Satria, Entrepreneurship Pada UMKM

advertisement
Majalah Bisnis dan Iptek Vol.8, No. 2, Oktober 2015, 47-53
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
ENTREPRENEURSHIP PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH (UMKM)
Rd. Okky Satria
STIE Pasundan Bandung
Email: [email protected]
Abstract
SME development is a challenge for Indonesia to increase the role and
contribution to national development. The need for planning strategies based on
consideration of accelerating changes in the organizational environment that will
lead to uncertainty within the organization. By reviewing more about the growth
of the SME sector is expected to obtain new models in developing number
Entrepreuner in Indonesia.
Keywords: entrepreneurship; sme’s
Abstrak
Pengembangan UKM merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat
meningkatkan peranan dan kontribusi terhadap pembangunan nasional.
Kebutuhan akan perencanaan strategi didasarkan pada pertimbangan adanya
percepatan perubahan lingkungan organisasi yang akan menimbulkan
ketidakpastian dalam lingkungan organisasi. Dengan menkaji lebih lanjut
mengenai pertumbuhan sector UMKM maka diharapkan dapat diperoleh modelmodel baru dalam melakukan pengembangan jumlah entrepreuner di Indonesia.
Kata kunci: entrepreneurship; umkm
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
47
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
PENDAHULUAN
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh
faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor individu yang memicu
kewirausahaan adalah locus of control, toleransi, pengambil resiko, nillai-nilai
pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan (Carland et
al,. 1984). Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model
peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah.
Sedangkan faktor pemicu dari lingkungan sosial yaitu keluarga, orang tua, dan
jaringan kelompok. (Hadian et al,. 2015)
Pada tahap pertumbuhan sangat bergantung pada kemampuan pribadi, organisasi
dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi pesaing, pelanggan, pemasok, dan
invetor atau banker. Sedangkan faktor pribadi meliputi komitmen, visi,
kepemimpinan, dan kemampuan manajerial, dan faktor yang berasal dari
organisasi meliputi kelompok, struktur, budaya, dan strategi. (Suryan, 2009)
Berdsasarkan pada model pendekatan manajemen stratejik yang dilakukan oleh
Machmud & Sidharta, (2013) memberikan gambaran bahwa usaha kecil,
menengah (UMKM) di Kota Bandung mempunyai keunggulan baik dari
lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal.
Wirausaha yang berhasil adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat
utama, dan prilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
praktis. Aspek kompetensi para pelaku usaha sangat berperan penting dalam
menjamin efektivitas kegiatan usaha yang meliputi pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan kemampuan (ability) (Sidharta & Lusyana, 2014).
Proses Pertumbuhan Kewirausahaan
Saat ini manajemen modern telah terjadi pergeseran strategi yaitu dari strategi
memaksimalkan keungtungan pemegang saham (mencari laba perusahaan)
menjadi memaksimalkan keuntungan bagi semua yang berkepentingan dalam
perusahaan (stakeholder) yaitu individu atau kelompok yang memiliki
kepentingan dalam kegiatan perusahaan bukan hanya pemegang saham, tapi juga
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
48
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
karyawan,
manajemen,
pembeli,
masyarakat,
pemasok,
distributor,
dan
pemerintah dengan tidak mengesampingkan konsep laba yang merupakan alat
yang penting buat perusahaan dalam menciptakan manfaat bagi para pemilik
kepentingan.
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaanpada usaha kecil memiliki ciri
penting yaitu;
1. Tahap imitasi dan duplikasi.
Pada tahap ini wirausaha melakukan peniruan ide dari orang lain. Proses
imitasi ini diperoleh dari magang atau pengalaman pribadi baik dari
lingkungan keluarga maupun orang lain serta pengamatan terhadap ide orang
lain.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan.
Pada tahap duplikasi dan pengembangan, wirausaha mulai mengembangkan
ide-ide baru. Proses pengembangan ini cenderung kurang dinamis, namun
sudah ada sedikit perubahan.
3. Tahap penciptaan sendiri barang atau jasa baru yang berbeda.
Pada tahap penciptaan sendiri barang atau jasa yang berbeda dan baru melalui
ide-ide sendiri sampai terus berkembang. Pada saat biasanya wirausaha sudah
bosan dengan keadaannya sehingga ingin meningkatkan hasil yang lebih
unggul, demikian pula dengan organisasi yang cenderung semakin meningkat
sehingga jangkauan pasar diperluas serta timbul adanya keinginan menjadi
penantang bahkan menjadi pemimpin pasar. Mulai diproduksinya produkproduk unik sesuai dengan keinginan pasar disesuaikan dengan perkembangan
teknik yang ada.
Menurut Steinhoff dan Burgess (1993) dalam Suryana (2009) beberapa
karakteristik agar wirausaha mencapai kesuksesan adalah sebagai berikut;
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki idea tau visi
bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik
uang maupun waktu kemudian wirausaha harus mempunyai kesiapan diri atas
resiko dan tantangan yang akan dihadapinya setelah itu membuat perencanaan
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
49
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil
maka harus bekerja keras dan menjalin hubungan baik dengan mitra usaha dan
semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Berwirausaha
1. Penyebab keberhasilan berwirausaha.
Adapun penyebab keberhasilan berwirausaha adalah sebagi berikut;

Kemampuan dan kemauan.

Tekad yang kuat dan kerja keras.

Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.
2. Penyebab kegagalan berwirausaha.
Ada beberapa faktor penyebab kegagalan berwirausaha yaitu;

Tidak kompeten dalam hal manajerial.

Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualiasikan
usaha, mengkordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan
mengintegrasikan operasi perusahaan.

Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Gagal dalam perencanaan, perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan sehingga kegagalan dalam perencanaan akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.

Lokasi yang kurang memadai.

Kurangnya pengawasan peralatan, sehingga kurang efektif dan efisien.

Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha.

Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.
Selain faktor-faktor penyebab kegagalan berwirausaha terdapat pula potensi
mundurnya seseorang dari kewirausahaan, antara lain;
1. Pendapatan yang tidak menentu.
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
3. Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
4. Kualitas hidup yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
50
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
Kegagalan juga dapat ditimbulkan dengan dasar kelemahan yang bersumber pada
sifat pribadi yang penuh ragu dan hidup tanpa pedoman maupun orientasi yang
tegas seperti suka meremehkan mutu, suka mengambil jalan pintas, tidak memiliki
kepercayaan diri, tidak disiplin, dan suka mengabaikan tanggung jawab.
Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha
1. Keuntungan berwirausaha.

Otonomi.

Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.

Control finansial.
2. Kerugian berwirausaha.

Pengorbanan personal.

Beban tanggung jawab.

Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan kegagalan.
Menurut kajian dari Tsai dan Chen (2008) yang melakukan studi di China
menemukan bahwa dalam proses kewirausahaan terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi seorang wirausaha yaitu;
Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience
Level
Antecedents for Entrepreneur's Resilience
Intraentrepreneur
Self-efficacy (+)
Creative intelligence (+)
Autonomous learning (+)
Social orientation (+)
Social-identity for oneself (+/−)
Social skills (+)
Interpersonal
Entrepreneurial team diversity (+/−)
Knowledge acquisition (+)
Expectations/pressure from important others (+/−)
Entrepreneurial team morale/goal consistency (+)
Mentorship (+)
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
51
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
Table 1 A Summary of the Antecedents for Entrepreneur's Resilience
Level
Antecedents for Entrepreneur's Resilience
Internal operation and management capacity (+)
Industrial practices for entrepreneurial activities (+/−)
Relationship with resource supportive
Organizational /
organizations (e.g. banks, technology supply) (+)
Industrial / Institution &
Guanxi with governmental or nonprofit organizations
Policy
(+)
Norm for entrepreneurial activities (+/−)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui factor-faktor mana saja yang dapat
berpengaruh positif dan negative terhadap wirausahawan. Hal ini dilakukan
karena berdasarkan pada studi Envich (2004) dalam Zimmerer & Scarborough
(2008) wirausahawan pada saat proses memulai usahanya mengalami kegagalan
lebih dari 50%. Dengan mengetahui factor tersebut maka seorang wirausaha dapat
mempertahankan usahanya dan mengembangkan usahanya lebih lanjut.
KESIMPULAN
Pengembangan UKM merupakan tantangan bagi Indonesia untuk dapat
meningkatkan
peranan
dan
kontribusi
terhadap
pembangunan
nasional.
Kebutuhan akan perencanaan strategi didasarkan pada pertimbangan adanya
percepatan
perubahan
lingkungan
organisasi
yang
akan
menimbulkan
ketidakpastian dalam lingkungan organisasi. Dengan menkaji lebih lanjut
mengenai pertumbuhan sector UMKM maka diharapkan dapat diperoleh modelmodel baru dalam melakukan pengembangan jumlah entrepreuner di Indonesia.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
52
Satria, Entrepreneurship Pada UMKM 2015
REFERENSI
Carland, J. W., Hoy, F., Boulton, W. R., & Carland, J. A. C. (1984).
Differentiating entrepreneurs from small business owners: A
conceptualization.Academy of management review, 9(2), 354-359.
Hadian, D., Machmud, S., Juhana, D., & Sidharta, I. (2015). Measuring Theory
Planned Behavior of Students to Become Entrepreneurs (Case Study at
School of Economic Pasundan Bandung, Indonesia). International Journal
of Human Resource Studies, 5(3), 131-147.
Machmud, S., & Sidharta, I. (2013). Model Kajian Pendekatan Manajemen
Strategik Dalam Peningkatan Sektor UMKM Di Kota Bandung. Jurnal
Computech & Bisnis, 7(1), 56-66.
Machmud, S., & Sidharta, I. (2014). Business Models For SMEs In Bandung:
Swot Analysis. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 8(1), 51-61.
Sidharta, I., & Lusiana, D. (2014). Analisis Faktor Penentu Kompetensi
Berdasarkan Konsep Knowledge, Skill, Dan Ability (KSA) Di Sentra
Kaos Suci Bandung. Jurnal Computech & Bisnis, 8(1), 49-60.
Suryana., (2009) Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses, Jakarta. Salemba Empat.
Tsai, FS., & Chen, YH., (2008) Entrepreneurship in the 21 Centurty: 21st Century
Management, A Reference Handbook, Thousand OAKS, CA: SAGE
Publication.
Zimmerer, T, W., & Scarborough, N, M., (2008) Kewirausahaan dan Manajemen
Usaha Kecil. Jakarta, Salemba Empat.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung
53
Download