SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS) URAT NADI TRANSPORTASI PENDORONG DAN PENDUKUNG PEMBANGUNAN SELURUH SEKTOR Wagijono Jurusan Teknika, Program Diploma Pelayaran, Universitas Hang Tuah ABSTRAK Dalam pembangunan jangka panjang pertama, pembangunan telah menyebar di seluruh penjuru tanah air dan jumlah rakyat hidup di bawah garis kemiskinan telah jauh berkurang. Keberhasilan pembangunan tersebut tidak terlepas dari peran serta aktif sektor transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan, dimana pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi nasional yang handal, tertib, lancar, aman, nyaman, dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang, jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. Untuk mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan berkemampuan tinggi dihadapi berbagai kendala berupa perubahan dan ketidakpastian lingkungan yang dinamis seperti pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup tinggi dalam bentuk meningkatnya kegiatan perindustrian, pertanian, kehutanan, pertambangan, pariwisata, dan aktifitas lainnya. Terjadinya globalisasi ekonomi, perilaku permintaan jasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta adanya keterbatasan sumber daya. Dalam mengantisipasi kondisi tersebut sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan terus disempurnakan dengan didukung peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga terwujud keandalan dari ketersediaan pelayanan dan keterpaduan antar mitra moda transportasi sejenis, yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi, tingkat kemajuan teknologi, kebijaksanaan tata ruang, pelestarian lingkungan dan kebijaksanaan energi nasional sehingga akan selalu dapat memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta kebutuhan perdagangan nasional dan internasional dengan memperhatikan keandalan serta kelayakan sarana angkutan. Kata kunci: sistem transportasi nasional struktur yang makin seimbang antara industri dan pertanian. Keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi telah memberikan dukungan dan dorongan terhadap pembangunan di bidang-bidang lainnya sehingga terciptalah landasan yang mantap bagi bangsa Indonesia untuk memasuki tahap pembangunan berikutnya. Meskipun telah tercapai banyak kemajuan, masih banyak pula tantangan atau masalah lain, yang belum sepenuhnya terpecahkan yang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan jangka panjang pertama telah membawa kemajuan bangsa dan telah berhasil meningkatkan taraf hidup serta harkat dan martabat rakyat Indonesia. Sasaran pembangunan ekonomi pada pembangunan jangka panjang pertama telah dapat diwujudkan, yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan terciptanya 84 85 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 masih perlu diatasi pada pembangunan jangka panjang kedua. Pertumbuhan berbagai sektor dalam bidang ekonomi, terutama di sektor pertanian antara lain dengan telah tercapainya swasembada pangan dan di sektor industri telah menjadi tumpuan ekonomi nasional menggantikan penghasilan dari minyak dan gas bumi, didukung oleh berbagai kebijaksanaan ekonomi dan moneter yang telah menciptakan kondisi stabilitas ekonomi serta memungkinkan memanfaatkan peluang yang tercipta di pasar dunia dan pasar dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi telah pula memungkinkan terjadinya pemerataan pembangunan sehingga hasil-hasilnya makin dinikmati rakyat serta lebih aktifnya rakyat dalam upaya pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang demikian pesat, tidak dapat hanya ditanggulangi oleh kemampuan investasi dari pemerintah, sehingga perlu mengikutsertakan pihak swasta baik nasional maupun asing. Sejalan dengan itu peran BUMN, swasta dan koperasi dalam penyelenggaraan transportasi pengembangannya perlu didorong dan digalakkan melalui penciptaan iklim yang menumbuhkembangkan kompetisi yang sehat dan saling menghidupi, termasuk dalam penyediaan transportasi perintis serta pengembangan jalur transportasi. Demikian pula peran sertanya dalam sistem transportasi nasional baik laut maupun udara harus terus ditingkatkan agar mampu memperoleh pangsa pasar yang wajar dalam angkutan barang dan penumpang dalam dan keluar negeri. Jasa transportasi yang sangat penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak diselenggarakan berdasarkan perundangundangan yang ada sesuai dengan kondisi dan kemampuan masyarakat serta mengabdi kepada kepentingan nasional. Masalah Permasalahan yang dihadapi baik saat ini maupun di masa yang akan datang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pelayanan transportasi nasional a. Kualitas pelayanan penyelenggaraan kegiatan transportasi dilihat dari kecepatan jadwal pelayanan masih rendah. b. Keterpaduan operasi dan jaringan antar moda transportasi masih belum efisien (sehingga biaya operasi masih tinggi). c. Pengembangan kapasitas transportasi antar moda belum terlaksana sepenuhnya karena belum didasarkan pada suatu rencana induk. 2. Penyediaan dana pengembangan transportasi Penerapan pengembalian biaya ( Cost Recovery ) yang diwujudkan langsung dalam kebijaksanaan tarif belum dapat meningkatkan secara optimal kemandirian usaha dan optimalisasi dari pemanfaatan sumber-sumber nasional di sektor transportasi. 3. Pembinaan pengusaha nasional transportasi a. Daya saing perusahaan pelayaran dan penerbangan nasional di luar negeri masih relatif rendah sehingga pangsa pasar masih relatif rendah. Upaya peningkatan efisiensi melalui penerapan teknologi maju, pengurangan subsidi kerja sama antar perusahaan, inovasi manajemen dan lain-lain belum optimal. b. Berbagai standar baik pelayaran, pembangunan, teknologi prasarana dan sarana maupun dampak lingkungan masih belum memadai khususnya bila dikaitkan dengan efisiensi dan keharmonisan dengan pelayanan jasa transportasi internasional. c. Produktifitas dan efisiensi perusahaan jasa transportasi secara umum masih belum optimal yang ditunjukkan oleh perbandingan antara keluaran dengan jumlah karyawan masih relatif rendah. Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ... 4. Keselamatan dan keamanan transportasi a. Kecenderungan semakin meningkat kecelakaan khususnya di jalan bebas hambatan, kereta api, pelayanan rakyat, dan penerbangan. b. Lalu lintas obat terlarang dan bahaya terorisme masih rawan. 5. Lingkungan hidup dan energi Dampak lingkungan hidup dari kegiatan transportasi dapat berupa polusi udara cenderung meningkat, polusi udara di kota besar seperti Jakarta sudah merupakan masalah serius disamping tumpahan minyak dan cairan berbahaya minyak di laut dan pantai merupakan masalah yang tidak kalah pentingnya. Pertumbuhan penduduk yang semakin mendesak lahan prasarana transportasi seperti untuk jalan, terminal, pelabuhan, dan dermaga. 6. Sumber daya manusia a. Kemampuan SDM di sektor transportasi masih relatif rendah. b. Kualifikasi belum memenuhi kebutuhan. 7. Peraturan perundang-undangan Belum lengkap dan sempurna peraturan perundang-undangan di sektor transportasi sehingga pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan pengusahaan dan pelayanan masih dihadapi ketidakpastian. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistranas Sistranas adalah tatanan pelayanan transportasi yang terorganisir terdiri dari transportasi darat (jalan, kereta api, sungai, dan penyeberangan), transporasi laut (pelayaran) dan trannsportasi udara dan pipa yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang berinteraksi, membentuk satu pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien dalam jaringan transportasi yang terpadu secara serasi dan harmonis di seluruh wilayah tanah air dan dalam hubungan dengan luar negeri yang dikembangkan berpedoman pada tata ruang. 86 Landasan Sistranas SISTRANAS diselenggarakan berdasarkan Pancasila, landasan konstitusional UUD 45 dan landasan operasional Garis-Garis Besar Haluan Negara dan peraturan perundang-undangan di bidang transportasi serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Asas Sistranas SISTRANAS diselenggarakan berdasarkan asas yang tercantum di dalam GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA dan peraturan perundangundangan sektor transportasi yaitu asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, asas manfaat, asas demokrasi pancasila, asas adil dan merata, asas keseimbangan, asas hukum, asas kemandirian, asas kejuangan, asas ilmu pengetahuan dan teknologi, asas kepentingan umum dan asas usaha bersama serta asas keterpaduan. Tujuan Sistranas Tujuan SISTRANAS adalah terwujudnya transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung perkembangan wilayah dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan WAWASAN NUSANTARA dan peningkatan hubungan internasional. Dalam rangka mencapai tujuan SISTRANAS dimaksud ditetapkan sasaran-sasaran pembangunan lima tahun yang akan ditinjau secara berkala seiring dengan arahan GBHN. Sasaran Sistranas Sasaran SISTRANAS adalah terciptanya penyelenggaraan transportasi yang efektif dalam arti kapasitas mencukupi, terpadu, tertib, dan teratur, 87 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 lancar, tepat dan cepat, selamat, aman, nyaman, biaya terjangkau, dan efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasarana transportasi cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan maupun pertambahan permintaan pengguna jasa. Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai dengan karakteristik masing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana angkutan dengan penduduk antara sarana dan prasarana, antara volume jasa angkutan yang dinyatakan dalam penumpang kilometer atau ton kilometer dengan kapasitas yang tersedia. Penyelenggaraan transportasi terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan antar dan intra moda dalam jaringan prasarana dan pelayanan dan meliputi pembangunan pembinaan penyelenggaraannya. Penyelenggaraan transportasi yang tertib, berupa terwujudnya penyelenggaraan transportasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain pebandingan frekuensi pelanggaran dengan jumlah perjalanan. Penyelenggaraan transportasi yang tepat dan teratur, terwujud melalui penyelenggaraan transportasi yang sesuai dengan jadwal dan adanya kepastian pelayanan. Penyelenggaraan transportasi yang aman, adalah dapat terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor eksternal baik berupa gangguan alam maupun manusia. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan. Penyelenggaraan transportasi yang cepat dan lancar berarti penyelenggaraan transportasi dengan waktu yang singkat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain kecepatan arus per satuan waktu. Penyelenggaraan transportasi yang selamat, berarti terhindarnya pengoperasian transportasi dari kecelakaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diatur dari ketersediaan dan kualitas fasilitas di dalam maupun di luar sarana transportasi. Penyelenggaraan transportasi dengan biaya terjangkau adalah keadaan penyediaan jasa transportasi yang sesuai dengan daya beli masyarakat pada umumnya dengan memperhatikan tetap dapat berkembangnya kemampuan penyedia jasa transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan transportasi dengan pendataan. Penyelenggaraan transportasi yang efisien, adalah keadaan penyelenggaraan transportasi yang mampu memberikan manfaat yang maksimal dengan pengorbanan tertentu yang harus ditanggung oleh pemerintah, masyarakat dan lingkungan atau memberikan manfaat tertentu dengan pengorbanan minimum. Keadaan ini dapat diukur antara lain berdasarkan manfaat dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan utilisasi merupakan tingkat penggunaan kapasitas sistem transportasi yang dapat dinyatakan dalam indikator seperti faktor muat penumpang, faktor muat barang dan tingkat penggunaan sarana dan prasarana. Fungsi Sistranas Sesuai dengan perannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya politik dan pertahanan keamanan dalam arti ( dalam keadaan damai, darurat dan perang sarana dan prasarana transportasi dapat digunakan untuk mendukung kepentingan pertahanan dan keamanan negara ). SISTRANAS mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai unsur penunjang dan sebagai unsur pendorong. Sebagai unsur penunjang SISTRANAS berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ... dan efesien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain serta mengantisipasinya sekaligus juga berfungsi dalam ikut menggerakkan dinamika pembangunan. Sebagai unsur pendorong, SISTRANAS berfungsi menyediakan jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi, melayani daerah dan pulau terpencil, merangsang pertumbuhan daerah terbelakang dan desa tertinggal khususnya di kawasan timur Indonesia serta melayani daerah perbatasan dan daerah transmigrasi sehingga akan lebih memantapkan perwujudan WAWASAN NUSANTARA. Sistem Transportasi Nasional Umum SISTRANAS adalah tatanan terorganisasi terdiri atas transportasi darat, laut, udara dan penunjang yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia yang paling berinteraksi dengan melalui pendekatan manajemen modern Quality Cost and Delivery (QCD), satu kesatuan jaringan transportasi untuk menghasilkan transportasi yang efektif dan efisien. SISTRANAS sebagai suatu tatanan yang bertujuan untuk mewujudkan transportasi yang andal dan berkemampuan tinggi dalam penyelenggaraannya melibatkan tiga pihak yang terkait yaitu pemerintah, penyedia jasa transportasi dan pengguna jasa transportasi yang saling berinteraksi sesuai fungsi dan pelaksanaannya masing-masing, dengan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, GBHN dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait, bersifat dinamis sebagai akibat perubahan lingkungan strategis. SISTRANAS yang efektif dan efisien terutama diwujudkan melalui pembentukan jaringan transportasi yang merupakan satu kesatuan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi baik 88 transportasi darat, laut maupun udara. Dalam hubungan tersebut diatas pemerintah mempunyai peranan untuk melakukan pembinaan antara lain menetapkan jaringan prasarana transportasi nasional dan dalam hal tertentu menetapkan jaringan pelayanan transportasi nasional. Peranan lainnya juga melakukan penyelenggaraan dan pembangunan transportasi dalam jangka memanjang dan mendorong sektor lain, dalam hal tertentu pemerintah melakukan terobosan penggunaan sarana dan prasarana transportasi untuk kepentingan pemerataan pembangunan wilayah sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional. Penyediaan jasa transportasi mempunyai peranan untuk menyelenggarakan transportasi yang didukung perangkat keras, perangkat lunak termasuk manajemen modern dan sumber daya manusia. Ditinjau dari sifat pengusahaannya transportasi diselenggarakan oleh pemerintah dalam hal ini UPT (Unit Pelaksana Teknis), Badan Usaha Milik Negara, swasta dan koperasi. Penyedia jasa transportasi untuk kepentingan sendiri atau pribadi sekaligus berperan sebagai pengguna jasa transportasi yang dihasilkan. Pengguna jasa transportasi adalah masyarakat luas yang membutuhkan jasa transportasi dalam melaksakan kegiataannya baik dalam bidang politik, ekonomi, budaya maupun dalam bidang pertahanan keamanan Negara. Hasil pembangunan transportasi yang mampu menunjang upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan, pertumbuhan ekonomi serta stabilitas nasional dengan jaringan transportasi yang semakin berkembang luas selama PJP penghubung I, perlu terus dimantapkan dan dikembangkan sejalan dengan peningkatan tuntutan kualitas pelayanan akibat makin 89 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 meningkatnya kebutuhan mobilitas manusia dan barang serta tuntutan peningkatan kualitas pelayanan dalam PJP II. Mengingat makin pentingnya peranan pelayanan transportasi serta makin besarnya tantangan yang harus dihadapi, perlu diantisipasi melalui kebijakankebijakan mendasar dalam bentuk pola jaringan transportasi dan pelayanan sarana dan prasarana, informasi, teknologi serta sumber daya manusia baik pada transportasi darat, laut maupun udara. Guna mencapai tujuan tersebut peran aktif kegiatan penunjang dalam bidang kelembagaan dan perundang-undangan, investasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, meteorologi dan geofisika serta SARNAS sangat diperlukan. Semakin maraknya globalisasi ekonomi di segala bidang, akan meningkatkan interaksi perdagangan dalam dan luar negeri yang pada gilirannya membutuhkan jasa transportasi yang semakin handal, berkualitas dan efisien. Dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan transportasi, menjaga kelestarian lingkungan, dan berperan serta aktif dalam upaya konservasi dan diserfisikasi. Sumber daya alam dalam pembinaan dan pengolaan transportasi perlu ditetapkan konsep manajemen yang berorientasi pada kinerja, perencanaan pengoperasian dan pengantaran melalui manajemen modern dengan pendekatan Quality Cost and Delivery (QCD). Serta didukung sumber daya manusia yang handal, makin professional dan pilihan pengguanaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat. Disamping itu upaya peningkatan efisiensi melalui penerapan teknologi maju, pengurangan subsidi, kerjasama antar perusahaan, inovasi manajemen dan pelayanan jasa transportasi, standarisasi pelayanan dan teknologi akan makin memperkuat daya saing nasional dalam perdagangan internasional, walaupun demikian usaha meningkatkan daya saing tersebut tetap harus memeperhatikan kepentingan yang bersifat nasional, seperti pelayanan yang semakin baik bagi berbagai kelompok masyarakat termasuk kelompok masyarakat lanjut usia, penyandang cacat, dan pelayanan untuk daerah perintis, menggunakan teknologi akrab lingkungan serta hemat energi. Untuk kebijakan-kebijakan yang kondusif dalam rangka meningkatkan peran swasta seperti deregulasi, birokrasi, kemudahan perijinan, fasilitas finansial, aktif, pengurangan campur tangan pemerintah, pengutamaan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembangunan transportasi, peningkatan keterpaduan pelayanan antar dan intramoda akan sangat merangsang iklim berusaha. ANALISIS DAN TRANSPORTASI KONDISI Kondisi Transportasi Pada PJP-I Pertumbuhan Produk Domestik Bruto sektor transportasi dalam kurun waktu PJP-I sebesar 8,3% per tahun atau di atas pertumbuhan rata-rata PDB yang mencapai 6% per tahun. Kontribusi sektor transportasi dalam PDB tersebut meningkat dari 2,8% pada pelita I menjadi 5,3% pada akhir PJP I. Di samping pula kemampuan pelayanan semakin mampu memperlancar arus manusia, barang dan jasa serta informasi ke seluruh penjuru tanah air, sehingga dapat mendukung dan mempercepat pencapaian sasaran pembangunan serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, ketahanan nasional serta mewujudkan WAWASAN NUSANTARA. Hasil pembangunan secara fisik dalam PJP I, mengenai prasarana jalan telah berfungsi secara mantap dalam mendukung pusat-pusat pertumbuhan, Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ... pusat-pusat produksi dan daerah pemasarannya. Panjang seluruh jaringan jalan pada akhir PJP I adalah 244.169 km, jalan arteri dan kolektor 85% dalam kondisi baik. Jumlah penumpang yang diangkut dalam penumpang kilometer (pnp-km) meningkat rata-rata 9,14% per tahun dan jumlah barang yang di angkut dalam ton-kilometer (ton-km) barang meningkat sebesar 4,45% rata-rata per tahun. Panjang jalan rel adalah 5.051 km, 54% dalam kondisi baik. Produk angkutan kereta api terus meningkat, untuk angkutan penumpang dalam pnp-km ratarata 7,16% per tahun dan untuk barang dalam ton–km rata-rata 7,29% per tahun. Pembangunan transportasi penyeberangan terlihat dengan semakin banyak jumlahnya lintasan terutama di lintasan timur Indonesia. Pertumbuhan itu diikuti dengan meningkatnya peran swasta dalam pelayanan lintas komersial, khususnya lintasan Sumatera-Jawa, JawaMadura, Jawa-Bali dan Lombok-SumbawaFlores. Angkutan penumpang meningkat rata-rata 8,98% per tahun, bidang 12,61% per tahun dan kendaraan 8,85% per tahun. Peran transportasi sangat penting dalam mendorong ekspor nonmigas, sejalan dengan itu telah dibangun pelabuhan yang melayani peti kemas secara “FULL CONTAINER“ di Belawan, Tanjung Priok, dan Tanjung Perak. Untuk menggalakkan perdagangan luar negeri telah dibuka 131 pelabuhan laut dengan 25 pelabuhan diantaranya memiliki fasilitas untuk melayani peti kemas secara konvensional. Untuk mendorong pemerataan pembangunan ke semua daerah serta menjangkau daerah-daerah terpencil telah dioperasikan armada pelayaran perintis, disamping itu pelayanan rakyat telah berperan dalam mendistribusikan barang sampai dengaan tempat-tempat yang sulit dilayani oleh kapal besar. Muatan pelanggan pelayaran nusantara meningkat rata-rata 9,98% pelayaran lokal rata-rata 4,43% per tahun. Pelayaran samudera umum rata-rata 14,19% per tahun. Pelayaran perintis rata-rata 9,62% per 90 tahun, dan pelayaran rakyat rata-rata 7,07% per tahun. Pada akhir PJP-I jaringan pelayanan penambangan telah mencakup 240 rute, diantaranya 43 rute perintis. Rute tersebut telah menjangkau seluruh propinsi dan beberapa kawasan industri sedangkan penerbangan internasional telah menghubungkan 33 kota di 24 negara. Peran transportasi dalam menunjang perkembangan pariwisata telah pula ditingkatkan 19 bandar udara yang berfungsi sebagai pintu masuk bagi penerbangan internasional. Produksi angkatan udara berjadwal meningkat, yaitu angkutan penumpang rata-rata 13,42% per tahun, dan angkutan barang rata-rata 14% per tahun, untuk penerbangan internasional penumpang diangkut rata-rata 14% per tahun. Dalam menunjang kualitas jasa transportasi telah ditingkatkan penyediaan jasa meteorologi dan geofisika serta pencarian dan penyelamatan terhadap musibah transportasi laut dan udara melalui pembangunan sarana dan prasarana. Disamping itu dalam upaya peningkatan sumber daya manusia telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan, sedangkan penelitian dan pengembangan semakin ditingkatkan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyediaan jasa transportasi. Pada perangkat lunak telah disempurnakan peraturan perundangundangan organisasi, pengembangan sumber daya manusia sehingga semakin meningkat kemampuan penyelenggaraan transportasi sejalan pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang mengarah kepada perwujudan SISTRANAS. Kendala Dalam pembangunan sistem transportasi PJP-II harus memperhitungkan kendala-kendala antara lain : 1. Wilayah yang luas terdiri atas kepulauan mengakibatkan pembangunan transportasi yang 91 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 merata ke seluruh penjuru tanah air membutuhkan jaringan prasarana dan sarana yang menyediakannya memerlukan investasi yang besar. Kurangnya keterpaduan antar dan intramoda yang mengakibatkan kurang dapat mendukung pelayanan dari pintu ke pintu dan tingginya biaya transportasi. Adanya hambatan kelembagaan yang menghambat berkembangnya sistem transportasi antar moda yang terpadu. Jaringan transportasi yang tersedia saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan pola distribusi barang. Belum tertatanya sistem pelayanan transportasi terpadu yang memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata. Terbatasnya kesempatan penggunaan teknologi pada pelayanan transportasi karena terbatasnya dana dan keterbatasan sumber daya manusia serta keterkaitan dengan masalah nasional dalam penyediaan kesempatan kerja bagi angkatan kerja baru. Masih terbatasnya minat swasta untuk berperan serta dalam investasi di sektor transportasi khususnya investasi prasarana. Makin meningkatnya kecenderungan pemakaian mobil pribadi di kota besar karena kurang memadainya pelayanan angkutan umum. Persaingan yang kurang seimbang dalam usaha angkatan laut antara armada nasional dan armada kapal asing yang disewa. Kurang tersedianya sarana transportasi ukuran kecil, khususnya untuk pelayanan transportasi udara yang sangat diperlukan untuk 11. pelayanan daerah terpencil dengan intensitas permintaan yang kecil. Belum berkembangnya industri transportasi dalam negeri yang efisien dan berdaya saing kuat. Peluang Disamping kendala-kendala tersebut di atas dapat temu kenali peluang-peluang yang dapat dikembangkan untuk mendukung pembangunan transportasi di masa depan antara lain : 1. Nasional a. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan kegiatan ekonomi sebagai hasil pembangunan dalam PJP-I mengakibatkan meningkatnya mobilitas orang dan barang, sehingga akan mendorong pertumbuhan seperti ekonomi. b. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat juga meningkatnya daya beli masyarakat terhadap jasa transportasi, sehingga lebih menjamin pengembalian biaya investasi, pemeliharaan, dan operasi sarana dan prasarana transportasi. c. Kemampuan industri dalam negeri di bidang sarana dan prasarana transportasi, lebih memungkinkan peningkatan kapasitas pelayanan sesuai permintaan. d. Dengan telah diberlakukannya empat Undang-Undang di bidang transportasi dan peraturan pelaksanaannya, dapat diharapkan disiplin semua pihak yang terkait dengan pelayanan trasportasi akan meningkat, sehingga akan meningkatkan tingkat keselamatan. e. Dengan adanya deregulasi akan memungkinkan meningkatnya peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan dana investasi yang Wagijono : Sistem transportasi nasional (SISTRANAS) urat nadi transportasi ... f. 2. a. b. c. d. dibutuhkan, baik sebagai PMDN maupun PMDA. Meningkatnya peran serta swasta dan masyarakat dalam pengembangan pelayanan transportasi, sehingga jangkauan pelayanannya dapat lebih luas dengan kualitas pelayanan yang makin baik. Internasional Makin luasnya jalinan kerja sama perusahaan transportasi nasional dengan perusahaan asing yang bertaraf Internasional dalam rangka melayani permintaan transportasi dari sektor Indonesia. Kerja sama bilateral dan multilateral yang semakin baik dan dinamis dengan negara-negara maju untuk mendapatkan dana dan peningkatan penguasaan IPTEK. Kerja sama ASEAN dalam bidang investasi dan perdagangan semakin berkembang pesat. Semakin terbuka luas kesempatan untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia sektor transportasi melalui pengiriman tugas belajar di perguruan tinggi andal di banyak negara-negara maju dalam IPTEK. Struktur Jaringan Transportasi Dalam menata jaringan transportasi agar diperoleh manfaat maksimal digunakan prinsip dasar: - - Fungsional yaitu jaringan transportasi dikelompokkan dalam berbagai tatanan yang masing-masing mempunyai karakteristik fungsional yang berbeda. Struktural yaitu pada masing-masing tatanan dirumuskan susunannya yang saling terkait namun dapat dibedakan menurut intensitasnya. - - 92 Keunggulan karakteristik moda dan keterpaduan yaitu dalam menentukan peran masing-masing moda setiap tatanan dilakukan dengan memanfaatkan secara maksimal keunggulan masing-masing moda sedangkan kelemahannya diantisipasi melalui pemanduannya dengan transportasi lain. Optimalisasi yaitu berkenaan dengan semakin terbatasnya sumber daya yang tersedia serta kewajiban melestarikan lingkungan, maka pilihan lain terhadap suatu tatanan tertentu dikaitkan dengan faktor pembatasan sumber daya dengan manfaat maksimal yang diperoleh dengan pengorbanan total yang minimal. Berdasarkan prinsip dasar dimaksud, dan mengingat bahwa jaringan transportasi yang terdiri dari jaringan transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara menjangkau seluruh wilayah tanah air bahkan hubungan internasional, serta untuk keperluan efisiensi dalam pembinaan, pembangunan dan penyelenggaraannya, maka jaringan transportasi nasional yang meliputi jaringan prasarana dan jaringan pelayanan dikelompokkan antara lain menurut waktu, hirarki, kelas dan sifat pelayanannya. Jaringan prasarana terdiri dari simpul dan ruang lalu lintas. Simpul berfungsi ruang yang dipergunakan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar barang dan memuat barang, mengatur jadwal perjalanan serta perpindahan intra dan antar moda ruang lalu lintas berfungsi sebagai ruang gerak untuk lalu lintas sarana transportasi, dan khusus untuk ruang lalu lintas jalan disamping untuk lalu lintas kendaraan juga untuk lalu lintas orang dan hewan. 93 Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhanan, Volume 1, Nomor 2, Maret 2011 DAFTAR PUSTAKA Ambil data-data dari perpustakaan kementerian perhubungan antara lain : Data dari Operasional Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Data dari Operasional Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Data dari Operasional Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.