buku program unggulan 2015

advertisement
KATA PENGANTAR
Mempunyai satu musuh terlalu banyak, sementara memiliki seribu kawan masih
kurang. Itulah semangat Direktorat Kerjasama dan Usaha (DKU) dalam mengemban
tugas yang diamanatkan Universitas Pendidikan Indonesia. Semangat membangun
kemitraan dan kerja sama saling menguntungkan inilah yang terus dilakukan DKU.
Itulah sebabnya, DKU terus berfokus pada kerja sama dengan berbagai instansi, baik
swasta maupun pemerintah, perusahaan, serta lembaga di luar UPI. Di satu sisi, secara
internal, DKU terus melakukan penataan beberapa unit usaha, sementara secara eksternal
DKU terus menjalin kerja sama kemitraan dengan berbagai pihak.
Ditopang oleh Divisi Kerjasama Kelembagaan, Divisi
Pengembangan
Alumni
serta
Divisi
Pengembangan
Usaha,
Hubungan dan
DKU
kemudian
mengembangkan empat program, yaitu (1) Peningkatan mutu akademik, riset, dan
pengabdian kepada masyarakat; (2) Peningkatan mutu manajemen dan sumber daya; (3)
Penataan kelembagaan; (4) Peningkatan citra, kemitraan dan internasionalisasi. Melalui
empat program inilah, UPI kemudian melahirkan berbagai program kemitraan unggulan.
Buku berjudul, “Program Unggulan Kemitraan UPI” ini bermaksud menjelaskan
aneka bentuk kerja sama UPI dengan berbagai instansi di seluruh Indonesia yang pernah
dilakukan dan yang mungkin dilakukan agar pembangunan bidang pendidikan di tanah
air dapat mencapai kemajuan yang maksimal. Dengan menampilkan berbagai bentuk
kerja sama yang pernah dilakukan, semua instansi di tanah air diharapkan bisa
mengambil contoh untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan yang sama. Mereka juga
bisa melakukan bentuk kerja sama lain yang berbeda yang masih berkaitan dengan
pendidikan. Dengan terus melakukan pembenahan secara akademis dan kelembagaan,
UPI siap membantu masyarakat menciptakan berbagai inovasi di bidang pendidikan.
Direktur
Direktorat Kerjasama dan Usaha Universitas Pendidikan Indonesia
i
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Hasil yang Diharapkan
1
1
3
5
BAB II Program Pembangunan Pendidikan di Daerah
2.1 Analisis dan Pengembangan Kebijakan
2.2 Guru dan Tenaga Kependidikan
2.3 Kurikulum dan Program Pembelajaran
2.4 Manajemen dan Penjaminan Mutu Pendidikan
7
7
8
9
9
BAB III Analisis dan Pengembangan Kebijakan Pendidikan
3.1 Kajian Pemetaan Potensi Daerah dalam Membangun
Pendidikan yang Berkualitas (Road Map Pendidikan)
3.2 Pendampingan Penyusunan Naskah Akademik
Raperda/Perda Pendidikan
3.3 Pendampingan dalam Penyusunan Rencana Strategis
Bidang Pendidikan
3.4 Peningkatan IPM melalui Model Pendidikan Dasar
(Pendas) dan Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) IPM
3.5 Kajian Kualitas Pelayanan Pendidikan
11
BAB IV Guru dan Tenaga Kependidikan
4.1 Analisis Kebutuhan, Penyebaran, Kualifikasi dan Kompetensi
Guru di Daerah
4.2 Peningkatan Kualifikasi Guru Melalui Program Dual Modes
4.3 Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study
4.4 Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Penelitian Tindakan
Kelas
4.5 Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pembelajaran
Berbasis IT
4.6 Peningkatan Kompetensi Guru Melalui In House Training
Terpadu
4.7 Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pengembangan
PROJECT BASED LEARNING
17
ii
11
12
13
14
16
17
18
19
21
22
23
25
4.8 Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis
Lingkungan Hidup
4.9 Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik pada Pendidikan
Nonformal
4.10 Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik pada Pendidikan
Anak Usia Dini
4.11 Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis
Mitigasi Bencana
BAB V Kurikulum Program Pembelajaran
5.1 Workshop Impelementasi Kurikulum Tahun 2013
Pada Satuan Pendidikan
5.2 Pengembangan Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah
5.3 Pengembangan Pendidikan Inklusif
26
28
29
30
33
33
34
35
BAB VI Manajemen dan Penjaminan Mutu Pendidikan
37
6.1 Pengembangan SIM Pendidikan pada Satuan Pendidikan
37
6.2 Peningkatan Kualitas Pendanaan Pendidikan
(Perhitungan Biaya Operasional/Unit Cost Satuan Pendidikan) 38
MEKANISME KERJASAMA
Bagan Mekanisme Kerjasama Kelembagaan antara UPI
dengan Lembaga Mitra
Mekanisme Pengelolaan Kerjasama Bidang Pelatihan
Mekanisme Pengelolaan Mahasiswa Jalur Kerjasama
iii
41
41
42
43
iv
PENDAHULUAN
Bab 1 ini menjelaskan tentang latar belakang diperlukannya kerjasama antara Pemerintah
Daerah dengan Peruguruan Tinggi (Universitas Pendidikan Indonesia), berkaitan dengan
pembangunan pendidikan di daerah paska penerapan otonomi daerah.
1.1 Latar Belakang
Sejak berlakunya Undang-Undang 22/2001 tentang “Pemerintahan Daerah,” PP
25/2002 tentang “Pembagian Wewenang Antar-tingkat Pemerintahan”, dan Undangundang 20/2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional,” desentralisasi dan otonomi
pengelolaan pendidikan di tanah air belum menunjukkan adanya perbaikan yang
signifikan. Sebaliknya, desentralisasi pendidikan telah menimbulkan berbagai
gejolak yang luar biasa karena rendahnya kapasitas daerah dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan. Desentralisasi bukan hanya telah mengakibatkan
semakin menguatnya birokrasi dalam pelayanan pendidikan, tetapi juga politisasi
pendidikan sebagai akibat dari munculnya penguasa-penguasa baru yang memiliki
kewenangan (baca: kekuasaan) dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
di masing-masing daerah.
Sebagai respon terhadap permasalahan tersebut, Pemerintah telah merevisi
peraturan perundangan, dengan lahirnya UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan
Daerah serta aturan-aturan pelaksanaannya. Dengan peraturan baru, implementasi
desentralisasi lebih dilandasi oleh peraturan yang lebih jelas terutama dalam
pembagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan. Sejak saat itu, mulai terasa
ada berbagai perbaikan terutama peningkatan tanggungjawab daerah dalam
pengelolaan pendidikan yang menjadi urusannya masing-masing, sebagaimana
diantur dalam PP 38/2007. Pemerintah kabupaten/kota semakin memperlihatkan
tanggungjawabnya dalam peningkatan alokasi anggaran pendidikan dari sumber
APBD dan PADS. Pelayanan pendidikan non-formal juga semakin bergairah karena
1
semakin dekatnya layanan PNF, yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan, dengan
sasaran warga belajar di daerah kabupaten/kota masing-masing.
Namun, berbagai permasalahan baru telah muncul akibat desentralisasi
pengelolaan pendidikan. Desentralisasi telah mengakibatkan biaya pengelolaan
pendidikan semakin mahal karena berlakunya multi-standar dalam pembiayaan
antar-daerah, yaitu dengan munculnya sejumlah mata anggaran baru berdasarkan
kebijakan daerah. Di samping itu, terjadi pula tumpang tindih dalam pendanaan
yang bersumber dari Pemerintah dan pemerintah daerah, seperti gaji/honorarium
guru, BOS, prasarana pendidikan, gedung sekolah, dan sejenisnya. Biaya
pendidikan yang semakin mahal menimbulkan semakin lebarnya kesenjangan mutu
pelayanan
pendidikan
antar-daerah,
antar-wilayah,
antar-kelompok
sosial
masyarakat, bahkan antar-sekolah. Rendahnya kapasitas pemerintah daerah dalam
perumusan kebijakan telah menempatkan mutu pendidikan dalam skala prioritas
yang rendah. Kapasitas daerah yang rendah inilah yang harus dijadikan sebagai
tantangan yang paling berat dan memerlukan penanganan yang sangat segera.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka pengembangan kapasitas (capacity
building) pemerintah daerah harus dianggap sebagai program yang paling strategis
dalam pembangunan pendidikan nasional di era otonomi dan desentralisasi.
Namun, agak sulit untuk untuk mencapai keberhasilan dalam capacity building
dengan hanya mengandalkan program-program Kementerian yang lebih berfungsi
mendistribusikan sumberdaya pendidikan ke seluruh wilayah dengan cakupan yang
sangat luas. Oleh karena itu, Kementerian perlu mulai memanfaatkan keahlian dan
kunggulan yang telah dimiliki oleh lembaga pendidikan tinggi kependidikan
(LPTK) yang telah tersebar di hampir semua kabupaten/kota, dalam membangun
kapasitas daerah dan satuan pendidikan dalam mengelola dan menyelenggarakan
pendidikan secara efektif di daerah masing-masing.
Sebagai universitas pendidikan berskala nasional bahkan internasional, UPI
merasa ikut bertanggungjawab secara moral untuk menangani permasalahan
tersebut. Dalam kerangka Tri Dharma PT, UPI memiliki sejumlah kapasitas dan
keunggulan, yaitu produk-produk penelitian & pengembangan yang sebagian telah
dipatenkan dan diakui secara internasional. Dalam kaitan itu, UPI bermaksud untuk
2
mendedikasikan semua karya dan keunggulannya untuk pembangunan pendidikan,
khususnya mengembangkan kapasitas pemerintah daerah di seluruh tanah air.
Sesuai dengan tujuan capacity building tersebut, UPI memiliki sejumlah
program yang dapat diakses oleh setiap pemerintah daerah yang terjalin dalam
hubungan yang saling menguntungkan. Program ini lebih bersifat bantuan teknis
dalam bentuk penelitian, pengembangan, platihan, konsultasi serta pendampingan,
dalam penyusunan kebijakan serta implementasi program-program pembangunan
pendidikan di daerah.
Program yang ditawarkan oleh UPI adalah program yang selama ini telah
diujicoba dan beberapa diantaranya telah mendapatkan hak patent, sehingga secara
kualitas dapat dipertanggungjawabkan. Namun demikian, implementasi program
akan disesuaikan dengan permasalahan, kebutuhan dan potensi dari masing-masing
daerah, sehingga analisis pra-aksi menjadi sangat penting sebelum program
dilaksanakan. Di samping itu, dengan sumber daya yang memadai, UPI memiliki
keleluasaan untuk memberikan layanan secara bersama pada seluruh pemerintah
daerah yang sesuai dengan program yang dibutuhkannya.
Secara umum program yang ditawarkan kepada pemerintah daerah dibagi ke
dalam lima kluster program, yaitu:
1.
Analisis dan Pengembangan Kebijakan Program
2.
Guru dan Tenaga Kependidikan
3.
Kurikulum dan Program Pembelajaran
4.
Manajemen dan Penjaminan Mutu
Penjelasan lebih rinci dan isi program yang ditawarkan untuk setiap kluster,
selanjut akan dibahas pada Bab II tentang Program Pembangunan Pendidikan di
Daerah.
1.2 Maksud dan Tujuan
Program yang ditawarkan dalam kerjasama UPI dengan Pemerintah Daerah
adalah program sifatnya bantuan teknis dan advokasi dalam rangka membangun
pendidikan di daerah yang lebih kompetitif.
3
Secara umum, program dalam kerjasama yang akan dilakukan ini bertujuan
bertujuan untuk menguatkan struktur keilmuan bidang pendidikan dan pengajaran,
dengan sebanyak mungkin mendayagunakan hasil penelitian dan pengembangan
yang relevan dengan permasalahan dan kebutuhan pembangunan pendidikan di
daerah, sehingga pembangunan pendidikan di daerah dilaksanakan secara
berkualitas, efektif, dan berdaya saing tinggi.
Secara khusus, program yang ditawarkan dalam kerja sama ini dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan dan menyusun
kebijakan, perencanaan dan program pembangunan, pengelolaan, serta
penyelenggaraan pendidikan di daerah masing-masing;
2.
Membantu pemerintah daerah, melalui dalam mengembangkan sistem
perencanaan guru, dengan menggunakan metode dan teknik estimasi
kebutuhan, persediaan, dan analisis keseimbangan jumlah guru dan tenaga
kependidikan;
3.
Membantu pemerintah daerah, dalam penyusunan dan pengembangan
model-model pelayanan dan peningkatan mutu pendidikan, seperti: model
efisiensi pengelolaan satuan pendidikan, relevansi kurikulum dan program
pendidikan, model pembelajaran yang paling optimal, pembentukan
karakter siswa yang paling jitu, serta model evaluasi pendidikan dan ujian
sekolah yang paling akurat.
4.
Membantu pemerintah kabupaten/kota, melalui research & development,
untuk
mengembangkan
efektivitas
pengelolaan
sertifikasi
dan
pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan, pada tingkat
pemerintahan dan satuan pendidikan,
antara lain melalui: evaluasi
sertifikasi PTK, penyusunan dan update standar kompetensi PTK,
pengembangan sistem seleksi dan promosi profesi PTK, pengembangan
sistem pelatihan guru dalam jabatan, pengembangan evaluasi kinerja PTK,
pengembangan
model
remunerasi
guru
sebagai
profesi,
model
pengembangan kinerja guru melalui manajemen sekolah, dan sejenisnya.
5.
Membantu pemerintah kabupaten/kota, dalam pengembangan sistem &
mekanisme manajemen, pengendalian, dan penjaminan mutu pendidikan
4
pada tingkat pemerintahan kabupaten/kota dan tingkat satuan pendidikan,
antara lain meliputi: pembinaan akreditasi, penyelenggaraan ujian
nasional, pelaksanaan evaluasi mutu internal, evaluasi diri, pengembangan
model manajemen mutu pendidikan, persiapan ISO, dan sebagainya.
6.
Mengembangkan
sistem
insentif
(insentive
system)
yang
dapat
mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja pembangunan
pendidikan di daerah masing-masing, antara lain melalui: penyusunan
indeks pembangunan pendidikan yang terintegrasi (Integrated Education
Development Index), Indeks Pendidikan Untuk Semua (EFA Index), serta
sistem insentif bagi pemerintah daeah untuk meningkatkan dan mencapai
indeks tertinggi.
1.3 Hasil yang diharapkan
Program yangditawarkan diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan
mutu pendidikan di daerah yang dilakukan melalui pembangunan kebijakan pendidikan
daerah yang tepat sasaran, manajemen satuan pendidikan yang berkualitas, pendidik dan
tenaga kependidikan yang mumpuni, prasarana pendidikan yang memadai, dan dukungan
stakeholders yang baik.
5
6
PROGRAM PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN DI DAERAH
Pada bagian awal telah disinggung tentang empat kluster program yang
ditawarkan UPI dalam kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam membangun
pendidikan di daerah, yang terdiri dari :
1.
Analisis dan Pengembangan Kebijakan
2.
Guru dan Tenaga Kependidikan
3.
Kurikulum dan Program Pembelajaran
4.
Manajemen dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Di bawahi ini disajikan program untuk masing-masing kluster yang dapat
dipilih oleh Pemerintah Daerah dalam membangun pendidikan di daerah yang
berkualitas.
2.1. Analisis dan Pengembangan Kebijakan
Kluster Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam penuusunan
dan penjabaran kebijakan dan program pembangunan pendidikan, sesuai dengan
keadaan, permasalahan, dan kebutuhan daerah masing-masing. Program bantuan UPI
diarahkan pada peningkatan kemampuan analisis, pengembangan, dan penyusunan
kebijakan dan program-program pembangunan pendidikan, baik sebagai jabaran
darikebijakan pemerintah pusat maupun kebijakan mandiri (daerah). Melalui kegiatan
analisis kebijakan, pengembangan kebijakan, analisis best practices dalam pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan, UPI dapat membantu daerah melalui pengkajian,
pelatihan dan atau pendampingan. Program yang ditawarkan UPI untuk mengisi kluster
ini adalah:
A.
Kajian Pemetaan Potensi Daerah dalam Membangun Pendidikan yang
Berkualitas (Road Map Pendidikan)
B.
Pendampingan dalam Penyusunan Naskah Akademik Penyusunan Peraturan
Daerah (Raperda/ Perda) di Bidang Pendidikan
7
C.
Pendampingan dalam Penyusunan Rencana Strategis Bidang Pendidikan
D.
Pengembangan Model Pendidikan Dasar (Pendas) dan Pendidikan Menengah
Kejuruan (PMK) IPM
E.
Kajian Kualitas Pelayanan Pendidikan (Dasar dan Menengah)
2.2. Guru dan Tenaga Kependidikan
Kluster Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola daerah
dalam melakukan analisis perencanaan guru dan tenaga kependidikan, sesuai dengan
keadaan, permasalahan, dan kebutuhan PTK daerah, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Secara kuantitatif, model perencanaan PTK perlu dikembangkan untuk
memetakan keadaan sebenarnya mengenai komposisi kebutuhan dan persediaan guru dan
tenaga kependidikan secara akurat dan tepat waktu di semua bagian wilayah atau
sekolah. Secara kualitatif, program yang termasuk kluster ini adalah peningkatan dan
pengembangan kompetensi dan kinerja guru. Program yang ditawarkan UPI untuk
mengisi kluster ini adalah :
A.
Analisis Kebutuhan, Penyebaran, Kualifikasi dan Kompetensi Guru di daerah
B.
Peningkatan Kualifikasi Guru Melalui Program Dual Modes
C.
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Studyuntukberbagai bidang
studi
D.
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas
E.
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis IT
F.
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui In House Training Terpadu
G.
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pengembangan PROJECT BASED
LEARNING
H.
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Hidup
I.
Peningkatan Kompetensi Pendidik Pada Pendidikan Nonformal
J.
Peningkatan Kompetensi Pendidik PAUD
K.
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Mitigasi Bencana
8
2.3. Kurikulum dan Program Pembelajaran
Kluster Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap, dan
peningkatan kapasitas guru dalam, pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran di sekolah
(Kurikulum 2013), melalui pelatihan, pendampingan, penelitian tindakan kelas, lesson
study dan best practices. Guru diharapkan dapat secara terus-menerus meningkatkan
kemampuan untuk melaksanaan dan mengelola proses pembelajaran yang kondusif untuk
peningkatan kapasitas bajar siswa secara optimal. Daerah juga perlu memiliki
kemampuan untuk mengembangkan kurikulum yang berorientasi pada muatan lokal dan
kecakapan yang relevan dengan pembangunan daerah masing-masing. Untuk suksesnya
implementasi Kurikulum 2013 di setiap daerah. Program yang ditawarkan UPI untuk
mengisi kluster ini adalah.
A.
Workshop Implementasi Kurikulum tahun 2013 pada Satuan Pendidikan
B.
Penguatan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
C.
Pengembangan Pendidikan Inklusif di sekolah
2.4. Manajemen dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kluster ini bertujuan meningkatkan pengelolaan manajemen pendidikan dan
peningkatan mutu layanan pendidikan serta penguatan jaminan atas mutu pendidikan.
Melalui pelatihan, pendampingan dan pengkajian berkaitan dengan penerapan School
Based Management, penerapan mutu pendidikan diharapkan kualitas layanan pendidikan
tetap
terjaga
dan
para
stakeholder
pendidikan
hingga
level
sekolah
dapat
mengembangkan berbagai alternatif kebijakan manajemen strategis sebagai upaya
pendidikan mengahadapi tantangan di masa mendatang. Program yang ditawakan UPI
untuk mengisi kluster ini diantaranya :
A.
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Pada Satuan
Pendidikan
B.
Peningkatan Kualitas Pendanaan Pendidikan (Perhitungan Biaya Operasional/
Unit Cost Pendidikan)
9
10
Analisis dan Pengembangan
Kebijakan Pendidikan
3.1
Kajian Pemetaan Potensi Daerah dalam Membangun Pendidikan yang
Berkualitas (Road Map Pendidikan)
Nama Kegiatan
:
KAJIAN
PEMETAAN
POTENSI
DAERAH
DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN YANG
BERKUALITAS
Latar Belakang
:
Setiap daerah memiliki keunikan, potensi yang berbeda-beda, sehingga
kebutuhan akan model dan pendekatan dalam pembangunan pendidikan juga
akan berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk,
kategorisasi pendidikan penduduk, kualitas hidup dan kemiskinan penduduk
dan sumebr daya pendukung. Diperlukan suatu kebijakan yang mampu
memberikan arah dalam pembangunan yang memperhatikan kondisi di atas.
UPI sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan segudang sumber daya dan
pengalaman memiliki komitmen untuk bersama Pemerintah Daerah dalam
membangun pendidikan yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan,
permasalahan dan potensi yang tersedia.
Tujuan
1)
Menganalisis keunikan dan potensi daerah berdasarkan sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia;
2)
Membuat desain pembangunan daerah berbasis sumberdaya;
3)
Membuat blueprint pendidikan yang berkualitas tiap kabupaten dan kota.
Hasil yang diharapkan
Tersusunnya program pembangunan pendidikan berbasis keunikan dan potensi
daerah (kabupaten dan kota)
11
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan analisis kebijakan ini dengan melibatkan berbagai
program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
3.2
Pendampingan Penyusunan Naskah Akademik Raperda/Perda Pendidikan
Nama Kegiatan
:
PENDAMPINGAN
PENYUSUNAN
NASKAH
AKADEMIK RAPERDA/PERDA PENDIDIKAN
Latar Belakang
:
Lahirnya peraturan daerah pada umumnya didasarkan atas dua pertimbangan
utama, yaitu penjabaran dari peraturan pemerintah di atasnya dan kebutuhan
pengembangan pembangunan di daerah. Diperlukan suatu analisis yang secara
komprehensif memadukan antara kedua hal tersebut. UPI selama ini secara
aktif telah membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan suatu naskah
akademik sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan/peraturan di daerah,
khususnya di bidang pendidikan.
Tujuan
1)
Menyusun naskah yang akan menjadi bahan dalam penyusunan peraturan
daerah dalam bidang pendidikan
2)
Membuat program restrukturisasi
Peraturan Daerah dalam bidang
Pendidikan
Hasil yang diharapkan
Tersusunnya naskah akademik program pembangunan pendidikan di daerah
(kabupaten dan kota) yang akan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan
pembangunan/peraturan daerah di bidang pendidikan.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan kegiatan ini dengan melibatkan berbagai program
studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
12
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
3.3
Pendampingan dalam Penyusunan Rencana Strategis Bidang Pendidikan
Nama Kegiatan
:
PENDAMPINGAN
DALAM
PENYUSUNAN
RENSTRA BIDANG PENDIDIKAN
Latar Belakang
:
Rencana strategis pendidikan merupakan suatu acuan pembangunan di bidang
pendidikan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Idealnya rencana
strategis disusun dengan memperhatikan peraturan yang ada di atasnya (Visi,
Misi Pemerintah Kabupaten/Kota), dan kondisi faktual yang dihadapi oleh
Dinas Pendidikan saat ini. UPI selama ini memiliki pengalaman yang cukup
dalam membantu pemerintah daerah, khususnya SKPD Bidang Pendidikan
dalam menyusun rencana strategis untuk Dinas Pendidikan.
Tujuan
1)
Menyusun
rencana
strategis
yang
menjadi
acuan
pembangunan
pendidikan di Dinas Pendidikan.
2)
Menyusun rencana aksi untuk mencapai target pembangunan pendidikan.
Hasil yang diharapkan
Tersusunnya
Renstra
bidang
pendidikan
yang
standar
(baku)
yang
memperhatikan kondisi daerah.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan kegiatan ini dengan melibatkan berbagai program
studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
13
3.4
Peningkatan IPM melalui Model Pendidikan Dasar (Pendas) dan
Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) IPM
Nama Kegiatan
: PENYUSUNAN MODEL PENDIDIKAN DASAR IPM
DAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN IPM
Latar Belakang
:
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran generik dari
pembangunan di suatu negara yang merupakan agregat dari aspek pendidikan,
kesehatan dan daya beli.Sebagian besar negara menjadikan IPM sebagai salah
satu alat ukur pembangunan ini dan sebagian besar negara telah memanfaatkan
hasil ukur tersebut sebagai evaluasi, refleksi, dan sekaligus perencanaan
kembali
sistem
pembangunan
yang
diselenggarakan
di
negara
tersebut.Diketahui bahwa sampai saat ini Indonesia masih berada pada kategori
negara dengan IPM yang rendah dengan ranking selalu berada di bawah 100.Di
negara Asean, Indonesia bersaing dengan negara Vietnam dan kalah jauh dari
negara Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pendidikan merupakan aspek penting untuk menentukan mutu IPM.Aspek
pendidikan dilihat dari dua indikator utama yaitu Rata-rata lama sekolah (RLS)
dan Angka melek Hurup ((AMH).Indiaktor tersebtu dilihat dari penduduk yang
berusia 15 tahun ke atas. Meskipun Pemerintah Indonesia telah menetapkan
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejak lebih dari 20 tahun yang lalu dan
pemberantasan buta aksara lebih dari 30 tahun yang lalu ternyata belum
mampu menuntaskan pendidikan dasar untuk usia 15 tahun ke atas dan angka
buta aksara. Sampai dengan tahun 2013, angka rata-rata lama sekolah
penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas masih berkisar pada 8 tahunan (kelas
2 SMP) dan buta aksara sekitar 6%. Diperlukan suatu strategi yang mampu
memberikan layanan pendidikan terhadap penduduk yang masih berada pada
dua kategori, yaitu belum mencapai pendidikan dasar 9 tahun dan belum melek
aksara.
14
Universitas Pendidikan Indonesia, pada tahun 2013 bekerja sama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengembangkan suatu model layanan
pendidikan untuk meningkatkan mutu IPM. Layanan tersebut dinamakan
Pendidikan Dasar (Pendas IPM) dan Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK)
IPM.Pengalaman berharga ini nampaknya dapat menjadi dasar bagi pemerintah
daerah lainnya dalam meningkatkan angka IPM secara signifikan dan
meningkatkan kualitas masyarakatnya.
Tujuan
Menyusun model layanan pendidikan dasar untuk meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia di Daerah yang secara spesifik didukung oleh:
1)
Model sistem Layanan yang sesuai dengan karakteristik daerah
2)
Mekanisme operasional layanan yang berbasis pada sistem organisasi di
daerah
3)
Perangkat pendidikan yang dibutuhkan dalam mengembangkan layanan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah.
Hasil yang diharapkan
Tersusunnya dan terlaksananya model layanan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah kejuruan IPM dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang terstandar dengan tetap memperhatikan kondisi
daerah.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan kegiatan ini bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat yang melibatkan berbagai program studi yang ada di Universitas
Pendidikan Indonesia
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3) tahun dengan skema:
Tahun Pertama: Pengembangan Model Sistem Pendidikan IPM, Pemetaan
Potensi, dan Sosialisasi kepada pihak-pihak yang terkait.
Tahun Kedua: Implementasi Model Sekolah IPM (Piloting) pada beberapa
daerah; kecamatan, desa, regional, atau wilayah-wilayah tertentu.
Tahun Ketiga: Implementasi secara menyeluruh
15
3.5
Kajian Kualitas Pelayanan Pendidikan
Nama Kegiatan
:
Latar Belakang
:
KAJIAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
Indonesia sudah lebih dari satu dasawarsa menetapkan wajib belajar pendidikan
dasar sembilan tahun. Selama itu tingkat partisipasi dalam pendidikan, baik diukur
melalui APS, APK, dan APM secara umum meningkat secara signifikan. Akan
tetapi yang masih menyisakan persoalan saat ini adalah adanya disparitas mutu
pendidikan antar daerah, antar wilayah (region) dalam daerah, antar satuan
pendidikan, dan antar kondisi sosial ekonomi penduduk (miskin dan kaya). Kondisi
ini mengisyaratkan suatu kondisi pendidikan yang belum memberikan keadilan
pada semua kelompok masyarakat. Diperlukan suatu kajian yang komprehensif
untuk memetakan persoalan, pencapaian, dan potensi yang dapat dikembangkan
untuk menjawab berbagai disparitas yang telah disebutkan di atas. UPI selama ini
berpengalaman memberikan kontribusi dalam melakukan kajian mutu pendidikan di
daerah.
Tujuan
1)
Menganalisis kualitas pelayanan pendidikan dasar yang ada di kabupaten dan
kota
2)
Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar secara
komprehensif.
Hasil yang diharapkan
Tersusunnya hasil kajian terhadap pelaksanaan pendidikan dasar, khsusunya dilihat
dari pencapaian mutu pendidikan dan berbagai upaya yang dapat dilakukan daerah
dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar sesuai dengan potensi yang tersedia.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan kegiatan ini dengan melibatkan berbagai program studi
yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
16
GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
4.1
Analisis Kebutuhan, Penyebaran, Kualifikasi dan Kompetensi Guru di
Daerah
Nama Kegiatan
:
ANALISIS
KEBUTUHAN,
PENYEBARAN,
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU DI
DAERAH
Latar Belakang
:
Permasalahan guru selain menyangkut kualifikasi dan kompetensi juga adalah
persoalan penyebaran. Terdapat kekurangan guru di suatu daerah (berdasarkan
rasio dan mata pelajaran) akan tetapi pada daerah yang lain keadaan
sebaliknya, di mana guru melebih rasio yang dibutuhkan. Oleh karenanya
diperlukan suatu alat analisis yang mampu memetakan kebutuhan guru
berdasarkan rasio dengan jumlah siswa dan bidang studi yang diajarkan. UPI
selama beberapa tahun telah melakukan kajian dan penyusunan sistem analisis
untuk memetakan kebutuhan dan penyebaran serta berbagai upaya dalam
meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya.
Tujuan
1)
Menganalisis kebutuhan guru tiap kabupaten dan kota berdasarkan
sebaran, kualifikasi dan kompetensi.
2)
Menyusun suatu sistem rekrutmen dan berbagai upaya peningkatan
kualifikasi dan kompetensi guru.
Hasil yang diharapkan
Terdapatnya suatu sistem analisis kebutuhan guru berdasarkan sebaran,
kualifikasi dan kompetensi di daerah (kabupaten/kota)
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan analisis kebijakan ini dengan melibatkan berbagai
program studi yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia
17
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
4.2
Peningkatan Kualifikasi Guru Melalui Program Dual Modes
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KUALIFIKASI
GURU
MELALUI PROGRAM DUAL MODES
Latar Belakang
:
Seiring dengan berlakunya UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
di mana persyaratan kualifikasi akademik guru adalah berpendidikan sarjana
(S1). Selama ini untuk mencapai jenjang pendidikan tersebut banyak guru yang
mengalami hambatan, di antaranya adalah waktu mengajar yang tidak dapat
ditinggalkan. Kebutuhan akan suatu
modus perkuliahan yang tidak
meninggalkan pekerjaan sehari0hari sebagai guru nampaknya dapat menjadi
pilihan. UPI selama ini telah mengembangkan modus belajar melalui DualModes pada berbagai jurusan. Ini merupakan jawaban inovatif untuk
membantu guru dalam meningkatkan kualifikasi akademik sesuai dengan UU
No. 14 Tahun 2005 sekaligus meningkatkan kompetensinya.
Di samping itu, UPI juga memperhatikan pendidikan dan pengalaman hasil
belajar lampau (PPKHB) yang dapat dijadikan dasar dalam mengurangi beban
studi mahasiswa.
Tujuan
1)
Meningkatkan kualifikasi akademik guru sesuai dengan UU No. 14 Tahun
2005.
2)
Merumuskan suatu sistem perkuliahan yang tidak meninggalkan waktu
guru untuk mengajar di sekolah.
Hasil yang diharapkan
Terdapatnya suatu sistem perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan dan
berpihak kepada guru dengan memperhatikan kesibukan guru sebagai pendidik
pada satuan pendidikan.
18
Ruang Lingkup
UPI telah membuka program Dual-Modes untuk beberapa Fakultas, Jurusan
dan Program Studi, yaitu:
1)
FIP meliputi Prodi PGSD dan PG-PAUD
2)
FPOK
3)
FPBS
4)
FPMIPA
Waktu yang dibutuhkan
Pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi
year), sesuai dengan sisa SKS yang harus diselesaikan oleh mahasiswa.
4.3
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KOMPETENSI
GURU
MELALUI LESSON STUDY
Latar Belakang
:
Upaya peningkatan kompetensi guru secara terus menerus merupakan suatu
keniscayaan, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari
waktu ke waktu cukup tinggi. Guru sebagai salah satu sumber belajar dituntut
untuk senantiasa meningkatkan kompetensi pada semua dimensi kompetensi
guru, mulai dari kompetensi pedagogik, profesional, persolan, dan sosial.
Dalam beberapa tahun, UPI telah melakukan pendampingan ke beberapa
daerah dalam melakukan peningkatan kompetensi guru melalui Lesson Study.
Lesson Study (ICLS) sebagai wahana pengkajian dan pengembangan standar
dan penjaminan mutu pelaksanaan Lesson Study di Indonesia.
Tujuan
1)
Melaksanakan penelitian dan pengembangan Lesson Study di Indonesia
2)
Mengembangkan standar dan sistem penjaminan mutu implementasi
Lesson Study di Indonesia
3)
Memberikan layanan Professional Development Lesson Study di
Indonesia
19
4)
Melaksanakan Publikasi tentang Lesson Study di Indonesia Melaksanakan
Partnership and Outreach dalam melaksanakan Lesson Study di
Indonesia
5)
Berperan serta secara aktif dalam jejaring kerja Lesson Study
International.
Hasil yang diharapkan
1)
Perbaikan mutu pembelajaran di sekolah sasaran
2)
Siswa menyenangi pembelajaran, siswa senang belajar di sekolah, siswa
memanfaatkan berbagai sumber belajar, dan siswa memliki kesadaran
belajar secara mandiri.
3)
Meningkatkan kemampuan guru mengemas materi ajar sehingga mudah
dipahami siswa, meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan
inovasi pembelajaran melalui penelitian kolaboratif, Kemampuan guru
dalam komunikasi yang efektif baik secara oral melalui forum ilmiah
maupun tulisan memalui jurnal ilmiah
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan program Lesson Study pada beberapa Fakultas,
Jurusan dan Program Studi, yaitu:
1)
FPMIPA
2)
FPBS
3)
FPEB
4)
FPTK
5)
FPOK
6)
FPIPS
Waktu yang dibutuhkan
Pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi
year), dengan rincian umum sebagai berikut:
1)
Training Kepala Sekolah (2 Kali per tahun)
2)
Training Fasilitator (4 Kali per tahun)
3)
Lesson Study berbasis MGMP (2 Kali Per bulan)
4)
Lesson study berbasis Sekolah (2 Kali Per Bulan)
5)
Workshop Evaluasi (2 kali per Tahun)
20
6)
4.4
Konferensi/Publikasi (1 kali per tahun)
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas
Nama Kegiatan
: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Latar Belakang
:
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh
banyak faktor diantaranya adalah profesionalisme guru. Salah satu upaya
peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan cara melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) secara berkesinambungan. praktik pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan
profesionalisme guru
dan meningkatkan prestasi belajar siswa. UPI pada
semua prodi bidang keguruan telah memiliki pengalaman dalam memfasilitasi
guru di daerah dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Tujuan
1)
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajarmengajar
2)
Memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Hasil yang diharapkan
1)
Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah
2)
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu belajar, dan sumber belajar lainnya
3)
Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
4)
Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di
sekolah
5)
Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan pelatihan penelitian Tindakan Kelas pada beberapa
Fakultas, Jurusan dan Program Studi, yaitu:
21
1)
FIP (PGSD, PG-PAUD)
2)
FPEB (Ekonomi, Akuntansi)
3)
FPIPS (PKn, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Pariwisata, IPS)
4)
FPMIPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi)
5)
FPBS (Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris )
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
4.5
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pembelajaran Berbasis IT
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KOMPETENSI
GURU
MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS IT
Latar Belakang
:
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan
terobosan-terobosan dalam
model pembelajaran salah satunya Mobile
learning. M-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan Smart phone,
Tablet atau PDA sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran Dengan
mobile learning, pengguna dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja
dan kapan saja,tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu
tertentu. Jadi, pengguna dapat mengakses konten pendidikan tanpa terikat
ruang dan waktu.
Tujuan
1)
Meningkatkan Kualitas guru dalam proses pembelajaran dengan
pemanfaatan IT M-Learning
2)
Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
mengakomodasi
sistem
pembelajaran yang mengatur peran guru, siswa, pemanfaatan sumber
belajar, pengelolaanpembelajaran, sistem evaluasi dan monitoring
pembelajaran melalui M-Learning
3)
Guru
mampu
mengoptimalisasikan
pembelajaran
22
fungsi
Social
Media
untuk
Hasil yang diharapkan
1)
Peningkatan hasil belajar siswa melalui M-Learning
2)
Proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien serta lebih
menyenangkan.
3)
Peningkatan Kualitas Guru dalam penerapan IT pada kegiatan
pembelajaran
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan pelatihan pembelajaran berbasis IT pada beberapa
Fakultas, Jurusan dan Program Studi, yaitu:
1)
FIP
2)
FPEB
3)
FPIPS
4)
FPMIPA
5)
FPBS
6)
FPTK
7)
FPOK
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3)tahun.
4.6
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui In House Training Terpadu
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KOMPETENSI
GURU
MELALUI In House Training TERPADU
Latar Belakang
:
Hasil uji kompetensi guru (UKG) dalam tahun terakhir menunjukkan kondisi
yang cukup memprihatinkan, di mana rata-rata kemampuan guru masih belum
mencapai seperti apa yang diharapkan. Diperlukan upaya terus menerus untuk
meningkatkan kompetensi tersebut.Pemberian tunjangan sertifikasi ternyata
belum secara signifikan memberikan dampak terhadap mutu pendidikan pada
umumnya.Oleh karena itu, upaya pemerinta untuk meningkatkan mutu guru
secara terus menerus merupakan suatu pilihan tepat mengingat guru merupakan
sumber belajar yang kedudukannya tidak sepenuhnya dapat tergantikan oleh
23
sumber belajar lainnya.Selama ini, pelatihan-pelatihan guru yang cenderung
konvensional kurang mendapatkan dampak yang nyata terhadap perbaikan
sistem pembelajaran di satuan pendidikan.Oleh karena itu diperlukan suatu
terobosan dalam membangun suatu pelatihan guru yang dapat menghasilkan
kompetensi guru yang lebih komprehensif.
Dalam beberapa tahun, UPI telah melakukan pendampingan ke beberapa
daerah dalam melakukan peningkatan kompetensi guru melalui Model
Pelatihan In House secara terpadu.Model Pelatihan tersebut secara kualitatif
telah memberikan dampak terhadap cara guru dalam mendidik di satuan
pendidikan.
Tujuan
1)
Memberikan layanan Professional Development untuk bidang studi yang
diajarkan di sekolah
2)
Meningkatkan
mutu
layanan
pembeajaran
yang
dilakukan
oleh
guru/tenaga pendidik
3)
Membangun sistem pendidikan yang lebih kontekstual dan bermakna bagi
peserta didik.
Hasil yang diharapkan
1)
Perbaikan mutu pembelajaran di sekolah sasaran
2)
Siswa menyenangi pembelajaran, siswa senang belajar di sekolah, siswa
memanfaatkan berbagai sumber belajar, dan siswa memliki kesadaran
belajar secara mandiri.
3)
Meningkatkan kemampuan guru mengemas materi ajar sehingga mudah
dipahami siswa, meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan
inovasi pembelajaran melalui penelitian kolaboratif, Kemampuan guru
dalam komunikasi yang efektif baik secara oral melalui forum ilmiah
maupun tulisan memalui jurnal ilmiah
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan In House Training pada beberapa Fakultas, Jurusan
dan Program Studi, yaitu:
1)
FPMIPA; Matematika, Kimia, Fisika, Biologi
2)
FPBS; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
24
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3) tahun.
4.7
Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pengembangan PROJECT BASED
LEARNING
Nama Kegiatan
:
DIKLAT
PELATIHAN
GURU
:
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
Latar Belakang
:
Tujuan UPI bekerjasama dengan Intel® Teach Essentials Course adalah untuk
membantu guru-guru membangun pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui
integrasi teknologi dan pendekatan berbasis proyek atau sering disebut dengan
Project Based Learning (PBL). Lokakarya ini sangat mendukung implementasi
Kurikulum 2013 tentang pembelajaran tematik integratif. Sangat membantu guru
dalam memberi gambaran bagaimana melakukannya di dalam kelas.
Tema-tema workshop yang diselenggarakan termasuk:

Menggunakan teknologi secara efektif di dalam kelas untuk memperkenalkan
keahlian abad ke-21

Mengidentifikasi cara-cara siswa dan guru menggunakan teknologi untuk
meningkatkan pembelajaran melalui penelitian, komunikasi, kerjasama, dan
strategi yang produktif dan kelengkapannya

Menyediakan pembelajaran dan membuat Unit kurikulum dan penilaian, yang
memenuhi standar akademik daerah dan nasional dan standar teknologi

Memfasilitasi kelas yang berpusat kepada siswa yang menekankan pada siswa
mandiri dan berfikir tingkat tinggi

Bekerjasama dengan rekan-rekan guru untuk meningkatkan instruksi dengan
penyelesaian masalah dan ikutserta dalam kelompok dalam meninjau ulang
Rencana Unit anda.
Tujuan
1)
Guru mampu mengembangkan pembelajaran berbasis proyek
2)
Guru mampu mengintegrasikan IT ke dalam pembelajaran
25
3)
Guru mampu melakukan evaluasi pembelajaran berbasis proyek
Hasil yang diharapkan
1)
Terbangunnya kerangka berfikir yang sama terkait dengan pembelajaran
berbasis proyek
2)
Optimalisasi penggunaan IT dalam pembelajaran
3)
Berkembangnya model pembelajaran yang mendukung kurikulum 2013
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan workshop pembelajaran berbasis proyek pada
beberapa Fakultas, Jurusan dan Program Studi, yaitu:
1)
FIP
2)
FPEB
3)
FPIPS
4)
FPMIPA
5)
FPBS
6)
FPTK
7)
FPOK
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3) bulan.
4.8
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Hidup
Nama Kegiatan
:
PELATIHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
LINGKUNGAN HIDUP
Latar Belakang
:
Pendidikan lingkungan hidup merupakan sebuah sarana yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari
pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Pendidikan
lingkungan hidup merupakan sarana penting dalam menghasilkan sumberdaya
manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
26
Penanaman pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dapat
dilakukan melalui lembaga formal, informal dan non formal berbasis
lingkungan hidup dari berbagai disiiplin ilmu.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan isu lokal dan isu
global sebagai materi pembelajaran lingkungan hidup sesuai dengan
jenjang pendidikan
2)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan model bahan ajar
pendidikan berbasis lingkungan hidup pada setiap mata pelajaran
3)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan indikator dan
instrument penilaian pembelajaran lingkungan hidup
Hasil yang diharapkan
1)
Guru mampu menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran dengan muatan lingkungan hidup kepada peserta didik.
2)
Guru mampu menerapkan rancangan pembelajaran tentang lingkungan
hidup untuk kegiatan di kelas, laboratorium, dan luar kelas
3)
Mengkomunikasikan hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup
4)
Mengkaitkan pengetahuan konseptual tentang pemecahan masalah
lingkungan hidup serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
5)
Siswa dapat menerapkan pengetahuan tentang menjaga lingkungan pada
kehidupan sehari-hari
6)
Siswa mampu menghasilkan karya berkaitan tentang pelestarian
Lingkungan Hidup dan mengatasi kerusakan lingkungan
7)
Siswa dapat mengkomunikasikan kembali hasil pembelajaran lingkungan
hidup kepada masyarakat khususnya keluarga.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup pada beberapa
Fakultas, Jurusan dan Program Studi, yaitu:
1)
FPIPS; Pendidikan Geografi
2)
FPMIPA
27
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3)tahun.
4.9
Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik pada Pendidikan Nonformal
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KOMPETENSI
TENAGA
PENDIDIK PADA PENDIDIKANNONFORMAL
Latar Belakang :
Pendidikan nonformal memiliki karakteristik yang khas jika dibandingkan
dengan pendidikan formal, baik itu dari sasaran didik, program, bentuk
kegiatan, maupun otuput yang diharapkan dihasilkan. Secara de facto masih
banyak para pendidik pada pendidikan nonformal tidak memiliki kecakapan
yang memadai dalam merancang, menyelenggaakan, dan
mengevaluasi
program pembelajaran, sehingga berdampak pada mutu yang dihasilkan dari
lulusan pendidikan noformal belum mencapai target yang diharapkan.
Universitas Pendidikan Indonesia selama ini telah melakukan berbagai kajian,
advokasi dan pelatihan dalam meningkatkan kecakapan para pendidik dan
pengelola program pendidikan nonformal, yang meliputi; widyaiswara,
pamong belajar, penilik, tutor, instruktur, pelatih, dan lainnya.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan pendidik nonformal dalam merancang
program pendidikan nonformal
2)
Meningkatkan kemampuan pendidik nonformal dalam melaksanakan
program pendidikan nonformal
3)
Meningkatkan kemampuan pendidik nonformal dalam mengevaluasi
program pendidikan nonformal.
Hasil yang diharapkan
1)
Pendidik nonformal memiliki kompetensi yang diharapkan dalam
melakukan pembelajaran pada pendidikan nonformal.
2)
Pendidik nonformal memiliki kompetensi dalam mengembangkan
program pendidikan nonformal
28
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga pendidik pada
pendidikan nonformal dini di Fakultas Ilmu Pendidikan.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2)tahun.
4.10
Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini
Nama Kegiatan
:
PENINGKATAN
KOMPETENSI
TENAGA
PENDIDIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
Latar Belakang
:
Meningkatnya kesadaran tentang pendidikan untuk anak usia dini berdampak
besar terhadap munculnya layanan pendidikan anak usia dini dalam berbagai
jenis dan bentuk satuan pendidikan.
Disadari bahwa kebutuhan akan upaya untuk meningkatkan kompetensi
pendidik pada pendidikan anak usia dini merupakan kebutuhan yang mendesak
mengingat tenaga pendidik pada pendidikan anak usia dini banyak yang tidak
memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dan kompetensi yang diharapkan.
UPI selama ini telah berpengalaman
menyelenggarakan peningkatan
kompetensi tenaga pendidik pada pendidikan anak usia dini sebagai salah satu
bagian dari upaya untuk membangun pendidikan anak usia dini di Indonesia
menjadi lebih baik.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam merancang program
pendidikan anak usia dini
2)
Meningkatkan kemampuan guru PAUD dalam melaksanakan program
pendidikan anak usia dini
3)
Meningkatkan
kemampuan
guru
PAUD
dalam
perkembangan anak pada pendidikan anak usia dini
29
mengevaluasi
Hasil yang diharapkan
1)
Guru
memiliki
kompetensi
yang
diharapkan
dalam
melakukan
pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.
2)
Guru memiliki kompetensi dalam mengembangkan program pendidikan
anak usia dini
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga pendidik pada
pendidikan anak usia dini di Fakultas Ilmu Pendidikan.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama dua (2) tahun.
4.11
Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Mitigasi
Bencana
Nama Kegiatan
:
PELATIHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
BERBASIS MITIGASI BENCANA
Latar Belakang
:
Mitigasi bencana merupakan suatu aktivitas yang berperan sebagai tindakan
pengurangan dampak bencana. Mitigasi bencana
mengurangi resiko
sebagai upaya untuk
bencana di Indonesia perlu disosialisasikan pada
masyarakat agar korban saat terjadi bencana dapat diminimalkan. Sosialisasi
tersebut dapat dilakukan di sekolah melalui pendidikan mitigasi bencana dan
guru mempunyai peran yang strategis untuk mensosialisasikan pendidikan
mitigasi bencana tersebut.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan materi tentang
wilayah lokal yang memiliki potensi bencana
sebagai materi
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan
2)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan materi tentang
wilayah Indonesia yang memiliki potensi bencana
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan
30
sebagai materi
3)
Meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan mendapatkan
model bahan ajar pendidikan berbasis mitigasi bencana pada setiap mata
pelajaran
4)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan indikator dan
instrument penilaian pembelajaran mitigasi bencana
Hasil yang diharapkan
1)
Guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi tentang
wilayah lokal yang memiliki potensi bencana
sebagai materi
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan
2)
Guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan materi tentang
wilayah Indonesia yang memiliki potensi bencana
sebagai materi
pembelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan
3)
Guru memiliki kemampuan dalam pengembangan mendapatkan model
bahan ajar pendidikan berbasis mitigasi bencana pada setiap mata
pelajaran
4)
Guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan indikator dan
instrument penilaian pembelajaran mitigasi bencana
5)
Siswa dapat mengenal wilayah sekitar mereka
6)
Siswa dapat mengindentifikasi risiko apa yang dimiliki wilayah tersebut
7)
Siswa secara sadar akan melakukan berbagai kegiatan untuk mengurangi
risiko bencana
8)
Siswa dapat mengkomunikasikan kembali hasil pembelajaran mitigasi
bencana kepada keluarga.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan ini dengan melibatkan beberapa fakultas, jurusan dan
program studi yang ada di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama tiga (3) tahun.
31
32
KURIKULUM DAN PROGRAM
PEMBELAJARAN
5.1
Workshop Impelementasi Kurikulum Tahun 2013 Pada Satuan Pendidikan
Nama Kegiatan
:
workshop Terpadu (Metode, Media dan evaluasi
pembelajaran) Kurikulum 2013
Latar Belakang
:
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang memiliki karakteristik yang
berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan tersebut cukup signifikan
sehingga diperlukan suatu wawasan (pengetahuan) dan ketrampilan dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum tersebut. UPI sebagai
lembaga pendidikan tinggi yang terlibat dalam pengembangan kurikulum telah
memberikan advokasi dan bantuan teknis terhadap pemerintah daerah dan guru
melalui berbagai kegiatan.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru dalam memahami kurikulum 2013
2)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kurikulum 2013
3)
Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan mengembangkan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
4)
Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan mengembangkan
bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013.
5)
Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan mengembangkan
evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Hasil yang diharapkan
1)
Tersusun dokumen kurikulum 2013 pada setiap kabupaten/kota
2)
Guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan kurikulum 2013
3)
Guru memiliki kemampuan dalam merancang strategi dan metode
pembelajaran, memilih bahan ajar, dan merancang sistem evaluasi yang
sesuai dengan kurikulum 2013.
33
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan program dengan melibatkan seluruh Fakultas, Jurusan
dan Program Studi yang ada di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama satu (1)tahun.
5.2
Pengembangan Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah
Nama Kegiatan
:
Latar Belakang
:
PENGUATAN KOMPETENSI GURU BK
Kehadiran Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah
menjadi semakin
penting dirasakan di dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan
disekolah tersebut. Selama ini guru BK banyak dirangkap oleh guru bidang
studi lainnya.Hal ini sebagai dampak dari keterbatasan dari kemampuan
pemerintah untuk menyedian guru BK pada setiap sekolah.Hal tersebut tentu
saja memberikan dampak terhadap mutu layanan yang diberikan oleh guru BK
dalam membangun pendidikan yang lebih baik.Diperlukan suatu kebijakan
yang bersifat short cut untuk mendorong agar pada guru BK memiliki
kompetensi dalam menangani persoalan-persoalan peserta didik di sekolah.
Universitas
Pendidikan
Indonesia
telah
memiliki
pengalaman
dalam
mengembangkan pelatihan-pelatihan peningkatan guru BK, baik melalui sistem
block time maupun yang dilakukan melalui sistem sandwich.
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru BK dalam memberikan layanan terhadap
peserta didik di sekolah
2)
Meningkatkan kemampuan guru BK dalam mengembangkan program BK
di sekolah
3)
Meningkatkan
kemampuan
guru
BK
dalam
merancang
dan
mengembangkan strategi konseling di sekolah.
Hasil yang diharapkan
1)
Guru BK memiliki kemampuan dalam memberikan layanan terhadap
peserta didik
34
2)
Guru BK memiliki kemampuan dalam mengembangkan program BK di
sekolah.
3)
Guru BK memiliki kemampuan dalam merancang dan mengembangan
strategi konseling di sekolah.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan program ini pada beberapa daerah yang kembangkan
melalui Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan Unit Pelaksana
Teknis BK.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama satu (2) tahun.
5.3
Pengembangan Pendidikan Inklusif
Nama Kegiatan
:
PENGUATAN KOMPETENSI GURU DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
Latar Belakang
:
Seiring dengan kebijakan pemerintah tentang sekolah inklusif maka setiap
satuan pendidikan tidak lagi dapat menolak anak berkebutuhan khusus untuk
dapat secara bersama-sama mengikuti pendidikan pada sekolah umum.
Kebijakan ini sebagai respon terhadap masih banyaknya anak yang
berkebutuhan khusus yang tidak dapat mengikuti pendidikan yang khusus
(segregasi)untuk anak berkebutuhan khusus.
Menjadikan sekolahh sebagai sekolah inklusif tentu saja bukan perkara yang
mudah.Diperlukan kompetensi guru dalam memahami karakteristik kebutuhan
khuusus pada peserta didik serta memberikan perlakuan yang tepat sesuai
dengan kebutuhan yang disandang oleh peserta didik.
Jurusan Pendidikan Luar Biasa selama ini telah mengembangkan program
pendidikan untuk menyiapkan guru-guru (umum) sebagai guru inklusif pada
sekolah inklusif.Program tersebut telah dikerjasamakan dengan beberapa
35
daerah, baik dalam bentuk pendidikan gelar maupun pendidikan nongelar
(pelatihan-pelatihan).
Tujuan
1)
Meningkatkan kemampuan guru mengindentifikasi kebutuhan spesifik
dari peserta didik yang berkebutuhan khusus di sekolah.
2)
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran inklusif di sekolah.
3)
Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang dan mengembangkan
strategi pendidikan inkusif di sekolah.
Hasil yang diharapkan
1)
Guru memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan dari
peserta didik yang berkebutuhan khusus.
2)
Guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan program inklusif di
sekolah.
3)
Guru memiliki kemampuan dalam merancang dan mengembangan strategi
pembelajaran inklusif di sekolah.
Ruang Lingkup
UPI telah melaksanakan program ini pada beberapa daerah yang kembangkan
melalui Jurusan Pendidikan Luar Biasa pada Fakultas Ilmu Pendidikan.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama satu (2) tahun.
36
MANAJEMEN DAN PENJAMINAN
MUTU PENDIDIKAN
6.1. Pengembangan SIM Pendidikan Pada Satuan Pendidikan
Nama Kegiatan
:
PENGUATAN
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN (SIM) SEKOLAH
Latar Belakang
:
Sekolah menjadi wilayah publik yang dapat diakses oleh peserta didik maupun
masyarakat pada umumnya.Layanan tersebut dapat dimiliki manaka sekolah
memiliki sistem informasi dan manajemen yang baik, yaitu sistem manajemen
yang tertib, mudah diakses, dan update. Banyak keuntungan yang diperoleh
sekolah apabila memiliki sistem manajemen informasi yang baik, bukan saja
sebagai syiar tentang pencapaian yang telah dilakukan oleh sekolah, lebih dari
itu dapat juga menjadi sistem yang menampung aspirasi, masukan, keluhan dan
juga sistem data yang berbasis elektronik.
Tujuan
1)
Membangun mindset warga sekolah tentang pentingnya sistem informasi
manajemen sekolah.
2)
Membangun sistem informasi manejemnn yang sekolah yang tepat sesuai
dengan kondisi sekolah.
3)
Membangun sistem informasi manajemen yang menyaikan informasi
akurat, mudah diakses dan update.
Hasil yang diharapkan
Terwujdunya suatu sistem informasi manajemen yang mudah diakses, akurat,
dan update.
Ruang Lingkup
UPI telah membantu melaksanakan program ini pada beberapa daerah yang
kembangkan melalui Jurusan Ilmu Komputer dan Teknologi Pendidikan.
37
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama satu (2) tahun.
6.2. Peningkatan Kualitas Pendanaan Pendidikan (Perhitungan Biaya
Operasional/ Unit Cost satuan Pendidikan)
Nama Kegiatan
:
KAJIAN
PENINGKATAN
KUALITAS
PENDANAAN PENDIDIKAN
Latar Belakang
:
Sejak tahun 2005 pemerintah meluncurkan Program Bantuan Operasional
Sekolah(BOS) yang memberikan bantuan uang kepada sekolah berdasarkan
jumlah murid. Secaraumum, Program BOS bertujuan untuk membebaskan
biaya pendidikan bagi siswa tidakmampu dan meringankan bagi siswa yang
lain, agar mereka memperoleh layananpendidikan dasar yang lebih bermutu
sampai tamat dalam rangka penuntasan Wajib Belajar9 tahun. Mulai tahun
2009,
Program
BOS
bertujuan
bukan
hanya
untuk
meringankan
bebanmasyarakat tetapi juga untuk menggratiskan biaya pendidikan, khususnya
bagi siswa SD danSMP Negeri kecuali pada rintisan sekolah bertaraf
internasional (RSBI) dan sekolah bertarafInternasional (SBI). Adapun tujuan
utamanya tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara
umum di Indonesia.
Dalam pelaksanaanya, beberapa permasalahan muncul berkaitan dengan
pendanaan pendidikan. Program sekolah gratis untuk tingkat SD dan SMP
memberikan keyakinan pada masyarakat bahwa pemerintah menanggung
sepenuhnya biaya pendidikan, sedangkan di sisi lain hasil perhitungan dan
pengalokasian anggaran yang dilakukan pihak sekolah mengindikansikan
bahwa masih terdapat kekuarangan biaya pengembangan sekolah terutama
berkaitan dengan operasionalisasi sekolah.
Atas dasar permasalahan di atas, pendanaan pendidikan yang berkualitas mesti
dilaksanakan oleh pemerintah. Kebijakan 20 % untuk alokasi pendidikan yang
38
telah mendukung ini, mesti diimbangi dengan kebijakan pembiayan pendidikan
yang tepat sasaran. Salah satu langkah yang dapat dilakukan menuju pendanaan
pendidikan
yang
berkualaitas
adalah
melakukan
penghitungan
biaya
operasional satuan pendidikan di bernagai jenjang pendidikan (SD, SMP dan
SMA). Hal ini bertujuan agar setiap daerah mengetahui kebutuhan riil setiap
jenjangnya. Jika hasilnya ditemukan masih terdapat kekuarangan pembiayaan,
maka pihak pemerintah bersama-sama dengan masyarakat akan memikirkan
kebijakan yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah agar Pemerintah Daerah mengetahui kebutuhan
riil berkaitan denga pemenuhan layanan pendidikan di setiap jenjang
pendidikan (SD, SMP dan SMA).
Penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan ini bertujuan untuk
menghitung rata-rata kebutuhan minimal yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasional satuan pendidikan (SD, SMP dan SMA) agar dapat
berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai dengan standar nasional
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan dengan didasarkan pada per peserta
didik serta jenjang pendidikan.
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh secara umum adalah agar
semua pihak memperoleh gambaran besarnya kebutuhan biaya operasional
yang diperlukan oleh sekolah serta besarnya anggaran yang tersedia. Secara
khusus, hasil pengitungan kajian ini dapat memberi manfaat kepada :
1. Pemerintah daerah
a.
Mendapatkan gambaran tentang berapa yang diperlukan sekolah untuk
menopang kegiatan operasionalnya. Informasi ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai langkah awal menghitung kebutuhan biaya pendidikan
secara keseluruhan sehingga kebijakan pendanaan pendidikan sebagai
outputnya mencerminkan kebijakan yang berkualitas
b.
Menjadi dasar alokasi dan APBD untuk menunjang pendidikan
c.
Menjadi dasar penyusunan kebijakan pendidikan, khususnya mengenai
pembiayaan yang terkait dalam program “sekolah gratis”
39
2. Sekolah
a.
Dapat mengkomunikasikan kebutuhan dana untuk keperluan opersional
sekolah secara lebih baik dengan pihak diluar sekolah
b.
Dapat dijadikan dasar usulan untuk diperbolehkannya sekolah menarik
partisipasi masyarakat dalam pembiayaan operasioanl sekolah.
c.
Dapat dijadikan acuan alokasi penggunaan dana di sekolah
3. Orang Tua/ Masyarakat
a.
Diperolah gambaran yang lebih jelas tentang berapa sebenarnya yang
dibutuhkan oleh sekolah untuk keperluan operasionalnya.
b.
Diperoleh gambaran lebih jelas tentang apakah memang sekolah masih
memerlukan partisipasi masyarakat untuk keperluan operasionalnya
c.
Diperoleh gambaran tentang alokasi penggunaan dana operasional di
sekolah, sehingga memberi peluang untuk ikut mengawasi penggunaan
dana di sekolah
Hasil yang diharapkan
1)
Tersusun dokumen perhitungan riil kebutuhan pelayanan minimum di
tingkat SD
2)
Tersusun dokumen perhitungan riil kebutuhan pelayanan minimum di
tingkat SMP
3)
Tersusun dokumen perhitungan riil kebutuhan pelayanan minimum di
tingkat SMA
Ruang Lingkup
UPI memliki tenaga ahli yang ekspert di bidang keuangan dan pendanaan
pendidikan. Tenaga ahli ini telah sering membantu pemerintah daerah dalam
perhitungan biaya operasional.
Waktu yang dibutuhkan
Program ini dilaksanakan dalam program tahun jamak (multi year), sekurangkurangnya selama satu (1) tahun.
40
MEKANISME KERJASAMA
BAGAN MEKANISME KERJASAMA KELEMBAGAAN
ANTARA UPI DENGAN LEMBAGA MITRA
41
MEKANISME PENGELOLAAN KERJASAMA BIDANG PELATIHAN
Calon
Lembaga
Mitra
Pengajuan kerjasama
dari dan ke UPI
Ya
Tidak
Kesepakatan
kerjasama



MoU

Tidak ada kerjasama
Pendataan
Perjanjian
Kerjasama
(PKS)


DKU
Lembaga
Mitra


DKU
SU. Div
Hukum
Dit.
Akademik


SK Rektor UPI

Transfer biaya
pelatihan ke
rekening UPI


Lembaga
Mitra
DKU
Monitoring
dan Evaluasi
Pelatihan
Sertifikasi
42
DKU
Jurusan/Prod
i
SU. Div
Hukum
Dit.
Akademik
SU. Div
Hukum
DKU
Lembaga
Mitra



Fakultas
Prodi/Jurusan
Lembaga di
UPI
MEKANISME PENGELOLAAN
MAHASISWA JALUR KERJASAMA
Pengajuan kerjasama
dari dan ke UPI
Calon
Lembaga Mitra
Tidak




Ya
Kesepakatan
kerjasama
MoU
Tidak ada kerjasama
Pendaftaran dan
seleksi calon
mahasiswa
Perjanjian
Kerjasama (PKS)
SK Rektor UPI
SPJ


Dit.
Keuangan
Fakultas

DKU
Dit. Akademik
Jurusan/Prodi
SU
Div.
Hukum
Lembaga Mitra



DKU
Dit. Akademik
Jurusan/Prodi





DKU
Dit. Akademik
Jurusan/Prodi
SUDiv. Hukum
Lembaga Mitra
 SU Div. Hukum
 Dit. Akademik
 SU Div. Hukum
Transfer biaya
pendidikan ke
rekening UPI
Lembaga Mitra
Validasi biaya
pendidikan
 Dit.
Keuangan
 Dit.
Akademik
Penagihan biaya
pendidikan semester
berikutnya
Distribusi biaya kepada
Jurusan/Prodi
Registrasi
Akademik
 Dit. Akademik
 Dit. TIK
Pelimpahan Pelaksana
Operasional
 DKU
 Dit Akademik
Perlu
Matrikulasi
Tida
k
Y
a
Matrikula
si
 Fakultas
 Prodi/Jurusan
DKU
Lembaga Mitra
Monitoring dan
Evaluasi
Rekoordinasi



DKU
Dit Akademik
Dit. Keuangan
Perkuliahan
Tida
k
43
Tuntas
 Fakultas
 Prodi/Jurusan
Y
a
WISUDA
44
Download