Volume 4. Nomor 1. Januari - Juni 2016 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Laboratorium Akuntansi Program Vokasi UI,[email protected] Diterima : 14 November 2015 Layak Terbit : 29 Desember 2015 Abstrak Literasi keuangan mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kondisi keuangan serta mempengaruhi pengambilan keputusan yang strategis dalam hal keuangan dan pengelolaan yang lebih baik bagi pemilik usaha. Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai bahan kajian yang akan diberikan kepada pelaku usaha level mikro yaitu dengan omset maksimal 300juta per tahun dimana pada segmen pada umumnya belum memiliki pencatatan keuangan yang baik untuk kemudian dijadikan laporan keuangan. Pada penelitian menggunakan 12 sampel UMKM di wilayah Depok yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan diolah menggunakan statistik deskriptif serta pembobotan pada tingkat literasi keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan dari pemilik usaha rendah sehingga berpengaruh terhadap kemampuan mengelola keuangan. Hal ini tercermin dari hasil sikap keuangan pemilik usaha dimana mereka sebatas mencatat penerimaan dan pengeluaran keuangan usaha tanpa disertai dengan penyimpanan dokumen pendukung. Pemilik usaha sejauh ini belum pernah membuat anggaran sebagai dasar evaluasi kinerja usaha mereka. Selain itu kemampuan pemilik usaha dalam mengelola kas surplus dan defisit menunjukkan mayoritas menggunakan jasa perbankan atau non perbankan. Mereka belum sampai pada tahap investasi pada produk keuangan. Penelitian sederhana ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bidang akuntansi terutama terkait keberlanjutan usaha dalam hal pengelolaan keuangan usaha melalui peningkatan literasi keuangan. Kata Kunci: literasi keuangan, pengelolaan keuangan, pencatatan, anggaran. Abstract Financial literacy affects a person's way of thinking on the financial condition and influence strategic decisions in terms of finances and better management for business owners. This study uses secondary data as study materials which will be given to the micro level that businesses with a turnover of up to 300M per year in which the segment in general do not have good financial records to then be used as financial statements. In a study using 12 samples of SMEs in the area of Depok randomly selected. This study uses processed using descriptive statistics as well as the weighting at the level of financial literacy. Results from this study indicate that the level of financial literacy of low business owners so that the effect on the ability to manage finances. This is reflected in the financial results of the attitude of business owners where they merely record the receipt and expenditure of financial business without being accompanied by supporting documents storage. Business owners so far have not made the budget as a basis for evaluating the performance of their businesses. In addition the ability of business owners to manage cash surplus and deficit shows the majority of using banks or non-banks. They have not yet reached the stage of investing in financial products. Simple research is expected to contribute to the field of accounting related to business continuity, especially in terms of financial management business through increased financial literacy. Keywords: financial literacy, financial management, record keeping, budget. PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 dari total kredit Rp3.500 Triliun). Menurut PENDAHULUAN pihak OJK nilai tersebut sangat sedikit jika 1. Latar Belakang Berdasarkan hasil survey Bank Dunia, dibandingkan jumlah pelaku usaha UMKM. menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan Tingkat literasi keuangan pada kelompok Indonesia hanya “20%”. Hal ini lebih rendah UMKM hanya sebesar 15,68% hasil survey dibandingkan dengan negara ASEAN seperti yang dilakukan oleh OJK tahun 2013. Data filipina 27%, Malaysia 66% Thailand 73% dan Bank Singapura Pundi). menunjukkan bahwa jumlah UMKM di Banyak negara telah melakukan penelitian Indonesia mencapai 55 juta UMKM. Para tingkat literasi terkait dengan kebijakan pelaku nasional. Oleh karena itu, pada 19 november memanfaatkan 2013, Presiden stategi mengembangkan usaha miliknya. Hal ini nasional terkait literasi keuangang Indonesia. menunjukkan hanya sekitar 8 juta UMKM Terdapat 3 pilar utama pada Strategi Nasional yang telah menggunakan produk perbankan. sebesar 98%. RI (Bank meluncurkan Indonesia usaha tahun masih layanan 2011-2012, rendah dalam perbankan dalam yaitu edukasi dan kampanye nasional literasi Dari hasil survey “Penelitian Profi l keuangan, penguatan infrastruktur literasi UMKM di Indonesia” yang dilakukan Bank keuangan dan pengembangan produk dan jasa Indonesia pada tahun 2005 antara lain keuangan. Hal ini diharapkan mampu untuk teridentifikasi bahwa salah satu kendala meningkatkan kesadaran Usaha Mikro Kecil perbankan dalam menyalurkan kredit ke dan Menengah (UMKM) akan pentingnya UMKM literasi keuangan bagi usahanya. perbankan mengenai UMKM yang potensial Hal ini adalah dan menjadi tulang punggung terutama di negara Rendahnya tingkat literasi keuangan pada ASEAN kerja, UMKM berdampak terhadap penyerapan UMKM harus kredit oleh sektor perbankan. Ada 4 kendala menyerap investasi asing. Seyogyanya tenaga (eligibility) informasi menjadi penting karena UMKM saat ini yakni kelayakan keterbatasan UMKM tsb. besar yang harus dihadapi para pelaku menjadi handal dan kuat anggota UMKM yaitu keterbatasan modal kerja, dewan komisioner OJK, “UMKM memiliki SDM, Inovasi produk dan teknologi serta peran yang sangat penting bagi pertumbuhan pemasaran. Namun yang sangat banyak ekonomi di Indonesia” (Kamis, 26 Februari terjadi di lapangan masalah permodalan 2015). Saat ini tingkat literasi keuangan yang adalah alasan klise banyak UMKM tidak terjadi berkembang. Menurut pada Kusumaningtuti, Usaha Mikro Kecil dan Tidak semua golongan Menengah (UMKM) di Indonesia masih masyarakat, khususnya golongan masyarakat sangat rendah. Berdasarkan data Otoritas Jasa berpenghasilan rendah dapat memanfaatkan Keuangan (OJK) pada Agustus 2014, bahwa produk dan layanan jasa keuangan. penyaluran kredit untuk UMKM baru sebesar Literasi keuangan akan membantu 18% dari total kredit (hanya Rp635 Triliun bagi pelaku usaha terkait pengelolaan usaha 44 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 dimulai dari anggaran, perencanaan simpan mengelola keuangan yang lebih baik. dana usaha, serta pengetahuan dasar atas Bagi regulator dalam hal ini Otoritas Jasa keuangan untuk mencapai tujuan keuangan Keuangan (OJK), diharapkan penelitian ini usaha menurut Greenspan (2002). dapat membantu dalam melakukan edukasi Pembukuan akuntansi membagi kepada masyrakat terutama UMKM sebagai berdasarkan dua tujuan dasar yaitu pertama salah satu pilar perekonomian di Indonesia. adalah melakukan pencatatan yang baik untuk pendapatan diketahui dan beban besarnya sehingga dapat keuntungan yang METODE Penelitian menggunakan data sekunder diperoleh. Kedua mengumpulkan informasi melalui keuangan yang akan terkait dengan pajak. pemilik usaha terhadap keuangan. Penelitian Sistem ini menggunakan data yang akan diolah untuk pencatatan transaksi akuntan kuesioner mengenai pemahaman bertujuan untuk memperoleh informasi yang dijadikan terkait dengan arus transaksi keuangan dan Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis posisi keuangan suatu usaha. Arus transaksi penelitian yang bertujuan untuk menyajikan keuangan menggambarkan arus masuk dari gambaran lengkap mengenai hubungan antara kas penjualan dan arus kas keluar untuk fenomena yang diuji. Penelitian ini bertujuan beban. Cork dan Nixon (2000) mengatakan untuk melihat gambaran tingkat literasi bahwa usaha kecil dan menengah tidak keuangan pada pemilik usaha berdasarkan mampu memperoleh atau menyerap tehnologi jenis kelamin, lama usaha, besarnya baru ataupun mengembangan usaha mereka usaha, pada pasar global jika kemampuan manajemen keuangan dan ketrampilan pemilik dalam dan mengelola keuangan. praktek akuntansi mereka rendah sebagai penelitian deskriptif. omset perilaku pemilik usaha dalam hal sehingga akan menghambat mereka untuk Unit analisis dalam penelitian ini memperoleh asupan dana usaha. Fatoki dan adalah pemilik usaha dengan omset maksimal Odeyemi bahwa 300juta di wilayah Depok. Sampel yang mempengaruhi digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak perencanaan bisnis usaha dan kemampuan 12 pelaku usaha di depok. Pemilihan sampel untuk memperoleh sumber pendanaan bagi tersebut usaha mereka. memperoleh data penelitian, adanya batasan (2010a) kemampuan menjelaskan manajerial Tujuan penelitian ini adalah untuk berdasarkan kemudahan dalam waktu penelitian serta biaya penelitian. memberikan bukti empiris di wilayah Depok Metode yang digunakan adalah mengenai: penelitian survei yaitu metode penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat literasi pemilik kepada UMKM dalam mengelola keuangan usaha. pemilik usaha objek, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi tersebut 2. Mengetahui faktor literasi keuangan yang mempengaruhi sekumpulan dalam jangka waktu untuk menggunakan 45 tertentu dengan kuesioner. Teknik PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 pengumpulan data yang digunakan adalah 6. Discount kuesioner. Kuesioner yang dibagikan berisi 7. Time Value of Money tentang pengetahuan umum keuangan, literasi 8. Money Illusion keuangan, perilaku keuangan dan ketrampilan Jumlah jawaban yang benar dihitung dan dalam mengelola keuangan. Pertanyaan dibagi dengan seluruh jawaban yang benar kuesioner pada penelitian ini mengacu pada oleh responden. Jawaban responden kemudian Developing Indonesian Financial Literacy dibagi kedalam tiga kategori yaitu kelompok 1 Index tahun 2013. Pertanyaan kuesioner (<60% yang berarti pemilik usaha memiliki terbagi dalam 4 ranah yaitu pengetahuan pengetahuan yang rendah; kelompok 2 yaitu dasar perbankan , literasi keuangan dasar, 60%-79% yang berarti pemilik usaha memiliki sikap pengetahuan keuangan dan ketrampilan keuangan dari responden. keuangan yang sedang dan kelompok 3 yakni >80% yang menunjukkan Variabel penelitian yang diukur pada bahwa individu memiliki pengetahuan yang penelitian ini terdir 4 bagian indikator yaitu : tinggi. a. Variabel Pengukuran Pengetahuan Umum c. sikap keuangan pemilik terkait pencatatan Perbankan. akuntansi dan anggaran Terdapat tiga variabel pengukuran untuk Indkator variabel pengukutan ini terdiri mengetahui pengetahuan umum perbankan dari 5 indikator yaitu: dari pemilik usaha, yakni pertanyaan Catatan atas penerimaan usaha, Catatan terkait identitas pada saat pembukaan ataas rekening bank, jumlah dana dokumentasi minimum pengeluaran usaha, Menyimpan pembukuan, Membuat pada saat membuka rekening bank serta Anggaran jumlah minimum saldo pada rekening anggaran sebagai bahan evaluasi bank. d. ketrampilan b. literasi keuangan dasar- tingkat literasi usaha dan pemilik Menggunakan dalam mengelola keuangan. keuangan Pengelolaan keuangan jika uang lebih pada variabel pengukuran tingkat literasi (surplus), dan jika Pengelolaan keuangan keuangan terdapat delapan indikator untuk jika uang kurang (defisit) menentukan tingkat literasi dari pemilik Variabel pengukuran yang digunakan untuk usaha, yakni; mengetahui tingkat literasi pemilik UMKM 1. Rekening tabungan digaransi oleh adalah variabel pengetahuan umum perbankan pemerintah dan variabel pengukuran yang terdiri dari 8 2. Bunga Sederhana (simple interest) indikator literasi 3. Bunga Majemuk (copounded interest) variabel pengukuran. 4. Perhitungan tingkat bunga pada pengukuran pinjaman keuangan. pencatatan, Untuk Sedangkan variabel anggaran dan ketrampilan keuangan lainnya digunakan 5. Inflasi pada penelitian ini untuk mengetahui faktor 46 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 yang mempengaruhi pengelolaan keuangan hasil 100% responden telah mengetahui dalam hal pencatatan dan manajemen usaha. secara umum perbankan. Untuk tingkat literasi keuangan dari responden HASIL DAN PEMBAHASAN tingkat kuesioner tingkat literasi keuangan pada 12 S1 SMU <SMU Pria 9 6 3 - 2. Wanita 3 1 1 1 12 7 4 1 Total 34.85%. dengan Hasil ini masih dibawah 60% atau masih tergolong rendah. Data Demografi 1 rata-rata literasi keuangan dari responden 2015. Berikut data responden pria dan wanita: Jumlah minimum menunjukkan bahwa secara umum tingkat pemilik usaha dilakukan pada bulan Agustus Keterangan hasil 18.18% dan maksimum 90.91% Pengumpulan data responden melalui No menunjukkan Tingkat Pendikan Sumber : Data Primer diolahtahun 2015 Berdasarkan tabel demografi maka mayoritas responden adalah pemilik usaha berjenis kelamin pria sebesar 75% dan sisanya adalah wanita. Tabel Rekap Pengukuran Tingkat Literasi Keuangan No (%) Indikator 1 2 3 Rekening tabungan digaransi oleh pemerintah Bunga Sederhana (simple interest) Bunga Majemuk (copounded interest) Benar 92% 42% 33% Salah 8% 58% 67% 4 Perhitungan tingkat bunga pada pinjaman 0% 100% 5 Inflasi 92% 8% 6 Discount 75% 25% 7 Time Value of Money 8% 92% 8 Money Illusion 8% 92% Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 Berdasarkan Tingkat pendidikan responden pada hasil tabel diatas, menunjukkan bahwa mayoritas responden umumnya adalah S1 sebanyak 66 % dari total tidak memahami konsep nilai uang terutama responden dan selebihnya dengan tingkat terkait indikator menentukan tingkat bunga pendidikan yang lebih rendah. pinjaman, tingkat inflasi, Hasil kuesioner dari 12 responden dan tingkat discount. menunjukkan tingkat pengetahuan umum Berdasarkan perbankan seluruh responden menunjukkan pembanding gender, menunjukkan hasil bahwa Pria lebih baik 47 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 dibandingkan dengan wanita dalam tingkat keuangan baik saat surplus maupun defisit literasi. Hal ini dapat terlihat pada tabel menunjukkan dibawah ini. menyimpan dana di bank sedangkan 2 hasil 84% masih akan Tabel Nilai Tingkat Literasi Berdasarkan responden akan menyimpan pada non bank Gender seperti koperasi atau arisan. Hal ini dapat Nilai Nilai Rata- dipahami karena dengan omset maksimal Rata 300juta maka mereka akan mudah bagi Gender Total terendah tertinggi Pria 9 18.18 90.91 41.41 Wanita 3 0 27.27 15.15 responden untuk mengambil kembali dana yang tersimpan di bank dibandingkan dalam bentuk investasi lain. Begitu juga pada saat 12 defisit maka 68% akan meminjam dana ke Sumber : Data Primer diolah tahun 2015 Hasil penelitian terkait pihak bank, 16% akan meminjam pada pihak relasi dan 16% akan meminjam pada koperasi. sikap Hasil menunjukkan 50% mampu melunasi responden atas pengelolaan keuangan dengan utang mereka tepat waktu sedangkan 50% pembukuan dan anggaran menunjukkan hasil sisa tidak memiliki pinjaman baik ke bank 100% dari responden menyimpan pencatatan maupun ke pihak non bank. Hal ini sejalan atas penerimaan dan pengeluaran. Namun dengan hasil penelitian Lusardi dan Tufan terdapat perbedaan definisi pembukuan pada dimana tingkat literasi berpengaruh terhadap konteks ini dimana sebagian responden hanya kemampuan melunasi utang dan penelitian sebatas mencatat penerimaan dan pengeluaran dari Trucchi (2011) yang mengatakan tingkat harian tanpa disertai dengan kwitansinya, sedangkan sebagian responden menyimpan dokumen penerimaan literasi mengurang probabilitas keterlambatan telah pelunasan utang. dan Hasil penelitian ini sejalan dengan pengeluaran. Responden 100% menyatakan penelitian yang telah dilakukan oleh OJK tidak pernah membuat anggaran secara rutin dimana tingkat literasi keuangan yang terjadi terkait dengan kegiatan usaha sehari-hari pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah masih serta tidak pernah menggunakan anggaran sangat rendah. Untuk itu diperlukan edukasi sebagai bahan evaluasi kinerja usaha. Hasil literasi keuangan yang ditujukan kepada pada penelitian ini sejalan dengan penelitian pemilik UMKM agar pelaku usaha lebih yang dilakukan oleh Fatoki dan Odeyemi (2010a) bahwa kemampuan mengenal manajerial perbankan di Indonesia dapat lebih banyak bagi usaha mereka. ketrampilan responden terkait dalam dengan serta perencanaan keuangan agar pihak kemampuan memperoleh sumber pendanaan penelitian terkait pengelolaan keuangan, pencatatan keuangan mempengaruhi perencanaan bisnis usaa dan Hasil keuangan menyalurkan kredit kepada pelaku usaha dengan tersebut. Selama ini yang menjadi kendala mengelola bagi pihak perbankan yakni rendahnya literasi 48 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 keuangan serta tidak ada adanya pencatatan diharapkan mereka mampu mengelola atas transaksi usaha sehingga menyulitkan keuangan menjadi lebih baik. b. Pemilik bagi pihak perbankan dan juga pelaku usaha. Adanya kucuran memberikan tambahan suntikan untuk modal akan usaha pencatatan menambah telah atas melakukan penerimaan dan pengeluaran namun dokumentasi atas perputaran dana. kwitansi belum dilakukan dengan baik. Pemilik PENUTUP usaha saat ini belum menggunakan anggaran sebagai bahan evaluasi usaha. Tingkat literasi yang Simpulan rendah mempengaruhi pemilik usaha Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pemilik usaha telah memiliki pengetahuan dalam mengelola keuangan umum yang baik mengenai perbankan dengan a. Tingkat literasi keuangan dasar dari sebatas pada pencatat tetapi belum kemampuan yang hanya pemilik usaha masih rendah terutama dilakukan pengetahuan mengenai konsep time value of untuk penerimaan dan pengeluaran. money, tingkat bunga dan money ilusion c. Pemilik dokumentasi usaha usaha yang menggunakan baik jasa sedangkan untuk literasi mengenai diskon perbankan dan inflasi secara umum mereka sudah surplus maupun defisit dan mereka paham. Berdasarkan analisa sederhana, responden kas mereka. bahwa tingkat literasi keuangan yang pada mengelola tidak kesulitan dalam melunasi utang maka pada penelitian ini menyimpulkan rendah dalam dikarenakan Saran ketidakpahaman responden atas konsep Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang nilai uang, tingkat inflasi, tingkat bunga telah dilakukan, maka peneliti memberikan pinjaman. Oleh karena itu, perlu adanya saran yang diharapkan dapat berguna untuk edukasi kepada pemilik usaha terutama pemilik usaha, antara lain: edukasi atas konsep nilai uang. Hal ini 1. Untuk meningkatkan literasi keuangan akan meningkatkan pemahaman dasar bagi pemilik usaha, agar ke depan mereka pemilik diadakan mampu menghitung atau mengestimasi pelatihan meningkatkan perubahan yang berdampak terhadap usaha usaha literasi maka sebaiknya dalam keuangan rangka agar pengelolaan dan perencanaan keuangan dan lebih paham atas produk keuangan usaha menjadi lebih baik. perbankan dalam hal ini pinjaman bank. 2. Penelitian ini hanya terbatas sampel Jika pemilik usaha sudah mengetahui sebanyak 12 responden yang tidak bisa konsep dasar keuangan perbankan, maka mewakili populasi secara keseluruhan di 49 PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN PEMILIK USAHA TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN. STUDI KASUS : UMKM DEPOK Birawani Dwi Anggraeni Volume 4 Nomor 1 ,pp 43-50 wilayah Depok, saran untuk penelitian Penelitian ini tidak memasukkan unsur selanjutanya adalah jumlah sampel yang variabel literasi keuangan asuransi dan lebih banyak dan mewakili semua industri investasi makauntuk penelitian selanjutnya di wilayah depok. dapat memasukkan unsur tersebut. DAFTAR PUSTAKA ACCA & Barclay (2014). Financial Education for Entrepreneurs: How to get it right?. 7th October 2014 Ali, Bayrakdaroglu.,Botamn, firat; (2014). Financial literacy training as a strategic tool among smallmedium Sized Business Operating in Turkey. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 2014 ) 148 – 155. Atkinson, A. & Messy, F. (2005), assessing financial literacy in 12 countries an OECD Pilot Exercise, Paris: OECD Financial Affairs Division. Atkinson, A. and Messy, F-A. (2011), “Assessing Financial Literacy in 12 Countries ­ An OECD Pilot Exercise” Netspar Discussion Paper 01/2011-014. Atkinson, A. and Messy, F-A. (2012), “Measuring financial literacy: Results of the OECD/International Network on Financial Education (INFE) Pilot Study”, OECD Working Papers on Finance, Insurance and Private Pensions, n.º 15, OECD Publishing. Bank Indonesia (2009). Kajian Mengenai Prasyrata Pembentukan Credit Rating System untuk UMKM di Indonesia-Persiapan Bank Indonesia dalam Menghadapi Masyarakt Ekonomi ASEAN 2015. Bank Indonesia (2009). Kajian Mengenai Rumusan Standar Minimum Laporan Keuangan dan Business Plan untuk UMKM-Persiapan Bank Indonesia dalam Menghadapi Masyrakat ASEAN 2015. Braunstein, Sandra, and Carolyn Welch. 2002. Financial Literacy: An Overview ofPractice, Research, and Policy. Federal Reserve Bulletin November: 445-457. Cork, P. and Nixson, F. (2000), Finance and Small and Medium-Sized Enterprise Development, Finance and Development Research Programme Working Paper Series, Paper No 14. IDPM: University of Manchester. DEFINIT, The Support Economic Analysis Development in Indonesia (SEADI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Final Report-Developing Indonesian Financial Literacy Index.2013 Fatoki, O., & Odeyemi, A. (2010a). The determinants of access to trade credit by new SMEs in South Africa. Afr. J.Bus. Manage, 4(13), 2763-2770. 50