MUDA ANDIKA MEIZA 24210537

advertisement
ANALISIS ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DAERAH
DENGAN REALISASINYA PADA
PEMERINTAHAN KABUPATEN
PANDEGLANG PROPINSI
BANTEN TAHUN ANGGARAN 2010
MUDA ANDIKA MEIZA
24210537
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian APBD
APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan inti dari
akuntansi keuangan Pemerintah Daerah dan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di
indonesia yang disetujui oleh DPRD dan oleh karena itu kedudukan APBD dalam penata
usahaan keuangan dan akuntansi Pemerintah Daerah sangatlah penting.
Hal itu semua pada akhirnya menuntut kemampuan manajemen pemerintahan daerah
untuk mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien. Kemampuan ini memerlukan
informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting dalam pengambilan keputusan alokasi
sumber daya ekonomis.
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 MetodePenelitian
1.5.1 ObjekPenelitian
1.5.2 Data
1.5.3 MetodePengumpulanData
1.5.4 AlatAnalisis
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data/Pembahasan
4.1.1 Laporan Perhitungan Anggaran
Laporan Perhitungan Anggaran adalah suatu laporan yang menyajikan perbandingan
antara realisasi perndapatan, belanja dan pembiayaan dengan APBD selama tahun anggaran
tertentu untuk suatu permerintahan. Realisasi anggaran menunjukan jumlah anggaran yang
terpakai yang bermanfaat untuk mengetahui apakah alokasi anggaran yang dianggarkan telah
sesuai dengan target yang dicapai.
Untuk menghitung presentase Realisasi Anggaran dapat digunakan dengan rumus
sebagai berikut:
Realisasi
Prosentase Realisasi = ---------------------------- x 100%
Anggaran 2010
Berdasarkan PP No. 105 tahun 2000, Struktur Laporan Perhitungan Anggaran terdiri dari :
1.Pendapatan
2.Belanja
3.Pembiayaan
1.Pendapatan
Uraian
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Transfer
Jumlah Pendapatan
Tabel 4.1
Laporan Perhitungan Pendapatan Daerah
Anggaran
Realisasi
45.624.337.143,00
31.855.280.016,00
910.011.842.673,00
904.375.171.553,00
955.636.179.816,00
936.230.451.569,00
Selisih
13.769.057.127,00
5.636.671.120,00
19.405.728.247,00
(%)
69,82
99,36
97,97
Tabel 4.5
Rincian Jenis Belanja Daerah
Anggaran
Realisasi
863.799.840.540,40
854.344.563.399,00
126.693.286.826,00
75.207.041.212,00
250.000.000,00
238.875.000,00
990.881.992.402,40
932.929.360.723,00
Selisih
9.455.277.141,40
51.486.245.614,00
111.250.000.000
57.952.631.679,40
(%)
98,91
59,36
95,55
93,86
2.Belanja
Uraian
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
Belanja Tidak Terduga
Total Belanja
1.Penerimaan Pembiayaan Daerah
Uraian
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun
Sebelumnya
Total Penerimaan Pembiayaan Daerah
Tabel 4.8
Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
Anggaran
Realisasi
38.245.812.586,40
38.245.812.586,40
38.245.812.586,40
Selisih
38.245.812.586,40
-
(%)
100,00
-
100,00
2.Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Uraian
Pembayaran Pokok Utang
Pebiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
Tabel 4.9
Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Anggaran
Realisasi
38.245.812.586,00
38.245.812.586,00
41.546.903.432,40
Selisih
(%)
-
100,00
-
4.2 Analisis Pembahasan
Untuk mengetahui apakah kinerja penerimaan APBD itu baik atau tidaknya, maka dapat di
bandingkan dengan menggunakan beberapa rasio, diantara lainya :
1. Rasio Kemandirian Daerah
Bantuan Pemerintah pusat dan pinjam
Rasio Kemandirian:
x 100
Pendapatan Asli Daerah
Dan rasio kemandirian dari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 adalah:
11.590.000.000
Rasio Kemandirian =
x 100 %
45.624.337.143
= 25,4%
2. Rasio Efektivitas
Realisasi penerimaan PAD
Rasio efektivitas =
x 100%
Penerimaan PAD berdasarkan potensi rill daerah
Dan rasio efektifitas dari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 adalah:
31.855.280.016
Rasio efektivitas =
x 100%
45.624.337.143
= 69,82%
3. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memperioritaskan alokasi dananya
pada belanja rutin dan belanja pembangunan secara optimal.
Total Belanja Rutin
Rasio Belanja Rutin APBD =
x 100 %
Total APBD
993.881.992.402,40
Rasio Belanja Rutin APBD =
x 100 %
955.636.179.816,00
= 104%
Total Belanja Pembangunan
Rasio Belanja Pembangunan APBD =
x 100 %
Total APBD
126.693.286.826,00
Rasio Belanja Pembangunan APBD =
x 100%
955.636.179.816,00
= 13,26%
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
Berdasarkan hasil Perbandingan Anggaran dan Realisasi pada Kabupaten Pandeglang Propinsi
Banten tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten sudah cukup baik karena
mendapatkan Surplus pada tahun 2010.
Berdasarkan hasil perbandingan kinerja penerimaan APBD untuk Kabupaten Pandeglang
Propinsi Banten dapat dilihat bahwa :
Rasio Kemandirian Daerah
Pada Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten pada tahun anggaran
2010 memiliki Kemandirian daerah pada Provinsi Jawa Barat Sebesar 25,4%, yang artinya bahwa
tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten sudah dalam kategori
sedang karena dari hasil persentasenya kecil dan masih terlalu bergantung kepada pemerintah
pusat.
Rasio Efektivitas.
Sesuai dengan perhitungan rasio efektivitas menunjukan bahwa Kabupaten Pandeglang Propinsi
Banten tahun anggaran 2010 sudah sangat baik untuk kemampuan daerahnya. Karena dari hasil
perhitungan rasio efektivitas Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten sudah menggambarkan
kemampuan pemerintah daerahnya dalam merealisasikan PAD yang di rencanakan dengan baik
berdasarkan potensi rill.
Rasio Aktivitas
Berdasarkan perhitungan rasio aktivitas, Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten pada tahun
anggaran 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar dana yang di miliki Pemerintah Kabupaten
Pandeglang Propinsi Banten masih diprioritaskan untuk kebutuhan belanja rutin sehingga rasio
belanja pembangunan APBD masih relatif kecil.
Download