1 PROFIL PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI PADANG By: Yuvenia Rafika Sari * Rahma Wira Nita., M.Pd., Kons ** Citra Imelda Usman., M.Pd., Kons ** *Student ** lecturers Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK This research was motivated by the phenomenon of their teens have a problem with the concept of self-cognitive and affective self-concept, causing unrest teen.This study is to describe: 1) Profile adolescent cognitive development of self-concept, 2) Profile affective adolescent development of self-concept. This research was quantitative descriptive. With a population in this study were young in the Village Kalumbuk Kuranji Padang District of the 75 people, the sampling technique total sampling. The research instrument was a questionnaire and the data processed by a percentage formula. The results of this study reveal the general profile adolescent self-concept development in Sub Kalumbuk Kuranji District of Padang, in the category quite well. Judging from each of the variables: 1) Profile adolescent cognitive development of self-concept that are in both categories, covering aspects of knowledge and aspects of the picture as a self-image. 2) Profile affective adolescent development of self-concept that are in good enough category, including self-concept of adolescent affective aspects of self-acceptance and self-esteem aspects. Can be recommended to parents to pay more attention to their children so that they can assist the child in her form towards more positive, also provide information to parents in developing positive self-concept to teenagers. Keyword: Self-concept Cognitive, Self-concept Affective pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, pertumbuhan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Menurut Kartono (2007: 148) masa remaja disebut pula sebagai masa-penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan yaitu perubahanperubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan Pendahuluan Remaja berasal dari kata adolesence berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescere yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, 2 jasmaniah, terutama fungsi seksual. Pada periode ini yang sangat menonjol adalah kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dengan mana anak muda mulai meyakini kemauan, potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusaha menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan dan sebagainya. Masa remaja menurut Hurlock (2003: 105) adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa, pada masa remaja ini yang sangat menonjol yaitu mengenai keadaan diri sendiri, yang mana kesadaran tersebut ia berusaha menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu. Konsep diri remaja dapat dilihat berbagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri, dapat kita lihat konsep diri secara umum adalah pandangan atau penilaian, perasaan, pemikiran individu terhadap dirinya, meliputi kemampuan karakter dan sikap. Konsep diri pada dasarnya merupakan suatu skema, yaitu pengetahuan yang terorganisasi mengenai sesuatu yang kita gunakan untuk menginterprestasikan pengalaman. Dengan demikian, konsep diri adalah skema diri (selfschema), yaitu pengetahuan tentang diri, yang mempengaruhi cara seseorang mengolah informasi dan mengambil tindakan. Menurut Gunawan (Oktaviani, 2005: 1) “Konsep diri adalah persepsi atau pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri yang terbentuk melalui pengalaman hidup dan interaksi dengan lingkungan atau juga karena pengaruh-pengaruh orang-orang yang di anggap penting atau dijadikan panutan”. Konsep diri merupakan pondasi yang sangat penting untuk keberhasilan, bukan hanya keberhasilan pada bidang akademis, melainkan yang lebih penting adalah keberhasilan hidup. Selanjutnya, Mudjiran (2007: 133) mengemukakan “Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya yang bersifat materil”. Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan di inginkan kehadirannya oleh keluarganya. Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi sikap-sikap tertentu dari ayah, ibu, kakak dan adik ataupun orang lain dilingkup kehidupannya, akan berkembanglah konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai (Djaali, 2013: 130). Dengan kata lain konsep diri adalah respon seseorang tentang pernyataan “siapa saya?”. Dengan menyadarinya, seseorang tentang dirinya maka ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu, apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu. Terjadinya perubahan pada penampilan fisik, hubungan dengan orang tua, guru dan teman sebaya serta kemampuan kognitif sangat penting dalam pembentukan konsep diri. Menurut Hutagalung (2007: 23) konsep diri dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Konsep diri positif yaitu konsep diri yang terdapat pada diri seseorang yang mampu menerima resiko kelemahan/ kekurangan dan meyakini kelebihan dan kekuranganny. (2) konsep diri negatif adalah konsep diri yang terdapat pada seseorang yang tidak mengenal dirinya, kurang mampu melihat secara utuh, baik kelebihan maupun kekurangannya. Seseorang dengan konsep diri yang negatif akan cenderung bersikap pesimis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya sebaliknya, seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Orang yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan datang. Sedangkan orang yang memiliki 3 konsep diri negatif ia tidak mampu untuk menghargai dirinya bahkan orang lain. Terdapat beberapa faktor untuk membangun konsep diri agar dapat terbentuk, yaitu: (1) Perasaan mempunyai arti bagi orang lain artinya bagaimana orang memandang dirinya, (2) Kebijakan maksudnya keputusan yang diambil oleh individu itu sendiri, (3) Kekuatan maksudnya bagaimana individu untuk mempertahankan dirinya. menurut Mulyaningtyas, dkk (2006: 46) bahwa konsep diri dari tiga sudut pandang, yakni: (1) Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri negatif (rendah). Artinya bagaimana seseorang memandang dirinya baik (positif) atau buruk (negatif), (2) konsep diri fisik dan konsep diri emosional dan konsep diri akademis, artinya kita dapat membedakan pandangan diri sendiri yang dipengaruhi oleh perasaan dan faktor psikologis dan yang secara ilmiah bisa dibuktikan, (3) Konsep diri rill dan konsep diri ideal, artinya kita dapat membedakan diri kita yang nyata sebenarnya dan yang dicitacitakan. Konsep diri itu tidak saja berkembang melalui pandangan terhadap diri sendiri, namun juga berkembang dalam rangka interaksi dengan masyarakat, kebanyakan remaja sekarang masih banyak memiliki masalah dengan konsep diri, contohnya remaja masih belum bisa mengetahui apa yang mereka sukai dan yang tidak mereka sukai, pandangan remaja tentang cara orang lain memandang atau menilai dirinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan, penilaian, keyakinan, pendapat, penafsiran seseorang tentang dirinya sendiri menyangkut kemampuan mental maupun fisik, tentang apa yang diketahuinya, dirasakan tentang perilakunya, serta isi pikiran dan perasaannya sebagai remaja. Semua persepsi terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Konsep diri juga disebut sebagai pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya sendiri. Berdasarkan hasil observasi pada 24 Maret 2016 yang penulis lakukan di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang, bahwasanya ada remaja mempunyai masalah tentang konsep diri kognitif dan konsep diri afektif, konsep diri kognitif yaitu remaja selalu menilai dirinya bodoh, setiap kali ia melakukan sesuatu ia merasa dirinya tidak mampu untuk berbuat apa-apa, bahkan apa yang akan ia kerjakan ia merasa kerjaannya selalu salah, sedangkan konsep diri afektif yaitu remaja selalu beranggapan ia sangat pandai dalam melakukan segala hal, bahkan remaja juga beranggapan apa yang dilakukannya selalu benar. Berdasarkan hasil wawancara awal yang penulis lakukan pada25 Maret 2016 dengan salah seorang ketua RT di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang, remaja di Kelurahan Kalumbuk memiliki konsep diri kognitif seperti adanya beberapa orang remaja menilai dirinya bodoh, adanya beberapa orang remaja menilai dirinya nakal, adanya beberapa orang remaja menilai dirinya jelek, adanya beberapa orang remaja menilai dirinya seorang yang kuat. Sedangkan konsep diri afektif seperti adanya beberapa orang remaja menilai dirinya pandai, adanya beberapa orang remaja menilai dirinya peramah, adanya remaja menilai dirinya sangat cantik, adanya beberapa orang remaja menilai dirinya pemaaf. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mencoba mengungkapkan tentang “Profil Perkembangan Konsep Diri Remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang”. Setelah melakukan penelitian awal, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang akan dijadikan dasar untuk mengetahui lebih jauh mengenai “Profil Perkembangan Konsep Diri Remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang” sebagai berikut: 1. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya bodoh. 2. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya nakal. 3. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya jelek. 4. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya seorang yang kuat. 4 5. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya pandai. 6. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya peramah. 7. Adanya remaja menilai dirinya sangat cantik. 8. Adanya beberapa orang remaja menilai dirinya pemaaf. Agar penelitian ini terarah dengan baik, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Profil perkembangan konsep diri kognitif remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang. 2. Profil perkembangan konsep diri afektif remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang. Jenis data dalam penelitian ini adalah interval. Menurut Yusuf (2005: 133) bahwa variabel interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih dan jumlahnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh melalui sumber data pertama dilokasi penelitian atau subjek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Alat pengumpilan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Rumusan yang digunkan untuk menganalisis data tentang Profil Perkembangan Konsep Diri Remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang. Menurut sugiyono (2013: 89) persentase dapat dihitung dengan rumus: Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau situasi tertentu sebagaimana adanya secara sistematis, aktual, akurat, dan ditentukan hubungan antar variabel yang akan diteliti serta penelitian yang memusatkan penelitian pada permasalahan dan pemecahan masalah yang berlangsung saat ini. Menurut Yusuf (2007:83) bahwa penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. P f 100 N Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi n = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Profil Perkembangan Konsep Diri Remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang Dilihat dari Aspek Kognitif Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan,dapat diketahui bahwa gambaran secara umum profil perkembangan konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang berada pada kategori cukup baik sebanyak 40,00%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri yang cukup baik dari aspek kognitif. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 2730 Mei 2016. Adapun tempat lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah karena ditemukannya permasalahan yang diteliti di Kelurahan Kalumbuk Padang. Populasi penelitian ini adalah semua remaja di kelurahan Kalumbuk kecamatan Kuranji Padang yaitu berjumlah 75 orang remaja. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik total sampling. 5 Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33) aspek kognitif adalah apa yang kita ketahui tentang diri sendiri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri sendiri. Gambaran diri tersebut gilirannya akan membentuk citra diri. Gambaran diri tersebut merupakan kesimpulan dari pandangan kita dalam berbagai peran yang kita pegang seperti orang tua, teman, dan lingkungan sekitar. Menurut James (Elida, 2002: 118) “Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri, baik yang menyangkut kemampuan mental, fisik ataupun menyangkut segala sesuatu yang menjadi miliknya”. Dengan menyadari tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian keberadaan dirinya apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu. Seiring dengan ini Djaali (2013: 130) menyatakan “Konsep diri dibentuk dari perasaan apakah dia diterima kehadirannya oleh keluarganya”. Melalui perilaku yang berulang-ulang dan setelah menghadapi ataupun orang lain dilingkup kehidupannya maka akan berkembanglah konsep diri. Santrock (2008: 336) mengemukakan bahwa konsep diri adalah evaluasi individu terhadap domain yang spesifik dari dirinya, berupa fisik, sosial, emosi, moral dan kognitif sebagai berikut: a. Konsep diri yang menyangkut fisik adalah pendapat seseorang tentang segala sesuatu mengenai bentuk tubuhnya, antara lain kondisi tubuh yang dimiliki, kemampuan fisik dan penampilan sehari-hari. b. Konsep diri yang menyangkut sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan perasaan seseorang tentang kualitas hubungan sosialnya dengan orang lain. c. Konsep diri yang menyangkut emosi adalah gambaran seseorang terhadap keadaan emosi dan perasaan dalam menghadapi situasi tertentu. d. Konsep diri yang menyangkut moral adalah pandangan tentang dirinya menyangkut nilai-nilai kehidupan dan juga norma yang berlaku dalam kehidupan. e. Konsep diri yang menyangkut kognitif adalah pendapat seseorang tentang kecerdasan umum yang dimiliki dan prestasi yang diperoleh serta memecahkan masalah yang dihadapi. Eipstein, Brim (Mudjiran dkk, 2007: 111) mengemukakan bahwa konsep diri adalah pendapat, perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya baik yang menyangkut fisik, sosial, emosi, moral dan kognitif: a. Konsep diri yang menyangkut fisik adalah pendapat seseorang tentang segala sesuatu mengenai bentuk tubuhnya antara lain: kondisi tubuh yang dimilikinya, kemampuan fisik dan penampilan sehari-hari. b. Konsep diri sosial adalah menyangkut kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan perasaan seseorang tentang kualitas hubungan sosialnya dengan orang lain, misalnya bahwa seseorang bisa menempatkan dirinya dalam kondisi dimanapun dia berada, menyayangi, menghormati, atau sebaliknya. c. Konsep diri yang menyangkut emosi adalah gambaran seseorang tentang keadaan emosi dan perasaan dalam menghadapi situasi tertentu. Konsep diri moral adalah pandangan sesorang yang tentang dirinya bahwa ia jujur, bersih, penyayang dan taat beragama. Ia lihat perilakunya sesuai dengan norma yang berlaku dengan ketaatan dalam menjalani ibadah agama. d. Konsep diri kognitif adalah pendapat seseorang tentang kecerdasan umum yang dimilikinya dan prestasi akademik yang diperoleh serta dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan, penilaian, keyakinan, penafsiran tentang dirinya sendiri yang menyangkut tentang apa yang diketahuinya, dirasakan tentang perilakunya, serta isi pikiran dan perasaannya. Konsep diri merupakan pondasi yang sangat penting untuk 6 keberhasilan, bukan hanya keberhasilan dibidang akademis melainkan keberhasilan hidup. orang lain terhadap dirinya, dimana berfungsi sebagai bentuk kontrol sosial. Selain itu termasuk didalamnya kesadaran individu dan bagaimana penerimaan terhadap physical self, kemudian akan mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap tubuhnya, sehingga mempengaruhi proses berfikir, perasaan, keinginan nilai maupun prilakunya. Gambaran diri selalu berubah-ubah karena selalu dikembangkan selama hidup melalui pola interaksi dengan orang lain. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gambaran sebagai pencitraan diri adalah suatu pemikiran mengenai fisik berupa penilaian dan evaluasi terhadap diri sendiri dan orang lain. Serta bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. 2. Profil Perkembangan Konsep Diri Remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang Dilihat dari Aspek Afektif Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa perkembangan konsep diri afektif remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang berada pada kategori cukup baik sebanyak 42,67%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri yang cukup baik dari aspek afektif. Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33) aspek afektif adalah penilaian individu terhadap dirinya yang akan membentuk bagaimana penerimaan diri dan harga diri individu yang bersangkutan. Dapat disimpulkan komponen konsep diri adalah sesuatu yang dirasakan dan dipikirkan oleh seorang individu berkaitan dengan dirinya. Atau bisa disebut juga dengan komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subyektif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen konsep diri afektif merupakan pengetahuan tentang dirinya sendiri yang akan membentuk bagaimana dia menerima keadaan dirinya sendiri. Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator: Berdasarkan penjelasan di atas perkembangan konsep diri remaja dapat dilihat ketika remaja ditanya mengenai tanggung jawab serta perannya dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator: a. Pengetahuan Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di atas, dapat diketahui perkembangan konsep diri kognitif dilihat dari aspek pengetahuan berada pada kategori baik sebanyak 44,00%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri yang baik dari aspek pengetahuan. Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 54) pengetahuan adalah segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu. Pengetahuan juga merupakan hasil tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu objek tertentu yang dapat kita ketahui setelah melakukan apa yang kita lihat dari panca indera kita untuk melihat suatu objek tertentu. b. Gambaran Sebagai Pencitraan Diri Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di atas, dapat diketahui perkembangan konsep diri kognitif dilihat dari aspek gambaran sebagai pencitraan diri berada pada kategori baik sebanyak 38,67%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri yang baik dari aspek gambaran sebagai pencitraan diri. Menurut Rakhmat (Gunarsah, 2001: 33) gambaran sebagai pencitraan diri adalah pemikiran atau konsep tentang fisik berupa penilaian diri yang subyektif, evaluasi terhadap diri berdasarkan bagaimana penilaian 7 a. Penerimaan Diri Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di atas, dapat diketahui perkembangan konsep diri afektif dilihat dari aspek penerimaan diri berada pada kategori cukup baik sebanyak 36,00%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri cukup baik dari aspek penerimaan diri. Menurut Hurlock (2003: 33) penerimaan diri merupakan sebagai kemampuan individu untuk dapat memiliki suatu pandangan positif mengenai siapa dirinya yang sebenarbenarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan sendirinya, melainkan harus dikembangkan oleh individu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri merupakan sejauh mana seorang individu mampu menyadari karakteristik kepribadian yang dimilikinya dan bersedia untuk dikembangkan oleh individu. b. Harga Diri Berdasarkan hasil analisis data dari tabel di atas, dapat diketahui perkembangan konsep diri afektif dilihat dari aspek harga diri berada pada kategori cukup baik sebanyak 45,33%. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang memiliki konsep diri cukup baik dari aspek harga diri. Menurut Fauziah (2011: 56) harga diri merupakan penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Harga diri juga menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan suatu penilaian individu terhadap apa yang ingin dicapai dengan menganalisa seberapa jauhkah individu dapat menilai dirinya sebagai orang yang mempunyai kemampuan yang lebih daripada kemampuan orang lain. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti peroleh dari penelitian yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Profil Perkembangan konsep diri kognitif remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang berada pada kategori cukup baik. 2. Profil Perkembangan konsep diri afektif remaja di Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Padang berada pada kategori cukup baik. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, peneliti mengemukakan saran, sebagai berikut: 1. Remaja, agar dapat membantu remaja dalam membentuk konsep diri kearah yang lebih positif, juga memberikan informasi kepada remaja dalam mengembangkan pengetahuan tentang dirinya sendiri yang akan membentuk bagaimana dia menerima keadaan dirinya sendiri dan orang lain. 2. Orang tua, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada orang tua dalam mengembangkan konsep diri positif kepada remaja. 3. Pihak Kelurahan, penelitian ini dapat memberikan informasi atau data bagi pihak kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji yang terkait dengan perkembangan konsep diri remaja. 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk meluluskan tenaga guru BK yang professional di masyarakat. 5. Peneliti Selanjutnya, sebagai pedoman dan sumber ilmu pengetahuan dalam menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. 8 Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju. Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Mubin & Cahyadi. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Quantum Teacing. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Mudjiran. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Djaali. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Oktaviani Irma Chiktia. 2011. Konsep Diri dari Keluarga Broken Home. Fakultas Psikologi Angkatan 2010: UIN Fauziah, Metra. 2011. Konsep Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling sebagai Calon Konselor Angkatan 2010: STKIP PGRI. Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Gunarsah, Singgih. 2001. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Riduwan, 2006. Belajar Mudah untuk GuruKaryawan dan Penelitian Pemuda. Bandung: Alfabet. Hurlock. 2003. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.S 9