Fulltext - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
1
PROFIL PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA
DI KELURAHAN KALUMBUK
KECAMATAN KURANJI
PADANG
By:
Yuvenia Rafika Sari *
Rahma Wira Nita., M.Pd., Kons **
Citra Imelda Usman., M.Pd., Kons **
*Student
** lecturers
Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
This research was motivated by the phenomenon of their teens have a problem with the
concept of self-cognitive and affective self-concept, causing unrest teen.This study is to describe: 1)
Profile adolescent cognitive development of self-concept, 2) Profile affective adolescent development
of self-concept. This research was quantitative descriptive. With a population in this study were young
in the Village Kalumbuk Kuranji Padang District of the 75 people, the sampling technique total
sampling. The research instrument was a questionnaire and the data processed by a percentage
formula. The results of this study reveal the general profile adolescent self-concept development in
Sub Kalumbuk Kuranji District of Padang, in the category quite well. Judging from each of the
variables: 1) Profile adolescent cognitive development of self-concept that are in both categories,
covering aspects of knowledge and aspects of the picture as a self-image. 2) Profile affective
adolescent development of self-concept that are in good enough category, including self-concept of
adolescent affective aspects of self-acceptance and self-esteem aspects. Can be recommended to
parents to pay more attention to their children so that they can assist the child in her form towards
more positive, also provide information to parents in developing positive self-concept to teenagers.
Keyword: Self-concept Cognitive, Self-concept Affective
pertambahan berat dan tinggi badan yang
dramatis, pertumbuhan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Menurut Kartono (2007: 148) masa
remaja disebut pula sebagai masa-penghubung
atau masa peralihan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi
perubahan-perubahan
yaitu
perubahanperubahan besar dan esensial mengenai
kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan
Pendahuluan
Remaja berasal dari kata adolesence
berasal dari kata latin adolescere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
Istilah adolescere yang dipergunakan saat ini
mempunyai arti yang cukup luas mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan
fisik. Masa remaja menunjukkan dengan jelas
sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak. Masa remaja
bermula pada perubahan fisik yang cepat,
2
jasmaniah, terutama fungsi seksual. Pada
periode ini yang sangat menonjol adalah
kesadaran yang mendalam mengenai diri
sendiri, dengan mana anak muda mulai
meyakini kemauan, potensi dan cita-cita
sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusaha
menemukan jalan hidupnya, dan mulai
mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan,
keluhuran, kebijaksanaan, keindahan dan
sebagainya.
Masa remaja menurut Hurlock (2003:
105) adalah masa transisi dalam rentang
kehidupan manusia, menghubungkan masa
kanak-kanak dan masa dewasa. Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa, pada masa remaja ini
yang sangat menonjol yaitu mengenai keadaan
diri sendiri, yang mana kesadaran tersebut ia
berusaha menemukan jalan hidupnya, dan
mulai mencari nilai-nilai tertentu.
Konsep diri remaja dapat dilihat berbagai
persepsi atau pandangan seseorang terhadap
dirinya sendiri, dapat kita lihat konsep diri
secara umum adalah pandangan atau penilaian,
perasaan, pemikiran individu terhadap dirinya,
meliputi kemampuan karakter dan sikap.
Konsep diri pada dasarnya merupakan suatu
skema, yaitu pengetahuan yang terorganisasi
mengenai sesuatu yang kita gunakan untuk
menginterprestasikan pengalaman. Dengan
demikian, konsep diri adalah skema diri (selfschema), yaitu pengetahuan tentang diri, yang
mempengaruhi cara seseorang mengolah
informasi dan mengambil tindakan.
Menurut Gunawan (Oktaviani, 2005: 1)
“Konsep diri adalah persepsi atau pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri yang
terbentuk melalui pengalaman hidup dan
interaksi dengan lingkungan atau juga karena
pengaruh-pengaruh orang-orang yang di
anggap penting atau dijadikan panutan”.
Konsep diri merupakan pondasi yang sangat
penting untuk keberhasilan, bukan hanya
keberhasilan pada bidang akademis, melainkan
yang lebih penting adalah keberhasilan hidup.
Selanjutnya,
Mudjiran
(2007:
133)
mengemukakan “Konsep diri adalah pendapat
seseorang tentang dirinya sendiri atau
pandangan seseorang tentang dirinya sendiri,
baik menyangkut kemampuan mental maupun
fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang
menjadi miliknya yang bersifat materil”.
Konsep diri seseorang mula-mula
terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan
di inginkan kehadirannya oleh keluarganya.
Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan
setelah menghadapi sikap-sikap tertentu dari
ayah, ibu, kakak dan adik ataupun orang lain
dilingkup kehidupannya, akan berkembanglah
konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang
pada mulanya berasal dari perasaan dihargai
atau tidak dihargai (Djaali, 2013: 130).
Dengan kata lain konsep diri adalah
respon seseorang tentang pernyataan “siapa
saya?”. Dengan menyadarinya, seseorang
tentang dirinya maka ada unsur penilaian
tentang keberadaan dirinya itu, apakah dia
seorang yang baik atau kurang baik, berhasil
atau kurang berhasil, mampu atau kurang
mampu.
Terjadinya
perubahan
pada
penampilan fisik, hubungan dengan orang tua,
guru dan teman sebaya serta kemampuan
kognitif sangat penting dalam pembentukan
konsep diri.
Menurut Hutagalung (2007: 23) konsep
diri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
(1) Konsep diri positif yaitu konsep diri
yang terdapat pada diri seseorang
yang mampu menerima resiko
kelemahan/ kekurangan dan meyakini
kelebihan dan kekuranganny.
(2) konsep diri negatif adalah konsep diri
yang terdapat pada seseorang yang
tidak mengenal dirinya, kurang
mampu melihat secara utuh, baik
kelebihan maupun kekurangannya.
Seseorang dengan konsep diri yang negatif
akan cenderung bersikap pesimis terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya
sebaliknya, seseorang dengan konsep diri
positif akan terlihat lebih optimis, penuh
percaya diri dan selalu bersikap positif
terhadap sesuatu, juga terhadap kegagalan
yang dialami. Orang yang memiliki konsep
diri positif akan mampu menghargai dirinya
dan melihat hal-hal yang positif yang dapat
dilakukan demi keberhasilan dimasa yang
akan datang. Sedangkan orang yang memiliki
3
konsep diri negatif ia tidak mampu untuk
menghargai dirinya bahkan orang lain.
Terdapat
beberapa
faktor
untuk
membangun konsep diri agar dapat terbentuk,
yaitu: (1) Perasaan mempunyai arti bagi orang
lain artinya bagaimana orang memandang
dirinya, (2) Kebijakan maksudnya keputusan
yang diambil oleh individu itu sendiri, (3)
Kekuatan maksudnya bagaimana individu
untuk mempertahankan dirinya.
menurut Mulyaningtyas, dkk (2006: 46)
bahwa konsep diri dari tiga sudut pandang,
yakni:
(1) Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri
negatif (rendah). Artinya bagaimana seseorang
memandang dirinya baik (positif) atau buruk
(negatif), (2) konsep diri fisik dan konsep diri
emosional dan konsep diri akademis, artinya
kita dapat membedakan pandangan diri sendiri
yang dipengaruhi oleh perasaan dan faktor
psikologis dan yang secara ilmiah bisa
dibuktikan, (3) Konsep diri rill dan konsep diri
ideal, artinya kita dapat membedakan diri kita
yang nyata sebenarnya dan yang dicitacitakan.
Konsep diri itu tidak saja berkembang
melalui pandangan terhadap diri sendiri,
namun juga berkembang dalam rangka
interaksi dengan masyarakat, kebanyakan
remaja sekarang masih banyak memiliki
masalah dengan konsep diri, contohnya remaja
masih belum bisa mengetahui apa yang
mereka sukai dan yang tidak mereka sukai,
pandangan remaja tentang cara orang lain
memandang atau menilai dirinya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah
pandangan, penilaian, keyakinan, pendapat,
penafsiran seseorang tentang dirinya sendiri
menyangkut kemampuan mental maupun fisik,
tentang apa yang diketahuinya, dirasakan
tentang perilakunya, serta isi pikiran dan
perasaannya sebagai remaja. Semua persepsi
terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik,
aspek sosial, dan aspek psikologis, yang
didasarkan pada pengalaman dan interaksi
dengan orang lain. Konsep diri juga disebut
sebagai pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui
dan rasakan tentang perilakunya sendiri.
Berdasarkan hasil observasi pada 24 Maret
2016 yang penulis lakukan di Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang,
bahwasanya ada remaja mempunyai masalah
tentang konsep diri kognitif dan konsep diri
afektif, konsep diri kognitif yaitu remaja selalu
menilai dirinya bodoh, setiap kali ia
melakukan sesuatu ia merasa dirinya tidak
mampu untuk berbuat apa-apa, bahkan apa
yang akan ia kerjakan ia merasa kerjaannya
selalu salah, sedangkan konsep diri afektif
yaitu remaja selalu beranggapan ia sangat
pandai dalam melakukan segala hal, bahkan
remaja
juga beranggapan apa
yang
dilakukannya selalu benar.
Berdasarkan hasil wawancara awal yang
penulis lakukan pada25 Maret 2016 dengan
salah seorang ketua RT di Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang, remaja
di Kelurahan Kalumbuk memiliki konsep diri
kognitif seperti adanya beberapa orang remaja
menilai dirinya bodoh, adanya beberapa orang
remaja menilai dirinya nakal, adanya beberapa
orang remaja menilai dirinya jelek, adanya
beberapa orang remaja menilai dirinya seorang
yang kuat. Sedangkan konsep diri afektif
seperti adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya pandai, adanya beberapa orang remaja
menilai dirinya peramah, adanya remaja
menilai dirinya sangat cantik, adanya beberapa
orang remaja menilai dirinya pemaaf.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian
ini mencoba mengungkapkan tentang “Profil
Perkembangan Konsep Diri Remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang”.
Setelah melakukan penelitian awal, maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
akan dijadikan dasar untuk mengetahui lebih
jauh mengenai “Profil Perkembangan
Konsep Diri Remaja di Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang”
sebagai berikut:
1. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya bodoh.
2. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya nakal.
3. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya jelek.
4. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya seorang yang kuat.
4
5. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya pandai.
6. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya peramah.
7. Adanya remaja menilai dirinya sangat
cantik.
8. Adanya beberapa orang remaja menilai
dirinya pemaaf.
Agar penelitian ini terarah dengan
baik, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Profil perkembangan konsep diri
kognitif
remaja
di
Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang.
2. Profil perkembangan konsep diri
afektif remaja di Kelurahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang.
Jenis data dalam penelitian ini adalah
interval. Menurut Yusuf (2005: 133) bahwa
variabel interval adalah antara kategori dalam
variabel ini dapat diketahui selisih dan
jumlahnya.
Sumber data dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer
pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh
melalui sumber data pertama dilokasi
penelitian atau subjek penelitian. Data
sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Alat pengumpilan data dalam penelitian
ini menggunakan angket. Untuk pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan rumus
persentase. Rumusan yang digunkan untuk
menganalisis
data
tentang
Profil
Perkembangan Konsep Diri Remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang. Menurut sugiyono (2013: 89)
persentase dapat dihitung dengan rumus:
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang
menggambarkan suatu keadaan atau situasi
tertentu sebagaimana adanya secara sistematis,
aktual, akurat, dan ditentukan hubungan antar
variabel yang akan diteliti serta penelitian
yang
memusatkan
penelitian
pada
permasalahan dan pemecahan masalah yang
berlangsung saat ini. Menurut Yusuf (2007:83)
bahwa penelitian deskriptif adalah salah satu
jenis
penelitian
yang
bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, aktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi
tertentu, atau mencoba menggambarkan
fenomena secara detail.
P
f
 100
N
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
100 = Bilangan tetap
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Profil Perkembangan Konsep Diri
Remaja di Kelurahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang Dilihat dari
Aspek Kognitif
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
peneliti lakukan,dapat diketahui bahwa
gambaran secara umum profil perkembangan
konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang berada pada
kategori cukup baik sebanyak 40,00%.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa konsep diri remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang memiliki konsep diri yang cukup baik
dari aspek kognitif.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 2730 Mei 2016. Adapun tempat lokasi untuk
melaksanakan penelitian adalah di Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang. Alasan
peneliti memilih tempat ini adalah karena
ditemukannya permasalahan yang diteliti di
Kelurahan Kalumbuk Padang.
Populasi penelitian ini adalah semua
remaja di kelurahan Kalumbuk kecamatan
Kuranji Padang yaitu berjumlah 75 orang
remaja. Dalam pengambilan sampel, peneliti
menggunakan teknik total sampling.
5
Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33)
aspek kognitif adalah apa yang kita ketahui
tentang diri sendiri atau penjelasan dari “siapa
saya” yang akan memberi gambaran tentang
diri sendiri. Gambaran diri tersebut gilirannya
akan membentuk citra diri. Gambaran diri
tersebut
merupakan
kesimpulan
dari
pandangan kita dalam berbagai peran yang
kita pegang seperti orang tua, teman, dan
lingkungan sekitar.
Menurut James (Elida, 2002: 118) “Konsep
diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya
sendiri, baik yang menyangkut kemampuan
mental, fisik ataupun menyangkut segala
sesuatu yang menjadi miliknya”. Dengan
menyadari tentang dirinya maka akan ada
unsur penilaian keberadaan dirinya apakah dia
seorang yang baik atau kurang baik, berhasil
atau kurang berhasil, mampu atau kurang
mampu. Seiring dengan ini Djaali (2013: 130)
menyatakan “Konsep diri dibentuk dari
perasaan apakah dia diterima kehadirannya
oleh keluarganya”. Melalui perilaku yang
berulang-ulang dan setelah menghadapi
ataupun orang lain dilingkup kehidupannya
maka akan berkembanglah konsep diri.
Santrock (2008: 336) mengemukakan
bahwa konsep diri adalah evaluasi individu
terhadap domain yang spesifik dari dirinya,
berupa fisik, sosial, emosi, moral dan kognitif
sebagai berikut:
a. Konsep diri yang menyangkut fisik
adalah pendapat seseorang tentang
segala sesuatu mengenai bentuk
tubuhnya, antara lain kondisi tubuh
yang dimiliki, kemampuan fisik dan
penampilan sehari-hari.
b. Konsep diri yang menyangkut sosial
adalah kemampuan berinteraksi dengan
orang lain dan perasaan seseorang
tentang kualitas hubungan sosialnya
dengan orang lain.
c. Konsep diri yang menyangkut emosi
adalah gambaran seseorang terhadap
keadaan emosi dan perasaan dalam
menghadapi situasi tertentu.
d. Konsep diri yang menyangkut moral
adalah pandangan tentang dirinya
menyangkut nilai-nilai kehidupan dan
juga norma yang berlaku dalam
kehidupan.
e. Konsep diri yang menyangkut kognitif
adalah pendapat seseorang tentang
kecerdasan umum yang dimiliki dan
prestasi
yang
diperoleh
serta
memecahkan masalah yang dihadapi.
Eipstein, Brim (Mudjiran dkk, 2007: 111)
mengemukakan bahwa konsep diri adalah
pendapat, perasaan atau gambaran seseorang
tentang dirinya baik yang menyangkut fisik,
sosial, emosi, moral dan kognitif:
a. Konsep diri yang menyangkut fisik
adalah pendapat seseorang tentang
segala sesuatu mengenai bentuk
tubuhnya antara lain: kondisi tubuh
yang dimilikinya, kemampuan fisik dan
penampilan sehari-hari.
b. Konsep diri sosial adalah menyangkut
kemampuan berinteraksi dengan orang
lain dan perasaan seseorang tentang
kualitas hubungan sosialnya dengan
orang lain, misalnya bahwa seseorang
bisa menempatkan dirinya dalam
kondisi
dimanapun
dia
berada,
menyayangi,
menghormati,
atau
sebaliknya.
c. Konsep diri yang menyangkut emosi
adalah gambaran seseorang tentang
keadaan emosi dan perasaan dalam
menghadapi situasi tertentu. Konsep
diri moral adalah pandangan sesorang
yang tentang dirinya bahwa ia jujur,
bersih, penyayang dan taat beragama.
Ia lihat perilakunya sesuai dengan
norma yang berlaku dengan ketaatan
dalam menjalani ibadah agama.
d. Konsep diri kognitif adalah pendapat
seseorang tentang kecerdasan umum
yang dimilikinya dan prestasi akademik
yang
diperoleh
serta
dalam
memecahkan
permasalahan
yang
dihadapi.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
adalah pandangan, penilaian, keyakinan,
penafsiran tentang dirinya sendiri yang
menyangkut tentang apa yang diketahuinya,
dirasakan tentang perilakunya, serta isi pikiran
dan perasaannya. Konsep diri merupakan
pondasi
yang sangat penting untuk
6
keberhasilan, bukan hanya keberhasilan
dibidang akademis melainkan keberhasilan
hidup.
orang lain terhadap dirinya, dimana berfungsi
sebagai bentuk kontrol sosial. Selain itu
termasuk didalamnya kesadaran individu dan
bagaimana penerimaan terhadap physical self,
kemudian akan mendatangkan perasaan
senang atau tidak senang terhadap tubuhnya,
sehingga mempengaruhi proses berfikir,
perasaan, keinginan nilai maupun prilakunya.
Gambaran diri selalu berubah-ubah karena
selalu dikembangkan selama hidup melalui
pola interaksi dengan orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa gambaran sebagai
pencitraan diri adalah suatu pemikiran
mengenai fisik berupa penilaian dan evaluasi
terhadap diri sendiri dan orang lain. Serta
bagaimana penilaian orang lain terhadap
dirinya.
2. Profil Perkembangan Konsep Diri
Remaja di Kelurahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang Dilihat dari
Aspek Afektif
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di
atas dapat diketahui bahwa perkembangan
konsep diri afektif remaja di Kelurahan
Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang berada
pada kategori cukup baik sebanyak 42,67%.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa konsep diri remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang memiliki konsep diri yang cukup baik
dari aspek afektif.
Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33)
aspek afektif adalah penilaian individu
terhadap dirinya yang akan membentuk
bagaimana penerimaan diri dan harga diri
individu
yang
bersangkutan.
Dapat
disimpulkan komponen konsep diri adalah
sesuatu yang dirasakan dan dipikirkan oleh
seorang individu berkaitan dengan dirinya.
Atau bisa disebut juga dengan komponen
kognitif merupakan data yang bersifat objektif,
sedangkan komponen afektif merupakan data
yang bersifat subyektif.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa komponen konsep diri
afektif merupakan pengetahuan tentang dirinya
sendiri yang akan membentuk bagaimana dia
menerima keadaan dirinya sendiri.
Berikut
ini
diuraikan
pembahasan
berdasarkan masing-masing indikator:
Berdasarkan
penjelasan
di
atas
perkembangan konsep diri remaja dapat dilihat
ketika remaja ditanya mengenai tanggung
jawab serta perannya dalam keluarga dan
lingkungan masyarakat.
Berikut
ini
diuraikan
pembahasan
berdasarkan masing-masing indikator:
a. Pengetahuan
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di
atas, dapat diketahui perkembangan konsep
diri kognitif dilihat dari aspek pengetahuan
berada pada kategori baik sebanyak 44,00%.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa konsep diri remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang memiliki konsep diri yang baik dari
aspek pengetahuan.
Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 54)
pengetahuan adalah segenap apa yang kita
ketahui tentang suatu objek tertentu.
Pengetahuan juga merupakan hasil tahu
setelah melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni: indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu
objek tertentu yang dapat kita ketahui setelah
melakukan apa yang kita lihat dari panca
indera kita untuk melihat suatu objek tertentu.
b. Gambaran Sebagai Pencitraan Diri
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di
atas, dapat diketahui perkembangan konsep
diri kognitif dilihat dari aspek gambaran
sebagai pencitraan diri berada pada kategori
baik
sebanyak
38,67%.
Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk
Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep
diri yang baik dari aspek gambaran sebagai
pencitraan diri.
Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33)
gambaran sebagai pencitraan diri adalah
pemikiran atau konsep tentang fisik berupa
penilaian diri yang subyektif, evaluasi
terhadap diri berdasarkan bagaimana penilaian
7
a. Penerimaan Diri
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di
atas, dapat diketahui perkembangan konsep
diri afektif dilihat dari aspek penerimaan diri
berada pada kategori cukup baik sebanyak
36,00%. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja
di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang memiliki konsep diri cukup baik dari
aspek penerimaan diri.
Menurut Hurlock (2003: 33) penerimaan
diri merupakan sebagai kemampuan individu
untuk dapat memiliki suatu pandangan positif
mengenai siapa dirinya yang sebenarbenarnya, dan hal ini tidak dapat muncul
dengan
sendirinya,
melainkan
harus
dikembangkan oleh individu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan
bahwa
penerimaan
diri
merupakan sejauh mana seorang individu
mampu menyadari karakteristik kepribadian
yang dimilikinya dan bersedia untuk
dikembangkan oleh individu.
b. Harga Diri
Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di
atas, dapat diketahui perkembangan konsep
diri afektif dilihat dari aspek harga diri berada
pada kategori cukup baik sebanyak 45,33%.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa konsep diri remaja di
Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
Padang memiliki konsep diri cukup baik dari
aspek harga diri.
Menurut Fauziah (2011: 56) harga diri
merupakan penilaian individu terhadap hasil
yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Harga
diri juga menggambarkan sejauh mana
individu tersebut menilai dirinya sebagai orang
yang memiliki kemampuan, keberartian,
berharga, dan kompeten.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa harga diri merupakan
suatu penilaian individu terhadap apa yang
ingin dicapai dengan menganalisa seberapa
jauhkah individu dapat menilai dirinya sebagai
orang yang mempunyai kemampuan yang
lebih daripada kemampuan orang lain.
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang peneliti peroleh dari
penelitian yang dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Profil Perkembangan konsep diri kognitif
remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan
Kuranji Padang berada pada kategori
cukup baik.
2. Profil Perkembangan konsep diri afektif
remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan
Kuranji Padang berada pada kategori
cukup baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dipaparkan, peneliti mengemukakan saran,
sebagai berikut:
1. Remaja, agar dapat membantu remaja
dalam membentuk konsep diri kearah yang
lebih positif, juga memberikan informasi
kepada remaja dalam mengembangkan
pengetahuan tentang dirinya sendiri yang
akan membentuk bagaimana dia menerima
keadaan dirinya sendiri dan orang lain.
2. Orang tua, penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada orang tua dalam
mengembangkan konsep diri positif kepada
remaja.
3. Pihak Kelurahan, penelitian ini dapat
memberikan informasi atau data bagi pihak
kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji
yang terkait dengan perkembangan konsep
diri remaja.
4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan
Konseling, dalam rangka meningkatkan
program perkuliahan untuk meluluskan
tenaga guru BK yang professional di
masyarakat.
5. Peneliti Selanjutnya, sebagai pedoman dan
sumber
ilmu
pengetahuan
dalam
menambah wawasan untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan variabel
penelitian ini.
8
Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak.
Bandung: Mandar Maju.
Kepustakaan
Arikunto,
Suharsimi.
2010.
Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mubin & Cahyadi. 2006. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Quantum Teacing.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Mudjiran. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Oktaviani Irma Chiktia. 2011. Konsep Diri
dari Keluarga Broken Home.
Fakultas Psikologi Angkatan 2010:
UIN
Fauziah, Metra. 2011. Konsep Diri Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling sebagai Calon
Konselor Angkatan 2010: STKIP PGRI.
Prayitno,
Elida.
2006.
Psikologi
Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa
Raya.
Gunarsah, Singgih. 2001. Psikologi Praktis:
Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:
Gunung Mulia.
Riduwan, 2006. Belajar Mudah untuk GuruKaryawan dan Penelitian Pemuda.
Bandung: Alfabet.
Hurlock. 2003. Psikologi Perkembangan
Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.S
9
Download