UNIVERSITAS INDONESIA PERKEMBANGAN INDUSTRI PERTUNJUKAN MUSIK: SEBUAH DESKRIPSI SINGKAT MENGENAI PARA PROMOTOR BESAR DI INDONESIA MAKALAH NON-SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Riesa Eka Putri 1006711321 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURNALISME DEPOK JANUARI 2014 Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Perkembangan Industri Pertunjukan Musik: Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Perkembangan Industri Pertunjukan Musik: Sebuah Deskripsi Singkat mengenai Para Promotor Besar di Indonesia Riesa Eka Putri Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Perkembangan industri pertunjukan musik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran promotor dalam menyelenggarakan konser musik, khususnya dengan mengundang artis musik luar negeri. Meningkatnya jumlah peminat konser musik memberi jalan bagi lahirnya promotor-promotor baru yang mewarnai bisnis konser di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya konser musik artis luar negeri yang diadakan, khususnya Jakarta. Para promotor besar memang mendominasi bisnis industri konser musik karena memiliki sumber daya untuk menghadirkan artis-artis dengan popularitas global. Namun, promotor kecil pun tidak serta-merta mati dalam bisnis ini, dan tetap bisa mengundang artis musik luar negeri dengan menjangkau segmen pasar yang spesifik. Konser selain sebagai salah satu sumber pendapatan artis musik, juga bertujuan sebagai alat promosi agar stasiun radio memutar lagu-lagu mereka. Temuan dalam tulisan ini membuktikan bahwa dalam bisnis konser musik tidak hanya didominasi oleh promotor besar saja. Kata kunci : Indonesia, industri konser musik, pertunjukan musik, promotor, artis musik. Live Concert Industry Development: A Brief Description About Big Promoters in Indonesia Abstract The development of the music performance industry in Indonesia cannot be separated from the roles of promoters who hold the concerts, particularly by inviting international artists. The rise of music concert-goers opens up new opportunities that permit the emergence of new promoters in Indonesia’s concert business. This has led to an increasing number of music concerts by foreign music artist, especially in capital city Jakarta. The large promoters indeed dominate the music concert business industry, as they own the resources needed to invite globally renown artists. However, small promoters are not left out of the business, and are still able to invite foreign music artists by reaching out to specific market segments. Concerts, besides being a source of income for the music artists, can also become their promotional tool so that radios can play their songs. The findings in this paper proves that in the music concert business is not only dominated by large promoters. Keywords: Indonesia, music concert industry, music performance, promoter, music artist. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 PENDAHULUAN Transformasi musik sebagai produk budaya terjadi beriringan dengan perkembangan teknologi. Dalam sepuluh tahun terakhir, digitalisasi konten dan perkembangan internet tidak hanya mengurangi biaya produksi secara dramatis, tetapi memiliki efek yang kuat dalam setiap tahap dalam industri, dari mulai pembuatan hingga promosi musik (Bourreau, Gensollen, & Moreau, 2008). ‘Teknologi untuk menghasilkan lagu berpengaruh besar dalam produksi musik, distibusi musik dan konsumsi musik di abad ke-21’ (Negus, 2011, hal. 20). Di abad ke-19 dan 20, hasil rekaman musik dijual tangible goods dalam bentuk vynil, kaset dan CD (Compact Disc; Negus, 2011). Di abad ke-21, hasil rekaman musik dijual secara digital, yaitu kata, gambar dan grafis melalui piranti komputer (Tate, Taylor, & Rolnicki, 2001). Perusahaan Apple adalah contoh perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari musik digital, dengan produknya pemutar musik digitalnya seperti iPod, dengan piranti lunaknya bernama iTunes, disaat yang sama meningkatnya penjualan iPod berbanding lurus dengan penjualan musik digital (Schultz, 2009, hal. 713). Perkembangan musik digital inilah yang membuat penurunan penjualan kaset atau CD, karena pembajakan terhadap rekaman digital lebih marak (Higgins, Wolfe, & Marcum, 2008). Dari titik inilah para seniman musik dan pebisnis musik mulai berinovasi dengan menyelenggarakan pertunjukan atau konser sebagai salah satu pendapatan mereka selain penjualan kaset atau CD. Karena saat ini sulit untuk membujuk orang mengeluarkan uang untuk musik rekaman, mereka tidak punya pilihan lagi untuk membayar selain untuk menyaksikan live performance (Schultz, 2009, hal. 721). Pertunjukan musik juga menjadi salah satu ajang promosi bagi para musisi yang cukup efektif. Promotor konser adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pengorganisasian suatu konser (Negus, 2011, hal. 130). Tugas promotor adalah menyiapkan tempat, menata panggung dan lighting, mempekerjakan staf konser, mengiklankan pertunjukan dan koordinasi penjualan tiket. Pasar untuk industri musik di Indonesia sangat menjajikan, dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang segar bagi para pelaku bisnis musik. Pasar bisnis konser musik bisa terlihat dari banyaknya orang Indonesia yang pergi ke luar negeri hanya untuk menyaksikan penampilan musisi internasional (Hidayat & Mustami, Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 2013). Semakin banyaknya artis-artis musik pop luar negeri yang banyak digemari oleh masyarakat, membuat para promotor berlomba-lomba mengundang artis musik yang sedang naik daun untuk mengadakan konser di Indonesia, khususnya ibukota DKI Jakarta. Oleh karena itu, makalah ini berupaya untuk mepaparkan tentang promotor besar yang mengundang artis musik luar negeri untuk mengadakan konser di Indonesia, dan bagaimana promotor kecil bisa hidup dan bersaing dengan nama-nama besar tersebut. Salah satu promotor terbesar dan tertua di Indonesia yang dipaparkan dalam makalah ini adalah Java Musikindo yang didirikan oleh Adri Subono. Lalu nama-nama promotor lainnya muncul seperti Big Daddy, Mahaka Entertainment, Ismaya Live, Marygops Studios, Black Rock Entertainment, Indikapro dan Show Maxx Entertainment, juga dideskripsikan. Namanama promotor tersebut adalah yang selama tiga tahun terakhir menghadirkan artis-artis mancanegara. Perkembangan yang dialami para promotor besar berkontribusi terhadap transformasi industri musik di Indonesia. Para promotor berhasil mengundang artis-artis ternama untuk menggelar konser di Indonesia, yang penggemarnya pun semakin banyak karena peran teknologi digital (misalnya pembajakan musik). Para penikmat musik memperoleh alternatif selain tangible goods berupa pertunjukan musik. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari peran para promotor besar yang menghadirkan artis musik luar negeri untuk menggelar konser di Indonesia. TINJAUAN TEORITIS Culture industry atau industri budaya adalah istilah yang pertama kali disebut oleh Theodor Adorno dan Marx Horkheimer dalam buku Dialectic of Englightenment (1972) pada pertengahan abad ke-19. Kedua ahli filsafat Jerman ini mengatakan bahwa sebagai akibat dari industrialisasi budaya, misalnya film, radio dan majalah, maka yang terbentuk adalah produk yang seragam atau budaya massa (hal. 1). Mengamati berbagai perkembangan baru dalam industri budaya, Hesmondhalgh (2007) mengkritik pandangan Adorno dan Horkheimer yang menggunakan istilah tunggal ‘industri budaya’ karena menyarankan ‘medan terpadu’ dimana semua bentuk produksi budaya yang ada dalam kehidupan modern diasumsikan tunduk pada satu logika yang sama (hal. 24). Hesmondhalgh berargumen bahwa industri penyiaran beroperasi dalam cara yang berbeda dengan produksi editorial seperti buku atau industri rekaman. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Hesmondhalgh (2007) memapaparkan pentingnya industri budaya dalam masyarakat modern bertumpu pada tiga unsur terkait: kemampuan mereka untuk membuat dan mengedarkan produk yang mempengaruhi pengetahuan, pengalaman dan pemahaman akan suatu isi; peran mereka sebagai sistem pengelolaan kreativitas dan pengetahuan; dan pengaruh mereka sebagai agen perubahan ekonomi, sosial dan budaya (hal. 4). Industri ke-budaya-an pada dasarnya mengatur dan menjual hasil kerja tertentu, yaitu seni, yang dianggap sebagai bentuk tertinggi dari kreativitas manusia (Hesmondhalgh, 2007, hal. 6). Adorno dan Horkheimer (1972) tidak memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang memiliki selera berbeda dengan arus pasar. Dalam konsumsi budaya semua konsumen dipandang sama. Adorno dan Horkheimer mengutip Alexis de Tocqueville (1864) tentang budaya monopoli yang dianggap sesuai dengan kondisi industri budaya, ‘tyranny leaves the body free and directs its attack at the soul. The ruler no longer says: You must think as I do or die. He says: You are free not to think as I do; your life, your property, everything shall remain yours, but from this day on you are a stranger among us’ (hal. 151). Dalam hal ini Adorno dan Horkheimer menjelaskan jika ada individu yang berbeda dari arus, maka individu-individu tersebut akan melemah dan tidak bisa melawan budaya yang dominan. Dalam makalah ini, dengan mempelajari industri konser musik, penulis bermaksud mempertanyakan apakah benar seperti yang dikatakan oleh Adorno dan Horkheimer (1972) bahwa komoditas budaya dimonopoli, dan apakah benar tidak ada tempat bagi individu yang berbeda dengan arus. Dengan begitu, penulis setuju dengan pernyataan Hesmondhalgh (2007), bahwa Adorno dan Horkheimer (1972) memberikan pandangan cerdas yang pesimistis terhadap industrialisasi budaya (hal. 7). METODOLOGI Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui kajian pustaka dari buku-buku yang menjelaskan tentang industri budaya, bisnis musik dan konser musik. Dari tinjauan pustaka tersebut, penulis mengaitkan teori Cultural Industry dari Adorno dan Horkheimer (1972) dan Hesmondhalgh (2007) dengan perkembangan promotor besar yang menyelenggarakan konser musik luar negeri di Indonesia. Data yang diperoleh di antaranya melalui portal berita seperti Tempo dan Kontan. Saya memilih Tempo karena total pengunjung portal berita ini sebanyak 272,756 per hari dengan 436,411 pageviews Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 (“tempo.co – worth”, t.thn.). Saya memilih Kontan karena total pengunjung portal berita ini sebanyak 38,855 per hari dengan 85,483 pagereviews (“kontan.co.id – worth”, t.thn.) . Cara megumpulkan artikel adan dengan menggunakan search engine Google dengan memasukkan katat kunci. Penyajian data bersifat desktiptif, dan bertujuan memberikan informasi mengenai fokus makalah, yakni industri konser musik. Untuk kepentingan tulisan ini, analisis terfokus pada bisnis musik pertunjukan yang diselenggarakan oleh promotor, beserta dengan tugas dan fungsinya. Selain itu, juga melihat aspek bisnis konser sebagai salah satu alat promosi bagi para musisi, seperti yang diargumenkan oleh Negus (Negus, 2011, hal. 130). PEMBAHASAN: Paparan Singkat Mengenai Para Promotor Besar Sejarah Konser Musik di Indonesia Konser artis internasional yang pertama kali digelar adalah band rock instrumental Amerika Serikat, yaitu The Venture (Amin, 2012). The Venture menggelar konser pada tahun 1968 di Jakarta. Lalu pada tahun 1975, band asal Inggris Deep Purple menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Buena Ventura Group sebagai promotor konser Deep Purple kala itu berani menggelar konser selama dua hari berturut-turut, karena animo fans Deep Purple pada paruh dekade 70-an sangat tinggi (Amin, 2012). Tiket pun dijual dalam beberapa kategori, yaitu kelas VIP A dengan harga Rp 7,000, VIP B seharaga Rp 5,000, serta kelas I, II, dan II dibawah harga VIP B (Amin, 2012). Harga ini amat mahal jika dibandingkan dengan harga bensin Premium pada tahun itu yang sebesar Rp 57 per liter. Dan harga tiket konser VIP (konser Metallica) tahun 2013 sebesar satu juta rupiah pun amat mahal dibandingkan harga bensin Premium sebesar Rp 6,500 per liter pada tahun yang sama Dengan kata lain, di tahun 1975 perbandingan harga bensin dan tiket konser adalah 1:122 (satu tiket konser VIP dapat membeli sebanyak 122 liter bensin), dan pada tahun 2013 perbandingannya adalah 1:153 (satu tiket konser VIP dapat membeli sebanyak 153 liter bensin). Artinya, harga tiket konser terus naik dibandingkan inflasi, yang menjadikannya bisnis yang relatif bertahan. Metallica adalah band internasional yang juga mengadakan konser di Indonesia, tepatnya di Stadion Lebak Bulus, pada 10 dan 11 April 1993. Konser tersebut dihadiri oleh seratus ribu penonton. Dengan harga tiket konser sebesar Rp 45,000, Metallica memainkan 44 lagu dalam waktu lima jam (Amin, 2012). Tiga tahun setelah kejadian tersebut, Adrie Subono pendiri Java Musikindo mendatangkan Foo Fighters, Sonic Youth dan Beastie Boys di acara Jakarta Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Pop Alternative Festival pada 14 Januari 1996 di Parkir Timur Senayan. Pada momen ini, Java Musikindo dianggap sebagai promotor yang terpercaya dalam mendatangkan artis mancanegara untuk konser di Indonesia (Amin, 2012). Dalam sejarah konser musik luar negeri di Indonesia, Sen dan Hill (2007) memaparkan kerusuhan terparah terjadi saat konser band metal Metallica yang menyebabkan 70 orang terluka, penjarahan mini market, dan sejumlah mobil dirusak karena banyak orang yang ingin menyaksikan konser tetapi tidak memiliki tiket sehingga memaksa masuk (hal. 183). Hal ini menggambarkan besarnya animo masyarakat terkait konser musik. Dalam dua dekade pertama, konser musik besar di Jakarta, Indonesia terfokus pada artis musik internasional. Selain Singapura, Indonesia menjadi tujuan sejumlah artis mancanegara untuk menggelar konsernya (Haraito, 2010). Hal tersebut juga dipengaruhi oleh permintaan pasar Indonesia terhadap konser-konser artis mancanegara. Ini juga faktor yang membuat para promotor berlomba-lomba untuk bisa mendatangkan artis musik luar negeri yang memasukkan Indonesia dalam daftar tur mereka. Untuk menggelar konser besar dibutuhkan anggaran yang besar hingga miliaran rupiah serta izin yang cukup rumit. Seperti misalnya konser Glen Fredly “Konser Cinta Beta, Glen Fredly” yang membutuhkan biaya hingga Rp 1.5 miliar. Biaya yang harus dibayar promotor adalah biaya produksi, fee artis, prmosi serta perizinan (Aditya, 2013). Izin yang dibutuhkan adalah izin imigrasi untuk mendatangkan artis musik luar negeri serta izin keamanan yang harus diajukan ke kepolisian serta TNI (Fathiyah, 2012). Biaya produksi untuk konser artis musik luar negeri berkisar antara tiga hingga lima kali lipat dari konser artis lokal (Aditya, 2013). Jika artis lokal Glen Fredly membutuhkan biaya produksi sebesar Rp 1.5 miliar, maka biaya produksi untuk konser musik luar negeri minimal Rp 4.5 - Rp 7.5 miliar. Kendala lain dalam menghadirkan artis musik luar negeri adalah kompetisi tinggi melawan promotor lainnya. Oleh karena itu, terkadang promotor ‘nekat’ menawar artis musik dengan harga yang lebih tinggi demi mendatangkan artis musik yang paling ditunggu oleh pasar (“Cerita di balik”, 2013). Promotor-Promotor Konser Musik Pada bagian ini, penulis memaparkan para promotor besar. Pertimbangannya antara lain menyelenggarakan konser dengan mengundang artis musik luar negeri dengan popularitas global artis musik yang diundang. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Yang pertama Java Musikindo, promotor musik tertua di Indonesia, didirikan oleh Adrie Subono Oktober 1994, memiliki pengalaman dalam mengadakan konser artis besar. Artis musik yang dipilih pun selektif yaitu artis dengan kualitas dan sedang naik daun sehingga mengundang para pencinta musik untuk menyaksikan konser tersebut (Ahira, t.t.). Tabel 1. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang Diundang Java Musikindo Deskripsi Popularitas Penyelenggaraan Konser Maroon 5 Band asal Los Angeles, Californa ini meraih tiga penghargaan Grammy dan album keempat mereka berhasil menduduki posisi kedua di US Billboard Charts. Album pertama mereka yang berjudul Song About Jane laku hingga empat juta keping untuk pasar Amerika saja. Alicia Keys Peraih lima penghargaan Grammy pada 2002, menjual album pertamanya sebanyak 12 juta kopi di seluruh dunia. Alicia Keys juga menempati peringkat satu tangga lagu Billboard 200 kelima kali dalam karirnya, untuk album Girl On Fire, dan pada debutnya album tersebut menjual 159,000 kopi. Bruno Mars Musisi asal Los Angeles, AS, ini menduduki peringkat pertama dalam daftar album terlaris Billboard 200. Majalah industri musik Billboard mengatakan sebanyak 64,000 unit album Unorthodox Jukebox diundung secara digital di situs Amazon.com. Bruno Mars, yang juga mencatatkan namanya di tujuh nominasi Grammy 2011. Konser Maroon 5 diadakan selama dua hari pada 4 dan 5 Oktober 2012 di Istora Senayan, dan dalam hitungan menit, sebanyak 7,500 tiket pre-sale laku terjual. Konser Alicia Keys berlangsung pada 29 November 2013 di Skeeno Hall Gandaria City, dengan harga tiket mulai dari Rp 1,550,000 hingga Rp 3,500,000. Bruno Mars tampil didepan 8,000 penggemarnya pada 5 April 2011 di Istora Senayan, Jakarta. Sumber: Dikompilasi dari (“Maroon 5 Overexposed”, t.t), (“Maroon 5 Siapkan”, t.t.), (Fathiyah, 2012), (Hardian, 2013), (Caulfeld, 2012), (Kelsey, 2013), (Maullana, 2011). Beberapa nama artis musik luar negeri yang juga mengadakan konser dibawah pengorganisasian Java Musikindo: Saigon Kick (1995), Alanis Mirissette (1996), Frente (1997), Boyzone (1997), The Cranberries (2002), Hoobastank (2004), Muse (2007), Incubus (2008), Panic At the Disco (2008), James Blunt (2008), Good Charlotte (2007), Pitbull (2013 & 2010), A Rocket To The Moon (2011), Sara Barailles (2011). Yang kedua, promotor Big Daddy, berdiri sejak Februari 2010, menghadirkan pertunjukan untuk pangsa pasar keluarga seperti Disney On Ice dan Disney Live. Kemudian dengan menyelenggarakan Big Daddy Live Concert, mereka telah menghadirkan sejumlah konser artis musik luar negeri (Benke, 2012). Michael Rusli, selaku pendiri Big Daddy berkeinginan turut menyemarakkan industri hiburan di Indonesia dengan mengundang artis musik luar Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 negeri, dengan memberikan nilai tambah tersendiri atas pertunjukan yang mereka berikan (Benke, 2012).1 Tabel 2. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Big Daddy Deskripsi Popularitas G-Dragon Penyanyi asal Korea Selatan ini tidak hanya menempati posisi satu tangga lagu program musik dinegara ginseng, tetapi juga mendominasi tangga lagu online di Taiwan dan Hongkong. Koran The New York Times memuji album terbarunya yang berjudul Coup D’etat memiliki keunikan musik dan style. Konser G-Dragon diadakan di Mata Elang Internasional Stadium, Ancol pada tanggal 15 dan 16 Juni 2013. Demi Lovato Selain penyanyi juga menjadi juri dalam acara pencarian bakat, X Factor USA bersama Britney Spears dan Simon Cowell. Demi merilisi album terbarunya pada Mei 2013 dan berhasil menjual 110,00 kopi di minggu pertama dengan hit single Heart Attack Adam Lambert Runner-up American Idol 8 ini berhasil naik ke puncakBillboard Hot 200 dengan album Better Than I Know Myself dengan menjual 77,000 kopi. Demi Lovato yang bertajuk Konser Adam Lambert A Special Night With Demi diadakan di Skenoo Lovato diadakan pada 24 Exhibition Hall, Gandaria Maret 2013 di Istora City, Jakarta, 10 Maret 2013. Senayan, Jakarta. Sumber : dikompilasi dari (Permita, 2013), (Maullana, 2013). (“GD Sweeps”, 2013), (“Big Bang”, 2013), (“Demi Lovato”, 2013), (“Albun Trespassing”, 2012). Penyelenggaraan Konser Promotor ketiga, Mahaka Entertainment, berdiri sejak tahun 2002 di bawah induk Mahaka Group, Mahaka Sports and Entertainment. Selain mengadakan acara musik dan olahraga, MSE juga menghadirkan acara-acara hiburan keluarga seperti Disney on Ice (Mahaka Sport & Entertainment). Tabel 3. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Mahaka Entertainment Deskripsi Popularitas Avril Lavingne Penyanyi asal Kanada ini merilis album bertajuk Under My Skin pada tahun 2005, yang berhasil terjual 9,5 juta kopi diseluruh dunia. Album tersebut menempati posisi nomor satu dalam United World Chart selama enam minggu, lalu mendapatkan double platinum pada bulan Novermber 2004 dan triple platinum pada Januari 2006. The Pussycat Dolls Grup vokal wanita asal Inggris – Amerika yang terbentuk di Los Angeles pada 1995, grup yang masuk peringkat ke-80 sebagai musisi terbaik dekade 2000 ini berhasil menjual lebih dari sembilan juta kopi album di seluruh dunia. Tahun 2005-2007, 14 penghargaan diraih The Pussycat Dolls, seperti Slash Merupakan mantan gitaris band rock, Gun’s N Roses yang kini berkarir sebagai gitaris solo. Slash merilis album solo pertamanya pada 2010 yang bertajuk Slash. Album tersebut menduduki urutan nomor satu di iTunes di 13 negara, meraih Top 5 dibeberapa tangga lagu utama, termasuk nomor 3 di Billboard Top 200 Chart di AS. 1 Sementara, pada tahun sebelumnya, Big Daddy juga menyelenggarakan konser Roxette (2012), Richard Marx (2012), Simple Plan (2012), dan Linkin Park (2011). Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Penyelenggaraan Konser Avril Lavingne menggelar konser dua kali di Jakarta, yaitu pada 4 April 2005 di Tennis Indoor Senayan dan 11 Mei 2011 di Kartini Expo. Billboard, MYX, MTV, KZone, dan Vh1. The Pussycat Dolls menggelar konser di Jakarta sebagai bagian dari tur dunia Doll Domination, pada 2 Juni 2009 di Istora Senayan. Konser Slash diadakan pada 3 Agustus 2010 di Istora Senayan, Jakarta dengan membawakan 19 lagu. Sumber : (Sadio, 2009), (Sadio, 2009), (Kurniawan W. , 2014), (Sandy, 2012), (Pussycat Dolls Konser di Jakarta, 2009), (Pussycat Dolls Konser di Jakarta, 2009), (Slash Siapkan Album Kedua, 2012), (Kurniawan F. , 2010) Yang ketiga adalah Ismaya Group, yang merupakan perusahan yang bergerak di bidang hospitality. Group ini juga membawahi beberapa restoran, bar dan katering serta penyelenggara acara musik, Ismaya Live adalah anak perusahaan Ismaya Group yang mendatangkan pemusik internasional untuk mengadakan konser di Indonesia (“About”, t.t.). Acara yang diselenggarakan oleh Ismaya adalah Djakarta Warehouse Project, acara yang diisi 40 DJ (Disc Jockey) baik internasional maupun lokal dalam satu waktu. Di antara DJ yang diundang adalah David Guetta, Zedd, Alesso, Martin Solveig dan Angger Dimas (Hardian, 2013). Tabel 4. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Ismaya Live Katy Perry Hardwell David Guetta Pada tahun 2013 melejit ke Merupakan DJ asal DJ asal Perancis ini Deskripsi puncak tangga album Belanda yang mendapatkan mendapatkan dua kali Popularitas Billboard Top 200 lewat posisi nomor satu dalam berturut-turut penghargaan album terbarunya Prism, World’s DJ Mag 2013. Grammy pada tahun 2010 album keempat Katy Perry Pada tahun 2012, Hardwell dan 2011, dalam kategori terjual 286,000 kopi pada menempati peringkat satu Best Remixed Recording, pekan pertama tangga lagu Billboard’s Non-Classical. Single yang peluncurannya. Pada tahun Dance Chart untuk remix berjudul Without You 2012, Katy Perry dinobatkan yang berjudul Where Have berhasil menempati posisi sebagai Woman of the Year You Been dan Chasing the empat dalam tangga lagu versi majalah Billboard. Sun. Billboard Hot 100. Konser bertema California Konser Hardwell di Jakarta Konser tunggal David Penyelenggaraan Dreams diselenggarakan di adalah salah satu rangkaian Guetta diadakan di Eco Park Konser Sentul International tur dunia bertajuk I Am Ancol, 13 September 2013, Convention Centre (SICC), Hardwell, pada 18 laku terjual sebanyak 15,000 Bogor, pada 19 Januari 2012 September 2013 di Skeeno tiket. dengan harga tiket mulai Rp Hall Gandaria City. . 650 ribu sampai Rp 2.7 juta. Sumber : Dikompilasi dari (Ratna, 2013), (Kamil, 2011), (Brandle, 2013), (Hardwell), (Tjokroadisoerjo, 2013), (“Katy Perry”, 2012), (“David Guetta”, t.t.), (“David Guetta”, 2012). Selain keempat nama promotor di atas, masih ada beberapa promotor yang sering mengadakan konser musik luar negeri. Dari segi popularitas artis musik yang diundang, keempat promotor di atas sudah mendunia jika dilihat dari penjualan album fisik maupun Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 digital, serta penghargaan-penghargaan yang telah didapatkan. Sementara itu, beberapa nama lainnya yang ikut meramaikan industri musik pertunjukan luar negeri adalah Marygops Studios, IndikaPro, Black Rock Entertainment, Asia Live Entertainment, Variant Entertainment, Starlight Entertainment, Reach Organizer, Dreamcatcher Indonesia, TP Origianl, W Production, dan Solucites Metal. Menurut data Bank Dunia pada tahun 2011, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia mencapai tujuh juta jiwa per tahun dan jumlahnya sebanyak 56,6 % dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan sekitar 134 juta jiwa (Sari, 2012). Tingginya angka kelas menengah mendongkrak konsumsi dalam negeri (Sari, 2012). Sebagai ilustrasi, Big Daddy berhasil menjaring 200,000 orang penonton dan mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 100 miliar pada tahun 2012 (Hidayat & Mustami, 2013). Potensi keuntungan promotor konser musik memang menjanjikan, tetapi promotor juga harus mengeluarkan modal yang besar untuk mendatangkan artis musik luar negeri (Hidayat & Mustami, 2013). Nilai perputaran uang di bisnis konser artis musik luar negeri pun besar, yaitu mencapai 500 miliar rupiah pada tahun 2012 (Hidayat & Mustami, 2013). Promotor Black Rock Entertainment yang mendatangkan Metallica pada 25 Agustus 2013, di Stadion Gelora Bung Karno ini diperkiran mampu meraup keuntungan hingga Rp 24 miliar (Khaddaf, 2013). Stadion Gelora Bung Karno dapat menampung lebih dari 80 ribu penonton, maka diperkirakan sekitar 60 ribu tiket terjual habis dan keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 24 miliar (Khaddaf, 2013). Promotor memperoleh pendapatan dari dua sumber, yaitu penjualan tiket dan sponsor (Hidayat & Mustami, 2013). Para sponsor juga memilah-milah promotor yang mengajukan kerja sama, jika dilihat dari kinerja mereka sebelumnya dalam mengadakan konser. Penulis berargumen bahwa promotor seperti Java Musikindo, Big Daddy, Ismaya dan lain sebagai akan lebih mudah mendapatkan sponsor karena merekalah pemain utama yang selalu berhasil mengadakan konser luar negeri yang sukses. Michael Rusli, pendiri promotor Big Daddy, mengatakan bahwa mayoritas konser masih diselenggarakan di Jakarta (Hidayat & Mustami, 2013). Ini dikarenakan konsumen konser masih berpusat di Jakarta dan sekitarnya, karena ketersediaan tempat konser atau venue yang tersedia. Harga tiket pun bisa tergantung dengan kapasitas venue yang dipakai, sehingga semakin besar tempat penyelenggaraan, semakin murah harga tiket yang dijual. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Tabel 5. Kapasitas Venue Konser di Jakarta Istora Senayan Eco Park Ancol Skeeno Hall Gandaria City Gelora Bung Karno Mata Elang Stadium Ancol Sentul International Convention Centre 6,000 25,000 6,000 60,000 20,000 10,500 Kapasitas Sumber: Dikompilasi dari (Katikawati, 2010), (Anggie, 2013), (Anjungroso, 2013), (Khaddaf, 2013), (“Lifestyle Mall”, 2013), (“Penggemar Katy”, 2012). Sementara, untuk musisi yang menjadi ‘bintang’ dalam suatu konser juga mendapatkan keuntungan yang besar. Selain keuntungan materiil, live show ini sangat penting karena motif di balik tur dan pertunjukan didepan publik adalah keinginan untuk mempromosi suatu rekaman langsung kepada konsumer yang dituju (Negus, 2011, hal. 130). Live events juga memainkan peran dalam mempersuasi media (radio) untuk memutar lagu-lagu musisi tersebut’ (Negus, 2011, hal. 130). Dalam setiap penyelenggaraan konser dibutuhkan kerjasama dengan sponsor dan dengan media untuk mempromosikan konser tersebut. Dalam konser musik, jenis media yang paling dominan untuk mempromosikan konser musik adalah radio, karena radio masih menjadi medium untuk mendengarkan musik dan memberikan gratifikasi kepada pendengar individual (Crisell, 2003). Menjelang diadakannya konser, stasiun radio yang menjadi media partner sebuah konser musik akan sering memutar lagu dari artis tersebut. Inilah salah satu tujuan utama para artis musik mengadakan konser, yaitu untuk menarik perhatian pers, program televisi dan radio (Negus, 2011, hal. 130). Contoh yang diberikan oleh Negus (2011) adalah band rock asal Inggris, The Milltown Brothers, yang mengakui bahwa konser menjadi salah satu hal penting dalam pemasaran album dan membantu lagu dan album mereka masuk kedalam tangga lagu Top 40 (hal. 131) Pop vs. Indie: Benarkah Pemain Kecil Pasti Mati? Jika dilihat dari artis musik yang mengadakan konser di Indonesia, maka artis-artis yang tampil dapat dikategorikan sebagai musisi ‘populer’ atau laku secara komersial (Shuker, 1994, hal. 2). Promotor konser cenderung mengundang artis-artis populer yang terkenal karena target pasarnya pun banyak. Maka, promotor besar tidak mengadakan konser musisimusisi musik non-komersial karena penikmatnya pun sedikit. Namun dari standpoint budaya, musik non-komersial, yang sering disamakan dengan indie atau non-mainstream, juga memiliki kompleksitas musik yang berbeda (Blake, 2012, hal. 1). Menurut Blake (2012), dari perspektif sosial, politik, ekonomi dan budaya, musisi indie Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 berbeda dengan aliran musik populer atau mainstream (hal. 1). Bahwa musisi indie cenderung menentang situasi sosial dan politik dengan musik yang dibawakannya, misalnya beberapa band yang sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden George W. Bush, seperti NOFX2, Alkaline Trio dan Green Day menyuarakan protes mereka dengan musik dan lirik lagu mereka (Fisher & Flota, 2011, hal. 145-146). Sehingga pada musik pertunjukan musik indie, pengisi acara atau musisinya cenderung memiliki aliran musik yang lebih dikenal oleh komunitas musik indie itu sendiri. Musisi indie memiliki motif politis untuk lebih unggul dibanding genre musik lain, tidak hanya karena lebih relevan dan otentik bagi para pemuda yang memproduksi dan mengkonsumsi, tetapi juga didasari oleh hubungan baru antara kretivitas dan komersial (Hesmondhalgh, 2007, hal. 35). Bahwa kreativitas musisi seringkali diekspoitasi dengan jadwal tur konser yang padat untuk mendapatkan keuntungan sebanyakbanyaknya. Penulis mengambil contoh jenis musik indie seperti punk dan heavy metal. Contoh promotor kecil yang menyelenggarakan konser musik indie adalah Lian Mipro, promotor ini menggelar konser band Metal Everytime I Die dan menyelenggarakan festival Jakcloth yang menghadirkan 50 band indie lokal setiap tahun. Promotor lain yang menggelar festival band indie adalah Revision yang menyelenggarakan festival Hammersonic. Pada tahun 2012, festival Hammersonic dipenuhi oleh 25,000 penonton dan menjadi festival musik metal terbesar se-Asia Tenggara (Kurniawan H., 2013). Meskipun konsep pertunjukan musik bisa dibilang sama, namun musisi yang tampil berbeda. Dengan kata lain, genre dan penikmat musik yang datang juga berbeda. Konser musik adalah ajang dimana artis musik menampilkan hasil karya mereka didepan para fans mereka. Pengalaman menyaksikan live music berbeda dengan mendengarkan hasil rekaman, dan beberapa artis lebih baik jika bernyanyi di panggung (Schultz, 2009, hal. 725). Setiap artis musik memiliki aksi panggung yang berbeda, misalnya saja Adam Lambert yang saat konser didukung oleh dua penari latar yang eksotis, berbeda dengan Katy Perry yang selalu tampil dengan busana warna-warni dan dekorasi panggung yang ramai dengan lolipop. Kebanyakan konser luar negeri yang habis terjual dan membawa banyak keuntungan adalah musisi musik pop yang memiliki fan base besar di Indonesia, seperti Katy Perry yang 2 Merupakan band punk rock asal Amerika yang mengeluarkan album berjudul The War of Errorism (Fisher & Flota, 2011, hal. 146). Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 memiliki 20,000 fans di Indonesia (“Katy Perry”, 2009). Namun, pilihan artis-artis musik musik luar negeri juga beragam. Dengan banyaknya genre musik, pertunjukan musik pun menjadi bervariasi. Sehingga setiap konser pasti berbeda, relatif dengan genre dan musisinya. Negus (2011) memaparkan bahwa perbedaan genre musik juga menimbulkan image yang berbeda, perbedaan image tersebut terlihat dari gelagat, nilai dan kepercayaan tertentu (hal. 66). Misalnya, penonton konser musik rock memiliki rambut panjang, menggunakan jaket kulit, gesper dan meniru artis idolanya sambil pura-pura bermain gitar; sementara musisi rap dan fans-nya sama-sama memakai sepatu olahraga, topi baseball, dan gaya lain yang diinspirasi dari gaya olahraga (Negus, 2011, hal. 66). Ini artinya, setiap musisi dengan genre musik yang berbeda memiliki gaya berpakaian sendiri dan cenderung diikuti oleh fans mereka. Meskipun konser musik secara nilai ekonomi tetap dikuasai oleh promotor besar seperti yang disebutkan di atas, promotor kecil pun masih bisa hidup dengan mengadakan festival-festival musik. Pandangan Adorno dan Horkheimer (1972) bahwa jika ada individu yang berbeda dari arus, maka individu-individu tersebut akan melemah dan tidak bisa melawan budaya yang dominan tidak berlaku dalam konteks konser musik luar negeri di Indonesia. Penulis setuju dengan paparan Hesmondhalgh (2007) bahwa para sosiolog industri budaya masih memperjuangkan eksistensinya, sedangkan Adorno dan Horkheimer (1972) sudah memberikan kesan bahwa budaya telah kalah oleh pemilik modal dan oleh sistem yang abstrak yang disebut ‘instrumental reason’ (hal. 25). Walau promotor besar sukses menyelenggarakan konser artis musik dengan popularitas global dan mendapatkan keuntungan besar, tetapi para promotor kecil tetap hidup dan menyelenggarakan pertunjukan musik indie. Adorno dan Horkheimer (1972) tidak memberikan perhatian kepada individu yang memiliki perbedaan selera dengan pasar. Namun, pertunjukan konser musik indie, meskipun tidak sebesar konser musik pop luar negeri dan tidak menghasilkan keuntungan yang besar, tetap berjalan. Selain itu, keberagaman genre dalam musik yang memberikan banyak pilihan konser musik memberikan kesempatan bagi promotor kecil untuk mengundang berbagai artis musik indie mancanegara. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 KESIMPULAN Meski banyak pemain atau promotor besar yang menguasai industri musik pertunjukan, tidak lantas membuat pemain-pemain kecil tidak berdaya. Mereka tetap bisa mengadakan pertunjukan musik atau konser meski dalam skala kecil. Para promotor ‘kecil’ berani mengundang artis-artis luar negeri untuk mengadakan konser di Indonesia. Konser musik juga menjadi salah satu sumber pemasukan para musisi selain dari penjualan album. Selain itu, konser musik juga memberikan sarana promosi karena radio akan memutar lagu-lagu mereka. Tema pertunjukan musik juga bervariasi dikarenakan keberagaman genre musik yang ada. Muatan yang ada dalam musik pertunjukan luar negeri juga bervariasi dikarenakan keberagaman genre musik yang ada. Sehingga orang-orang mempunyai banyak pilihan dalam menikmati musik pertunjukan. Keberagaman genre musik juga mempengaruhi gaya hidup para penikmatnya, seperti gaya berpakaian yang cenderung mengikuti artis musik idola mereka. Meski lebih banyak konser musik dengan genre pop, jazz, electronic dan sebagainya, terdapat juga konser musik dengan genre yang tidak selalu komersial, seperti alternative rock, heavy metal dan punk. Begitu pula dengan pertunjukan musik indie, walaupun tidak sebesar konser musik pop luar negeri dan tidak menghasilkan keuntungan yang besar, tetapi terus berjalan. Meskipun pertunjukan musik merupakan produk budaya, hal tersebut tidak mematikan tumbuhnya pemain-pemain kecil dalam industri konser. SARAN Analisis selanjutnya terhadap topik pertunjukan musik luar negeri di Indonesia sebaiknya membahas tentang festival musik menampilkan sejumlah artis musik luar negeri. Contoh beberapa festival musik yang ada di Indonesia adalah Java Jazz, Java Rockingland, Djakarta Warehouse Project dan Hammersonic. Hal ini karena festival tidak hanya menarik perhatian penikmat musik dari dalam negeri, tetapi juga bisa menjadi salah satu daya tarik bagi para turis. Penelitian selanjutnya bisa menilai apakah festival musik lebih menguntungkan daripada single concerts, serta dampak sosial dari perhelatan festival tersebut. Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Daftar Pustaka Adorno, T. W., & Horkheimer, M. (1993). Dialectic of Englightenment. New York: Continum. Blake, D. K. (2012). Timbre as Differentiation in Indie Music. Society of Music Theory, 1-18. Bourreau, M., Gensollen, M., & Moreau, F. (2008). The Digitization of the Recorded Music Industry: Impact on Business Models and Scenarios of Evolution. Working Pappers in Economics and Social Sciences, 124. Crisell, A. (2003). More Than a Music Box: Radio Cultures and Communities in a Multimedia World. Berghahn Books. Fisher, J. P., & Flota, B. (2011). The Politics of Post-9/11 Music: Sound, Trauma, and the Music Industry in the Time of Terror. Burlington: Ashgate Publishing Company. Hesmondhalgh, D. (2007). Indie: The Institutional Politics and Aesthetics of A Popular Music Genre. Cultural Studies, 34-61. Hesmondhalgh, D. (2007). The Cultural Industries. London: Sage. Higgins, G. E., Wolfe, S. E., & Marcum, C. D. (2008). Music Piracy and Neutralization: A Preliminary. International Journal of Cyber Criminology. Negus, K. (2011). Culture and Conflict in the Popular Music Industry. London: University of London. Schultz, M. F. (2009). Lver Performance, Copyright, and the Future of the Music Business. Richmond Law Review, 686-764. Sen, K., & Hill, D. (2007). Media, Culture and Politics in Indonesia. Singapore: Equinox Publishing (Asia). Shuker, R. (1994). Understanding Popular Music. London: Routledge. Tate, C. D., Taylor, S., & Rolnicki, T. (2001). Scholastic Journalism. Australia: Blackwell Publishing. Website About Ismaya Live. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari Ismaya: http://www.ismaya.com/micro/read/ismayalive Aditya, A. S. (2013, January 6). Lika-Liku Promotor Konser. Dipetik January 4, 2014, dari Kompasiana: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/01/06/lika-liku-promotor-konser-516873.html Ahira, A. (t.thn.). Java Musikindo - Promotor Musik Indonesia Berpengalaman. Dipetik January 4, 2014, dari anneahira.com: http://www.anneahira.com/javamusikindo.htm Album "Trespassing" Adam Lambert. (2012, May 24). Dipetik January 4, 2014, dari seruu.com: http://entertainment.seruu.com/read/2012/05/24/99502/album-trespassing-adam-lambert-berhasilkalahkan-album-21-adele-di-billboard-hot-200 Amin, A. (2012, Mei 27). Sejarah Konser Musik Internasional di Indonesia. Dipetik January 4, 2014, dari Merdeka.com: http://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-konser-musik-internasional-di-indonesiabisnis-konser-1.html Anggie, H. (2013, July 25). Konser di Indonesia, Chris Brown Punya Beberapa Permintaan. Diambil kembali dari liputan6.com: http://showbiz.liputan6.com/read/648507/konser-di-indonesia-chris-brown-punyabeberapa-permintaan Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Anjungroso, F. (2013, January 2013). Boyband K-Pop B1A4 Jadwalkan Manggung di Gandaria City. Diambil kembali dari tribunseleb: http://www.tribunnews.com/seleb/2013/01/31/boyband-k-pop-b1a4jadwalkan-manggung-di-gandaria-city Benke, B. (2012, Mei 29). Siapa Sebenarnya Big Daddy Itu? Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/entertainmen/2012/05/29/6158/Siapa-SebenarnyaBig-Daddy-Itu Big Bang G-Dragon Praised by the New York Times, 'Leader of Style and Music'. (2013, September 17). Dipetik January 8, 2014, dari KpopStarz: http://www.kpopstarz.com/articles/41807/20130917/big-bang-gdragon-praised-by-the-new-york-times.htm Brandle, L. (2013, October 22). Hardwell Wins DJ Mag’s Top 100 DJs Poll. Dipetik January 4, 2014, dari billboard: http://www.billboard.com/articles/columns/code/5763187/hardwell-wins-dj-mags-top-100djs-poll Caulfeld, K. (2012, December 2012). Alicia Keys Earns Fifth No. 1 Album on Billboard 200 Chart. Retrieved January 13, 2014, from billboard: http://www.billboard.com/articles/news/473855/alicia-keys-earnsfifth-no-1-album-on-billboard-200-chart Cerita di Balik Mahalnya Tiket Konser. (2013, September 15). Dipetik January 4, 2014, dari kompasiana: http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/09/15/promotor-undercover-cerita-dibalik-mahalnya-tiketkonser-592856.html David Guetta - Live in Jakarta: "King of the Beats". (2012, October 15). Dipetik January 4, 2014, dari jurnalica: David Guetta - Live in Jakarta: “King of the Beats” - See more at: http://jurnallica.com/concertreport/item/660-david-guetta-live-in-jakarta-2012#.UtEOedIW0fV David Guetta Awards. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari aceshowbiz: http://www.aceshowbiz.com/celebrity/david_guetta/awards.html David Guetta Charts History. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari billboard: http://www.billboard.com/artist/300445/david-guetta/chart Demi Lovato Jadi Juri di Usia Muda. (2013, July 28). Dipetik January 4, 2014, dari Republica: http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/07/28/mqj8ua-demi-lovato-jadi-juri-di-usia-muda Demi Lovato Jadi Juri di Usia Muda. (2014, July 28). Retrieved January 4, 2014, from Republica: http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/07/28/mqj8ua-demi-lovato-jadi-juri-di-usia-muda Fathiyah, A. (2012, May 15). Adrie Subono: Tiket Tak Gambarkan Honor Artis. Dipetik January 4, 2014, dari tempo.com: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/16/219404262/Adrie-Subono-Tiket-TakGambarkan-Honor-Artis Fathiyah, A. (2012, Mei 27). Biaya Perizinan Konser Hanya Ratusan Ribu. Dipetik January 4, 2014, dari tempo: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/27/112406378/Biaya-Perizinan-Konser-HanyaRatusan-Ribu Fathiyah, A. (2012, June 27). Maroon 5 Dua Hari Konser di Jakarta. Dipetik January 4, 2014, dari tempo: http://www.tempo.co/read/news/2012/06/27/112413386/Maroon-5-Dua-Hari-Konser-di-Jakarta GD Sweeps Taiwan - Hong Kong Sound Sorce & Record Charts. (2013, November 16). Dipetik January 8, 2014, dari BigBangNews: http://m.star.naver.com/bigbang/news/end?id=1726371 Geliat Musik Non Mainstream di Indonesia. (2011, August 2011). Dipetik January 4, 2014, dari vivanews: http://ureport.news.viva.co.id/news/read/238704-geliat-musik-non-mainstream-di-indonesia Hammersonic Festival Siap Kembali April Tahun ini. (2014, January 2). Dipetik January 12, 2014, dari traxmagazine: http://www.traxmagz.com/article/1421-Hammersonic-Festival-Siap-Kembali-AprilTahun-Ini Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 Haraito, G. (2010, September 22). Indonesia Jadi Negara Tujuan Konser Musik. Dipetik January 4, 2014, dari Kontan.co.id: http://industri.kontan.co.id/news/indonesia-jadi-negara-tujuan-konser-musik-1 Hardian, E. (2013, November 28). Konser di Jakarta, Alicia Keys: Akan Benar-Benar Gila. Dipetik January 4, 2014, dari music.okezone: http://music.okezone.com/read/2013/11/28/386/904090/konser-di-jakartaalicia-keys-akan-benar-benar-gila Hardian, E. (2013, December 14). Meski Hujan, Djakarta Warehouse Project 2013 Tetap Semarak. Dipetik January 4, 2014, dari music.okezone.com: http://music.okezone.com/read/2013/12/14/391/912353/meski-hujan-djakarta-warehouse-project-2013tetap-semarak Hardian, E. (2013, December 14). Meski Hujan, Djakarta Warehouse Projecy 2013 Tetap Semarak. Retrieved January 4, 2014, from music.okezone.com: http://music.okezone.com/read/2013/12/14/391/912353/meski-hujan-djakarta-warehouse-project-2013tetap-semarak Hardwell. (n.d.). Retrieved January 13, 2014, from beatport.DJs: http://dj.beatport.com/hardwell Hidayat, S. N., & Mustami, A. A. (2013, April 3). Musisi Luar Negeri Membanjiri Jakarta. Dipetik January 5, 2014, dari Kontan.co.id: http://industri.kontan.co.id/news/musisi-luar-negeri-membanjiri-jakarta Ismaya Live - About. (n.d.). Retrieved January 4, 2014, from Ismaya: http://www.ismaya.com/micro/read/ismayalive Kamil, A. (2011, November 15). Konser Katy Perry di Indonesia Dipastikan Jadi. Dipetik January 4, 2014, dari kompas: http://entertainment.kompas.com/read/2011/11/15/10091134/Konser.Katy.Perry.di.Indonesia.Dipastika n.Jadi Katikawati, E. (2010, June 12). Tiket Konser Maroon 5 Habis, Bagaimana yang Belum Kebagian. Retrieved from detikhot: http://hot.detik.com/music/read/2010/12/06/131643/1509853/228/tiket-konser-maroon5-habis-bagaimana-yang-belum-kebagian Katy Perry Indonesia. (2009, October 16). Dipetik January 12, 2014, dari KatyPerryIndo: https://twitter.com/KatyPerryIndo Katy Perry Sandang Gelar Woman of the Year. (2012, September 26). Dipetik January 4, 2014, dari music.kapanlagi.com: http://musik.kapanlagi.com/berita/katy-perry-sandang-gelar-woman-of-the-yearb01e88.html Khaddaf, A. (2013). Berapa Untung Konser Metallica? Dipetik January 4, 2014, dari metrotvnews life & style: http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/08/25/991/177116/Berapa-Untung-Konser-Metallica kontan.co.id - worth and traffic estimate. (t.thn.). Diambil kembali dari StatShow: http://www.statshow.com/www/kontan.co.id Kurniawan, F. (2010, August 3). Slash: Konser Penantian Selama 25 Tahun. Dipetik January 4, 2014, dari detikhot: http://hot.detik.com/music/read/2010/08/03/234224/1413086/228/slash-konser-penantianselama-25-tahun Kurniawan, H. (2013, April 27). Pagelaran Hammersonic 2013 di Ancol Lebih Aman. Diambil kembali dari sindonews: http://metro.sindonews.com/read/2013/04/27/31/742518/pagelaran-hammersonic-2013-diancol-lebih-aman Kurniawan, W. (2014, October 31). Digandrungi, Avril Lavingne Konser Ketiga Kalinya di Jakarta. Dipetik January 4, 2014, dari Showbiz.bisnis.com: http://showbiz.bisnis.com/read/20131031/225/183934/digandrungi-avril-lavigne-konser-ketigakalinya-di-jakarta Lifestyle Mall Ancol Beach City Alternatif Tempat Hang Out Di Jakarta. (2013, November 2013). Diambil kembali dari ancol: Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014 http://www.ancol.com/berita/detail/1462/lifestyle.mall.ancol.beach.city.alternatif.tempat.hang.out.di.ja karta Mahaka Sport & Entertainment. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari linkedin: http://www.linkedin.com/company/mahaka-sports-entertainment Maroon 5 Overexposed. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari creativedisc: http://creativedisc.com/2012/08/album-of-the-month-maroon-5-overexposed/ Maroon 5 Siapkan Album Bertempo Cepat. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari Indosiar: http://www.indosiar.com/sinopsis/maroon-5-siapkan-album-bertempo-cepat_42369.html Maullana, I. (2011, April 6). Hipnotis Bruno Mars di Istora Senayan. Dipetik January 4, 2014, dari kompas: http://entertainment.kompas.com/read/2011/04/06/10092267/Hipnotis.Bruno.Mars.di.Istora.Senayan Maullana, I. (2013, March 11). Adam Lambert "Nakal" di Panggung. Retrieved January 4, 2014, from kompas: http://entertainment.kompas.com/read/2013/03/11/13152385/Adam.Lambert.Nakal.di.Panggung Nanda. (2013, March 24). Demi Lovato Panaskan Istora. Dipetik January 4, 2014, dari tempo: http://www.tempo.co/read/news/2013/03/24/112469087/Demi-Lovato-Panaskan-Istora Penggemar Katy Perry Sudah Memadati Lokasi Konser. (2012, Januari 2012). Retrieved from beritasatu.com: http://www.beritasatu.com/hiburan/26914-penggemar-katy-perry-sudah-memadati-lokasi-konser.html Permita, D. (2013, June 17). Konser G-Dragon di Jakarta Jadi Sorotan di Korea. Dipetik January 6, 2014, dari Liputan6: http://showbiz.liputan6.com/read/615445/konser-g-dragon-di-jakarta-jadi-sorotan-di-korea Pussycat Dolls Konser di Jakarta. (2009, April 30). Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/30/61578/Pussycat-Dolls-Konser-diJakarta Ratna, H. (2013, October 31). Album Katy Perry "Prism" merajai Billboard 200. Dipetik January 4, 2014, dari antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/402961/album-katy-perry-prism-merajaibillboard-200 Sadio, A. (2009, August 27). About Avril Lavingne. Dipetik January 4, 2014, dari The Black One: http://aswadlavigne.blogspot.com/2009/08/about-avril-lavigne-dalam-penjualan.html Sandy, A. W. (2012, June 12). Profil: The Pussycat Dolls. Dipetik January 4, 2014, dari Angga Wijaya Sandy: http://anggasand.blogspot.com/2012/06/profil-pussycat-dolls.html Sari, S. M. (2012, March 7). BANK DUNIA: Kelas menengah Indonesia 134 juta orang. Dipetik January 4, 2014, dari finansial.bisnis.com: http://finansial.bisnis.com/read/20120307/9/67515/bank-dunia-kelasmenengah-indonesia-134-juta-orang Satwika. (2012, May 26). Ongkos Datangkan Gaga Sekitar Rp 20 Miliar. Retrieved January 4, 2014, from tempo.com: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/26/112406254/Ongkos-Datangkan-Gaga-SekitarRp-20-Miliar Slash Siapkan Album Kedua. (2012, March 8). Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka: http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2012/03/08/179534/Slash-Siapkan-AlbumKedua tempo.co - worth and traffic estimate. (t.thn.). Diambil kembali dari StatShow: http://www.statshow.com/www/tempo.co Tjokroadisoerjo. (2013, September 17). Hardwell Siap Menghentak Jakarta! Dipetik January 4, 2014, dari talkmen: http://www.talkmen.com/articles/read/854/hardwell-siap-menghentak-jakarta/ Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014