studi kualitas air pamsimas untuk air minum di sungai lareh

advertisement
STUDI KUALITAS AIR PAMSIMAS UNTUK AIR MINUM DI SUNGAI
LAREH KELURAHAN LUBUK MINTURUN KECAMATAN
KOTO TANGAH KOTA PADANG
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
CHARINA WIYANTI
NPM : 10030249
Pembimbing I
Pembimbing II
Erna Juita, S.Pd, M.Si
Farida, S.Si, M.Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATRA BARAT
PADANG
2015
STUDY OF WATER QUALITY PAMSIMAS FOR DRINKING WATER
IN THE SUNGAI LAREH VIILAGE LUBUK MINTURUN DISTRICT
OF KOTO TANGAH PADANG CITY
By :
Charina Wiyanti* Erna Juita**Farida**
Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*
Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**
ABSTRACT
Need for clean water and drinking water increased with increasing rate of
population growth. Clean water is water that is free of disease-causing
microorganisms and chemicals that harm human health and other living things.
Then in need of clean water supplies that can be used by the community, not in
terms of quantity but in terms of quality. This study aims to look at water quality
Pamsimas and to be developed to support the needs of water in the Sungai Lareh
village Lubuk Minturun district of Koto Tangah Padang city. Research conducted
descriptive that describe and explain something, methods and techniques of this
research includes acquiring, processing and analysis of data, both primary data
and secondary data. From observations in the field and laboratory, showed that the
water quality in the study area PAMSIMAS had been adjusted with the Drinking
Water Quality Standards of health Ministerial Decree No. 492 in 2010. The results
of research on water samples PAMSIMAS I physically (odor) does not meet the
standards, and in terms of chemistry (pH, fe, SO4 , and NH3 ) meets the standards,
in terms of the biology of bacteria (total coliform) laboratory test results 3000 /
100ml not meet drinking water quality standards. In water samples PAMSIMAS
II in terms of physical (temperature, color, smell and taste) meets drinking water
quality standards. In terms of chemistry (NH3 ) laboratory test results 1.5878 mg / l
in terms of biology bacteria (total coliform) 2200/100 ml laboratory test results do
not meet drinking water quality standards. In water samples PAMSIMAS III in
terms of physical (temperature) does not meet drinking water quality standards,
and in terms of chemistry (pH, fe, SO4 , and NH3 ) laboratory test results indicate
compliance with the standards of drinking water quality in terms of the biology of
bacteria (total coliform) laboratory test results of 270 / ml does not meet drinking
water quality standards.
Keynote : Pamsimas, Water Quality, Drinking Water
PENDAHULUAN
yang
Air yang bersih merupakan air
harus
bebas
dari
mikroorganisme penyebab penyakit
dan bahan-bahan kimia yang dapat
merugikan kesehatan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Syarat air
yang baik untuk di konsumsi yaitu
air yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa dan harus netral
dengan pH = 6,5-8,5 serta tidak
mengandung zat-zat mineral yang
membahayakan manusia dan tidak
mengandung kuman-kuman penyakit
(Permenkes
RI
No.
492/Menkes/Per/IV/2010 ).
Air menjadi masalah yang
perlu mendapat perhatian serius,
untuk mendapatkan air yang baik
sesuai dengan syarat tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal, karena
air sudah banyak tercemar oleh
berbagai limbah dari berbagai hasil
kegiatan manusia sehingga secara
kualitas, sumber daya air telah
mengalami penurunan ( Feby, 2010).
Indonesia, penduduk yang
masih bergantung pada air alam
banyak tersebar di seluruh pelosok.
Bahkan
diantara
sebagian
masyarakat juga menggunakan air
yang tidak berkualitas karena
keterbatasan pengetahuan dan sarana
penunjang penyediaan air bersih.
Keterbatasan penyediaan air bersih
yang memenuhi syarat perlu adanya
teknologi
tepat
guna
untuk
mengelola air yang disesuaikan
dengan keadaan lingkungan (
Kusnaedi, 2010).
Pada pasal 5 UU No. 7 tahun
2004 tentang sumberdaya air,
menyatakan “ Negara menjamin hak
orang untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari
guna memenuhi kehidupannya yang
sehat, bersih, produktif ”. Secara
eksplisit
isi
ayat
tersebut
menunjukkan
bahwa
untuk
memperoleh air bersih adalah hak
setiap orang , warga Negara dari
suatu Negara, tak terkecuali warga
Negara Indonesia. Jaminan tersebut
menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, termasuk di
dalamnya menjamin akses setiap
orang ke sumber air untuk
mendapatkan air ( Sanim, 2011).
Berdasarkan UU No.32/2004
tentang pemerintah daerah dan UU
No.33/2004 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemeritah Daerah, maka
Pemerintah Daerah bertanggung
jawab penuh untuk memberikan
pelayanan dasar di daerah masingmasing termasuk pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat
yang tidak mampu.
Pemerintah
Indonesia
mempunyai komitmen yang kuat
untuk
mencapai
Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu,
menurunkan
separuh
proporsi
penduduk yang tidak mempunyai
akses terhadap air bersih dan sanitasi
dasar pada tahun 2015. Terkait
dengan upaya pencapaian target
diatas
pemerintah
berusaha
memadukan
prinsip-pinsip
pembangunan berkelanjutan dengan
kebijakan dan progam Nasional (
Praptiwi, 2011)
Pamsimas merupakan program
nasional dan aksi nyata pemerintah
(pusat dan daerah) dengan dukungan
bank Dunia, untuk meningkatkan
penyediaan air minum, sanitasi serta
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
terutama
dalam
menurunkan angka penyakit diare,
dan penyakit lainnya yang tertular
melalui air dan lingkungan.
Sebelum
ada
nya
Air
Pamsimas
di
Sungai
Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah, masyarakat
memanfaatkan air
yang kurang
bagus kualitasnya yang di ambil dari
sungai dan sumur yang berbau dan
berwarna untuk kebutuhan minum
dan kebutuhan lainnya di karenakan
masyarakat tidak menggunakan air
PDAM
bernilai ekonomi yang
relativ tinggi.
Tahun 2009 setelah ada nya
Air Pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah, masyarakat
dapat menggunakan air pamsimas
untuk kebutuhan minum dan
kebutuhan lainnya. Air Pamsimas di
salurkan ke 173 sambungan rumah
dengan
penerimaan
manfaat
sebanyak 285 KK dari total sasaran
Pamsimas Sungai Lareh sebanyak
340 KK ( Badan Pengelola Sarana
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi,
2014).
Air pamsimas bersumber dari
air Sungai Tampat Lantai Batu, yang
di salurkan melalui pipa air ke dalam
bak penampungan air (Reservoir),
selanjutnya
disalurkan
melalui
perpipaan ke setiap rumah warga
yang menggunakan Air Pamsimas.
Pembersihan bak Pamsimas dalam
waktu yang tidak di tentukan bisa
menyebabkan
berkembangnya
bakteri-bakteri sejenis total coliform
yang dapat menjadi penyebab
penyakit.
Penyediaan Air Pamsimas
haruslah memenuhi syarat dari segi
kualitas maupun kuantitasnya, secara
kualitas air harus tersedia pada
kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kualitas air dapat di tinjau
dari dari segi fisika, kimia dan
biologi. Air yang dapat digunakan
untuk keperluan sehari-hari harus
memenuhi standar baku air untuk di
kosumsi. Melihat permasalahan
tersebut, penulis merasa tertarik
melakukan penelitian di
Sungai
Lareh Kelurahan Lubuk Minturun
Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang dengan judul “Studi
Kualitas Air PAMSIMAS untuk
Air Minum di Sungai Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang”
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
adalah
suatu
kegiatan ilmiah untuk menemukan,
mengembangkan,
dan
menguji
kebenaran pengetahuan atau masalah
untuk mencari pemecahan terhadap
masalah tersebut. Jenis penelitian
yang digunakan adalah deskriptif.
Dengan tujuan membuat gambaran
secara sistematis faktual dan akurat
mengenai
faktor-faktor
serta
hubungan yang akan diteliti.
Penelitian deskriptif bertujuan
mengungkapkan suatu masalah atau
keadaan bagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada
dan perlu memanfaatkan atau pun
menciptakan kosep-konsep ilmiah,
sekaligus
berfungsi
dalam
mengadakan spesifikasi mengenai
gejala-gejala fisik maupun sosial
yang di proposalkan( Pabundu,2005).
Metode dan teknik penelitian
ini
mencakup
bagaimana
memperoleh data, cara menggunakan
alat – alat yang di pakai untuk
pelaksanaan pengukuran di lapangan
serta analisa laboratorium, sehingga
dapat tercapainya tunjuan penelitian.
Adapun metode yang dilakukan yaitu
penelitan
bertujuan
untuk
mengetahui keberadaan objek di
lapangan terutama dalam usaha
pengumpulan data.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Wilayah Penelitian
(Letak , Batas, Dan Luas Wilayah)
Wilayah
penelitian
ini
merupakan salah satu daerah dari
Kecamatan
Koto
Tangah
Berdasarkan letak astronomisnya
daerah penelitian ini terletak di
antara 0° 46′ LS- 0° 53′ LS dan
100° 22′ BT-100° 30′ BT. Daerah
penelitian ini merupakan wilayah
datar
sampai
berbukit
dan
berlembah.
Daerah penelitian ini berada di
Kecamatan Koto Tangah Kelurahan
Lubuk
Minturun.
Secara
administrasinya mempunyai batasbatas daerah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Kabupaten
Padang Pariaman
Sebelah Selatan : Kecamatan
Padang Utara
Sebelah Barat
: Samudra Hindia
Sebelah Timur
: Kabupaten
Solok
Luas wilayah penelitian ini ±
23,29 km2 dengan jumlah penduduk
±7.170 jiwa yang terdiri dari 3.608
laki-laki dan 3.562 Perempuan, yang
tersebar di 9 RW dan 31 RT ( Kantor
Lurah Lubuk Minturun,2014).
Pembahasan
Dari Hasil penelitian di
lapangan dan uji laboratorium, setiap
sampel dibandingkan dengan standar
mutu/persyaratan kualitas air minum
berdasarkan
peraturan
menteri
kesehatan
No.492/Menkes/Per/IV/2010 dengan
hasil sebagai berikut:
Pertama, kualitas fisik air (
suhu, warna, bau, dan rasa) air
Pamsimas
di
SungaI
Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto tangah Kota
Padang, yang di ukur langsung
dilapangan dalam penelitian ini
adalah: Suhu, warna, bau, dan rasa.
Dapat disimpulkan bahwa
Suhu Air Pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan Lubuk Minturun pada
sampel I dan II air pamsimas suhu
air memenuhi standar air minum
menurut Permenkes RI No. 492
tahun 2010 sementara pada sampel
III air pamsimas suhu air tidak
memenuhi standar air minum
menurut Permenkes RI No. 492
tahun 2010.
Suhu merupakan faktor yang
sangat penting untuk di perhatikan
karena perubahan suhu akan
memberikan perubahan kualitas air.
Persyaratan kualitas air minum yang
ditetapkan Departemen Kesehatan
RI, untuk suhu air yang digunakan
untuk air minum yang maksimal
sama dengan suhu udara. Apabila
suhu air lebih tinggi dari suhu udara
akan mempercepat pertumbuhan
mikroorganisme, sehingga dapat
menimbulkan masalah rasa, bau
warna dan korosi (Sutrisno,2010).
Air untuk keperluan rumah
tangga harus jernih, air yang
berwarna berarti mengandung bahanbahan lain yang berbahaya bagi
kesehatan. Warna Air pamsimas di
daerah Sungai Lareh Kelurahan
Lubuk Minturun dimana pada sampel
I air pamismas air tidak berwarna,
sampel II air pamsimas air tidak
berwarna, dan sampel III air
pamsimas air tidak berwarna maka
dapat di simpulkan bahwa pada
umumnya warna air pamsimas telah
memenuhi standar air minum
menurut Permenkes RI No. 492
tahun 2010.
Bau dan Rasa secara fisik, di
rasakan oleh lidah. Air yang terasa
asam, manis, pahit, atau rasa asin
menunjukkan adanya garam-garam
tertentu yang terlarut di dalam air
sedangkan rasa asam di akibatkan
oleh adanya asam organik maupun
asam anorganik (Slamet dalam
Feby,2010).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bau dan Rasa air pamsimas
pada sampel I air agak berbau dan
tidak berasa maka rekomendasinya
air pamsimas tidak memenuhi
standar air minum, sedangkan pada
sampel II dan III air pamasimas air
tidak berbau dan tidak berasa maka
rekomendasinya memenuhi standar
air minum menurut Permenkes RI
No. 492 Tahun 2010.
Bau dan rasa muncul secara
alamiah akibat proses biologis dan
karena kontaminasi oleh bahan
kimia. Dalam air bersih di tetapkan
bahwa air tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
Kedua, kualitas kimia ( pH,
Fe,SO4 ,dan NH3 ) air Pamsimas di
Sungai Lareh Kelurahan Lubuk
Minturun Kecamatan Koto Tangah
Kota Padang, yang di ukur dalam
penelitian ini adalah: pH, Fe,SO4 ,dan
NH3
Air minum sebaiknya netral,
tidak boleh bersifat asam atau basa.
Air mempunyai pH rendah akan
bersifat asam sedangkan pH tinggi
akan bersifat basa. Air murni
mempunyai pH = 6,5-8,5 di bawah
6,5 akan bersifat asam sedangkan pH
di atas 8,5 akan bersifat basa
(Permenkes
RI
No.
492/Menkes/Per/IV/2010).
Dapat di simpulkan pH air
pada air pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan Lubuk Minturun pada ke
tiga sampel air telah memenuhi
standar air minum berdasarkan
Permenkes RI tahun 2010, pH air
Pamsimas berkisar antara 7,83-7,81
mg/l.
Zat besi merupakan suatu
unsur yang sangat penting untuk
metabolisme tubuh. Kelebihan unsur
Fe dalam air dapat menimbulkan bau
dan warna pada air, selain itu
kandungan dapat menyebabkan
warna air menjadi kemerah-merahan
memberi rasa tidak enak pada
minuman, kecuali dapat membentuk
endapan pada pipa-pipa logam dan
bahan pencucian, dalam jumlah kecil
unsur Fe di perlukan tubuh untuk
pebentukan sel-sel darah merah.
Kandungan zat besi yang
terdapat pada air Pamsimas di daerah
penelitian memenuhi standar air
minum berdasarkan Permenkes RI
No. 492 tahun 2010, kandungan zat
besi yang terdapat pada air pamsimas
berkisar 0,0554 mg/l.
Zat besi sangat berguna untuk
metabolisme tubuh, kekurangan zat
besi menyebabkan terjadinya anemia
pada laki-laki, wanita dan anak-anak.
Selain itu zat besi yang berlebihan
bisa terakumulasi dalam tubuh dan
menyebabkan keracunan.
Apabila terdapat kandungan
Fe dalam air tidak memenuhi standar
maka dapat dilakukan dengan
memberikan Kapur, tawas dan
kaporit (koagulasi) dan gerasi
merupakan proses penangkapan
oksigen, kation-kation besi dan
magnesium membentuk oksida yang
dapat
mengendap
di
air
( Maulana,2014).
Sulfat merupakan salah satu
anion yang banyak terjadi pada air
alam dan merupakan sesuatu yang
penting dalam penyediaan air untuk
umum karena pengaruh pencucian
perut yang bisa terjadi pada manusia
apabila dalam konsentrasi yang
cukup besar.
Dari
hasil
Penelitian
Kandungan
unsur
sulfat
air
pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan
Lubuk Minturun dimana hasil analisa
laboratorium berkisar antara 0,85701,0585 mg/l maka kandungan sulfat
air pamsimas telah sesuai dengan
standar
air
minum
menurut
permenkes RI No. 492 tahun 2010.
Ammonia merupakan suatu zat
yang menimbulkan bau yang sangat
tajam dan menusuk hidung. Jika
kehadiran zat ini dalam air minum
menyangkut perubahan fisik dari
perubahan
air
tersebut
yang
disebabkan oleh proses dekomposisi
bakteri atau hydrolisa yang terjadi
pada air.
Pengukuran
ammonia
di
lakukan di laboratorium, dimana
hasil
pengukuran
menunjukkan
bahwa air pamsimas di Sungai Lareh
Lubuk Minturun hanya pada sampel
II air pamsimas kandungan ammonia
tidak memenuhi standar kualitas air
minum menurut Permenkes RI tahun
2010 dengan hasil pengukuran
1,5878 mg/l sementara pada sampel
I dan III pada air pamsimas
kandungan
ammonianya
telah
memenuhi standar kualitas air
minum menurut Permenkes RI tahun
2010.
Apabila melebihi standar yang
ditetapkan akan menimbulkan bau
yang tajam menusuk hidung,
sehingga
akan
mempengaruhi
kehidupan
masyarakat.
Jika
ditemukan dilapangan, solusinya
adalah dengan cara menyaring arang,
kerikil dan batu. Arang ( karbon
aktif)
berfungsi
untuk
menghilangkan bau didalam air (
Maulana,2014).
Ketiga, kualitas Mikro Biologi
air (Total Coliform) air pamsimas di
Sungai Lareh Kelurahan Lubuk
Minturun Kecamatan Koto Tangah
Kota Padang, yang di ukur dalam
penelitian ini adalah: bakteri
golongan total coliform.
Bakteri Coliform merupakan
kelompok bakteri yang berasal dari
sistem pencernaan binatang dan
termasuk manusia. Air minum tidak
boleh mengandung bakteri golongan
total coliform melebihi batas-batas
yang telah ditentukan. Pengukuran
bakteri golongan total Coliform di
lakukan di laboratorium, dimana
hasil
pengukuran
menunjukkan
bahwa bakteri total coliform di
daerah penelitian yang terdapat pada
air pamsimas berkisar antara 2703000 APM ( Angka Paling
Mungkin).
Depkes
RI
telah
menetapkan bahwa bakteri coliform
tidak boleh terdapat didalam air
minum, sebab bakteri coliform dapat
menyebabkan virus, penyakit thypus,
Kolera, disentri, dan muntaber.
Untuk menanggulangi adanya
bakteri golongan total coliform
dalam air minum dapat dilakukan
dengan pemanasan dan penyinaran
dengan sinar ultraviolet serta
pemberian
Kaporit
(Kalsium
Hipoklorit).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
lapangan dan analisa Laboratorium
maka
dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kualitas air di lihat dari segi fisik
(Suhu, Warna, Bau, dan Rasa) air
pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang, pada sampel III air
pamsimas
suhu
air
tidak
memenuhi standar air minum
berdasarkan Permenkes RI No.
492 tahun 2010. Di lihat dari segi
warna air pamsimas pada seluruh
sampel memenuhi standar air
minum berdasarkan Permenkes RI
No. 492 tahun 2010. dari segi bau
dan rasa air pamsimas pada
sampel I air agak berbau dan tidak
berasa, pada sampel II dan III air
pamsimas bau dan rasa air
pamsimas telah memenuhi standar
air minum menurut Permenkes RI
No.492 tahun 2010.
2. Kualitas Air di lihat dari segi
kimia ( pH, Fe, SO4 , dan NH3 ) air
pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang, dilihat dari pH air
pamsimas
seluruh
sampel
memenuhi standar air minum
berdasarkan Permenkes RI. Unsur
zat besi pada seluruh sampel air
pamsimas
telah memenuhi
standar air minum berdasarkan
Permenkes RI. Di lihat dari unsur
sulfat air pamsimas seluruh
sampel telah memenuhi standar
air minum berdasarkan Permenkes
RI. Unsur ammonia pada air
pamsimas hanya pada sampel II
tidak memenuhi syarat kualitas air
minum sementara unsur ammonia
pada sampel I dan III telah
memenuhi standar kualitas air
minum berdasarkan Permenkes RI
No. 492 Tahun 2010.
3. Kualitas ( Total Coliform) air di
lihat dari segi Mikro Biologi air
pamsimas di Sungai Lareh
Kelurahan
Lubuk
Minturun
Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang, pada sampel I air
pamsimas air mengandung bakteri
total coliform 3000APM ( Angka
Paling
Mungkin)
maka
rekomendasinya air pamsimas
tidak memenuhi standar kualitas
air minum. Pada sampel II air
pamsimas air mengandung bakteri
total coliform 2200 APM ( Angka
Paling
Mungkin)
maka
rekomendasinya tidak memenuhi
standar air minum, pada sampel
III air pamsimas air mengandung
total coliform 270 APM ( Angka
Paling
Mungkin)
maka
rekomendasinya air pamsimas
tidak memenuhi standar kualitas
air minum berdasarkan Permenkes
RI No. 492 tahun 2010.
Saran
1. Di harapkan pembesihan secara
teratur pada sumber air dan bak
penampungan air pamsimas (
Reservoir) agar air tetap bersih
dan terbebas dari bakteri total
coliform yang terdapat pada air
pamsimas.
2. Pamsimas merupakan sistem
penyediaan air bersih bagi
masyarakat di Sungai Lareh, harus
dijaga keberlanjutannya agar
masyarakat yang menjadi sasaran
utama dari tujuan program
Pamsimas
dapat
menikmati
pelayanan air pamsimas dengan
baik.
3. Keberlanjutan Program Pamsimas
harus dapat dijamin dengan
pengelolaan yang baik di dukung
oleh sarana dan prasarana serta
partisipasi masyarakat baik dalam
bentuk keterlibatan langsung
dalam setiap tahapan kegiatan
penyediaan air Pamsimas.
4. Di harapkan kepada Pemerintah
Kota Padang, Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat dan Pemerintah
Pusat agar penelitian ini dapat
dijadikan bahan evaluasi untuk
melakukan pemeriksaan secara
teratur dan berkelanjutan terhadap
air pamsimas sehingga air
pamsimas menjadi semakin lebih
baik dari segi kualitasnya.
5. Bagi peneliti lain, agar dapat
melanjutkan penelitian ini dengan
variabel lain sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat yang
mengkonsumsi Air Pamsimas di
Sungai Lareh Kelurahan Lubuk
Minturun
Kecamatan
Koto
Tangah Kota Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Hani Praptiwi. 2014. Program
Penyediaan Dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
(PAMSIMAS)
Dalam
Mengubah
Perilaku
Masyarakat Dalam Rangka
Penurunan
Diare
Di
Kabupaten
Temanggung
(Online)
(http://eprints.undip.ac.id/315
74/1/bab_1.pdf , diakses 20
Juli 2014).
Kusnaedi. 2010. Mengelola Air
Kotor Untuk Air Minum
Penebar Swadaya, Jakarta.
Lismana, Feby. 2010. Studi Tentang
Kualitas Air Tanah Dangkal
Untuk Air Minum di Kawasan
Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sampah Air Dingin
Kelurahan Balai Gadang
Kecamatan Koto Tangah.
P.IPS STKIP PGRI
Sumatera Barat..
Permenkes RI
No. 492/Menkes/Per/IV/2010
Sanim, Bunasor. 2011. Sumberdaya
Air Dan Kesejahteraan
Publik Bogor: IPB Press.
Sutrisno, Totok. 2010. Teknologi
Penyediaan Air bersih
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
____________ 2006. Teknologi
Penyediaan Air
Bersih
,Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Tika, Pabundu. 2005. Metode
Penelitian Geografi, Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Download