BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Asuhan Kehamilan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Asuhan Kehamilan
a. Definisi
Menurut
federasi
obstetric,
ginekologi
internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi , kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 blunar
atau 9 bulan menurut kalender internasiosnal. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimeste ,dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27
minggu ) , dan trimester ke III 13 minggu ( minggu ke 8 hingga ke
40 ). (Sarwono Prawirohardjo ,2010;h,213)
Periode
antepartum
adalah
periode
kehamilanyang
dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
dimulainya persalinan sejati , yang menandai awal periode
antepartum.sebaliknya periode prenatal adalah kurun waktu
terhitung sejak hari pertama haid terakhir
13
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
14
hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode
pascanatal Varney, 2006;h,492)
Kehamilan adalah suatu proses dimana sl telur dan
sperma bertemu dan berimplantasi dengan waktu normal
kehamilan yaitu 40 minggu atau 9 bulan dihiting dari hari pertama
haid terakhir . Menurut Manuaba (2010;h,242) menjelaskan bahwa
usia ibu kurang dari 18 tahun dan lebih dari 35 tahun termasuk
resiko dalam kehamilan .
b. Proses kehamilan Menurut Mochtar 2011;h,16)
1. Sel telur
Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum terjadi
digenital ridge menurut umur wanita ,
a. BBL
: 750.000
b. Umur 6 – 15
:439.000
c. Umur 16 – 25
:159.000
d. Umur 26 – 35
:59.000
e. Umur 35 – 45
: 34.000
f.
:semua hilang
Masa menopouse
2. Sel mani (spermatozoa)
Setelah janin dilahirkan , jumlah spermatogonium yang ada
tidak mengalami perubahan tiap spermatozoa mengalami atas
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
15
tiga bagian yaitu kaput , atau kepala yang berbentuk lonjong
agak gepeng dan mengandung bahan nucleus ekor dan
bagian yang silindrik menghubungkan kepal dengan ekor .
3. Konsepsi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani
dengan sel telur tuba uterine . hanya satu sperma yang telah
mengalami proses kapasitas yang dapat melintas zona pleusida
dan masuk ke vitelus ovum.
4. Nidasi
Nidassi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium .Setelah sel- sel morula mengalami
pembelahan terus menerus maka akan terbentuk rongga
ditengah . rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan
, embrio yang memiliki rongga disebut blastula rongganya
disebut
blastocoelproses
pembentukan
blastula
disebut
blastulasi .
5. Plasenta dan mukosa rahim
Mukosa paada wanita yang tidak hamil terdiri atas
stratum kompaktum dan sratum spongiosum . desidua adalah
mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
a.
Desidua basalis yang terlentak diantara hasil konsepsi dan
dinding rahim , tempat terjadinya plasentasi .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
16
b.
Desidua kapsularis yang meliputi hasil konsepsi kearah
rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua
vera karena obliterasi.
c.
Desidua vera (parietalist) yang meliputi lapisan dalam
dinding rahim lainnya .
6.
Perumbuhan mudigah (embriogenesis )
Pertumbuhan
mudigah
(embrio)
bermula
dari
lempeng embrional yang selanjutnya berdeferensiasi
menjadi 3 unsur lapisan yaitu sel – sel ektodermal ,
mesodermal dan entodermal.
c.
Perubahan Fisiologis
perubahan fisiologi pada kehamiln meliputi :
1. Perubahan kardiovaskular
Volume darah total ibu meningkat sekitar 30 hingga 50%
pada kehmilan tunggal dan 50% paa kehamilan kembar . volume
darah total merupakan kombinasi volume plasma yang menin.gkat
75% dan volume plasma darah merah yag meningkat 33% dari
nila sebelum hamil . semua ini meneabkan hemodilusi ,
yang
terlihat pad hmotakrit rendah , yang dikenal dengan anemia
fisiologis pada kehamilan dan sering terjadi pada usia kehamilan
24 hingga 32 minggu . peningkatan volume darah total di mulai
pada awal trimester pertama , yang kemudian meningkat pesat
pada hingga pertengahan kehamilan dan kemudian melambat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
17
hingga menjelang minggu ke-32 . setelah itu volume darah
menjadi relatif stabil meski masa eritrosit meningkat . (Helen
Varney ,2006:498)
2. Perubahan pada ginjal
Catatan khusus yang peru diingat oleh para bidan adalah
bahwa hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi selama
kehamilan . Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari
panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat
melewati tepi panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian
kanan daripada bagian kiri akibat dekstrorotasi uterus saat keluar
dari panggul. Akibat distensi, akan terjadi
pemanjangan dan
pemindahan uterus ke lateral. Hidronefrosis terjadi pada 80%
hingga 90% wanita hamil. Peningkatan ukuran ginjal dan
pelebaran kaliks dan pelvis ginjal serta ureter, semua ini
menigkatkan
risiko
infeksi
saluran
kemih
akibat
statis
urine.(Varney,2006:498)
3. Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah
kurang lebih 6 cm, tetapi tida mencukupi penurunan kapasitas
residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal,volume ventilasi permenit
dan pengambilan oksigen per menit sksn bertambah secara
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
18
signifikan pad kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hamper seperti
sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.( Sarwono
Prawirohardjo,2010;h,184)
4. Sistem ginjal
Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel
ginjal dizona jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal
terbentuk sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya 2%
dari curah jantung mengalir keginjal , mengingat sebagian besar
sisa metabolism dialirkan ke plasenta. Sementara itu, tubuli juga
mampu filtrasi sebelum glomelurus berfungsi penuh. Urin jani
menyumbang cukup banyak pada volume cairan amnion. Bila
terdapat
kondisi
penurunan
fungsi
oligohidramnion
ginjal
atau
itu
merupakan
kelainan
petanda
sirkulasi.(sarwono
prawirohardjo, 2010
5. Sistem saraf
Melinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan
dan berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah
tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak,fleksi kaki;
sedangkan genggaman tangan lengkap pada dilihat pada 4 bulan.
Janin sudah dapat menelan pada 10 minggu , sedaangkan gerak
respirasi pada 14-16 minggu.(sarwono prawirohardjo, 2010)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
19
Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu atau 120
hari. Ia akan mendengar suara ibunya karena rambat suara
internal lebih baik draipada suara eksternal. Kemampuan melihat
cahaya agaknya baru jelas pada akir kehamilan, sementara gerak
bola mata sudah sudah lebih awal. Gerakan ini dikaitkan dengan
prilaku janin.(sarwono prawirohardjo, 2010)
Janin mampu membuat hormon sendiri misalnya tiroi, ACTH.
Korteks adrenal dirangsang oleh ACTH. Uniknya kelenjar adrenal
ini mempunyai area yang sangat aktif selama in utereo dan akan
menghilang kemudian. Kelenjar adrenal ini menghasilkan steroid
dan katekolamin serta akan aktif menjelang partus. Sbalinya ,
pada
anensefalus,dimana
adrenal
atrofik,
persalinan
akan
tertunda. (sarwono prawiirohardjo,2010)
6. Sistem kelenjar endokrin
System endokrin janin telah bekerja sebelum system saraf
mencapai maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis
sel yang mengeluarkan 6 hormon, yaitu (1) laktotrop , yang
menghasilkan prolaktin; (2) somatotrop, yang menghasilkan
hormone pertumbuhan (GH); (3) kortikotrop, yang menghasilkan
kortikotropin (ACTH) ; (4) tirotop (sarwono prawirohardjo, 2010)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
20
d. Perubahan psikologis
Menurut varney (2007:501) perubahan psikologis pada wanita
hamil di bagi menjadi 3 trimester yaitu :
1. Trimester 1
Trimester pertama sering dianggap sebagai penyesuaian .
penyesuaian yang dilakukan sebagai wanita adalah terhadap
kenyataan bahwa ia sedang mengandung . penerimaan terhadap
kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas
psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan .
Sebagian
besar
wanita
merasa
sedih
dan
ambivalententang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80%
wanita mengalami kekecewaan, penolakan kecemasan , depresi
dan kesedihan . hingga kini masih dirgukan bahwa wanita lajang
yang bahkan telah merencanakan dan mengingnkan kehamilan
atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada
dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sesungguhnya
berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakn
dengan wanita karena ia akan cenderung menyembunyikan
ambivalensi atau perassan negatifnya ini karena perasan tersebut
bertentangan dengan apa yang menurutnya semestinya ia
rasakan . jika ia tidak dibantu memahami dan menerima
ambivalensi dan perasaan negative tersebut sebagai suatu hal
yang normal dalam kehamilan , maka ia akan meras asangat
bersalah jika nantinya bayi yang ia kandung meninggal saat
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
21
melahirkan atau terlahir cacat ataau abnormal. Ia akan mengingat
pikiran-pikiran
yang ia miliki selama trimester pertama dan
merasa bahwa ialah penyebab tragedy tersebut .hal ini dapat
dihindari bila ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan
baik .
2. Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik , yakni periode ketika wanita merasa nyaman dari
segala ketidaknyamnan yang normal dialami saat hamil . namun
, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur
kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran . trimester
kedua sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-quickening dan
pasca quickening , quickening menunjukan adanya kehidupan
yang terpisah yang menjadi dorongan bagi wanita yang
melaksanakantugas psikologis utamantaya pda trimester kedu ,
yakni menegembangkan identutas sebagi ibu bagi dirinya sendiri
, yang berbeda dari ibunya .
3. Trimester III
Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan . pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai mahlukyang terpisah sehingga ia menjadi
tidak sabar menanti kehadiran sang bayi . ada persaan was-was
mengingat bayi dapat lahir kapanpun hal ini membuatnya berjaga-
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
22
jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan
gejala persalinan muncul .
e. Perkembangan dan pertumbuhan janin
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam hand out asuhan
kebidanan( 2011:)
1. Fakor ibu
a. Keadaan kesehatan ibu saat hamil
b. Penyakit yang menyertai kehamilan
c. Penyulit kehamilan
d. Kelainan pada uterus
e. Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet
f.
Kebiasaan ibu , merokok,alkohol atau kecanduan
2. Faktor janin
a. Jenis kelamin janin
b. Penyimpangan genetic: kelainan kogenital , pertumbuhan
abnormal
c. Infeksi intra uteri
3. Faktor plasenta
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
23
plasenta adalah akrnya janin untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dalma rahim Karena itu plasenta
sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan jnin dalam
rahim
yang ditetapkan dengan indeks plasenta (berat
plasenta) .
4. Pertumbuhan janin
a) 4 minggu : panjang 7,5 – 10 mm pembentukan organ
meliputi rudiment mata telinga dan hidung .
b) 8 minngu : panjanyg 2,5 cm pembentukan organ hidung
telinga jari jemari mulai dibentuk kepala menekuk kedada .
c) 12 minggu : panjang 9 cm pembentukn organ daun teling
lebih jelas . kelopak mata melekat , leher mulai terbentuk
genetalia eksterna tetapi belum berdeferensiasi .
d) 16 minggu : 16 – 18 cm pembentukan organ gnetalia
terbentuk dan dapat dikenal , kulit tipis dan warna merah .
e) 20 minngu : panjanygnya 25 cm pembentukan organ kulit
lebih tebal , rambut mulai tumbuh dikepala , dan rambut
halus (lanuga) tumbuh dikulit .
f)
24 minggu : panjangnya 30-32 cm pembentukan organ
kedua kelopak mata ditumbuhi alis dan bulu mata serta
kulit keriput. Kepala besar. Jika lahir, dapat bernapas tetap
hanya bertahan hidup beberapa jam saja.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
24
g) 28 minggu panjangnya 25 cm pembentukan organ kulit
berwarna merah dan ditutupi verniks kaseosa. Jika lahir,
dapat bernapas, menangis pelan dan lemah banyi imatur.
h) 32 minggu panjanygnya 40-43 cm pembentukan organ
kulit merah dan keriput. Jika lahir, tampak seperti orang tua
kecl (little old man).
i)
36 minggu panjangnya 46 cm pembentukan organ muka
berseri tidak keriput. Bayi prematur.
j)
40 minggu panjangnya 50-55 cm pemebentukan bayi
cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut
kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis
sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita,
labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala
menulang. Pada 80% kasus, telah terbentuk pusat
penulangan pada epifisis tiba proksimal.
g. Peredaran Darah Janin
1.
Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri
dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah
masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi
kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi
melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2.
Duktus Arteriosus Bothalli
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
25
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri
pulmonalis dan aorta
3.
Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan
vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan
darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari
tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah
hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan
sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan
vena porta dan masuk ke hati Komponen atau organ yang
terlibat dalam pembuluh darah janin.
Dalam system peredaran darn janin tidak hanya
melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan
organ tubuh janin diantaranya :
1. Plasenta yaitu tempat pertukaran darah bersih dan darah
kotor
2. Umbilicus yaitu mengalirkan darah dari plasenta kejanin
dan dari janin ke plasenta
3. Hati yaitu terapatnya percabangan vena porta dan duktus
venosus aranti
4. Jantung yaitu terdapatnya foramen ovale yang langsung
menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra
5. Paru- paru yaitu terdapatnya duktus atriosus bothali
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
26
h. Mekanisme Peredaran Darah Janin
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang
berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang
bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya
beredar dalam hati dan
kemudian diangkut melalui vena
hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung
masuk ke dalam vena cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan
sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium
kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan
masuk ke ve ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru
yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri
pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus
arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan
selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri
kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh
tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi
tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
27
arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri
umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta
sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri
umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan
ke ibu.
i.
Pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada
dokter ahli kebidaanan ,dokter ahli lain ,dokter umum,
bidan perawat,dan dukun terlatih .
1. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil
(Mochtar,2011;h,38)
a) Tujuan
umum
adalah
menyiapkan
seoptimal
mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam kehamilan , persalinan , dan nifas , dengan
demikian , didaptkan ibu dan anak yang sehat .
b) Tujuan khusus
1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit
yang
mungkin
dijumpai
dalam
kehamilan
persalinan dan nifas
2) Mengenali dan mengobati penyakt-penyakit
yang mungkin diderita sedini mungkin
3) Menurunkan angka mordibitas dan mortalitas
ibu dan anak
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
28
4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup
sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan,
persalinan, nifas dan laktasi
2. Jadwal pemeriksaan kehamilan (Mochtar, 2011;h,38)
a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haid terlambat satu bulan.
b) Periksa ulang 1x sebulansampai kehamilan 7
bulan.
c) Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9
bulan.
d) Periksa ulang setia minggu sesudah kehamilan 9
bulan.
e) Periks khusus jika ada keluhan-keluhan.
3. Pemeriksaan ibu hamil (Mochtar, 2011;h,38)
a) Anamnesis adalah identitas istri, dan suami:nama,
umur, agama, pekerjaan, dan sebagainya.
b) Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik adalah
pemeriksaan seluruh tubuh secara baik meliputi :
tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung,
paru-paru dan sebagainya.
c) Perkusi adalah tidak begitu banyak artinya kecuali
jika ada suatu indikasi.
d) Palpasi
adalah
ibu
hamil
diminta
berbaring
terlentang kepala dan bahu sedikit ditinggikan
dengan
memakai
bantal
pemeriksa
berdiri
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
29
disebelah kanan ibu hamil dengan sikap hormat
lakukanlah
palpasi
bimanual
terutama
pada
pemeriksaan perut dan payudara.
e) Auskultasi
adalah
mendengarkan
pemeriksaan
denyut
jantung
dan
untuk
biasanya
menggunakan alat. Menurut (Sarwono,2010;h,222).
Menjelaskan bahwa frekunsi deyut jantung janin
rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm)
dengan variasi normaol 20 dpm diatas atau
dibawah nilai rata-rata. Jadi, nilai normal denyut
jantung janin antara 120-160 dpm .
4. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan HB
Menurut
Manuaba
pwmeriksaan
dilakukan
(2010;h,239),
bahwa
dan
pengwawasan
HB
dapat
dengan
menggunakan
alat
sahli.
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali
selama kehamilan yaitu pada trimester I dan
trimester I.
b) Pemeriksaan laboratorium ulang
Pemeriksaan laboratorium ulang dilakukanjika ada
indikasi menurut riwayat, temuan ini meliputi HB
hemotakrit, VDRL, gonorea, klamidia, dan titer anti
body
pada
wanita
dengan
Rh
negative.
(varney,2006;h,531)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
30
j.
pendidikan kesehatan (Manuaba ,2010;h,117)
1. pantang diet saat hamil
pada dasarnya di anjurkan makanan empat sehat
lima sempurna . karena kebutuhan protein dan bahan
makanan tinggi, dianjurkan tambahan sebuah telur
sehari
.
nilai
gizi
dapat
ditentukan
dengan
bertambahnya bert badan sekitar 6,5 sampai 15 kg
Selma hamil . berat badan yang bertambah terlalu
besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus
karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan .
kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg/
minggu.
2. Pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan dan makin dikurangi dengan semakin tua
kehamilan .
3. Wanita pekerja diluar rumah
Kehamilan bukanlah merupakan halangan untuk
berkarya asalkan dikerjakan sesuai dengan batasan
kehamilan .
4. Hubungan seksual
Hamil
bukan
merupakan
halangan
untuk
melakukan hubungan seksual . hubungan seksual
disarankan untuk dihentikan bila terdapat tanda infeksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
31
dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau
panas .
5. Aktifitas
Aktifitas yang banyak adalah jalan – jalan waktu
pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara
segar .
6. Pakaian
Pakaian hamil yang digunakan adalah pakaian
yanyg longgar dan terbuat dari katun sehingga
mempunyai kemampuan meneyerap terutama pakaian
dalam .
7. Perawatan payudara
Putting susu penting diperhatikan agar tetap bersih
.putting susu ditarik – tarik sehingga menonjol dan
memudahkan untuk memberikn ASI .
2. Persalinan
a. Definisi
Persalianan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar , dari rahim
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Roestam Mochtar
,2011:69)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
32
b. Sebab – sebab mulainya persalinan dalam diktat ajar , (2010)
yaitu
1. Penurunan kadar progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot – otot rahim
sebaliknya estrogen meninggalkan kerentanan otot rahim .
selama kehamilan terdapat keseimbangan kadar progesterone
dan estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga timbul his
2. Teori oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah oleh
karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim
3.
keregangan otot – otot
seperti halnya engn kandung kencing dan lambung bila
dinddingnya tegang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isi nya.demikian pula dengan
rahim maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot –
otot rahim makin rentang .
4. Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga rupa –
rupnya memegang peranan oleh Karena pada ananchepalus
kehamilan sering lebih lama dari biasa .
5. Teori prostaglandin
yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan . hasil dari percobaan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
33
menunjukan bahwa prostaglandin f2 atau f2 yang diberikn
secara intravena , intra dan ekstramnial menimbulkan
kontraksi myometrium pad setiap kehamilan , hal ini juga
disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil
sebelum melahirkan atau setelah persalinan.
c. Kala dalam persalinan Roestam Mochtar ( 2010 : 71 )
Kala I
:waktu untuk pembukaan servik sampai menjadi
pembukaan lengkap 10 cm
Kala pembukaan dibagi 2 fase :
1. Fase laten : pembukaan servik yang berlangsug lambat
sampai pembukaan sampai pembukaan 3 cm lamanya 7-8
jam
2. Fase aktif : berlansung selama 6 jam dan dibagi atas
3subfase :
a. Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4
cm
b. Periode dilatasi maksimal selama 2 jam , pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm .
c. Periode deselerasi : berlangsung lambat , dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm (lengkap ).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
34
Kala II : kala pengeluaran janin , sewaktu uterus dengan kekuatan
his ditambah
Kekuatan mengedan mendorong janin
keluar hingga lahir , pada primi berlangsung selama 1 ½ 2
jam
,
Pada
multi
½
-
1
jam
(Roestam
Mochtar,2010,h.73)
Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala IV : muai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.
d. Faktor – faktor yang memperngaruhi persalinan
1. Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas
a. Bagian keras : tulang- tulang panggul (rangka panggul)
b. Bagian lunak : otot – otot jaringan dan ligament – ligament
Rangka panggul atau ukuran panggul
Tulang panggul :
1. Os coxae : os illium , os iscium , os pubis
2. Os sacrum : promontorium
3. Os cocsygis
Artikulasi
1. Simpisis pubis didepan pertemuan os pubis
2. Artikulasi sakro-iliaka yang menghubungkan os
sacrum dan os ilium
3. Artikulasi sacro-coksigium yang menghubungkan
os sacrum dan os pubis
Ruang panggul
1. Pelvis mayor : false pelvis
2. Pelvis minor : true pelvis
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
35
Pelvis mayor terletak diatas terminalis yang
dibawahnya disebut pelvis minor .
Pintu panggul
1. Pintu atas panggul (PAP) inlet dibatasi oleh linea
terminalis (linea inominata )
2. Pintu tengah panggul (RTP) kira- kira pad spina
ischiadika disebut midlet
3. Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi oleh simpisis
dan arkus pubis
4. Ruang panggul yang sebenarnya berada dintara
inlet dan outlet
Sumbun panggul adalah garis yang menghubungkan
titik – titik tengah ruang panggul yang melengkung
kedepan ( sumbu carus )
Bidang – bidang
1. Bidang hodge I
: jarak antara promontorium
dan pinggir atas simpisis sejajar dengan PAP.
2. Bidang hodge II
:
sejajar
dengan
PAP
melewati pinggir bawah simpisis
3. Bidang hodge III
:sejajar
dengan
PAP
melewati spina ischiadika.
4. Bidang hodge IV
:
sejajar
dengan
PAP
melewati ujung cocsygis.
Ukuran – ukuran panggul
1. Alat pengukur panggul
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
36
a. Pita meter
b. Jangka panggul
c. Pelvimetri klinis dengan periksa dalam
d. Pelvimetri rentanologis dibuat oleh ahli
radiologidan
hasilnya
diinterpretasikan
olehn ahli kebidanan
2. Ukuran – ukuran panggul luar
a. DS : Distansia spinarum yaitu jarak antara
kedua spina iliaka anterior superior (24-26
cm )
b. DC : distansia cristarum yitu jarak antara
crista iliaka kanan dan kiri (28 – 30 cm )
c. CE : conjugate eksterna (boudeloge) 18 –
20 cm
d. CD : conjugate diagonalis , dengan periksa
dalam 12,5 cm
e. DT : distansia tuberum , menggunakan
jangka oseander 10,5 cm
3. Ukuran – ukuran panggul dalam
a. Pintu atas panggul
b. Pintu tengah panggul
c. Pintu bawah panggul
d. Inklinasi pelvis (miring panggul) yaitu sudut
yang dibentuk dengan horizon bil wanita
berdiri tegak dengan inlet 55 – 600
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
37
4. Jenis panggul menurut (chadwell dan molloy 1933)
Didasarkan pada bentuk cirri PAP ada 4 bentuk
dasar panggul :
a. Ginekoid
: paling ideal bulat 45 %
b. Android
: panggul pria segitiga 15 %
c. Anthropoid
:agak lonjong seperti telur 35
%
d. Platpeloid
: picak , menyempit arah
muka belakang 5%
2. Power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar . kekuatan
yang mendorong janin keluar ialah his , kontraksi otot – otot perut ,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligament , dengan kerjasama
yang baik dan sempurna .
3. Passanger
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah janin .
yang meliputi sikap janin, letaak janin , presentasi janin , bagian
terbawah dan posisi janin .
e. Mekanisme persalinaan roestamm Mochtar (2011:73-74)
1. Engagement
: kepala terfiksasi pada PAP
2. Descent
: turunnya kepala
3. Fleksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
38
4. Rotasi internal
:kepala
melakukan
putar
paksi dalam
5. Ekspulsi kepala janin
: berturut-turut lahir lah uub ,
dahi, muka dan dagu
6. Rotasi eksternal
: kepala melakukan putar
paksi luar
7. Ekspulsi
: berturut-turutmbahu depan,
bahu belakang seluruh badan Dan ekstremitas .
f.
Asuhan pada saat persalinan dalam Diktat Ajar, (2010) meliputi :
1. Asuhan kala I
a. Memberikan dukungan emosional
b. Pendampingan anggota kelurga selama proses persalinan
sampai kelahiran bayinya
c. Menghargai keinginan iu untuk memilih penampingan
persalinan
d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan
e. Mengatur posisi ibu sehingga ibu merasa nyaman
f.
Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi
g. Memberikan keleluasaan menggunakan kamar mandi
secara teratur dan spontan , kandung kemih penuh
menyebabkan
gangguan
kemajuan
persalinan
dan
menghambat turunya kepala .
h. Pencegahan infeksi
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
39
2. Asuhan kala II
a. Mendampingi ibu proses persalinan dan sampai kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain
b. Keterlibatkan anggota keluarga dalam memberikan asuhan
persalinan
c. Keterlibatan penolong persalinan sampai kelaiharan
d. Membuat hati ibu merasa tentram selama kala II
persalinan dengan cara memeberikan bimbingan dan
menawarkan bantuan.
e. Menganjurkan ibu meneran kuat bila ada dorongan
spontan spantan dengan cara memberikan waktu istirahat
ketika tidak ada his .
f.
Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II
g. Memberikan rasa aman dan nyaman
h. Pencegahninfeksi pada kala II dengan membersihkan
vulva dan perineum
i.
Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secaara
spontan
3. Asuhan kala III
a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk
bayinya dan menyusui segera
b. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
c. Pencegahan infeksi pada kala III
d. Memantau keadaan ibu (kontraksi ttv, perdarahan )
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
40
e. Melakukan
kolaborasi
/
rujukan
bila
terjadi
kegawatdaruratan
f.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
g. Memberikan motivasi dan pendampingan kala III
4. Asuhan kala IV
a. Memastiakn tanda vital , kontraksi uterus dan perdarahan
b. Membantu ibu untuk berkemih
c. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang cara menilai
kontraksi mdan melakukan massase uterus .
d. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir
e. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang tanda tanda
bahaya post partum seperti perdarahan demam , bau
busuk dari vagina, lemas, pusing , penyulit dalam
menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat
f.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
g. Pendmpingan pada ibu selama kala IV
h. Nutrisi dan dukungn emosional
g.
Tanda – tanda persalinan
1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
bahwa keadadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang
sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih
sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota
bawah.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
41
2. Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor. Fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk kedalam
atas pintu panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung
kencing sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang
disebut pollakisuria.
3. False labor
3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu
oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton hicks. His pendahuluan ini
bersifat:
a. Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah
b. Tidak teratur lamanya his pendek
c. Lamanya his, tidak bertamabah kuat dengan majunya
wkyu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
d. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan
cervix
4. Perubahan cerviks
Pada akhir bulan ke-IX
hasil pemeriksaan cervix
menunjukan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan
kurang
lunak
menunjukkan
namun
telah
menjadi:
terjadi
lebih
pembukaan
lembut,
dan
beberpa
penipisan.
Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu, misalnya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
42
pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar msih dalam keadaan tertutup.
5. Energy spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energy kirakira 24-28 cm sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan
maka ibu mendapayi suatu hari sebelum persalinan dengan
energy penuh. Peningkatan energy ibu ini tampak dari aktifitas
yang
dilakukannya
seperti
membersihkan
rumah,mengepel,mencuci perabot rumah, dan pekerjaan
rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang
kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang dan sulit.
6. Gastrointestinal upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda tanda
seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek
penurunanhprmon terhadap system pencernaan.
menurut Varney (2007,h;753) menyatakan bahwa
tanda – tanda akan terjadinya kelaiharan yaitu penonjolan
pada rectum , penonjolan perineum dan kemajuan kepala janin
yang dapat terlihat pada introitus vagina .
h.
Perubahan
fisiologis
selama
persalinan
(varney
,2007;h,686-687)
1. Tekanan darah
Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik
rata – rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik 5 – 10 mmHg .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
43
2. Nadi
Frekuensi denyut nadi lebih diantara kontraksi sedikit lebih
tinggi di banding periode selama menjelag perslinan .
3. Suhu
Pada saat persalinan peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5
sampai 10 yang mencerminkan peningkatan metabolisme
selama persalinan.
4. Pernapasan
Peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama
persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme
yang terjadi
5. Kontraksi
Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 – 90
detikdengan durasi rata – rata 60 detik.pada persalian awal
kontraksi hanya berlangsung 15 sampai 22 detik .
(Varney,2007;h,675)
3.
Nifas
a. Definisi
Masa nifas (puerperium) yaitu dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketelah alat – alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira
6 minggu (sondakh, 2013,h:N-24)
Masa
pascapersalinan
adalah
fase
khusus
dalam
kehidupan ibu dan bayinya , bagi ibu yang mengalami persalinan
untuk pertama kalinya , ibu menyadari terjadinya perubahan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
44
kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya . keadaan ini
ditandai dengan perubahan emosional , perubahan fisik secara
dramtis , hubungan keluarga dan aturan penyesuaian terhadap
aturan yang baru . (Sarwono , 2010,h:357 )
Masa nifas / masa pasca persalinan adalah dari plasenta
lahir sampai dengan kurang lebih 6 minggu untuk
proses
pemulihan semua alat –alat reproduski .
Frekuensi kunjungan masa nifas ,menurut Saefudin ,(2010,h;N-23 –N24 )
Table 2.1 kunjungan Nifas
Kunjungan
1
Waktu
6 – 8 jam
setelah
persalinan
2
6 hari setelah
persalinan
3
2 minggu
setelah
persalinan
6 minggu
setelah
persalinan
4.
Tujuan
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan ,
rujuk jika perdarahan berlanjut
b. Memberikan konseling pda ibu atau salah satu keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
c. Pemberian asi awal
d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
f. Jika petugas kesehatan menolong persalinan , ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untu 2 jam
pertama setelah kelahiran , atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus
berkontraksi , fundus dibawah umbilicus , tidak ada
perdarahan abnormal , tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda – tanda demam , infeksi atau
perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup , makanan , cairan
dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda – tanda penyulit
e. Memberikan asuhan pada ibu mengenai asuhan pada
bayi , tali pusat , menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari .
Sama seperti di atas ( 6 hari setelah persalinan )
a.
Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau
bayi alami
Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,2010
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
45
b. Diagnosis
Masa nifas normal jika involusi uterus , pengeluaran lokhea ,
pengeluaran ASI dan perubahan system tubuh , termasuk
keadaan psikologis normal .(Saifuddin,2010,h:N-24)
c. Lochea dalam masa nifas
Adalah cairan skret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. ( Mochtar, 2012, hal. 87 )
1. Lochea rubra ( cruenta ) : berisi darah segar dan sisa –
sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pascapersalinan.
2. Lochea sangunolenta : berwarna merah kuning, berisi
darah dan lendir, hari ke 3 – 7 persalinan.
3. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah
lagi, pada hari ke 7 – 14 pascapersalinan.
4. Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu,
d. Penanganan masa nifas menurut Saefuddin (2010) yaitu :
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dn air
c. sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengn sabun dan
air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
46
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi
sarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah kelaminnya .
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan – kegiatan
rumah tangga secara perlahan – lahan .
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
bebeapa hal yaitu menguang jumlah ASI yang
diproduksi
,
memperlambat
involusi
uterus
dan
memperbanyak perdarahan , menyebabkan depresi
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya otot – otot perut dan panggul
kembali normal.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap
hari sangat membantu seperti dengan seperti dengan
tidur terlentang dengan lengan dismaping .
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari .
b. Makan dengn diet berimbang untuk mendapatkan
protein , mineral,dan vitamin yang cukup .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
47
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari . pil zat besi
harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari .
5. Menyusui
Asi mengandung semua bahan yang diperlukan bayi ,
mudah dicerna , member perlindungan terhadap infeksi ,
selalu segar, bersih dan siap untuk diminum .
6. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering , terutama
putting susu
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila putting susu lecet oleskan olostruum asi yang
keluar pada sekitar putting susu setiap kali selese
menyusui .
d. Untuk
menghilangkan
nyeri
ibu
dapat
minum
paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI ,
lakukan :
1. Pengompresan
payudara
dengan
menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit .
2. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting
atau gunakan sisir untuk mengurut payudara
dengan arah “Z” menuju putting.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
48
3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan
payudara sehingg putting susu menjadi lunak
4. Susukan bayi setiap 2 – 3 jam
5. Letakan kain dingin pada payudara setelah
menyusui .
f.
Senggama
1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami
istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukan satu, satu dua jarinya kedalam vagina
tanpa rasa nyeri .
2. Banyak budaya , yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertent
misalnya setelah 40 hari . atau 6 minggu setelah
persalinan.
g. Keluarga berencana .
1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang –
kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur
(ovulasi) sebelum ia mendapatkan haidnya lagi
selama meneteki.
3. Meskipun
beberapa
penggunaan
KB
kontrasepsi
mengandung
tetap
lebih
resiko
aman
,
terutama apabila ibu sudah haid .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
49
d. Perubahan Psikologis Masa Nifas
1. Fase taking in ( ketergantungan ) : hal ini
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua
setelah persalinan. Pada fase ini ibu masih merasa
ketidaknyamanan seperti rasa mules, nyeri pada
jahitan, pola istirahat kurang, kelelahan.
2. Fase taking hold : berlangsung 3 sampai 10 hari
setelah persalinan. Pada fase ini timbul rasa
khawatir
akan
ketidakmampuannya
merawat
bayinnya.
3. Fase letting go : fase dimana ibu sudah menerima
perannya
dan
bertanggung
jawab
dan
bisa
menyesuaikan diri. Fase ini akan berlangsung 10
hari setelah persalinan.
4.
Bayi Baru Lahir
a. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42
minggu dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram . (sondakh
,2013,h:150)
b. Adaptasi fisiologis BBl terhadap kehidupan diluar uterus menurut sondakh
(2013) yaaitu
1) Adaptasi pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi selama waktu 30
detik sesudah kelahiran . pernapasan ini timbul sebagai akibat
aktifitas normal system saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
50
beberapa
rangsangan
lainnya
.
semua
ini
menyebabkan
perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakan diafragma , serta otot – otot
pernapasan lainnya . tekanan rongga dada bayi pada saat melalui
jalan lahirr pervaginam mengakibatkan paru – paru kehilangan 1/3
dari cairan yang terdapat didalamnya , sehingga 80 – 100 ml . setelah
bayi lahir , cairan yang hilang tersebut akan diganti diganti dengan
udara .
2) Adaptasi kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru – paru , pada alveoli akan
terjadi
peningkatan
karbondioksida
akan
tekanan
oksigensebaliknya,
mengalami
penurunan
.
tekanan
hal
ini
mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir ke paru – paru dan duktus arteriosus tertutup
setelah tali pusat dipotong . aliran darah dari plasenta terhenti dan
voramen ovale tertutup .
3) Adaptasi gastrointestinal
Kadar gula drah tali pusat 65 mg/ 100 ml , akan menurun
menjadi 50 mg / 100ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir. Energy
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam – jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolismeasam lemak sehingga
kadar gula akan mencapai 120 mg/ 100 ml . bila perubahan
glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan
metabolismeasam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
neonatus kemungkinan besar bayi mengalami hipoglikemia .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
51
4) Adaptasi ginjal
Ginjal BBl menunjukan penurunan aliran darah ginjal dan
penurunan kecepatan filtrasi glomelurus meneybabkan retensi
cairan dan intoksikasi air . bayi baru lahir tidak mampu
menginsentrasikan urine dengan baik , yang tercermin dalam
berat jenis urine dan osmomalitas urine yang rendah . Bayi baru
lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama
kehidupan , sering kali hanya 30 hingga 60 ml seharusnya tidak
terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahiir . (Varney ,
2007,h:888).
5) Termoregulasi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas mellaui empat
mekanisme yaitu konveksi , konduksi, radiasi , dan evaporasi .
tempat kelahiran harus dipersiapkan dengan adekuat untuk
meminimalkan
kehilangan
panas
pada
neonatus
(Varney,
2007,h:881).
6) Adaptasi hati
a) Selama
periode
neonatus
,
hati
memproduksi
hati
memproduksi zat yang essensial untuk pembekuan darah
b) Hati
juga
mengontrol jumlah
bilirubin
tak
terkonjugasi
bersirkulasi , pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan
bersmaan dengan sel – sel darah merah .(Sondakh ,
2013,h:156)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
52
7) Adaptasi imun
a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism penyerang
dipintu masuk
b) Imaturitas jumlah system perlindungan secara signifikan
meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir
(Sondakh , 2013,h:157)
8) Nilai APGAR (Sondakh, 2013,h:158)
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir
dengan menggunakan nilai APGAR . penilaian berikutnya dilakukan
pada menit kelima dan kesepuluh . penilaian ini perlu untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak
Table 2. 2 Nilai APGAR score
Penilaian
Appearance
(warna
0
1
Pucat
Badan
kulit )
2
merah
Seluruh tubuh kemerh
ekstremitas biru
– merahan
Tidak da
Kurang dari 100
Lebih dari 100
Grimace(reaksi
rangsang)
Tidak ada
Sedikit gerakan mimic
Batuk/bersin
Activity (tonus otot)
Tidak ada
Ekstremitas
sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernapasan)
Tidak ada
Lemah
teratur
Pulse rate
(frekuensi
nadi )
aau
dalam
tidak
Baik/ menangis
Sumber : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir 2013
9) Asuhan segera bayi baru lahir
1. Klem dan potong tali pusat
a. Klem tali pusat dengan 2 buah klem , pada titik kira – kira 2 – 3 cm
dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira- kira 1 cm diantara klem
klem tersebut )
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
53
b. Potonglah tali pusat diantara dua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dengan tangan kiri
c. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat . ganti
sarung tangan jika sudah kotor . potong lah tali pusatnya dengan
pisau atau gunting yang steril / DTT
d. Periksa tali pusat setipa 15 menit . apabila masih terjadi
perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat .
2. Jagalah bayi agar tetap hangat
Pastiakn bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak atau kulit bayi
dengan kulit ibu
3. Kontak dini dengan ibu
Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap
(dengan menunjukan refleks rooting) . jangan paksakan bayi untuk
menyusu .
4. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5% tu tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual ). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah
persalinan . yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau
Neosporin atau diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.
c. Tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (Saefudin ,2010;h,N-36)
1. Pernapasan
: sulit atau lebih dari 60 kali permenit
2. Kehangatan
:terlalu panas (lebih dari 38 derajat atau terlalu
dingin lebih dari 36 derajat )
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
54
3. Warna
: kuning (terutama pada 24 jam pertama ) biru atau
pucat , memar .
4. Pemberian makan :hisapan lemah, mengantuk berlebihan , banyak
muntah .
5. Tali pusat
:
merah
bengkak,
kluar
cairan
,bau
busuk
,berdarah.
6. Infeksi
: suhu meningkat , merah , bengkak,keluar cairan
(nanah) ,bu busuk pernapasan sulit .
7. Tinja atau kemih : tidak berkemih dalam 24 jam , tinja lembek ,sering
, hijau tua , ada lendir atau darah pada tinja
8. Aktifitas
: menggigil atau tangis tidak biasa , sangat mudah
tersinggung , lemas, terlalu mengantuk , lunglai kejang , tidak bisa
tenang , menangis terus menerus .
5.
Keluarga Berencana
a. definisi
Konsepsi (pembuahan, fertilisasi) adalah terjadinya pembuahan
antara antara sel telur (ovum)
dengan sel mani (spermatozoa) pada
saluran telur.(Roestam Mochtar :2011)
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara,
alat,atau obat-obatan untuk mencegah terjadinya konsepsi.(Roestam
Mochtar : 2011)
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
55
Pengatruran kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat
atau cara dengan tujuan untuk mengatur jumlah dan jarak waktu
kelahiran.(Roestam Mochtar:2011)
Kontrasepsi adalah cara pengaturan jarak kehamilan dengan
menggunakan alat – alat dan obat – obatan untuk mencegah terjadina
kehamilan .
b. syarat KB
1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Tidak ada efek samping yang merugikan.
3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak dapat mengganggu hubungan persetubuhan.
5. Tidak memerlukan bantuan medic atau control yang ketat selama
pemakaiannya.
6. Cara penggunaannya sederhana
7. Harganya murah supaya dapat diajangkau masyarakat luas
8. Dapat dierima oleh pasangan suami isteri.
c. Menurut Roestam Mochtar (2011:195-199) KB alami meliputi :
1) Sanggama terputus (coitus interruptus)
Cara sanggama terputus sangat merakyat dan mungkin
merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal didunia. Cara
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
56
tersebut juga telah dianjurkan pemakaiannya sejak zaman nabinabi. Di perancis, pada abad ke-17 sampai 18,cara itu merupakan
metode utama menurunkan angka kelahiran.
a) Cara kerja
Adalah penrikan penis dari vagina sebelum terjadi
ejakulasi. Dengan demikian, semen (air mani) sengaja
ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah sel mani
memassuki daerah fertilisasi. Cara tersebut didasarkan pada
kenyataan bahwa refleks ejakulasi datangnya dapat disadari
oleh sebagian besar pria.
b) Efektivitas
Angka kegagalan (kehamilan) tinggi, yaitu antara 1838. Sebab kegagagan antara lain adalah :
i.
Adanya
pengeluaran
cairan
pra-ejakulasi
(pre-
ejaculatory fluid) yang mengandung sel mani sebelum
penis ditark keluar, apalagi pada koitus yang berulang,
ii.
Terlambat mengeluarkan penis dari liang sanggama,
iii.
Jika semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan
semen, sel mani dapat
masuk ke dalam dan
menyebabkan kehamilan.
c) Efek samping
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
57
Dikatakan
dapat
menyebabkan
penyakit
ginekologik,neurologis,kejiwan, seperti neurasteni, keluahan
prostat,dan sebagainya.
2) Pembilasan Pascasanggama (postcotal douche )
Cara tersebut telah dipakai sejak lama dan sudah terkenal
pada zaman pertengahan untuk tujuan kontrasepsi, untuk pencuci
atau pembilas,dulu dipakai larutan cuka atau minyak zaitun.
a) Cara kerja
Dengn menyemprot atau melakukan irigasi vagina
menggunakan air biasa atau larutan berisi desinfektan dan
obat yang dapat melumpuhkan sel mani (spermisida) segera
setelah koitus, dengan tuuan supaya supaya seluruh semen
kelur dari vagina
b) Efektivitas
Memiliki efektifitas paling rendah disemua cara yang
ada. Angka kehamilan sangat tinggi, berkisar antara 3161.kegagalan antra lain karena diperlukannya waktu untuk
melakukan pembilasan, apalagi jika kamr mandi letaknya agak
jauuh, sedangkan gerakan spem cukup cepat, dalam 90 detik
setelah ejakulasi, sejumlah besar sperma telah berada dilendi
serviks, dan 2-3 menit setelah ejakulasi, sejumlah besar
sperma telah menembus lender serviks dan sampai dalam
rongga rahim, bahkan ada yang telah mencapai saluran telur.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
58
c) Efek samping
Terlalu
sering
membilasdengan
larutan
yang
merangsang dapat:
i.
Menimbulkan iritasi dan pelukaan pada dinding vagina .
ii. Merusak keseimbangan bakteri dan flora vagina sehingga
menyebabkan peradangan dengan gejala keputihan (fluor
albus).
3) Perpanjangan masa laktasi (prolonged lactation)
Cara ini betul-betuk sudah merakyat karena telah dipraktikan
hampir diseluruh dunia oleh wanita yang cocok untuk metode itu,
terutama oleh wanita wanita asia, afrika dan amerika latin.
Sepanjang sejarah , masyarakat telh lama mengetahui bahwa
jika wanita menyusui bayinya, selama mereka menyusui
kemungkinan menjadi hamil akan lebih kecil. Karena itu , jika
mereka belum belum mau hamil, masa menyusui anaknya
diperpanjang.
a) Cara kerja
Belum diketahui mengapa selama menyusui anaknya
seorang
wanita
(tertentu
yang
cocok)
tidak
menjadi
hamil.Beerapa sarjan sekarang mencob mnelitinya.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
59
b) Efektifitas
Angka kegagalan tidak diketahui karena tidak ada data atau
amat sukar mengumpulkan data-data tentang hal tersebut.
c) Efek samping
Terlalu lama dan terlalu panjang waktu menyusukan anak
sampai gigi seri anak tumbuh akan menmbulkan perlukaan
pada putting susu karena digigt anak.
4) Pantang berkala (cara kalender)
Masa berpantang dihitung dengn memakai rumus sebagai
berikut : hari pertama mulai subur =siklus haid terpendek – 18 ,
hari subur terakhir siklus haid terpanjang – 11
a) . Efektifitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur , efektifitasnya
lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak
teratur , angka kegagalan berkisar antara 6-42.
b) Efeksamping
Terlalu
lama
pantang
kadang
kala
tidak
tertahankan, terutama bila masa berpantng terlalu lama
5) System pengukuran suhu basal
Suhu badan diukur memakai thermometer , sewaktu
bangun pagi har (dalam keadaan istirahat penuh) , setiap hari .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
60
hasil pengukuran dicatata pada kartu pencataatan suhu
badan.
a) Cara kerja
Menjelang ovuasi suhsu bdan akan turun (pada hari ke
1 dan ke 13 siklus haid ) . pada hari ke 14 terjadi ovulasi lalu
pada hari ke 15 dan ke 16 siklus haid , suhu akan naik lagi
sampai lebih tinggi dari sebelum ovulasi . dengan cara tadi ,
masa berpantang akan lebih pendek , tetapi efektifitas
pmetode pantang berkala akan meningkat .
d.
Metode kontrasepsi nonhormonal menurut Varney (2007: 432)
1) Spons kontrasepsi vagina
Today sponge dibuat dibuat dari busa polyurethane lembut
yang mengandung 1000 mg nonkosinol-9 , secara kontinu menyebar
kedalam vagina selama 24 jam . alat tersebut berfungsi sebagai
perangkap
sehingga
dapat
menyerap
semen
dan
menjadi
penghambat fisik antara sperma dan servik.
2) Vaginal contraseptif film
VCF adalah produk yang larut dalam air dan mengandung
nonkosinol -9, luas rata-rata tiap lapisan adalah 5 cm dan
dimasukan kedalam vagina untuk melindungi ostium serviks
sedikitnya 5 sampai 15 menit sebelum melakukan hubungan
seksual untuk memungkinkan VCF larut dalam cairan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
61
3) Tablet busa vagina
Tablet busa vagaina 1 gram berbentuk bundar datar
berwarna
putih
bakteriostatik
,
dan
mengandung
dan zat-zat
yang
agens
bila
spermaisida
dilembabkan
,
akan
menghasilkan busa karbondioksida .
4) Spons dan foam
Pada metode spons dan busa , bubuk atau ciran
spermisida dituang kespons kecil yang agak basah dan lembab.
Busa tersebut kemudian diperas secara perlahan sehingga bubuk
atau cairan spermisida akan menghasilkan busa dan kemudian
spons tersebut dimasukan kedalam vaginadengan kehilangan
busa sedikit mugkin .
5) Kondom pria
Kondompria merupakan bahan karet (lateks) polyuretan
(plastic) atau bahan sejenis yang kuat ,tipis dan elastis benda
tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk
menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah sperma
masuk kedalam vagina.
6) Kondom untuk wanita
Kondom terbuat dari polyurethane tipis dengan cincin
dalam yang fleksibel dan dapat digerakan paa ujung yang tertutup
, yang dimasukan kedalam vagina
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
62
7) Diafragma
Alat ini berbentuk kubah , terbuat dari sejenis karet lateks
yang lebih tebal dari pada kondom dan memiliki pegas logam
fleksibel pada bingkai diafragma .
8) cervical cap
Penutup serviks penutup serviks yang terbuat dari lateks
dan berbentuk bundar kerucut dengan cincin tebal yang sesuai
dengan bentuk servik serta daya hisap yang tercipta di antara
kubah penutup dan serviks
e. Metode kontrasepsi Amenorhea Laktasi menurut Affandi (2012) yaitu :
Metode amenhorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif , artinya hanya
diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
lainnya .
yang dapat menggunakan MAL , ibu yang menyusui secara
ekslusif , bayinya berumur kurang dari 6 bulan beum mendapat haid
setelah melahirkan .
1) MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :
a) menyusui secara penuh ; lebih efektif bila pemberian
lebih dari 8 x seehari
b) belum haid
c) umur bayi kurang dari 6 bulan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
63
d) efektif sampai 6 bulan
e) harus dilanjutkan dengan metode kontrasepsi lainnya
2) cara kerja : penundaan / penekanan ovulasi
3) keuntungan :
a) efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca
persalinan
b) segera efektif
c) tidak mengganggu senggama
d) tidak ada efeksamping secara sistemik
e) tidak perlu pengawasan medis
f)
tidak perlu obat atau alat
g) tanpa biaya
4) keterbatasan :
a) perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera
menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b) mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social
c) efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau
sampai dengan 6 bulan
d) tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B /
HBV dan HIV AIDS
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
64
f.
Metode Kontrasepsi Pil Kombinasi menurut Afandy (2012, h:MK-30)
yaitu :
1) Keutungan dan kerugian
a)
diminum setiap hari
b) pada bulan – bulan pertama efeksamping berupa mual
dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan
segera akan hilang
c) efek samping sangat serius sangat jarang terjadi
d) dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduktif , baik
yang sudah mempunyai anak mapun belum
e) dapat diminum setiap saat bila yakin tidak sedang
hamil
f)
tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui
g) dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
2) jenis
a) monofasik
b) bifasik
c) trifasik
3) cara kerja
a) menekan ovulasi
b) mencegah implantasi
c) lender servik mengental sehingga susah di lalui sperma
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
65
d) pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu
4) manfaat
a) memiiki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1
kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
pengunaan).
b) Riskio terhadap kesehatan sangat kecil
c) Tidakmengganggu hubungan seksual
d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.
e) Dapa diguunakan jangka panjang selama perempuan
masih ingin mengguanakn nya untuk mencegah
kehamilan
f)
Dapat
digunakan
sejak
usia
remaja
hingga
menopause.
g) Mudah dihentikan setiap saat.
h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan ppil
dihentikan.
5) Membantu mencegah :
a) Kehamilan ektopik
b) Kanker ovarium
c) Kanker endometrium
d) Kista ovarium
e) Penyakit radang panggul
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
66
f)
Kelainan jinak pada payudara
g) Dismenore atau
h) Akne
6) Keterbatasan
a) Mahal
dan
membosankan
karena
harus
menggunakannya setiap hari.
b) Mual , terutama pada 3 bulan pertama.
c) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3
bulan pertama.
d) Pusing.
e) Nyeri payudara.
f)
Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan
tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak
positif.
g) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi.
h) Tidak
boleh
diberika
pad
perempuan
menyusui
(mengurangi ASI).
i)
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan
depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga
keinginan
untukk
melakukan
hubungan
seks
berkurang.
j)
Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan,
sehingga risiko stroke, dan gangguan pembekuan
darah pada vena dalam sedikit menngkat. Pada
perempuan usia> 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
67
k) Tidak mencegah IMS (infeksi menular seksua), HBV,
HIV/AIDS.
g. Kontrasepsi suntikan progestin
1) Jenis
Tersedia 2 jenis kontasepsi suntikan yang hanya
mengandung progestin, yaitu :
a) Depo medroksiprogesteron asetat (depo provera),
mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3
bulan dengan cara disuntik intramuskuler (di daerah
bokong).
b) Depo norestisterons enantat (depo noresterat), yang
mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramaskuler.
2) Cara kerja
a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofil.
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3) Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas
yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempua-
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
68
tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
4) Keuntungan
a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-isteri.
d) Tidak
mengandung
estrogen
sehingga
tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan
gangguan pembekuan darah.
e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f)
Sedikit efek samping.
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia> 35 tahun
sampai perimenopause.
i)
Membantu
mencegah
kanker
endometrium
dan
kehamilan ektopik.
j)
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k) Mencegah
beberrapa
penyebab
penyakit
radang
panggul.
l)
Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
5) Keterbatasan
Sering ditemukangangguan haid, seperti :
a) Siklus haid yang memendek atau memanjang,
b) Perdarahan yang banyak atau sedikit,
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
69
c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting)
d) Tidak haid sama sekali.
e) Klien
sangat
bergantung
pada
tempat
sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
f)
Tidak
dapat
dihentikan
sewaktu-waktu
sebelum
suntikan berikut.
g) Permasalahan berat badan mrupakan efek samping
tersering.
h) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi
virus HIV .
i)
Terlamabatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
h. Kontrasepsi pil progestin (minipil) menurut Afandy (2012,h:MK-50)
sebagai berikut :
1) Jenis minipil
a) Kemasan dengan isi pil : 300 mg levonorgestrel atau
350 mg noretindron
b) Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desogestrel
2) Cara kerja minipil
a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid
seks di ovarium (tidak begiyu kuat).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
70
b) Endometrium
mengalami
transformasi
lebih
awal
sehiingga implantasi lebih sulit.
c) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma.
d) Mengubah motilitias tuba sehingga transportasi sperma
terganggu.
3) Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil
jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai
terjadi gangguan gastrointestinal (muntah,diare), karena
akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangt besar.
Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan
dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini
dapat
meningkatkan
penetrasi
sperma
sehingga
kemampuan kontraseptif dari mimpi dapat terganggu
4) Keuntungan kontrasepsi
a) Sangat efektif bila digunakan secara benar
b) Tidak mengganggu hubungan seksual.
c) Tidak mempengaruhi ASI
d) Kesuburan cepat kembali
e) Nyaman dan mudah digunakan
f)
Sedikit efek samping
g) Dapat dihentikan setiap saat
h) Tidak mengandung estrogen.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
71
5) Keterbatasan
a) Hampir
30-60%
mengalami
gangguan
haid
(perdarahan sela, spotting, amenorea).
b) Peningkatan/penurunan baerat badan
c) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang
sama
d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis
atau jerawat
f)
Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100
kehamilan),
dibandingkan
tetapi
risiko
dengan
ini
lebih
perempuan
rendah
yang
jika
tidak
mengguankan minipil.
g) Efektifitasnya
menjadi
rendah
bila
digunakan
bersamaan dengan obat tuberculosis atau epilepsy.
h) Tidak melin dungi diri dari infeksi menular seksual
HIV/AIDS
i)
Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah
muka), tetapi sangat jarang terjadi.
i.
Kontrasepsi implant menurut Afandy (2012 ,h :MK-55) :
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif,
tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara
tiga hingga lima tahun. Metode ini di kembangkan oleh the
population council, yaitu suatu oragnisasi internasional yang
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
72
didirikan
tahun
1952
untuk
mengembangkan
teknologi
kontrasepsi.
1) Jenis
a) Berbagai jenis kontrasepsi hormonal implant
b) Norplant terdiri 6 kapsul yang secara totaol bermuatan 216
mg levonorgestrel.
c) Panjang kapsul adalah 2,4 mm.
d) Jadelle (norplant II)
e) Studi dan pengembangan implant levonorgestrel dua kapul
(impla-2)telh dilakukan sejak 20 tahun yang lalu.
2) Mekanisme kerja
Implan
mencegah
terjadinya
kehamilan
melalui
berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya,
mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks
sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma.
3) Efek samping
a) Pemakaian klinik pada lebih dari 4 juta perempuan di 30
negara (termasuk lebih dari 1 juta di AS) menunjukan
bahwa tingkat ditoleransi dari sebagian sebagian besar
perempuan terhadap implant-2 adalah sangat tinggi.
Keuntungan utama dari implant-2 adalah tidak mengndung
estrogen yang menyebabkan berbagai efek smping pada
pemakain pil kontrasepsi. Efek samping yang palingsering
terjadipada pemakaian impalan adalah perubahan pola
perdarahan haid. Dapat terjadi perdarahan bercak atau
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
73
terus menerus pada 6-9 bualn pertama dari penggunaan
impal-2.
j.
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) menurut Afandy (2012, h : MK69)
1) Cara kerja :
a) Endometrium mengalami transformasi yang ireguler ,
epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi
b) Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok
bersatunya ovum dengan sperma
c) Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi
d) Menginaktifkan sperma
2) Efektifitas
Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100
perempuan selama satu tahun pertama penggunaan
3) Keuntungan
a) Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)
b) Tidak mengganggu hubungan suami istri
c) Tidak berpengaruh terhadap ASI
d) Kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat
e) Eeksampingnya sangat kecil
f)
Memiliki efk sistemik yang sangat kecil
4) Keterbatasan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
74
a) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi
genetalia sebelum pemasangan AKDR
b) Diperlukan untuk tenaga teraltih untuk pemasangan
AKDR
c) Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat ,
sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan
d) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi
amenhprea mahal
k. Penapisan calon Aksepor KB
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
1. Penapisan Metode Kontrasepsi Hormonal ( pil, suntik, implant)
Table 2. 3 Penapisan KB Hormonal
No
Pertanyaan
1
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2
Menyusui kurng dari 6 minggu pasca salin
3
Perdarahan atau / perdarahan bercak pasca senggama
4
Ikterus pada kulit atau skler mata
5
Nyeri kepala hebat atau gangguan visual
6
Nyeri hebat pada betis , paha atau dada atau tungkai bengkak odem
7
Tekanan darah diatas 160 mmHG (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
8
Masa atau benjolan dipayudara
9
Sedang minum obat – obatan epilepsy
Ya
Tidak
Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2012
75
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
2. Penapisan metode kontrasepsi AKDR
Table 2. 4 Penapisan KB AKDR
No
Pertanyaan
1
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2
Klien atau pasangan mempunyai pasangan seks lain
3
Infeksi menuar seksual (IMS)
4
Penyakit randang panggul atau kehmilan ektopik
5
Haid banyak (lebih dari 1 – 2 pembalut dalam 4 jam )
6
Haid lama (lebih dari 8 hari )
7
Deshminorhea berat yang membutuhkan analgetika
Ya
Tidak
76
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
8
Dan atau istirahat baring
9
Perdarahan / perdarahan bercak karena haid atau setelah senggama
Sumber : Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012
3. Penapisan metode kontrasepsi mantap
a. Tubektomi
Table 2. 5 Penapisan KB Tubektomi
No
Keadaan klien
Fasilitas rawat jalan
Fasilitas rujukan
1
Keadaan umum (anamneis dan keadaan fisik
KU baik idak ada penyakit jantung atau ginjal
Dm tidak terkontrol, riwayat gangguan
pembekuan darah , ada penyakit jantung , paru
, ginjal
2
Keadaan emosi
Tenang
Cemas / takut
3
Tekanan darah
kurang dari 160/100
Lebih dari 160/100
4
Berat badan
35 – 85 kg
Lebih dari 85 kg , kuraang dari 35 kg
77
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
5
Riwayat operasi abdomen atau panggul
Bekas sc (tanpa perlekatan )
Op abdomen lainnya , perlekatan atau terdapat
kelainan pada px panggul
6
Riwayat radang panggul , kehamilan ektopik,
apendiiksitis
Pemeriksaan dalam normal
Pemeriksaan dalam ada kelainan
7
Anemia
Lebih dari 8gr%
Kurang dari 8 gr%
Sumber : Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012
b. Vasektomi
Table 2. 6 Penapisan KB Mantap Vasektomi
No.
Keadaan Klien
Fasilitas Rawat Jalan
Fasilitas Rujukan
1.
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan
fisik
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan
pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung,
paru atau ginjal
2.
Keadaan emosi
Tenang
Cemas, takut
3.
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
≥ 160/100 mmHg
4.
Infeksi atau kelainan scrotum/inguinal
Normal
Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan
7.
Anemia
Hb ≥ 8 gr%
Hb < 8 gr %
Sumber : Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012
78
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
79
B. Tinjauan Asuhan
1. manajemen dan dokumentasi kebidanan
helen varney mengartiakn , manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian / tahapan yang
logis untuk pengambilan suaatu keputusanyang berfokus pada klien .
(betty mengkuji , 2012 ,h: 4)
7 langkah menejemen varney menurut betty, dkk yaitu :
Langkah – langkah menejemen kebidanan merupakan suatu proses
penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis didalam
mengantisipasi masalah . ada 7 langkah dalam menejemen kebidanan
menurut varney yang akan dijelaskan sebaagai berikut :
Langkah I : pengumpulan data dasar
Pada langkah ini , kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan
mengumpulakan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien
secara lengkap , data yang dikumpulkan antara lain :
1. Keluhan klien
2. Riwayat kesehatan klien
3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan
4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
80
5. Meninjau data laboratorium . pada langkah ini , dikumpulkan semua
informasi yng akurat dari sumber yang berkaitan semua sumber yang
berkaitan dengan kondisis klien . pada langkah ini , bidan
mengumpulkan data dasar awal secara lengkap .
Langkah II : interpretasi data
Pada
langkah
ini
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
menginterpretasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga
ditemukan diagnose atau masalah . diagnose yang dirumuskan diagnosa
dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur
standar
diagnosis
,
sedangkan
perihal
yang
berkaitan
dengan
pengalaman klien ditemukan dari hasil pengkajian
Langkah III : identifikasi diagnosis / masalah potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnose
potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah
teridentifikasi , berdasarkan temuan tersebut , bidan dapat melakukan
antisipasi agar diagnosis atau masalah terssebut tidak terjadi . selain iu
bidan harus bersiap siap apabila diagnose / masalah tersebut benarbenar terjadi . contoh diagnosa / masalah potensial :
1. Potensial perdarahan postpartum , apabila diperoleh data ibu hamil
kembar , polihidramnion, hamil besar akibat menderita diabetes
2. Kemungkinan distosia bahu , apabila data yang ditemukan adalah
kehamilan besar
Langkah IV : identifikasi kebutuhan yang memerlukan penangan segera
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
81
Pada langkah ini yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai
kondisi klien . ada kemungkinana data yang kita peroleh memerlukan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan , sementara kondisi yang lain
masih bisa menunggu beberapa waktu lagi . contohnya pada kasusu
kegawatdaruratan
kebidanan
seperti
perdarahanyang
memerlukan
tindakan KBI dan KBE .
Langkah V : perencanaan asuhan yang menyuluruh
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah – langkah sebelumnya . rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan . tetapi dilihat
juga yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya apakan dibutuhkan
konseling dan apakah perlu untuk merujuk klien setiap asuhan yang
direncanakan harus disetujui oleh kedu belah pihak yaitu bidan dan
pasien
Langkah VI : pelaksanaan
Pada langkah keenam ini kegiatan yang dilakukan adalah
meaksanakn rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke V
secara aman dan efisien kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau
anggota tim kesehatan yang lain . jika bidan tidak melakukan sendiri
,bidan
tetap
memikul
tanggung
jawab
untuk
mengarahkan
pelaksanaannya . dalam situasi ini bidan harus berkolaborasi dengan tim
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
82
kesehatan atau dokter. Dengan demikian , bidan arus bertanggung jawab
atas terlaksanananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat
bersama tersebut .
Langkah VII : evaluasi
Pada langkah terakhir ini yang dilakukan bidan adalah :
a. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan yang
mencakup pemenuhan kebutuhan untuk menilai apakah sudah benar
– benar terlaksana atau terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang
telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis.
b. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk
mengetahui mengapa proses menejemen ini tidak efekti
2. dokumentasi kebidanan
Dari langkah – langkah manajemen asuhan kebidanan diatas
merupakan
suatu
pola
pikir
.
proses
pencatatan
dan
pendokumentasian ini disebut dengan dokumentasi menurut Batty
Mengkuji , dkk (2012 )kebidanan peengertin dokumentasi kebiadan
adalah sebagai berikut :
a. Suatu system pencatatan dan pelaporan tentang layanan mandiri
yang dilakukan bidan
b. Suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi
dan perlkembangan kesehatan reproduksi dan semua kegiatan
yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
83
3. Tujuan Asuhan kebidanan
a. Bukti pelayanan yang bermutu atau standar
b. Tanggung jawab legal
c. Informasi untuk perlindungan nakes
d. Data statistic untuk perencanaan layanan
e. Informasi atau pe,biayaan asuransi
f.
Informasi untuk pnelitian dan pendidikan
g. Perlindungan hak pasien
4. Dokumentasi soap
Dokumentasi SOAP ( subyektif, obyektif , assessment , planning )
a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan pengolalaan ,
informasi yang sisstematis yang mengatur penemuan dan
konklusi kita menjadi rencana suatu asuhan
b. Metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan
kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan .
c. SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita
mengatur
pola pikir kita dan memberikan asuhan yang
menyeluruh
5. SOAP
Subyektif
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
84
a. Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis
b. Berhubungan dengan masalah atau sudut pandang klien
(ekspresi mengenai kekhawatiran dan keluhannya
Obyektif
a. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien
b. Hasil pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain
c. Infomasi dari keluarga atau orang lain
Assessment
a. Pendokumentasian
hasil
(analisis
dan
interpretasi
atau
kesimpulan ) data subyektif dan obyektif .
b. Diagnosis atau masalah
c. Diagnosis / masalah potensial
d. Antisipasi diagnosis / masalah potensial / atau tindakan segera
Planning
Pendokumentasian atau tindakan dan evaluasi meliputi : asuhan
mandiri , kolaborasi tes diagnostic/ laboratorium konseling dan
tindak lanjut.
C. Landasan Hukum
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
85
Pengertian
pelayanan
kebidananan
yang
termuat
dalam
Kepmenkes. RI Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar tprofesi
bidan, Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telahter daftar (teregister) yang
dapat dilakukan secara mandiri, kolaboras iatau rujukan.
Aspek Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma
hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi
sumber hukum yang paling utama dan sebaga idasar pelaksanaan
kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien
/kelompo kmasyaraka toleh Bidan dalam upaya peningkatan,pencegahan,
pengobatan dan pemulihan kesehatan.Berdsarkan kepmenkes RI Nomor
369/Menkes//SKIII/2007 menegenai standar kompetensi bidan dijelaskan
sebaga iberikut :
Pengetahuan dan keterampilan yang profesional pun harus di
miliki bidan terutam adalah trampil lberkomunikasi untuk melakukan
pendekatan kepada masyarakat agar bias menyesuaikan dan mudah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarkat .ha lini sesuai dengan
standar kompetensi bidanke 1 yang berbunyi “bidan mempunyai
persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu – ilmu social ,
kesehatan masyarakat danetik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya , untuk wanita , bayi baru lahir dan
keluarganya.
Bidan dalam memberikan dituntut untu kmemeberikan pelayanan
sebaik mungkin terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga ,didalam kompetens ibidanke 2 “ bidan memeberikan asuhan
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
86
yang bermutu tinggi , pendidikankesehatan yang tanggap terhadap budaya
dan pelayanan menyeluruh dalam rangka untu kmeningkatkan kehidupan
keluarga yang sehat” , perencanaankehamilandankesiapanmenjadi orang
tua .
Kompetensi bidanke 3 “ Bidan memberikan asuhan antenatal
bermutu tingg iuntuk mengoptimalkan kesehatan selamakehamilan yang
meliputi deteks idini , pengobata natau rujukan dari komplikasi tertentu “.
Dengan begitu maka seorang memberikan asuhan danpelayanan
antenatal care padaibu yang hami luntuk mengetahui sejak dini jika ada
masalah lain dalamk ehamilan .
Dalam memberika nasuhan kehamilanbidan pun memberikan
asuahn pada saat persalianan ,menolong da nmendampingi persalinan
sampai kelahiran bayi sert amelakukan pencegahan infeksi pada saat
persalinan
dengan
menjaga
kesterilan.
Tertera
didalam
standar
kompetensi 4 yaitu asuahan selama persalinan dan kelahiran “bidan
memberikan asuhan yang bermu ttinggi tanggap terhadaap kebudayaan
setempat selama persalinan , memimpin selama persalinan yang bersih
dan aman , menangani kegawatdarurata ntertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita , dan bayinya brau lahir .
Standar kompetensike 5 yaitu asuahn pada ibu nifas dan
menyusui“bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat “.setelah proses
melahirkan maka ibu memasuki masa nifas selama kuranglebih 6 minggu
.bidan pun harus melakukan kunjunagan 4 kali selama masa nifas .
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
87
Standar kompetensi 6 yaitu assuhan pada bayi barulahir“ bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi baru
lahir sehat sampai dengan 1 bulan”. Selain memberikan asuhan pada
ibunya pada bayinya pun bidan melakukan asuhan seperti pencegahan
infeks idengan perawatan talipusat .
Dengan adanya standar kompetensi yang ada bidan di tuntut
mempunyai keterampilan yang profesional ,sehingga klien dapat tau status
kesehatannya dan bidan bias membantu menurunkan angka kematian
maternal dan neonatal .berdasarkan standar kompetensi tersebut
pelayanan yang diberikan tertera dalam Kepmenkes no. 900 th 2002 pasal
Bab IV pasal 14
Pelayanan yang diberikan bidan meliputi:
1. Pelayanan kebibanan.
2. Pelayanan KB
3. Pelayanan kesehatan
Jika Bidan memberikan Pelayanan diluarkewenangan bisa dikenai
sangsi hukum
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016
Download