V. RANCANG BANGUN EXEMIL 1.0 A. Arsitektur Exemil 1.0 Arsitektur Exemil 1.0 menggambarkan struktur dan fungsi komponen-komponen dalam sistem yang saling berkaitan sehingga menghasilkan suatu sistem yang terintegrasi. Arsitektur Exemil 1.0 bila dilihat berdasarkan piramida manajemen dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Piramida Manajemen Exemil 1.0 Dilihat dari gambar di atas, terlihat bahwa EIS (Executive Information System) yang diberi nama Exemil 1.0 ini berada di atas sistem informasi yang menunjang sistem ini, diantaranya sistem informasi tentang wilayah, PPIC, finansial, produksi-konsumsi, marketing, dan peternakan. Keenam sistem informasi ini berada pada level operasional yang akan mendukung sistem yang berada di puncak, yang berada pada level strategis untuk penentuan strategis yaitu sistem informasi eksekutif. Jadi dapat dikatakan sistem informasi eksekutif untuk perencanaan pengembangan agroindustri susu merupakan sistem yang sistem informasi penunjang sistem tersebut. memayungi atau melingkupi Sedangkan arsitektur Exemil 1.0 secara sistematik dapat dilihat pada Gambar 9. Password Cek password Salah “Eksekutif” “Administrator” Antarmuka Administrator Peternakan Pemasaran Pendirian Industri Penentuan Lokasi Perencanaan Produksi Industri Restore database Database Exemil 1.0 Back up database Database Eksternal Antarmuka Eksekutif Pemasaran Pendirian Industri Penentuan Lokasi Perencanaan Produksi Keterangan Proses Database/Penyimpanan Data Pemilihan Laporan/Dokumen Pemasukkan/ Pengentrian Data Secara Manual Gambar 9. Arsitektur sistem dalam Exemil 1.0 40 Sebelum pengguna mengakses Exemil 1.0, maka pengguna akan dihadapkan pada pengisian password (kata kunci). Apabila password yang dimasukkan benar, maka pengguna akan masuk ke menu utama. Terdapat dua tipe pengguna pada Exemil 1.0, yaitu eksekutif dan administrator data. administrator data bertugas memasukkan, memperbaharui, dan mengurangi data pada Exemil 1.0, sehingga data yang ada dalam Exemil 1.0 dapat berubah sesuai dengan perubahan agroindustri susu namun eksekutif tidak dapat melakukan perubahan ataupun penambahan data, para eksekutif hanya dapat melihat perkembangan yang ada melalui laporan Exemil 1.0. Pada tampilan antarmuka eksekutif, tidak seluruh komponen pembentuk Exemil 1.0 ditampilkan karena hanya data-data yang bertipe ringkas pada pelaporannya yang akan ditampilkan untuk Eksekutif. Namun eksekutif juga dapat mengakses informasi lainnya melalui pelaporan informasi manajemen. B. Konfigurasi Model B.1. DFD (Data Flow Diagram) Tahapan pemodelan sistem dalam perancangan sistem informasi berguna untuk memberikan gambaran yang jelas dalam rancang bangun dan penerapan sistem secara fisik kepada pengguna. Pemodelan Exemil 1.0 dilakukan dengan pendekatan berarah fungsi yang terdiri dari pembuatan diagram alir data (data flow diagram/DFD). Diagram alir data merupakan gambaran sistem dalam bentuk jaringan atau grafis, dari sudut pandang data yang diproses, yang mampu menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berlangsung secara paralel. Diagram alir data dibuat secara bertahap untuk memudahkan penggambaran aliran data. Pada pembuatan model Exemil 1.0, diagram alir data dibuat hingga tingkat ketiga. Diagram alir data tingkat 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut dengan sumber dan tujuan data secara jelas. Pada Gambar 10 dapat dilihat diagram alir data tingkat 0 (context diagram). 41 Gambar 10. Diagram Alir Data level 0 (Diagram konteks Exemil 1.0) Pada diagram level 0 ini atau context diagram menggambarkan masukkan informasi yang berasal dari Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistika, Departemen Perindustrian, dan Pustaka. Selanjutnya informasi-informasi tersebut akan diolah dalam sistem informasi eksekutif (Exemil 1.0) yang akan menghasilkan laporan bagi eksekutif. Informasi-informasi yang didapatkan dari sumber-sumber yang ada akan diolah dalam Exemil 1.0, yang terbagi menjadi beberapa proses. Informasi tersebut dikumpulkan kemudian akan disortir dan seleksi sesuai dengan kebutuhan eksekutif dan kelompok data tersebut. selanjutnya informasi akan diolah ke dalam bentuk pemantauan informasi atau perhitungan yang akan dilaporkan hasilnya kepada eksekutf. Proses yang terjadi dalam Exemil 1.0 ini digambarkan dalam DFD level 1 pada Gambar 11. 42 Gambar 11. Diagram Alir Data Level 1 DFD level 1 ini akan dipecah kembali ke dalam DFD level 2. Pada level 2 ini, informasi akan diproses dalam penyeleksian dan pegolahan. Gambar 12a menggambarkan aliran informasi yang terjadi pada penyeleksian dan penyortiran data. Informasi-informasi yang telah didapatkan dari sumber, akan diseleksi dan disortir. Penyeleksian dan penyortiran data akan membagi informasi menjadi dua jenis, yaitu informasi yang dibutuhkan bagi eksekutif sesuai dengan critical success factors dan informasi penunjang atau sistem informasi manajemen, atau informasi tanpa metode critical success factors. Informasi penunjang ini akan langsung menghasilkan laporan details atau lengkap bagi eksekutif. Informasi penunjang tersebut berupa informasi mengenai syarat peternakan yang baik, informasi 43 produsen susu, informasi standar mutu produk susu dan turunannya, informasi proses produksi, dan informasi pohon industri susu. Sedangkan informasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif akan diolah untuk menghasilkan laporan ringkas bagi eksekutif berupa laporan pemantauan. Pada Gambar 12b, aliran informasi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan eksekutif menggunakan metode critical success factors akan diolah untuk menghasilkan laporan pemantauan. Informasi tersebut terdiri dari informasi populasi sapi perah dan jumlah peternakan sapi perah; informasi konsumsi dan produksi; informasi permintaan, ekspor, impor, dan harga; informasi kapasitas perencanaan produksi dan kebutuhan bahan baku; informasi kelayakan finansial dan laba rugi; informasi lokasi pendirian terbaik. 44 Gambar 12a. Diagram alir data level 2 45 Gambar 12b. Diagram alir data level 2 46 Pada diagram level 2 untuk pengolahan data atau pemantauan data akan dibagi lagi ke dalam level 3 dalam aliran informasinya. Pada gambar 13, terlihat bahwa informasi mengenai penentuan lokasi terbaik akan diolah kembali. Aliran informasinya berupa data kriteria dan data alternatif yang didapatkan mengalami proses perhitungan untuk menghasilkan informasi mengenai lokasi terbaik untuk pendirian industri susu dengan perhitungan menggunakan MPE. Selanjutnya informasi ini akan dilaporkan kepada eksekutif dalam bentuk tampilan ataupun worksheet. Gambar 13. Diagram Alir Data level 3 Gambar 14a, 14b, 14c, 14d menggambarkan aliran informasi yang terjadi pada informasi marketing. Informasi marketing terdiri dari informasi ekspor, impor, harga, dan permintaan. Pada informasi permintaan, informasi yang ada akan dikelompokkan berdasarkan produk dan tahun selanjutnya informasi tersebut akan diproses 47 pembuatan tabel dan grafik yang akan dilaporkan untuk eksekutif. Pada informasi ekspor dan impor, informasi akan dikelompokkan berdasarkan produk dan tahun, namun tidak hanya itu untuk ekspor akan dikelompokkan berdasarkan negara tujuan sedangkan untuk impor akan dikelompokkan berdasarkan negara importir. Selanjutnya informasi akan diolah dalam bentuk tabel dan grafik untuk dilaporakan kepada eksekutif. Gambar 14a. Diagram alir data level 3 (pemantauan data permintaan pemasaran) 48 Gambar 14b. Diagram alir data level 3 (pemantauan data ekspor pemasaran) 49 3.6 Seleksi data pemasaran Data impor 3.6.5 Terima data impor Data impor 3.6.11 3.6.8 Pengelompokkan data berdasarkan produk Pengelompokan data berdasarkan negara importir 3.6.9 Pengelompokan data berdasarkan tahun 3.6.12 3.6.13 Pembuatan tabel Pembuatan grafik Pelaporan Eksekutif Gambar 14c. Diagram alir data level 3 (pemantauan data impor pemasaran) 50 Gambar 14d. Diagram alir data level 3 (pemantauan data harga pemasaran) Gambar 15a dan 15b menggambarkan aliran informasi level 3, pemecahan dari seleksi data produksi dan konsumsi pada level 2. Gambar 15a mengilustrasikan aliran informasi konsumsi, yang pada aliran awalnya data konsumsi yang diterima akan dikelompokkan berdasarkan kabupaten, tahun, dan produk. Selanjutnya data yang sudah dikelompokkan tersebut akan diproses untuk dibuat dalam 51 bentuk tabel dan grafik untuk pelaporan bagi eksekutif. Hal ini tidak jauh berbeda dengan ilustrasi pada Gambar 15b. Gambar 15a. Diagram alir data level 3 (pemantauan data konsumsi pemasaran) 52 Gambar 15b. Diagram alir data level 3 (pemantauan data produksi pemasaran) Gambar 16 menggambarkan aliran informasi pendirian industri, yang diawali dengan data-data pendukung untuk perhitungan pendirian industri yaitu data asumsi, data investasi, data biaya tetap, dan data biaya variabel. Data-data tersebut diterima dan diolah untuk menghasilkan analisis kelayakan dan analisis laba-rugi yang kemudian akan dilaporkan kepada eksekutif. 53 Gambar 16. Diagram alir data level 3 (pemantauan data pendirian industri) Gambar 17 menggambarkan aliran informasi pada informasi peternakan. Informasi peternakan terdiri dari informasi mengenai populasi sapi perah dan informasi jumlah peternakan sapi perah. Kedua informasi itu akan diseleksi kemudian akan dikelompokkan berdasarkan kabupaten dan tahun. Selanjutnya informasi akan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik yang akan dilaporkan kepada eksekutif. 54 Gambar 17. Diagram alir data level 3 (pemantauan data peternakan) Gambar 18 menggambarkan aliran informasi PPIC atau perencanaan produksi. Informasi perencanaan produksi ini diawali dengan data permintaan yang akan dikelompokkan berdasarkan produk kemudian dilakukan perhitungan peramalan, yang akan menghasilkan data ramalan permintaan. Data ramalan ini akan diproses untuk menghasilkan kapasitas perencanaan produksi. Informasi mengenai kapasitas perencanaan produksi tersebut akan diproses untuk 55 mendapatkan kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk melaksanakan produksi sesuai dengan prakiraan kapasitas tersebut. Informasi mengenai kapasitas perencanaan produksi dan kebutuhan bahan baku akan dilaporkan kepada eksekutif. Gambar 18. Diagram alir data level 3 (pemantauan data perencanaan produksi) B.2. ERD (Entity Relationship Diagram) 56 ERD/model data merupakan alat yang digunakan dalam analisis untuk menggambarkan kebutuhan data dan asumsi-asumsi dalam sistem yang akan dibangun/dikembangkan secara terstruktur dari atas ke bawah. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mengidentifikasi data yang akan diambil untuk keperluankeperluan tertentu dalam mendukung kegiatan yang dilakukan organisasi. ERD juga digunakan untuk mengidentifikasi asal data yang dibutuhkan dan dilaporkan (Marimin, 2004). ERD/model data tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan konsep berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis data, yaitu model data konseptual atau tingkat tinggi (high level) dan model data fisikal atau tingkat rendah (low level). a. Model data konseptual menyajikkan konsep tentang bagaimana pemakai basis data memandang atau memperlakukan data. Dalam model data konseptual digunakan konsep entiti, atribut, dan hubungan. b. Model data fisikal, merupakan konsep bagaimana deskripsi data disimpan dalam komputer. Dalam model data fisikal dideskripsikan bagaimana data disimpan dalam komputer dengan menyajikkan informasi tentang format rekaman, urutan rekaman, dan jalur pengaksesan data. Informasi jalur pengaksesan data merupakan struktur yang dapat membuat pencarian rekaman data lebih efisien. Waljiyanto, 2003) 57 Konsumsi Peternakan Sapi Produksi Populasi Sapi IDKonsumsi IDPeternakan IDProduksi IDPopulasi Produk Kabupaten Produk Kabupaten Konsumsi_Produksi Populasi_Konsumsi Peternakan_Populasi Kabupaten Tahun Kabupaten Tahun Tahun Jumlah Peternakan Tahun Populasi Total Konsumsi Total Produksi Jawa Barat Impor IDJabar IDImpor IDEkspor Produk Tahun Tahun Tahun Produk Produk Impor_Jabar Produksi Jabar Negara Importir Negara Tujuan Ekspor_Impor Konsumsi Jabar Volume Impor Volume Ekspor Ekspor Jabar Impor Jabar Permintaan Jabar Harga Nasional Ekspor_Jabar Populasi Jabar Ekspor Permintaan Produsen IDProdusen Produsen_SM Jenis Industri Standar Mutu Perusahaan IDMutu Alamat Produk Telepon Karakteristik Fax Syarat Pohon Industri IDPohin Produk SM_Pohin Keterangan IDRamalan Produk Permintaan_Peramalan Kabupaten Nilai Ramalan Peramalan_MPS MPS Alternatif Bobot Pakar IDPakar Kriteria Bobot Peramalan IDPermintan Bulan Tahun Produk Total Permintaan Pakar_Alternatif IDAlternatif Kabupaten Bobot Kelayakan Wilayah Alternatif_Wilayah IDWilayah Pakar_WilayahKabupaten Nilai Total IDMPS Produk Nilai Ramalan Buffer Stock Current Stock Perencanaan Produksi Produksi Efektif Kekurangan Produksi Kapasitas Lembur Ending Stock MPS_MRP Asumsi_Variabel MRP Asumsi_Tetap Investasi Biaya Tetap Asumsi IDInvestasi IDTetap IDAsumsi Asumsi_Investasi Jenis_Investasi Jenis Biaya Jenis Asumsi Jumlah SATUAN Invesatasi_Tetap Nilai SATUAN Jumlah Biaya Satuan Biaya Satuan Investasi_Kelayakan Total Biaya Total Biaya Biaya Variabel IDVariabel Tetap_Variabel Jenis Biaya SATUAN Jumlah Biaya Satuan Total Biaya Asumsi_Kelayakan Kelayakan Finansial IDFinansial Investasi Biaya Tetap Biaya Variabel Kapasitas Produksi Harga Jual Laba Bersih NPV IRR BEP Investasi_LabaRugi BC Ratio PbP Asumsi_LabaRugi IDMRP Produk Jenis Bahan Baku Satuan Current Stock Buffer Stock Usage Order Ending Stock Keterangan B A B Satu atribut dari entity A berhubungan dengan satu atau banyak atribut dari entity B A B Satu atau banyak atribut dari entity A tidak berhubungan/ berdiri sendiri dengan satu atau banyak atribut dari entity B A B Banyak atribut dari entity A berhubungan denganbanyak atribut dari entity B Tetap_LabaRugi Tetap_Kelayakan Variabel_Kelayakan Laba Rugi IDLabarugi Tahun Nilai Jual Biaya Variabel Laba Bruto Angsuran dan Bunga Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Bersih Satu atribut dari entity A berhubungan dengan satu atribut dari entity B A Variabel_LabaRugi Gambar 19. Model Data Konseptual 58 Gambar 20. Model Data Fisik 59