada konsumen
yang berada jauh dari lokasi usaha. Sehingga, peran media sosial adalah untuk
memperluas pasar tanpa terbatas lokasi dan jarak antara konsumen dengan
pemasar. Berdasarkan pada skala usaha, media sosial tidak hanya dapat digunakan
oleh perusahaan-perusahaan dengan skala usaha besar. Namun, usaha dengan
skala mikro dengan jenis produk tertentu juga dapat menggunakan media sosial
dalam strategi pemasaran produknya untuk membantu usaha dalam memperluas
pasarnya.
Kinerja atribut e-services yang dilakukan Chocofaza secara keseluruhan
sudah mencapai kategori baik. Dilihat dari atributnya, desain adalah atribut
mendapat penilaian yang paling tinggi dari konsumen. Karena desain atau
tampilan yang disajikan Chocofaza mengenai produknya dapat menarik
konsumen. Sedangkan atribut dengan penilaian terendah dari konsumen adalah
popularitas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Chocofaza belum menjadi
produk yang menjadi topik perbincangan.
Saran
Social media marketing yang dilakukan oleh Chocofaza dapat membantu
perusahaan dalam memperkenalkan dan memperluas pasar tanpa dibatasi oleh
waktu dan tempat. Sehingga, saran yang dapat diberikan adalah:
1. Menurut hasil penelitian dapat diketahui bahwa masing-masing jenis media
sosial memiliki kelebihan dan kekurangan. Melalui media sosial tersebut,
Chocofaza harus melakukan inovasi untuk memperbarui informasi dengan
tampilan dan konten yang lebih menarik. Selain itu, Chocofaza sebaiknya
membuat sistem jaringan online yang lebih luas. Jaringan online yang dapat
dibuat misalnya website. Dalam website Chocofaza dibuat sistem berbelanja
online yang terintegrasi satu dengan yang lainnya. Website tersebut dijadikan
sebagai pusat informasi dan media untuk berbelanja online bagi konsumen.
Sehingga diharapkan mampu memudahkan konsumen dalam membeli dan
memperoleh produk.
2. Media sosial sebagai media komunikasi bauran pemasaran, yang berperan
dalam mengkomunikasikan bauran promosi, sebaiknya dibuat lebih menarik.
Misalnya dengan menggunakan endorse artis ternama. Selain promosi,
bauran produk juga harus tetap diperhatikan. Chocofaza harus terus menjaga
kualitas produk, agar konsumen tidak kecewa dengan produk yang mereka
konsumsi. Hal tersebut untuk menghindari keluhan konsumen pada media
sosial yang dapat berdampak pada citra Chocofaza. Selain itu, Chocofaza
harus dapat memanejemen keluhan atau komentar konsumen pada media
sosial dengan memberikan sarana atau wadah khusus untuk kritik dan saran.
26
3. Kualitas atribut e-services yang diberikan Chocofaza pada media sosial
sebaiknya ditingkatkan, agar penilaian dan persepsi konsumen dapat
mencapai angka maksimum. Pada atribut desain, konten informasi yang
disampaikan pada media sosial dibuat dengan desain dan gaya penulisan yang
semakin menarik agar konsumen ingin mencoba produk. Misal, desain dibuat
ala korea atau mengikuti gaya desain terkini. Atribut lain yang masih perlu
ditingkatkan adalah popularitas, cara yang dilakukan bisa dengan mengajak
konsumen untuk memberikan ulasan dan testimoni mengenai produk melalui
media sosial, sehingga produk menjadi salah satu trending topic pada media
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2013. Survei Penggunaan
Internet Sektor Bisnis 2013 [internet]. [diunduh pada 2016 Februari 11].
Tersedia
pada
:
https://www.apjii.or.id/content/read/39/28/SurveiPenggunaan-Internet-Sektor-Bisnis-2013
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2014. Profil Pengguna Internet
Indonesia 2014 [internet]. [diunduh pada 2016 Februari 11]. Tersedia pada :
https://apjii.or.id/content/read/39/27/PROFIL-PENGGUNA-INTERNETINDONESIA-2014
Boone LE. Kurtz DL. 2011. Contemporary Marketing 16th Edition. USA :
Cengage Learning
[Dinas UMKM Bogor]. 2015. Daftar UMKM [Internet]. [diunduh 2016 April 15].
Tersedia pada: https://umkm.sau.id/umkmmember/dashboard/
Durianto D. Sugiarto. Widjaja AW. Supratikno H. 2003. Invasi Pasar dengan
Iklan yang Efektif. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Engel JF. Blackweel RD. Winiard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6.
Buidyanto FX. penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.
Erdogmus IE, Cicek M. 2012. The Impact of Social Media Marketing on Brand
Loyalty. 8th International Strategic Management Conference [internet].
[diunduh 2016 Mei 28]; 58; 1353-1360. Tersedia pada :
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042812045818
Facebook. 2011. About Facebook [Internet]. [diunduh 2016 Juni 25]. Tersedia
pada: https://www.facebook.com/facebook/info?tab=page_info
Forbes LP. Vespoli EM. 2013. Does Social Media Influence Consumer Buying
Behavior/ An Investigation of Recommendations and Purchases. Journal of
Business and Economic Research [Internet]. [diunduh 2016 April 27];
11(2);107-113.
Tersedia
pada:
http://search.proquest.com/openview/8fc3302b3fa97276f33823572cb86527/
1?pq-origsite=gscholar
Hanna R. Rohm A. Crittenden VL. 2011. We’re All Connected: The Power of
The Social Media Ecosystem. Business Horizons [Internet]. [diunduh 2016
Juni
6];
54(3);265-273.
Tersedia
pada:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0007681311000243
Hasan A. 2009. Marketing. Yogyakarta (ID): MedPress.
27
Herman, J. 2014. 5 Ways to Improve Your Instagram Marketing [Internet].
[diunduh
2016
Juni
25].
Tersedia
pada:
http://www.socialmediaexaminer.com/improve-your-instagram-marketing/
Institut Pertanian Bogor. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bogor (ID):
IPB Press.
Ioanas E. Stoica I. 2014. Social Media and Its Impact on Consumet Behavior.
International Journal of Economic Practices and Theories [Internet].
[diunduh 2016 Feb 25]; 4(2): 2247-7225. Tersedia pada: www.ijept.org
Instagram. 2014. About Us [Internet]. [diunduh 2016 Juni 26]. Tersedia pada:
http://instagram.com/about/us/
Johansson U, Wallbeck F.E. 2014. Instagram marketing- When brands want to
reach Generation Y with their communication. The International Marketing
Programme [Internet]. [diunduh 2016 Juni 07]. Tersedia pada www.divaportal.org/smash/.../FULLTEXT01.pdf
Lee GG, Lin HF. 2005. Consumer Perception of E-Service Quality in Online
Shopping. International Journal of Retail and Distribution Management
[Internet]. [diunduh 2016 Juni 20]; 33(2):161-176. Tersedia pada :
https://www.researchgate.net/journal/09590552_International_Journal_of_Retail_Distribution_Management
Kamiruddin A.2016. Pengguna Aktif Instagram di Indonesia Capai 22 juta.
[Internet].
[diunduh
2016
Juni
07].
Tersedia
pada:
https://dailysocial.id/post/pengguna-aktif-instagram-di-indonesia-capai-22juta
Kerin RA. Hartley SW. Rudelius W. 2013. Marketing. New York (US): McGrawHill Irwin.
Kotler P. Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Sabran B. penerjemah;
Maulana A. Barnadi D. Hardani W. editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.
Terjemahan dari : Principles of Marketing. Ed ke-12.
Kurniawan H. 2015. Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi
Batik Solo “Inasinul” [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Laksana F. 2008. Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID):
Graha Ilmu.
Leerapong A. Mardjo A. 2013. Applying Diffusion of Innovation in Online
Purchase Intention through Social Network: A Focus Group Study of
Facebook in Thailand. Information Management and Business Review
[Internet]. [diunduh 2016 April 27]; 5(3);144-154. Tersedia pada:
https://www.researchgate.net/publication/265852067_Applying_Diffusion_
of_Innovation_in_Online_Purchase_Intention_through_Social_Network_A
_Focus_Group_Study_of_Facebook_in_Thailand
Mangold WG. Faulds DJ. 2009. Social Media: The New Hybrid Atributt of The
Promotion Mix. Business Horizons [Internet]. [diunduh 2016 Juni 8]; 52;
357-365.
Tersedia
pada:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0007681309000329
Mardika R. 2015. Analisis Efektivitas Promosi Melalui Media Sosial Terhadap
Peningkatan Volume Penjualan Pada UMKM Kuliner Kota Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nadaraja R, Yazdanifard R. 2013. Social Media Marketing: Advantages and
Disadvantages [Internet]. [diunduh 2016 Februari 25]. Tersedia pada :
28
https://www.researchgate.net/publication/256296291_Social_Media_Market
ing_SOCIAL_MEDIA_MARKETING_ADVANTAGES_AND_DISADVA
NTAGES
Nazir M. 2011. Metode Penelitian. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Pietro LD. Pantano E. 2012. An Empirical Investigation of Social Network
Influence on Consumer Purchasing Decision: The Case of Facebook.
Journal of Direct. Data. and Digital Marketing Practice [Internet].
[diunduh
2016
Juni
8];
14(1);18-29.
Tersedia
pada
:
http://www.ingentaconnect.com/content/pal/dddmp/2012/00000014/000000
01/art00003
Priambada S. 2015. Manfaat Penggunaan Mesia Sosial Pada Usaha Kecil
Menengah (UKM). Di dalam: [tidak diketahui]. Seminar Nasional Sistem
Informasi Indonesia [internet]; 2015 November 2-3. Bogor (ID): [penerbit
tidak diketahui]. Hlm 1-6; [diunduh 2016 Februari 16]. Tersedia pada:
is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/file/download_file/1547
Purwanto D. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta (ID): Penerbit
Erlangga.
Rangkuti F. 2009. Mengukur Efektivitas program Promosi dan Analisis Kasus
Menggunakan SPSS. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Sharma S. Rehman A. 2012. Assesing The Impact of Web 2.0 on Consumer
Purchase Decisions: Indian Perspective. International Journal of Marketing
and Technology [Internet]. [diunduh 2016 Juni 9]; 2(7);125-139. Tersedia
pada:http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijmt&volume=2&
issue=7&article=009
Strauss & Frost. 2011. E-Marketing Sixth Edition. Pearson : New Jersey
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia
Indonesia.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta (ID): Andi Offset
Sumarwan U. 2014. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Sunyoto D. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
Yogyakarta (ID): CAPS.
Suryani T. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Yogyakarta (ID): Graha
Ilmu.
Yogesh F. Yesha M. 2014. Effect of Social Media on Purchase Decision. Pacific
Business Review International [Internet]. [diunduh 2016 Feb 25]; 6(11);
(lokasi tidak diketahui). Tersedia pada: www.pbr.co.in/May2014/9.pdf
Yusra Y.2016. Riset TNS: Generasi Terpelajar Dominasi Pengguna Instagram di
Indonesia. [Internet]. [diunduh 2016 Juni 07]. Tersedia pada
https://dailysocial.id/post/riset-tns-generasi-terpelajar-dominasi-penggunainstagram-di-indonesia/
Zarrella D. 2010. The Social Media Marketing Book. Canada (CA). O’Reily
Media. Inc.
29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Istilah-istilah yang digunakan dalam media sosial sosial
Istilah
Arti
Pengguna yang tertarik pada suatu akun dan ingin mengikuti setiap
Follower
informasi yang diupdate.
Comment Ruang untuk memberikan komentar
Caption
Tulisan berupa catatan singkat mengenai deskripsi suatu gambar.
Hashtag
Penandaan pada kata atau gambar agar mudah dicari.
Update
Memperbaharui informasi.
Posting
Mengunggah informasi yang diupdate.
Electronic
Penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain (dari mulut ke mulut),
Word of
melalui media elektronik.
Mouth
Lampiran 2 Ilustrasi peta jarak konsumen di Samarinda, Kalimantan Timur dari
lokasi usaha Chocofaza di Parung, Kabupaten Bogor
30
Lampiran 3 Tampilan halaman utama facebook Chocofaza
Lampiran 4 Tampilan gambar produk pada facebook Chocofaza
31
Lampiran 5 Tampilan utama Instagram Chocofaza
Lampiran 6 Tampilan gambar produk pada Instagram Chocofaza
32
Lampiran 7 Daftar usaha mikro bidang kuliner di Bogor yang menggunakan media sosial
No
Nama UMKM
1
150 Eatery
2
Abon Cabe Noori
3
Allucads
4
Arthentic Coffee &
Pattiserie
5
Ayam Cacah
6
Ayam Galau
9
Ayam Goreng
Maulagie
Ayam Suwir
Kentung
Ayam Terbank 27
10
Ayam_Samara
11
Bahagia7
7
8
12
13
14
Baked & Brewed
Coffee
Bakpao Taleus
Bakso Hegar Taman
Topi
15
Basian Addict
16
Bitten By You
17
Boga Bogor
18
Bogana Pa Gendoet
19
Box To Go
20
Brown Corner Cafe
21
Brownci
Media sosial yang
digunakan
Instagram
Instagram, Facebook
Alamat
Jln. Achmad Adnawijaya No
150
Jl. Ciwaringin Gg. H. Basir
RT. 02 RW. 10, Bogor
Jln. Achmad Adnawijaya No
110
Papertown Building Jln.
Instagram
Pandu Raya no 107
Jl. H. A. Adna Wijaya / Pandu
Instagram, Facebook
88
Jln Sudirman, Air Mancur,
Instagram
Bogor
Instagram
Instagram, Facebook Jl. Merdeka No 137 Bogor
Jln. Pangeran Sogiri No. 73
Tanah Baru, Bogor
Instagram, Facebook Jln Pandu Raya 141 Bogor
Abesin 47 – Jl. Jend.
Instagram, Facebook
Sudirman Bogor
Jalan Bahagia No. 7 Kedung
Instagram
Badak Baru, Bogor
Jl. Pandu Raya no 151-153
Instagram
Bogor
Instagram, Facebook Jln. Pajajaran 19 Bogor
Instagram, Facebook
Instagram
Jl. Kapten Muslihat Bogor
Rumah Bali, Jln. Pandawa
Raya
Gang Selot / Jln. Kh. Achmad
Instagram
Sobana no 9 Bangbarung Raya
Jl. Duta Pelangi 13 Duta
Instagram, Facebook
Kencana 2, Bogor
Jalan Pahlawan 181
Instagram, Facebook Perumahan Purimas Blok B
No. 3
Gang Selot / Jln. Raya
Instagram
Dramaga
Jln. Semboja No. 16 Kota
Instagram
Paris, Bogor
Instagram
Jl Lodaya I No 4
Instagram
33
22
Bubur Garing
23
24
Burger Up Size
Ceker Bang Gendut
25
Chocofaza
26
Chocolaterie
27
28
29
30
Coffee Combi
Coffee Zone
Culinaire Van Bogor
Cyrano Cafe
31
D’Mini
32
Dabu Dabu Manado
33
DANSICE
34
Dapur Geulis
35
Djamilah
36
DPS Kitchen
37
FlipFlop
38
Gyuutandon
39
HotSpot Sambel
40
41
42
Houpers Cafe
Hulala
Indoramen
43
44
45
Jajanan_Aisyah
Joggets
46
47
Jogurt
Kangbakso
Kanung Bakery
48
Kedai BUS
49
Kedai Jantan
Ruko Depan RS Marzuki
Mahdi / Kontak :
081318017123
Instagram
Jln. Pajajaran No. 21
Instagram
Jl Pajajaran 21 C Bogor
Kontak : 087881061674 /
Instagram, Facebook
089699291277
Papertown Building Jln.
Instagram
Pandu Raya no 107
Instagram
Jl. Pandu Raya no 03
Instagram
Jl. Sancang No. 15D Bogor
Instagram
Jln. Pandu Raya No 61
Instagram
Jl. Suryakencana 126
Foodcourt Jalan Surya
Instagram
Kencana. Bogor
Food Court Lippo Mall Bogor
Instagram
lantai 3
Foodcourt Jalan Surya
Instagram
Kencana. Bogor
Facebook
Jl. Lodaya 2 No. 06 Bogor
Jl Pandawa Raya 26 Ruko
Instagram
Indraprasta, Bogor
Kontak : 082377823388 /
Instagram
74E03373 /
[email protected]
Jln. Kumbang no 1, lodaya
Instagram
Bogor
Instagram
Jln. Pandu Raya No 55, Bogor
Jln. Ibrahim Ajie No. 123,
Instagram
Sindang Barang
Instagram
Jln. Pandu Raya No 190
Instagram
Bogor Trade Mall Lantai 3
Instagram
Jl. Baru, Bogor
Kontak 085692076166 /
Instagram
587CBDA9
Kontak : 08119792255 /
Instagram
joggets.com
Kontak : 085694137733 /
Instagram
57413bob
Instagram
Jl. Dr. Semeru
Instagram
Jl Sedane 23A Empang, Bogor
Jalan Pandu Raya , Indraprasta
Instagram
II
Instagram
Jln Lodaya No 4
Facebook
34
50
Kedai Mierip
Instagram
51
Kedai Mimicucu
Instagram
52
Kepo_in
Instagram
53
Kikiku Zupa Soup
Instagram
54
KKPudding Cake
Instagram
55
Kota Hoedjan
Instagram
56
Lapis Tokyo
Instagram
57
Loopy Corner
Instagram
58
Martavak
Instagram
59
Instagram
Instagram
Jl. RE Abdullah No. 1 C
(Pertigaan Gunung Batu)
Jl Dr. Semeru no 104 Bogor
Jl. Ahmad Sobana, Bantar Jati
No. 73 / Kontak :
081282641018
Jln. Kantor Pos No. 6
Pajajaran Bogor
Jl. Sindang Barang Raya No.
175
Jln. Pandu Raya No 55
Jl. Arzimar I no 14
Instagram
Jln. Mandala Raya, Bogor
Instagram
60
Mie KPK
Mienampol
61
MJ Nasi Kemang
Instagram
62
Momomilk
Instagram
63
64
65
66
Mr. Doch
Mr.Smoothie
Mrscupcakes
Muhakat Katering
Bogor
Instagram
Instagram
67
Nasi Bakar Gembul
68
Naskun Palayu
Instagram
69
Nn_Cake
Instagram
70
Oma Pot
Instagram
71
Orange Resto Bogor
Otaku Sushi Ramen
Bar
Ozaizy Coffee and
Resto
Pancake Durian
D&D
PaoBurger
Instagram
72
73
74
75
Jl. Sinanglingm, Terusan
Pandu Raya, Ceger – Tanah
Baru
Jl Lodaya no 1
JL Pandu Raya / Jl Lodaya no
4
Jl. Yasmin Utara NO 35
Bogor
Jln. Sholeh Iskandar (Ruko
SPBU Permata No. 28
Jl. Pandu Raya No. 63 Bogor
Jl. Teratai VIII No. 11
Yasmin, Bogor
KPP Baranangsiang 3 blok F
no 5 Bogor
Jln. Bangbarung Raya No. 4
Instagram, Facebook
Instagram
Taman Kencana / Kontak :
081284109052
Jl. Palayu Rayu No. 7
Villa Bogor Indah 5 / Kontak :
081281810082
Perum Bogor Baru, Jl. Danau
Kalimutu blok CIII
Jln. Sancang , Babakan
Dekat Kampus Pakuan
Instagram
Jln. Ahmad Yani No. 50
Instagram
Jl. Ahmad Sobana, Bogor
Instagram
Jln. Malabar no 8
35
76
Pastakita
Instagram
77
Pastry Bogor
Instagram
78
Pisang Papoy
Instagram
79
80
Rafita’s cake
Ramenochi
Rijs Hanny’s
Kitchen
Instagram
Instagram
Villa Bogor Indah AA14 NO
2D Bogor
Jl Mesjid II No 4 Empang
Bogor
Depan Roti Venus Sukasari /
Depan SMAN 4 Bogor
Jln. Pandu Raya No 66 Bogor
Jl. Ahmad Yani 2, Bogor
Instagram
Jl. Sukasari I no. 22G, Bogor
82
Salad Bogor
Instagram
Kontak : BBM 515BA28D /
087873578805
83
Sate Beureum Mang
Soleh
Instagram
Jl Raya Tajur no 168B
84
Savant Eat
Instagram
85
Soerabi Bohay
Instagram
81
86
Instagram
87
Sop Buah Pak Ewok
Soto Ibu Rahayu
88
STOP EATRAILER
Instagram
89
Suju Ramen
Instagram
90
Sushi Moii Bogor
Instagram
91
The Cube
Instagram
92
Ti_is
Instagram
93
TiffaFoods
Instagram
94
Toastea
Instagram
95
Urban District
Instagram
96
Waroeng Ngiler
Instagram
97
Warung Gemes
Instagram
98
Warung Kuliner
Instagram
99
Warung RDA
Facebook
Instagram
100 WawFood
Instagram
101 YakitoriGo!
102 Yellow Trux Bogor
Instagram
Instagram
Villa Bogor Indah 2 lok FF3
no 2
Jl. Bangbarung Raya No. 62,
Bogor
Jl. Bukit Tunggul No. 5,
Taman Kencana Bogor
Jln. Pajajaran 117, Bogor
Jl. Pandu Raya dekat FO
Living Room
Jln. Bangbarung Raya no 73
Jl. RE Abdullah (depan mesjid
gunung batu)
Jln. Bangbarung Raya no 38
Jln. Raya Pajajaran (Sebelah
blossom fo)
Kontak : 087874445785
Jln. Cirahayu No. 14
(Samping Botani Square)
JL. Perwira No 47, Bogor
Jln. Raya Wangun Tajur
Ciawi, Bogor
Sebelah Rumah Sakit Melania
Bondongan
Jln. Kolonel Achmad Syam
Jl. Taman Malabar1 Babakan,
Bogor
Bukit Cimanggu City Blok U7
No. 10 Bogor / kontak :
081380809033
Jln. Ahmad Yani 36, Bogor
Jln Dr. Semeru
36
103 YOI Takoyaki
104 You Got Cookies
Instagram
Instagram
Jl. Bangbarung 35 Bogor
Kontak : 082122777724
37
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cianjur pada 18 Desember 1994 dari pasangan Bapak
Yogi Irawan dan Ibu Rohayati. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cilaku Cianjur dan pada tahun yang
sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Undangan dan diterima di Departemen
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah penulis cukup aktif
mengikuti kegiatan organisasi dan beberapa kegiatan kepanitiaan. Penulis
mengikuti organisasi Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA)
pada periode 2013/2014 sebagai staff di Department of Social and Our
Environment Life (D’SOUL) serta sebagai Sekretaris I pada HIPMA periode
2014/2015. Penulis juga mengikuti organisasi mahasiswa daerah, yaitu Himpunan
Mahasiswa Tjiandjur (HIMAT). Penulis juga mengikuti kepanitiaan, beberapa
kegiatan kepanitiaan di antaranya Canvasing IPB HIMAT 2013, Agribusiness
Festival 2014, Sahabat Cilik Agribisnis, dan Mitra Desa.
Download