RANCANG BANGUN INVERTER SATU FASA DENGAN PWM BERBASIS MIKROKONTROLER PADA SIMULATOR PANEL SISTEM SOLAR SEL DESIGN SINGLE PHASE INVERTER WITH PWM MIKROKONTROLLER BASE ON SOLAR CELL SIMULATOR PANEL SYSTEM Lingga Arisagita (091321085) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak pos 6468 BDCD, Bandung (022) 2012045 e-mail: [email protected] ABSTRAK Pada Proyek Akhir ini akan dirancang dan dibangun sebuah inverter DC-AC pada simulator panel sistem solar sel. Fungsi rangkaian inverter dalam sistem ini adalah untuk mengubah tegangan keluaran dari solar sel berupa tegangan DC menjadi tegangan AC . Pada inverter ini terdapat mosfet yang berfungsi sebagai switch. Pengendali dalam inverter ini dengan menggunakan modulasi lebar pulsa yang dikendalikan oleh mikrokontroler ATmega 16. Kata kunci : Inverter DC-AC, MOSFET, Mikrokonroller ATMEGA 16 pembangkit listrik alternatif guna memenuhi PENDAHULUAN Listrik merupakan kebutuhan dalam kebutuhan kelistrikan pada daerah tersebut. kehidupan sehari-hari. Penggunaan energi listrik Selain itu banyak daerah-daerah dan industri- mencangkup membuat industri yang sengaja menggunakan solar sel kebutuhan listrik tidak diimbangi oleh sumber sebagai cadangan energi listrik jika penyalur penghasil energi listrik yang memadai, Oleh energi listrik utama mengalami gangguan. Oleh karena karena itu solar sel akan menjadi salah satu itu banyak aktivitas diperlukan pembangkit listrik alternatif salah satunya solar sel. Solar sel alternatif yang sangat baik. menjadi pembangkit listrik alternatif yang sangat sesuai dengan kondisi Negara kita yang beriklim tropis. Solar sel dapat menyerap cahaya matahari dan dikonversi langsung menjadi energi listrik searah ( DC ). Penyalur terkadang masih daerah-daerah memungkinkan energi tidak terpencil bila listrik dapat sel hasilkan panel surya merupakan DC murni. Tentu saja tegangan DC saja belum cukup, karena beban listrik yang di gunakan membutuhkan sumber tegangan AC. Untuk ada mengatasi hal tersebut maka di buatlah Inverter menjangkau yang berfungsi mengubah tegangan DC menjadi yang sehingga solar Namun tegangan dan arus yang di sangat dijadikan tegangan AC. Inverter adalah suatu konverter yang tegangan AC. Untuk mengatasi hal tersebut merubah sistem tegangan DC yang tetap maka di buatlah inverter yang berfungsi menjadi tegangan AC dengan nilai tegangan dan mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. frekuensi yang dapat di atur sesuai dengan kebutuhan. Inverter menggunakan yang akan dibuat Inverter topologi gelombang penuh Inverter adalah suatu konverter yang switching MOSFET, dimana mengubah sistem tegangan DC yang tetap ke sebagai pengaturan SPWM (sinusoidal pulse sistem tegangan AC dengan nilai tegangan dengan width alat modulation) nya diatur dengan menggunakan mikrokontroler. dan frekuensi sesuai kebutuhan. Tegangan masukan inverter bisa dari baterai ataupun sumber DC lainnya. Beberapa pemakaian LANDASAN TEORI Pembangkit Listrik tenaga Surya inverter antara lain : 1) Catu daya darurat 2) Catu daya tak terputus untuk komputer 3) Pengendali kecepatan motor AC 4) Pemanas induksi 5) Dll Cara Kerja Rangkaian Inverter Gambar 1 Skema pembangkit listrik tenaga surya Pada pembangkit listrik tenaga surya, elemen yang menghasilkan tenaga listrik adalah panel surya. Prinsip dari Panel surya ialah Gambar 2 Rangkaian Full Bridge Inverter mengubah intensitas cahaya matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan untuk mencatu peralatan elektronik.Panel surya/modul surya merupakan suatu paket yang terdiri dari sel-sel yang disusun secara horizontal dan dilapisi oleh kaca. Tegangan dan arus yang di hasilkan panel surya merupakan DC murni. Rangkaian daya Inverter satu fasa jembatan penuh terdiri dari 4 buah saklar semikonduktor dalam hal ini adalah mosfet.Saklar S1 dan S4 ON-OFF secara bersama-sama demikian juga saklar S2 dan S3. Namun tegangan DC saja belum cukup, karena Pada saat saklar S1 dan S4 ON, maka beban listrik yang di gunakan membutuhkan saklar S2 dan S3 OFF. Oleh karena itu pada saat saklar S1 dan S4 ON maka tegangan input Untuk menghasilkan sinyal PWM tersebut dapat melewati beban seperti terlihat +VDC akan menggunakan 2 buah sinyal sinus dan 1 sinyal segitiga atau dengan menggunakan 1 buah pada gambar 3. sinyal sinus dan 2 buah sinyal segitiga. Pada proses menggunakan 2 buah sinyal sinus dan sebuah sinyal pembangkitan segitiga, SPWM dilakukan dengan pembandingan amplitudo antara sinyal segitiga dengan sinyal sinus. Sinyal penggerak akan dibangkitkan apabila amplitude sinyal sinus lebih besar daripada amplitudo sinyal segitiga. Masing- Gambar 3 Setengah siklus 1 inverter satu fasa jembatan gelombang penuh Sedangkan pada saat saklar S2 dan S3 ON maka tegangan input -VDC akan melewati masing sinyal penggerak digunakan untuk penyaklaran sehingga diperoleh sinyal PWM.Proses pembangkitan SPWM tersebut dapat dilihat pada gambar . beban , seperti pada gambar di bawah ini : Pasangan 1 Pasangan 2 Tegangan Keluaran Gambar 4 Setengah Siklus 2 Inverter satu fasa jembatan penuh penuh Tabel 1 Kombinasi Penyaklaran Komponen Penyaklaran Daya danTegangan keluaran Inverter Pengendalian Tegangan Inverter Prinsip kerja pembangkitan sinyal PWM sinusoida satu fasa adalah mengatur lebar pulsa mengikuti sinusoida.Frekuensi pola sinyal gelombang referensi menentukan frekuensi keluaran inverter. S1 S4 S2 S3 VAB ON OFF ON OFF + VDC OFF ON OFF ON - VDC OFF ON ON OFF 0 ON OFF OFF ON 0 e Ac Ar Gelombang acuan, vr secara look up table. Cara inilah yang Gelombang pembawa, vc -vr 2 vAN (a) -vr > vc TB+ : on vr > v c TA+ : on t 2 t sistem computer kecil yang biasa digunakan untuk sistem pengendali atau pengontrol yang deprogram sesuai kebutuhan. Pada perancangan alat ini, mikrokontroller difungsikan sebagai Vd 0 2 t (c) 0 - Vd rangkaian driver. Dasar pembuatan sistem atau m m ini adalha menggunakan bantuan mikrokontroller.Hal tersebut dikarenakan lebih Vo fundamental (vo1) m Vd counter atau pencacah sekaligus pengendali alat Vo = VAN - VBN merupakan (b) vBN Mikrokontroler ATMEGA16 Mikrokontroler Vd 0 dipakai dalam perancangan tugas akhir ini. 2 t (d) praktis dan lebih mudah dalam pembuatan rangkaiannya. Gambar 5 (a) Proses pembandingan antara sinyal pembawa dengan sinyal referensi, (b) Sinyal penggerak VAN, (c) Sinyal penggerak VBN, (d) Sinyal SPWM Proses pembangkitan SPWM secara digital dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Dengan membangkitkan gelombang segitiga dan gelombang sinus secara diskret dengan metode look up table. Kemudian dilakukan pembandingan untuk masing-masing nilai amplitudo gelombang sinus dan segitiga seperti pada gambar 1. Cara ini sama halnya dengan membangkitkan gelombang sinus analog dan gelombang segitiga analog secara digital. pulsa masing-masing ini adalah jenis ATmega 16 merupakan produksi dari ATMEL, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. ATMega 16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat desainer pembangkitan sinyal versus kecepatan proses. sinyal penggerak, untuk dijadikan data dalam proses Mikrokontroler yang digunakan pada alat sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya 2. Dengan mencari terlebih dahulu waktu untuk setiap Gambar 6 Mikrokontroller ATmega16 penggerak Berikut kemampuan mikrokontroler ATMega 16 antara lain: 1. Advance RISC Architecture dari Internal Calibrated RC Oscillator 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution External 32 x 8 General Purpose Fully Static Up to 16 MIPS Throughput at 16 Reduction, On-chip 2-cycle Multiplier Program and Bytes 5. Data and Extended I/O and Package 32 Programmable I/O Lines of In-System 40-pin PDIP, 44-lead TQFP, 44- Self- Programmable Flash lead PLCC, and 44-pad MLF Optional Boot Code Section with 6. Operating Voltages 2.7 - 5.5V for Atmega16L Independent Lock Bits Power- Standby Memories 8K Power-save, down, Standby MHz Nonvolatile Interrupt Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Operation 2. Internal Sources and 512 Bytes EEPROM 4.5 - 5.5V for Atmega16 512 Bytes Internal SRAM Programming Lock for Software Driver MOSFET Security Rangkaian 3. Peripheral Features Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare rangkaian adalah menghubungkan antara rangkaian control dapat berfungsi dengan baik terhadap mosfet. Fungsi utama dari driver mosfet adalah untuk dapat mengoprasikan mosfet dari keadaan OFF ke On dan sebaliknya. Dalam membuat rangkaian pengendali One 16-bit Timer/Counter with gate MOSFET, diperlukanlah sebuah Separate Prescaler, Compare Mode, optocoupler . Optocoupler adalah suatu IC yang and Capture Mode meskipun secara fisik menjadi satu, tetapi Real Time Counter with Separate Oscillator sebenarnya di dalamnya terdiri dari dua bagian yang terpisah antara antara bagian cahaya Four PWM Channels dengan bagian deteksi sumber cahaya. Pada 8-channel, 10-bit ADC optocoupler terdapat isolasi elektris, yaitu Byte-oriented Two-wire Serial Interface kondisi yang terisolasi antara masukan dan keluarannya (electrical isolation). Programmabel Serial USART Penggunaannya Special Microcontroller Features memisahkan dua bagian. Optocoupler yang Power-on Reset and Programmable digunakan adalah IC TLP 250, karena di Brown-out Detection Mosfet rangkaian control dengan mosfet sehingga Modes 4. yang Driver memungkinkan untuk dalamnya sudah dilengkapi rangkaian penguatan. MOSFET merupakan komponen yang terdiri dari tiga terminal yang disebut gerbang, drain dan sumber. Antara drain dan sumber ada VCC N.C Anoda Output Katoda Output bahan substrat. Bahan substrat ini yang akan mengalirkan arus dari drain ke sumber. Konduktifitas bahan substrat ditentukan oleh tegangan yang diberikan antara gate dan N.C GND sumber. Gambar 7 Pin Optocoupler TLP 250 Gerbang Drain Sumber + 15 n n N.C R Dari PWM Ke Gate MOSFET bahan substrat 0.1 uF Ke Source MOSFET N.C MOSFET Gambar 10Konstruksi Kontruksi MOSFET MOSFET dikendalikan oleh tegangan Gambar 8 Rangkaian Optocoupler TLP 250 dan memiliki impedansi masukan yang sangat tinggi. Gerbang akan mengalirkan arus bocor MOSFET yang sangat kecil pada orde nanoampere. MOSFET merupakan salah satu jenis FET (field Walaupun MOSFET memiliki impedansi yang effect transistor) atau transistor efek medan, sangat tinggi. Tetapi masih bisa mengalirkan yang hampir sama dengan JFET (junction field arus dengan memberikan tegangan gerbang ke effect) dan IGBT (insulated gate bipolar sumber. Hal ini akan mempengaruhi sifat transistor) konduktivitas yaitu semikonduktor n tersusun dan dari bahan semikonduktor p. MOSFET. substrat MOSFET yang ada memiliki didalam masalah MOSFET memiliki 3 atau 4 buah kaki pengosongan elektro statis karena substrat yang konduktor. didalamnya bersifat penyimpan muatan. Mosfet mempunyai kaki-kaki : Pada dasarnya fungsi MOSFET dapat 1. Sumber (Source) = S dibagi dua, yaitu sebagai saklar dan sebagai 2. Cerat (Drain) = D penguat arus. Sebagai saklar, MOSFET dapat 3. Gerbang (Gate) = G mengalirkan arus jika diberikan tegangan gerbang-sumber (VGS) yang lebih besar dari tegangan konduksi (VT). Saat VGS < VT maka MOSFET OFF, saat VGS > VT maka MOSFET ON. Kecepatan switching sangat tinggi dalam Gambar 9 Lambang MOSFET orde nanodetik. CARA PENGUJIAN ANALISA DAN HASIL gelombang yang on – off secara bergantian dalam satu perioda yaitu 20 ms an dari gambar dapat Pengujian Rangkaian Kontrol diambil kesimpulan bahwa teknik pengendalian SPWM sudah berhasil. (mikrokontroler) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tegangan yang keluar dan Pengujian rangkaian catu daya driver bentuk gelombang pada rangkaian catu daya ini yang akan digunakan untuk memberikan sumber tegangan ke rangkaian driver atau optocoupler. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat keluaran catu daya yang dirancang untuk mensuplay rangkaian driver 15 volt karena tegangan kerja dari optocoupler ini adalah 10 – 35 Volt, sedangkan kapasitas Gate dari Mosfet yaitu 4 – 20 maka tegangan 15 Volt ini akan dapat mengoperasikan optocoupler dan juga memberikan Trigger pada Mosfet pada rangkaian daya Inverter ini. Gambar 11 . Rangkaian Pengujian rangkaian kontrol Gambar 13 Rangkaian Pengujian Catu daya driver MOSFET Gambar 12 Keluaran SPWM pada mikrokontroler Tabel 2 data osciloscope pengujian keluaran (b) (a) mikrokontroler Analisa: SPWM Volt/div bentuk yang diinginkan dari Chanel 1 5V 1V 2 ms Chanel 2 5V 1V 2 ms modulasi gelombang sinusoida 50 Hz dengan gelombang segitiga 600 Hz. Bisa dilihat dengan bentuk Time/div V(p) Nilai keluaran dan bentuk gelombang yang di program sudah sesuai dengan nilai dan Amplitude Gambar 14 Keluaran Catu daya driver MOSFET Volt/div Amplitude V(p) Time/div 5V 2,8 V 2 ms (a) pengukuran dengan volt meter (b) pengukuran dengan oscilloscope Tabel 3 Tegangan Keluaran Catu Daya driver Catu Daya 1 Volt/div Amplitude Volt (DC) V(p) 5V 3V 15 V 2 5V 3V 15 V 3 5V 3V 15 V 5V 3V 15 V 4 Analisa: Nilai keluaran dan bentuk gelombang yang keluar dari rangkaian driver ini sudah sama seperti keluaran mikrokontroler namun pada saat trigger on ada spike yang keluar dari rangkaian ini. Dan tinggi amplitudo dari rangkaian driver ini lebih besar dari mikrokontroler karena Vcc rangkaian driver ini 15 volt DC sehingga keluaranya ± 14 volt dari keluaran mikrokontroler sebesar 5 volt. Analisa : Nilai tegangan keluaran dari rangkaian power supply 15 Volt DC ini sudah sesuai dengan Pengujian Arus Beban spesifikasi yang dikehendaki. Untuk gelombang keluarannya sudah bagus, terlihat pada gambar Pengujian ini, rangkaian inverter diuji arus outputnya sudah rata atau DC murni. bebannya (IRL).untuk mengujinya, digunakanlah rheostat dengan kapasitas 48Ω/5 A. Pengujian Rangkaian Driver Tujuannya untuk mengetahui besarnya tegangan Tabel 5 Pengujian Arus Beban yang keluar dan bentuk gelombang pada rangkaian driver ini yang diharapkan keluaranya adalah sama dengan keluaran rangkaian kontrol atau mikrokontroler. Gambar 15 Keluaran driver MOSFET Tabel 4 Data Osciloscope Tegangan Keluaran Driver Vin (DC) 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Vout (AC) 6,98 6,6 6,4 6,2 5,4 4,92 3,63 3,42 2,8 Iin 1.2 1.8 3.4 2.8 3.5 4.0 4.2 4.8 5.5 Iout 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 yang terkalibrasi dan memiliki tingkat KESIMPULAN Dari berbagai pembahasan mulai dari akurasi yang tinggi. landasan teori serta dilakukannya proses perancangan, realisasi, pengukuran, dan analisa DAFTAR PUSTAKA maka diambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Arsip dan Catatan Kuliah Penulis dari tahun 2009 s.d 2012 di Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung. 2. Budiharto, Widodo, Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR ATmega16, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008. 3. Heryanto, M. Ary, ST., Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA8535, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 200. 4. Rashid, Muhammad H., Elektronika Daya (Power Electronic: Circuit, Devices, and Application, 2nd edition), PT. Prenhalindo, Jakarta, 1999. 5. Sholihul Hadi, Mokh. MENGENAL berikut : 1. Nilai keluaran dan bentuk gelombang yang di program sudah sesuai dengan nilai dan bentuk yang diinginkan dari modulasi gelombang sinusoida 50 Hz dengan gelombang segitiga 600 Hz. 2. Hasil pengujian inverter didapatkan inverter dapat di bebani sampai 5 A. SARAN Apabila diamati dari saat perancangan, pembuatan serta realisasi ternyata terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam rangka menunjang kesempurnaan inverter yang dibuat, diantaranya 1. Dalam hal penggunaan komponen hendaknya diperhatikan dari segi tingkat akurasi dan kualitasnya. 2. Untuk menghasilkan daya maksimal dengan efisiensi yang tinggi, disarankan untuk menggunakan transformator step up untuk menaikan tegangan inverter. 3. Penggunaan alat ukur dan alat bantu lainnya hendaknya digunakan alat ukur MIKROKONTROLER AVR ATMega16. [email protected] 6. Surya, Hasan, Buku I Bahan Ajar Elektronika Daya, Jurusan Teknik Elektro, Bandung, 2010