peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui teknik

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI
TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nurul Hidayati
NIM 11104241036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
NOVEMBER 2015
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati) 1
PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK
SOSIODRAMA PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA
INCREASING OF INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS THROUGH SOCIODRAMA
TECHNIQUES AT SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA
Oleh: Nurul Hidayati, Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa
SMK Perindustrian Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang
dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan model Kemmis & McTaggart. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan skala, observasi, dan wawancara. Instrumen yang digunakan yaitu, skala
keterampilan komunikasi interpersonal, pedoman observasi, dan pedoman wawancara. Subyek penelitian ini
yaitu sepuluh siswa SMK Perindustrian Yogyakarta. Teknik sosiodrama yang dilakukan melalui tahapan
mendiskusikan tema dan naskah drama, bermain drama yang hanya disaksikan oleh teman yang terlibat
dalam sosiodrama, bermain drama yang disaksikan oleh para penonton luas dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi interpersonal. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan skor rata-rata pratindakan 61,3, post tes I 109,9, pasca-tindakan II 134,1 pada siswa SMK Perindustrian Yogyakarta. Hasil
tersebut juga diperkuat dengan hasil uji Wilcoxon, observasi, dan wawancara.
Kata kunci: keterampilan komunikasi interpersonal, sosiodrama.
Abstract
This research aims to improve interpersonal communication skills of SMK Perindustrians students
in Yogyakarta. This study is an action research that is conducted in two cycles with Kemmis & McTaggart
model. Data collecting techniques employs interpersonal communication skills scale, observation and
interview. The respondents of this research are ten students of SMK Perindustrian Yogyakarta. The results
shows that the sociodramas technique can increase interpersonal communication skills of SMK
Perindustrians students in Yogyakarta. Sociodramas technique performed through the stages of discussing
the theme and plays, dramatic play only witnessed by a friend who is involved in sociodrama, play drama
witnessed by the audience who was not involved in sociodramas This is evidenced by a significant increase
in the average score pretest 61.3, pasca-tindakan I 109.9, post-test II 134.1 on Industry, Yogyakarta
vocational students. These results is also encouraged with Wilcoxon test result, observation, and interview.
Keywords: interpersonal communication skill, sosiodrama
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan memiliki keterkaitan yang
besar
bagi
lancarnya
sebuah
yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran. Siswa harus memperhatikan
belajar dan proses pembelajaran. Belajar merupakan keterampilan komunikasinya agar dapat
proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai berinteraksi dengan sesama individu di
hasil pengalaman yang terjadi melalui interaksi dalam
antara
individu
dengan
lingkungan
kelas.
Sehingga
tidak
hanya
belajarnya pembelajaran yang bisa tercapai dalam kelas
(Sudjana, 2005: 87). Komunikasi memiliki peran
tersebut, namun juga hubungan sosial.
2 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
Komunikasi
interpersonal
yang
dilakukan oleh siswa juga memiliki peran yang
berperilaku aneh. Waktu istirahat sering
dihabiskan di sudut sekolah.
besar dalam keberhasilan dan lancarnya
pembelajaran
harus
otomitif ada salah satu siswa yang merupakan
memperhatikan keterampilan komunikasinya
siswa satu-satunya perempuan yang masuk ke
agar
dalam jurusan otomotif. Ketika berada di
dapat
individu
di
di
kelas.
berinteraksi
dalam
Siswa
Fenomena lain yang terjadi di kelas
dengan
itu
dalam kelas kemampuan komunikasinnya
dapat
cukup baik. Masih bisa bergaul dengan teman-
digunakan untuk bisa mengeluarkan pendapat
teman laki-lakinya, tapi ketika sudah berada di
ketika sedang berada di dalam kelas, maupun
luar kelas, siswa ini cenderung lebih banyak
ketika sedang berada dalam diskusi kelompok.
diam. Selain itu ada pula siswa yang
Hal ini agar terjalin komunikasi yang baik, dan
mempunyai kemampuan yang baik dalam
pesan
pelajaran dan merupakan salah satu siswa
keterampilan
kelas.
sesama
komunikasi
yang
ingin
Selain
juga
disampaikan
dapat
tersampaikan sesuai dengan tujuannya.
pandai di kelasnya, tetapi suasana di dalam
Pada kenyataannya melalui observasi
kelas dan temannya yang membuat siswa ini
yang dilakukan oleh penulis di dalam kelas,
kurang bisa untuk berkomunikasi dengan baik
masih
Perindustrian
dengan siswa dikelasnya. Siswa ini sangat
sulit
pendiam dan hanya berbicara seperlunya saja.
ada
Yogyakarta
siswa
yang
SMK
masih
untuk
berkomunikasi dengan sesama teman maupun
Ada
untuk berkomunikasi di depan kelas. Ada
melontarkan kata-kata yang kurang sopan dan
salah satu siswa yang benar-benar ketika
kotor, baik kepada teman maupun kepada guru
ditanya oleh guru maupun teman kadang tidak
di sekolah tersebut tanpa memperhatikan
mau menjawab. Siswa ini sangat pendiam
lingkungan sekitarnya.
ketika berada di dalam kelasnya, hanya
6 orang siswa yang terbukti sering
Berdasarkan
permasalahan-
menurut ketika disuruh tetapi tidak mudah
permasalahan di atas, maka perlu adanya
untuk menanggapi pembicaraan dari orang
peningkatan
lain. Respon yang biasa dilakukan oleh siswa
interpersonal pada siswa SMK Perindustrian
ini ketika ditanya oleh guru hanyalah sebuah
Yogyakarta. Dengan kemampuan tersebut
senyuman.
diharapkan agar siswa dapat berkomunikasi
Kemudian ada juga siswa di SMK
Perindustrian
Yogyakarta
yang
memiliki
kebiasaan yang tidak wajar dimiliki oleh
teman-temannya.
Siswa
ini
jarang
keterampilan
komunikasi
baik dengan teman atau guru di sekolah, dan
dapat berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi
di kelas.
Komunikasi
interpersonal
adalah
berkomunikasi dengan teman yang lainnya,
interaksi tatap muka antara dua atau beberapa
jarang
orang, dimana pengirim dapat menyampaikan
sekali
berbicara,
dan
seringkali
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati)3
pesan secara langsung, dan penerima pesan
atas
dapat menerima dan menanggapi secara
keterampilan komunikasi interpersonal adalah
langsung pula (Agus M Hardjana, 2003: 85)
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang
Kebanyakan
interpersonal
dalam berkomunikasi dengan orang lain,
berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan
kemampuan untuk berinteraksi, mengelola
nonverbal dan dilakukan secara lisan. Deddy
hubungan sosial serta memberikan makna
Mulyana (2005: 73) menyatakan bahwa
dalam
komunikasi interpersonal adalah komunikasi
penyampaian pesan dilakukan secara langsung
antara orang-orang secara tatap muka, yang
sehingga reaksi yang ada dapat ditanggapi
memungkinkan setiap pesertanya menangkap
secara langsung pula dan dalam komunikasi
reaksi orang lain secara langsung. Baik secara
tersebut
verbal maupun nonverbal. Komunikasi yang
dilakukan
dilakukan secara langsung dengan adanya
nonverbal.
komunikasi
interaksi antara kedua belah pihak yang
dapat
ditarik
komunikasi
kesimpulan
bahwa
tersebut,
dimana
tercipta
sebuah
hubungan
dalam
bentuk
verbal
Banyak
cara
untuk
yang
maupun
meningkatkan
menjalin komunikasi tersebut, sehingga pesan
keterampilan komunikasi interpersonal, salah
yang akan disampaikan dapat secara langsung
satunya dengan menggunakan sosiodrama.
dan tepat disampaikan kepada orang lain atau
Roestiyah (2008: 90) mengatakan sosiodrama
lawan bicaranya. Keterampilan komunikasi
ialah sebuah teknik dimana siswa dapat
interpersonal ini tidak hanya melalui tatap
mendramatisasikan
muka
keterampilan
ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
komunikasi interpersonal bisa pula melalui
hubungan sosial antar manusia. Penelitian
telepon, handphone maupun alat komunikasi
mengenai sosiodrama sudah banyak dilakukan,
yang lain.
salah satunya adalah Meli Apriyani (2011: 84)
saja
akan
tetapi
Stewart (dalam Suranto Aw, 2011: 21)
mendefinisikan
kemampuan
tingkah
laku,
atau
dalam hasil penelitiannya tentang upaya
komunikasi
peningkatan kemampuan berbicara di depan
interpersonal sebagai kesediaan untuk berbagai
umum melalui teknik sosiodrama pada siswa
aspek unik dari individu. Kemudian Weaver
SMA N 11 Yogyakarta, menunjukkan bahwa
(dalam Suranto Aw, 2011: 22) memberikan
penerapan
definisi
komunikasi
meningkatkan kemampuan berbicara di depan
kemampuan
umum. Diterapkan teknik sosiodrama ini siswa
seseorang untuk berinteraksi antara dua orang
akan lebih percaya diri dalam berbicara di
atau
menciptakan
depan umum, maka dari itu peneliti ingin
mengelola,
menggunakan teknik sosiodrama ini untuk
bahwa
interpersonal
lebih,
komunikasi
menciptakan
keterampilan
merupakan
mampu
yang
untuk
baik
hubungan
serta
dan
memberikan
makna dalam komunikasi. Dari definisi di
meningkatkan
teknik
sosiodrama
keterampilan
dapat
komunikasi
4 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
interpersonal pada siswa SMK Perindustrian
masing-masing siklus terdiri dari rencana,
Yogyakarta.
tindakan, observasi, dan refleksi.
Teknik sosiodrama termasuk dalam
social
play
dikarenakan
bermain
Tempat dan waktu penelitian
secara
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
bersama dan ada interaksi dalam kelompok.
Perindustrian Yogyakarta pada bulan Agustus
Bermain teamwork
sampai bulan September 2015.
dapat membantu siswa
dalam meningkatkan keterampilan komunikasi
sosial,
karena
diperlukan
dalam
interaksi,
teknik
sosiodrama
kekompakan,
dan
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah 10
siswa SMK Perindustrian Yogyakarta yang
berfokus pada pencapaian tujuan yang sama.
memiliki
Teknik sosiodrama merupakan sebuah teknik
interpersonal rendah.
dimana
Prosedur Penelitian
siswa
dapat
mendramatisasikan
keterampilan
komunikasi
tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah
Prosedur dalam penelitian ini, adalah :
seseorang
1. Peneliti melakukan wawancara pada guru
dalam
hubungan
sosial
antar
manusia. Tujuan bermain sosiodrama yaitu
pembimbing
melatih individu untuk bersosialisasi dan
komunikasi interpersonal siswa SMK
berkomunikasi dengan baik, meningkatkan
Perindustrian Yogyakarta.
kohesivitas kelompok, dan dapat bekerja sama
dengan baik.
melakukan
keterampilan
observasi
dan
wawancara pada siswa pada siswa SMK
Penjelasan di atas menjadikan acuan
peneliti
2. Peneliti
tentang
untuk
menggunakan
sosiodrama
sebagai teknik yang dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi interpersonal. Oleh
Perindustrian
Yogyakarta
yang
keterampilan komunikasi interpersonalnya
rendah.
3. Peneliti berdiskusi dengan guru BK
karena itu, peneliti menjadikan sosiodrama
mengenai
sebagai upaya meningkatkan keterampilan
melakukan tindakan, dan peran yang
komunikasi interpersonal pada siswa SMK
dilakukan oleh guru BK dalam melakukan
Perindustrian Yogyakarta.
tindakan penelitian.
Jenis penelitian
pendekatan
ini
penelitian
sosiodrama,
cara
4. Peneliti menyusun skala keterampilan
METODE PENELITIAN
Penelitian
teknik
menggunakan
tindakan
(action
research) menggunakan desain penelitian yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
yang menggunakan siklus sistem spiral yang
komunikasi
interpersonal
berdasarkan
aspek-aspek
keterampilan
komunikasi
interpersonal untuk diujicobakan pada
subyek yang berbeda namun berada di
lingkungan dan tingat kelas yang sama.
Ujicoba
dilakukan
untuk
validitas dan reliabilitas.
mengetahui
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati)5
5. Mempersiapkan
untuk
pedoman
mengetahui
wawancara
perkembangan
keterampilan komunikasi interpersonal.
6. Mempersiapkan pedoman observasi untuk
mengamati
dengan
sikap
para
siswa
keterampilan
terkait
komunikasi
interpersonal.
komunikasi
interpersonal,
pedoman observasi dan pedoman wawancara.
Teknis pengumpulan datanya adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data subjek penelitian.
2. Melakukan pengamatan terhadap siswa
dan wawancara dengan guru maupun
7. Mempersiapkan naskah drama yang akan
dimainkan dalam teknik sosiodrama ini.
8. Peneliti memberikan tes sebelum tindakan
(pra-tindakan) kepada 10 orang subjek,
untuk
keterampilan
mengetahui
komunikasi
keterampilan
interpersonal
diberikan
tindakan.
siswa.
3. Melakukan pra-tindakan terhadap 10
subyek
penelitian
siswa
SMK
Perindustrian Yogyakarta.
4. Mengolah data
Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan
9. Peneliti melaksanakan tindakan penelitian
menggunakan teknik tabulasi data secara
(siklus) teknik pengumpulan data dengan
kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang
skala, observasi dan wawancara.
dilaksanakan pada setiap siklus.
10. Menganalisis
data
kesimpulan
dari
untuk
menarik
penelitian
Dengan
menggunakan
skala
yang
yang
diadaptasi dari skala likert yaitu skala yang
dilakukan. Analisis data menggunakan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
teknik analisis statistic deskriptif (analisis
dan persepsi seseorang tentang fenomena
data deskriptif) dengan persentase.
sosial, maka jawaban setiap item mempunyai
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
gradasi dari yang sangat positif sampai sangat
Data
negatif yang terdiri dari empat pilihan yaitu
Data dalam penelitian ini, adalah data
sangat Selalu, Sering,
Kadang-kadang, dan
kuantitatif yang menunjukkan peningkatan
Tidak Pernah. Skor untuk skala keterampilan
keterampilan komunikasi interpersonal yang
komunikasi
diperoleh dari skala keterampilan komunikasi
berikut:
interpersonal, data lain yang menggambarkan
Tabel 1. Skor Skala
Komunikasi Interpersonal
ekspresi, penghayatan melalui data observasi
serta data yang menggambarkan bagaimana
perasaan siswa setelah melakukan sosiodrama
melalui wawancara.
Instrumen
penelitian
ini
yang
digunakan
dalam
adalah
instrumen
skala
Pilihan
jawaban
Selalu
Sering
Kadangkadang
Tidak
Pernah
interpersonal
Favourable
adalah
sebagai
Keterampilan
Skor
Unfavourable
4
3
2
1
2
3
1
4
6 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
Berikut
langkah
ini
merupakan
pengkategorisasian
langkah-
keterampilan
subjek penelitian. Adapun hasil pra-tindakan
subjek
sebanyak
10
siswa
memiliki
komunikasi interpersonal :
keterampilan komunikasi interpersonal yang
a. Menentukan Skor tertinggi dan terendah
rendah disajikan dalam bentuk tabel, seperti
Skor tertinggi = 4 x jumlah item
yang tercantum di bawah ini:
= 4 x 39 = 156
Tabel 3. Hasil Pra-Tindakan
Skor terendah = 1 x jumlah item
= 1 x 39 = 39
b. Menghitung mean (M), yaitu :
M=
(skor tertinggi + skor terendah)
=
(156 + 39)
=
(195)
= 97,5
c. Menghitung Standar Deviasi (SD) yaitu :
SD = ⁄ (Skor tertinggi-skor terendah)
= ⁄ (156-39)
= ⁄ (117)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa batas antar
kategori tersebut adalah
(M+1SD) = 97,5 + 19,5 = 117
(M-1SD) = 97,5 – 19,5 = 78
Tabel 2. Kategori Skor Keterampilan
Komunikasi Interpersonal
2
3
Batas (Interval)
Skor < (M-ISD) Jadi, skor
< 78
Kategorisasi
Kemampuan
keterampilan
komunikasi
interpersonal Rendah
(M-1SD) skor < (M+1SD) Kemampuan
Jadi, 78 ≤ skor < 117
keterampilan
komunikasi
interpersonal Sedang
Skor ≥ (M+1SD)
Kemampuan
Jadi, skor ≥ 117
keterampilan
komunikasi
interpersonal Tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum
Subyek
Skor
1
DR
64
41 %
Rendah
2
GA
64
41 %
Rendah
3
HC
63
40 %
Rendah
4
KN
63
40 %
Rendah
5
LK
64
41 %
Rendah
6
MO
59
38 %
Rendah
7
NY
63
40 %
Rendah
8
SK
52
33 %
Rendah
9
SS
57
37%
Rendah
10
TR
64
41%
Rendah
61,3
39,3%
Rata-rata
= 19,5
No
1
No
melaksanakan
tindakan,
peneliti melakukan pra-tindakan kepada 10
%
Kategori
Setelah
melakukan
Pra-Tindakan,
dilaksanakan siklus I dengan tiga tindakan
berupa
teknik
sosiodrama.
Kemudian
dilakukan pasca-tindakan untuk mengetahui
hasil tindakan yang telah diberikan. Berikut
hasil pasca-tindakan I :
Tabel 4. Hasil Pasca-tindakan I
No
Subyek
1
DR
Skor Pascatindakan I
123
%
Kategori
78,8
Tinggi
2
GA
108
69,2
Sedang
3
HC
109
69,9
Sedang
4
KN
112
71,8
Sedang
5
LK
116
74,4
Sedang
6
MO
110
70,5
Sedang
7
NY
109
69,9
Sedang
8
SK
95
60,9
Sedang
9
SS
109
69,9
Sedang
10
TR
108
69,2
Sedang
Rata-rata
109,9
70,8%
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati)7
Berdasarkan hasil pra-tindakan dan
5
LK
134
85,9%
Tinggi
pasca-tindakan pada siklus I diperoleh rata-
6
MO
134
85,9%
Tinggi
rata skor pra-tindakan adalah 61,3 dan rata-
7
NY
131
84%
Tinggi
rata skor pasca-tindakan adalah 109,9 yang
8
SK
130
83,3%
Tinggi
menunjukkan adanya peningkatan sebesar
9
SS
130
83,3%
Tinggi
31,5%.
10
TR
131
84%
Tinggi
Dari hasil siklus I sosiodrama yang
Rata-rata
134,1
86%
telah dilakukan sebagian siswa masih kurang
Hasil pasca-tindakan II diperoleh skor
bisa menghayati dan kurang menghayati
rata-rata sebesar 134,1 atau 86% telah terjadi
keterampilan komunikasi interpersonal yang
peningkatan dibanding dengan siklus I dengan
dimiliki masing-masing siswa. Siswa yang
skor rata-rata 61,3. dan prosentase peningkatan
masih terpaku dengan naskah drama sehingga
pada siklus II ini sebesar 15,2%.
kemampuan komunikasinya belum keluar.
Hasil dari observasi dan pengamatan yang
Ada sebagian siswa juga yang belum bisa
dilakukan
menghargai teman lainnya, masih malu-malu
menunjukkan pada siklus II menunjukkan
dan merasa canggung ketika bermain peran.
perubahan dan perbedaan pada siklus I.
Selain itu dari hasil observasi, wawancara, dan
peneliti dan guru BK mengamati bahwa pada
skala keterampilan komunikasi interpersonal
siklus II ini siswa dapat mengekplorasi dengan
yang dilakukan oleh peneliti dan guru BK,
kata-kata mereka sendiri. Mereka lebih saring
peneliti menyimpulkan para siswa tertarik
menghargai satu sama lain, sehingga tidak ada
dengan teknik yang dipakai oleh peneliti
ketegangan yang terjadi.
namun
dirasa
teknik
peneliti
dan
guru
BK
yang
Pada tindakan kedua siklus II persiapan
dilakukan belum efektif, merasa canggung,
yang dilakukan para siswa cukup maksimal.
masih banyak berfikir ketika aan berperan
Mereka sudah mulai antusias, tidak ada yang
sehingga
terlambat dalam pertemuan ini. siswa tidak
peneliti
dan
sosiodrama
oleh
guru
BK
akan
mengadakan siklus II. Peneliti mengatasi
lagi
kekurangan pada siklus I dengan memberikan
memainkan sosiodrama walaupun masih ada
tindakan lanjutan pada siklus II. Berikut
satu dua siswa yang masih sedikit malu-malu
merupakan hasil pasca-tindakan II:
tapi selebihnya sudah sangat luwes, hal ini
Tabel 5. Hasil Pasca-tindakan II
No
Subyek
1
DR
2
GA
3
4
Skor Pascatindakan II
145
%
Kategori
92%
Tinggi
135
86,5%
Tinggi
HC
141
90,4%
Tinggi
KN
130
83,3%
Tinggi
merasa
dikarenakan
canggung
siswa
dalam
sudah
dalam
pernah
melakukannya pada siklus I sehingga mulai
terbiasa. Siswa juga lebih bisa mengeluarkan
ekpresinya, ketika mendapat peran marah
mereka sampe berteriak-teriak menghayati
peran yang dimainkannnya.
8 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
Pada
pelaksanaan
ini
merasa malu-malu untuk berbaur menjadi satu,
kehadiran penonton juga sangat berpengaruh
mereka cenderung sendiri atau mengelompok
akan keterampilan komunikasi interpersonal
dengan gerombolannya tapi setelah siklus II
siswa, sejalan dengan De Vito (dalam Suranto
dilakukan para siswa sudah mulai saling
Aw, 2011:82) bahwa sikap lingkungan yang
terbuka diantara satu teman dengan teman
mendukung merupakan aspek yang sangat
yang lain. Mereka bisa saling bercanda dan
baik
interpersonal
menjalin komunikasi dengan baik. Selain itu
seseorang. Sikap positif dari siswa dan
para siswa juga sudah bisa merasakan empati
lingkungan juga sangat diperlukan untuk
ketika teman lain merasakan kesedihan.
terciptanya suatu komunikasi interpersonal
Mereka bisa memahami secara emosional dan
yang efektif, yaitu pelaku komunikasi harus
ditunjukkan dengan perilaku nonverbal seperti
menunjukkan
dan
menepuk pundak teman yang mengalami
menghargai keberadaan orang lain sebagai
kesusahan dalam peran sosiodrama ini. Hal ini
seseorang yang penting (stroking). Hal ini
ditunjukkan ketika seorang teman memainkan
ditunjukkan pada saat pelaksanaan penelitian
peran kehilangan ayah tercintanya teman yang
terdapat salah satu siswa yang belum bisa
lain mulai bisa berempati dan merasakan pula
menghargai teman yang lainnya, siswa ini
kesedihan yang dialami oleh temannya.
dalam
sosiodrama
komunikasi
sikap
yang
positif
merasa bahwa dia lebih pandai, lebih cantik
Teknik sosiodrama yang dilakukan
dan lebih terkenal di sekolah sehingga dalam
pada penelitian ini memberikan kesempatan
pelaksanaan sosiodrama ini terganggu. Rasa
kepada siswa untuk bermain peran dan
kurang menghargai keberadaan orang lain ini
merasakan bagaimana perasaannya ketika
membuat komunikasi interpersonal siswa tidak
berhadapan dengan masalah sosial yang ada,
dapat maksimal dan efektif, sehingga ketika
serta bagaimana cara mereka mengahadapi
siswa
permasalahan tersebut, sehingga para siswa
tersebut
sudah
dapat
menghargai
keberadaan teman lainnya, mampu menerima
akan
dengan
komunikasi
komunikasi interpersonal dalam kehidupan
sehingga
sehari-hari dan dampak apabila keterampilan
baik
menjadikan
interpersonal
lebih
pelaksanaan
sosiodrama
efektif
berjalan
dengan
menyadari
komunikasi
pentingnya
interpersonal
keterampilan
yang
dimiliki
lancar. Dalam pelaksanaan sosiodrama ini
rendah. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
dapat dilihat masing-masing siswa sudah
oleh Abu Ahmadi & Widodo Supriyono
menunjukkan aspek keterbukaan, hal ini
(2004:123) bahwa sosiodrama merupakan
ditunjukkan dengan para siswa sudah mulai
suatu cara dalam bimbingan yang memberikan
jujur kepada sesame teman, mereka bisa
kesempatan
menyampaikan pesan dari sosiodrama yang
mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau
dilakukan. Awalnya memang para siswa masih
penghayatan seseorang seperti yang dilakukan
kepada
siswa
untuk
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati)9
dalam
hubungan
sosial
sehari-hari
di
masyarakat.
Selain
Siswi ini sudah tidak merasa minder lagi
karena satu-satunya siswa perempuan di kelas
melalui
observasi
yang
otomotif. Ketika jam istirahat siswi ini kadang
dilakukan ketika pelaksanaan sosiodrama,
pergi ke kantin dengan teman perempuan dari
peneliti juga melakukan observasi ketika siswa
kelas lain, tidak lagi tertutup dan tidak mau
berada di dalam kelas setelah pelaksanaan
keluar kelas ketika istirahat. Sedangkan siswa
sosiodrama. Setelah siklus I dilaksanakan
yang lain sudah mau menerima teman-
peneliti melakukan observasi siswa ketika di
temannya dengan baik. Siswa ini sudah mau
dalam kelas maupun di luar sekolah dan di
bergabung dengan teman-temannya, ketika
lingkungan sekolah. Ketika di dalam kelas
mengerjakan tugas kelompok siswa ini mau
siswa juga sudah mulai aktif dan mau bergaul
mengajak teman-temannya untuk mengerjakan
dengan teman lainnya. Mereka sudah mampu
dengan cara yang baik. Hal tersebut membuat
menjalin komunikasi yang baik antar sesama
teman-temannya juga bisa belajar dan tidak
teman dan saling menghargai. Siswa sudah
hanya menumpang nama saja. Sehingga siswa
mulai bisa mengeluarkan pendapatnya ketika
ini tidak lagi merasa sendirian ketika berada di
berada di dalam forum diskusi, sudah tidak
kelas maupun ketika mengerjakan tugas
tertutup lagi dan mau bersosialisasi dengan
kelompok karena teman-teman yang lain juga
baik. Siswa yang tertutup sudah mulai mau
ikut membantu.
menjalin komunikasi dengan teman yang lain
Beberapa
siswa
sering
kurang
sopan
maupun dengan guru. Di kelas ketika guru
mengeluarkan
menanyakan sesuatu siswa tersebut sudah
sekarang juga mulai bisa menahan perkataan
mulai mau menjawab dengan sepatah dua
tersebut. Di dalam kelas mereka tidak lagi
patah kata dan sudah mau menanggapi teman
menjadi siswa yang merasa dominan jika
yang berbicara kepadanya. Hal lainnya ketika
dibandingkan dengan teman yang lain. Ketika
jam istirahat siswa tersebut sudah mau untuk
bertemu dengan guru juga bisa berbicara
diajak pergi ke kantin bersama teman lain.
dengan sedikit sopan walaupun terkadang
Masih tidak terlalu banyak berkomunikasi tapi
masih keluar kata-kata yang agak keras dan
sudah lebih baik jika dibandingan dengan
kasar. Selain itu dengan teman yang lain siswa
sebelumnya yang hanya memberikan respon
ini tidak lagi suka mengejek dan melecehkan.
sebuah senyuman dan tanpa respon kata-kata
sama sekali.
Pada siswi perempuan yang hanya bisa
kata-kata
yang
Hasil siklus I dan siklus II telah terjadi
peningkatan skor dari pra-tindakan 61,3/39,3%,
post
tes
I
109,9/70,8%,
pasca-tindakan
II
Semua siswa telah mencapai
bergaul dengan teman di dalan kelasnya
134,1/86%
setelah pelaksanaan sosiodrama sudah mau
kategori tinggi dengan skor terendah 145 dan
bergabung dengan teman lainnya diluar kelas.
skor tertinggi 130. Prosentase peningkatan
10 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
terbesar diperoleh siswa DR yaitu sebesar 92%
LK
64
134
70
6
+
dan prosentase peningkatan terkecil terjadi
MO
59
134
75
3
+
pada siswa
NY
63
131
68
7
+
SK
52
142
78
2
+
SS
57
130
130
4
+
TR
64
131
131
SK, KN, & SS yaitu
sebesar
83,3%.
Jumlah
Keterangan :
X1
X2
X2- X1
pre-test
Jenjang
urut X2- X1
8
+
46
: nilai pre-test
: nilai post-test
: nilai post-test - nilai
: dicari berdasarkan no
Setelah perhitungan tabel selesai,
masukkan hasilnya ke dalam rumus Z,
Grafik 1. Peningkatan keterampilan
dengan n = 10 dan T = 67 (jenjang yang
komunikasi interpersonal
dipakai adalah yang terkecil). Adapun
Pengujian hipotesis untuk mengetahui
perhitungannya adalah sebagai berikut:
sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi interpersonal pada siswa SMK
Perindustrian Yogyakarta, dapat diketahui
melalui analisis data yang diperoleh dari hasil
pra-tindakan
dan
pasca-tindakan
(
dengan
menggunakan uji wilcoxon. Hasil tersebut
√
(
)
)(
)
dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 11. Tabel Kerja Uji Wilcoxon
X2 – X1 Ranking
√
Sampel
X1
X2
Tanda
DR
64
145
81
1
+
GA
64
135
71
5
+
HC
63
141
78
2
+
wilcoxon tersebut di atas diperoleh Z hitung
KN
63
130
67
8
+
sebesar -2,803, karena nilai ini adalah nilai
Berdasarkan
hasil
perhitungan
uji
Peningkatan keterampilan komunikasi... (Nurul Hidayati)11
mutlak
sehingga
tanda
negatif
tidak
sosiodrama yang dilakukan melalui tindakan
diperhitungkan. Selanjutnya nilai Z hitung ini
1) mendiskusikan tema dan naskah drama
dibandingkan dengan nilai Z tabel dengan taraf
yang akan dimainkan, 2) bermain drama
signifikasnsi 50%,
disaksikan oleh teman yang terlibat dalam
>Z
sosiodrama, dilanjutkan diskusi, kemudian 3)
tabel = 0, maka Ha diterima. Sedangkan
bermain peran yang disaksikan oleh para
perhitungan dengan t hitung nilainya adalah
penonton. Pada siklus I sosiodrama dilakukan
46, T tabel untuk n = 10 dengan taraf
dengan menggunakan naskah. Hasil yang
kesalahan 5% nilainya adalah 5. Sehingga t
diperoleh pada siklus I siswa hanya terpaku
hitung 46 ≥ t tabel 4 atau berarti Ha diterima
pada naskah yang ada, ekspresi yang keluar
dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan
juga tidak maksimal. Pada siklus I aspek yang
bahwa
meningkatkan
sudah muncul yaitu keterbukaan, empati, dan
keterampilan komunikasi interpersonal di SMK
sikap positif. Pada siklus II dilaksanakan
Perindustrian Yogyakarta.
sosiodrama tanpa menggunakan naskah drama
harga Z tabel = 0. Maka Z hitung =
sosiodrama
dapat
Hasil yang diperoleh dalam penelitian
sehingga siswa bisa menyadari pentingnya dan
ini telah sesuai dengan kriteria keberhasilan
manfaat apabila komunikasi interpersonal itu
yang
skor
baik, siswa bisa saling menghargai dan dapat
keterampilan komunikasi interpersonal siswa
mengeluarkan kata-kata sendiri sesuai dengan
meningkat sampai dengan >117 atau semua
ide
siswa mencapai kategori tinggi
Dalam
terjalin juga menjadi lebih baik dan maksimal.
tidak
Dan pada siklus II juga sudah muncul aspek
mengalami hambatan dan kendala yang dapat
saling mendukung dan kesetaraan. Didukung
mempengaruhi hasil sehingga peneliti bersama
dari hasil post-test penelitian terdiri dari pra-
guru BK bersepakat untuk tidak melanjutkan
tindakan sebesar 39,3%, siklus I sebesar
siklus selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa
70,8%, dan siklus II sebesar 86% yang berada
keterampilan komunikasi interpersonal siswa
pada kategori tinggi.
ditetapkan
pelaksanaan
SMK
peneliti
tindakan,
Perindustrian
yaitu
peneliti
Yogyakarta
telah
yang
Berdasarkan kesimpulan yang telah
saran sebagai berikut :
Simpulan
1.
hasil
komunikasi
dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
sendiri,
Saran
mengalami peningkatan setelah diberikan III
tindakan teknik sosiodrama.
pemikiran
penelitian
dan
pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa :
Keterampilan komunikasi interpersonal dapat
ditingkatkan dengan menggunakan teknik
Bagi Siswa
Dari teknik sosiodrama yang dilaksanakan,
siswa dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi
interpersonal.
Siswa dapat
12 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 12 Tahun Ke-4 2015
mengetahui manfaat yang dirasakan apabila
keterampilan komunikasi interpersonal baik
dan
dampak
komunikasi
sehingga
apabila
keterampilan
interpersonalnya
siswa
lebih
rendah,
meningkatkan
keterampilan komunikasi interpersonalnya.
2.
Bagi Guru BK
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik
sosiodrama
dapat
keterampilan
meningkatkan
komunikasi
interpersonal
siswa, maka disarankan guru BK dapat
menggunakan teknik bermain sosiodrama
pada bimbingan di bidang lainnya.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Teknik
bermain
meningkatkan
interpersonal
sosiodrama
keterampilan
pada
dapat
komunikasi
siswa
SMK
Perindustrian Yogyakarta. Bagi peneliti
selanjutnya
yang
sosiodrama
bimbingan
dalam
yang
menggunakan
menggunakan
layanan
dilakukan
beberapa
teknik
maupun
sebaiknya
naskah
drama
dengan beberapa tema yang berbeda sesuai
dengan bidang layanan dan bimbingan yang
dilakukan.
Daftar Pustaka
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. (2004).
Psikologi Belajar (Edisi Revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Agus
M. Hardjana. (2003). Komunikasi
Intrapersonal
dan
Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius.
Deddy Mulyana. (2005). Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Meli Apriyani. (2011). Upaya Peningkatan
Kemampuan Berbicara di Depan Umum
melalui Teknik Sosiodrama pada Siswa
SMA N 11 Yogyakarta. Skripsi. FIP
UNY.
Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. (2005). Strategi Pembelajaran.
Bandung: Falah Production.
Suranto,
Aw.
(2011).
Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Download