STUDI KUALITAS AIR PAMSIMAS UNTUK AIR MINUM DI SUNGAI LAREH KELURAHAN LUBUK MINTURUN KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) CHARINA WIYANTI NPM : 10030249 Pembimbing I Pembimbing II Erna Juita, S.Pd, M.Si Farida, S.Si, M.Sc PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG 2015 STUDY OF WATER QUALITY PAMSIMAS FOR DRINKING WATER IN THE SUNGAI LAREH VIILAGE LUBUK MINTURUN DISTRICT OF KOTO TANGAH PADANG CITY By : Charina Wiyanti* Erna Juita**Farida** Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra* Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra** ABSTRACT Need for clean water and drinking water increased with increasing rate of population growth. Clean water is water that is free of disease-causing microorganisms and chemicals that harm human health and other living things. Then in need of clean water supplies that can be used by the community, not in terms of quantity but in terms of quality. This study aims to look at water quality Pamsimas and to be developed to support the needs of water in the Sungai Lareh village Lubuk Minturun district of Koto Tangah Padang city. Research conducted descriptive that describe and explain something, methods and techniques of this research includes acquiring, processing and analysis of data, both primary data and secondary data. From observations in the field and laboratory, showed that the water quality in the study area PAMSIMAS had been adjusted with the Drinking Water Quality Standards of health Ministerial Decree No. 492 in 2010. The results of research on water samples PAMSIMAS I physically (odor) does not meet the standards, and in terms of chemistry (pH, fe, SO4 , and NH3 ) meets the standards, in terms of the biology of bacteria (total coliform) laboratory test results 3000 / 100ml not meet drinking water quality standards. In water samples PAMSIMAS II in terms of physical (temperature, color, smell and taste) meets drinking water quality standards. In terms of chemistry (NH3 ) laboratory test results 1.5878 mg / l in terms of biology bacteria (total coliform) 2200/100 ml laboratory test results do not meet drinking water quality standards. In water samples PAMSIMAS III in terms of physical (temperature) does not meet drinking water quality standards, and in terms of chemistry (pH, fe, SO4 , and NH3 ) laboratory test results indicate compliance with the standards of drinking water quality in terms of the biology of bacteria (total coliform) laboratory test results of 270 / ml does not meet drinking water quality standards. Keynote : Pamsimas, Water Quality, Drinking Water PENDAHULUAN yang Air yang bersih merupakan air harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Syarat air yang baik untuk di konsumsi yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan harus netral dengan pH = 6,5-8,5 serta tidak mengandung zat-zat mineral yang membahayakan manusia dan tidak mengandung kuman-kuman penyakit (Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 ). Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius, untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan syarat tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh berbagai limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia sehingga secara kualitas, sumber daya air telah mengalami penurunan ( Feby, 2010). Indonesia, penduduk yang masih bergantung pada air alam banyak tersebar di seluruh pelosok. Bahkan diantara sebagian masyarakat juga menggunakan air yang tidak berkualitas karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih. Keterbatasan penyediaan air bersih yang memenuhi syarat perlu adanya teknologi tepat guna untuk mengelola air yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan ( Kusnaedi, 2010). Pada pasal 5 UU No. 7 tahun 2004 tentang sumberdaya air, menyatakan “ Negara menjamin hak orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, produktif ”. Secara eksplisit isi ayat tersebut menunjukkan bahwa untuk memperoleh air bersih adalah hak setiap orang , warga Negara dari suatu Negara, tak terkecuali warga Negara Indonesia. Jaminan tersebut menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya menjamin akses setiap orang ke sumber air untuk mendapatkan air ( Sanim, 2011). Berdasarkan UU No.32/2004 tentang pemerintah daerah dan UU No.33/2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah, maka Pemerintah Daerah bertanggung jawab penuh untuk memberikan pelayanan dasar di daerah masingmasing termasuk pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat yang tidak mampu. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yaitu, menurunkan separuh proporsi penduduk yang tidak mempunyai akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Terkait dengan upaya pencapaian target diatas pemerintah berusaha memadukan prinsip-pinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan progam Nasional ( Praptiwi, 2011) Pamsimas merupakan program nasional dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare, dan penyakit lainnya yang tertular melalui air dan lingkungan. Sebelum ada nya Air Pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah, masyarakat memanfaatkan air yang kurang bagus kualitasnya yang di ambil dari sungai dan sumur yang berbau dan berwarna untuk kebutuhan minum dan kebutuhan lainnya di karenakan masyarakat tidak menggunakan air PDAM bernilai ekonomi yang relativ tinggi. Tahun 2009 setelah ada nya Air Pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah, masyarakat dapat menggunakan air pamsimas untuk kebutuhan minum dan kebutuhan lainnya. Air Pamsimas di salurkan ke 173 sambungan rumah dengan penerimaan manfaat sebanyak 285 KK dari total sasaran Pamsimas Sungai Lareh sebanyak 340 KK ( Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, 2014). Air pamsimas bersumber dari air Sungai Tampat Lantai Batu, yang di salurkan melalui pipa air ke dalam bak penampungan air (Reservoir), selanjutnya disalurkan melalui perpipaan ke setiap rumah warga yang menggunakan Air Pamsimas. Pembersihan bak Pamsimas dalam waktu yang tidak di tentukan bisa menyebabkan berkembangnya bakteri-bakteri sejenis total coliform yang dapat menjadi penyebab penyakit. Penyediaan Air Pamsimas haruslah memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya, secara kualitas air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat di tinjau dari dari segi fisika, kimia dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air untuk di kosumsi. Melihat permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik melakukan penelitian di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dengan judul “Studi Kualitas Air PAMSIMAS untuk Air Minum di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang” METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran pengetahuan atau masalah untuk mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Dengan tujuan membuat gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai faktor-faktor serta hubungan yang akan diteliti. Penelitian deskriptif bertujuan mengungkapkan suatu masalah atau keadaan bagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dan perlu memanfaatkan atau pun menciptakan kosep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik maupun sosial yang di proposalkan( Pabundu,2005). Metode dan teknik penelitian ini mencakup bagaimana memperoleh data, cara menggunakan alat – alat yang di pakai untuk pelaksanaan pengukuran di lapangan serta analisa laboratorium, sehingga dapat tercapainya tunjuan penelitian. Adapun metode yang dilakukan yaitu penelitan bertujuan untuk mengetahui keberadaan objek di lapangan terutama dalam usaha pengumpulan data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Wilayah Penelitian (Letak , Batas, Dan Luas Wilayah) Wilayah penelitian ini merupakan salah satu daerah dari Kecamatan Koto Tangah Berdasarkan letak astronomisnya daerah penelitian ini terletak di antara 0° 46′ LS- 0° 53′ LS dan 100° 22′ BT-100° 30′ BT. Daerah penelitian ini merupakan wilayah datar sampai berbukit dan berlembah. Daerah penelitian ini berada di Kecamatan Koto Tangah Kelurahan Lubuk Minturun. Secara administrasinya mempunyai batasbatas daerah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara Sebelah Barat : Samudra Hindia Sebelah Timur : Kabupaten Solok Luas wilayah penelitian ini ± 23,29 km2 dengan jumlah penduduk ±7.170 jiwa yang terdiri dari 3.608 laki-laki dan 3.562 Perempuan, yang tersebar di 9 RW dan 31 RT ( Kantor Lurah Lubuk Minturun,2014). Pembahasan Dari Hasil penelitian di lapangan dan uji laboratorium, setiap sampel dibandingkan dengan standar mutu/persyaratan kualitas air minum berdasarkan peraturan menteri kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 dengan hasil sebagai berikut: Pertama, kualitas fisik air ( suhu, warna, bau, dan rasa) air Pamsimas di SungaI Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto tangah Kota Padang, yang di ukur langsung dilapangan dalam penelitian ini adalah: Suhu, warna, bau, dan rasa. Dapat disimpulkan bahwa Suhu Air Pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun pada sampel I dan II air pamsimas suhu air memenuhi standar air minum menurut Permenkes RI No. 492 tahun 2010 sementara pada sampel III air pamsimas suhu air tidak memenuhi standar air minum menurut Permenkes RI No. 492 tahun 2010. Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk di perhatikan karena perubahan suhu akan memberikan perubahan kualitas air. Persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI, untuk suhu air yang digunakan untuk air minum yang maksimal sama dengan suhu udara. Apabila suhu air lebih tinggi dari suhu udara akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dapat menimbulkan masalah rasa, bau warna dan korosi (Sutrisno,2010). Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti mengandung bahanbahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Warna Air pamsimas di daerah Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun dimana pada sampel I air pamismas air tidak berwarna, sampel II air pamsimas air tidak berwarna, dan sampel III air pamsimas air tidak berwarna maka dapat di simpulkan bahwa pada umumnya warna air pamsimas telah memenuhi standar air minum menurut Permenkes RI No. 492 tahun 2010. Bau dan Rasa secara fisik, di rasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau rasa asin menunjukkan adanya garam-garam tertentu yang terlarut di dalam air sedangkan rasa asam di akibatkan oleh adanya asam organik maupun asam anorganik (Slamet dalam Feby,2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bau dan Rasa air pamsimas pada sampel I air agak berbau dan tidak berasa maka rekomendasinya air pamsimas tidak memenuhi standar air minum, sedangkan pada sampel II dan III air pamasimas air tidak berbau dan tidak berasa maka rekomendasinya memenuhi standar air minum menurut Permenkes RI No. 492 Tahun 2010. Bau dan rasa muncul secara alamiah akibat proses biologis dan karena kontaminasi oleh bahan kimia. Dalam air bersih di tetapkan bahwa air tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Kedua, kualitas kimia ( pH, Fe,SO4 ,dan NH3 ) air Pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, yang di ukur dalam penelitian ini adalah: pH, Fe,SO4 ,dan NH3 Air minum sebaiknya netral, tidak boleh bersifat asam atau basa. Air mempunyai pH rendah akan bersifat asam sedangkan pH tinggi akan bersifat basa. Air murni mempunyai pH = 6,5-8,5 di bawah 6,5 akan bersifat asam sedangkan pH di atas 8,5 akan bersifat basa (Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010). Dapat di simpulkan pH air pada air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun pada ke tiga sampel air telah memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI tahun 2010, pH air Pamsimas berkisar antara 7,83-7,81 mg/l. Zat besi merupakan suatu unsur yang sangat penting untuk metabolisme tubuh. Kelebihan unsur Fe dalam air dapat menimbulkan bau dan warna pada air, selain itu kandungan dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan memberi rasa tidak enak pada minuman, kecuali dapat membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan bahan pencucian, dalam jumlah kecil unsur Fe di perlukan tubuh untuk pebentukan sel-sel darah merah. Kandungan zat besi yang terdapat pada air Pamsimas di daerah penelitian memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492 tahun 2010, kandungan zat besi yang terdapat pada air pamsimas berkisar 0,0554 mg/l. Zat besi sangat berguna untuk metabolisme tubuh, kekurangan zat besi menyebabkan terjadinya anemia pada laki-laki, wanita dan anak-anak. Selain itu zat besi yang berlebihan bisa terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan keracunan. Apabila terdapat kandungan Fe dalam air tidak memenuhi standar maka dapat dilakukan dengan memberikan Kapur, tawas dan kaporit (koagulasi) dan gerasi merupakan proses penangkapan oksigen, kation-kation besi dan magnesium membentuk oksida yang dapat mengendap di air ( Maulana,2014). Sulfat merupakan salah satu anion yang banyak terjadi pada air alam dan merupakan sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh pencucian perut yang bisa terjadi pada manusia apabila dalam konsentrasi yang cukup besar. Dari hasil Penelitian Kandungan unsur sulfat air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun dimana hasil analisa laboratorium berkisar antara 0,85701,0585 mg/l maka kandungan sulfat air pamsimas telah sesuai dengan standar air minum menurut permenkes RI No. 492 tahun 2010. Ammonia merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang sangat tajam dan menusuk hidung. Jika kehadiran zat ini dalam air minum menyangkut perubahan fisik dari perubahan air tersebut yang disebabkan oleh proses dekomposisi bakteri atau hydrolisa yang terjadi pada air. Pengukuran ammonia di lakukan di laboratorium, dimana hasil pengukuran menunjukkan bahwa air pamsimas di Sungai Lareh Lubuk Minturun hanya pada sampel II air pamsimas kandungan ammonia tidak memenuhi standar kualitas air minum menurut Permenkes RI tahun 2010 dengan hasil pengukuran 1,5878 mg/l sementara pada sampel I dan III pada air pamsimas kandungan ammonianya telah memenuhi standar kualitas air minum menurut Permenkes RI tahun 2010. Apabila melebihi standar yang ditetapkan akan menimbulkan bau yang tajam menusuk hidung, sehingga akan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Jika ditemukan dilapangan, solusinya adalah dengan cara menyaring arang, kerikil dan batu. Arang ( karbon aktif) berfungsi untuk menghilangkan bau didalam air ( Maulana,2014). Ketiga, kualitas Mikro Biologi air (Total Coliform) air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, yang di ukur dalam penelitian ini adalah: bakteri golongan total coliform. Bakteri Coliform merupakan kelompok bakteri yang berasal dari sistem pencernaan binatang dan termasuk manusia. Air minum tidak boleh mengandung bakteri golongan total coliform melebihi batas-batas yang telah ditentukan. Pengukuran bakteri golongan total Coliform di lakukan di laboratorium, dimana hasil pengukuran menunjukkan bahwa bakteri total coliform di daerah penelitian yang terdapat pada air pamsimas berkisar antara 2703000 APM ( Angka Paling Mungkin). Depkes RI telah menetapkan bahwa bakteri coliform tidak boleh terdapat didalam air minum, sebab bakteri coliform dapat menyebabkan virus, penyakit thypus, Kolera, disentri, dan muntaber. Untuk menanggulangi adanya bakteri golongan total coliform dalam air minum dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet serta pemberian Kaporit (Kalsium Hipoklorit). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisa Laboratorium maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas air di lihat dari segi fisik (Suhu, Warna, Bau, dan Rasa) air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, pada sampel III air pamsimas suhu air tidak memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492 tahun 2010. Di lihat dari segi warna air pamsimas pada seluruh sampel memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492 tahun 2010. dari segi bau dan rasa air pamsimas pada sampel I air agak berbau dan tidak berasa, pada sampel II dan III air pamsimas bau dan rasa air pamsimas telah memenuhi standar air minum menurut Permenkes RI No.492 tahun 2010. 2. Kualitas Air di lihat dari segi kimia ( pH, Fe, SO4 , dan NH3 ) air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, dilihat dari pH air pamsimas seluruh sampel memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI. Unsur zat besi pada seluruh sampel air pamsimas telah memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI. Di lihat dari unsur sulfat air pamsimas seluruh sampel telah memenuhi standar air minum berdasarkan Permenkes RI. Unsur ammonia pada air pamsimas hanya pada sampel II tidak memenuhi syarat kualitas air minum sementara unsur ammonia pada sampel I dan III telah memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492 Tahun 2010. 3. Kualitas ( Total Coliform) air di lihat dari segi Mikro Biologi air pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, pada sampel I air pamsimas air mengandung bakteri total coliform 3000APM ( Angka Paling Mungkin) maka rekomendasinya air pamsimas tidak memenuhi standar kualitas air minum. Pada sampel II air pamsimas air mengandung bakteri total coliform 2200 APM ( Angka Paling Mungkin) maka rekomendasinya tidak memenuhi standar air minum, pada sampel III air pamsimas air mengandung total coliform 270 APM ( Angka Paling Mungkin) maka rekomendasinya air pamsimas tidak memenuhi standar kualitas air minum berdasarkan Permenkes RI No. 492 tahun 2010. Saran 1. Di harapkan pembesihan secara teratur pada sumber air dan bak penampungan air pamsimas ( Reservoir) agar air tetap bersih dan terbebas dari bakteri total coliform yang terdapat pada air pamsimas. 2. Pamsimas merupakan sistem penyediaan air bersih bagi masyarakat di Sungai Lareh, harus dijaga keberlanjutannya agar masyarakat yang menjadi sasaran utama dari tujuan program Pamsimas dapat menikmati pelayanan air pamsimas dengan baik. 3. Keberlanjutan Program Pamsimas harus dapat dijamin dengan pengelolaan yang baik di dukung oleh sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat baik dalam bentuk keterlibatan langsung dalam setiap tahapan kegiatan penyediaan air Pamsimas. 4. Di harapkan kepada Pemerintah Kota Padang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Pusat agar penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur dan berkelanjutan terhadap air pamsimas sehingga air pamsimas menjadi semakin lebih baik dari segi kualitasnya. 5. Bagi peneliti lain, agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan variabel lain sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang mengkonsumsi Air Pamsimas di Sungai Lareh Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. DAFTAR PUSTAKA Eko Hani Praptiwi. 2014. Program Penyediaan Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Dalam Rangka Penurunan Diare Di Kabupaten Temanggung (Online) (http://eprints.undip.ac.id/315 74/1/bab_1.pdf , diakses 20 Juli 2014). Kusnaedi. 2010. Mengelola Air Kotor Untuk Air Minum Penebar Swadaya, Jakarta. Lismana, Feby. 2010. Studi Tentang Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Air Minum di Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. P.IPS STKIP PGRI Sumatera Barat.. Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 Sanim, Bunasor. 2011. Sumberdaya Air Dan Kesejahteraan Publik Bogor: IPB Press. Sutrisno, Totok. 2010. Teknologi Penyediaan Air bersih Jakarta: PT.Rineka Cipta. ____________ 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih ,Jakarta: PT.Rineka Cipta. Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.