9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah satu usaha agar suatu perusahaan dapat mencapai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Investasi yang ditanamkan diharapkan dapat mengembangkan usaha perusahaan, yang akhirnya akan menambah keuntungan yang diperoleh. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula manfaatnya untuk kelangsungan hidup perusahaan. 2.1.2. Jenis dan Macam Investasi Dalam dunia usaha dikenal ada tiga jenis investasi yang akan dilakukan perusahaan yaitu : 1. Investasi untuk mengganti aktiva yang bertujuan melakukan penghematan biaya bagi perusahaan. 2. Investasi untuk ekspansi yang bertujuan meningkatkan pendapatan dan laba. 3. Investasi untuk diversifikasi usaha yang bertujuan meningkatkan pendapatan dengan cara membawa perusahaan masuk kesuatu 10 kegiatn baru yang belum dikenalnya secara baik (Harry Supangkat, 2003 : 45). Adapun macam-macam investasi dikelompokkan sebagai berikut : a. Investasi Modal Kerja yang meliputi : (1) Investasi dalam Persediaan Barang (Inventory) (2) Investasi dalam Piutang (3) Investasi dalam Kas b. Investasi dalam Aktiva Tetap dan Efek 2.1.3. Investasi Modal Kerja Modal kerja dapat dikelompokkan : a. Modal Kerja Permanent (Permanet Working Capital) meliputi: (1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. (2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) meliputi: (1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim. 11 (2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur. (3) Modal Kerja Darurat (Emergercy Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya seperti adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi yang mendadak. Gambar 2.1 Macam-Macam Modal Kerja Modal Kerja Darurat Jumlah (dalam Rupiah) Modal Kerja Musiman Modal Kerja Siklis Modal Kerja Darurat Modal Kerja Normal Modal Kerja Primer Modal Kerja Variabel Modal Kerja Permanen Waktu Sumber : Bambang Riyanto, 2001 dalam Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Investasi modal kerja dapat dikelompokkan : (1) Investasi dalam Persediaan Barang (Inventory) Inventory atau persedian barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan 12 berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan fully-capacity, berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor” tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. 13 Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “merchandise inventory” (persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. (2) Investasi dalam Piutang Dalam keadaan normal dimana penjualan dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya investasi dalam piutang dapatlah disebutkan sebagai berikut : a. Volume penjualan kredit. b. Syarat pembayaran penjualan kredit 14 c. Ketentuan tentang pembatasan kredit d. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan uang e. Kebiasaan membayar dari para langganan. (3) Investasi dalam Kas Menurut Harry Supangkat dalam Buku Panduan Direktur Keuangan (2003:124) kas diperlukan oleh setiap perusahaan karena tiga alasan yaitu untuk transaksi seperti membayar gaji, membeli barang, membayar bunga pinjaman, untuk kemungkinan berjagajaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya seperti kebakaran, kecelakaan dan untuk spekulasi guna mengambil keuntungan kalau kesempatan ada seperti kebakaran, kecelakaan dan untuk spekulasi keuntungan kalau kesempatan ada seperti membeli bahan baku karena harganya tibatiba turun. Secara umum hanya alasan transaksi dan berjaga-jaga yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas, sedangkan alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diketahui. Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul 15 kesan bahwa perusahan tidak dapat memanfatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang terlalu besar, sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah, oleh karena itu direktur keuangan harus menentukan jumlah kas yang seimbang dalam arti cukup untuk memenuhi kebutuhan pembayaran perusahaan sedangkan yang timbul sisanya yang dari kegiatan tidak pokok terpakai agar ditempatkan pada surat-surat berharga yang mudah diuangkan dan menghasilkan pendapatan. . upah buruh BARANG DALAM PROSES Biaya-biaya UPAH, Administrasi, penjualan BIAYA ADMINIS TRASI + PEN JUALAN Penjualan Kredit PIUTANG Pengumpulan Kredit Pembelian A.T Penjualan A.T Pembelian Investasi Pinjaman UTANG PEMILIK KAS Pembayaran utang BAHAN MENTAH BARANG JADI Penjualan Tunai AKTIVA TETAP (Netto) depresiasi Gambar 2.2 Aliran Kas dalam Perusahaan Pengambilan kembali Sumber : Bambang Riyanto, 2001 dalam Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. 16 2.1.4. Investasi dalam Aktiva Tetap Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada investasi dalam aktiva lancar. (1) Faktor Bunga Investasi dalam aktiva tetap adalah bersifat jangka panjang sehingga akan sangat terkait dengan nilai waktu dari uang (time value of money). Nilai sejumlah uang pada saat sekarang ini akan berbeda dengan sejumlah uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai konpensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut “bunga”. a. Nilai Majemuk dan Nilai Sekarang Nilai majemuk (compound value) dari sejumlah uang adalah merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok dengan modal bunga yang diperoleh selama periode tersebut. Nilai sekarang (present value) dari sejumlah uang adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian. Jadi ”nilai majemuk” menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang kita miliki sekarang atas 17 dasar tingkat bunga tertentu, sedangkan ”nilai sekarang” menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian. b. Nilai Majemuk dan Nilai Sekarang dari ”annuity” Suatu ”annuity” adalah deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang yang tetap selama sejumlah tahun tertentu. Jadi nilai majemuk dan nilai sekarang dari deretan pembayaran dengan sejumlah uang juga perlu menjadi perhitungan tersendiri dalam suatu investasi. (2) Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap Perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar adalah terletak dalam soal ”waktu” dan ”cara perputaran” dana yang tertanam di dalamnya. Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode investasi atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan. (3) Capital Budgeting Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya investasi dalam aktiva lancar. Perbedaannya terletak dalam jangka waktu 18 dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana di mana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun dikatakan sebagai ”Capital Budgeting”. Batas jangka waktu satu tahun tersebut tidaklan mutlak. Termasuk dalam golongan pengeluaran dana ini ialah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva tetap (plan invesment) yaitu tanah, bangunan-bangunan, mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya. Demikian pula pengeluaran dana untuk proyek advertensi jangka panjang, penelitian dan pengembangan termasuk juga dalam golongan ”capital budgeting expenditures”. Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena : 1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan ”forecasting” akan dapat mengakibatkan adanya ”over” atau ”under-invesment” dalam aktiva tetap. Apabila 19 investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi daripada yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan dapat mengakibatkan kekurangan peralatan, yang ini dapat mengakibatkan perusahaan bekerja dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lain ialah kehilangan sebagian dari pasar bagi produknya. 3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubung dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti. 4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian (Bambang Riyanto, 2001:121). (4) Usulan-Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongan usulan-usulan investasi didasarkan menurut kategori dibawah ini : 20 a. investasi penggantian b. investasi penambahan kapasitas c. investasi penambahan jenis produk baru d. investasi lain-lain Jumlah usulan-usulan investasi yang diajukan di dalam perusahaan lebih banyak daripada besarnya dana yang tersedia untuk dapat membelanjakannya. Berhubung dengan itu maka perlu diadakan penilaian terhadap usulan-usulan investasi yang diajukan, untuk kemudian diadakan “rangking” atas dasar suatu kriteria tertentu. Pada akhirnya berdasarkan ukuran yang ditetapkan oleh perusahaan dapatlah dipilih usulan-usulan proyek mana yang dapat diterima, mana yang ditolak dan mana yang ditunda pelaksanaannya. 2.1.5. Metode-Metode Penilaian dalam Investasi Ada berbagai metode penilaian proyek investasi untuk menyusun “ranking” atas usulan-usulan investasi. Dibawah ini diuraikan metode yang mendasarkan diri pada aliran dana kas (cash flow). Adapun metode-metode penilaian proyek investasi yang mendasarkan pada cash flow yaitu : a. Metode Payback Period b. Metode Net Present Value c. Metode Internal Rate of Return d. Metode Profitability index 21 (1) Pengertian “Cash Flow” Metode penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan didasarkan pada keuntungan yang dilaporkan pada buku disebabkan karena untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Sebagaimana diketahui bahwa keuntungan yang dilaporkan pada buku belum pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian jumlah kas yang ada dalam perusahaan belum tentu sama dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku. Setiap usul pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas (cash flow) yaitu : • Aliran kas keluar neto (net outfow of cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. • Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “net cash proceeds” atau cukup dengan istilah “proceeds”.(sumber: Bambang Riyanto,hal 122) (2) Metode Payback Period Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto (net cash flows). 22 Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan. Selanjutnya membandingkan payback period dari investasi yang diusulkan dengan “maximum payback period” yang dapat diterima. Apabila payback period dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek daripada periode payback maximum, maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau payback period dari suatu investasi yang diusulkan lebih panjang daripada periode payback maximum, maka usul investasi tersebut seharusnya ditolak. (3) Metode Net Present Value (NPV) Metode ini adalah suatu metode analisis investasi yang menghitung nilai sekarang dari aliran kas masuk pada masa yang akan datang, dengan bunga pada tingkat bunga tertentu, dibandingkan dengan nilai pengeluaran investasi. Jika nilai sekarang dari aliran kas masuk lebih besar dari pada nilai pengeluaran maka investasi itu dapat diterima, demikian sebaliknya. Besarnya tingkat bunga untuk menjadikan nilai 23 sekarang dari aliran kas masuk yang akan diterima masa yang akan datang disamakan dengan besarnya biaya penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan. Rumus untuk menghitung net present value adalah sebagai berikut : a) Jika aliran kas masuk berupa aliran kas yang sama besarnya (annuity), maka untuk mencarinya nilai sekarang seperti mencari nilai sekarang dari suatu annuity. b) Tetapi jika aliran kas tersebut bukan merupakan annuity, maka penghitungannya harus dicari pertahun kemudian dijumlahkan hasil seluruhnya. Jadi dalam metode ini, makin besar hasilnya atau positif dari pengurangan nilai sekarang aliran kas masuk dengan nilai investasi (aliran kas keluar), investasi ini makin baik atau makin dapat diterima. Dengan demikian jika investasi lebih besar dari satu penyusunan rangking dimulai dari nilai hasil pengurangan yang positif terbesar. Dalam penelitian ini Net Present Value untuk menghitung kelayakan investasi dengan menggunakan rumus : NPV = Sn S2 S1 + + ...... + - Io 2 1+ k (1 + k ) (1 + k ) n Dimana : St = kas masuk bersih yang diharapkan pada akhir tahun t Io = Initial Invesment outlay k = tingkat diskon n = lama proyek 24 (4) Metode Internal Rate of Return (IRR) Pengertian Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari hasil yang diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Jadi menurut pengertian tersebut, dicari tingkat bunga yang dapat menyamakan nilai sekarang dari aliran kas masuk yang akan diterima masa yang akan datang dengan nilai investasi atau aliran kas keluar. Pencarian tingkat bunga tersebut pada dasarnya dengan cara coba-coba yaitu : 1) tingkat bunga ditetapkan dengan sembarang, jika dengan tingkat bunga yang ditentukan dengan sembarang tersebut menghasilkan selisih yang positif (lebih besar nilai sekarang dari aliran kas masuk), maka kemudian dicari lagi dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Jika hasilnya negatif, maka kedua tingkat bunga tersebut dipakai untuk dasar mencari tingkat bunga yang dicari. 2) Kedua tingkat bunga tersebut kemudian diinterpolasikan dengan memakai rumus : r = P1 – C1 Dimana : r = tingkat bunga yang dicari P1 = tingkat bunga yang pertama P2 = tingkat bunga yang kedua 25 C1 = net present value yang pertama C2 = net present value yang kedua Penghitungan IRR dalam penelitian ini sebagai suatu diskon yang sama dengan nilai saat ini atas keseluruhan penerimaan bersih dengan initial invesment outlay menggunakan rumus sebagai berikut: Io = Sn S1 S2 + + ........ + 1 2 (1 + R) (1 + R) (1 + R) n Proses penghitungan NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) dengan menggunakan program excel. (5). Metode Profitability Index (PI). Profitability Index atau PI adalah rasio antara Present value penerimaan arus kas dan present value pengeluaran arus kas. Metode ini sering disebut “Benefit Cost Ratio.’ n PI = PV cash inf lows = PV cash outflows CIFt ∑ (1 + k ) t =0 n t COFt ∑ (1 + k ) t =0 t Dimana : CIFt = Cash inflows pada periode t COFt = Cash outflows pada periode t k = biaya modal proyek t = periode waktu 26 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu P.T. Karindo Balikpapan yang berlokasi di Balikpapan merupakan objek yang diteliti oleh Staffmm dengan mengambil judul “Analisis investasi proyek penambahan fasilitas docking floating dock”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi manajemen keputusan investasi dibuat dengan menggunakan analisis SWOT, mengetahui analisis keuangan, menentukan Cash flow, Net Present Value (NPV), Payback period, Internal Rate of Return dan Profitability Indeks, mengetahui analisis sensivitas apabila terjadi kenaikan harga material sebesar 10 % dari RAB, mengetahui analisis rasio keuangan, meliputi rasio likuiditas, rasio hutang dan rasio keuntungan, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan selama masa proyeksi, mengetahui feasible atau tidak feasible proyek tersebut dilaksanakan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis, yakni metode dimana langkah-langkahnya bertujuan untuk menerangkan secara sistematis yang sumber datanya diperoleh secara faktual dan akurat. Metode analisis yang digunakan adalah Payback Period, metode Net Present Value, IRR dan metode Profitability Indeks. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa rencana investasi PT. Karindo adalah layak untuk diaktualisasikan. Dari aspek non keuangan berupa analisis faktor internal dan faktor eksternal (analisis SWOT), proyek penambahan fasilitas docking dalam usaha pelayanan pembuatan dan repairing kapal oleh PT. Karindo layak untuk 27 diaktualisasikan. Dari aspek keuangan pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: PP (Payback Period) sebesar 6 tahun 8 bulan, NPV (Net Present Value) sebesar Rp 3.105.204.672,- atau bernilai positip, IRR (Internal Rate of Return) sebesar 16,72%, lebih besar jika dibandingkan dengan Cost of Capital, dan Profitability Indeks sebesar 1,20 atau lebih besar dari satu. Dari hasil analisis Payback Period menunjukkan proyek dapat diselesaikan dalam 6 tahun 8 bulan, lebih kecil dari jangka waktu proyek Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa dengan adanya penurunan laba bersih, berpengaruh terhadap parameter-parameter yang dijadikan acuan mengenai kelayakan proyek seperti Payback Period, NPV dan IRR. Dimana PP (Payback Period) sebesar 6 tahun 8 bulan, NPV (Net Present Value) sebesar Rp 1.415.850.400,- atau bernilai positip, IRR (Internal Rate of Return) sebesar 14,82%, lebih besar jika dibandingkan dengan Cost of Capital, dan Profitability Indeks sebesar 1,09 atau lebih besar dari satu, sedangkan payback period selama 7 tahun 1 bulan. Jadi dengan kenaikan harga material sebesar 10 % maka proyek tersebut masih bisa dikatakan layak. Dari hasil analisa rasio keuangan menunjukkan CR lebih dari 150%, DER dibawah 200% dan DSC diatas 100%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari aspek rasio keuangan, proyek penambahan fasilitas galangan kapal oleh PT. Karindo layak untuk diaktualisasikan. 28 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada objek penelitian, metode analisis yang digunakan, penelitian terdahulu menggunakan analisis SWOT, analisis sensivitas, analisis rasio keuangan. Persamaannya adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dan analisis keuangan meliputi Cash Flow, Net Present Value (NPV), Payback Period, Internal Rate of Return. Profitability index. 2.3. Kerangka Pemikiran TUJUAN PERUSAHAAN 1.Memaksimumkan Keuntungan 2.Memaksimumkan Nilai Perusahaan 3. Meminimukan Biaya . Investasi 1.Aktiva tetap. 2.Persediaan Barang 3.Kas. Sumber : Arifin ANALISIS: 1.Cash Flow. 2.Payback Period. 3.Net Present Value 4.IRR. Sitio,Halomoan Tamba,Wisnu Buku Koperasi Teori dan Praktek. OUT PUT: Layak atau Tidak layak membuka cabang baru Chandra Kristiaji,2001dalam 29 Keterangan : • Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan melakukan investasi yang terdiri dari investasi Aktiva tetap, Persediaan barang dan Kas. • Dalam perkembangannya, perusahaan perlu melakukan analisis laba/rugi, analisis perkembangan keuangannya. Analisis bisa terdiri dari Analisis Cash Flow, Payback Period, Net Present Value dan Internal Rate of Return • Out Put dari hasil analisis berupa kesimpulan layak atau tidak layak suatu perusahaan membuka cabang baru.