SUB POKOK BAHASAN Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi selama orde baru hingga saat ini, Faktor-­faktor Penentu Prospek, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia & Perubahan Struktur Ekonomi PEREKONOMIAN INDONESIA PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi Putri Irene Kanny [email protected] Produk Domestik Bruto (PDB) • Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah nilai dari semua produk akhir barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kawasan/negara di dalam periode waktu tertentu. • PDB mencakup : konsumsi pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi dan eksport dikurangi impor di dalam kawasan tertentu. • Sebagai salah satu indikator yang penting, PDB melihat sehat tidaknya perekonomian suatu kawasan selain untuk menakar tingkat kemakmuran kawasan tersebut. vPDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. vPDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu: Pendekatan pengeluaran PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor -­ impor) Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri. Pendekatan pendapatan PDB = sewa + upah + bunga + laba Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. • PDB disajikan sebagai perbandingan tahun sebelumnya. Sebagai contohnya jika PDB tahun ke tahun Indonesia naik 5,5% itu artinya ekonomi Indonesia bertumbuh sebanyak 5,5% selama tahun terakhir tersebut. • Produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang dipresentasikan oleh PDB mempunyai dampak yang besar kepada perekonomian. • Contohnya, jika ekonomi suatu negara dinyatakan sehat maka dapat diartikan dengan tingkat pengangguran yang rendah dimana banyak permintaan tenaga kerja dengan upah gaji yang meningkat menandakan pertumbuhan dari industri-­industri di dalam ekonomi. Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi • Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional per-­kapita. • Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. • Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. • Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya à kebutuhan konsumsi sehari-­hari juga bertambah setiap tahun, à maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena ON : yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan dan pemerintah meningkat SOLUSI Pertumbuhan Ekonomi : Tingkat Kemiskinan Lapangan pekerjaan yang cepat dan merata serta program pebangunan sosial • Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah lagi fakta bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per-­kapita dapat tercapai. • Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan sosial. • Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. • Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income. • Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas: -­ Pertumbuhan ekonomi -­ Distribusi pendapatan PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU HINGGA SAAT INI üSejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. üPeralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik üselama pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis ekonomi 1997) dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro. Dampak Positif Kebijakan ekonomi Orde Baru : 1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit. 2. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras). 3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat. 4. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat. Dampak Negatif Kebijakan ekonomi Orde Baru : 1.Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam 2.Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam. 3.Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial) 4.Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) 5.Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. 6.Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan. Masa Transisi (era Presiden B.J. Habibie) Krisis ekonomi mempunyai dampak yang sangat memprihatinkan terhadap peningkatan pengangguran, baik di perkotaan maupun di pedesaan, daya beli masyarakat menurun, pendidikan dan kesehatan merosot serta jumlah penduduk miskin bertambah oleh karena itu muncul kebijakan Jaring Pengaman Sosial (social safety net). Yang menyebabkan suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi 6.000 rupiah. Masa Reformasi (era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid) Terjadi banyak keanehan dan tidak terdapat kebijakan perekonomian pada masa Gus Dur, rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya. Masa Pemerintahan Gotong Royong Langkah Presiden SBY untuk merangkul Parpol-­ parpol yang kalah dalam Pemilu 2009 adalah bagian dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-­ royong dalam membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-­Royong di masa lalu. Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong royong memiliki karakteristik sebagai berikut: Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri. Masa Pemerintahan Indonesia Bersatu (era SBY – Boediono) Kabinet Indonesia Bersatu jilid I ini dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2004 dan berakhir pada tahun 2009 menggantikan kabinet gotong royong sebelumnya yang dipimpin megawati dan Hamzah Haz pada 5 Desember 2005. Pada Indonesia bersatu jilid 1 yaitu pada tahun 2004 sampai 2009 utang di Negara kita meroket drastis dari 1275 triliun menjadi 1667 triliun pemerintahan SBY “sangat berhasil” dalam tugas utang mengutang . Dengan sistem kebijakan pemerintah SBY saat ini, rakyat Indonesia dipaksa menanggung beban utang para bankir yang sudah kaya lewat beragam penyunatan subsidi seperti pendidikan (BHP) dan kesehatan. Pada saat yang sama, rakyat yang tidak ikut melakukan kesalahan dan tidak pernah menikmati utang, harus membayar minyak/BBM, listrik dan air yang mahal, agar negara bisa membayar utang utang Negara di tambah subsidi pendidikan dan minyak di cabut dengan alasan yang tidak jelas. Joko Widodo (20 Oktober 2014 – Sekarang) Sebagai dampak perkembangan ekonomi global tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga triwulan II 2015 masih melambat, yakni sebesar 4,67% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,72% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 yang masih melambat ini terutama akibat melemahnya pertumbuhan investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga. Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, terutama dipengaruhi faktor eksternal. Pada Juli 2015, rupiah melemah ke level Rp 13.311 per dolar AS dari sebelumnya di kisaran Rp 12.025 pada hari pertama pemerintahan Jokowi-­JK. Angka ini bahkan terus merosot hingga hampir mencapai Rp 14.800 pada bulan September 2015. Beruntung, kondisi ekonomi global dan kerja keras pemerintahan Jokowi-­Jk berhasil memperkokoh nilai rupiah kembali ke kisaran Rp 13.500 pada pertengahan bulan Oktober 2015. ü ü ü ü ü ü tahun 1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$60 Laju pertumbuhan 7%-­8% selama 1970-­an dan turun ke 3%-­4% pada taun 1980-­an, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional menjelang pertengahan 1980-­an dan resesi ekonomi dunia pada dekade yang sama. zaman Orde Baru Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, maka goncangan ekstrenal terasa dampaknya terhadap pertumbuhan Indonesia. Perekonomian nasional pada saat itu tergantung pada pamasukan dolar AS dari hasil ekspor komoditi primer yaitu minak dan pertanian. Pada saat krisis ekonomi mencapai klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB jatuh drastis hingga 13,1%. Namun pada tahun 1999 kembali positif, walaupun sangat kecil yaitu 0,8%, dan tahun 2000 naik hingga 5%. tahun 2001 pertumbuhan ekonomi kembali merosot hingga 3,3% akbat gejolak politik yang semat memanas kembali, dan tahun 2002 pertumbuhan mengalami sedikit perbaikan menjadi 3,66%. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-­Jusuf Kalla dinilai sukses menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan agenda demokratisasi. Faktor-­faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Faktor ekonomi/Eksternal •yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. •Faktornya diantaranya adalah prospek perekonomian dan perdagangan dunia 2003, kondisi politik global, terutama efek-­efek dari perang AS-­Irak dan krisis senjata nuklir Korea Utara. Perang AS dan Irak akan berdampak pada efek haraga minyak dan penurunan ekspor serta penundaan pengiriman TKI ke wilayah Timur Tengah, sedang efek dari kore Utara, jika terjadi perang besar-­besaran jelas akan mengganggu arus perdagangan dan investasi di Asia Tenggara dan Timur khusunya dan dunia pada umumnya. Faktor non ekonomi/Internal •mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku. politik san sosial, •keamanan (terutaman menyangkut apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mencegah tidak terulangnya lagi tragedi Bali), dan hukum (terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan bisnis dan pelaksana otonomi daerah). Perbaikan fundamental ekonomi tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai, serta kepastian hukum PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Ø Pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman pada Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945. Ø Pembangunan ekonomi harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja, sehingga diharapkan peningkatan pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat dapat diperbaiki. ² Perubahan struktur ekonomi / disebut juga transformasi struktural : sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam komposisi • Agregat Demand • Perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) • Agregat Supply (produksi dan Penggunaan faktor-­faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Chenery Weiss dalam Tambunan (2001), menyatakan bahwa pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Ekonomi tradisional (pertanian) sebagai sektor utama à ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer (industri manufaktur) dengan increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dengan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Transformasi yang terjadi di negara berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian à sektor industri, atau terjadinya transformasi dari sektor primer à sektor non primer (sekunder dan tertier). Sukirno (2006) menjelaskan bahwa, berdasarkan lapangan usaha maka sektor-­sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama yaitu: 1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. 2. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan. 3. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-­jasa lain (termasuk pemerintahan) Struktur Perekonomian Indonesia Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-­an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-­an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-­angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional. Perubahan Struktur Ekonomi Berikut beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain : üProduktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan üAdanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. üKreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya. üKebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan üKetersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi. üKegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus üAdanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah üTerbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui eksporimpor Teori dan Bukti Empiris vTeori perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transpormasi ekonomi yang ditandai oleh LDCs (Less Developed Countries), vyang semula lebih bersifat subsistence dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh sektor-­sektor nonprimer. Ada 2 teori yang umum digunakan dalam penganalisis perubahan struktur ekonomi: 1.Teori Migrasi (Arthus Lewis), Bahwa ekonomi suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu: Perekonomian Tradisional dipedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian Perekonomian Modern diperkotaan dengan industri sebagai sektor utama. 2. Teori Transpormasi struktural (Hollis Chenery) Teori ini mempokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di LDCs, yang mengalami transportasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Faktor-­faktor internal yang membedakan kelompok LDCs/NSB yang mengalami transisi ekonomi yang sangat pesat adalah : üKondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri üBesarnya pasar dalam negeri üPola distribusi pendapatan üKarakteristik dari industrialisasi üKeberadaan SDA üKebijakan perdagangan luar negeri Jangan pernah berharap akan dapat yang baik jika kamu tidak berlaku baik. Perbaiki diri sediri, maka akan datang segala kebaikan kepadamu.