BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Definisi Stres Stres adalah

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stres
1. Definisi Stres
Stres adalah reaksi individu terhadap situasi, dan situasi tersebut
dapat menimbulkan tekanan yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan
respon spesifik tubuh atau merupakan respon dari stresor yang ada. Stres
merupakan hal yang melekat pada kehidupan siapa saja dalam bentuk
tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka pendek
pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya dan tidak
seorangpun bisa terhindar dari padanya. Stres adalah respon tubuh yang
tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu
fenomenal universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak
dapat di hindari. Istilah stres mempunyai banyak definisi, beberapa
definisi tentang stres adalah sebagai berikut:
Menurut Sarafino (2008) stres adalah kondisi yang disebabkan
oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi
jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber
pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Menurut
Sunaryo (2004), Stres adalah reaksi alami tubuh untuk mempertahankan
diri dari tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang khusus agar bisa
merasakan dan merespon gangguan psikis ini. Tujuannya agar manusia
tetap waspada dan siap untuk menghindari bahaya. Kondisi ini jika
12
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
13
berlangsung lama akan menimbulkan perasaan cemas, takut dan tegang.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
Menurut Rasmun (2004) stres adalah respon tubuh yang tidak
spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, dan merupakan
fenomenal universal yang terjadi dalam suatu kehidupan sehari-hari dan
tidak dapat dihindari setiap orang mengalaminya. Stres member dampak
secara total pada individu yaitu terhadap fisik psikologis, intelektual,
sosial dan spiritual, stres dapat mengancam keseimbangan fisiologis.
Setiap orang akan mengalami stres dari waktu ke waktu, dan
normalnya setiap orang mempunyai kemampuan untuk beradaptasi baik
dalam jangka waktu yang lama maupun pendek. Dalam dunia yang
berubah ini, manusia harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya, baik lingkungan keluarga, lingkungan
pergaulan ataupun lingkungan universitas agar tidak mengalami stres.
Stres bisa menyebabkan gangguan fisik dan kejiwaan. Selain itu penyebab
dari stres berbeda-beda dari satu orang ke orang yang lainnya. Yang terasa
berat bagi seseorang mungkin merasa menantang dan menyenangkan bagi
orang lain. Stres telah menjadi topik yang populer media seringkali
menyatakan perilaku atau penyakit yang tidak lazim pada manusia sebagai
akibat dari stres atau nervous breakdown. Sebagai contohnya jika seorang
selebritis mencoba bunuh diri, sering kali dikatakan ia menderita tekanan
dalam kehidupan bermasyarakatnya. Dalam pengertian umum, stres terjadi
jika orang di hadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
14
mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya peristiwa tersebut di
namakan respon stres (Lukluk & Bndiyah, 2008).
Berdasarkan dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
stres merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan
dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik
maupun psikologis pada individu. Kondisi yang dirasakan tidak
menyenangkan itu disebabkan karena adanyan tuntutan-tuntutan dari
lingkungan yang dipersepsikan oleh individu sebagai sesuatu yang
melebihi kemampuannya atau sumber daya yang dimilikinya, karena
dirasa membebani dan merupakan suatu ancaman bagi kesejahteraannya.
2. Sumber-sumber stres
Sumber stres dapat berubah seiring dengan berkembangnya
individu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup
berlangsung. Menurut Rasmun (2004) sumber stres dapat berasal dari
dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stres dapat berupa biologik atau
fisiologik, kimia, psikologik, sosial dan spiritual, terjadi stres karena
stresor tersebut di rasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum
dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan psikologis.
Sumber atau penyebab stres psikologis menurut Maramis dalam
Sunaryo (2002), di bagi menjadi 4 yaitu:
a. Frustasi
Timbul akibat kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada rintangan,
frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha)
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
15
dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang
dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran, persaelingkuhan, dan
lain-lain)
b. Konflik
Timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam
keinginan, kebutuhan, atau tujuan.
c. Tekanan
Timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat
berasal dari dalam individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu
tinggi. Tekanan yang berasal dari luar individu, misalnya orang tua
menuntut anaknya agar disekolahkan selalu ranking satu atau istri
menuntut uang belanja yang berlebihan kepada suami.
d. Krisis
Krisis yaitu keadaan yang mendadak, yang menimbulkan stres pada
individu, misalnya kematian orang yang disayangi, kecelakaan dan
penyakit yang harus segera operasi. Keadaan stres yang di alami oleh
individu dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya kombinasi
antara frustasi, konflik dan tekanan.
3. Tingkatan stres
Potter & Perry (2006), membagi hubungan tingkat stres yaitu :
a. Stres Ringan biasanya tidak merusak aspek fisiologis, sebaiknya strs
sedang dan berat mempunyai resiko terjadinya penyakit, stres ringan
umumnya dapat di rasakan oleh semua orang.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
16
b. Stres sedang terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa hari.
Contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebih,
mengharapkan pekerjaan baru, anggota keluarga pergi dalam kurun
waktu yang cukup lama, situasi seperti ini dapat bermakna bagi
individu yang mempunyai faktor predisposisi suatu penyakit koroner.
c. Stres berat adalah strs kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis,
kesulitan finansial dan penyakit yang lama.
4. Respon terhadap stres
a. Respon Fisiologis
Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya
mengendalikan dua sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan
sistem koerteks adrenal. Sistem saraf simpatik berespon terhadap
impuls saraf dari hipotalamus yaitu mengaktifasi berbagai organ dan
otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sebagai contohnya,
ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil.
Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla sdrenal. Untuk
melepaskan epinefrin dan neropinefrin ke aliran darah. Sistem korteks
adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF (corticotropin
releasing factor), suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis
yang
terletak
tepat
dibawah
hipotalamus.
Kelenjar
hipofisis
selanjutnya mensekresikan hormon ACTH (adrenocorticotropic
hormone), yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal.
Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
17
kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. CTH juga memberi sinyal
ke kelenjar endrokin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efel
kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah
ditambah aktivasi neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik
berperan dalam respons fight or light.
Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah
gangguan fisik seperti :
1) Gangguan pada organ tubuh menjadi hiperaktif dalam salah satu
sistem tertentu. Contohnya: muscle myopathypada otot tertentu
mengencang atau melemah, tekanan darah naik terjadi maag, diare.
2) Gangguan pada sistem reproduksi. Seperti: amenorrhea atau
tertahannya menstuasi, kegagalan ovulasi pada wanita, impoten
pada pria, kurang produksi semen pada pria, kehilangan gairah
seks.
3) Ganggua pada sistem pernafasan: asma
4) Gangguan lainnya, seperti pening (migrane), tegang otot, jerawat,
dst.
b. Respon Psikologik
1) Keletihan emosi, jenuh, mudah menangis, frustasi, kecemasan, rasa
bersalah, khawatir berlebihan, marah, benci, sedih,cemburu, rasa
kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri.
2) Terjadi depersonalisasi: dalam keadaan stres berkepanjangan,
seiring dengan keletihan emosi, ada kecendurungan yang
bersangkutan memperlakukan orang lain sebagai
„sesuatu‟
ketimbang „seseorang.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
18
3) Pencapaian
pribadi
yang
bersangkutan
menurun,
sehingga
berakibat pula menurunnya rasa kompeten dan rasa sukses.
c. Respon perilaku
1) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering
terjadi tingkah laku yang tidak diterima oleh masyarakat.
2) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah
tepat.
3) Mahasiswa yang „over-stresed‟ (stres berat) seringkali banyak
membolos
atau
tidak
aktif
mengikuti
kegiatan
kegiatan
pembelajaran.
5. Strategi mengurangi stres
Stres sesungguhnya tidak dapat di hilangkan dari kehidupan
seseorang oleh karena itu upaya yang di lakukan adalah mengurangi efek
dari stres di bawah ini adalah strategi mengurangi stres menurut Potter &
Perry (2006) antara lain :
a. Membangun kebiasaan baru
Dalam
kehidupan
sehari-hari
setiap
manusia/individu
mempunyai kebiasaan yang unik dalam membantu dan menyelesaikan
kegiatan sehari-hari, misalnya seorang ibu yang mengasuh dan
merawat anaknya, setelah besar dan sekolah ibu tersebut stres karena
kureang kegiatan dan kesibukannya. Untuk itu ia perlu bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebiasaan baru.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
19
b. Menghindari perubahan
Yaitu suatu upaya yang dilakukan untuk tidak melakukan
perubahan yang tidak perlu atau dapat di tunda. Misalnya seorang ibu
rumah tangga yang ditinggal suaminya meninggal dunia mempunyai
dua anak yang belum sekolah teman lamanya mengajak untuk pindah
rumah dengan tujuan menghapus kenangan semasa hidup yang pernah
di alami. Maka sebaiknya pindah rumah di tunda sambil memperbaiki
situasi dan suasana keluarga.
c. Menyediakan waktu
Menyediakan waktu tertentu atau membatasi waktu untuk
memfokuskan dari beradaptasi dengan stresor keuntungtan dari alokasi
waktu ini adalah untuk dapat mengembangkan dan membangun klien
dalam mencapai tujuan karena klien menggunakan waktu dan sumber
lebih efektif.
d. Pengolahan waktu
Teknik ini sangat berguna untuk individu yang tidak dapat
mengerjakan berbagai hal dalam waktu yang bersamaan, individu
membuat
daftar
tugas
yang
harus
di
laksanakan
dengan
memperhatikan faktor prioritas.
e. Memodifikasi lingkungan
Yaitu tindakan yang di lakukan adalah merubah lingkungan
yang merupakan sumber stresor secara realistis akan mengurangi stres.
f. Katakan “tidak”
Adalah cara lain untuk mengurangi kecemasan atau perasaan
yang tidak menyenangkan dengan cara ini individu dapat terhindar dari
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
20
perasaan tertekan yang terus menerus yang di sebabkan karena
ketidakberaninya untuk mengatakan „tidak‟.
6. Tahapan Stres
Menurut Van Amberg (1979) sebagaimana dikemukakan oleh
Hawari (2001) tahapan stres adalah :
a. Tahap Pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya
semangat kerja besar, penglihatan tajam tidak seperti pada umumnya,
merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya,
kemudian merasa senang akan pekerjaan tetapi kemampuan yang
dimiliki semakin berkurang.
b. Tahap ke dua
Pada stres tahap kedua seseorang memiliki ciri, perasaan letih sewaktu
bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang,
cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh perut atau lambung tidak
nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih biasanya, otot-otot
punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
c. Tahap ke tiga
Pada tahap ketiga ini seseorang mengalami gangguan seperti pada
lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar
tidak teratur, ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang,
gangguan pola tidur, lemah, terasa tidak memiliki tenang.
d. Tahap ke empat
Pada tahap ini seseorang mengalami gangguan seperti segala pekerjaan
yang menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap terhadap
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
21
situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara
adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya
gangguan pola tidur, dan lainnya,
e. Tahap ke lima
Stres tahap ini ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak
mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana,
gangguan pada system pencernaan semakin berat dan perasaan
ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
f. Tahap ke enam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik
dan perasaan takut mati dengan ditemukan gejala detak jantung
semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan
berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
g. Mengurangi respon fisiologis terhadap stres
1) Latihan teratur
Untuk meningkatkan tonus otot, stabilitas berat badan, mengurangi
ketegangan dan relaksasi
2) Nutrisi dan diet
Pemenuhan
nutrisi
dan
latihan
sangat
erat
hubungannya,
memberikan makanan yang cukup dan seimbang memberi tenaga
untuk melakukan kegiatan sehari-hari meningkatkan sirkulasi
darah, dan distribusi makanan ke jaringan makanan yang tidak
seimbang dapat menambah stres baru.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
22
3) Istirahat
Istirahat dan tidur sangat diperlukan untuk indisvidu menyegarkan
tubuh dan ketenangan mental untuk itu klien perlu belajar relaksasi
agar dapat dan mudah tidur.
4) Meningkatkan respon perilaku dan emosi terhadap stres
Keadaan stres harus di cermati dan di respon secara baik, karena
stres ringan yang mulanya dianggap sepele jika tidak di kelola
dengan baik dapat merupakan masalah besar bagi individu.
5) Sistem pendukung
Sistem pendukung seperti keluarga, teman, yang akan mendengar,
dan memberi nasehat dan dorongan emosi sangat berguna bagi
seseorang dalam keadaan stres.
6) Meningkatkan harga diri
Klien di bantu untuk meningkatkan harga diri, strategi ini di
tempuh karena dapat mengurangi stres secara positif. Jika klien
dapat mengidentifikasi aspek positif dari dirinya maka akan dapat
memfokuskan perhatian pada hal-hal yang di hargai oleh orang
lain.
7. Penatalaksanaan Stres
Penatalaksanaan stres adalah suatu strategi yang memfasilitasi
kemampuan klien untuk menghadapi stres yang dihadapi orang-orang
dalam masyarakat sekarang ini secara efektif. Penatalaksanaan stres ini
menekankan partisipasi aktif klien guna menngembangkan keterampilan
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
23
dalam mengelola stres. Penatalaksanaan stres melibatkan indentifikasi
stresor yang ada, mengevaluasi efektifitas mekanisme koping yang ada,
dan mengembangkan mekanisme koping yang lebih efektif (Keliat, 2005).
Aspek penting dari penatalaksanaan stres adalah kemampuan klien
mengatasinya. Koping adalah usaha untuk menguasai suatu situasi yang
dianggap berbahaya, mengancam, menimbulkan konflik, atau menantang.
Kemampuan klien untuk mengatasi situasi tertentu dipengaruhi oleh
karakteristik personal, sumber daya yang tersedia, situasi, dan pola koping
klien yang dikembangkan. Karakteristik personal yang mempengaruhi
koping meliputi tahap perkembangan, nilai dan tujuan personal,
kepercayaan mengenai diri, peran, dan tanggung jawab. Persepsi klien
terhadap situasi dan pengalaman koping masa lalu terhadap situasi serupa
adalah juga termasuk karakteristik individual yang mempengaruhi koping
(Keliat, 2005).
Pola koping bersifat individual dan dibangun untuk membantu
individu menghadapi situasi yang berbahaya, mengancam, menimbulkan
konflik, atau menantang. Pola koping terdiri dari pola koping langsung
dan tidak langsung. Pola koping tidak langsung adalah tindakan-tindakan
untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh situasi tertentu, tanpa
adanya perubahan situasi. Pola koping langsung adalah tindakan-tindakan
yang berhadapan dengan situasi khusus. Kedua tipe koping tersebut samasama bermanfaat, akan tetapi pola koping tidak langsung lebih bersifat
sementara dan pada akhirnya tidak mengubah situasi (Keliat, 2005).
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
24
Contoh pola koping tidak langsung dan pola koping langsung
(Keliat, 2005).
a. Pola koping tidak langsung
1) Berjalan
2) Berenang
3) Teknik relaksasi
4) Meditasi
5) Rekreasi dengan orang lain
6) Berbicara dengan teman
7) Berdoa
8) Menghadiri layanan agama
b. Pola koping langsung
1) Menggunakan keterampilan pemecahan masalah untuk mengatasi
situasi.
2) Mencari informasi dan menggunakannya dalam tindakan.
3) Menetapkan batasan untuk diri dan orang lain
4) Menggunakan teknik asertif
5) Mengubah atau memodifikasi situasi
Sementara
menurut
Setyoadi
(2011)
menyebutkan
bahwa
penatalaksanaan stres yang sangat efektif adalah dengan teknik terapi, ada
beberapa teknik terapi yang bisa digunakan untuk mengurangi stres, antara
lain :
a. Terapi kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek, berorientasi pada masalah
saat ini, dan bersifat individu yang bertujuan untuk meredakan gejala-
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
25
gejala penyakit serta membantu klien agar dapat mempelajari cara
yang efektif untuk mengatasi masalah yang menyebabkan stres.
b. Terapi musik
Terapi musik adalah sebuah terapi kesehatan yang menggunakan
musik
di
mana
tujuannya
adalah
untuk
meningkatkan
atau
memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan sosial bagi individu.
Jenis musik yang digunakan adalah disesuaikan dengan keinginan tiap
individdu, seperti musik klasik, keroncong, orchestra, atau musikmusik modern.
c. Terapi spiritual
Terapi spiritual adalah terapi dengan pendekatan terhadap kepercayaan
yang dianut oleh klien yang bertujuan untuk memperkuat mentalitas
dan konsep diri klien, mengembalikan persepsi yang buruk mengenai
pandangannya, serta dapat menurunkan stres. Terapi spiritual ini
biasanya dengan menggunakan doa dan dzikir untuk kaum muslim.
d. Terapi relaksasi nafas dalam
Relaksasi nafas dalam adalah pernafasan abdomen dengan frekuensi
lambat
atau
perlahan,
berirama,
dan
yang
nyaman
dengan
memejamkan mata. Teknik relaksasi ini merupakan metode untuk
mengurangi
ketegangan, mengurangi
rasa
nyeri, mendapatkan
perasaan yang tenang dan nyaman, mengurangi kecemasan serta
mengurangi stres.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
26
B. Terapi Murotal
1. Murottal Al-Qur‟an
Murottal adalah rekaman suara Al-Qura‟an yang dilagukan oleh
seorang qori‟/pembaca Al-Qur‟an (Siswantinah, 2011). Bacaan Al-Qur‟an
secara murottal mempunyai irama yang konstan, teratur, dan tidak ada
perubahan yang mendadak. Tempo murottal Al-Qur‟an juga berada antara
60-70/menit, serta nadanya rendah sehingga mempunyai efek relaksasi
dan dapat menurunkan stres (Widyayarti, 2011)
2. Manfaat Terapi Murottal Al-Qur‟an
Al-Qur‟an adalah kitab suci agama Islam, sebagai pedoman hidup
umatnya. Sesungguhnya Allah SWT. telah berfirman bahwa Al-Qur‟an
adalah obat mujarab. Seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Qur‟an
surah Al-isra:82.
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian “(Al-Isra:82).
Al-Quran mempunyai beberapa istilah diantaranya adalah istilah
As-Syifa. Istilah As-Syifa menunjukkan bahwa Al-Qur‟an sebagai obat
dari berbagai penyakit baik penyakit fisik maupun nonfisik. Dalam AlQu‟an terdapat hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran dan
pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit fisik. Dalam Al-Qur‟an
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
27
terdapat cara-cara untuk mengobati penyakit fisik dari luar, dan didalam
Al-Qur‟an juga dapat menyembuhkan penyakit nonfisik yaitu penyakit
hati ataupun jiwa, kegundahan hati dan kesedihan (Kinoysan, 2007).
Heru (2008) mengemukakan bahwa lantunan Al-Qur‟an secara
fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia
merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang
paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan
mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki
sistem
kimia
tubuh
sehingga
menurunkan
tekanan
darah
serta
memeperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat
tersebut sangat baik menimbulkan ketenagan, kendali emosi, pemikiran
yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.
Al-Quran merupakan obat yang komplit untuk segala jenis
penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit fisik, baik penyakit dunia
maupun penyakit akhirat (Siswantinah, 2011)
Sebagaimana yang dikemukakan Heru (2008) bahwa Murottal
mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a. Mendengarkan bacaan ayat-ayat AlQur‟an dengan tartil akan
mendapatkan ketenangan jiwa.
b. Lantunan Al-Qur‟an secara fisik mengandung unsur suara manusia,
suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan
dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
28
hormon-hormon
stres,
mengaktifkan
hormon
endorfin
alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memeperlambat pernafasan, detak
jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan
yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan
ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan
metabolisme yang lebih baik.
c. Dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap
Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti Al-Quran atau
tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada
Allah SWT, dalam keadaan ini otak pada gelombang alpha, merupakan
gelombang otak pada frekuensi 7-14HZ. Ini merupakan keadaan energi
otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stres dan menurunkan
kecemasan.
3. Pengaruh Murottal Al-Qur‟an Terhadap Stres
Murottal bekerja pada otak dimana ketika didorong oleh
rangsangan dari Terapi Murottal maka otak akan memproduksi zat kimia
yang disebut zat neuropeoptide. Molekul ini akan menyangkut ke dalam
reseptor-reseptore dan memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan
kenyamanan (Abdurrocman, 2008)
Dengan mendengarkn ayat-ayat suci Al Quran, seorang Muslim,
baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan
perubahan fisiologis yang sangat besar. Secara umum mereka merasakan
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
29
adanya penurunan depresi, kesedihan, dan ketenangan jiwa (Siswantinah,
2011)
Daun
Telinga
Telinga
Tengah
Kokhlea
Hipotalamus
Amigdala
Talamus
Hipokampus
Gambar 2.1 Bagan Neorofisiologi Mendengarkan Al-Qur‟an
Murottal adalah rekaman suara al Quran yang dilagukan oleh
seorang Qori (pembaca al Quran). Murotal juga dapat diartikan sebagai
lantunan ayat-ayat suci al Qur‟an yang dilagukan oleh seorang qori
(pembaca al Qur‟an), direkam dan di perdengarkan dengan tempo yang
lambat serta harmonis (Siswantinah, 2011).
Murottal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh
positif bagi pendengarnya (Widayarti, 2011). Mendengarkan ayat-ayat al
Qur‟an yang dibacakan dengan tartil dan benar, akan mendatangkan
ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat al Qur‟an secara fisik mengandung
unsur suara manusia yang merupakan instrumen penyembuh dan alat yang
paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks,
memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktifitas
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
30
gelombang otak (Heru, 2008). Ini menunjukkan bahwa bacaan al Qur‟an
dapat digunakan sebagai
perawatan komplementer karena dapat
meningkatkan perasaan rileks (Eskandari, 2012).
Selain itu menurut Heru (2008) murottal adalah rekaman suara
Al-Qur‟an yang dilagukan oleh seorang qori‟ (pembaca Al-Qur‟an).
Lantunan Al-Qur‟an secara fisik mengandung unsur suara manusia,
sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang
menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara dapat
menurunkan hormon hormon stres, mengakibatkan hormon endorfin
alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung,
denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih
dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan,
kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih
baik.
4. Manfaat Murotal
Ayat-ayat al Qur‟an yang dibacakan dengan tartil akan
mendatangkan banyak manfaat, diantaranya:
a. Memberikan rasa rileks (Upoyo, 2012)
b. Meningkatkan rasa rileks (Heru, 2008)
c. Terapi murotal (membaca al Quran) dapat menyebabkan otak
memancarkan gelombang theta yang akan menimbulkan rasa tenang
(Assegaf, 2013)
d. Memberikan perubahan fisiologis (Siswantinah, 2011)
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
31
e. Meningkatkan respon fisiologis bayi baru lahir prematur (Eskandari,
2012)
f. Terapi murotal (membaca al Qur‟an) secara teratur adalah obat nomor
satu dalam menyembuhkan berbagai penyakit
5. Pemberian terapi Murotal
Stimulan murottal Al-Qur‟an dapat dijadikan alternatif terapi baru
sebagai terapi relaksasi bahkan lebih baik dibandingkan dengan terapi
audio lainnya karena stimulan Al-Qur‟an dapat memunculkan gelombang
delta sebesar 63,11%. Terapi audio ini juga merupakan terapi yang murah
dan tidak menimbulkan efek samping (Abdurrachman, 2008).
Penelitian Eskandari, Keshavars, Ashayeri, Jahdi, & Hosseini
(2012)
terdapat
pengaruh
fisiologis
pada
bayi
prematur
yang
diperdengarkan rekaman surat Yusuf ayat 7-23 dibacakan oleh Shahat
Mohammad Anwar selama 20 menit. Upoyo, Ropi, & Sitoru (2012)
stimulasi murottal Al-Quran mempengaruhi peningkatan nilai GCS pada
pasien stroke iskemik durasi 30 menit sehari selama 3 hari. Penilaian GCS
dilakukan di hari pertama dan ketiga.
Menurut Smith (dalam Upoyo, Ropi, & Sitoru 2012) menerangkan
bahwa intensitas suara yang rendah merupakan intensitas suara kurang
dari 60 desibel sehingga menimbulkan kenyamanan dan tidak nyeri.
Murottal merupakan salah satu musik dengan intensitas 50 desibel yang
membawa pengaruh positif bagi pendengarnya. Eskandari, Keshavars,
Ashayeri, Jahdi, & Hosseini (2012) bacaan Al-Quran yang diperdengarkan
melalui headphone dengan kisaran volume 50-60 desibel dapat
meningkatkan respon fisiologis bayi baru lahir prematur termasuk tingkat
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
32
saturasi oksigen, pernapasan dan detak jantung. Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti mendasar dari penelitian sebelumnya yang manfaatnya lebih
efektif yaitu terapi murotal diberikan dengan durasi 15 – 20 menit.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah konsep-konsep teori yang digunakan atau
berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan tinjauan teori dan apa yang telah di uraikan maka di gunakan
kerangka teori dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Tingkatan Stres
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
Sumber Stres
1.
2.
3.
4.
5.
Biologik
Kimia
Psikologik
Sosial
Spiritual
Stres
Faktor Stres
1. Frustasi
2. Konflik
3. Tekanan
4. Krisis
Penatalaksanaan Stres
Terapi
1. Terapi kognitif
2. Terapi musik
3. Terapi spiritual
(Terapi murotal)
4. Terapi relaksasi
nafas dalam
Penurunan Stres
Gambar 2.2 Kerangka teori stres modifikasi dari Rasmun (2004), Setyoadi
(2011) dan Sunaryo (2002).
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
33
D. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah hubungan-hubungan antara konsep yang satu
dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah
diuraikan pada tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Kerangka konsep merupakan
justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan
kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya.
Pada penelitian ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
Terapi Murotal
Tingkat Stres
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.3 Kerangka konsep pengaruh terapi murotal terhadap penurunan
stres pada mahasiswa program sarjana keperawatan semester 2 di fakultas
ilmu keperawatan.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
34
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sebuah pernyataan sederhana mengenai perkiraan
hubungan antar variabel-variabel yang sedang dipelajari. Hal tersebut sering
kali disebut sebagai dugaan yang diperhitungkan atau dipikirkan seperti untuk
jawaban pertanyaan studi. Dugaan tersebut harus didukung dengan teori yang
ada dan temuan riset terdahulu. Didalam pernyataan hipotesis, suatu kondisi
pendahuluan disebut sebagai variabel independen dikaitkan dengan terjadinya
kondisi efek lain, disebut variabel dependen (Patricia & Arthur, 2002).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada pengaruh pemberian terapi murotal terhadap tingkat stres pada
mahasiswa program sarjana keperawatan semester 2 di fakultas ilmu
keperawatan.
Ho : Tidak ada pengaruh pemberian terapi murotal terhadap tingkat stres
pada mahasiswa program sarjana keperawatan semester 2 di fakultas
ilmu keperawatan.
Pengaruh Terapi Murotal..., Retno Widyaningrum, Keperawatan SI UMP, 2015
Download