PERKEMBANGAN INDUSTRI PERTUNJUKAN MUSIK: SEBUAH

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
PERKEMBANGAN INDUSTRI PERTUNJUKAN MUSIK:
SEBUAH DESKRIPSI SINGKAT MENGENAI PARA PROMOTOR
BESAR DI INDONESIA
MAKALAH NON-SEMINAR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Riesa Eka Putri
1006711321
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
JURNALISME
DEPOK
JANUARI 2014
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Perkembangan Industri Pertunjukan Musik:
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Perkembangan Industri Pertunjukan Musik:
Sebuah Deskripsi Singkat mengenai Para Promotor Besar di Indonesia
Riesa Eka Putri
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Perkembangan industri pertunjukan musik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran promotor dalam
menyelenggarakan konser musik, khususnya dengan mengundang artis musik luar negeri. Meningkatnya jumlah
peminat konser musik memberi jalan bagi lahirnya promotor-promotor baru yang mewarnai bisnis konser di
Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya konser musik artis luar negeri yang diadakan, khususnya
Jakarta. Para promotor besar memang mendominasi bisnis industri konser musik karena memiliki sumber daya
untuk menghadirkan artis-artis dengan popularitas global. Namun, promotor kecil pun tidak serta-merta mati
dalam bisnis ini, dan tetap bisa mengundang artis musik luar negeri dengan menjangkau segmen pasar yang
spesifik. Konser selain sebagai salah satu sumber pendapatan artis musik, juga bertujuan sebagai alat promosi
agar stasiun radio memutar lagu-lagu mereka. Temuan dalam tulisan ini membuktikan bahwa dalam bisnis
konser musik tidak hanya didominasi oleh promotor besar saja.
Kata kunci : Indonesia, industri konser musik, pertunjukan musik, promotor, artis musik.
Live Concert Industry Development:
A Brief Description About Big Promoters in Indonesia
Abstract
The development of the music performance industry in Indonesia cannot be separated from the roles of
promoters who hold the concerts, particularly by inviting international artists. The rise of music concert-goers
opens up new opportunities that permit the emergence of new promoters in Indonesia’s concert business. This
has led to an increasing number of music concerts by foreign music artist, especially in capital city Jakarta. The
large promoters indeed dominate the music concert business industry, as they own the resources needed to invite
globally renown artists. However, small promoters are not left out of the business, and are still able to invite
foreign music artists by reaching out to specific market segments. Concerts, besides being a source of income
for the music artists, can also become their promotional tool so that radios can play their songs. The findings in
this paper proves that in the music concert business is not only dominated by large promoters.
Keywords: Indonesia, music concert industry, music performance, promoter, music artist.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
PENDAHULUAN
Transformasi musik sebagai produk budaya terjadi beriringan dengan perkembangan
teknologi. Dalam sepuluh tahun terakhir, digitalisasi konten dan perkembangan internet tidak
hanya mengurangi biaya produksi secara dramatis, tetapi memiliki efek yang kuat dalam
setiap tahap dalam industri, dari mulai pembuatan hingga promosi musik (Bourreau,
Gensollen, & Moreau, 2008). ‘Teknologi untuk menghasilkan lagu berpengaruh besar dalam
produksi musik, distibusi musik dan konsumsi musik di abad ke-21’ (Negus, 2011, hal. 20).
Di abad ke-19 dan 20, hasil rekaman musik dijual tangible goods dalam bentuk vynil, kaset
dan CD (Compact Disc; Negus, 2011). Di abad ke-21, hasil rekaman musik dijual secara
digital, yaitu kata, gambar dan grafis melalui piranti komputer (Tate, Taylor, & Rolnicki,
2001). Perusahaan Apple adalah contoh perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari
musik digital, dengan produknya pemutar musik digitalnya seperti iPod, dengan piranti
lunaknya bernama iTunes, disaat yang sama meningkatnya penjualan iPod berbanding lurus
dengan penjualan musik digital (Schultz, 2009, hal. 713). Perkembangan musik digital inilah
yang membuat penurunan penjualan kaset atau CD, karena pembajakan terhadap rekaman
digital lebih marak (Higgins, Wolfe, & Marcum, 2008). Dari titik inilah para seniman musik
dan pebisnis musik mulai berinovasi dengan menyelenggarakan pertunjukan atau konser
sebagai salah satu pendapatan mereka selain penjualan kaset atau CD. Karena saat ini sulit
untuk membujuk orang mengeluarkan uang untuk musik rekaman, mereka tidak punya
pilihan lagi untuk membayar selain untuk menyaksikan live performance (Schultz, 2009, hal.
721).
Pertunjukan musik juga menjadi salah satu ajang promosi bagi para musisi yang cukup
efektif. Promotor konser adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pengorganisasian suatu
konser (Negus, 2011, hal. 130). Tugas promotor adalah menyiapkan tempat, menata
panggung dan lighting, mempekerjakan staf konser, mengiklankan pertunjukan dan
koordinasi penjualan tiket.
Pasar untuk industri musik di Indonesia sangat menjajikan, dengan jumlah penduduk
mencapai 250 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang segar bagi para pelaku bisnis
musik. Pasar bisnis konser musik bisa terlihat dari banyaknya orang Indonesia yang pergi ke
luar negeri hanya untuk menyaksikan penampilan musisi internasional (Hidayat & Mustami,
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
2013). Semakin banyaknya artis-artis musik pop luar negeri yang banyak digemari oleh
masyarakat, membuat para promotor berlomba-lomba mengundang artis musik yang sedang
naik daun untuk mengadakan konser di Indonesia, khususnya ibukota DKI Jakarta. Oleh
karena itu, makalah ini berupaya untuk mepaparkan tentang promotor besar yang
mengundang artis musik luar negeri untuk mengadakan konser di Indonesia, dan bagaimana
promotor kecil bisa hidup dan bersaing dengan nama-nama besar tersebut.
Salah satu promotor terbesar dan tertua di Indonesia yang dipaparkan dalam makalah ini
adalah Java Musikindo yang didirikan oleh Adri Subono. Lalu nama-nama promotor lainnya
muncul seperti Big Daddy, Mahaka Entertainment, Ismaya Live, Marygops Studios, Black
Rock Entertainment, Indikapro dan Show Maxx Entertainment, juga dideskripsikan. Namanama promotor tersebut adalah yang selama tiga tahun terakhir menghadirkan artis-artis
mancanegara. Perkembangan yang dialami para promotor besar berkontribusi terhadap
transformasi industri musik di Indonesia. Para promotor berhasil mengundang artis-artis
ternama untuk menggelar konser di Indonesia, yang penggemarnya pun semakin banyak
karena peran teknologi digital (misalnya pembajakan musik). Para penikmat musik
memperoleh alternatif selain tangible goods berupa pertunjukan musik. Hal ini tidak dapat
dipisahkan dari peran para promotor besar yang menghadirkan artis musik luar negeri untuk
menggelar konser di Indonesia.
TINJAUAN TEORITIS
Culture industry atau industri budaya adalah istilah yang pertama kali disebut oleh Theodor
Adorno dan Marx Horkheimer dalam buku Dialectic of Englightenment (1972) pada
pertengahan abad ke-19. Kedua ahli filsafat Jerman ini mengatakan bahwa sebagai akibat dari
industrialisasi budaya, misalnya film, radio dan majalah, maka yang terbentuk adalah produk
yang seragam atau budaya massa (hal. 1). Mengamati berbagai perkembangan baru dalam
industri budaya, Hesmondhalgh (2007) mengkritik pandangan Adorno dan Horkheimer yang
menggunakan istilah tunggal ‘industri budaya’ karena menyarankan ‘medan terpadu’ dimana
semua bentuk produksi budaya yang ada dalam kehidupan modern diasumsikan tunduk pada
satu logika yang sama (hal. 24). Hesmondhalgh berargumen bahwa industri penyiaran
beroperasi dalam cara yang berbeda dengan produksi editorial seperti buku atau industri
rekaman.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Hesmondhalgh (2007) memapaparkan pentingnya industri budaya dalam masyarakat modern
bertumpu pada tiga unsur terkait: kemampuan mereka untuk membuat dan mengedarkan
produk yang mempengaruhi pengetahuan, pengalaman dan pemahaman akan suatu isi; peran
mereka sebagai sistem pengelolaan kreativitas dan pengetahuan; dan pengaruh mereka
sebagai agen perubahan ekonomi, sosial dan budaya (hal. 4). Industri ke-budaya-an pada
dasarnya mengatur dan menjual hasil kerja tertentu, yaitu seni, yang dianggap sebagai bentuk
tertinggi dari kreativitas manusia (Hesmondhalgh, 2007, hal. 6).
Adorno dan Horkheimer (1972) tidak memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang
memiliki selera berbeda dengan arus pasar. Dalam konsumsi budaya semua konsumen
dipandang sama. Adorno dan Horkheimer mengutip Alexis de Tocqueville (1864) tentang
budaya monopoli yang dianggap sesuai dengan kondisi industri budaya, ‘tyranny leaves the
body free and directs its attack at the soul. The ruler no longer says: You must think as I do
or die. He says: You are free not to think as I do; your life, your property, everything shall
remain yours, but from this day on you are a stranger among us’ (hal. 151).
Dalam hal ini Adorno dan Horkheimer menjelaskan jika ada individu yang berbeda dari arus,
maka individu-individu tersebut akan melemah dan tidak bisa melawan budaya yang
dominan. Dalam makalah ini, dengan mempelajari industri konser musik, penulis bermaksud
mempertanyakan apakah benar seperti yang dikatakan oleh Adorno dan Horkheimer (1972)
bahwa komoditas budaya dimonopoli, dan apakah benar tidak ada tempat bagi individu yang
berbeda dengan arus. Dengan begitu, penulis setuju dengan pernyataan Hesmondhalgh
(2007), bahwa Adorno dan Horkheimer (1972) memberikan pandangan cerdas yang
pesimistis terhadap industrialisasi budaya (hal. 7).
METODOLOGI
Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder yang dikumpulkan melalui
kajian pustaka dari buku-buku yang menjelaskan tentang industri budaya, bisnis musik dan
konser musik. Dari tinjauan pustaka tersebut, penulis mengaitkan teori Cultural Industry dari
Adorno dan Horkheimer (1972) dan Hesmondhalgh (2007) dengan perkembangan promotor
besar yang menyelenggarakan konser musik luar negeri di Indonesia. Data yang diperoleh di
antaranya melalui portal berita seperti Tempo dan Kontan. Saya memilih Tempo karena total
pengunjung portal berita ini sebanyak 272,756 per hari dengan 436,411 pageviews
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
(“tempo.co – worth”, t.thn.). Saya memilih Kontan karena total pengunjung portal berita ini
sebanyak 38,855 per hari dengan 85,483 pagereviews (“kontan.co.id – worth”, t.thn.) . Cara
megumpulkan artikel adan dengan menggunakan search engine Google dengan memasukkan
katat kunci. Penyajian data bersifat desktiptif, dan bertujuan memberikan informasi mengenai
fokus makalah, yakni industri konser musik. Untuk kepentingan tulisan ini, analisis terfokus
pada bisnis musik pertunjukan yang diselenggarakan oleh promotor, beserta dengan tugas dan
fungsinya. Selain itu, juga melihat aspek bisnis konser sebagai salah satu alat promosi bagi
para musisi, seperti yang diargumenkan oleh Negus (Negus, 2011, hal. 130).
PEMBAHASAN: Paparan Singkat Mengenai Para Promotor Besar
Sejarah Konser Musik di Indonesia
Konser artis internasional yang pertama kali digelar adalah band rock instrumental Amerika
Serikat, yaitu The Venture (Amin, 2012). The Venture menggelar konser pada tahun 1968 di
Jakarta. Lalu pada tahun 1975, band asal Inggris Deep Purple menggelar konser di Stadion
Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Buena Ventura Group sebagai promotor konser Deep
Purple kala itu berani menggelar konser selama dua hari berturut-turut, karena animo fans
Deep Purple pada paruh dekade 70-an sangat tinggi (Amin, 2012). Tiket pun dijual dalam
beberapa kategori, yaitu kelas VIP A dengan harga Rp 7,000, VIP B seharaga Rp 5,000, serta
kelas I, II, dan II dibawah harga VIP B (Amin, 2012). Harga ini amat mahal jika
dibandingkan dengan harga bensin Premium pada tahun itu yang sebesar Rp 57 per liter. Dan
harga tiket konser VIP (konser Metallica) tahun 2013 sebesar satu juta rupiah pun amat
mahal dibandingkan harga bensin Premium sebesar Rp 6,500 per liter pada tahun yang sama
Dengan kata lain, di tahun 1975 perbandingan harga bensin dan tiket konser adalah 1:122
(satu tiket konser VIP dapat membeli sebanyak 122 liter bensin), dan pada tahun 2013
perbandingannya adalah 1:153 (satu tiket konser VIP dapat membeli sebanyak 153 liter
bensin). Artinya, harga tiket konser terus naik dibandingkan inflasi, yang menjadikannya
bisnis yang relatif bertahan.
Metallica adalah band internasional yang juga mengadakan konser di Indonesia, tepatnya di
Stadion Lebak Bulus, pada 10 dan 11 April 1993. Konser tersebut dihadiri oleh seratus ribu
penonton. Dengan harga tiket konser sebesar Rp 45,000, Metallica memainkan 44 lagu dalam
waktu lima jam (Amin, 2012). Tiga tahun setelah kejadian tersebut, Adrie Subono pendiri
Java Musikindo mendatangkan Foo Fighters, Sonic Youth dan Beastie Boys di acara Jakarta
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Pop Alternative Festival pada 14 Januari 1996 di Parkir Timur Senayan. Pada momen ini,
Java Musikindo dianggap sebagai promotor yang terpercaya dalam mendatangkan artis
mancanegara untuk konser di Indonesia (Amin, 2012). Dalam sejarah konser musik luar
negeri di Indonesia, Sen dan Hill (2007) memaparkan kerusuhan terparah terjadi saat konser
band metal Metallica yang menyebabkan 70 orang terluka, penjarahan mini market, dan
sejumlah mobil dirusak karena banyak orang yang ingin menyaksikan konser tetapi tidak
memiliki tiket sehingga memaksa masuk (hal. 183). Hal ini menggambarkan besarnya animo
masyarakat terkait konser musik.
Dalam dua dekade pertama, konser musik besar di Jakarta, Indonesia terfokus pada artis
musik internasional. Selain Singapura, Indonesia menjadi tujuan sejumlah artis mancanegara
untuk menggelar konsernya (Haraito, 2010). Hal tersebut juga dipengaruhi oleh permintaan
pasar Indonesia terhadap konser-konser artis mancanegara. Ini juga faktor yang membuat
para promotor berlomba-lomba untuk bisa mendatangkan artis musik luar negeri yang
memasukkan Indonesia dalam daftar tur mereka.
Untuk menggelar konser besar dibutuhkan anggaran yang besar hingga miliaran rupiah serta
izin yang cukup rumit. Seperti misalnya konser Glen Fredly “Konser Cinta Beta, Glen
Fredly” yang membutuhkan biaya hingga Rp 1.5 miliar. Biaya yang harus dibayar promotor
adalah biaya produksi, fee artis, prmosi serta perizinan (Aditya, 2013). Izin yang dibutuhkan
adalah izin imigrasi untuk mendatangkan artis musik luar negeri serta izin keamanan yang
harus diajukan ke kepolisian serta TNI (Fathiyah, 2012). Biaya produksi untuk konser artis
musik luar negeri berkisar antara tiga hingga lima kali lipat dari konser artis lokal (Aditya,
2013). Jika artis lokal Glen Fredly membutuhkan biaya produksi sebesar Rp 1.5 miliar, maka
biaya produksi untuk konser musik luar negeri minimal Rp 4.5 - Rp 7.5 miliar. Kendala lain
dalam menghadirkan artis musik luar negeri adalah kompetisi tinggi melawan promotor
lainnya. Oleh karena itu, terkadang promotor ‘nekat’ menawar artis musik dengan harga yang
lebih tinggi demi mendatangkan artis musik yang paling ditunggu oleh pasar (“Cerita di
balik”, 2013).
Promotor-Promotor Konser Musik
Pada bagian ini, penulis memaparkan para promotor besar. Pertimbangannya antara lain
menyelenggarakan konser dengan mengundang artis musik luar negeri dengan popularitas
global artis musik yang diundang.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Yang pertama Java Musikindo, promotor musik tertua di Indonesia, didirikan oleh Adrie
Subono Oktober 1994, memiliki pengalaman dalam mengadakan konser artis besar. Artis
musik yang dipilih pun selektif yaitu artis dengan kualitas dan sedang naik daun sehingga
mengundang para pencinta musik untuk menyaksikan konser tersebut (Ahira, t.t.).
Tabel 1. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang Diundang Java Musikindo
Deskripsi
Popularitas
Penyelenggaraan
Konser
Maroon 5
Band asal Los Angeles,
Californa ini meraih tiga
penghargaan Grammy dan
album keempat mereka
berhasil menduduki posisi
kedua di US Billboard
Charts. Album pertama
mereka yang berjudul Song
About Jane laku hingga
empat juta keping untuk
pasar Amerika saja.
Alicia Keys
Peraih lima penghargaan
Grammy pada 2002,
menjual album pertamanya
sebanyak 12 juta kopi di
seluruh dunia. Alicia Keys
juga menempati peringkat
satu tangga lagu Billboard
200 kelima kali dalam
karirnya, untuk album Girl
On Fire, dan pada
debutnya album tersebut
menjual 159,000 kopi.
Bruno Mars
Musisi asal Los Angeles,
AS, ini menduduki peringkat
pertama dalam daftar album
terlaris Billboard 200.
Majalah industri musik
Billboard mengatakan
sebanyak 64,000 unit album
Unorthodox Jukebox
diundung secara digital di
situs Amazon.com. Bruno
Mars, yang juga
mencatatkan namanya di
tujuh nominasi Grammy
2011.
Konser Maroon 5 diadakan
selama dua hari pada 4 dan 5
Oktober 2012 di Istora
Senayan, dan dalam
hitungan menit, sebanyak
7,500 tiket pre-sale laku
terjual.
Konser Alicia Keys
berlangsung pada 29
November 2013 di Skeeno
Hall Gandaria City, dengan
harga tiket mulai dari Rp
1,550,000 hingga Rp
3,500,000.
Bruno Mars tampil didepan
8,000 penggemarnya pada 5
April 2011 di Istora
Senayan, Jakarta.
Sumber: Dikompilasi dari (“Maroon 5 Overexposed”, t.t), (“Maroon 5 Siapkan”, t.t.), (Fathiyah, 2012),
(Hardian, 2013), (Caulfeld, 2012), (Kelsey, 2013), (Maullana, 2011).
Beberapa nama artis musik luar negeri yang juga mengadakan konser dibawah
pengorganisasian Java Musikindo: Saigon Kick (1995), Alanis Mirissette (1996), Frente
(1997), Boyzone (1997), The Cranberries (2002), Hoobastank (2004), Muse (2007), Incubus
(2008), Panic At the Disco (2008), James Blunt (2008), Good Charlotte (2007), Pitbull (2013
& 2010), A Rocket To The Moon (2011), Sara Barailles (2011).
Yang kedua, promotor Big Daddy, berdiri sejak Februari 2010, menghadirkan pertunjukan
untuk pangsa pasar keluarga seperti Disney On Ice dan Disney Live. Kemudian dengan
menyelenggarakan Big Daddy Live Concert, mereka telah menghadirkan sejumlah konser
artis musik luar negeri (Benke, 2012). Michael Rusli, selaku pendiri Big Daddy berkeinginan
turut menyemarakkan industri hiburan di Indonesia dengan mengundang artis musik luar
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
negeri, dengan memberikan nilai tambah tersendiri atas pertunjukan yang mereka berikan
(Benke, 2012).1
Tabel 2. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Big Daddy
Deskripsi
Popularitas
G-Dragon
Penyanyi asal Korea Selatan
ini tidak hanya menempati
posisi satu tangga lagu
program musik dinegara
ginseng, tetapi juga
mendominasi tangga lagu
online di Taiwan dan
Hongkong. Koran The New
York Times memuji album
terbarunya yang berjudul
Coup D’etat memiliki
keunikan musik dan style.
Konser G-Dragon diadakan
di Mata Elang Internasional
Stadium, Ancol pada tanggal
15 dan 16 Juni 2013.
Demi Lovato
Selain penyanyi juga
menjadi juri dalam acara
pencarian bakat, X Factor
USA bersama Britney
Spears dan Simon Cowell.
Demi merilisi album
terbarunya pada Mei 2013
dan berhasil menjual
110,00 kopi di minggu
pertama dengan hit single
Heart Attack
Adam Lambert
Runner-up American Idol 8
ini berhasil naik ke
puncakBillboard Hot 200
dengan album Better Than I
Know Myself dengan
menjual 77,000 kopi.
Demi Lovato yang bertajuk
Konser Adam Lambert
A Special Night With Demi
diadakan di Skenoo
Lovato diadakan pada 24
Exhibition Hall, Gandaria
Maret 2013 di Istora
City, Jakarta, 10 Maret 2013.
Senayan, Jakarta.
Sumber : dikompilasi dari (Permita, 2013), (Maullana, 2013). (“GD Sweeps”, 2013), (“Big Bang”, 2013),
(“Demi Lovato”, 2013), (“Albun Trespassing”, 2012).
Penyelenggaraan
Konser
Promotor ketiga, Mahaka Entertainment, berdiri sejak tahun 2002 di bawah induk Mahaka
Group, Mahaka Sports and Entertainment. Selain mengadakan acara musik dan olahraga,
MSE juga menghadirkan acara-acara hiburan keluarga seperti Disney on Ice (Mahaka Sport
& Entertainment).
Tabel 3. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Mahaka Entertainment
Deskripsi
Popularitas
Avril Lavingne
Penyanyi asal Kanada ini
merilis album bertajuk
Under My Skin pada tahun
2005, yang berhasil terjual
9,5 juta kopi diseluruh dunia.
Album tersebut menempati
posisi nomor satu dalam
United World Chart selama
enam minggu, lalu
mendapatkan double
platinum pada bulan
Novermber 2004 dan triple
platinum pada Januari 2006.
The Pussycat Dolls
Grup vokal wanita asal
Inggris – Amerika yang
terbentuk di Los Angeles
pada 1995, grup yang
masuk peringkat ke-80
sebagai musisi terbaik
dekade 2000 ini berhasil
menjual lebih dari
sembilan juta kopi album
di seluruh dunia. Tahun
2005-2007, 14
penghargaan diraih The
Pussycat Dolls, seperti
Slash
Merupakan mantan gitaris
band rock, Gun’s N Roses
yang kini berkarir sebagai
gitaris solo. Slash merilis
album solo pertamanya pada
2010 yang bertajuk Slash.
Album tersebut menduduki
urutan nomor satu di iTunes
di 13 negara, meraih Top 5
dibeberapa tangga lagu
utama, termasuk nomor 3 di
Billboard Top 200 Chart di
AS.
1
Sementara, pada tahun sebelumnya, Big Daddy juga menyelenggarakan konser Roxette (2012), Richard Marx
(2012), Simple Plan (2012), dan Linkin Park (2011).
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Penyelenggaraan
Konser
Avril Lavingne menggelar
konser dua kali di Jakarta,
yaitu pada 4 April 2005 di
Tennis Indoor Senayan dan
11 Mei 2011 di Kartini
Expo.
Billboard, MYX, MTV, KZone, dan Vh1.
The Pussycat Dolls
menggelar konser di
Jakarta sebagai bagian dari
tur dunia Doll Domination,
pada 2 Juni 2009 di Istora
Senayan.
Konser Slash diadakan pada
3 Agustus 2010 di Istora
Senayan, Jakarta dengan
membawakan 19 lagu.
Sumber : (Sadio, 2009), (Sadio, 2009), (Kurniawan W. , 2014), (Sandy, 2012), (Pussycat Dolls Konser di
Jakarta, 2009), (Pussycat Dolls Konser di Jakarta, 2009), (Slash Siapkan Album Kedua, 2012), (Kurniawan F. ,
2010)
Yang ketiga adalah Ismaya Group, yang merupakan perusahan yang bergerak di bidang
hospitality. Group ini juga membawahi beberapa restoran, bar dan katering serta
penyelenggara acara musik, Ismaya Live adalah anak perusahaan Ismaya Group yang
mendatangkan pemusik internasional untuk mengadakan konser di Indonesia (“About”, t.t.).
Acara yang diselenggarakan oleh Ismaya adalah Djakarta Warehouse Project, acara yang
diisi 40 DJ (Disc Jockey) baik internasional maupun lokal dalam satu waktu. Di antara DJ
yang diundang adalah David Guetta, Zedd, Alesso, Martin Solveig dan Angger Dimas
(Hardian, 2013).
Tabel 4. Deskripsi Popularitas Artis Musik yang diundang Ismaya Live
Katy Perry
Hardwell
David Guetta
Pada tahun 2013 melejit ke
Merupakan DJ asal
DJ asal Perancis ini
Deskripsi
puncak tangga album
Belanda yang mendapatkan
mendapatkan dua kali
Popularitas
Billboard Top 200 lewat
posisi nomor satu dalam
berturut-turut penghargaan
album terbarunya Prism,
World’s DJ Mag 2013.
Grammy pada tahun 2010
album keempat Katy Perry
Pada tahun 2012, Hardwell
dan 2011, dalam kategori
terjual 286,000 kopi pada
menempati peringkat satu
Best Remixed Recording,
pekan pertama
tangga lagu Billboard’s
Non-Classical. Single yang
peluncurannya. Pada tahun
Dance Chart untuk remix
berjudul Without You
2012, Katy Perry dinobatkan yang berjudul Where Have
berhasil menempati posisi
sebagai Woman of the Year
You Been dan Chasing the
empat dalam tangga lagu
versi majalah Billboard.
Sun.
Billboard Hot 100.
Konser bertema California
Konser Hardwell di Jakarta
Konser tunggal David
Penyelenggaraan
Dreams diselenggarakan di
adalah salah satu rangkaian Guetta diadakan di Eco Park
Konser
Sentul International
tur dunia bertajuk I Am
Ancol, 13 September 2013,
Convention Centre (SICC),
Hardwell, pada 18
laku terjual sebanyak 15,000
Bogor, pada 19 Januari 2012 September 2013 di Skeeno
tiket.
dengan harga tiket mulai Rp
Hall Gandaria City.
.
650 ribu sampai Rp 2.7 juta.
Sumber : Dikompilasi dari (Ratna, 2013), (Kamil, 2011), (Brandle, 2013), (Hardwell), (Tjokroadisoerjo, 2013),
(“Katy Perry”, 2012), (“David Guetta”, t.t.), (“David Guetta”, 2012).
Selain keempat nama promotor di atas, masih ada beberapa promotor yang sering
mengadakan konser musik luar negeri. Dari segi popularitas artis musik yang diundang,
keempat promotor di atas sudah mendunia jika dilihat dari penjualan album fisik maupun
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
digital, serta penghargaan-penghargaan yang telah didapatkan. Sementara itu, beberapa nama
lainnya yang ikut meramaikan industri musik pertunjukan luar negeri adalah Marygops
Studios, IndikaPro, Black Rock Entertainment, Asia Live Entertainment, Variant
Entertainment, Starlight Entertainment, Reach Organizer, Dreamcatcher Indonesia, TP
Origianl, W Production, dan Solucites Metal.
Menurut data Bank Dunia pada tahun 2011, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia
mencapai tujuh juta jiwa per tahun dan jumlahnya sebanyak 56,6 % dari jumlah penduduk
Indonesia atau setara dengan sekitar 134 juta jiwa (Sari, 2012). Tingginya angka kelas
menengah mendongkrak konsumsi dalam negeri (Sari, 2012). Sebagai ilustrasi, Big Daddy
berhasil menjaring 200,000 orang penonton dan mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 100
miliar pada tahun 2012 (Hidayat & Mustami, 2013). Potensi keuntungan promotor konser
musik memang menjanjikan, tetapi promotor juga harus mengeluarkan modal yang besar
untuk mendatangkan artis musik luar negeri (Hidayat & Mustami, 2013). Nilai perputaran
uang di bisnis konser artis musik luar negeri pun besar, yaitu mencapai 500 miliar rupiah
pada tahun 2012 (Hidayat & Mustami, 2013). Promotor Black Rock Entertainment yang
mendatangkan Metallica pada 25 Agustus 2013, di Stadion Gelora Bung Karno ini diperkiran
mampu meraup keuntungan hingga Rp 24 miliar (Khaddaf, 2013). Stadion Gelora Bung
Karno dapat menampung lebih dari 80 ribu penonton, maka diperkirakan sekitar 60 ribu tiket
terjual habis dan keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 24 miliar (Khaddaf, 2013).
Promotor memperoleh pendapatan dari dua sumber, yaitu penjualan tiket dan sponsor
(Hidayat & Mustami, 2013). Para sponsor juga memilah-milah promotor yang mengajukan
kerja sama, jika dilihat dari kinerja mereka sebelumnya dalam mengadakan konser. Penulis
berargumen bahwa promotor seperti Java Musikindo, Big Daddy, Ismaya dan lain sebagai
akan lebih mudah mendapatkan sponsor karena merekalah pemain utama yang selalu berhasil
mengadakan konser luar negeri yang sukses.
Michael Rusli, pendiri promotor Big Daddy, mengatakan bahwa mayoritas konser masih
diselenggarakan di Jakarta (Hidayat & Mustami, 2013). Ini dikarenakan konsumen konser
masih berpusat di Jakarta dan sekitarnya, karena ketersediaan tempat konser atau venue yang
tersedia. Harga tiket pun bisa tergantung dengan kapasitas venue yang dipakai, sehingga
semakin besar tempat penyelenggaraan, semakin murah harga tiket yang dijual.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Tabel 5. Kapasitas Venue Konser di Jakarta
Istora
Senayan
Eco Park
Ancol
Skeeno Hall
Gandaria
City
Gelora
Bung
Karno
Mata Elang
Stadium
Ancol
Sentul
International
Convention
Centre
6,000
25,000
6,000
60,000
20,000
10,500
Kapasitas
Sumber: Dikompilasi dari (Katikawati, 2010), (Anggie, 2013), (Anjungroso, 2013), (Khaddaf, 2013), (“Lifestyle
Mall”, 2013), (“Penggemar Katy”, 2012).
Sementara, untuk musisi yang menjadi ‘bintang’ dalam suatu konser juga mendapatkan
keuntungan yang besar. Selain keuntungan materiil, live show ini sangat penting karena motif
di balik tur dan pertunjukan didepan publik adalah keinginan untuk mempromosi suatu
rekaman langsung kepada konsumer yang dituju (Negus, 2011, hal. 130). Live events juga
memainkan peran dalam mempersuasi media (radio) untuk memutar lagu-lagu musisi
tersebut’ (Negus, 2011, hal. 130). Dalam setiap penyelenggaraan konser dibutuhkan
kerjasama dengan sponsor dan dengan media untuk mempromosikan konser tersebut. Dalam
konser musik, jenis media yang paling dominan untuk mempromosikan konser musik adalah
radio, karena radio masih menjadi medium untuk mendengarkan musik dan memberikan
gratifikasi kepada pendengar individual (Crisell, 2003). Menjelang diadakannya konser,
stasiun radio yang menjadi media partner sebuah konser musik akan sering memutar lagu
dari artis tersebut. Inilah salah satu tujuan utama para artis musik mengadakan konser, yaitu
untuk menarik perhatian pers, program televisi dan radio (Negus, 2011, hal. 130). Contoh
yang diberikan oleh Negus (2011) adalah band rock asal Inggris, The Milltown Brothers,
yang mengakui bahwa konser menjadi salah satu hal penting dalam pemasaran album dan
membantu lagu dan album mereka masuk kedalam tangga lagu Top 40 (hal. 131)
Pop vs. Indie: Benarkah Pemain Kecil Pasti Mati?
Jika dilihat dari artis musik yang mengadakan konser di Indonesia, maka artis-artis yang
tampil dapat dikategorikan sebagai musisi ‘populer’ atau laku secara komersial (Shuker,
1994, hal. 2). Promotor konser cenderung mengundang artis-artis populer yang terkenal
karena target pasarnya pun banyak. Maka, promotor besar tidak mengadakan konser musisimusisi musik non-komersial karena penikmatnya pun sedikit.
Namun dari standpoint budaya, musik non-komersial, yang sering disamakan dengan indie
atau non-mainstream, juga memiliki kompleksitas musik yang berbeda (Blake, 2012, hal. 1).
Menurut Blake (2012), dari perspektif sosial, politik, ekonomi dan budaya, musisi indie
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
berbeda dengan aliran musik populer atau mainstream (hal. 1). Bahwa musisi indie
cenderung menentang situasi sosial dan politik dengan musik yang dibawakannya, misalnya
beberapa band yang sangat kritis terhadap pemerintahan Presiden George W. Bush, seperti
NOFX2, Alkaline Trio dan Green Day menyuarakan protes mereka dengan musik dan lirik
lagu mereka (Fisher & Flota, 2011, hal. 145-146). Sehingga pada musik pertunjukan musik
indie, pengisi acara atau musisinya cenderung memiliki aliran musik yang lebih dikenal oleh
komunitas musik indie itu sendiri. Musisi indie memiliki motif politis untuk lebih unggul
dibanding genre musik lain, tidak hanya karena lebih relevan dan otentik bagi para pemuda
yang memproduksi dan mengkonsumsi, tetapi juga didasari oleh hubungan baru antara
kretivitas dan komersial (Hesmondhalgh, 2007, hal. 35). Bahwa kreativitas musisi seringkali
diekspoitasi dengan jadwal tur konser yang padat untuk mendapatkan keuntungan sebanyakbanyaknya.
Penulis mengambil contoh jenis musik indie seperti punk dan heavy metal. Contoh promotor
kecil yang menyelenggarakan konser musik indie adalah Lian Mipro, promotor ini menggelar
konser band Metal Everytime I Die dan menyelenggarakan festival Jakcloth yang
menghadirkan 50 band indie lokal setiap tahun. Promotor lain yang menggelar festival band
indie adalah Revision yang menyelenggarakan festival Hammersonic. Pada tahun 2012,
festival Hammersonic dipenuhi oleh 25,000 penonton dan menjadi festival musik metal
terbesar se-Asia Tenggara (Kurniawan H., 2013).
Meskipun konsep pertunjukan musik bisa dibilang sama, namun musisi yang tampil berbeda.
Dengan kata lain, genre dan penikmat musik yang datang juga berbeda. Konser musik adalah
ajang dimana artis musik menampilkan hasil karya mereka didepan para fans mereka.
Pengalaman menyaksikan live music berbeda dengan mendengarkan hasil rekaman, dan
beberapa artis lebih baik jika bernyanyi di panggung (Schultz, 2009, hal. 725). Setiap artis
musik memiliki aksi panggung yang berbeda, misalnya saja Adam Lambert yang saat konser
didukung oleh dua penari latar yang eksotis, berbeda dengan Katy Perry yang selalu tampil
dengan busana warna-warni dan dekorasi panggung yang ramai dengan lolipop.
Kebanyakan konser luar negeri yang habis terjual dan membawa banyak keuntungan adalah
musisi musik pop yang memiliki fan base besar di Indonesia, seperti Katy Perry yang
2
Merupakan band punk rock asal Amerika yang mengeluarkan album berjudul The War of Errorism (Fisher &
Flota, 2011, hal. 146).
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
memiliki 20,000 fans di Indonesia (“Katy Perry”, 2009). Namun, pilihan artis-artis musik
musik luar negeri juga beragam. Dengan banyaknya genre musik, pertunjukan musik pun
menjadi bervariasi. Sehingga setiap konser pasti berbeda, relatif dengan genre dan musisinya.
Negus (2011) memaparkan bahwa perbedaan genre musik juga menimbulkan image yang
berbeda, perbedaan image tersebut terlihat dari gelagat, nilai dan kepercayaan tertentu (hal.
66). Misalnya, penonton konser musik rock memiliki rambut panjang, menggunakan jaket
kulit, gesper dan meniru artis idolanya sambil pura-pura bermain gitar; sementara musisi rap
dan fans-nya sama-sama memakai sepatu olahraga, topi baseball, dan gaya lain yang
diinspirasi dari gaya olahraga (Negus, 2011, hal. 66). Ini artinya, setiap musisi dengan genre
musik yang berbeda memiliki gaya berpakaian sendiri dan cenderung diikuti oleh fans
mereka.
Meskipun konser musik secara nilai ekonomi tetap dikuasai oleh promotor besar seperti yang
disebutkan di atas, promotor kecil pun masih bisa hidup dengan mengadakan festival-festival
musik. Pandangan Adorno dan Horkheimer (1972) bahwa jika ada individu yang berbeda dari
arus, maka individu-individu tersebut akan melemah dan tidak bisa melawan budaya yang
dominan tidak berlaku dalam konteks konser musik luar negeri di Indonesia. Penulis setuju
dengan paparan Hesmondhalgh (2007) bahwa para sosiolog industri budaya masih
memperjuangkan eksistensinya, sedangkan Adorno dan Horkheimer (1972) sudah
memberikan kesan bahwa budaya telah kalah oleh pemilik modal dan oleh sistem yang
abstrak yang disebut ‘instrumental reason’ (hal. 25). Walau promotor besar sukses
menyelenggarakan konser artis musik dengan popularitas global dan mendapatkan
keuntungan besar, tetapi para promotor kecil tetap hidup dan menyelenggarakan pertunjukan
musik indie.
Adorno dan Horkheimer (1972) tidak memberikan perhatian kepada individu yang memiliki
perbedaan selera dengan pasar. Namun, pertunjukan konser musik indie, meskipun tidak
sebesar konser musik pop luar negeri dan tidak menghasilkan keuntungan yang besar, tetap
berjalan. Selain itu, keberagaman genre dalam musik yang memberikan banyak pilihan
konser musik memberikan kesempatan bagi promotor kecil untuk mengundang berbagai artis
musik indie mancanegara.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
KESIMPULAN
Meski banyak pemain atau promotor besar yang menguasai industri musik pertunjukan, tidak
lantas membuat pemain-pemain kecil tidak berdaya. Mereka tetap bisa mengadakan
pertunjukan musik atau konser meski dalam skala kecil. Para promotor ‘kecil’ berani
mengundang artis-artis luar negeri untuk mengadakan konser di Indonesia. Konser musik
juga menjadi salah satu sumber pemasukan para musisi selain dari penjualan album. Selain
itu, konser musik juga memberikan sarana promosi karena radio akan memutar lagu-lagu
mereka. Tema pertunjukan musik juga bervariasi dikarenakan keberagaman genre musik
yang ada.
Muatan yang ada dalam musik pertunjukan luar negeri juga bervariasi dikarenakan
keberagaman genre musik yang ada. Sehingga orang-orang mempunyai banyak pilihan dalam
menikmati musik pertunjukan. Keberagaman genre musik juga mempengaruhi gaya hidup
para penikmatnya, seperti gaya berpakaian yang cenderung mengikuti artis musik idola
mereka.
Meski lebih banyak konser musik dengan genre pop, jazz, electronic dan sebagainya, terdapat
juga konser musik dengan genre yang tidak selalu komersial, seperti alternative rock, heavy
metal dan punk. Begitu pula dengan pertunjukan musik indie, walaupun tidak sebesar konser
musik pop luar negeri dan tidak menghasilkan keuntungan yang besar, tetapi terus berjalan.
Meskipun pertunjukan musik merupakan produk budaya, hal tersebut tidak mematikan
tumbuhnya pemain-pemain kecil dalam industri konser.
SARAN
Analisis selanjutnya terhadap topik pertunjukan musik luar negeri di Indonesia sebaiknya
membahas tentang festival musik menampilkan sejumlah artis musik luar negeri. Contoh
beberapa festival musik yang ada di Indonesia adalah Java Jazz, Java Rockingland, Djakarta
Warehouse Project dan Hammersonic. Hal ini karena festival tidak hanya menarik perhatian
penikmat musik dari dalam negeri, tetapi juga bisa menjadi salah satu daya tarik bagi para
turis. Penelitian selanjutnya bisa menilai apakah festival musik lebih menguntungkan
daripada single concerts, serta dampak sosial dari perhelatan festival tersebut.
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Daftar Pustaka
Adorno, T. W., & Horkheimer, M. (1993). Dialectic of Englightenment. New York: Continum.
Blake, D. K. (2012). Timbre as Differentiation in Indie Music. Society of Music Theory, 1-18.
Bourreau, M., Gensollen, M., & Moreau, F. (2008). The Digitization of the Recorded Music Industry: Impact on
Business Models and Scenarios of Evolution. Working Pappers in Economics and Social Sciences, 124.
Crisell, A. (2003). More Than a Music Box: Radio Cultures and Communities in a Multimedia World. Berghahn
Books.
Fisher, J. P., & Flota, B. (2011). The Politics of Post-9/11 Music: Sound, Trauma, and the Music Industry in the
Time of Terror. Burlington: Ashgate Publishing Company.
Hesmondhalgh, D. (2007). Indie: The Institutional Politics and Aesthetics of A Popular Music Genre. Cultural
Studies, 34-61.
Hesmondhalgh, D. (2007). The Cultural Industries. London: Sage.
Higgins, G. E., Wolfe, S. E., & Marcum, C. D. (2008). Music Piracy and Neutralization: A Preliminary.
International Journal of Cyber Criminology.
Negus, K. (2011). Culture and Conflict in the Popular Music Industry. London: University of London.
Schultz, M. F. (2009). Lver Performance, Copyright, and the Future of the Music Business. Richmond Law
Review, 686-764.
Sen, K., & Hill, D. (2007). Media, Culture and Politics in Indonesia. Singapore: Equinox Publishing (Asia).
Shuker, R. (1994). Understanding Popular Music. London: Routledge.
Tate, C. D., Taylor, S., & Rolnicki, T. (2001). Scholastic Journalism. Australia: Blackwell Publishing.
Website
About Ismaya Live. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari Ismaya:
http://www.ismaya.com/micro/read/ismayalive
Aditya, A. S. (2013, January 6). Lika-Liku Promotor Konser. Dipetik January 4, 2014, dari Kompasiana:
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/01/06/lika-liku-promotor-konser-516873.html
Ahira, A. (t.thn.). Java Musikindo - Promotor Musik Indonesia Berpengalaman. Dipetik January 4, 2014, dari
anneahira.com: http://www.anneahira.com/javamusikindo.htm
Album "Trespassing" Adam Lambert. (2012, May 24). Dipetik January 4, 2014, dari seruu.com:
http://entertainment.seruu.com/read/2012/05/24/99502/album-trespassing-adam-lambert-berhasilkalahkan-album-21-adele-di-billboard-hot-200
Amin, A. (2012, Mei 27). Sejarah Konser Musik Internasional di Indonesia. Dipetik January 4, 2014, dari
Merdeka.com: http://www.merdeka.com/peristiwa/sejarah-konser-musik-internasional-di-indonesiabisnis-konser-1.html
Anggie, H. (2013, July 25). Konser di Indonesia, Chris Brown Punya Beberapa Permintaan. Diambil kembali
dari liputan6.com: http://showbiz.liputan6.com/read/648507/konser-di-indonesia-chris-brown-punyabeberapa-permintaan
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Anjungroso, F. (2013, January 2013). Boyband K-Pop B1A4 Jadwalkan Manggung di Gandaria City. Diambil
kembali dari tribunseleb: http://www.tribunnews.com/seleb/2013/01/31/boyband-k-pop-b1a4jadwalkan-manggung-di-gandaria-city
Benke, B. (2012, Mei 29). Siapa Sebenarnya Big Daddy Itu? Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka:
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/entertainmen/2012/05/29/6158/Siapa-SebenarnyaBig-Daddy-Itu
Big Bang G-Dragon Praised by the New York Times, 'Leader of Style and Music'. (2013, September 17). Dipetik
January 8, 2014, dari KpopStarz: http://www.kpopstarz.com/articles/41807/20130917/big-bang-gdragon-praised-by-the-new-york-times.htm
Brandle, L. (2013, October 22). Hardwell Wins DJ Mag’s Top 100 DJs Poll. Dipetik January 4, 2014, dari
billboard: http://www.billboard.com/articles/columns/code/5763187/hardwell-wins-dj-mags-top-100djs-poll
Caulfeld, K. (2012, December 2012). Alicia Keys Earns Fifth No. 1 Album on Billboard 200 Chart. Retrieved
January 13, 2014, from billboard: http://www.billboard.com/articles/news/473855/alicia-keys-earnsfifth-no-1-album-on-billboard-200-chart
Cerita di Balik Mahalnya Tiket Konser. (2013, September 15). Dipetik January 4, 2014, dari kompasiana:
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/09/15/promotor-undercover-cerita-dibalik-mahalnya-tiketkonser-592856.html
David Guetta - Live in Jakarta: "King of the Beats". (2012, October 15). Dipetik January 4, 2014, dari jurnalica:
David Guetta - Live in Jakarta: “King of the Beats” - See more at: http://jurnallica.com/concertreport/item/660-david-guetta-live-in-jakarta-2012#.UtEOedIW0fV
David Guetta Awards. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari aceshowbiz:
http://www.aceshowbiz.com/celebrity/david_guetta/awards.html
David Guetta Charts History. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari billboard:
http://www.billboard.com/artist/300445/david-guetta/chart
Demi Lovato Jadi Juri di Usia Muda. (2013, July 28). Dipetik January 4, 2014, dari Republica:
http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/07/28/mqj8ua-demi-lovato-jadi-juri-di-usia-muda
Demi Lovato Jadi Juri di Usia Muda. (2014, July 28). Retrieved January 4, 2014, from Republica:
http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/07/28/mqj8ua-demi-lovato-jadi-juri-di-usia-muda
Fathiyah, A. (2012, May 15). Adrie Subono: Tiket Tak Gambarkan Honor Artis. Dipetik January 4, 2014, dari
tempo.com: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/16/219404262/Adrie-Subono-Tiket-TakGambarkan-Honor-Artis
Fathiyah, A. (2012, Mei 27). Biaya Perizinan Konser Hanya Ratusan Ribu. Dipetik January 4, 2014, dari
tempo: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/27/112406378/Biaya-Perizinan-Konser-HanyaRatusan-Ribu
Fathiyah, A. (2012, June 27). Maroon 5 Dua Hari Konser di Jakarta. Dipetik January 4, 2014, dari tempo:
http://www.tempo.co/read/news/2012/06/27/112413386/Maroon-5-Dua-Hari-Konser-di-Jakarta
GD Sweeps Taiwan - Hong Kong Sound Sorce & Record Charts. (2013, November 16). Dipetik January 8,
2014, dari BigBangNews: http://m.star.naver.com/bigbang/news/end?id=1726371
Geliat Musik Non Mainstream di Indonesia. (2011, August 2011). Dipetik January 4, 2014, dari vivanews:
http://ureport.news.viva.co.id/news/read/238704-geliat-musik-non-mainstream-di-indonesia
Hammersonic Festival Siap Kembali April Tahun ini. (2014, January 2). Dipetik January 12, 2014, dari
traxmagazine: http://www.traxmagz.com/article/1421-Hammersonic-Festival-Siap-Kembali-AprilTahun-Ini
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Haraito, G. (2010, September 22). Indonesia Jadi Negara Tujuan Konser Musik. Dipetik January 4, 2014, dari
Kontan.co.id: http://industri.kontan.co.id/news/indonesia-jadi-negara-tujuan-konser-musik-1
Hardian, E. (2013, November 28). Konser di Jakarta, Alicia Keys: Akan Benar-Benar Gila. Dipetik January 4,
2014, dari music.okezone: http://music.okezone.com/read/2013/11/28/386/904090/konser-di-jakartaalicia-keys-akan-benar-benar-gila
Hardian, E. (2013, December 14). Meski Hujan, Djakarta Warehouse Project 2013 Tetap Semarak. Dipetik
January 4, 2014, dari music.okezone.com:
http://music.okezone.com/read/2013/12/14/391/912353/meski-hujan-djakarta-warehouse-project-2013tetap-semarak
Hardian, E. (2013, December 14). Meski Hujan, Djakarta Warehouse Projecy 2013 Tetap Semarak. Retrieved
January 4, 2014, from music.okezone.com:
http://music.okezone.com/read/2013/12/14/391/912353/meski-hujan-djakarta-warehouse-project-2013tetap-semarak
Hardwell. (n.d.). Retrieved January 13, 2014, from beatport.DJs: http://dj.beatport.com/hardwell
Hidayat, S. N., & Mustami, A. A. (2013, April 3). Musisi Luar Negeri Membanjiri Jakarta. Dipetik January 5,
2014, dari Kontan.co.id: http://industri.kontan.co.id/news/musisi-luar-negeri-membanjiri-jakarta
Ismaya Live - About. (n.d.). Retrieved January 4, 2014, from Ismaya:
http://www.ismaya.com/micro/read/ismayalive
Kamil, A. (2011, November 15). Konser Katy Perry di Indonesia Dipastikan Jadi. Dipetik January 4, 2014, dari
kompas:
http://entertainment.kompas.com/read/2011/11/15/10091134/Konser.Katy.Perry.di.Indonesia.Dipastika
n.Jadi
Katikawati, E. (2010, June 12). Tiket Konser Maroon 5 Habis, Bagaimana yang Belum Kebagian. Retrieved
from detikhot: http://hot.detik.com/music/read/2010/12/06/131643/1509853/228/tiket-konser-maroon5-habis-bagaimana-yang-belum-kebagian
Katy Perry Indonesia. (2009, October 16). Dipetik January 12, 2014, dari KatyPerryIndo:
https://twitter.com/KatyPerryIndo
Katy Perry Sandang Gelar Woman of the Year. (2012, September 26). Dipetik January 4, 2014, dari
music.kapanlagi.com: http://musik.kapanlagi.com/berita/katy-perry-sandang-gelar-woman-of-the-yearb01e88.html
Khaddaf, A. (2013). Berapa Untung Konser Metallica? Dipetik January 4, 2014, dari metrotvnews life & style:
http://www.metrotvnews.com/lifestyle/read/2013/08/25/991/177116/Berapa-Untung-Konser-Metallica
kontan.co.id - worth and traffic estimate. (t.thn.). Diambil kembali dari StatShow:
http://www.statshow.com/www/kontan.co.id
Kurniawan, F. (2010, August 3). Slash: Konser Penantian Selama 25 Tahun. Dipetik January 4, 2014, dari
detikhot: http://hot.detik.com/music/read/2010/08/03/234224/1413086/228/slash-konser-penantianselama-25-tahun
Kurniawan, H. (2013, April 27). Pagelaran Hammersonic 2013 di Ancol Lebih Aman. Diambil kembali dari
sindonews: http://metro.sindonews.com/read/2013/04/27/31/742518/pagelaran-hammersonic-2013-diancol-lebih-aman
Kurniawan, W. (2014, October 31). Digandrungi, Avril Lavingne Konser Ketiga Kalinya di Jakarta. Dipetik
January 4, 2014, dari Showbiz.bisnis.com:
http://showbiz.bisnis.com/read/20131031/225/183934/digandrungi-avril-lavigne-konser-ketigakalinya-di-jakarta
Lifestyle Mall Ancol Beach City Alternatif Tempat Hang Out Di Jakarta. (2013, November 2013). Diambil
kembali dari ancol:
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
http://www.ancol.com/berita/detail/1462/lifestyle.mall.ancol.beach.city.alternatif.tempat.hang.out.di.ja
karta
Mahaka Sport & Entertainment. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari linkedin:
http://www.linkedin.com/company/mahaka-sports-entertainment
Maroon 5 Overexposed. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari creativedisc:
http://creativedisc.com/2012/08/album-of-the-month-maroon-5-overexposed/
Maroon 5 Siapkan Album Bertempo Cepat. (t.thn.). Dipetik January 4, 2014, dari Indosiar:
http://www.indosiar.com/sinopsis/maroon-5-siapkan-album-bertempo-cepat_42369.html
Maullana, I. (2011, April 6). Hipnotis Bruno Mars di Istora Senayan. Dipetik January 4, 2014, dari kompas:
http://entertainment.kompas.com/read/2011/04/06/10092267/Hipnotis.Bruno.Mars.di.Istora.Senayan
Maullana, I. (2013, March 11). Adam Lambert "Nakal" di Panggung. Retrieved January 4, 2014, from kompas:
http://entertainment.kompas.com/read/2013/03/11/13152385/Adam.Lambert.Nakal.di.Panggung
Nanda. (2013, March 24). Demi Lovato Panaskan Istora. Dipetik January 4, 2014, dari tempo:
http://www.tempo.co/read/news/2013/03/24/112469087/Demi-Lovato-Panaskan-Istora
Penggemar Katy Perry Sudah Memadati Lokasi Konser. (2012, Januari 2012). Retrieved from beritasatu.com:
http://www.beritasatu.com/hiburan/26914-penggemar-katy-perry-sudah-memadati-lokasi-konser.html
Permita, D. (2013, June 17). Konser G-Dragon di Jakarta Jadi Sorotan di Korea. Dipetik January 6, 2014, dari
Liputan6: http://showbiz.liputan6.com/read/615445/konser-g-dragon-di-jakarta-jadi-sorotan-di-korea
Pussycat Dolls Konser di Jakarta. (2009, April 30). Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka:
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/30/61578/Pussycat-Dolls-Konser-diJakarta
Ratna, H. (2013, October 31). Album Katy Perry "Prism" merajai Billboard 200. Dipetik January 4, 2014, dari
antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/402961/album-katy-perry-prism-merajaibillboard-200
Sadio, A. (2009, August 27). About Avril Lavingne. Dipetik January 4, 2014, dari The Black One:
http://aswadlavigne.blogspot.com/2009/08/about-avril-lavigne-dalam-penjualan.html
Sandy, A. W. (2012, June 12). Profil: The Pussycat Dolls. Dipetik January 4, 2014, dari Angga Wijaya Sandy:
http://anggasand.blogspot.com/2012/06/profil-pussycat-dolls.html
Sari, S. M. (2012, March 7). BANK DUNIA: Kelas menengah Indonesia 134 juta orang. Dipetik January 4,
2014, dari finansial.bisnis.com: http://finansial.bisnis.com/read/20120307/9/67515/bank-dunia-kelasmenengah-indonesia-134-juta-orang
Satwika. (2012, May 26). Ongkos Datangkan Gaga Sekitar Rp 20 Miliar. Retrieved January 4, 2014, from
tempo.com: http://www.tempo.co/read/news/2012/05/26/112406254/Ongkos-Datangkan-Gaga-SekitarRp-20-Miliar
Slash Siapkan Album Kedua. (2012, March 8). Dipetik January 4, 2014, dari suaramerdeka:
http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2012/03/08/179534/Slash-Siapkan-AlbumKedua
tempo.co - worth and traffic estimate. (t.thn.). Diambil kembali dari StatShow:
http://www.statshow.com/www/tempo.co
Tjokroadisoerjo. (2013, September 17). Hardwell Siap Menghentak Jakarta! Dipetik January 4, 2014, dari
talkmen: http://www.talkmen.com/articles/read/854/hardwell-siap-menghentak-jakarta/
Perkembangan industri ..., Riesa Eka Putri, FISIP UI, 2014
Download