Telaah Teologis Atas Buku “ALLAH DALAM ALKITAB

advertisement
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
Tanggapan Balik Atas Jawaban Frans Donald (FD)
Yesus Bukan Allah Sejati?
(5-Habis)
Esra Alfred Soru*)
Monoteisme kongkret?
FD juga berkata : Jelas kekristenan mula-mula adalah monoteisme,
bukan Trinitas. Kekristenan awal kitab sucinya adalah Perjanjian Lama
(Perjanjian Baru belum ditulis). Apakah Perjanjian Lama memberikan
identifikasi adanya konsep ketritunggalan Allah yang dipercayai oleh
kekristenan alam pikir Yunani yang berkuasa sampai saat ini? "Perjanjian
Lama tegas monoteistik. Allah adalah pribadi tunggal. Tidak ada
perpecahan antara tulisan dalam Perjanjian Lama dengan yang ada di
Perjanjian Baru. Tradisi monoteistik terus berlanjut. Yesus adalah orang
Yahudi, dididik dalam keluarga Yahudi yang membaca Perjanjian Lama.
Ajarannya secara mendasar adalah Yahudi; Benar dia menyampaikan
pekabaran Injil yang baru tetapi bukan teologia (keAllahan) yang baru"
(LL Paine, a Critical History of the Evolution of Trinitarianism,
1902:4)."Tidak ada indikasi dalam Perjanijian Lama tentang pemisahan
keAllahan. Ini merupakan salah tempat untuk menemukan doktrin
Inkarnasi Allah atau tentang hal-hal trinitas dalam halaman-halamannya"
(Encyclopedia of Religion and Ethics, Clark, 1913, jilid 6:254). "Kaum
teolog hari ini telah setuju bahwa Kitab-kitab orang Ibrani tidak berisikan
dokrtin Trinitas" (The Encyclopedia of Religion, Eliade, 1987, 15:54).
Bahkan Katolik sebagai 'pencipta' Trinitas sendiri mengakui bahwa
"Doktrin trinitas tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama" (New catholic
Encyclopedia, Pub. Guild, 1967:306). Jadi jika kita mendengar kredo iman
orang Yahudi : "Dengarlah hai orang Israel , YHWH Allah kita, YHWH
itu esa" (Ulangan 6:4), maka pastilah esa itu satu tunggal, bukan Trinitas /
Tritunggal! Dari kalimatnya ini jelas bahwa FD tidak memahami doktrin
1
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
tritunggal. Doktrin tritunggal bukanlah doktrin yang bertentangan dengan
tradisi monoteistik. Doktrin tritunggal adalah doktrin monoteistik tapi
melihat Allah yang satu itu dalam 3 pribadi berbeda. Allahnya tetap satu.
Lalu benarkah statemen FD bahwa dalam PL tidak ada indikasi tentang
tritunggal? Benarkah kitab-kitab Ibrani tidak berisikan doktrin tritunggal?
Benarkah doktrin trinitas tidak diajarkan dalam PL?
Pertama-tama kita harus ketahui bahwa istilah ”tritunggal” tidak muncul
dalam Alkitab namun itu tidak berarti ini bukan ajaran Alkitab. Konsep
tentang tritunggal sangat berakar kuat baik dalam PL maupun PB.
Memang PL tidak berisikan suatu rumusan yang lengkap tentang
tritunggal namun PL berisikan rujukan-rujukan atau indikasi-indikasi yang
mengarah pada doktrin tritunggal. Mengapa demikian? Karena hal ini
berkaitan dengan konsep wahyu Allah. Allah menyatakan diri-Nya kepada
manusia lewat Alkitab yang adalah wahyu khusus-Nya. Meskipun
demikian pewahyuan diri Allah ini terjadi secara bertahap. Inilah yang
dalam teologi Kristen dikenal dengan istilah ”Progresive Revelation”
(wahyu progresif) artinya wahyu yang bersifat semakin maju, makin lama
makin jelas, semakin lama muncul penjelasan-penjelasan yang semakin
kompleks dan semakin sempurna. Dalam Westminster Confession of
Faith, hal. 24 dijelaskan bahwa : ”Allah menyatakan diri-Nya dengan
tindakan supernatural dan berbarengan dengan itu Allah secara bertahap
memberikan penasfiran verbal yang bertambah”. Stephen Tong menulis :
”Bagaikan sebuah bibit bunga, yang ketika ditanam di tanah, mula-mula
timbul daunnya, lalu tangkai, lalu akhirnya keluarlah bunga yang indah.
Demikian juga pada waktu Allah memberikan wahyu pengenalan akan
diri-Nya, langkah demi langkah semakin lama semakin jelas”. (Stephen
Tong; Allah Tritunggal; LRII:2002:35). Nah, doktrin tritunggal merupakan
wahyu Allah kepada manusia yang bersifat progresif. Mengapa Allah perlu
mewahyukan diri-Nya sebagai tritunggal setara bertahap? Westminster
Confession of Faith, menjelaskan : ”Allah bisa saja menyatakan sejak
awalnya bahwa di dalam keesaan keberadaan-Nya terdapat tiga pribadi
yang berbeda-beda. Tetapi siapa yang dapat memahaminya? (hal. 24).
Simak juga penjelasan lanjutan Stephen Tong : ”Pertama-tama Allah
memberikan konsep pengenalan terhadap diri-Nya yang paling mendasar,
yaitu Allah adalah Allah yang esa. Kemudian maju terus dengan wahyu
2
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
yang semakin lama semakin jelas sampai kepada pengenalan bahwa Allah
yang esa itu adalah Allah yang berpribadi tiga, Allah tritunggal. Tetapi,
mengapa tidak dari permulaan Allah menyatakan bahwa Dia adalah Allah
yang mempunyai tiga pribadi? Mengapa Dia memperkenalkan diri-Nya
dengan memakai cara memberikan wahyu yang bersifat memaju? Karena
Allah ingin mencegah segala kemungkinan dari permulaan manusia sudah
menangkap kesan atau konsep yang salah, sehingga jatuh kepada konsep
politheisme. Maka monoteisme harus ditegakkan terlebih dahulu.
Kepercayaan yang benar bukan kepada tiga allah, melainkan kepada satu
Allah yang mempunyai tiga pribadi. Maka kepercayaan kepada Allah yang
esa harus ditegakkan lebih dulu, baru setelah itu secara lambat laun
manusia diajarkan bahwa Allah yang esa itu mempunyai tiga pribadi di
dalam esensi atau substansi (sifat dasar) yang sama dan esa itu”. (Stephen
Tong : 35-36). Jadi alasan mengapa kebenaran tritunggal
dinyatakan/diwahyukan adalah agar manusia gampang memahaminya dan
juga supaya manusia tidak jatuh kepada politeisme. Itu sebabnya kita tidak
akan menemukan suatu rumusan yang lengkap tentang doktrin tritunggal
dalam PL. Nanti setelah wahyu Allah selesai dengan datangnya PB
barulah seluruh konsep tentang diri Allah dinyatakan sebagaimana
dikatakan Westminster Confession of Faith (hal. 24) : ”Hanya ketika
rencana penebusan Allah digenapi, barulah Allah diketahui seutuhnya”.
Seandainya FD memahami konsep ini maka ia tidak akan mengeluarkan
kalimat-kalimat seperti yang dikutip di atas.
Karena doktrin tritunggal bersifat ”progresive revelation” maka sekali
lagi kita tidak akan menemukan suatu rumusan yang lengkap tentang
doktrin tritunggal dalam PL. Meskipun demikian itu tidak berarti bahwa di
PL sama sekali tidak mengandung indikasi ke arah kenyataan tritunggal
seperti yang dikatakan FD dan juga pendapat-pendapat yang
dikutipnya:”Apakah PL memberikan identifikasi adanya konsep
ketritunggalan Allah...?, ”Kitab-kitab orang Ibrani tidak berisikan dokrtin
Trinitas", ”Doktrin trinitas tidak diajarkan dalam Perjanjian Lama”.
Benarkah yang dikatakan FD? Baiklah saya akan tunjukkan beberapa ayat
PL yang memberikan indikasi ke arah doktrin tritunggal dan kita lihat
bagaimana cara FD menjawabnya. Kej 1:26 : ”Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,..”. Nah,
3
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
kata ”KITA” jelas adalah jamak. Coba FD jawab siapakah ”KITA” dalam
Kej 1:26 itu? Mau bilang makhluk surgawi? Atau mau bilang majestic
plural? Silahkan bilang begitu dan saya akan memberikan tanggapan balik
untuk anda! Hal yang sama juga nampak dalam Kej 3:22 dan Kej 11:7.
Selain itu silahkan FD jawab, mengapa dalam banyak bagian Alkitab
nampak sebutan rangkap tiga seperti dalam Bil 6:24-26 : ”TUHAN
memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera”, juga Yes 6:3 : ”Dan mereka berseru seorang kepada seorang,
katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi
penuh kemuliaan-Nya!" Dan juga rupanya ada kebiasaan di antara orangorang Israel menyebut Bait TUHAN juga tiga kali seperti dalam Yer 7:4.
Selain itu nampaknya ada pribadi lain di samping Allah (Bapa) yang juga
disebut sebagai TUHAN. Kej 19:24 : Kemudian TUHAN menurunkan
hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN,
dari langit...” Kelihatan SEOLAH-OLAH ada 2 TUHAN di mana TUHAN
yang pertama adalah TUHAN yang menurunkan hujan dan belerang dan
TUHAN yang kedua adalah TUHAN yang adalah merupakan asal dari
hujan belerang dan api itu. Hos 1:7 : Tetapi Aku akan menyayangi kaum
Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka…”.
”Aku” yang berbicara di sini jelas adalah TUHAN sendiri (ay 6) tetapi
TUHAN itu akan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka.
Nampak SEOLAH-OLAH ada 2 Tuhan bukan? Maz 45:7-8 (NASB) :
"Thy throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has
anointed Thee" (Takhta-Mu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. Karena itu,
Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau). Bandingkan dengan Ibr 1:8-9.
Kelihatannya ada 2 Allah bukan? Meskipun nampak di sini seperti ada 2
Allah tetapi Allah bukan dua. Allah itu esa (Ul 6:4). Di dalam PB nanti
baru kita memperoleh kejelasan bahwa ada 3 pribadi yang disebut secara
bersama-sama (Mat 28:19; 2 Kor 13;13) dan memiliki kualitas ilahi yang
sama dalam segala hal. Itulah doktrin tritunggal!
Ada satu kalimat FD yang menarik untuk dikaji. FD berkata : ”Yesus
adalah orang Yahudi, dididik dalam keluarga Yahudi yang membaca PL.
Ajarannya secara mendasar adalah Yahudi; Benar dia menyampaikan
4
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
pekabaran Injil yang baru tetapi bukan teologia (keAllahan) yang baru"
(LL Paine, a Critical History of the Evolution of Trinitarianism, 1902:4)."
Sdr. Frans, Yesus memang tidak datang menyampaikan TEOLOGI YANG
BARU (dalam artian yang bertentangan dengan konsep monoteisme
Yahudi) tetapi Ia menyampaikan TEOLOGI YANG LEBIH LENGKAP
yang masih kurang dari konsep monoteisme yang sudah diwahyukan.
TEOLOGI YANG LEBIH LENGKAP inilah yang akhirnya menuntaskan
wahyu tentang diri Allah di mana ALLAH ITU ESA DALAM TIGA
PRIBADI yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus. Apa yang membuat Yesus
dibunuh oleh orang Yahudi? Karena Ia dianggap menghujat Allah dengan
menyamakan diri-Nya dengan Allah. Kalau Yesus memiliki atau
menyampaikan teologi yang sama persis dengan yang dipahami orang
Yahudi, lalu mengapa orang Yahudi harus membunuh Dia? Jelas Yesus
telah menyampaikan suatu teologia yang berbeda (baca : lebih lengkap)
daripada monoteisme Yahudi yang sudah berakar dalam pikiran dan hati
orang Yahudi. Kesimpulan ini tidak terbantahkan jika FD memakai alam
pikir monoteisme Yahudi seperti yang dipahami orang Yahudi. Kecuali
FD telah memakai alam pikir yang lain. Nah sekarang persoalannya adalah
apakah FD mau percaya pada orang Yahudi atau pada Yesus? Kalau FD
percaya pada orang Yahudi, silahkan bilang bahwa Yesus adalah
penghujat Allah, silahkan bilang Dia nabi palsu atau setan atau apa saja
sesukamu. Tapi kalau anda percaya pada Yesus, mengapa anda tidak
mengakui-Nya sebagai Allah yang sejati? Coba FD anda bagian ini. Saya
tunggu!
2 tabiat Yesus
Satu lagi pernyataan FD : Salah satu argumen yang sangat 'konyol'
dan dipaksakan oleh Esra adalah teologi filsafat Yunaninya yang
menyatakan bahwa Yesus memiliki 2 hakikat: manusia dan ilahi, Yesus
adalah Allah-Manusia, Ia adalah Allah yang sejati sekaligus manusia
sejati, Ia adalah Allah yang sempurna sekaligus manusia yang sempurna,
kalau pikiran ilahi yang timbul, Ia berkata-kata sebagai Allah, kalau
pikiran manusianya yang timbul, Ia berkata-kata sebagai manusia. Kalau
pikiran ilahinya timbul, Ia menjadi Allah yang Maha Tahu, kalau pikiran
manusianya timbul, Ia menjadi tidak maha tahu. Wah! menurut saya,
5
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
dogma dan filsafat ajaran Pdt. Esra sangat membingungkan umat!” Sdr.
Frans, pernyataan ini memperlihatkan betapa dangkalnya pemahaman
Kristologi anda. Apa yang saya katakan jelas bersumber dari kenyataan
bahwa Yesus adalah Allah. (Jika tidak setuju, silahkan gugurkan dulu
argumentasi saya). Jika Yesus adalah Allah dan salah satu sifat Allah
adalah tidak berubah maka Allah tidak akan pernah berhenti menjadi
Allah. Namun Alkitab juga berkata bahwa Yesus yang adalah Allah itu
berinkarnasi menjadi manusia (Yoh 1:14; Fil 2). Pada waktu menjadi
manusia maka Yesus benar-benar manusia tapi mengingat bahwa Allah
tidak pernah berhenti menjadi Allah maka itu berarti Yesus masih tetap
Allah pada saat Ia menjadi manusia. Maka Yesus yang hidup dan berjalanjalan di Palestina selama 33 tahun itu adalah Allah sekaligus manusia.
Apakah ini filsafat Yunani? Apakah ini bukan ajaran Alkitab? Tuduhan
semacam itu hanya mungkin datang dari orang yang tidak belajar
Kristologi dengan baik makanya menjadi bingung. Bahwa Yesus sungguhsungguh manusia tidak perlu dibuktikan lagi. Dan bahwa Ia sungguhsungguh Allah sudah saya buktikan dan itu sama sekali tidak ditanggapi
oleh FD. Maka Yesus adalah Allah-Manusia. Lalu bagaimana dengan
pernyataan FD : ”Manusianya tidak maha tahu, tetapi keAllahannya maha
tahu, jadi sebenarnya Yesus itu maha tahu apa tidak, pak Esra?
Manusianya bisa lapar, tapi keAllahannya tidak, jadi sebenarnya Yesus
lapar atau tidak ketika dicobai di padang gurun (Matius 4:2)? Manusia
Yesus mengalami rasa ketakutan, tapi keAllahannya tidak bisa takut, jadi
sebenarnya Yesus takut atau tidak ketika bergumul di Taman Getsemani
(Matius 26:37)? Mr. Frans, anda pernah belajar tentang konsep inkarnasi
atau tidak? Anda pernah belajar tentang doktrin ”Comunicatio Idiomatum”
yang membahas hubungan antara tabiat-tabiat Yesus atau tidak? Filipi 2:58 berkata : ”....Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. ....”.
Kata ”mengosongkan diri” (Yun : ”kenosis”) dalam ayat ini tidak boleh
diartikan bahwa Yesus mengosongkan diri dari keallahan-Nya (berhenti
menjadi Allah/kehilangan sifat-sifat ilahi-Nya) karena Allah tidak dapat
berhenti menjadi Allah. Kalau begitu Yesus mengosongkan diri dari apa?
Yesus mengosongkan diri dari penggunaan bebas sifat-sifat ilahi-Nya. Dia
adalah Allah yang bebas menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya namun dalam
6
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
masa inkarnasi Ia dengan rela memutuskan untuk tidak menggunakan hakhak istimewa yang ilahi seperti kemahakuasan-Nya, kemahahadiran-Nya,
kemahatahuan-Nya untuk menjadikan hidup-Nya lebih ringan di bumi.
Henry C. Thiessen berkata : ”...sekalipun Ia tidak melepaskan sifat-sifat
ilahi-Nya, dengan rela Ia tidak menggunakan beberapa sifat ilahi-Nya agar
dapat menjadi sama dengan manusia” (Henry C. Thiessen : Teologi
Sistematik, Gandum Mas, 2000:329). Thiessen juga mengutip kata-kata
John F. Walvoord : ”Tindakan kenosis dapat dengan tepat diartikan bahwa
Kristus tidak melepaskan satu pun sifat ilahi-Nya, tetapi bahwa Ia dengan
rela membatasi penggunaan bebas sifat ilahi tersebut sesuai dengan tujuanNya untuk hidup di antara manusia dengan segenap keterbatasan mereka”.
(Ibid). Dengan demikian pada saat Yesus di bumi Ia tetap MEMILIKI
sifat-sifat ilahi-Nya namun Ia baru menggunakannya sejauh hal itu
diijinkan oleh Bapa-Nya. Dengan pengertian ini marilah kita menjawab
pertanyaan FD : ”Manusianya tidak maha tahu, tetapi keAllahannya maha
tahu, jadi sebenarnya Yesus itu maha tahu apa tidak, pak Esra? Yesus tidak
mahatahu. Buktinya Ia tidak tahu kapan hari kedatangan-Nya (Mat 24:36)
tapi pada saat Bapa mengijinkan Ia dapat dapat menggunakan sifat
mahatahu-Nya sehingga Ia menjadi mahatahu (Yoh 2:24-25; 21:17; Luk
6:8).”Manusianya bisa lapar, tapi keAllahannya tidak, jadi sebenarnya
Yesus lapar atau tidak ketika dicobai di padang gurun (Matius 4:2)? Jelas
Alkitab mengatakan bahwa Dia lapar. Seandainya Ia diijinkan untuk
menggunakan sifat ilahi-Nya oleh Bapa maka Ia pasti tidak akan
lapar.”Manusia Yesus mengalami rasa ketakutan, tapi keAllahannya tidak
bisa takut, jadi sebenarnya Yesus takut atau tidak ketika bergumul di
Taman Getsemani (Matius 26:37)? Sebagai manusia Yesus takut tapi Ia
bisa saja tidak takut kalau Bapa mengijinkan Ia menggunakan sifat ilahiNya. Paham Pak Frans?
Rasul-rasul tidak percaya ?
FD berkata : ”... Paulus menyatakan kondisi manusia Yesus Kristus
adalah sama seperti kita, sepenuhnya darah dan daging (Ibrani 2:14). Jadi
Yesus adalah Imam Besar yang turut merasakan pencobaan kita dengan
cara yang sama (Ibrani 4:15).Yesus adalah sepenuhnya manusia, dan
bukan Allah karena Allah tidak dapat dicobai (Yakobus 1:13). Oh ya?
7
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
Paulus dan rasul yang lain memang melihat Kristus sebagai sungguhsungguh manusia. Tapi apakah itu berarti bahwa mereka tidak percaya
bahwa Yesus adalah Allah? Kalau begitu sekarang bagaimana pendapat
FD terhadap pernyataan Paulus sendiri dalam Kol 1:19 : ”Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” dan juga pasal 2:9 : ”Sebab
dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan”
Yesus sama dengan kita?
FD melanjutkan : Kitab suci juga bersaksi bahwa kita manusia akan
bisa menjadi SAMA SEPERTI YESUS (1 Yohanes 3:2) berarti jelas
Yesus bukan Allah sejati, karena jika Yesus Allah sejati maka tidak
mungkin kita manusia bisa jadi sama seperti Yesus, bukan? .... jika
menurut Esra: Yesus itu Allah sejati, apakah Esra punya iman untuk jadi
seperti Allah??? bukankah impian menjadi seperti Allah adalah impian
Lucifer (Yesaya 14:13-14) ? Wah...wah....membaca kata-kata Frans ini
membuat saya sangat lucu. Lucu karena melihat bagaimana ia menafsirkan
ayat Alkitab (1 Yoh 3:2) seenaknya sendiri tanpa memperhatikan
konteksnya. Frans telah memplintir ayat ini semaunya sendiri. Sekarang
mari perhatikan konteks ayat ini. 1 Yoh 3:1 berkata : ”Lihatlah, betapa
besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut
anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu
dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Ayat ini
menyatakan bahwa orang-orang percaya menjadi anak-anak Allah atas
kasih karunia Allah. Meskipun demikian seringkali keadaan kita itu tidak
terlihat pada saat ini. Ini nyata dalam ayat 1b-21 : ”Karena itu dunia tidak
mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang
kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa
keadaan kita kelak”. Bagian yang saya garis bawahi itu oleh NIV
diterjemahkan sebagai berikut : ‘and what we will be has not yet been
made known’ (dan kita akan jadi apa, belum dinyatakan). Jadi bagian ini
mau menyatakan bahwa sekalipun kita adalah anak-anak Allah tetapi
dunia tidak mengakui hal itu dan tidak memperlakukan kita sebagai anakanak Allah, karena dunia tidak mengenal Allah (band. Yoh 16:1-3).
8
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
Meskipun demikian pada saat Yesus datang kedua kalinya, kita akan
menjadi seperti Dia seperti dikatakan ayat 2b. : “akan tetapi kita tahu,
bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti
Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya”.
Dari konteksnya jelas tidak dimaksudkan bahwa kita akan menjadi setara
dengan Dia / menjadi Allah. Calvin mengatakan bahwa kita tidak akan
menjadi setara dengan Dia, karena harus ada perbedaan antara kepala dan
anggota-anggota tubuh. Sang rasul mengatakan bahwa kita akan seperti
Dia karena Ia akan mengubah tubuh kita yang hina sehingga menjadi
seperti tubuh-Nya yang mulia sebagaimana yang dikatakan Fil 3:21 :
“yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan
tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan
segala sesuatu kepada diri-Nya”. Jadi kita akan sama dengan Kristus
dalam hal memiliki tubuh yang serupa dengan Dia dan bukannya menjadi
Allah sama seperti Dia. Dengan demikian terlihat bagaimana FD
memplintir ayat tersebut hanya untuk membuktikan bahwa Yesus bukan
Allah. Dengan demikian statement FD : ”bukankah impian menjadi seperti
Allah adalah impian Lucifer (Yesaya 14:13-14) ? adalah pernyataan yang
salah sasaran. Di bagian akhir tulisannya FD juga berkata : “Para pembaca
yang dewasa, sebagai pengikut Kristus, satu hal yang harus kita samasama ingat dan sepakati yaitu: "Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak,
katakanlah tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari iblis!" (Matius
5:37)”. Dari sini terbukti lagi bagaimana FD terbiasa mengutip/mencomot
ayat lepas dari konteksnya demi membenarkan pendapatnya sendiri. Ia
lupa bahwa konteks Mat 5:37 yang ia kutip itu adalah masalah sumpah. Ini
nampak dalam ayat 34-36 : ”Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah
sekali-kali bersumpah, ..... janganlah juga engkau bersumpah demi
kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan
sehelai rambut pun”. Dengan demikian "Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak,
katakanlah tidak. Apa yang lebih dari itu berasal dari iblis!" (ay 37) adalah
ayat yang harus digunakian dalam masalah sumpah dan bukannya masalah
pengajaran doktrin. Sdr. Frans, mungkin anda perlu lagi belajar dasardasar hermeneutika agar anda tidak sembarangan mengutip ayat demi
kepentingan anda sendiri (melakukan eisegesis) tanpa menghiraukan
konteks dari ayat tersebut.
9
Yesus bukan Allah sejati? (5) – Esra Alfred Soru
Penutup
Lima hari ini saya telah memberikan tanggapan tuntas terhadap
tulisan FD. Tulisan ini akan segera dikirimkan pada FD dan marilah kita
menunggu dan melihat bagaimana FD menangapi semuanya itu.
Khususnya buat FD, ingatlah bahwa ribuan masyarakat NTT sementara
menunggu jawaban anda di Timex. Ribuan masyarakat NTT ingin
mengetahui apakah yang anda tulis itu dapat anda pertanggungjawabkan
ataukah hanya teori kosong yang dapat menyesatkan. Harap anda dapat
segera memberikan tanggapan tanpa memakai debat di Surabaya sebagai
alasan. Mohon juga jawaban anda lebih detail. Jawablah semua
argumentasi
saya!
Kalau
bisa
jangan
ada
yang
terlewatkan/terlupakan/pura-pura dilupakan. Ingat, detail tidak selalu
berarti bertele-tele kan? Dan, jangan terlalu lama. Saya tunggu!!! GBU.
* Penulis lahir dan tinggal di Kupang – NTT.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/unitarian13-esra10.html
10
Download