Jenis kalimat

advertisement
si
1
Um
I A d a n II S
19
Se
20
s X II S M A,
/M
K urik ulu m
ela
um
bahasa
indonesia
K
3,
JENIS KALIMAT DAN PENULISAN KATA
Semester 2 (Kurikulum 2013, kelas XII SMA, Umum/MIA dan IIS).
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menulis
3.
Memahami ragam kalimat dan penulisan
kata sesuai dengan tata bahasa baku
bahasa Indonesia.
3.1
3.2
3.3
3.4
Memahami ragam kalimat berdasarkan
pengucapan.
Memahami ragam kalimat berdasarkan
isi dan intonasi.
Memahami ragam kalimat berdasarkan
pelakunya.
Memahami penulisan kata: kata dasar,
kata turunan, dan gabungan kata.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Pelajaran 03, siswa diharapkan mempunyai kemampuan:
1.
Menguasai ragam kalimat.
2.
Memahami ragam kalimat berdasarkan pengucapan.
3.
Memahami ragam kalimat berdasarkan isi dan intonasi.
4.
Memahami ragam kalimat berdasarkan pelakunya.
5.
Menguasai penulisan kata: kata dasar, kata turunan, dan gabungan kata.
1
A.
RAGAM KALIMAT BERDASARKAN PENGUCAPAN
a.
Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat ini
dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Tata cara penulisan kalimat langsung sebagai berikut:
1.
Petikan langsung diapit dengan dua tanda petik ganda ("...") bukan dengan dua tanda
petik tunggal ('...').
2.
Petikan langsung diakhiri dengan salah satu dari tanda baca ini: koma (,) , titik (.),
tanda seru (!), atau tanda tanya (?).
3.
Tanda petik penutup diletakkan setelah (bukan sebelum) tanda baca yang mengakhiri
bagian petikan langsung.
4.
Gunakan satu tanda spasi wajib, dibuatkan untuk memisahkan bagian kalimat lain
dari petikan langsung.
5.
Bagian kalimat lain wajib diakhiri dengan satu tanda koma (atau terkadang tanda
titik dua [:]) apabila bagian kalimat lain itu terletak sebelum petikan langsung.
6.
Apabila petikan langsung dipenggal dalam dua bagian maka: petikan langsung
bagian pertama diawali dengan huruf besar. Petikan langsung bagian kedua diawali
dengan huruf kecil (kecuali nama diri).
Contoh:
1.
“Suaramu merdu sekali”, kata Diana. (salah)
“Suaramu merdu sekali,” kata Diana. (benar)
2.
“Ah, yang benar? Apa salahku?”, tanya Andre. (salah)
“Ah, yang benar? Apa salahku?” tanya Andre. (benar)
3.
“Antara lain pena, penghapus, dan penggaris”. (salah)
“Antara lain pena, penghapus, dan penggaris.” (benar)
4.
Beno berkata, “Jangan Engkau ingkari janji!”. (salah)
Beno berkata, “Jangan Engkau ingkari janji!” (benar)
5.
Kata Ferry, “buku cara menulis itu jelek," padahal dibelinya, “harganya pun mahal."
(salah)
Kata Ferry, “Buku cara menulis itu jelek," padahal dibelinya, “harganya pun mahal."
(benar)
2
b.
Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali perkataan orang lain.
Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah diubah
menjadi kalimat berita.
Contoh:
1.
Diana mengatakan bahwa suaraku sangat merdu.
2.
Andre menyerukan kata ah yang benar sambil menanyakan apa kesalahannya.
3.
Beno mengatakan agar saya jangan ingkari janji.
4.
Ferry mengatakan buku yang dibelinya jelek dan harganya pun mahal.
B.
RAGAM KALIMAT BERDASARKAN ISI DAN INTONASINYA
a.
Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung informasi untuk disampaikan kepada
orang lain dan orang yang bersangkutan memakluminya. Kalimat deklaratif ditandai
dengan tanda baca titik (.) pada akhir kalimat.
Contoh:
b.
1.
Nanti sore saya pergi ke Singapura.
2.
Keberhasilan ditunjang oleh 90 persen motivasi dan hanya 10 persen IQ.
3.
Kecemburuan terhadap golongan nonpribumi, saya kira hanya karena perbedaan
status sosial.
Kalimat Tanya (Interogatif)
Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi permintaan agar orang kedua memberikan
informasi. Kalimat interogatif ditandai dengan tanda baca tanya (?) pada akhir kalimat.
Contoh:
1.
Ayah pergi ke mana nanti sore?
2.
Apakah yang menunjang keberhasilan dalam mencapai cita-cita?
3.
Bagaimana menurut Anda tentang kecemburuan terhadap golongan nonpribumi?
3
c.
Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung permintaan agar orang kedua
melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan kata kerja yang
dimaksud. Ditandai dengan tanda baca seru (!) pada akhir kalimat.
Contoh:
1.
Silakan Anda mendaftar terlebih dahulu!
2.
Pilihlah program sesuai tujuan perguruan tinggi negeri dan kemampuanmu!
3.
Belajarlah, berlatihlah, dan berdoalah agar impianmu tercapai!
C.
RAGAM KALIMAT BERDASARKAN PELAKUNYA
a.
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan atau perbuatan seperti
yang dimaksud oleh kata kerjanya.
Jenis kalimat aktif ada dua, yaitu:
1.
Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya diikuti nomina sebagai
objek (satu objek/ekatransitif dan dua objek/dwitransitif ).
Ciri-cirinya:
•
Predikatnya berjenis kata kerja yang menggunakan imbuhan me[N]-,me[N]kan, me[N]-i, memper-i, dan memper-kan.
•
Dapat dijadikan bentuk pasif.
Contoh:
•
Ayah membawa buku. (SPO1/ buku=objek penderita;ekatransitif )
•
Nenek membelikan adik baju baru. (SPO3O1/ adik=objek penyerta. Baju
baru=objek penderita; dwitransitif )
•
Kakak memperbaiki atap yang bocor. (SPO1/ atap yang bocor=objek penderita;
ekatransitif )
•
Ia mengerjakan soal latihan SBMPTN. (SPO1/ soal latihan SBMPTN=objek
penderita; ekatransitif )
4
•
2.
Jaka meminjami Joko uang sebesar Rp10 juta. (SPO3O1K/ Joko=objek penyerta,
Uang objek penderita; dwitransitif )
Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya tidak diikuti nomina
sebagai objek, melainkan nomina sebagai pelengkap.
Ciri-cirinya:
•
Predikatnya berjenis kata kerja yang menggunakan imbuhan ber-, me[N], dan
kata kerja aus seperti mandi, makan, minum, pulang, pergi, dsb.
•
Tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
b.
•
Budi bermain bola. (SPPel= bola=pelengkap)
•
Kakek menangis. (SP)
•
Nenek menjerit.(SP)
•
Mereka pulang. (SP)
•
Doni tidur sepulang sekolah. (SPK)
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan. Dengan kata lain, kalimat
pasif mengandung predikat verba yang menunjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan
sasaran perbuatan yang dimaksud oleh verba tersebut.
Ciri-cirinya:
1.
Predikatnya berimbuhan di-, di-kan, di-i, ter-, ke-an.
2.
Berasal dari kalimat aktif transitif.
Contoh:
1.
Buku dibawa (oleh) ayah. (SPO2/ ayah= objek pelaku)
2.
Adik dibelikan nenek baju baru. (SPO2O1/ nenek=objek pelaku; baju baru=objek
penderita)
3.
Atap yang bocor diperbaiki (oleh) kakak. (SPO2/ kakak=objek pelaku)
4.
Soal latihan SBMPTN dikerjakan olehnya. (SPO2/ ia=nya= objek pelaku)
5
c.
5.
Joko dipinjami Jaka uang sebesar Rp10 juta. (SPO2O1/ Jaka=objek pelaku; Uang
sebesar Rp10 juta=objek penderita)
6.
Dia terjatuh. (SP)
7.
Rumah itu kebanjiran. (SP)
8.
Saya terkejut oleh berita kematian artis itu. (SPK)
Tata Cara Mengubah Kalimat Aktif Menjadi Kalimat Pasif
1.
Transposisi; Subjek menjadi objek pelaku, objek penderita menjadi subjek, dan
predikat me- menjadi di-.
Contoh:
Ayah membaca Koran. (kalimat aktif=SP-O penderita)
Koran dibaca (oleh) ayah. (kalimat pasif= SP-O pelaku)
2.
Jika Subjek merupakan kata ganti orang, tidak boleh pakai kata oleh. Predikat mebisa dihilangkan.
Contoh:
3.
Saya membeli sepatu.
(kalimat aktif )
Sepatu dibeli saya.
(kalimat pasif1)
Sepatu saya beli.
(kalimat pasif2)
Keterangan aspek (ingin, mau, telah, sudah, akan, belum) mendahului yang tadinya
subjek (pada kalimat aktif ).
Contoh:
Saya akan mengikuti tes SIMAK UI. (SKet. Aspek-PO1/kalimat aktif )
Tes SIMAK UI akan saya ikuti. (S-Ket aspek-O2-P/kalimat pasif )
Catatan:
Untuk keterangan aspek ingin dan mau membuat bentuk pasifnya tidaklah mudah
kadang maknanya menjadi janggal.
Contoh:
•
Saya ingin menonton konser One Direction di GBK. (kalimat aktif )
Konser One Direction ingin saya tonton di GBK. (kalimat pasif ).... ???
6
Apakah konser One Direction memang ingin saya tonton? (belum tentu).
Kata ingin di sana memunculkan makna seolah-olah benda mati (konser One
Direction)-lah yang menginginkan supaya ditonton.
•
Andi mau menelpon Dini. (kalimat aktif )
Dini mau Andi telpon. (kalimat pasif ).... ???
Apakah benar Dini mau ditelpon oleh Andi? (belum tentu)
Kalimat aktif pada contoh tersebut sebaiknya dihindari. Sebaiknya kalimat aktif
tersebut diubah menjadi kalimat aktif intransitif yang tidak diubah menjadi bentuk
pasif sebagai berikut:
Saya ingin menonton konser One Direction di GBK.
Seharusnya
Saya berkeinginan menonton konser One Direction di GBK.
Andi mau menelpon Dini
Seharusnya
Andi berkemauan menelpon Dini.
D.
PENULISAN KATA
a.
Kata Dasar
1.
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Saya percaya bahwa engkau pasti bisa.
Kantor Pos penuh sesak.
Kamus itu sangat tebal.
2.
Dua kata dasar ditulis terpisah.
Misalnya:
tanda tangan, tanggung jawab, kerja sama, garis bawah.
b.
Kata Turunan
1.
Afiks/imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
7
Misalnya:
bergetar, belajar, kerudung, dikelola, menengok, menulis, kesatu, makanan, tunjuki,
jembatani, taklukkan, dst.
2.
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan dan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata dengan kata langsung yang mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan, menganak sungai.
3.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat konfiks maka ditulis
serangkai.
Misalnya:
Menggarisbawahi, penghancurleburan,
pertanggungjawaban.
4.
menyebarluaskan,
dilipatgandakan,
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
antarkota, adipati, aerodinamika, anumerta, audiogram, awahama, biokimia,
caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna,
ekstrakurikuler, elektronik, infrastruktur, introspeksi, kolonialisme, kosponsor,
mahasiswa, multilateral, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi,
pascasarjana, pascatsunami, Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga,
prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofessional, subseksi,
swadaya, telefon, transmigrasi, tritunggal, dan ultramodern.
Catatan:
1.
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di
antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung.
Misalnya:
non-Indonesia, pan-Afrikanisme.
2.
Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan
kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
8
c.
Gabungan Kata
1.
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus unsurunsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
kambing hitam, duta besar, mata pelajaran, kereta api cepat luar biasa, model linear,
meja tulis, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.
2.
Istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian, digabung dengan
menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
Alat pandang-dengar, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, anakistri saya, watt-jam, orang tua-muda.
3.
Gabungan kata berikut sudah lazim ditulis serangkai:
Misalnya:
acapkali, adakalanya, daripada, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bismillah,
bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bilamana, bumiputra, darmabakti,
darmasiswa, darmawisata, dukacita, halalbihalal, kasatmata, kacamata, kilometer,
manasuka, hulubalang, mangkubumi, manakala, mangkubumi, matahari, olahraga,
padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, saptamarga, saputangan,
saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela,
sukaria, syahbandar, titimangsa, dan wasalam.
d.
Kata Serapan
Kata serapan merupakan kata-kata atau istilah yang diambil dari bahasa asing. Syarat
sebuah kata atau istilah asing bisa diserap, yaitu cocok konotasinya, lebih singkat
dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya, dan dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.
Penulisan kata serapan dilakukan dengan cara adopsi, adaptasi, translasi, dan kreasi.
1.
Adopsi
Adopsi yaitu penyerapan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing itu
secara keseluruhan.
Contoh : film, modern, global, supermarket, plaza, mall, dll.
2.
Adaptasi
Adaptasi yaitu penyerapan dengan mengambil makna kata asing itu, sedangkan
ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
9
Contoh:
Pluralization – pluralisasi, acceptability – akseptabilitas, active– aktif, activity– aktivitas,
dsb.
3.
Translasi
Translasi (penterjemahan) yaitu penyerapan dengan mengambil konsep yang
terkandung dalam bahasa asing itu kemudian kata tersebut dicari padanannya
dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Overlap - tumpang tindih, try out- uji coba, take off – lepas landas, landing – mendarat,
up to date – mutakhir, nonfat – tanpa lemak, dsb.
4.
Kreasi
Kreasi yaitu penyerapan dengan mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara translasi, tetapi memiliki perbedaan. Cara
kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti translasi. Boleh saja kata yang
ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam satu kata, sedangkan bahasa Indonesianya
bisa dua atau tiga kata.
Contoh: effective – berhasil guna, spare part – suku cadang.
LATIHAN SOAL
1.
Bentuk kalimat sapaan yang sopan adalah … (UMPTN 2001)
A. “Maaf, Anda ingin bertemu dengan siapa?”
B. “Pak, mau ada apa Bapak ke sini?”
C. “Hei! kamu mau cari-cari siapa?”
D. “Kenapa Saudara tidak mau bertanya padaku?”
E. “Biar tidak keberatan, berikan yang kau bawa itu kepadaku?”
2.
Cermatilah kalimat berikut!
Berita hilangnya Ponirah dari rumah majikannya telah …. Muhaimin yang menjadi
majikannya merasa …. atas menghilangnya gadis desa itu. Pemilik toko yang
mempekerjakan Ponirah itu merasa takut pada …. warga kepadanya.
Penulisan kata gabung yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah …. (UN
2013)
A. tersebarluas, bertanggungjawab, ketidakpercayaan.
B. tersebar luas, bertanggung jawab, ketidakpercayaan.
10
C. tersebarluas, bertanggung jawab, ketidakpercayaan.
D. tersebar luas, bertanggungjawab, ketidak percayaan.
E. tersebar luas, bertanggung jawab, ketidak percayaan.
3.
Cermatilah kalimat berikut!
Setiap atlit profesionil, pada saat bertanding pasti menggunakan metoda bermain secara
konsekwen, berbeda dengan yang amateran.
Perbaikan kata bercetak miring dalam kalimat tersebut adalah ….
A. atlet, profesional, methoda, konsekwen, amatiran.
B. atlet, profesionil, metode, konsekuen, amatiran.
C. atlet, profesional, metode, konsekuen, amatiran.
D. atlit, profesi, methodic, konsekwen, amatir.
E. atlit, profesional, metodologi, konsekwen, amatir.
4.
Penulisan unsur serapan yang tepat terdapat pada kalimat ... (Ebtanas 2000)
A. Barang-barang elektronika ini mempunyai standardisasi mutu internasional.
B. Para atlit Indonesia dapat mengumpulkan 6 medali emas di ASEAN GAMES XIII.
C. Kwalitas manusia Indonesia tidak ketinggalan dengan negara lainnya.
D. Hasil hutan Indonesia merupakan komoditi unggulan penyumbang devisa negara.
E. Dampak krisis ekonomi sedang dianalisa oleh pakar ekonomi, sosial, dan kesehatan.
5.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
1) Ayahku seorang dokter kulit terkenal.
2) Perumahan itu akan direlokasi secepatnya.
3) Pertandingan sepak bola U19 digelar tadi malam.
4) Peternakan itu peninggalan ayahnya.
5) Aku harus belajar dengan tekun.
Kalimat nominal terdapat pada kalimat nomor …. (UN 2014)
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
E. (4) dan (1)
11
Download