BAB II

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi
Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang
bermakna penanaman modal.
Investasi merupakan salah satu usaha agar suatu perusahaan
dapat mencapai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Investasi
yang ditanamkan diharapkan dapat mengembangkan usaha perusahaan,
yang akhirnya akan menambah keuntungan yang diperoleh. Semakin
besar laba yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula manfaatnya
untuk kelangsungan hidup perusahaan.
2.1.2. Jenis dan Macam Investasi
Dalam dunia usaha dikenal ada tiga jenis investasi yang akan
dilakukan perusahaan yaitu :
1. Investasi untuk mengganti aktiva yang bertujuan melakukan
penghematan biaya bagi perusahaan.
2. Investasi untuk ekspansi yang bertujuan meningkatkan pendapatan
dan laba.
3. Investasi untuk diversifikasi usaha yang bertujuan meningkatkan
pendapatan dengan cara membawa perusahaan masuk kesuatu
10
kegiatn baru yang belum dikenalnya secara baik (Harry Supangkat,
2003 : 45).
Adapun macam-macam investasi dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Investasi Modal Kerja yang meliputi :
(1) Investasi dalam Persediaan Barang (Inventory)
(2) Investasi dalam Piutang
(3) Investasi dalam Kas
b. Investasi dalam Aktiva Tetap dan Efek
2.1.3. Investasi Modal Kerja
Modal kerja dapat dikelompokkan :
a. Modal Kerja Permanent (Permanet Working Capital) meliputi:
(1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya.
(2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas
produksi yang normal.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) meliputi:
(1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.
11
(2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
konjungtur.
(3) Modal Kerja Darurat (Emergercy Working Capital) yaitu modal
kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya seperti adanya
pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi yang mendadak.
Gambar 2.1
Macam-Macam Modal Kerja
Modal
Kerja
Darurat
Jumlah
(dalam
Rupiah)
Modal
Kerja
Musiman
Modal
Kerja
Siklis
Modal
Kerja
Darurat
Modal Kerja Normal
Modal Kerja Primer
Modal
Kerja
Variabel
Modal
Kerja
Permanen
Waktu
Sumber : Bambang Riyanto, 2001 dalam Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan.
Investasi modal kerja dapat dikelompokkan :
(1) Investasi dalam Persediaan Barang (Inventory)
Inventory atau persedian barang sebagai elemen utama dari
modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan
12
berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.
Masalah
investasi
dalam
inventory
merupakan
masalah
pembelanjaan aktif seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva
lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal
dalam inventory mempunyai efek langsung terhadap keuntungan
perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam
inventory akan menekan keuntungan perusahaan.
Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar
dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang,
memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya
kualitas, keusangan sehingga semuanya ini akan memperkecil
keuntungan perusahaan.
Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu
kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan
keuntungan juga karena kekurangan material, perusahaan tidak
dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena
perusahaan tidak bekerja dengan fully-capacity, berarti bahwa
“capital assets” dan “direct labor” tidak dapat didayagunakan
dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya
produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan
keuntungan yang diperoleh perusahaan.
13
Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada
satu golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang
sama yaitu yang disebut “merchandise inventory” (persediaan
barang dagangan). Inventory ini merupakan persediaan barang
yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang
tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut
yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang
bersangkutan.
(2) Investasi dalam Piutang
Dalam keadaan normal dimana penjualan dilakukan dengan
kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi
daripada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas
membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan
hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya
dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah
pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan
pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang
dijalankan perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar-kecilnya
investasi dalam piutang dapatlah disebutkan sebagai berikut :
a. Volume penjualan kredit.
b. Syarat pembayaran penjualan kredit
14
c. Ketentuan tentang pembatasan kredit
d. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan uang
e. Kebiasaan membayar dari para langganan.
(3) Investasi dalam Kas
Menurut Harry Supangkat dalam Buku Panduan Direktur
Keuangan (2003:124) kas diperlukan oleh setiap perusahaan karena
tiga alasan yaitu untuk transaksi seperti membayar gaji, membeli
barang, membayar bunga pinjaman, untuk kemungkinan berjagajaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas
kapan terjadinya seperti kebakaran, kecelakaan dan untuk spekulasi
guna mengambil keuntungan kalau kesempatan ada seperti
kebakaran, kecelakaan dan untuk spekulasi keuntungan kalau
kesempatan ada seperti membeli bahan baku karena harganya tibatiba turun. Secara umum hanya alasan transaksi dan berjaga-jaga
yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas,
sedangkan alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling
rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk
diketahui.
Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit maka kegiatan
tidak dapat dilakukan dengan baik karena kas tidak cukup untuk
membiayai kegiatan perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila
perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul
15
kesan bahwa perusahan tidak dapat memanfatkan kesempatan
untuk memperoleh pengembalian yang terlalu besar, sebab dalam
keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat
rendah, oleh karena itu direktur keuangan harus menentukan
jumlah kas yang seimbang dalam arti cukup untuk memenuhi
kebutuhan
pembayaran
perusahaan
sedangkan
yang
timbul
sisanya
yang
dari
kegiatan
tidak
pokok
terpakai
agar
ditempatkan pada surat-surat berharga yang mudah diuangkan dan
menghasilkan pendapatan.
.
upah buruh
BARANG
DALAM
PROSES
Biaya-biaya
UPAH, Administrasi,
penjualan
BIAYA
ADMINIS
TRASI +
PEN
JUALAN
Penjualan Kredit
PIUTANG
Pengumpulan Kredit
Pembelian A.T
Penjualan A.T
Pembelian
Investasi
Pinjaman
UTANG
PEMILIK
KAS
Pembayaran
utang
BAHAN MENTAH
BARANG JADI
Penjualan Tunai
AKTIVA TETAP
(Netto)
depresiasi
Gambar 2.2
Aliran Kas dalam Perusahaan
Pengambilan
kembali
Sumber : Bambang Riyanto, 2001 dalam Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan.
16
2.1.4. Investasi dalam Aktiva Tetap
Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap adalah
dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana
yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada investasi dalam aktiva
lancar.
(1) Faktor Bunga
Investasi dalam aktiva tetap adalah bersifat jangka panjang
sehingga akan sangat terkait dengan nilai waktu dari uang (time
value of money). Nilai sejumlah uang pada saat sekarang ini akan
berbeda dengan sejumlah uang yang akan kita terima pada akhir
tahun depan. Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai konpensasi
terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang
tersebut ialah apa yang disebut “bunga”.
a. Nilai Majemuk dan Nilai Sekarang
Nilai majemuk (compound value) dari sejumlah uang
adalah merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan
periode atau jumlah modal pokok dengan modal bunga yang
diperoleh selama periode tersebut. Nilai sekarang (present
value) dari sejumlah uang adalah besarnya jumlah uang pada
permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu
jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian.
Jadi ”nilai majemuk” menghitung jumlah akhir pada
akhir periode dari sejumlah uang yang kita miliki sekarang atas
17
dasar tingkat bunga tertentu, sedangkan ”nilai sekarang”
menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru
akan kita miliki beberapa waktu kemudian.
b. Nilai Majemuk dan Nilai Sekarang dari ”annuity”
Suatu ”annuity” adalah deretan (series) pembayaran
dengan jumlah uang yang tetap selama sejumlah tahun tertentu.
Jadi nilai majemuk dan nilai sekarang dari deretan pembayaran
dengan sejumlah uang juga perlu menjadi perhitungan
tersendiri dalam suatu investasi.
(2) Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap
Perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva
lancar adalah terletak dalam soal ”waktu” dan ”cara perputaran”
dana yang tertanam di dalamnya.
Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak
sama jumlahnya selama periode investasi atau selama umur
penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam
aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan
metode depresiasi yang digunakan.
(3) Capital Budgeting
Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap
adalah juga dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh
kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya investasi
dalam aktiva lancar. Perbedaannya terletak dalam jangka waktu
18
dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua
golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana di mana
jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun
dikatakan sebagai ”Capital Budgeting”. Batas jangka waktu satu
tahun tersebut tidaklan mutlak. Termasuk dalam golongan
pengeluaran dana ini ialah pengeluaran dana untuk pembelian
aktiva tetap (plan invesment) yaitu tanah, bangunan-bangunan,
mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya. Demikian pula
pengeluaran dana untuk proyek advertensi jangka panjang,
penelitian dan pengembangan termasuk juga dalam golongan
”capital budgeting expenditures”.
Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting
bagi perusahaan karena :
1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang
panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama
waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan dana yang
tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan
berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalam
mengadakan ”forecasting” akan dapat mengakibatkan adanya
”over” atau ”under-invesment” dalam aktiva tetap. Apabila
19
investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi daripada
yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi
perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah investasi dalam aktiva
tetap terlalu kecil akan dapat mengakibatkan kekurangan
peralatan, yang ini dapat mengakibatkan perusahaan bekerja
dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya
bersaingnya atau kemungkinan lain ialah kehilangan sebagian
dari pasar bagi produknya.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi
jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak
dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau
mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubung dengan
itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan
teliti.
4. Kesalahan
dalam
pengambilan
keputusan
mengenai
pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang
panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di
bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian
(Bambang Riyanto, 2001:121).
(4) Usulan-Usulan Investasi dan Pemilihan Alternatif
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul
investasi. Salah satu penggolongan usulan-usulan investasi
didasarkan menurut kategori dibawah ini :
20
a. investasi penggantian
b. investasi penambahan kapasitas
c. investasi penambahan jenis produk baru
d. investasi lain-lain
Jumlah usulan-usulan investasi yang diajukan di dalam
perusahaan lebih banyak daripada besarnya dana yang tersedia
untuk dapat membelanjakannya. Berhubung dengan itu maka perlu
diadakan penilaian terhadap usulan-usulan investasi yang diajukan,
untuk kemudian diadakan “rangking” atas dasar suatu kriteria
tertentu. Pada akhirnya berdasarkan ukuran yang ditetapkan oleh
perusahaan dapatlah dipilih usulan-usulan proyek mana yang dapat
diterima,
mana
yang
ditolak
dan
mana
yang
ditunda
pelaksanaannya.
2.1.5. Metode-Metode Penilaian dalam Investasi
Ada berbagai metode penilaian proyek investasi untuk
menyusun “ranking” atas usulan-usulan investasi. Dibawah ini
diuraikan metode yang mendasarkan diri pada aliran dana kas (cash
flow). Adapun metode-metode penilaian proyek investasi yang
mendasarkan pada cash flow yaitu :
a. Metode Payback Period
b. Metode Net Present Value
c. Metode Internal Rate of Return
d. Metode Profitability index
21
(1) Pengertian “Cash Flow”
Metode penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran
kas (cash flow) dan bukan didasarkan pada keuntungan yang
dilaporkan pada buku disebabkan karena untuk dapat menghasilkan
keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk
ditanamkan kembali.
Sebagaimana diketahui bahwa keuntungan yang dilaporkan
pada buku belum pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan
demikian jumlah kas yang ada dalam perusahaan belum tentu sama
dengan jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Setiap usul pengeluaran modal (capital expenditure) selalu
mengandung dua macam aliran kas (cash flow) yaitu :
•
Aliran kas keluar neto (net outfow of cash) yaitu yang
diperlukan untuk investasi baru.
•
Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash)
yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering
pula disebut “net cash proceeds” atau cukup dengan istilah
“proceeds”.(sumber: Bambang Riyanto,hal 122)
(2) Metode Payback Period
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
dapat
menutup
kembali
pengeluaran
investasi
dengan
menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto (net cash flows).
22
Dengan
demikian
payback
period
dari
suatu
investasi
menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana
yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya,
maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.
Selanjutnya membandingkan payback period dari investasi
yang diusulkan dengan “maximum payback period” yang dapat
diterima. Apabila payback period dari suatu investasi yang
diusulkan lebih pendek daripada periode payback maximum, maka
usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau payback
period dari suatu investasi yang diusulkan lebih panjang daripada
periode payback maximum, maka usul investasi tersebut
seharusnya ditolak.
(3) Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini adalah suatu metode analisis investasi yang
menghitung nilai sekarang dari aliran kas masuk pada masa yang
akan datang, dengan bunga pada tingkat bunga tertentu,
dibandingkan dengan nilai pengeluaran investasi.
Jika nilai sekarang dari aliran kas masuk lebih besar dari
pada nilai pengeluaran maka investasi itu dapat diterima, demikian
sebaliknya. Besarnya tingkat bunga untuk menjadikan nilai
23
sekarang dari aliran kas masuk yang akan diterima masa yang akan
datang disamakan dengan besarnya biaya penggunaan modal
perusahaan secara keseluruhan. Rumus untuk menghitung net
present value adalah sebagai berikut :
a) Jika aliran kas masuk berupa aliran kas yang sama besarnya
(annuity), maka untuk mencarinya nilai sekarang seperti
mencari nilai sekarang dari suatu annuity.
b) Tetapi jika aliran kas tersebut bukan merupakan annuity, maka
penghitungannya harus dicari pertahun kemudian dijumlahkan
hasil seluruhnya.
Jadi dalam metode ini, makin besar hasilnya atau positif
dari pengurangan nilai sekarang aliran kas masuk dengan nilai
investasi (aliran kas keluar), investasi ini makin baik atau makin
dapat diterima. Dengan demikian jika investasi lebih besar dari
satu penyusunan rangking dimulai dari nilai hasil pengurangan
yang positif terbesar. Dalam penelitian ini Net Present Value untuk
menghitung kelayakan investasi dengan menggunakan rumus :
NPV =
Sn
S2
S1
+
+ ...... +
- Io
2
1+ k
(1 + k )
(1 + k ) n
Dimana :
St = kas masuk bersih yang diharapkan pada akhir tahun t
Io = Initial Invesment outlay
k = tingkat diskon
n = lama proyek
24
(4) Metode Internal Rate of Return (IRR)
Pengertian Internal Rate of Return adalah tingkat bunga
yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari hasil yang
diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal. Jadi menurut pengertian tersebut, dicari tingkat
bunga yang dapat menyamakan nilai sekarang dari aliran kas
masuk yang akan diterima masa yang akan datang dengan nilai
investasi atau aliran kas keluar. Pencarian tingkat bunga tersebut
pada dasarnya dengan cara coba-coba yaitu :
1) tingkat bunga ditetapkan dengan sembarang, jika dengan
tingkat bunga yang ditentukan dengan sembarang tersebut
menghasilkan selisih yang positif (lebih besar nilai sekarang
dari aliran kas masuk), maka kemudian dicari lagi dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi. Jika hasilnya negatif, maka
kedua tingkat bunga tersebut dipakai untuk dasar mencari
tingkat bunga yang dicari.
2) Kedua tingkat bunga tersebut kemudian diinterpolasikan
dengan memakai rumus :
r = P1 – C1
Dimana :
r = tingkat bunga yang dicari
P1 = tingkat bunga yang pertama
P2 = tingkat bunga yang kedua
25
C1 = net present value yang pertama
C2 = net present value yang kedua
Penghitungan IRR dalam penelitian ini sebagai suatu diskon
yang sama dengan nilai saat ini atas keseluruhan penerimaan bersih
dengan initial invesment outlay menggunakan rumus sebagai
berikut:
Io =
Sn
S1
S2
+
+ ........ +
1
2
(1 + R)
(1 + R)
(1 + R) n
Proses penghitungan NPV (Net Present Value) dan IRR
(Internal Rate of Return) dengan menggunakan program excel.
(5). Metode Profitability Index (PI).
Profitability Index atau PI adalah rasio antara Present
value penerimaan arus kas dan present value pengeluaran arus
kas. Metode ini sering disebut “Benefit Cost Ratio.’
n
PI =
PV cash inf lows
=
PV cash outflows
CIFt
∑ (1 + k )
t =0
n
t
COFt
∑ (1 + k )
t =0
t
Dimana :
CIFt = Cash inflows pada periode t
COFt = Cash outflows pada periode t
k
= biaya modal proyek
t
= periode waktu
26
2.2. Hasil Penelitian Terdahulu
P.T. Karindo Balikpapan yang berlokasi di Balikpapan
merupakan objek yang diteliti oleh Staffmm dengan mengambil judul
“Analisis investasi proyek penambahan fasilitas docking floating dock”.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi manajemen
keputusan investasi dibuat dengan menggunakan analisis SWOT,
mengetahui analisis keuangan, menentukan Cash flow, Net Present
Value (NPV), Payback period, Internal Rate of Return dan Profitability
Indeks, mengetahui analisis sensivitas apabila terjadi kenaikan harga
material sebesar 10 % dari RAB, mengetahui analisis rasio keuangan,
meliputi rasio likuiditas, rasio hutang dan rasio keuntungan, untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan selama masa proyeksi, mengetahui
feasible atau tidak feasible proyek tersebut dilaksanakan.
Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
analisis, yakni metode dimana langkah-langkahnya bertujuan untuk
menerangkan secara sistematis yang sumber datanya diperoleh secara
faktual dan akurat. Metode analisis yang digunakan adalah Payback
Period, metode Net Present Value, IRR dan metode Profitability Indeks.
Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa rencana
investasi PT. Karindo adalah layak untuk diaktualisasikan. Dari aspek
non keuangan berupa analisis faktor internal dan faktor eksternal
(analisis SWOT), proyek penambahan fasilitas docking dalam usaha
pelayanan pembuatan dan repairing kapal oleh PT. Karindo layak untuk
27
diaktualisasikan. Dari aspek keuangan pernyataan tersebut dapat
dibuktikan dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: PP (Payback Period)
sebesar 6 tahun 8 bulan, NPV
(Net Present Value) sebesar Rp
3.105.204.672,- atau bernilai positip, IRR (Internal Rate of Return)
sebesar 16,72%, lebih besar jika dibandingkan dengan Cost of Capital,
dan Profitability Indeks sebesar 1,20 atau lebih besar dari satu.
Dari
hasil analisis Payback Period menunjukkan proyek dapat diselesaikan
dalam 6 tahun 8 bulan, lebih kecil dari jangka waktu proyek
Hasil
analisis sensitivitas menunjukkan bahwa dengan adanya penurunan laba
bersih, berpengaruh terhadap parameter-parameter yang dijadikan acuan
mengenai kelayakan proyek seperti Payback Period, NPV dan IRR.
Dimana PP (Payback Period) sebesar 6 tahun 8 bulan, NPV
(Net
Present Value) sebesar Rp 1.415.850.400,- atau bernilai positip, IRR
(Internal Rate of Return) sebesar 14,82%, lebih besar jika dibandingkan
dengan Cost of Capital, dan Profitability Indeks sebesar 1,09 atau lebih
besar dari satu, sedangkan payback period selama 7 tahun 1 bulan. Jadi
dengan kenaikan harga material sebesar 10 % maka proyek tersebut
masih bisa dikatakan layak. Dari hasil analisa rasio keuangan
menunjukkan CR lebih dari 150%, DER dibawah 200% dan DSC diatas
100%, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari aspek rasio
keuangan, proyek penambahan fasilitas galangan kapal oleh PT.
Karindo layak untuk diaktualisasikan.
28
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada
objek penelitian, metode analisis yang digunakan, penelitian terdahulu
menggunakan analisis SWOT, analisis sensivitas, analisis rasio
keuangan.
Persamaannya adalah menggunakan metode penelitian deskriptif
dan analisis keuangan meliputi Cash Flow, Net Present Value (NPV),
Payback Period, Internal Rate of Return. Profitability index.
2.3. Kerangka Pemikiran
TUJUAN PERUSAHAAN
1.Memaksimumkan
Keuntungan
2.Memaksimumkan Nilai
Perusahaan
3. Meminimukan Biaya
.
Investasi
1.Aktiva tetap.
2.Persediaan
Barang
3.Kas.
Sumber
:
Arifin
ANALISIS:
1.Cash Flow.
2.Payback Period.
3.Net Present Value
4.IRR.
Sitio,Halomoan
Tamba,Wisnu
Buku Koperasi Teori dan Praktek.
OUT PUT:
Layak atau
Tidak layak
membuka
cabang baru
Chandra
Kristiaji,2001dalam
29
Keterangan :
•
Setiap
perusahaan
memiliki
tujuan
untuk
memaksimalkan
keuntungan dengan melakukan investasi yang terdiri dari investasi
Aktiva tetap, Persediaan barang dan Kas.
•
Dalam perkembangannya, perusahaan perlu melakukan analisis
laba/rugi, analisis perkembangan keuangannya. Analisis bisa terdiri
dari Analisis Cash Flow, Payback Period, Net Present Value dan
Internal Rate of Return
•
Out Put dari hasil analisis berupa kesimpulan layak atau tidak layak
suatu perusahaan membuka cabang baru.
Download