DAMPAK KEBERADAAN KOS-KOSAN TERHADAP SIKAP SOSIAL MASYARAKAT DI SEKITAR KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA (Studi Kasus di RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh MILVA SUSANTI DWI PUTRI 1113054000015 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017M ABSTRACT Milva Dwi Susanti Putri The impact of boarding houses to the social attitudes of the community around the campus of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. With the release of the Presidential Decree No.031 dated May 20, 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta officially changed to be UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This change makes the increase in the number of faculty and the number of students who study in it. Changes that occur on this campus, go hand in hand with changes that occur with the surrounding community. The most visible change is the presence of many boarding houses as temporary housing students especially those from outside the city and outside the province. This study intends to find out what impact the existence of boarding houses against social attitudes of the community that are around campus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This study uses a qualitative approach, the data collected is the result of observation, interviews, and documentation. The results of the research I have found that there is the impact of the presence of boarding houses to the community such as the number of newcomers, many new culture, there are many new buildings, open green spaces reduced, many new business opportunities, employment, population density increases, the level of criminality increased, and the attitude of developing individuality. There is also the impact on social attitudes of society ie positive social attitudes in the form of cooperation, solidarity and tolerance as well as the negative social attitudes in the form of egosim. From these facts, the author knew where boarding house which is mainly inhabited by students, directly or indirectly, has become part of the surrounding community. Supposedly the residents of boarding houses dominated by the students can be more caring and mingle in society as a form of devotion practiced Dharma. Key words: boarding houses, community, social attitudes i ABSTRAK Milva Susanti Dwi Putri Dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan keluarnya Keputusan Presiden RI No.031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perubahan ini membuat bertambahnya jumlah fakultas dan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan di dalamnya. Perubahan yang terjadi pada kampus ini, berjalan seiring dengan perubahan yang terjadi dengan masyarakat di sekitarnya. Perubahan yang paling terlihat adalah banyaknya keberadaan kos-kosan sebagai rumah tinggal sementara para mahasiswa terutama yang berasal dari luar kota dan luar provinsi. Penelitian ini bermaksud mengetahui apa saja dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat yang berada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian yang penulis temukan yaitu terdapat dampak keberadaan kos-kosan terhadap masyarakat seperti banyaknya pendatang baru, banyak budaya baru, banyak terdapat bangunan-bangunan baru, ruang terbuka hijau berkurang, banyak peluang usaha baru, banyak lapangan kerja, kepadatan penduduk bertambah, tingkat kriminalitas meningkat, dan sikap individualitas berkembang. Terdapat juga dampak terhadap sikap sosial masyarakatnya yaitu sikap sosial positif berupa kerjasama, solidaritas, dan tenggang rasa serta sikap sosial negatif berupa egosime. Dari fakta tersebut, penulis mengetahui bahwa keberadaan kos-kosan yang mayoritas dihuni oleh para mahasiswa, secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi bagian dari masyarakat di sekitarnya. Seharusnya para penghuni kos-kosan yang didominasi oleh para mahasiswa bisa bersikap lebih peduli dan berbaur dalam kehidupan bermasyarakat sebagai bentuk dharma pengabdian yang diamalkan. Kata kunci: kos-kosan, masyarakat, sikap sosial ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada teladan ummat sepanjang masa Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia dari zaman kegelapan dan kebodohan ke zaman yang terang benderang. Penulis sangat bersyukur dapat melewati berbagai macam halangan dan rintangan selama proses penulisan skripsi ini, semua itu penulis jadikan pengalaman dan pelajaran hidup yang berharga untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Penulis ingin berterimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan secara spesial penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tuaku, Ayah Sadin dan Ibu Randiawati atas segala do’a, dukungan, motivasi dan limpahan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dari lahir hingga saat ini. Semoga Ayah dan Ibu senantiasa sehat dan dalam lindungan-Nya. 2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Wati Nilamsari, M. Si, selaku ketua jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, terimakasih atas motivasi dan pelajaran yang ibu berikan kepada penulis dan seluruh mahasiswa PMI. iii 4. Bapak M. Hudri, MA, selaku sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang selalu tulus ikhlas membantu banyak mahasiswa, terutama mahasiswa PMI. 5. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA, selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih atas semua bimbingan, nasihat, dan ilmu yang bapak berikan kepada penulis selama ini. 6. Dr. Tantan Hermansyah, M. Si, selaku dosen favorit penulis. Terimakasih telah menjadi inspirasi penulis, dan terimakasih atas semua pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan motivasi yang pernah bapak berikan kepada penulis. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mencurahkan banyak waktu dan memberikan banyak ilmu serta pengalaman kepada para mahasiswa. 8. Kepada adik-adikku tersayang Meyla Puspita Sari dan Fenti Yunistika. Terimakasih atas semua support dan do’a untuk inga. Semoga kita semua bisa menjadi kebanggaan Ayah dan Ibu selamanya. 9. Kepada Bapak Wigati, S.Sos, Ibu Yusmarni, S. Pd.I, dan Adikku Ratih Yustika Sari yang telah menjadi keluarga baru bagiku. Termakasih atas semua kasih sayang, do’a dan nasihat kalian. 10. Kepada sahabat seperjuangan Rafi dan Lia yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada temanteman jurusan Pegembangan Masyarakat Islam, dan teman-teman di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terimakasih untuk kebersamaan dan semua pengalaman selama ini. iv 11. Kepada semua teman-teman kosan Ferial, Ka Faza, Ka Putri, Yuli, Ka Selly, Cecen dan semuanya yang sudah menjadi saudara selama di tanah rantau ini, semoga tali silaturahmi kita terus berlanjut hingga nanti. 12. Kepada Ketua RW 08 Kelurahan Pisangan, Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua RT 03, Ketua RT 04, seluruh warga dan informan yang telah meluangkan waktu untuk diwawancarai dan membantu penulis dalam memperoleh data. Penulis berharap karya ilmiah berbentuk skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca. Selain itu penulis juga menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang membangun tentu penulis nantikan. v DAFTAR ISI ABSTRACT ........................................................................................... i ABSTRAK ............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1 B. Pembatasan dan RumusanMasalah ................................. 10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 10 D. Metodologi Penelitian ..................................................... 11 E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 23 F. Sistematika Penulisan ..................................................... 25 LANDASAN TEORITIS A. Definisi Dampak ............................................................. 26 B. Definisi Sikap .................................................................. 27 C. Definisi Sikap Sosial ....................................................... 30 1. Faktor Internal ........................................................... 31 2. Faktor Eksternal ........................................................ 32 D. Bentuk-Bentuk Sikap Sosial ........................................... 33 1. Sikap Positif .............................................................. 33 2. Sikap Negatif............................................................. 35 E. Teori Perubahan Sosial ................................................... 36 1. Teori Perubahan Sosial Dahrendorft ........................ 36 GAMBARAN UMUM A. Data Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan ................... 41 B. Gambaran Umum Warga Sekitar RW 08........................ 44 vi BAB IV 1. RT 001....................................................................... 44 2. RT 002....................................................................... 45 3. RT 003....................................................................... 47 4. RT 004....................................................................... 49 ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN A. Dampak Keberadaan Kos-Kosan di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................. 52 B. Dampak Keberadaan Kos-Kosan Terhadap Sikap Sosial Masyarakat ...................................................................... BAB V 70 PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... 71 B. Saran ............................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii DAFTAR GAMBAR GAMBAR 3.1Peta Wilayah RW 08 KelurahanPisangan....................... 41 GAMBAR 3.2Peta Wilayah RT 001 ..................................................... 44 GAMBAR 3.3Peta Wilayah RT 002 ...................................................... 45 GAMBAR 3.4Peta Wilayah RT 003 ...................................................... 47 GAMBAR 3.5 Peta Wilayah RT 004 .................................................... 49 viii 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dengan keluarnya Keputusan Presiden RI No. 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Hamzah Haz pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalies ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB).1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada saat itu terdiri dari 9 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dam Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi, dengan jumlah jurusan/prodi sebanyak 41 dengan bidang studi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.2 Jika dilihat dari sejarahnya, pada tahun 2000 sebelum resminya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Syarif Hidayatullah sebenarnya hanya memiliki 6 fakultas yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin 1 Tim Penyusunan Buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015/2016, (Jakarta: Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 9. 2 http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/. Diakses pada 5 September 2016 pukul 11.15 wib. 2 dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah. Kemudian Prof. Azyumardi Azra selaku Rektor UIN Jakarta saat itu berencana mengembangkan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga sebagai langkah awal dari rencana tersebut maka dibukalah programprogram studi umum. Sehingga dibuatlah “program konversi UIN” yang meliputi 4 program studi, di antaranya yaitu: program studi agribisnis, program studi teknik informatika, program studi ekonomi, dan program studi psikologi, yang dikepalai oleh seorang Direktur program konversi UIN yaitu Prof. Badriatim.3 Program konversi ini masing-masing di ketuai oleh seorang ketua jurusan, salah satu diantaranya yaitu Dr. Ujang Maman, M.Sc, selaku ketua jurusan agribisnis. Kemudian pada tahun 2001 Bapak Ujang Maman bersama Bapak Hamid Nasuhi, dan kajur-kajur prodi konversi yang lainnya mempersiapkan proposal untuk membentuk Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, serta Fakultas Ekonomi. Selain itu, Bapak Ujang Maman juga membuat proposal untuk program studi MIPA dan program studi Sistem Informasi. Dan pada awal tahun 2002 proposal-proposal tersebut diterima oleh Rektor UIN sehingga pada bulan Mei tahun 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.4 3 Wawancara Pribadi dengan Ujang Maman (Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 13 Desember 2016, pukul 13.30 wib. 4 Wawancara Pribadi dengan Ujang Maman (Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 13 Desember 2016, pukul 13.30 wib. 3 Dengan perubahan ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat mendorong terjadinya integrasi keilmuan baik dalam bidang agama, kemanusiaan, keindonesiaan dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki wawasan integratif, adaptif, responsif dan inovatif terhadap pemikiran modern dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dengan landasan iman, ilmu dan amal yang menjadi dasar pijakan dalam pengembangan ilmu-ilmu Islam, baik ilmu-ilmu Qur’aniyah maupun ilmu-ilmu Kauniyah.5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dulu tentu berbeda dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang. Pada tahun 2016 ini, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memiliki 11 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Serta memiliki lebih dari 50 program studi.6 Tentu hal ini membuat kita mengetahui bahwa telah banyak perubahan dan pengembangan yang terjadi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari awal menjadi Universitas hingga saat ini. Perubahan yang terjadi pada kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pun berjalan seiring dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat di 5 http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/. Diakses pada 5 September 2016 pukul 11.20 wib. 6 http://www.uinjkt.ac.id/id/akademik/program-sarjana/. Diakses pada 5 September 2016 pukul 11.26 wib. 4 sekitarnya. Karena dengan keberadaan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bedekatan dengan lingkungan masyarakat tentu memberikan perubahan sendiri pada masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi baik sebagai dampak langsung maupun tidak langsung atas keberdaan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut juga perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.7 Sedangkan Menurut Gillin sebagaimana disebutkan dalam Hooguelt, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.8 Apabila diteliti lebih mendalam mengenai sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Mungkin saja perubahan terjadi karena ada faktor baru yang lebih memuaskan sebagai pengganti faktor lama itu. Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk 7 Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), h. 23. 8 Hooguelt, Ankle MM, Sosiologi Sedang Berkembang, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h.56. 5 menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.9 Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebabsebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuanpenemuan baru, pertentangan (conflict) masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan sebab dari luar masyarakat adalah seperti sebabsebab yang berasal dari lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.10 Salah satu penyebab yang berasal dari luar adalah sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia. Terjadinya gempa bumi, angin topan, banjir, dan lain-lain mungkin menyebabkan masyarakat yang mendiami suatu daerah terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut. Selain faktor lingkungan alam, faktor lingkungan fisik juga berpengaruh, misalkan daerah yang dulunya merupakan daerah dekat danau atau situ, kemudian sekarang berubah menjadi daerah yang padat karena danau atau situ sudah ditimbun dan dijadikan lahan tempat tinggal ataupun lahan bisnis. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya perubahanperubahan pada masyarakat, aktifitas dan mata pencahariannya. 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 275. 10 Soerjono Soekanto, 2012, h. 282. 6 Adanya perubahan yang terjadi dimasyarakat tentu menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi masyarakat yang bersentuhan langsung dengan perubahan itu sendiri, maupun masyarakat yang tidak bersentuhan langsung dengan perubahan itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu. Dampak ekonomis juga berarti pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian.11 Sedangkan sosial memiliki arti sebagai sifat yang melekat dalam setiap individu sehingga mereka cenderung untuk berhubungan dengan orang lain. Sehingga bisa disimpulkan bahwa arti dampak sosial adalah suatu akibat (positif maupun negatif) dari hubungan antar individu, antar kelompok, individu dengan kelompok ataupun kelompok dengan individu. Dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut terjadi dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Salah satu contoh dampak sosial ekonomi atas perubahan yang terjadi di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah sendiri adalah maraknya keberadaan kos-kosan dan kontrakan sebagai rumah tinggal sementara para mahasiswa kampus ini. Hal ini terjadi karena banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar kota maupun luar provinsi yang menempuh perkuliahan di kampus ini. 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 234. 7 Banyaknya mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal sementara (kos-kosan/ kontrakan) ini membuat daya tarik tersendiri bagi pengusaha koskosan/kontrakan. Banyak wilayah-wilayah di sekitar kampus yang menjadi sasaran pembangunan kos-kosan/ kontrakan. Seperti daerah kelurahan pisangan, cempaka putih hingga kampung utan. Ketiga wilayah tersebut memiliki jumlah kos-kosan/ kontrakan yang banyak, baik dari jenis koskosan/kontrakan yang ekonomis (murah) hingga kos-kosan/kontrakan yang eksklusif (terbilang mahal). Salah satu wilayah yang terbilang memilki koskosan paling banyak adalah wilayah kelurahan pisangan, terutama wilayah RW 08 yang letaknya sangat strategis, yaitu sepanjang jalan Ir. Juanda persis seberang kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Posisi wilayah RW 08 ini tepatnya adalah mulai dari jalan kerta mukti kemudian ke arah kampus II UIN Jakarta, hingga jalan Legoso Raya. Posisi yang terbilang strategis ini membuat wilayah RW 08 kelurahan pisangan menjadi salah satu sasaran empuk para pengusaha maupun pedagang. Sehingga di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan/ kontrakan, warung makan, laundry, minimarket, tempat fotocopy, warnet, rental komputer, warung kelontongan, rental mobil dan sebagainya. Salah satu bentuk usaha yang paling menarik bagi warga lokal maupun pendatang adalah usaha kos-kosan/ kontrakan. Sebagaimana kita ketahui, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahunnya menerima ribuan mahasiswa baru yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Banyaknya mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah ini 8 terutama yang berasal dari luar kota tentu memerlukan tempat tinggal baik permanen maupun sementara, selama mereka menempuh pendidikan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga, kebutuhan akan rumah sementara di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahun pun kian meningkat. Hal ini menjadi peluang besar bagi para pegusaha kos-kosan/ kontrakan yang ada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan salah satu wilayah strategis yang menjadi target mahasiswa untuk dijadikan wilayah tempat tinggal sementara adalah wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan. Oleh karena itu tiap tahun dapat dipastikan bahwa pembangunan kos-kosan di wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan ini pun kian meningkat. Pada tahun 2016, di wilayah RT 01 terdapat sekitar 47 unit koskosan/kontrakan yang meliputi 35 unit kos-kosan/ kontrakan milik orang lokal (penduduk asli yang tinggal di RT 01), dan 12 unit kos-kosan/ kontrakan yang pemiliknya merupakan orang luar (bukan warga asli RT 01). Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 43 unit koskosan/ kontrakan.12 Sedangkan di wilayah RT 02 pada tahun 2016 sudah terdapat total 40 unit kos-kosan/ kontrakan.13 Begitu pula dengan wilayah RT 03, tahun 2016 terdapat peningkatan jumlah kos-kosan/ kontrakan yang sebelumnya berjumlah 21 unit menjadi 28 unit kos-kosan/ kontrakan.14 Dan 12 Wawancara Pribadi dengan H. Jainudin (Ketua RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.46 wib. 13 Wawancara Pribadi dengan Sutisna (Ketua RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.34 wib. 14 Wawancara Pribadi dengan Suparman (Ketua RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 19 Desember 2016, Pukul 14.30 wib. 9 wilayah RT 04 juga terdapat peningkatan dari tahun 2015 yang berjumlah 14 unit, menjadi 15 unit kos-kosan/ kontrakan pada tahun 2016.15 Keberadaan kos-kosan ini tentunya memberikan dampak bagi kehidupan sosial penghuni, pemilik maupun masyarakat di sekitarnya. Beberapa dampak (positif dan negatif) tersebut yaitu seperti: banyaknya pendatang baru, banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru, banyak peluang usaha baru, banyak lapangan kerja, banyak budaya baru yang masuk, banyak sampah, sering terjadi banjir, kepadatan penduduk bertambah, tingkat kejahatan meningkat, ruang terbuka hijau berkurang, rasa solidaritas antar warga menurun, dan sebagainya. Tidak hanya dampak-dampak yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi juga ada dampak terhadap perubahan sikap yang timbul seiring dengan interaksi sosial yang berlangsung dalam masyarakat, dimana masyarakat yang dimaksud disini meliputi pemilik atau penjaga kos-kosan/kontrakan, penghuni kos-kosan/kontrakan, serta masyarakat yang tinggal berdampingan dengan kos-kosan/kontrakan itu sendiri. Oleh karena adanya dampak perubahan sikap oleh masyarakat tersebut, sehingga penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang “Dampak Keberadaan Kos-Kosan Terhadap Sikap Sosial Masyarakat di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. 15 Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib. 10 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Karena keterbasan penulis dari segi pengetahuan, waktu dan lainlain, maka penulis hanya memfokuskan penelitian ini pada dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis hanya akan merumuskan beberapa pokok bahasan sebagai berikut: a. Apakah yang terjadi atas keberadaan kos-kosan bagi masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? b. Bagaimana dampak sosial keberadaan kos-kosan pada sikap sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Berdasarkan pokok bahasan yang telah disebutkan sebelumnya, skripsi ini bertujuan: a. Untuk mengetahui apa saja dampak yang di timbulkan atas keberadaan kos-kosan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Untuk mengetahui dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11 2. Manfaat Secara teoritis, manfaat penulisan skripsi ini adalah untuk memperkaya wacana tentang perubahan sosial khususnya tentang kajian sikap sosial pada masyarakat yang berhubungan dengan jurusan pengembangan masyarakat islam, sehingga ditemukan sebuah pemahaman yang kontekstual, substansial, progresif dan kritis. Selain itu, hasil penelitian dari skripsi ini dapat membuat sebuah updating informasi seputar kajian sosiologis tentang perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat terutama tentang sikap sosial. Sedangkan secara praktis, manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai pengetahuan ataupun pembanding bagi penelitian yang akan di lakukan di masa mendatang. Manfaat praktis lainnya yaitu skripsi ini tentunya dapat menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman penulis dan juga pembaca dalam bidang sosial terutama tentang kajian perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. D. Metodologi Penelitian Secara umum, metodologi adalah pengkajian terhadap langkahlangkah dalam menggunakan metode. Metode berbeda dengan metodologi, jika metode berarti suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi memiliki arti sebagai 12 metode ilmiah, yaitu langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh ilmu.16 Sedangkan penelitian merupakan kegiatan menelaah atau mencari informasi tentang sesuatu, dilakukan secara hati-hati dan dilakukan guna menemukan fakta-fakta baru, mungkin juga untuk menguji kebenaran gagasan-gagasan baru. Meskipun unsur-unsur dasar penelitian terdapat dalam pengalaman sehari-hari, penelitian tetap merupakan cara mengakses pengetahuan baru yang lain dari yang lain (tidak cukup dengan mengandalkan akal sehat atau sesuatu yang diyakini), karena penelitian membutuhkan informasi, data atau bukti yang cukup, bukan asal “pokoknya begitu”, yang merupakan keputusan dangkal. Meskipun akal sehat dan keyakinan bisa dijadikan awal penelitian, tetap saja belum cukup untuk dijadikan hipotesis.17 Sehingga metodologi penelitian diartikan sebagai suatu pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan.18 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif berasal dari konsep kualitas “mutu” atau bersifat mutu. Pendekatan kualitatif berarti upaya menemukan kebenaran dalam wilayah-wilayah konsep mutu. Mutu dapat diartikan 16 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011), h. 25. 17 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014), h. 3-5. 18 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: PT Bayu Indra Grafika, 1996), h. 3. 13 sebagai pelbagai komponen atau faktor yang karena kelengkapan unsurnya serta keterkaitannya satu sama lain sehingga menunjukkan kekuatan atau kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.19 Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh Mazhab Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi menghendaki pelaksanaan penelitian berdasarkan pada situasi wajar (natural setting) sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode naturalistik. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa adanya (wajar).20 Dalam penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik, fungsi paradigma dan teori bukan dalam rangka membentuk fakta atau melakukan prediksi dan menunjukkan hubungan dua variabel sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, melainkan lebih banyak untuk mengembangkan konsep dan pemahaman serta kepekaan peneliti.21 Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi 19 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 37. 20 Muhammad Idrus, editor: Yayat Sri Hayati, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009), h. 23-24. 21 Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 91. 14 informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.22 Dan apabila sudah tidak ditemukan lagi variasi informan maka peneliti tidak perlu untuk mencari informasi baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai. Informan yang diperlukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ada tiga kelompok. Kelompok pertama adalah ketua RT 01, ketua RT 02, ketua RT 03 dan ketua RT 04. Mereka dipilih karena dianggap sebagai pemimpin sekaligus pelayan masyarakat di wilayahnya masing-masing, sehingga secara umum mengetahui kondisi lingkungan dan kondisi warga yang dipimpin. Kelompok kedua adalah warga asli RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04. Mereka dipilih karena dianggap merupakan orang-orang yang sudah menetap lama di wilayah tersebut, sehingga mengetahui kondisi wilayah tersebut dari saat mereka mulai tinggal hingga saat ini. Kelompok ketiga adalah pemilik atau penjaga, dan penghuni koskosan (yang bukan warga asli). Mereka dipilih karena dianggap merupakan para pendatang yang sekarang menjadi bagian dari masyarakat yang menempati wilayah RT 01, 02, 03 dan 04. 22 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5, h. 54. 15 Beberapa ahli penelitian kualitatif mengemukakan bahwa setidaknya terdapat lima tahapan umum yang dapat dijadikan patokan dalam menyelenggarakan penelitian kualitatif. Kelima tahapan itu antara lain adalah mengangkat permasalahan, memuncukan pertanyaan penelitian, mengumpulkan data yang relevan, melakukan analisis data, dan menjawab pertanyaan penelitian.23 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Lokasi ini dipilih karena dianggap dapat mewakili populasi kos-kosan yang berada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena lokasinya yang memang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan serta terdapat juga masyarakat yang tinggal di sekitar kos-kosan. Penelitian ini berlangsung sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian. Kita mengenal metode wawancara, pengamatan, studi dokumentasi, studi kepustakaan, arsip, dan dokumen. Dalam penelitian ini, ada empat teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumen. 23 Haris Herdiyansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), cet: 3, h. 46-48. 16 a. Observasi Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagaamaan terutama sekali penelitian kualitatif (naturalistik). Observasi merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.24 Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi di wilayah RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan. Peneliti mengamati dengan berkeliling wilayah tersebut, kemudian melihat, memperhatikan, dan mengamati orang-orang yang berada di wilayah tersebut. Ada 6 warung yang peneliti kunjungi untuk berbelanja skaligus bertanya-tanya seputar keadaan lingkungan kepada penjaga warung yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah tersebut. 2 warung terletak di RT 02 yaitu warung nasi ibu Neneng dan warung sembako ibu Ratiah. 2 warung terletak di RT 01yaitu warung ibu Rehan dan warung bapak Syafril. 1 warung 24 Imam Suprayogo dan Tobroni, 2003, h. 167. 17 terletak di RT 03 yaitu warung nasi ibu Melis, dan 1 warung sembako terletak di RT 04 yaitu warung sembako milik ketua RT 04 yang bernama bapak Nata. Kemudian peneliti mencatat hasil pengamatan tersebut. b. Wawancara Wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal. Wawancara memungkinkan kita menyusup ke dalam “alam” pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan lainnya yang tidak bisa diamati. Memang, perilaku kadang mencerminkan pikiran seseorang, tetapi tidak selamanya benar. Orang menangis belum tentu karena susah. Malu-malu bisa berarti mau. Diam bisa berarti lapar, sakit gigi, atau tidak suka. Berdasarkan tingkat formalitasnya wawancara dibedakan menjadi tiga yaitu wawancara tidak terstruktur (unstructured interview), wawancara semi terstruktur, dan wawancara terstruktur (structured interview).25 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap beberapa informan. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel 25 berupa sumber Suwartono, 2014, h. 48-49. data dengan pertimbangan tertentu. 18 Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.26 Dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi ditemukan variasi informan maka peneliti tidak perlu untuk mencari informan baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai. Peneliti menemukan informan dengan cara yang berbeda-beda. Ada infroman yang merupakan warga dan teman yang memang sudah penenliti kenal sejak bebrapa waktu. Ada juga informan yang peneliti kenal melalui teman. Ada juga informan yang belum peneliti kenal dan sengaja peneliti temui di tempat tinggal atau kos-kosan mereka untuk di wawancarai. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif, sebab catatan lapangan merupakan gambaran yang orisinil dari hasil penelitian. Pengertian dan kegunaan catatan lapangan ini menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana disebut dalam Sedarmayanti adalah bahwa catatan yang tertulis merupakan sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Kegunaannya adalah untuk memperoleh gambaran konkrit tentang kejadian di lapangan. Catatan lapangan dapat digunakan untuk membawa pembaca hasil penelitian 26 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5, h.1. 19 atau peneliti seolah-olah berada dalam lingkungan di tempat dimana penelitian berlangsung. Bentuk dan model catatan lapangan dapat berupa tulisan, gambar maupun peta atau gambar letak yang mengutarakan kondisi tempat penelitian berlangsung.27 d. Studi Dokumen Dokumen merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Catatan dapat berupa secarik kertas yang berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti ataupun informasi, dapat pula berupa foto, pita-kaset, slide, mikro film dan film.28 27 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV Mandar Maju, 2011), h. 85. 28 Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, 2011, h. 86. 20 4. Sumber Data Kegiatan penelitian baik penelitian sosial ataupun penelitian eksakta selalu berkaitan dengan sumber data. Di dalam sejarah perkembangan penelitian, pada awalnya yang dikatakan sebagai sumber data hanyalah apa yang ditemui pada saat itu baik yang dilihat ataupun yang didengar tanpa mempertimbangkan segi perkembangan dan waktu. Perkembangan atau lebih tepatnya perubahan akan terjadi selama mekanisme kegiatan manusia dan akan berinteraksi seiring dengan waktu. Oleh sebab itu peranan waktu akan semakin menentukan dalam perkembangan ataupun kejadian perubahan. Perubahan akan terlihat dengan nyata apabila terdapat rekaman awal, rekaman selama terjadinya interaksi dan rekaman akhir. Kumpulan perubahan-perubahan tersebut yang dalam hal ini sebagai salah satu contoh sumber data. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data yang bersifat kualitatif di dalam penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi peringkat bobot.29 Sumber data merupakan salah satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data mana yang mesti 29 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 44. 21 di gunakan dalam penelitiannya itu. Ada dua jenis sumber data yang biasanya digunakan dalam penelitian sosial, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.30 a. Sumber data primer Sumber data ini adalah sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan serta informan yang diwawancarai. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data kedua setelah sumber data primer. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah semua informasi yang berkaitan dengan dinamika pengembangan masyarakat, baik berupa buku-buku penunjang, pendapat tokoh masyarakat, maupun karya lainnya yang menunjang. 5. Teknik Analisis Data Prosedur analisis data merupakan proses memilih dari beberapa sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dikatakan oleh Tesch sebagaimana disebutkan dalam 30 Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 129. 22 Sedarmayanti, tidak ada satu jalan yang benar, oleh sebab itu metaphor dan analogi sangat sesuai untuk membuka atau mengajukan dan menjawab pertanyaan yang diperlukan. Analisis data diperlukan agar peneliti dapat mengembangkan kategori dan sebagai perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang mendasar dan memberi gambaran apa adanya. Proses pengumpulan data dan informasi dikatakan oleh Patton bahwa ada kecenderungan para peneliti pemula dalam mengumpulkan data mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya hingga melebihi kemampuan mereka untuk mengolah atau mengurangi arti.31 Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana disebutkan dalam Imam Suprayogo, kegiatan-kegiatan analisis selama pengumpulan data meliputi: menetapkan fokus penelitian, apakah tetap sebagaimana yang telah direncanakan ataukah perlu diubah; penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul; pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya; pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya.32 Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data yang bersifat deskriptif-kualitatif. penelitian 31 kualitatif merupakan Sebagai mana diketahui bahwa prosedur Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, 2011, h. 166. Imam Suprayogo dan Tobroni, 2003, h. 192-193. 32 penelitian yang akan 23 menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau bisa dari orangorang dan perilaku yang diamati.33 E. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan perbandingan dan bahan tinjauan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membaca beberapa skripsi sebagai bahan referensi, beberapa skripsi tersebut adalah sebagai berikut: Skripsi yang berjudul “Dampak Perubahan Pemanfaatan Tanah Situ 1. Kuru Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitar”. Tahun 2011. Ditulis oleh Nur Atikah Nasution. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Skripsi tersebut membahas tentang dampak apa saja yang dirasakan masyarakat sekitar Situ Kuru akibat perubahan pemanfaatan lahan situ yang semula sebagai daerah resapan air yang kini menjadi lahan bisnis, oleh karena itu semakin banyak lahan situ yang di uruk untuk kepentingan tersebut. Persamaannya dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang dampak suatu perubahan dalam masyarakat sebagai dampak perubahan ekologi yang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan yang menjadi pembeda yaitu objek penelitian, objek yang dibahas dalam skripsi tersebut adalah perubahan pemanfaatan tanah situ kuru, sedangkan dalam skripsi ini objeknya fokus pada dampak keberadaan kos-kosan 33 1998), h. 3. Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Kerta Karya, 24 terhadap sikap sosial masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Skripsi yang berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat Sekitar Situ Akibat Musibah Situ Gintung”.Tahun 2011. Ditulis oleh Azhar Firdaus. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Skripsi tersebut mendeskripsikan mengenai dampak sosial ekonomi akibat tragedi Situ Gintung terhadap masyarakat sekitar situ. Dampak disini yaitu sosial ekonomi yang mengalami perubahan. Sosial yaitu adanya perubahan rasa solidaritas, kebersamaan, tingkat agama serta lingkungan di masyarakat. Sedangkan ekonomi, terdapat perubahan di masyarakat dalam hal hilangnya pekerjaan warga, beralihnya bentuk pekerjaan warga, hingga keadaan ekonomi masyarakat pasca tragedi Situ Gintung tersebut. Persamaannya dengan penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang dampak suatu perubahan dalam masyarakat sebagai dampak perubahan ekologi yang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan perbedaannya yaitu objek penelitian tersebut fokus pada dampak akibat tragedi Situ Gintung, sedangkan pada penelitian ini fokus terhadap dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 25 F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan, penulis membuat kerangka penulisan dengan sistematis yang terdiri dari 5 Bab dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, yakni sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang; Pembatasan dan Perumusan Masalah; Tujuan dan Manfaat Penelitian; Metodologi Penelitian; Tinjauan Pustaka; dan Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teoritis, dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai Definisi Dampak; Definisi Sikap; Definisi Sikap Sosial; Teori Perubahan Sosial. BAB III Gambaran Umum Wilayah, menjelaskan tentang Data Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan; Gambaran Umum Warga Sekitar RW 08 Kelurahan Pisangan. BAB IV Temuan dan Analisa Data Lapangan, yaitu meliputi apa saja dampak keberadaan kos-kosan terhadap masyarakat; dan dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. BAB V Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran mengenai dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 26 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Dampak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami benturan itu.34 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dampak menghasilkan suatu akibat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akibat memiliki arti sebagai sesuatu yang merupakan hasil dari suatu peristiwa (perbuatan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang mendahuluinya.35 Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dampak merupakan akibat, hasil, atau pengaruh yang terjadi baik positif maupun negatif dari suatu kejadian (peristiwa, perbuatan, keputusan) yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu di wilayah tertentu. Dampak positif dapat diartikan sebagai akibat, hasil, atau pengaruh yang baik (bagi banyak orang), sedangkan dampak negatif dapat diartikan sebagai akibat, hasil, atau pengaruh yang buruk atau kurang baik (bagi banyak orang). 34 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 234 35 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, h. 20. 27 B. Definisi Sikap Menurut Allport sebagaimana disebutkan dalam Sarlito, sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual masing-masing mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi. Selain itu, sikap juga disebut merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek 36 Ada beberapa ciri-ciri sikap, diantaranya yaitu pertama, sikap bukan merupakan bawaan lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenesis seperti lapar, haus dan lain-lain penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya dan yang terdapat padanya sejak dilahirkan. Kedua, sikap itu berubah-ubah, karena sikap itu dapat dipelajari sehingga sikap pada seseorang atau sekelompok orang itu bisa berubah-ubah sesuai keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah berubahnya suatu sikap. Ketiga, sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu. Keempat, objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Dan kelima, sikap 36 Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2009), h. 81-82. 28 mempunyai segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. Seorang ahli bernama Strickland menjelaskan bahwa sikap merupakan predeposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif, emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu. Sikap adalah sebuah pola yang menetap berupa respons evaluatif tentang orang, benda, atau isu.37 Namun, secara umum sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk berpindah sesuai dengan sikap objek studi. Sikap bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Sikap senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal, suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada objeknya.38 Terdapat tiga komponen sikap. Tiga komponen sikap itu adalah komponen respons evaluatif kognitif, komponen respons evaluatif afektif, dan komponen respons evaluatif perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang. Pertama, komponen respons evaluatif kognitif adalah gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu objek.39 37 38 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 64. Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 57. 39 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 65. 29 Kedua, komponen respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu atau suka. Ketiga, komponen respons evaluatif perilaku dari sikap adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis tertentu, namun karena tindakan itu secara sosial dan legal dilarang maka ia tidak melakukannya.40 Dalam perkembangan telaah psikologi sosial, sikap merupakan salah satu topik yang mendapat kedudukan cukup penting. Salah satu topik utama tentang psikologi sikap adalah hubungan sikap dan perilaku aktual. Namun demikian, sampai sekarang terdapat banyak debat berkenaan dengan kejelasan hubungan antara sikap dan perilaku seseorang.41 Sasaran suatu sikap dapat berupa apa saja. Jadi seseorang dapat mempunyai kumpulan sikap yang banyak terhadap objek dalam dunia fisik yang berada di sekelilingnya. Dia mungkin bahkan mempunyai lebih banyak lagi satuan sikap terhadap objek-objek dalam kehidupan sosial tempat ia tinggal. Ia mempunyai sikap terhadap orang atau kelompok orang lain, dan terhadap peristiwa-peristiwa ekonomi dan politik. Ia mempunyai beragam 40 41 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 65. Fattah Hanurawan, 2010, h. 67. 30 sikap terhadap seni, filosofi Tuhan, dan alam baqa. Dan ia mempunyai banyak sikap terhadap dirinya sendiri.42 C. Definisi Sikap Sosial Sikap sosial merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dengan kegiatan-kegiatan sosial, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial tidak hanya dinyatakan oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objek adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam suatu kelompok). Ada tiga hal yang menandai adanya sikap sosial, diantaranya yaitu pertama, subjeknya orangorang dalam kelompoknya; kedua, objek-objeknya sekelompok (objeknya sosial); dan ketiga, dinyatakan berulang-ulang.43 Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, indikator praktis dari sikap sosial itu ada tiga: 1. Subjeknya orang-orang dalam kelompoknya. 2. Objeknya sekelompok (objek sosial). 3. Dinyatakan berulang-ulang. Sikap tidak terbentuk dan tidak terjadi dengan sendirinya, pembentukannya berlangsung dalam interaksi sosial dengan orang lain dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam kelompok maupun 42 David Krech, Penerjemah: Siti Rochmah, dkk, Sikap Sosial, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996), h. 6-7. 43 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), cet. 11, h. 150. 31 di luar kelompok dapat merubah sikap atau membentuk sikap yang baru. Interaksi di luar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku, serta media lainnya. Faktor lainnya adalah faktor internal di dalam diri pribadi manusia itu, yaitu selektivitas sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya. Faktor internal ditentukan pula oleh motif-motif dan sikap lainnya yang sudah terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi, dari pembentukan dan perubahan sikap itu terdapat faktor internal dan faktor eksternal pribadi individu yang memegang peranannya.44 1. Faktor internal Pengamatan dan penangkapan manusia terhadap stimulus sosial melibatkan suatu proses pilihan di antara seluruh rangsangan yang ada di luar kita, pada setiap saat dalam kehidupan kita. Suatu pilihan di antara berbagai rangsangan yang kemudian kita perhatikan dan tafsirkan dengan lebih mendalam. Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan sikapsikap yang bekerja di dalam diri kita pada waktu itu dan yang mengarahkan minat perhatian kita terhadap objek-objek tertentu diantara keseluruhan objek yang mungkin kita perhatikan pada waktu itu. Selektivitas dalam pengamatan berlangsung karena individu manusia tidak 44 h. 64. Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), 32 dapat memperhatikan semua rangsangan yang datang dari lingkungannya dengan taraf perhatian yang sama. Contoh: apabila seseorang sedang sangat lapar, ia akan lebih memperhatikan rangsangan dari lingkungan yang dapat membawakan orang itu kepada pemuasan dari kelaparan itu daripada rangsangan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan akan makanan. 2. Faktor eksternal Dengan melihat faktor eksternal, maka pada garis besarnya sikap dapat dibentuk atau diubah. a. Dalam interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balik yang langsung antar manusia. Perubahan sikap karena shifting of reference-group. Perubahan sikap dalam situasi kontak antar kelompok. b. Karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh atau hubugan langsung dari satu pihak saja. Untuk memperoleh keterangan yang dapat dipercaya mengenai hal ini, telah dilakukan puluhan bahkan ratusan eksperimen yang meneliti faktor-faktor mana yang memegang peranan dalam usaha untuk membentuk atau mengubah sikap dengan cara komunikasi sepihak. Sementara itu, terdapat keadaan dimana komunikasi sepihak dapat mengubah sikap, keadaan dimana komunikasi sepihak tidak menyebabkan 33 perubahan sikap, dan keadaan dimana komunikasi bahkan memberikan pengaruh sebaliknya dari yang dikehendaki.45 D. Bentuk-bentuk Sikap sosial Secara umum, ada dua bentuk sikap sosial, yaitu sikap positif dan sikap negatif. 1. Sikap Positif Dalam buku metodologi ilmu pengetahuan sosial dijelaskan bahwa sikap sosial dapat dilihat dari adanya kerjasama, sikap tenggang rasa, dan solidaritas.46 Senada dengan buku interaksi sosial yang ditulis oleh Nawawi, yang menyebutkan bahwa bentuk sikap sosial yang positif seseorang yaitu berupa tenggang rasa, kerjamasan dan solidaritas.47 Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar dimana yang termasuk dalam bentuk sikap sosial adalah aspek kerjasama, aspek solidaritas, dan aspek tenggang rasa. a. Aspek kerjasama Aspek kerjasama merupakan suatu hubungan saling membantu dari orang-orang atau kelompok orang dalam mencapai suatu tujuan. Kerjasama adalah kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja bersama-sama menuju suatu tujuan.48 Dengan demikian, sikap kerjasama adalah merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak 45 Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 64-66. 46 Soetjipto dan Sjaefieoden, Metodologi Ilmu Sosial, (Jakarta: Gramedia, 1994) h. 44. Hadori Nawawi, Interaksi Sosial, (Jakarta: Gunung Agung, 2000), h.33. 48 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 89. 47 34 dalam kegiatan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ciriciri orang yang mampu bekerjasama dengan orang lain adalah berperan dalam berbagai kegiatan seperti gotong royong atau kerjabakti, pengajian, peringatan hari kemerdekaan maupun hari besar islam, dan lain-lain. Sikap kerjasama ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam suatu kelompok tersebut tidak membiarkan tetangga atau kelompoknya mengalami suatu masalah secara sendiri-sendiri dan bersikap mengutamakan hidup bersama.49 b. Aspek solidaritas Solidaritas mempunyai arti adanya kecenderungan seseorang melihat ataupun memperhatikan keadaan orang lain. Solidaritas juga dapat diartikan sebagai kecenderungan dalam bertindak terhadap seseorang yang mengalami suatu masalah yaitu berupa memperhatikan keadaan orang tersebut.50 Dengan demikian solidaritas merupakan salah satu bentuk sikap sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam melihat ataupun memperhatikan orang lain terutama seseorang yang mengalami masalah. c. Aspek tenggang rasa Tenggang rasa adalah sikap seseorang atau sekelompok orang yang selalu menjaga perasaan orang lain.51 sikap tenggang rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa 49 Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 28. 50 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), cet. 13, h. 52. 51 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 34. 35 bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan selalu menjaga perasaan orang lain dalam pergaulan dan sebagainya. 52 Dengan demikian jelas bahwa perwujudan sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok orang dalam menjaga, menghargai dan menghormati orang lain. 2. Sikap Negatif Bentuk-bentuk sikap sosial negatif adalah seperti egoisme, prasangka sosial, rasisme, rasialisme, dan stereotip. Egoisme merupakan suatu bentuk sikap dimana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menyainginya. Berbeda dengan prasangka sosial yang berarti sebagai suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu lain atau kelompok lain.53 Rasisme adalah suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut. Dan radialisme adalah suatu penerapan sikap diskriminasi terhadap kelompok ras, suku, atau bangsa lain. Serta yang terakhir, stereotip merupakan citra kaku mengenai suatu rasa tau budaya yang dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya stereotip 52 Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 29. 53 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94. 36 masyarakat Jawa adalah lemah lembut. Stereotip tersebut tidak selalu benar, karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat lemah lembut tersebut.54 E. Teori Perubahan Sosial Kehidupan suatu masyarakat tidaklah statis, melainkan mengalami peubahan dan pergeseran seiring dengan terjadinya perubahan dan kemajuan dalam kebudayaannya. Perubahan itu akan berjalan terus menerus, walalupun kecepatan masing-masing tidak selalu sama. Perubahan sosial dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap dan perilaku sosial, sistem pelapisan dalam masyarakat , lembaga-lembaga sosial, kekuasaan dan wewenang, tindakan sosial, interaksi sosial dan berbagai proses sosial lainnya.55 Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.56 Dari penjelasan tersebut dapat diketahui, bahwa perubahan sosial meliputi perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap-sikap sosial, hingga perilaku sosial. Oleh karena itu maka dapat diketahui bahwa, sikap-sikap sosial termasuk dalam perubahan 54 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94. Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pembangunan Pengantar Studi Pembangunan Lintas Sektoral, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62. 56 Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), h. 23. 55 37 sosial itu sendiri. Sehingga tentu untuk memahami sikap sosial, kita harus terlebih dahulu memahami konsep dari perubahan sosial itu sendiri. Perubahan merupakan sifat dasar dari masyarakat. Ini mengubah metaphor “kehidupan sosial”. Seperti kehidupan itu sendiri, kehidupan sosial meliputi perubahan yang tiada henti: jika perubahan berhenti, maka berhenti pula kehidupan. Perubahan terutama sekali adalah merembes, secara cepat dan sangat nyata dalam masyarakat modern.57 Tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan khususnya perubahan sosial. Sebab kehidupan sosial bersifat dinamis (berubah-ubah). Perubahan sosial merupakan bagian dari gejala-gejala kehidupan sosial, sehingga perubahan sosial merupakan gejala yang normal. Tentu saja perubahan sosial ini terjadi bukan semata-mata karena individu dalam masyarakat tersebut yang ingin berubah, akan tetapi karena adanya perkembangan dari berbagai sektor khususnya teknologi. Perubahan sosial tercipta dalam dua bentuk, yaitu perubahan berencana dan perubahan tidak berencana (tanpa rencana). Perbedaan keduanya sangat jelas. Perubahan berencana merupakan proses perubahan yang direncanakan secara sistematis dan menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial. Perubahan berencana dalam proses pelaksanaannya tidak lepas dari peran para agen atau aktor perubahan sosial seperti pekerja sosial, para pendidik, psikolog, para ahli, konsultan, jaringan komunitas, dan sebagainya. Dan dalam proses perubahan tersebut para agen perubahan menggunakan organisasi sosial 57 John Scott, Sosiologi: The Key Concepts, tim penerjemah Labsos FISIP UNSOED, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, h. 31. 38 seperti birokrasi pemerintah, kelompok professional maupun organisasi sosial lainnya sebagai media untuk melakukan perubahan dalam masyarakat.58 Sedangkan perubahan tidak berencana merupakan suatu perubahan yang terjadi, dikehendaki atau tidak dikehendaki oleh masyarakat, dalam proses terjadinya perubahan tersebut disadari maupun tanpa disadari telah terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam proses pelaksanaannya tidak ada peran agen atau aktor perubahan. Misalnya seperti perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai Aceh, karena terjadinya bencana alam tsunami mereka harus berpindah tempat tinggal dan memiliki kehidupan baru dengan pola yang berbeda dengan kehidupan di tempat tinggal sebelumnya. Sama halnya dengan perubahan sosial dalam konteks sikap sosial. Perubahan sosial dalam konteks sikap ini juga dapat terjadi dalam dua bentuk yang telah disebutkan di atas. Perubahan sosial dalam konteks sikap ini dapat terjadi secara berencana maupun tidak berencana. Perubahan sosial yang berencana dalam konteks sikap terjadi apabila dalam prosesnya ada aktor yang terlibat. Misalnya yang baru-baru ini sedang digalakkan dan disuarakan di media elektronik yaitu tentang “revolusi mental”. Di media elektronik seperti televisi dipasang iklan-iklan yang berisikan kata-kata positif penyadaran tentang sikap masyarakat yang kurang baik selama ini (seperti membuang sampah sembarangan, korupsi, dan lain-lain), sehingga setelah menonton tayangan singkat (iklan) tersebut, tersirat dalam pikiran kita untuk berubah. 58 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, 2009, h. 70. 39 Contoh di atas menunjukkan bahwa ada perubahan berencana yang dalam prosesnya ada agen perubahan seperti pemerintah, para pendidik, para ahli hingga media, yang terlibat agar perubahan berencana tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuannya. Keadaan tersebut tentu berbeda dengan perubahan tidak berencana. Sebagai contoh perubahan tidak berencana yaitu, ada sekelompok orang (masyarakat) yang tinggal di suatu wilayah. Saat itu, wilayah tempat tinggal tersebut masih sepi penghuni, namun terdapat perguruan tinggi yang belum begitu banyak mahasiswanya. Seiring berjalannya waktu, perguruan tinggi tersebut tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan pola pikir dan teknologi di Negara keberadaan perguruan tinggi tersebut. Sehingga seiring bergerak majunya waktu, makin banyak orang-orang yang sadar tentang pentingnya pendidikan dan ingin menempuh pendidikan di peguruan tinggi tersebut. Di lain sisi, masyarakat yang tinggal di sekitar perguruan tinggi tersebut sadar maupun tidak sadar tiap hari semakin banyak orang yang mendatangi dan ikut tinggal di wilayah tempat tinggal mereka. Dan karena makin banyak orang, maka kebutuhan akan tempat tinggal permanen maupun tempat tinggal sementara pun terus bertambah. Mulailah banyak orang lokal maupun pendatang membangun rumah-rumah sementara (kontarakan/koskosan) untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pendatang tersebut. Dan akhirnya disadari atau tidak disadari sikap dan perilaku masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut ikut berubah seiring berubahnya daerah tempat tinggal mereka. 40 Hal inilah yang sedang terjadi hari ini di wilayah masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disadari ataupun tanpa disadari ada banyak perubahan yang terjadi. Perubahan ini dapat dikategorikan sebagai dampak dari perubahan lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Salah satu yang membuat daerah tersebut berubah adalah mulai banyaknya kos-kosan/ kontrakan yang menjadi tempat tinggal sementara pendatang, mahasiswa, maupun dosen di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari kenyataan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa, ada pengaruh dari keberadaan koskosan/ kontrakan tersebut terhadap perubahan sosial dalam konteks sikap sosial di dalam masyarakat sekitar kampus ini. 41 BAB III Gambaran Umum RW 08 Kelurahan Pisangan A. Data Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan Gambar 3.1 Kelurahan Pisangan merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Kelurahan Pisangan terdiri dari 18 RW dan 114 RT, yang letaknya tersebar. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 9250 kk dan jumlah penduduk mencapai 34.250 jiwa. Luas wilayah Kelurahan Pisangan mencapai 405 Ha/m2, dengan rincian sebagai berikut: Luas pemukiman 350 Ha/ m2 Luas persawahan 0 Ha/ m2 Luas perkebunan 0 Ha/ m2 42 Luas kuburan (2 Tempat) 6,5 Ha/ m2 Luas pekarangan 0 Ha/ m2 Luas taman 3,5 Ha/ m2 Perkantoran 18 Ha/ m2 Luas prasarana umum lainnya 22,5 Ha/ m2 Total luas 405 Ha/ m2 Sumber: Data profil kelurahan pisangan dari bidang pemerintahan kantor kelurahan pisangan Dan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Batas Desa/kelurahan Kecamatan Sebelah utara Cirendeu Ciputat Timur Sebelah selatan Cipayung Pamulang Sebelah timur Pd.Cabe/Kr.Tengah Pamulang/Jaksel Sebelah barat Cempaka Putih Ciputat Timur Sumber: Data profil kelurahan pisangan dari bidang pemerintahan kantor kelurahan pisangan. Salah satu RW yang letaknya sangat strategis di Kelurahan Pisangan adalah RW 08. RW 08 merupakan wilayah kelurahan pisangan yang lokasinya dekat dengan salah satu universitas islam terkemuka di Indonesia, yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Posisi wilayah RW 08 ini tepatnya adalah mulai dari seberang gerbang masuk hingga lebih dari seberang pintu gerbang keluar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 43 Posisi yang terbilang strategis ini membuat wilayah RW 08 kelurahan pisangan menjadi salah satu sasaran empuk para pengusaha maupun pedagang. Sehingga di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan/ kontrakan, laundry, warung makan, warung sembako, tempat fotocopy, rental komputer/ game online, dan sebagainya. Salah satu bentuk usaha yang paling menarik bagi warga lokal maupun pendatang adalah usaha kos-kosan/ kontrakan. Sebagaimana kita ketahui, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahunnya menerima ribuan mahasiswa baru yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Banyaknya mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah ini terutama yang berasal dari luar kota tentu memerlukan tempat tinggal baik permanen maupun sementara, selama mereka menempuh pendidikan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga, kebutuhan akan rumah sementara di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahun pun kian meningkat. Hal ini menjadi peluang besar bagi para pegusaha kos-kosan/ kontrakan yang ada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan salah satu wilayah strategis yang menjadi target mahasiswa untuk dijadikan wilayah tempat tinggal sementara adalah wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan. Oleh karena itu tiap tahun dapat dipastikan bahwa pembangunan kos-kosan di wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan ini pun kian meningkat. 44 B. Gambaran Umum Warga Sekitar RW 08 Kelurahan Pisangan Wilayah RW 08 kelurahan pisangan terbagi atas 6 RT, namun yang akan penulis bahas disini hanya 4 RT yaitu RT 001, RT 002, RT 003, dan RT 004. 1. RT 001 Gambar 3.2 Wilayah RT 001 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama H. Jainudin. Wilayah RT 001 terletak dari warung yang terletak di perbatasan jalan H. Nipan terus ke arah timur sepanjang jalan kertamukti (depan RS Hermina Ciputat) hingga jalan telaga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 01 pada tahun 2016 adalah 47 unit kos-kosan/kontrakan yang meliputi: 35 unit kos-kosan/ kontrakan milik orang lokal (penduduk asli yang tinggal di RT 01), dan 12 unit kos-kosan/ kontrakan yang pemiliknya merupakan orang luar (bukan warga asli RT 01). Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 43 unit 45 kos-kosan/ kontrakan. Rata-rata jenis pekerjaan warga di RT 01 adalah karyawan swasta, pedagang warung makan, pemilik kos-kosan/ kontrakan, pedagang sembako, guru dan sebagainya. Jenis kriminalitas yang sering terjadi di RT 01 adalah pencurian, dengan rata-rata ada 6 kasus pencurian perbulan.59 2. RT 002 Gambar 3.3 Wilayah RT 002 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Sutisna yang berusia 54 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris RT bernama Aam Rohmansyah yang berusia 37 tahun. Wilayah RT 002 terletak dari indomaret depan gerbang masuk kampus I UIN Jakarta sampai Restoran Hosen Culinary, dan dari pondokan Assalam di jalan Tn. Limun hingga sebelum rumah pak Muznar (warga RT 03). Dan dari seberang gerbang keluar UIN yaitu Intitut Ilmu Alquran (IIQ) ke belakang hingga jalan Tn. 59 Wawancara Pribadi dengan H. Jainudin (Ketua RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.46 wib. 46 Limun belakang masjid Fathullah (pertigaan pecel lele). Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 02 adalah 78 kepala keluarga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 02 pada tahun 2016 adalah 40 unit koskosan/ kontrakan.60 Fenomena sosial yang sering terjadi di RT 02 salah satunya adalah tingginya tingkat pencurian. Menurut beberapa warga, pencurian yang paling sering terjadi yaitu di dalam kos-kosan/ kontrakan. Barang-barang yang dicuri biasanya adalah barang-barang yang dekat dengan kehidupan mahasiswa, seperti sepeda motor, telepon seluler, dan laptop. Hal lain yang unik di wilayah RT 02 adalah adanya keberadaan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menurut ketua RT 02 dan juga warga setempat, keberadaan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi IMM disini memberikan kontribusi cukup besar. Salah satu kontribusinya yaitu para anggotanya rajin berkoordinasi dan membantu pelaksanaan acara-acara di RT 02, selain itu juga mereka menjalin komunikasi yang baik terutama pada ketua RT serta warga di wilayah RT 02. Selain itu, jenis kriminalitas yang sering terjadi di RT 02 adalah pencurian, dengan rata-rata ada 7 kasus pencurian perbulan. 60 Wawancara Pribadi dengan Sutisna (Ketua RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 18.30 wib. 47 3. RT 003 Gambar 3.4 Wilayah RT 003 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama bapak Suparman. Beliau berusia 43 tahun dan berprofesi sebagai penjaga parkiran di samping masjid Fathullah. Wilayah RT 003 terletak dari perbatasan jalan telaga lurus terus sampai gang di seberang kampus II UIN Jakarta hingga tembus ke Asrama Putri (Aspi) UIN Jakarta, namun tidak termasuk komplek perumahan dosen UIN Jakarta, kemudian belokan jalan menuju Masjid Fathullah. Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 03 adalah sebanyak 67 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk total sebanyak 504 jiwa. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 03 pada tahun 2015 adalah sekitar 21 unit rumah kos-kosan/ kontrakan dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 28 unit rumah kos-kosan/ kontrakan.61 61 Wawancara Pribadi dengan Suparman (Ketua RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 19 Desember 2016 Siang Hari. 48 Jenis pekerjaan warga adalah karyawan swasta, pedagang sembako, pengusaha laundry, pengusaha rumah kosan, penjaga lahan parkir, pengusaha rental mobil, pedagang makanan, pemilik warung makan, pedagang buku dan lain-lain. Jenis kriminalitas yang beberapa kali terjadi di RT 03 adalah pencurian, dengan rata-rata ada 2 kasus pencurian perbulan 62 Salah satu hal yang unik di RT 03 yaitu pemilik kos-kosan di wilayah RT 03 ini didominasi oleh warga lokal (bukan pendatang) yang masih memelihara kebudayaan betawi yang kental. Selain itu, di kelurahan ini solidaritas antar warga juga terjalin dengan baik, hal ini dibuktikan dengan adanya iuran kematian yang di koordinir oleh warga sendiri, yang diperuntukkan untuk warga yang kurang mampu.63 62 Observasi Pribadi Penulis di RT 003/RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat, 21 September 2016 Siang Hari. 63 Wawancara Pribadi dengan Sadi Majuk (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 14.50 wib. 49 4. RT 004 Gambar 3.5 Wilayah RT 004 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Nata Haji Ibrahim yang berusia 73 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris RT bernama Supriyadi Nata yang berusia 39 tahun. Wilayah RT 004 terletak dari tanah kosong di jalan H. Sueb nawi terus melewati pertigaan Griya Aini ke arah kanan lurus hingga perempatan yang mempertemukan jalan H. sueb Nawi dengan Jalan H. Nipan. Dan juga Komplek perumahan Griya Nipah yang termasuk wilayah RT 04. Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 03 adalah 53 kepala keluarga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 03 pada tahun 2015 adalah 14 unit kos-kosan/ kontrakan, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 15 unit kos-kosan/ kontrakan. Jenis pekerjaan warga di RT 04 ini adalah pedagang warung kecil, karyawan swasta, pensiunan dosen, pengusaha laundry, pengusaha warung makan, dan lain-lain. Jenis 50 kriminalitas yang sering terjadi di RT 04 adalah pencurian, dengan ratarata ada 5 kasus pencurian perbulan 64 64 Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib. 51 BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN Kos-kosan atau kontrakan atau rumah tinggal sementara bagi mahasiswa maupun yang bukan mahasiswa di wilayah sekitar UIN Syarif Hidayatullah memang sudah menjadi kebutuhan. Banyaknya mahasiswa yang berkuliah baik di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Institut Ilmu Alquran (IIQ) Ciputat maupun orang-orang yang bekerja yang membutuhkan rumah tinggal sementara membuat banyak pemilik modal tertarik membangun kos-kosan/kontrakan. Bisa dikatakan bahwa jika masih ada lahan kosong atau lahan yang dianggap memungkinkan untuk dijadikan kos-kosan/kontrakan pasti dilirik oleh para pemilik modal, dan salah satu wilayah yang sangat strategis itu terletak di RW 08 Kelurahan Pisangan. Dan jika diperhatikan secara lebih spesifik lagi, wilayah yang dianggap sangat strategis yaitu wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 yang letaknya persis di seberang kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di belakang kampus IIQ Ciputat. Keberadaan kos-kosan maupun kontrakan yang semakin hari semakin banyak tentunya memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan tentunya tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang sosial, karena antara penghuni kos-kosan dan warga sekitarya tentu melakukan suatu interaksi sosial. Interaksi sosial inilah yang selanjutnya menimbulkan sebuah sikap terhadap objek sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan sikap inilah yang disebut sebagai sikap sosial. 52 A. Dampak Keberdaan Kos-kosan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagaimana yang telah peneliti sebutkan dalam bab landasan teori bahwa, dampak merupakan akibat, hasil, atau pengaruh yang terjadi baik positif maupun negatif dari suatu kejadian (peristiwa, perbuatan, keputusan) yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu di wilayah tertentu. Banyaknya keberadaan kos-kosan maupun kontrakan di sekitar kampus UIN syarif hidayatullah Jakarta, ternyata memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif terhadap masyarakat sekitarnya. Semenjak IAIN Jakarta berkembang menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pembangunan rumah kos-kosan di RT 01, RT 02, RT 03, maupun RT 04 hampir tiap tahun meningkat. Memang keberadaan kontrakan sudah ada sejak IAIN tahun 1990-an, namun setelah menjadi universitas umum dan jumlah mahasiswa tiap tahun bertambah dan membuat kebutuhan kos-kosan semakin tinggi, maka warga lokal maupun pendatang mulai ramai membangun rumah kos-kosan maupun kontrakan sebagai usaha untuk memperoleh keuntungan.65 Jauh sebelum adanya kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dahulu wilayah RT 01 sampai dengan RT 04 hanya dihuni oleh beberapa rumah warga yang jaraknya berjauhan, terdapat juga sawah, rawa, kebun, lapangan, hingga tanah kosong. Kemudian seiring berjalannya waktu, sejak tahun 198065 Wawancara Pribadi dengan H. Musa (Ketua RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 September 2016, Pukul 16.00 wib 53 an wilayah ini mulai banyak penduduk, warga mulai membangun rumahrumah. Dan semenjak tahun 1990-an mulai ada pembangunan kontrakan, hingga puncaknya tahun 2000-an dan 5 tahun terakhir ini pembangunan koskosan maupun kontrakan sangat banyak, ini terjadi seiring dengan kebutuhan rumah tinggal sementara yang memang terus meningkat.66 Keberadaan kos-kosan maupun kontrakan ini secara langsung atau tidak langsung tentu membawa dampak positif dan negatif terhadap masyarakat sekitarnya. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap beberapa warga di lingkungan RT 01, 02, 03 dan 04 dapat peneliti ketahui bahwa beberapa dampak (positif dan negatif) tersebut yaitu seperti: banyaknya pendatang baru, banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru, banyak peluang usaha baru, banyak lapangan kerja, banyak budaya baru yang masuk, banyak sampah, berpotensi terjadinya banjir, kepadatan penduduk bertambah, tingkat keriminalitas meningkat, sikap individualitas berkembang, dan ruang terbuka hijau berkurang. Dituturkan oleh salah seorang warga RT 03 yang mengetahui bahwa di wilayah RT 03 ini sangat sering terjadinya tindak kriminal pencurian. Pencurian ini sering terjadi di kos-kosan maupun kontrakan milik mahasiswa. Barang-barang yang biasa dicuri antara lain seperti sepeda motor, laptop, dan handphone. Pelaku pencurian tidak pernah diketahui asal usulnya, menurut ibu Yani, pelaku pencurian sepertinya orang luar yang sengaja berniat mau mencuri di kos-kosan maupun kontrakan mahasiswa, namun tidak menutup 66 Wawancara Pribadi dengan Nenek Safni ( Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 September 2016, Pukul 15.39 wib 54 kemungkinan juga bahwa ada beberapa mahasiswa yang kehilangan barang karena kecerobohan maupun diambil oleh temannya sendiri.67 Warga lain juga menegaskan bahwa, sebelum banyak kos-kosan wilayah RT 01 sampai dengan RT 04 dirasa lebih aman, karena wilayah ini dahulu memang tidak terlalu padat dibandingkan sekarang.68 Selain itu, keberadaan kos-kosan/kontrakan ini juga memberikan dampak terhadap pekerjaan/ profesi warga. Beberapa warga yang dahulu kerjanya serabutan (atau tidak jelas) sekarang justru bisa membuka usaha seperti warung sembako, warung nasi, jaga parkir, laundry, jasa fotocopy, warnet, dan lain-lain, sehingga perekonomian mereka menjadi lebih baik daripada sebelumnya.69 Bahkan salah satu warga mengaku bahwa perekonomian keluarganya memang benar-benar bergantung atas keberadaan mahasiswa, karena semua usahanya seperti laundry dan rental mobil memang laris oleh kalangan mahasiswa bukan warga.70 67 Wawancara Pribadi dengan Yani (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 10 Februari 2017, Pukul 16.30 wib. 68 Wawancara Pribadi dengan H. Sadi Majuk (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 16.10 wib. 69 Wawancara Pribadi dengan Een (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 12.40 wib. 70 Wawancara Pribadi dengan Yusri (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 15.00 wib. 55 Jika dirangkum secara keseluruhan, penulis menemukan 8 dampak (positif dan negatif) dari keberadaan kos-kosan di sekitar lingkungan masyarakat RT 01 sampai dengan RT 04. 8 dampak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Banyak pendatang baru Tentu kos-kosan maupun kontrakan di bangun atas dasar meningkatnya kebutuhan rumah tinggal sementara di suatu wilayah dalam hal ini adalah wilayah RT 01,02,03 dan 04 yang letaknya dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apalagi kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cukup terkenal dengan keragaman mahasiswa nya yang berasal dari berbagai daerah baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Para pendatang baru yang datang dari berbagai daerah ini sudah pasti memiliki background budaya yang berbeda-beda pula. Background budaya ini bisa digunakan ataupun tidak digunakan oleh mereka, ketika mereka tinggal di suatu wilayah baru. Dari hasil wawancara dan observasi dengan beberapa ketua RT penulis ketahui bahwa, ada 125 unit kos-kosan di wilayah RT 01 sampai dengan RT 04. Dengan rincian 42 unit rumah kos-kosan di RT 01, 40 unit rumah kos-kosan di RT 02, 28 unit rumah kos-kosan di RT 03, dan 15 unit rumah kos-kosan di RT 04. Dengan jumlah kamar rata-rata 15 kamar per koskosan, dan jumlah penghuni rata-rata 2 orang per kamar. Sehingga total pendatang baru di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 berjumlah 3.750 orang. 56 2. Banyak terdapat bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru Banyaknya keberadaan kos-kosan yaitu menurut hasil observasi ada sekitar 125 unit rumah kos-kosan yang tersebar di RT 01 sampai dengan RT 04, sudah pasti membuat para pemilik modal senang. Karena banyaknya keberadaan kos-kosan mencerminkan bertambahnya orangorang dalam suatu wilayah yang sudah pasti memiliki kebutuhan untuk menjalankan kehidupannya. Hal inilah yang membuat para pemilik modal mulai membangun bangunan-bangunan baru, baik berupa lapak kaki lima maupun ruko-ruko bertingkat. Bangunan maupun ruko baru tersebut tersebar ke dalam masing-masing wilayah baik RT 01, RT 02, RT 03, hingga RT 04. Dari hasil observasi penulis, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03 terdapat 7 unit bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat 1unit bangunan kos-kosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko baru. Sehingga total ada sekitar 16 bangunan maupun ruko baru. 3. Ruang terbuka hijau berkurang Dari total 16 bangunan maupun ruko baru yang telah disebutkan sebelumnya, jelas bahwa bangunan tersebut tentu membuat ruang terbuka hijau berkurang. Lahan yang dahulunya merupakan sawah, kebun, maupun tanah kosong yang ditumbuhi pohon dan tumbuhan, kini sudah berubah menjadi bangunan-bangunan beton yang tidak dapat menghasilkan oksigen seperti tumbuhan. Jika 1 bangunan menggunakan luas lahan 100 57 meter persegi, maka sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan terbuka hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan beton. 4. Banyak peluang usaha baru Keberadaan kos-kosan ternyata juga telah membuat peluang usaha baru, banyak warga lokal maupun pendatang mendirikan warung nasi, laundry, tempat fotocopy, toko ATK, minimarket dan sebagainya yang menjadi kebutuhan para penghuni kos-kosan yang memang rata-rata merupakan mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tempat-tempat usaha warga lokal maupun pendatang ini tersebar dalam tiap-tiap wilayah RT. Dari pengamatan penulis, di wilayah RT 01 terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 9 tempat makan. Di wilayah RT 02 terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, 1 studio foto dan 18 tempat makan. Di wilayah RT 03 terdapat 2 mini market, 6 tempat fotocopy, 3 warnet, dan 12 tempat makan. Di wilayah RT 04 terdapat 1 minimarket, 1 optik, 3 pertokoan, 2 warung sembako, 5 tempat fotocopy, dan 12 tempat makan. 5. Semakin banyak sampah dan berpotensi terjadinya banjir Banyaknya kos-kosan juga berdampak pada kuantitas sampah yang dihasilkan oleh orang-orang yang tinggal di dalamnya. Jika tidak diatasi dengan baik, maka sampah-sampah ini bisa berpotensi menyebabkan terjadinya banjir di wilayah tersebut. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 02 dan RT 03. Sehingga jika 58 ditotalkan terdapat 6 kali pengambilan sampah dengan tiap pengambilan menggunakan gerobak sampah berukuran 1,2m x 1m x 0,5 m atau dengan volume 0,6 meter kubik. Sehingga volume sampah perhari mencapai 3,6 meter persegi. 6. Kepadatan penduduk bertambah Jelas bahwa banyaknya kos-kosan memicu kepadatan penduduk di suatu wilayah. Sebagaimana dituliskan dalam bab 3 skripsi ini, bahwa jika ditotalkan dari RT 01 sampai dengan RT 04 terdapat 263 kepala keluarga. Misalkan satu kepala keluarga terdiri dari 4 orang, maka total warga ada 1.052 jiwa, sehingga kepadatan penduduk sama dengan 11 jiwa per seratus meter persegi. Namun, jika ditambah dengan pendatang yang berjumlah sekitar 3.750 jiwa, maka kepadatan penduduk berubah menjadi 48 jiwa per seratus meter persegi. 7. Tingkat keriminalitas meningkat Banyaknya keberadaan kos-kosan ternyata juga membuat para pencuri merasa memiliki ladang baru. Penghuni kos-kosan maupun warga yang sedikit lengah akan menjadi sasaran empuk para pencuri ini. Menurut penuturan ketua RT setempat, memang tingkat kriminalitas yang berkembang di wilayah RT 01 hingga RT 04 adalah kriminalitas pencurian. Jumlah kriminalitas ini berbeda-beda tiap RT, di RT 01 ratarata ada 6 kasus pencurian perbulan. Di RT 02 rata-rata ada 7 kasus pencurian perbulan. Di RT 03 ada 2 kasus pencurian perbulan, dan di RT 04 ada 5 kasus pencurian perbulan. 59 8. Sikap individualitas berkembang Selain itu, keberadaan kos-kosan ternyata juga memicu berkembangnya sikap individualitas di kalangan masyarakat. Banyaknya penjaga maupun penghuni kos-kosan yang terbilang malas bergaul dengan warga menyebabkan warga juga ingin bersikap sama seperti mereka, hingga akhirnya satu sama lain tidak saling peduli dan acuh tak acuh. B. Dampak Keberadaan Kos-kosan terhadap Sikap Sosial Masyarakat Sebagaimana disebutkan dalam bab landasan teori, sikap merupakan predeposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif, emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu.71 Senada dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyebutkan bahwa sikap merupakan perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, dari segi bahasa diartikan sebagai posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain.72 Sehingga Sikap sosial merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata terhadap objek sosial (kelompok atau dengan kegiatan-kegiatan sosial), yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Sikap sosial tidak hanya dinyatakan oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. 71 72 Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 64 http://kbbi.web.id/sikap Diakses pada 21 Februari 2017 pukul 20.30 wib. 60 Sikap sosial yang tercermin dalam masyarakat misalnya seperti sikap peduli (suka saling tolong menolong), ikut berpartisipasi dalam kegiatankegiatan sosial yang ada di lingkungannya seperti pengajian, kerjabakti, dan lain-lain. Sikap sosial muncul karena adanya interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti itu pula halnya dengan masyarakat di wilayah RT 01 sampai dengan RT 04 dalam lingkup RW 08 Kelurahan Pisangan. Masyarakat yang didalamnya terdiri dari banyak warga termasuk pemilik, penjaga, penghuni kos-kosan tentu terlibat dalam suatu interaksi yang selanjutnya disebut sebagai interaksi sosial. Interaksi ini tentu melibatkan berbagai pemikiran, keyakinan, perasaan hingga perbuatan nyata yang selanjutnya disebut sebagai sikap. Dan ketika sikap ini tercurah ke dalam kelompok masyarakat maka sikap ini disebut sikap sosial. Sikap sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku yang khas dan berulang-ulang terhadap objek sosial, dan oleh karena itu maka sikap sosial turut merupakan suatu faktor penggerak di dalam pribadi individu untuk bertingkah laku tertentu, sehingga sikap sosial dan sikap pada umumnya itu memiliki sifat dinamis yang sama seperti motif dan motivasi. Yaitu merupakan salah satu penggerak intern di dalam pribadi orang yang mendorongnya berbuat sesuai dengan cara tertentu. Adanya kos-kosan maupun kontarakan yang menyebabkan adanya para pemilik, penjaga, maupun penghuni kos-kosan menjadi bagian dari masyarakat yang tinggal bersama warga sekitarnya tentu terlibat dalam interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya menimbulkan sikap sosial. Meskipun sikap sosial tiap orang berbeda-beda, namun sikap yang 61 paling dominan dilakukanlah yang akan paling dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Sikap sosial yang berupa sikap sosial postitif seperti kerjasama, tenggang rasa, dan solidaritas, maupun sikap sosial negatif yang berupa individualism dan egoisme. Dari penuturan para warga lokal yang memang sejak lama tinggal di wilayah RT 01 sampai RT 04 terdapat banyak kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh warga. Kegiatan tersebut antara lain pengajian, kerjabakti, arisan, perayaan hari kemerdekaan, perayaan hari-hari besar Islam, dan lainlain.73 Ada juga kegiatan inisiatif RT masing-masing seperti pengumpulan secara rutin iuran dana kematian yang dilakukan hanya oleh RT 03. 74 Bahkan tidak hanya warga satu RT yang memiliki kegiatan rutin, di lingkungan ini juga ada pengajian ibu-ibu dan arisan mingguan gabungan antara RT 01 dan RT 04 yang dilaksanakan di Masjid Mauizatul Hasanah RT 01, dan juga ada pengajian ibu-ibu gabungan RT 02 dan RT 03 di mushola Miftahul Jannah RT 02.75 Hal ini membuktikan bahwa masih banyak warga yang aktif serta peduli dalam kegiatan kemasyarakatan. Sikap peduli ini menunjukkan bentuk sikap sosial dalam aspek solidaritas dan kerjasama. Hal ini dikarenakan, suatu kepedulian atau sikap peduli dapat muncul dalam diri seseorang atau sekelompok orang jika seseorang atau sekelompok orang tersebut merasa solid (sama rasa dengan individu yang lain dalam kelompoknya), dan merasa perlu bekerjasama 73 Wawancara Pribadi dengan Ibu Rehan (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 10 Februari 2017, Pukul 15.10 wib. 74 Wawancara Pribadi dengan Lili Baryadi (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 14.30 wib. 75 Wawancara Pribadi dengan Nurhayati (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 16.30 wib. 62 dengan orang-orang dalam kelompok tersebut untuk memelihara sikap peduli itu. Sehingga terwujudlah suatu sikap sosial peduli terhadap anggota-anggota kelompoknya melalui kegiatan-kegitan kemasyarakatan yang disepakati bersama dan dijalankan secara bersama-sama pula. Secara umum, warga RT 01, 02, 03 dan 04 adalah warga yang aktif dan partisipatif hal ini dibuktikan dari masih banyaknya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh warga sebagaimana disebutkan dalam paragraf sebelumnya. Warga disini menjaga kesolidaritasan dan rasa kekeluargaannya lewat partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan tersebut.76 Sikap warga yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan tersebut sesuai dengan penjabaran Ikhwan Luthfi, dkk tentang pembentukan dan perubahan sikap. Bahwa sikap tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan pembentukannya berlangsung dalam interaksi sosial dengan orang lain dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam maupun di luar kelompok dapat mengubah sikap ataupun membentuk sikap baru.77 Ikhwan Luthfi, dkk juga menjelaskan bahwa pembentukan sikap itu dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah yang berasal dalam diri pribadi manusia itu sendiri seperti selektivitasnya sendiri, daya pilih atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya. 76 Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib. 77 Ikhwan luthfi, dkk. Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 64. 63 Sedangkan faktor eksternal yaitu komunikasi dan interaksi sosial yang dialami oleh seseorang secara pribadi maupun seseorang sebagai anggota dalam suatu kelompok.78 Dari sini semakin jelas bahwa, memang keikutsertaan banyak warga dalam kegiatan kemasyarakatan dalam lingkungannya adalah hasil dari kolaborasi faktor internal dan faktor eksternal pembentukan sikap tersebut. Sikap keikutsertaan warga dalam kegiatan kemasyarakatan juga mencerminkan sikap sosial positif, yaitu aspek kerjasama dan aspek solidaritas Sebagaimana dijelaskan dalam bab landasan teori bahwa sikap sosial positif itu melingkupi aspek kerjasama, aspek solidaritas dan aspek tenggang rasa. Kerjasama adalah kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja bersama-sama menuju suatu tujuan.79 Dengan demikian, sikap kerjasama adalah merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ciri-ciri orang yang mampu bekerjasama dengan orang lain adalah berperan dalam berbagai kegiatan seperti gotong royong atau kerjabakti, pengajian, peringatan hari kemerdekaan maupun hari besar islam, dan lain-lain. Sikap kerjasama ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berada dalam suatu kelompok tersebut tidak membiarkan tetangga atau kelompoknya mengalami suatu masalah secara sendiri-sendiri dan bersikap mengutamakan hidup bersama.80 78 Ikhwan luthfi, dkk, 2009, h. 65. Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 89. 80 Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 28. 79 64 Sedangkan dalam aspek solidaritas, mempunyai arti adanya kecenderungan seseorang melihat ataupun memperhatikan keadaan seseorang maupun sekelompok orang. Solidaritas juga dapat diartikan sebagai kecenderungan dalam bertindak terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami suatu masalah atau terlibat kehidupan dalam satu lingkungan yang sama yaitu berupa memperhatikan keadaan orang maupun kelompok tersebut.81 Dengan demikian solidaritas merupakan salah satu bentuk sikap sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam melihat ataupun memperhatikan orang-orang dalam kelompoknya. Termasuk memperhatikan dalam hal mengadakan kegiatan kemasyarakatan, sehingga sikap solidaritas positif membuat warga ingin ikut berpartisipasi di dalamnya. Namun, di antara warga yang aktif, ada juga warga lokal (warga yang memang sudah menetap lama di lingkungan tersebut) yang mulai malas untuk aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hal ini kebanyakan dilakukan atas alasan ekonomi seperti ibu Neneng yang jujur mengakui bahwa semenjak dia membuka warung nasi, dia jarang ikut kegiatan kemasyarakatan karena harus menjaga warung nasi miliknya.82 Dan juga ibu Melis yang berkomentar sama dengan ibu neneng, bahwa dia jarang ikut karena lebih memilih menjaga warung, walaupun kadang-kadang tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, ketika warung nasi sedang tutup.83 81 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), cet. 13, h. 52. Wawancara Pribadi dengan Neneng Hastuti (Warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 13.00 wib. 83 Wawancara Pribadi dengan Melis (Pemilik Kos-kosan di RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 11.00 wib. 82 65 Selain itu ditemukan fakta bahwa rata-rata penghuni kos-kosan yang notabene-nya merupakan bagian dari masyarakat di lingkungan RT 01,02,03 dan 04 tidak tahu dan tidak pernah ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungan tempat kos-kosan mereka. Berbagai alasan di utarakan seperti sibuk kuliah, sibuk dengan kegiatan kampus dan kurang enak hati karena tidak mengenal warga lokal.84 Sikap seperti ini dapat dianalisis dengan analisis struktur sikap yang menyebutkan bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap. ketiga komponen tersebut adalah komponen kognitif (komponen perseptual), komponen afektif (komponen emosional), dan komponen konatif (komponen perilaku atau action component).85 Komponen kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pikiran, pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Berdasarkan penjelasan ini dapat diketahui bahwa beberapa warga yang mulai malas berpartisipasi tersebut sebenarnya sudah memiliki pengetahuan tentang adanya kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya, namun pengetahuan mereka sudah mulai bertambah salah satunya tentang motif ekonomi yaitu mencari uang dari usaha yang mereka tekuni. Hal ini berbeda dengan kebanyakan penghuni kos-kosan yang memang belum mengetahui tentang kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungannya. 84 Wawancara Pribadi dengan Yuli Anggraini (Penghuni Kos-kosan di RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat,13 Februari 2017, Pukul 17.10 wib. 85 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), ed. iv, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003), h. 127. 66 Komponen afektif atau komponen emosional merupakan komponen yang berhubungan dengan perasaan, senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, dan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini lebih menunjuk kepada arah sikap, yaitu bisa ke arah positif ataupun ke arah negatif. Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa pembentukan sikap juga berdasarkan perasaan dan sejenisnya. Sehingga berdasarkan komponen ini mulai diketahui bahwa mungkin warga yang mulai malas ikut berpartisipasi tersebut memang ada perasaan tidak suka mengikuti kegiatan tersebut, atau mungkin memang tidak tertarik dan lebih tertarik kepada hal lain seperti hal yang menghasilkan uang, karena dalam komponen kognitif dia sudah memiliki pengetahuan tentang fungsi uang. Sedangkan para penghuni kosan yang tidak ikut tersebut kemungkinan bukan berdasarkan perasaan suka atau tidak suka, tetapi bisa berdasarkan perasaan ingin atau tidak ingin terlibat. Komponen konatif atau komponen perilaku merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obejek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa komponen konatif sudah berwujud perbuatan nyata yang bisa dilihat secara jelas. Perilaku beberapa warga yang mulai malas mengikuti kegiatan kemasyarakan tersebut adalah wujud nyata dari pikiran hingga perasaan mereka yang sudah terbentuk dalam suatu perbuatan. Begitu juga halnya dengan ketidakikutsertaan para penghuni kos-kosan dalam kegiatan kemasyarakatan tersebut merupakan wujud sikap 67 yang sudah terlihat bahwa ada kemungkinan mereka tidak tahu atau tidak tertarik, atau tidak ingin, ataupun tidak peduli sehingga sikap menjadi mereka tidak pernah ikut berpartisipasi. Ada juga karang taruna gabungan antara RT 01, 02, 03 hingga RT 04, kelompok karang taruna ini merupakan kelompok pemuda yang aktif dalam mengadakan kegiatan dan juga aktif menjaga lingkungan. Dituturkan oleh salah seorang warga yang bernama Syafril, bahwa kelompok karang taruna sering mengadakan kegiatan dan juga rutin menjaga keamanan dan ketertiban. Sebagai contoh, kelompok karang taruna ini pernah menggrebek penghuni kos-kosan yang membawa tamu lawan jenis ke dalam kos-kosan hingga larut malam, memang tidak terjadi apa-apa, namun hal itu membuktikan bahwa komitmen karang taruna dalam menjaga kenyamanan warga sangat kuat.86 Sikap para pemuda karang taruna ini mencerminkan sikap sosial positif dalam aspek tenggang rasa. Tenggang rasa adalah sikap seseorang atau sekelompok orang yang selalu menjaga perasaan orang lain.87 Sikap tenggang rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan selalu menjaga perasaan orang lain dalam pergaulan dan sebagainya.88 Dengan demikian jelas bahwa perwujudan sikap karang taruna dalam mengingatkan penghuni kos-kosan tentang 86 berprilaku sopan dan wajar Wawancara Pribadi dengan Syafril (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 16.15 wib. 87 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 34. 88 Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 29. 68 tersebut menunjukkan bahwa para pemuda tidak masa bodoh dengan lingkungannya, dan mereka melakukan dal demikian agar penghuni kos-kosan dapat menghargai perasaan warga di sekitarnya. Dari sisi lain, menurut banyak warga bahwa penghuni kos-kosan maupun kontrakan yang notabene nya telah menjadi masyarakat di wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 memiliki sikap tidak peduli atau acuh tak acuh. Banyak penghuni kos-kosan yang didominasi oleh mahasiswa enggan untuk sekedar menegur atau menyapa warga ketika sedang lewat di depan rumahnya.89 Bahkan terkadang ada sikap penghuni kos-kosan/kontrakan yang menurut beberapa warga sangat menganggu, sikap tersebut seperti membawa tamu lawan jenis ke dalam kos-kosan/kontrakan, bertamu hingga larut malam, bersuara kencang (berisik) di malam hari dan lain sebagainya.90 Ada juga warga yang menuturkan bahwa terkadang penghuni koskosan baik mahasiswa maupun pedagang pendatang, bersikap seenaknya, yaitu mereka memarkirkan motor di tengah jalan, padahal jalan tersebut sempit sehingga menghalangi warga yang ingin melewati jalan tersebut.91 Padahal sikap seenaknya memarkir kendaraan seperti itu akan merugikan banyak orang dan juga diri sendiri. menurut Bapak Syafril yang merupakan salah satu warga RT 01 bahwa beberapa penghuni kosan sering memarkirkan 89 Wawancara Pribadi dengan M. Sholeh (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 11.00 wib. 90 Wawancara Pribadi dengan Lili Baryadi (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 14.30 wib. 91 Wawancara Pribadi dengan Dikri Fauzi (Warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 15.10 wib. 69 kendaraan sembarangan, dia pribadi sudah pernah menegur mereka namun setelah beberapa hari sikap tersebut diulang lagi.92 Sikap beberapa penghuni kos-kosan tersebut termasuk dalam salah satu kategori sikap sosial negatif yaitu egoisme. Egoisme merupakan suatu bentuk sikap dimana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu menyainginya93 Dalam konteks sikap sosial egoisme dapat berwujud sikap acuh tak acuh, tidak peduli, dan ingin menang sendiri. Dengan demikian jelas bahwa perilaku beberapa penghuni kos-kosan yang acuh tak acuh, tidak peduli maupun seenaknya tersebut mencerminkan sikap sosial negatif beberapa penghuni kosan dalam kehidupan sosialnya. Memang tidak semua penghuni kos-kosan/kontrakan bersikap demikian, ada juga penghuni kos-kosan yang juga merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta justru ikut berpartisipasi dalam kegiatan warga. Mereka sering membantu ibu Rosyadah mengajar ngaji di mushola yang terdapat di RT 03.94 Dan menurut banyak warga, penghuni kos-kosan khususnya mahasiswa yang sekarang jauh berbeda dengan penghuni koskosan atau mahasiswa terdahulu. Penghuni kos-kosan yang dulu dirasa lebih ramah, sering berkomunikasi, dan lebih aktif dalam kegiatan bersama warga, 92 Wawancara Pribadi dengan Syafril (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 16.15 wib. 93 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94 94 Wawancara Pribadi dengan Rosyadah (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 10 Februari 2017, Pukul 16.51 wib. 70 sedangkan penghuni kos-kosan yang sekarang terbilang lebih individual dan tidak peduli dengan masyarakat sekitar.95 Dari beberapa fakta tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan sosial di lingkungan RT 01, 02, 03 maupun 04, RW 08 Kelurahan Pisangan yang merupakan wilayah di sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagaimana disebutkan dalam bab landasan teoritis, bahwa perubahan sosial dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap-sikap sosial, perilaku sosial, dan berbagai proses lainnya. Perubahan sosial yang terjadi di wilayah RT 01 hingga RT 04 ini diantaranya yaitu perubahan sikap. sebagaimana disampaikan oleh salah seorang warga bahwa penghuni kos-kosan yang dulu cukup berbeda dengan penghuni kos-kosan sekarang. Penghuni kos-kosan yang dulu dirasa lebih ramah, lebih berbaur sedangkan penghuni kos-kosan sekarang dirasa tidak berbaur dan tidak peduli dengan sekitar.96 Begitu pula halnya dengan fakta yang disebutkan dalam paragraf sebelum ini, bahwa ada beberapa warga yang mengalami perubahan sikap terhadap kegiatan sosial, yaitu partisipasinya mulai berkurang karena motif ekonomi, dan lain-lain. Fakta-fakta ini membuat kita tahu bahwa kehidupan sosial meliputi perubahan yang tiada henti, karena perubahan merupakan sifat dasar dari masyarakat. Perubahan dalam hal sikap sosial adalah salah satu dari sekian banyak bentuk dari perubahan sosial itu sendiri. 95 Wawancara Pribadi dengan Maisah (Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 14.00 wib. 96 Wawancara Pribadi dengan Maisah (Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 14.00 wib. 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan selama penulisan skripsi ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa terdapat beberapa dampak (positif dan negatif) keberadaan kos-kosan bagi masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dampak tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Banyak pendatang baru Tentu kos-kosan maupun kontrakan di bangun atas dasar meningkatnya kebutuhan rumah tinggal sementara di suatu wilayah dalam hal ini adalah wilayah RT 01,02,03 dan 04 yang letaknya dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apalagi kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cukup terkenal dengan keragaman mahasiswa nya yang berasal dari berbagai daerah baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Para pendatang baru yang datang dari berbagai daerah ini sudah pasti memiliki background budaya yang berbeda-beda pula. Background budaya ini bisa digunakan ataupun tidak digunakan oleh mereka, ketika mereka tinggal di suatu wilayah baru. Dari hasil observasi penulis, ada lebih dari 3.750 orang pendatang baru, dengan rincian 42 unit rumah kos-kosan di RT 01, 40 unit rumah kos-kosan di RT 02, 28 unit rumah kos-kosan di RT 03, dan 15 unit rumah kos-kosan di RT 04. Dengan jumlah kamar rata-rata 15 kamar per kos- 72 kosan, dan jumlah penghuni rata-rata 2 orang per kamar. Sehingga total pendatang baru di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 berjumlah 3.750 orang. 2. Banyak terdapat bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru Banyaknya keberadaan kos-kosan yaitu menurut hasil observasi ada sekitar 125 unit rumah kos-kosan yang tersebar di RT 01 sampai dengan RT 04, sudah pasti membuat para pemilik modal senang. Karena banyaknya keberadaan kos-kosan mencerminkan bertambahnya orangorang dalam suatu wilayah yang sudah pasti memiliki kebutuhan untuk menjalankan kehidupannya. Hal inilah yang membuat para pemilik modal mulai membangun bangunan-bangunan baru, baik berupa lapak kaki lima maupun ruko-ruko bertingkat. Bangunan maupun ruko baru tersebut tersebar ke dalam masing-masing wilayah baik RT 01, RT 02, RT 03, hingga RT 04. Dari pengamatan penulis, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03 terdapat 7 unit bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat 1unit bangunan kos-kosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko baru. Sehingga total ada sekitar 16 bangunan maupun ruko baru. 3. Ruang terbuka hijau berkurang Dari total 16 bangunan maupun ruko baru yang telah disebutkan sebelumnya, jelas bahwa bangunan tersebut tentu membuat ruang terbuka 73 hijau berkurang. Lahan yang dahulunya merupakan sawah, kebun, maupun tanah kosong yang ditumbuhi pohon dan tumbuhan, kini sudah berubah menjadi bangunan-bangunan beton yang tidak dapat menghasilkan oksigen seperti tumbuhan. Jika 1 bangunan menggunakan luas lahan 100 meter persegi, maka sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan terbuka hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan beton. 4. Banyak peluang usaha baru Keberadaan kos-kosan ternyata juga telah membuat peluang usaha baru, banyak warga lokal maupun pendatang mendirikan warung nasi, laundry, tempat fotocopy, toko ATK, minimarket dan sebagainya yang menjadi kebutuhan para penghuni kos-kosan yang memang rata-rata merupakan mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tempat-tempat usaha warga lokal maupun pendatang ini tersebar dalam tiap-tiap wilayah RT. Dari pengamatan penulis, di wilayah RT 01 terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 9 tempat makan. Di wilayah RT 02 terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, 1 studio foto dan 18 tempat makan. Di wilayah RT 03 terdapat 2 mini market, 6 tempat fotocopy, 3 warnet, dan 12 tempat makan. Di wilayah RT 04 terdapat 1 minimarket, 1 optik, 3 pertokoan, 2 warung sembako, 5 tempat fotocopy, dan 12 tempat makan. 5. Semakin banyak sampah dan berpotensi terjadinya banjir Banyaknya kos-kosan juga berdampak pada kuantitas sampah yang dihasilkan oleh orang-orang yang tinggal di dalamnya. Jika tidak diatasi 74 dengan baik, maka sampah-sampah ini bisa berpotensi menyebabkan terjadinya banjir di wilayah tersebut. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 02 dan RT 03. Sehingga jika ditotalkan terdapat 6 kali pengambilan sampah dengan tiap pengambilan menggunakan gerobak sampah berukuran 1,2m x 1m x 0,5 m atau dengan volume 0,6 meter kubik. Sehingga volume sampah perhari mencapai 3,6 meter persegi. 6. Kepadatan penduduk bertambah Jelas bahwa banyaknya kos-kosan memicu kepadatan penduduk di suatu wilayah. Sebagaimana dituliskan dalam bab 3 skripsi ini, bahwa jika ditotalkan dari RT 01 sampai dengan RT 04 terdapat 263 kepala keluarga. Misalkan satu kepala keluarga terdiri dari 4 orang, maka total warga ada 1.052 jiwa, sehingga kepadatan penduduk sama dengan 11 jiwa per seratus meter persegi. Namun, jika ditambah dengan pendatang yang berjumlah sekitar 3.750 jiwa, maka kepadatan penduduk berubah menjadi 48 jiwa per seratus meter persegi. 7. Tingkat keriminalitas meningkat Banyaknya keberadaan kos-kosan ternyata juga membuat para pencuri merasa memiliki ladang baru. Penghuni kos-kosan maupun warga yang sedikit lengah akan menjadi sasaran empuk para pencuri ini. Menurut penuturan ketua RT setempat, memang tingkat kriminalitas yang berkembang di wilayah RT 01 hingga RT 04 adalah kriminalitas 75 pencurian. Jumlah kriminalitas ini berbeda-beda tiap RT, di RT 01 ratarata ada 6 kasus pencurian perbulan. Di RT 02 rata-rata ada 7 kasus pencurian perbulan. Di RT 03 ada 2 kasus pencurian perbulan, dan di RT 04 ada 5 kasus pencurian perbulan. 8. Sikap individualitas berkembang Selain itu, keberadaan kos-kosan ternyata juga memicu berkembangnya sikap individualitas di kalangan masyarakat. Banyaknya penjaga maupun penghuni kos-kosan yang terbilang malas bergaul dengan warga menyebabkan warga juga ingin bersikap sama seperti mereka, hingga akhirnya satu sama lain tidak saling peduli dan acuh tak acuh. Selain dampak-dampak yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata ditemukan fakta bahwa terdapat dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdapat beberapa dampak terhadap sikap sosial yaitu sebagai berikut: 1. Sikap sosial positif Sikap sosial positif yang muncul adalah kerjasama, solidaritas dan tenggang rasa. Sikap kerjasama dan solidaritas terlihat dari banyaknya warga masyarakat yang masih peduli dengan warga sekitarnya dan ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, rutin mengadakan iuran kematian, dan lain-lain. Selain itu juga muncul sikap sosial positif tenggang rasa. Perwujudan sikap tenggang rasa terlihat dari sikap karang taruna dalam mengingatkan 76 penghuni kos-kosan tentang menunjukkan bahwa para berprilaku sopan dan wajar tersebut pemuda tidak masa bodoh dengan lingkungannya, dan mereka melakukan hal demikian agar penghuni koskosan dapat menghargai perasaan warga di sekitarnya. 2. Sikap sosial negatif Sikap sosial negatif yang muncul adalah egoisme. Sikap ini terlihat dari adanya beberapa warga yang mulai malas mengikuti kegiatan kemasyarakatan di sekitar tempat tinggalnya karena lebih memilih melanjutkan berdagang karena menganggap bahwa berdagang mendatangkan keuntungan ekonomi dan lebih penting. Selain itu, banyak penghuni kos-kosan yang sebagian besar merupakan mahasiswa kampus UIN yang acuh tak acuh, tidak peduli dengan warga di sekitar tempat tinggalnya. Mereka bahkan tidak saling mengenal dan tidak saling tegur sapa, padahal mereka hidup berdampingan bertahun-tahun lamanya. B. Saran Pada bagian akhir tulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran baik bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bagi para penghuni, penjaga maupun pemilik kos-kosan di sekitar kampus UIN, serta bagi warga yang tinggal di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa saran tersebut antara lain: 77 1. Pengabdian merupakan salah satu dari isi kandungan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, sebagai wujud nyata dari Dharma Pengabdian, penulis berharap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat mengadakan pendampingan khusus bagi warga sekitar kampus UIN yang dilakukan oleh mahasiswa, baik dalam ikut berpartisipasi pada kegiatan sosial maupun menjadi penggerak kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial bagi masyarakat sekitar kos-kosan. Sehingga keberadaan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih banyak manfaatnya bagi masyrakat di sekitarnya. 2. Penghuni kos-kosan yang mayoritas merupakan para mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Oleh karena itu sudah sewajarnya mahasiswa adalah pihak yang paling dekat dengan masyarakat. Penulis berharap, Dharma Pengabdian dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak hanya dipahami secara teoritis oleh mahasiswa, tetapi seharusnya juga dipahami secara praktis. Salah satunya yaitu mahasiswa yang tinggal sementara ataupun menetap di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah seharusnya bersikap peduli dan berbaur dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Warga yang tinggal di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didominasi oleh warga yang peduli, baik peduli terhadap sesama maupun terhadap lingkungan. Diharapkan warga tidak menganggap bahwa para penghuni ataupun penjaga kos-kosan seperti memiliki kehidupan sendiri sehingga memang tidak diajak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan 78 yang ada di sekitar. Sebaiknya mungkin ada pihak warga seperti ketua RT atau ketua RW setempat yang menjadi penghubung komunikasi antar warga lokal dengan penghuni dan penjaga kos-kosan sebagai pendatang. Sehingga ke depannya diharapkan para penghuni kos-kosan dengan warga bisa lebih saling mengenal dan saling menghargai. 79 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Depdikbud. Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Gerungan. Psikologi Sosial. Cet. 11. Bandung: Eresco, 1988. Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial. Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010. Herdiyansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Hooguelt, Ankle MM. Sosiologi Sedang Berkembang. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995. Idrus, Muhammad. Editor: Yayat Sri Hayati. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009. Krech, David. Penerjemah: Siti Rochmah, dkk. Sikap Sosial. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996. Luthfi, Ikhwan, dkk. Psikologi Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Moeloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Kerta Karya, 1998. Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama. Yogyakarta: PT Bayu Indra Grafika, 1996. Nawawi, Hadori. Interaksi Sosial. Jakarta: Gunung Agung, 2000. Nurdin, Amin dan Abrori, Ahmad. Mengerti Sosiologi Pengantar untuk Memahami Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Salam, Syamsir dan Fadhilah, Amir. Sosiologi Pembangunan Pengantar Studi Pembangunan Lintas Sektoral. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. 80 Sarwono, Sarlito W. dan Meinarno, Eko A. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2009. Scott, John. Tim penerjemah Labsos FISIP UNSOED. Sosiologi: The Key Concepts. Edisi ke-1. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju, 2011. Selo, Soemardjan dan Soemardi, Soeleman. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974. Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Soetjipto dan Sjaefieoden. Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia, 1994. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-5. Bandung: Alfabeta, 2009. Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012. Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003. Susanto, Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Cetakan ke-2. Bandung: Penerbit Binaacipta, 1979. Suwartono. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Tim Penyusunan Buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015/2016. Jakarta: Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Tumanggor, Rusmin, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Walgito, Bimo. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Edisi IV. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003. 81 Sumber Web: http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/ http://www.kbbi.web.id Sumber Gambar: https://www.google.com/maps/ HASIL OBSERVASI Peneliti melakukan observasi di wilayah RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan. Peneliti mengamati dengan berkeliling wilayah tersebut, kemudian melihat, memperhatikan, dan mengamati orang-orang yang berada di wilayah tersebut. Ada 6 warung yang peneliti kunjungi untuk berbelanja skaligus bertanya-tanya seputar keadaan lingkungan kepada penjaga warung yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah tersebut. 2 warung terletak di RT 02 yaitu warung nasi ibu Neneng dan warung sembako ibu Ratiah. 2 warung terletak di RT 01yaitu warung ibu Rehan dan warung bapak Syafril. 1 warung terletak di RT 03 yaitu warung nasi ibu Melis, dan 1 warung sembako terletak di RT 04 yaitu warung sembako milik ketua RT 04 yang bernama bapak Nata. 1. Tanggal Tempat : 20 September 2016, 20 November 2016, 9 Februari 2017 : Depan Warung Nasi Mpo Neneng (Neneng Hastuti) dan sekitarnya Waktu : Siang hari Hasil observasi : Hari pertama observasi saya memutuskan untuk mencoba mencari informasi melalui warga yang memang sudah saya kenal. Saya mengunjungi warung nasi Mpo Neneng yang letaknya di RT 02. Ketika tiba di warung Mpo Neneng (usia 41 tahun) saya juga bertemu dengan Nenek Sapni (usia 64 tahun) yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah ini. Kemudian saya memulai pembicaraan dengan Mpo Neneng dan Nenek Sapni sembari makan nasi di warung Mpo Neneng. Tujuan saya adalah ingin mengetahui cerita tentang awal mereka tinggal di wilayah RT 02 dan juga bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi selama mereka tinggal disana. Setelah berbincang ringan dari Mpo Neneng dan juga Nenek Sapni saya mengetahui bahwa keadaan wilayah RT 02 dari dulu hingga sekarang mengalami banyak perubahan. Nenek Sapni yang memang sudah tinggal disana kecil bercerita bahwa saat dia kecil dahulu di wilayah sekitar tempat tinggalnya itu masih berbentuk sawah, rawa, dan juga empang dan situasi di sekitar rumahnya masih sepi, rumah masih sangat jarang. Seiring berjalannya waktu mulai banyak warga yang tinggal di wilayah sana. Dulu mulai ada kontrakan sejak ada IAIN Jakarta, beliau menuturkan bahwa dahulu waktu masih IAIN mahasiswa masih sedikit, mahasiswa yang berasal dari luar kota juga jarang, yang ada hanya dari daerah Sumatera Barat. Kemudian sejak IAIN berubah menjadi UIN mulai banyak yang membangun kos-kosan karena banyak mahasiswa UIN berasal dari luar kota. Menurut nenek Sapni dan juga Mpo Neneng masyarakat di RT 01 sampai dengan RT 04 memang dari dulu akrab, namun karena warganya banyak yang menjual tanah dan didirikan kos-kosan sehingga rumah-rumah asli warganya dibangun di wilayah yang tidak begitu terlihat, dan wilayah memang menjadi semakin padat dengan mahasiswa, karena banyak pendatang baru (terutama para mahasiswa dan pekerja yang berasal dari luar kota dan luar provinsi dengan latar belakang budaya berbeda-beda. Rata-rata penghuni kos-kosan itu ada 2 orang dalam satu kamar, sehingga jika satu unit kos-kosan memiliki 15 kamar maka total orang yang tinngal di dalamnya ada sekitar 30 orang. Selain itu juga banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru. Dari pengamatan lapangan, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan kos-kosan atau kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03 terdapat 7 unit bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat 1unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko baru. Sehingga total ada sekitar 16 bangunan maupun ruko baru. 2. Tanggal : 21 November 2016 Tempat : Depan Rumah Bapak H. Musa (Ketua RW 08) Waktu : Sore hari Hasil observasi : Di hari kedua observasi saya mencari rumah bapak ketua RW 08, tujuannya adalah untuk bertanya kepada beliau tentang para ketua RT di lingkungan RT 08 dan juga bertanya seputar wilayah RW 08 yang ia pimpin. Setelah bertanya kepada beberapa warga akhirnya saya mengetahui bahwa ketua RW 08 merupakan adik kandung dari Nenek Sapni dan ternyata rumah mereka berdekatan yaitu di RT 02. Ketika bertemu dengan Bapak H. Musa beliau memberitahukan bahwa RW 08 terdiri dari 6 RT yang wilayahnya terbentang dari jalan kertamukti hingga jalan legoso raya. Kemudian beliau memberitahu saya, bahwa wilayah yang paling banyak terdapat kos-kosan itu terdapat di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04. Beliau juga memberitahu saya nama-nama dan alamat dari para ketua RT tersebut, sehingga dapat memudahkan saya dalam menemui ketua RT tersebut nantinya. Saya juga menanyakan kepada beliau tentang kondisi wilayah RW 08 yang dia pimpin dalam beberapa tahun terakhir. Dan beliau menuturkan bahwa memang terdapat banyak perubahan, karena kondisi wilayah ini semakin hari memang semakin padat. Menurut beliau memang sejak tahun 2005 ke atas dan semenjak UIN terkenal, banyak mahasiswa dari luar kota kuliah di UIN, sehingga banyak warga asli maupun pendatang yang tertarik membangun kos-kosan. Menurut beliau itu hal yang wajar, karena dimanapun terdapat banyak orang pasti disitu terdapat banyak peluang usaha. Menurut beliau memang kos-kosan itu membuat wilayah RW 08 semakin padat, namun kebanyakan warga justru senang, karena kos-kosan mendatangkan rezeki bagi mereka. Kos-kosan membuat beberapa warga terutama di wilayah RT 04 yang sebelumnya tidak punya pekerjaan maupun usaha, menjadi punya pekerjaan maupun usaha. Ada yang dulunya ibu rumah tangga sekarang jadi pedagang sembako maupun pedagang warung nasi. Ada yang dulunya pengangguran sekarang memilki usaha laundry kiloan, penjaga ataupun petugas kebersihan di kos-kosan. 3. Tanggal : 22 November 2016 Tempat : Sekitar wilayah RT 03 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Observasi hari ketiga ini saya melakukan pengamatan sekitar wilayah RT 03. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya menjadi tahu batas-batas wilayah RT 03 ini. Wilayah RT 03 terletak dari perbatasan jalan telaga lurus terus sampai gang di seberang kampus II UIN Jakarta hingga tembus ke Asrama Putri (Aspi) UIN Jakarta, namun tidak termasuk komplek perumahan dosen UIN Jakarta, kemudian belokan jalan menuju Masjid Fathullah. Dari pengamatan saya, diketahui bahwa jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 03 ini ada sekitar 28 unit rumah kos-kosan/ kontrakan. Satu rumah kos-kosan terdiri dari 5 sampai dengan 30 kamar, dan Asrama Putri UIN juga terletak di wilayah RT 03 ini. Rata-rata penghuni kos-kosan merupakan mahasiswa UIN, mahasiswa IIQ dan karyawan. Di sekitar wilayah RT 03 ini terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy dan ada 9 warung nasi maupun tempat makan. 4. Tanggal : 23 November 2016 Tempat : Sekitar wilayah RT 01 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Observasi hari keempat ini saya melakukan pengamatan sekitar wilayah RT 01. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya menjadi tahu batas-batas wilayah RT 01 ini. Wilayah RT 001 terletak dari warung yang terletak di perbatasan jalan H. Nipan terus ke arah timur sepanjang jalan kertamukti (depan RS Hermina Ciputat) hingga jalan telaga. Dari pengamatan saya, jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 01 adalah 47 unit kos-kosan/kontrakan. Terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 18 tempat makan. 5. Tanggal : 24 November 2016 Tempat : Sekitar wilayah RT 02 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Di hari kelima observasi, penulis mengamati wilayah RT 02 dan mengetahui bahwa wilayah RT 002 terletak dari indomaret depan gerbang masuk kampus I UIN Jakarta sampai Restoran Hosen Culinary, dan dari pondokan Assalam di jalan Tn. Limun hingga sebelum rumah pak Muznar (warga RT 03). Dan dari seberang gerbang keluar UIN yaitu Intitut Ilmu Alquran (IIQ) ke belakang hingga jalan Tn. Limun belakang masjid Fathullah (pertigaan pecel lele). Di RT 02 terdapat 2 minimarket, 6 tempat fotocopy, 3 warnet, 1 restoran (Hosen Cullinary), 11 tempat makan, 1 studi foto, dan 1 basecamp organisasi IMM. Wilayah RT 002 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Sutisna yang berusia 54 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris RT bernama Aam Rohmansyah yang berusia 37 tahun. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 02 adalah 40 unit kos-kosan/ kontrakan. 6. Tanggal : 25 November 2016 Tempat : Sekitar wilayah RT 01,RT 02, RT 03, RT 04 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Observasi hari keenam ini saya melakukan pengamatan dimulai dari wilayah RT 04. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya menjadi tahu batas-batas wilayah RT 04 ini yaitu terletak dari tanah kosong di jalan H. Sueb nawi terus melewati pertigaan Griya Aini ke arah kanan lurus hingga perempatan yang mempertemukan jalan H. sueb Nawi dengan Jalan H. Nipan. Dan juga Komplek perumahan Griya Nipah yang termasuk wilayah RT 04. Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 04 adalah 53 kepala keluarga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 04 pada tahun 2015 adalah 14 unit kos-kosan/ kontrakan, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 15 unit kos-kosan/ kontrakan. Terdapat 1 mini market, 1 toko bangunan, 1 toko ATK, 2 warung sembako, 5 tempat fotocopy, dan 12 tempat makan. Kemudian saya melanjutkan pengamatan mengenai volume sampah dan juga ruang terbuka hijau. Dari pengamatan saya melihat bahwa banyak produksi sampah di tiap rumah maupun kos-kosan. Sampah-sampah tersebut baik yang berasal dari warga maupun dari penghuni kos-kosan, sehingga berpotensi terjadinya banjir. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali pengambilan sampah dalam sehari di RT 02 dan RT 03. dan wilayah yang dulunya merupakan sawah, rawa, kebun empang dan lain-lain sekarang berubah menjadi bangunan kos-kosan maupun ruko sehingga ruang terbuka hijau berkurang. Setidaknya jika 1 bangunan baru menggunakan luas lahan 100 meter persegi, maka sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan terbuka hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan beton. 7. Tanggal : 20 Desember 2016 Tempat : Depan rumah dan warung bapak Nata / RT 04 Waktu : Sore hari Hasil observasi : Observasi hari ini saya lakukan pada sore hari, karena saya juga ingin bertemu dengan salah satu ketua RT 04 yang ada di rumah pada sore hari. Saya bertemu dengan bapak Nata yang merupakan ketua RT 04 sekaligus warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah RT 04. Umur beliau sudah 73 tahun, dna memiliki beberapa orang anak yang juga tinggal di wilayah 04 bahkan salah satu anaknya menjadi sekretaris RT 04. Saya bertanya kepada beliau tentang bagaimana kegiatan kemasyarakatan warga disini. Menurut beliau warga di RT 04 terbilang aktif dalam mengikuti kegiatan sosial seperti pengajian, kerjabakti, acara tahunan, peringatan hari besar islam dan lain-lain. Menurut beliau memang ada juga beberapa warga yang jarang terlibat dikarenakan sibuk seperti menjaga warung, atau laundry dan memang sibuk dengan kerjaan lainnya. Saya juga bertanya tentang keterlibatan para penghuni maupun penjaga kos-kosan. Menurut beliau memang keterlibatah penghuni maupun penjaga kos-kosan sangat kurang, dan memang beliau sendiri mengakui jarang mengajak mereka untuk ikut dalam kegiatan kemasyarakatan karena dikhawatirkan mereka sibuk dengan tugas masing-masing. 8. Tanggal : 9 Februari 2017 Tempat : Depan Warung Ibu Ratiah/ RT 02 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Dalam observasi ini saya bermaksud mengetahui tentang kegiatan kemsyarakatan yang dilakukan oleh warga melalui beberapa warga. Saya mengunjungi warung ibu Ratiah kemudian saya berbelanja dan mengajak dia berbincang. Dari ibu Ratiah saya mengetahui bahwa masyarakat di sekitar RT 02 itu memiliki kegiatan rutin pengajian ibu-ibu dan pengajian bapak-bapak, bebrapa warga juga aktif ketika dilakukan kerjabakti. Beberapa warga juga da yang jarang ikut kegiatan kerena ada kesibukan masing-masing. Selain itu saya juga bertanya terkait bagaimana sikap para penghuni koskosan maupun penjaga kos-kosan kepadanya sebagai warga, dan ibu Ratiah menuturkan bahwa secara umum sikap para penghuni kos-kosan baik. Namun tidak semuanya, ada yang sering menegur, ada juga yang tidak pernah menegur, menurut nya mungkin karena mereka tidak kenal. Saya juga bertanya apakah para penghuni dan penjaga kos-kosan perna mengikuti kegiatan masyarakat, menurut dia belum pernah. Namun ada para anggota organisasi IMM yang juga merupakan mahasiswa, mereka sring aktif membantu dan berpartisipasi ketika ada kegiatan di wilayah RT 02. Bahkan mereka pernah mengadakan acara yang melibatkan warga RT 02. Dia senang dengan mahasiswa yang aktif seperti anggota IMM tersebut, dia juga berharap mahasiswa yang ngekos di dekat tempat tinggalnya bisa berbaur seperti itu. 9. Tanggal : 14 Februari 2017 Tempat : Depan Warung Bapak Syafril Waktu : Sore hari Hasil observasi : Observasi ini saya lakukan di sekitar wilayah RT 01 tepatnya di belakang Masjid Mauizatul Hasanah dan di depan warung Bapak Syafril. Saya di temani oleh teman saya, kami sempat mengikuti sholat ashar berjamaah di masjid Mauizatul Hasanah dan saya melihat cukup banyak jamaah yang sholat berjamaah di masjid tersebut, hal ini menandakan bahwa masjid merupakan salah satu tempat bersilaturahmi bagi warga RT 01 dan sekitarnya. Di dalam masjid juga sedang ada pengajian iqra dan alquran anak-anak yang dipandu oleh seorang Ustadzah sebgai guru ngaji mereka. anak-anak yang mengikuti kegiatan mengaji disini cukup banyak. Kemudian dari masjid saya berjalan menuju warung yang berada tepat di belakang masjid, yaitu warung Bapak Syafril. Kebetulan di depan warung ini terdapat tempat duduk yang terbuat dari bambu, sehingga saya dapat duduk disana sambil memperhatikan beberapa warga yang lewat. Warung bapak Syafril cukup ramai, yang berbelanja ada warga dan ada juga penghuni koskosan. Ketika saya sedang duduk, di sebelah saya juga sedang ada laki-laki dewasa yang sedang duduk sehingga saya tertarik untuk berbincang dengannya. Ternyata namanya Gunarin, dia adalah seorang penghuni koskosan yang baru empat bulan datang ke Ciputat. Dia menuturkan bahwa dia ngekos karena ingin ikut saudaranya berkerja di daerah Ciputat. Selain itu saya juga bertemu seorang alumni UIN yang masih ngekos di wilayah RT 01 tersebut, namanya Febrian lulusan FISIP UIN angkatan 2010. Dia berasal dari daerah Radio Dalam Jakarta Selatan. Dia menuturkan bahwa alasannya ngekos agar bisa hidup mandiri dan tidak macet ketika mau datang ke kampus. Dari kedua orang tersebut saya bertanya seputar sikap warga RT 01, dan bagaimana partisipasi mereka dalam kegiatan yang ada disana. Baik Gunarin maupun Febrian mengaku bahwa belum pernah berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada, alasannya yang pertama karena sibuk dan yang kedua karena belum akrab dengan pemuda sekitar. Namun menurut mereka sikap warga terhadap mereka itu ramah dan baik. Selain itu saya juga berbincang dengan Bapak Syafril si pemilik warung, dia menuturkan bahwa dia mengenal beberapa mahasiswa yang memang sering berbelanja di warung sembako miliknya, sikap mereka baik, namun terkadang ada beberapa sikap yang kurang berkenan di hatinya. Misalkan ada penghuni kosan yang memarkirkan kendaraan di dekat warungnya padahal jalan disana sempit, ada juga penghuni kosan yang bertamu larut malam, sehingga menimbulkan keresahan di kalangan warga. 10. Tanggal : 14 Februari 2017 Tempat : Depan Warung Nasi Ibu Melis/ RT 03 Waktu : Siang hari Hasil observasi : Suasana siang hari di wilayah RT 03 memang agak sepi, saya mengunjungi sebuah warung makan kecil milik ibu Melis. Di siang hari warung ibu ini sepertinya nampak sepi, tidak terlihat ada pengunjung yang sedang makan. Kemudian saya mengunjuki warung ibu melis dan jajan makanan ringan seperti gorengan. Sambil berbelanja saya duduk kemudian berbincang kepada ibu Melis. Dari pengamatan saya, ibu melis ternyata juga merupakan pemilik koskosan yang berada di belakang warungnya, disebelah rumahnya juga terdapat studio band kecil yang sering disewa anak-anak mahasiswa UIN. Saya bertanya kepada ibu melis seputar kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT 03, menurut ibu melis kegiatannya cukup banyak, seperti pengajian, acara tahunan dan lain-lain. namun ibu melis mengaku bahwa dia jarang ikut, karena sibuk mengurus kos-ksan dan menjaga warung, namun ibu dari ibu melis justru sering ikut, walaupun sudah lanjut usia dia menuturkan bahwa ibunya masih aktif ikut pengajian. Dia juga menuturkan bahwa warga disini rata-rata sering ikut, namun bagi warga yang punya usaha seperti warung sembako, warung nasi, dan laundry memang agak ajrang ikut karena harus menjaga lapak masing-masing. Saya juga bertanya seputar sikap warga terhadap penghuni kos-kosan dan sebaliknya. Menurutnya warga bersikap baik sejauh penghuni kos-kosan juga baik dan sopan. Warga maupun penghuni kos-kosan yang kebanyakan merupakan mahasiwa UIN memang sering bertemu dan tegur sapa. Karena warga disini memang kebanyakan punya usaha seperti warung makan, laundry dan tempat jajan, sehingga memang sering berkomunikasi dengan penghuni kos-kosan yang sedang berbelanja. Menurutnya rata-rata penghuni kos-kosan sopan, tidak pernah ada pertengkaran. Namun memang penghuni kos-kosan tidak pernah terlibat kegiatan kemasyarakatan. Meskipun demikian, sikap tenggang rasa dan toleransi antara warga dan penghuni kos-kosan berjalan dengan baik. Pedoman Wawancara Ketua RT/RW 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? 2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat? 3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini? 4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04? 5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? 6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? 7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin? 8. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? 9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? 10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? 11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Pedoman Wawancara Warga 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Pedoman Wawancara Penghuni/ Penjaga/ Pemilik kosan (yang bukan warga lokal) 1. Sejak kapan saudara tinggal disini? 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? DATA WAWANCARA Nama : Bapak Jainudin (Ketua RT 01) Usia : - tahun Alamat : RT 04/08 Waktu : 15 Desember 2017/ pukul 17.20 wib Tempat : Kediaman Bapak Jainudin 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini puluhan tahun. 2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat? Saya menjabat jadi ketua RT sejak tahun 2010. 3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini? Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan ada sekitar 35 dan jumlah kontrakan sekitar 12 kontrakan.Itu pemiliknya ada yang tinggal disini ada juga yang tinggal di luar RT 01. 4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 01? Pekerjaan warga disni macem, paling banyak ya pedagang, swasta dan wirausaha. 5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Warga sini saya kenal semua.Tapi kalau penghuni kosan rata-rata saya kenal muka, kalau namanya saya kurang tahu, namun sebelum mereka tingga di kos-kosan itu saya biasanya meminta identitas mereka melalui pemilik atau penjaga kos-kosan tersebut. 6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Lumayan sering. Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik. Namun kalau sama anakanak kosan itu jarang 7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin? Ada banyak, ada pengajian, kerjabakti, arisan, paguyuban, peringatan hari kemerdekaan, dan sebagainya.Warga disini terbilang sebagai warga yang aktif mengikuti kegiatan. 8. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, karena saya juga punya kos-kosan jadi saya ajak. 9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka baik, kadang-kadang ada yang berisik karena disini memang dipinggir jalan raya. 10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya tentu perekonomian warga menjadi lebih maju, banyak lapangan kerja baru, banyak peluang usaha, dan warga menjadi lebih mandiri dalam hal perekonomian. Dampak negatifnya yaitu lingkungan menjadi padat, pembangunan kos-kosan terus meningkat. Pencurian juga meningkat, bahkan ada sekitar 6 kasus pencurian terjadi dalam waktu sebulan. 11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar. Narasumber Bapak Jainudin DATA WAWANCARA Nama : Bapak Sutisna Ns (Ketua RT 02) Usia : 54 tahun Alamat : RT 02/08 Waktu : 20 Desember 2017/ pukul 17.20 wib Tempat : Kediaman Bapak Sutisna 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sudah dari dulu.Dulu kondisi disini masih sepi, belum banyak kontrakan maupun kos-kosan. 2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat? Saya menjabat jadi ketua RT baru periode ini. 3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini? Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan yang ada di sekitar RT 02 ini sudah mencapai 40 area/rumah.Memang di RT 02 ini terbilang sangat banyak koskosan. 4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 02? Pekerjaan warga di RT 02 rat-rata itu karyawan swasta, pensiunan, dan PNS.Namun ada juga warga yang bekerja sebagai buruh, pedagang dan juga guru. 5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Iya saya kenal semua. Tapi kalau penghuni kosan rata-rata saya kenal muka, kalau namanya saya kurang tahu, bebrapa saya tahu kalau yang nge-kosnya di dekat rumah saya.Sisanya karena begitu banyak jadi saya tidak hafal namanya. 6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya sering.Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik.Sama penghuni kos-kosan juga cukup sering, terutama sama anak-anak di IMM. Karena anak-anak di IMM memang menjalin komunikasi dengan saya dan juga warga, mereka juga sering ikut berpartisipasi kalau ada acara di RT 02. 7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin? Ada banyak ya, seperti paguyuban gabungan bapak-bapak RW 08, pengajian ibu-ibu, peringatan hari kemerdekaan, dan sebagainya.Warga disini adalah warga yang aktif mengikuti kegiatan. 8. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, apalagi anak-anak asrama IMM, kadang mereka malah yang ngajak saya untuk hadir dalam acara mereka.kalau penghuni kos-kosan yang bukan anak IMM yah kurang aktif ya. Mungkin karena mereka tidak tahu atau sibuk. 9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Hubungan mereka dengan warga baik yah, sering saya lihat ada yang ngobrol bersama di warung.Tapi tentu tidak semuanya begitu, ada juga yang cuek, malas bergaul dan lain-lain. 10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya tentu perekonomian, warga menjadi lebih mandiri dalam hal perekonomian karena bisa buka usaha sendiri.Ada yang buka warung makan, warung sembako, laundry dan banyak lagi.warga menjadi lebih maju, dan banyak lapangan kerja baru. Dampak negatifnya juga banyak, salah satunya itu banyak sampah, apalagi di belakang asrama IMM itu ada kotak sampah tapi rusak dan banyak orang sering buang sampah disana, lingkungan juga menjadi padat, dan sebagainya.Selain itu juga sering terjadi pencurian sepeda motor, laptop dan hp di beberapa kos-kosan mahasiswa, bahkan ada rata-rata 7 kasus pencurian dalam sebulan. 11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Saya berharap kerukunan dalam hidup bertetangga terus dijaga, agar tidak terjadi perselisihan dan semacamnya. Narasumber Bapak Sutisna DATA WAWANCARA Nama : Bapak Suparman (Ketua RT 03) Usia : 43 tahun Alamat : RT 03/08 Waktu : 19 Desember 2017/ pukul 17.20 wib Tempat : Kediaman Bapak Suparman 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak 43 tahun lalu. Disini dulu masih ada kebon dan masih sepi belum rame kayak sekarang. 2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat? Saya menjabat jadi ketua RT sudah beberapa tahun belakangan ini. 3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini? Dari penghitungan pribadi saya itu tahun 2015 ada sekitar 21 kos-kosan maupun kontrakan, dan tahun 2016 ini bertambah 7 menjadi 28 kos-kosan maupun kontrakan. Memang angka yang cukup tinggi untuk wilayah sekecil ini, tetapi itulah kenyataannya. 4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04? Pekerjaan warga di RT 02 bermacam-macam, ada dosen, pedagang, pensiunan, buruh, dan lain-lain.yang paling banyak itu memang pedagang kecil, karena posisi wilayah RT ini memang strategis, di dekat kampus UIN. 5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Hampir semua pemilik kos-kosan disini memang warga asli sini, jadi tentu saya kenal baik.Kalau anak kos-kosan disini sangat banyak jadi saya tidak kenal semuanya, beberapa saja syaa kenal. 6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Sering banget,kalau sama tetangga kita sering ngobrol dan ngopi bareng. Dan kebetulan saya berprofesi sebagai penjaga parkir motor di samping masjid Fathullah, jadi cukup banyak berkomunikasi dengan anak-anak kosan yang kebetulan markir 7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin? Disini ada pengajian, kadang-kadang ada kerja bakti, ada arisan ibu-ibu, dan acara-cara lain dari Masjid Fathullah. 8. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Belum pernah, mungkin ke depannya saya coba ajak. 9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka bersikap baik, namun memang mahasiswa sekarang cukup berbeda dengan mahasiswa jaman dulu. Dulu sempet ada mahasiswa yang jadi sukarelawan jaga mushola, namun sekarang tidak ada lagi. Dulu juga ada mahasiswa yang ngisi pengajian, kemudian vakum beberapa tahun, dan baru sejak tahun 2015 ini pengajiannya dihidupkan kembali. 10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Secara umum dampak positif nya itu perekonomian membaik. Sedangkan dampak negatifnya yaitu karena banyak warga, jadi sulit dikontrolnya, sampah juga makin banyak tetapi ada petugas kebersihan yang cukup membantu.Beberapa penghuni kos-kosan itu terbilang cuek, tidka berbaur sehingga beberapa warga risih.Kadang juga ada penghuni kos-kosan yang berisik di malam hari sehingga mengganggu warga.Tingkat kriminalitas seperti pencurian itu meningkat. Pencurian di wilayah ini terjadi rata-rata ada 2 kasus pebulan. 11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya parapenghuni kos-kosanm maupun kontrakan itu mau berbaur dengan warga, kemudian juga mau untuk berkontribusi lagi dalam kegiatan terutama dalam bidang keagamaan. Narasumber Bapak Suparman DATA WAWANCARA Nama : Nata Haji Ibrahim (Ketua RT 04) Usia : 73 tahun Alamat : RT 04/08 Waktu :20 Desember 2017/ pukul 17.20 wib Tempat : Kediaman Bapak Nata 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak 1982.Dulu kondisi disini masih sepi, bahkan masih ada sawah, rawa dan kebun. 2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat? Saya menjabat jadi ketua RT sejak tahun 2010.Alhamdulillah warga disini masih mempercayakan saya sebagai ketua RT 04 hingga saat ini. 3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini? Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan ada sekitar 15 area/ rumah, itu naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 14 area/rumah. 4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04? Pekerjaan warga di RT 04 ini bervariasi, ada pedagang, dosen, pensiunan, karyawan tempat fotocopy, pengusaha laundry dan sebagainya.Memang pekerjaan warga didominasi oleh pedagang dan pengusaha kecil, karena disini banyak mahasiswa yang nge-kos. 5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kalo pemilik, penjaga apalagi warga sini saya kenal semua.Tapi kalau penghuni kosan rata-rata saya kenal muka, kalau namanya saya kurang tahu, namun sebelum mereka tingga di kos-kosan itu saya biasanya meminta identitas mereka melalui pemilik atau penjaga kos-kosan tersebut. 6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya sering.Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik. Namun kalau sama anakanak kosan itu biasanya komunikasinya sebatas tegur sapa saja, mungkin mereka sungkan. 7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin? Kegiatan kemasyarakatan disini ada banyak, ada pengajian, kerjabakti, arisan, paguyuban, peringatan hari kemerdekaan, dan sebagainya.Warga disini terbilang sebagai warga yang aktif mengikuti kegiatan. 8. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Belum pernah, karena rata-rata mereka sibuk, semisal penjaga kos-kosan pasti dia harus menjaga kos-kosan jadi tidak akan bisa ikut kegiatan. 9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Secara umum sikap mereka sopan dan santun, namun disini itu keluhan warga terkadang ada anak-anak kosan yang bertamu di lewat jam malam, itu saja yang terkadang jadi masalah. 10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya tentu perekonomian warga menjadi lebih maju, banyak lapangan kerja baru, banyak peluang usaha, dan warga menjadi lebih mandiri dalam hal perekonomian. Dampak negatifnya yaitu lingkungan menjadi padat, pembangunan kos-kosan terus meningkat padahal wilayah RT 04 ini segini-gini aja.Sampah rumah tangga tentu makin banyak, namun sekarang kami sudah mempunyai petugas kebersihan sendiri sehingga masalah sampah ini bisa teratasi.Memang kawasan RT 04 ini terbilang sering kena banjir dadakan kalau hujan deras, namun itu sebenarnya bukan karena sampah.Itu terjadi karena memang saluran air yang ada terlalu kecil, padahal debit air hujan yang turun itu cukup besar.Kriminalitas seperti pencurian juga meningkat, rata-rata terjadi 5 kasus pencurian dalam kurun waktu sebulan. Pencurian tersebut rata-rata terjadi dikos-kosan maupun kontrakan. Mungkin karena malingnya tahu bahwa mahasiswa itu punya barang-barang berharga jadi tiap ada kesempatan itu pasti pencurian terjadi. 11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar. Narasumber Nata Haji Ibrahim DATA WAWANCARA Nama : Bapak Lili Baryadi (warga) Usia : - (tidak disebutkan) Alamat : RT 03 /08 Waktu : 9 Februari 2017/ pukul 14.30 wib Tempat : Kediaman Bapak Lili Baryadi 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak tahun 1997.Dulu disini masih sepi, masih aman, masih banyak tanah kosong dan pastinya belum ada penggusuran komplek dosen UIN. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Sejak dulu sebenarnya sudah ada kontrakan, namun masih sedikit tidak seperti sekarang. Banyaknya pembangunan kos-kosan itu mulai tahun 2000an. Hal ini salah satunya dipacu karena banyaknya jumlah mahasiswa UIN terutama yang berasal dari luar kota. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Tentu saya kenal semuanya. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kalau di RT 03 rata-rata pemilik kosan adalah asli warga sini, jadi tentu saya kenal semua.Tetapi kalau penghuni kos-kosan/kontrakan saya rata-rata kenal muka tidak tahu namanya.Apalagi di dekat rumah saya ini rata-rata koskosan mahasiswi, jadi memang tidak banyak komunikasi kecuali kalau ketemu setidaknya mereka senyum. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Kalau komunikasi dengan warga atau tetangga tentu sangat sering, tetapi kalau komunikasi dengan anak-anak kosan maupun kontrakan itu jarang.Komunikasi dengan anak-anak kosan/kontrakan sebatas tegur sapa saja. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Tahu dan tentunya ikut berpartisipasi.Di RT 03 ini kegiatankemasyarakatan yang ada berupa paguyuban, pengajian, gotong royong, arisan, dan acaraacara lainnya. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Kalau pemilik kosan karena warga sini tentu pernah saya ajak, tetapi kalau penghuni kosan tidak karena sepertinya mereka sibuk kuliah dan kegiatan lainnya. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Secara umum sikap mereka baik-baik saja, namun ada beberapa penghuni kosan maupun kontrakan yang terbilang kurang sopan, yang paling saya kurang suka itu perilaku/sikap mereka dalam berpacaran.Menurut saya dengan background sebagai anak UIN sepertinya perilaku/sikap berpacaran seperti itu kurang sesuai. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif keberadaan kos-kosan/kontrakan tentunya meningkatkan perekonomian, namun dampak negatifnya tentu juga ada, salah satunya itu dampak kepada sikap.sikap dalam berpacaran, sikap dan perilaku yang kurang sopan dan sangat tidak religius. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya ke depannya penghuni kos-kosan terutama mahasiswa itu harusnya lebih bersosial.Karena memang sudah sepantasnyalah mereka yang lebih peka (memiliki kepekaan sosial) tanpa menunggu ajakan dari masyarakat harusnya mereka bergerak duluan untuk lebih bersosial terhadap sekitar. Narasumber Lili Baryadi DATA WAWANCARA Nama : Bapak Yusri (warga) Usia : 51 tahun Alamat : RT 03 /08 Waktu : 9 Februari 2017/ pukul 15.00wib Tempat : Kediaman bapak Lili Baryadi 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Tinggal di RT 03 ini baru sekitar 14 tahun tepatnya mulai tahun 2003 lalu.Kondisi disini waktu tahun 2003 itu sudah ramai dan sudah banyak koskosan.Disini saya tinggal di tanah peninggalan orangtua, dank arena banyak mahasiswa itu saya buka usaha laundry dan rental mobil. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Sejak tahun 2003 sudah ada kos-kosan dan juga kontrakan, namun di wilayah RT 03 hampir tiap tahun memang ada saja pembangunan kos-kosan maupun kontrakan. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal semua warga RT 03 bahkan juga RT 01,02 dan 04. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Karena rata-rata pemilik kos-kosan maupun kontrakan adalah warga sini, jadi saya tentu kenal.Tetapi kalau penghuni kos-kosan saya tidak banyak kenal, beberapa yang saya kenal yaitu mereka yang sering nge-laundry dan sewa mobil di tempat saya. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Saya memang sering banget berkomunikasi dengan tetangga disini, ini aja saya lagi main ke rumah pak Lili.Sama anak-anak kosan juga sering berkomunikasi terutama yang sering ke laundry saya. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya saya ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan di RT 03 maupun RW 08. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Tidak penah. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka baik, sering nyapa dan negur. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif tentu di bidang perekonomian yang saya sendiri merasakannya.Bahkan usaha-usaha yang saya tekuni itu sangat bergantung dengan keberadaan mahasiswa disini, kalau mereka tidak ada mungkin usaha saya bisa sangat sepi.Dan kalau dampak negatif nya kadang-kadang itu mahasiswa ada yang agak berisik, tapi menurut saya wajarlah namanya juga anak muda.Dampak negatif lainnya yaitu adanya pencurian yang rata-rata terjadi di kos-kosan mahasiswa. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapannya biar warga dan mahasiswa bisa sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban wilayah disini terutama di RT 03 ini. Narasumber Yusri DATA WAWANCARA Nama : Ibu Rosyadah (warga) Usia : 52 tahun Alamat : RT 03 /08 Waktu : 10 Februari 2017/ pukul 16.51 wib Tempat : Kediaman Ibu Rosyadah 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 1981.Disini dulu masih kebon, sawah, dan jga belum ada UIN, dulu baru ada SP (Sekolah Persiapan) itu lokasinya di atas tanah yang jadi Rumah Sakit UIN sekarang. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Sejak tahun 1990an sudah ada kontrakan tetapi belum ada koskosan.Banyaknya keberadaan kos-kosan itu mulai sepuluh tahun terakhir ini.menurut saya banyaknya pembangunan kosan tentu salah satunya karena banyaknya mahasiswa yang kuliah di UIN. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Kebetulan saya memang pengurus PKK di sini, jadi tentu saya kenal semua warga disini. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Rata-rata pemilik kos-kosan memang orang sini jadi saya kenal, ada juga yang bukan orang sini tapi saya pernah tegur sapa sama dia. Kalau sama penghuni kos-kosan terutama mahasiswa itu kalau yang kosannya deket itu saya kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Berkomunikasi dengan warga tentu sangat sering, namanya juga pengurus PKK dan kadang juga diminta pak RT untuk bantu-bantu, seperti halnya yang bentar lagi mau ada pemilu itu saya diminta bantuan pendataan oleh RT, jadi memang saya komunikasi sama banyak warga. Kalau sama penghuni koskosan serkedar tegur sapa. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya Alhamdulillah saya ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan kemasyarakatan terutama kegiatan ibu-ibu seperti posyandu, pengajian, arisan dan lain-lain.saya juga mengajar ngaji anak-anak di mushola. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Iya saya mengajak mereka berpartisipasi, sebagian ada yang ikut sebagian tidak.Ada juga anak kosan yang mau jadi sukarelawan membantu saya mengajar ngaji anak-anak di mushola, tentu saya senang karena masih ada mahasiswa yang tergerak hatinya untuk peduli terhadap sekitar. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Rata-rata penghuni kos-kosan bersikap baik, walaupun ada juga yang cuek dan tidak peduli. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif mungkin banyak dari segi perekonomian warga sini jadi meningkat, dan mereka jadi bisa buka usaha seperti warung makan, warung sembako dan juga laundry. Sedangkan dampak negatifnya yaitu seperti berisik, dan juga sering terjadi pencurian, bahkan saya pernah kemalingan tas dan sepeda padahal saya sedang berada di dalam rumah. Sepertinya pencuri itu memang sudah sangat berpengalaman dan sering mencuri di sekitar sini. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya tentunya kepada pemilik, penjaga dan penghuni kos-kosan bisa lebih berbaur terhadap masyarakat, dan tidak bersikap cuek dalam bidang apapun, karena mereka hidup berdampingan dengan msyarakat. Narasumber Ibu Rosyadah DATA WAWANCARA Nama : Neneng Hastuti (warga) Usia : 41 tahun Alamat : RT 02 /08 Waktu : 9 Februari 2017/ pukul 13.00 wib Tempat : Di depan warung Mpo neneng 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya dan suami tinggak disini sejak tahun 2004.Sejak tinggal disini memang sudah ada kos-kosan tapi belum banyak seperti sekarang. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Mulai banyak kos-kosan sejak 5 tahun terkahir ini.memag hampir tiap tahun sejak saya tinggal disini ada saja yang membangun kos-kosan. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal, apalagi rata-rata disini masih saudara sendiri. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kalau pemilik dan penjaga kos-kosan yang deket dari rumah saya kenal dan sering ketemu.Tapi kalau yang agak jauh, apalagi pemilik kos-kosan yang baru saya tidak kenal. Hampir sama juga dengan penghuni kos-kosan, kalau yang dekat warung saya rata-rata kenal semua, apalgi yang sering jajan di warung saya. Tapi kalau yang kosan nya agak jauh saya tidak kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Sering, karena kan memang kebanyakan disini saudara sendiri. Jadi kadang juga memang udah kenal dari dulu.Kalau komunikasi dengan pemilik, penjaga, dan penghuni kos-kosan juga lumayan sering.Biasanya saya suka menyapa mereka duluan, kemudian mereka menanggapi dengan baik. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Saya tahu, tapi saya jarang ikut.Soalnya saya jaga warung, jadi kadang tidak ikutan kegiatan-kegiatan disini kecuali kalau hari libur atau kalau saya lagi tidak berdagang. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Jarang, karena saya juga jarang ikut. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Penjaga maupun penghuni kos-kosan rata-rata baik.Memang ada juga yang jarang sekali menegur sapa, itu mungkin karena tidak kenal. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Kalau dampak positif dalam hal ekonomi yaitu perekonomian banyak warga jadi maju, karena bisa bikin usaha sendiri.Kalau negatifnya yaitu kita jadi khawatir karena sering terjadi pencurian motor, laptop, hp dan lain-lain. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya silaturahmi diantara kami berjalan dengan baik. Narasumber Neneng Hastuti DATA WAWANCARA Nama : Bapak H. Sadi Majuk (pemilik kos-kosa/warga) Usia : 66 tahun Alamat : RT 03 /08 Waktu :9 Februari 2017/ pukul 16.10 wib Tempat : Kediaman Bapak H. Sadi Majuk 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak lahir yaitu sekitar 66 tahun lalu.Dulu wilayah sini masih sawah, rawa, dan juga sepi. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Tahun 1970-an mulai banyak yang datang kesini dan membeli tanah. Kemudian tahun 1980-an mulai banyak rumah warga, tahun 1990-an sudah ada kontrakan, dan setelah itu terus ada pembangunan kos-kosan maupun kontrakan hingga sekarang. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal semua tetangga di RT sini bahkan di RT lainnya saya juga kenal. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Rata-rata pemilik kosan di RT 03 memang warga asli sini jadi saya kenal semua. Kalau penghuni di kos-kosan milik saya hampir semuanya saya kenal muka meskipun sering lupa namanya, tetapi kalau kos-kosan di tempat lain saya tidak kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya saya sering berkomunikasi dengan tetangga disini, saya juga disini memang menjadi AMIL Dzakat di masjid Fathullah dan juga menjadi coordinator iuran kematian bagi warga RT 03. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Tentu saja ikut.Di RT 03 ini tergabung juga dalam paguyuban RW 08, kemudian di RT 03 ada kegiatan pengajian ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja.Kadang-kadang juga kami mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan, selain itu di RT ini juga mengadakan perayaan hari kemerdekaan dan hari-hari besar Islam yang biasanya diadakan di Masjd Fathullah. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Tidak pernah mengajak, karena saya pikir sudah cukup warga saja kalau gotong royong. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Secara umum mereka bersikap baik. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif nya yaitu perekonomian warga disini menjadi meningkat.Kalau dampak negatifnya yaitu dari segi sikap.banyak penghuni kos-kosan/kontrakan yang terkesan individulis. Mereka terkadang bahkan tidak kenal dengan tetangga sebelah kosan atau kontrakannya sendiri, dan terkadang ada juga mahasiswa yang membawa teman lawan jenis ke kosanpadahal sudah saya larang, tetapi setelah ditegur mereka tidak lagi melakukannya. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya semoga penguin kos-kosan maupun kontrakan bisa lebih berbaur dan peduli terhadap tetangga maupun warga sekitar. Narasumber H. Sadi Majuk DATA WAWANCARA Nama : Ibu Nurhayati (warga) Usia : 61 tahun Alamat : RT 03/08 Waktu : 9 Februari 2017/ pukul 16.30 WIB Tempat : Kediaman Ibu Nurhayati 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Sejak menikah, kondisinya dulu belum sepadat sekarang.Belum ada kos-kosan dan belum terlalu banyak mahasiswa. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Mulai banyak kos-kosan sejak sepuluh tahun terakhir, banyaknya kos-kosan disebabkan karena banyaknya mahasiswa UIN dan IIQ. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Ya, saya mengenal semua tetangga di wilayah RT 03 dan juga RT 01, 02, dan 04. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Rata-rata pemilik kos-kosan disini memang merupakan warga asli yang tinggal disini, jadi tentu saya kenal.Sedangkan, penghuni kos-kosan saya tidak begitu mengenalinya, hanya beberapa yang sering bertemu saja yang saya kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Tentu sering berkomunikasi bersama warga, tetapi dengan penghuni koskosan agak jarang karena memang tidak begitu kenal. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Ya, saya berpartisipasi dalam pengajian, arisan gabungan ibu-ibu RT 01 sampai dengan RT 04, dan juga dalam berbagai acara lainnya. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Kalau anak kos-kosan yang dulu sering saya ajak, dan mereka pun memang sering berpartisipasi.Akan tetapi, anak kos-kosan yang sekarang terbilang cuek dan tidak peduli. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka secara umum baik, kadang tegur sapa. Namun, ada beberapa anak kos-kosan yang kalau bertemu tidak menegur satu sama lain. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya yaitu perekonomian warga meningkat, warga lebih mandiri dengan membuka usaha sendiri.Dampak negatifnya yaitu banyak pencurian dan perilaku mahasiswa yang kadang kurang sopan. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya agar para penghuni kos-kosan bisa lebih membaur dan lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. Narasumber Ibu Nurhayati DATA WAWANCARA Nama : Ibu Rehan (warga) Usia : 54 tahun Alamat : RT 01/08 Waktu : 10 Februari 2017/ pukul 15.10wib Tempat : Kediaman Ibu Rehan 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Sejak tahun 1980, sebenarnya saya berasal dari kabupaten Majalengka Jawa Barat, namun karena ikut suami jadi menetap di Ciputat. Awal saya kesini wilayah di sekitar sini masih rawa dan kebun, belum banyak rumah warga, namun semenjak 1990-an sudah banyak warga yang membangun rumah disini. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Terdapat banyak kos-kosan disini sejak tahun 2000-an, hal itu disebabkan karena banyaknya mahasiswa UIN. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya, saya mengenal semua tetangga saya. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Iya kenal kepada pemilik kos-kosan yang memang warga asli disini, kalau yang tidak tinggal disini saya tidak begitu kenal.Dan beberpa penghuni kosan saya mengenalinya, karena mereka sering berbelanja di warung saya. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Cukup sering karena memang sering bertemu dengan warga maupun penghuni kosan karena memang profesi saya penjaga warung yang memang sering bertemu banyak orang. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Tentu saya tahu dan ikut berpartisipasi.Di RT 01 ada kegiatan arisan, pengajian, perayaan 17-an, perayaan hari besar Islam. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, rata-rata disini penghuni kosannya laki-laki dan sudah kenal dengan saya, dan mereka sering ikut berpartisipasi.Namun, anak kos-kosan yang baru dan belum kenal itu jarang berpartisipasi. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka baik dan ramah. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif tentunya memajukan perekonomian, banyak warga.Selain itu warga juga menjadi lebih mandiri dengan membuka usaha-usaha seperti warung sembako, laundry, warung makan, fotocopy, dan lain-lain. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya semoga anak-anak yang menghuni kos-kosan di sekitar wilayah ini dapat bersosialisasi seperti anak kos-kosan yang sebelumnya. Narasumber Ibu Rehan DATA WAWANCARA Nama : Ibu Maisah (warga) Usia : 60 tahun Alamat : RT 04 /08 Waktu : 13 Februari 2017/ pukul 14.00 WIB. Tempat : Kediaman Ibu Maisah. 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak lahir, karena memang dulu ini rumah orang tua saya.Kondisi disini dulu masih sawah, kebun dan rawa. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Sejak tahun 1970-an memang sudah banyak warga yang membangun rumah disini, namun belum ada kos-kosan. Kos-kosan mulai banyak semenjak tahun 2000-an, tentunya karena banyak mahasiswa UIN. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya, saya mengenal semua tetangga saya terutama yang tinggal di RT 04. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Beberapa pemilik kosan saya kenal, namun ada juga yang tidak saya kenal karena memang ada yang tidal tinggal disini tapi memiliki kos-kosan disini.Saya juga tidak mengenal penjaga kos-kosan tersebut karena mereka jarang berbaur dengan warga.Sedangkan penghuni kos-kosan yang kebanyakan adalah mahasiswa itu saya kenal beberapa.Akan tetapi yang saya rasakan, mahasiswa dulu berbeda dengan mahasiswa sekarang.Mahasiswa yang dulu sangat berbaur dengan warga, sedangkan mahasiswa yang sekarang kurang berbaur dan lebih individualis. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Sering, karena saya memang akrab dengan tetangga.Namun, kalau dengan penjaga dan penghuni kos-kosan jarang berkomunikasi kecuali bagi yang sudah saya kenal. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya, saya tahu dan juga sering ikut.Biasanya saya sering ikut kegiatan pengajian, bahkan saya juga mengadakan pengajian di rumah saya sendiri dengan mengajak mahasiswa-mahasiswi yang berada di dekat rumah.Tujuan saya mengadakan pengajian tersebut adalah agar silaturahmi bisa terjalin antara keluarga saya dan mahasiswa sekitar sini. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, penjaga dan penghuni kos-kosan juga pernah saya ajak ikut pengajian. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka baik, namun ada beberapa yang memang sangat cuek dan tidak peduli. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif di bidang perekonomian yaitu banyak warga dapat memiliki usaha sendiri, sehingga tidak menganggur.Saya sendiri baru beberapa tahun ini membuka laundry, karena saya melihat peluang usaha dibidang ini.Selain itu, di sekitar sini menjadi lebih ramai.Sedangkan dampak negative itu seperti banyaknya sampah karena ada yang sadar dan ada yang tidak dalam membuang sampah.Selain itu, semakin hari semakin banyak pencurian sepeda motor, hp dan juga laptop terutama di RT 04. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya anak anak kos-kosan lebih akrab dan lebih bermasyarakat. Narasumber Ibu Maisah DATA WAWANCARA Nama : Ibu Ratiah (warga) Usia : 56 tahun Alamat : RT 02/08 Waktu : 9 Februari 2017/ pukul 14.00 wib Tempat : Depan Warung Ibu Ratiah 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 2013, sebelumnya kami tinggal di kampung utan.Kami pindah kesini karena pengen buka usaha warung kecil, karena disini banyak mahasiswa jadi kami yakin dagangan kami bisa laris. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Sejak saya tinggal disini memang sudah banyak kos-kosan mahasiswa. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Karena saya masih terbilang baru, jadi saya baru kenal pemilik , penjaga dan penghuni kos-kosan yang dekat dengan rumah saja. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya sering berkomunikasi kalau mereka lagi berbelanja ke warung saya. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya tahu, tetapi jarang ikut karena jaga warung. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Belum pernah. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka baik dan ramah.Di dekat saya banyak anak-anak laki-laki yang ngekos mereka semua baik. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Positifnya dalam hal perekonomian meningkat, seperti saya yang sudah lanjut usia ini jadi bisa buka warung kecil untuk menambah penghasilan. Tetangga saya juga rata-rata memiliki usaha kecil-kecilan.Kalau dampak negatifnya jadi banyak pencurian sepeda motor, laptop dan juga HP, karena pencurinya tahu bahwa di sekitar sini banyak mahasiswa, jadi kalau tidak hati-hati pasti kemalingan. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya kami hidup rukun dan damai selalu. Narasumber Ibu Ratiah DATA WAWANCARA Nama : Ibu Een(warga) Usia : 50 tahun Alamat : RT 03/08 Waktu : 13 Februari 2017/ pukul 12.40 wib Tempat : Kediaman Ibu Een 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 1983, itu karena memang dahulu orang tua saya tinggal disini.Kondisi dahulu disni masih rawa, kebon, dan masih sangat jarang ada rumah warga. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Seingat saya, banyaknya pembangunan kos-kosan disini mulai tahun 2000-an. Banyaknya pembangunan kos-kosan pastinya karena banyaknya permintaan. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya mengenal semua tetangga saya terutama di wilayah RT 03. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Saya mengenal pemilik kos-kosan yang memang tinggal disini, namun yang tidak tinggal disini saya tidak kenal.Sedangkan penghuni kos-kosan alias mahasiswa saya tidak begitu kenal, beberapa di antara mereka ada yang sering menyapa namun ada juga yang cuek saja. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya tentu, sama tetangga sendiri saya sering berkomunikasi, tetapi kalau sama penghuni kos-kosan sangat jarang. Beberapa ada yangramah, namun banyak juga yang tidak peduli. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya saya berpartisipasi dalam pengajian, arisan, dan acara lainnya. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, saya pernah mengajak mereka yang memang sering ketemu dengan saya. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Beberapa ada yang bersikap baik an ramah, namun ada juga yang tidak peduli sama sekali, kadang lewat di depan rumah saya lewat saja tidak menyapa ataupun sekedar senyum. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya tentu dalam hal perekonomian jadi maju, contohnya saya sendiri membuka warung nasi uduk, lumayan untuk menambah penghasilan.Sedangkan dampak negatifnya lebih kepada sikap mahasiswa disini memang banyak yang kurang peduli, padahal mereka hidup berdampingan dengan kami. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya semoga baik pemilik,penjaga maupun penghuni kos-kosan lebih bisa peduli terhadap warga sekitar. Narasumber Ibu Een DATA WAWANCARA Nama : Bapak M. Sholeh(warga) Usia : 54 tahun Alamat : RT 03/08 Waktu : 13 Februari 2017/ pukul 13.00 wib Tempat : Kediaman Bapak M. Sholeh 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya bersama keluarga tinggal disini sejak 34 tahun lalu, kondisi awal saya tinggal disini masih sepi, masih ada rawa, kebon dan tanah kosong. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Terdapat banyak kos-kosan disini itu sejak tahun 2000-an, hal itu disebabkan karena mahasiswa UIN memang semakin banyak terutama yang berasal dari luar kota bahkan luar provinsi. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya tentu saya kenal semua tetangga saya. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Rata-rata pemilik kos-kosan disini memang warga asli sini jadi saya tentu mengenal mereka, namun pemilik kos-kosan yang tinggal di komplek yang kos-kosannya ada didekat rumah saya itu saya tidak kenal.Dan rata-rata penghuni kos-kosan disini itu perempuan, jadi saya juga tidak kenal namanya, namun beberapa saya kenal muka. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Sering sekali, bahkan karena sesama bapak-bapak kami sering ngobrol dan ngopi bareng di depan rumah saya. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya tentu saya tahu dan selalu ikut berpartisipasi. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah ngajak tetangga. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka biasa-basa saja. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif: perekonomian tumbuh dan berkembang, warga banyak yang bisa bikin usaha sendiri untuk menambah pendapatan. Dampak negatif: sering terjadi pencurian di kos-kosan/kontrakan, terkadang ada juga mahasiswa yang berisik di jam malam, dan ada juga beberapa mahasiswa yang sbersikap kurang sopan. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Tentu saya berharap penghuni kos-kosan lebih berbaur terhadap warga. Narasumber Bapak M. SHoleh DATA WAWANCARA Nama :Bapak Munindar (warga) Usia : 61 tahun Alamat : RT 04/08 Waktu : 13 Februari 2017/ pukul 13.45 wib Tempat : Kediaman Bapak Munindar 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak tahun 1980, memang dulu saya beli tanah disini kemudian saya bangun rumah disini.Dulu kondisi disini masih sepi, bahkan masih ada rawa dan tanah kosong. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Kalau kontrakan memang sudah ada sejak dulu saat masih IAIN Jakarta.Kemudian setelah IAIN Jakarta berubah jadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baru mulai banyak terdapat kos-kosan. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya, kenal semua tetangga RT 04. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kalo pemilik kosan yang memang orang sini saya kenal, tapi kalau yang bukan orang sini (alias tinggalnya tidak disini) saya tidak kenal, mereka juga tidak pernah berusaha untuk kenal.Kalau penghuni kosan yang dekat dengan rumah saya kenal, tapi kalau yang jauh dari rumah saya tidak kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Kalau dengan warga tentu saya sering berkomunikasi.Tapi kalau dengan penjaga kos-kosan itu jarang, karena mereka juga jarang keluar. Kalau sama mahasiswa/penghuni kosan itu tergantung mahasiswanya. Kalau mereka yang sering bertemu saya pasti berkomunikasi, tapi kalau yang agak jauh itu jarang berkomunikasi. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalamkegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya, saya berpartisipasi dalam setiap kegiatan seperti kerjabakti, pengajian, 17an, dan acara lainnya baik dalam lingkup satu RT maupun satu RW. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Tidak pernah, karena menurut saya itu seharusnya menjadi kesadaran masing-masing saja. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka sebagian baik, sebagian lagi ada yang tidak peduli, kadang juga berisik. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Kalau positifnya itu dari segi perekonomian meningkat dan banyak warga bisa bikin usaha seperti warung nasi, warung sembako dan lain-lain. Kalo dampak negatifnya terkadang mahasiswa itu berisik kalau malam, banyak juga yang cuek dan kurang peduli sama warga. Disini juga sering terjadi pencurian laptop, hp bahkan motor.Itu pasti yang diincar adalah koskosan mahasiswa. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar. Narasumber Bapak Munindar DATA WAWANCARA Nama : Dikri Fauzi (warga) Usia : 28 tahun Alamat : RT 02 /08 Waktu : 13 Februari 2017/ pukul 15.10 Tempat : Kediaman Dikri Fauzi 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak lahir yaitu tahun 1989, itu karena memang orang tua saya tinggal disini. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Seingat saya disini banyak kos-kosan sejak 10 tahun terakhir.Dulu di sekitar rumah saya ini rumah masih jarang-jarang, tapi kalau sekarang sudah banyak dan sangat padat.Mungkin karena mahasiswa UIN makin hari makin banyak, jadi banyak warga juga rumahnya di bangun jadi kos-kosan/ kontrakan. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal semua tetangga. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kalau pemilik kosan yang memang warga RT 02 atau RT 03 saya kenal, tapi kalau bukan orang sini (pendatang) saya kurang kenal.Kalau sama anak-anak kosan yang dekat rumah rata-rata saya kenal. Kadang-kadang sering tegur sapa. Tapi anak-anak kosan sekarang beda sama yang dulu. Kalau dulu anakanaknya lebih berbaur bahkan saya sering main bareng dan ngadain acara sama mereka. tapi kalau anak-anak kosan yang sekarang benar-benar individualis, jarang banget berbaur. Terus juga mereka kadang kalau parkir motor seenaknya hingga menghalangi jalan, padahal jalan di skitar sini sempit, jadi kalau satu atau dua motor parkir jadi susah dilewati. Selain itu, ada juga penghuni kosan (biasanya yang dagang di UIN) itu kalau buang sampah sembarangan, kurang sadar sama kebersihan. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Sering, karena saya juga kan jaga warung, jadi kalau ketemu pasti berkomunikasi. Kalau sama anak-anak kosan jarang. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya saya tahu dan ikut berpartisipasi.Di RT 02 ini sendiri terdapat banyak kegiatan di antaranya seperti pengajian, arisan, gotong royong, dan perayaan kemerdekaan serta hari besar Islam. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Iya saya pernah mengajak anak-anak kosan yang tinggal di dekat rumah.Kalau anak-anak yang dulu mereka sering banget berpartisipasi, kalau anak kosan sekarang jarang, malah pernah ada yang saya ajak di ngga mau ikut. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Sikap mereka kebanyakan cuek, tidak peduli, tetapi ada juga yang sering tegur sapa dan senyum.Kalau ada kegiatan disini mereka jarang banget ikut. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya tentu di bidang perekonomian jadi lebih meningkat.Kalau dampak negatifnya tentunya wilayah jadi semakin padat.Lingkungan juga kadang jadi kotor karena ada yang ngga sadar buat jaga kebersihan.Selain itu juga sering terjadi kriminalitas seperti pencurian, yang kebanyakan pencurian di kos-kosan/kontrakan. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya mereka lebih bisa berbaur dan peduli terhadap masyarakat tempat mereka tinggal. Narasumber Dikri Fauzi DATA WAWANCARA Nama : Ibu Yani (warga) Usia : 55 tahun Alamat : RT 03 /08 Waktu : 10 Februari 2017/ pukul 16.30 wib Tempat : Kediaman ibu Yani 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Sejak tahun 1975 setelah menikah langsung ikut suami tinggal disini.Dulu disini masih sepi, masih ada kebon dan rawa. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Banyak kosan sejak tahun 2000-an, itu karena mahasiswa UIN makin banyak. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya kenal semua. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Ada yang kenal ada juga yang ngga kenal.Kalau penghuni kos-kosan Cuma sedikit yang kenal, soalnya jarang komunikasi dengan mereka. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Kalau sama warga sangat sering komunikasi, tai kalau sama anak-anak kosan jarang, paling komunikasi sama yang deket aja. Beberapa di antara mereka juga ada yang jarang banget nyapa.Tapi ada juga yang peduli bahkan yang saya tahu ada beberpa anak kosan deket sini yang jadi sukarelawan ngajar ngaji anak-anak di mushola. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya saya tahu banget dan saya berpartisipasi dalam semua kegiatan.Pengajian, arisan, 17-an, dan acara lainnya. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, ada yang mau ikut tapi ada juga yang tidak. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Rata-rata mereka baik, cuma mungkin karena tidak kenal jadi jarang tegur sapa. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif tentunya dalam bidang perekonomian, dan kalau dampak negative cukup banyak yaitu kadang ada yang kurang peduli, pencurian juga banyak, rumah-rumah juga terlalu padat. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya pemilik, penjaga dan penghuni kosan lebih mau berbaur dan peduli terhadap sekitar. Narasumber Ibu Yani DATA WAWANCARA Nama : Bapak Syafril(warga) Usia : 42 tahun Alamat : RT 01/08 Waktu : 14 Februari 2017/ pukul 16.15 wib Tempat : Depan Warung Bapak Syafril 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Sejak 10 tahun lalu.Kondisi disini belum banyak kos-kosan. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Belum, baru ada beberapa kos-kosan saja. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal rterutama warga RT 01/08. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Kebanyakan saya tidak begitu kenal, kecuali yang sering berbelanja di warung saya. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Iya komunikasi dan saling menyapa terutama ketika mereka berbelanja di warung saya. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya tahu ada paguyuban bapak-bapak RW 08, ada pengajian dan lainnya, dan saya ikut berpartisipasi. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Pernah, karena deket rumah saya anak-anak kosannya laki-laki sering saya ajak. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka bervariasi, ada yang baik dan peduli, ada juga yang tidak peduli. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positifnya terutama dibidang perekonomian, saya pribadi merasakannya karena saya punya toko sembako, sehingga kalau banyak mahasiswa jadi banyak yang beli dan makin laris. Dampak negatif disini banyak pencurian sepeda motor, laptop, hp dan laptop. Selain itu kadang anak-anak kosan sering kelewatan jam bertamu. Dan sering juga parkir motor sembarangan sehingga menghalangi jalan warga. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya RT 01 selalu aman. Narasumber Bapak Syafril DATA WAWANCARA Nama : Ibu Melis (pemilik kosan) Usia : 47 tahun Alamat : RT 03/08 Waktu : 14 Februari 2017/ pukul 11.00 wib Tempat :Warung Makan Ibu Melis 1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya? Saya tinggal disini sejak tahun 1990, karena orang tua saya memang dari dulu tinggal disini. Kondisi disini saat itu masih sepi, depan rumah saya dulu masih lapangan, dan dulu UIn masih IAIN. 2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal saudara? Kos-kosan itu mulai banyak sejak tahun 2005 ke atas, ini mungkin karena mahasiswa UIN yang memang banyak berasal dari luar kota. 3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal saudara ? Iya saya kenal semuanya. 4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan? Beberapa ada yang saya kenal ada juga yang tidak. Tetapi kalau anak-anak yang nge kos di kos-kosan saya semuanya saya kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga, penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara? Berkomunikasi tentu sangat sering, baik dengan warga, penjaga, maupun penghuni kos-kosan. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara? Iya sata tahu disini ada banyak kegiatan seperti kerjabakti, arisan, pengajian dan acara-acara lainnya.Saya jarang ikut, karena saya jaga warung makan. 7. Apakah saudara pernah mengajak pemilik/penjaga/penghuni kos- kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan? Belum pernah, karena saya pikir anak-anak kosan pasti ada kesibukannya masing-masing. 8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara? Mereka bersikap baik, namun memang ada beberapa anak yang mungkin karena tdak kenal jadi mereka malas untuk menegur. 9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal? Dampak positif disini jadi ramai dan perekonomian warga jadi maju. Dampak negatifnya jadi makin banyak pencurian di rumah kosan.Termasuk tetangga saya sendiri pernah kemalingan saat waktu liburan kuliah. 10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya kami hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Narasumber Ibu Melis DATA WAWANCARA Nama : Yuli Anggaini (penghuni kos-kosan) Usia : 20 tahun Jurusan/semester : Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 4 Alamat /Asal daerah : Kosan Griya Aini RT 04/ Sumatera Barat Waktu / tempat : 13 februari 2017 pukul 17.10 wib / Griya Aini 1. Sejak kapan saudara tinggal disini? Tinggal di Griya Aini sejak semester 2, sebelumnya tinggal di asrama putri (ASPI UIN). 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Memilih tempat kosan di Griya Aini karena dekat dengan kampus, tempatnya juga nyaman dan bersih. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Saya tidak kenal semua penghuni kosan, tapi beberapa penghuni kosan saya kenal baik bahkan kami sering ngobrol dan berdiskusi. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak kenal, namun perah bertemu waktu beliau ke kosan. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Jarang, karena saya sibuk kuliah dan sering pulang sore dan kalau tidak ada kegiatan di kampus biasanya saya cuma di kosan aja. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tahu nya ada kegiatan pemilu aja karena diadain di halaman depan kosan. Kalo kegiatan lainnya ngga tau karena emang ngga pernah di kasih tau dan emang sibuk kuliah. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum.Kadang-kadang juga saling sapa. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya kita tetap menjalin hubungan baik. Narasumber Yuli Anggraini DATA WAWANCARA Nama : Ira Nur Azizah (penghuni kos-kosan) Usia : 21 tahun Jurusan/semester : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 8 Alamat /Asal daerah : Kosan di RT 03/ Bengkulu Waktu / tempat : 14 Februari 2017 pk 14. 21 wib/ di kosan Ira 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Sejak tahun 2014, sebelumnya setahun di asrama putrid (ASPI UIN) 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena dekat kalau mau ke kampus, karena aman dan juga bersih. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Iya saya kenal semua. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Kalau ketua RT saya tidak kenal dan tidak pernah ketemu.Tapi kalau warga ada yang saya kenal karena beberapa sering ketemu. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Kalau sama temen-temen kosan sering, malah hampir setiap hari kami berkomunikasi. Tetapi kalau sama pemilik kosan jarang ketemu, dan kalau sama warga paling komunikasi pas lagi jajan karena warganya yang punya warung, kalau sama warga lainnya jarang. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak pernah ikut. Saya tidak pernah tahu ada kegiatan apa saja, dan mungkin karena tidak kenal sama warga jadi sungkan untuk bertanya. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini ramah dan baik. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Kalau dikasih tau dan diajak, saya pengen ikut berparisipasi dalam kegiatan warga. Narasumber Ira Nur Azizah DATA WAWANCARA Nama : Faza Tsaniyah (penghuni kos-kosan) Usia : 23 tahun Jurusan/semester : Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Alamat /Asal daerah : kosan Griya Aini RT 04 / Condet Jakarta Timur. Waktu / tempat : 13 Februari 2017 pukul 17.40 wib/ Griya Aini 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya ngekost di Griya Aini sejak tahun 2015, sebelumnya saya pulang pergi dari rumah ke kampus. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Saya memilih kosan ini karena tempatnya yang dekat dan ada penjaga kosannya. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Tidak, saya hanya kenal dengan beberapa saja yang sering bertemu. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Komunikasi dengan warga jarang, jika bertemu tetap senyum, tetapi dengan penjaga dan penghuni kosan saya sangat sering berkomunikasi. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak pernah ikut berpartisipasi, karena saya memang banyak kegiatan di luar. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga ramah dan baik. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya terhadap warga, penjaga dan penghuni kos-kosan semoga tetap terjalin hubungan yang baik. Narasumber Faza Tsaniya DATA WAWANCARA Nama : Mukromin (penjaga kos-kosan) Usia : 35 tahun Jurusan/semester :- Alamat /Asal daerah : Pondok Muslimah Ungu / Cirebon Waktu/ tempat : 14 Februari 2017 pk 14. 45 wib / Pondok Muslimah Ungu 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya tinggal disini sejak tahun 2015. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Awalnya kos-kosan ini adalah kontrakan kemudian tahun 2015 pemiliknya merenovasi kontrakan menjadi kos-kosan khusus perempuan.Akhirnya, saya diminta untuk menjaga kos-kosan dan saya mau kebetulan anak saya sedang bersekolah disini. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Iya, saya kenal baik dengan semua penghuni kos-kosan Pondok Muslimah Ungu. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Ya, saya kenal Bapak Jainudin Ketua RT 01, dan saya juga kenal beberapa warga yang rumahnya dekat dengan kosan ini. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Tentu saya sering berkomunikasi, saling tegur sapa bahkan kadang ngobrol bersama. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Iya, saya tahu disini ada kegiatan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, serta pada hari Minggu sore yaitu kegiatan Karang Taruna.Saya belum pernah berpartisipasi karena saya harus standby menjaga kos-kosan yang sudah diamanahkan kepada saya. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Sangat baik dan bersahabat. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Saya berharap semoga warga, pemilik, penjaga dan penghuni kos-kosan tetap menjaga silaturahmi. Narasumber Mukromin DATA WAWANCARA Nama : Afifah (penghuni kos-kosan) Usia : 19 tahun Jurusan/semester : Pendidikan Agama Islam – IIQ / 4 Alamat /Asal daerah : Pondok Muslimah Ungu RT 01 / Bekasi Waktu / tempat : 14 Februari 2017 pk 15.20 wib/ kamar kos Afifah 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya dan teman saya tinggal disini baru sekitar tiga bulan. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena pondok Muslimah Ungu lokasinya dekat dengan IIQ. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Karena saya baru tiga bulan, jadi saya belum banyak kenal dengan penghuni kosan, yang baru saya kenal itu teman di depan kamar saya. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Jarang, paling sekedar senyum. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak ikut. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Baik. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya semoga kami semua yang menetap di Pondok Muslimah Ungu dapat bersilaturahmi dengan warga sekitar. Narasumber Afifah DATA WAWANCARA Nama : Isma Maulida (penghuni kos-kosan) Usia : 19 tahun Jurusan/semester : PAI IIQ / 4 Alamat /Asal daerah : Pondok Muslimah Ungu RT 01/ Bogor Waktu / tempat : 14 Februari 2017 pk 15. 35 wib/ kamar kos Isma 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Tinggal di kosan ini baru tiga bulan, sebelumnya saya di asrama putrid IIQ. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena dekat kampus , bersih dan rapih. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Belum, saya baru kenal teman sekamar dan di depan kamar. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Kalau komunikasi verbal tidak pernah, tetapi kalau ketemu saling senyum. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak pernah berpartisipasi. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini sepertinya baik dan ramah. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya lingkungan sama-sama dijaga. Narasumber Isma Maulida DATA WAWANCARA Nama : Marsusi (Pemilik kos-kosan) Usia : 30 tahun Jurusan/semester :- Alamat /Asal daerah : Pondokan AA RT 02/ Tangerang Waktu/ tempat : 14 Februari 2017 pk 14. 30 wib/ kediaman ibu Marsusi 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Sejak lahir memang saya sudah tinggal disini. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Memang orang tua saya tinggal disini, jadi otomatis saya juga tinggal disini. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Iya saya mengenal semua penghuni kos-kosan.Rata-rata yang nge-kos disini adalah mahasiswa UIN, ada juga karyawan yang kerja di Kampus UIN atau di Rumah Sakit UIN. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Iya saya kenal ketua RT dan semua warga disini. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Iya, baik dengan warga dan penghuni kos-kosan saya cukup sering berkomunikasi atau tegur sapa. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Saya tahu disini ada kegiatan pengajian, arisan dan sebagainya, tapi saya jarang ikut.Biasanya yang sering ikut itu adalah ibu saya. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini semuanya baik. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya kita semua bisa saling mengenal dan menjaga komunikasi dengan baik. Narasumber Marsusi DATA WAWANCARA Nama : Febrian (penghuni kos-kosan) Usia : 25 tahun Jurusan/semester : FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ Alumni Alamat /Asal daerah : Kosan Budhe RT 01/ Radio Dalam Jakarta Selatan Waktu/ tempat : 14 Februari 2017 pk 16.40 wib/ depan warung Bapak Syafril 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya nge-kos sejak tahun 2010. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Disini luamayn dekat dengan kampus. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Iya saya kenal, bahakan kita sering bermain futsal bersama. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Ketua RT 01 saya kenal, kalau warga beberapa di antaranya saya kenal karena sering bertemu. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Jarang, karena saya punya kegiatan diluar. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tahu, tapi saya jarang ikutan. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Baik-baik saja. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Saya harap hidup berdampingan dengan damai. Narasumber Febrian DATA WAWANCARA Nama : Gunarin (penghuni kos-kosan) Usia : 33 tahun Jurusan/semester :- Alamat /Asal daerah : kosan di RT 04/ Cirebon Waktu / tempat : 14 Februari 2017 pk 17.00 wib 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya tinggal disini baru sekitar 4 bulan. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena saya mau kerja ikut saudara saya. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Belum kenal semua, baru kenal bebrapa. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak kenal. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Paling komunikasinya kalau belanja di warung. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak ikut. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Biasa-biasa saja. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Semuanya bak-baik saja. Narasumber Gunarin DATA WAWANCARA Nama : Kevin Putra (penghuni kos-kosan) Usia : 18 tahun Jurusan/semester : Pelajar kelas XII SMK Alamat /Asal daerah : kosan di RT 04/ Jakarta Selatan Waktu / tempat : 14 Februari 2017 pk 16.00 wib 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya tinggal disini sejak tahun 2010. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena ikut orang tua, orang tua saya nge-kos dan buka usaha warung nasi dan juga laundry.Selain itu, kaka perempuan saya juga kuliah di UIN. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Kalau penghuni lama kos-kosan saya kenal, namun penghuni baru kos-kosan rata-rata belum kenal.kebanyak penghuni kos-kosan di tempat saya itu mahasiswi UIN. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Iya saya kenal dan sering ketemu. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Sama warga sini saya memang sering komunikasi, namun kalau sama pemilik kos-kosan jarang, karena memang dia jarang datang ke kos-kosan. Dan kalau sama anak-anak kosan yang lainnya biasanya saling senyum ketika bertemu. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Iya saya tahu disini banyak kegiatan, kalau kegiatan remaja saya sering ikut. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini terbuka dan ramah, serta rasa kekeluargaannya masih kental.Meskipun saya pendatang saya bahkan sudah merasa seperti warga asli saking akrabnya dengan warga. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya warga dan penghuni kos-kosan terus menjalin komunikasi yang baik. Narasumber Kevin Putra DATA WAWANCARA Nama : Ferial Hamedan (penghuni kos-kosan) Usia : 20 tahun Jurusan/semester : Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 6 Alamat /Asal daerah : Kosan Griya Aini RT 04/ Jakarta Timur Waktu / tempat : 13 Februari 2017 pukul 19.00 wib / Griya Aini 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya nge-kos di Griya Aini sejak semester 1, tetapi sebelumnya saya sempat nge-kos di kosan Tombo Ati, namun karena beberapa alasan saya akhirnya pindah ke Griya Aini. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Memilih tempat kosan di Griya Aini karena dekat dengan kampus, aksesnya mudah, dan lingkungannya bagus. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Iya kenal baik beberapa namun tidak semuanya. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Tidak kenal, namun perah bertemu waktu beliau ke kosan. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Jarang, biasanya kalau ketemu tegur sapa biasa saja. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan tidak ikut, karena saya sibuk kuliah dan sering pulang sore, kalaupun sedang libur, saya biasanya langsung pulang ke rumah di Jakarta Timur. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum dan juga saling sapa. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya lingkungan di RT ini selalu aman, karena belakangan memang banyak terjadi pencurian. Narasumber Ferial Hamedan DATA WAWANCARA Nama : Nuraida Achsani (penghuni kos-kosan) Usia : 22 tahun Jurusan/semester : Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 8 Alamat /Asal daerah : Kosan Tombo Ati RT 01/ Purwakarta Waktu / tempat : 13 februari 2017 pukul 20.00 wib / Kamar kos 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Saya tinggal di kosan ini sejak semester 5, sebelumnya tingga di kos-kosan deket sini, karena kurang nyaman jadi saya pindah kesini. 1. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena menurut saya kos-kosan ini tempatnya strategis, bersih, dan aman. Kebetulan juga teman deket satu jurusan saya ngekos disini jadi saya juga ikut ngekos disini. 2. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Jujur saya tidak kenal semua penghuni kosan, tapi beberapa penghuni kosan saya kenal baik bahkan kami sering ngobrol. 3. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Kalo ketua RT tidak kenal, tapi kalau warga sini kenal muka, kadang kalo ketemu yah saya senyum. 4. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Jarang, karena saya sibuk kuliah dan juga parttime jadi guru privat, jadi kadang saya pulang malam. Paling komunikasi sebatas senyum, negur, tidak pernah komunikasi secara intens. 5. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Tidak tahu dan emang saya tidak cari tahu. Mungkin warga disini punya kegiatan, tapi emang anak-anak kos-kosan ngga pernah diajak, walaupun kalo diajak belum tentu juga mau ikut. 6. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Menurut saya warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum. Kadang-kadang juga saling sapa. 7. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Semoga lingkungan kos-kosan disini selalu aman dan terhindar dari kemalingan. Narasumber Nuraida Achsani DATA WAWANCARA Nama : Nadya (penghuni kos-kosan) Usia : 21 tahun Jurusan/semester : Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 8 Alamat /Asal daerah : Kosan Tombo Ati RT 01/ Surabaya Waktu / tempat : 13 februari 2017 pukul 20.30 wib / Griya Aini 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Sejak semester 5. Sebelumnya ngekos sama kayak Aida di kos-kosan deket sini. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Kosan ini bersih, harganya juga terjangkau dan ada parkiran motor, jadi saya pilih disini. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Ngga kenal semua sih, tapi beberapa ada yang kenal. Soalnya kan emang masing-masing punya kesibukan sendiri, dan kos-kosan ini ada tiga lantai jadi sesama anak kosan ada yang pernah ketemu ada juga yang ngga. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Ngga kenal ketua RT maupun warga, tapi kalo sama warga sering senyum sapa gitu. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Kayaknya ngga pernah kecuali kalo jajan di warung atau tempat makan gitu. Bingung juga mau komunikasi pembahasannya apa. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Ngga tahu sih, tapi kayaknya da deh kalo di sekitar sini. Mana pernah ikut, kan emang gatau. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Biasa aja sih, paling saling negur gitu yah bisa dibilang ramah lah. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Saling ngejaga kebersihan lingkungan aja. Narasumber Nadya DATA WAWANCARA Nama : Vivid Nabella (penghuni kos-kosan) Usia : 20 tahun Jurusan/semester : Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 4 Alamat /Asal daerah : Kosan Pelangi RT 01/ Bekasi Waktu / tempat : 14 februari 2017 pukul 20.10 wib / Griya Aini 1. Sejak kapan saudara tinggal disini ? Tinggal di kosan ini dari semester 2, sebelumnya ngekos di deket sini. 2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ? Karena kosan ini harga sewanya murah, dan lokasinya deket kampus, karena kalo ke kampus saya biasa jalan kaki. 3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ? Belum kenal semuanya, tapi banyak juga yang saya kenal. 4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan yang saudara huni? Ngga kenal pak RT sih, belom kenalan. Kalau warga juga banyak ngga kenal, tapi biasa kok kita negor gitu senyum. 5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar kosan yang saudara huni? Pernah kalo jajan di warung atau beli makan gitu kan pasti sedikit ngobrol. Kalo komunikasi khusus ngga pernah sih. 6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada di sekitar kosan yang saudara huni? Selama ini sih ngga tau, jadi ngga pernah ikut. Ngga keliatan juga kalo ada kegiatan gitu, paling yang keliatan itu ada TPS pas pemilu. 7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara? Warga baik sih, ngga pernah ada masalah juga sama anak kos-kosan. 8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara? Harapan saya kita semua baik-baik aja, jangan berselisih dan lain-lain. Narasumber Vivid nabella LAMPIRAN FOTO BEBERAPA WILAYAH RT 01-04 dan WAWANCARA BERSAMA INFORMAN