BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Asuhan Kehamilan a. Definisi Menurut federasi obstetric, ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi , kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 blunar atau 9 bulan menurut kalender internasiosnal. Kehamilan terbagi dalam 3 trimeste ,dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27 minggu ) , dan trimester ke III 13 minggu ( minggu ke 8 hingga ke 40 ). (Sarwono Prawirohardjo ,2010;h,213) Periode antepartum adalah periode kehamilanyang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati , yang menandai awal periode antepartum.sebaliknya periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir 13 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 14 hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal Varney, 2006;h,492) Kehamilan adalah suatu proses dimana sl telur dan sperma bertemu dan berimplantasi dengan waktu normal kehamilan yaitu 40 minggu atau 9 bulan dihiting dari hari pertama haid terakhir . Menurut Manuaba (2010;h,242) menjelaskan bahwa usia ibu kurang dari 18 tahun dan lebih dari 35 tahun termasuk resiko dalam kehamilan . b. Proses kehamilan Menurut Mochtar 2011;h,16) 1. Sel telur Pertumbuhan embrional yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge menurut umur wanita , a. BBL : 750.000 b. Umur 6 – 15 :439.000 c. Umur 16 – 25 :159.000 d. Umur 26 – 35 :59.000 e. Umur 35 – 45 : 34.000 f. :semua hilang Masa menopouse 2. Sel mani (spermatozoa) Setelah janin dilahirkan , jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan tiap spermatozoa mengalami atas Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 15 tiga bagian yaitu kaput , atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus ekor dan bagian yang silindrik menghubungkan kepal dengan ekor . 3. Konsepsi Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur tuba uterine . hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitas yang dapat melintas zona pleusida dan masuk ke vitelus ovum. 4. Nidasi Nidassi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium .Setelah sel- sel morula mengalami pembelahan terus menerus maka akan terbentuk rongga ditengah . rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan , embrio yang memiliki rongga disebut blastula rongganya disebut blastocoelproses pembentukan blastula disebut blastulasi . 5. Plasenta dan mukosa rahim Mukosa paada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum kompaktum dan sratum spongiosum . desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas : a. Desidua basalis yang terlentak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim , tempat terjadinya plasentasi . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 16 b. Desidua kapsularis yang meliputi hasil konsepsi kearah rongga rahim, dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena obliterasi. c. Desidua vera (parietalist) yang meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya . 6. Perumbuhan mudigah (embriogenesis ) Pertumbuhan mudigah (embrio) bermula dari lempeng embrional yang selanjutnya berdeferensiasi menjadi 3 unsur lapisan yaitu sel – sel ektodermal , mesodermal dan entodermal. c. Perubahan Fisiologis perubahan fisiologi pada kehamiln meliputi : 1. Perubahan kardiovaskular Volume darah total ibu meningkat sekitar 30 hingga 50% pada kehmilan tunggal dan 50% paa kehamilan kembar . volume darah total merupakan kombinasi volume plasma yang menin.gkat 75% dan volume plasma darah merah yag meningkat 33% dari nila sebelum hamil . semua ini meneabkan hemodilusi , yang terlihat pad hmotakrit rendah , yang dikenal dengan anemia fisiologis pada kehamilan dan sering terjadi pada usia kehamilan 24 hingga 32 minggu . peningkatan volume darah total di mulai pada awal trimester pertama , yang kemudian meningkat pesat pada hingga pertengahan kehamilan dan kemudian melambat Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 17 hingga menjelang minggu ke-32 . setelah itu volume darah menjadi relatif stabil meski masa eritrosit meningkat . (Helen Varney ,2006:498) 2. Perubahan pada ginjal Catatan khusus yang peru diingat oleh para bidan adalah bahwa hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi selama kehamilan . Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat dekstrorotasi uterus saat keluar dari panggul. Akibat distensi, akan terjadi pemanjangan dan pemindahan uterus ke lateral. Hidronefrosis terjadi pada 80% hingga 90% wanita hamil. Peningkatan ukuran ginjal dan pelebaran kaliks dan pelvis ginjal serta ureter, semua ini menigkatkan risiko infeksi saluran kemih akibat statis urine.(Varney,2006:498) 3. Sistem Respirasi Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah kurang lebih 6 cm, tetapi tida mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidal,volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit sksn bertambah secara Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 18 signifikan pad kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hamper seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan.( Sarwono Prawirohardjo,2010;h,184) 4. Sistem ginjal Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal dizona jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya 2% dari curah jantung mengalir keginjal , mengingat sebagian besar sisa metabolism dialirkan ke plasenta. Sementara itu, tubuli juga mampu filtrasi sebelum glomelurus berfungsi penuh. Urin jani menyumbang cukup banyak pada volume cairan amnion. Bila terdapat kondisi penurunan fungsi oligohidramnion ginjal atau itu merupakan kelainan petanda sirkulasi.(sarwono prawirohardjo, 2010 5. Sistem saraf Melinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak,fleksi kaki; sedangkan genggaman tangan lengkap pada dilihat pada 4 bulan. Janin sudah dapat menelan pada 10 minggu , sedaangkan gerak respirasi pada 14-16 minggu.(sarwono prawirohardjo, 2010) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 19 Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu atau 120 hari. Ia akan mendengar suara ibunya karena rambat suara internal lebih baik draipada suara eksternal. Kemampuan melihat cahaya agaknya baru jelas pada akir kehamilan, sementara gerak bola mata sudah sudah lebih awal. Gerakan ini dikaitkan dengan prilaku janin.(sarwono prawirohardjo, 2010) Janin mampu membuat hormon sendiri misalnya tiroi, ACTH. Korteks adrenal dirangsang oleh ACTH. Uniknya kelenjar adrenal ini mempunyai area yang sangat aktif selama in utereo dan akan menghilang kemudian. Kelenjar adrenal ini menghasilkan steroid dan katekolamin serta akan aktif menjelang partus. Sbalinya , pada anensefalus,dimana adrenal atrofik, persalinan akan tertunda. (sarwono prawiirohardjo,2010) 6. Sistem kelenjar endokrin System endokrin janin telah bekerja sebelum system saraf mencapai maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis sel yang mengeluarkan 6 hormon, yaitu (1) laktotrop , yang menghasilkan prolaktin; (2) somatotrop, yang menghasilkan hormone pertumbuhan (GH); (3) kortikotrop, yang menghasilkan kortikotropin (ACTH) ; (4) tirotop (sarwono prawirohardjo, 2010) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 20 d. Perubahan psikologis Menurut varney (2007:501) perubahan psikologis pada wanita hamil di bagi menjadi 3 trimester yaitu : 1. Trimester 1 Trimester pertama sering dianggap sebagai penyesuaian . penyesuaian yang dilakukan sebagai wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung . penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan . Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalententang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan kecemasan , depresi dan kesedihan . hingga kini masih dirgukan bahwa wanita lajang yang bahkan telah merencanakan dan mengingnkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sesungguhnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakn dengan wanita karena ia akan cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perassan negatifnya ini karena perasan tersebut bertentangan dengan apa yang menurutnya semestinya ia rasakan . jika ia tidak dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negative tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan , maka ia akan meras asangat bersalah jika nantinya bayi yang ia kandung meninggal saat Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 21 melahirkan atau terlahir cacat ataau abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah penyebab tragedy tersebut .hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan baik . 2. Trimester II Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik , yakni periode ketika wanita merasa nyaman dari segala ketidaknyamnan yang normal dialami saat hamil . namun , trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran . trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-quickening dan pasca quickening , quickening menunjukan adanya kehidupan yang terpisah yang menjadi dorongan bagi wanita yang melaksanakantugas psikologis utamantaya pda trimester kedu , yakni menegembangkan identutas sebagi ibu bagi dirinya sendiri , yang berbeda dari ibunya . 3. Trimester III Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan . pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahlukyang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi . ada persaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun hal ini membuatnya berjaga- Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 22 jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul . e. Perkembangan dan pertumbuhan janin Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam hand out asuhan kebidanan( 2011:) 1. Fakor ibu a. Keadaan kesehatan ibu saat hamil b. Penyakit yang menyertai kehamilan c. Penyulit kehamilan d. Kelainan pada uterus e. Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet f. Kebiasaan ibu , merokok,alkohol atau kecanduan 2. Faktor janin a. Jenis kelamin janin b. Penyimpangan genetic: kelainan kogenital , pertumbuhan abnormal c. Infeksi intra uteri 3. Faktor plasenta Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 23 plasenta adalah akrnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalma rahim Karena itu plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan jnin dalam rahim yang ditetapkan dengan indeks plasenta (berat plasenta) . 4. Pertumbuhan janin a) 4 minggu : panjang 7,5 – 10 mm pembentukan organ meliputi rudiment mata telinga dan hidung . b) 8 minngu : panjanyg 2,5 cm pembentukan organ hidung telinga jari jemari mulai dibentuk kepala menekuk kedada . c) 12 minggu : panjang 9 cm pembentukn organ daun teling lebih jelas . kelopak mata melekat , leher mulai terbentuk genetalia eksterna tetapi belum berdeferensiasi . d) 16 minggu : 16 – 18 cm pembentukan organ gnetalia terbentuk dan dapat dikenal , kulit tipis dan warna merah . e) 20 minngu : panjanygnya 25 cm pembentukan organ kulit lebih tebal , rambut mulai tumbuh dikepala , dan rambut halus (lanuga) tumbuh dikulit . f) 24 minggu : panjangnya 30-32 cm pembentukan organ kedua kelopak mata ditumbuhi alis dan bulu mata serta kulit keriput. Kepala besar. Jika lahir, dapat bernapas tetap hanya bertahan hidup beberapa jam saja. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 24 g) 28 minggu panjangnya 25 cm pembentukan organ kulit berwarna merah dan ditutupi verniks kaseosa. Jika lahir, dapat bernapas, menangis pelan dan lemah banyi imatur. h) 32 minggu panjanygnya 40-43 cm pembentukan organ kulit merah dan keriput. Jika lahir, tampak seperti orang tua kecl (little old man). i) 36 minggu panjangnya 46 cm pembentukan organ muka berseri tidak keriput. Bayi prematur. j) 40 minggu panjangnya 50-55 cm pemebentukan bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ baik. Pada pria, testis sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora berkembang baik. Tulang-tulang kepala menulang. Pada 80% kasus, telah terbentuk pusat penulangan pada epifisis tiba proksimal. g. Peredaran Darah Janin 1. Foramen Ovale Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi. 2. Duktus Arteriosus Bothalli Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 25 Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta 3. Duktus Venosus Arantii Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah. 4. Vena Umbilikal Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati Komponen atau organ yang terlibat dalam pembuluh darah janin. Dalam system peredaran darn janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin diantaranya : 1. Plasenta yaitu tempat pertukaran darah bersih dan darah kotor 2. Umbilicus yaitu mengalirkan darah dari plasenta kejanin dan dari janin ke plasenta 3. Hati yaitu terapatnya percabangan vena porta dan duktus venosus aranti 4. Jantung yaitu terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra 5. Paru- paru yaitu terdapatnya duktus atriosus bothali Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 26 h. Mekanisme Peredaran Darah Janin Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu : a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior. b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior. Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ve ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior. Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis. Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 27 arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis. Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu. i. Pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidaanan ,dokter ahli lain ,dokter umum, bidan perawat,dan dukun terlatih . 1. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan ibu hamil (Mochtar,2011;h,38) a) Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan , persalinan , dan nifas , dengan demikian , didaptkan ibu dan anak yang sehat . b) Tujuan khusus 1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan persalinan dan nifas 2) Mengenali dan mengobati penyakt-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin 3) Menurunkan angka mordibitas dan mortalitas ibu dan anak Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 28 4) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi 2. Jadwal pemeriksaan kehamilan (Mochtar, 2011;h,38) a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan. b) Periksa ulang 1x sebulansampai kehamilan 7 bulan. c) Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan. d) Periksa ulang setia minggu sesudah kehamilan 9 bulan. e) Periks khusus jika ada keluhan-keluhan. 3. Pemeriksaan ibu hamil (Mochtar, 2011;h,38) a) Anamnesis adalah identitas istri, dan suami:nama, umur, agama, pekerjaan, dan sebagainya. b) Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik adalah pemeriksaan seluruh tubuh secara baik meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru-paru dan sebagainya. c) Perkusi adalah tidak begitu banyak artinya kecuali jika ada suatu indikasi. d) Palpasi adalah ibu hamil diminta berbaring terlentang kepala dan bahu sedikit ditinggikan dengan memakai bantal pemeriksa berdiri Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 29 disebelah kanan ibu hamil dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. e) Auskultasi adalah mendengarkan pemeriksaan denyut jantung dan untuk biasanya menggunakan alat. Menurut (Sarwono,2010;h,222). Menjelaskan bahwa frekunsi deyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm) dengan variasi normaol 20 dpm diatas atau dibawah nilai rata-rata. Jadi, nilai normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm . 4. Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan HB Menurut Manuaba pwmeriksaan dilakukan (2010;h,239), bahwa dan pengwawasan HB dapat dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester I. b) Pemeriksaan laboratorium ulang Pemeriksaan laboratorium ulang dilakukanjika ada indikasi menurut riwayat, temuan ini meliputi HB hemotakrit, VDRL, gonorea, klamidia, dan titer anti body pada wanita dengan Rh negative. (varney,2006;h,531) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 30 j. pendidikan kesehatan (Manuaba ,2010;h,117) 1. pantang diet saat hamil pada dasarnya di anjurkan makanan empat sehat lima sempurna . karena kebutuhan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan tambahan sebuah telur sehari . nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya bert badan sekitar 6,5 sampai 15 kg Selma hamil . berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan . kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5 kg/ minggu. 2. Pekerjaan rumah tangga Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan . 3. Wanita pekerja diluar rumah Kehamilan bukanlah merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan sesuai dengan batasan kehamilan . 4. Hubungan seksual Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual . hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila terdapat tanda infeksi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 31 dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas . 5. Aktifitas Aktifitas yang banyak adalah jalan – jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar . 6. Pakaian Pakaian hamil yang digunakan adalah pakaian yanyg longgar dan terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan meneyerap terutama pakaian dalam . 7. Perawatan payudara Putting susu penting diperhatikan agar tetap bersih .putting susu ditarik – tarik sehingga menonjol dan memudahkan untuk memberikn ASI . 2. Persalinan a. Definisi Persalianan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat hidup kedunia luar , dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Roestam Mochtar ,2011:69) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 32 b. Sebab – sebab mulainya persalinan dalam diktat ajar , (2010) yaitu 1. Penurunan kadar progesterone Progesterone menimbulkan relaksasi otot – otot rahim sebaliknya estrogen meninggalkan kerentanan otot rahim . selama kehamilan terdapat keseimbangan kadar progesterone dan estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his 2. Teori oxytosin Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim 3. keregangan otot – otot seperti halnya engn kandung kencing dan lambung bila dinddingnya tegang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isi nya.demikian pula dengan rahim maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot – otot rahim makin rentang . 4. Pengaruh janin Hypofise dan kelenjar suprarenal janin juga rupa – rupnya memegang peranan oleh Karena pada ananchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa . 5. Teori prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan . hasil dari percobaan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 33 menunjukan bahwa prostaglandin f2 atau f2 yang diberikn secara intravena , intra dan ekstramnial menimbulkan kontraksi myometrium pad setiap kehamilan , hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu hamil sebelum melahirkan atau setelah persalinan. c. Kala dalam persalinan Roestam Mochtar ( 2010 : 71 ) Kala I :waktu untuk pembukaan servik sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm Kala pembukaan dibagi 2 fase : 1. Fase laten : pembukaan servik yang berlangsug lambat sampai pembukaan sampai pembukaan 3 cm lamanya 7-8 jam 2. Fase aktif : berlansung selama 6 jam dan dibagi atas 3subfase : a. Periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm b. Periode dilatasi maksimal selama 2 jam , pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm . c. Periode deselerasi : berlangsung lambat , dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap ). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 34 Kala II : kala pengeluaran janin , sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah Kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir , pada primi berlangsung selama 1 ½ 2 jam , Pada multi ½ - 1 jam (Roestam Mochtar,2010,h.73) Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri Kala IV : muai dari lahirnya uri selama 1-2 jam. d. Faktor – faktor yang memperngaruhi persalinan 1. Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas a. Bagian keras : tulang- tulang panggul (rangka panggul) b. Bagian lunak : otot – otot jaringan dan ligament – ligament Rangka panggul atau ukuran panggul Tulang panggul : 1. Os coxae : os illium , os iscium , os pubis 2. Os sacrum : promontorium 3. Os cocsygis Artikulasi 1. Simpisis pubis didepan pertemuan os pubis 2. Artikulasi sakro-iliaka yang menghubungkan os sacrum dan os ilium 3. Artikulasi sacro-coksigium yang menghubungkan os sacrum dan os pubis Ruang panggul 1. Pelvis mayor : false pelvis 2. Pelvis minor : true pelvis Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 35 Pelvis mayor terletak diatas terminalis yang dibawahnya disebut pelvis minor . Pintu panggul 1. Pintu atas panggul (PAP) inlet dibatasi oleh linea terminalis (linea inominata ) 2. Pintu tengah panggul (RTP) kira- kira pad spina ischiadika disebut midlet 3. Pintu bawah panggul (PBP) dibatasi oleh simpisis dan arkus pubis 4. Ruang panggul yang sebenarnya berada dintara inlet dan outlet Sumbun panggul adalah garis yang menghubungkan titik – titik tengah ruang panggul yang melengkung kedepan ( sumbu carus ) Bidang – bidang 1. Bidang hodge I : jarak antara promontorium dan pinggir atas simpisis sejajar dengan PAP. 2. Bidang hodge II : sejajar dengan PAP melewati pinggir bawah simpisis 3. Bidang hodge III :sejajar dengan PAP melewati spina ischiadika. 4. Bidang hodge IV : sejajar dengan PAP melewati ujung cocsygis. Ukuran – ukuran panggul 1. Alat pengukur panggul Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 36 a. Pita meter b. Jangka panggul c. Pelvimetri klinis dengan periksa dalam d. Pelvimetri rentanologis dibuat oleh ahli radiologidan hasilnya diinterpretasikan olehn ahli kebidanan 2. Ukuran – ukuran panggul luar a. DS : Distansia spinarum yaitu jarak antara kedua spina iliaka anterior superior (24-26 cm ) b. DC : distansia cristarum yitu jarak antara crista iliaka kanan dan kiri (28 – 30 cm ) c. CE : conjugate eksterna (boudeloge) 18 – 20 cm d. CD : conjugate diagonalis , dengan periksa dalam 12,5 cm e. DT : distansia tuberum , menggunakan jangka oseander 10,5 cm 3. Ukuran – ukuran panggul dalam a. Pintu atas panggul b. Pintu tengah panggul c. Pintu bawah panggul d. Inklinasi pelvis (miring panggul) yaitu sudut yang dibentuk dengan horizon bil wanita berdiri tegak dengan inlet 55 – 600 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 37 4. Jenis panggul menurut (chadwell dan molloy 1933) Didasarkan pada bentuk cirri PAP ada 4 bentuk dasar panggul : a. Ginekoid : paling ideal bulat 45 % b. Android : panggul pria segitiga 15 % c. Anthropoid :agak lonjong seperti telur 35 % d. Platpeloid : picak , menyempit arah muka belakang 5% 2. Power Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar . kekuatan yang mendorong janin keluar ialah his , kontraksi otot – otot perut , kontraksi diafragma dan aksi dari ligament , dengan kerjasama yang baik dan sempurna . 3. Passanger Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah janin . yang meliputi sikap janin, letaak janin , presentasi janin , bagian terbawah dan posisi janin . e. Mekanisme persalinaan roestamm Mochtar (2011:73-74) 1. Engagement : kepala terfiksasi pada PAP 2. Descent : turunnya kepala 3. Fleksi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 38 4. Rotasi internal :kepala melakukan putar paksi dalam 5. Ekspulsi kepala janin : berturut-turut lahir lah uub , dahi, muka dan dagu 6. Rotasi eksternal : kepala melakukan putar paksi luar 7. Ekspulsi : berturut-turutmbahu depan, bahu belakang seluruh badan Dan ekstremitas . f. Asuhan pada saat persalinan dalam Diktat Ajar, (2010) meliputi : 1. Asuhan kala I a. Memberikan dukungan emosional b. Pendampingan anggota kelurga selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya c. Menghargai keinginan iu untuk memilih penampingan persalinan d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan e. Mengatur posisi ibu sehingga ibu merasa nyaman f. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi g. Memberikan keleluasaan menggunakan kamar mandi secara teratur dan spontan , kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan menghambat turunya kepala . h. Pencegahan infeksi Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 39 2. Asuhan kala II a. Mendampingi ibu proses persalinan dan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain b. Keterlibatkan anggota keluarga dalam memberikan asuhan persalinan c. Keterlibatan penolong persalinan sampai kelaiharan d. Membuat hati ibu merasa tentram selama kala II persalinan dengan cara memeberikan bimbingan dan menawarkan bantuan. e. Menganjurkan ibu meneran kuat bila ada dorongan spontan spantan dengan cara memberikan waktu istirahat ketika tidak ada his . f. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II g. Memberikan rasa aman dan nyaman h. Pencegahninfeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum i. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secaara spontan 3. Asuhan kala III a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera b. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan c. Pencegahan infeksi pada kala III d. Memantau keadaan ibu (kontraksi ttv, perdarahan ) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 40 e. Melakukan kolaborasi / rujukan bila terjadi kegawatdaruratan f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi g. Memberikan motivasi dan pendampingan kala III 4. Asuhan kala IV a. Memastiakn tanda vital , kontraksi uterus dan perdarahan b. Membantu ibu untuk berkemih c. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang cara menilai kontraksi mdan melakukan massase uterus . d. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir e. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang tanda tanda bahaya post partum seperti perdarahan demam , bau busuk dari vagina, lemas, pusing , penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi g. Pendmpingan pada ibu selama kala IV h. Nutrisi dan dukungn emosional g. Tanda – tanda persalinan 1. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 41 2. Pollakisuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor. Fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk kedalam atas pintu panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut pollakisuria. 3. False labor 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton hicks. His pendahuluan ini bersifat: a. Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah b. Tidak teratur lamanya his pendek c. Lamanya his, tidak bertamabah kuat dengan majunya wkyu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang d. Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix 4. Perubahan cerviks Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak menunjukkan namun telah menjadi: terjadi lebih pembukaan lembut, dan beberpa penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu, misalnya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 42 pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar msih dalam keadaan tertutup. 5. Energy spurt Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energy kirakira 24-28 cm sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapayi suatu hari sebelum persalinan dengan energy penuh. Peningkatan energy ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,mengepel,mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang dan sulit. 6. Gastrointestinal upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunanhprmon terhadap system pencernaan. menurut Varney (2007,h;753) menyatakan bahwa tanda – tanda akan terjadinya kelaiharan yaitu penonjolan pada rectum , penonjolan perineum dan kemajuan kepala janin yang dapat terlihat pada introitus vagina . h. Perubahan fisiologis selama persalinan (varney ,2007;h,686-687) 1. Tekanan darah Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata – rata 15 (10-20) mmHg dan diastolik 5 – 10 mmHg . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 43 2. Nadi Frekuensi denyut nadi lebih diantara kontraksi sedikit lebih tinggi di banding periode selama menjelag perslinan . 3. Suhu Pada saat persalinan peningkatan suhu tidak lebih dari 0,5 sampai 10 yang mencerminkan peningkatan metabolisme selama persalinan. 4. Pernapasan Peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi 5. Kontraksi Kontraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45 – 90 detikdengan durasi rata – rata 60 detik.pada persalian awal kontraksi hanya berlangsung 15 sampai 22 detik . (Varney,2007;h,675) 3. Nifas a. Definisi Masa nifas (puerperium) yaitu dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketelah alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (sondakh, 2013,h:N-24) Masa pascapersalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu dan bayinya , bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya , ibu menyadari terjadinya perubahan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 44 kehidupan yang sangat bermakna selama hidupnya . keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional , perubahan fisik secara dramtis , hubungan keluarga dan aturan penyesuaian terhadap aturan yang baru . (Sarwono , 2010,h:357 ) Masa nifas / masa pasca persalinan adalah dari plasenta lahir sampai dengan kurang lebih 6 minggu untuk proses pemulihan semua alat –alat reproduski . Frekuensi kunjungan masa nifas ,menurut Saefudin ,(2010,h;N-23 –N24 ) Table 2.1 kunjungan Nifas Kunjungan 1 Waktu 6 – 8 jam setelah persalinan 2 6 hari setelah persalinan 3 2 minggu setelah persalinan 6 minggu setelah persalinan 4. Tujuan Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan , rujuk jika perdarahan berlanjut b. Memberikan konseling pda ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri c. Pemberian asi awal d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. f. Jika petugas kesehatan menolong persalinan , ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untu 2 jam pertama setelah kelahiran , atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi , fundus dibawah umbilicus , tidak ada perdarahan abnormal , tidak ada bau b. Menilai adanya tanda – tanda demam , infeksi atau perdarahan abnormal c. Memastikan ibu mendapatkan cukup , makanan , cairan dan istirahat d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tanda penyulit e. Memberikan asuhan pada ibu mengenai asuhan pada bayi , tali pusat , menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari . Sama seperti di atas ( 6 hari setelah persalinan ) a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi alami Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal ,2010 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 45 b. Diagnosis Masa nifas normal jika involusi uterus , pengeluaran lokhea , pengeluaran ASI dan perubahan system tubuh , termasuk keadaan psikologis normal .(Saifuddin,2010,h:N-24) c. Lochea dalam masa nifas Adalah cairan skret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. ( Mochtar, 2012, hal. 87 ) 1. Lochea rubra ( cruenta ) : berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, sel – sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pascapersalinan. 2. Lochea sangunolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir, hari ke 3 – 7 persalinan. 3. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 – 14 pascapersalinan. 4. Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu, d. Penanganan masa nifas menurut Saefuddin (2010) yaitu : 1. Kebersihan diri a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dn air c. sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengn sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 46 e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi sarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh daerah kelaminnya . 2. Istirahat a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan – kegiatan rumah tangga secara perlahan – lahan . c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam bebeapa hal yaitu menguang jumlah ASI yang diproduksi , memperlambat involusi uterus dan memperbanyak perdarahan , menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. 3. Latihan a. Diskusikan pentingnya otot – otot perut dan panggul kembali normal. b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu seperti dengan seperti dengan tidur terlentang dengan lengan dismaping . c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan 4. Gizi a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari . b. Makan dengn diet berimbang untuk mendapatkan protein , mineral,dan vitamin yang cukup . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 47 c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari . pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari . 5. Menyusui Asi mengandung semua bahan yang diperlukan bayi , mudah dicerna , member perlindungan terhadap infeksi , selalu segar, bersih dan siap untuk diminum . 6. Perawatan payudara a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering , terutama putting susu b. Menggunakan BH yang menyokong payudara c. Apabila putting susu lecet oleskan olostruum asi yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selese menyusui . d. Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI , lakukan : 1. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit . 2. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 48 3. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingg putting susu menjadi lunak 4. Susukan bayi setiap 2 – 3 jam 5. Letakan kain dingin pada payudara setelah menyusui . f. Senggama 1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu, satu dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri . 2. Banyak budaya , yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertent misalnya setelah 40 hari . atau 6 minggu setelah persalinan. g. Keluarga berencana . 1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang – kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. 2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan haidnya lagi selama meneteki. 3. Meskipun beberapa penggunaan KB kontrasepsi mengandung tetap lebih resiko aman , terutama apabila ibu sudah haid . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 49 d. Perubahan Psikologis Masa Nifas 1. Fase taking in ( ketergantungan ) : hal ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah persalinan. Pada fase ini ibu masih merasa ketidaknyamanan seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, pola istirahat kurang, kelelahan. 2. Fase taking hold : berlangsung 3 sampai 10 hari setelah persalinan. Pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuannya merawat bayinnya. 3. Fase letting go : fase dimana ibu sudah menerima perannya dan bertanggung jawab dan bisa menyesuaikan diri. Fase ini akan berlangsung 10 hari setelah persalinan. 4. Bayi Baru Lahir a. Definisi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram . (sondakh ,2013,h:150) b. Adaptasi fisiologis BBl terhadap kehidupan diluar uterus menurut sondakh (2013) yaaitu 1) Adaptasi pernapasan Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi selama waktu 30 detik sesudah kelahiran . pernapasan ini timbul sebagai akibat aktifitas normal system saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 50 beberapa rangsangan lainnya . semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakan diafragma , serta otot – otot pernapasan lainnya . tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahirr pervaginam mengakibatkan paru – paru kehilangan 1/3 dari cairan yang terdapat didalamnya , sehingga 80 – 100 ml . setelah bayi lahir , cairan yang hilang tersebut akan diganti diganti dengan udara . 2) Adaptasi kardiovaskuler Dengan berkembangnya paru – paru , pada alveoli akan terjadi peningkatan karbondioksida akan tekanan oksigensebaliknya, mengalami penurunan . tekanan hal ini mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru – paru dan duktus arteriosus tertutup setelah tali pusat dipotong . aliran darah dari plasenta terhenti dan voramen ovale tertutup . 3) Adaptasi gastrointestinal Kadar gula drah tali pusat 65 mg/ 100 ml , akan menurun menjadi 50 mg / 100ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir. Energy tambahan yang diperlukan neonatus pada jam – jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolismeasam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/ 100 ml . bila perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan metabolismeasam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus kemungkinan besar bayi mengalami hipoglikemia . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 51 4) Adaptasi ginjal Ginjal BBl menunjukan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomelurus meneybabkan retensi cairan dan intoksikasi air . bayi baru lahir tidak mampu menginsentrasikan urine dengan baik , yang tercermin dalam berat jenis urine dan osmomalitas urine yang rendah . Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine pada 48 jam pertama kehidupan , sering kali hanya 30 hingga 60 ml seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahiir . (Varney , 2007,h:888). 5) Termoregulasi Bayi baru lahir dapat kehilangan panas mellaui empat mekanisme yaitu konveksi , konduksi, radiasi , dan evaporasi . tempat kelahiran harus dipersiapkan dengan adekuat untuk meminimalkan kehilangan panas pada neonatus (Varney, 2007,h:881). 6) Adaptasi hati a) Selama periode neonatus , hati memproduksi hati memproduksi zat yang essensial untuk pembekuan darah b) Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi bersirkulasi , pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersmaan dengan sel – sel darah merah .(Sondakh , 2013,h:156) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 52 7) Adaptasi imun a) Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism penyerang dipintu masuk b) Imaturitas jumlah system perlindungan secara signifikan meningkatkan risiko infeksi pada periode bayi baru lahir (Sondakh , 2013,h:157) 8) Nilai APGAR (Sondakh, 2013,h:158) Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai APGAR . penilaian berikutnya dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh . penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak Table 2. 2 Nilai APGAR score Penilaian Appearance (warna 0 1 Pucat Badan kulit ) 2 merah Seluruh tubuh kemerh ekstremitas biru – merahan Tidak da Kurang dari 100 Lebih dari 100 Grimace(reaksi rangsang) Tidak ada Sedikit gerakan mimic Batuk/bersin Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif Respiration (pernapasan) Tidak ada Lemah teratur Pulse rate (frekuensi nadi ) aau dalam tidak Baik/ menangis Sumber : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir 2013 9) Asuhan segera bayi baru lahir 1. Klem dan potong tali pusat a. Klem tali pusat dengan 2 buah klem , pada titik kira – kira 2 – 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira- kira 1 cm diantara klem klem tersebut ) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 53 b. Potonglah tali pusat diantara dua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri c. Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat . ganti sarung tangan jika sudah kotor . potong lah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril / DTT d. Periksa tali pusat setipa 15 menit . apabila masih terjadi perdarahan lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat . 2. Jagalah bayi agar tetap hangat Pastiakn bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak atau kulit bayi dengan kulit ibu 3. Kontak dini dengan ibu Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukan refleks rooting) . jangan paksakan bayi untuk menyusu . 4. Perawatan mata Obat mata eritromisin 0,5% tu tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual ). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan . yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau Neosporin atau diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir. c. Tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir (Saefudin ,2010;h,N-36) 1. Pernapasan : sulit atau lebih dari 60 kali permenit 2. Kehangatan :terlalu panas (lebih dari 38 derajat atau terlalu dingin lebih dari 36 derajat ) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 54 3. Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama ) biru atau pucat , memar . 4. Pemberian makan :hisapan lemah, mengantuk berlebihan , banyak muntah . 5. Tali pusat : merah bengkak, kluar cairan ,bau busuk ,berdarah. 6. Infeksi : suhu meningkat , merah , bengkak,keluar cairan (nanah) ,bu busuk pernapasan sulit . 7. Tinja atau kemih : tidak berkemih dalam 24 jam , tinja lembek ,sering , hijau tua , ada lendir atau darah pada tinja 8. Aktifitas : menggigil atau tangis tidak biasa , sangat mudah tersinggung , lemas, terlalu mengantuk , lunglai kejang , tidak bisa tenang , menangis terus menerus . 5. Keluarga Berencana a. definisi Konsepsi (pembuahan, fertilisasi) adalah terjadinya pembuahan antara antara sel telur (ovum) dengan sel mani (spermatozoa) pada saluran telur.(Roestam Mochtar :2011) Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara, alat,atau obat-obatan untuk mencegah terjadinya konsepsi.(Roestam Mochtar : 2011) Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 55 Pengatruran kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat atau cara dengan tujuan untuk mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran.(Roestam Mochtar:2011) Kontrasepsi adalah cara pengaturan jarak kehamilan dengan menggunakan alat – alat dan obat – obatan untuk mencegah terjadina kehamilan . b. syarat KB 1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya. 2. Tidak ada efek samping yang merugikan. 3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan. 4. Tidak dapat mengganggu hubungan persetubuhan. 5. Tidak memerlukan bantuan medic atau control yang ketat selama pemakaiannya. 6. Cara penggunaannya sederhana 7. Harganya murah supaya dapat diajangkau masyarakat luas 8. Dapat dierima oleh pasangan suami isteri. c. Menurut Roestam Mochtar (2011:195-199) KB alami meliputi : 1) Sanggama terputus (coitus interruptus) Cara sanggama terputus sangat merakyat dan mungkin merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal didunia. Cara Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 56 tersebut juga telah dianjurkan pemakaiannya sejak zaman nabinabi. Di perancis, pada abad ke-17 sampai 18,cara itu merupakan metode utama menurunkan angka kelahiran. a) Cara kerja Adalah penrikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Dengan demikian, semen (air mani) sengaja ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah sel mani memassuki daerah fertilisasi. Cara tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa refleks ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian besar pria. b) Efektivitas Angka kegagalan (kehamilan) tinggi, yaitu antara 1838. Sebab kegagagan antara lain adalah : i. Adanya pengeluaran cairan pra-ejakulasi (pre- ejaculatory fluid) yang mengandung sel mani sebelum penis ditark keluar, apalagi pada koitus yang berulang, ii. Terlambat mengeluarkan penis dari liang sanggama, iii. Jika semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani dapat masuk ke dalam dan menyebabkan kehamilan. c) Efek samping Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 57 Dikatakan dapat menyebabkan penyakit ginekologik,neurologis,kejiwan, seperti neurasteni, keluahan prostat,dan sebagainya. 2) Pembilasan Pascasanggama (postcotal douche ) Cara tersebut telah dipakai sejak lama dan sudah terkenal pada zaman pertengahan untuk tujuan kontrasepsi, untuk pencuci atau pembilas,dulu dipakai larutan cuka atau minyak zaitun. a) Cara kerja Dengn menyemprot atau melakukan irigasi vagina menggunakan air biasa atau larutan berisi desinfektan dan obat yang dapat melumpuhkan sel mani (spermisida) segera setelah koitus, dengan tuuan supaya supaya seluruh semen kelur dari vagina b) Efektivitas Memiliki efektifitas paling rendah disemua cara yang ada. Angka kehamilan sangat tinggi, berkisar antara 3161.kegagalan antra lain karena diperlukannya waktu untuk melakukan pembilasan, apalagi jika kamr mandi letaknya agak jauuh, sedangkan gerakan spem cukup cepat, dalam 90 detik setelah ejakulasi, sejumlah besar sperma telah berada dilendi serviks, dan 2-3 menit setelah ejakulasi, sejumlah besar sperma telah menembus lender serviks dan sampai dalam rongga rahim, bahkan ada yang telah mencapai saluran telur. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 58 c) Efek samping Terlalu sering membilasdengan larutan yang merangsang dapat: i. Menimbulkan iritasi dan pelukaan pada dinding vagina . ii. Merusak keseimbangan bakteri dan flora vagina sehingga menyebabkan peradangan dengan gejala keputihan (fluor albus). 3) Perpanjangan masa laktasi (prolonged lactation) Cara ini betul-betuk sudah merakyat karena telah dipraktikan hampir diseluruh dunia oleh wanita yang cocok untuk metode itu, terutama oleh wanita wanita asia, afrika dan amerika latin. Sepanjang sejarah , masyarakat telh lama mengetahui bahwa jika wanita menyusui bayinya, selama mereka menyusui kemungkinan menjadi hamil akan lebih kecil. Karena itu , jika mereka belum belum mau hamil, masa menyusui anaknya diperpanjang. a) Cara kerja Belum diketahui mengapa selama menyusui anaknya seorang wanita (tertentu yang cocok) tidak menjadi hamil.Beerapa sarjan sekarang mencob mnelitinya. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 59 b) Efektifitas Angka kegagalan tidak diketahui karena tidak ada data atau amat sukar mengumpulkan data-data tentang hal tersebut. c) Efek samping Terlalu lama dan terlalu panjang waktu menyusukan anak sampai gigi seri anak tumbuh akan menmbulkan perlukaan pada putting susu karena digigt anak. 4) Pantang berkala (cara kalender) Masa berpantang dihitung dengn memakai rumus sebagai berikut : hari pertama mulai subur =siklus haid terpendek – 18 , hari subur terakhir siklus haid terpanjang – 11 a) . Efektifitas Bagi wanita dengan siklus haid teratur , efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur , angka kegagalan berkisar antara 6-42. b) Efeksamping Terlalu lama pantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa berpantng terlalu lama 5) System pengukuran suhu basal Suhu badan diukur memakai thermometer , sewaktu bangun pagi har (dalam keadaan istirahat penuh) , setiap hari . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 60 hasil pengukuran dicatata pada kartu pencataatan suhu badan. a) Cara kerja Menjelang ovuasi suhsu bdan akan turun (pada hari ke 1 dan ke 13 siklus haid ) . pada hari ke 14 terjadi ovulasi lalu pada hari ke 15 dan ke 16 siklus haid , suhu akan naik lagi sampai lebih tinggi dari sebelum ovulasi . dengan cara tadi , masa berpantang akan lebih pendek , tetapi efektifitas pmetode pantang berkala akan meningkat . d. Metode kontrasepsi nonhormonal menurut Varney (2007: 432) 1) Spons kontrasepsi vagina Today sponge dibuat dibuat dari busa polyurethane lembut yang mengandung 1000 mg nonkosinol-9 , secara kontinu menyebar kedalam vagina selama 24 jam . alat tersebut berfungsi sebagai perangkap sehingga dapat menyerap semen dan menjadi penghambat fisik antara sperma dan servik. 2) Vaginal contraseptif film VCF adalah produk yang larut dalam air dan mengandung nonkosinol -9, luas rata-rata tiap lapisan adalah 5 cm dan dimasukan kedalam vagina untuk melindungi ostium serviks sedikitnya 5 sampai 15 menit sebelum melakukan hubungan seksual untuk memungkinkan VCF larut dalam cairan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 61 3) Tablet busa vagina Tablet busa vagaina 1 gram berbentuk bundar datar berwarna putih bakteriostatik , dan mengandung dan zat-zat yang agens bila spermaisida dilembabkan , akan menghasilkan busa karbondioksida . 4) Spons dan foam Pada metode spons dan busa , bubuk atau ciran spermisida dituang kespons kecil yang agak basah dan lembab. Busa tersebut kemudian diperas secara perlahan sehingga bubuk atau cairan spermisida akan menghasilkan busa dan kemudian spons tersebut dimasukan kedalam vaginadengan kehilangan busa sedikit mugkin . 5) Kondom pria Kondompria merupakan bahan karet (lateks) polyuretan (plastic) atau bahan sejenis yang kuat ,tipis dan elastis benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina. 6) Kondom untuk wanita Kondom terbuat dari polyurethane tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakan paa ujung yang tertutup , yang dimasukan kedalam vagina Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 62 7) Diafragma Alat ini berbentuk kubah , terbuat dari sejenis karet lateks yang lebih tebal dari pada kondom dan memiliki pegas logam fleksibel pada bingkai diafragma . 8) cervical cap Penutup serviks penutup serviks yang terbuat dari lateks dan berbentuk bundar kerucut dengan cincin tebal yang sesuai dengan bentuk servik serta daya hisap yang tercipta di antara kubah penutup dan serviks e. Metode kontrasepsi Amenorhea Laktasi menurut Affandi (2012) yaitu : Metode amenhorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif , artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya . yang dapat menggunakan MAL , ibu yang menyusui secara ekslusif , bayinya berumur kurang dari 6 bulan beum mendapat haid setelah melahirkan . 1) MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila : a) menyusui secara penuh ; lebih efektif bila pemberian lebih dari 8 x seehari b) belum haid c) umur bayi kurang dari 6 bulan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 63 d) efektif sampai 6 bulan e) harus dilanjutkan dengan metode kontrasepsi lainnya 2) cara kerja : penundaan / penekanan ovulasi 3) keuntungan : a) efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan b) segera efektif c) tidak mengganggu senggama d) tidak ada efeksamping secara sistemik e) tidak perlu pengawasan medis f) tidak perlu obat atau alat g) tanpa biaya 4) keterbatasan : a) perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan b) mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social c) efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan d) tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B / HBV dan HIV AIDS Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 64 f. Metode Kontrasepsi Pil Kombinasi menurut Afandy (2012, h:MK-30) yaitu : 1) Keutungan dan kerugian a) diminum setiap hari b) pada bulan – bulan pertama efeksamping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang c) efek samping sangat serius sangat jarang terjadi d) dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduktif , baik yang sudah mempunyai anak mapun belum e) dapat diminum setiap saat bila yakin tidak sedang hamil f) tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui g) dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat 2) jenis a) monofasik b) bifasik c) trifasik 3) cara kerja a) menekan ovulasi b) mencegah implantasi c) lender servik mengental sehingga susah di lalui sperma Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 65 d) pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu 4) manfaat a) memiiki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama pengunaan). b) Riskio terhadap kesehatan sangat kecil c) Tidakmengganggu hubungan seksual d) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid. e) Dapa diguunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin mengguanakn nya untuk mencegah kehamilan f) Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause. g) Mudah dihentikan setiap saat. h) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan ppil dihentikan. 5) Membantu mencegah : a) Kehamilan ektopik b) Kanker ovarium c) Kanker endometrium d) Kista ovarium e) Penyakit radang panggul Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 66 f) Kelainan jinak pada payudara g) Dismenore atau h) Akne 6) Keterbatasan a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari. b) Mual , terutama pada 3 bulan pertama. c) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama. d) Pusing. e) Nyeri payudara. f) Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru memiliki dampak positif. g) Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi. h) Tidak boleh diberika pad perempuan menyusui (mengurangi ASI). i) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga keinginan untukk melakukan hubungan seks berkurang. j) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit menngkat. Pada perempuan usia> 35 tahun dan merokok perlu hati-hati. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 67 k) Tidak mencegah IMS (infeksi menular seksua), HBV, HIV/AIDS. g. Kontrasepsi suntikan progestin 1) Jenis Tersedia 2 jenis kontasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu : a) Depo medroksiprogesteron asetat (depo provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (di daerah bokong). b) Depo norestisterons enantat (depo noresterat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramaskuler. 2) Cara kerja a) Mencegah ovulasi. b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofil. d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba. 3) Efektivitas Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempua- Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 68 tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. 4) Keuntungan a) Sangat efektif. b) Pencegahan kehamilan jangka panjang. c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-isteri. d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI. f) Sedikit efek samping. g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. h) Dapat digunakan oleh perempuan usia> 35 tahun sampai perimenopause. i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. k) Mencegah beberrapa penyebab penyakit radang panggul. l) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) 5) Keterbatasan Sering ditemukangangguan haid, seperti : a) Siklus haid yang memendek atau memanjang, b) Perdarahan yang banyak atau sedikit, Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 69 c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) d) Tidak haid sama sekali. e) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan). f) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. g) Permasalahan berat badan mrupakan efek samping tersering. h) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV . i) Terlamabatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. h. Kontrasepsi pil progestin (minipil) menurut Afandy (2012,h:MK-50) sebagai berikut : 1) Jenis minipil a) Kemasan dengan isi pil : 300 mg levonorgestrel atau 350 mg noretindron b) Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desogestrel 2) Cara kerja minipil a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begiyu kuat). Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 70 b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehiingga implantasi lebih sulit. c) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. d) Mengubah motilitias tuba sehingga transportasi sperma terganggu. 3) Efektivitas Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah,diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangt besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari mimpi dapat terganggu 4) Keuntungan kontrasepsi a) Sangat efektif bila digunakan secara benar b) Tidak mengganggu hubungan seksual. c) Tidak mempengaruhi ASI d) Kesuburan cepat kembali e) Nyaman dan mudah digunakan f) Sedikit efek samping g) Dapat dihentikan setiap saat h) Tidak mengandung estrogen. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 71 5) Keterbatasan a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea). b) Peningkatan/penurunan baerat badan c) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat f) Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), dibandingkan tetapi risiko dengan ini lebih perempuan rendah yang jika tidak mengguankan minipil. g) Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau epilepsy. h) Tidak melin dungi diri dari infeksi menular seksual HIV/AIDS i) Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah muka), tetapi sangat jarang terjadi. i. Kontrasepsi implant menurut Afandy (2012 ,h :MK-55) : Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode ini di kembangkan oleh the population council, yaitu suatu oragnisasi internasional yang Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 72 didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan teknologi kontrasepsi. 1) Jenis a) Berbagai jenis kontrasepsi hormonal implant b) Norplant terdiri 6 kapsul yang secara totaol bermuatan 216 mg levonorgestrel. c) Panjang kapsul adalah 2,4 mm. d) Jadelle (norplant II) e) Studi dan pengembangan implant levonorgestrel dua kapul (impla-2)telh dilakukan sejak 20 tahun yang lalu. 2) Mekanisme kerja Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh sperma. 3) Efek samping a) Pemakaian klinik pada lebih dari 4 juta perempuan di 30 negara (termasuk lebih dari 1 juta di AS) menunjukan bahwa tingkat ditoleransi dari sebagian sebagian besar perempuan terhadap implant-2 adalah sangat tinggi. Keuntungan utama dari implant-2 adalah tidak mengndung estrogen yang menyebabkan berbagai efek smping pada pemakain pil kontrasepsi. Efek samping yang palingsering terjadipada pemakaian impalan adalah perubahan pola perdarahan haid. Dapat terjadi perdarahan bercak atau Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 73 terus menerus pada 6-9 bualn pertama dari penggunaan impal-2. j. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) menurut Afandy (2012, h : MK69) 1) Cara kerja : a) Endometrium mengalami transformasi yang ireguler , epitel atrofi sehingga mengganggu implantasi b) Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum dengan sperma c) Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi d) Menginaktifkan sperma 2) Efektifitas Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama penggunaan 3) Keuntungan a) Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun) b) Tidak mengganggu hubungan suami istri c) Tidak berpengaruh terhadap ASI d) Kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat e) Eeksampingnya sangat kecil f) Memiliki efk sistemik yang sangat kecil 4) Keterbatasan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 74 a) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genetalia sebelum pemasangan AKDR b) Diperlukan untuk tenaga teraltih untuk pemasangan AKDR c) Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat , sehingga sangat tergantung pada tenaga kesehatan d) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenhprea mahal k. Penapisan calon Aksepor KB Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 1. Penapisan Metode Kontrasepsi Hormonal ( pil, suntik, implant) Table 2. 3 Penapisan KB Hormonal No Pertanyaan 1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih 2 Menyusui kurng dari 6 minggu pasca salin 3 Perdarahan atau / perdarahan bercak pasca senggama 4 Ikterus pada kulit atau skler mata 5 Nyeri kepala hebat atau gangguan visual 6 Nyeri hebat pada betis , paha atau dada atau tungkai bengkak odem 7 Tekanan darah diatas 160 mmHG (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik) 8 Masa atau benjolan dipayudara 9 Sedang minum obat – obatan epilepsy Ya Tidak Sumber : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2012 75 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 2. Penapisan metode kontrasepsi AKDR Table 2. 4 Penapisan KB AKDR No Pertanyaan 1 Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih 2 Klien atau pasangan mempunyai pasangan seks lain 3 Infeksi menuar seksual (IMS) 4 Penyakit randang panggul atau kehmilan ektopik 5 Haid banyak (lebih dari 1 – 2 pembalut dalam 4 jam ) 6 Haid lama (lebih dari 8 hari ) 7 Deshminorhea berat yang membutuhkan analgetika Ya Tidak 76 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 8 Dan atau istirahat baring 9 Perdarahan / perdarahan bercak karena haid atau setelah senggama Sumber : Buku panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012 3. Penapisan metode kontrasepsi mantap a. Tubektomi Table 2. 5 Penapisan KB Tubektomi No Keadaan klien Fasilitas rawat jalan Fasilitas rujukan 1 Keadaan umum (anamneis dan keadaan fisik KU baik idak ada penyakit jantung atau ginjal Dm tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah , ada penyakit jantung , paru , ginjal 2 Keadaan emosi Tenang Cemas / takut 3 Tekanan darah kurang dari 160/100 Lebih dari 160/100 4 Berat badan 35 – 85 kg Lebih dari 85 kg , kuraang dari 35 kg 77 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 5 Riwayat operasi abdomen atau panggul Bekas sc (tanpa perlekatan ) Op abdomen lainnya , perlekatan atau terdapat kelainan pada px panggul 6 Riwayat radang panggul , kehamilan ektopik, apendiiksitis Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada kelainan 7 Anemia Lebih dari 8gr% Kurang dari 8 gr% Sumber : Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012 b. Vasektomi Table 2. 6 Penapisan KB Mantap Vasektomi No. Keadaan Klien Fasilitas Rawat Jalan Fasilitas Rujukan 1. Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal 2. Keadaan emosi Tenang Cemas, takut 3. Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg 4. Infeksi atau kelainan scrotum/inguinal Normal Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan 7. Anemia Hb ≥ 8 gr% Hb < 8 gr % Sumber : Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi 2012 78 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 79 B. Tinjauan Asuhan 1. manajemen dan dokumentasi kebidanan helen varney mengartiakn , manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah penemuan – penemuan keterampilan dalam rangkaian / tahapan yang logis untuk pengambilan suaatu keputusanyang berfokus pada klien . (betty mengkuji , 2012 ,h: 4) 7 langkah menejemen varney menurut betty, dkk yaitu : Langkah – langkah menejemen kebidanan merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang menuntut bidan untuk lebih kritis didalam mengantisipasi masalah . ada 7 langkah dalam menejemen kebidanan menurut varney yang akan dijelaskan sebaagai berikut : Langkah I : pengumpulan data dasar Pada langkah ini , kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan mengumpulakan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara lengkap , data yang dikumpulkan antara lain : 1. Keluhan klien 2. Riwayat kesehatan klien 3. Pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan 4. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 80 5. Meninjau data laboratorium . pada langkah ini , dikumpulkan semua informasi yng akurat dari sumber yang berkaitan semua sumber yang berkaitan dengan kondisis klien . pada langkah ini , bidan mengumpulkan data dasar awal secara lengkap . Langkah II : interpretasi data Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnose atau masalah . diagnose yang dirumuskan diagnosa dalam lingkup praktik kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis , sedangkan perihal yang berkaitan dengan pengalaman klien ditemukan dari hasil pengkajian Langkah III : identifikasi diagnosis / masalah potensial Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi , berdasarkan temuan tersebut , bidan dapat melakukan antisipasi agar diagnosis atau masalah terssebut tidak terjadi . selain iu bidan harus bersiap siap apabila diagnose / masalah tersebut benarbenar terjadi . contoh diagnosa / masalah potensial : 1. Potensial perdarahan postpartum , apabila diperoleh data ibu hamil kembar , polihidramnion, hamil besar akibat menderita diabetes 2. Kemungkinan distosia bahu , apabila data yang ditemukan adalah kehamilan besar Langkah IV : identifikasi kebutuhan yang memerlukan penangan segera Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 81 Pada langkah ini yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien . ada kemungkinana data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus dilakukan oleh bidan , sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi . contohnya pada kasusu kegawatdaruratan kebidanan seperti perdarahanyang memerlukan tindakan KBI dan KBE . Langkah V : perencanaan asuhan yang menyuluruh Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah – langkah sebelumnya . rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi hal yang yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan . tetapi dilihat juga yang akan diperkirakan terjadi selanjutnya apakan dibutuhkan konseling dan apakah perlu untuk merujuk klien setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui oleh kedu belah pihak yaitu bidan dan pasien Langkah VI : pelaksanaan Pada langkah keenam ini kegiatan yang dilakukan adalah meaksanakn rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke V secara aman dan efisien kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim kesehatan yang lain . jika bidan tidak melakukan sendiri ,bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya . dalam situasi ini bidan harus berkolaborasi dengan tim Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 82 kesehatan atau dokter. Dengan demikian , bidan arus bertanggung jawab atas terlaksanananya rencana asuhan yang menyeluruh yang telah dibuat bersama tersebut . Langkah VII : evaluasi Pada langkah terakhir ini yang dilakukan bidan adalah : a. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan yang mencakup pemenuhan kebutuhan untuk menilai apakah sudah benar – benar terlaksana atau terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam masalah dan diagnosis. b. Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui mengapa proses menejemen ini tidak efekti 2. dokumentasi kebidanan Dari langkah – langkah manajemen asuhan kebidanan diatas merupakan suatu pola pikir . proses pencatatan dan pendokumentasian ini disebut dengan dokumentasi menurut Batty Mengkuji , dkk (2012 )kebidanan peengertin dokumentasi kebiadan adalah sebagai berikut : a. Suatu system pencatatan dan pelaporan tentang layanan mandiri yang dilakukan bidan b. Suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perlkembangan kesehatan reproduksi dan semua kegiatan yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 83 3. Tujuan Asuhan kebidanan a. Bukti pelayanan yang bermutu atau standar b. Tanggung jawab legal c. Informasi untuk perlindungan nakes d. Data statistic untuk perencanaan layanan e. Informasi atau pe,biayaan asuransi f. Informasi untuk pnelitian dan pendidikan g. Perlindungan hak pasien 4. Dokumentasi soap Dokumentasi SOAP ( subyektif, obyektif , assessment , planning ) a. Pembuatan grafik metode SOAP merupakan pengolalaan , informasi yang sisstematis yang mengatur penemuan dan konklusi kita menjadi rencana suatu asuhan b. Metode ini merupakan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan . c. SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita mengatur pola pikir kita dan memberikan asuhan yang menyeluruh 5. SOAP Subyektif Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 84 a. Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis b. Berhubungan dengan masalah atau sudut pandang klien (ekspresi mengenai kekhawatiran dan keluhannya Obyektif a. Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien b. Hasil pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain c. Infomasi dari keluarga atau orang lain Assessment a. Pendokumentasian hasil (analisis dan interpretasi atau kesimpulan ) data subyektif dan obyektif . b. Diagnosis atau masalah c. Diagnosis / masalah potensial d. Antisipasi diagnosis / masalah potensial / atau tindakan segera Planning Pendokumentasian atau tindakan dan evaluasi meliputi : asuhan mandiri , kolaborasi tes diagnostic/ laboratorium konseling dan tindak lanjut. C. Landasan Hukum Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 85 Pengertian pelayanan kebidananan yang termuat dalam Kepmenkes. RI Nomor: 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar tprofesi bidan, Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telahter daftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaboras iatau rujukan. Aspek Hukum Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang paling utama dan sebaga idasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien /kelompo kmasyaraka toleh Bidan dalam upaya peningkatan,pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.Berdsarkan kepmenkes RI Nomor 369/Menkes//SKIII/2007 menegenai standar kompetensi bidan dijelaskan sebaga iberikut : Pengetahuan dan keterampilan yang profesional pun harus di miliki bidan terutam adalah trampil lberkomunikasi untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bias menyesuaikan dan mudah untuk memberikan pelayanan kepada masyarkat .ha lini sesuai dengan standar kompetensi bidanke 1 yang berbunyi “bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu – ilmu social , kesehatan masyarakat danetik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya , untuk wanita , bayi baru lahir dan keluarganya. Bidan dalam memberikan dituntut untu kmemeberikan pelayanan sebaik mungkin terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga ,didalam kompetens ibidanke 2 “ bidan memeberikan asuhan Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 86 yang bermutu tinggi , pendidikankesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dalam rangka untu kmeningkatkan kehidupan keluarga yang sehat” , perencanaankehamilandankesiapanmenjadi orang tua . Kompetensi bidanke 3 “ Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tingg iuntuk mengoptimalkan kesehatan selamakehamilan yang meliputi deteks idini , pengobata natau rujukan dari komplikasi tertentu “. Dengan begitu maka seorang memberikan asuhan danpelayanan antenatal care padaibu yang hami luntuk mengetahui sejak dini jika ada masalah lain dalamk ehamilan . Dalam memberika nasuhan kehamilanbidan pun memberikan asuahn pada saat persalianan ,menolong da nmendampingi persalinan sampai kelahiran bayi sert amelakukan pencegahan infeksi pada saat persalinan dengan menjaga kesterilan. Tertera didalam standar kompetensi 4 yaitu asuahan selama persalinan dan kelahiran “bidan memberikan asuhan yang bermu ttinggi tanggap terhadaap kebudayaan setempat selama persalinan , memimpin selama persalinan yang bersih dan aman , menangani kegawatdarurata ntertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita , dan bayinya brau lahir . Standar kompetensike 5 yaitu asuahn pada ibu nifas dan menyusui“bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat “.setelah proses melahirkan maka ibu memasuki masa nifas selama kuranglebih 6 minggu .bidan pun harus melakukan kunjunagan 4 kali selama masa nifas . Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016 87 Standar kompetensi 6 yaitu assuhan pada bayi barulahir“ bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan”. Selain memberikan asuhan pada ibunya pada bayinya pun bidan melakukan asuhan seperti pencegahan infeks idengan perawatan talipusat . Dengan adanya standar kompetensi yang ada bidan di tuntut mempunyai keterampilan yang profesional ,sehingga klien dapat tau status kesehatannya dan bidan bias membantu menurunkan angka kematian maternal dan neonatal .berdasarkan standar kompetensi tersebut pelayanan yang diberikan tertera dalam Kepmenkes no. 900 th 2002 pasal Bab IV pasal 14 Pelayanan yang diberikan bidan meliputi: 1. Pelayanan kebibanan. 2. Pelayanan KB 3. Pelayanan kesehatan Jika Bidan memberikan Pelayanan diluarkewenangan bisa dikenai sangsi hukum Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Nuning Trisnowati, Kebidanan DIII UMP, 2016