[1] Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa buku Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja telah dapat disajikan kepada para pembaca, baik para remaja ataupun pihak yang memerlukannya. Buku ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk mengetahui manfaat kelapa, budidaya kelapa, produk olahan kelapa yang telah dikembangkan, dan penjelasan jerwat yang berhubungan dengan antioksidan yang dimiliki oleh kelapa. Di samping itu, juga diharapkan bermanfaat bagi para petani kelapa yang membutuhkan pengetahuan tentang hama dan penyakit tanaman kelapa. Dalam buku ini dijelaskan mengenai penyebab dan akibat dari jerawat. Peran teknologi pengobatan yang membantu mengatasi penyakit tersebut. Kelapa yang terkadang dipakai sebagai obat alternatif jerawat. Kelapa dapat dimanfaatkan sebagai obat modern penyakit jerawat yang mudah dipakai oleh konsumen. Tentunya tidak ada gading yang tak retak. Saran dan Kritik pembaca sangat penulis harapkan. Meskipun penulis merupakan pemula, tetapi penulis berusaha menyajikan yang terbaik bagi para pembaca. Ucapan terima kasih penulis kepada Drs Abdul Rani, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, yang telah memberi bimbingan kepenulisan buku ini. Dan kepada rekan-rekan yang turut mendukung kepenulisan. Malang, 3 Juni 2013 Penulis Febria Tino Putra M. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [2] KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1 DAFTAR ISI ................................................................................................... 2 DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ 5 DAFTAR TABEL............................................................................................. 6 DAFTAR GRAFIK........................................................................................... 7 PENDAHULUAN............................................................................................ 8 1.1 Latar Belakang................................................................................ 8 1.2 Arti dan Tujuan ......................................................................... 10 PEMBAHASAN............................................................................................ 11 2.1 Apa itu jerawat? ........................................................................ 11 2.2 Sifat-sifat antioksidan .............................................................. 13 2.3 Kelapa ....................................................................................... 16 2.3.1 Informasi Gizi........................................................................ 18 2.4 2.3.1.1 Daging buah kelapa muda .......................................... 18 2.3.1.2 Air buah kelapa muda ................................................. 23 Metode Pembudidayaan .......................................................... 24 2.4.1 Jenis-Jenis Kelapa ................................................................ 24 2.4.1.1 Varietas dalam ............................................................. 25 2.4.1.2 Varietas hibrida ............................................................ 25 2.4.2 Syarat Pertumbuhan ........................................................ 26 2.4.3 Teknis pembudidayaan ................................................... 27 2.4.3.1 Pembibitan ................................................................... 27 [3] 2.4.3.2 Pengolahan media tanam ........................................... 30 2.4.3.4 Pemeliharaan tanaman .............................................. 33 2.4.4 Hama dan Penyakit ......................................................... 36 2.4.4.1 Hama perusak Pucuk .................................................. 36 2.4.4.2 Hama perusak daun .................................................... 37 2.4.4.3 Hama perusak bunga .................................................. 40 2.4.4.4 Hama perusak buah .................................................... 40 2.4.4.5 Hama perusak bibit ..................................................... 41 2.4.4.6 Penyakit Menyerang Bibit ........................................... 42 2.4.4.7 Penyakit menyerang tanaman muda ......................... 43 2.4.4.8 Penyakit yang menyerang tanaman yang menghasilkan ............................................................................... 44 2.4.4.9 Gulma ........................................................................... 47 2.4.5 Panen.................................................................................... 48 2.4.5.1 Ciri dan umur panen.................................................... 48 2.4.5.2 Cara panen .................................................................. 49 2.4.5.4 Prakiraan produksi ...................................................... 49 2.4.6 Pascapanen ..................................................................... 50 2.4.6.1 Pengumpulan ............................................................... 50 2.4.6.2 Penyortiran dan penggolongan................................... 50 2.4.6.3 Penyimpanan ............................................................... 50 2.4.6.4 Pengemasan dan pengangkutan ............................... 50 2.5 Minyak Kelapa.......................................................................... 50 2.6 Pembuatan Minyak Kelapa ..................................................... 52 2.5.1 Pengolahan Minyak Kelapa Cara Basah ............................ 53 2.5.1.1 Cara Basah Tradisional ............................................... 53 2.5.1.2 Cara Basah Fermentasi............................................... 53 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [4] 2.7 Teknologi Sabun ....................................................................... 54 2.8 Metode Pembuatan sabun ...................................................... 56 PENUTUP ................................................................................................... 59 3.1 Kesimpulan ............................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 61 [5] Gambar 1. Illustrasi Jerawat yang mengganggu............................. 12 Gambar 2. Mekanisme BHT melindungi minyak / lemak............. 14 Gambar 3. Reaksi BHT dengan oksigen singlet.............................. 15 Gambar 4. Sebaran Potensi Kelapa Indonesia........................ 17 Gambar 5. Kelapa yang telah berbuah.......................................... 26 Gambar 6. Penyemaian benih dalam Polybag.............................. 27 Gambar 7. Penyemaian benih dalam bedengan.......................... 28 Gambar 8. Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros)...................... 36 Gambar 9. Bellang (Sexava).......................................................... 37 Gambar 10. Kerusakan akibat hama dan penyakit kelapa....... 48 Gambar 11. Illustrasi VCO (Virgin Coconut Oil)............................ 51 Gambar 12. Illustrasi sabun (sabun mandi)................................. 55 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [6] Tabel 1. Komposisi kimia daging buah kelapa muda (delapan bulan) beberapa jenis kelapa Hibrida pada umur tanaman enam tahun.......................................... ................................ 19 Tabel 2. Komposisi asam lemak daging buah kelapa muda (delapan bulan) beberapa jenis kelapa Hibrida pada umur tanaman enam tahun..................................................... ......... 20 Tabel 3. Berat asam lemak omega9 dan omega 6 pada daging buah kelapa muda beberapa jenis kelapa hibrida............ 21 Tabel 4. Komposisi air buah kelapa muda dari jenis kelapa Dalam............................................................. ......... 23 [7] Grafik 1. Kandungan omega-6 dan omega-9 pada kelapa hibrida .....22 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [8] Dalam pendahuluan ini akan dibahas latar belakang serta arti dan tujuan. Pada latar belakang, akan dijelaskan mengapa saya mengambil tema pertanian dengan judul Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja dengan objek penjelasan yang mudah dipahami. Dalam arti dan tujuan, sasaran yang dituju, menggunakan objek pandang dari segi benda dan budaya yang tercipta. 1.1 Latar Belakang Masa remaja (masa pubertas) merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, umunya para remaja mengalami perubahan-perubahan fisik maupun psikis. Saat anak-anak, para remaja lebih senang bermain. Permainan yang biasa dimainkan seperti sepak bola, layang-layang, bola kelereng, mainan remote kontrol ataupun permainan tradisional, gobak sodor, wayangan yang terbuat dari tangkai daun ketela, mobil-mobilan dari jeruk bali, bagi mereka yang bertempat tinggal di desa. Suatu ketika para remaja yang masa anak-anaknya telah selesai atau sudah bosan bermain, mereka akan cenderung agresif. Perubahan menjadi agresif atau berubahnya pola pikir (psikis) ini membuat perubahan lain juga muncul. Perubahanperubahan yang sering nampak pada semua remaja ialah munculnya jerawat pada wajah mereka. Jerawat adalah hal alami pada seorang remaja, ketika pola aktifitas yang lebih berat dari sebelumnya hal ini mengakibatkan produksi keringat yang bertambah. Keringat bisa muncul tidak hanya ketika beraktifitas berat, namun ada pula yang muncul akibat perasaan gugup, stres dan sebagainya. Keringat juga membawa material kotoran dari dalam tubuh, jika peredarannya tidak lancar dapat menimbulkan penyakit, bisa gatal ataupun jerawat. Selain itu, adapun hormon [9] sebagai satu diantara pemicu seseorang remaja aktif dalam kesehariannya. Jerawat pada umumnya muncul pada kulit wajah, namun ada pula jerawat yang tumbuh di punggung, leher maupun pada kulit lengan. Pada awalnya jerawat ini muncul dalam ukuran yang kecil, namun apabila dipencet hal tersebut dapat memperparah keadaan kulit yang terkena jerawat. Karena bekas lu yang ditinggalkan akan menumbuhkan sebuah jaringan parut. Jaringan ini sulit untuk dihilangkan karena struktur jaringan memiliki material pemadat yang banyak. Saat permukaan kulit melakukan regenerasi sel yang rusak akibat luka (misal, jerawat yang dipencet) oleh protein dan benangbenang fibrin untuk menutup luka. Keloid dan jaringan parut hipertrofik adalah jaringan parut abnormal yang umum dijumpai dalam proses penyembuhan kulit yang disebabkan oleh sintesis dan deposisi yang tidak terkontrol dari jaringan kolagen (protein, Kalium, dan benangbenang Fibrin) pada epidermis Dibutuhkan pengobatan secara berkala untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti jerawat. Banyak diantara kita lebih memilih pengobatan dari dalam yang secara cepat dapat menghilangkan jerawat, namun hal ini memiliki resiko efek samping yang harus diterima oleh konsumen obat. Efek samping yang terjadi, termasuk gusi berdarah, mulut kering dan bibir pecah-pecah, sensitivitas terhadap matahari meningkat, rambut rontok, sakit kepala, dan lapisan hidung kering, yang dapat menyebabkan mimisan. Dari kasus diatas adapun dari kita lebih memilih cara tradisional untuk mengobati jerawat. Cara ini, dianggap sebagai alternatif penanganan yang tak mempunyai efek samping. Antara lain dengan memanfaatkan putih telur dan lidah buaya. Menggunakan putih telur, caranya memisahkan kuning telur kemudian ambil putih telurnya. Kocok sebentar lalu oleskan ke wajah dan diamkan hingga 15menit. Putih telur ini bermanfaat mengurangi minyak di wajah yang menjadi penyebab timbulnya jerawat. Menggunakan lidah buaya, ambil satu lidah buaya, potong menjadi beberapa bagian, kelupas kulit luarnya, Lalu oleskan di bagian yang timbul jerawat, dan lakukan berulang-ulang setiap pagi dan sore hari. Jika anda cukup rajin Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [10] melakukannya, jerawat akan cepat mengering dan mengelupas selama 3 hari. Adapun cara lain dengan menggunakan kelapa sebagai obat mengatasi jerawat. Caranya dengan campuran 25 gram pasta kunyit dengan segelas air kelapa, lalu dibiarkan selama semalam suntuk, kemudian tambahkan 3 sendok teh bubuk cendana merah. Adukaduklah semua bahan tersebut sampai rata, kemudian disimpan lagi tanpa terganggu selama 3 hari. Saringlah ramuan tadi dengan tiga lapis kain kasa. Simpan sari tadi dalam botol, dan oleskan pada muka dua kali sehari hingga jerawat lenyap. 1.2 Arti dan Tujuan Membuat obat kulit dengan cara pemakain luar yang tidak menimbulkan efek samping bagi pemakainya. Telah banyak obat yang beredar ditengah masyarakat, yang belum menjamin akan menyehatkan badan. Hal tersebut tidak diketahui oleh orang awam, rendahnya pemahaman tetang aturan pakai dan efek samping yang ditimbulkan, menjadikan mereka akan sembuh dari satu penyakit namun ada penyakit lain yang siap menyerang orang tersebut. Dengan menggunakan pengobatan alami membuat masyarakat sembuh dari penyakit dalam hal ini penyakit kulit, sehingga angka harapan hidup akan terus meningkat. Pemanfaatan buah kelapa sebagai obat yang selama ini lebih sering digunakan sebagai produk pangan. Buah ini dikenal sebagai buah yang memiliki banyak khasiat. Bahkan jika ada orang sakit dianjurkan minum air kelapa. Dari hal tersebut saya ingin menggali satu potensi besar dari buah kelapa. Membuat suatu inovasi terbaru dalam mengatasi jerawat bagi para remaja. Para remaja Indonesia telah mengenal banyak obat yang mengatasi jerawat, namun karena jerawat telah mengeras banyak yang putus asa dan membiarkanya sampai dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang beredar kurang berkhasiat. Semua akan berubah jika kita menggunakan metode pemakaian yang berbeda dengan obat yang berbeda [11] Pada pembahasan ini saya akan menjelaskan tentang jerawat, antioksidan, kelapa dan sabun dengan keterkaitannya. Selain itu juga terdapat bagaimana membudidayakan tanaman kelapa, yang selama ini menjadi komoditi pertanaian terlaris di Indonesia. Budidaya yang dijelaskan merupakan budidaya dari segi teknis, untuk nonteknisnya seperti bagaimana pola pertumbuhan dari kelapa tidak saya jelaskan. Kelapa merupakan pohon dengan banyak khasiat, hal ini bukanlah mitos, pada kenyataannya buah kelapa memiliki gizi yang cukup lengkap. Produk olahan kelapa yang paling terkenal adalah VCO (Virgin Coconut Oil). Produk tersebut telah menjadi obat alternatif dari beberapa penyakit. Produk tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah sabun yang dapat dijadikan obat oleh para remaja. 2.1 Apa itu jerawat? Menurut (dr. Eddy Karta SpKK, 2013) “Akne vulgaris atau disebut orang awam sebagai jerawat merupakan peradangan kronik folikel pilosebaseous yang dipengaruhi banyak faktor. Sesungguhnya penderita akne vulgaris tidak dipantang terkena kipas angin atau olahraga namun perlu diperhatikan kesehatan dan kebersihan kulitnya”. Pada dasarnya jerawat muncul karena gangguan dari unit pilosebaceaus. Unit pilossebaceaus terdiri dari tiga bagian utama, yaitu folikel rambut, kelenjar sebaceaus, dan rambut yang tersebar pada tubuh kecuali telapak tangan. Adapun unit yang tersebar pada rambut kecil di wajah seseorang, leher bagian atas dan dada. Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat yang memlembabkan kulit dan rambut. Pada seorang remaja dari tahun ke tahun, kelenjar sebaceous membesar dan memproduksi sebum lebih banyak. Ini akan menurun pada usia sekitar 20 tahun. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [12] Bakteri Propionibacterium Acnes merupakan bakteri yang menghuni kulit manusia, dan sebagai pemakan sebum. Sehingga jumlahnya terus meningkat selama masa pubertas. Seseorang yang berjerawat memiliki jumlah Sumber gambar www.photstock.com bakteri yang lebih banyak didalam Gambar 1. Illustrasi jerawat yang folikelnya. Keberadaan bakteri mengganggu menarik sel-sel darah putih ke folikel tersebut. Sel-sel darah putih ini menghasilkan enzim yang merusak dinding folikel, pengatur pertumbuhan dan perkembangan rambut, sehingga isi folikel memasuki lapisan kulit (dermis). Proses ini menyebabkan respon iflamasi (radang) yang terlihat sebagai palpula (bentol merah), pustula, dan nodul. Propionibacterium Acnes juga menyebabkan pembentukan asam lemak bebas, yang merupakan iritan (penyebab iritasi) sehingga meningkatkan proses inflamasi dalam folikel. Pada folikel normal sebum yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous bergabung dengan sel-sel yang terkelupas dalam folikel dan memenuhi folikel. Saat folikel penuh, sebum menyebar ke permukaan kulit menyebabkan kulit terlihat berminyak. Jika proses ini berlansung dengan benar, kulit akan tetap lembab dan sehat. Jika pada folikel yang abnormal, masalah muncul jika sebum terperangkap dalam folikel. Karena sel-sel kulit mati menyumbat sekresi minyak dari folikel. Ketika sekresi minyak tersumbat terjadi perkembang biakan bakteri kulit Propionibacterium Acnes dalam folikel sehingga terjadi pembengkakan kulit yang disebut jerawat. Jika yang tersumbat sebagian menghasilakan komedo, jika tersumbat penuh menghasilkan whiteheads. Selain itu jerawat, dapat disebabkan oleh asupan obat yang mengandung lithium, barbiturat dan kortikosteroid. Ataupun karena kelebihan lemak dan minyak di kulit kepala. Adapun yang disebabkan faktor keturunan. Jerawat akan bertambah parah jika ditekan, digosok terlalu keras. Kegiatan hormonal seperti siklus menstruasi dan stres pubertas, melalui peningkatan dari kelenjar adernal. Pubertas [13] merupakan waktu bagi hormon reproduksi berkembang, dengan tingkat perkembangan tertinggi seumur hidup seseorang. Paparan tingkat tinggi senyawa klorin, khususnya dioksin terklorinisasi, dapat menyebabkan jerawat yang bertahan dalam waktu yang lama, dan dikenal sebagai chloroacne. Jerawat tidak hanya mempengaruhi kesehatan kulit tetapi juga menyebabkan depresi, penolakan diri, kurang percaya diri. Maka banyak organisasi ataupun industri kesehatan yang memberikan saran mengatasi jerawat, dan ada pula yang menawarkan obat. Banyak produk jerawat meningkatkan fotosensifitas kulit. Azelic acid (Skironen) merupakan satu diantara obat luar jerawat, obat ini merupakan sebuah alternatif dari pemakaian benzoil perosida yang berfungsi mengeringkan kulit dan membersihkan permukaan kulit mati dan menjadikan pori-pori lebih sulit tersumbat, namun dapat mengakibatkan kulit kemerahan dan mengelupas. Adapun obat pemakian dalam seperti tetrasiklin. Tidak hanya tetrasiklin atau azelic acid yang dapat digunakan, menurut (dr. Eddy Karta SpKK, 2013) “Klindamisin merupakan salah satu antibiotik yang digunakan untuk mengatasi bakteri pada akne vulgaris. Untuk penanganannya bergantung dari kondisi kasus, faktor apa yang paling berperan agar penanganan dapat bersifat tuntas”. 2.2 Sifat-sifat antioksidan Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi pada makanan maupun obat dimana senyawa-senyawa tersebut mudah terkoreksi sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal bebas. Radikal bebas didefinisikan sebagai atom atau molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Secara kimia, molekulnya tidak berpasangan, radikal bebas cenderung untuk bereaksi dengan molekul sel tubuh. Kemudian menimbulkan senyawa tidak normal (radikal bebas baru yang lebih reaktif) dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting. Beberapa komponen tubuh yang rentan terhadap serangan radikal bebas antara lain; kerusakan DNA, membran sel, protein, lipid peroksida, proses penuaan dan autoimun manusia. Dalam bidang medis, diketahui bahwa radikal Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [14] bebas merupakan biang keladi berbagai keadaan patologis seperti penyakit liver, jantung koroner, kanker, diabetes, katarak, penyakit hati, dan berbagai proses penuaan dini. Antioksidan merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang secara umum dapat menghambat oksidasi lemak. Dalam tubuh manusia terdapat radikal bebas, sebagai sampingan dari proses pembentukan energi. Pada jumlah tertentu, radikal bebas dibutuhkan agar dapat membantu sel darah putih atau lekosit untuk menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Selain mencegah penuaan dini, antioksidan seperti flavonoida, glikosida, dan polifenol juga mampu mencegah penyakit alzhimer (penyakit pikun pada manula) dan kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah). Sumber gambar (Herawati, 2006) hal 2 Gambar 2. Mekanisme BHT melindungi minyak / lemak Adapun antioksidan sintetis yaitu butil hidroksi toulena (BHT). Bahan ini sering dipakai pada obat ataupun produk pangan yang mempunyai tingkat antioksidan rendah. Senyawa ini tidak beracun, tapi menunjukkan aktifitas sebagai antioksidan dengan cara mendeaktifasi senyawa radikal seperti pada gambar 1. BHT juga bisa berfungsi sebagai pemadam bagi oksigen singlet, seperti pada gambar 2. Selain [15] memiliki aktifittas yang baik terhdapa radikal, BHT juga mempunyai kelarutan yang baik terhadap dalam minyak/lemak, serta cukup tahan terhadap proses pemanasan. Kita bisa mendapatkan zat antioksidan dari beberpa makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, rempah, dan lainnya. Antioksidan dari sayur-sayuran dapat diperoleh dari brokoli, kubis, lobak, wortel, tomat, bayam, cabe, buncis, pare, leunca, jagung, kangkung, takokak, mentimun. Jika anda menyukai buah, buah anggur, alpukat, jeruk, kiwi, semangka, markisa, apel, blimbing, pepaya serta kelapa merupakn buah-buahn yang mengandung antioksidan. Sumber gambar (Herawati, 2006) hal 3 Gambar 3. Reaksi BHT dengan oksigen singlet Pada kelapa zat antioksidan tertinggi terdapat pada air kelapa. Kandungan antioksidan yang maksimal terdapat pada kelapa muda berumur 8 bulan. Karena tingginya mineral dan vitamin, serta rasa yang lebih nikmat. Tak heran banyak penjual es kelapa muda (es degan) yang bertebaran dimana-mana. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [16] 2.3 Kelapa Nyiur atau pohon kelapa merupakan pohon yang umunya berada disekitar pantai, namun ada pula yang berada di daerah dataran tinggi. Pohon yang tergabung dalam kelas Liliopsida (berkeping satu atau monokotil), ordo Arecales dan famili Arecaceae (suku pinangpinangan) ini tidak hanya tumbuh di Indonesia saja, namun tersebar hampir di seluruh pantai dunia. Pohon yang buahnya dijadikan lambang dari gerakan pramuka ini, dapat mencapai tinggi 30m. Pohon kelapa memiliki bagian-bagian tanaman yaitu akar batang, daun , bunga dan buah. Pohon kelpa memiliki perakaran yang kuat dengan jenis akar tumbuhan monokotil yaitu serabut. Akar dapat menunjang berdirinya batang kelapa agar tetap tegak. Batang kelapa tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang, kecuali penanaman di daerah tepi sungai, tebing dan lain-lain dimana batang kelapa akan tumbuh melengkung menyesuaikan arah sinar matahari. Pertumbuhan batang kelapa ini sangat dipengaruhi oleh iklim, tanah dan keadaan lahan. Daun kelapa bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun memiliki pelepah daun dimana terdapat anak-anak daun pada sisi kiri dan kanannya. Tajuk daun terdiri atas 20 – 30 buah pelepah. Pada pohon yang sudah dewasa, panjang pelepah berkisar antara 5 – 8m, dengan berat rata-rata 15kg dan jumlah anak daun 100 – 130 lembar (50-65 pasang). Anak daun berukuran panjang antara 1 – 1,5m dengan tulang daun yang cukup keras, di tengah-tengahnya terdapat cabang kecil yang sering disebut lidi. Bunga kelapa merupakan bunga berkarang yang dikenal dengan istilah manggar atau mayang. Mayang memiliki induk tangkai dan bercabang-cabang sebanyak 30 – 40 helai. Pada pangkal cabang akan terletak bunga betina disusul bunga-bunga jantan ke arah ujung cabang. Buah kelapa merupakan hasil pertumbuhan bunga betina yang telah dibuahi sekitar 3 – 4 minggu setelah manggar terbuka. Namun demikian tidak semua buah yang terbentuk akan tumbuh menjadi buah yang bisa dipetik. Populasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3,8 juta hektar di Indonesia, yaitu sekitar 31,7% dari total pohon kelapa dunia. Tanaman kelapa juga tumbuh pada delapan puluh negara tropis terutama di daerah yang [17] dekat dengan pantai antara lain di negara-negara Afrika Barat, Malaysia, Filiphina, Indonesia dan Papua Nugini. Namun, tanaman kelapa terkonsentrasi di Asia Selatan dan Asia Tenggara terutama Indonesia, India, Filiphina dan Srilangka. Pada gambar 1. menunjukan sebaran potensi kelapa Indonesia. Sumber gambar: (Dewi, AP, 2011) Gambar 4. Sebaran Potensi Kelapa Indonesia Pohon yang bernama latin Cocos Nucifera L. ini mempunyai banyak khasiat serta memiliki kandungan gizi yang lengkap bagi pertumbuhan dan kesehatan. Pada daging buah kelapa sekitar 90% merupakan asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh. Meskipun mengandung asam lemak jenuh, daging kelapa yang terolah menjadi minyak berantai karbon sedang sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Karena asam lemak rantai sedang langsung dicerna oleh usus tanpa adanya proses hidrolisis dan enzimatis. Asam lemak ini juga tidak diubah menjadi lemak atau kolesterol serta tidak mempengaruhi kolesterol darah, selain itu secara spesifik dapat berperan sebagai anti fungi, anti protozoa, dan anti virus. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [18] 2.3.1 Informasi Gizi 2.3.1.1 Daging buah kelapa muda Pada umumnya kelapa muda digunakan sebagai minuman isotonik penambah energi tubuh. Daging kelapa muda dan air kelapa muda mengandung nilai gizi yang cukup baik. Hasil analisis kimia komponen daging kelapa dari beberapa jenis kelapa hibrida dapat kdilihat pada tabel 1. Berdasarkan hasil analisis kimia menunjukkan kadar air pada kelapa cukup tinggi di atas 80% dan kadar lemak diatas 5%. Hal tersebut memiliki kemiripan dengan buah alpukat yakni kadar air 84,3%, lemak6,5% dan protein 0,9%. Untuk mengetahui kualitas lemak dan protein pada kelapa dilakukan analisa komposisi asam lemak dan asam amino daging buah kelapa muda seperti pada tabel 2 dan tabel 3. Selain itu daging buah kelapa muda mengandung karbohidrat, serat kasar, galak tomanan, fosfolipida serta sejumlah makro dan mikromineral. Bila daging buah kelapa muda digunakan dalam pengolahan produk-produk pangan, maka sifat kimia ini ikut menentukan kualitas produk. Berdasarkan tabel 3, keenam jenis kelapa Hibrida mengandung asam lemak tak jenuh (ALTJ) oleat atau omega-9 dan ALTJ esensial linoleat atau omega-6. Asam lemak omega-6 merupakan jenis lemak tak jenuh ganda yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh kita. Oleh karena itu omega-6 diperlukan tubuh sebagai asam lemak esensial. Jenis asam lemak tak jenuh esensial linoleat antara lain asam linoleat, gamma linoleat, dan asam arakidonat. Manfaat omega-6, kita dapat terhindar dari penyakit jantung. Asam lemak omega-6 saling berkaitan dengan omega-3, yang dapat memelihara kesehatan kulit, kuku, rambut, hormon, meringankan gejala asma, serta mencegah kerusakan sel pada pengidap kanker. Omega-6 terkandung pada jenis kacangkacangan dan biji-bijian seperti jagung, kacang tanah, kedelai, biji bunga matahari, minyak nabati dan daging merah. Asam lemak omega9 diproduksi oelha tubuh, namun manfaatnya lebih banyak jika diperoleh dari makanan. Bila dikonsumsi secara teratur, dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke. Omega-9 terkandung pada minyak canola, minyak bunga matahari, minyak zaitun, kacang almond, dan alpukat. [19] Tabel 1. Komposisi kimia daging buah kelapa muda (delapan bulan) beberapa jenis kelapa Hibrida pada umur tanaman enam tahun Komposisi % Jenis kelapa hibrida Khina-1 PB-121 GKNxDTE GKBxDTE GKBxDMT GRAxDMT kalori (kkal) 75,4 104,22 85,79 81,97 81,92 87,97 kadar air 85,26 85,37 86,06 86,31 87,24 85,26 kadar lemak 6,16 7,86 6,19 5,59 6,56 6,33 kadar protein 1,6 1,7 1,33 1,42 1,29 1,61 kadar abu 0,56 0,51 2,64 0,54 0,55 0,64 kadar karbohidrat 3,39 6,67 5,98 6,14 4,43 6,14 kadar serat kasar 2,29 3,53 2,84 2,88 2,44 2,25 kadar golaktomanan 0,7 0,81 0,59 0,54 0,52 0,6 kadar fosfolipida 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,03 kadar gula reduksi 0,17 0,24 0,1 0,09 0,16 0,07 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [20] Tabel 2. Komposisi asam lemak daging buah kelapa muda (delapan bulan) beberapa jenis kelapa Hibrida pada umur tanaman enam tahun Jenis asam lemak Jenis kelapa hibrida(%) Khina-1 PB-121 GKNxDTE GKBxDTE GKBxDMT GRAxDMT asam kaprilat (C8) 1,81 7,23 6,74 2,11 2,33 2,19 asam kaprat (C10) 1,85 4,2 4,24 2,09 2,32 2,62 asam laurat (C12) 18,92 31,1 31,34 20,77 23,65 22,2 as. Mirisat (C14) 11,26 14,69 14,22 13,55 12,43 12,11 as. Palmitat (C16) 9,02 7,45 7,79 11,15 9,76 10,22 as. Stearat (C18) 1,99 2,65 3,35 2,45 2,13 2,15 as. Oleat(C18:1) 13,24 8,97 5,79 7,04 14,32 16,32 as. Linoleat(C18:2) 4,53 2,72 1,07 5,78 4,1 5,59 [21] Tabel 3. Berat asam lemak omega9 dan omega 6 pada daging buah kelapa muda beberapa jenis kelapa hibrida. Berat Daging Buah Berat Asam Lemak (mg/btr) Jenis Kelapa (g/btr)** Omega 9 Omega 6 Khina-1 259 805 275 PB-121 169 968 293 GKNxDTE 208 807 172 GKBxDTE 166 1187 403 GKBxDMT 146 827 237 GRAxDMT 135 1097 378 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [22] Grafik 1. Kandungan omega-6 dan omega-9 pada kelapa hibrida 1400 1200 1000 800 Omega 9 600 Omega 6 400 200 0 259 169 208 166 Khina-1 PB-121 GKNxDTE GKBxDTE 146 135 GKBxDMT GRAxDMT [23] Pada grafik 1 dapat dilihat bahwa omega-9 memiliki konsentrasi lebih banyak dari pada omega-6. Hal ini dikarenakan asamasam lemak omega-9 dapat digunakan tubuh sebagai pengganti sementara Omega-3 atau omega-6 dalam tubuh, namun semua hal yang berlebuhan dapat berakibat buruk pada tubuh. Tabel 4. Komposisi air buah kelapa muda dari jenis kelapa Dalam. Komposisi Jumlah Jumlah Nitrogen (N) 432mg/l 95,50% Fosfor (P) 186mg/l kadar lemak <0,1% Kalium (K) 7300mg/l kadar protein 0,10% Kalsium (Ca) 994mg/l kadar abu 0,40% Magnesium (Mg) 262mg/l kadar kabohidrat 4,00% Chlorida (Cl) 1830mg/l kadar gula total 5,60% Sulfur (S) 35,40ppm 5,40% Besi (Fe) 11,54ppm kalori kadar air 17,4 kkal Komposisi kadar gula erduksi Jumlah asam amino Mangan (Mn) 49ppm 18ppm Glutamat (GLU) 14,50% Seng (Zn) Ariginin (ARG) 12,75% Leusin (LEU) 4,18% Tembaga (Cu) Jenis Vitamin Lisin(LYS) 4,51% Vitamin C Prolin (PRO) 4,12% Aspartam (ASP) 3,60% Asam nikotinat 64 gr/100ml Tirosin (TYR) 2,83% Asam pantotenat 52 gr/100ml Alanin (ALA) 2,41% Biotin Histidin (HIS) 2,05% Vitamin B2 <0,01 gr/100ml Fenillanin (PHE) 1,23% Asam Folat 0,3 gr/100ml Serin (SER) 0,91% Vitamin B1 sedikit Sistein (CYS) 1,17% Piridoksin sedikit 0,80ppm 2,2 - 3,4mg/100ml Vitamin B kompleks 2 gr/100ml 2.3.1.2 Air buah kelapa muda Air kelapa muda bila diminum segar, terasa mais karena mengandung totalgula 5,6 %. Selain memiliki sejumlah makro dan Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [24] mikromineral, juga mengandung vitamin dan protein meskipun dalam jumlah yang kecil, dapat dilihat pada tabel 4. Meskipun kandungan protein air kelapa muda hanya 0,1 %, tetapi ARG (12,75%), ALA (2,41%), CYS (1,17%), dan SER (0,91%) merupakan empat jenis asam amino yang lebih tinggi dibanding dengan yang terkandung pada protein susu sapi. Oleh karena itu air kelapa muda dapat diberikan kepada bayi. Selanjutnya dari 12 jenis asam amino pada air kelapa, tujuh diantaranya adalah essensial, yaitu : ARG, LEU, LYS, TYR, HIS , PHE dan CYS. Sedangkan GLU adalah jenis asam amino tertinggi, kandungan GLU pada semua jenis kelapa hibrida berkisar antara 3,59% - 4,02%, dan tertinggi diantara assma amino lainnya. Hal ini dapat memenuhi sebagian kebutuhan asam amino sekaligus, memperoleh asam amino GLU sebagai nutrisi otak. Pada air kelapa muda umur delapan bulan memiliki komposisi mineral tertinggi dan mineral K (kalium) paling tinggi. Oleh karena itu penggunaan air kelapa muda dapat menyembuhkan banyak penyakit. Jika ditelusuri susunan komposisi gizi dari jenis-jenis susu formula, maka hampir semua komposisi makro maupun mikronutrien pada daging dan air kelapa muda, terkandung pada susu formula. 2.4 Metode Pembudidayaan Kelapa merupakan tanaman perkebunan atau industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius Becarri dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan. 2.4.1 Jenis-Jenis Kelapa Kelapa (cocos nucifera) termasuk familia Palmae, dibagi tiga. Pertama Kelapa dalam dengan varietas Viridis (kelapa hijau), Rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), sakarina (kelapa manis), Kedua kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa [25] gading), varietas Regia (kelapa raja), Pumial (kelapa puyuh), Pretiosa (kelapa raja malabar), dan Ketiga kelapa hibrida. 2.4.1.1 Varietas dalam Varietas ini berbatang tinggi dan besar, tingginya mencapai 30 meter atau lebih. Kelapa dalam mulai berbuah agak lambat, yaitu antara 6-8 tahun setelah tanam dan umurnya dapat mencapai 100 tahun lebih. Keunggulan varietas ini adalah. a) Produksi kopranya lebih tinggi, yaitu sekitar 1 ton kopra/ha/ tahun pada umur 10 tahun. b) Produktivitas sekitar 90 butir/pohon/tahun. c) Daging buah tebal dan keras dengan kadar minyak yang tinggi. d) Lebih tahan terhadap hama dan penyakit. 2.4.1.2 Varietas hibrida Kelapa varietas hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara varietas genjah dengan varietas dalam. Hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua jenis varietas asalnya. Kelapa genjah memiliki kelemahan antara lain. a) Peka terhadap keadaan lingkungan yang kurang baik b) Berbuah tetapi mudah dipengaruhi fluktuasi iklim. c) Ukuran buah relatif kecil, kadar koprasnya renadah yakni hanya sekitar 130 gr/ buah, dan kadar minyaknya 65% dar bobot kering daging buah. d) Sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh kelapa hibrida adalah: e) Lebih cepat berbuah, sekitar 3-4 tahun setelah tanam. f) Produksi kopra tinggi, sekitar 6-7 ton/Ha/tahun pada umur 10 tahun g) Produktivitas sekitar 140 butir/pohon/tahun. h) Daging tebal, keras dan kandungan minyaknya tinggi. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [26] i) Produktivitas tandan buah, sekitar 12 tandan dan berisi sekitar 10-20 butir buah kelapa, daging buahnya mempunyai ketebalan sekitar 1,5 cm. 2.4.2 Syarat Pertumbuhan Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi yang palingbak endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5 – 8, optimum pada pH 5,5 – 6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7,5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, seiring menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan. Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan laju evapotranspirasi atau bila persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan lebih besar Sumber gambar pphp.deptan.go.id atau sama dengan potensi Gambar 5. Kelapa yang telah evapotranspirasi, maka air tanah berbuah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisisk tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jelukatau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80 – 100 cm. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0 – 3%). Pada lahan yang tingkat kemiringan tinggi (3 – 50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi. [27] 2.4.3 Teknis pembudidayaan 2.4.3.1 Pembibitan a. Persyaratan benih Syarat pohon induk adalah berumur 20 – 40 tahun, produksi tinggi (80 – 120 butir /pohon/tahun) terus-menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahlota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas deari gangguan hama dan penyakit. Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur 12 bulan, bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama dan penyakit, panjang buah 22 – 25 cm, lebar buah 17 – 22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring. b. Penyiapan benih Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara dalam gudang 25 – 27 dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin. c. i. Teknik penyemaian benih Pembibitan a) Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah cukup banyak, dekat lokasi penanaman. b) Persiapan bedengan atau polybag Sumber gambar pphp.deptan.go.id Gambar 6. Penyemaian benih dalam Polybag. Olah tanah sampai gembur sedalam 30 – 40cm, bentuk bedengan dengan lebar 2m, tinggi 25cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60 – 80m. Untuk polybag, terbuat dari polyethylene/poliprophylene Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [28] berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40cm dan tebal 0,2mm, bagian bawah berlubang denagn diameter 0,5cm dengan jarak antar lubang 7,5cm sebanyak 48 buah untuk aerasi dan drainase dan diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1) setinggi bagian. Sumber gambar pphp.deptan.go.id Gambar 7. Penyemaian benih dalam bedengan. c) Pendederan, dengan menyayat benih selebar 5cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang. d) Desinfektan benih dengan inteksida dan fungisida (Azodrin 60 EC 0,1% dan difolatan 4F 0,1%) selama dua menit. e) Tanam benih dalam tanah sedalam bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur. f) Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat diisi 30 – 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar. - Lama pembibitan 5 – 7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha. - Lama pembibitan 7 – 9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha. - Lama pembibitan 9 – 11 bulan; jarak tanam 60x60x60cm; jumlah bibit 1.000/ha. g) Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3 – 4cm) perlu dipindahkan ke polybag. h) Persemaian di polybag berlangsung selama 6 – 12 bulan, berdaun 6 helai dan tinggi 90 – 100cm. [29] ii. Pembibitan kitri a) Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat areal pertanaman, cukup subur dan mudah diawasi b) Cara membuat bedengan - Tanah diolah sedalam 30 – 40cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan. - Bentuk bedengan berukuran 6x2x0,2meter dengan jarak antar bedengan 80cm, sebagai saluran drainase. c) Mengajir: sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60x60x60cm d) Menanam kecambah. - Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih - Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal plumula. d. Pemeliharaan penyemaian Pemeliharaan saat pedederan, meliputi: a) penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari, 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan selanjutnya 6 liter/m2/hari. Utuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah dua jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. b) pembersihan rumput-rumputan adanya inang hama dan penyakit untuk mencegah Pembersihan pada saat pembibitan, yaitu: a) penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit. b) proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [30] c) penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida. d) pemupukan, yaitu Nitrogen, Phospat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurkannya ke dalam tanah polybag setebal 3cm. e) seleksi bibit, meliputi: memisahakan tanaman yang kerdil, terkena penyakit dan hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan. e. Pemindahan Bibit Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara. a) Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9 – 12 bulan. Pemindahan harus hati-hati dan dijaga kitri dalam keadaan utuh. b) Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9 – 12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum dipindahkan akar ayang keluar polybag harus dipotong 2.4.3.2 Pengolahan media tanam a. Persiapan Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah pelaksanaan survei. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukankebutuhan tenaga kerja, bahan peralatan dan biaya yang diperlukan. b. i. Pembukaan lahan Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi: penebasan semak atau perdubahkan apabila memungkinkan didongkel, dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar; penebangan pohon, dengan tinggi penebangan menyesuaikan dengan besarnya pohon. ii. Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar. Apabila memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan. [31] iii. Areal alang-alang. Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) alang-alang tinggi <80cm Babat alang-alang menjadi 20cm, selanjutnya biarkan agar tumbuh kembali sampai 30 – 40cm. Kemudian semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5liter, 2,4 diamine, MSMA, dan Dowpon. Penggunaan Round up untuk tiap hektar diperlukan. Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan Round up sebanyak 0,5liter/hektar. b) alang-alang tinggi >80cm Semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up) sebanyak 5liter, 2,4 diamine, MSMA, dan Dowpon. Penggunaan Round up untuk tiap hektar diperlukan. Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan Round up sebanyak 0,5liter/hektar iv. Lahan bekas pertanian Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan selanjutnya. c. Pembentukan bedengan Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200cm untuk mencegah huajan masuk ke leher batang tanaman bibit. d. Pengapuran Pengapuran dilakuakan apabila tanah mempunyai kesamaan yang tinggi. Pengapuran dilakukan pda tanah sampai pH 6 – 8. e. Pemupukan Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pda tanah top soil yang berada disebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang. 2.4.3.3 Teknik penanaman Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [32] a. Penentuan pola tanam Sistem tanamyang baik yaitu sistem tanam segitiga karena pemanfaatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksiamal. Jarak tanam 9x9x9m, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sitem bujursangkar. b. Pembuatan lubang tanam Pembuatan lunbang tanam dilakuakn paling lambat 1 – 2bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60x60x60cm sampai dengan 100x100x100cm. Pembuatan lubang pda lahan miring (>20 ) dilakukan denagan pembuatan teras individu selebar 1,25m kearah lereng diatasnya dan 1m kearah lereng dibawahnya. Teras dibuat miring 10 kearah dalam. c. Cara penanaman Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup unutk membasahi tanah. Waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bualn sebelumnya mencapai 200mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut. a) Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300gram/lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. b) Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama. c) Bibit ditimbun tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, didapatkan dengan ketebalan 3 – 5cm diatas sabut bibit kelapa. d) Kebutuhan bibit satu hektar, apabila jarak tanam 9x9x9m, segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batang, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. d. Lain-lain [33] i. Pemberian mulsa. Setelah ditanam, tanah sekitar tanaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rerumputan lainnya dan juga jerami). ii. Penanaman tanaman penutup Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminoseae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan gulmadan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki kandungan Nitrogen dan memperbaiki sturkturtanah, mengurangi penguapan,mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam. 2.4.3.4 Pemeliharaan tanaman a. Penjaranagan dan penyulaman Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pda iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143batang/ha atau 17 batang. b. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga dua meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan, empat minggu sekali (musim hujan) atau enam minggu sampai dua bulan sekali (musim kemarau). c. Pembubunan Dilakukan setelah tanaman menghasilkan bunga dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar. d. Perempalan Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [34] e. Pemupukan Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat mencukupi unsur hara yang dibutuhkan. Pada umur satu bulan diberi 100gram urea/pohon menyebar pada jarak 15cm dari pangkal batang. Selanjutnya 2kali/tahun yaitu pada bulan April atau Mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober atau Nopember (awal musim hujan). i. Cara pemberian pupuk. a) Menyebar membentuk lingkaran, mengelilingi tanaman. b) Pupuk N, K, Mg diberikan berasamaan sedangkan P dua minggu sebelumnya. c) Sebelum pupuk Nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk Phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkan 30cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. d) Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk. ii. Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon). a) Saat tanam: RP = 100gr/pohon. b) Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100gr/pohon, TSP = 100gr/pohon, KCl = 100gr/pohon, Kieserite = 50gr/pohon. c) Tahun pertama - Aplikasi I: Urea = 200gr/pohon, KCl = 300gr/pohon, Kieserite = 100gr/pohon - Aplikasi II: Urea = 200gr/pohon, TSP = 250gr/pohon, KCl = 300gr/pohon, Kieserite = 100gr/pohon, Borax = 10gr/pohon. d) Tahun kedua - Aplikasi I: Urea = 350gr/pohon, KCl = 450gr/pohon, Kieserite = 150gr/pohon [35] - Aplikasi II: Urea = 350gr/pohon, TSP = 600gr/pohon, KCl = 450gr/pohon, Kieserite = 150gr/pohon, Borax = 25gr/pohon. e) Tahun ketiga - Aplikasi I: Urea = 500gr/pohon, KCl = 600gr/pohon, Kieserite = 200gr/pohon - Aplikasi II: Urea = 500gr/pohon, TSP = 800gr/pohon, KCl = 600gr/pohon, Kieserite = 200gr/pohon. f) Tahun keempat - Aplikasi I: Urea = 500gr/pohon, KCl = 600gr/pohon, Kieserite = 200gr/pohon - Aplikasi II: Urea = 500gr/pohon, TSP = 800gr/pohon, KCl = 600gr/pohon, Kieserite = 200gr/pohon. f. Pengairan dan penyiraman Penyiraman dilakukanpada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit disekitar bedengan atau dengan penyiraman langsung. Waktu penyemprotan pestisida Dilakukan setiap 20 hari dengan menggunakan Servin 85 WP, Basudin 10gr, Bayrusil 25 EC dengan konsentrasi 0.4% setiap 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakana sprayer. g. Lain-lain Perbaikan saluran drainase/cuci parit/ kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara. Membabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas – hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, menggunakan pengerjaan dimulai dari muara ke hulu Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain. a) Cara sanitasi Gawang Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [36] - Membakar sisa – sisa kayu pada gawang dengan hati – hati - Mengumpulkan sampah dan sisa – sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40cm, luas tumpukan 1x1 mter b) Cara sanitasi pohon - Membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan – bahan kering pada gawangan - Membakar dengan hati –hati. 2.4.4 Hama dan Penyakit 2.4.4.1 Hama perusak Pucuk a. Kumbang rhinoceros) Tanduk (Oryctes Gejala serangan, tampak guntingan-guntingan/potonganpotongan pada daun yang baru terbuka seperti huruf “V”, gejala ini disebabkan kumbang menyerang pucuk dan pangkal daun muda yang belum membuka yang merusak jaringan aktif untuk pertumbuhan. Serangan ini dapat dilakukan oleh serangga jantan maupun betina. Sumber gambar www.photostock.com Gambar 8. Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Serangga dewasa berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut betina terdapat bulu-bulu halus, sedangkan pada yang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda di areal peremajaan Pengendalian serangan hama. Pertama sanitasi kebun terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa. Kedua menggunkan virus Bacullovirus orytes dan Mettarrizium arrisophiae. Ketiga memberikan [37] carbofura (firadan 3G) atau carbaryl (sevin 5G) 10/pohon dengan interval 2 bulan sekali. b. Kumbang Sagu (Rhynchophorus ferruginous) Terdapat beberapa jenis kumbang sagu, yaitu: a) Rhynchophorus ferrugineus, Oliv (kumbang sagu) b) Rhynchophorus ferrugineus, Oliv varietas Schach, F dan c) Rhynchophorus ferrugineus, Oliv varietas Papuanus, Kirsch Perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran dan rupa kumbang dewasa. Ciri serangan sekunder setelah kumbang Oryctes biasanya meletakkan telur di luka bekas Oryctes. Bila serangan terjadi pada titik tumbuh dapat menyebabkan kematian pohon. Pengendalian serangan hama. Pertama hindari perlukaan, bila luka dilumuri ter. Kedua potong dan bakar tanaman yang terserang. Ketiga sanitasi kebun. Keempat secara teratur dengan Insektisida Thiodan 35EC 2 – 3cc/liter larutan, Basudin 10 G dan Sevin 85 SP pada luka dan diperkirakan ada serangan Kumbang Sagu. 2.4.4.2 Hama perusak daun a. Sexava Ciri-ciri hama, belalang sempurna dengan ukuran 70 – 90mm, berwarna hijau kadangkadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. Gejala yang ditimbulkan. Pertama merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga. Kedua merajalela Sumber gambar www.photostock.com pada musim kemarau. Ketiga pada Gambar 9. Bellang (Sexava) serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja. Pengendalian serangan hama. Pertama cara mekanis. Menghancurkan telur dan nimfanya, menangkap belalang (di sumatra Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [38] dengan perekat dicampur Agrocide, Lidane atau HCH, yang dipasang sekeliling batang) untuk menghalangi betina bertelur di pangkal bantang dan menangkap nimfa yang akan naik ke pohon. Kedua cara kultur teknis. Menanam tanaman penutup tanah (LCC), misalnya Centrosoma sp., Calopogonium sp., dan sebagainya. Ketiga cara teknis: menyemprot dengan satu atau lebih insektisida, seperti BHC atau Endrin 19,2 EC 2cc/liter air, disemprotkan disekitar pakal batang sampai tinggi 1m, tanaha sekitar pangkal batang diameter 1,5m 6lier/pohon. Keempat cara biologis: menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya kurang memuaskan. b. Kutu aspidiotus Hama ini terlindung dari serangan musuh alami karena semut dapat membunuh musuh alaminya yang biasanya hidup berkeliaran di sekitarnya yaitu predator Cryptognatha nodiceps Marshall atau parasit Compereiella unifasciata Ishii. Oleh karena itu temukan sarang semut dan memusnahkannya. c. Parasa lepida Ciri-ciri hama. Kupu-kupu berentang sayap 32-38 mm berwarna kuning emas muda, masa pertumbuhan ± 375 hari. Gejala: memakan anak-anak daun sebelah bawah setempat-setempat, tetapi tidak sampai tembus, meninggalkan bekas ketaman/gigitan yang melebar sehingga tinggal urat-uratnya serta jaringan daun atas, ulat yang tua merusak daun dari pinggir ke tengah sampai lidinya, serangan hebat tinggal lidinya dan nampak gundul. Pengendalian serangan hama. Pertama menggunakan musuh alami parasit ulat Apanteles parasae. Kedua kepompong dapat menggunakan lalat parasit Cheatexorista javana. Ketiga ulat Apanteles parasae. Kempat penyemprotan denan insektisida Dimecron 50 EC. Supercide 10 atau menyuntik batang dengan Ambush 2 EC 2 – 3cc/liter air pada stadium larva konsentrasi. [39] d. Darna sp Ciri-ciri hama. Imago berbentuk kupu-kupu dengan rentang sayap 14-20 mm. Masa pertumbuhan 30-90 hari. Gejala serangan hama. Pertama pada musim kering, Meninggalkan bekas gigitan tidak teratur pada daun tua, pelepah daun terbawah terkulai. Kedua daundaun yang rusak hebat menjadi merah-sauh, kecuali pucuknya dan beberapa daun yang termuda. Ketiga tandan-tandan buah dan daun sebelah bawah terkulai bagaikan layu terutama kalau kering dan akhirnya bergantung kebawah di sisi batangnya. Keempat buahnya gugur. Kelima daun-daun mudak duduk seperti biasa, tetapi kadangkadang mulai merah sauh. Hanya pucuknya dan daun-daun yang masih muda sekali yang utuh. Pengendalian serangan hama. Pertama mengadakan pronggolan daun dan kemudian membakarnya. Kedua menggunakan parasit musuhnya yaitu parasit kepompong Chaetexorista javana, Ptycnomyaremota, Musca condecens; atau tabuh-tabuhan parasit Chrysis dan Syntomosphyrum. Ketiga menyuntikkan pestisida Ambush 2 EC 2 – 3 cc/liter air atau penyemprotan pada stadium larva. Atau Insektisida Agrothion 50 EC dengan konsentrasi 0,2 – 0,4%, Basudin 60 EC dengan konsentrsi 0,3%. e. Ulat Artona Artona (artona catoxantha) Gejala serangan. Pertama pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya lubang seperti jendela kecil. Kedua jika serangan berat, tajuk tanaman kelapa nampak layu dan seperti terbakar. Ketiga pada bagian bawah anak daun terlihat beberapa /bekas serangan menyerupai tangga, dengan tulang daun arahnya melintang seperti anak tangga. Keempat stadium berbahaya adalah larva. Pengendalian serangan hama. Pertama jika setiap dua pelepah terdapat 5 atau lebih stadium hidup maka perlu dilakukan penangkasan semua daun, dan ditinggalkan hanya 3 – 4 lembar daun termuda. Kedua menggunakan tawon kemit (Apanteles artonae) yang merusak ulat atau Ptircnomya dan Cardusia leefmansi. Ketiga menggunakan insektisida Ambush 2 EC 5gr/ha melalui suntikan batang ataupun penyemprotan pada stadium larva. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [40] 2.4.4.3 Hama perusak bunga a. Ngengat bunga (Batrachedra sp.) kelapa Akibat serangan larvanya yang menggerek seludang mayang untuk memakan bunga jantan dan betina, maka pada bekas liang gerekannya tadi keluar sejenis getah yang berwarna kuning dan dapat dilihat dari bawah. Bunga jantan akan menjadi hitam dan bunga betina mengeluarkan getah. Kerusakan biasanya terjadi pada perbungaan di pangkal mayang. Mayang yang terserang dapat sedikit menghasilkan buah, bahkan bila serangannya berat sama sekali tidak menghasilkan buah. Pengendalian serangan hama. Pertama melabur lubang dengan basudin 60 EC atau diemprot dengan BHC dengan konsentrasi 0,1%. Kedua secara biologis dengan parasit Sylino sp. b. Ulat Tirathaba Ciri-ciri hama, ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang pada punggungnya, berukuran 22 mm. Masa keperidiannya 12-31 hari. Gejala serangan. Pertama bunga jantan berlubang-lubang lebih banyak dari bunga betina. Kedua buah yang baru kadang berlubang-lubang. Ketiga banyak tahi ulat. Keempat bunga-bunga jantan gugur dan kotoran-kotoran lain melekat menjadi satu bergumpal-gumpal kecil. Kelima bongkol bunga penuh kotaoran dan berbau busuk. Pengendalian serangan hama. Pertama mengumpulkan bungabunga yang terserang dan membakarnya. Kedua potong mayang dan membakarnya. Ketiga membersihkan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva. Keempat menggunkan parasit hama yaitu Telenemus tirathabae yang merusak telur 6%, Apanteles Tirathabae membinasakan ulat muda 18 – 40%, lalat parasit Eryciabasivulfa membunuh ulat 6 – 3%, parasit kepmpong Melachnineumon muciallae, Tri Chospilus pupivora dan Anacryptus impulsator masing-masing mempunyai daya bunuh 10%, 2% dan 3,5%. Sejenis cecopet yaitu xypnus pulchripenneis memakan ulat hidup-hidup. Kelima menggunakan insektisida Sevin 85S dengan menyemprotkan pada bagian bunga dan bagian pangkal daun. 2.4.4.4 Hama perusak buah a. Tikus pohon, Rattus roque [41] Hama tikus hidup di atas pohon dan sering merusak buah-buah kelapa yang masih muda. Akibat serangan tersebut buah muda gugur. Pengendalian serangan hama. Pertama memburu tikus, memasang perangakap atua umpan-umpan beracun. Kedua sanitasi mehkota daun kelapa agar tidak menjadi sarang tikus. b. Tupai atau bajing, Callosciurus notatus dan C. Nigrovitatus Hama menyerang buah kelapa yang tua atau yang daging buahnya telah tebal.Tiap ekor bajing dapat menghabiskan sebutir kelapa pada tiap kali makan. Mereka membuat sarang di atas pohon yang terbuat dari sabut pelepah kelapa atau aren dan daun-daun kering. Pengendalian: sama dengan pemberantasan tikus. 2.4.4.5 Hama perusak bibit a. Anai-anai curvinatus randu, Coptotermes Ciri-ciri hama, imago berwarna coklat-hitam (laron, kalekatu, siraru). Gejala serangan. Pertama anai-anai menyerang bibit dengan merusak sabut dari buah atau benih yang disemai. Serangan terjadi pada lahan lateris yang bertekstur pasir berlempung yang sarang. Kedua bibit layu pucuknya kemudian mati. Pohon kelapa muda kadangkadang pula mati pucuknya kemudian binasa. Pada batang sering nampak lorong anai-anai yang dibuat dari tanah, dari bawah menuju ke atas. Pengendalian serangan hama. Pertama pada waktu membuat persemaian dan membuka tanah, sisa-sisa tumbukan disingkirkan atau dibakar. Kedua membuat persemaian dengan diberi lapisan pasir sungai yang bersih dan tebal, atau campur tanah dengan Bhc 10% dengan dosis 65kg/ha sebelum menyemai. Ketiga lakukan seed treament pada benih sebelum disemai dengan Azodin. b. Kumbang bibit reichei Chap) kelapa (Plesipa Ciri-ciri hama, imago berbentuk kumbang dengan masa keperidian 90 hari. Gejala serangan. Pertama daun bibit atau daun kelapa muda yang berumur 1-4 tahun mula-mula bergaris-garis yaitu bekas dimakan kumbang. Garis-garis bersatu menjadi lebar. Tempat- Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [42] tempat tersebut membusuk atau kering. Kedua daun kelapa dapat menjadi kering atau sobek-sobek seperti terkena angin kencang. Ketiga serangan yang hebat dapat mematikan bibit atau tanaman muda. Pengendalian serangan hama. Pertama, pengambilan terhadap setiap stadium dengan tangan. Kedua, disemprot dengan Diacin 60 EC dengan dosis 1,5 – 2cc/liter air. Ketiga, berikan Furadan 3 G di polybag 2 – 5gr/bibit. Keempat cara biologis, dengan parasit telur Oencyrtus corbetti dan Heckliana brontispae atau tabuhan parasit larva dan kepompong Tetrastichodes plesispae. c. Belalang transiens bibit kelapa, Valana Ciri-cir hama, imago berwarna merah-sauh bersemu kuning. Kakinya kekuning-kuningan. Pada kaki belakang nampak 2 bercak hitam. Pada syap belakang, ayaitu yabng cerah tidak ada warna merah pada pangkalnya. Panjang belalang jantan 37-50 mm, sedang betina 55-60 mm. Gejala serangan. Pertama, gigitan yang tidak beraturan pada daun kelapa bibit yang berada dibawah 1 tahun dan yang belum terbelah. Kedua, untuk bibit yang daunya telah membuka tidak terlalu menderita oleh serangan ini. Pengendalian serangan hama, dengan menyemprotkan basudin 60EC atau Dimecron 50EC. 2.4.4.6 Penyakit Menyerang Bibit a. Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); penyebab cendawan Pestalotia palmarum Cooke. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan sampai kelabu. Kedua, bercakbercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. Pengendalian tanaman yang terserang, bibit disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M45 atau Perenox dengan dosis 0.1-0.2 %. b. Penyakit busuk janur (spear rot) Penyebab penyakit adalah cendawan Fusarium sp. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang kemudian segera menjadi coklat [43] kekuningan dan sering bersatu membentuk becak yang lebih besar. Kedua, pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli cendawan. Ketiga, daun yang terserang akan mati lebih cepat. Pengendalian tanaman yang terserang, menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida. c. Penyakit bercak daun (Brown leaf) Penyebab penyakit adalah cendawan Helminthosporium incurvatum. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, pada permukaan daun timbul bercak-bercak bulat kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna menjadi coklat tua. Kedua, bercak-bercak tersebut kemudian berubah menjadi lonjong dan memanjang. Pengendalian tanaman yang terserang, semprotlah bibit atau tanamanmuda yang baru dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP. d. Penyakit busuk kuncup emergent shoot rot). (Pre- Penyebab penyakit adalah cendawan Marasmius palmavirus. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, menyerang benih yang baru tumbuh. Pada stadium infeksi awal, bila sabutnya dibuka terlihat bercak-bercak dan lapisan miselia berwarna putih atau putih kemerahmerahan pada kuncup dan tepi bakal daun. Kedua, penyakit ini dapat timbul akibat benih yang ketularan, baik waktu di lapangan maupun waktu berkecambah. Pengendalian tanaman yang terserang. Pertama, untuk mencegah infeksi pada benih, sebelum benih disemauikan sebaiknya didesinfektir dahulu dengan fungisida dengan jalan merendamnya di dalam larutan Difolatan 4F. Kedua, usahakan adanya sanitasi dan menghindarkan terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi dipersemaian, karena cendawan ini akan berkembang baik pada kelembaban tinggi. 2.4.4.7 Penyakit muda a. menyerang tanaman Penyakit busuk tunas (Bud Rot); penyebab cendawan Phytophthora palmivora Buttler Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [44] Gejala tanaman yang terserang. Pertama, mengeringnya daundaun miuda ditengah-tengah tajuk. Kedua, daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya. Ketiga, pangkal membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehinngga pertumbuhan tanaman terhenti dan mati; Pengendalian tanaman yang terserang, belum diketahui cara penanggulangannya, tetapi disarankan untuk membuang tanaman yang terserang penyakit, agar penyakit tidak menyebara ke tanaman lain. b. Penyakit sarang laba-laba (Leaf Blotch); penyebab cendawan Corticium Penicillatum Gejala tanaman yang terserang. Pertama, adanya bercakbercak kecil basah, umumnya pada permukaan bawah daun bibit kelapa, berbentuk bulat, berdiameter kurang dari 3mm dan berwarna coklat muda. Kedua, bercak-bercak meluas dengan cepat, dan warnanya berubah menjadi coklat tua. Beberapa bercak bersatu dan terjadi nekrosis besar memanjang tidak beraturan. Cara pencegahan penyakit. Pertama, semprotlah bibit atau tanaman muda dengan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45, atau lainnya. Kedua, daun yang terserang sebaiknya dipotong dan dibakar. Ketiga, hindarilah terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi. 2.4.4.8 Penyakit yang menyerang tanaman yang menghasilkan a. Penyakit pucuk busuk (Bud Rot) Penyebab penyakit adalah cendawan Phythopthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp., gangguan fisiologis dan akibat sambaran petir. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, pucuk atau tunas bakala daun mengalami pembusukan sebelum sempat tumbuh keluar. Pembusukan menjalar ke bagian lainnya. Bila pangkal pelepah terkena tanaman layu dan lambat laun mati. Kedua, pada tanaman tua, mahkota kelihatan menguning dan lambat laun berguguran mulai dari ujung. Buah-buah yang masih muda kemudian rontok. Pada kerusakan parah, mahkota daun gugur seluruhnya. Pengendalian tanaman yang terserang. Pertama, bila nampak gejala ini, berilh bordo pasta 1% pada bagian yang diperkirakan terserang penyakit ini, sebelumnya telah dibersihkan terlebih dahulu. [45] Kedua, semprotkan bubur bordo 1% atau fungisida lainnya seperti Koper oxyclorida, Dithane M-45 dan linya untuk mencegah penularan. b. Penyakit layu Natuna Penyebab penyakit adalah Thielaviopsis sp., Botrydiploda sp., Fusarium sp., Chlaropsis sp., bakteri Erwinia sp., dan Pseudomonas sp. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, layu yang muncul secara tibatiba pada seluruh bagian mahkota daun. Kedua, proses kematian sangat cepat 1 – 3 bulan sejak gejala awal muncul. Pengendalian tanaman yang terserang. Pertama, penataan air tanah dengan membuat saluran-saluran drainase. Kedua, pengolahan tanah yang baik, berupa pemeliharaan, pemupukan dan pola tanam yang tepat. Ketiga, karantina tanaman agar tidak terjadi lalu lintas gelap yang dapat mengakibatkan penyebaran penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Keempat, menanam bibi yang sehat, subur dan kuat. Membongkar dan membinasakan tanaman yang terang penyakit. c. Penyakit gejala layu kuning Penyebab penyakit. Pertama, faktor lingkungan misalnya aera, genangan air dan kekeringan. Kedua, faktor kultur teknis, misalnya cara pengolahan tanah yang tidak menurut aturan, penggunaan pestisida yang tidak tepat, pemupukan yang kurang dan tidak teratur. Ketiga, keadaan vegetasi, misalnya kebun banyak gulam dan kotor. Keempat, faktor hama atau penyakit yang berkembang biak tanpa terkontrol. Kelima, faktor fisiologis, misalnya gangguan pada akar akibat kondisi tanah yang kurang cocok, sehingga metabolisme tanaman terganggu. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, seluruh atau sebagian daun berwarna kuning terutama bila terkena sinar matahari. Kedua, tanaman tumbuh kerdil, makin ke pucuk ukuran pelepah dan daun makin kecil. Ketiga, sebagian pelepah bagian atas kurus dan menekuk pada ujungnya dan sebagian pelepah bagian bawah menggantung dan kering. Keempat, bunga dan bakal buah jarang sekali. Buah muda berguguran dan sedikit sekali yang sanggup menjadi tua. Ukuran buah kecil dan bersegi-segi tidak teratur. Kelima, ukuran mayang yang tumbuh setelah pohon sakit lebih pendek dan kecil, merekah serta terbuka tidak sempurna. Adakalanya mayang yang masih terbungkus. Keenam, menyerupai serangan penyakit busuk. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [46] Pengendalian tanaman yang terserang, dilaksanakan melalui perbaikan sanitasi, kultur teknis dan tindakan lain. d. Penyakit bercak daun Penyebab penyakit adalah cendawan Pestalotia sp., Gleosporium sp., Helminthosphorium sp., Fusarium sp., Thielaviopsis sp., Curvularia sp., dan Botrydiplodia sp. Penyebaran penyakit ini melalui penyebaran spora lewat udara,air ataupun serangga. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, pada daun muda dan tua terdapat bercak-bercak dalam berbagai bentk dan rupa. Kedua, pada berbagai bagian daun terjadi perubahan warna, mula-mula berupa bintik-bintik kuning, kemudian hijau yang berangsur hilang. Ketiga, bintik-bintik meninggalkan bekas terang berupa warna tertentu seperti hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering karena jaringan mati. Keempat, bentuk pinggiran becak-becak tidak teratur, ada yang berupa lingkaran, oval, lonjong atau belah ketupat. Kelima, pada serangan berat seluruh mahkota dan daun kelihatan kering, daundaun dalam keadaan menutup. Pada tanaman yang telah berbuah, akibat tidak langsung buah-buah muda atau putik gugur sebelm waktunya. Pengendalian yang dapat dilakukan. Pertama, memotong bagian daun yng terseerang kemudian dibakar sampai habis; (2) tanaman disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difotan 4F, Koper Oxychlorida atau Cobox 50, dengan konsentrasi 0,1 – 0,2%. e. Penyakit rontok buah (Immature Nut Fall) Penyebabnya adalah cendawan Phythopthora palmivora. Gejala tanaman yang terserang. Pertama, buah rontok. Kedua, pada bagian pangkal buah terdapat bagian yang busuk. Atau sebagai cendawan Thielaviopsis paradoxa. Pengendalian yang dapat dilakukan. Pertama, pemupukan yang teratur dan pemberian pada musim kemarau. Kedua, menyemprot tanaman yang terserang dengan fungisida yang mengandung unsur Cu, misalnya bubur Bordo atau Koper Oxyclorida. [47] f. Penyakit karat batang Penyebabnya adalah cendawan Ceratostomella paradoxa. Gejala tanaman yang timbul. Pertama, batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada bagian ini telah rusak. Kedua, terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya. Pengendalian yang dapat dilakukan, menyayat atau mengerok bagian yang rusak, tutup dengan penutup luka, misalnya ter. g. Penyakit busuk akar Penyebabnya adalah cendawan Ganoderma lucidum. Gejala yang ditimbulkan adalah pembusukan akar akibat permukaan air tanah yang dangkal, drainase jelek dan tata udara yang buruk. Pengendalian yang dapat dilakukan. Perbaikan sifat-sifat fisisk tanah dan pembuatan saluran-saluran drainase. Pohon yang terserang penyakit dibongkar dan dibakar pada tempat yang terpisah. h. Penyakit akar Penyebanya adalah cendawan parasit yang kadang-kadang diperburuk pula dengan adanya gangguan nematoda parasit. Gejala yang ditimbulkan. Pertama, adanya perubahan warna daun secara berangsur-angsur. Warna kuning pucat pada daun terbawah berangsurangsur hilang ke bagian daun yang lebih muda. Kedua, ujung-ujung daun mengkerut danbanyak yang kering. Gejala ini seperti gejala defisiensi (penurunan) unsur hara, karena terjadinya gangguan transportasi dalma jaringan tanaman. Pengendalian tanaman yang terserang, dengan cara kultur teknis dan sanitasi seperti yang dilakukan pada penyakit layu natuna. 2.4.4.9 Gulma Gulma yang banyak tumbuh di kebun kelapa antara lain lalang, teki, lampuyangan, pahitan, sembung rambat, tahi ayam/lantana camara, kipahit, eter maupun berbentuk belukar. Cara pemberantasan gulma dapat dilakukan secara mekanis yaitu dengan penyiangan maupun secara kimiawi dengan menggunakan herbisida dan bahanbahan kimia lain. Satu diantara penyiangan adalah selecting weeding, pengendalian gulma pada sekitar tanaman saja (membuat piringan); pada tanaman berumur 0 – 1 tahun ardius 100cm. Pada tanaman 1 – Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [48] 2 tahun radius 150cm, pada tanaman lebih da-ri 2 tahun radius 200cm. Secara kimia dengan mencampurkan paracol dengan air 2,5 – 3liter/450liter. Jenis herbisida yang dipakai herbisida kontak, herbisisda yang hanya mematikaan bagian tanaman yang terkena dengan racun gulma ini. Sumber gambar pphp.deptan.go.id Gambar 10. Kerusakan akibat hama dan penyakit kelapa. 2.4.5 Panen 2.4.5.1 Ciri dan umur panen Ciri kelapa siap panen berumur 12 bulan, bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungan air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring. [49] 2.4.5.2 Cara panen a) Buah kelapa dibiarkan jatuh. Kekurangan, yaitu bauh yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tdak sesuai untuk bahan baku olahan kopra atau bahan baku parutan kelapa kering (desicated coconut). b) Cara diapanjat. Dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan, yaitu dapat membersihkan mahkota daun, dapat memilih buah kelapa siap panen, karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di beberapa daerah pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan beruk rata-rata 400butir/hari dengan masa istirahat 1jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. c) Cara panen dengan galah. Menggunakan bambu yang disambung den ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rat-rat 100pohon/orang/hari. 2.4.5.3 Periode panen Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umunya pemanenan dilakukan terhadap dua bahakan tiga tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan baerumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen ddapt dihemat. 2.4.5.4 Prakiraan produksi Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaaan tanah, iklim dan pemeliharaan. Biasanya menghasilkan rata-rata 2,3ton/ha/tahun kopra pada umur 12 – 25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10 – 25 tahun mampu menghasilakan 3,9ton/ha/tahun. Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [50] 2.4.6 Pascapanen 2.4.6.1 Pengumpulan Buah dikumpulkan menggunakan keranjang atau alat angkut yangtersedia. Kemudian semua buah hasil panen dikumpulkan di (TPH) yaitu tempat pemngumpulan hasil. 2.4.6.2 Penyortiran dan penggolongan Sortasi buah dengan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bulan. Bauh yang disortir adalah kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak atau luka terkena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak, lalu disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi baik. 2.4.6.3 Penyimpanan Buah kelapa disimpan dengan cara. a) Buah ditumpuk dengan tinggi maksimal tumpukan 1m. b) Tumpukan berbentuk piramida dan longgar. c) Tumpukan dalam gudang diamati secara rutin. d) Syarat-syarat gudang penyimpanan. e) Udara segar dan kering f) Tidak ada kebocoran dan kehujanan g) Tidak langsung kena sinar matahari h) Suhu udara dalam gudang 25 – 27 . 2.4.6.4 Pengemasan dan pengangkutan Buah kelapa apabial akan dijual terlebih dahulu dikupas kulti luarnya dan dibungkus dalam karung goni atau karung sintetis. Pengangkutan dapat dilakukan dengan truk, kapal laut atau alat angkut yang sesuai. 2.5 Minyak Kelapa Minyak kelapa atau VCO (Virgin Coconut Oil) merupakan suatu produk kesehatan terpercaya bagi masyarakat. Telah dibuktikan oleh Fitria Puspita, mahasisiwa Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, yang [51] mengungkapkan pada Kompas 15 Februari 2010 “ Virgin Coconut Oil (VCO) dapat digunakan untuk mengobati luka bakar karena mengandung asam lemak, yakni asam laurat dan asam kaprik” dan “ Asam laurat dan asam kaprik yang terkandung Sumber gambar. Kesehatan.kompas.com dalam VCO atau minyak kelapa murni yang terbuat Gambar 11. Illustrasi VCO (Virgin Coconut Oil). dari daging kelapa segar yang proses pembuatannya dilakukan pada suhu relatif rendah mampu mengatasi infeksi virus, bakteri, protozoa, dan mempercepat metabolisme sel di kulit ”. Cara pemakaian obat ini juga mudah dan praktis, sehingga masyarakat tidak banyak yang kebingungan. “Penggunaannya tidak perlu dicampur apaapa, VCO langsung dioleskan ke bagian kulit yang mengalami luka bakar. VCO banyak dijual di pasaran, sehingga masyarakat tidak sulit untuk mendapatkannya” (Fitri, 2010) VCO tidak hanya dapat mengatasi luka bakar seperti yang telah diungkapkan pada paragaraf sebelumnya. Asam laurat dalam VCO memiliki banyak manfaat karena asam laurat ini juga ditemukan pada air susu ibu (ASI), satu diantara manfaatnya adalah prevalensi atau memperlambat terjadinya penyakit jantung dan kolesterol. Minyak kelapa murni yang diperoleh melalui proses pemanasan bertahap atau pengolahan terkontrol dengan perbaikan pada cara pengolahan tradisional memiliki mutu yang lebih baik. Beberapa kriteria mutu minyak yang diperoleh melalui proses pemanasan bertahap adalah kadar asam lemak bebas (ALB) 0,02%, kadar air 0,02-0,03%, tidak berwarna (bening) dan berbau harum. Bahkan daya simpan minyaknya masih lebih baik yaitu 6 – 8 bulan. Sesuai Pasal 1 Peraturan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [52] ditetapkan bahwa Obat Tradisional adalah sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. VCO terdiri dari bahan alam minyak kelapa murni atau minyak dara yang diperoleh dari proses ekstraksi daging buah kelapa (cocos nucifera) pada suhu rendah atau tanpa pemanasan. Berdasarkan hal tersebut maka produk VCO termasuk kategori obat tradisional. Jika dikaitkan dengan jerawat, apakah VCO mampu mengatasi serta menyembuhkan jerawat? Jawabannya adalah bisa, telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya bahwa jerawat dapat mengatasi infeksi bakteri dan mempercepat metabolisme kulit. Pada halaman kelima telah dijelaskan bahwa penyebab jerawat adalah bakteri Propionibacterium Acnes yang tinggal di sekitar folikel kulit. Namun VCO tidak membersihkan permukaan kulit. VCO hanyalah merawat nutrisi kulit. Maka apabila para remaja ingin memakainya sebagai obat jerawat, hal tersebut kurang cocok. Karena hal ini dapat menyebabkan keadaan kulit muka lebih berminyak, mudah menangkap kotoran dan mengurangi keindahan kulit wajah. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu teknologi yang dapat mengolah minyak kelapa (VCO) menjadi produk yang diminati oleh para remaja sebagai penunjang kepercayaan diri. Telah beredar banyak obat pemakaian luar di pasar, misalnya sabun berbentuk cream, atau dalam bentuk batangan. Namun sabun tersebut terbatas pada jenis kelamin pemakai, dan adapula yang menimbulkan efek samping. Sehingga pada akhirnya kita lebih memilih obat alternatif atau obat tradisional. 2.6 Pembuatan Minyak Kelapa Pembuatan minyak kelapa yang saya jelaskan hanya pengolahan minyak kelapa cara basah. Sebenarnya masih banyak cara untuk mengekstrak sari-sari buah kelapa menjadi minyak kelapa. Namun, cara ini merupakan cara termudah dan teah banyka dilakukan. [53] 2.5.1 Pengolahan Basah Minyak Kelapa Cara Pembuatan minyak dengan cara basah dapat dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu atau dapat juga di pres dari daging kelapa setelah digoreng. Santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan minyak. Bagian yang kaya dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim, karena itu krim berada pada bagian atas, dan skim pada bagian bawah. 2.5.1.1 Cara Basah Tradisional Cara basah tradisional ini sangat sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang biasa terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang disebut blondo. Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, blondo diperas untuk mengeluarkan sisa minyak. 2.5.1.2 Cara Basah Fermentasi Cara basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim difermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama protein) dari minyak pada waktu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama fermentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat pemanasan. Tahapan proses cara fermentasi adalah sebagai berikut. a) Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2) kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi sampai 5 kali. Santan Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [54] yang diperoleh dari tiap kali pengepresan dicampur menjadi satu. b) Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim selama 12 jam, akan terjadi pemisahan skim pada bagian bawah dan krim pada bagian atas. Setelah terjadi pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim mengalir keluar dan menyisakan krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan ditampung pada wadah terpisah dari skim. c) Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%). Selanjutnya, krim ini dibiarkan selama 20-24 jam sehingga terjadi proses fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai. d) Krim yang telah mengalami fermentasi dipanaskan sampai airnya menguap dan proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini disebut blondo. Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15 menit. e) Blondo yang mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak. Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya, kemudian dipanaskan lagi selama 5 menit. f) Minyak yang diperoleh disaring dengan kain kasa berlapis 4. Kemudian minyak diberi BHT (200 mg per kg minyak). g) Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol kaca atau botol plastik. 2.7 Teknologi Sabun Sabun merupakan satu diantara teknologi sederhana. Dimulai oleh masyarakat Funisia pada tahun 600SM di hulu sungai Rhone, mereka membuat sabun dari lemak kambing dan abu-abu khusus. Sabun merupakan campuran basa natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan [55] saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Sumber gambar. www.photostock.com Gambar 12. Illustrasi sabun (sabun mandi) Penggunaan teknologi pembuatan sabun adalah solusi untuk minyak kelapa yang selama ini dipakai dengan cara mengoleskannya. Selain itu, sabun memiliki efek membersihkan tubuh dari bakteri, karena mayoritas bakteri memiliki nilai pH asam dan sabun memiliki nilai pH basa dari senyawa yang terkandung Kalium Hidroksida. Sabun merupakan produk yang mudah pengujiannya, hal ini dikarenakan sabun dapat tercampur dengan air dalam waktu yang singkat. Jadi konsumen yang ingin menguji, apakah sabun ini dapat mengatasi jerawat? Hal tersebut dapat dilakukan dengan mencampurkan air sabun dengan lemak daging sapi. Karena jerawat mengandung lemak, kotoran dan sekresi minyak yang terhambat. Pemakaian sabun juga tidak memiliki aturan tertentu seperti obat. Tidak menimbulkan efek samping bagi konsumennya. Perkembangan sabun sebagai obat anti jerawat telah lama digunakan, namun banyak yang merasakan pengobatan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan hadirnya sabun yang terbuat dari minyak kelapa ini diharapkan dapat memenuhi keinginan konsumen, yaitu pengobatan tanpa efek samping dan juga cepat dalam Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [56] mengatasi penyakit. Pembuatan sabun ini juga dapat dilakukan secara mandiri. Karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan sederhana dan mudah ditemukan di pasar terdekat. Pada umumnya sabun yang beredar berbahan dasar Sodium Lauryl Sulfate (SLS). Bahan ini juga sering dipakai sebagai bahan dasar pembersih lantai. Dalam industri kecil sering menggunakan SLS karena harganya yang murah. Sabun yang baik tidak membuat kulit kering, karena terbuat dari asam lemak alami pada minyak, yang menjadikan kulit tetap lembab. 2.8 Metode Pembuatan sabun Telah dijelaskan bahwa sabun merupakan teknologi sederhana, maka pembuatannya juga mudah. Kita tidak memerlukan keahlian khusus untuk membuatnya. Bahan yang diperlukan mudah ditemukan disekitar kita, hanya senyawa NaOH yang hanya dijual di toko-toko kimia terdekat. Alat yang digunakan sederhana, alat-alat ini biasa ada di dapur rumah. Cara pembutannya memerlukan waktu yang agak lama. Bahan-bahan yang diperlukan. a) Bahan utama adalah minyak, seperti minyak jagung, minyak kedelai. Yang kita gunakan adalah minyak kelapa b) Air yang berfungsi sebagai katalisator atau pelarut yang berguna untuk mempercepat proses dan sebaiknya anda menggunakan air murni atau air suling yang dibuat khusus, dan banyak di jual di penjual bahan dan alat untuk kimia. Jangan memakai air sembarangan agar hasilnya sempurna. c) NaOH atau KOH untuk bahan mengubah minyak menjadi sabun mandi. d) Pewarna sebagai pelengkap dan sabun menjadi menarik dengan warna yang cantik. e) Zat Tambahan seperti Rempah-rempah, herbal, maizena atau kanji, yang di tambahkan pada saat trace [57] f) Fragnace Oil dan Essensial untuk memberikan hawa harum untuk sabun mandi. Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut. a) Pakailah masker untuk menghalangi bahan larutan NaOH atau KOH yang tercium dan masuk ke dalam pernafasan anda. b) Kaca Mata untuk menghindari dari uap larutan NaOH atau KOH. c) Pakailah sarung tangan pada saat pembuatan sabun agar tangan anda tidak iritasi dan sabun tidak tercemar dengan zat-zat yang menempel di tangan anda. d) Wadah air dari plastik untuk menampung air. e) Timbangan dengan skala terkecil 1 atau 5 gram f) Sendok stainless steel atau plastik polipropilen untuk mengaduk larutan NaOH atau KOH dengan bahan lain. g) Wadah plastik lain untuk menimbang serta bisa menjadi tempat air dan minyak. h) Cetakan untuk mencetak sabun i) Kain untuk menutup cetakan j) Blender dengan tutupnya untuk mencampur bahanbahan sabun. Tata cara pembuatan a) Cetakan yang anda siapkan berikan minyak agar tidak susah mengeluarkan sabun dari cetakan. Cetakan anda bisa dari plastik atau pipa PVC. Cetakan bisa anda buat sesuai dengan keinginan sendiri seperti berbentuk bulat atau segi empat atau lainnya. b) Timbang air dan NaOH atau KOH, 100ml. Larutkan NaOH atau KOH ke dalam air bersuhu dibawah 10 (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH atau KOH. Tuangkan NaOH atau KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [58] berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih. c) Timbang minyak kelapa 10 – 15gram. d) Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender. e) Hati hati tuangkan larutan NaOH atau KOH ke dalam minyak. f) Pasang cover blender, taruh kain di atas cover blender untuk menghindari cipratan dan proses pencampuaran (menghomogenkan zat) dengan putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”. g) Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender. h) Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurangkurangnya 3 minggu sebelum dipakai. [59] Pada subjudul pendahuluan telah dijelaskan mengapa saya mengambil tema tentang pertanian dan mengambil judul “Aplikasi Antioksidan pada Jerawat Remaja”. Pada subjudul pembahasan telah dijelaskan, apa saja masalah yang timbul akaibat jerawat. Beragam pendapat dikemukakan namun dokter spesialis kulit dr. Eddy Karta SpKK telah mengungkapkan bahwa kebersihan juga menjadi aspek penting dalam mengobati jerawat. Obat yang telah beredar belum tentu menyehatkan, begitu pula dengan sabun yang telah kita buat, dengan metode, alat dan bahan yang telah saya jelaskan. Namun sabun ini memberikan dampak negatif yang lebih sedikit daripada obat jerawat yang telah beredar di pasar. 3.1 Kesimpulan Obat memiliki hakekat menyehatkan, maka obat yang baik memiliki sedikit atau tidak memiliki efek samping. Obat pemakaian luar menjadi obat yang paling diminati oleh masyarakat. Para remaja banyak yang menginginkan penyembuhan yang cepat. Penyakit jerawat membuat kontrol emosional remaja memburuk, depresi, kurang percaya diri, dan penolakan terhadap diri sendiri. Hal ini menjadi kronik, karena solusi mengatasi jerawat selama ini dianggap kurang efektif. Dikarenakan obat yang digunakan hanya bersifat mencegah, baik obat pemakaian luar maupun dalam. Buah kelapa merupakan komoditi hasil pertanian yang bisa ditemukan di seluruh Indonesia. Pembudidayanya terus dikembangkan, karena permintaan konsumen yang terus meningkat. Budidaya kelapa tidaklah terlalu sulit, hanya memerlukan waktu yang lebih lama dengan perawatan yang teratur. Kelapa memiliki antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas. Antioksidan umumnya dapat ditemukan pada Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [60] buah-buahan. Satu diantara olahan produk kelapa adalah minyak kelapa (VCO) virgin coconut oil. Produk ini telah diekspor di Asia maupun Afrika sebagai obat alternatif. Buah kelapa mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Sehingga produk olahannya dapat dimanfaatkan menjadi obat alternatif. Pembutan sabun dari minyak kelapa merupakan solusi dari permintaan masyarakat utamanya para remaja yang meminta penyembuhan yang tepat dan cepat untuk jerawat. Penyembuhan jerawat umunya dilakukan melalui obat pemakaian luar seperti sabun, facial scrub, dan lainnya. Ada pula yang menggunakan obat alternatif yaitu berupa campuran dari bahan-bahan alami seperti putih telur, lidah buaya, dan juga air kelapa. Banyaknya obat membuat konsumen bingung memilih, yang mana obat yang cocok dengan kulitnya karena jenis kulit manusia berbeda-beda ada yang sensitif dan ada pula yang tahan terhadap kondisi apapun. Teknologi sederhana pembuatan sabun menjadi jawaban untuk membuat obat tradisional yang mengatasi jerawat lebih mudah dipakai, seperti yang telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya bahwa “pembuatan sabun dari minyak kelapa merupakan solusi dari permintaan masyarakat utamanya para remaja”. Cara pembuatan sabun tidaklah sulit. Kita membutuhkan alat dan bahan yang sederhana dan mudah ditemukan di pasar. Sabun merupakan teknologi sederhana yang telah lama ditemukan dan terus dikembangakan. Dengan kemudahan pembuatannya, tidak heran banyak industri kecil (home industry) membuat produk sabun. Dikarenakan permintaan sabun yang terus meningkat, yang tidak hanya mebersihkan kulit namun juga dapat melindungi dan memenuhi nutrisi kulit. Melihat banyaknya permintaan dan belum adanya obat yang mengatasi jerawat secara cepat maka harus segera dimulai pembuatan sabun dari minyak kelapa. [61] Suhardiono, L. 1993. Budidaya Kelapa. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Ardhiansyah. 2005. Proses Pengolahan Minyak Kelapa. Teknologi Minyak Kelapa (MAPI-2006): 1 – 3. Barlina, Rindengan. 2004. Potensi Buah Kelapa Muda untuk Kesehatan dan Pengolahannya. Perspektif Volume 3 Nomor 2: 48 – 51. Herawati dan Syafsir Akhlus. 2006. Kinerja BHT sebagai Antioksdan Minyak Sawit pada Perlindungan Terhadap Oksigen Singlet. Akta Kimindo Volume 2 Nomor 1: 2 – 3. Acandra. 2010. Atasi Luka Bakar dengan VCO. (Online) (http://kesehatan.kompas.com) diakses tanggal 21 Mei 2013 Al Muhtaram. 2007. Antioksidan dan Radikal Bebas. (Online) (http://www.metris-community.com) diakses tanggal 18 Mei 2013. Aris. 2013. Sejarah Sabun Mandi dan Perkembangannya. (Online) (http://www.kumpulansejarah.com) diakses tanggal 22 Mei 2013. Ariwibowo, Budi. 2011. Virgin Coconut Oil. (Online) (http://kesehatan.kompasiana.com/) diakses tanggal 21 Mei 2013 Atmaja, Ade A. Fitri. 2012. Manfaat Omega-3, Omega-6, Omega-9 dan Efek Buruk Bila Dikonsumsi Berlebihan. (Online) (http://kesehatan.kompasiana.com) diakses tanggal 19 Mei 2013 Ayunda. 2012. Kumpulan Foto. (Online (http://www.photostock.com) diakses tanggal 20 Mei 2013 Dewi, Ayu P. 2011. Manfaat Kelapa. (Online (http://repository.ipb.ac.id) diakses tanggal 17 Mei 2013 Aplikasi Antioksidan Kelapa untuk Jerawat Remaja | [62] Fadillah. 2010. Cara Membuat Sabun. (Online) (http://tek.sederhana.com) diakses tanggal 17 Mei 2013. Karta, Eddy.,dr.SpKK. 2013. Jerwat Bernanah dan Susah Sembuh Apakah Acne Vulgaris? (Online) (http://cybermed.cbn.net.id) diakses tanggal 17 Mei 2013. Putra, Sinly Evan. 2008. Antioksidan Alami di sekitar Kita. (http://www.chem-is-try.org) diakses tanggal 18 Mei 2013. Rizal. 2012. Tanaman Kelapa Cocos nucifera L. (Online) (http://rizalm09.student.ipb.ac.id) diakses tanggal 22 Mei 2013. Warisno. 2000. Pengolahan Hasil Bioenergi Pedesaan. (Online) (http: //pphp.deptan.go.id) diakses tanggal 20 Mei 2013. Anonim. 2000. Apa Penyebab Jerawat Paling Umum. (Online) (http://WEB-INF.prmob.net) diakses tanggal 17 Mei 2013. Anonim. 2000. Kelapa (Cocos nucifera L.). (Online) (http://www.plantamor.com) diakses tanggal 17 Mei 2013