BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab ini menguraikan

advertisement
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi yang di ajukan
untuk menjelaskan hasil penelitian, dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.
5.1. KESIMPULAN
Setelah hasil wawancara di analisis persubjek dan antar subjek kemudian
observasi langsung, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa anak-anak yang
mengikuti ekstrakulikuler sinematografi menjadi lebih percaya diri setelah 1
tahun lebih mengikuti ekstrakulikuler di sekolahnya masing-masing. Kepercayaan
diri mereka tumbuh setelah mereka dapat berkarya membuat film pendek yang
menghibur, mendidik dan menginspirasi penonton. Dimana hal ini di dasari oleh
karya film pendek yang mereka ciptakan mendapatkan respon baik dari para
penontonnya dan mendapat pujian dari para penonton, kemudian dari keluarganya
dan juga dari para guru memberi dukungan, hal inilah yang membuat kepercayaan
diri mereka bertambah, setelah sebelumnya mereka kurang percaya diri dalam
pergaulan sehari-hari.
Melihat dari masing-masing latar belakang subjek, subjek yang mengikuti
ekstrakulikuler sinematografi berasal dari keluarga menengah ke atas dengan
sikap yang berbeda-beda namun secara keseluruhan semua subjek memiliki
keterbukaan untuk setiap pertanyaan yang di berikan peneliti, walaupun pada
awalnya subjek agak bingung dengan pertanyaan yang berikan oleh peneliti dan
Menurut Lauster sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Subjek memiliki sikap yang baik dalam menghadapi orang yang baru di kenal,
tidak kaku, tidak sombong dan ramah dalam proses wawancara.
Semua subjek yang di wawancara merupakan orang yang awalnya tidak
percaya diri dalam pergaulannya sehari-hari, dengan masalah yang berbeda-beda,
subjek A tidak percaya diri karna kondisi fisik yang gendut sehingga dirinya suka
di ejek oleh teman-temannya, lain lagi dengan subjek C yang tidak percaya diri
setelah seorang temannya mengatakan bahwa dirinya BB (Bau Badan) dan subjek
B tidak percaya diri karna pernah di bully oleh kakak kelasnya di sekolah yang
membuatnya merasa tidak nyaman.
Faktor yang melatar belakangi orang tua mengizinkan anaknya mengikuti
ekstrakulikuler sinematografi di sekolah, karna ingin anaknya menjadi lebih
kreatif, lebih percaya, karna ekstrakulikuler sinematografi merupakan eskul untuk
mengasah kreatifitas anak, selain itu orang tua dapat menonton film-film yang di
ciptakan oleh anak-anak mereka di ekstrakulikuler sinematografi.
Begitu pun pihak sekolah mengadakan ekstrakulikuler sinematografi agar
anak-anak yang mengikuti bisa mengembangkan kreatifitas yang di miliki, serta
memberi banyak pilihan kepada peserta didiknya untuk memilih ekstrakulikuler
yang mereka inginkan dan disukai
Dengan demikian, melalui ekstrakulikuler sinematografi yang adakan sekolah,
ternyata sangat membantu bagi perkembangan anak, adapun pengaruhnya
terhadap kepercayaan diri anak yang tadinya mereka kurang kreatif, pemalu,
mudah putus asa, minder bila berbicara di depan orang dan setelah mengikuti
ekstrakulikuler sinematografi si anak menjadi lebih percaya diri, lebih kreatif dan
berani menyampaikan pendapatnya atau ide-idenya.
5.2. DISKUSI
Dari hasil penelitian kali ini di buktikan bahwa kepercayaan diri anak yang
mengikuti ekstrakulikuler menjadi bertambah setelah 1 tahun lebih mengikuti
ekstrakulikuler sinematografi di sekolah, tentunya yang menjadi dasar utama
adalah pandangan mereka terhadap penampilan dirinya (Body Image). Selama
masih ada batas kenyamanan maka hal ini tidak mengganggu aktifitas sehariharinya.
Sebagaimana dalam teori percaya diri menurut Elly Risman yaitu seseorang di
katakan percaya diri apabila ia merasa nyaman tentang dirinya sendiri dan
penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri.
Menurut Ghufron terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Hal
ini terbukti dalam penelitian bahwa anak yang mengikuti ekstrakulikuler dapat di
terima dengan baik oleh kelompoknya, sehingga anak-anak itu bisa menemukan
identitas diri mereka untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.
Kegiatan ekstrakurikuler mewadahi kebutuhan perkembangan peserta didik
yang berbeda, seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan,
dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta
didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya.
(Rakhmat)
5.3. SARAN
5.3.1 Saran Metodologis
Penelitian ini mengambil subjek anak yang awalnya tidak percaya diri dalam
pergaulan, di sarankan bagi peneliti yang ingin meneliti hal ini kembali untuk
memilih karakteristik yang berbeda yaitu dengan kondisi anak yang tidak percaya diri
berat. Sehingga dapat di lihat bagaimana kepercayaan diri yang muncul pada diri
mereka, setelah mengikuti ekstrakulikuler sinematografi di sekolah.
5.3.2 Saran Praktis
Orang tua yang memiliki anak yang kurang percaya diri, kurang kreatif dan
minder dalam pergaulan sehari-hari dapat mengikutsertkan anaknya dalam program
ekstrakulikuler sinematografi. Adapun orang tua merupakan orang pertama yang
dapat menjadikan anak menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk dalam menerima
dan menghargai dirinya sendiri. Selain itu hal ini juga dapat berpengaruh pada
kepercayaan diri anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Download